Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah SMA Lab. Kristen Satya

advertisement
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Sekolah SMA Lab.
Kristen Satya Wacana Salatiga
Pada bagian ini diuraikan gambaran umum visi
dan misi sekolah, pengorganisasian, tenaga pendidik
dan kependidikan, siswa dan prestasi belajar siswa
serta sarana dan prasarana sekolah.
1. Visi, Misi, tujuan dan Motto SMA Lab. Kristen
Satya Wacana
Visi
Sekolah Menengah Atas (SMA) Lab. Kristen Satya
Wacana Salatiga merupakan Sekolah Visioner. Sekolah
yang
tanggap
terhadap
perubahan
paradigma
pendidikan dan mazhab pendidikan, sehingga secara
terus menerus meningkatkan diri agar menjadi alat
kesaksian dan pelayanan yang berkualitas.
Misi
(1) Tanggap terhadap segala perubahan; (2) Bersaksi
dan
berinovasi
dalam
bidang
pendidikan;
(3)
Meningkatkan jejaring antar sekolah; (4) Meningkatkan
jejaring dengan universitas.
Tujuan
(1) Membantu peserta didik dalam bidang pen-didikan
agar tiap–tiap peserta didik dapat mengembangkan
potensi masing–masing serta tanggap terhadap segala
perubahan yang terjadi terutama perubahan dalam
bidang pendidikan; (2) Melaksanakan inovasi dan
pelayanan di bidang pendidikan untuk meningkatkan
67
kualitas
pelayanan
dalam
bidang
pendidikan;
(3)
Menjalin kerjasama antara suprastruktural baik yang
ada di lingkungan Sekolah Lab. (KB, TK. SD dan SMP)
maupun
antar
Meningkatkan
unit
dilingkungan
kualitas
kesaksian
YPTKSW;
dan
(4)
pelayanan
kepada peserta didik, orang tua siswa, gereja, bangsa
dan masyarakat serta antar tenaga civitas akademika
dilingkungan SMA Kristen Satya Wacana.
Nilai-nilai
(1)
Cinta/Kasih
sayang
(Love);
(2)
Mendengarkan
(Listen); (3) Mentaati (Obey); (4)Tindakan yang luhur
(Virtues); (5) Mengontrol Emosi (Emotional Controling).
Semboyan
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan
(Amsal. 7:1).
2. Struktur Organisasi
SMA Lab. KristenSatya Wacana Salatiga mempunyai
sruktur organisasi yang dinamis. Guru, Wakasek dan
Kordinator bertanggung jawab kepada Kepala sekolah.
Kepala sekolah bertanggung jawab dalam Laporan
Pertanggung jawaban setiap tahun atau per semester
kepada Direktur sekolah. Direktor bertanggung jawab
kepada Pengurus YPTKSW. Struktur organisasi SMA
Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga. Lihat Tabel 4.1,
sebagai berikut.
68
Tabel 4.1
STRUKTUR ORGANISASI
SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
PENGURUS
YPTKSW
REKTOR
DIREKTUR SEKOLAH
LABORATORIUM
KEPALA SEKOLAH
SEKRETARIS
SEKOLAH LAB.
KOR.
KOR.
SARPRAS PERPU
ADMINIS
ST
WAKA
KURI.
KOR.
TEK.
INF
DEWAN PEGAWAI
WAKA
KESIS.
WAKA
HUMAS
PSC
PARENTS
SUPPORTING
COMUNITY
KOR. KOR. KOR. KOR. KOR. PEMB.
BID.
KEL. UNIT PROG. KERO BK
MAPEL USA- INTER H &an
 HUMA
HA
SOSI
NISTIK
 IPA
AL
 AKAD
 IPS
E
 BHS
MIK
&an
 KESEJ
SENI
AH
TERAA
KORD.
N.
LAB

KOPER
 FIS.
 KIM.
 BIO.
 BHS
KOR. KEP
NILAI.LAB
DEWAN PENDIDIK
Sumber : Data Tata Usaha (TU)
69
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa SMA Lab. Kristen
Satya Wacana Salatiga memiliki organisasi berbentuk
Yayasan. Struktur organisasi terdiri Pengurus YPTKSW,
Rektor, Direktur Sekolah, Kepala Sekolah, Sekretaris
Sekolah (TU), Wakil Kepala Sekolah Kurikulum, Wakil
Kepala Sekolah Siswa, Wakil Kepala Sekolah Hubungan
Masyarakat (Humas), Kelompok Pendukung Sekolah,
dan Kordinator Program.
3. Profil Kepala Sekolah
Kepala Sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana
Salatiga diangkat oleh Pengurus Yayasan Perguruan
Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) melalui rapat
pengusulan kepala sekolah oleh seluruh guru dan TU
SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga.
Tabel 4.2
Kepala Sekolah dan Wakil Kepalasa Sekolah tahun
2010-2014
Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah
Jenis
Pen
Kelamin
No
Nama
Jabatan
Usia
d
L
P
Jumadi,
Kepala
1.
47
S2
S.Pd; M.Si
Sekolah
Nugroho
Wakasek
2.
Kristanto,
Kurikul
48
S1
S.Pd
um
Wakasek
Agus widodo,
3.
Kesiswaa
50
S1
S.Pd
n
Sumber : Data Tata Usaha (TU)
Masa
Kerja
19922014
19962014
19912014
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa, SMA Lab. Kristen
Satya Wacana Salatiga mempunyai Kepala sekolah dan
waki
Kepala
sekolah.
Wakil-wakil
Kepala
sekolah
membantu kerja Kepala Sekolah. Kepala sekolah bergelar Magister pembangunan dan wakil-wakil Kepala
70
sekolah bergelar Sarjana Pendidikan. Mereka cukup
berpengalaman mengajar siswa di sekolah SMA Lab.
Kristen Satya Wacana Salatiga sekurangnya 20 tahun.
4. Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kepala Sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana
melengkapi
tenaga
pengajar
dengan
kegiatan
perekrutan tenaga pendidik sesuai kurikulum dan
kebutuhan guru. Tenaga pendidik yang ada berjenis
kelamin perempuan dan laki-laki. Kualifikasi pendidik
S2, S1 dan D3 (lihat Tabel 4.3).
Tabel 4.3
Kualifikasi, Pendidikan, status, Jenis Kelamin dan
Jumlah Guru
No.
1.
2.
3.
4.
Tingkat
Pend.
Jumlah dan Status Guru
GT/ PNS
Jenis
GTT/Guru Bantu
Kelamin
L
P
L
P
5
1
13
6
4
2
1
-
S2
S1
D3
D2
SMA/
5.
sederejat
Jumlah
18
6
Sumber : Data Tata Usaha (TU)
Jmlh
6
25
1
-
-
-
-
6
2
32
Tabel 4.3 menunjukkan guru tetap dan tidak tetap
SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga berjumlah 32
orang. Terdiri dari 14 guru laki-laki bergelar sarjana
(satu orang bergelar S2) dan 6 guru perempuan
bergelar sarjana. Sementara guru tidak tetap berjumlah
6 orang laki-laki dan 2 orang perempuan, 1 bergelar
D3, 6 bergelar sarjana dan 1 bergelar magister.
Kepala sekolah SMA Lab. Krisen Satya Wacana
melengkapi 11 orang tenaga kependidikan meliputi TU,
71
tenaga
adminstrasi,
Kordinator
Perpustakaan
dan
tenaga teknis lain dengan tujuan proses belajar dan
mengajar terlaksana dengan baik. Kualifikasi tenaga
kependidikan berjenjang SMA Lihat Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Tenaga kependidikan
Jumlah dan Status Guru
Pegawai Tetap/
PTT/Pegawai
No.
Jenis Kelamin
Bantu
L
P
L
P
1.
S2
2.
S1
3.
D3
4.
D2
5.
SMA
9
2
Jumlah :
9
2
Sumber : Data Tata Usaha (TU)
Tingkat
Pend.
Jm
lh
11
11
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa, SMA Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga mempunyai
tenaga kependidikan terdiri dari 9
perempuan, berjumlah
Yayasan.
DiSKkan
11.
ada
laki-laki dan 2
Pembagian
yang
tugas oleh
sebagai
tenaga
administrator sekolah, ada yang sebagai satpam sekolah dan ada pula yang sebagai tenaga klening Service.
Mereka masih mengabdi menyukseskan segala kegiatan
di sekolah.
Guru SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga
memenuhi standar kependidikan. Sampai saat ini
Mereka masih mengabdi sesuai disiplin ilmu. Jumlah
masing-masing Guru bidang study. Dilihat pada Tabel
4.5 sebagai berikut.
72
Tabel 4.5
Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan
latar belakang pendidikan (keahlian)
No.
1.
Guru
IPA
Jumlah guru
Jumlah guru
dengan tugas
dengan tugas
mengajar sesuai
mengajar TIDAK
dengan latar
sesuai dengan
belakang
latar belakang
pendidikan
pendidikan
D1/
S1/ S2/ D1/
S1/ S2/
D3
D3
D2
D4 S3 D2
D4 S3
-
-
4
4
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mat.
3
Bhs Indo.
2
Bhs Ing.
3
Pend.Ag
1
IPS
3
1
Penjas.
1
Seni
1
Budaya
9.
Pkn
2
10. TIK
2
11. Ketrampil
1
an
12. BK
1
13. Bhs Jpg
1
Jumlah
2
23
5
Sumber Data : Wakil Kepala Sekolah Kurikulum
J
m
L
h
8
-
-
3
2
3
1
4
1
-
-
1
-
-
2
2
-
-
1
-
-
1
1
30
Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa, jumlah guru
dengan tugas mengajar sesuai latar belakang pendidikan sesuai standar pendidik dan tenaga kependidikan
dapat
dijelaskan
sebagai berikut; (1) Guru
mata
pelajaran IPA berjumlah 8 orang, 4 orang bergelar
sarjana dan 4 orang bergelar magister. (2) Guru mata
pelajaran matematika, Bahasa Inggris dan IPS masing
berjumlah 3 guru yang bergelar sarjana. (3) Guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia, PKN, TIK masing-masing
berjumlah 2 guru yang bergelar sarjana. (4) Guru mata
73
pelajaran IPS 1 guru bergelar magister, guru mata
pelajaran Pendidikan Agama, Penjaskes, Seni Budaya
BK masing-masing 1 guru bergelar sarjana. (5) Guru
mata pelajaran keterampilan, Bahasa Jepang masingmasing 1 guru bergelar D3. Guru SMA Lab. Kristen
Satya Wacana Salatiga mengajar sesuai latar belakang
pendidikan berjumlah 30 guru.
5. Profil Siswa
Jumlah siswa yang masuk SMA Lab. Kristen Satya
Wacana rata-rata 150 kebawa siswa di setiap tahun.
Ada tiga program belajar bagi siswa, (1). Program Studi
IPA (2). Program study IPS dan (3). Program studi
Bahasa.
Pemilihan
program
studi
siswa
tahun
2010/2011 s/d 2011/2012 mulai berlaku dari kelas XI
(dua).
Sesuai
aturan
kurikulum
2013
pemilihan
program studi siswa mulai dari awal kelas X (satu)
melalui ujian seleksi kompotensi siswa. Guru menguji
kompotensi siswa dengan soal pilihan ganda dan
wawancara.
Tabel 4.6
Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar
Kelas X
No.
Th.
Pljrn
1.
2010/
2011
2011/
2012
2012/
2013
2.
3.
Jumlah
Kelas XI
Kelas XII
Jumlah
(kelas X
+ XI + XII)
Jml
Jml
Jmlh
Jmlh
Jmlh
Jmlh
h
h
Romb
Romb
Romb Siswa
Sisw
Sis
Sis
el
el
el
w
wa
Ro
mb
el
131
5 Kls
142
5 Kls
139
5 Kls
415
15
139
5 Kls
145
5 Kls
141
5 Kls
432
15
150
5 Kls
152
5 Kls
142
5 Kls
435
15
1.282
45
461
439
422
Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum
74
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa data siswa setiap tahun semakin naik dibagi dalam 5 kelas belajar.
(1) Data siswa tahun pelajaran 2010/2011. Kelas X 5
kelas 131 siswa; Kelas XI 5 kelas 142 siswa; Kelas XII
5 kelas 415 siswa. (2) Data siswa tahun pelajaran
2011/2012. Kelas X 5 kelas 139 siswa; Kelas XI 5 kelas 145 siswa; Kelas XII 5 kelas 141 siswa. (3) Data
siswa tahun pelajaran 2012/2013. Kelas X 5 kelas 151
siswa; Kelas XI 5 kelas 152 siswa; Kelas XII 5 kelas 142
siswa.
Jumlah keseluruhan siswa tahun pelajaran
2010/2011 s/d 2012/2013 adalah 1.282. Dan Jumlah
rombongan belajar 15 kelas.
6. Prestasi Siswa
Prestasi akademik siswa dapat dilihat dari hasil
Ujian Nasional (UN) sesuai program studi. Masingmasing program studi enam mata pelajaran Ujian
Nasional. Lihat Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Prestasi Akademik : NUAN (Nilai Ujian Akhir
Nasional) tahun 2010-2013 Program IPA
Rata - Rata
No
Thn
Pel
Bhs Bhs
Ind. Ing.
Mat.
Fis. Kim. Bio. Jmlh
1.
2010/ 8,27 9,53 5,15 9,58 9,49 9,10 54,09
2011
2. 2011/
9,20 9,40 9,75 10,0 9,75 9,00 55,25
2012
3. 2012/
9,20 9,30 9,60 9,20 9,70 9,20 55,20
2013
Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum
Dari
tabel
4.7
menunjukkan
bahwa
Rata2
tiga
mata
pel.
8,52
9,52
9,37
prestasi
akademik Nilai Ujian akhir Nasional tiga tahun terakhir
Program IPA SMA Laboratorium terus meningkat. Dije75
laskan sebagai berikut (1) Tahun pelajaran 2010/2011
Nilai Ujian akhir Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia 8,27, Bahasa Inggris 9,53, Matematika 9,58, Fisika 9,58, Kimia 9,49, Biologi 9,10, berjumlah 54,09.
Data rara-rata tiga mata pelajaran 852. (2) Tahun
pelajaran 2011/2012 Nilai Ujian akhir Nasional mata
pelajaran Bahasa Indonesia 9,20, Bahasa Inggris 9,40,
Matematika 9,75, Fisika 10,0, Kimia 9,75, Biologi 9,00,
berjumlah 55,25. Data rara-rata tiga mata pelajaran
9,37. (3) Bahasa Inggris 8,50, berjumlah 33,50, ratarata
tiga
mata
pelajaran
8,38.
Tahun
pelajaran
2012/2013 Nilai Ujian akhir Nasional mata pelajaran
Bahasa
Indonesia
9,20,
Bahasa
Inggris
9,30,
Matematika 9,60, Fisika 9,20, Kimia 9,70, Biologi 9,20,
berjumlah 55,20. Data rara-rata tiga mata pelajaran
9,37. Dari uraian tersebut, prestasi akademik Nilai
Ujian akhir Nasional Tahun 2010/2011 s/d 2012/2013
Program IPA SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga
sudah memenuhi standar kelulusan.
Hasil
Ujian
Nasional
Program
IPS
semakin
meningkat. Penjelasan nilai Ujian Nasional setiap mata
pelajaran Program IPS selama tiga tahun terakhir.
Dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut.
76
Tabel 4.8
Prestasi Akademik : NUAN (Nilai Ujian Akhir
Nasional) tahun 2010-2013 Program IPS
Rata - Rata
No
Thn
Pel.
Bhs Bhs. Mat.
Ind. Ing.
Eko
Sos. Geo
Jmlh
2010/ 9,20 9,60 9,25 9,25 9,60 9,60 52,75
2011
2011/ 8,40 8,60 8,40 8,80 9,10 9,10
2.
50,40
2012
2012/ 9,10 9,10 9,00 8,90 8,50 8,80 51,80
3.
2013
Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum
1.
Rata2
tiga
mata
pel.
9,42
8,73
8,86
Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa, prestasi
akademik Nilai Ujian akhir Nasional tiga tahun terakhir
Program IPS SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga
semakin meningkat. Masing-masing dapat dijelaskan
sebagai berikut: (1) Tahun pelajaran 2010/2011 Nilai
rata-rata Ujian akhir Nasional mata pelajaran Bahasa
Indonesia 9,20, Bahasa Inggris 9,60, Matematika 9,25,
Ekonomi 9,25, Sosiologi 9,60, Geografi 9,60. Jumlah
keseluruhan 52,75. Data rara-rata tiga mata pelajaran
9,42. (2) Tahun pelajaran 2011/2012 Nilai Ujian akhir
Nasional
mata
pelajaran
Bahasa
Indonesia
8,40,
Bahasa Inggris 8,60, Matematika 8,40, Ekonomi 8,80,
Sosiologi 9,10, Geografi 9,10 berjumlah keseluruhan
50,40. Data rara-rata tiga mata pelajaran 8,73. (3)
Tahun pelajaran 2012/2013 Nilai Ujian akhir Nasional
mata pelajaran Bahasa Indonesia 9,10, Bahasa Inggris
9,10, Matematika 9,00, Ekonomi 8,90, Sosiologi 8,50,
Geografi 8,80, berjumlah keseluru-han 51,80. Data
rara-rata tiga mata pelajaran 8,86.
77
Hasil
Ujian
Nasional
setiap
mata
pelajaran
Program Bahasa tahun 2010-2013 dapat dilihat dalam
tabel 4.9.
Tabel 4.9
Prestasi Akademik : NUAN (Nilai Ujian Akhir
Nasional) Tahun 2010-2013 Program Bahasa
Rata - Rata
Thn
Jep
Jmlh
Rata2
tiga
mata
pel.
2010/ 8,6 8,92 9,42 8,64 8,58 9,15
2011
2.
