BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional yang menunjukan hasil positif ditandai dengan peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut data Bank Dunia. Penetapan oleh Bank Dunia didasari oleh Produk Domestik Bruto (PDB) dan tingkat daya beli. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, maka iklim investasi di Indonesia akan semakin kondusif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia sepanjang 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen. Semua sektor ekonomi tumbuh pada tahun lalu, tak terkecuali pertumbuhan pada sektor industri elektronika atau telepon seluler di Indonesia. Meskipun dibayangbayangi oleh nilai tukar rupiah yang melemah, namun data yang diperoleh dari Kemenkominfo (Kementrian Komunikasi dan Informatika) pada tahun 2013 mencatat bahwa pengguna telephone seluler di Indonesia mencapai 270 juta pelanggan, dengan jumlah tersebut Indonesia menempati posisi kelima dalam negara pengguna telephone selular terbanyak di dunia. Dari 270 juta pelanggan tersebut telepon seluler konvensional merupakan pasar terbesar, meskipun dari kelas telepon seluler pintar mencatat pengguna yang juga cukup meningkat. Bagi para pemain di Industri elektronika ini, pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat yang sedang tinggi membuka peluang baru untuk terus menumbuhkan usahanya. Kebijakan pemerintah yang memberikan kemudahan 1 bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, memberikan kesempatan bagi para pemain di industri telepon seluler baik domestik maupun asing untuk memasarkan barang-barang elektronik dengan mengusung teknologi terkini di Indonesia. Sedangkan bagi konsumen dapat menikmati beragam alternatif produk dan pilihannya. Hadirnya PT. Samsung Electronics Indonesia (PT. SEIN) sebagai salah satu pemain dalam industri elektronik di Indonesia, khususnya untuk produk-produk telepon seluler menjadi semakin ketat. Pemerintah juga mengharapkan dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur elektronik khususnya dalam telepon seluler akan semakin mendorong terciptanya iklim kompetisi yang sehat dalam industri telepon seluler di Indonesia. Dengan demikian, diharapkan kualitas produk yang ditawarkan ke masyarakat akan semakin beragam dengan variasi harga yang banyak. Bagi sisi produsen atau manufaktur, hal tersebut menjadikan perebutan pangsa pasar dalam industri elektronik semakin ketat sehingga mereka memerlukan evaluasi dan penentuan strategi yang tepat dalam memperebutkan pangsa pasar dan memenangkan persaingan. PT. Samsung Electronics Indonesia (PT. SEIN) merupakan perusahaan manufaktur elektronik asal Korea Selatan yang telah beroperasi di Indonesia sejak era 90 an awal. PT. SEIN merupakan PMA asal Korea Selatan yang memfokuskan produk dalam bidang elektronika, teknologi informasi dan telepon seluler. Berdasarkan laporan tahunan perusahaan, menunjukan laba PT. SEIN masih dikuasai dari penjualan telepon pintar. PT. SEIN saat ini mengklaim telah 2 menjadi penguasa pasar telepon seluler Indonesia mulai dari produk telepon biasa maupun telpon pintar di Indonesia sejak tahun 2012. Dalam laporan tahunan PT. SEIN sejak tahun 2011 hingga 2012 tercatat bahwa total penjualan PT. SEIN selalu meningkat 100% setiap tahunnya, namun kenaikan total penjualan tersebut selalu didominasi sekitar 65% dari produk telepon seluler. Untuk dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan bisnis telepon seluler, PT. SEIN harus melakukan berbagai inisiatif termasuk evaluasi yang relevan terhadap strategi bisnisnya. PT. SEIN harus melakukan analisis terhadap faktor internal dan eksternal yang menjadi lingkungan strategi bisnis telepon seluler, sehingga dapat menentukan strategi yang tepat bagi pertumbuhan bisnis perusahaan, terutama pertumbuhan bisnis telepon seluler di Indonesia. Data GFK yang diperoleh pada kwartal pertama 2014, tren penjualan telepon seluler Samsung di Indonesia menurun sekitar 4%, hal ini dibandingkan dengan data penjualan pada kwatal satu tahun 2013. Menurunnya tingkat penjualan tersebut perlu dicermati faktor-faktor pendorongnya, antara lain pada periode tersebut Indonesia sedang disibukkan oleh pesta demokrasi mulai dari pemilihan legislatif dan pemilihan presiden, tidak adanya lompatan inovasi dalam industri telepon seluler global juga menjadi penyebab