BAB V PENUTUP Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran penelitian. Kesimpulan diharapkan dapat memberi gambaran menyeluruh mengenai temuan dan analisis atas masalah utama penelitian, yakni strategi komunikasi politik menggunakan media baru oleh JASMEV pada kampanye politik Pilkada DKI Jakarta 2012. Selain itu, kesimpulan juga bertujuan untuk menjabarkan sisi kekuatan dan kelemahan dalam proses penelitian, yang diharapkan dapat menjadi catatan dan koreksi bersama bagi penelitian terkait media baru dan kampanye politik yang akan datang. Sementara itu, saran penelitian diharapkan dapat memberi rekomendasi terkait tema-tema yang dianggap mampu mengekplorasi lebih dalam mengenai relasi media baru dan kampanye politik. Semoga penelitian ini mampu memberi manfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi, pembelajar, pengajar, serta pihakpihak lain yang berkepentingan untuk menggunakan hasil penelitian ini. A. Kesimpulan JASMEV sebagai sebuah jaringan relawan di dunia maya yang memanfaatkan media baru sebagai sarana dalam melakukan kampanye politik telah memberikan pemahaman baru yang bermakna bagi Ilmu Komunikasi pada umumnya, dan studi media baru pada khususnya. Selain itu, dalam konteks komunikasi politik, JASMEV merupakan fenomena yang relatif baru di Indonesia, di mana warga sipil berinisiatif untuk ikut terlibat dan berpartisipasi secara aktif dan antusias dalam mendukung suatu pasangan dalam pilkada. Penelitian ini menemukan bahwa media baru memiliki peran besar dalam menjalankan strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh JASMEV. Perangkat media baru yang digunakan oleh JASMEV antara lain meliputi telepon genggam, surat elektronik (e-mail), situs (website), Twitter, Facebook, dan YouTube. Berbagai ragam media baru ini digunakan secara simultan oleh relawan 160 JASMEV untuk menyediakan, bertukar, dan memperlancar proses komunikasi. Segala fitur komunikasi via media baru terkonvergensi satu sama lain melalui jaringan internet. Pada praktiknya, memang tidak semua relawan menggunakan seluruh ragam media baru tersebut. Pemilihan penggunaan media baru dalam penyampaian pesan oleh relawan dipengaruhi oleh pertimbangan beberapa faktor, seperti jangkauan media baru, tipe dan ukuran besarnya khalayak, biaya, waktu, serta tujuan penyampaian pesan. Bagi relawan dengan mobilitas tinggi, perangkat telepon genggam dengan fasilitas aplikasi Twitter dan Facebook dirasa sesuai untuk digunakan untuk meng-update informasi secara cepat dan praktis. Sementara bagi mereka yang ingin melihat konten yang lebih berat seperti video Jokowi-Ahok yang ada di kanal YouTube atau Facebook, dapat menggunakan laptop/PC untuk kemudahan. Pada intinya, pemilihan ragam media baru dilakukan relawan berdasarkan efektivitas, efisiensi, dan tujuan penggunaan. Peneliti berusaha membedah pola komunikasi yang terjadi antara jaringan relawan JASMEV menggunakan Convergence Theory oleh Rogers dan Kincaid. Dalam JASMEV, pola komunikasi terjadi secara dua arah oleh relawan melalui media baru, kemudian komunikasi itu berkesinambungan dan saling terkoneksi antara berbagai ragam media baru yang digunakan, sehngga pertukaran informasi terjadi dalam upaya menciptakan kesepahaman gerakan. Konvergensi media JASMEV telah menjadi penghubung bagi setiap partisipan yang saling terkoneksi melalui pertukaran informasi, dan menciptakan sebuah pertukaran informasi yang saling menguntungkan antarpartisipan komunikasi, baik itu relawan, koordinator, tim kampanye Jokowi-Ahok, masyarakat umum, maupun pihak yang bekerjasama dengan JASMEV dalam upaya menciptakan mutual understanding, yakni pemahaman akan informasi yang positif dan akurat mengenai pasangan JokowiAhok, khususnya di dunia maya. Penggunaan media baru memberikan banyak manfaat dalam menjalankan roda pergerakan JASMEV karena memiliki interaktivitas tinggi, praktis, biaya lebih murah, distribusi informasi lebih cepat, kemudahan verifikasi informasi, dan 161 akses jangkauan lebih luas. Media baru juga mampu memediasi umpan balik dalam saluran yang sama sehingga arah pembicaraan menjadi lebih fokus dan terjadi interaktivitas jarak jauh melalui media baru. Meskipun demikian, ada beberapa hambatan yang dirasakan dalam penggunaan media baru, seperti keterbatasan karakter di Twitter yang hanya membatasi tweet sebanyak 140 karakter dan gangguan sinyal yang terkadang kurang stabil dan merata di lokasilokasi