INTISARI ANALISIS PENGGOLONGAN DAN PERENCANAAN PEMAKAIAN OBAT DI APOTEK DEPO IGD BERDASARKAN METODE ABC RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Rizqa Muthia¹ ; Harianto² ; Ikhwan Wirahadi Kesuma³ Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan di rumah sakit. Perencanaan kebutuhan obat untuk setiap periode dilaksanakan oleh pengelola obat di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian pemakaian masingmasing obat berdasarkan metode konsumsi di Apotek Depo IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura tahun 2015 dan mengetahui % masing-masing obat yang masuk kedalam kategori A, B, dan C pada analisis ABC (Pareto) di Apotek Depo IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik, merupakan penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subyek penelitian (masyarakat). Dalam survei tidak dilakukan terhadap seluruh obyek yang diteliti atau populasi, tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi tersebut (sampel). Penelitian survei analitik ini diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara penelitian lapangan (Field Research), mengadakan peninjauan langsung pada objek penelitian. Bentuk penelitian yang dilakukan secara Observasi dan pengamatan dokumen-dokumen yang ada di Rumah Sakit. Hasil penelitian menunjukkan perencanaan obat berdasarkan metode konsumsi yang dilakukan terjadi ketidaksesuaian dalam perencanaan yang efektif dan efisien, karena masih banyak ditemukannya item-item obat yang dalam satu tahun tidak terjadi pengeluaran dan item-item obat dengan kandungan yang sama tersedia pada tahun tersebut, dalam hal ini maka perlu adanya evaluasi perencanaan dan dapat ditanggulangi dengan tidak memasukkan kembali kedalam perencanaan yang akan datang dan untuk obat dengan kandungan yang sama dengan menentukan salah satu obat saja yang disetujui dalam Formularium Rumah Sakit guna menghindari terjadinya pembengkakan dana pengadaan yang akan datang. Dalam analisis ABC (Pareto) % obat yang masuk kedalam golongan A, B, dan C tersebut yang termasuk dalam kelompok A adalah inventory dengan jumlah 20% dari item tetapi mempunyai nilai investasi sekitar 75% dari total nilai inventory, kelompok B adalah inventory dengan jumlah 30% dari item tetapi mempunyai nilai investasi sekitar 20% dari total nilai inventory, dan kelompok C adalah inventory dengan jumlah 50% dari item tetapi mempunyai nilai investasi sekitar 5% dari total nilai inventory. Berdasarkan hasil penelitian Di Apotek Depo IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura dapat disimpulkan bahwa terjadi ketidaksesuaian dalam perencanaan. Kata Kunci : Perencanaan, Metode Konsumsi, Analisis ABC (Pareto) ¹˒² Akademi Farmasi Isfi Banjarmasin. ³ RSUD Ratu Zalecha Martapura. ABSTRAK ANALYSIS OF CLASS AND DRUG USE PLANNING IN PHARMACIES DEPO IGD METHOD BASED ON ABC QUEEN HOSPITAL ZALECHA MARTAPURA Rizqa Muthia¹ ; Harianto² ; Ikhwan Wirahadi Kesuma³ Planning is a process of the selection of medicines and medical supplies to determine the amount of drug in order to meet the needs of the hospital. Planning needs medication for any period carried out by the manager of the hospital medicines. The purpose of this study was to determine the suitability of use of each drug based on the method of consumption in the pharmacy Depo IGD Hospital Queen Zalecha Martapura 2015 and know the% of each drug in the category A, B, and C in the ABC analysis (Pareto) in Pharmacy Depo IGD Hospital Queen Zalecha Martapura. This research is analytic survey, a study conducted without any intervention in the research subjects (people). In a survey is not conducted on the entire object under study or population, but only took up most of the population (sample). This analytical survey research aims to describe a circumstance or situation. Data collection techniques used is by means of field research (Field Research), conducted a review of studies directly on the object. Forms of research conducted by observation and observation of the documents that exist at the hospital. The results showed drug planning based on the method of consumption is done there is any inconsistency in the planning of effective and efficient, because there are still a lot of discovery items drugs in one year does not happen expenses and items of drug with the same content available in that year, in terms of this it is necessary to evaluate the planning and can be overcome by not re-enter into future planning and for drugs with the same content by specifying one of the drugs are approved in the hospital