FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES Perbedaan Kepercayaan Diri dan Ketahanan Stres antara Mahasiswa yang Aktif dengan Mahasiswa yang Tidak Aktif dalam Organisasi Internal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret The Differences of Self-Confidence and Stress Tolerance between Students Who Active andInactive in Internal Organization ofMedicalFacultyofSebelasMaret University Sheilla Fajrien, Hardjono, Istar Yuliadi Program Studi Psikologi FakultasKedokteran UniversitasSebalasMaret ABSTRAK Mahasiswa kedokteran membutuhkan kepercayaan diri dan ketahanan stres agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, seperti untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan untuk menghadapi tekanan-tekanan yang ada.Berdasarkan aktifitasnya, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS) terbagi menjadi dua kategori, yaitu mahasiswa yang aktif dan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi. Beberapa teori mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri dan ketahanan stres adalah keikutsertaan dalam organisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan kepercayaan diri dan ketahanan stres antara mahasiswa yang aktif dan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi internal FK UNS. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 36 mahasiswa yang aktif dan 36 mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi internal FK UNS dari Program Studi Kedokteran, Psikologi, K3, dan Hiperkes FK UNS yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah skala kepercayaan diri (r = 0,271 – 0,630, α = 0,805), dan skala ketahanan stress (r = 0,270 – 0.658, α = 0,870). Data yang didapatkan diolah dengan Uji-t Sampel Independen untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara keduanya. Hasil perhitungan Uji-t Sampel Independenskor kepercayaan diri menunjukkan thitung = 2,183 dengan p = 0,032. Adapun hasil perhitungan Uji-t Sampel Independenskor ketahanan stres menunjukkan thitung = 3,890 dengan p = 0,000. Kedua perhitungan tersebut menunjukkan p < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan kepercayaan diri dan ketahanan stres antara mahasiswa yang aktif dan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi. Kata kunci:kepercayaan diri, ketahanan stres, mahasiswa yang aktif dalam organisasi, mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi 39 FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES PENDAHULUAN kepemimpinan. Perbedaan-perbedaan yang Mahasiswa Fakultas Kedokteran ada pada mahasiswa yang aktif dan yang Universitas Sebelas Maret (FK UNS) tidak aktif berorganisasi sangat menarik terbagi dalam lima program studi, yaitu untuk diteliti, dan dua hal yang sangat Kedokteran, Psikologi, Keselamatan dan menarik Kesehatan dan mengenai kepercayaan diri dan ketahanan kedokteran stres. Kedua hal tersebut sangat penting Kerja(K3), Kebidanan. Hiperkes, Mahasiswa perhatian memiliki beban akademis yang berat. Hal untuk inilah yang menjadi alasan beberapa mahasiswa kedokteran. mahasiswa FK UNS memilih untuk tidak mengikuti organisasi. Berdasarkan dimiliki terbagi kurangnya kategori, yaitu terutama 2009) mengungkapkan bahwa salah satu kelemahan dua mahasiswa adalah Koentjaraningrat (dalam Hamdan, aktifitasnya, memang mahasiswa FK UNS menjadi peneliti generasi rasa mahasiswa yang aktif dan yang tidak aktif menyebabkan berorganisasi. emosional percaya rasa yang muda adalah diri, yang tidak nyaman sementara, anoreksia Selama ini peneliti menemukan nervosa, kenakalan, bahkan bunuh diri banyak perbedaan yang terlihat antara (Santrock, 2003).Hasil penelitian Triutari mahasiswa FK UNS yang aktif dan yang (2011) menunjukkan 48,3% mahasiswa tidak FK UNS yang menjadi subjek penelitian aktif