BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membangun sebuah perusahaan membutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit, dimana dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri. Dana yang diperoleh dari pinjaman dapat dialokasikan sebagai suatu investasi, di mana investasi di sini dapat diartikan sebagai penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Sehubungan dengan investasi pada pasar modal, pemerintah Indonesia beranggapan bahwa pasar modal merupakan sarana yang dapat mendukung percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan pada sektor-sektor yang produktif dengan harapan sektor tersebut dapat berkembang dan menghasilkan lapangan perkerjaan yang baru bagi masyarakat. Sebelum melakukan suatu investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih saham-saham mana yang dapat memberikan keuntungan paling optimal bagi dana yang diinvestasikan. Dalam kegiatan analisis dan memilih saham, para investor memerlukan informasi-informasi yang relevan dan memadai melalui laporan keuangan perusahaan. Sehubungan dengan hal itu Pada 1 Agustus 2012, Bapepam dan LK telah menerbitkan satu peraturan yaitu Peraturan Nomor X.K.6 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik. Penerbitan peraturan ini mencabut Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten dan Perusahaan Publik dan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-40/BL/2007 tanggal 30 Maret 2007 tentang Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya Tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan di Bursa Efek di Negara Lain. Penyempurnaan Peraturan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas keterbukaan informasi dalam laporan tahunan Emiten dan Perusahaan Publik sebagai sumber informasi penting bagi pemegang saham dan masyarakat dalam membuat keputusan investasi. Dalam peraturan tersebut antara lain diatur mengenai kewajiban penyampaian bentuk, dan isi laporan tahunan. Beberapa pokok penyempurnaan yang diatur dalam peraturan dimaksud antara lain: 1. laporan tahunan yang disampaikan selain dalam bentuk hardcopy juga dalam bentuk softcopy; 2. laporan tahunan selain disampaikan ke Bapepam dan LK ( Lembaga Keuangan ), juga wajib dimuat dalam website perusahaan yang dapat diakses setiap saat; 3. pengungkapan informasi lebih rinci terkait: a. profil perusahaan, Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, sekretaris perusahaan, dan internal audit; b. hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan pemegang saham; c. sistem pengendalian internal dan manajemen risiko; 4. penambahan pengungkapan informasi mengenai: a. skema pemegang saham dan pengendalian perusahaan; b. kode etik dan budaya perusahaan berikut penerapannya; c. ESOP ( Employee Stock Option Program )/ MSOP ( Mangement Stock Option Program ); dan d. Whistleblowing System; ( Sistem Pelaporan Pelanggaran ) yang disediakan Kementerian Keuangan. 5. penyajian informasi mengenai Corporate Social Responsibility dalam bagian tersendiri; 6. penegasan isi surat pernyataan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi atas kebenaran isi laporan tahunan. Informasi yang terdapat pada laporan keuangan sangat berguna bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan di perusahaan tersebut, contohnya manajemen sebagai pihak intern perusahaan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan. Bagi pihak ekstern, seperti investor menggunakan laporan keuangan untuk membantu kegiatan investasi di pasar modal. Pasar modal merupakan wahana bagi pihak yang memerlukan dana (borrower) dengan pihak yang kelebihan dana (Lender). Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Emiten berkewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat berguna bagi investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti menjual, membeli, atau menanam saham. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan informasi yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi keuangan perusahaan bagi para analisis yang lebih ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Dalam penelitian ini mengunakan rasio profitabilitas sebagai suatu sarana penganalisa, Menurut Sutrisno (2009 : 222) Rasio keuntungan digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan, dimana semakin besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu perusahaan yang menunjukkan perbandingan antara laba dengan modal atau aktiva yang menghasilkan laba tersebut. Dari definisi ini terlihat jelas bahwa sasaran yang akan dicari adalah laba perusahaan. Rasio Profitabilitas dapat menjadi pertimbangan penting bagi investor dalam keputusan investasinya, karena semakin besar dividen (dividend payout) akan semakin menghemat biaya modal, di sisi lain para Manajer (insider) menjadi meningkat kekuatannya bahkan bisa meningkatkan kepemilikannya akibat penerimaan deviden sebagai hasil keuntungan yang tinggi. Deviden yang diterima oleh investor tergantung dari saham yang diinvestasikan pada suatu perusahaan. Apabila seorang investor menginginkan return yang tinggi maka ia harus bersedia menanggung risiko lebih tinggi, demikian pula sebaliknya bila menginginkan return rendah maka risiko yang akan ditanggung juga rendah. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi, return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi masa mendatang Jogiyanto (2008). Return saham adalah sejumlah tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor melalui harga yang telah diinvestasikan melalui saham. Pengertian return saham pada penelitian ini sama dengan capital gain, karena belum ada pembagian dividen. Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Jika harga saham invetasi sekarang lebih tinggi dari harga saham investasi periode lalu ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain), sebaliknya terjadi kerugian modal (capital loss) Jogiyanto (2008). Pada saat ini para investor dalam mengambil keputusan ekonomi tidak hanya dengan melihat nilai perusahaan ( corporate value ) yang direflesikan dalam kondisi keuangan ( financial ) suatu perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi. Eipstein dan Freedman (1994), dalam Anggraini (2006), menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan. Untuk itu dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan dan keuangan secara sekaligus, atau dengan penerapan CSR ( Corporate Social Responsibility ) dengan mengungkapkan laporan penerapannya dalam ( Sustainability Reporting ). Penerapan CSR tidak lagi dianggap sebagai cost, melainkan investasi perusahaan Erni (2007) dalam Sutopoyudo (2009). selain itu Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat sukarela melainkan sebagai komitmen yang dilakukan perusahaan didalam mempertanggungjawabkan kegiatan perusahaannya, dengan kata lain bersifat wajib bagi beberapa perusahaan untuk melakukan atau menerapkan CSR tersebut, hal ini diatur dalam undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas ( UU PT ) yang disahkan pada 20 Juli 2007. Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai : “ komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan “, sedangkan menurut CSR Forum Wibisono (2007) Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai: “ Bisnis yang dilakukan secara transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan”. Terdapat dua model yang memperdebatkan tentang Corporate Social Responsibility, yaitu model Neoklasik Ekonomi dan model Filosofi Moral.Pada Neoklasik ekonomi menganggap bahwa terdapat hubungan yang negatif antara Corporate Social Responsibility dengan kinerja perusahaan karena ada keterbatasan biaya.Dan model Filosofi moral menjelaskan tidak terdapat hubungan antara Corporate Social Responsibility dan kinerja perusahaan karena tanggung jawab perusahaan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan saja tapi juga kesejahteraan sosial.Pada akhirnya model hibrid yang berdasarkan fakta yang ada, menjelaskan bahwa suatu perusahaan atau organisasi harus mengimplementasikan aktivitas strategi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan para stakeholder, agar perusahaan memperoleh profitabilitas yang lebih besar pada tarif yang minimum.Dan aktivitas srtategi tersebut adalah Corporate Social Responsibility. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Daryono (2011), membuktikan bahwa Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan Properti dengan menggunakan Rasio ROA ( Return On Asset ) sebagai penguji, sedangkan penelitian yang dilakukan Fauzan (2012) membuktikan Pengungkapan sustainability report yang diukur dengan menggunakan SRDI berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini sejalan dengan Tsoutsoura (2004) dan Tresnawati (2008) yang menyatakan adanya pengaruh positif pengungkapan CSR terhadap profitabilitas perusahaan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report dapat meningkatkan kepercayaan publik, dan juga kehandalan perusahaan dalam memelihara konsumen, SDM yang bertalenta, dan pengelolaan kekayaan perusahaan yang berakibat meningkatkan profit perusahaan. Selain itu Savitri ( 2012 ) menganalisis tentang bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang difokuskan