tertentu. Dalam melakukan kampanye politik, JASMEV memanfaatkan berbagai fasilitas yang dimiliki oleh media baru dalam menerapkan strategi komunikasi politiknya. Strategi itu antara lain dengan menyebarkan berita positif dan menangkis isu negatif tentang Jokowi-Ahok di dunia maya, mem-posting dukungan terhadap Jokowi-Ahok 10x/hari, mengedepankan gaya kampanye yang elegan, menggunakan fasilitas Twibbon dan pemberian e-certificate untuk menarik relawan baru, pengunaan hashtag dan mention di Twitter untuk meningkatkan grafik kepopuleran Jokowi-Ahok di media sosial, serta pengadaan lomba “Surat untuk Jokowi” dan penyebaran karikatur di Facebook. Berdasarkan strategi komunikasi politik menggunakan media baru oleh JASMEV yang telah dijabarkan di atas, dapat diamati bagaimana JASMEV memanfaatkan karakteristik dan fasilitas yang dimiliki media baru, serta memanfaatkan multiple media (platform) yang saling melengkapi dengan satu tujuan, yaitu untuk membangun popularitas serta membantu memperkuat dan memperluas basis dukungan terhadap pasangan Jokowi-Ahok. Terakhir, peneliti juga menambahkan analisis terhadap harapan dan motivasi relawan yang terlibat dalam jaringan pergerakan politik JASMEV dengan menggunakan teori Teori Harapan dan Motivasi oleh Vroom. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapati bahwa ternyata setiap relawan mengusung aspirasi pribadi melalui keikutsertaannya dalam JASMEV, tidak hanya untuk mendukung pemenangan Jokowi-Ahok semata. Motivasi keikutsertaan Jonny, Ferry, dan Anggitha sebagai relawan JASMEV dapat dijelaskan dengan mengkombinasikan tiga asumsi pokok dari 162 teori tersebut. Relawan termotivasi karena mereka percaya bahwa (1) keikutsertaan mereka sebagai relawan akan berkontribusi bagi kemenangan Jokowi-Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2012, (2) kemenangan tersebut memiliki nilai positif bagi mereka, dan (3) kemenangan Jokowi-Ahok dapat tercapai dengan usaha yang mereka curahkan sebagai relawan. Untuk mendudukkan penelitian ini dalam kondisi kekinian, peneliti memasukkan pendapat ketiga relawan terhadap kepemimpinan Jokowi-Ahok hingga saat ini, dalam konteks tercapai/tidaknya harapan dan motivasi para relawan. Jonny merasa sudah ada perbaikan birokrasi di DKI Jakarta saat ini dengan adanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang memberikan kemudahan dan kepastian bagi masyarakat dalam memperoleh pelayanan perizinan dan non-perizinan. Ferry merasa tindakan Jokowi-Ahok sampai saat ini menunjukkan keberpihakan mereka terhadap masyarakat, contohnya adalah kesepakatan mereka untuk tidak memakai voorijder ketika melakukan perjalanan agar mereka bisa ikut merasakan kemacetan seperti masyarakat, sehingga mereka dapat memikirkan solusi atas kondisi kemacetan yang dirasakan. Anggitha merasa Jakarta perlahan tapi pasti mulai berubah ke arah yang lebih baik, misalnya dalam hal banjir. Dengan normalisasi waduk, saat Jakarta diguyur hujan deras tiga hari berturut-turut, tidak ada tanda munculnya banjir di lokasi tempat tinggalnya. Pada dasarnya, ketiga relawan cukup puas terhadap kepemimpinan Jokowi-Ahok karena merasa harapan dan motivasi mereka sudah tercapai meskipun belum sepenuhnya. Mereka menyadari bahwa kepemimpinan Jokowi-Ahok masih terus bergulir dan akan terus menghasilkan berbagai kebijakan dan perubahan baru. Sebagai pionir jaringan relawan dunia maya yang bergerak untuk mendukung pasangan pilkada, JASMEV tentu memiliki beberapa kelebihan, di samping juga tidak luput dari kelemahan. Kelebihan JASMEV meliputi (1) kejelian dalam memanfaatkan karakteristik media baru seperti interaktivitas tinggi, praktis, biaya lebih murah, distribusi informasi lebih cepat, dan akses jangkauan lebih luas; (2) komunikasi organisasi dan manajemen informasi yang jelas dan terstruktur, namun tetap fleksibel; dan (3) keaktifan dalam melibatkan 163 aspirasi publik. Sementara kelemahan JASMEV adalah (1) kurangnya update informasi seputar Jokowi-Ahok yang berasal dari pengurus internal, kebanyakan merupakan informasi dari relawan, institusi, media massa, dan masyarakat; (2) kurang responsif dalam menanggapi keluhan dari relawan yang belum memperoleh e-certificate; dan (3) fokus pada akun media sosial milik JASMEV kurang berimbang, lebih berfokus pada akun Twitter dan Facebook, sehingga akun YouTube terkesan kurang aktif. B. Saran Penelitian mengenai strategi komunikasi politik menggunakan media baru oleh