berorganisasi. Beberapa perbedaan yang sering terlihat antara memiliki lain:mahasiswa yang aktif berorganisasi rendah.Sehingga dibutuhkan suatu cara menunjukkan pemikiran yang lebih kritis, untuk meningkatkan lebih percaya diri saat berbicara di depan mahasiswa. Hakim (2002) menyebutkan umum, dan memiliki prestasi belajar yang bahwa salah satu faktor yang dapat lebih dengan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi. adalah partisipasi organisasi. Sehingga Data yang diperoleh Mikulec dan Kinney berdasarkan penelitian dan teori tersebut, (2014) menunjukkan bahwa mahasiswa maka yang mengikuti organisasi mengalami perbedaan peningkatan perkembangan mahasiswa yang aktif berorganisasi dan tinggi dibandingkan pada area akademik dan profesionalitas, terutama pada etika kerja atau manajemen waktu atau keseimbangan, kolaborasi kepercayaan terdapat diri rata-rata kepercayaan diri kemungkinan kepercayaan diri adanya antara yang tidak aktif berorganisasi. Selain penelitian tentang atau kepercayaan diri, sebuah penelitian yang komunikasi atau kerja kelompok, dan dilakukan oleh Mamo, dkk. (2012) pada 40 FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES 561 mahasiswa yang terdiri dari 208 yang aktif dalam organisasi internal FK mahasiswa kedokteran dan 253 mahasiswa UNS memiliki rata-rata skor kepercayaan non kedokteran di Universitas Malta diri dan ketahanan stres yang lebih tinggi didapatkan mahasiswa dibandingkan subjek yang tidak aktif kedokteran mengalami tingkat stres yang dalam organisasi internal FK UNS. T lebih dengan hitung pada kepercayaan diri 3,878 dengan Data p 0,000 < 0,5 dan t hitung pada ketahanan penelitian tersebut menunjukkan bahwa stres 2,884 dengan p 0,006 < 0,5, sehingga mahasiswa kedokteran saat ini memiliki terlihat tingkat stres yang bisa dikatakan cukup signifikan antara kedua kelompok subjek. hasil tinggi mahasiswa bahwa dibandingkan non kedokteran. bahwa ada perbedaan yang tinggi, maka dari itu ketahanan stres sangat Berdasarkan hasil tersebut peneliti dibutuhkan oleh mereka. Ketahanan stres bermaksud untuk melakukan penelitian sendiri dengan lebih lanjut terkait dengan subjek yang adalah lebih banyak dan dari program studi yang pergaulan (Hawari, 2002) dan salah satu lebih bervariatif agar mendapatkan hasil faktor yang mempengaruhi ketahanan stres yang adalah 1983). mahasiswa FK UNS secara menyeluruh. Kedua hal tersebut yaitu pergaulan dan Hal ini dilakukan untuk mengetahui pendidikan merupakan dua dari banyaknya apakah terdapat perbedaan kepercayaan manfaat dari organisasi (Sukirman, 2004). diri dan ketahanan stres antara mahasiswa Sehingga berdasarkan teori-teori di atas yang aktif dengan mahasiswa yang tidak maka aktif dalam organisasi internal FK UNS. dapat beberapa hal ditingkatkan salah pendidikan terdapat perbedaan satunya (Meichati, kemungkinan ketahanan stres adanya akan lebih merepresentasikan antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dan DASAR TEORI mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi. Kepercayaan Diri Hasil prapenelitian yang dilakukan Bandura (1977) mendefinisikan kepada 54 mahasiswa Program Studi kepercayaan diri sebagai suatu keyakinan Kedokteran dan Psikologi yang terdiri dari yang dimiliki seseorang bahwa, dirinya 34 mampu mahasiswa mahasiswa yang yang aktif tidakaktif dan 20 dalam berperilaku dibutuhkan untuk seperti memperoleh yang hasil organisasi internal FK UNS, ditemukan seperti yang diharapkan.Lauster (2002) perbedaan berpendapat yang signifikan terkait bahwa, kepercayaan diri kepercayaan diri dan juga ketahanan stres adalah suatu sikap atau perasaan yakin antara kedua kelompok subjek. Subjek akan kemampuan diri sendiri sehingga 41 FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES orang