MEDULLOBLASTOMA Oleh : ANDI MUHAMMAD REVA AGUSTUS MUNRU Pembimbing : dr. Hanis Setyono, SpBS PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I ILMU BEDAH FK. UNS / RSUD. DR. MOEWARDI SURAKARTA 2015 1 BAB I PENDAHULUAN Medulloblastoma adalah tumor yang tumbuh dengan cepat dari bagian bawah cerebelum, pada belakang otak. Daerah ini disebut "Fossa Posterior “ yang mengatur fungsi dan kontrol keseimbangan , postur serta fungsi motorik yang kompleks seperti berbicara dan menelan. Tumor ini yang terletak didaerah ini disebut sebagai "tumor infratentorial” .Pada anak-anak, medulloblastoma muncul paling sering dekat vermis,dengan gambaran the narrow worm-like bridge yang menghubungkan otak kecil pada dua sisi. Pada orang dewasa, tumor ini cenderung terjadi di tubuh otak kecil, terutama di bagian lateral. 1 Tumor ini pertama kali dijelaskan oleh Bailey dan Cushing pada tahun 1925. Sekitar 250 sampai 500 anak-anak didiagnosis medulloblastoma per tahunnya di Amerika Serikat. Medulloblastoma merupakan infratentorial PNET (Primitive Neuro-Ectodermal Tumour) dan terletak pada fossa posterior. Pada anak, biasanya medulloblastoma berkembang di daerah midline cerebellum (Vermis).2 18% dari semua tumor pada anak adalah tumor otak. Medulloblastomaadalah tumor otak yang paling umum terjadi pada anak usia empat tahun, dan tumor otak yang paling umum kedua pada anak-anak usia 5-14. Usia rata-rata diagnosis adalah kurang lebih usia 7 – 10 tahun ari 70% dari semua medulloblastoma.Sangat jarang medulloblastoma terjadi pada anak di bawah usia satu tahun. Medulloblastoma di orang dewasa jarang terjadi. Seperempat dari semua medulloblastoma pada orang dewasa didiagnosis di Amerika Serikat ditemukan pada orang dewasa antara usia 20-44. Insiden medulloblastoma pada orang dewasa frekuensinya menurun setelah usia 45 tahun. Insidens lebih banyak terjadi pada laki-laki dengan perbandingan 3:2. Tidak ada faktor predisposisi ras pada tumor ini2. 2 Gambar 1 Gambar 2 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. A. DEFINISI Medulloblastoma adalah suatu tumor yang ditemukan di daerah serebellum (fossa posterior), termasuk salah satu dari PNET (primitive neuroectodermal tumour). Merupakan 7-8% tumor intracranial dari keseluruhan 30% tumor otak pada anak.3 Berkembang dari sel neuroepitel yang berasal dari atap ventrikel IV. Sel ini kemudian bermigrasi ke lapisan granular serebellum. Tumor kemudian sering ditemukan di daerah vermis serebelli dan atap ventrikel IV untuk anak-anak berusia lebih muda. Sedangkan anak yang lebih tua sering terdapat di hemisfer serebelli. pengembangan tumor menyerang otak kecil yang berdekatan dan pada tumor yang besar mengisi ventrikel ke-4. 1 Medulloblastoma tumbuh dari granulasi external layer dari cerebellum (Obersteiner’s Layer). Gambar 3 4 II. B. ETIOLOGI Adanya perubahan telah diidentifikasi dalam gen dan kromosom ( DNA blue print ) yang mungkin memainkan peran dalam pengembangan tumor ini. Satu setengah kali dari semua anak dengan medulloblastoma mengandung perubahan pada bagian kromosom 17 sedangkan proporsi yang jauh lebih kecil tumor (sekitar 10%) memiliki soliter kromosom 6 yang terhapus. Perubahan serupa pada kromosom 1, 7, 8, 9, 10q, 11, dan 16 juga dapat berperan dan penelitian sedang dilakukan untuk menghubungkan perubahan ini dengan perkembangan tumor. Studi juga menemukan bahwa jumlah gen supresor tumor - seperti RASSFTA, CASP8, dan HICI – yang tidak aktif lebih dari 30% dari tumor medulloblastoma.1 Hubungan dengan Genetik, Familial, dan Lingkungan - Secara genetika tampak adanya delesi dari lengan pendek kromosom 17 (17p) yakni segmen kromosom yang mengandung tumor suppressor gen. - Secara familial berkaitan dengan Carcinoma Sel Basal Nevoid yang diwariskan secara Autosomal-dominant (Gorlin Syndrome) Gambar 4. Mollecular subtyping 5 II.C. Histopatologi Medulloblastoma merupakan tumor padat dengan sel yang kecil, inti basofilik, berbagai macam ukuran dan bentuk, sering dengan multiple miosis. Sebenarnya secara histologik tidak terlalu penting, sebab beberapa tumor embrional lainnya (neuroblastoma dan pineblastoma) dapat menunjukkan tampilan yang sama. Tampak tampilan Homer-Wrigt rosettes. 