Bab 1 - E-Learning siswanti

advertisement
Modul
Manajemen Proyek Sistem Informasi
Dosen : Sri Siswanti, S.Kom, M.Kom
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
(STMIK) SINAR NUSANTARA
SURAKARTA
2015
-1-
Bab 1
PROYEK
1.1. Definisi Proyek
Pengertian dasar proyek adalah sebuah pekerjaan yang mempunyai ciri khas
menonjol dalam rangka mencapai tujuan tertentu, seperti: Proyek Jalan Tol, Proyek
Pesawat IPTN, Proyek Satelit Palapa, Proyek Pembuatan Sistem Informasi dan lain
sebagainya, Sedangkan penggarapan proyek tersebut diperlukan sebuah manajemen
yang baik dengan melalui prosedur yang terstruktur.
Pengertian proyek secara umum sesuai definisi dalam buku Panduan PMBOK (A
Guide to the Project Management Body of Knowledge) adalah Suatu usaha sementara
yang dilaksanakan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang unik
Beberapa proyek besar sudah dimulai ribuan tahun yll, seperti pembangunan
pyramid, candi dll
Pendefinisian dari proyek sendiri mempunyai pengertian yang bervariasi,
namun pada esensi (inti)nya tidak berbeda, diantaranya:
1. Proyek diartikan sebagai sederetan urutan aktifitas yang diselesaikan tepat pada
waktu, sesuai sasaran dan berdasarkan spesifikasi yang terstandarisasi (jeffery
LW.)
2. Proyek didefinisikan pula sebagai kumpulan aktivitas untuk memenuhi atau
membentuk suatu obyek yang diinginkan, yang mana kegiatannya bersifat
sementara dengan jangka waktu tertentu, memerlukan sumber daya tertentu dan
memiliki sasaran yang jelas.
3. Proyek merupakan urutan (sementara) dari aktivitas-aktivitas unik, kompleks, dan
terkoneksi pada satu tujuan atau sasaran dan dilengkapi dengan waktu yang
spesifik, berdasarkan anggaran, dan spesifikasi (RK. Wysocki, R. Beck, dan David
BC).
1.2. Ciri-ciri Proyek
Ciri-ciri proyek adalah :
1. Bertujuan menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir atau hasil
kerja akhir.
2. Dalam proses mewujudkan lingkup yang dimaksud, maka ditentukan jumlah biaya,
jadwal, kriteria mutu, serta sumber daya yang diperlukan.
3. Bersifat sementara dalam artian adanya batasan waktu yang telah ditentukan (yaitu
dengan selesainya tugas). Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
-2-
4. Nonrutin tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang
proyek berlangsung.
1.3. Kesuksesan Suatu Proyek
Kesuksesan dari sebuah proyek secara spesifik sangat ditentukan dalam pengelolaan
empat unsur utama yaitu Scope, Time, Quality dan Cost yang dapat digambarkan
dalam “Segitiga Kesuksesan Proyek”, dan keempat unsur tersebut satu sama lain
saling terkait (terpengaruh) atau saling berbanding lurus artinya besar kecilnya batas
wilayah proyek akan mempengaruihi lama tidaknya waktu pekerjaan proyek, besar
kecilnya biaya proyek dan menetukan kualitas tidaknya suatu produk hasil pekerjaan
proyek, secara grafis dapat dilihat gambar berikut ini:
Gambar 1. Segitiiga Kesuksesan Proyek
Maksud dari tolok ukur kesuksesan proyek dapat dijelaskan sebagai beirkut:
1. Scope (Batas Wilayah / Ruang Lingkup) pekerjaan proyek,
dapat memahami
batasan wilayah pekerjaan proyek yang akan dikerjakan dari analisis permasalahan,
analisis kelemahan, analisis kebutuhan maupun analisis kelayakan dari sistem yang
akan dibangun atau dikembangkan
2. Time (waktu) pekerjaan proyek, dapat memenuhi batas waktu dari penjadualan
proyek yang telah disepakati dalam dokumen perencanaan dari kontrak pekerjaan
yang bersangkutan, bisa menggunakan Gantt Chart, PERT (Program Evaluation
and Review Technique) atau CPM (Critical Path Method),
3. Quality (Kualitas) proses pekerjaan atau hasil akhir pekerjaan (produk) proyek dapat
memenuhi batasan standar tertentu yang disepakati melalui perencanaan atau
dokumen kontrak yang ada, seperti ISO, SII, CISCO, SAI dsb.,
Cost (Biaya) pelaksanan proyek dapat memenuhi batas anggaran yang telah
direncanakan atau yang telah di sepakati berdasarkan perhitungan atau penilaian
-3-
investasi yang ditanamkan dengan menggunakan Payback Period, Average Rate of
Return, ROI, NPV dsb.
1.4. Bentuk Pengerjaan Proyek
Secara umum bentuk pengerjaan proyek dilakukan dalam bentuk dua cara
yaitu:
1. Swakelola
Pada intinya pekerjaan proyek swakelola adalah pengerjaan proyek yang
dilakukan atau dikelola oleh organisasi atau perusahaan itu sendiri
Swakelola bukan berarti semua sumber daya manusia yang terlibat di
dalamnya adalah staf atau pegawai perusahaan tersebut. Bias saja dengan
menyewa tenaga ahli dalam turun waktu tertentu (selama proyek
berlangsung) untuk dijadikan sumber daya personil proyek. Bias juga SDM
yang terlibat dalam mengerjakan adalah gabungan antara pegawai dan non
pegawai (tenaga ahli yang disewa). Namun yang jelas pengelolaan atau
manajemen proyek tersebut dilakukan oleh organisasi atau peusahaan yang
bersangkuta.
2. Sub-kontrak
Pengerjaan proyek secara sub-kontrak, biasa disebut dengan singkatan proyek
subkon, pada intinya adalah suatu proyek yang diproyekkan. Artinya bisa saja
suatu organisasi atau perusahaan membuat atau bisa juga mendapatkan suatu
proyek, namun proyek tersebut tidaklah dikerjakan sendiri, melainkan dilimpahkan
ke pihak lain (perusahaan/konsultan lain). Bisa saja terjadi, secara kontrak proyek
yang
dikerjakan
adalah
atas
nama
perusahaan
X,
namun
sebenarnya
pelaksanaannya adalah perusahaan Y. Dalam kasus seperti ini berarti perusahaan
X melakukan sub-kontrak terhadap perusahaan Y.
1.5. Life Cycle Proyek
Sejak dari awal dimulainya sampai dengan diakhirinya suatu proyek terdapat
berbagai fase yang harus dilalui. Masing-masing fase mempunyai cirri-ciri yang
berbeda, memerlukan waktu untuk melaksanakannya dan membutuhkan
sember daya yang berbeda pula.
Secara umum terdapat empat fase proyek :yaitu :
1. merumuskan masalah
2. mencari solusi terhadap masalah
-4-
3. melaksanakan solusi
4. memonitor hasil yaitu apakah solusi tersebut menyelesaikan masalah
tersebut.
Bila dilihat dari perspektif proyek konstruksi, maka “life cycle’ proyek melalui
fase-fase berikut ini :
1. Pembuatan konsep (concept development/design)
2. Pelaksanaan (execution)
3. Penutupan (finish/close out)
Dalam perspektif proyek IT (Information Technology), khususnya develop atau
pembengunan sistem informasi, maka life cycle proyek meliputi fase-fase:
1. Tahap perumusan
2. Tahap konsep
3. Tahap desain
4. Tahap pelaksanaan
5. Tahap jaminan kualitas
6. Tahap impelemtasi
7. Tahap penutupan
1.6. Mekanisme Proyek
Tahapan atau mekanisme proyek adalah sebagai berikut :
1. Proyek ditentukan oleh manajemen melalui kebijakan
2. Setelah keputusan dari manajemen menyatakan bahwa suatu proyek akan
dijalankan, maka selanjutnya ditunjuk seorang pimpinan proyek/manajer
proyek dan pembetukan tim proyek.
