BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga Pada bagian ini diuraikan gambaran umum visi dan misi sekolah, pengorganisasian, tenaga pendidik dan kependidikan, siswa dan prestasi belajar siswa serta sarana dan prasarana sekolah. 1. Visi, Misi, tujuan dan Motto SMA Lab. Kristen Satya Wacana Visi Sekolah Menengah Atas (SMA) Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga merupakan Sekolah Visioner. Sekolah yang tanggap terhadap perubahan paradigma pendidikan dan mazhab pendidikan, sehingga secara terus menerus meningkatkan diri agar menjadi alat kesaksian dan pelayanan yang berkualitas. Misi (1) Tanggap terhadap segala perubahan; (2) Bersaksi dan berinovasi dalam bidang pendidikan; (3) Meningkatkan jejaring antar sekolah; (4) Meningkatkan jejaring dengan universitas. Tujuan (1) Membantu peserta didik dalam bidang pen-didikan agar tiap–tiap peserta didik dapat mengembangkan potensi masing–masing serta tanggap terhadap segala perubahan yang terjadi terutama perubahan dalam bidang pendidikan; (2) Melaksanakan inovasi dan pelayanan di bidang pendidikan untuk meningkatkan 67 kualitas pelayanan dalam bidang pendidikan; (3) Menjalin kerjasama antara suprastruktural baik yang ada di lingkungan Sekolah Lab. (KB, TK. SD dan SMP) maupun antar Meningkatkan unit dilingkungan kualitas kesaksian YPTKSW; dan (4) pelayanan kepada peserta didik, orang tua siswa, gereja, bangsa dan masyarakat serta antar tenaga civitas akademika dilingkungan SMA Kristen Satya Wacana. Nilai-nilai (1) Cinta/Kasih sayang (Love); (2) Mendengarkan (Listen); (3) Mentaati (Obey); (4)Tindakan yang luhur (Virtues); (5) Mengontrol Emosi (Emotional Controling). Semboyan Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan (Amsal. 7:1). 2. Struktur Organisasi SMA Lab. KristenSatya Wacana Salatiga mempunyai sruktur organisasi yang dinamis. Guru, Wakasek dan Kordinator bertanggung jawab kepada Kepala sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab dalam Laporan Pertanggung jawaban setiap tahun atau per semester kepada Direktur sekolah. Direktor bertanggung jawab kepada Pengurus YPTKSW. Struktur organisasi SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga. Lihat Tabel 4.1, sebagai berikut. 68 Tabel 4.1 STRUKTUR ORGANISASI SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA PENGURUS YPTKSW REKTOR DIREKTUR SEKOLAH LABORATORIUM KEPALA SEKOLAH SEKRETARIS SEKOLAH LAB. KOR. KOR. SARPRAS PERPU ADMINIS ST WAKA KURI. KOR. TEK. INF DEWAN PEGAWAI WAKA KESIS. WAKA HUMAS PSC PARENTS SUPPORTING COMUNITY KOR. KOR. KOR. KOR. KOR. PEMB. BID. KEL. UNIT PROG. KERO BK MAPEL USA- INTER H &an HUMA HA SOSI NISTIK IPA AL AKAD IPS E BHS MIK &an KESEJ SENI AH TERAA KORD. N. LAB KOPER FIS. KIM. BIO. BHS KOR. KEP NILAI.LAB DEWAN PENDIDIK Sumber : Data Tata Usaha (TU) 69 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga memiliki organisasi berbentuk Yayasan. Struktur organisasi terdiri Pengurus YPTKSW, Rektor, Direktur Sekolah, Kepala Sekolah, Sekretaris Sekolah (TU), Wakil Kepala Sekolah Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Siswa, Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat (Humas), Kelompok Pendukung Sekolah, dan Kordinator Program. 3. Profil Kepala Sekolah Kepala Sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga diangkat oleh Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) melalui rapat pengusulan kepala sekolah oleh seluruh guru dan TU SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga. Tabel 4.2 Kepala Sekolah dan Wakil Kepalasa Sekolah tahun 2010-2014 Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Jenis Pen Kelamin No Nama Jabatan Usia d L P Jumadi, Kepala 1. 47 S2 S.Pd; M.Si Sekolah Nugroho Wakasek 2. Kristanto, Kurikul 48 S1 S.Pd um Wakasek Agus widodo, 3. Kesiswaa 50 S1 S.Pd n Sumber : Data Tata Usaha (TU) Masa Kerja 19922014 19962014 19912014 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa, SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga mempunyai Kepala sekolah dan waki Kepala sekolah. Wakil-wakil Kepala sekolah membantu kerja Kepala Sekolah. Kepala sekolah bergelar Magister pembangunan dan wakil-wakil Kepala 70 sekolah bergelar Sarjana Pendidikan. Mereka cukup berpengalaman mengajar siswa di sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga sekurangnya 20 tahun. 4. Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kepala Sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana melengkapi tenaga pengajar dengan kegiatan perekrutan tenaga pendidik sesuai kurikulum dan kebutuhan guru. Tenaga pendidik yang ada berjenis kelamin perempuan dan laki-laki. Kualifikasi pendidik S2, S1 dan D3 (lihat Tabel 4.3). Tabel 4.3 Kualifikasi, Pendidikan, status, Jenis Kelamin dan Jumlah Guru No. 1. 2. 3. 