JASMEV ini diharapkan dapat memberikan kesadaran dan pemahaman baru bagi banyak pihak mengenai peranan dan fungsi media baru dalam menjalankan strategi komunikasi politik untuk menggalang dukungan pada kampanye politik. Bagi relawan JASMEV, selain menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kesediaannya mencurahkan tenaga, waktu, pikiran, dan dana secara sukarela demi perbaikan Jakarta, peneliti menyarankan alangkah baiknya jika jaringan relawan ini diteruskan dengan fokus baru yang berbeda, yaitu untuk mengawal kepemimpinan Jokowi–Ahok dan menampung aspirasi publik demi terwujudnya Jakarta Baru. Saran ini diberikan mengingat kondisi JASMEV saat ini yang sudah tidak lagi aktif per 4 November 2012. Website dan fanpage Facebook JASMEV sudah tidak dapat lagi diakses, sementara akun Twitter dan YouTube JASMEV meskipun masih dapat diakses, tidak lagi aktif dalam mem-posting informasi. Sejak semula, pengurus internal JASMEV memang sudah sepakat bahwa JASMEV hanya akan difungsikan selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2012, dan akan dibubarkan selepas pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru, mengingat JASMEV merupakan jaringan relawan yang dibiayai secara sukarela melalui iuran para pengurus internalnya. Hal ini cukup disayangkan, mengingat JASMEV sebenarnya dapat dialihfungsikan menjadi “watchdog” terhadap pergerakan dan kebijakan politik Jokowi-Ahok semasa kepemimpinan mereka. 164 Oleh karena itu, bagi relawan yang membutuhkan wadah baru untuk menampung aspirasi mereka terhadap kepemimpinan Jokowi-Ahok, JASMEV mempersilakan para relawan tersebut untuk bergabung dengan wadah-wadah virtual yang memang dikhususkan untuk mengawal kepemimpinan Jokowi-Ahok yang sudah banyak tersebar di dunia maya. Wadah itu antara lain #JokowiBasuki, Jokowi_Ahok, JokowiBasukiKASKUS, dan Team Jokowi-Ahok. Bagi para politisi dan partai politik, penelitian ini ingin menunjukkan bahwa pemanfaatan media baru dan keaktifan dalam melibatkan publik tanpa memandang atribut primordial menjadi faktor penting bagi keberhasilan kampanye politik. Penelitian ini mencoba mengoreksi bias-bias praktik berpolitik dari para politisi dan partai yang selama ini terlalu jauh dari kenyataan. Politik tidak harus berporos kepada kekuasan, uang, dan intrik politik, melainkan dapat juga berpusat pada keterlibatan aspirasi publik. Keberhasilan gerakan ini juga menunjukkan bahwa koalisi elite partai politik semata tidak dapat menentukan kekuatan dukungan bagi kedua calon dari publik. Bagi media massa, penelitian ini diharapkan mampu mengekspos sisi lain dari kampanye politik yang selama ini sarat dengan pemeberitaan politik uang dan black campaign. Media massa diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi masyarakat mengenai bagaimana melakukan kampanye politik secara elegan, yaitu dengan mengedepankan fakta dan tidak menyebarkan isu yang tidak bertanggung jawab yang berujung pada adu domba/memperuncing kontroversi. Dengan demikian media massa bisa kembali merumuskan apa saja yang bisa ditampilkan oleh media untuk menghadirkan kebermanfaatan dalam peliputan mengenai kampanye politik di Indonesia. Bagi organisasi masyarakat sipil, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan guna menginspirasi organisasi masyarakat sipil di Indonesia untuk memanfaatkan fasilitas dan peluang baru dalam berkomunikasi melalui media baru, demi kemudahan dalam berkomunikasi. Pemanfaatan media baru dalam jaringan informasi antarorganisasi juga penting untuk dilakukan agar dapat 165 memberikan kontribusi sosial yang lebih cepat dan signifikan bagi masyarakat sekitar. Bagi akademisi ilmu komunikasi, penelitian ini diharapkan dapat membantu kita lebih memahami peranan dan fungsi media baru dalam menjalankan strategi komunikasi politik untuk menggalang dukungan pada kampanye politik, ditinjau dari kajian ilmu komunikasi. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menjadi pijakan bagi akademisi lain untuk mengeksplorasi lebih dalam lagi mengenai relasi antara media baru dan kampanye politik, demi pengembangan studi media baru dan komunikasi politik. Beberapa tema yang dapat diangkat antara lain: Efektivitas penggunaan media baru dalam kampanye politik Konvergensi media dalam kampanye politik Partisipasi politik pemilih pemula dalam penggunaan media baru Media baru dan kualitas demokrasi di Indonesia Manajemen kampanye politik di era media baru 166