Modul Psikologi Kognitif [TM2]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Psikologi Kognitif
Neurosains Kognitif
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
02
Kode MK
Disusun Oleh
61049
Rizky Putri A. S. Hutagalung, M. Psi, Psi
Abstract
Kompetensi
Modul ini berisi tentang neurosains
kognitif, metode yang digunakan
dalam mempelajari otak manusia, alatalat
yang
digunakan
untuk
mempelajari otak dan mengetahui
kerusakan yang terdapat pada otak
manusia, dan gangguan yang terjadi
pada otak.
Mahasiswa mengenal dan memahami
mengenai neurosains kognitif, metode
yang digunakan untuk mempelajari otak
manusia,
alat-alat
yang
dapat
digunakan untuk mempelajari otak dan
mengetahui kerusakan pada otak
manusia,
mengetahui
berbagai
gangguan yang terjadi pada otak, serta
dapat menghubungkan hal-hal yang
telah dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari.
II: Neurosains Kognitif

Neurosain kognitif:
Bidang studi yang menghubungkan otak dan aspek-aspek lain sistem saraf, khususnya otak,
dengan pemrosesan kognitif, dan akhirnya dengan perilaku.

Otak :
Organ dalam tubuh kita yang mengontrol langsung pikiran, emosi, dan motivasi kita. Otak
bersifat direktif sekaligus reaktif terhadap organ-organ tubuh yang lain.

Lokalisasi fungsi:
Mengacu kepada wilayah-wilayah spesifik otak yang mengontrol kemampuan-kemampuan
atau perilaku-perilaku spesifik.

Sistem saraf:
Dasar bagi kemampuan manusia untuk memahami, beradaptasi, dan berinteraksi dengan
dunia sekitar. Melalui sistem ini, manusia menerima, memproses dan merespon informasi
dari lingkungan.
Metode dalam mempelajari otak manusia:
-
Studi-studi postmortem (dilakukan setelah meninggal)
-
Teknik-teknik in vivo (dilakukan saat manusia ataupun hewan masih hidup)
Yang kemudian menjadi trend adalah memfokuskan pada teknik-teknik yang dapat
menyediakan informasi tentang pemfungsian mental manusia ketika otak bekerja.
Studi-studi post mortem
-
Peneliti mempelajari dengan hati-hati perilaku manusia yang menunjukkan tandatanda kerusakan otak ketika mereka masih hidup
-
Mereka mendokumentasika perilaku pasien sedetail mungkin dalam studi kasus
sebelum pasien meninggal
‘14
2
Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
-
Setelah pasien meninggal peneliti menguji otak pasien untuk mencari lokasi
terjadinya lesi (area-area jaringan tubuh yang mengalami kerusakan seperti karena
luka benturan atau penyakit).
-
Peneliti kemudian mengambil kesimpulan dan melacak kaitan antara tipe perilaku
yang diamati dengan anomaly yang terdapat di lokasi tertentu pada otak.
Contoh: pasien Paul Broca (1824-1880) yang diberi nama Tan (dinamai demikian karena
hanya suku kata itu yang keluar jika ia berkata-kata). Tan mengalami gangguan berat
dalam kemampuan bicaranya. Masalah ini berkaitan dengan lesi di area lobus bagian
depan yang sekarang dinamakan area Broca.
Studi-studi terhadap hewan
Studi in vivo pada awalnya kebanyakan dilakukan pada hewan
-
Elektroda mikro dimasukkan ke dalam otak hewan (biasanya kera atau kucing)
-
Dari sini didapati rekaman sel tunggal tentang aktivitas sebuah neuron di otak.
-
Dengan cara ini ilmuan dapat mengukur efek dari jenis-jenis stimuli tertentu .
-
Termasuk dalam jenis penelitian terhadap hewan adalah dengan melakukan
pelesian selektif (penghilangan atau perusakan bagian otak tertentu lewat
pembedahan) untuk mengamati cacat fungsional yang diakibatkannya.
