Siaran Pers DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Phone/Fax: 021-3858213 www.depdag.go.id Dialog Informal Menteri Perdagangan: Langkah Maju Pembahasan Keterkaitan Isu Perdagangan dengan Perubahan Iklim Jimbaran, Bali, 9 Desember 2007 – Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu hari ini menutup secara resmi Dialog Informal Menteri Perdagangan mengenai Perubahan Iklim (Informal Trade Ministers Dialog on Climate Change/ ITMD) yang berlangsung sejak tanggal 8 Desember 2007. Informal Dialog tersebut mengusulkan rekomendasi yang dinilai sebagai langkah positif para menteri perdagangan terkait isu perdagangan dan perubahan iklim. “Dialog ini adalah pertama kali bagi menteri perdagangan untuk mengadakan dialog mengenai isu tentang lingkungan hidup dan perdagangan. Selama ini pembahasan terjadi di tingkat teknis di Jenewa namun terbatas pada isu-isu yang lebih fokus pada perdagangan barang dan jasa-jasa. Pertemuan ini menjadi istimewa karena para menteri perdagangan, selaku pengambil kebijakan di bidang perdagangan telah mengadakan diskusi secara terbuka dan mendalam mengenai isu perubahan iklim yang sangat penting bagi seluruh dunia termasuk bagi negara-negara berkembang,” kata Mari Pangestu. Pertemuan dihadiri oleh 34 menteri dan wakil menteri perdagangan serta organisasi internasional terkait. Tiga isu utama yang dibahas pada dialog ini adalah: (1) Permasalahan perdagangan dan perubahan iklim; (2) Mekanisme dan Instrumen Kebijakan untuk menangani isu perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan; dan (3) Tujuan bersama dalam isu perdagangan dan penanganan perubahan iklim. Isu-isu seperti pembangunan dan pengentasan kemiskinan, transfer teknologi, Clean Development Mechanism (CDM), standard/labeling, pembiayaan dan efisiensi energi juga masuk dalam pembahasan dialog. “Karena ini bukan merupakan forum negosiasi, dalam kapasitas saya sebagai pimpinan dialog, hanya mengumpulkan masukan, pendapat dan proposal, dan mengarahkan jalannya diskusi sehingga berjalan secara kondusif dan menghasilkan rekomendasi konkrit yang nanti akan disampaikan kepada sidang UNFCCC/COP,” kata Mari Pangestu. Mari Pangestu menjelaskan pentingnya upaya bersama secara multilateral untuk menyampaikan isu-isu perubahan iklim bagi pembangunan berkelanjutan di masa yang akan datang. Negara berkembang merupakan pihak yang paling beresiko terkena dampak dari perubahan iklim, dan penyelesaian secara sepihak atau unilateral dinilai tidak efektif. Oleh karena itu para menteri perdagangan 1 menekankan pentingnya menghargai prinsip-prinsip kerjasama multilateral dalam konteks perdagangan internasional dan perubahan iklim. Prinsip-prinsip yang dimaksud termasuk common but differentiated responsibilities and respective capabilities, non discrimination, transparency, special and differential treatment, scientific based standards. Para menteri perdagangan juga sepakat untuk lebih memahami tujuan penanganan isu lingkungan dengan perdagangan global, meski disadari bahwa masih lebih banyak studi atau bukti empiris yang perlu dilakukan dari efek atau keterkaitan antara perubahan iklim dan perdagangan internasional. Berbagai kebijakan dan mekanisme perdagangan dibahas sebagai salah satu hal yang dapat membantu melestarikan lingkungan dan mendorong terwujudnya tujuan penanganan perubahan iklim, pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Berbagai hal yang dibahas dan masih terdapat berbagai pendapat misalnya pengelolaan carbon footprints; pengurangan atau penghapusan hambatanhambatan perdagangan barang dan jasa lingkungan (environmental goods and services) yang berfungsi untuk mengatasi dan memfasilitasi adaptasi; penanganan isu transfer teknologi yang lebih efektif; mengurangi dan menghapus subsidi yang berdampak negatif terhadap perubahan iklim; dan membangun sistem perdagangan berdasarkan pasar yang efisien. Keseluruhan kebijakan atau mekanisme yang akan diterapkan hendaknya sejalan dengan peraturan perdagangan internasional agar tidak menimbulkan diskriminasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan ataupun pembatasan yang tidak berdasar. Pertemuan informal ini juga menggarisbawahi kembali mandat yang tertuang dalam Marrakesh Agreement dan Deklarasi Doha yang bertujuan untuk menyelaraskan isu-isu lingkungan, dengan sistem perdagangan multilateral tanpa melupakan tujuan pembangunan. Para menteri menyadari bahwa semakin cepat kontribusi positif sektor perdagangan terhadap perubahan iklim, maka akan semakin mendorong keberhasilan dan penyelesaian negosiasi Doha Development Agenda, termasuk pelaksaan mandat lingkungan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar kerjasama multilateral dan mandat pembangunan ekonomi. “Saya menyambut baik komitmen para menteri yang berpartisipasi pada dialog ini untuk berperan aktif menyikapi perubahan iklim. Isu perubahan iklim bukan hanya isu lingkungan hidup, tetapi menyangkut isu pembangunan berkelanjutan termasuk pengentasan kemiskinan. Karena itu, komitmen dan keinginan politis yang kuat sangat dibutuhkan untuk memahami lebih baik, membangun kepercayaan dan memperkuat keyakinan, serta mendorong terwujudnya tujuan perdagangan internasional dan penanganan perubahan iklim yang saling mendukung,” kata Mari Pangestu. Untuk mencapai hal-hal tersebut, para menteri menyampaikan usulan konkrit sebagai berikut: 1) Perlu adanya studi yang lebih komprehensif disertai bukti-bukti empiris yang lebih baik mengenai keterkaitan dan hubungan antara perdagangan internasional dan perubahan iklim. Studi ini diharapkan dapat meningkatkan 2 2) 3) 4) 5) pemahaman dan menyediakan informasi terkini sehingga para menteri perdagangan dapat mengambil langkah yang tepat. Mengintensifkan dialog informal tingkat tinggi yang lebih erat dalam pembahasan perdagangan internasional dan perubahan iklim, yang dapat dilakukan melalui forum World Trade Organization (WTO), atau dengan mengadakan pertemuan paralel pada United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) XII. Mengusulkan adanya pertemuan pada UNFCCC/COP di waktu mendatang untuk melanjutkan dialog antar menteri perdagangan mengenai perdagangan internasional dan perubahan iklim. Menyerukan pentingnya memperkuat dan memperkokoh hubungan antara WTO dan UNFCCC melalui mekanisme pertukaran informasi bagi pencapaian tujuan perdagangan internasional dan penanganan perubahan iklim. Mengusulkan penyelenggaraan dialog antara menteri keuangan, perdagangan dan pembangunan, mengingat adanya keterkaitan antara isu lingkungan hidup, perdagangan dan pembangunan. “Seluruh peserta dialog sangat menghargai inisiatif dan kepemimpinan Indonesia menggelar pertemuan informal ini dan berharap akan dapat berlanjut di masa mendatang,” kata Mari Pangestu. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Gedung I Lantai 2 Jln. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110 INDONESIA Tel. 081511316865 / 081584074952 3