yang bersangkutan tidak terlalu terhadap setiap tuntutan beban atasnya. cemas dalam melakukan tindakan, merasa bebas dalam adalah kemampuan untuk dapat tetap tenang dan disukainya dan bertanggung jawab atas sabar ketika menghadapi masalah tanpa perbuatannya, hangat dan sopan dalam menjadi hanyut atau terbawa emosi (Stein berinteraksi dengan orang dan memiliki & dorongan untuk berprestasi.Senada dengan memungkinkan manusia dapat menangani hal-hal (1992) dan mengendalikan masalah satu per satu, mengatakan kepercayaan diri merupakan tanpa menjadi panik (Stein &Book, keyakinan diperoleh 2004).Chaplin (2006) juga menyebutkan melalui monolog bersifat internal dengan bahwa, ketahanan stres (stress tolerance) diri sendiri, keyakinan yang mendukung adalah kemampuan untuk memikul atau untukmencapai berbagai tujuan hidup agar menahan tidak berputus asa walaupun menemui karena gagal, namun tanpa mengalami kegagalan. pendapat kerusakan psikologis atau fisiologis yang Anthony (1992) dapat ditarik sebuah tidak semestinya. Ketahanan stres juga kesimpulan dapat atas Anthony seseorang yang Mengacu bahwa, hal stres yang di melakukan Ketahanan pada kepercayaan diri Book, 2004). Kemampuan ketegangan diartikan serta sebagai ini menderita kemampuan merupakan sebuah keyakinan dari dalam seseorang untuk bertahan dari stresor- diri bahwa menyelesaikan dirinya mampu untuk stresor suatu pekerjaan atau dasar yang mengancam motif-motif dan mengganggu kemampuan masalah demi mencapai sebuah tujuan beradaptasi dengan stresor, sehingga tidak hidupnya tanpa berputus asa walaupun terjadi gangguan-gangguan pada pola menemui kegagalan. respon fisiologis dan psikologis (Carson Adapun aspek kepercayaan diri menurut Lauster (2002) dan Butcher, 1992). Mengacu pada meliputi pendapat Stein dan Book (2004) maka keyakinan akan kemampuan diri, dan dapat disimpulkan bahwa, ketahanan stres optimisme. adalah kemampuan seseorang untuk menghadapi stresoryang ada dengan tetap tenang dan sabar tanpa terbawa emosi, Ketahanan Stres Stres merupakan fenomena universal, setiap orang mengalaminya (Kozier, dkk., 2010). Stres sendiri didefinisikan oleh Selye (1956) sebagai respon tubuh yang sifatnya non spesifik serta tanpa menjadi panik. Aspek ketahanan stres menurut Davidoff (1993) meliputi toleransi terhadap frustasi, konflik, dan kecemasan. Keaktifan Mahasiswa dalam 42 FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES kelengkapan organisasi kemahasiswaan Berorganisasi Fadjar dan Effendy (1998) intra perguruan tinggi ditetapkan berpendapat bahwa, jika dikaji secara berdasarkan kesepakatan antarmahasiswa, mendalam, keberadaan mahasiswa di tidak setiap perguruan tinggi dapat digolongkan perundang - undangan yang berlaku, dan dalam statuta perguruan tinggi yang bersangkutan beberapa macam, dari segi aktifitasnya mahasiswa terbagi menjadi dua, yaitu mahasiswa aktivis bertentangan dan Mahasiswa organisasi adalah adalah yang mengikuti peraturan (Mendikbud, 1998). mahasiswa non aktivis.Mahasiswa aktivis mahasiswa dengan yang mahasiwa mahasiswa aktif tingkat yang dalam fakultas melakukan kegiatan gerakan mahasiswa serta lebih kegiatan bersifat fisik maupun mental fokus yang sesuai dengan tugas dan tanggung pada aktivitas non akademik (Rohman, 2015). Mahasiswa non aktivis jawabnya adalah mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi mahasiswa (Kurniawati dan kegiatan Leonardi, 2013). apapun dalam gerakan mahasiswa serta fokus pada aktivitas akademik (Rohman, 2015). mahasiswa Berdasarkan pasal 1 ayat (1) surat Keputusan Menteri Jadi, pengurus dalam keaktifan berorganisasi Fakultas Kedokteran Sebelas Maret berarti dan mahasiswa yang mengikuti kegiatan yang Kebudayaan Republik Indonesia Nomor bersifat fisik maupun mental dengan tugas 