formulary in order to avoid swelling procurement funds to come. In the analysis of ABC (Pareto) % of drugs that enter into class A, B, and C are included in the group A is inventory with the amount of 20% of the items but have an investment value of approximately 75% of the total value of inventory, group B is the inventory by the number 30% of the items but have investment value of approximately 20% of the total value of inventory, and group C is inventory with the amount of 50% of the items but have investment value of approximately 5% of the total value of inventory. Based on the results of research in pharmacy depot IGD Hospital Queen Zalecha Martapura can be concluded that there is any inconsistency in the planning. Keywords: Planning, Consumption Method, ABC Analysis (Pareto). ¹˒² Academy of Pharmacy ISFI Banjarmasin. ³ Hospital Queen Zalecha Martapura. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang Memberikan Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat Memiliki Peran Yang Sangat Strategis Dalam Mempercepat Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat. Rumah Sakit Dituntut Untuk Memberikan Pelayanan Yang Bermutu Sesuai Dengan Standar yang ditetapkan dan dapat dijaukau seluruh lapisan masyarakat.Standar pelayanan rumah sakit daerah penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan Dan.keperawatan baik diselenggarakan rawat inap maupun rawat jalan oleh rumah sakit yang minimal harus (Kepmenkes 2002) Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien.Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar dirumah sakit tersebut.Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi,mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama ke paradigma baru dengan filosofipelayanan kefarmasian (Depkes, 2004). Salah satu faktor yang mendukung penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dan pelayanan kesehatan dirumah sakit untuk mencapai hasil yang optimal adalah tersedianya obat-obatan dan alat kesehatan yang memadai dan terjamin dalam hal kualitas keamanan, keefektifan, kemudahan dalam pendistribusian serta sikap profesional dari tenaga kesehatan.Pelayanan farmasi klinik merupakansalah suatu pelayanan yang diberikan oleh farmasi rumah sakit untuk menjamin pasien menerima obat yang tepat dengan dosis optimal pada kondisi khusus dengan pemberian sediaan yang rasional dan cara pemberian yang tepat dengan harga yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, mengidentifikasi dan mengatasi masalah interaksi obat dan sedapat mungkin memerlukan pencegahannya serta memberi informasi yang dipahami pasien/ keluarga, tenaga profesi kesehatan dan masyaraka. Pelayanan Farmasi Klinik berorientasi kepada, antara lain yaitu orientasi pasien, orientasi penyakit, orientasi obat (Kepmenkes, 2002). Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu sumber pemasukan terbesar bagi rumah sakit itu sendiri. Sekitar 90% dana yang dikeluarkan oleh rumah sakit untuk pelayanan farmasi rumah sakit yang menyangkut obat, alat kesehatan, bahan kimia, gas oksigen dan bahan radiologi.Pemasukan rumah sakit yang didapat dari hasil pemasukan apotek menyumbang peran penting dalam mengoptimalkan tujuan yang dikehendaki, oleh karena itu suatu tindakan penggolongan jumlah pemakaian obat dari jumlah terbanyak hingga terendah sangat dibutuhkan guna menggambarkan dalam menentukan langkah perencanaan kebutuhan obat sekaligus merupakan kunci dari kelancaran pelayanan farmasi.Pengelolaan obat berhubungan erat dengan anggaran dan belanjarumah sakit. Biaya obat menyerap sebesar 40% dari total biaya kesehatandari jumlah operasional pelayanan kesehatan. Mengingat begitu pentingnya dana dan kedudukan obat bagi rumah sakit,maka pengelolaannya harus dilakukan secara efektif dan efisien sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pasien dan rumah sakit. Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha adalah sebuah rumah sakit yang ini terletak di Jl. Menteri Empat Martapura Kabupaten Banjar dengan pola pengelolaan keuangan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).Fasilitas yang dimiliki yaitu pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan penunjang dan hemodialisa (Dinkes, 2014). Dari hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti tentang perencanaan untuk mengetahui bagaimana perencanaan di Apotek IGD pada tahun 2015, untuk memberikan informasi yang akurat sebagai bahan evaluasi dimasa yang akan datang tentang perencanaan pada tahun selanjutnya, serta untuk menambah ilmu dan wawasan tentang perencanaan yang baik.