BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi
di bidang keuangan, moneter dan perbankan pada juni 1983. Deregulasi
tersebut telah mengakibatkan kebutuhan dana secara langsung maupun tidak
langsung melalui perbankan. Kondisi ini mendorong tumbuhnya perbankan
kita baik menyangkut produk perbankan, jumlah bank maupun jumlah cabang
yang akhirnya semakin banyak menjangkau masyarakat yang membutuhkan
jasa perbankan. Kondisi perbankan yang sarat dengan pertumbuhan
(ekspansif) terjadi hingga awal 1997 menjelang krisis perbankan.
Pada dasarnya bank memiliki tugas untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi nasional. Dana yang dikumpulkan tersebut akan
dikembalikan lagi kepada masyarakat yang membutuhkan dana sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraaan masyarakat luas. Menurut UU No. 10
tahun 1998, bahwa yang dimaksud bank adalah badan usaha yang
menghimpun
dana
dari
masyarakat
dalam
bentuk
simpanan
dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
1
2
Dari undang-undang tersebut maka dapat dilihat bahwa bank bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak. Jadi bank bukan hanya sebagai perusahaan yang
semata-mata mencari keuntungan tapi juga turut membantu masyarakat dalam
membiayai suatu usaha yang akan meningkatkan taraf kesejahteraan
masyarakat nasional. Itu sebabnya banyak pihak baik perorangan maupun
perusahaan yang memanfaatkan bank untuk menyimpan dan meminjam dalam
melaksanakan usaha baik di internal maupun eksternal sehingga memberikan
kemudahan dalam mengatur pendapatan dan pengeluaran sekaligus.
Kredit sebagai salah satu produk andalan bank untuk menghasilkan
profit, memiliki manfaat yang sangat banyak bagi masyarakat. Dengan adanya
kredit, masyarakat dapat meminjam dana untuk keperluan modal kerja,
investasi dan konsumtif sehingga dana tersebut dapat digunakan sebaikbaiknya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sebagai salah satu bank
penerima “Best Bank Award 2013” versi majalah Investor dari 15 bank yang
terpilih di Indonesia, telah lama memberikan fasilitas kredit pada masyarakat.
Sejak dulu bank BTN telah menjadi pilihan masyarakat sebagai bank yang
meyediakan kredit pemilikkan rumah (KPR) bersubsidi. Pemberian kredit
terhadap KPR setiap tahun meningkat karena munculnya pasangan-pasangan
baru yang ingin memiliki rumah sendiri. Sebagai kebutuhan primer tidak
3
mungkin sesorang tidak memiliki rumah, oleh karena itu tingkat pemberian
kredit bank BTN akan terus meningkat mengikuti permintaan masyarakat dan
mengambil keuntungan didalamnya.
Untuk mendukung modal yang stabil, bank BTN membeli obligasi
negara atau Surat Utang Negara (SUN). Surat Utang Negara (SUN) adalah
salah satu cara pemerintah untuk mendapatkan dana untuk membiayai APBN,
mengumpulkan kas negara, sekaligus sebagai pengendalian pasar obligasi.
Para investor menjadikan SUN sebagai benchmark untuk obligasi yang
beredar di pasar. Sedangkan SUN bisa di manfaatkan sebagai investasi yang
menguntungkan karena pembayaran dijamin tepat saat jatuh tempo dan
dengan tingkat bunga yang menjanjikan. Bank BTN menjadikan SUN salah
satu produk investasi menarik bagi masyarakat yang ingin kepastian dalam
keuntungan. Dengan begitu bank BTN akan memperoleh keuntungan yang
pasti tanpa ada macet.
Kinerja kesehatan bank bagi bank BTN adalah keharusan yang harus
dipenuhi sebagai kepercayaan diri bahwa tidak ada kerugian dalam setiap
produk yang ditawarkan. Oleh karena itu bank BTN mengikuti persyaratan
Bank Indonesia untuk memenuhi Capital Adequacy Ratio (CAR).
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja keuangan bank
yang menentukan kecukupan modal dalam suatu bank. CAR ini ditetapkan
oleh Bank Indonesia kepada bank umum atau bank lainnya yang beredar di
Indonesia agar suatu bank dalam memberikan pembiayaan kepada
4
masyarakat, bank tersebut memiliki modal yang cukup untuk menjalankan
operasinya sehingga terhindar dari defisit.
Semakin banyak bank yang beredar di Indonesia, maka pesaing dalam
bisnis perbankan akan semakin banyak bermunculan. Bank akan sibuk
menghimpun dana dari masyarakat sekaligus membuka celah untuk
mendapatkan keuntungan dari masyarakat itu sendiri. Investor akan menilai
bank-bank apa saja yang baik untuk berinvestasi sehingga meningkatkan
keuntungan di masa yang akan datang.
Berdasarkan masalah yang telah dijabarkan, maka diperlukan
penelitian dengan judul, “Pengaruh Pendapatan Kredit dan Surat Utang
Negara (SUN) terhadap Kinerja kesehatan bank PT Bank Tabungan
Negara Tbk”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
akan menguraikan permasalahan diatas sebagai berikut:
a. Apakah Pendapatan kredit dan Surat Utang Negara berpengaruh terhadap
Kinerja kesehatan bank?
b. Apakah Pendapatan kredit berpengaruh terhadap Kinerja kesehatan bank?
c. Apakah Pendapatan Surat Utang Negara berpengaruh terhadap Kinerja
kesehatan bank?
5
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulis melakukan
penelitian ini adalah:
a. Menganalisis pengaruh pendapatan kredit dan Surat Utang Negara
terhadap kinerja kesehatan bank.
b. Menganalisis pengaruh pendapatan kredit terhadap kinerja kesehatan
bank.
c. Menganalisis pengaruh Surat Utang Negara terhadap kinerja kesehatan
bank.
1.4
Manfaat Penelitian
a. Untuk Perusahaan
Sebagai bahan acuan untuk melakukan pengawasan terhadap keuangan
yang terjadi pada bagian-bagian perusahaan.
b. Investor
Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbandingan bank mana saja yang
baik dijadikan investasi untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Peneliti selanjutnya
Sebagai bahan acuan untuk melakukan riset selanjutnya sehingga ilmu
terus berkembang hingga masa akan datang.
Download