4. Tingkat Pend. Jumlah dan Status Guru GT/ PNS Jenis GTT/Guru Bantu Kelamin L P L P 5 1 13 6 4 2 1 - S2 S1 D3 D2 SMA/ 5. sederejat Jumlah 18 6 Sumber : Data Tata Usaha (TU) Jmlh 6 25 1 - - - - 6 2 32 Tabel 4.3 menunjukkan guru tetap dan tidak tetap SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga berjumlah 32 orang. Terdiri dari 14 guru laki-laki bergelar sarjana (satu orang bergelar S2) dan 6 guru perempuan bergelar sarjana. Sementara guru tidak tetap berjumlah 6 orang laki-laki dan 2 orang perempuan, 1 bergelar D3, 6 bergelar sarjana dan 1 bergelar magister. Kepala sekolah SMA Lab. Krisen Satya Wacana melengkapi 11 orang tenaga kependidikan meliputi TU, 71 tenaga adminstrasi, Kordinator Perpustakaan dan tenaga teknis lain dengan tujuan proses belajar dan mengajar terlaksana dengan baik. Kualifikasi tenaga kependidikan berjenjang SMA Lihat Tabel 4.4. Tabel 4.4 Tenaga kependidikan Jumlah dan Status Guru Pegawai Tetap/ PTT/Pegawai No. Jenis Kelamin Bantu L P L P 1. S2 2. S1 3. D3 4. D2 5. SMA 9 2 Jumlah : 9 2 Sumber : Data Tata Usaha (TU) Tingkat Pend. Jm lh 11 11 Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa, SMA Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga mempunyai tenaga kependidikan terdiri dari 9 perempuan, berjumlah Yayasan. DiSKkan 11. ada laki-laki dan 2 Pembagian yang tugas oleh sebagai tenaga administrator sekolah, ada yang sebagai satpam sekolah dan ada pula yang sebagai tenaga klening Service. Mereka masih mengabdi menyukseskan segala kegiatan di sekolah. Guru SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga memenuhi standar kependidikan. Sampai saat ini Mereka masih mengabdi sesuai disiplin ilmu. Jumlah masing-masing Guru bidang study. Dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut. 72 Tabel 4.5 Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian) No. 1. Guru IPA Jumlah guru Jumlah guru dengan tugas dengan tugas mengajar sesuai mengajar TIDAK dengan latar sesuai dengan belakang latar belakang pendidikan pendidikan D1/ S1/ S2/ D1/ S1/ S2/ D3 D3 D2 D4 S3 D2 D4 S3 - - 4 4 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mat. 3 Bhs Indo. 2 Bhs Ing. 3 Pend.Ag 1 IPS 3 1 Penjas. 1 Seni 1 Budaya 9. Pkn 2 10. TIK 2 11. Ketrampil 1 an 12. BK 1 13. Bhs Jpg 1 Jumlah 2 23 5 Sumber Data : Wakil Kepala Sekolah Kurikulum J m L h 8 - - 3 2 3 1 4 1 - - 1 - - 2 2 - - 1 - - 1 1 30 Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa, jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai latar belakang pendidikan sesuai standar pendidik dan tenaga kependidikan dapat dijelaskan sebagai berikut; (1) Guru mata pelajaran IPA berjumlah 8 orang, 4 orang bergelar sarjana dan 4 orang bergelar magister. (2) Guru mata pelajaran matematika, Bahasa Inggris dan IPS masing berjumlah 3 guru yang bergelar sarjana. (3) Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, PKN, TIK masing-masing berjumlah 2 guru yang bergelar sarjana. (4) Guru mata 73 pelajaran IPS 1 guru bergelar magister, guru mata pelajaran Pendidikan Agama, Penjaskes, Seni Budaya BK masing-masing 1 guru bergelar sarjana. (5) Guru mata pelajaran keterampilan, Bahasa Jepang masingmasing 1 guru bergelar D3. Guru SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga mengajar sesuai latar belakang pendidikan berjumlah 30 guru. 5. Profil Siswa Jumlah siswa yang masuk SMA Lab. Kristen Satya Wacana rata-rata 150 kebawa siswa di setiap tahun. Ada tiga program belajar bagi siswa, (1). Program Studi IPA (2). Program study IPS dan (3). Program studi Bahasa. Pemilihan program studi siswa tahun 2010/2011 s/d 2011/2012 mulai berlaku dari kelas XI (dua). Sesuai aturan kurikulum 2013 pemilihan program studi siswa mulai dari awal kelas X (satu) melalui ujian seleksi kompotensi siswa. Guru menguji kompotensi siswa dengan soal pilihan ganda dan wawancara. Tabel 4.6 Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar Kelas X No. Th. Pljrn 1. 2010/ 2011 2011/ 2012 2012/ 2013 2. 3. Jumlah Kelas XI Kelas XII Jumlah (kelas X + XI + XII) Jml Jml Jmlh Jmlh Jmlh Jmlh h h Romb Romb Romb Siswa Sisw Sis Sis el el el w wa Ro mb el 131 5 Kls 142 5 Kls 139 5 Kls 415 15 139 5 Kls 145 5 Kls 141 5 Kls 432 15 150 5 Kls 152 5 Kls 142 5 Kls 435 15 1.282 45 461 439 422 Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum 74 Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa data siswa setiap tahun semakin naik dibagi dalam 5 kelas belajar. (1) Data siswa tahun pelajaran 2010/2011. Kelas X 5 kelas 131 siswa; Kelas XI 5 kelas 142 siswa; Kelas XII 5 kelas 415 siswa. (2) Data siswa tahun pelajaran 2011/2012. Kelas X 5 kelas 139 siswa; Kelas XI 5 kelas 145 siswa; Kelas XII 5 kelas 141 siswa. (3) Data siswa tahun pelajaran 2012/2013. Kelas X 5 kelas 151 siswa; Kelas XI 5 kelas 152 siswa; Kelas XII 5 kelas 142 siswa. Jumlah keseluruhan siswa tahun pelajaran 2010/2011 s/d 2012/2013 adalah 1.282. Dan Jumlah rombongan belajar 15 kelas. 