menurunnya penjualan pada kwartal I. Potensi pertumbuhan industri elektronika dalam hal ini telepon seluler diperkirakan masih meningkat. Jumlah pengguna telepon seluler diprediksi akan terus meningkat sekitar 10% setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor produk seluler, komputer genggam, dan komputer tablet 3 menunjukkan tren peningkatan, dan mencapai 55 juta unit atau senilai USS 2,78 miliar pada 2013. Nilai impor tersebut naik apabila dibandingkan jumlah impor telepon seluler pada 2012, dengan nilai impor telepon seluler USD 2,6 miliar. Dari jumlah tersebut, 15% dikategorikan sebagai barang mewah. Selama periode Januari-Februari 2014 nilai impor telepon seluler telah menyentuh USD 524,38 juta. Rencana Pemerintah untuk memberlakukan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) telepon seluler kembali mengemuka akhir-akhir ini. Kementerian Perindustrian berencana mengusulkan tarif PPnBM bagi telepon seluler di atas Rp5 juta per unit sebesar 20%. Menurut Kementerian Perindustrian, pesatnya perkembangan peralatan komunikasi nasional dan derasnya impor produk seluler perlu ditata dengan mengendalikan impor telepon seluler. Dengan pengenaan tarif PPnBM, diharapkan impor telepon seluler bisa berkurang dan negara juga dapat menghemat devisa sebesar USD1,8 miliar atau Rp20,6 triliun dan tambahan penerimaan. Pada tahun 2010 Nokia masih menjadi pemimpin pasar untuk kategori perangkat bergerak atau mobile device. Nokia memimpin dengan pangsa pasar penjualan sebesar 28,9% selama tahun 2010. Pada saat itu, gap antara kompetitornya cukup jauh, Samsung yang berada di posisi kedua, hanya mempunyai pangsa pasar penjualan sebesar 17,6%. Nokia dengan sistem operasinya sendiri, yaitu Symbian masih memimpin penjualan sebesar 37.6%. Namun kondisi sekarang telah berbeda jauh, pada kategori perangkat bergerak, pangsa pasarnya anjlok dari 36,4% pada tahun sebelumnya. Pangsa pasar sistem operasi Symbian juga 4 anjlok dari 46,9% tahun sebelumnya pada kategori telepon seluler pintar. Pada sisi yang lain, sistem operasi Android tumbuh luar biasa, mencapai 888,8% dan menduduki posisi kedua dengan 22,7% dari hanya 3,9% pada tahun sebelumnya. Apple iOS juga tumbuh dari 14,4% menjadi 15,7%. Blackberry tampak turun, tetapi tidak sedrastis yang dialami oleh Nokia, yaitu dari 19,9% menjadi 16%. Pada pertengahan 2013, Nokia mengumumkan akan mem-PHK 10 ribu karyawannya di berbagai belahan dunia. Nokia Lumia yang diperkirakan akan menyelamatkan mereka, ternyata tidak menunjukan hasil penjualan yang baik. Begitu pula dengan RIM produsen Blackberry, pada akhir 2013 mengumumkan bahwa mereka juga akan melakukan PHK 5000 karyawannya. Penjualan mereka anjlok 50 % dibanding tahun lalu. Jika sebuah bisnis mengalami penurunan penjualan hingga 50%, itu artinya harus segera masuk merupakan indikator berbahaya dan harus segera diselamatkan. Nokia dan Blackberry merupakan raksasa teknologi dunia pada masanya yang tampak begitu kuat dan tidak dapat tergantikan, saat ini sedang berusaha untuk mengembalikan kejayaannya lagi. Persaingan dalam teknologi informasi memang begitu ketat, hanya mereka yang menguasai aspek perangkat lunak dan perangkat keras sekaligus yang akan menguasai dunia digital masa depan. Perusahaan yang dapat menguasai kedua elemen itu, baik perangkat lunak ataupun perangkat keras adalah Apple dan Samsung. Faktanya, perusahaan inilah yang kemudian merebut pangsa Nokia dan BB di seluruh dunia. Bersama Samsung, Apple kini menguasai 75 % pangsa pasar telepon seluler global. 5 Persaingan dalam industri telepon seluler akan semakin ketat. Samsung sebagai merk telepon seluler global, pasarnya di Indonesia akan semakin tergerus dengan produsen-produsen telepon seluler lokal apabila wacana PPnBM tersebut terlaksana di tahun ini, serta faktor-faktor lainnya seperti yang dijelaskan di atas. Samsung perlu mengevaluasi strateginya agar terus dapat bersaing dan menjadi pemimpin pasar dalam industri telepon seluler. Sejarah mencatat bagaimana Nokia dan Blackberry yang pernah merasakan menjadi pemimpin pasar di Indonesia, namun sekarang masuk dalam trend penurunan baik penjualan maupun pemimpin pasar.Hal ini dapat terjadi pula terhadap Samsung apabila tidak melakukan strategi yang tepat dalam menjalankan bisnisnya di Indonesia. PT. SEIN mengklaim bahwa hingga saat ini sudah