Budidaya Anthurium

advertisement
Tugas Mata Kuliah
TBT Sayur dan Tanaman Hias
ANTHURIUM
Disusun Oleh :
Dewi Ma’rufah
(H0106006)
Muji Widyarso
(H0106020)
Ratsio Wibisono
(H0106022)
Triana R N
(H0106026)
Taufan R P
(H0107088)
JURUSAN AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2008
Budidaya Anthurium
A. Latar Belakang
Tanaman hias secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok utama
yaitu tanaman taman (landscaped plant) dan tanaman penghias rumah (house
plant). House plant dibagi menjadi dua, yaitu tanaman dalam ruangan (indoor
plant) dan tanaman diluar ruangan (outdoor plant). Kelompok tanaman hias
yang paling banyak diminati dan diperlukan dalam jumlah banyak saat
iniadalah kelompok house plant. Dewasa ini peneliti florikultura dan
pengusaha tanaman hias secara berkesinambungan berusaha menemukan jenis
tanaman baru dan mengembangkan teknologi baru untuk menciptakan
tanaman hias bermutu.
Di antara jenis tanaman hias yang banyak diminati dan diteliti adalah
Anthurium. Anthurium merupakan tanaman asli dari daerah tropis yang telah
menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tanaman dari keluarga keladi-keladian
(Aracea) ini, baik yang tergolong spesies asli maupun yang merupakan hasil
hibrida, memiliki banyak penggemar. Di antara keluarga Aracea, Anthuriumlah yang paling banyak diteliti dan diusahakan dalam industri florikultura
moderen di berbagai penjuru dunia baik di negara tropis maupun subtropis.
Anthurium banyak diminati hobiis karena penampilannya yang
menarik dan mudah dibudidayakan. Di Indonesia, Anthurium telah dikenal
sejak masa penjajahan Belanda sebagai tanaman introduksi. Bagi sebagian
orang, Anthurium dianggap sebagai tanaman yang mudah dibudidayakan
karena secara alami, Anthurium memiliki toleransi yang luas pada berbagai
kondisi lahan. Namun, untuk menciptakan pertumbuhan optimal dalam
kegiatan budidaya tanaman, Anthurium memerlukan perlakuan khusus. Untuk
itu, dalam laporan ini akan dipaparkan mengenai budidaya Anthurium,
diharapkan dapat mencapai kondisi yang sesuai dan mendukung pertumbuhan
dan perkembangan Anthurium secara optimal
B. Kajian Pustaka
Anthurium, salah satu tanaman hias indoor yang memiliki daya tarik
tersendiri karena bentuk daun dan bunganya unik. Ada dua macam anthurium,
yaitu anthurium daun dan anthurium bunga. Anthurium daun dinikmati karena
keindahan daunnya sedangkan anthurium bunga karena keindahan bunganya
(Fatihagriculture, 2007).
Anthurium adalah tanaman epifit yang mempunyai akar sedikit. Selain
berfungsi untuk menempel pada benda atau tanaman yang ditumpanginya,
akar tersebut juga berperan sebagai penyerap air dan unsur hara. Akar utama
pada tanaman anthurium adalah rimpang (rhizoma) yang memiliki akar
adventif. Morfologi dan sifat akar perlu diketahui agar dapat menentukan cara
budidaya dan perawatan anthurium secara benar karena akar berfungsi penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Lingga, 2007).
Untuk mendapatkan cahaya yang sesuai, pembudidayaan yang
dilakukan pada daerah dataran rendah membutuhkan bangunan dengan atap
naungan paranet 60-70%. Untuk dataran sedang menggunakan naungan
paranet 50%. Sedangkan untuk dataran tinggi cukup digunakan atap paranet
25% (Flora Kita, 2008).
Tanaman anthurium memiliki dua macam bunga yaitu bunga jantan
dan bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benangsari, sedangkan
bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan menyilangkan
bunga jantan dan bunga betina. Dengan menggunkan jentik, bunga sari
diambil dan dioleskan sampai rata di bagian lendir pada bunga betina
(Tabloidgallery, 2007).
Perbanyakan anthurium dapat dilakukan dengan cara generatif (biji)
maupun vegetatif (pemecahan anakkan atau stek). Penyerbukan sendiri jarang
terjadi sehingga harus dilakukan penyerbukan silang secara buatan. Teknik ini
merupakan cara perbanyakan generatif yang paling tepat, terutama dalam
kegiatan pemuliaan untuk menghasilkan biji F1 hibrida, yang selanjutnya
merupakan langkah untuk menciptakan jenis baru yang lebih bervariasi
(Sanusie dan Qodriyah, 2008).