7 Subtipe secara histopatologis : a. Medullomyoblastoma; berupa sel sel otot polos dan lurik. Terdiri atas sel-sel dengan differensiasi neuronal maupun glial. gambar 4. medullomyoblastoma b. Melanotic Medulloblastoma; Sel kecil, tidak berdiferensiasi dan mengandung melanin. Tipe yang paling jarang. gambar 5. Melanotic Medulloblastoma c. Large-Cell Medulloblastoma / anaplastic Medulloblastoma; Medulloblastoma dengan nucleus dan nucleoli yang besar. Sangat reaktif secara imunulogis terhadap synaptophysin. Ini adalah tipe yang terburuk. 6 Gambar 6. Large- cell medulloblastoma II. D. Gejala Klinis Gejala Klinis dari medulloblastoma adalah gejala dari tumor infra tentorial 70-90% mengalami keluhan sakit kepala, emesis, letargi dalam 3 bulan sebelum diagnosis berhasil ditegakkan. - Peningkatan tekanan intracranial dengan gejala = morning headaches, vomit, letargi. Sakit kepala biasanya hilang bila pasien muntah. Anak sering menjadi irritable, anorexia, pertumbuhannya terlambat, lingkar kepala yang bertambah dan dengan sutura kranial yang terbuka. - Hidrochepalus - Disfungsi Serebellar = Ataxia ekstremitas bawah dan atas, yang bertambah berat bila tumor makin bertambah besar dan menginvasi jaringan sekitar - Ganguan batang otak dan infiltrasi tumor ke batang otak ataupun oleh peningkatan tekanan intra cranial menyebabkan diplopia, facial weakness, tinnitus, pendengaran hilang, tilt head dan kaku kuduk. - Pada metastases akan menyebabkan gejala lokal. Seperti metatase ke tulang akan menyebabkan nyeri pinggang; metastase ke Korda Spinalis menyebabkan kelemahan otot tungkai, dll. 7 Gambar 7 II. E. Staging Penderajatan kelompok resiko tumor ini ditentukan oleh 3 faktor yakni umur, metastase dan perluasan penyakit pasca operasi. Untuk metastasenya sendiri dibagi lagi dalam beberapa klasifikasi menurut Chang: 4 8 II. F. Kelompok Resiko - Average Risk : Berusia lebih dari 3 tahun, M0, tumor residu pasca operasi < 1,5 cm2. Survival rate untuk 5 tahun = 78%. - Poor Risk : Berusia lebih dari 3 tahun, M1–M4, tumor residu pasca operasi > 1,5 cm2. Survival rate untuk 5 tahun = 30-55 % - Infants : Berusia kurang dari 3 tahun, M1-M4, tumor tetap berkestensi pasca operasi. Survival rate untuk 5 tahun = 30 % (prognosisnya terburuk). A. Pemeriksaan 7 Radiologi CT Scan - Pada CT Scan non kontras, tumor nampak di garis tengah (midline) dari serebelli dan meluas mengisi ventrikel IV. - Dengan kontras, tumor nampak hiperdens dibandingkan jaringan otak normal oleh karena padat akan sel. Tampakan hiperdens ini amat membantu dalam membedakannya dengan Astrocytoma Serebellar yang lebih hipodense. Bila area Hiperdense ini tampak dikelilingi oleh area yang hipodense, berarti telah ada vasogenic oedem. Akibat adanya kompresi pada ventrikel IV dan saluran dari CSS (cairan serebrospinal), akan tampak tanda-tanda hydrocephalus. - Medulloblastoma juga dapat dibedakan dari Ependymoma yang juga hiperdens, berdasarkan foto CT. Di mana pada ependymoma akan tampak adanya kalsifikasi. Demikian juga dengan Plexus Coroideus Papilloma yang juga hiperdens, akan terlihat adanya kalsifikasi pada pencitraan dengan CT. Tumor jenis ini terdapat di ventrikel lateral. 