Teknik ini dirasa memiliki banyak kekurangan dan tidak efektif.
Rekaman-rekaman listrik
Elektroencephalogram (EEG) adalah rekaman-rekaman tentang frekuensi dan intensitas
listrik otak yang hidup, biasanya direkam di sebuah periode yang relatif lama. melalui EEG
dimungkinkan untuk mempelajari aktivitas gelombang otak yang menindikasikan perubahan
konsisi-kondisi mental seperti tidur lelap atau bermimpi
-
Elektroda dipasangkan di beberapa titik kulit kepala
-
Aktivitas listrik di otak kemudian direkam
-
Contohnya rekaman-rekaman EEG yang diambil selama tidur menyingkapkan polapola perubahan aktivitas listrik yang melibatkan seluruh bagian otak. Pola-pola yang
muncul ketika sesorang bermimpi sangat berbeda ketika dia tertidur lelap.
‘14
3
Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar EEG
Teknik-teknik pencitraan statis
-
Teknik-teknik ini mencakup angiogram, pemindaian tomografi aksial dengan
menggunakan komputer (CAT, computerized axial tomography) dan pemindaian
dengan pencitraan resonansi magnetis (MRI)
-
Teknik yang berbasis sinar X (CAT) memungkinkan pengamatan yag lebih mendetail
tentang abnormalitas otak skala besar seperti kerusakan yang diakibatkan benturan
atau tumor, namun terbatas dalam resolusi sehingga tidak bisa menyediakan banyak
informasi ttg lesi-lesi dan penyimpangan yang lebih kecil
-
Pemindaian MRI memberikan gambar dengan resolusi tinggi tentang struktur otak
hidup dengan mengomputasi dan menganalisi perubahan-perubahan magnetis
didalam energi dari orbit-orbit partikel didalam molekul-molekul tubuh. Namun MRI
relatif mahal dan tidak menyediakan banyak informasi mengenai proses-proses
fisiologis
‘14
4
Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar MRI
Pencitraan metabolis
-
Teknik ini mengandalkan perubahan-perubahan yang berlangsung di dalam otak
sebagai hasil dari peningkatan konsumsi glukosa dan oksigen di area-area aktif tak
-
Ide dasarnya adalah area-area aktif didalam otak mengonsumsi lebih banyak
glukosa dan oksigen ketimbang area-area yang tidak aktif.
-
Pemindaian PET mengukur peningkatan di dalam konsumsi glukosa di area-area
aktif otak selama menjalankan pemrosesan informasi tertentu
Hasil gambar PET
-
Pencitraan melalui resonansi magnetis secara fungsional (fMRI)
penggambaran
neuron
yang
menggunakan
medan-medan
adalah teknik
magnetis
untuk
mengonstruksikan gambar detil tiga dimensi tentang aktivitas di beragam bagian otak
di satu moment tertentu. Teknik ini disusun berdasarkan MRI , namun ia
menggunakan
peningkatan
di
dalam
pengonsumsian
mengonstruksikan gambaran-gambaran aktivitas otak.
‘14
5
Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
oksigen
untuk
Gambar Alat fMRI
Hasil Gambar fMRI
‘14
6
Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hasil Gambar fMRI
Kognisi di dalam otak
 Anatomi umum otak: otak depan, otak tengah, otak Belakang
‘14
7
Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Otak depan:
-
Otak depan terdiri atas struktur-struktur utama diantaranya: a) kulit otak (lapisan
terluar hemisfer otak); b)ganglia basalis (kumpulan nucleon dan jaringan syaraf);
c) sistem-sistem limbic (hipokampus, amigdala, septum); d)thalamus; e)
hipotalamus.
-
Fungsi dari kulit otak : terlibat didalam pencerapan dan pemrosesan informasi
indrawi, berpikir, proses kognitif lainnya, dan perencanaan serta pengiriman
informasi motorik.
