Perbedaan Kepercayaan Diri dan Ketahanan Stres - Wacana

advertisement
FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES
Perbedaan Kepercayaan Diri dan Ketahanan Stres antara Mahasiswa yang Aktif dengan Mahasiswa
yang Tidak Aktif dalam Organisasi Internal Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret
The Differences of Self-Confidence and Stress Tolerance between Students Who Active
andInactive in Internal Organization ofMedicalFacultyofSebelasMaret University
Sheilla Fajrien, Hardjono, Istar Yuliadi
Program Studi Psikologi FakultasKedokteran
UniversitasSebalasMaret
ABSTRAK
Mahasiswa kedokteran membutuhkan kepercayaan diri dan ketahanan stres
agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, seperti untuk berkomunikasi dengan
orang lain, dan untuk menghadapi tekanan-tekanan yang ada.Berdasarkan aktifitasnya,
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS) terbagi menjadi
dua kategori, yaitu mahasiswa yang aktif dan mahasiswa yang tidak aktif dalam
organisasi. Beberapa teori mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi kepercayaan diri dan ketahanan stres adalah keikutsertaan dalam
organisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan
kepercayaan diri dan ketahanan stres antara mahasiswa yang aktif dan mahasiswa yang
tidak aktif dalam organisasi internal FK UNS.
Sampel pada penelitian ini terdiri dari 36 mahasiswa yang aktif dan 36 mahasiswa
yang tidak aktif dalam organisasi internal FK UNS dari Program Studi Kedokteran,
Psikologi, K3, dan Hiperkes FK UNS yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Instrumen yang digunakan adalah skala kepercayaan diri (r = 0,271 – 0,630, α =
0,805), dan skala ketahanan stress (r = 0,270 – 0.658, α = 0,870). Data yang didapatkan
diolah dengan Uji-t Sampel Independen untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
antara keduanya.
Hasil perhitungan Uji-t Sampel Independenskor kepercayaan diri menunjukkan
thitung = 2,183 dengan p = 0,032. Adapun hasil perhitungan Uji-t Sampel Independenskor
ketahanan stres menunjukkan thitung = 3,890 dengan p = 0,000. Kedua perhitungan
tersebut menunjukkan p < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan
yang signifikan kepercayaan diri dan ketahanan stres antara mahasiswa yang aktif dan
mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi.
Kata kunci:kepercayaan diri, ketahanan stres, mahasiswa yang aktif dalam
organisasi, mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi
39
FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES
PENDAHULUAN
kepemimpinan. Perbedaan-perbedaan yang
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
ada pada mahasiswa yang aktif dan yang
Universitas Sebelas Maret (FK UNS)
tidak aktif berorganisasi sangat menarik
terbagi dalam lima program studi, yaitu
untuk diteliti, dan dua hal yang sangat
Kedokteran, Psikologi, Keselamatan dan
menarik
Kesehatan
dan
mengenai kepercayaan diri dan ketahanan
kedokteran
stres. Kedua hal tersebut sangat penting
Kerja(K3),
Kebidanan.
Hiperkes,
Mahasiswa
perhatian
memiliki beban akademis yang berat. Hal
untuk
inilah yang menjadi alasan beberapa
mahasiswa kedokteran.
mahasiswa FK UNS memilih untuk tidak
mengikuti
organisasi.
Berdasarkan
dimiliki
terbagi
kurangnya
kategori,
yaitu
terutama
2009) mengungkapkan bahwa salah satu
kelemahan
dua
mahasiswa
adalah
Koentjaraningrat (dalam Hamdan,
aktifitasnya, memang mahasiswa FK UNS
menjadi
peneliti
generasi
rasa
mahasiswa yang aktif dan yang tidak aktif
menyebabkan
berorganisasi.
emosional
percaya
rasa
yang
muda
adalah
diri,
yang
tidak
nyaman
sementara,
anoreksia
Selama ini peneliti menemukan
nervosa, kenakalan, bahkan bunuh diri
banyak perbedaan yang terlihat antara
(Santrock, 2003).Hasil penelitian Triutari
mahasiswa FK UNS yang aktif dan yang
(2011) menunjukkan 48,3% mahasiswa
tidak
FK UNS yang menjadi subjek penelitian
aktif
berorganisasi.