9 MRI MRI dengan kontras adalah pilihan utama untuk diagnostik medulloblastoma. Akan tetapi harus berhati-hati dilakukan pada anak-anak yang mendapatkan sedative. Karena dengan peninggian tekanan intracranial dan tanpa monitoring yang baik, sering kali level CO2 akan sangat meningkat dan makin memperburuk hipertensi. Pada T1 weight sebelum pemberian kontras gadolinum , tumor akan tampak hipo intensity. Bentuk berbatas mulai dari ventrikel IV hingga primernya di vermis serebelli. Batang otak tertekan dan terdorong ke depan. Dengan Gadolinium, akan tampak penguatan bayangan yang lebih homogen bila pada anak-anak. Sedangkan pada pasien dewasa, penguatan bayangannya tampak lebih heterogen. Pada T2 weight dan densitas proton, gambar tampak hiperintensity dan dikelilingi oleh area oedem yang lebih hipointernsity. Bila tumor meluas ke rostral, akan terjadi hidrosefali pada ventrikel. MRI juga dapat membedakan medulloblastoma dengan ependimoma. Pada Glioma batang otak exophytic, akan tampak memiliki area perlekatan yang lebih luas pada lantaiu ventrikel IV dibandingkan medulloblastoma. Mielography - Dahulu pemeriksaan ini adalah tes diagnostik standar untuk MEDULLOBLASTOMA. Sekarang, pada pasien dengan kontraindikasi MRI, mielographi bersama CT scan adalah pilihan utama. Bone Scan - Karena MEDULLOBLASTOMA dapat bermetastase di luar CSS di mana sebagian besar ke tulang, maka bone scan penting untuk mendeteksinya. Scientigraphy (Nuclear Medicine) - Tidak spesifik. SPECT (single proton emission CT) dan PET (proton emission tomography) dapat melengkapi MRI dan CT. 80 % tumor MEDULLOBLASTOMA pada anak akan meng-up take thalium-201 chloride (201TI) di mana sifat ini sangat 10 berguna dalam membedakan tumor yang high grade dengan low grade dan untuk mendeteksi tumor residual pasca operasi. Mekanisme uptake belum jelas. 11 BAB III TERAPI B. Terapi Bedah Bedah memainkan peranan penting dalam pengelolaan medulloblastoma. Tujuan dari terapi bedah adalah : 1. diagnosis histologi 2. reseksi tumor yang aman, 3. restorasi patensi dari jalur CSF. Karena medulloblastoma keputusan bedah umumnya tampak dengan beberapa derajat hidrosefalus, sering berkaitan dengan pengelolaan kondisi ini. Reseksi tumor meredakan hidrosefalus pada sampai dengan 90% dari pasien di sebagian besar seri modern, dan menghindari komplikasi shunt terkait seperti herniasi ke atas batang otak, perdarahan intratumoral, dan CSF.2 Terapi definitif reseksi bedah dengan penggunaan steroid untuk mengendalikan edema lebih disukai untuk pendekatan bertahap dari shunting diikuti oleh reseksi. Jika steroid gagal atau tumor mendesak ventrikel maka drainase diperlukan. Ventriculostomy nondominant lebih disukai daripada shunt, karena memungkinkan kontrol yang lebih tepat dari tekanan intrakranial dan drainase. Perawatan harus diambil untuk mengukur tekanan pembukaan ventrikel dan pengeluaran perlahan-lahan pada 20 cm dari CSF atau lebih tinggi, dan reseksi harusdapat dicapai dengan tepat. 2 Sejumlah penelitian telah menunjukkan hubungan antara tingkat reseksi dan prognosis , sehingga optimalisasi prosedur bedah sangat penting. Hal ini dicapai sebagian oleh persiapan pra operasi teliti dan dengan menggunakan alat stereotactic Computer Aided Navigation (CAN) dan USG intraoperatif. 12 Operasi lebih sering dilakukan dengan posisi pasien prone untuk menghindari risiko emboli udara dan hematoma subdural terkait dengan duduk. Pasien dikelola sebelum operasi dengan antibiotik, kortikosteroid, manitol, dan hiperventilasi moderat. Ventriculostomy biasanya dilakukan pada saat operasi jika belum dilakukan sebelumnya. Setelah kraniotomi atau craniectomy berpusat di atas tumor, cisterna magna dibuka untuk mengalirkan CSF. Meskipun invasif, tumor biasanya dikelilingi oleh pseudocapsule dan ini akan memudahkan identifikasi dan pengambilan tumor dari otak sekitarnya. CAN ( Computer Aided Navigation )dan USG dapat membantu dalam hal ini.2 Dengan menggunakan teknik bedah mikro, tumor internal di debulking menggunakan aspirator ultrasonik dan retractor untuk mempertahankan dan meminimalkan retraksi cerebellar. Dokter bedah harus mengantisipasi lokasi struktur penting seperti arteri cerebral posterior inferior , vena vermian inferior , saraf kranial (dalam kasus tumor yang letaknya lateral), nucleus dentate, peduncles cerebellar, dan dasar dari ventrikel