March 5, 2006 Text untuk direnungkan pagi ini Kisah Para Rasul 15: 30-41. Thema: "Konflik Yang Tidak Berkepanjangan." Pada fatsal 15 Kitab Kisah Para Rasul, Dr. Lukas sang penulis mencatat dua hal yang sangat penting yang terjadi dalam arak-arakan perjalanan pelayanan gereja mula-mula. Hal pertama ialah masalah dasar prihal apa yang harus dilakukan oleh orang percaya bukan Yahudi agar mereka dapat memperoleh keselamatan. Masalah tersebut mendapat penyelesaian denagn baik. Hal yang kedua ialah terjadinya konflik antara rasul Paulus dengan Barnabas. Konflik antara sesama orang percaya dapat saja terjadi. Namun kita perlu memetik hikmah dari kejadian tersebut. Apa yang dapat kita pelajari? 1. Mengapa konflik terjadi? Perikop tersebut mengajarkan kalau konflik terjadi bukan disebabkan oleh suatu masalah keyakinan iman yang bersifat mendasar. Konflik terjadi disebabkan keinginan mereka untuk membawa atau tidak membawa seorang pemuda yang benama Yohanes yang disebut juga Markus (12:25) dalam perjalanan misi mereka yang kedua. Pemuda tersebut meninggalkan Paulus dan Barnabas dalam upaya dan perjalanan misi mereka (13:13). Sehingga Paulus tidak ingin membawa dia dalam perjalanan misi yang kedua, sedangkan Barnabas berkeinginan membawa Markus dalam perjalanan misi yang kedua. Perpecahan terjadi, sehingga Barnabas membawa Markus menuju ke Siprus, sedangkan Paulus membawa Silas berangkat mengelilingi Siria dan Kilikia. Konflik terjadi karena Paulus dan Barnabas mempunyai temperamen yang berbeda. Paulus tidak ingin membawa karena Markus pernah meninggalkan mereka; sedangkan Barnabas ingin membawa karena ia ingin memberi Markus kesempatan untuk membenahi diri. 2. Konflik yang tidak berkepanjangan. Sejarah misi gereja mula-mula yang tertulis di Kitab Kisah Para Rasul, juga surat-surat Paulus mencatat bahwa perselisihan yang terjadi antara Paulus dan Barnabas tidak berkepanjangan. Baik Silas maupun Yohanes yang disebut Markus sama-sama dipakai oleh Tuhan dalam pergerakan gereja dan misi gereja. Keduanya menjadi tokoh generasi penerus. Paulus mengakui kalau Markus sangat berguna bagi pelayanannya ("...Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku." II Timotius 4:11). Barnabas berhasil membina Markus kembali dalam pelayanannya kepada Tuhan Yesus dalam arak-arakan misi gereja, sedangkan Paulus akhirnya juga mengakui kalau Markus mempunyai perana penting dalam pelayanannya. Suatu wujud titik akhir yang indah - happy ending yang perlu kita pelajari! 3. Konflik antara Paulus dan Barnabas tidak berakibatkan terbengkalainya pelayanan mereka untuk Tuhan. Paulus dan Barnabas berselisih dengan tajam (15:39) namun mereka sama-sama tetap setia dalam menjalankan pelayanan mereka pada Tuhan. Kita melihat kalau Tuhan mengizinkan terjadinya perselisihan antara kedua orang hambaNya. Namun di tengah perselisihan Tuhan tetap berkarya dan memberikan anugrahNya kepada kedua orang hambaNya. Sehingga mereka tetap dapat memberikan pelayanan kepada Dia, bahkan upaya misi diperluas. Saya yakin melalui kejadian inilah maka Paulus memahami dengan lebih mendalam akan karya Tuhan seperti yang telah Ia wahyukan kepada dia; "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28). Siapakah yang tidak tertegun dengan hikmah Allah? Ia telah menggagalkan semua upaya iblis yang ingin mengacaukan pelayanan untuk memuliakan nama Tuhan Yesus. Marilah kita camkan pelajaran rohani yang indah ini.