Beberapa
perbedaan yang sering terlihat antara
memiliki
lain:mahasiswa yang aktif berorganisasi
rendah.Sehingga dibutuhkan suatu cara
menunjukkan pemikiran yang lebih kritis,
untuk meningkatkan
lebih percaya diri saat berbicara di depan
mahasiswa. Hakim (2002) menyebutkan
umum, dan memiliki prestasi belajar yang
bahwa salah satu faktor yang dapat
lebih
dengan
mempengaruhi kepercayaan diri seseorang
mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi.
adalah partisipasi organisasi. Sehingga
Data yang diperoleh Mikulec dan Kinney
berdasarkan penelitian dan teori tersebut,
(2014) menunjukkan bahwa mahasiswa
maka
yang mengikuti organisasi mengalami
perbedaan
peningkatan perkembangan
mahasiswa yang aktif berorganisasi dan
tinggi
dibandingkan
pada
area
akademik dan profesionalitas, terutama
pada etika kerja atau manajemen waktu
atau
keseimbangan,
kolaborasi
kepercayaan
terdapat
diri
rata-rata
kepercayaan diri
kemungkinan
kepercayaan
diri
adanya
antara
yang tidak aktif berorganisasi.
Selain
penelitian
tentang
atau
kepercayaan diri, sebuah penelitian yang
komunikasi atau kerja kelompok, dan
dilakukan oleh Mamo, dkk. (2012) pada
40
FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES
561 mahasiswa yang terdiri dari 208
yang aktif dalam organisasi internal FK
mahasiswa kedokteran dan 253 mahasiswa
UNS memiliki rata-rata skor kepercayaan
non kedokteran di Universitas Malta
diri dan ketahanan stres yang lebih tinggi
didapatkan
mahasiswa
dibandingkan subjek yang tidak aktif
kedokteran mengalami tingkat stres yang
dalam organisasi internal FK UNS. T
lebih
dengan
hitung pada kepercayaan diri 3,878 dengan
Data
p 0,000 < 0,5 dan t hitung pada ketahanan
penelitian tersebut menunjukkan bahwa
stres 2,884 dengan p 0,006 < 0,5, sehingga
mahasiswa kedokteran saat ini memiliki
terlihat
tingkat stres yang bisa dikatakan cukup
signifikan antara kedua kelompok subjek.
hasil
tinggi
mahasiswa
bahwa
dibandingkan
non
kedokteran.
bahwa
ada
perbedaan
yang
tinggi, maka dari itu ketahanan stres sangat
Berdasarkan hasil tersebut peneliti
dibutuhkan oleh mereka. Ketahanan stres
bermaksud untuk melakukan penelitian
sendiri
dengan
lebih lanjut terkait dengan subjek yang
adalah
lebih banyak dan dari program studi yang
pergaulan (Hawari, 2002) dan salah satu
lebih bervariatif agar mendapatkan hasil
faktor yang mempengaruhi ketahanan stres
yang
adalah
1983).
mahasiswa FK UNS secara menyeluruh.
Kedua hal tersebut yaitu pergaulan dan
Hal ini dilakukan untuk mengetahui
pendidikan merupakan dua dari banyaknya
apakah terdapat perbedaan kepercayaan
manfaat dari organisasi (Sukirman, 2004).
diri dan ketahanan stres antara mahasiswa
Sehingga berdasarkan teori-teori di atas
yang aktif dengan mahasiswa yang tidak
maka
aktif dalam organisasi internal FK UNS.
dapat
beberapa
hal
ditingkatkan
salah
pendidikan
terdapat
perbedaan
satunya
(Meichati,
kemungkinan
ketahanan
stres
adanya
akan
lebih
merepresentasikan
antara
mahasiswa yang aktif berorganisasi dan
DASAR TEORI
mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi.
Kepercayaan Diri
Hasil prapenelitian yang dilakukan
Bandura
(1977)
mendefinisikan
kepada 54 mahasiswa Program Studi
kepercayaan diri sebagai suatu keyakinan
Kedokteran dan Psikologi yang terdiri dari
yang dimiliki seseorang bahwa, dirinya
34
mampu
mahasiswa
mahasiswa
yang
yang
aktif
tidakaktif
dan
20
dalam
berperilaku
dibutuhkan
untuk
seperti
memperoleh
yang
hasil
organisasi internal FK UNS, ditemukan
seperti yang diharapkan.Lauster (2002)
perbedaan
berpendapat
yang
signifikan
terkait
bahwa,
kepercayaan
diri
kepercayaan diri dan juga ketahanan stres
adalah suatu sikap atau perasaan yakin
antara kedua kelompok subjek. Subjek
akan kemampuan diri sendiri sehingga
41
FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES
orang yang bersangkutan tidak terlalu
terhadap setiap tuntutan beban atasnya.