6. Prestasi Siswa Prestasi akademik siswa dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional (UN) sesuai program studi. Masingmasing program studi enam mata pelajaran Ujian Nasional. Lihat Tabel 4.7. Tabel 4.7 Prestasi Akademik : NUAN (Nilai Ujian Akhir Nasional) tahun 2010-2013 Program IPA Rata - Rata No Thn Pel Bhs Bhs Ind. Ing. Mat. Fis. Kim. Bio. Jmlh 1. 2010/ 8,27 9,53 5,15 9,58 9,49 9,10 54,09 2011 2. 2011/ 9,20 9,40 9,75 10,0 9,75 9,00 55,25 2012 3. 2012/ 9,20 9,30 9,60 9,20 9,70 9,20 55,20 2013 Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa Rata2 tiga mata pel. 8,52 9,52 9,37 prestasi akademik Nilai Ujian akhir Nasional tiga tahun terakhir Program IPA SMA Laboratorium terus meningkat. Dije75 laskan sebagai berikut (1) Tahun pelajaran 2010/2011 Nilai Ujian akhir Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia 8,27, Bahasa Inggris 9,53, Matematika 9,58, Fisika 9,58, Kimia 9,49, Biologi 9,10, berjumlah 54,09. Data rara-rata tiga mata pelajaran 852. (2) Tahun pelajaran 2011/2012 Nilai Ujian akhir Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia 9,20, Bahasa Inggris 9,40, Matematika 9,75, Fisika 10,0, Kimia 9,75, Biologi 9,00, berjumlah 55,25. Data rara-rata tiga mata pelajaran 9,37. (3) Bahasa Inggris 8,50, berjumlah 33,50, ratarata tiga mata pelajaran 8,38. Tahun pelajaran 2012/2013 Nilai Ujian akhir Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia 9,20, Bahasa Inggris 9,30, Matematika 9,60, Fisika 9,20, Kimia 9,70, Biologi 9,20, berjumlah 55,20. Data rara-rata tiga mata pelajaran 9,37. Dari uraian tersebut, prestasi akademik Nilai Ujian akhir Nasional Tahun 2010/2011 s/d 2012/2013 Program IPA SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga sudah memenuhi standar kelulusan. Hasil Ujian Nasional Program IPS semakin meningkat. Penjelasan nilai Ujian Nasional setiap mata pelajaran Program IPS selama tiga tahun terakhir. Dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut. 76 Tabel 4.8 Prestasi Akademik : NUAN (Nilai Ujian Akhir Nasional) tahun 2010-2013 Program IPS Rata - Rata No Thn Pel. Bhs Bhs. Mat. Ind. Ing. Eko Sos. Geo Jmlh 2010/ 9,20 9,60 9,25 9,25 9,60 9,60 52,75 2011 2011/ 8,40 8,60 8,40 8,80 9,10 9,10 2. 50,40 2012 2012/ 9,10 9,10 9,00 8,90 8,50 8,80 51,80 3. 2013 Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum 1. Rata2 tiga mata pel. 9,42 8,73 8,86 Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa, prestasi akademik Nilai Ujian akhir Nasional tiga tahun terakhir Program IPS SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga semakin meningkat. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Tahun pelajaran 2010/2011 Nilai rata-rata Ujian akhir Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia 9,20, Bahasa Inggris 9,60, Matematika 9,25, Ekonomi 9,25, Sosiologi 9,60, Geografi 9,60. Jumlah keseluruhan 52,75. Data rara-rata tiga mata pelajaran 9,42. (2) Tahun pelajaran 2011/2012 Nilai Ujian akhir Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia 8,40, Bahasa Inggris 8,60, Matematika 8,40, Ekonomi 8,80, Sosiologi 9,10, Geografi 9,10 berjumlah keseluruhan 50,40. Data rara-rata tiga mata pelajaran 8,73. (3) Tahun pelajaran 2012/2013 Nilai Ujian akhir Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia 9,10, Bahasa Inggris 9,10, Matematika 9,00, Ekonomi 8,90, Sosiologi 8,50, Geografi 8,80, berjumlah keseluru-han 51,80. Data rara-rata tiga mata pelajaran 8,86. 77 Hasil Ujian Nasional setiap mata pelajaran Program Bahasa tahun 2010-2013 dapat dilihat dalam tabel 4.9. Tabel 4.9 Prestasi Akademik : NUAN (Nilai Ujian Akhir Nasional) Tahun 2010-2013 Program Bahasa Rata - Rata Thn Jep Jmlh Rata2 tiga mata pel. 2010/ 8,6 8,92 9,42 8,64 8,58 9,15 2011 2. 2011/ 8,60 9,10 9,50 9,40 8,40 9,50 2012 3. 2012/ 9,20 9,00 8,60 8,50 9,30 9,30 2013 Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum 52,29 8,885 53,60 9,08 53,10 8,98 No Bhs Bhs Pel. Ind. Ing. Mat. Sas. Ant 1. Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa, prestasi akademik Nilai Ujian akhir Nasional Program Bahasa SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga semakin meningkat. pelajaran Dijelaskan 2010/2011 sebagai Nilai berikut Rata-Rata (1) Ujian Tahun akhir Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia 8,6, Bahasa Inggris 8,92, Matematika 9,42, Sastra 8,64, Antropologi 8,58, Jepang 9,15 berjumlah keseluruhan 52,29. Data rara-rata tiga mata pelajaran 8,885. (2) Tahun pelajaran 2011/2012 Nilai Ujian akhir Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia 8,60, Bahasa Inggris 9,10, Matematika 9,50, Sastra 9,40, Antropologi 8,40, Jepang 9,50. Jumlah keseluruhan 53,60 dengan rararata tiga mata pelajaran 9,08. Tahun pelajaran 2012/2013 Nilai ujian akhir nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia 9,20, Bahasa Inggris 9,00, Matematika 8,60, Sastra 8,50, Antropologi 9,30, Jepang 78 9,30 jumlah keseluruhan 53,10 dengan rara-rata tiga mata pelajaran 8,98. Berdasarkan pencapaian UAN tersebut, maka peringkat SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga lolos Ujian Nasional sesuai tabel 4.10. Tabel 4.10 Prestasi Akademik : Peringkat Rata NUAN (Nilai Ujian Akhir Nasional) Tahun 2010-2013 Peringkat Tingkat kecamatan (Rayon) No. Thn Pel. Tingkat Kab/Kota Tingkat Propinsi Sek. Sek. Sek. Swa Swa Skl Sek. Swa Sek. Swas Sek. sata sta h Sek. Swa sta Swa ta & Neg. & & Swa Neg. sta &Ne sta Neg. Neg. Neg. sta g. 2010/ 2011 2011/ 2. 