155/U/1998 umum dan tanggung jawabnya sebagai pengurus organisasi kemahasiswaan di perguruan dalam satu atau beberapa organisasi tinggi, organisasi kemahasiswaan intra mahasiswa intra di Fakultas Kedokteran perguruan tinggi adalah wahana dan sarana Universitas Sebelas Maret. tentang Pendidikan Universitas sebagai pedoman pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas Berdasarkan dasar teori di atas kepribadian mencapai tujuan maka peneliti mengajukan dua hipotesis, pendidikan tinggi. Pasal 3 ayat (2) yaitu terdapat perbedaan yang signifikan mengemukakan terkait kepercayaan diri dan ketahanan untuk bahwa organisasi Hipotesis kemahasiswaan intra perguruan tinggi stres mahasiswa dibentuk pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa fakultas dan jurusan. Sedangkan pasal 3 organisasi internal FK UNS. yang yang aktif tidak aktif dengan dalam ayat (3) menyebutkan bentuk dan badan 43 FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES METODE PENELITIAN Independentsample t-test adalah pengujian Penelitian menggunakan metode atas dua mean untuk melihat adanya kuantitatif. Total subjek dalam penelitian perbedaan ini adalah 72 mahasiswa yang terdiri dari 2009).Untuk mempermudah perhitungan, 36 36 digunakan dalam Windows. mahasiswa mahasiswa yang yang aktif tidak dan aktif antara keduanya program SPSS (Uyanto, 18.0 for organisasi internal FK UNS dari Program HASIL Penelitian dilaksanakan Studi Kedokteran, Psikologi, K3, dan Hiperkes. Pengambilan subjek dilakukan dengan purposive sampling, yaitu sampel harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya (Sugiyono, 2005). Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan dua skala psikologi, yaitu skala kepercayaan diri dan skala ketahanan stres yang dimodifikasi oleh peneliti yang telah melalui tahap uji-coba. Formula koefisien korelasi product moment Pearson digunakan untuk menguji daya beda aitem, karena data yang tanggal 10 – 25 November 2016 dengan menggunakan dua skala, yaitu skala kepercayaan diri yang terdiri dari 25 aitem dengan daya beda aitem berkisar dari 0,271 untuk mengetahui reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan koefisien Cronbach’s alpha, diperoleh lewat penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden, sehingga problem yang mungkin timbul pada pendekatan reliabilitas terulang dapat dihindari (Azwar, 2008). Lalu, hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan uji statistik t-test dengan sampel independen. 0,630 dan koefisien ketahanan stres yang terdiri dari 37 aitem dengan daya beda aitem berkisar dari 0,270 hingga 0,658 dan koefisien reliabilitas skala kepercayaan diri sebesar 0,870. Hasil Uji Normalitas Asumsi adalah data interval (Azwar, 2008). teknik hingga reliabilitas sebesar 0,805, serta skala diungkap dari alat ukur yang digunakan Adapun pada normalitas merupakan prasyarat uji beda independent sample ttest. Uji normalitas sendiri bertujuan untuk menguji apakah tiap-tiap kelompok data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak (Uyanto, 2009). Hasil Shapiro-Wilk uji skala normalitas dengan kepercayaan diri menunjukkan taraf signifikansi untuk kelompok aktif dan tidak aktif organisasi sebesar 0,091 dan 0,699. Adapun untuk skala ketahanan stres menunjukkan taraf signifikansi untuk kelompok aktif dan 44 FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES tidak aktif organisasi sebesar 0,111 dan test 2,183, df sebesar 70, p = 0,032, dan 0,699. Hasil-hasil tersebut lebih besar dari perbedaan rerata sebesar 3,194. Hasil 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa dikatakan signifikan jika p < 0,05. Tabel keempat data tersebut terdistribusi normal. di atas menunjukkan bahwa p < 0,05, yaitu 0,032 < 0,05 sehingga dapat ditarik Hasil