3. Pihak manajemen akan mendelegasikan proyek kepada manajer proyek
untuk memimpin dan mengelola proyek dari awal sampai akhir. Manajer
proyek bertanggung jawab sepenuhnya atas keberhasilan proyek tersebut.
4. Dalam kegiatan keseharian seorang manajer proyek akan mengkoordinir tim
proyek dan bertanggungjawab kepda pihak manajemen.
5. Di dalam kegiatan proyek, seluruh pihak yang terlibat bertanggungjawab
terhadap keberhasilan proyek tersebutsampai dengan selesai, sesuai
dengan kapasitasnya masing-masing.
-5-
1.7. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya proyek
Berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan timbulnya suatu proyek:
1. Rencana Pemerintah
Rencana pemerintah, biasanya
berbentuk suatu kebijakan tertentu akan
menimbulkan proyek. Sebagai contoh, pemerintah berencana mengekspor
beras ke Negara-negara yang berkekurangan beras, maka hal ini akan
menimbulkan suatu proyek. Contoh lain, pemerintah akan meningkatkan
kompetensi guru, maka akan muncul proyek-proyek yang berkaitan dengan
kompetensi, missal pelatihan atau diklat guru, pembuatan atau penerbitan
buku-buku yang menunjang kompetensi guru dll.
2. Permintaan Pasar
Misal : Handphone, factory outlet, pembangunan town house, pembangunan
apartemen, penerbitan buku-buku bisnis dan buku IT.
3. Dari dalam Perusahaan yang bersangkutan
Missal : ada kebijakan pemakaian seragam untuk hari-hari tertentu,
perusahaan membutuhkan system Informasi.
4. Dari Penelitian dan Pengembangan
Misal : Penelitian mikrobiologi, penelitian metode pendidikan
1.8. Faktor-Faktor Keberhasilan Proyek
Keberhasilan suatu proyek sangat bergantung pada saat menentukan pilihan
metodologi manajemen proyek yang baik. Pemilihan metodologi ini dilakukan
pada saat awal sebelum proyek dimulai. Secara garis besar ada 4 hal penting
yang mempengaruhi keberhasilan suatu proyek, keempat tersebut :
1. Pengelolaan proyek melalui suatu mekanisme life cycle project.
2. Melakukan monitoring dan pengontrolan terhadap jadwal proyek, anggaran
proyek, kualitas dan resiko didalam suatu proyek
3. Mengintegrasikan perangkat (tools) dan metode manajemen proyek untuk
meningkatkan produktivitas, kinerja tim dan komunikasi
4. Komitmen manajemen. Hal ini sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan proyek.
1.9. Perbedaan Kegiatan Proyek dengan Kegiatan Operasional
-6-
Ada beberapa perbedaan antara kegiatan proyek dan kegiatan operasional
diantaranya adalah :
NO
Kegiatan Proyek
Kegiatan Operasional
1
Bercorak dinamis, non-rutin
Berulang-ulang, rutin
2.
Siklus pekerjaan relative
pendek
Berlangsung dalam jangka
panjang
3.
Intensitas kegiatan dalam
periode Siklus proyek
berubah-ubah (naik-turun)
Intensitas kegiatan relative
sama
4.
Kegiatan harus diselesaikan
berdasarkan anggaran dan
jadwal yang ditentukan
Batasan anggaran dan
jadwal tidak setajam
proyek
5.
Terdiri dari macam-macam
kegiatan yang memerlukan
berbagai disiplin ilmu
Macam kegiatan tidak
terlalu banyak
6.
Kegiatan sumber daya
berubah, baik macam
maupun volumenya
Macam dan volume
keperluan sumber daya
relative konstan
Perbedaan mendasar :
Kegiatan operasi didasarkan pada konsep mendayagunakan system yang telah
ada, apakah terbentuk pabrik, gedung atau fasilitas yang lain, secara terus
menerus
dan
berulang-ulang.
Sedangkan
kegiatan
proyek
bermaksud
mewujudkan atau membangun system yang belum ada.
Secara singkat bisa dikatakan sebagai berikut :
Bilamana dibandingkan dengan definisi dari proyek, maka semua pekerjaan
yang lain dianggap sebagai suatu rutinitas belaka. Suatu pekerjaan rutin
bisanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan berorientasi
ke
proses. Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang rutin tidak
dianggap suatu proyek.
-7-
Bab 2
MANAJEMEN PROYEK
2.1. Definisi Manajemen Proyek
Berikut beberapa definisi manajemen proyek :
•
Kegiatan merencanakan, menggorganisasikan, mengendalikan sumber
daya lembaga untk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan
(H. Kerzner: 1982)
•
aplikasi pengetahuan (knowledges), ktrampilan (skills), alat (tools) dan
teknik (techniques) dalam aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan proyek. (Budi Santoso (2009:3))
•
manajemen proyek merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan, skill, tools,
dan teknik untuk aktifitas suatu proyek dengan maksud memenuhi atau
melampaui kebutuhan stakeholder dan harapan dari sebuah proyek.
(Schawalbe (2004;8))
•
semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu
proyek dari awal (gagasan) sampai selesainya proyek untuk menjamin
biaya proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu.
(Wulfram I. Ervianto (2003:19))
Manajemen proyek bisa juga diartikan secara bebas sebagai ilmu dan seni
berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari
manusia dan material dengan menggunakan teknik pengelolaan modern untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan yaitu : lingkup, mutu, jadwal dan biaya
serta memenuhi keinginan para stakeholder.
Manajemen proyek sangat diperlukan karena :
 Supaya target tercapai
 Ingin melakukan perubahan, dan atau pengembangan
 Memerlukan kecepatan (not business as usual)
 Ketika dibutuhkan Lintas sektoral, karena tdk dapt dilakukan melalui birokrasi
organisasi yg ada.
 Untuk mendukung pelaksanaan rencana strategik
-8-
 Memerlukan terobosan.
Pada prinsipnya manajemen proyek :
Penerapan pengetahuan, ketrampilan, tools and techniques (perangkat/alat
bantu dan teknik-teknik) pada aktivitas-aktivitas proyek agar persyaratan dan
kebutuhan proyek terpenuhi. Proses-proses manajemen proyek dikelompokkan
dalam 5 kelompok yaitu :
1.
Proses Identifkasi (inisiasi = tahap memilih / seleksi proyek)
2.
Proses Desain (Perencanaan, pendanaan, penganggaran)
3.
Proses Implementasi/Pelaksanaan (organisasi,penjadwalan, mobilisasi
sumber daya
4.
Proses pengontrolan
5.
Proses Penutupan proyek.
2.2. Tujuan/Manfaat Manajemen Proyek
Tujuan/manfaat manajemen proyek adalah :
 Efisiensi baik dari sisi biaya, sumberdaya maupun waktu
 Kontrol terhadap proyek lebih baik, sehingga proyek bisa sesuai dengan
scope, biaya, sumber daya dan waktu yang telah ditentukan.
 Meningkatkan Kualitas.
 Meningkatkan Produktifitas.
 Bisa menekan resiko yang timbul sekecil mungkin.