keempat. Seringkali, tumor dapat mudah dikupas dari struktur ini tanpa merusak membran pial. Ahli bedah menempatkan cottonoids sepanjang magna dan sepanjang atap dan lantai ventrikel keempat untuk mencegah penyebaran iatrogenik tumor di sepanjang jalur CSF. 2 Tumor invasif dan agresif di reseksi dari otak kecil dan, apabila diperlukan. Akan Tetapi, reseksi agresif tumor yang menyerang lantai ventrikel keempat atau kedua batang cerebellar dihindari untuk mengurangi morbiditas pasca operasi. Penutupan dura dilakukan dengan menggunakan tisseal atau fibrin lem untuk menghindari kebocoran CSF, pseudomeningocele, dan meningitis kimia. Pasca operasi, yang ventriculostomy dikeringkan dari darah , dan jika memungkinkan drainase ventrikel dapat dilepaskan.2 MRI pasca operasi dengan dan tanpa kontras sebaiknya dilakukan dalam waktu 48 jam Pascaoperasi , sebagai dasar dan menilai tingkat reseksi. MRI axis dari tulang belakang harus dilakukan sekitar 2 minggu setelah operasi jika belum dilakukan sebelum operasi. Kebanyakan komplikasi umum bersifat sementara, termasuk ataksia, nistagmus, dan 13 dysmetria. Kelumpuhan saraf kranial terjadi berkaitan dengan manipulasi sepanjang dasar ventrikel keempat.2 Dianjurkan untuk menunggu 10 sampai 14 hari setelah operasi sebelum memulai terapi radiasi untuk memastikan penyembuhan luka yang memadai dan meminimalkan kemungkinan luka dehiscence Radioterapi Medulloblastoma relatif radiosensitive dan radioterapi dianjurkan untuk seluruh neuraxis karena kecenderungan tumor untuk menyebar di sepanjang Jalur CSF. Average risk group : Berdasar pada CCG, dosis radio terapi sebesar 23,4 Gy pada sumbu kranio spinal dengan boost pada tumor primer sebesar 32,4 Gy,hingga total radiasi maksimum adalah 55,8 Gy. Hal ini juga berlaku untuk Poor risk group. Poor Risk Group Direkomendasikan 36 Gy pada sumbu kranio spinal dengan boost sebesar 19,8 Gy pada tumor primer dan fokal metastasenya. Metastase spinal yang berada di rostral corda spinalis terminal, di boost hingga total 45 Gy. Sedangkan bila berda di kaudal dari corda spinalis terminal, boleh di boost hingga 50,4 Gy. Infants Pada kelompok ini, radioterapi masih controversial sebab efek samping radioterapi terhadap perkembangan intelektual, lebih berat pada kelompok ini. Strategi yang dilakukan adalah menunda pemberian (dengan sementara memberi kemoterapi saja) atau sama menghilangkannya. Survival rate untuk 3 tahun dengan hanya kemoterapi saja adalah 29 % (tanpa metastase) dan 11 % (dengan metastase). Sementara, bila dengan kemoterapi + radioterapi yang ditunda, survival rate untuk 2 tahunnya meningkat hingga 34 %. 14 Kemoterapi - Average risk group Diberikan Vincristine + Lomustin + Cisplastin. 1 tahun setelah radioterapi Kombinasi radioterapid an kemoterapi meningkatkan SR hingga 80% untuk kelompok resiko ini. - Poor risk group Setalah terapi induksi seperti pada Average risk group, diikuti pemberian kemoterapi dosis tinggi (biasanya menggunakan Carboplastin dan Thiolepa) ditambah cangkok sumsum tulang secara autologue - Infants Setelah induksi seperti pada Average risk group, diikuti kemoterapi dosis tinggi seperti pada Poor risk group. Prognosis. Meskipun kombinasi radikal operasi dan radiasi telah meningkatkan prognosis, 5-year survival rate nya adalah sekitar 40%. 15 BAB IV DAFTAR PUSTAKA 1. Medulloblastoma, American Brain Association, ABTA, 2011, hal 3 – 5 2. A.V. Ciurea, Claudiu Palade, Medulloblastoma, Romanian Neurosurgery , 2010, hal 291303 3. Andre.H.Kaye, Esential neurosurgery, Blackwell publishing , hal 90 -91 4. Adult Medulloblastoma, From Spongioblastoma Cerebelli to the Present Day: A Review of Treatment and the Integration of Molecular Markers , http://www.cancernetwork.com 5. Harsono. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2011.p.135. 6. Adekunle, Medulloblastoma pathologi, medscape. http://emedicine.medscape.com/article/1743856-overview 16