cemas dalam melakukan tindakan, merasa
bebas
dalam
adalah
kemampuan untuk dapat tetap tenang dan
disukainya dan bertanggung jawab atas
sabar ketika menghadapi masalah tanpa
perbuatannya, hangat dan sopan dalam
menjadi hanyut atau terbawa emosi (Stein
berinteraksi dengan orang dan memiliki
&
dorongan untuk berprestasi.Senada dengan
memungkinkan manusia dapat menangani
hal-hal
(1992)
dan mengendalikan masalah satu per satu,
mengatakan kepercayaan diri merupakan
tanpa menjadi panik (Stein &Book,
keyakinan
diperoleh
2004).Chaplin (2006) juga menyebutkan
melalui monolog bersifat internal dengan
bahwa, ketahanan stres (stress tolerance)
diri sendiri, keyakinan yang mendukung
adalah kemampuan untuk memikul atau
untukmencapai berbagai tujuan hidup agar
menahan
tidak berputus asa walaupun menemui
karena gagal, namun tanpa mengalami
kegagalan.
pendapat
kerusakan psikologis atau fisiologis yang
Anthony (1992) dapat ditarik sebuah
tidak semestinya. Ketahanan stres juga
kesimpulan
dapat
atas
Anthony
seseorang
yang
Mengacu
bahwa,
hal
stres
yang
di
melakukan
Ketahanan
pada
kepercayaan
diri
Book,
2004).
Kemampuan
ketegangan
diartikan
serta
sebagai
ini
menderita
kemampuan
merupakan sebuah keyakinan dari dalam
seseorang untuk bertahan dari stresor-
diri
bahwa
menyelesaikan
dirinya
mampu
untuk
stresor
suatu
pekerjaan
atau
dasar
yang mengancam motif-motif
dan
mengganggu
kemampuan
masalah demi mencapai sebuah tujuan
beradaptasi dengan stresor, sehingga tidak
hidupnya tanpa berputus asa walaupun
terjadi gangguan-gangguan pada pola
menemui kegagalan.
respon fisiologis dan psikologis (Carson
Adapun aspek kepercayaan diri
menurut
Lauster
(2002)
dan
Butcher,
1992).
Mengacu
pada
meliputi
pendapat Stein dan Book (2004) maka
keyakinan akan kemampuan diri, dan
dapat disimpulkan bahwa, ketahanan stres
optimisme.
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
menghadapi stresoryang ada dengan tetap
tenang dan sabar tanpa terbawa emosi,
Ketahanan Stres
Stres
merupakan
fenomena
universal, setiap orang mengalaminya
(Kozier,
dkk.,
2010).
Stres
sendiri
didefinisikan oleh Selye (1956) sebagai
respon tubuh yang sifatnya non spesifik
serta tanpa menjadi panik.
Aspek ketahanan stres menurut
Davidoff
(1993)
meliputi
toleransi
terhadap frustasi, konflik, dan kecemasan.
Keaktifan
Mahasiswa
dalam
42
FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES
kelengkapan organisasi kemahasiswaan
Berorganisasi
Fadjar
dan
Effendy
(1998)
intra
perguruan
tinggi
ditetapkan
berpendapat bahwa, jika dikaji secara
berdasarkan kesepakatan antarmahasiswa,
mendalam, keberadaan mahasiswa di
tidak
setiap perguruan tinggi dapat digolongkan
perundang - undangan yang berlaku, dan
dalam
statuta perguruan tinggi yang bersangkutan
beberapa
macam,
dari
segi
aktifitasnya mahasiswa terbagi menjadi
dua,
yaitu
mahasiswa
aktivis
bertentangan
dan
Mahasiswa
organisasi
adalah
adalah
yang
mengikuti
peraturan
(Mendikbud, 1998).
mahasiswa non aktivis.Mahasiswa aktivis
mahasiswa
dengan
yang
mahasiwa
mahasiswa
aktif
tingkat
yang
dalam
fakultas
melakukan
kegiatan gerakan mahasiswa serta lebih
kegiatan bersifat fisik maupun mental
fokus
yang sesuai dengan tugas dan tanggung
pada
aktivitas
non
akademik
(Rohman, 2015). Mahasiswa non aktivis
jawabnya
adalah mahasiswa yang tidak mengikuti
organisasi mahasiswa (Kurniawati dan
kegiatan
Leonardi, 2013).
apapun
dalam
gerakan
mahasiswa serta fokus pada aktivitas
akademik (Rohman, 2015).
mahasiswa
Berdasarkan pasal 1 ayat (1) surat
Keputusan
Menteri
Jadi,
pengurus
dalam
keaktifan
berorganisasi
Fakultas
Kedokteran
Sebelas
Maret
berarti
dan
mahasiswa yang mengikuti kegiatan yang
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
bersifat fisik maupun mental dengan tugas
155/U/1998
umum
dan tanggung jawabnya sebagai pengurus
organisasi kemahasiswaan di perguruan
dalam satu atau beberapa organisasi
tinggi, organisasi kemahasiswaan intra
mahasiswa intra di Fakultas Kedokteran
perguruan tinggi adalah wahana dan sarana
Universitas Sebelas Maret.