 Koordinasi Internal yang baik.
 Meningkatkan semangat, tanggung jawab serta loyalitas tim terhadap
proyek, yaitu dengan penugasan yang jelas kepada
masing-masing
anggota tim.
2.3. Unsur Manajemen Proyek
Organisasi atau perusahaan biasanya menggunakan pendekatan –
pendekatan yang berbeda pada manajemen proyek, prasyarat untuk manajemen
proyek yang baik adalah proses pengembangan sistem yang didefinisikan
dengan baik yakni yang memenuhi unsur pokok dalam manajemen proyek
karena penting untuk membedakan antara manajemen proyek dan manajemen
proses, adapun unsur pokok tersebut meliputi:
-9-
A. Tujuan Proyek
Proyek umumnya merupakan suatu aktivitas yang berlangsung dalam waktu
tertentu dengan hasil akhir tertentu, dibagi dalam sub – sub proyek yang
diselesaikan untuk mencapai tujuan proyek secara keseluruhan dan bersifat
kompleks sehingga dibutuhkan koordinasi dan pengendalian terhadap setiap
sub – sub proyek dalam aspek waktu, urutan pekerjaan, biaya dan kinerjap
B. Kompleksitas Proyek
Pengelolaan
proyek
melibatkan
beberapa
fungsi
organisasi
seperti
pemasaran, personalia, enginering, produksi dan keuangan, untuk itu
diperlukan
bermacam-macam
disiplin
ilmu
dan
ketrampilan
untuk
menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan proyek serta dibutuhkan koordinasi
antar fungsi organisasi untuk kesuksesan proyek dalam mewujudkan tujuan
C. Keunikan Proyek
Setiap pekerjaan proyek mempunyai karakter tersendiri akan berbeda dari
apa yang pernah dilakukan meskipun bentuk proyek sama ataui rutin
dilakukan, karena dipengaruhi banyak aspek seperti tujuan, lokasi,
lingkungan, tenaga kerja, sosial, kulktur budaya masyarakat, fasilitas, ruang
lingkup dan lain sebagainya, disamping itu proyek merupakan pekerjaan
yang terjadi sekali dan tidak pernah terulang dengan kejadian yang sama
D. Proyek merupakan kegiatan sementara
Proyek adalah suatu aktivitas yang bersifat temporer, organisasi dibentuk
sementara untuk mengelola personalia, material dan fasilitas guna mencapai
tujuan tertentu pada jadwal tertentu artinya hanya sekali tujuan tercapai dan
organisasi akan dibubarkan setelah selesai, kemudian dibentuk organisasi
baru dalam mencapai tujuan yang lain
E. Resiko Proyek
Proyek umumnya menggunakan teknologi baru dan memiliki resistensi yang
tidak pasti dan beresiko, kegagalan suatu proyek bisa berakibat buruk bagi
organisasi
F. Siklus Hidup Proyek
Proyek merupakan suatu proses bekerja dalam mencapai suatu tujuan dan
selama proses proyek akan melewati beberapa fase yang disebut dengan
“project life cycle”, dimana tugas-tugas, organisasi, orang dan sumber daya
lain akan mengalami perubahan bila proyek memasuki satu tahapan baru
- 10 -
G. Tipe Proyek
a. Proyek yang berasal dari klien yang ditawarkan ke suatu konsultan atau
kontraktor,
b. Ide proyek muncul karena ada tawaran dana dari instansi atau lembaga
tertentu,
c. Proyek muncul karena adanya tawaran lelang
d. Proyek berasal dari dalam perusahaan sendiri.
2.4. Manajemen Proyek Sistem Informasi
Manajemen Proyek Sistem Informasi adalah sebuah cara yang dilakukan
untuk mengelola sumber daya (manusia, data, anggaran) untuk mencapai suatu
tujuan yang ditentukan.
Maksud dari pencapaian tujuan ialah suatu proyek yang dimanajemen
sedemikian rupa agar sesuai dengan anggaran, keinginan konsumen, sesuai
jadwal, dll. Hal itulah yang menjadi dasar dari manajemen sistem informasi
tersebut.
Manajemen Proyek Sistem Informasi (MPSI) bisa juga diartikan sebagai
langkah-langkah yang diperlukan dalam sebuah pembuatan proyek sistem
informasi untuk mencapai suatu tujuan yang tadi.
Berikut beberapa hal yang dijadikan tujuan dalam hal manajemen sistem
informasi:
1.
Mutu
2.
Biaya
3.
Waktu
Beberapa
alasan
yang
dianggap
dapat
menguatkan
pentingnya
keberadaan fungsi manajemen proyek yang baik dalam suatu perusahaan
antara lain :

semakin pendeknya kompresi daur hidup produk,

tingginya tingkat kompetisi global

pesatnya
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
yang
menyebabkan semakin meningkatnya kompleksitas aktivitas proyek.
Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu :
manusia,masalah dan proses.
- 11 -
Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan penting
dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakan
dalam model kematangan kemampuan manajemen manusia, yang berfungsi
untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak (sistem informasi)
dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih,
kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi
dan rancangan kerja serta pengembangan tim
- 12 -
Bab 3
MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK
Tujuan utama manajemen proyek adalah agar dapat dilaksanakan dengan
efisiensi, tepat waktu dan mencapai hasil yang diinginkan. Seringkali suatu proyek
menjadi berlarut-larut dan akhirnya harus mengalami penjadwalan ulang. Tentu saja
hal itu akan menyebabkan ketidakefisienan meski akhirnya mampu mencapai hasil
yang diinginkan. Bisa juga terjadi proyek selesai tepat waktu tetapi hasil yang dicapai
tidak memuaskan. Segala sesuatu harus dimulai dari rencana dan harus disepakati
bersama antara para stakeholder yang terlibat dalam proyek
3.1. Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud dalam proyek adalah pemilik proyek(project
owner), komite pengarah(steering comittee), pengguna hasil proyek (user), dan
pelaksana proyek.
1. Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah individu atau perusahaan yang memiliki kepentingan
awal terhadap hasil proyek dan biasanya sekaligus merupakan penyandang
dana. Proyek dan hasilnya akan menjadi miliknya dan digunakan untuk
kepentingan usaha dan keperluan pribadinya.
2. Komite Pengarah
Komite pengarah dibentuk agar proyek yang dilaksanakan tetap berjalan
sesuai rencana dan tetap pada jalur yang benar untuk mencapai hasil sesuai
kualitas
yang
ditentukan
dengan
memperhatikan
batasan-batasan
manajemen proyek.
3. Pengguna hasil
Suatu proyek sistem informasi tentu akan menghasilkan produk akhir berupa
software yang akan digunakan. Dalam tahap awal, seorang pengguna baru
akan memerlukan pendampingan.
4. Pelaksana Proyek
Pelaksana proyek biasanya adalah sebuah tim. Aggota tim terdiri dari orangorang yang memiliki keahlian sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan
proyek. Tim didampingi oleh manajer proyek.
- 13 -
3.2. Metodologi dalam manajemen proyek
Metodologi atau pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan
manajemen proyek, antara lain :
1. Rational Unified Process(RUP)
RUP adalah proses rekayasa software dengan pendekatan alokasi tugastugas dan tanggung jawab dalam organisasi pengembangan software.
Tujuannya adalah memastikan software yang dihasilkan berkualitas tinggi
yang memenuhi kebutuhan klien dengan jadwal dan anggaran yang telah
ditentukan. RUP berupaya meningkatkan produktivitas
tim dengan
menyediakan untuk setiap anggota, akses knowledge base dengan petunjuk,
template dan alat bantu untuk mendukung aktivitas penting dalam
pengembangan software.