2011/ 8,60 9,10 9,50 9,40 8,40 9,50
2012
3.
2012/ 9,20 9,00 8,60 8,50 9,30 9,30
2013
Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum
52,29
8,885
53,60
9,08
53,10
8,98
No
Bhs Bhs
Pel.
Ind. Ing.
Mat. Sas. Ant
1.
Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa, prestasi
akademik Nilai Ujian akhir Nasional Program Bahasa
SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga semakin
meningkat.
pelajaran
Dijelaskan
2010/2011
sebagai
Nilai
berikut
Rata-Rata
(1)
Ujian
Tahun
akhir
Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia 8,6, Bahasa
Inggris 8,92, Matematika 9,42, Sastra 8,64, Antropologi
8,58, Jepang 9,15 berjumlah keseluruhan 52,29. Data
rara-rata
tiga
mata
pelajaran
8,885.
(2)
Tahun
pelajaran 2011/2012 Nilai Ujian akhir Nasional mata
pelajaran Bahasa Indonesia 8,60, Bahasa Inggris 9,10,
Matematika 9,50, Sastra 9,40, Antropologi
8,40,
Jepang 9,50. Jumlah keseluruhan 53,60 dengan rararata
tiga
mata
pelajaran
9,08.
Tahun
pelajaran
2012/2013 Nilai ujian akhir nasional mata pelajaran
Bahasa
Indonesia
9,20,
Bahasa
Inggris
9,00,
Matematika 8,60, Sastra 8,50, Antropologi 9,30, Jepang
78
9,30 jumlah keseluruhan 53,10 dengan rara-rata tiga
mata pelajaran 8,98.
Berdasarkan
pencapaian
UAN tersebut,
maka
peringkat SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga lolos
Ujian Nasional sesuai tabel 4.10.
Tabel 4.10
Prestasi Akademik : Peringkat Rata NUAN (Nilai
Ujian Akhir Nasional) Tahun 2010-2013
Peringkat
Tingkat
kecamatan
(Rayon)
No.
Thn
Pel.
Tingkat
Kab/Kota
Tingkat
Propinsi
Sek.
Sek.
Sek.
Swa Swa Skl
Sek.
Swa Sek.
Swas
Sek.
sata sta
h Sek.
Swa
sta Swa
ta &
Neg.
&
& Swa Neg.
sta
&Ne sta
Neg.
Neg. Neg. sta
g.
2010/
2011
2011/
2.
2012
2012/
3.
2013
Sumber : Data Wakil
1.
-
1
-
3
-
-
-
-
1
-
2
-
-
-
-
1
-
3
-
-
-
Kepala Sekolah Kurikulum
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa prestasi akademik
rata-rata nilai akhir Nasional (NUAN) tahun 2010-2013
SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga meningkat.
Dijelaskan
sebagai
2010/2011
s/d
berikut
2011/2013
(1)
Tahun
pelajaran
memperoleh
peringkat
pertama selama tiga kali berturut-turut kelompok
sekolah swasta tingkat kota. (2) Tahun pelajaran
2010/2011dan 2012/2013 memperoleh peringkat tiga
kelompok swasta dan negeri
tingkat kota. (3) Tahun
pelajaran 2011/2012, peringkat dua kelompok swasta
dan negeri
di tingkat kota. Sementara dalam tabel
79
4.11, ditunjukkan bahwa tingkat kelulusan SMA Lab
Kristen Satya Wacana adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11
Jumlah Angka Kelulusan dan Melanjutkan Study
No.
1.
2.
3.
Thn
Pel.
% Lulusan
%
yang
Kelulu
melanjutkn
san
pendidikan
% Lulusan
yang
TIDAK
melanjutk
n
pendidikan
97,92% (1
orang)
Jmlh
Pesert
a Ujian
Jmlh
Lulus
137
136
97,92
%
97,92%
141
141
100 %
100 %
-
142
142
100 %
100 %
-
2010/
2011
2011/
2012
2012/
2013
419
Siswa
Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum
Jumlah
Dari tabel 4.11 menunjukkan bahwa, kelulusan
jumlah peserta ujian nasional tahun ajaran 2010/2011
sebanyak 137 siswa, Jumlah siswa yang lolos 136
siswa, 1 siswa tidak lulus (97,92%), karena nilai ujian
tidak memenuhi syarat, dia diikutkan Ujian Paket C.
Jumlah
peserta
ujian
Nasional
tahun
ajaran
2011/2012 sebanyak 141 siswa dinyatakan lulus
100%. Jumlah peserta
ujian nasional tahun ajaran
2012/2013 sebanyak 142 siswa dinyatakan lulus
100%. Keseluruhan peserta ujian nasional yang telah
diwisudakan mulai tahun 2010/2011 s/d 2011/2013
adalah 260 siswa.
Selain prestasi akademik, siswa SMA Lab. Kristen
Satya Wacana Salatiga juga memperoleh prestasi non
akademik sesuai Tabel 4.12 sebagai berikut.
80
Tabel 4.12
Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik
Tahun 2010/2011
Tingkat
No.
Nama
Lomba
Tahun 2011/2012
Tingkat
Jua
Kab
Pro
ra
Pro
Na
Nas.
/Ko
v
ke :
v
s.
ta
Juara Kab/
Ke : Kota
Drama
1
Bhs Ing.
Debat
1
kebud.
Debat
Nasionalis
1
me
Mata Pel.
1&3
Mat.
LCC
Nikotin
dan
1
Bahayany
a
Siswa
1
Prestasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Olimpiade
sains FCM
7.
1
1
1
1
2
1
2
Lomba
Karya
2
1
Ilmiah
Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum
8.
Tabel 4.12 menunjukkan sebagai berikut (1) Siswa
mendapatkan jura 1 tiga kali lomba drama bahasa
Inggris tingkat Kab./Kota. (2) Juara 1 Lomba debat
kebudayaan, debat Nasionalisme, LCC Nikotin dan
bahayanya,
pelajaran
siswa
tingkat
berprestasi,
Kab./Kota.
dan
(3)
lomba
Juara
2
mata
lomba
Olimpiade Sains FCM di tingkat Kab./Kota, Lomba
karya
ilmiah
di
tingkat
Provinsi.
Tahun
ajaran
2012/2013, (1) Juara 1 tiga kali lomba drama bahasa
81
Inggris di tingkat Kota maupun Provinsi. (2) Juara 1
Lomba Debat Kebudayaan, Debat Nasionalisme, Siswa
Berprestasi, Lomba Matematika, Lomba Karya Ilmiah
tingkat kota. Juara 2 perlombaan LCC Nikotin dan
Bahayanya di tingkat Kab./Kota. Perolehan kejuaraan
Siswa SMA Laboratorium Kristen Satya wacana Salatiga
di bidang akademik semakin meningkat.
Siswa SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga
memperoleh kejuaran prestasi non akademik selama
tiga tahun terakhir. Perlombaan yang diadakan tingkat
kota/kabupaten ataupun tingkat Provinsi. Dijelaskan
Tabel 4.13 sebagai berikut.
Tabel 4.13
Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik (Seni)
No.
Nama Lomba
1.
2.
Tahun
2010/2011
Tingkat
Kab
Jua
/
Pr Na
ra
Kot ov s
Ke:
a
1
Tahun 2011/2012
Tingkat
Ju
Kab/
ara
Kota
ke:
Pro Nas.
v
Daur Ulang
1
Majalah
1
1
Dinding
3.
Modern Dansa
1
1
4.
Paduan Suara
1
1
5.
Menyanyi Solo
1
1
6.
Vocal Group
1
1
7.
Menulis dan
membaca
1
1
Puisi
Seni Kriya puri
8.
Vestival dan
1
1
Lomba Seni
Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum
Dari tabel 4.13 menunjukkan perolehan kejuaraan
Siswa SMA Lab. Kristen Satya Wacana di bidang non
82
akademik (Seni) tahun ajaran 2010/2011 adalah (1).
Juara 1 lomba Modern Dansa, Paduan suara, Vocal
Group, Menulis dan Membaca puisi, Seni Kriya Putri,
Festival dan lomba Seni tingkat Kabupaten/kota. (2).
Juara 1 lomba Daur ulang, Majalah dinding, Menyanyi
Solo tingkat Provinsi.
Siswa SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga
selalu memperoleh kejuaraan prestasi di bidang non
akademik selama tiga tahun terakhir. Perlombaan yang
diadakan tingkat kota/kab. ataupun tingkat Provinsi.
Dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut.
Tabel 4.14
Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik
(Olaharaga)
No.
Nama
Lomba
Tahun 2010/2011
Tahun 2011/2012
Tingkat
Tingkat
Pro
Juar
Juara Kab
Kab/
v
Pro
a
Nas ke: /Ko
Nas
Kota
v
Ke:
ta
Basket 1,2,3
1,1,1
Basket 1,1,1
1,1,1
Pencat
2
3.
1,1,1
Silat
Volly
1
4.
3
Bulu
1
5.
2
tangkis
Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum
1.
2.
Dari tabel 4.14 menunjukkan Perolehan kejuaraan
Siswa SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga tahun
ajaran 2010/2011 (1). Juara 1 Volly Putra, Bulu
Tangkis dan Juara 2 Pencak Silat tingkat kota. (2)
Juara 1, 2, 3 Basket tingkat Provinsi dan juara 1 tiga
kali tingkat Nasional. Tahun 2012/2013, (1) Juara 1
tiga kali berturut-turut Basket Putra tingkat Kab/kota.
83
(2) Juara 1 tiga kali berturut-turut
pertandingan
Basket Putra tingkat Provinsi. (3). Juara 1
tiga kali
lomba Pencak Silat tingkat Kab./kota. (4). Juara 3 Volly
dan juara 2 Bulu Tangkis tingkat Kab./Kota.
Di simpulkan bahwa prestasi akademik dan non
akademik Siswa SMA Lab. Kristen Satya wacana
Salatiga selama tahun 2010/2013 cukup baik dan
menonjol di tingkat kab/kota dan propinsi Jawa
Tengah maupun tingkat nasional.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Manajemen Kepemimpinan Visioner Kepala
Sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana
1. Perencanaan (Planning)
Setiap unit sekolah memiliki sejumlah program
kerja sekolah, mulai dari kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, masing-masing koordinator dan tenaga teknis
yang lain. Program kerja sekolah diidentifikasi
yakni
program kerja jangka pendek, menengah ataupun jangka panjang. SMA Lab. Kristen Satya Wacana salatiga
mempunyai sejumlah program atau perencanaan kerja
sekolah. Berdasarkan hasil wawancara Kepala Sekolah
SMA Lab. Yumadi mengatakan:
Biasanya saya beri waktu selama satu minggu lebih kepada
ibu dan bapak guru untuk masing-masing menyusun
program kerja sesuai dengan jabatan yang digeluti. Wakasek
Kurikulum, Kesiswaan Humas, Sarpras, seluruh kordinator
Laboratorium. Setelah lewat batas waktu, kita edarkan surat
undangan untuk masing-masing wakasek berkumpul
memaparkan rencana kerja dan kebutuhan pembiayaan. Kita
seleksi program kerja dan perioritaskan yang paling penting
sesuai anggaran sekolah yang akan dikasih. Saya mengesahkan sebagai program kerja dan diajukan kepada Yayasan
Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) melalui
Direktur sampai bagian bendahara umum untuk mengetahui
dan
pencairan
dana.
Selanjutnya
bekerja
sesuai
84
prosedur dan jadwal kegiatan. Saya biasa mengunjungi
untuk membimbing, mengarahkan dan mengawasi cara kerja
bawahan. Sering saya biasa memberi pedoman kerja secra
lisan maupun tertulis. Sering kita biasa keluar study banding untuk pelajari program/perencaan kerja sekolah pada
sekolah-sekolah Unggul untuk diadopsi dan sebagai
pedoman kerja. (wawancara tgl 10/12/2013).
Semantara
Wakil
Kepala
Sekolah
Kurikulum,
Nugroho Kristanto mengatakan:
Kepala sekolah biasanya kasih waktu kita dua minggu lebih
untuk menyusun segala program kerja dari masing-masing
wakasek dan Kordinator-kordinator. Selanjutnya mengundang kita rapat Dinas dan sepakat bersama untuk menetapkan sebagai program kerja. (Hasil wawancara tgl
10/12/2013).
Pernyataan senada, Wakil kepala sekolah Kesiswaan, Agus widodo mengatakan:
Program kerja yang ada akan merealisasisi dalam kegiatan
kerja harian, mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan,
dijelaskan sebagai berikut: (1) Kegiatan harian. Kepala
sekolah
memeriksa daftar hadir guru, tenaga teknis
kependidikan dan tenaga Tata Usaha; Mengatur dan
memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan, Kebersihan,
Ketertibaan, keindahan dan kekeluargaan; Memeriksa
program satuan Pelajaran Guru dan persiapan lainnya yang
menunjang proses belajar mengajar; (2) Kegiatan mingguan.
Upacara Bendera pada hari Senin dan hari–hari istimewa
lainnya; Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat–surat;
Mengadakan rapat mingguan (hari jumaat) guna membahas
jalannya pelajaran dan kasus yang belum terselesaikan
untuk menjadi bahan rencana kegiatan mingguan
berikutnya. Memeriksa keuangan Sekolah yakni biaya rutin
dan SPP; Mengatur penyediaan keperluan perlengkapan
Kantor/Sekolah; Ibadah. (3) Kegiatan bulanan. Melaksanakan
penyelesaian kegiatan setoran SPP; Gaji Pegawai/Guru,
Laporan
bulanan;
Rencana
keperluan
perlengkapan
Kantor/Sekolah dan rencana belanja bulanan; Melaksanakan
Pemeriksaan Umum terhadap antara lain: Buku kelas, Daftar
hadir guru dan Pegawai Tata Usaha, Kumpulan Program
Satuan Pelajaran, Diagram Pencapaian Kurikulum, Diagram
daya
serap
murid/siswa,
Program
perbaikan
dan
Penggandaan, Buku catatan Pelaksana BK, Memberi
petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa yang perlu
diperhatikan, kasus yang perlu diketahui, dalam rangka
pembinaan kegiatan siswa; Penutupan buku, Pertanggung
85
jawaban Keuangan, Evaluasi terhadap persediaan dan
penggunakan alat dan bahan praktek. (4) Kegiatan
semesteran. Kepala sekolah Menyelenggarakan perbaikan
alat–alat Sekolah (Alat Kantor, alat peraktek, Gedung, Alat
kerja klening service halamannya sejauh diperlukan;
Menyelenggarakan pengisian daftar induk siswa/buku induk
Siswa; Menyelenggarakan persiapan evalusi/semesteran;
Menyelenggarakan Evalusi BP, Osis, UKS dan ekstrakurikuler lainnya; Pengumpulan nilai (Legger), Ketetapan
nilai Raport, Catatan tentang siswa yang perlu mendapat
peratian khusus, Pengisian nilai semesteran, Pembagian
Raport Pemberian Pemanggilan Orang tua Siswa sejauh
diperlukan untuk berkonsultasi. (5) Kegiatan tahunan. Kepala
sekolah menyelenggarakan penutupan buku inventaris dan
keuangan; Menyelenggarakan UAS dan UAN; Menyelenggarakan Persiapan daftar nilai, Penyiapan Pengisian Raport, UAS
dan UAN, Upacara akhir tahun ajaran, kenaikan kelas,
Pembagian Raport, Penyerahan STTB, dan pelepasan
Lulusan; Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan Kegiatan
belajar mengajar tahun ajaran yang bersangkutan;
Menyelenggarakan penyusunan rencana keuangan tahunan
yang akan datang; Menyelenggarakan penyusunan rencana
perbaikan dan pemeliharaan sekolah dan alat bantu
pendidikan; Menyelenggarakan Pembuatan Laporan akhir
tahun ajaran; Melaksanakan kegiatan penerimaan siswa
baru yang meliputi: Penyiapan formulir dan pengumuman
penerimaan siswa baru, Pembentukan panitia penerimaan
dan Pendaftaran, Penyusunan syarat-syarat penerimaan dan
pendaftaran. (wawancara tgl 10/12/2013).
Selanjutnya
Alex
Mirakaho
selaku
Direktur
Sekolah Lab. Kristen Satya Wacana, mengatakan:
Seluruh program kerja sekolah diketahui oleh Komite sekolah
dan Direktur SMA Lab. Setelah Direktur mengetahui
selanjutnya menyampaikan program kerja kepada Yayasan
UKSW. Berdasarkan Program kerja Dana biasanya dicairkan
dari Yayasan untuk melaksanakan program kerja selama
satu tahun. Dan setiap tahun dan persemester kepala
sekolah buat Laporan pertanggung jawaban kepada Yayasan
melalui Direktur sesuai penggunaan anggaran sekolah.
(wawancara tgl 08/06/2014).
Hasil observasi penulis, program/Kegiatan harian,
mingguan, bulanan, dan tahunan, telah terlaksana dengan baik. Berlibur ataupun masuk sekolah juga sesuai
kalender
Pendidikan
86
yang
telah
ditetapkan.
Sekolah mempunyai sejumlah program kerja. Masingmasing program kerja wakil kepala sekolah, kordinator
dan
tenaga
Selanjutnya
teknis
tuangkan
disahkan
oleh
ke
dalam
kepala
tulisan.
sekolah
dan
dijadikan sebagai pedoman kerja. Kepala sekolah sering
menyusun
program
kerja
dan
mengkoordinasikan
untuk menyepakati bersama. Alokasi dana sesuai
program
kerja
masing-masing
untuk
bekerja
semaksimal menghasilkan prestasi-prestasi di sekolah
lebih dari itu mencapai visi dan misi sekolah dan
Kepala sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana.
a. Tantangan dalam Perencanaan (Planning)
Selama ini sedikit/belum ada program kerja
dari masing-masing wakasek, kordinator ataupun
perangkat guru. Semua kebingungan bagaimana
merumus program kerja dan kapan memulai kerja.