menguasai pasar telepon seluler hingga 40% di Indonesia. Posisi market leader ini harus dioptimalkan dengan baik, sebagai pemimpin pasar, PT. SEIN dapat mendorong pasar telepon selular di Indonesia. Perubahan arah tren teknologi seluler pun bisa menjadi keuntungan apabila momentum sebagai pemimpin ini dimanfaatkan. Grafik 1.1 Pangsa Pasar Industri Telepon seluler Tahun 2014 Sumber: GFK 2014 6 Simon Hasting (1996) mendefinisikan bahwa aktivitas evaluasi strategi merupakan bagian penting dalam kesatuan untuk mencapai tujuan perusahaan. Tentunya proses evaluasi tersebut tidak dapat berdiri sendiri, akan selalu terkait mulai dari proses formulasi dan proses implementasi strategi. Hubeis dan Najib (2008) menyatakan bahwa proses evaluasi strategi pada dasarnya adalah untuk mendeskripsikan langkah-langkah apa saja yang akan ditempuh oleh suatu organisasi kedepannya. Pada dasarnya proses evaluasi strategi bisnis harus senantiasa berlangsung pada setiap perusahaan atau organisasi, hal ini terjadi karena faktor-faktor kunci eksternal dan internal kerap kali berubah dengan cepat dan drastis. Melihat fenomena seperti yang diuraikan di atas, penelitian akan difokuskan pada evaluasi strategi bisnis telepon seluler PT. Samsung Electronics Indonesia (PT. SEIN) dalam mempertahankan posisi market leader terutama dalam produk telepon seluler atau Mobile phone. Menggunakan metode penelitian deskriptif analitis yang mengacu pada konsep strategi manajemen sebagai landasan teori , karya akhir ini bermaksud untuk menganalisis kondisi internal dan eksternal yang dihadapi oleh PT. SEIN dalam industri elektronik terutama telepon seluler dan memetakan posisi persaingan PT. SEIN sehingga dapat memberikan masukan yang dijadikan arahan dalam menetapkan dan mengembangkan strategi bersaing perusahaan. 1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan apa yang telah dijabarkan dalam latar belakang di atas, permasalahan studi yang terjadi adalah PT. SEIN telah menjadi pemimpin pasar 7 dalam industri telepon seluler di Indonesia, namun terjadi tren penurunan pertumbuhan, pangsa pasar dan penjualan karena faktor internal dan eksternal. Banyaknya pesaing dan pendatang baru menyebabkan PT. SEIN perlu mengevaluasi strategi bisnisnya apabila ingin tetap menjadi pemimpin pasar di industri telepon seluler tanah air, maka permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah: a. Bagaimanakah peluang pertumbuhan PT. SEIN sebagai pemimpin pasar menghadapi kondisi industri elektronik dan telepon seluler yang kompetitif di Indonesia? b. Bagaimana strategi yang paling tepat dilakukan oleh PT. SEIN untuk tetap tumbuh dalam industri telepon seluler di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Memetakan posisi persaingan bisnis PT.SEIN terutama dalam bisnis telepon seluler b. Menjelaskan dan mengevaluasi rumusan strategi bersaing bisnis telepon seluler PT.SEIN dalam mempertahankan posisi pemimpin pasar di tengah persaingan usaha yang kompetitif. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan sebagai masukan untuk mengevaluasi dan menentukan strategi yang tepat dalam persaingan dalam industri telepon seluler. 8 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan karya akhir ini dibagi kedalam 5 (lima) bab, dengan garis besar tiap bab adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisikan mengenai latar belakang masalah, pokok permasalahan, pertanyaan dan tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian BAB II LANDASAN TEORI Mencakup teori-teori dan konsep manajemen stratejik dalam rangka mendukung pengumpulan, pengolahan dan analisis data. BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PROFIL PERUSAHAAN Mencakup metode penelitian dan objek penelitian. Pada bab ini juga dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan,visi, misi, struktur organisasi dan pembahasan seputar kegiatan bisnis PT. SEIN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diidentifikasi strategi saat ini dan dianalisa dari lingkungan perusahaan, yaitu lingkungan eksternal dan internal. Hasil identifikasi dan analisis tersebut akan mengarahkan pada strategi yang tepat dalam mempertahankan posisi pemimpin pasar BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Mencakup simpulan dan analisa yang sudah dilakukan dan saran serta usulan strategi bagi perusahaan. 9