2. Extreme Project Management (XPM)
XPM lebih ditujukan untuk proyek yang tidak diketahui secara jelas sehingga
membutuhkan metodologi yang lebih cepat, fleksibel dan lincah untuk situasi
yang tidak menentu dan berubah-ubah.
3. Angile Project Management (APM)
Metode ini berfokus pada manusia, hasil, metode yang minimal dan
kolaborasi maksimum untuk mengantisipasi proyek eb-bisniss yang bergerak
cepat san sering berubah.
Metode ini memiliki kelemahan antara lain sulit untuk menentukan posisi
proyek karena adanya perulangan dalam fase-fasenya demi mengantisipasi
perubahan-perubahan requirements, hanya dapat diterapkan dalam proyek
skala kecil dan menengah karena tidak adanya fokus pada rencana formal
proyek secara keselutuhan dan membutuhkan tenaga yang ahli dan
bermotivasi tinggi yang tidak selalu tersedia.
4. Metode Tradional
Pendekatan ini adalah yang paling umum dan mudah diterapkan baik untuk
proyek skala kecil, sedang maupun besar. Berdasarkan pendekatan
tradisional ini ada urutan yang harus dilalui dalam manajemen proyek sejak
dimulai sampai selesai. Tahap-tahap dalam urutan ini adalah sebagai berikut
:
-
Fase inisialisasi
- 14 -
-
Fase perencanaan atau perancangan
-
Fase Pengembangan
-
Sistem pengawasan dan pengendalian
-
Fase Akhir dan pemeliharaan
Meskipun tahap-tahap ini saling berturut tetapi tidak semua proyek harus
melalui semua tahapan, bahkan ada proyek yang harus melalui tahap 2, 3
dan 4 beberapa kali. Setiap fase akan memberikan hasil yang akan menjadi
input bagi fase berikutnya,
3.3. Alokasi Sumberdaya
Sebelum proyek dimulai dilaksanakan, manajer proyek harus mengalokasikan
sumberdaya dari tim yang dipimpinnya. Pengaturan alokasi sumberdaya
manusia harus benar-benar direncanakan dari analis sistem, pemrogram sampai
ke trainer dan deployer yang selain memiliki keahlian yang dibutuhkan juga
pengalaman yang memadai.
3.4. Subproyek
Subproyek juga bisa merupakan satu fase dalam sebuah proyek besar yang
kemudian dilaksanakan oleh satu tim tersendiri yang terlepas dari proyek utama.
Mengurai proyek menjadi bagian yang lebih kecil akan memudahkan dalan
melakukan alokasi sumberdaya.
3.5. Penjadwalan
Hasil
dari
pengalokasian
waktu
untuk
masing-masing
fase
kemudian
dijadwalkan untuk dilaksanakan secara urut. Untuk memulai menyusun
penjadwalan tentu sebelumnya harus ada requirements analysis. Dari hasil
analisis tersebut manajer proyek dapat menyusun estimasi wakti untuk masingmasing fase kemudian dituangkan dalam proposal.
3.6. Kegagalan Proyek Sistem Informasi
Jenis-jenis kegagalan dalam proyek :
1. Kegagalan perencanaan terjadi jika proyek tidak memiliki nilai tambah atau
kemampuan untuk menghadapi halangan yang terjadi sepanjang proses. Hal
ini menunjukkan bahwa proyek telah memiliki kesalahan sejak awal.
- 15 -
2. Kegagalan sponsor terjadi ketika orang yang memimpin proyek tidak secara
aktif terlibat dan/atau tidak memiliki otoritas untuk mengambil keputusan
penting demi kesuksesan proyek.
3. Kegagalan desain dan definisi/ruang lingkup terjadi jika ruang lingkup tidak
didefinisikan secara jelas, sehingga tim pelaksana proyek tidak akan benarbenar tahu dengan jelas mengenai apa yang menjadi deliverable.
4. Kegagalan komunikasi
5. Kegagalan disiplin proyek terjadi ketika proses
6. Kegagalan pemasok/vendor
Saat proyek selesai, menurut standish report hasilnya dapat dikategorikan
sebagai berikut :
1. Sukses, jika proyek selesai tepat waktu, dalam anggaran dan sesuai dengan
lingkup yang telah disetujui bersama.
2. Dalam tantangan, pada akhirnya proyek selesai deadline, dengan sedikit
melampui anggaran dan ada beberapa ketidak sesuaian dengan lingkup yang
telah disetujui.
3. Gagal, proyek melampui apa yang disebut sebagai batasan proyek
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
Berdasarkan penelitian, proyek yang berhasil adalah karena menerapkan
beberapa hal berikut :
1. Keterlibatan klien dalam proyek, tetapi bukan berarti ikut campur dalam
proses.
2. Manajer proyek mendapat dukungan dari pemilik proyek
3. Spesifikasi yang sangat jelas, yang sekaligus menunjukkan hubungan yang
erat antara klien dan tim proyek.
4. Ekpektasi yang realistis dari klien terhadap hasil proyek.
5. Pengawasan dan pengendalian yang efektif tetapi tidak mengganggu proses
yang sedang berlangsung dalam proyek.
- 16 -
Bab 4
Peran Manajer Proyek
Manajer proyek
adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan proye dan hasilnya, tetapi manajer proyek bukanlah orang yang tahu
segala
aspek
proyek
yang
dilaksanakan.
Manajer
proyek
harus
memiliki
pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk memahami dan mengkaji semua
bidang terkait teknologi maupun alat bantu, menerima dan mengolah serta
mendistribusikan informasi kepada semua pihak yang terlibat dalam proyek.
Dalam sebuah proyek sistem informasi yang efektif manajer proyek selalu
berfokus pada 4P yaitu people, product, process, dan project.
Alasan pimpinan perusahaan menunjuk seseorang sebagai manajer proyek
adalah :
1. memiliki keahlian teknis sesuai dengan lingkup proyek
2. tersedia pada saat itu, yaitu pada waktu diperlukan
3. manajer lini yang berpengalaman yang mampu memecahkan masalah
manajerial.
Namun pada kenyataannya, seringkali harapan tersebut kandas ditengah
jalan, karena memang sumberdaya manusia yang ditugaskan (dalam hal ini
pimpinan proyek maupun tim proyek secara keseluruhan) tidak mengerti betul apa
yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing. Belum tahu
tentang siapa mengerjakan apa, dan bagaimana melakukannya. Inilah yang
menyebabkan mengapa proyek tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Boleh jadi manajemen proyek sudah ada, namun proyek tetap saja gagal, ini
artinya
sumber
daya
manusia
untuk
me-manage
proyek
tersebut
perlu
dipertanyakan. Disinilah pentingnya manajer proyek yang andal, seorang manajer
proyek yang tahu betul tugas yang harus dikerjakan.untuk itulah diperlukan
pengetahuan, baik secara konseptual terlebih lagi pengalaman lapangan.
4.1
Apa yang dilakukan oleh seorang manajer proyek?
Secara singkat yang dilakukan oleh seorang manajer proyek adalah :
1. Menerima otoritas dari pihak yang berkompeten. Pastikan manajer proyek
mendapatkan otoritas yang cukup untuk mengelola sumberdaya termasuk
anggaran tanpa melalui birokrasi yang panjang.
- 17 -
2. Mendefinisikan dan melakukan review kasus bisnis dan requirements
dengan evaluasi dan kontrol secara reguler, agar yakin bahwa klien
mendapatkan sistem yang sesuai dengan yang dikehendaki dan
dibutuhkan.