2012 2012/ 3. 2013 Sumber : Data Wakil 1. - 1 - 3 - - - - 1 - 2 - - - - 1 - 3 - - - Kepala Sekolah Kurikulum Tabel 4.10 menunjukkan bahwa prestasi akademik rata-rata nilai akhir Nasional (NUAN) tahun 2010-2013 SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga meningkat. Dijelaskan sebagai 2010/2011 s/d berikut 2011/2013 (1) Tahun pelajaran memperoleh peringkat pertama selama tiga kali berturut-turut kelompok sekolah swasta tingkat kota. (2) Tahun pelajaran 2010/2011dan 2012/2013 memperoleh peringkat tiga kelompok swasta dan negeri tingkat kota. (3) Tahun pelajaran 2011/2012, peringkat dua kelompok swasta dan negeri di tingkat kota. Sementara dalam tabel 79 4.11, ditunjukkan bahwa tingkat kelulusan SMA Lab Kristen Satya Wacana adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Jumlah Angka Kelulusan dan Melanjutkan Study No. 1. 2. 3. Thn Pel. % Lulusan % yang Kelulu melanjutkn san pendidikan % Lulusan yang TIDAK melanjutk n pendidikan 97,92% (1 orang) Jmlh Pesert a Ujian Jmlh Lulus 137 136 97,92 % 97,92% 141 141 100 % 100 % - 142 142 100 % 100 % - 2010/ 2011 2011/ 2012 2012/ 2013 419 Siswa Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum Jumlah Dari tabel 4.11 menunjukkan bahwa, kelulusan jumlah peserta ujian nasional tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 137 siswa, Jumlah siswa yang lolos 136 siswa, 1 siswa tidak lulus (97,92%), karena nilai ujian tidak memenuhi syarat, dia diikutkan Ujian Paket C. Jumlah peserta ujian Nasional tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 141 siswa dinyatakan lulus 100%. Jumlah peserta ujian nasional tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 142 siswa dinyatakan lulus 100%. Keseluruhan peserta ujian nasional yang telah diwisudakan mulai tahun 2010/2011 s/d 2011/2013 adalah 260 siswa. Selain prestasi akademik, siswa SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga juga memperoleh prestasi non akademik sesuai Tabel 4.12 sebagai berikut. 80 Tabel 4.12 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik Tahun 2010/2011 Tingkat No. Nama Lomba Tahun 2011/2012 Tingkat Jua Kab Pro ra Pro Na Nas. /Ko v ke : v s. ta Juara Kab/ Ke : Kota Drama 1 Bhs Ing. Debat 1 kebud. Debat Nasionalis 1 me Mata Pel. 1&3 Mat. LCC Nikotin dan 1 Bahayany a Siswa 1 Prestasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Olimpiade sains FCM 7. 1 1 1 1 2 1 2 Lomba Karya 2 1 Ilmiah Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum 8. Tabel 4.12 menunjukkan sebagai berikut (1) Siswa mendapatkan jura 1 tiga kali lomba drama bahasa Inggris tingkat Kab./Kota. (2) Juara 1 Lomba debat kebudayaan, debat Nasionalisme, LCC Nikotin dan bahayanya, pelajaran siswa tingkat berprestasi, Kab./Kota. dan (3) lomba Juara 2 mata lomba Olimpiade Sains FCM di tingkat Kab./Kota, Lomba karya ilmiah di tingkat Provinsi. Tahun ajaran 2012/2013, (1) Juara 1 tiga kali lomba drama bahasa 81 Inggris di tingkat Kota maupun Provinsi. (2) Juara 1 Lomba Debat Kebudayaan, Debat Nasionalisme, Siswa Berprestasi, Lomba Matematika, Lomba Karya Ilmiah tingkat kota. Juara 2 perlombaan LCC Nikotin dan Bahayanya di tingkat Kab./Kota. Perolehan kejuaraan Siswa SMA Laboratorium Kristen Satya wacana Salatiga di bidang akademik semakin meningkat. Siswa SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga memperoleh kejuaran prestasi non akademik selama tiga tahun terakhir. Perlombaan yang diadakan tingkat kota/kabupaten ataupun tingkat Provinsi. Dijelaskan Tabel 4.13 sebagai berikut. Tabel 4.13 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik (Seni) No. Nama Lomba 1. 