Uji Homogenitas Uji ini digunakan untuk kesimpulan bahwa ada perbedaan mengetahui apakah varians populasi sama kepercayaan diri yang signifikan antara atau tidak. Uji homogenitas dilakukan mahasiswa yang aktif dan mahasiswa sebagai prasyarat dalam uji independent yang sample homogenitas mahasiswa internal FK UNS. Mahasiswa dengan menggunakan Levene Statistic yang tidak aktif memiliki rerata skor menunjukkan t-test.Hasil uji bahwa kepercayaan diri signifikansi 0,183, tidak aktif dalam organisasi data skor kepercayaan diri sebesar 72,361, adapun memiliki taraf mahasiswa yang aktif memiliki rerata skor dan skor kepercayaan diri yang lebih tinggi, yaitu data ketahanan stres memiliki taraf signifikansi sebesar 75,556. 0,560.Hasil tersebut menunjukkan bahwa Adapun hasil data uji-t skor sampel data tersebut memiliki taraf signifikansi independen ketahanan lebih besar dari 0,05 sehingga data stresdidapatkan nilai t-test 3,890, df tersebut dapat dikatakan homogen. sebesar 70, p = 0,000, dan perbedaan Hasil Uji Hipotesis rerata sebesar 9,16667. Hasil dikatakan Penelitian ini menggunakan uji t signifikan jika p < 0,05. Tabel di atas sampel tidak berpasangan atau dengan menunjukkan bahwa p < 0,05, yaitu 0,000 independent sample t-test. Perhitungan ini < 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan dilakukan adakah bahwa ada perbedaan ketahanan stres pada yang signifikan antara mahasiswa yang mahasiswa yang aktif dan mahasiswa aktif dan mahasiswa yang tidak aktif yang dalam organisasi mahasiswa internal FK 30 25 20 15 untuk perbedaan tidak mengetahui kepercayaan aktif dalam diri organisasi mahasiswa internal FK UNS, serta adakah UNS. perbedaan antara memiliki rerata skor ketahanan stres mahasiswa yang aktif dan mahasiswa sebesar 93,083, adapun mahasiswa yang yang tidak aktif dalam organisasi internal aktif memiliki rerata skor kepercayaan diri FK UNS. yang lebih tinggi, yaitu sebesar 102,250. ketahanan stres Mahasiswa yang tidak aktif Hasil uji-t sampel independen data skor kepercayaan dirididapatkan nilai t- Analisis Deskriptif 30 25 Aktif 45 20 15 10 5 0 Tidak Aktif 10 5 0 Sangat Rendah Re FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES Pengategorisasian ketahanan stres Berdasarkan skor subjek penelitian dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya skor ketahanan stres subjek. Grafik 1 Kategorisasi Kepercayaan Diri Hasil penelitian menunjukkan dari 36 subjek Pengategorisasian kepercayaan diri berdasarkan skor subjek penelitian dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya skor kepercayaan diri subjek. Hasil penelitian menunjukkan dari 36 subjek penelitian yang merupakan mahasiswa yang aktif dalam organisasi mahasiswa internal FK UNS, 11,11% memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi, 69,45% memiliki kepercayaan diri tinggi, 19,44% memiliki kepercayaan diri sedang, dan tidak terdapat subjek yang memiliki kepercayaan diri rendah dan sangat rendah. Adapun mahasiswa yang tidak organisasi didapatkan pada aktif hasil 36 dalam 66,67% memiliki kepercayaan diri tinggi, 33,33% penelitian yang merupakan mahasiswa yang aktif dalam organisasi internal FK ketahanan UNS, stres 2,78% yang memiliki sangat tinggi, 19,44% memiliki ketahanan stres tinggi, 75% memiliki ketahanan stres sedang, 2,78% memiliki ketahanan stres rendah, namun tidak terdapat subjek yang memiliki ketahanan stres sangat rendah. Adapun pada 36 mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi internal FK UNS didapatkan hasil 5,55% memiliki ketahanan stres tinggi, 77,78% memiliki kepercayaan diri sedang, 16,67% memiliki ketahanan stres rendah, namun tidak terdapat mahasiswa dengan tingkat ketahanan stres sangat tinggi dan sangat rendah. memiliki kepercayaan diri sedang, dan tidak