144 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan

advertisement
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip
kerjasama dan prinsip kesopanan dalam drama seri House M.D. di mana tuturantuturan dokter Gregory House menjadi obyek dari penelitian ini. Dari hasil
analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal yang
menjawab rumusan masalah dari penelitian ini.
Pertama, pada tuturan House ditemukan banyak pelanggaran maksim
prinsip kerjasama. Maksim-maksim yang dilanggar mencakup semua maksim
prinsip kerjasama Grice, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim
relevansi dan maksim cara. Dari keempat maksim tersebut, maksim kualitas
merupakan maksim yang paling banyak dilanggar oleh House. Pelanggaran
maksim kuantitas terjadi dengan memberikan informasi yang terlalu sedikit
kepada lawan tuturnya, dengan memberikan informasi yang terlalu banyak dan
dengan memberikan informasi di saat ia tidak diminta untuk memberikan
informasi. Pelanggaran maksim kualitas ditemukan dengan seringnya House
memberikan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak dapat
dibuktikan kebenarannya. Pelanggaran Maksim relevansi banyak ditemukan saat
ia menuturkan tuturan yang tidak berhubungan dengan topik pembicaraan.
144
145
Maksim cara ditemukan saat
tuturan
House tidak jelas
atau
kabur,
membingungkan, dan pengulangan kata-kata yang berlebihan.
Selain itu juga ditemukan kombinasi pelanggaran maksim prinsip
kerjasama pada tuturan-tuturan House. Kombinasi pelanggaran maksim prinsip
kerjasama tersebut yaitu kombinasi pelanggaran maksim kualitas dan maksim
relevansi, kombinasi pelanggaran maksim relevansi dan maksim cara, kombinasi
pelanggaran maksim kuantitas dan maksim kualitas, kombinasi pelanggaran
maksim relevansi, maksim kualitas, dan maksim kuantitas, kombinasi
pelanggaran maksim kuantitas dan maksim relevansi.
Kedua, pelanggaran maksim prinsip kesopanan juga banyak ditemukan
dalam tuturan House. Pelanggaran maksim kebijaksanaan, maksim penerimaan,
maksim kemurahan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan dan maksim
kesimpatian dapat ditemukan dalam tuturan-tuturan House. Dari keenam maksim
tersebut, maksim kemurahan adalah maksim yang paling sering dilanggar oleh
House. Pelanggaran maksim kebijaksanaan dan maksim penerimaan dituturkan
House baik secara eksplisit, yaitu dengan menggunakan kalimat perintah, maupun
secara implisit, yakni dengan menggunakan kalimat deklaratif dan kalimat
interogatif. Pelanggaran maksim kemurahan ditemukan dalam tuturan House yang
mengandung informasi yang terlalu sedikit. Pelanggaran maksim kerendahan hati
House lakukan saat ia menuturkan tuturan yang menyombongkan dirinya.
Maksim kesimpatian dilanggar oleh House saat ia tidak menunjukkan rasa
simpatinya pada lawan tuturnya yang sedang mengalami kesulitan atau kesedihan
dan saat ia menunjukkan rasa antipatinya pada lawan tuturnya yang sedang
146
memperoleh kebahagiaan. House melanggar maksim kecocokan saat ia
menggunakan kalimat negatif yang menyatakan ketidaksetujuannya dan kalimat
positif dengan memberikan penjelasan mengapa ia tidak setuju dengan lawan
tuturnya.
Ketiga, implikatur yang timbul dari pelanggaran maksim prinsip
kerjasama adalah implikatur menghina, memberikan penjelasan, menyuruh atau
memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu, menolak, menuduh, meminta
perhatian, berbohong, mempermainkan orang lain, menyindir, dan mengancam.
Sedangkan implikatur yang timbul dari pelanggaran maksim-maksim prinsip
kesopanan adalah implikatur menyuruh, menghina, menolak, melarang,
menyombongkan
diri,
menunjukkan
ketidakpedulian,
dan
menunjukkan
ketidakpuasan.
Aspek-aspek sosial yang berpengaruh pada tuturan House dianalisis
berdasarkan teori SPEAKING Hymes. Seting tempat dan waktu terjadinya
percakapan antara House dan lawan tuturnya sebagian besar berada di rumah sakit
yang menyebabkan kata-kata yang diucapkannya mengandung istilah-istilah
medis yang berhubungan dengan kondisi pasiennya.