3. Melakukan inisiasi dan rencana proyek dengan menyusun format, arah
dan
landasan
yang
memberikan
peluang
untuk
pengukuran
penyimpanan/variasi serta kontrol terhadap perubahan.
4. Bermitra dengan pengguna akhir, bekeja dengan sponsor proyek dan
manajemen lain untuk mendapatkan kemajuan dan arah proyek.
5. Mengelola teknologi, orang-orang dan perubahan agar mencapai tujuan,
meraih target dan menyelesaikan proyek sesuai waktu yang ditentukan
dan tetap berada dalam anggaran.
6. Mengelola tim pelaksana proyek.
7. Mampu mengelola keadaan yang tidak menentu, perubahan yang cepat,
kesimpangsiuran, kejutan-kejutan dan lingkungan yang hanya sedikit
terdefinisi.
8. Menjaga hubungan dengan klien dengan menggunakan format laporan
yang cukup lengkap, jelas dan formal sebagai apresiasi terhadap
hubungan yang saling menghormati dan produktif.
9. Mengarahkan proyek dengan cara memimpin dan memberikan contoh dan
memberikan motivasi.
4.2
Keahlian yang dibutuhkan
Empat kategori keahlian yang dibutuhkan oleh manajer proyek:
1. Keahlian personal
Seorang manajer proyek harus memiliki keahlian personal yaitu
keahlian yang berurusan dengan hubungan antarpersonal seperti:
kepemimpinan, komunikasi yang baik, negosiasi, mendengarkan dan
membangun tim.
Seorang manajer proyek harus mampu memberi motivasi kepada
stakeholder. Ke dalam, seorang manajer harus mampu menjaga semangat
dalam tim untuk tetap melaksanakan tugas masing-masing terlebih dalam
situasi yang tidak menguntungkan. Manajer proyek menjadi orang pertama
sebagai tempat untuk mencari solusi dan mampu menyingkirkan hambatan
- 18 -
bagi setiap anggota tim yang menemui masalah. Manajer proyek harus
terus menjaga momentum selama proses berlangsung agar tim tetap
bersemangat
dalam
melaksanakan
tugas
masing-masing
untuk
menghasilkan deliverable dengan kualitas yang terbaik.
Bagi klien, manajer proyek merupakan sumber informasi utama
untuk posisi dan situasi proyek, apakah berada dalam jalur yang benar,
masih sesuai dengan anggaran, dan mengikuti jadwal yang telah
disepakati.
2. Keahlian Teknis
Beberapa keahlian teknis yang berhubungan dengan proyek yang
sedang ditangani, misalnya :
-
Manajemen konfigurasi, pengetahuan mengenai prinsip dan metode
untuk merencanakan dan mengelola implementasi, update atau
integrasi komponen sistem informasi.
-
Manajemen data, pengetahuan mengenai prinsip, prosedur dan alat
bantu manajemen data.
-
Manajemen informasi
-
Strategi dan perencanaan sumber informasi.
-
Keamanan jaringan dan sistem informasi
-
Arsitektur teknologi informasi
-
Penilaian kinerja teknologi informasi
-
Desain infrastruktur
-
Integrasi sistem
-
Siklus hidup sistem
-
Pemehaman teknologi
3. Keahlian manajemen
Seorang manajer harus mengerti mengenai manajemen, selain soal-soal
teknis. Seorang manajer yang baik perlu mengetahui bidang bisnis dari
proyek yang sedang ditangani.
4. Keahlian menangani situasi
Manajer proyek juga perlu memiliki keahlian dan menangani kemungkinan
masalah yang bisa terjadi sepanjang pelaksanaan proyek, dalam berbagai
- 19 -
situasi, konflik, keadaan yang tidak jelas ataupun meragukan. Manajer
proyek perlu bersikap :
- Fleksibel
- Keras dan tegas bila diperlukan
- Kreatif
- Menyerap banyak data dari berbagai sumber
- Sabar
- Mampu menangani banyak tekanan terus-menerus yang sering tanpa
henti.
4.3
Kualifikasi Manajer Proyek
Profesionalisme seorang manajer proyek juga dapat disertifikasi melalui
lembaga resmi, seperti misalnya dari Project Management Institute (PMI). Ada
dua
sertifikasi
yang
terkenal
dari
PMI,
yaitu
Project
Management
Professional(PMP) dan Certified Associate in Project Management (CAPM).
Sertifikat adalah sebagai indikator bahwa Anda memiliki kompetensi dan
kualifikasi yang diakui oleh lembaga resmi, tetapi tidak semua klien
mengajukan syarat memiliki sertifikasi untuk manajer proyek yang akan
ditugaskan.
Ada tiga jenis tanggung jawab seorang manajer proyek yaitu :
1.
Fungsonal
a. Memahami requirements proyek
b. Membuat rencana dan mengontrol proyek
c. Melaksanakan atau implementasi proyek
d. Menyelesaikan proyek tepat waktu, dalam anggaran dan mengikuti
spesifikasi yang ditentukan.
2.
Organisasi
a. Memahami konteks organisasi
b. Melaksanakan wewenangnya
c. Memahami cara memberikan pengaruh terhadap orang lain
d. Menyelesaikan konflik
e. Memahami situasi politik internal organisasi
3.
Tim
- 20 -
a. Memilih dan mengembangkan staf atau anggota tim
b. Mendelegasikan tugas pada anggota tim
c. Menjadi penengah antara tim dengan pihak manajemen organisasi
atau perusahaan klien.
d. Komunikasi secara efektif dengan pihak lain
e. Menunjukkan kepemimpinan
f. Memberikan motivasi kepada anggota tim
g. Membangun tim yang kuat, kompak dan handal
- 21 -
Bab 5
Inisiasi Proyek
5.1. Definisi Inisiasi Proyek
Inisiasi proyek adalah tahap awal suatu proyek dimulai. Pada intinya,
inisiasi proyek adalah mengawali sebuah proyek, dalam artian memberikan
gambaran global suatu proyek dalam bentuk definisi proyek. Dari definisi proyek
akan kelihatan gambaran global sebuah proyek yang akan dikerjakan.
Gambaran global ini biasanya berisi ruang lingkup proyek, tujuan proyek, waktu
mengerjakan proyek, biaya proyek, tujuan proyek, dan informasi umum lainnya.
Inisiasi proyek dalam hal ini adalah dokumen definisi akan dikerjakan
sebagai bahan, pegangan dan acuan dalam perencanaan proyek, yaitu
pembuatan dokumen perencanaan manajemen proyek.
5.2. Tujuan Inisiasi Proyek
1. menentukan tujuan proyek secara rinci
2. mengidentifikasi factor-faktor penentu keberhasilan untuk pelaksanaan proyek
3. menentukan ruang lingkup proyek, jadwal proyek, kebutuhan sumber daya
proyek secara garis besar, asumsi proyek, serta batasan-batasan proyek
sebagai acuan dalam membuat perencanaan manajemen proyek.
4. menentukan criteria keberhasilan proyek.
5.3. Mekanisme Inisiasi Proyek
- pemilik proyek memberi penugasan kepada manajer proyek dan tim proyek
- manajer proyek dan tim secara bersama-sama membuat definisi proyek dan
disetujui oleh pemilik proyek.
- definisi proyek yang sudah dibuat, selanjutnya akan dijadikan sebagai acuan
atau landasan dalam pembuatan perencanaan manajemen proyek.
