BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya era

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkembangnya era globalisasi memberikan pengaruh besar pada segala aspek
kehidupan, salah satunya kehidupan sosial ekonomi dunia. Sejak pertengahan 2007,
kondisi ekonomi dunia ditandai oleh kondisi yang kurang menggembirakan, dipicu
oleh munculnya krisis sub-prime mortgage di pasar keuangan dunia yang dampaknya
dengan cepat menjalar ke negara-negara maju dan berkembang. Namun pertumbuhan
ekonomi Indonesia seakan tidak terguncang dengan adanya krisis finansial dunia
(Outlook Ekonomi Indonesia, 2014). Hal ini ditunjukkan dengan inflasi yang
terkendali, pergerakan kurs yang stabil serta pertumbuhan ekonomi yang meningkat
yang ditandai dengan peningkatan nilai pendapatan nasional per kapita yang sangat
signifikan dalam waktu empat tahun pada tahun 2012 (Dewi dkk, 2013). Banyak
faktor yang mempengaruhi angka pendapatan nasional per kapita, salah satunya
adalah faktor konsumsi masyarakat. Di Indonesia, terjadi peningkatan angka
konsumsi selama beberapa tahun ke belakang. Pada tahun 2008 jumlah konsumsi
masyarakat Indonesia meningkat menjadi sebanyak 1.191.191 atau 5,3% di banding
tahun sebelumnya yaitu 1.130.847 (Badan pusat statistik, 2012).
Persentase nilai konsumsi masyarakat yang meningkat menunjukkan bahwa
masyarakat mengalami perubahan gaya hidup yang sangat signifikan, salah satunya
pola makan yang berubah menjadi pola makan yang salah. Selain itu kemudahan
2
dalam mengakses berbagai hal mengakibatkan sebagian orang jarang beraktivitas
sehingga mengakibatkan immobilitas yang berkepanjangan. Hal ini tentu berpengaruh
pada kesehatan. Pola makan yang salah juga memicu terjadinya perubahan genetika
di dalam tubuh sehingga dapat berujung pada masalah kesehatan. Banyak masalah
kesehatan yang ditimbulkan dari pola makan yang salah, salah satunya adalah
obesitas/overweight. Dimana overweight berpotensi menjadi pelbagai penyebab
kesakitan dan kematian antara lain penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus
(Podojoyo dkk, 2009)
Overweight adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang
dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2012). Overweight tidak hanya terjadi pada
orang dewasa, namun juga pada anak-anak. Selama tiga dekade prevalensi
kegemukan dan obesitas telah meningkat secara substansial. Secara global,
diperkirakan 170 juta anak-anak (berusia kurang dari 18 tahun) sekarang diperkirakan
menjadi kelebihan berat badan. Menurut Survey Kesehatan Nasional, anak anak di
bawah 5 tahun penderita obesitas mencapai 12,2 persen pada tahun 2007, lalu
meningkat menjadi 14,2 persen pada tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2007 anak
usia 18 tahun yang menderita kegemukan dan obesitas mencapai 19,1 persen dan 21,7
persen pada 2010. Hasil RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2010
menunjukkan prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak sekolah (6-12 tahun)
sebesar 9,2%. Prevalensi kegemukan dan obesitas pada sebelas propinsi di Indonesia
yaitu: D.I. Aceh (11,6%), Sumatera Utara (10,5%), Sumatera Selatan (11,4%), Riau
(10,9%), Lampung (11,6%), Kepulauan Riau (9,7%), DKI Jakarta (12,8%), Jawa
3
Tengah (10,9%), Jawa Timur (12,4%), Sulawesi Tenggara (14,7%), Papua Barat
(14,4%) berada di atas prevalensi nasional (Kemenkes RI, 2012).
Penumpukan lemak pada area tubuh tertentu seringkali mengganggu
penampilan seseorang. Kelebihan lemak terjadi akibat asupan energi (kalori) yang
masuk tidak diimbangi dengan pembakaran kalori melalui aktivitas fisik, sehingga
kalori yang berlebih akan disimpan dalam tubuh sebagai cadangan energi dalam
bentuk lemak (Wisnu, 2014). Berat badan akan semakin meningkat karena energi dari
makanan yang dikonsumsi setiap hari akan ditimbun sebagai lemak cadangan
(storage fat) karena penurunan aktivitas kerja fisik. Lemak cadangan dapat
terdistribusi di jaringan bawah kulit sebagai lemak subkutan serta di sekitar alat-alat
visceral yang terdapat didalam rongga dada dan rongga perut sebagai lemak visceral
(Sudibjo, 2012).