C. Pelaksanaan Kegiatan
Tempat
: NARENDRA NURSERY
Jln. Adi Sumarmo 229B, Banyuanyar, Solo, Jawa Tengah
Waktu
: Minggu, 14 September 2008
Narasumber
: Bpk. Edy Triharyanto
Pembahasan
1. Pembibitan
a. Faktor benih
Hal-hal yang harus diperhatikan agar benih mempunyai standar mutu
yang baik adalah:
-
Kesehatan dan pemenuhan nutrisi untuk induk.
-
Saat panen yang tepat. Benih yang dipanen sudah masak fisiologis.
Masak fisologis dicapai ketika biji sudah keluar dari tongkolnya
hinga hampir jatuh.
-
Perlakuan benih.
Biji
Anthurium
dapat
segera
dilakukan
pembibitan setelah dipanen. Biji dapat direndam terlebih dahulu
sebelum disemaikan. Zat perangsang pertumbuhan bibit yang
sering digunakan adalah auksin, atau dapat menggunakan
perangsang perakaran seperti rootone.
b. Faktor lingkungan
Hal-hal yang harus diperhatikan agar benih dapat tumbuh dengan baik
dan menjadi benih yang tumbuh seragam dan sehat adalah:
-
Media pembibitan. Media harus dalam bentuk yang lembut, sehat,
dan mampu memegang air cukup lama tanpa memberikan suasana
jenuh air. Pada umumnya media yang dipakai adalah saringan
pakis yang lembut.
-
Suhu. Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan bibit Anthurium
adalah 28-30 C.
-
Kelembaban. Kelembaban media dapat dijaga dengan penyiraman
pada siang dan sore hari dengan sprayer.
-
Cahaya. Saat perkecambahan tidak dipengaruhi oleh cahaya. Bila
bibit sudah tumbuh daun, bibit dapat ditempatkan pada tempat
yang terkena oleh sinar matahari.
Gambar: Bibit Anthurium
2. Penanaman dan Repotting
a. Pot. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pot adalah ukuran dan
bentuk sesuai dengan besarnya tanaman serta warnanya serasi. Jika
mengunakan pot plastik, terutama pot besar, sebaiknya disis-sisinya
dilubangi untuk meningkatkan aerasi pada media tanam.
b. Media. Media dasar untuk penanaman adalah pakis. Selain itu, pakis
dicampur dengan daun kaliandra., daun bambu, sekam padi, pasir
malang, dan dolomit. Bahan tersebut harus dri bahn yang sudah
terfermentasi dengan baik. Perbandingan antara pakis dan bahan
lainnya adalah 90% pakis, 5% bahan lain, dan 5% dolomit.
c. Bahan tanaman. Bahan tanaman dapat berupa bibit yang akan
dipindahkan pada pot tunggal atau tanaman yang akan dipindahkan
pada pot yang lebih besar karena pot aslinya sudah terllu kecil.
3. Pemeliharaan
a. Penyiraman. Anthurium membutuhkan media yang lembab dan tidak
becek. Penyiraman penuh (penyiraman hingga air menetes melalui
lubang-lubang dasar pot) dapat dilakukan seminggu sekali, sedangkan
penyiraman tipis pada permukaan media diberikan tiap dua hari sekali.
b. Pemupukan. Pemupukan yang sering dilakukan yaitu cukup dengan
pupuk majemuk yang slow release, seperti Dekastar. Pemberian pupuk
dilakukan 2-3 bulan sekali. Dosis sesuai dengan anjuran penggunaan
pupuk tersebut. Untuk memnuhi unsur yang dibutuhkan tanaman perlu
ditambahkan pupuk pelengkap cair (PPC). Pupuk ini diaplikasikan
melalui daun. Frekuensi pemberiannya dilkukan 1-2 mingu sekali.
c. Pengendalian hama dan penyakit.
Hama yang sering menyerang tanaman anthurium ini adalah
tungau, thrips, kutu putih dan penggorok batang, dan nematoda.
Pengendalaian dilakukan secara preventif dengan penyemprotan
acarisida untuk mengendalikan tungau, dan penggunaan insektisida
untuk mengendalikan kutu putih, penggorok batang dan thrips.
Sedangkan untuk mengendalikan nematoda dilakukan penaburan
furadan 3G (sejenis nematisida).
Penyakit yang sering menyerang tanaman anthurium adalah
bercak daun, busuk akar, antraknose. Untuk mengendalikan penyakit
ini dilakukan tindakan preventif dengan penyemprota fungisida dan
bakterisida 3-4 mingu sekali.
4. Pembiakan tanaman
a. Pembiakan vegetatif. Perkembangbiakan cara ini dapat dilakukan
dengan stek bonggol. Cara ini akan menghasilkan anakan sama persis
dengan induknya. Kelemahan cara ini adalah sedikit mendapatkan
anakan, dalam satu bonggol paling banyak hanya menghasilkan 3-4
tunas anakan.
b. Pembiakan generatif. Perkembangbiakan cara ini banyak dilakukan
oleh petani Anthurium. Keuntungan dari cara ini adalah dihasilkannya
bibit dalam jumlah banyak. Bibit yang dihasilkan akan bervariasi
dengan karakter yang berbeda-beda dan dapat dilakukan penyilangan
dengan jenis lain yang akan menghasilkan hibrid baru dengan karakter
baru.