Program kerja tidak terseleksi serta menyepakati
bersama sesuai anggaran Dana sekolah. Juga
belum memahami apa kegiatan rutin, mingguan,
bulanan, semesteran dan tahunan pada setiap
wakil Kepala sekolah, kordinator dan tenaga teknis
yang lain. Belum pernah keluar studi banding
pengembangan perencanaan program kerja sekolah.
Tanpa program kerja yang jelas berdampak pada
sekolah tidak kondusif, berantakan dan siswa tidak
belajar secara optimal. Hal semcam itu sangat tidak
mendukung dalam mewujudkan Visi dan Misi
Sekolah.
b. Strategi Pelaksanaan Perencanaan (Planning)
Kepala sekolah mengambil inisiatif untuk (1)
Meningkatkan komunikasi yang efisien dan efektif
87
untuk
membicarakan
program
kerja.
Ataupun
penambahan program kerja. Selanjutnya merangkai
/merampung menjadi Program Kerja. (2) Memahami
program kerja. Peningkatan pemahaman program
kerja melalui training, seminar, workshop ataupun
lewat
diskusi
kelompok
ataupun
individu.
(3)
Penyusunan program kerja dengan study banding
ke sekolah-sekolah unggul. (4) Kepala sekolah
mengunjungi
bawahan
untuk
membimbing,
mengarahkan dan mengawasi cara kerja bawahan.
Memberi
pedoman
kerja
secra
lisan
maupun
tertulis. (5) Mengecek kekuatan dana khas dan
perioritaskan program kerja/kegiatan yang tidak
diabaikan sesuai anggaran yang ada.
c. Hasil Perencanaan (Planning)
Hasil yang terlihat adalah ada komunikasi yang
jelas,
saling
menghargai,
menetapkan
dan
menyetujui program kerja sekolah secara bersama.
Masing-masing Wakasek mengetahui program kerja.
Ada program kerja jangka pendek, menengah dan
tahunan. Ada jadwal kegiatan pelaksanaan Program kerja. Antara lain (1) Ulangan harian, (2) Ujian
mid semester dan semester akhir, (3) Ujian US dan
UN, (4) Penerimaan siswa baru, kegiatan-kegiatan
pengembagan akademik maupun non akademik
bagi siswa, (5) Supervisi sekolah, (6) Evaluasi program kerja sekolah.
2. Pengorganisasian (Organizing dan Staffing)
Pengorganisasian untuk mendukung dan membantu kerja Kepala sekolah, lebih dari itu mencapai Visi
Sekolah.
Dalam
organisasi
88
sekolah
mempunyai
sejumlah program kerja. Untuk melaksanakan program
kerja, terarah dan terlaksana dengan baik maka ada
pembagian tugas kerja yang jelas. Proses melengkapi
struktur organisasi. Hasil wawancara dengan Yumadi
Kepala Sekolah, mengatakan:
Struktur SMA Lab. Kristen Satya Wacana. Saya ditetapkan
sebagai Kepala sekolah oleh Yayasan UKSW berdasarkan
pengusulan dari Bapak dan Ibu guru di sekolah. Untuk
mendukung program kerja sekolah yang ada. Selanjutnya
saya mengangkat/melengkapi organisasi sekolah. Staf Wakil
kepala sekolah dan seluruh Kordinator sesuai minat dan
bakat atau kemampuan serta sikap yang bisa memahami
kehendak saya dan bekerja sama. Saya pernah mengadakan
reorganisasi sesuai potensi yang dimiliki, alasannya belum
nampak tupuksi kerja dengan baik. (wawancara tgl
10/12/2013).
Terkait pengorganisasian wakil kepala sekolah
kesiswaan Agus widodo mengatakan:
Kepala sekolah diangkat oleh Yayasan Perguruan Tinggi
Kristen Satywa Wacana (YPTKSW) melalui proses penentuan
tingkat sekolah. Selanjutnya Kepala sekolah menentukan
dan mengusulkan Wakasek Kurikulum, Wakasek Kesiswaan,
Wakasek Sarana dan Prasarana, Wakasek Humas. Dan
melengkapi masing-masing Kordinator. Kordinator Lab.
Komputer, Kimia, Biologi, Fisika, Bahasa, Perpustakaan,
Bimbingan Konseling (BK), Kordinator TU, dan wali kelas
kepada Yayasan melalui direktur SMA Lab. disertakan
dengan surat Keputusan (SK). (hasil wawancara tgl
10/12/2013).
Senada dengan Alex Mirakaho selaku Direktur
SMA Lab. mengatakan:
Kepala sekolah mengusulkan masing-masing wakasek dan
Kordinator kepada Direktur untuk mengetahui dan dinaikan
kepada Yayasan demimenerbitkan SK. Yayasan Perguruan
Tinggi Universitas Kristen Satya Wacana (YPTKUKSW)
membiayai gaji dan honor tamba-han sesuai jam kerja pada
seluruh tenaga pendidik maupun kependidikan melalui
bendahara Yayasan. Bayar melalui Bank, transfer ke nomor
rekening masing-masing. Selalu bayar dua kali perbulan.
(hasil wawancara tgl 08/06/2014).
Terkait
dengan
organisasi
Yumadi mengatakan:
89
sekolah
SMA
Lab,
Saya melengkapi organisasi sekolah sesuai minat dan bakat,
bahkan mereka sikapnya baik dan mengabdi/bekerja sama.
Tugas pokok guru adalah mengajar, tapi ada tugas tambahan
kerja diluar jam mengajar. Hal itu penilaian Kepala sekolah
saat pengurusan kenaikan pangkat guru, misalnya Angka
Kredit poin guru. (hasil wawancara tgl 11/12/2013).
Wawancara dengan guru bidang studi, Bambang
Sarwono mengatakan:
Ketika ada pembagian tugas tambahan maka kita ada
merasa memiliki, bertanggung jawab. Boleh bekerja secara
fultaim, dan mengabdi dengan sesungguh hati, kecuali ada
kendala dihadapi. Akhirnya semua waktu terisi dengan
kegiatan dan pekerjaan yang bermanfaat bagi sekolahnya.
Ada kewenangan kita dan bertanggung jawab pekerjaan kita
kepada Kepala sekolah dengan tulisan maupun lisan. Kita
selalu digaji setiap bulan maka mengabdi dengan sesungguh
hati. (wawancara tgl 08/06/2014).
Hasil obsevasi Penulis, Struktur Organisasi SMA
Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga pembagian tugas
dalam
organisasi.
Masing-masing
rasa
memiliki
terhadap tugas dan tanggung jawab.
a. Tantangan dalam Pengorganisasian (Organizing
dan Staffing)
Sebelumnya organisasi sekolah berantakan
dan tidak berjalan baik sesuai standar visi dan misi
sekolah. Seleksi staf organisasi juga tidak seiring
dengan potensi yang dimiliki. Kebanyakan penempatan
wakil
kepala
sekolah
dan
kordinator-
kordinator berdasarkan kekeluargaan. Penetapan
wakasek dan kordinator tanpa ada SK kepala sekolah. Bekerja tidak full time karena beban jam
mengajar sedikit. Dan belum berjalan pendelegasian
kerja.
b. Strategi
Pengorganisasian
(Organizing
dan
Staffing)
Kepala secara khusus menyatakan strategi
yang dilakukan meliputi; memberi pemahaman
90
tentang
pentingnya
fungsi
organisasi
sekolah.
Meyadarkan pentingnya bekerja sama dan menghargai anggota organisasi. Melengkapi struktur
organisasi sesuai bidang dan kemampuan yang
dimiliki guru untuk tetap semangat bekerja secara
profesioanal. Belajar mempercaiyai bawahan dan
kerja sama. Mengadakan reorganisasi.
c. Hasil Pengorganisasian (Organizing dan Staffing)
Berdasarkan hasill interview menunjukkan
bahwa
kepala
sekolah
telah
mengembangkan
kebijakan (1) Pembagian tugas kerja yang jelas. (2)
Ada pengendalian, pengawasan dan pendelegasian.
(3) Ada kerja sama antara kepala sekolah dengan
wakil kepala sekolah dan kordinator serta staf
Guru. Agar ada kerja Full time setelah pembagian
penambahan kerja.
3. Pelaksanaan Pengarahan (Leading)
Sesudah menetapkan program kerja dan pengorganisasian, selanjutnya kepala sekolah mengarahkan
sistem pelaksanaan program kerja secara sistematis
dan prosedural. Yumadi mengatakan:
Saya mengunjungi, mengawasi, mengarahkan, mengingatkan
dan memerintah untuk masing-masing wakil Kepala sekolah,
masing-masing kordinatoragar tetap aktif bekerja sebelum
mencapai waktu kegiatan. Sebelum menghadapi Ulangan,
Ujian sekolah maupun Ujian Nasional; Sebelum penerimaan
siswa baru, sebelum Laporan pertanggung jawaban
keuangan, sebelum Laporan pendidikan dan lain-lain.
Dengan demikian jauh sebelumnya ada persiapan sebaik
mungkin. Sering tanpa diingatkan mereka sudah kerjakan
tinggal tunggu waktu pelaksanaan. Saya memberikan contoh
dan panduan kerja secara lisan maupun tertulis. Sering
tertunda kegiatan kerena rapat dinas atapupun halangan
pada bawahan. Tapi dalam bulan berlangsung Kegiatan
terlaksana dengan baik. Pengimplementasian selalu berjalan baik. (wawancara tgl 11/12/2013).
91
Senada
hasil
wawancara
dengan
Nugroho
Kristanto sebagai wakil Kepala kurikulum menjelaskan:
Ia mempengaruhi kita kerja dengan memerintah dan
mengajak bawahan perubahan pikiran positif. Sering Kepala
sekolah mengunjungi dan menjelaskan tata cara kerja yang
sesuai. Ia mempengaruhi bawahan dengan jalan komunikasi
mencapai tujuan. (wawancara tgl 10/12/2013).
Demikian pula guru bidang studi, Diana Erlianti
mengatakan:
Kepala sekolah selalu memantau dan mengunjungi
sementara kegiatan berlangusung, Sering Ia terlibat dan
mengarahkan tata cara kerja yang profesional. (wawancara
tgl 11/12/2013).
Selanjutnya berdasarkan hasil observasi penulis
Bahwa, Kepala sekolah SMA Lab. Krsiten Satya Wacana
Salatiga telah melaksanakan program kerja berdasarkan dokumen laporan program kerja sekolah. Kepala
sekolah menjalankan strategi dan metode program
sekolah sehingga bawahan rela bekerja sesuai koridor
implemetasi program kerja.
a. Tantangan Pelaksanaan Pengarahan (Leading)
Tantangan dalam pelaksanaan program kerja,
sebagai berikut
(komunikasi
(1)
dengan
Rendah
pendekatan
bawahan).
Entah
Sosial
mela-lui
tulisan maupun melalui lisan; (2) Belum ada waktu
yang tepat untuk pelaksanaan pengarahan. Belum
ada sistem pelaksanaan kunjungan, pengarahan,
memerintah, menasehati dan memberikan panduan
kerja; (3) Adanya pelaksanaan yang bertabrakan
dengan
kegiatan
dinas;
(4)
faktor
gangguan
kesehatan serta rendahnya kelengkapan adminstrasi.
92
b. Strategi Pengarahan (Leading)
Strategi mengatasi persoalan terkait implementasi atau pelaksanaan adalah belajar membangun
komunikasi
yang
sesuai.
Memahami
pesan,
mendengarkan pesan, dan menyampaikan pesan
tanpa monopoli. Memahami keluhan-keluhan yang
dihadapi
dan
memberi
solusi
yang
tepat.
Mengunjungi/pengawasan kerja bawahan. Mencari
waktu
yang
tepat,
cepat
dan
terukur
dalam
pelaksanaan dan pengarahan. Menjaga kesehatan
secara ideal untuk mendukung pelaksanaan.
c. Hasil Pelaksanaan Pengarahan (Leading)
Hasil yang terlihat adalah (1) Ada komunikasi
yang
serasi
sehingga
mudah
menjangkau,
mengungkapkan masalah dan kendala yang dihadapi sekolah; (2) Administrasi yang lengkap; (3) Ada
panduan kerja, jadwal kunjungan kerja, pengarahan dan bimbingan bawahan; (4) Jika ada kendala
maka bisa ditunda pelaksanaan implementasi; (5)
Kepala sekolah mudah mengetahui kendala yang
dihadapi bawahan.
4. Supervisi dan Evaluasi Sekolah
Supervisi proses belajar mengajar sekolah adalah di
mana Kepala sekolah melakukan penilaian terhadap
kelas
belajar
dan
mengajar
guru
dengan
jalan
mengunjungi di kelas. Sedangkan evaluasi kerja adalah
di
mana
program
kepala
kerja
sekolah
dari
melaksanakan
masing-masing
evaluasi
wakasek
dan
kordinator pada saat rapat Dinas. Kegiatan tersebut
dilakukan akhir pertahun maupun akhir semester.
Tujuan supervise adalah perbaikan dan penilaian
93
kinerja.
Kegiatan
supervisi
sekolah
dan
Evaluasi
program kerja dilakukan terencana dan bertahap dan
sesuai
standar.
Hasil
wawancara
dengan
Yumadi
selaku kepala sekolah mengatakan:
(1) Sebelum melaksanakan supervisi sekolah lebih awal saya
menyampaikan kepada warga sekolah untuk lebih
mempersiapkan adminstrasi kerja. Kegiatan supervisi
sekolah dan Evaluasi Program kerja sekolah dilaksanakan
dalam pertahun maupun persemester; (2) Sering saya
malakukan supervisi sekolah tanpa diketahui seluruh guru
untuk melihat kesungguhan pengabdian, Jika tidak
diinfokan maka sering ada guru yang melupakan perangkat
guru di rumah; (3) Saya mempunyai panduan supervisi
sekolah dan penilaian terhadap seluruh administrasi guru,
Proses belajar dan mengajar di kelas. (4) Sering tertunda
Supervisi sekolah ketika mengalami halangan dengan
kegiatan Dinas setempat atau keluar daerah demi
kepentingan sekolah. Tapi tetap terlaksana supervisi sekolah
ataupun pengevaluasian program kerja dalam bulan berjalan.
(wawancara tgl 11/12/2013).
Supervisi sekolah amat penting untuk memaksimalkan guru dalam melayani/mengajar siswa. guru
Diana Erlianti mengatakan:
Kepala sekolah menyampaikan kita setiap guru sebelum
disupervisi sekolah untuk menyipakan administrasi guru
seperti RPP, Silabus, Progroram semesteran, Program
tahunan dan perangkat guru yang lain. Dan sering tanpa
diberitau dia mengobservase kita mengajar dari ruang
Observase. Jika kita ada kedapatan kelalaian sesuai
pedoaman penilaian supervisi sekolah oleh kepala sekolah,
maka Kepala sekolah selalu memberi masukan dan diutus
keluar mengikuti kegiatan peningkatan kompotensi guru di
tingkat
Nasional
maupun
Daerah.
(wawancara
tgl
09/05/2014).
Hal
senada
disampaikan
guru
bidang
studi
Bambang Sarwono:
Tahun 2013 dalam bulan November saya dikirim ke Jogya
untuk mengikuti kegiatan peningkatan kompotensi guru,
antara lain membuat RPP, silabus, program semesteran,
program tahunan, dan mengelola kelas yang semaksimal.
(wawancara tgl 09/05/2014).
94
Supervisi sekolah bermanfaat bagi guru. Dengan
adanya
supervisi
sekolah
memotivasi
guru
lebih
sungguh-sungguh mengabdi dan melengkapi kelemahan
kompotensi
guru
melalui
kegiatan
training.
Fernanda Surya menjelaskan manfaat supervisi:
(1) Membangkitkan dan mendorong semangat kita guru
untuk melengkapi administrasi guru mengelola kelas dengan
sebaik mungkin, antara lain Silabus, RPP, Pembukaan
materi, isi materi dan evaluasi/penilaian. Sehingga akan
menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya karena ada
petunujuk kerja; (2) Memotivasi kita guru berusaha
melengkapi kekurangan-kekurangan dalam penyelenggaraan
pendidikan, termasuk macam-macam media instruksional
yang diperlukan bagi kelancaran proses belajar dan mengajar
yang baik; (3) Memotivasi kita guru untuk bersama berusaha
mengembangkan, mencari, dan menggunakan model pembelajaran, metode-metode mengajar, media yang sesuai demi
kemajuan proses belajar dan mengajar yang baik, (4) Dengan
Supervisi Kepala sekolah membina kita kerja sama yang
harmonis antara guru, murid, dan Pegawai sekolah. Misalnya
dengan mengadakan seminar,
maupun training; (5)
Menggunakan hasil supervisi sekolah untuk peningkatan
kinerja guru dengan melakukan perbaikan berkelanjutan.
(wawancara tgl 11/12/2013).
Komite Sekolah, Suasono juga menjelaskan:
Supervisi/evaluasi SMA Lab. selalu terlaksana dengan baik.
Kegiatan Pengevaluasian/Supervisi sekolah lebih cenderung
untuk
mengetahui
kemajuan
dan
kendala
yang
dihadapibawahan dalam tugas sehari-hari di sekolah. Tidak
sekedar sebatas itu melainkan untuk membandingkan dan
mengetahui
apakah
bawahan
telah
melaksanakan
kinerja/tugas dengan sebaik-baiknya sehingga mencapai
hasil atau tidak. (hasil wawancara tgl 09/05/2014).