Solusi dalam mengatasi lemak berlebih serta untuk meningkatkan kesegaran
jasmani adalah dengan melakukan olahraga atau latihan fisik dimana latihan aerobik
selama 15-30 menit di nilai cukup bila latihan dilakukan terus menerus dengan
pemanasan selama 3-5 menit dan pendinginan selama 3-5 menit. Durasi latihan
aerobik baik dilakukan selama 20-30 menit dengan frekuensi latihan 3-5 kali per
minggu (Sari, 2013). Latihan 3-5 kali per minggu sesuai rekomendasi ACSM
(American College of Sport Medicine) dapat menurunkan massa lemak subkutan dan
lemak viseral. Sari (2013) dalam laporannya menyatakan bahwa latihan aerobik
dengan intensitas ringan-sedang mampu mengurangi persentase lemak sebesar
20,46% sedangkan latihan aerobik intensitas tinggi mampu mengurangi persentase
4
lemak sebesar 4,63% pada sampel penelitiannya setelah diberi perlakuan berupa
senam aerobik selama enam minggu (Sudibjo & Prakosa, 2012).
Fisioterapi dalam peranannya menjaga dan memelihara fungsi tubuh dapat
berperan serta dalam penanganan komplikasi overweight dan menurunkan angka
obesitas pada anak di Indonesia. Dengan pengimplementasian terapi latihan yang
teratur serta penanganan tepat untuk anak dengan kegemukan dan obesitas, maka
peranan fisioterapi yang diharapkan antara lain dapat meningkatkan gerak,
mengurangi nyeri, mengembalikan fungsi serta mencegah kecacatan pada anak
dengan overweight. Pada kasus overweight dan obesitas, terapi yang dapat diberikan
berupa olahraga, diet dan terapi psikologis. Dari hasil penelitian Galih (2012), terapi
berupa latihan fisik jauh lebih baik dalam menurunkan berat badan dibandingkan
dengan dua intervensi lain. Keuntungan lain pada aktifitas fisik terlihat pada senam
aerobik selama 50 menit 3 kali seminggu yang dapat mengendalikan tekanan darah
dan lemak darah (Galih dkk, 2012).
Bali sebagai salah satu provinsi yang memiliki keanekaragaman seni dan
warisan budaya dapat memberi peranan penting dalam penatalaksanaan fisioterapi
pada pelajar dengan overweight. Tari bali dapat menjadi satu wadah yang digunakan
untuk mengaplikasikan latihan atau exercise bagi pelajar dengan overweight. Tari bali
memiliki gerakan dan pakem yang khas, memadukan beberapa pola gerak dan
keseimbangan sehingga dapat menjadi suatu pilihan latihan yang potensial, efektif
dan inovatif bagi pelajar dengan overweight guna menurunkan presentase lemak
subkutan serta meningkatkan kebugaran fisik (Adhiarta, 2014)
5
Banyak sekali nama dan jenis tari yang berkembang di Bali, salah satunya
adalah tari galang bulan. Tari galang bulan adalah salah satu tari kreasi yang
berkembang di Bali yang dapat ditarikan oleh laki-laki maupun perempuan.
Berdasarkan konsep dari latihan tari galang bulan yang memiliki ritme tari yang
dinamis, cepat, mengandalkan kelenturan dan keseimbangan serta belum adanya
penelitian yang mengkaji mengenai terapi latihan tari galang bulan, maka penulis
tertarik untuk meneliti tentang pengaruh konsep tari galang bulan terhadap penurunan
persentase lemak subkutan regio triceps.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah: apakah terapi latihan konsep tari galang
bulan efektif dalam menurunkan persentase lemak subkutan regio triceps pada pelajar
di Yayasan Perguruan Kristen Harapan?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah melihat penurunan persentase
lemak subkutan setelah pemberian terapi latihan berupa tari galang bulan.
6
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas terapi
latihan konsep tari galang bulan dalam penurunan persentase lemak subkutan
regio triceps pada pelajar di Yayasan Perguruan Kristen Harapan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai gambaran tentang
pemberian terapi latihan berupa tari galang bulan terhadap penurunan
persentase lemak subkutan.
2. Dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.
1.4.2 Praktis
1. Sebagai bahan informasi masyarakat yang mengalami kegemukan untuk
menentukan pilihan latihan senam aerobik dalam menurunkan berat badan
dan persentase lemak tubuh.
2. Sebagai acuan penatalaksanaan pelayanan fisioterapi di masyarakat terutama
sebagai upaya promotif dan preventif untuk menjaga berat badan tubuh
dalam kondisi ideal dan mencegah berbagai macam penyakit yang
ditimbulkan akibat lemak tubuh yang berlebih.
Download