BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan dalam drama seri House M.D. di mana tuturantuturan dokter Gregory House menjadi obyek dari penelitian ini. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal yang menjawab rumusan masalah dari penelitian ini. Pertama, pada tuturan House ditemukan banyak pelanggaran maksim prinsip kerjasama. Maksim-maksim yang dilanggar mencakup semua maksim prinsip kerjasama Grice, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi dan maksim cara. Dari keempat maksim tersebut, maksim kualitas merupakan maksim yang paling banyak dilanggar oleh House. Pelanggaran maksim kuantitas terjadi dengan memberikan informasi yang terlalu sedikit kepada lawan tuturnya, dengan memberikan informasi yang terlalu banyak dan dengan memberikan informasi di saat ia tidak diminta untuk memberikan informasi. Pelanggaran maksim kualitas ditemukan dengan seringnya House memberikan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Pelanggaran Maksim relevansi banyak ditemukan saat ia menuturkan tuturan yang tidak berhubungan dengan topik pembicaraan. 144 145 Maksim cara ditemukan saat tuturan House tidak jelas atau kabur, membingungkan, dan pengulangan kata-kata yang berlebihan. Selain itu juga ditemukan kombinasi pelanggaran maksim prinsip kerjasama pada tuturan-tuturan House. Kombinasi pelanggaran maksim prinsip kerjasama tersebut yaitu kombinasi pelanggaran maksim kualitas dan maksim relevansi, kombinasi pelanggaran maksim relevansi dan maksim cara, kombinasi pelanggaran maksim kuantitas dan maksim kualitas, kombinasi pelanggaran maksim relevansi, maksim kualitas, dan maksim kuantitas, kombinasi pelanggaran maksim kuantitas dan maksim relevansi. Kedua, pelanggaran maksim prinsip kesopanan juga banyak ditemukan dalam tuturan House. Pelanggaran maksim kebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kemurahan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan dan maksim kesimpatian dapat ditemukan dalam tuturan-tuturan House. Dari keenam maksim tersebut, maksim kemurahan adalah maksim yang paling sering dilanggar oleh House. Pelanggaran maksim kebijaksanaan dan maksim penerimaan dituturkan House baik secara eksplisit, yaitu dengan menggunakan kalimat perintah, maupun secara implisit, yakni dengan menggunakan kalimat deklaratif dan kalimat interogatif. Pelanggaran maksim kemurahan ditemukan dalam tuturan House yang mengandung informasi yang terlalu sedikit. Pelanggaran maksim kerendahan hati House lakukan saat ia menuturkan tuturan yang menyombongkan dirinya. Maksim kesimpatian dilanggar oleh House saat ia tidak menunjukkan rasa simpatinya pada lawan tuturnya yang sedang mengalami kesulitan atau kesedihan dan saat ia menunjukkan rasa antipatinya pada lawan tuturnya yang sedang 146 memperoleh kebahagiaan. House melanggar maksim kecocokan saat ia menggunakan kalimat negatif yang menyatakan ketidaksetujuannya dan kalimat positif dengan memberikan penjelasan mengapa ia tidak setuju dengan lawan tuturnya. Ketiga, implikatur yang timbul dari pelanggaran maksim prinsip kerjasama adalah implikatur menghina, memberikan penjelasan, menyuruh atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu, menolak, menuduh, meminta perhatian, berbohong, mempermainkan orang lain, menyindir, dan mengancam. Sedangkan implikatur yang timbul dari pelanggaran maksim-maksim prinsip kesopanan adalah implikatur menyuruh, menghina, menolak, melarang, menyombongkan diri, menunjukkan ketidakpedulian, dan menunjukkan ketidakpuasan. Aspek-aspek sosial yang berpengaruh pada tuturan House dianalisis berdasarkan teori SPEAKING Hymes. Seting tempat dan waktu terjadinya percakapan antara House dan lawan tuturnya sebagian besar berada di rumah sakit yang menyebabkan kata-kata yang diucapkannya mengandung istilah-istilah medis yang berhubungan dengan kondisi pasiennya. Ketika melakukan suatu percakapan dengan seseorang, aspek-aspek