Sementara Yumadi, Kepala sekolah mengatakan:
Amat penting pengevaluasi program kerja sekolah. Saya bisa
mengadakan kegiatan pegevalusian program kerja dari
masing-masing tupoksi kerja. Evaluasi dilakukan persemester dan pertahun. Semua program kerja sekolah saya print,
foto copy, perbanyak dan masing–masing pegang. Masingmasing program kerja dibacakan oleh pihak berwenag dan
mengecek mana yang sudah terlaksana, dan mana yang
belum terlaksana. Menulis dan membaca semua kendala
yang dihadapi, selanjutnya diserahkan kepada Kepala
sekolah untuk membenahi dan memberi solusi selanjutnya.
95
Sehingga kedepan program kerja bisa berjalan lancar.
(wawancara tgl 11/12/2013).
Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana,
Paulus Widi mengemukakan:
Di Sekolah tidak hanya semata melakukan supervisi sekolah.
Tapi Kepala sekolah selalu melaksanakan evaluasi program
kerja. Kita biasa adakan evaluasi program kerja dari masingmasing wakasek dan kordinator-kordinator pada akhir
semester ataupun pertahun. Evaluasi kerja diarahkan oleh
kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan wakasek Humas.
Dalam pertemuan Dinas evaluasi program kerja, Wakasek
Humas jadi moderator, Wakasek Kurikulum jadi notulen dan
Kepala sekolah sebagai pemimpin rapat. Dia menyimpulkan
dan memberi kepastian-kepastian setelah masing–masing
program kerja dibacakan. (wawancara tgl 11/12/2013).
Wakil
Kepala
Sekolah
Kurikulum
Nugroho
Kristanto, menjelaskan:
Pengevaluasian program kerja sangat bermanfaat bagi kita
warga sekolah. Dengan evaluasi program kerja sekolah (1)
Membangkitkan dan mendorong semangat pegawai TU untuk
melengkapi administrasi sekolah. Sehingga akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya karena ada petunujuk
kerja; (2) Dengan Evaluasi program kerja, Kepala sekolah
membina kita kerja sama yang harmonis antara guru, murid,
dan Pegawai sekolah. (5) Menggunakan hasil evaluasi
program kerja untuk meningkatkan pembenahan kinerja
wakasek-wakasek, kordinator-kordinator SMA Lab. Kristen
Satya Wacana Salatiga. Menemukan permasalahan dalam
pelaksanaan program kerja dan diusahkan kepala sekolah
mengatasinya sehingga program kerja kedepan boleh berjalan
lancar. (hasil wawancara tgl 11/12/2013).
Berdasarkan penjelasan diatas dan hasil observasi
Penulis, bahwa kegiatan evaluasi program kerja telah
dilaksanakan Kepala sekolah SMA Lab. Kristen Satya
Wacana. Berdasarkan dokumen Panduan dan Penilaian
Evaluasi Program Kerja tujuan evaluasi program kerja
adalah dicek kembali apakah program kerja sudah
terlaksana atau belum. Apabila ada kelalaian dan
kendala dalam pelaksanaan program kerja Sekolah,
96
Maka menindaklanjuti pembenahan program kerja
sekolah.
a. Tantangan Evaluasi dan Supervisi Sekolah
Tantangan dalam manajemen sekolah adalah
(1) Belum ada program dan strategi mengadakan
supervisi
dan
pengevaluasian
program
kerja
sekolah; (2) Rendahnya komunikasi dengan bawahan baik secara lisan maupun tertulis; (3) Rendahnya kordinasi dan kerjasama; (4) Supervisi
sekolah berjalan tanpa kordinasi pada bawahan. (5)
Kurangnya
sekolah;
(6)
kelengkapan
Sekedar
administrasi
supervisi
tanpa
supervisi
standar
penilaian untuk ditindaklanjuti dengan perbaikan;
(7) Kadangkala lupa melaksanakan supervisi dan
evaluasi sekolah.
b. Strategi Mengatasi Persoalan Supervisi dan
Evaluasi Sekolah
Dalam hal ini kepala sekolah SMA Lab Kristen
Satya Wacana mengembangkan: (1). Memahami
pentingnya supervisi dan evaluasi program kerja
sekolah. (2). Mulai belajar kerjasama berawal dari
komunikasi yang efisien dan efektif. (3) menyusun
dan memiliki panduan penilaian. (4). Ada jadwal
pelaksanaan evaluasi dan evaluasi sekolah.
c. Hasil Supervisi dan Evaluasi Sekolah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
adalah (1) Menetapkan program kerja Supervisi
kelas belajar mengajar dan Pengevaluasian program
kerja. (2) Meningkatkan komunikasi yang jelas
antara atasan dan bawahan. (3) Berusaha akan
mengadakan Supervisi sekolah. Akhir dari Supervisi
97
sekolah menindaklanjuti dengan segala kegiatan
peningkatan Kompotensi Guru, maupun tenaga
Kependidikan. Persemester diadakan supervisi dan
evaluasi program kerja untuk mengetahui kebutuhan dan kompotensi guru maupun tenaga kependidikan.
5. Upaya Kepala sekolah menyatukan kegiatan
Guru, Siswa, TU, Komite sekolah, Orang tua
Murid dalam Visi dan Misi Sekolah
1. Menyatukan Kegiatan Guru dan TU
Menyatukan kegiatan Guru dan TU melalui
pelaksanaan supervisi dan evaluasi Program kerja
sekolah demi mengetahui keterbatasan dan kendalakendala yang di hadapi dalam kegiatan proses belajar
mengajar maupun Pekerjaan administrasi sehari-hari di
kantor. Wawancara Yumadi mengatakan:
Melaksanakan supervisi Sekolah persemester. Kelalaian guru
dalam mengelola kelas bahkan administrasi Guru, Jika ada
kedapatan lalai, dalam supervisi sekolah ditindaklanjuti
dengan kegiatan-kegiatan pembinaan. Pembinaan kearah
perbaikan peningkatan mutu mengajar. Guru diijinkan
mengikuti kegiatan training dan kegitan pelatihan,
pembinaan yang diadakan di tingkat Daerah maupun tingkat
nasional. Melaksanakan supervisi sekolah juga adalah
program kerja untuk mendekap guru/TU demi termotivasi
kelancaran pengabdian. Selain itu saya biasa mengadakan
Evaluasi program kerja persemester untuk mengetahui dan
memberi solusi jika ada kendala dalam pelaksanaan masingmasing program kerja, itu juga adalah sebuah cara
menyatukan kegiatan Guru dan TU di sekolah. Saya biasa
menyatukan guru, TU dan Siswa dengan menasehati/
mendidik mereka saat rapat dinas, Upacara pada hari senin
pagi di sekolah, dan pada saat ibadah–ibadah bersama.
Dampaknya masing-masing tugas dan fungsi kerja warga
sekolah tetap berlangsung. Sehingga yang terjadi selama ini
ialah kondisi dan situasi sekolah tetap terjaga kondusif,
aman dan terkendali. Selain kegiatan tersebut di atas, saya
menyatukan dan motivasi kerja guru dan TU dengan
melengkapi kebutuhan mereka: (1) Membayar Gaji/ongkos
kerja perbulan sesuai ketuntasan pekerjaan. Memperhatikan
98
kesejahteraan guru pada saat Natal, Paskah. Pembayaran
dan pengurusan gaji tenaga honorer pada tepat waktu; (2)
Memenuhi kebutuhan keamanan dan keselamatan seluruh
warga sekolah. Bebas, aman dari ancaman dari peristiwa.
lingkungan sekolah terkendali, tidak terjadi kekacauwan
karena ada satpam mengawasi sepanjang kegiatan guru, TU
berlangsung. Pemerintah setempat dalam hal ini pihak
keamanan juga selalu berperan menciptakan kota Salatiga
yang aman, damai dan terkendali; (3) Saya selalu memenuhi
kebutuhan kebersamaan, pertemanan, sosial, dan cinta
kasih sayang warga sekolah. Untuk itu sering kita lakukan
dengan saling mengunjungi guru, TU yang sementara
bermasalah. Piknik bersama, perayaan gereja bersama dan
saling mendoakan; (4) Saya memenuhi kebutuhan akan
harga diri dan rasa hormat dari orang lain. Kita disini tidak
ada diskriminasi, yang ada adalah kebersamaan, kekompakan dan saling menghargai; (5) Saya memenuhi kebutuhan
mereka dengan maksimalkan kemampuan, keterampilan,
dan potensi yang dimiliki. (wawancara tgl 12/12/2013).
Senada Hasil wawancara dengan guru bidang
studi Diana Erlianti:
Kepala sekolah mengendalikan, mengatasi persoalan dan
menyatukan warga sekolah melalui pemenuhan kebutuhan,
Supervisi sekolah, Evaluasi program kerja, Lingkungan
sekolah yang terkendali, nasehat dan pembinaan-pembinaan
melalui berbagai kegiatan. (wawancara tgl 12/12/2013).
Hasil wawancara guru bidang studi Bambang
Sarwono, mengatakan:
Kepala sekolah menyatukan kita dengan pelayanan sosial
antara lain saling mengunjungi jika ada warga sekolah salah
satunya bermasalah, ada rasa persaudaraan dan kekeluargaan serta tidak ada diskirminasi. (wawancara tgl 12/12/2013).
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Kepala
sekolah Kesiswaan Agus Widodo, menjelaskan:
Kepala sekolah menyatukan kegiatan guru dengan cara
melaksanakan supervisi sekolah untuk mengoreksi segala
kelemahan guru terkait administrasi dan pengelolaan kelas
demi perbaikan. Setelah Kepala sekolah melaksanakan
supervisi sekolah, selanjutnya ada kegiatan pembinaan
secara pribadi dan kelompok. Sering guru diijinkan keluar
ikut training mengikuti peningkatan kompotensi guru, ketika
diundang. Kegiatan yang diadakan tingkat kota/kabupaten
maupun tingkat Provinsi. (hasil wawancara tgl 12/12/2013).
99
Wawancara dengan Guru bidang studi Fernanda
Surya, menjelaskan:
Kepala Sekolah menyatukan dan memotivasi kegiatan guru
dan TU dengan melengkapi dan membenahi sarana dan
prasarana yang ada. Pernah Kepala sekolah beli kibor dan
peralatan yang lain yang mendukung kegiatan proses belajar
dan mengajar. Lengkapnya alat tulis kantor (ATK) kita rasa
terpanggil dalam pengabdian. (hasil wawancara tgl
12/12/2013).
Sarana dan prasarana serta fasilitas sekolah yang
lengkap mudah menyatukan kegiatan guru sebagai
pengajar siswa. Senada dengan wakil kepala sekolah
sarana dan prasarana Edi Cahyono, mengatakan:
Kepala sekolah menyatukan kegiatan guru dan TU dengan
melengkapi Alat tulis Kantor, saya belanja dan masingmasing guru mengambil untuk mendukung proses belajar
mengajar. (hasil wawancara tgl 12/12/2013).
Selain upaya menyatukan kegiatan guru dan TU
tersebut, Pendekatan yang lain untuk memotivasi dan
menyatukan kegiatan guru adalah mengajar, mendidik
dan motivasi siswa dengan cara menegakkan ketegasan. Hasil Wawancara dengan Guru bidang Studi
Fernanda Surya mengatakan:
Untuk memotivasi dan menyatukan kegiatan Guru dan TU,
kepala sekolah selalu mengontrol
kerja guru dan Tata
Usaha. Ia mendidik, membina, menegor, menasehati dan
menegaskan kedisiplinan, tegakkan disiplin bagi guru.
Disiplin dengan kata lain sangsi. Pelanggaran guru dengan
indikator: terlambat masuk mengajar, Pulang tempo sebelum
waktu pulang; Melanggar kode etik guru ataupun ada hal-hal
tertentu. Penerapan etika dalam memberi sanksi dan jenis
sanksi sesuai pelanggaran, misalnya mulai dari nasehati
secara lisan, tertulis. jika belum ada perubahan
pelanggarannya maka boleh ditindaklanjuti dengan penundaan pengusulan kenaikan pangkat, pemotongan hak
kesejahteraan dari sekolah; dan jika tidak ada perubahan
sama sekali maka diakhiri dengan pemberhentian mengajar.
Tapi bersyukur pelanggaran guru tidak terlalu menonjol.
(hasil wawancara tgl 13/12/2013).
100
Hal senada juga di di ungkapkan oleh guru Diana
Erlianti menjelaskan:
Jika siswa tidak belajar dan ribut di kelas karena guru
bidang studi terlambat masuk mengajar, maka Kepala
sekolah tetap menelpon dan menegor guru tersebut agar
tidak terulang kembali pada pertemuan berikutnya.
(wawancara tgl 13/12/2013).
Selain Upaya Kepala sekolah menyatukan guru,
TU dengan jalan Komunikasi yang terbuka. Menurut
hasil wawancara Bambang Sarwono, mengatakan:
Komunikasi Kepala sekolah tidak membosankan kita guru
dan tenaga kependidikan karena bicara singkat jelas dan
padat. Topik dan tujuan komunikasinya jelas. Kepala sekolah
lebih banyak mendengarkan komunikasi dan menanggapi.
(wawancara tgl 13/12/2013).
Senada hasil wawancara dengan Wakil kepala
sekolah Kurikulum Nugroho Kristanto menjelaskan:
Kepala sekolah mampu komunikasi dengan terlihat pada
mengonsep dan diwujudkan dalam komunkasi melalui
tertulis maupun lisan. Sikap dan tindakan Kepala sekolah
juga mampu menyatukan segala kegiatan guru di sekolah ke
dalam Visi dan Misi Sekolah. (hasil wawancara tgl
13/12/2013).
Hasil wawancara
dengan
Pak guru
Bambang
Sarwono, menjelaskan :
Sikap Kepala sekolah juga ikut menentukan menyatukan
kegiatan guru. Ia tidak dendam, Dengki dan benci terhadap
bawahan/kita melainkan yang ada adalah hanya kasih dan
damai. Tidak kemunafikan, ketidajujuran, ketidakbenaran,
ketidakadilan. Tindakan sesuai perjanjian, Lebih empati dan
berempati dengan bawahan. Ia tidak egois dan sombong,
mampu mengendalikan diri, merendahkan diri, menghargai,
kesabaran, memelihara kebersamaan. Rela menerima
kritikan dan Pengevaluasian dari kita guru demi perbaikan.
Adanya gaya/perilaku perhatian baik kepada tugas maupun
kepada hubungan kerja dalam kelompok. (wawancara tgl
09/05/2014).
Kepala sekolah bersikap dan tindakan yang sesuai
memberi kepuasaan bagi staf. Kepala sekolah meningkatkan sikap kejujuran, Keadilan, keberpihakan dan
selalu
berjiwa
nasionalisme
101
dalam
pengambilan
keputusan. Hasil wawancara dengan bapak Paulus
Widi, Kordinator Perpustakaan mengatakan:
Sering menghambat pekerjaan kita adalah kekurangan
keuangan. Sehingga muncullah pikiran kita rasa malas
dengan tugas kita, itu sering terjadi. Hal itu disebabkan juga
oleh rencana anggaran dan pembelajaran sekolah (RAPS)
belum jelas. Jika Penggunaan keuangan sekolah secara
terbuka dan bijakasana, maka menyatukan kegiatan guru di
sekolah. Sehingga Kita boleh mengabdi dengan baik juga.
Tapi bersyukur sekarang sudah teransparan dalam
penggunaan keuangan sekolah. (hasil wawancara tgl
16/12/2013).
Senada dengan tenaga Keuangan dan Administrasi, Alisudariani, menjelaskan:
Kepala sekolah Menyatukan segala kegiatan guru di sekolah
dengan Penggunaan keuangan secara akuntablitas dan
transparansi sesuai kebutuhan warga sekolah. Diperuntukan
pembelanjaan ATK dan bahan-bahan yang lain. Sehingga
mudah guru dan tenaga TU boleh bekerja semaksimal. (hasil
wawancara tgl 16/12/2013).
Kepala sekolah terus tingkatkan segala upaya yang
telah dilalui dalam rangka menyatukan Guru dan TU di
sekolah untuk mencapai visi dan Misi sekolah SMA Lab.
Kristen Satya Wacana.
a. Tantangan menyatukan kegian Guru dan TU
Kepala sekolah belum menyatukan guru dan
TU dalam Visi dan Misi Sekolah, dengan berbagai
kegiatan,
yakni
(1)
Rendahnya
pemahaman,
pendekatan, strategi, memotivasi dan menyatukan
kegiatan guru; (2) Belum ada supervisi sekolah
terhadap guru; (3) Guru belum memiliki rasa
terpanggil
sebagai
guru.
Mengajar,
membina,
memotivasi siswa; (4) Guru belum memenuhi standar komotensi Guru. Kompotensi kepribadian, Kompotensi paedagogik, Kompotensi profesional dan
kompotensi sosial; (5) Belum menghargai pendapat
102
dan ide-ide dari bawahan atau guru; (6) Belum menegakkan ketegasan dengan sangsi atau disiplin
kerja; (7) Kebutuhan guru belum tercukupi. Kebutuhan fisiologis, Kebutuhan keamanan dan keselamatan, Kebutuhan sosial, Kebersamaan dan cinta,
Kebutuhan aktualisasi diri; (8) Sering sikap dan
tindakan Kepala sekolah keegoisan; (9) Belum
adanya sumber pendapatan dan Rencana Anggaran
Pembelanjaan Sekolah (PRAPS) yang jelas; (10)
Rendahnya komunikasi yang efisien dan efektif.
b. Strategi Menyatukan Kegiatan Guru
Memahami tentang pentingnya kegiatan guru
di sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan misi
sekolah. Sikap dan tindakan Kepala sekolah juga
menentukan menyatukan kegiatan guru. Komunikasi yang efisien dan efektif. Rasa kepedulian terhadap
bawahan.
sekolah.
Mengadakan
Membangun
kegiatan
strategi
Supervisi
mengingkatan
Kompotensi guru. Menetapakan Rencana Anggaran
Pembelanjaan sekolah yang jelas.
c. Hasil Menyatukan Kegiatan Guru
Hasil yang akan tercapai, adalah(1) Ada komunikasi yang jelas; (2) Menetapkan kegiatan supervisi
sekolah
untuk
peningkatan
Kompotensi
guru
dengan Menindak lanjuti kegiatan training; (3) Akan
memenuhi
kebutuhan
guru.