-
Fungi ganglia basalis : krusial bagi fungsi sistem motorik
-
Fungsi sistem-sistem limbic: hipokampus terlibat dalam pembelajaran dan
memori,
amigdalam
mempengaruhi
rasa
marah
dan
agresi,
septum
mempengaruhi rasa marah dan rasa takut
-
Fungsi thalamus : stasiun pemancar utama bagi informasi sensorik yang datang
menuju otak; menyalurkan informasi ke wilayah kulit otak yang tepat melaui uraturat saraf yang berangkat dari thalamus ke wilayah-wilayah spesifik korteks.
Terdapat 4 nukleus talamik kunci yang berfungsi menyampaikan informasi
visual, auditoris, somatosensoris, dan equilibrium, yaitu:
a.
Nucleus genikulat lateralis: menerima informasi dari reseptor visual via
saraf-saraf penglihatan  memancarkan informasi pada korteks visual
 memampukan kita melihat.
b.
Nucleus genikulat medialis: menerima informasi dari reseptor auditoris
via saraf-saraf pendengaran  memancarkan informasi pada korteks
auditoris  memampukan kita mendengar.
c.
Nucleus ventropoterioris: menerima informasi dari sistem saraf somatic
 memancarkan informasi pada korteks somatosensori primer 
memampukan kita merasakan tekanan dan rasa sakit.
d.
Nucleus ventrolateralis: menerima informasi dari serebelum (di otka
belakang)  memancarkan informasi pada korteks motoris primer 
memampukan kita merasakan keseimbangan fisik.
-
Fungsi Hipotalamus : mengontrol sistem endokrin, sistem saraf otonom, indra
pencecap dan rasa haus, dan fungsi-fungsi kunci lainnya.
‘14
8
Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Otak tengah
-
Terdiri atas struktur-struktur utama diantaranya: a) kolikuli superioris (atas);
b)kolikuli inferioris (bawah); c)sistem pengaktif retikularis (RAS; juga meluas
sampai otak belakang); d) materi abu-abu, nucleus merah, nigra substantia,
wilayah ventralis
-
Kolikuli superioris terlibat dalam penglihatan
-
Kolikuli inferioris terlibat dalam pendengaran
-
Sistem pengaktif retikularis penting untuk mengontol kesadaran, atensi, fungsi
kardiorespiratoris, dan gerakan tubuh.
-
Materi abu-abu, nucleus merah, nigra substantia, wilayah ventralis memiliki
peran penting untuk mengontrol gerakan tubuh
Otak belakang
Terdiri atas struktrur-struktur utama sebagai berikut:
-
Serebelum, berfungsi penting untuk mengontrol gerakan tubuh
-
Pons ; esensial bagi keseimbangan, koordinasi dan keharmonisan gerak otot
-
Medulla oblongata, berfungsi sebagai titik persimpangan tempat saraf mengarah
silang dari satu sisi tubuh ke sisi otak sebaiknya. Terlibat pula dalam fungsi
seperti kardiorepiratoris, pencernaan, dan menelan.
 Kulit otak
-
Kulit otak meliputi 80% otak manusia
-
Kulit otak menjadi lapisan pembungkus terluar dua belahan otak, hemisfer otak
sebelah kanan dan sebelah kiri.
‘14
9
Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Lobus-lobus hemisfer otak:
-
Lobus frontalis
Diasosiasikan dengan pemrosesan motorik dan proses-proses berfikir yang
lebih tinggi seperti penalaran abstrak
-
Lobus parietalis
Diasosiasikan dengan pemrosesan somatosensoris. Ia menerima input-input
dari neuron terkait sentuhan, rasa sakit, rasa temperature, dan posisi tungkaitungkai tubuh
-
Lobus temporalis
Diasosiasikan dengan pemrosesan auditoris
-
Lobus oksipitalis
Diasosiasikan dengan pemrosesan visual.