terdapat mahasiswa dengan tingkat kepercayaan diri sangat tinggi, rendah dan sangat rendah. PEMBAHASAN Hasil uji analisis uji t pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan kepercayaan diri yang signifikan antara mahasiswa yang aktif dan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi mahasiswa internal FK UNS Grafik 1 Kategorisasi Ketahanan Stres yang berarti hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. Adapun rata-rata 46 FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES skor kepercayaan diri mahasiswa yang diwujudkan dalam bentuk program kerja aktif tinggi yang akan menjadi sebuah simulasi bagi dibandingkan dengan mahasiswa yang mahasiswa untuk dapat diterapkan di tidak aktif dalam organisasi. dalam kehidupan sehari-hari. Simulasi dalam organisasi lebih Hasil ini sesuai dengan sendiri merupakan strategi yang baik penelitian sebelumnya yang dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri oleh Permata (2013) yang menemukan (Martins, 2014). adanya perbedaan kepercayaan diri pada Selain itu, hasil uji analisis uji t mahasiswa Program Studi Kebidanan pada hipotesis kedua juga menunjukkan Fakultas Kedokteran UNS yang mengikuti bahwa, terdapat perbedaan ketahanan stres organisasi dan yang tidak mengikuti yang signifikan antara mahasiswa yang organisasi. yang aktif dan mahasiswa yang tidak aktif memiliki dalam organisasi mahasiswa internal FK Adapun mengikuti mahasiswa organisasi kepercayaan diri dibandingkan mengikuti yang lebih mahasiswa organisasi. yang Hakim tinggi UNS yang berarti hipotesis kedua dalam tidak penelitian ini diterima. Adapun mahasiswa (2002) yang aktif dalam organisasi memiliki skor menyebutkan bahwa, salah satu faktor ketahanan yang dapat mempengaruhi kepercayaan dibandingkan dengan mahasiswa yang diri tidak aktif dalam organisasi. seseorang adalah partisipasi stres yang lebih tinggi organisasi. Hal ini dikarenakan sumber Hasil ini sesuai dengan penelitian energi terbesar pembentukan percaya diri yang dilakukan oleh Rohman (2015). seseorang pada Dalam penelitian tersebut Rohman (2015) wawasan dan pengetahuan dirinya. Untuk menemukan perbedaan skor aktualisasi diri memperluas wawasan dan pengetahuan, yang signifikan antara mahasiswa aktivis maka perlu memperbanyak komunikasi dan mahasiswa non aktivis. Adapun dengan orang lain dan meningkatkan mahasiswa aktivis memiliki skor yang kualitas berinteraksi lebih tinggi dibandingkan mahasiswa non dengan orang lain, berdiskusi, dan aktif aktivis. Aktualisasi diri sendiri memiliki dalam kegiatan organisasi (Surya, 2009). hubungan positif yang signifikan dengan Adapun di dalam organisasi juga terdapat ketahanan stres (Rahmawati, 2014). Jadi sebuah proses pelatihan antara lain seperti dapat diartikan bahwa, mahasiswa yang pelatihan bekerja sama, berkomunikasi aktif dalam organisasi memiliki ketahanan dan berbicara di depan umum, dan lain stres yang lebih tinggi dibandingkan sebagainya dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam sangat pergaulan, bergantung aktif (Sukirman, 2004) yang 47 FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES organisasi. Meichati (1983) menyebutkan organisasi berada pada tingkat yang sama bahwa, yaitu, salah satu faktor yang pada tingkat tinggi untuk mempengaruhi ketahanan stres adalah kepercayaan diri dan tingkat sedang untuk pendidikan ketahanan stres. Sehingga perlu dikaji dan status ekonomi. Pendidikan dan status ekonomi yang tinggi lebih cenderung menyebabkan perbedaan memilki ketahanan stres yang tinggi. Salah Penelitian menggunakan satu manfaat organisasi sendiri adalah mahasiswa empat program studi dari lima menambah wawasan (Sukirman, 2004). program studi yang ada di FK UNS Dengan bertambahnya wawasan juga akan sehingga dapat