Kebutuhan
Kesejahteraan, kepuasaan guru; (4) Partisipatif,
Transipa-ran,
Akuntablitas
dalam
penggunaan
keuangan. Karena penyalahgunaan keuangan itu
sering menghambat kegiatan guru dan TU.
103
2. Menyatukan Kegiatan Siswa
Keberhasilan
siswa
adalah
tujuan
utama.
Keberhasilan siswa boleh diraih ketika Kepala sekolah
dan guru menyatukan siswa dalam kegiatan proses
belajar mengajar. Melibatkan siswa dalam berbagai
kegiatan yang bermanfaat. Hasil wawancara Yumadi
selaku Kepala sekolah, mengatakan:
Saya selaku pemimpin sekolah selalu berupaya menerapkan
pembinaan-pembinaan siswa lewat Wakasek kesiswaan.
Melaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan siswa. Kegiatan
pembentukan iman/ibadah sekolah bersama. Adakan Ibadah
bersama setiap pagi sebelum mulai kegiatan sepanjang hari,
Ibadah perminggu dua kali hari senin dan jumat. Ibadah saat
hari paskah, Ibadah Natal sekolah, Pembinaan untuk
pelayanan sosial. Pembinaan siswa dengan berbagai kegiatan
ekstrakurikuler. Segala jenis perlombaan dan pertandingan.
Selain itu kegiatan pembentukan minat dan bakat. Siswa
diwajibkan belajar tentang dasar-dasar kepemimpinan,
Belajar berorganisasi, berpidato dan sejenisnya. Kita biasa
menuntun, memotivasi siswa yang kemampuan minim agar
semangat belajar untuk bisa bersaing dengan teman-teman
yang
lain.
Kita
menyediakan
beasiswa/keringanan
pembiayaan SPP bagi siswa yang prestasinya baik tapi
rendah ekomi. Kita juga ada pelayanan medis (UKS) bagi
siswa yang mengalami gangguan kesehatan. Dengan
demikian menyatukan kegiatan siswa mencapai Visi dan Misi
sekolah dan Kepala sekolah SMA Lab Krsiten Satya Wacana
Salatiga. (hasil wawancara tgl 16/12/2013).
Harapan sekolah dengan pembinaan–pembinaan
siswa untuk menemukan potensi diri dari sejak dini,
agar penerapan dalam kehidupan di masa depan tidak
kaku. Senada dengan hasil wawancara wakil Kepala
Sekolah Kesiswaan, Agus widodo mengatakan:
Untuk menyatukan kegiatan siswa. Kita biasa mengundang
Almuni SMA Lab. atau para profesional di bidang
tertentuuntuk pembinaan siswa, Mereka membagikan
pengalaman hidup sewaktu dibangku studi akhirnya mereka
boleh mencapai cita-cita hidup atau sukses dengan tujuan
motivasi
siswa
semangat
belajar.
(wawancara
tgl
16/12/2013).
104
Selanjutnya hasil wawancara dengan Ibu guru
Diana Erlianti, mengatakan:
Untuk menyatukan kegiatan siswa maka Kepala sekolah
menetapkan dan penerapan aturan dan tata tertib bagi
siswa. Agar siswa mengikuti dan menerapkan sepanjang
studi. Lama kelamaan pola tata krama, manajemendiri dan
disiplin
itu
menjadi
kebudayaan.
(wawancara
tgl
09/05/2014).
Senada dengan hasil wawancara Guru bidang
Studi Fernanda Surya, mengatakan :
Dalam rangka menyatukan kegiatan siswa adalah belajar dan
mengaktifkan diri dalam kegiatan-kegiatan pembinaan
maka.Kita biasa memenuhi Hak-hak secara individu dan
kebutuhan pendidikan siswa. Kita biasa memahami isi hati
para siswa, menanamkan kepercayaan bahwa seluruh siswa
mampu belajar, mendorong keberanian siswa untuk
mengerjakan tugas akademik, memberikan itensif dan
penghargaan yang tepat, Para guru bersikap positif membuat
para siswa untuk bertanggung jawab atas tugasnya. Dan
sekolah menyediakan beasiswa dan keringanan pembiayaan
SPP bagi siswa yang tidak mampu membiaya sekolah tapi
dengan kriteria menunjukkan prestasi belajar. Menyediakan
pelayanan kesehatan bagi siswa melalui bidang UKS.
(wawancara tgl 16/12/2013).
Guru memenuhi kebutuhan siswa berawal dari
sejauh mana memahami isi hati dan kebutuhan siswa.
Selanjutnya mendidikan, membentuk dan mengajar,
mendorong, meyakinkan keberanian siswa mengerjakan tugas. Akhirnya anak mudah aktif dalam seluruh
kegiatan belajar maupun seluruh kegiatan sekolah.
a. Tantangan Menyatukan Kegiatan Siswa
Selama ini belum ada program pembinaan
siswa melalui kegiatan akademik maupun non
akademik.
Siswa
berantakan
dan
belum
ada
ketegasan terhadap siswa dengan segala aturan dan
tata tertib. Lalai pemberian nasehat dan teguran
/sanksi bagi siswa melanggar tata tertib dan
aturan. Serta kehidupan siswa yang tidak sesuai
105
dengan
norma agama, sosial dan budaya. Belum
memahami isi hati para siswa dan menanamkan
kepercayaan bahwa siswa mampu belajar. Belum
ada pelayanan kesehatan terhadap siswa yang
mengalami gangguan kesehatan serta belum ada
beasiswa bagi siswa.
b. Strategi Meneyatukan Kegiatan Siswa
Mengatasi persoalan siswa di sekolah berawal
dari ingin mengetahui keberadaan dan perkembangan siswa. Wakil Kepala Sekolah ataupun Guru
Bimbingan dan Konseling mulai membangun cinta
kasih dan kepedulian terhadap perkembangan anak
didik. Bukti kepedulian dan cinta kasih dimulai dari
komunikasi yang efisien dan efektif. Membangun
pendekatan siswa dengan diskusi-diskusi untuk
mengetahui faktor penyebab dan akibat penghambat
prestasi
belajar
akademik
maupun
non
akademik siswa. Menyediakan pelayanan khusus
bagi siswa yang mengalami gangguan kesehatan
melalui unit kesehatan sekolah (UKS).
c. Hasil Menyatukan Kegiatan Siswa
Hasil terlihat, adalah(1) Menetapkan berbagai
program kerja pembinaan siswa, berupa kegiatan
akademik maupun non akademik; (2) Kegiatan
pengembangan
siswa,
diri
peningkatan
peningkatan
pelayanan
keterampilan
sosial
maupun
kegiatan pertumbuhan keimanan kepada Tuhan; (3)
Mengambil
data
perkembangan
siswa
dengan
diskusi kelompok maupun Individu; (4) Merencanakan
jadwal,
strategi
dan
metode
Kegiatan
pembinaan boleh berlangsung secara efektif; (5) Ada
106
beasiswa/keringanan pembiyaan SPP bagi siswa
yang
tidak
mampu
membiaya
penghargaan-penghargaan
SPP
tertentu;
maupun
(6)
Ada
pelayanan kesehatan bagi siswa; (7) Menerapkan
aturan dan tata tertib bagi siswa.
3. Menyatukan Kegiatan Komite Sekolah dan Orang
tua
wawancara dengan Suasono selaku Komite
Sekolah mengatakan:
Kepala sekolah tidak memanfaatkan badan Komite sekolah
walaupun ada SK, Sehingga kita tidak berperan. Sebenarnya
peran Komite sekolah amat penting dalam meningkatkan
mutu sekolah melalui pencarian dana, menjadi pengantara
antara masyarakat, pemerintah dan sekolah, memantau
perkembangan mutu, dan mengatasi kendala-kendala yang
dihadapi. Tapi tugas saya selama ini memantau programprogram kerja yang ada dan mendampingi pengambilan dana
BOS (menandatangani surat-surat yang penting berkaitan
dengan sekolah). Alasan tidak melibatkan Komite Sekolah
karena Komite Sekolah Negeri dengan Swasta beda jauh.
Komite
Sekolah
Negeri
Langung
ambil
alih
dan
mengendalikan dan pengontrolan ketat sedangkan Komite
sekolah swasta langsung dikontrol dari Yayasan tersebut.
(wawancara tgl 08/05/2014).
Hasil wawancara Wakil kepala sekolah Kurikulum
Nugroho
Kristanto,
mengatakan
Pengontrolan
dan
pengwasan tentang keuangan sekolah swasta dengan
Negeri berbeda. Kita SMA Lab. Langusng diawasi dan
langsung bertanggung jawab kepada Yayasan UKSW.
Selanjutnya
senada
dengan
bapak Alex
Mirakaho
selaku Direktur SMA Lab. mengatakan:
Komite sekolah tidak hanya semata mencari dana tapi ia
sebagai pengantara antara Guru dan Orang tua murid untuk
menyampaikan keluhan-keluhan sekolah dan orang tua
siswa dalam rapat Dinas Sekolah, dan menandatangani surat
penting dalam pencarian Dana BOS. (wawancara tgl
08/05/2014).
Pernyataan senada dikemukakan oleh Yumadi
selaku Kepala sekolah:
107
Di sekolah kita, komite sekolah telah diganti dengan
kelompok Peduli sekolah. Jadi tugas mereka adalah hanya
memperhatikan keluhan-keluhan di sekolah. Meringankan
segala pembiayaan di sekolah. Sehingga kebutuhan dan
persoalan di sekolah tidak menghambat proses belajar dan
mengajar.
Bukan
perannya
semata
mengatur
dan
mengarahkan pihak sekolah terlebih mengendalikan
keuangan sekolah. Untuk menyatukan kegiatan dan peran
Kelompok peduli Sekolah/Orang tua Murid, saya telah
membangun beberapa pendekatan, antara lain: Membangun
komunikasi yang efisien dan efektif. Pelayanan sosial/jamuan
kasih saat-saat tertentu. Diskusi Individual pada saat mereka
kunjungi. Diskusi kolektif pada saat pengambilan Raport
anak, saat ibadah bersama, Saat kegiatan acara wisuda.
Mengundang mereka untuk ikut rapat Dinas sekolah pada
tahun ajaran baru. Saya rela menerima semua usuluan dan
memilah-milahkan. Diundang dan menyatukan kegiatan
untuk membicarakan tentang perkembagan sekolah dan
keluhan-keluahan siswa demi mewujudkan hasil belajar
siswa. (hasil wawancara tgl 16/12/2013).
Hasil wawancara Rochadi Mulyo selaku orang tua
murid dari Adining Nona Rochadi mengatakan:
Kepala sekolah selalu mengundang kita untuk mengadakan
rapat dan kita langsung bertatap muka dengan pihak
sekolah. Kita mendengarkan dan menyampaikan tentang
perkembangan anak-anak kita, Pertemuan kita tidak
dimediasi oleh peran Komite sekolah. (wawancara tgl
08/05/2014).
Diperkuat juga dengan Wakil Kepala sekolah
Kesiswaan Agus Widodo menjelaskan:
Selama ini peran Komite sekolah tidak nampak sehingga kita
juga tidak melibatkan komite sekolah. Komite sekolah kita
ganti dengan nama kelompok peduli sekolah/Orang tua
murid. Perannya hanya memfasilitasi, melengkapi keluhan
dan kebutuhan sekolah. Bukan lagi kewenangan penuh
mengatur, mengawasi dan mengontrol perkembangan
sekolah terlebih pengawasan keuangan sekolah. Kita pihak
sekolah yang biasanya ambil peran sebagai Komite sekolah,
seperti pencarian dana, mengendalikan sekolah dan menjadi
pengantara antara pemerintah, Yayasan, Orang tua dan
sekolah. Kreaktivitas warga sekolah berjalan lancar dan
menghasilkan berbagai prestasi siswa. (wawancara tgl
16/12/2013).
108
a. Tantangan Menyatukan Komite Sekolah, Orang
Tua Siswa dan Kelompok Peduli Sekolah
Selama ini belum ada Komite sekolah atau
maupun kelompok Peduli sekolah untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan sekolah melalui
dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan. Belum menindaklanjuti
atau menyampaikan keluhan, saran dan kritik dan
aspirasi masyarakat terhadap sekolah/pendidikan.
Ataupun sebaliknya kurang menindaklanjuti keluhan dan kebutuhan sekolah kepada masyarakat.
Dampaknya kurang partisipasi terhadap perkembagan dan keluhan sekolah, terutama kebutuhan
keuangan.
a. Strategi
Menyatukan
Kegiatan
Komite
Sekolah/Kelompok Peduli Sekolah
Memahami
pentingnya
Komite/kelompok
peduli sekolah. Kelancaran kordinasi pembentukan
organisasi komite sekolah. Menetapakan kriteria
bakal pencalonan dan pemilihan komite sekolah.
b. Hasil Menyatukan Komite Sekolah/Kelompok
Peduli Sekolah
Hasil yang segera terlihat, adalah(1) Pembentukan Komite Sekolah atau kelompok peduli Sekolah yang akan menjadi perantara antara sekolah
dan masyarakat atau orang tua murid; (2) Melanjutkan perannya untuk ikut mempromosi sekolah ke
publik lebih khusus pemerintah setempat dan orang
tua murid atau pada organisasi lain.
109
6. Upaya Kepala Sekolah Sosialisasi Visi dan Misi
Sekolah
Hasil wawancara dengan Bapak Alex Mirakaho
selaku Direktur Sekolah SMA Lab. Kristen Satya
Wacana, mengatakan:
Visi dan Misi Kepala sekolah SMA Lab. mendukung/
mensukseskan Visi dan Misi sekolah Lab. Kristen Satya
Wacana. Visi dan Misi Kepala sekolah SMA Lab. sangat
sesuai mewujudkan Visi dan Misi kami. Kepala sekolah SMA
Lab. Selalu mensosialisasi Visi dan Misi pada saat rapat guru
maupun saat penerimaan siswa baru. (wawancara tgl
17/12/2013).
Senada
Suasono
selaku
Komite
sekolah
mengatakan:
Visi dan Misi kepala sekolah SMA Lab. Krsiten Satya Wacana
mewujudkan visi dan misi sekolah Lab. Kepala sekolah SMA
Lab. selalu sosialisasi visi dan Misi sekolah pada saat MOS
siswa baru, saat orang tua murid mengambilkan Raport
anaknya, mengadakan promosi sekolah melalui surat dan
Brosur dalam bulan januari, dan perkunjunan ke sekolahsekolah. (wawancara tgl 08/05/2014).
Setiap jenjang pendidikan wajib memiliki Visi dan
Misi Kepala sekolah. Hasil wawancara dengan Yumadi,
Kepala
sekolah
SMA
Lab. Kristen
Satya
Wacana
mengatakan:
Saya merumuskan Visi dan MisiSMA Lab. Kristen Satya
Wacana Salatiga sesuai perkembangan zaman, kemajuan
teknologi, kebutuhan Daerah, perkembangan Sekolah
sekarang dan masa depan. Visi Sekolah kita adalah SMA Lab.
Kristen Satya Wacana merupakan Sekolah Visioner. Visi saya
mewujudkan Visi dan Misi Sekolah Lab. Visi dan misi saya
membacakan pada saat pemilihan kepala sekolah dalam
rapat penetapan dan pengangkatan Kepala sekolah oleh
YPTKSW. Visi dan Misi sekolah ditetapkan bersama pada
saat rapat dinas sekolah. Selanjutnya kita biasa mulai
merancang bagaimana sosialisasikan ke lembaga internal
maupun lembaga eksternal atau pada publik. Akhir dari visi
adalah bagaimana siswa mencapai prestasi akademik
maupun non akademik dan memenuhi standar kelulusan.
(hasil wawancara tgl 17/12/2013).
110
Senada dengan hasil wawancara Wakil Kepala
sekolah Kurikulum Nugroho Kristanto mengatakan:
Kepala sekolah baru mempunyai Visi dan Misi sekolah. Saat
rapat Dinas, Ia membacakan Visi dan Misi tersebut. Kita
mendengarkan dan merivisi Visi dan Misi SMA Lab. apakah
mendukung visi dan Misi sekolah Lab. atau tidak. Setelah
disetujui bersama Selanjutnya kita mulai mensosialisasi.
(hasil wawancara tgl 17/12/2013).
Diperkuat juga dengan hasil wawancara guru,
Fernanda Surya, mengatakan:
Kita biasa mensosialisasikan Visi dan Misi Kepala sekolah.
Kepala sekolah biasa sosialisasi Visi dan Misi Kepala sekolah
dalam kalangan kita di sekolah mulai dari motto, kalimat Visi
dan Misi Sekolah, Tujuan sekolah. Setelah kita mengetahui
Visi dan Misi Sekolah, selanjutnya kita biasa sosialisasi Visi
dan Misi kepala sekolah melalui media jaringan teknologi,
dan melalui lisan di kalangan guru, orang tua dan siswa
pada saat rapat tahunan, dan saat Mos. (hasil wawancara tgl
17/12/2013).
Sependapat dengan
hasil wawancara Pak guru
Bambang Sarwono, menjelaskan Promosi/sosialisasi
Visi dan Misi Kepala sekolah pada masing-masing
lembaga sekolah SMP dalam bulan mei setiap tahun
dengan lisan dan secara tertulis dalam brosur. Guru
bidang studi Diana Erlianti, mengatakan:
Kita biasa sosialisasi visi dan misi sekolah melalui berbagai
media. Komunikasi Visi dan Misi sekolah dengan siswa pada
saat mos berlangsung, dan saat rapat guru dan orang tua
murid pada tahun ajaran baru. Manfaat penyebaran Visi dan
Misi ke publik adalah agar semua orang mengetahui apa
yanghendak dicapai dan bagaimana cara mencapainya.