Gangguan-gangguan pada otak
Ada sejumlah gangguan otak yang dapat mengganggu fungsi kognitif kita. Uraian beriku
didasarkan sebagian pada kerja Gazzaniga dan kolega-koleganya (dalam Sternberg, 2008)
‘14
10
Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Stroke
Stroke terjadi ketika aliran darak ke otak mengalami hambatan. Orang-orang yang
mengalami stroke biasanya menunjukkan hilangnya fungsi-fungsi kognitif. Bentuk
hilangnya fungsi-fungsi ini bergantung kepada area otak mana yang dipengaruhi
stroke, seperti pada gambar berikut:
Simptom stroke biasanya langsung terjadi setelah stroke terjadi, berikut simptom
stroke yang paling umum:
- Mati rasa atau kelelahan diwajah, lengah atau kaki
- Rasa bingun, kesulitan bicara atau memahami ucapan
- Gangguan pada penglihatan
- Pusing, mual-mual, sulit berjalan, hilang keseimbangan atau koordinasi
anggota tubuh
- Sakit kepala berat tanpa diketahui penyebabnya
‘14
11
Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tumor otak
Tumor otak disebut juga neoplasma, dapat memengaruhi fungsi kognitif dengan cara
yang sangat serius. Ada dua jenis tumor otak:
-
Pertama adalah tumor yang dimulai dari otak. Kebanyakan anak yang
mengalami tumor jenis ini
-
Kedua, tumor otak yang merupakan efek dari pertumbuhan tumor dibagian tubuh
lain, misalnya paru-paru.
Tumor otak ada yang lunak dan ada yang
ganas. Tumor lunak tidak mengandung sel-sel
kanker, biasanya tumor ini bisa dihilangkan
dan tidak akan tumbuh kembali. Sel-sel tumor
lunak tidak menyerang sel-sel sekitarnya atau
menyebar kebagian tubuh yang lain, namun
jika akhirnya ia menekan area-area sensitif
otak, tumor akan mengakibatkan gangguan
kognitif yang serius.
Berikut ini simptom paling umum yang terjadi
pada tumor otak
-
Sakit kepala, biasanya memburuk dipagi hari
-
Mual-mual dan muntah-muntah
-
Perubahan dalam suara, ucapan, penglihatan atau pendengaran
-
Gangguan pada keseimbangan atau berjalan
-
Perubahan dalam suasana hati, kepribadian atau kemampuan untuk
berkonsentrasi
‘14
12
-
Masalah pada memori
-
Kejang otot atau gemetar
-
Matai rasa atau kelumpuhan pada lengan atau kaki
Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Luka pada kepala
Luka-luka pada kepala bisa diakibatkan oleh berbagai macam faktor seperti
kecelakaan kendaraan, kontak dengan benda keras, dan terkena peluru. Luka-luka ini
memiliki 2 jenis; luka dalam dan luka luar.
-
Pada luka dalam, tengkorak masih utuh namun terjadi kerusakan pada otak,
biasanya dari daya mekanis suatu hantaman pada kepala
-
Pada luka luar, tengkorak tidak lagi utuh karena sudah terjadi rembesan darah
yang keluar dari kepala, luka terkena peluru salah satu contohnya.
Simptom-simptom langsung yang menyertai luka pada kepala ini mencakup:
‘14
13
-
Tidak sadarkan diri
-
Pernafasan tidak normal
-
Luka atau retakan yang dapat terlihat jelas
-
Keluarnya darah atau cairan bening dari hidung, telinga, atau mulut
-
Gangguan bicara atau penglihatan
-
Pupil mata tidak sama besar
-
Rasa tidak berdaya, lemah bahkan kelumpuhan
-
Pusing-pusing dan mata berkunang-kungan
-
Detak jantung meninggi bahkan bisa sampai terkena serangan jantung
-
Sakit di leher atau leher menjadi kaku
-
Muntah lebih dari dua-tiga kali
-
Hilangnya kemampuan mengendalikan otot kandung kemih dan otot dubur
Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Sternberg, R.J. 2008. Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Solso, Robert.L., Otto H.Maclin, M. Kimberly Maclin. 2007. Psikologi Kognitif (edisi
kedelapan). Jakarta :Erlangga
Download