tentang
Pendidikan
Universitas
sebagai
pedoman
pengembangan diri mahasiswa ke arah
perluasan
wawasan
dan
peningkatan
kecendekiawanan
serta
integritas
Berdasarkan dasar teori di atas
kepribadian
mencapai
tujuan
maka peneliti mengajukan dua hipotesis,
pendidikan tinggi. Pasal 3 ayat (2)
yaitu terdapat perbedaan yang signifikan
mengemukakan
terkait kepercayaan diri dan ketahanan
untuk
bahwa
organisasi
Hipotesis
kemahasiswaan intra perguruan tinggi
stres
mahasiswa
dibentuk pada tingkat perguruan tinggi,
mahasiswa
fakultas dan jurusan. Sedangkan pasal 3
organisasi internal FK UNS.
yang
yang
aktif
tidak
aktif
dengan
dalam
ayat (3) menyebutkan bentuk dan badan
43
FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES
METODE PENELITIAN
Independentsample t-test adalah pengujian
Penelitian menggunakan metode
atas dua mean untuk melihat adanya
kuantitatif. Total subjek dalam penelitian
perbedaan
ini adalah 72 mahasiswa yang terdiri dari
2009).Untuk mempermudah perhitungan,
36
36
digunakan
dalam
Windows.
mahasiswa
mahasiswa
yang
yang
aktif
tidak
dan
aktif
antara
keduanya
program
SPSS
(Uyanto,
18.0
for
organisasi internal FK UNS dari Program
HASIL
Penelitian dilaksanakan
Studi Kedokteran, Psikologi, K3, dan
Hiperkes. Pengambilan subjek dilakukan
dengan purposive sampling, yaitu sampel
harus memenuhi kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya (Sugiyono, 2005).
Alat
ukur
dalam
penelitian
ini
menggunakan dua skala psikologi, yaitu
skala
kepercayaan
diri
dan
skala
ketahanan stres yang dimodifikasi oleh
peneliti yang telah melalui tahap uji-coba.
Formula
koefisien
korelasi
product
moment Pearson digunakan untuk menguji
daya beda aitem, karena data yang
tanggal 10 – 25 November 2016 dengan
menggunakan dua skala, yaitu skala
kepercayaan diri yang terdiri dari 25 aitem
dengan daya beda aitem berkisar dari
0,271
untuk
mengetahui
reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini
menggunakan
koefisien
Cronbach’s
alpha, diperoleh lewat penyajian satu
bentuk skala yang dikenakan hanya sekali
saja
pada
sekelompok
responden,
sehingga problem yang mungkin timbul
pada
pendekatan
reliabilitas
terulang
dapat dihindari (Azwar, 2008). Lalu,
hipotesis dalam penelitian ini akan diuji
dengan menggunakan uji statistik t-test
dengan
sampel
independen.
0,630
dan
koefisien
ketahanan stres yang terdiri dari 37 aitem
dengan daya beda aitem berkisar dari
0,270
hingga
0,658
dan
koefisien
reliabilitas skala kepercayaan diri sebesar
0,870.
Hasil Uji Normalitas
Asumsi
adalah data interval (Azwar, 2008).
teknik
hingga
reliabilitas sebesar 0,805, serta skala
diungkap dari alat ukur yang digunakan
Adapun
pada
normalitas
merupakan
prasyarat uji beda independent sample ttest. Uji normalitas sendiri bertujuan
untuk menguji apakah tiap-tiap kelompok
data
berasal
dari
populasi
yang
terdistribusi normal atau tidak (Uyanto,
2009).
Hasil
Shapiro-Wilk
uji
skala
normalitas
dengan
kepercayaan
diri
menunjukkan taraf signifikansi untuk
kelompok aktif dan tidak aktif organisasi
sebesar 0,091 dan 0,699. Adapun untuk
skala ketahanan stres menunjukkan taraf
signifikansi untuk kelompok aktif dan
44
FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES
tidak aktif organisasi sebesar 0,111 dan
test 2,183, df sebesar 70, p = 0,032, dan
0,699. Hasil-hasil tersebut lebih besar dari
perbedaan rerata sebesar 3,194. Hasil
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
dikatakan signifikan jika p < 0,05. Tabel
keempat data tersebut terdistribusi normal.
di atas menunjukkan bahwa p < 0,05,
yaitu 0,032 < 0,05 sehingga dapat ditarik
Hasil Uji Homogenitas
Uji
ini
digunakan
untuk
kesimpulan
bahwa
ada
perbedaan
mengetahui apakah varians populasi sama
kepercayaan diri yang signifikan antara
atau tidak. Uji homogenitas dilakukan
mahasiswa yang aktif dan mahasiswa
sebagai prasyarat dalam uji independent
yang
sample
homogenitas
mahasiswa internal FK UNS. Mahasiswa
dengan menggunakan Levene Statistic
yang tidak aktif memiliki rerata skor
menunjukkan
t-test.Hasil
uji
bahwa
kepercayaan
diri
signifikansi
0,183,
tidak
aktif
dalam
organisasi
data
skor
kepercayaan diri sebesar 72,361, adapun
memiliki
taraf
mahasiswa yang aktif memiliki rerata skor
dan
skor
kepercayaan diri yang lebih tinggi, yaitu
data
ketahanan stres memiliki taraf signifikansi
sebesar 75,556.