pada Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur sektor Food and Beverages, dengan hasil peneliatian menunjukan bahwa adanya peningkatan return saham dalam Perusahaan yang masuk daftar penelitian dengan asumsi variable ROA, NPM, EPS, dan PER tidak mengalami perubahan. Untuk variable ROA tidak mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham, sedangkan pada NPM terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham, EPS dan PER mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur sektor Food and Beverages, dan penelitian yang dilakukan Gede ( 2011 ) menunjukan bahwa CSR tidak berpengaruh sigifikan sebagai variabel pemoderasi untuk nilai perusahaan, karena pertanggung jawaban sosial perusahaan bukan lagi sebagai sukarela namun sebagai kewajiban, sehinga investor tidak meliat CSR sebagai pertimbangan investasinya. Maka dengan berdasar penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham, jika ROA sebagai rasio yang menunjukan peningkatan laba berpengaruh terhadap return saham maka apa tidak mungkin ROE juga berpengaruh terhadap return saham. Dengan ini penulis melakukan penelitian tersbut , dan menambahkan variabel Moderasi dengan menggunakan Rasio Profitabilitas seperti ROA ( Return on Asset ), ROE ( Return on Equity ), EPS (Earning Per Share ). Sebagai rasio profitabilitas yang akan membuktikan pengaruh nya terhadap Return Saham dan menggunakan CSR sebagai variabel moderasinya. Berdasarkan fenomena yang ditemukan dalam gambar sebagai berikut Gambar 1.1 fenomena umum yang ada : Fenomena Khusus Gambar Gambar 1.2 Fenomena Khusus (sumber data sekunder BEI) Fenomena pada tahun 2009 dan 2010 bertentangan dengan teori yang ada, dimana menurut teori jika ROE tinggi maka harga saham akan juga tinggi dan diikuti dengan return saham. namun pada tabel diatas bahwa ROE dan harga saham menunjukan kebalikan dari teori yang dikemukan. Dengan itu Penulis mengambil judul penelitian sebagai penerus dari penelitian sebelum yaitu “ PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan suatu masalah, yaitu : 1. Apakah ROA ( Return on Asset ), ROE ( Return on Equity ), EPS ( Earning Per Share ) berpengaruh secara bersama-sama terhadap Return Saham. 2. Apakah ROA ( Return on Asset) berpengaruh terhadap Return Saham. 3. Apakah ROE ( Return on Equity ) berpengaruh terhadap Return Saham. 4. Apakah EPS ( Earning per Share ) berpengaruh terhadap Return Saham. 5. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi pengaruh ROA ( Return on Asset ) terhadap Return Saham. 6. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi pengaruh ROE ( Return on Equity ) terhadap Return Saham. 7. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi EPS ( Earning Per Share ) terhadap Return Saham. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris : 1. Mengetahui pengaruh ROA ( Return on Asset ), ROE ( Return on Equity ), EPS ( Earning Per Share ) secara bersama-sama terhadap Return Saham. 2. Mengetahui pengaruh ROA ( Return on Asset) terhadap Return Saham. 3. Mengetahui pengaruh ROE ( Return on Equity ) terhadap Return Saham. 4. Mengetahui pengaruh EPS ( Earning per Share ) terhadap Return Saham. 5. Mengetahui pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi pengaruh ROA ( Return on Asset) terhadap Return Saham. 6. Mengetahui pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi pengaruh ROE ( Return on Equity) terhadap Return Saham. 7. Mengetahui pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi pengaruh Earning per share ( EPS ) terhadap Return Saham. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Bagi Investor Dengan penelitian ini membantu para investor untuk mengambil keputusan jika ingin berinvestasi, dan tidak hanya memikirkan moneter semata tapi perlu memikirkan aspek-aspek sosial dan lingkungan sebagai wacana baru yang bisa mempengaruhi kelangsungan usaha. 2. Bagi Perusahaan Dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya pertanggung jawaban sosial perusahaan yang diungkapkan dalam laporan sustainibility report dan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan utnuk lebih meningkatkan kepedulian pada lingkungan sosial. 3. Bagi Masyarakat Akan memberikan stimulus yang proaktif sebagai pengontrol atas perilaku-perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang akan diperoleh. 4. Bagi lembaga – lembaga pembuat peraturan atau standar (Bapepam, IAI dan lainnya ). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan kontrol atas peraturan – peraturan yang telah dikeluarkan sebagai standar, sehingga dapat meningkatkan kualitas dari standar yang telah ada.