2. Tahun 2010/2011 Tingkat Kab Jua / Pr Na ra Kot ov s Ke: a 1 Tahun 2011/2012 Tingkat Ju Kab/ ara Kota ke: Pro Nas. v Daur Ulang 1 Majalah 1 1 Dinding 3. Modern Dansa 1 1 4. Paduan Suara 1 1 5. Menyanyi Solo 1 1 6. Vocal Group 1 1 7. Menulis dan membaca 1 1 Puisi Seni Kriya puri 8. Vestival dan 1 1 Lomba Seni Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum Dari tabel 4.13 menunjukkan perolehan kejuaraan Siswa SMA Lab. Kristen Satya Wacana di bidang non 82 akademik (Seni) tahun ajaran 2010/2011 adalah (1). Juara 1 lomba Modern Dansa, Paduan suara, Vocal Group, Menulis dan Membaca puisi, Seni Kriya Putri, Festival dan lomba Seni tingkat Kabupaten/kota. (2). Juara 1 lomba Daur ulang, Majalah dinding, Menyanyi Solo tingkat Provinsi. Siswa SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga selalu memperoleh kejuaraan prestasi di bidang non akademik selama tiga tahun terakhir. Perlombaan yang diadakan tingkat kota/kab. ataupun tingkat Provinsi. Dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut. Tabel 4.14 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik (Olaharaga) No. Nama Lomba Tahun 2010/2011 Tahun 2011/2012 Tingkat Tingkat Pro Juar Juara Kab Kab/ v Pro a Nas ke: /Ko Nas Kota v Ke: ta Basket 1,2,3 1,1,1 Basket 1,1,1 1,1,1 Pencat 2 3. 1,1,1 Silat Volly 1 4. 3 Bulu 1 5. 2 tangkis Sumber : Data Wakil Kepala Sekolah Kurikulum 1. 2. Dari tabel 4.14 menunjukkan Perolehan kejuaraan Siswa SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga tahun ajaran 2010/2011 (1). Juara 1 Volly Putra, Bulu Tangkis dan Juara 2 Pencak Silat tingkat kota. (2) Juara 1, 2, 3 Basket tingkat Provinsi dan juara 1 tiga kali tingkat Nasional. Tahun 2012/2013, (1) Juara 1 tiga kali berturut-turut Basket Putra tingkat Kab/kota. 83 (2) Juara 1 tiga kali berturut-turut pertandingan Basket Putra tingkat Provinsi. (3). Juara 1 tiga kali lomba Pencak Silat tingkat Kab./kota. (4). Juara 3 Volly dan juara 2 Bulu Tangkis tingkat Kab./Kota. Di simpulkan bahwa prestasi akademik dan non akademik Siswa SMA Lab. Kristen Satya wacana Salatiga selama tahun 2010/2013 cukup baik dan menonjol di tingkat kab/kota dan propinsi Jawa Tengah maupun tingkat nasional. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Manajemen Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana 1. Perencanaan (Planning) Setiap unit sekolah memiliki sejumlah program kerja sekolah, mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, masing-masing koordinator dan tenaga teknis yang lain. Program kerja sekolah diidentifikasi yakni program kerja jangka pendek, menengah ataupun jangka panjang. SMA Lab. Kristen Satya Wacana salatiga mempunyai sejumlah program atau perencanaan kerja sekolah. Berdasarkan hasil wawancara Kepala Sekolah SMA Lab. Yumadi mengatakan: Biasanya saya beri waktu selama satu minggu lebih kepada ibu dan bapak guru untuk masing-masing menyusun program kerja sesuai dengan jabatan yang digeluti. Wakasek Kurikulum, Kesiswaan Humas, Sarpras, seluruh kordinator Laboratorium. Setelah lewat batas waktu, kita edarkan surat undangan untuk masing-masing wakasek berkumpul memaparkan rencana kerja dan kebutuhan pembiayaan. Kita seleksi program kerja dan perioritaskan yang paling penting sesuai anggaran sekolah yang akan dikasih. Saya mengesahkan sebagai program kerja dan diajukan kepada Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) melalui Direktur sampai bagian bendahara umum untuk mengetahui dan pencairan dana. Selanjutnya bekerja sesuai 84 prosedur dan jadwal kegiatan. Saya biasa mengunjungi untuk membimbing, mengarahkan dan mengawasi cara kerja bawahan. Sering saya biasa memberi pedoman kerja secra lisan maupun tertulis. Sering kita biasa keluar study banding untuk pelajari program/perencaan kerja sekolah pada sekolah-sekolah Unggul untuk diadopsi dan sebagai pedoman kerja. (wawancara tgl 10/12/2013). Semantara Wakil Kepala Sekolah Kurikulum, Nugroho Kristanto mengatakan: Kepala sekolah biasanya kasih waktu kita dua minggu lebih untuk menyusun segala program kerja dari masing-masing wakasek dan Kordinator-kordinator. Selanjutnya mengundang kita rapat Dinas dan sepakat bersama untuk menetapkan sebagai program kerja. (Hasil wawancara tgl 10/12/2013). Pernyataan senada, Wakil kepala sekolah Kesiswaan, Agus widodo mengatakan: Program kerja yang ada akan merealisasisi dalam kegiatan kerja harian, mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan, dijelaskan sebagai berikut: (1) Kegiatan harian. Kepala sekolah memeriksa daftar hadir guru, tenaga teknis kependidikan dan tenaga Tata Usaha; Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan, Kebersihan, Ketertibaan, keindahan dan kekeluargaan; Memeriksa program satuan Pelajaran Guru dan persiapan lainnya yang menunjang proses belajar mengajar; (2) Kegiatan mingguan. Upacara Bendera pada hari Senin dan hari–hari istimewa lainnya; Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat–surat; Mengadakan rapat mingguan (hari jumaat) guna membahas jalannya pelajaran dan kasus yang belum terselesaikan untuk menjadi bahan rencana kegiatan mingguan berikutnya. Memeriksa keuangan Sekolah yakni biaya rutin dan SPP; Mengatur penyediaan keperluan perlengkapan Kantor/Sekolah; Ibadah. (3) Kegiatan bulanan. Melaksanakan penyelesaian kegiatan setoran SPP; Gaji