0,560.Hasil tersebut menunjukkan bahwa
Adapun
hasil
data
uji-t
skor
sampel
data tersebut memiliki taraf signifikansi
independen
ketahanan
lebih besar dari 0,05 sehingga data
stresdidapatkan nilai t-test 3,890, df
tersebut dapat dikatakan homogen.
sebesar 70, p = 0,000, dan perbedaan
Hasil Uji Hipotesis
rerata sebesar 9,16667. Hasil dikatakan
Penelitian ini menggunakan uji t
signifikan jika p < 0,05. Tabel di atas
sampel tidak berpasangan atau dengan
menunjukkan bahwa p < 0,05, yaitu 0,000
independent sample t-test. Perhitungan ini
< 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan
dilakukan
adakah
bahwa ada perbedaan ketahanan stres
pada
yang signifikan antara mahasiswa yang
mahasiswa yang aktif dan mahasiswa
aktif dan mahasiswa yang tidak aktif
yang
dalam organisasi mahasiswa internal FK
30
25
20
15
untuk
perbedaan
tidak
mengetahui
kepercayaan
aktif
dalam
diri
organisasi
mahasiswa internal FK UNS, serta adakah
UNS.
perbedaan
antara
memiliki rerata skor ketahanan stres
mahasiswa yang aktif dan mahasiswa
sebesar 93,083, adapun mahasiswa yang
yang tidak aktif dalam organisasi internal
aktif memiliki rerata skor kepercayaan diri
FK UNS.
yang lebih tinggi, yaitu sebesar 102,250.
ketahanan
stres
Mahasiswa
yang
tidak
aktif
Hasil uji-t sampel independen data
skor kepercayaan dirididapatkan nilai t-
Analisis Deskriptif
30
25
Aktif
45
20
15
10
5
0
Tidak
Aktif
10
5
0
Sangat Rendah
Re
FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES
Pengategorisasian ketahanan stres
Berdasarkan skor subjek penelitian
dilakukan
untuk
mengetahui
tinggi
rendahnya skor ketahanan stres subjek.
Grafik 1
Kategorisasi Kepercayaan Diri
Hasil penelitian menunjukkan dari 36
subjek
Pengategorisasian
kepercayaan
diri berdasarkan skor subjek penelitian
dilakukan
untuk
mengetahui
tinggi
rendahnya skor kepercayaan diri subjek.
Hasil penelitian menunjukkan dari 36
subjek
penelitian
yang
merupakan
mahasiswa yang aktif dalam organisasi
mahasiswa internal FK UNS, 11,11%
memiliki kepercayaan diri yang sangat
tinggi, 69,45% memiliki kepercayaan diri
tinggi, 19,44% memiliki kepercayaan diri
sedang, dan tidak terdapat subjek yang
memiliki kepercayaan diri rendah dan
sangat
rendah.
Adapun
mahasiswa
yang
tidak
organisasi
didapatkan
pada
aktif
hasil
36
dalam
66,67%
memiliki kepercayaan diri tinggi, 33,33%
penelitian
yang
merupakan
mahasiswa yang aktif dalam organisasi
internal
FK
ketahanan
UNS,
stres
2,78%
yang
memiliki
sangat
tinggi,
19,44% memiliki ketahanan stres tinggi,
75% memiliki ketahanan stres sedang,
2,78% memiliki ketahanan stres rendah,
namun
tidak
terdapat
subjek
yang
memiliki ketahanan stres sangat rendah.
Adapun pada 36 mahasiswa yang tidak
aktif dalam organisasi internal FK UNS
didapatkan
hasil
5,55%
memiliki
ketahanan stres tinggi, 77,78% memiliki
kepercayaan
diri
sedang,
16,67%
memiliki ketahanan stres rendah, namun
tidak terdapat mahasiswa dengan tingkat
ketahanan stres sangat tinggi dan sangat
rendah.
memiliki kepercayaan diri sedang, dan
tidak terdapat mahasiswa dengan tingkat
kepercayaan diri sangat tinggi, rendah dan
sangat rendah.