5.4 Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Studi kelayakan adalah tindakan yang dilakukan untuk menentukan apakah
suatu proyek layak untuk direalisasikan atau tidak. Proyek tidak layak jika
menghasilkan produk atau jasa yang hanya berfungsi satu kali saja, atau jika
- 22 -
proyek yang akan dilaksanakan itu tidak memberi manfaat apapun selain hanya
menambah panjang birokrasi.
Studi kelayakan terbagi dalam beberapa aktivitas atau satuan kerja (job) :
1. Wawancara
2. Kunjungan ke lokasi
3. Pengumpulan dokumen
Umumnya dokumen-dokumen dalam suatu sistem terdiri atas : formulir
input, formulir output dan laporan-laporan.
Secara formal, hasil studi kelayakan dapat disusun dalam bentuk laporan
yang ditujukan kepada stakeholder. Laporan ini berisi antara lain :
1. Tujuan studi kelayakan
Gambaran atas apa yang hendak dicapai setelah studi kelayakan
dilakukan.
2. Latar belakang
Menjelaskan faktor-faktor yang mendorong diadakannya studi kelayakan
tersebut. Bisa berupa masalah-masalah yang hendak diatasi ataupun juga
pengembangan sistem kepada tingkatan yang lebih baik.
3. Solusi yang diajukan
Hasil dari studi kelayakan berupa solusi yang diajukan kepada klien, untuk
mengatasi hal-hal yang disebutkan dalam bagian latar belakang, jika ada
solusi alternatif juga dapat diajukan.
4. Analisis biaya dan manfaat
Analisis biaya dan manfaat dapat diajukan untuk mengukur efektifitas
solusi yang diajukan serta untuk menunjukkan apakah biaya yang akan
digunakan sepadan dengan solusi yang diharapkan.
5.5. Dokumen yang harus disiapkan dalam Inisiasi Proyek
Dokumen yang harus dipersiapkan adalah :
1. Surat penugasan atau SK Direksi sebagai acuan dalam pembuatan definisi
proyek
Surat ini dijadikan sebagai landasan secara hokum untuk membuktikan
keabsahan proyek yang akan dilaksanakan. Dalam skala besar, surat
penugasan ini bisa dibuat dalam bentuk SK Direksi.
2. Definisi Proyek
- 23 -
Berikut adalah contoh sistematika dokumen pendefinisian Proyek. Perlu
dipahami bahwa ini bukanlah format baku, Anda bisa membuat dengan format
yang berbeda.
-
Judul
Berisi judul proyek dan judul dokumen (yaitu Pendefinisian Proyek)
-
Daftar Isi
-
Info Umum
Berisi informasi tentang nama proyek, pemilik proyek, manajer proyek,
deskripsi singkat tentang predecessor dan Successor.
-
A. Permasalahan
Beri keterangan singkat mengenai permasalahan bisnis.
-
B. Deskripsi Produk
Beri keterangan singkat mengenai deskripsi produk atau servis
-
C. Faktor Penentu Keberhasilan
Deskripsikan tentang kondisi yang menyangkut factor-faktor yang
menentukan keberhasilan proyek, juga factor-faktor yang menghambat
proyek.
-
D. Keuntungan yang di Harapkan
Deskripsikan keuntungan-keuntungan yang diharapkan dari proyek yang
akan dilaksanakan.
-
E. Teknologi Yang digunakan
Deskripsikan
tentang
teknologi
yang
diperlukan/digunakan
untuk
keperluan proyek.
-
F. Deskripsi Proyek
Berikan deskripsi proyek secara umum yang meliputi :
a. Maksud dan tujuan proyek
b. Hasil yang diinginkan
c. Jadwal
d. Perkiraan biaya
e. Estimasi sumberdaya yang diperlukan
-
G. Perencanaan Aktivitas Secara Global
Cantumkan aktivitas-aktivitas apa saja yang dikerjakan untuk memenuhi
fase inisiasi dan fase perencanaan. Aktivitas yang dimaksud disini adalah
fasilitas global saja.
- 24 -
No. Aktivitas
Deskripsi
Jumlah Hari
Aktivitas
Total
-
H. Batasan
Deskripsikan batasan-batasan proyek secara umum.
-
I. Asumsi
Deskripsikan asumsi-asumsi proyek secara umum
- 25 -
Estimasi Biaya
Bab 6
Perencanaan Proyek
6.1 Definisi Perencanaan Proyek
Perencanaan proyek adalah bagian dari manajemen proyek yang berhubungan
dengan pembagian, pengalokasian dan penjadwalan pekerjaan dalam lingkup
proyek.
Perencanaan proyek secara umum berisi :
1. Tujuan dan ruang lingkup proyek
2. Waktu mengerjakan proyek/jadwal proyek
3. Rencana anggaran proyek
4. Kualitas proyek
5. Sumber daya proyek
6. Manajemen resiko
7. Perencanaan komunikasi
8. Pengadaan serta integrasi
6.2 Tujuan Perencanaan Proyek
-
mendefinisikan ruang lingkup proyek
-
membuat detail jadwal pelaksanaan proyek
-
menentukan alokasi dana yang dibutuhkan proyek
-
menetapkan prosedur dan mekanisme pengontrolan proyek
-
menentukan kualifikasi, peran dan tanggung jawab serta jumlah personil
yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek
-
Mengidentifikasi
resiko-resiko
proyek
yang
menentukan
tindakan
penanggulangannya
-
Menentukan dan menyetujui baseline proyek yang akan menjadi acuan untuk
mengukur kinerja proyek
6.3 Mekanisme Perencanaan Proyek
-
manajer proyek bersama-sama dengan tim mempelajari kembali definisi
proyek
-
membuat perencanaan manajemen proyek berdasarkan definisi proyek
- 26 -
-
persetujuan dari pemilik, bahwa rencana manajemen proyek tersebut akan
dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan proyek.
6.4 Dokumen Perencanaan Proyek
1. Dokumen definisi proyek
Dokumen ini dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan perencanaan proyek.
Bila didalam dokumen definisi proyek, gambaran proyek secara global, maka
dalam perencanaan proyek ini, proyek akan dijelaskan secara mendetail lagi.
Dengan kata lain, perencanaan proyek ini adalah hasil breakdown dari definisi
proyek yang sudah ada.
2. Struktur Rincian Pekerjaan (Work Breakdown Structure)
3. Penugasan Tim Proyek
4. Jadwal Proyek
5. Rencana Anggaran Belanja Proyek
6. Perencanaan Komunikasi, meliputi meeting dan reporting
7. Perencanaan perubahan meliputi : Change request Form & Change request
log
8. Perencanaan manajemen proyek
6.5 Rincian Struktur Kerja (Work Breakdown Structures / WBS)
Kunci berbagai rencana adalah memecah kegiatan yang diperlukan ke
dalam sebuah bagian yang lebih kecil lagi. Rincian struktur kerja (WBS) diawali
dengan menyusun komponen-komponen utama proyek. Hal ini merupakan
langkah pertama dari WBS (Level 0 adalah judul proyek). Untuk proyek
software, metode terbaik untuk pemecahan proyek menjadi bagian-bagian
utama adalah diawali dengan 7 fase pengembangan software. Gambar 3
menunjukkan level 0 dan level 1 dari WBS untuk proyek ABC . Level terendah
dari WBS berisi pemecahan setiap bagian level atasnya didalam aktifitasaktifitas kompoennya. Dalam gambar 3 kita melihat definisi fase pemecahan ke
level 2.