memudahkan seseorang dalam melakukan mahasiswa FK penyesuaian diri dalam situasi apapun Namun, (Surya, 2009), adapun penyesuaian diri penelitian ini memiliki banyak sekali menjadi yang kelemahan antara lain sampel penelitian mempengaruhi ketahanan stress(Meichati, dengan jumlah yang masih terbatas, serta 1983). Selain itu Hawari (2002) juga terkait menyebutkan bahwa, salah satu cara untuk memengaruhi meningkatkan ketahanan dengan akan membuat salah satu ketahanan pergaulan, individu faktor stres adapun adalah pergaulan mendalam ini terkait faktor tersebut. sampel merepresentasikan UNS peneliti secara umum. menyadari bahwa, faktor-faktor yang kepercayaan stres kepribadian, yang diri seseorang, status dapat dan seperti ekonomi, sosial sendiri merupakan salah satu keuntungan budaya, jenis kelamin, dll. yang belum yang akan didapatkan jika seseorang dapat dikendalikan. Sehubungan dengan mengikuti organisasi karena salah satu hal manfaat dari organisasi adalah untuk penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan melatih kerjasama dalam tim (Sukirman, hasil yang dapat digeneralisasikan dalam 2004). lingkup yang lebih luas. tersebut, maka perlu dilakukan Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan PENUTUP kepercayaan diri dan ketahanan stres yang Kesimpulan signifikan antara mahasiswa yang aktif Berdasarkan hasil penelitian dapat dan mahasiswa yang tidak aktif dalam ditarik kesimpulan sebagai berikut : organisasi internal FK UNS. Namun, 1. Terdapat perbedaan yang tingkat kepercayaan diri dan ketahanan signifikan kepercayaan diri antara stres mahasiswa mahasiswa mahasiswa yang yang tidak aktif aktif dan dalam yang aktif dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam 48 FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES organisasi internal Kedokteran Universitas Fakultas aktif dalam organisasi internal FK Sebelas UNS yang dapat diikuti oleh seluruh Maret. mahasiswa FK UNS seperti Scarta, 2. Terdapat perbedaan Vagus, SKI, PMK, KMK, Cadavers, ketahanan stres yang signifikan antara MFC, mahasiswa dengan berorganisasi memiliki banyak sekali mahasiswa yang tidak aktif dalam manfaat seperti yang telah dipaparkan organisasi internal sebelumnya. Adapun hasil penelitian Kedokteran Universitas yang aktif Fakultas Sebelas Maret. ini dan juga organisasi Kastrat, karena menunjukkan akan bahwa, meningkatkan kepercayaan diri dan ketahanan stres yang merupakan variabel yang sangat Saran 1. Untuk Mahasiswa yang penting dimiliki Aktif dalam Organisasi Lebih mahasiswa kedokteran. Jadi tidak ada salahnya untuk kembali mahasiswa yang telah aktif dalam mencoba mendaftar dan berpartisipasi organisasi tetap terus berperan aktif dalam organisasi agar mendapatkan dan menjalankan amanah yang telah manfaat baik bagi diri sendiri maupun diberikan dengan sepenuh hati. Selain orang lain. dengan hasil jika mahasiswa, para itu baik khususnya oleh penelitian ini diharapkan mahasiswa yang sudah 3. Bagi Jajaran Penanggungjawab FK UNS aktif dalam organisasi akan lebih Mengingat betapa bersemangat lagi dalam menjalani manfaat kehidupan dan organisasi internal FK UNS sebagai mengingat bahwa organisasi terbukti bagian dari penelitian ini yang terbukti memberikan banyak manfaat untuk meningkatkan kepercayaan diri dan banyak orang khususnya bagi diri ketahanan stres mahasiswa FK UNS, sendiri. maka perlu diberikan sebuah imbauan keorganisasiannya 2. Untuk Mahasiswa yang Tidak Aktif dalam Organisasi Disarankan pada mahasiswa organisasi besarnya khususnya kepada seluruh mahasiswa FK UNS untuk turut aktif dalam organisasi dan lebih mematangkan kembali Sistem yang tidak aktif dalam organisasi Poin Kegiatan Kemahasiswaan khususnya organisasi internal FK (SPKK), agar lebih berjalan dengan UNS untuk mencoba mengikuti dan efektif dan menunjang pengembangan 49 FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES softskill, hardskill, dan spiritualitas mahasiswa FK UNS. Selain itu, perlu adanya pengembangan organisasi khususnya organisasi internal FK UNS, agar membawa manfaat yang lebih besar lagi bagi mahasiswa dan lingkungan sekitar. 