PEMBAHASAN
Hasil uji analisis uji t pada
hipotesis pertama menunjukkan bahwa,
terdapat perbedaan kepercayaan diri yang
signifikan antara mahasiswa yang aktif dan
mahasiswa
yang
tidak
aktif
dalam
organisasi mahasiswa internal FK UNS
Grafik 1
Kategorisasi Ketahanan Stres
yang berarti hipotesis pertama dalam
penelitian ini diterima. Adapun rata-rata
46
FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES
skor kepercayaan diri mahasiswa yang
diwujudkan dalam bentuk program kerja
aktif
tinggi
yang akan menjadi sebuah simulasi bagi
dibandingkan dengan mahasiswa yang
mahasiswa untuk dapat diterapkan di
tidak aktif dalam organisasi.
dalam kehidupan sehari-hari. Simulasi
dalam
organisasi
lebih
Hasil ini sesuai dengan
sendiri merupakan strategi yang baik
penelitian sebelumnya yang dilakukan
untuk meningkatkan kepercayaan diri
oleh Permata (2013) yang menemukan
(Martins, 2014).
adanya perbedaan kepercayaan diri pada
Selain itu, hasil uji analisis uji t
mahasiswa Program Studi Kebidanan
pada hipotesis kedua juga menunjukkan
Fakultas Kedokteran UNS yang mengikuti
bahwa, terdapat perbedaan ketahanan stres
organisasi dan yang tidak mengikuti
yang signifikan antara mahasiswa yang
organisasi.
yang
aktif dan mahasiswa yang tidak aktif
memiliki
dalam organisasi mahasiswa internal FK
Adapun
mengikuti
mahasiswa
organisasi
kepercayaan
diri
dibandingkan
mengikuti
yang
lebih
mahasiswa
organisasi.
yang
Hakim
tinggi
UNS yang berarti hipotesis kedua dalam
tidak
penelitian ini diterima. Adapun mahasiswa
(2002)
yang aktif dalam organisasi memiliki skor
menyebutkan bahwa, salah satu faktor
ketahanan
yang dapat mempengaruhi kepercayaan
dibandingkan dengan mahasiswa yang
diri
tidak aktif dalam organisasi.
seseorang
adalah
partisipasi
stres
yang
lebih
tinggi
organisasi. Hal ini dikarenakan sumber
Hasil ini sesuai dengan penelitian
energi terbesar pembentukan percaya diri
yang dilakukan oleh Rohman (2015).
seseorang
pada
Dalam penelitian tersebut Rohman (2015)
wawasan dan pengetahuan dirinya. Untuk
menemukan perbedaan skor aktualisasi diri
memperluas wawasan dan pengetahuan,
yang signifikan antara mahasiswa aktivis
maka perlu memperbanyak komunikasi
dan mahasiswa non aktivis. Adapun
dengan orang lain dan meningkatkan
mahasiswa aktivis memiliki skor yang
kualitas
berinteraksi
lebih tinggi dibandingkan mahasiswa non
dengan orang lain, berdiskusi, dan aktif
aktivis. Aktualisasi diri sendiri memiliki
dalam kegiatan organisasi (Surya, 2009).
hubungan positif yang signifikan dengan
Adapun di dalam organisasi juga terdapat
ketahanan stres (Rahmawati, 2014). Jadi
sebuah proses pelatihan antara lain seperti
dapat diartikan bahwa, mahasiswa yang
pelatihan bekerja sama, berkomunikasi
aktif dalam organisasi memiliki ketahanan
dan berbicara di depan umum, dan lain
stres yang lebih tinggi dibandingkan
sebagainya
dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam
sangat
pergaulan,
bergantung
aktif
(Sukirman,
2004)
yang
47
FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES
organisasi. Meichati (1983) menyebutkan
organisasi berada pada tingkat yang sama
bahwa,
yaitu,
salah
satu
faktor
yang
pada
tingkat
tinggi
untuk
mempengaruhi ketahanan stres adalah
kepercayaan diri dan tingkat sedang untuk
pendidikan
ketahanan stres. Sehingga perlu dikaji
dan
status
ekonomi.
Pendidikan dan status ekonomi yang tinggi
lebih
cenderung
menyebabkan
perbedaan
memilki ketahanan stres yang tinggi. Salah
Penelitian
menggunakan
satu manfaat organisasi sendiri adalah
mahasiswa empat program studi dari lima
menambah wawasan (Sukirman, 2004).