Pegawai/Guru, Laporan bulanan; Rencana keperluan perlengkapan Kantor/Sekolah dan rencana belanja bulanan; Melaksanakan Pemeriksaan Umum terhadap antara lain: Buku kelas, Daftar hadir guru dan Pegawai Tata Usaha, Kumpulan Program Satuan Pelajaran, Diagram Pencapaian Kurikulum, Diagram daya serap murid/siswa, Program perbaikan dan Penggandaan, Buku catatan Pelaksana BK, Memberi petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa yang perlu diperhatikan, kasus yang perlu diketahui, dalam rangka pembinaan kegiatan siswa; Penutupan buku, Pertanggung 85 jawaban Keuangan, Evaluasi terhadap persediaan dan penggunakan alat dan bahan praktek. (4) Kegiatan semesteran. Kepala sekolah Menyelenggarakan perbaikan alat–alat Sekolah (Alat Kantor, alat peraktek, Gedung, Alat kerja klening service halamannya sejauh diperlukan; Menyelenggarakan pengisian daftar induk siswa/buku induk Siswa; Menyelenggarakan persiapan evalusi/semesteran; Menyelenggarakan Evalusi BP, Osis, UKS dan ekstrakurikuler lainnya; Pengumpulan nilai (Legger), Ketetapan nilai Raport, Catatan tentang siswa yang perlu mendapat peratian khusus, Pengisian nilai semesteran, Pembagian Raport Pemberian Pemanggilan Orang tua Siswa sejauh diperlukan untuk berkonsultasi. (5) Kegiatan tahunan. Kepala sekolah menyelenggarakan penutupan buku inventaris dan keuangan; Menyelenggarakan UAS dan UAN; Menyelenggarakan Persiapan daftar nilai, Penyiapan Pengisian Raport, UAS dan UAN, Upacara akhir tahun ajaran, kenaikan kelas, Pembagian Raport, Penyerahan STTB, dan pelepasan Lulusan; Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan Kegiatan belajar mengajar tahun ajaran yang bersangkutan; Menyelenggarakan penyusunan rencana keuangan tahunan yang akan datang; Menyelenggarakan penyusunan rencana perbaikan dan pemeliharaan sekolah dan alat bantu pendidikan; Menyelenggarakan Pembuatan Laporan akhir tahun ajaran; Melaksanakan kegiatan penerimaan siswa baru yang meliputi: Penyiapan formulir dan pengumuman penerimaan siswa baru, Pembentukan panitia penerimaan dan Pendaftaran, Penyusunan syarat-syarat penerimaan dan pendaftaran. (wawancara tgl 10/12/2013). Selanjutnya Alex Mirakaho selaku Direktur Sekolah Lab. Kristen Satya Wacana, mengatakan: Seluruh program kerja sekolah diketahui oleh Komite sekolah dan Direktur SMA Lab. Setelah Direktur mengetahui selanjutnya menyampaikan program kerja kepada Yayasan UKSW. Berdasarkan Program kerja Dana biasanya dicairkan dari Yayasan untuk melaksanakan program kerja selama satu tahun. Dan setiap tahun dan persemester kepala sekolah buat Laporan pertanggung jawaban kepada Yayasan melalui Direktur sesuai penggunaan anggaran sekolah. (wawancara tgl 08/06/2014). Hasil observasi penulis, program/Kegiatan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan, telah terlaksana dengan baik. Berlibur ataupun masuk sekolah juga sesuai kalender Pendidikan 86 yang telah ditetapkan. Sekolah mempunyai sejumlah program kerja. Masingmasing program kerja wakil kepala sekolah, kordinator dan tenaga Selanjutnya teknis tuangkan disahkan oleh ke dalam kepala tulisan. sekolah dan dijadikan sebagai pedoman kerja. Kepala sekolah sering menyusun program kerja dan mengkoordinasikan untuk menyepakati bersama. Alokasi dana sesuai program kerja masing-masing untuk bekerja semaksimal menghasilkan prestasi-prestasi di sekolah lebih dari itu mencapai visi dan misi sekolah dan Kepala sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana. a. Tantangan dalam Perencanaan (Planning) Selama ini sedikit/belum ada program kerja dari masing-masing wakasek, kordinator ataupun perangkat guru. Semua kebingungan bagaimana merumus program kerja dan kapan memulai kerja. Program kerja tidak terseleksi serta menyepakati bersama sesuai anggaran Dana sekolah. Juga belum memahami apa kegiatan rutin, mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan pada setiap wakil Kepala sekolah, kordinator dan tenaga teknis yang lain. Belum pernah keluar studi banding pengembangan perencanaan program kerja sekolah. Tanpa program kerja yang jelas berdampak pada sekolah tidak kondusif, berantakan dan siswa tidak belajar secara optimal. Hal semcam itu sangat tidak mendukung dalam mewujudkan Visi dan Misi Sekolah. b. Strategi Pelaksanaan Perencanaan (Planning) Kepala sekolah mengambil inisiatif untuk (1) Meningkatkan komunikasi yang efisien dan efektif 87 untuk membicarakan program kerja. Ataupun penambahan program kerja. Selanjutnya merangkai /merampung menjadi Program Kerja. (2) Memahami program kerja. Peningkatan pemahaman program kerja melalui training, seminar, workshop ataupun lewat diskusi kelompok ataupun individu. (3) Penyusunan program kerja dengan study banding ke sekolah-sekolah unggul. (4) Kepala sekolah mengunjungi bawahan untuk membimbing, mengarahkan