Membuka hati dan pikiran warga sekolah untuk masingmasing beraktivitas sesuai fungsi kerja. Bahkan pasti ada
pula yang tergugah hati untuk memperhatikan dan memfasilitasi sekolah. Saling membutuhkan partisipasi dan kerja
sama mewujudkan Visi sekolah. Menghasilkan siswa yang
Unggul, cerdas dan bermoral. (wawancara tgl 09/05/2014).
Senada
Orang
tua
murid,
Rochadi
Mulyo,
mengatakan:
Kepala sekolah mengundang seluruh orang tua murid untuk
mengikuti rapat Dinas sekolah pada tahun ajaran baru dan
111
ia selalu menyampaikan Visi dan Misi SMA Lab. Juga melalui media Wibsite SMA Lab. (wawancara tgl 09/05/2014).
Dengan demikian, manfaat sosialisasi Visi dan
Misi Kepala sekolah ke berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah adalah untuk membangun
partisipasi dan kerja sama dan mewujudkan Visi dan
Misi sekolah.
a. Tantangan Kepala Sekolah Sosialisasi Visi dan
Misi Sekolah
Selama ini belum bekerja sama, koordinasi
antara warga sekolah dan kelompok kepentingan
sekolah masih rendah untuk merumus Visi dan
Misi sekolah sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan daerah. Visi dan Misi sekolah yang ada
adalah juga hasil perumusan dari puluhan/belasan
tahun yang lalu oleh Yayasan. Sulit merumuskan
Visi dan Misi sekolah. Murumus Visi dan Misi
sekolah hanya berdasarkan pikiran Kepala sekolah
tanpa partisipasti warga sekolah. Belum pernah
mensosialisasi Visi dan Misi sekolah ke publik
dengan berbagai strategi dan motode yang sesuai,
antara
lain
dengan
Seminar,
diskusi-diskusi
kelompok, Poster, sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhan Daerah.
a. Strategi Upaya Kepala Sekolah Sosialisasi Visi
dan Misi Sekolah
Memahami baik tentang pentingnya Visi dan
Misi sekolah. Selanjutnya berusaha membangun
komunikasi yang efisien dan efektif. Menyatukan
seluruh stakeholder kepentingan sekolah untuk
merumus Visi dan Misi sekolah secara bersama.
112
Menyepakati bersama bagaimana penyebaran Visi
dan Misi Sekolah.
b. Hasil Kepala Sekolah Sosialisasi Visi dan Misi
sekolah
Hasilnya adalah (1) Visi dan Misi sekolah yang
sesuai tuntutan zaman dan kebutuhan Daerah; (2)
Penyebaran
Visi
dan
Misi
sekolah
ke
dalam
organisasi sekolah maupun kalangan publik dengan
berbagai
media;
mendukung
Visi
(3)
Ada
dan
Misi
respon
sekolah
yang
pasti
ke
dalam
program kerja mereka untuk bantuan dan perhatian dalam kurung waktu persemester atau pertahun.
7. Peran Visi dan Misi Sekolah dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa
Visi dan Misi Kepala sekolah amat besar pengaruhnya. Visi memotivasi dan meyakinkan seluruh
stakeholder giat bekerja mencapai tujuan sekolah.
Semua warga sekolah merasa bahagia ketika hasil belajar siswa meningkat dan menunjukan prestasi-prestasi
non akademik maupun akademik. Kepala sekolah
menjelaskan:
Peran Visi sekolah memotivasi, memberi semangat,
menyatukan
dan menarik pikiran dan perasaan bagi
pemangku kepentingan sekolah. Dulu Visi dan Misi sekolah
tidak ada di ruang Kepala sekolah tapi saya berusaha dan
sekarang sudah ada, Ketika saya masuk melihat visi dan
Misi tersebut, saya merasa terinspirasi dan memotivasi saya
mulai manajemen sekolah dengan baik. Visi dan Misi selalu
dihiasi di ruang guru, di ruang tamu, Poster maupun
dipublikasikan pada masyarakat umum melalui berbagai
media agar semua warga mengetahui dan mengabdi
menghasilkan prestasi belajar siswa di bidang akademik
maupun non akademik dan membentuk sikap siswa. (hasil
wawancara tgl 19/12/2013).
113
Peran
Visi
dan
Misi
sekolah
penting
untuk
memotivasi berbagai kepentingan sekolah. Visi dan Misi
sekolah
dipublikasikan
melalui
lisan
dan
secara
tertulis. Visi dan Misi sekolah diketahui pihak sekolah
lebih awal. Untuk itu Visi dan Misi sekolah
dihiasi
ruangan Kepala sekolah, Ruang tamu dan Ada poster
Visi dan Misi sekolah depan Pintu masuk.
Peran Visi sekolah memotivasi kita siswa semangat
belajar. Demi meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa
Nastati Kumela mengatakan:
Saya biasanya membagi waktu secara bijaksana Kita biasa
belajar bersama guru di kelas pagi hari. Pulang sekolah
makan/istirahat, bantu kerja orang tua di rumah. Pulang
ada waktu olahraga. Selanjutnya mandi sore, mengenakan
pakaian dan melanjutkan belajar mandiri mengerjakan tugas
yang diberikan guru pada hari itu. Setelah mengerjakan
tugas, Ronde berikut saya
membaca bukudan belajar
pelajaran-pelajaran yang lain. Pola hidup manajemen diri,
ternyata saya merasakan dampak positifnya pada sehat
jasmani dan rohani. Selain itu saat kita ujian atau ulangan
hasilnya sangat memuaskan. (hasil wawancara tgl
19/12/2013).
Peran visi dan misi sekolah masih memotivasi
siswa. Hasil wawancara siswa, Gelvi Marike menjelaskan, bahwa:
Saya rajin belajar. Saya tidak pernah ikut remedi (perbaikan
nilai). Saya selalu mendapatkan nilai delapan keatas, yang
paling rendah nilai tujuh. Akhirnya juga saya meraih prestasi
atau kejuaraan peringkat umum tingkat sekolah maupun
tingkat kelas. saya selalu mendapatkan rangkin satu atau
kalu tidak dua setiap akhir ujian semester sampai saat ini.
(wawancara tgl 19/12/2013).
Faktor utama menentukan peningkatan prestasi
belajar siswa adalah terletak individu siswa. Individu
siswa yang bijak mengatur waktu secara teratur di
setiap hari. Ada waktu olah raga, Makan, istirahat,
Bantu kerja orang tua. Selain itu meluangkan waktu
114
full untuk belajar. Sehingga dampaknya meningkat
Hasil belajar Siswa.
Hasil observasi penulis, Visi dan Misi sekolah
memotivasi siswa rasa memiliki dan ingin berubah
maka ada gairah belajar yang tinggi, nilai-nilai sangat
memuaskan, Sikap dan tingkah laku siswa juga sangat
baik. Mereka sopan menghargai guru dan sesama.
Senada dengan hasil wawancara Satpam susanto
mengatakan:
Anak-anak siswa SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga
tidak kacau. Mereka tidak merokok, tidak minum-minuman
keras, Tidak bertengkar dengan teman siswa, dan mereka
sangat menghormati guru dan satpam dan kepada siapa saja
yang datang kunjungi SMA Lab. Kristen. (wawancara tgl
19/12/2013).
Senada hasil wawancara dengan guru, Diana
Erlianti mengatakan:
Siswa SMA Lab. Pada umumnya tidak nakal, tidak pernah
bolos, tidak pernah melawan dengan guru, TU dan Satpam
yang ada. Itulah hasil belajar siswa. (wawancara tgl
19/12/2013).
Peningkatan nilai dan perubahan tingkah laku
siswa adalah hasil belajar. Itu tentunya dipengaruhi
oleh faktor guru yang memenuhi standar kompotensi
guru dalam pengabdian. Dalam wawancara dengan
guru bidang studi, Fernanda Surya mengatakan:
Peran Visi mondorong kita pendidik untuk membenahi
kompotensi guru dengan belajar mandiri maupun kelompok,
antara lain (1) Kompotensi kepribadian Guru adalah
bagimana guru bernuansa spirit/kehidupan keimanan
/berkarakter. (2) Kompetensi Paedagogik guru adalah
bagimana guru memahami landasan ilmu pendidikan,
menguasai kelengkapan administasi guru, mendidik, dan
membina. (3) Kompetensi Profesional guru adalah bagimana
guru mengelolah kelas secara profesiaonal dengan media
belajar, metode belajar yang sesuai untuk siswa memahami
pengajarannya. (4) Kompetensi Sosial guru adalah gaimana
kehidupan guru bersosial, sesama guru, siswa dan
115
masyarakat sekitarnya. Kompotensi guru sangat menentukan
keberhasilan belajar siswa. (wawancara tgl 06/01/2014).
Senada
dengan
hasil
wawancara
Pak
guru
Bambang Sarwono menjelaskan:
Kita biasa diijikan keluar untuk mengikuti kegiatan trainingtraining tingkat Daerah maupun kota dalam rangka
peningkatan kompotensi guru. (wawancara tgl 19/05/2014).
Peran guru amat penting bagi siswanya. Peran
guru
sebagai
pengajar,
pembina
pemotivator
dan
pendidik. Untuk itu guru dibekali serta dibenahi
dengan berbagai kompotensi Guru. Karena keberhasilan berbagai prestasi dan pembentukan karakter siswa
adalah tidak terlepas dari peran dan karya guru.
Senada wawancara dengan guru bidang studi
Nugroho
Kristanto
selaku
wakil
Kepala
sekolah
kurikulum, mengatakan:
Peran Visi dan Misi sekolah motivasi kita juga bagaimana
berupaya menebus anak hasil ulangan nilai di bawa standar
dengan remedi (perbaikan nilai) berupa kasih tugas
tambahan, ataupun kasih ulangan susulan. Meningkatkan
hasil belajar siswa, kita mengadakan model pembelajaran
pengayaan dan belajar terbimbing. Guru memfasilitasi. Siswa
belajar mandiri bersama pada sore hari/malam hari di
sekolah, selain belajar bersama guru pada pagi hari. Prestasi
dan kemajuan hasil belajar siswa juga adalah kerja keras dan
peran kita Guru. (wawancara tgl 20/12/2013).
Senada dengan hasil wawancara Fernanda Surya
mengatakan :
Perbaikan nilai ulangan harian, Mid semester maupun Ujian
Semester bagi siswa di bawah standar, boleh berlangsung
oleh guru bidang studi tertentu. Perbaikan nilai siswa dengan
remedi. Kembali kepada strategi guru kapan, bagaimana dan
dimana
menebus
nilainnya
siswa.
(wawancara
tgl
20/12/2013).
Didukung
juga
wawancara
dengan
Wakasek
Kesiswaan Agus widodo, mengatakan:
Kita biasa mengadakan belajar malam atau sore terbimbing
di sekolah. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan kegiatan
belajar pengayaan sore hari bagi siswa kelas tiga. Dan Siswa
116
kelas satu dan dua juga belajar mandiri bersamaan waktu
sore hari di sekolah sesuai jadwal. Tugas guru mengabsen,
mengawasi sampai berakhir ketentuan jam belajar.
(wawancara tgl 20/12/2013).
Peran Visi dan Misi sekolah juga motivasi peran
sebagai
orang
tua
murid
untuk
membina
siwa.
Wawancara dengan Ibu Pendeta Herlianawati mengatakan:
Kita biasa berusaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan berbagai pembinaan dan pengajaran. Saya sebagai
orang tua murid selalu motivasi anak untuk lebih semangat
belajar dengan melengkapai fasilitasi sekolah. Belikan
pakaian seragam, Sepatu, Buku Tulis, Uang jajang sekolah,
antara jemput di sekolah, Membiayai uang SPP perbulan dan
sumbangan-sumbangan yang lain terhadap sekolah sesuai
kebutuhan dan permintaan untuk mewujudkan hasil belajar
siswa. (wawancara tgl 20/12/2013).
Senada dengan hasil wawancara bapak Rochadi
Mulyo selaku orang tua murid mengatakan bahwa:
Saya sebagai orang tua murid selalu membimbing, mengajar,
mengarahkan sehingga anak kita tidak mengikuti berbagai
pengaruh lingkungan tapi terfokus pada belajar dan
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Saya sering mengajar
mata pelajaran yang sulit diserap oleh siswa di sekolah.
Prestasi dan kemajuan hasil belajar siswa juga adalah kerja
keras dan peran dari kita orang tua murid. (wawancara tgl
06/05/2014).
Orang tua murid rasa memiliki terhadap perannya
juga karena dipengaruhi oleh kekuatan Visi dan Misi
sekolah dalam meningkat hasil belajar siswa. Perannya
adalah motivasi, mendidik dan mengajar.
Peran Visi dan Misi sekolah juga memotivasi
seluruh Wakasek dan Kordinator-kordinator untuk
lebih memahami fungi kerja dan bekerja mewujudkan
Visi dan Misi sekolah. Hasil wawancara wakasek
Kurikum Nugroho Kristanto, mengatakan:
Visi dan Misi sekolah memotivasi saya sebagai wakasek
kurikulum untuk mendesain, mengelola dan menata
kurikulum yang sesuai. Mengurus sejumlah mata pelajaran
117
dan
memfasilitasi guru untuk kontribusi proses
pembelajaran dengan segala sistem menjawab kebutuhan
siswa. Pembuatan jadwal dan pengawasan. Mengadakan
penilaiandan pengevaluasian kemajuan prestasi belajar
siswa. Kerjasama dengan Kepala sekolah. Prestasi dan
kemajuan hasil belajar siswa juga adalah kerja keras dan
peran wakil Kepala sekolah kurikulum. (wawancara tgl
06/05/2014).
Senada dengan Kepala sekolah Yumadi mengatakan, waksek kurikulum Nugroho Kristanto sangat
berperan aktif dalam merumus, merancang segala
model pembelajaran yang sesuai. Menyediakan segala
media pembelajaran. Memfasilitasi
dan mengawasi
proses belajar dan mengajar. Siswa memahami standar
isi. Perubahan pengingkatkan hasil belajar siswa adalah juga karena peranan wakil Kepala sekolah Kurikulum. Peran Visi dan Misi sekolah motivasi kordinator
Sarana
dan
Prasarana
untuk
semangat
bekerja.
Wawancara dengan wakasek Sarana dan prasarana Edi
Cahyono, mengatakan:
Peran saya dalam mewujudkan hasil belajar siswa adalah
bagaimana melengkapi, mengurusi dan menyimpan segala
sarana dan prasarana yang akan mendukung kegiatan di
sekolah, Semua warga sekolah boleh beraktivitas dengan
maksimal, tujuannya mengahasilkan prestasi belajar siswa.
Saya memfasilitasi sarana dan prasarana sekolah. Meyimpan
sarana dan prasarana yang tidak digunakan agar lokasi
bersih dan nyaman untuk siswa semangat belajar tanpa
gangguan. Mengadakan sarana dan prasarana yang bisa
digunakan
siswa
sesuai
kebutuhan
untuk
belajar
mewujudkan Visi sekolah dan Visi dan misi kepala Sekolah.
Siswa boleh mencapai hasil belajar yang memuaskan karena
tidak terlepas dari
peran sarana dan prasarana juga.
(wawancara tgl 06/01/2014).
Kepala sekolah Yumadi mengatakan tanpa sarana
dan prasarana warga sekolah tidak dapat mengakses
pekerjaan. Atau sebaliknya, Keterbatasan sarana dan
prasarana akan menghambat kegiatan warga di seko118
lah. Sehingga itu juga mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Sementara Ida Farida Ismiati mengatakan, Peran
Visi dan Misi sekolah motivasi kita Tata Usaha (TU)
juga dalam pekerjaan sehari-hari mengakses berbagai
pengurusan pendokumentasian sekolah, pengelolaan,
dan pengurusan administrasi sekolah. Kordinator TU,
Alisudariani, mengatakan:
Tugas kita TU memfasilitasi proses belajar dan mengajar.
Mengurusi segala administrasi sekolah. Menyimpan data,
mengelola data dan mempublikasikan data sesuai
kebutuhan. Mendokumentasikan segala kegiatan dan
perkembangan sekolah. Pencapaian hasil belajar siswa
adalah peran kinerja kita yang baik. (wawancara tgl
06/04/2014).
Peran TU sangat mendukung juga dalam memfasilitasi warga sekolah. Terkait administrasi sekolah menyimpan dan mengelola data. Dengan tujuan yang
hakiki menghasilkan prestasi belajar siswa. Hasil belajar yang akan dicapai siswa juga adalah dukungan dan
kerja keras Tata Usaha.
Selanjutnya dalam wawancara dengan kordinator
Perpustakaan, Paulus Widi, mengatakan:
Peran Visi juga memotivasi kita lebih semangat bekerja.
Peran kita mengahasilkan prestasi belajar siswa adalah
menuntun, mengawasi, melayani dan membina siswa belajar
dengan baik. Kita menerapkan aturan dan tata tertib bagi
mereka
yang
belajar
maupun
peminjaman
buku
perpustakaan. (wawancara tgl 06/01/2014).