program studi yang ada di FK UNS
Dengan bertambahnya wawasan juga akan
sehingga
dapat
memudahkan seseorang dalam melakukan
mahasiswa
FK
penyesuaian diri dalam situasi apapun
Namun,
(Surya, 2009), adapun penyesuaian diri
penelitian ini memiliki banyak sekali
menjadi
yang
kelemahan antara lain sampel penelitian
mempengaruhi ketahanan stress(Meichati,
dengan jumlah yang masih terbatas, serta
1983). Selain itu Hawari (2002) juga
terkait
menyebutkan bahwa, salah satu cara untuk
memengaruhi
meningkatkan
ketahanan
dengan
akan
membuat
salah
satu
ketahanan
pergaulan,
individu
faktor
stres
adapun
adalah
pergaulan
mendalam
ini
terkait
faktor
tersebut.
sampel
merepresentasikan
UNS
peneliti
secara
umum.
menyadari
bahwa,
faktor-faktor
yang
kepercayaan
stres
kepribadian,
yang
diri
seseorang,
status
dapat
dan
seperti
ekonomi,
sosial
sendiri merupakan salah satu keuntungan
budaya, jenis kelamin, dll. yang belum
yang akan didapatkan jika seseorang
dapat dikendalikan. Sehubungan dengan
mengikuti organisasi karena salah satu
hal
manfaat dari organisasi adalah untuk
penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan
melatih kerjasama dalam tim (Sukirman,
hasil yang dapat digeneralisasikan dalam
2004).
lingkup yang lebih luas.
tersebut,
maka
perlu
dilakukan
Secara umum hasil penelitian ini
menunjukkan
terdapat
perbedaan
PENUTUP
kepercayaan diri dan ketahanan stres yang
Kesimpulan
signifikan antara mahasiswa yang aktif
Berdasarkan hasil penelitian dapat
dan mahasiswa yang tidak aktif dalam
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
organisasi internal FK UNS. Namun,
1. Terdapat perbedaan yang
tingkat kepercayaan diri dan ketahanan
signifikan kepercayaan diri antara
stres
mahasiswa
mahasiswa
mahasiswa
yang
yang
tidak
aktif
aktif
dan
dalam
yang
aktif
dengan
mahasiswa yang tidak aktif dalam
48
FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES
organisasi
internal
Kedokteran
Universitas
Fakultas
aktif dalam organisasi internal FK
Sebelas
UNS yang dapat diikuti oleh seluruh
Maret.
mahasiswa FK UNS seperti Scarta,
2. Terdapat
perbedaan
Vagus, SKI, PMK, KMK, Cadavers,
ketahanan stres yang signifikan antara
MFC,
mahasiswa
dengan
berorganisasi memiliki banyak sekali
mahasiswa yang tidak aktif dalam
manfaat seperti yang telah dipaparkan
organisasi
internal
sebelumnya. Adapun hasil penelitian
Kedokteran
Universitas
yang
aktif
Fakultas
Sebelas
Maret.
ini
dan
juga
organisasi
Kastrat,
karena
menunjukkan
akan
bahwa,
meningkatkan
kepercayaan diri dan ketahanan stres
yang merupakan variabel yang sangat
Saran
1. Untuk Mahasiswa yang
penting dimiliki
Aktif dalam Organisasi
Lebih
mahasiswa
kedokteran.
Jadi tidak ada salahnya untuk kembali
mahasiswa yang telah aktif dalam
mencoba mendaftar dan berpartisipasi
organisasi tetap terus berperan aktif
dalam organisasi agar mendapatkan
dan menjalankan amanah yang telah
manfaat baik bagi diri sendiri maupun
diberikan dengan sepenuh hati. Selain
orang lain.
dengan
hasil
jika
mahasiswa,
para
itu
baik
khususnya
oleh
penelitian
ini
diharapkan mahasiswa yang sudah
3. Bagi
Jajaran
Penanggungjawab FK UNS
aktif dalam organisasi akan lebih
Mengingat
betapa
bersemangat lagi dalam menjalani
manfaat
kehidupan
dan
organisasi internal FK UNS sebagai
mengingat bahwa organisasi terbukti
bagian dari penelitian ini yang terbukti
memberikan banyak manfaat untuk
meningkatkan kepercayaan diri dan
banyak orang khususnya bagi diri
ketahanan stres mahasiswa FK UNS,
sendiri.
maka perlu diberikan sebuah imbauan
keorganisasiannya
2. Untuk
Mahasiswa
yang
Tidak Aktif dalam Organisasi
Disarankan pada mahasiswa
organisasi
besarnya
khususnya
kepada seluruh mahasiswa FK UNS
untuk turut aktif dalam organisasi dan
lebih mematangkan kembali Sistem
yang tidak aktif dalam organisasi
Poin
Kegiatan
Kemahasiswaan
khususnya organisasi internal FK
(SPKK), agar lebih berjalan dengan
UNS untuk mencoba mengikuti dan
efektif dan menunjang pengembangan
49
FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES
softskill, hardskill, dan spiritualitas
mahasiswa FK UNS. Selain itu, perlu
adanya
pengembangan
organisasi
khususnya organisasi internal FK
UNS, agar membawa manfaat yang
lebih besar lagi bagi mahasiswa dan
lingkungan sekitar.