dan mengawasi cara kerja bawahan. Memberi pedoman kerja secra lisan maupun tertulis. (5) Mengecek kekuatan dana khas dan perioritaskan program kerja/kegiatan yang tidak diabaikan sesuai anggaran yang ada. c. Hasil Perencanaan (Planning) Hasil yang terlihat adalah ada komunikasi yang jelas, saling menghargai, menetapkan dan menyetujui program kerja sekolah secara bersama. Masing-masing Wakasek mengetahui program kerja. Ada program kerja jangka pendek, menengah dan tahunan. Ada jadwal kegiatan pelaksanaan Program kerja. Antara lain (1) Ulangan harian, (2) Ujian mid semester dan semester akhir, (3) Ujian US dan UN, (4) Penerimaan siswa baru, kegiatan-kegiatan pengembagan akademik maupun non akademik bagi siswa, (5) Supervisi sekolah, (6) Evaluasi program kerja sekolah. 2. Pengorganisasian (Organizing dan Staffing) Pengorganisasian untuk mendukung dan membantu kerja Kepala sekolah, lebih dari itu mencapai Visi Sekolah. Dalam organisasi 88 sekolah mempunyai sejumlah program kerja. Untuk melaksanakan program kerja, terarah dan terlaksana dengan baik maka ada pembagian tugas kerja yang jelas. Proses melengkapi struktur organisasi. Hasil wawancara dengan Yumadi Kepala Sekolah, mengatakan: Struktur SMA Lab. Kristen Satya Wacana. Saya ditetapkan sebagai Kepala sekolah oleh Yayasan UKSW berdasarkan pengusulan dari Bapak dan Ibu guru di sekolah. Untuk mendukung program kerja sekolah yang ada. Selanjutnya saya mengangkat/melengkapi organisasi sekolah. Staf Wakil kepala sekolah dan seluruh Kordinator sesuai minat dan bakat atau kemampuan serta sikap yang bisa memahami kehendak saya dan bekerja sama. Saya pernah mengadakan reorganisasi sesuai potensi yang dimiliki, alasannya belum nampak tupuksi kerja dengan baik. (wawancara tgl 10/12/2013). Terkait pengorganisasian wakil kepala sekolah kesiswaan Agus widodo mengatakan: Kepala sekolah diangkat oleh Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satywa Wacana (YPTKSW) melalui proses penentuan tingkat sekolah. Selanjutnya Kepala sekolah menentukan dan mengusulkan Wakasek Kurikulum, Wakasek Kesiswaan, Wakasek Sarana dan Prasarana, Wakasek Humas. Dan melengkapi masing-masing Kordinator. Kordinator Lab. Komputer, Kimia, Biologi, Fisika, Bahasa, Perpustakaan, Bimbingan Konseling (BK), Kordinator TU, dan wali kelas kepada Yayasan melalui direktur SMA Lab. disertakan dengan surat Keputusan (SK). (hasil wawancara tgl 10/12/2013). Senada dengan Alex Mirakaho selaku Direktur SMA Lab. mengatakan: Kepala sekolah mengusulkan masing-masing wakasek dan Kordinator kepada Direktur untuk mengetahui dan dinaikan kepada Yayasan demimenerbitkan SK. Yayasan Perguruan Tinggi Universitas Kristen Satya Wacana (YPTKUKSW) membiayai gaji dan honor tamba-han sesuai jam kerja pada seluruh tenaga pendidik maupun kependidikan melalui bendahara Yayasan. Bayar melalui Bank, transfer ke nomor rekening masing-masing. Selalu bayar dua kali perbulan. (hasil wawancara tgl 08/06/2014). Terkait dengan organisasi Yumadi mengatakan: 89 sekolah SMA Lab, Saya melengkapi organisasi sekolah sesuai minat dan bakat, bahkan mereka sikapnya baik dan mengabdi/bekerja sama. Tugas pokok guru adalah mengajar, tapi ada tugas tambahan kerja diluar jam mengajar. Hal itu penilaian Kepala sekolah saat pengurusan kenaikan pangkat guru, misalnya Angka Kredit poin guru. (hasil wawancara tgl 11/12/2013). Wawancara dengan guru bidang studi, Bambang Sarwono mengatakan: Ketika ada pembagian tugas tambahan maka kita ada merasa memiliki, bertanggung jawab. Boleh bekerja secara fultaim, dan mengabdi dengan sesungguh hati, kecuali ada kendala dihadapi. Akhirnya semua waktu terisi dengan kegiatan dan pekerjaan yang bermanfaat bagi sekolahnya. Ada kewenangan kita dan bertanggung jawab pekerjaan kita kepada Kepala sekolah dengan tulisan maupun lisan. Kita selalu digaji setiap bulan maka mengabdi dengan sesungguh hati. (wawancara tgl 08/06/2014). Hasil obsevasi Penulis, Struktur Organisasi SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga pembagian tugas dalam organisasi. Masing-masing rasa memiliki terhadap tugas dan tanggung jawab. a. Tantangan dalam Pengorganisasian (Organizing dan Staffing) Sebelumnya organisasi sekolah berantakan dan tidak berjalan baik sesuai standar visi dan misi sekolah. Seleksi staf organisasi juga tidak seiring dengan potensi yang dimiliki. Kebanyakan penempatan wakil kepala sekolah dan kordinator- kordinator berdasarkan kekeluargaan. Penetapan wakasek dan kordinator tanpa ada SK kepala sekolah. Bekerja tidak full time karena beban jam mengajar sedikit. Dan belum berjalan pendelegasian kerja. b. Strategi Pengorganisasian (Organizing dan Staffing) Kepala secara khusus menyatakan strategi yang dilakukan meliputi; memberi pemahaman 90 tentang pentingnya fungsi organisasi sekolah. Meyadarkan pentingnya bekerja sama dan menghargai anggota organisasi. Melengkapi struktur organisasi sesuai bidang dan kemampuan yang dimiliki guru untuk tetap semangat bekerja secara profesioanal. Belajar mempercaiyai bawahan dan kerja sama. Mengadakan reorganisasi. c. Hasil Pengorganisasian (Organizing dan Staffing) Berdasarkan hasill interview menunjukkan bahwa kepala sekolah telah mengembangkan kebijakan (1) Pembagian tugas kerja yang jelas. (2) Ada pengendalian, pengawasan dan pendelegasian. (3) Ada kerja sama antara kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah dan kordinator serta staf Guru. Agar ada kerja Full time setelah pembagian penambahan kerja. 