Ketika melakukan suatu percakapan dengan seseorang, aspek-aspek
sosial penutur dan lawan tuturnya sangat berpengaruh terhadap pemilihan kata
seorang penutur. Ketika berbicara dengan seseorang yang lebih tua, seseorang
tentunya akan menggunakan gaya bahasa yang berbeda dari seseorang yang seusia
atau yang lebih muda darinya. Ketika seseorang berbicara dengan lawan tutur
yang sama jenis kelaminnya, maka orang itu akan menggunakan gaya bahasa
147
yang berbeda ketika ia berbicara dengan orang yang jenis kelaminnya berbeda
dengannya. Ketika ia berbicara dengan kelas sosial yang lebih tinggi, maka gaya
bahasa yang dipilihnya akan menunjukkan rasa hormat, jika berbicara dengan
orang yang setingkat atau lebih rendah kelas sosialnya maka ia akan berbicara
secara kasual.
Dalam drama seri House M.D., tuturan-tuturan dokter gregory House
tidak menampakkan itikad baiknya dalam berkomunikasi dengan lawan tuturnya.
House tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, seperti usia, jenis kelamin,
tingkat sosial dan etnisitas, yang melingkupi lawan tuturnya. Ia melanggar
maksim-maksim prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan setiap ada kesempatan.
Hal ini House lakukan karena ia merasa dekat atau berusaha mengakrabkan diri
dengan lawan tuturnya sehingga ia merasa bebas dalam menuturkan tuturantuturannya walaupun tuturan tersebut dapat mengancam wajah lawan tuturnya
yang terkadang membuat lawan tuturnya tersinggung.
Dalam tuturan-tuturan House, beberapa tujuan dari tuturan House yang
sering nampak adalah memberikan penjelasan, mendapatkan sesuatu, menghina,
dan menyuruh. Tuturan-tuturan House seringkali menggunakan nada suara yang
santai. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa yang tidak baku dan tidak
mementingkan formalitas. Sebagian besar percakapan yang dilakukan House
adalah percakapan langsung tanpa menggunakan media sehingga House dapat
menggunakan tuturan yang panjang, tetapi pada beberapa episode ditemukan
penggunaan media telepon dalam berkomunikasi sehingga tuturan yang dihasilkan
lebih ringkas.
148
House menganut paham egaliter, yakni semua orang dianggap memiliki
derajat yang sama atau setara. Oleh karena itu, ia terkadang menggunakan bahasa
Inggris yang tidak baku kepada semua lawan tuturnya. Tipe wacana dalam drama
seri House M.D. adalah dialog.
Dengan paham egaliter yang dianutnya, House membebaskan dirinya
untuk menuturkan tuturan-tuturan yang bagi orang dunia Timur terutama
Indonesia terasa kasar. Tetapi bagi orang dunia Barat hal tersebut dianggap biasa.
Tuturan-tuturan tersebut diujarkan karena mereka merasa telah akrab dengan
lawan tuturnya atau bermaksud agar menjadi lebih akrab dengan lawan tutur yang
baru mereka temui.
7.2 Saran
Drama seri merupakan suatu gambaran dari kehidupan sehari-hari suatu
masyarakat. Penggunaan bahasa dalam drama seri sangat bervariasi bergantung
kepada karakter yang terdapat dalam drama seri tersebut. Analisis pelanggaran
maksim prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan terhadap drama seri telah
banyak dilakukan, tetapi analisis pelanggaran prinsip kerjasama dan prinsip
kesopanan terhadap percakapan dalam drama seri House M.D. masih sedikit
dilakukan. Dengan karakter utama dokter House dan dokter-dokter lain yang
membantunya beserta pasien dan keluarga pasien dengan latar belakang sosial dan
budaya yang berbeda-beda menyebabkan aspek kebahasaan yang digunakan
dalam drama seri tersebut sangat berwarna. Aspek kebahasaan inilah yang
menarik untuk dikaji secara mendalam.
149
Terkait dengan hal tersebut, peneliti mengharapkan adanya penelitianpenelitian lain yang dapat diterapkan pada drama seri House M.D. dengan
menggunakan
pendekatan-pendekatan
lain
seperti
menggunakan
teori
sosiolinguistik untuk membahas lebih dalam mengenai penggunaan bahasa yang
dipengaruhi oleh sosial budaya masing-masing karakter, teori kesopanan Brown
dan Levinson, atau teori ketidaksopanan Culpeper.
Download