Dengan demikian Visi dan Misi sekolah memberi
semangat baru warga sekolah untuk masing-masing
bekerja sesuai tupoksi kerja menghasilkan berbagai
prestas siswa.
a. Tantangan Peran Visi dan Misi Sekolah dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Selama Visi dan Misi sekolah belum sesuai dan
kurang pas, maka seluruh warga sekolah belum
119
termotivasi, komitmen dan semangat bekerja pada
masing-masing fungsi kerja untuk mencapai Visi
dan Misi sekolah. Bekerja tidak profesional sehingga
hasilnya juga tidak memuaskan berbagai pihak.
b. Strategi Pelaksanaan Visi dan Misi Sekolah
dalam meningkatkan hasil belajar Siswa
Sosialisasi Visi dan Misi sekolah dalam lembaga sekolah melalaui Pembinaan, Nasehat dan berbagai motivasi kerja. Menjelaskan fungsi Visi dan
Misi pada warga sekolah untuk tertap termotivasi
berkarya.
c. Hasil Peran Visi dan Misi Sekolah dalam
meningkatkan hasil belajar Siswa
Hasil yang segerah terlihat, adalah seluruh
warga sekolah. Kepala sekolah, seluruh Wakil Kepala sekolah, TU, Seluruh Kordinator Laboratorium,
Kordinator Perpustakaan dan tenaga teknis termotivasi mengabdi yang tinggi, karena berawal dari
Visi dan Misinya jelas yang menggugah hati. Seluruh pemangku kepentingan sekolah bekerja keras
mewujudkan prestasi siswa akademik maupun non
akademik. Peran Visi memotivasi melengkapi diri
berbagai kemampuan kerja. Mulai dari keterampilan komunikasi, Kompotensi kepribadian, Kompotensi profesional, Kompotensi sosial, dan pemahaman lebih jauh tentang ilmu terkait.
4.2.2 Karakteristik Kepemimpinan Visioner Kepala
Sekolah
Gaya kepemimpinan dan karakteristik kepemimpinan tidaklah sama. Gaya diulas lebih terfokus pada
sikap dan tingkah laku seseorang. Sedangkan karakteristik/ciri diulas tentang nilai-nilai yang dianut dalam
120
seorang pemimpin Kepala sekolah. Wakasek Kesiswaan
Agus widodo mengatakan:
Kepala sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga
memiliki sebagian karakter kepemimpinan Kepala sekolah
Visioner. Ia memiliki Pandangan melua syang jauh kedepan
dan selalu berusaha mencapainya. Mempunyai komiten dan
berani menanggun resikonya, Semangat, tekun dan ulet
dalam fungsi kerjanya dalam mencapai Visi dan Misi sekolah.
(wawancara 09/01/2014).
Senada dengan hasil wawancara guru bidang studi
Bambang Sarwono, menjelaskan:
Kepala sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana memiliki ciriciri Kepemimpinan Visioner untuk mempegaruhi bawahan,
antara lain: Ia selalu bekerja keras menggugah, mengelola
mimpi menjadi kenyataan, mengajak orang lain berubah,
bergerak, memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk
bekerja lebih kreaktif. Bekerja lebih keras untuk
mendapatkan situasi dan kondisi sekolah yang lebih baik.
(wawancara 09/01/2014).
Karakteristik kepala sekolah visioner memiliki
nilai-nilai yang unik pada dirinya. Ciri kepemimpinan
Visioner yaitu kerja keras, menggerakan, mengajak dan
memotivasi bawahan meningkatkan semangat kerja
mencapai Visi dan Misi sekolah. Selanjutnya guru
Diana Erlianti mengatakan :
Kepala sekolah mampu mengubah Visi ke dalam aksi. Ia
menjelaskan Visi sekolah Lab. dan Visi dan Misi Kepala
sekolah secara semaksimal kepada warga sekolah maupun
kepada publik. Dan secara pribadi Kepala sekolah sangat
teguh terhadap Visi tersebut. Ia berani bertindak dalam
meraih tujuan. Percaya diri serta Integritas diri. Tidak Peragu
dan selalu siap menghadapi resiko. Ia bertindak sebagai
motivator, berorientasi pada kinerja terbaik untuk
pemberdayaan, dan kesanggupan untuk memberikan arahan
kongrit yang sistematis. (wawancara 09/01/2014).
Kepala sekolah meningkatkan karakteristik kepemimpinan Visioner. Menemukan kelemahan karakteristik Kepemimpinan Visioner. Selanjutnya berupaya
membenahi diri dengan berbagai upaya demi mewujudkan Visi dan Misi sekolah.
121
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Manajemen Kepemimpinan Visioner Kepala
Sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana
Salatiga
Pengelolaan suatu instansi sekolah tentunya Kepala Sekolah memahami kata manajemen dan Kepemimpinan dalam penerapan sehari-hari. Manajemen
dan Kepemimpinan sangat terjaling dan tidak dipisahkan meskipun beda fungsi. Apa itu manajemen? Dan
apa itu kepemimpinan, penulis menjelaskan di bawah
ini.
1. Manajemen
Dalam
kerjasama
wadah
yang
organisasi
baik
untuk
ada
manajemen,
mewujudkan
tujuan
bersama. Peran kepala sekolah dalam manajemen
sekolah adalah mengarahkan, Mengatur dan menunjuk
jalan untuk bagaimana cara kerja efisien dan efektif.
Terkait
dengan
manajemen
sekolah
tercakup ada
beberapa hal, antara lain (1) Ada pengorganisasian
Artinya Pembagian tugas sesuai minat dan bakat serta
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk bekerja dan
bertanggung jawab; (2) Ada perencanaan/program kerja
artinya dari masing-masing anggota dalam organisasi
punya program kerja; (3) Ada pendelegasian artinya
melimpahkan kewenangan atau mempercaiyai orang
lain; (4) Ada supervisi sekolah artinya Melaksanakan
supervisi sekolah untuk mengambil data dan penilaian
kinerja dengan panduan supervisi pada masing-masing
fungsi kerja guru. Supervisi sekolah tidak sekedar
pengawasan, pengontrolan dan monitoring semata,
Melainkan ditindaklanjuti perbaikan ketika terdapat
122
kelalaian terkait administrasi maupun sistem kerja
lainnya. Perbaikan dilakukan secara Individu maupun
kelompok
dengan
menasehati,
memberikan
mengadakan
panduan
kegiatan
kerja,
training
atau
pelatihan; (5) Sedangkan evaluasi artinya mengadakan
rapat bersama, mengevaluasi masing-masing program
kerja
ataupun
Evaluasi
kegiatan
dengan
yang
kata
lain
telah
dilaksanakan.
penilaian.
Inti
dari
pengevaluasian program kerja adalah menyampaikan
faktor-faktor
penghambat
dan
pendukung
dalam
pelaksanaan kegiatan/program kerja. Tujuan evaluasi
adalah pengecekan dan perbaikan semua kegagalan
dan kesuksesan pekerjaan.
Manajemen sekolah terlaksana dengan sebaikbaiknya sesuai standar. Maka hal itu bermanfaat bagi
pengembangan sekolah yang lebih baik untuk mencapai Visi dan Misi sekolah.
2. Kepemimpinan
Kepala sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana
sebagai pemimpin memiliki sifat dan perilaku serta
kemampuan-kemampuan,
antara
lain
(1)
memiliki
kekuatan rohani dan jasmani sehingga dengan sukacita
berkarya; (2) mampu mengendalikan emosinya dan
tidak
cepat
tersinggung
bahkan
melampiaskan
emosianya dengan tindakan dan kata-kata. Tapi ia
penuh
dengan
sabar
menghadapi
segalanya;
(3)
memiliki hubungan baik dengan bawahan. Dia lebih
banyak mendengarkan, menghargai pendapat orang
lain
dan
menanggapi
dengan
penuh
kelemah
lembutuhan. Dia penuh pengertian dengan keluhankeluhan
bawahan,
sehingga
123
bawahannya
berani
mencurahkan isi hatinya; (4) Memotivasi diri dan
percaya diri tinggi. Ada keinginan untuk menjadi
seorang pemimpin yang dikagumi oleh bawahan; (5)
Memiliki kemampuan komunikasi dengan orang lain,
melalui
tertulis
dan
lisan.
Tidak
membosankan
bawahan dan mudah menaggapi isi penyampaian.(6)
Memiliki kemampuan mengajar, menjelaskan dengan
metode yang mudah dipahami orang lain; (7) Memiliki
kemampuan bersosial. Ia peramah dalam pergaulan,
Hidup dalam kesetiakawanan, mudah mengunjungi
dan peratian penuh terhadap kerja bawahan, suka
menolong. Senang jika bawahan hidup dalam kepuasan
yang mendatangkan semangat kerja. (8) Perhatian baik
kepada tugas maupun kepada hubungan kerja dalam
kelompok. (9) Memiliki pandangan yang jauh kedepan
dan selalu berusaha mencapainya. Mempunyai komiten
dan berani menanggung resikonya, Semangat, tekun
dan ulet dalam fungsi kerjanya dalam mencapai Visi
dan Misi sekolah. (10) Pekerja keras menggugah,
mengelola mimpi menjadi kenyataan, mengajak orang
lain berubah, bergerak, memberi inspirasi, memotivasi
orang lain untuk bekerja lebih kreaktif. Bekerja lebih
keras untuk mendapatkan situasi dan kondisi sekolah
yang lebih baik. (11) Ia berani bertindak dalam meraih
tujuan. (12) Percaya diri serta Integritas diri. (13) tidak
Peragu dan selalu siap menghadapi resiko. (14) Ia
bertindak sebagai motivator, berorientasi pada kinerja
terbaik untuk pemberdayaan, dan kesanggupan untuk
memberikan arahan kongrit sistematis.
Kepala sekolah berhasil dalam kepemipinannya
apa bila ia memiliki berbagai kemampuan dan ciri-ciri
124
kepemimpinan tersebut dan akan bermanfaat bagi
organisasi yang dimpimpinnya. Sehingga ia mampu
mempengaruhi
bawahan
dengan
sikap
dan
gaya
kepemimpinan sesuai standar atau teori yang sudah
dijelaskan demi pencapaian Visi dan Misi sekolah
3. Upaya Kepala Sekolah Menyatukan Kegiatan Guru, Siswa, TU, Komite Sekolah dalam Visi dan
Misi Sekolah
Ada beberapa Upaya Kepala sekolah dalam rangka
menyatukan warga sekolah, sebagai berikut.
Pertama, Supervisi Sekolah (School Supervision).
Kepala sekolah mengadakan supervisi secara terencana
dan bertahap dengan tujuan menyatukan seluruh
kegiatan guru di sekolah. Ia melaksanakan supervisi
sekolah
terhadap
tugas
dan
fungsi
guru
demi
peningkatan mutu mengajar sekaligus langkah-langkah
sepervisi sekolah, sebagai berikut (1) Supervisi sekolah
berawal dari komunikasi yang baik dengan bawahan
untuk persiapan diri jauh sebelumnya; (2) Supervisi
sekolah
dilaksanakan
terhadap
Guru,
Mulai
dari
kesiapan administrasi perangkat guru, kegiatan proses
belajar mengajar guru di kelas. Pembukaan materi, Inti
kegiatan sampai evaluasi belajar dan mengajar; (3)
Supervisi
sekolah
sesuai
jadwal
tapi
kadangkala
supervisi sekolah tanpa diketahui guru untuk melihat
kesungguhan, ketelitian dan keseriusan kerja.Tujuan
Supervisi Sekolah, sebagai berikut (1) Mengetahui
keluhan dan masalah yang dihadapi bawahan dalam
tugas dan fungsi kerja masing-masing; (2) Mengecek
tingkat
kemajuan
berdasarkan
panduan
pekerjaan,
penilaian
125
menilai
kinerja
terhadap
seluruh
administrasi guru, proses belajar mengajar di kelas,
membina dan mengarahkan bawahan dan menindaklanjuti dengan kegiatan pembinaan atau pelatihan
secara individual maupun kolektif sampai mereka
pahami
dan
melaksanakan
tugas
sesuai
standar
kompotensi kerja yang telah ditetapkan.
Kepala sekolah melaksanakan supervisi sekolah
dengan baik sesuai standar. Dan bermanfaat bagi guru
untuk
membenahi
kelengkapan
administarsi
guru
maupun pelaksanaan proses belajar dan mengajar demi
mewujudkan Visi dan Misi sekolah.
Kedua, Motivasi Kerja (Work Motivation). Kepala
sekolah
jeli
melihat
kebutuhan
bawahan
dan
memenuhinya merupakan motode untuk menyatukan
kegiatan guru dan tenaga kependidikan dalam hal
memotivasi semangat kerja. Kepala sekolah memenuhi
kebutuhan bawahan antara lain (1) Pembayaran dan
Pengurusan gaji dan tenaga honorer pada tepat waktu;
(2) Memenuhi kebutuhan keamanan dan keselamatan
seluruh
warga
sekolah. (3) Memenuhi kebutuhan
Kebersamaan, pertemanan, Sosial, dan cinta kasih sayang
warga sekolah dan saling mengunjungi. (4) Me-
menuhi kebutuhan akan harga diri dan rasa hormat
dari orang lain, tidak ada perbedaan-perbedaan, dan
diskirminasi
tapi
yang
ada
adalah
kebersamaan,
kekompakan dan saling menghargai; (5) Memenuhi
kebutuhan bawahan dengan maksimalkan kemampuan, keterampilan, dan potensi yang dimiliki. (6)
Lingkungan sekolah bersih, aman dan nyaman agar
masing-masing guru, TU gairah dan semangat bekerja;
(7) Sarana dan prasarana serta fasilitas terpenuhi.
126
Kepala
sekolah
dengan
memenuhi kebutuhan
bawahan sehingga bermanfaat bagi pendidk dan tenaga
kependidikan untuk semangat bekerja dan mengabdi
sesuai tupoksi kerja demi pencapaian Visi dan Misi
sekolah.
Ketiga, Mendidik (Educate). Sistem Pendidikan
Nasional nomor 2 tahun 1989 tentang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa mendatang. Maka dengan
merancang model pembelajaran yang sesuai untuk
membina, mendidik siswa dengan berbagai pengajaran
maka siswa menjadi pribadi yang mandiri dan utuh.
Mendidik siswa dan guru tidak hanya lewat kongnitif
semata
malainkan
disertai sikap kehidupan
yang
menjadi teladan bagi setiap Siswa.
Kepala Sekolah menyatukan kegiatan Guru dan
Siswa di sekolah dengan mendidik, membina, menasehati, mengajar organisasi siswa maupun organisasi
guru dengan berbagai metode dan pendekatan yang
sesuai, yaitu (1) Mendidik Siswa. Kepala sekolah
melaksanakan
segala
pembinaan
siswa.
Tujuan
mendewasakan, mengubah sikap dan tingkah laku
siswa dan menyiapkan segala potensi siswa dengan
berbagai kegiatan akademik maupun non akademik di
sekolah. Kegiatan pendidikan siswa berlangsung secara
kolektif
maupun
individual
melalui
Wakasek
kesiswaan, Guru BK, masing-masing guru bidang studi
dan Kepala sekolah juga ambil bagian dalam kegiatan
pembinaan siswa. (2) Mendidik Guru. Kepala sekolah
mendidik/membina
tenaga
127
pendidikdan
tenaga
kependidikan dalam pengembangan standar kompotensi guru. Kepala sekolah mengunjungi dan mengsupervisi masing-masing guru tentang Kompotensi Pedagogik,
Kompotensi
Kepribadian,
Kompotensi
Profesional,
Kompotensi sosial. Sehingga memungkinkan tenaga
pendidik terbina untuk mudah membina, mendidik
siswa dengan kompotensi guru yang dimiliki melalui
kegiatan training maupun bentuk pembinaan yang lain.
Ada manfaatnya ketika kepala sekolah mendidik
organisasi siswa maupun organisasi guru. Manfaat
pendidikan
yang
dirasakan
bagi
siswa
adalah
pembentukan karakter dan tingkah laku yang sesuai
serta memiliki berbagai skill. Sedangkan manfaat bagi
organisasi guru adalah mampu mengelola kelas dengan
kompotensi guru demi pencapaian Visi dan Misi
sekolah.
Kempat,
komunikasi
(Communication).
Adalah
penyampaian isi pesan oleh kepala sekolah dengan berbagai metode, pendekatan dan media untuk menyatukan kegiatan bawahan.
Kepala sekolah memiliki komunikasi yang efisien
dan efektif dengan menjelaskan maknanya secara baik
berdasarkan kode etik komunikasi. Ada komunikasi
sebelum melaksanakan supervisi Sekolah, sebelum
Pengevalusian Program kerja, saat rapat-rapat dinas
bahkan juga dalam nasehat dan bimbingan bagi warga
sekolah. Komuniukasi yang baik tidak membosankan
orang lain karena bicara singkat jelas dan padat. Topik
dan tujuan komunikasinya jelas, Ia lebih banyak mendengarkan komunikasi, meyakinkan dan menanggapinya dalam tindakan. Mampu mengambil keputusan
128
yang matang dan melakukan sesuai kesepakatan bersama dan berani menanggung resiko. Kepala sekolah
mampu mengonsep dan diwujudkan dalam komunikasi
melalui tertulis maupun lisan. Komunikasi yang baik
Kepala sekolah menyatukan kegiatan warga sekolah.
Manfaat dari komunikasi. Ada kerja sama yang
baik
antara
guru,
wakasek,
TU
dan
kordinator-
kordinator. Komunikasi memudahkan untuk mengetahui permasalahan, memecahkan masalah, terlebih
motivasi kerja bawahan untuk meningkatkan kerja
sama mewujudkan Visi dan Misi sekolah.
4. Upaya Kepala Sekolah Sosialisasi Visi dan Misi
Sekolah
Berdasarkan uraian diatas, maka upaya kepala
sekolah sosialisasi visi dan misi sekolah dijalankan
dalam tahapan: (1) Kepala Sekolah mengembangkan
Visi Sekolah; (2) Mengembangkan Misi sekolah; (3)
Melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan
misi ke dalam tindakan. Kepala Sekolah sosialisasi Visi
dan Misi sekolah ke Pemangku kepentingan sekolah.
Memusatkan perhatian pada kegiatan mendengar
dan menjelaskan Visi. Mewujudkan partisipasi sekutu
untuk berasama memiliki Visi. Kelompok ini membawa
rasa kesatuan dan kerja sama, yang menghasilkan
tingkat kepercayaan dan kerja tim yang baru. Komunikasi visi dan misi tingkat dalam dan tingkat organisasi
di luar terus dikembangkan sehingga menciptakan
kondisi di mana kreaktivitas berkembang. Kerja sama
dan menopang mewujudkan Visi dan Misi Sekolah.