4. Peneliti Selanjutnya
Perlu
adanya
penelitian
lanjutan dengan menggunakan sampel
yang lebih besar dan lebih bervariatif
lagi terkait perbedaan kepercayaan diri
dan ketahanan stres antara subjek
yang aktif dan yang tidak aktif dalam
organisasi. Selain itu akan menjadi
lebih baik jika penelitian selanjutnya
lebih merinci kriteria khusus sampel,
seperti dengan adanya pembatasan
jenis kelamin, sosial budaya, status
ekonomi,
dan
kepribadian
subjek
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, R. (1992). Rahasia
Membangun
Kepercayaan
Diri
(terjemahan Wiryadi, R.). Jakarta :
Bina Rupa Aksara.
Azwar, S. (2008). Reliabilitas
dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.Davidoff, L.L. (1993).
Psikologi Suatu Pengantar Edisi
Kedua Jilid II (terjemahan Mari
Juniati). Jakarta : Erlangga.
Bandura, A. (1977). Social
Learning Theory. New Jersey :
Prentice Hall.
Carson & Butcher. (1992).
Abnormal Psychology and Modern
Life. Illnois : Scott Foresman and
Company.
Fadjar & Effendy. (1998).
Dunia Perguruan Tinggi dan
Kemahasiswaan. Malang : UMM
Press.Hakim, T. (2002). Mengatasi
Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta :
Puspa Swara.
Hamdan. (2009). Hubungan
Antara Kepercayaan Diri dengan
Motivasi Berprestasi pada Siswa
SMUN 1 Setu Bekasi. Jurnal
Universitas Gunadharma.
Hawari,
D.
(2002).
Manajemen Stres, Cemas, dan
Depresi. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
Kozier, Erb, Berman, &
Synder.
(2010).
Buku
Ajar
Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC.
Kurniawati, R. & Leonardi, T.
(2013).
Hubungan
Antara
Metakognisi
dengan
Prestasi
Akademik pada Mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga yang
Aktif Berorganisasi di Organisasi
Mahasiswa Tingkat Fakultas. Jurnal
Psikologi
Pendidikan
dan
Perkembangan, 2(1), 1-6.
Lauster, P. (2002). Tes
Kepribadian (terjemahan oleh D. H
Gulo). Jakarta : Gaya Media Pratama.
Mamo, J., Buttigieg, R.,
Vassallo, D., & Azzopardi, L.
(2012). Psychological Stress amongst
Maltese Undergraduate Medical
Students. International Journal of
Collaborative Research on Internal
Medicine & Public Health, 4(5), 840849.
Maramis, W.F. & Maramis,
A.A.
(2009).
Catatan
Ilmu
Kedokteran Jiwa.
Surabaya :
Airlangga University Press.
Meichati, S. & Walgito, B.
(1983).
Kesehatan
Mental.
Yogyakarta : Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
Mendikbud
RI.
(1998).
50
FAJRIEN/PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI DAN KETAHANAN STRES
Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No
155 /U/1998 Tentang Pedoman
Umum Organisasi Kemahasiswaan
Di Perguruan Tinggi. Jakarta :
Depdikbud.
Mikulec, E. & Kinney, K.M.
(2014). Perceived Learning Outcomes
from Participation in One Type of
Registeres Student Organization :
Equestrian Sport Clubs. Journal of
the Scholarship of Teaching and
Learning, 14 (3), 93-109.
Rohman. (2015). Perbedaan
Aktualisasi Diri Mahasiswa Ditinjau
dari Kategori Aktifis dan NonAktifis. Psychology Forum UMM,
315-322.
Santrock, J. W. (2003).
Adolescence Perkembangan Remaja.
Jakarta : Erlangga.
Selye, H. (1956). The Stress of
.
Life. New York : McGraw-Hill.
Stein, S.J. & Book, H.E.
(2004). Ledakan EQ : 15 Prinsip
Dasar Kecerdasan Emosional Meraih
Sukses. Bandung : Kaifa.
Sugiyono. (2005). Statistika
untuk Penelitian. Bandung : CV.
Alfabeta.
Sukirman,
S.
(2004).
Tuntunan Belajar di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Pelangi Cendekia.
Triutari,
R.A.
(2011).
Hubungan Kecerdasan Emosional
dengan Kepercayaan Diri pada
Mahasiswa Tingkat Pertama Fakultas
Kedokteran
Universitas
Sebelas
Maret
Surakarta.
(Skripsi
dipublikasikan), Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Uyanto, S.S. (2009). Pedoman
Analisis
Data
dengan
SPSS.
Yogyakarta:
Graha
Ilmu
51
Download