4. Peneliti Selanjutnya Perlu adanya penelitian lanjutan dengan menggunakan sampel yang lebih besar dan lebih bervariatif lagi terkait perbedaan kepercayaan diri dan ketahanan stres antara subjek yang aktif dan yang tidak aktif dalam organisasi. Selain itu akan menjadi lebih baik jika penelitian selanjutnya lebih merinci kriteria khusus sampel, seperti dengan adanya pembatasan jenis kelamin, sosial budaya, status ekonomi, dan kepribadian subjek penelitian. DAFTAR PUSTAKA Anthony, R. (1992). Rahasia Membangun Kepercayaan Diri (terjemahan Wiryadi, R.). Jakarta : Bina Rupa Aksara. Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.Davidoff, L.L. (1993). Psikologi Suatu Pengantar Edisi Kedua Jilid II (terjemahan Mari Juniati). Jakarta : Erlangga. Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. New Jersey : Prentice Hall. Carson & Butcher. (1992). Abnormal Psychology and Modern Life. Illnois : Scott Foresman and Company. Fadjar & Effendy. (1998). Dunia Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan. Malang : UMM Press.Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Puspa Swara. Hamdan. (2009). Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa SMUN 1 Setu Bekasi. Jurnal Universitas Gunadharma. Hawari, D. (2002). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Kozier, Erb, Berman, & Synder. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC. Kurniawati, R. & Leonardi, T. (2013). Hubungan Antara Metakognisi dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang Aktif Berorganisasi di Organisasi Mahasiswa Tingkat Fakultas. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 2(1), 1-6. Lauster, P. (2002). Tes Kepribadian (terjemahan oleh D. H Gulo). Jakarta : Gaya Media Pratama. Mamo, J., Buttigieg, R., Vassallo, D., & Azzopardi, L. (2012). Psychological Stress amongst Maltese Undergraduate Medical Students. International Journal of Collaborative Research on Internal Medicine & Public Health, 4(5), 840849. Maramis, W.F. & Maramis, A.A. (2009). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press. Meichati, S. & Walgito, B. (1983). Kesehatan Mental. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Mendikbud RI. (1998). 50 FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 155 /U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan Di Perguruan Tinggi. Jakarta : Depdikbud. Mikulec, E. & Kinney, K.M. (2014). Perceived Learning Outcomes from Participation in One Type of Registeres Student Organization : Equestrian Sport Clubs. Journal of the Scholarship of Teaching and Learning, 14 (3), 93-109. Rohman. (2015). Perbedaan Aktualisasi Diri Mahasiswa Ditinjau dari Kategori Aktifis dan NonAktifis. Psychology Forum UMM, 315-322. Santrock, J. W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. Selye, H. (1956). The Stress of . Life. New York : McGraw-Hill. Stein, S.J. & Book, H.E. (2004). Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Bandung : Kaifa. Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta. Sukirman, S. (2004). Tuntunan Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Pelangi Cendekia. Triutari, R.A. (2011). Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kepercayaan Diri pada Mahasiswa Tingkat Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. (Skripsi dipublikasikan), Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Uyanto, S.S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu 51