Kepala
sekolah
mampu
melaksanakan
segala
upaya Sosialisasi Visi dan Misi sekolah dan Kepala
129
sekolah. Penyampaian Visi dan Misi sekolah berupa
lisan maupun tertulis. Sosialisasi Visi dan Misi sekolah
maupun Kepala sekolah mulai dari dalam organisasi
sekolah. Masing-masing warga di sekolah mengetahui
Visi dan Misi Sekolah pada saat penyusunan program
kerja.
Sosialisasi
Visi
dan
Misi
sekolah
sebelum
melaksanakan Supervisi sekolah dan pengevaluasian
perogram kerja, Sosialisasi Visi dan Misi sekolah
kepada Siswa saat berlangsung kegiatan MOS siswa
baru. Dan sosialisasi Visi dan Misi sekolah kepada
orang tua murid pada saat kegiatan rapat dinas tahun
ajaran
baru.
kalimat
Visi
Kepala
dan
sekolah
Misi
menjelaskan
Sekolah,
Tujuan
motto,
sekolah.
Selanjutnya kepala sekolah sosialisasi visi dan misi
sekolah ke pemangku kepentingan sekolah dengan cara
yang sama melalui lisan ataupun tertulis dengan
berbagai media. Mengkomunikasikan visi dan Misi
Sekolah ke kelompok/organisasi lain kepada Yayasan,
Pemerintah atau Dinas pemuda dan Olahraga setempat
dan kepada masyarakat umum. Membicarakan Visi dan
Misi sekolah, menjelaskan makna penting dari Visi dan
Misi
Sekolah.
Menjelaskan
tahapan–tahapan
pem-
buatan Visi dan Misi Sekolah, Sehingga dengan tujuan
hakiki adalah meyakinkan lalu mereka mengetahui,
tergugah hati. Selanjutnya meningkatkan kerja sama
dan saling menopang mewujudkan Visi dan Misi
Sekolah dalam tindakan.
Manfaatnya bagi sekolah adalah meningkatnya
minat orang tua murid menyekolahkan anak di SMA
Lab Kristen Satya Wacana. Munculnya pihak-pihak lain
yang peduli terhadap visi dan misi sekolah seperti dari
130
pemerintah, Yayasan, universitas maupun masyarakat
luas. Prinsipnya mampu mendorong meningkatnya
kerja sama mewujudkan Visi dan Misi sekolah.
5. Peran Visi dan Misi Sekolah dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa
Kepala sekolah memahami pentingnya Visi dan
Misi bagi sekolah. Selanjutnya
mereka berusaha
merumuskan dan menetapkan sebagai Visi dan Misi
Sekolah. Visi dan Misi sekolah mempunyai kekuatan
pengaruh sangat besar. Peran Visi memberi Inspirasi
bagi semua anggota dalam organisasi dan membantu
mempersatukan kekuatan mereka dalam arah yang
sama. Peran Visi dan Misi sekolah memotivasi seluruh
warga
sekolah
bagaimana
komitmen
kerja
untuk
mencapai Visi organisasi terlebih meningkatkan hasil
belajar
siswa.
Peran
visi
merangsang
bagaimana
mambangun stratergi kerja. Strategi kerja akan menjadi
bagus jika
visinya
bagus.
Peran
Visi memotivasi
seluruh stakeholders berperan aktif dalam meningkat
hasil belajar siswa. Dalam hal itu maka tentunya
bagaimana penerapan
tentang Standar Pendidikan
Nasional tertuang dalam PP Nomor 19 tahun 2005. Di
dalam ada delapan standar Nasional Pendidikan (SNP):
Standar Kompotensi Lulusan Pendidikan, Standar Isi
Pendidikan,
Pendidik
Standar
dan
Proses
Kependidikan,
pendidikan,
Standar
Standar
Sarana
dan
Prasarana, Standar pengelolaan, Standar Pembiayaan,
Standar
penilaian
tentang
Standar
Pendidikan,
Kementerian Pendidikan Nasional (2010). Diperhatikanbagaimana boleh tersedia Input, Proses dan Output.
Dijelaskan masing–masing, sebagai berikut.
131
Pertama, Peran Visi memotivasi untuk benahi
Input. Input adalah kekuatan yang dimiliki di sekolah
untuk memperlancar proses.
Visi dan Misi Sekolah memotivasi Kepala sekolah
membenahi Input sesuai Standar Nasional Pendidikan
(SNP). Sekolah memiliki sarana dan prasarana, tenaga
pendidik dan kependidikan, Kurikulum yang sesuai,
ada Organisasi sekolah dan Sumber pendapatan Keuangan sekolah. Manfaatnya menghasilkan siswa-siswa
yang unggul dan berpresati. Menghasilkan siswa dan
siswi yang unggul di segala aspek. Lebih spesifik siswa
mencapai cerdas dan bermoral dalam tindakan dan
kehidupan sehari–hari.
Kedua, Peran Visi memotivasi untuk seluruh
warga Sekolah semangat aktif dalam Proses. Proses
merupakan sesuatu yang sedang terjadi perubahan,
awalnya tidak ada menjadi ada dengan proses simulasi.
Proses boleh terjadi dalam kurung waktu yang telah
ditetapkan. Dikatakan proses maka peran visi sekolah
mendorong
masing–masing
warga
sekolah
sedang
beraktivitas sesuai fungsi Kerja dalam jangka waktu
tertentu dan proses berkepanjangan. Proses belajar dan
mengajar boleh berlangsung. Memanajemen dan kepemimpinan Sekolah yang semaksimal. Seluruh Wakil
Kepala sekolah, Kordinator dan tenaga–tenaga teknis
sedang beraktifitas untuk mengingkatkan hasil belajar
siswa.
Visi dan Misi sekolah memotivasi Warga sekolah
bertanggung jawab sesuai fungsi kerja. Kepala sekolah
memebenahi Proses sesuai Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
Manfaatnya
menghasilkan
132
siswa/siswi
unggul dan berprestasi di bidang akademik maupun
non akademik. Ada Alumni sedang berguna bagi Nusa
dan Bangsa.
Ketiga, Peran Visi menghasilkan Output. Input
merupakan sarana. Sarananya sudah memadai. Maka
Hal itu sangat mendukung proses berlangung dengan
baik pula. Proses merupakan kegiatan sedang berlangsung. Jika Prosesnya berlangsung baik tanpa kendala, maka produknya memuaskan. Output merupakan hasil yang telah dicapai dari puncak segala kegiatan. Visi dan Misi Sekolah memotivasi Warga sekolah masih ada bertanggung jawab sesuai fungsi kerja
menghasilkan Output/kelulusan siswa yang berkompotensi.
Kepala sekolah bekerja keras dan menghasilkan
siswa-siwi yang unggul berprestasi di bidang akademik
maupun nonakademik. Siswa memperoleh pengetahuan yang tinggi terbukti dengan akan diraih prestasi–
prestasi akademik maupun non akademik di sekolah.
Tidak semata itu, namun masing–masing siswa terbentuk mentalitas, moralitas dan memiliki berbagai skill
untuk melanjuti kehidupan. Manfaatnya pengharuman
nama baik bagi sekolah, Siswa melanjutkan kuliah dan
banyak alumni yang sedang berkarya di seluruh tanah
air Indonesia.
6. Kendala-kendala yang dihadapi dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah Visioner dan
cara mengatasinya
a. Perencanaan (Plaining)
Pertama, kendala yang dihadapi dalam penyusunan
perencanaan
program
adalah
133
kurang
komunikasi
antara Kepala sekolah dan bawahan. Ada wakil Kepala
Sekolah dan kordinator kurang konsep program kerja
dan
minim
program
kerja.
Ada
yang
kurang
mendukung dalam program kerja sehingga terjadi pro
dan kontra dalam penerapan. Tidak saling mendukung
dalam melaksanakan program kerja. Program kerja
sebanyak
tapi
terlaksana
belum
terlaksana
kegiatanpun
belum
semuanya,
maksimal
dan
karena
kekurangan keuangan demi menyukseskan program
kerja.
Kedua,
cara
mengatasi
persoalan
adalah
mengembangkan siklus manajemen yang baik. Ada
beberapa
langkah
teknis,
yakni:
Membangun
komunikasi yang efisien dan efektif. Wakil Kepala
Sekolah
dan
masing-masing
kordinator
menyusun
program kerja, selanjutnya Kepala Sekolah dan warga
guru
yang
program
lain
kerja
menambahkan
pada
saat
rapat
atau
mengurangi
dinas
penetapan
program kerja sesuai anggaran dana yang ada. Kepala
Sekolah menetapakan program kerja yang sangat
mendukung mewujudkan Visi dan Misi sekolah yang
ada dari masing-masing fungsi kerja.
Dalam pelaksanaan program kerja, Kepala Sekolah
mendahulukan
kegiatan
yang paling
penting
dan
disesuaikan dangan kalender dan jadwal kerja yang
ada. Dalam melaksanakan program kerja pelaksana
kegiatan boleh mengajukan permohonan kepada Kepala
Sekolah untuk pengabulan dana jika kehabisan dana
yang telah dialokasikan, dan akhir kegiatan pembuatan Laporan Pertanggungga jawaban (LPJ) kepada
Kepala Sekolah.
134
b. Pengorganisasian (Organizing dan Staffing)
Pertama, kendala dalam pengorganisasian SMA Lab.
Kristen
Satya
Wacana
Salatiga.Kesalahan
dalam
Penempatan Wakasek dan kordinator, misalnya penempatan tidak sesuai minat, bakat, kemampuan serta
sikap,
latar belakang pendidikan dan pengalaman
kerja yang tidak mendukung dalam fungsi kerja.
Dampaknya bekerja belum maksimal. Hasil kerjanya
tidak memuaskan dan tidak mengindahkan perintah
kerja atasan dan kurang memahami keinginan Kepala
Sekolah. Kedua, Mengatasi persoalan pengorganisasian. Ada pembinaan dan nasehat bagi wakasek dan
setiap kor-dinator yang tidak sesuai minat dan bakat.
Jika tidak ada perubahan dalam pekerjaan maka bisa
reorganisa-si, merombak posisi kerja sesuai potensi.
c. Pengarahan (Leading)
Pertama, Kendala dalam Pelaksanaan Pengarahan
(Leading). Sering terjadi kendala dalam implementasi
pelaksanaan kerja Pada saat mau kunjungan kerja
karena terjadi ketabrakan dengan keluar tugas Dinas,
Sering waksek, atau kordinator tidak di tempat karena
ada halangan di luar. Kedua, Mengatasi persoalan
engarahan (Leading). Tidak terlalu paksa kehendak
Kepala sekolah tapi mengikuti situasi dan kondisi pada
saat itu dan menunda pelaksanaan implementasi
program kerja.
d. Supervisi dan Evaluasi Sekolah
Pertama, kendala dalam evaluasi dan supervisi
sekolah. Belum ada komunikasi dan kordinasi yang
baik antara Kepala sekolah dengan bawahan sebelum
memulai kegiatan Pengevaluasian dan Supervisi Seko135
lah. Sehingga ada beberapa dampaknya, antara lain (1)
Saat kegiatan ada yang belum siap disupervisi maupun
memaparkan program kerja yang telah terlaksana atau
belum terlaksana; (2) Belum ada panduan penilaian
dan pengevaluasian dan Supervisi sekolah; (3) Kurangnya kelengkapan administrasi untuk Supervisi sekolah;
(4) Sekedar Supervisi tanpa standar penilaian untuk
ditindaklanjuti dalam perbaikan atau pembenahian
selanjutnya;
(5)
Kadang
kala
lupa
menjalankan
Supervisi sekolah maupun Evaluasi Program sekolah.
Kedua, mengatasi persoalan supervisi dan evaluasi
sekolah.Menjelaskan manfaatnya dari supervisi dan
evaluasi sekolah bagi Wakasek, masing–masing koordinator, tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan
agar semua memahami dan persiapan administrasi untuk disupervisi ataupun pengevaluasian program kerja.
Meningkatkan kordinasi kerja yang baik. Menetapkan
waktu yang tepat. Menyiapkan panduan penilaian dan
menindaklanjuti dengan kegiatan pembinaan pembinaan.
e. Upaya Kepala sekolah Menyatukan Kegiatan
Guru, Siswa, TU, Komite sekolah dalam Visi dan
Misi sekolah
Kendala dalam Upaya Kepala sekolah menyatukan
kegiatan Guru, Siswa, TU, Komite Sekolah dalam Visi
dan Misi Sekolah. Belum memahami metode yang
sesuai
untuk
menyatukan
semua
pihak.
Masing-
masing fungsi kerja belum terlaksana dengan baik,
kekurangan fasilitas. Rendahnya supervisi sekolah,
pengawasan dan pengontrolan kerja terhadap bawahan.
Kebutuhan guru semakin meningkat. Latar belakang
136
kehidupan dan karakter siswa yang beda. Rendahnya
hubungan sosial karena rasa minder. Kemampuan
siswa yang berbeda dan memakan waktu yang cukup
lama untuk kontektualisasi dengan lingkungan sekolah
yang ada. Siswa bermasalah dalam finansial maupun
kesehatan.
Mengatasi persoalan Upaya Kepala Sekolah menyatukan kegiatan Guru, Siswa, TU, Komite Sekolah
dalam Visi dan Misi Sekolah. Memahami metode yang
sesuai menyatukan warga sekolah dalam masing-masing kegiatan. Meningkatkan komunikasi yang terbuka.
Melaksanakan Supervisi sekolah. Memotivasi Pendidik
maupun tenaga kependidikan dengan melengkapi kebutuhan dan fasilitas sekolah. Penggunaan keuangan
sekolah yang sesuai standar. Mencari tau keluhan dan
kendala yang dihadapi siswa. Mulai membina siswa
dengan kegiatan akademik maupun non akademik.
Meyakinkan dan motivasi siswa yang belum mampu.
Sekolah menyediakan beasiswa bagi siswa yang tidak
mampu tapi dengan memenuhi tuntutan. Meningkatkan pelayanan unit kesehatan sekolah (UKS).
f.
Upaya Kepala Sekolah Sosialisasi Visi dan Misi
Sekolah
Kendala dalam Upaya Kepala Sekolah Sosialisasi
Visi dan Misi Sekolah. Visi dan Misi sekolah belum
direvisi bersama sehingga sepihak warga sekolah tidak
setuju dengan Visi dan Misi sekolah. Rendahnya pemahaman dan keyakinan terhadap Visi da Misi sekolah.
Belum memahami cara yang tepat cepat dan akurat
dalam penyebaran Visi dan Misi Sekolah.
137
Mengatasi persoalan Kepala sekolah Sosialisasi
Visi dan Misi Sekolah. Merumus dan merivisi Visi dan
Misi sekolah secara bersama warga sekolah. Memahami
pentingnya sosialisasi Visi dan Misi Sekolah. Penyebaran Visi dan Misi sekolah melalui berbagai media.
Mengadakan diskusi dan seminar tentang Visi dan Misi
Sekolah yang ada.
4.3.2 Karakteristik Kepemimpinan Visioner Kepala
Sekolah
Ciri-ciri Kepemimpin Visioner Kepala sekolah
jauh lebih baik dari gaya kepemimpinan yang lain.
Kepala sekolah yang memiliki Ciri/Karakteristik kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah, antara lain : Kepala
sekolah mampu merumuskan Visi dan Misi sekolah;
Kepala sekolah mampu menyebar Visi dan Misi Sekolah; Kepala sekolah mampu menyatukan semua warga
sekolah dalam kegiatan masing–masing dengan tujuan
mencapai Visi dan Misi Sekolah; Kepala sekolah mempunyai pandangan yang jauh lebih besar kedepan;
Kepala sekolah mampu melihat tantangan dan peluang
yang ada. Peluang untuk dimanfaatkan. Ada Tantangan
maka ia berani mengatasi masalah–masalah yang bermunculan dengan cara yang tepat, cepat dan akurat;
Kepala sekolah mampu berusaha dan kerja keras
mendorong organisasi untuk bekerja mencapai tujuan
organisasi; Kepala sekolah menjadi agen perubah
inovasi
pada
hal-hal
yang
baru;
Kepala
sekolah
mempunyai komiten dan berani menanggung resikonya, Semangat, tekun dan ulet dalam fungsi kerjanya
dalam mencapai Visi dan Misi sekolah; Kepala sekolah
selalu berusahamenggugah, mengelola mimpi menjadi
138
kenyataan, mengajak orang lain berubah, bergerak,
memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk bekerja lebih kreaktif. Bekerja lebih keras untuk mendapatkan situasi dan kondisi sekolah yang lebih baik; Kepala
sekolah berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh
percaya diri, Integritas diri, tidak peragu dan selalu
siap menghadapi resiko; Kepala sekolah bertindak sebagai motivator, berorientasi pada kinerja terbaik untuk pemberdayaan, Kesanggupan untuk memberikan
arahan kongrit yang sistematis; Kepala sekolah Inovativ
dan proaktiv dalam menemukan hal-hal baru.
Ciri
kepepemimpinan
visioner
menentukan
pencapaian Visi dan Misi sekolah. Kepala sekolah
merumus
mempunyai
dan
miliki
karakter
Visi
dan
Visioner
Misi
akan
tapi
tidak
menghambat
peningkatan hasil belajar siswa dan mutu sekolah.
Terlebih tidak mencapai pada Visi dan Misi sekolah
melalui organisasi. Semestinya, Ia memiliki pandangan
yang jauh kedepan dan selalu berupaya. Ia berani
mengambil resiko semangat kerja, tekun dan ulet
memburuh pencapaian Visi dan Misi sekolah.
139
Download