Langkah-langkah penyilangan:
1. Memastikan bahwa tongkol sudah bermadu, artinya sel kelamin
betina (putik) sudah masak. Cirinya tongkol sudah mengeluarkan
cairan madu.
2. Mengambil tepung sari (sel jantan) pada bunga lain yang sudah
masak. Cirinya tongkol sudah mengeluarkan tepung sari yang
berwarna putih.
3. Tepung sari diusap dengan tangan atau kuas selanjutnya diusapkan
pada tongkol yang bermadu.
4. Melakukan setiap hari (waktu terbaik pada jam 8-10 pagi) hingga
madu sudah kering.
5. Penyerbukan akan berhasil jika tongkol tetap segar dan tumbuh
benjolan-benjolan bakal buah.
6. Mulai dari penyerbukan hingga panen memerlukan waktu 9-10
bulan.
Gambar: Tongkol dengan biji yang siap dipanen
D. Kesimpulan dan Rekomendasi
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan kegiatan tersebut
antara lain:
a. Pembibitan anthurium dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor benih
dan faktor lingkungan pembibitan.
b. Faktor benih yang perlu diperhatikan antara lain kesehatan dan
pemenuhan nutrisi untuk induk, saat panen yang tepat, dan perlakuan
benih. Sedangkan faktor lingkungan pembibitan meliputi media
pembibitan, suhu, kelembaban, dan cahaya.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat penanaman dan reportting antara
lain pot, media, dan bahan tanaman.
d. Pemeliharaan anthurium meliputi penyiraman, pemupukan, dan
pengendalian hama penyakit.
e. Tanaman anthurium dapat dikembangkan dengan dua cara yaitu
pembiakan vegetatif (stek bonggol) dan pembiakan generatif.
2. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan oleh kami adalah agar tercipta
pertumbuhan yang optimal dalam kegiatan budidaya anthurium perlu
memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan dengan benih, media,
lingkungan dan pemeliharaan.
Dalam pemeliharaan tanaman sebaiknya intensif dan teratur sehingga
dapat terhindar dari kendala-kendala budidaya seperti hama, penyakit, dan
kekeringan.Selain itu, perlu dilakukan lebih banyak percobaan mengenai
penyilangan tanaman anthurium agar menghasilkan hibrid baru dengan
karakter yang baru.
3. Daftar Pertanyaan
1. Pertanyaan pertama oleh saudari Fatla Nur Chalif
“ apa yang dimaksud dengan stek bonggol dan bagaimana cara
penyetekannya ? ”
jawab
perbanyakan vegetatif yang dilakukan dengan cara memotong sebagian
batang/ bonggol dengan menyertakan sebagian akar dan daun.
2. Pertanyaan kedua disampaikan oleh saudari Fitri Wahyuni
“Apakah pupuk slow release”
“Apakah setiap jenis anthurium sama dalam pemeliharaanya”
“Mengapa harga tanaman anthurium tidak stabil dengan
rentangan harga yang cukup jauh”
jawab
pupuk slow release adalah pupuk yang diserap tanaman sedikit
demi sedikit dan habis dalam jangka waktu sekitar 3 bulan.
karena apabila diserap dalam jumlah yang banyak sekaligus
akan menjadi racun. Contoh: pupuk dekastar
secara umum setiap anthurium mempunyai cara pemeliharaan
yang relatif sama karena tanaman ini masih terdapat dalam satu
genus sehingga kebutuhan akan har dan kondisi lingkungan
yang optimal untuk tumbuh relatif sama.
Penurunan harga yang terjadi pada tanaman anthurium
dikarenakan tingginya penawaran dan menurunnya permintaan
akan tanaman anthurium sehingga harga dari tanaman ini turun
drastis.
DAFTAR PUSTAKA
Fatihagriculture. 2007. Budidaya Anthurium. www.fatihagricultureblora.com.
Diakses pada tanggal 24 September 2008.
Flora Kita. 2008. Budidaya Anthurium. duniaflora.com. Diakses pada tanggal 24
September 2008.
Lingga, L. 2007. Anthurium. Gramedia. Jakarta.
Sanusie, I. dan L. Qodriyah. 2008. Teknik Penyerbukan Silang dan Pembibitan
Anthurium. www.kebonkembang.com. Diakses pada tanggal 24
September 2008.
Tabloidgallery.
2007.
Budidaya
Tanaman
Anthurium.
tabloidgallery.wordpress.com. Diakses pada tanggal 24 September
2008.
Download