- 27 -
Proyek ABC
MIS
level 1
Definisi
Analisis
Perancangan
Tes Sistem
Pemrograman
Penerimaan
Operasi
level 2
membutuhkan
dokumen
kemungkinan
mempelajari
resiko analisis
rencana
proyek prelin
proposal
merundingkan
proposal
Gambar 3. pemecahan level
Jika rencananya auntuk semua proyek, WBS tersebut akan dilengkapi
dengan pemecahan setiap entry level 1 ke dalam paling sedikit level 2, bahkan
mungkin ke dalam komponen-komponen level 3. Jika rencana proyek hanya
untuk analisis, komponen level 1 ANALYSIS dipecah seperti terlihat pada
gambar 4.
0.0
Proyek ABC
MIS
Level 1
1.0
Definisi
2.0
Analisis
3.0
4.0
Perancangan
5.0
Pemrograman
6.0
Tes Sistem
Penerimaan
7.0
Operasi
Level 2
2.1
2.2
2.3
wawancara
analisis
sistem yang
ada
definisi fungsi
sistem baru
2.4
penulisan fungsi
al Spec.
2.5
merundingk
an fungsi al
specs
Gambar 4. Pemecahan level 2
Sistem Penomoran WBS
Pemasukan nomor dalam WBS seperti pada gambar 4 : untuk Level 0 atau
judul proyek adalah 0.0. Masing-masing bagian pada Level 1 diberi nomor N.0,
contoh : 1.0, 2.0, dst. Setiap bagian pada Level 2 dibawah Level 1 dengan
nomor N.0 diberi nomor N.1, N.2, dst., contoh : 2.1, 2.2, dst. Sedangkan untuk
Level 3, kita tambahkan titik dan digit dari Level 2. Sebagai contoh, di bawah
2.1 kita harus menuliskan 2.1.1, 2.1.2, dst.
- 28 -
Kapan Anda Berhenti ?
Pemasukkan nomor pada level terendah merupakan tugas atau kegiatan
dalam proyek.
Anda dapat berhenti merinci sebuah tugas jika mengikuti
langkah-langkah berikut dengan benar :
1. Beberapa orang (atau grup dari sebuah proyek besar) dapat diberikan
tanggung jawab untuk melakukan tugas atau menyelesaikan tugas-tugas
yang dilibatkan.
2. Anda dapat memperoleh perkiraan (berupa orang atau hari) secara garis
besar sebagai upaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatankegiatan yang terlibat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi tanggung
jawab pada setiap orang.
3. Anda dapat menjadwalkan tugas.
4. Tugas-tugas tersebut harus dalam lingkup yang sempit dan dapat
diselesaikan.
Sebagai seorang ahli kita dapat menetapkan sebuah tugas kepada
Programmer, Analis, atau bahkan Manajer Proyek. Tergantung pada
pengalaman dan keahlian dalam membuat perkiraan, analis mungkin hanya
memerlukan level 1 dar I WBS. Beberapa analis dapat dengan mudah
membaca RD untuk proyek ABC (Appendix A) secara keseluruhan. Analis lain
untuk merinci membutuhkan sampai Level 2. Seperti pada gambar 4, analis
lainnya memerlukan sampai Level 3 sebelum mereka dapat memperkirakan
secara keseluruhan.
Sebagai contoh Level 3 WBS untuk kotak INTERVIEW dan ANALYZE
EXISTING SYSTEMS dapat dilihat pada gambar 5.
2.1
Wawancara
level 3
2.1.1
Pemimpin
Kantor
2.1.2
Pengawas
Gudang
Barang
2.1.3
Pendaftar
- 29 -
2.1.4
2.1.5
CEO
Akuntan (2)
2.2
Analisa
sistem yang
ada
level 3
2.2.1
2.2.2
2.2.3
sistem
gudang
barang
Pendaftaran
2.2.4
pekerjaan
CEO
2.2.5
pekerjaan
akuntan
2.2.6
Dokumen
Arus data
Gambar 5. Pemecahan level ke tiga
Para ahli merinci setiap kotak pada level terendah sampai ia dapat
memeperkirakan berapa upaya yang diperlukan. Perkiraan-perkiraan ini dapat
dipakai pada WBS seperti pada gambar 6. Sebagai catatan bahwa perkiraan
total adalah jumlah dari masing-masing waktu. Hal ini disebut waktu yang
sesungguhnya dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas, bukan kalender atau
waktu lalu yang harus diambil.
2.1
Wawancara
level 3
2.1.1
2.1.2
Pemimpin
Kantor
Perkiraan
Toral:12 hari
2.1.3
2.1.4
2.1.5
Pengawas
Gudang
Barang
Pendaftar
CEO
2
4
1,5
1,5
Akuntan (2)
3
2.2
Analisa
sistem yang
ada
level 3
2.2.1
2.2.2
Pendaftaran
Perkiraan
Toral:12 hari
2
2.2.3
sistem
gudang
barang
2
2.2.4
pekerjaan
CEO
1
2.2.5
pekerjaan
akuntan
1
2.2.6
Dokumen
Arus data
3
2
Gambar 6. Perkiraan WBS
Para ahli tersebut dengan cara yang sama dapat merinci kotak yang lain
(DEFINE NEW SYSTEM FUNCTIONS, WRITE FUNCTIONAL SPEC. dan
NEGOTIATE FUNCTIONAL SPEC.) dan menambahkan waktu total untuk
semua analisis. Kemudian ahli tersebut mengajukan perkiraan dan daftar
- 30 -
kegiatan sebelumnya yang dibutuhkan untuk semua analisi bagi Manajer
Proyek. Orang tersebut bertanggung jawab terhadap perencanaan (mungkin
Manajer Proyek untuk proyek berukuran kecil hingga menengah) kemudian
menggabungkan semua perkiraan dan daftar kegiatan terdahulu. Ia mungkin
mengakhirnya dengan daftar seperti berikut ini :
ACTIFITY
Definition
Analysis
Design
Program A (Control)
Program B (Registration)
Program C (Warehouse)
System test
Documentation
Acceptance
Training
Operation
EFFORT
PRECEDENTS
20
------------------35
Definition
25
Analysis
20
Design
30
Design
25
Design
10
Program A, B, C
20
Design
5
System Test, Documentation
10
Documentation
10
Acceptance
TOTAL
210 person-days
Catatan: yang ada dalam contoh ini hanya pemrograman yang memiliki sub
komponen-komponen. Jika sub komponen lain dari aktifitas utama lainnya
yang tersedia, mereka juga akan didaftarkan.
6.6 Diagram Jaringan
Langkah kedua dari perencaan adalah menggambarkan diagram jaringan
yang menunjukkan urutan kejadian. Tipe diagram yang paling baik untuk
masalah ini adalah bagan PERT.
Masalah pengawasan, penjadwalan dan perencanaan sutu proyek dari segi
waktu biasanya dianalisis dengan salah satu model jaringan yang dinamakan
Critical Path Method(CPM) dan Program Evaluation and Review Technique
(PERT). Model jaringan ini dirancang untuk membantu dalam perencanaan dan
- 31 -
pengendalian sehingga tidak langsung terlibat optimasi. Tujuan Sistem ini
adalah :
1. Untuk menentukan probabilitas tercapainya batas waktu proyek.
2. Untuk menetapkan kegiatan mana (dari suatu proyek) yang merupakan
bottlenecks (menentukan waktu penyelesaian seluruh proyek) sehingga
dapat diketahui pada kegiatan mana kita harus bekerja keras agar jadwal
dapat dipenuhi.
3. Untuk
mengevaluasi
akibat
dari
perubahan-perubahan
program
(penyimpangan pada jadwal proyek).