sosial penutur dan lawan tuturnya sangat berpengaruh terhadap pemilihan kata seorang penutur. Ketika berbicara dengan seseorang yang lebih tua, seseorang tentunya akan menggunakan gaya bahasa yang berbeda dari seseorang yang seusia atau yang lebih muda darinya. Ketika seseorang berbicara dengan lawan tutur yang sama jenis kelaminnya, maka orang itu akan menggunakan gaya bahasa 147 yang berbeda ketika ia berbicara dengan orang yang jenis kelaminnya berbeda dengannya. Ketika ia berbicara dengan kelas sosial yang lebih tinggi, maka gaya bahasa yang dipilihnya akan menunjukkan rasa hormat, jika berbicara dengan orang yang setingkat atau lebih rendah kelas sosialnya maka ia akan berbicara secara kasual. Dalam drama seri House M.D., tuturan-tuturan dokter gregory House tidak menampakkan itikad baiknya dalam berkomunikasi dengan lawan tuturnya. House tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, seperti usia, jenis kelamin, tingkat sosial dan etnisitas, yang melingkupi lawan tuturnya. Ia melanggar maksim-maksim prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan setiap ada kesempatan. Hal ini House lakukan karena ia merasa dekat atau berusaha mengakrabkan diri dengan lawan tuturnya sehingga ia merasa bebas dalam menuturkan tuturantuturannya walaupun tuturan tersebut dapat mengancam wajah lawan tuturnya yang terkadang membuat lawan tuturnya tersinggung. Dalam tuturan-tuturan House, beberapa tujuan dari tuturan House yang sering nampak adalah memberikan penjelasan, mendapatkan sesuatu, menghina, dan menyuruh. Tuturan-tuturan House seringkali menggunakan nada suara yang santai. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa yang tidak baku dan tidak mementingkan formalitas. Sebagian besar percakapan yang dilakukan House adalah percakapan langsung tanpa menggunakan media sehingga House dapat menggunakan tuturan yang panjang, tetapi pada beberapa episode ditemukan penggunaan media telepon dalam berkomunikasi sehingga tuturan yang dihasilkan lebih ringkas. 148 House menganut paham egaliter, yakni semua orang dianggap memiliki derajat yang sama atau setara. Oleh karena itu, ia terkadang menggunakan bahasa Inggris yang tidak baku kepada semua lawan tuturnya. Tipe wacana dalam drama seri House M.D. adalah dialog. Dengan paham egaliter yang dianutnya, House membebaskan dirinya untuk menuturkan tuturan-tuturan yang bagi orang dunia Timur terutama Indonesia terasa kasar. Tetapi bagi orang dunia Barat hal tersebut dianggap biasa. Tuturan-tuturan tersebut diujarkan karena mereka merasa telah akrab dengan lawan tuturnya atau bermaksud agar menjadi lebih akrab dengan lawan tutur yang baru mereka temui. 7.2 Saran Drama seri merupakan suatu gambaran dari kehidupan sehari-hari suatu masyarakat. Penggunaan bahasa dalam drama seri sangat bervariasi bergantung kepada karakter yang terdapat dalam drama seri tersebut. Analisis pelanggaran maksim prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan terhadap drama seri telah banyak dilakukan, tetapi analisis pelanggaran prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan terhadap percakapan dalam drama seri House M.D. masih sedikit dilakukan. Dengan karakter utama dokter House dan dokter-dokter lain yang membantunya beserta pasien dan keluarga pasien dengan latar belakang sosial dan budaya yang berbeda-beda menyebabkan aspek kebahasaan yang digunakan dalam drama seri tersebut sangat berwarna. Aspek kebahasaan inilah yang menarik untuk dikaji secara mendalam. 149 Terkait dengan hal tersebut, peneliti mengharapkan adanya penelitianpenelitian lain yang dapat diterapkan pada drama seri House M.D. dengan menggunakan pendekatan-pendekatan lain seperti menggunakan teori sosiolinguistik untuk membahas lebih dalam mengenai penggunaan bahasa yang dipengaruhi oleh sosial budaya masing-masing karakter, teori kesopanan Brown dan Levinson, atau teori ketidaksopanan Culpeper.