Model Jaringan CPM / PERT
Model jaringan CPM/PERT tersusun atas dua komponen utama yaitu :
Lingkaran : menunjukkan awal atau akhir suatu kegiatan. Kegiatan
disini didefinisikan sebagai hal yang memerlukan jangka
waktu tertentu dalam pemakaian sejumlah sumber
(sumber tenaga, peralatan, material, biaya)
anak panah :
menunjukkan jenis kegiatan dari suatu kegiatan
/events (sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau
beberapa kegiatan)
Dummy
: untuk membatasi mulainya kegiatan.
Dalam pelaksanaan, simbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti
aturan sebagai berikut :
1. Diantara dua event yang sama, hanya boleh digambarkan satu
anak panah.
2. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor
event
3. Aktivitas harus mengalir dari event bernomor rendah ke event
bernomor tinggi.
4. Diagram hanya memeiliki sebuah initial event dan sebuah terminal
event.
contoh :
- 32 -
model jaringan pembangunan sebuah rumah. Jaringan ini terdiri dari tiga
kegitan :menggambar rumah, mencari dana dan membangun rumah.
Kegitan-kegitan diwakili anak panah sedang events ditunjukkan oleh
lingkaran.
Menggambar
rumah
1
2 bulan
Mencari
Dana
2
1 bulan
Membangun
rumah
3
6 bulan
4
Dalam analisis CPM/PERT, suatu lingkaran tertentu dikatakan terealisasi
jika semua kegiatan yang berakhir pada lingkaran itu telah diselesaikan.
Contoh pembangunan rumah dapat dimulai setelah bulan ke 3 berakhir.
Aturan dalam membuat model jaringan CPM/PERT, yaitu bahwa dua
atau lebih kegiatan tak dapat secara serentak berawal dan berakhir pada
lingkaran yang sama.
Contoh :
A
1
2
B
Masalah diatas dapat diselesaikan dengan memperkenalkan suatu
dummy ativity. Suatu dummy activity digambarkan dengan anak panah
terputus dan didipkan pada jaringan itu untuk menunjukkan sustu
precedende relationship.
Suatu dummy activity tidak memakan waktu, jadi waktu kegiatan sama
dengan nol.
LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN PERENCANAAN DENGAN
PERT
Dalam melakukan perencanaan dengan PERT dibutuhkan beberapa
langkah, yaitu:
- 33 -
1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone).
Sebuah
aktivitas
adalah
pekerjaan
yang
dibutuhkan
untuk
menyelesaikan sebuah proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda
kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk
mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu
tabel agar lebih mudah dalam memahami dan menambahkan informasi
lain seperti urutan dan durasi.
2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah
direncanakan.
Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas.
Dalam menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih
dalam untuk setiap pekerjaan.
3. Membuat
suatu
diagram
jaringan
(network
diagram).
Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu
diagram dapat dibuat. Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilakukan berurutan(serial) atau secara bersamaan (pararell).
Pada diagram PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan
simbol lingkaran dan titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah.
4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.
Dalam menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang
sesuai misal jam, hari, minggu, bulan, dan tahun.
5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path).
Sasaran utama analisis CPM / PERT adalah menentukan waktu
terpendek yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek atau
menentukan waktu yang diperlukan untuk suatu jalur kritis, yaitu jalur
waktu terlama.
Contoh : penjadwalan suatu proyek :
Kegiatan
Pendahulu
Waktu
Menggambar dan cari dana (a)
-
3 bulan
Peletakan pondasi (b1)
A
2 bulan
Pemesan bahan (b2)
A
1 bulan
Memilih cat (c)
b1, b2
1 bulan
- 34 -
Membangun rumah (d)
b1, b2
3 bulan
Memilih karpet (e)
C
1 bulan
Penyelesaian (f)
d, e
1 bulan
Berdasarkan tabel diatas dapat dibuat diagram jaringan PERT sebagai berikut
:
1
3
b1 2
a
3
dummy
b2
1
2
4
1
c
d
3
6
e
f
1
7
1
5
Bedasarkan pada gambar diatas dapat dibuat jalur yang mungkin dari suatu
jaringan:
Jalur
A
B
C
D
Events (titik awal /
Panjang Jalur
akhir)
Waktu
3 2
0 3
1
9 bulan
123467
3
2 0
1 1 1
8 bulan
1234567
3 1
3
1
8 bulan
12467
3
1 1
1 1
7 bulan
124567
Dengan menjumlahkan seruh waktu kegiatan pada setiap jalur diperoleh
panjang jalur waktu. Karena jalur A merupakan jalur waktu terlama, yaitu 9
bulan, maka jalur A merupakan jalur kritis.
Kegiatan-kegiatan yang dilewati jalur kritis dinamakan kegiatan kritis.
Keterlambatan penyelesaian salah satu kegiatan ini akan menyebabkan
keterlambatan penyelesaian proyek, karena itu kegiatan-kegiatan kritis perlu
diawasi secara serius. Jika pengambil keputusan bermaksud mempercepat
- 35 -
penyelesaian proyek, maka ia perlu memperpendek satu atau beberapa waktu
kegiatan kritis.
6.7
Menghitung Biaya Proyek (Calculating Project Cost)
Jika kontrak proyek telah mempunyai harga tetap, Manajer Proyek dapat
menghitung biaya kasar untuk tenaga kerja, dengan cara mengalikan jumlah
tenaga kerja per-hari dengan rata-rata biaya per-hari.
Biaya pekerja perhari disebut „biaya penuh‟ : yang harus mencakup biaya
operasi, sewa, administrasi pekerja, dan keuntungan. Untuk itu anda harus
menambahkan biaya tetap, seperti computer time, sewa peralatan khusus,
biaya tak terduga, dan sebaginya. Biaya tetap harus dirinci oleh setiap
estimator untuk kegiatan utamanya.
6.8 Penjadwalan Proyek (Project Schedule)
Langkah selanjutnya adalah menghitung jadwal proyek. Untuk melakukan
hal ini, perencana
(Manajer Proyek) harus mengaplikasikan jadwal yang
sebenarnya dari perkiraan ke CALENDAR DAYS (jadwal harian) atau lamanya
pekerjaan.
Salah satu kesulitan tugas ini adalah mengalokasikan sumber daya
manusia yang akan bekerja pada kegiatan yang akan dilaksanakan, terutama
ketika
pekerjaan
berlangsung
secara
serentak.
Kesulitan
lain
adalah
memutuskan bagaimana mempersingkat pekerjaan yang dilakukan dengan
menggunakan sumber daya yang ada.
Kemudian Manajer Proyek menjadwalkan semua proyek pada kelender
atau jadwal yang nyata. Metode terbaik untuk melakukan hal ini adalah dengan
menggambarkan ke dalam sebuah Gantt Chart atau Bar Chart.
Gantt chart adalah suatu alat yang bernilai khususnya untuk proyek-proyek
dengan jumlah anggota tim yang sedikit, proyek mendekati penyelesaian dan
beberapa kendala proyek.
1. Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah
diterapkan oleh para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang
melihat dengan mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan subsub tugas dari proyek.
- 36 -
2. Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semkin penting urutan
antara tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan
untuk memodifikasi gantt chart.
3. Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what if” saat
melihat kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih
dahulu terhadap kebutuhan.
Keuntungan menggunakan Gantt chart :

Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat
sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.

Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan
sesungguhnya pada saat pelaporan

Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan
Kelemahan Gantt Chart :

Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu
kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak
yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal
keseluruhan proyek.

Sulit
mengadakan
penyesuaian
atau
perbaikan/pembaharuan
bila
diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.
- 37 -
Download