3. Pelaksanaan Pengarahan (Leading) Sesudah menetapkan program kerja dan pengorganisasian, selanjutnya kepala sekolah mengarahkan sistem pelaksanaan program kerja secara sistematis dan prosedural. Yumadi mengatakan: Saya mengunjungi, mengawasi, mengarahkan, mengingatkan dan memerintah untuk masing-masing wakil Kepala sekolah, masing-masing kordinatoragar tetap aktif bekerja sebelum mencapai waktu kegiatan. Sebelum menghadapi Ulangan, Ujian sekolah maupun Ujian Nasional; Sebelum penerimaan siswa baru, sebelum Laporan pertanggung jawaban keuangan, sebelum Laporan pendidikan dan lain-lain. Dengan demikian jauh sebelumnya ada persiapan sebaik mungkin. Sering tanpa diingatkan mereka sudah kerjakan tinggal tunggu waktu pelaksanaan. Saya memberikan contoh dan panduan kerja secara lisan maupun tertulis. Sering tertunda kegiatan kerena rapat dinas atapupun halangan pada bawahan. Tapi dalam bulan berlangsung Kegiatan terlaksana dengan baik. Pengimplementasian selalu berjalan baik. (wawancara tgl 11/12/2013). 91 Senada hasil wawancara dengan Nugroho Kristanto sebagai wakil Kepala kurikulum menjelaskan: Ia mempengaruhi kita kerja dengan memerintah dan mengajak bawahan perubahan pikiran positif. Sering Kepala sekolah mengunjungi dan menjelaskan tata cara kerja yang sesuai. Ia mempengaruhi bawahan dengan jalan komunikasi mencapai tujuan. (wawancara tgl 10/12/2013). Demikian pula guru bidang studi, Diana Erlianti mengatakan: Kepala sekolah selalu memantau dan mengunjungi sementara kegiatan berlangusung, Sering Ia terlibat dan mengarahkan tata cara kerja yang profesional. (wawancara tgl 11/12/2013). Selanjutnya berdasarkan hasil observasi penulis Bahwa, Kepala sekolah SMA Lab. Krsiten Satya Wacana Salatiga telah melaksanakan program kerja berdasarkan dokumen laporan program kerja sekolah. Kepala sekolah menjalankan strategi dan metode program sekolah sehingga bawahan rela bekerja sesuai koridor implemetasi program kerja. a. Tantangan Pelaksanaan Pengarahan (Leading) Tantangan dalam pelaksanaan program kerja, sebagai berikut (komunikasi (1) dengan Rendah pendekatan bawahan). Entah Sosial mela-lui tulisan maupun melalui lisan; (2) Belum ada waktu yang tepat untuk pelaksanaan pengarahan. Belum ada sistem pelaksanaan kunjungan, pengarahan, memerintah, menasehati dan memberikan panduan kerja; (3) Adanya pelaksanaan yang bertabrakan dengan kegiatan dinas; (4) faktor gangguan kesehatan serta rendahnya kelengkapan adminstrasi. 92 b. Strategi Pengarahan (Leading) Strategi mengatasi persoalan terkait implementasi atau pelaksanaan adalah belajar membangun komunikasi yang sesuai. Memahami pesan, mendengarkan pesan, dan menyampaikan pesan tanpa monopoli. Memahami keluhan-keluhan yang dihadapi dan memberi solusi yang tepat. Mengunjungi/pengawasan kerja bawahan. Mencari waktu yang tepat, cepat dan terukur dalam pelaksanaan dan pengarahan. Menjaga kesehatan secara ideal untuk mendukung pelaksanaan. c. Hasil Pelaksanaan Pengarahan (Leading) Hasil yang terlihat adalah (1) Ada komunikasi yang serasi sehingga mudah menjangkau, mengungkapkan masalah dan kendala yang dihadapi sekolah; (2) Administrasi yang lengkap; (3) Ada panduan kerja, jadwal kunjungan kerja, pengarahan dan bimbingan bawahan; (4) Jika ada kendala maka bisa ditunda pelaksanaan implementasi; (5) Kepala sekolah mudah mengetahui kendala yang dihadapi bawahan. 4. Supervisi dan Evaluasi Sekolah Supervisi proses belajar mengajar sekolah adalah di mana Kepala sekolah melakukan penilaian terhadap kelas belajar dan mengajar guru dengan jalan mengunjungi di kelas. Sedangkan evaluasi kerja adalah di mana program kepala kerja sekolah dari melaksanakan masing-masing evaluasi wakasek dan kordinator pada saat rapat Dinas. Kegiatan tersebut dilakukan akhir pertahun maupun akhir semester. Tujuan supervise adalah perbaikan dan penilaian 93 kinerja. Kegiatan supervisi sekolah dan Evaluasi program kerja dilakukan terencana dan bertahap dan sesuai standar. Hasil wawancara dengan Yumadi selaku kepala sekolah mengatakan: (1) Sebelum melaksanakan supervisi sekolah lebih awal saya menyampaikan kepada warga sekolah untuk lebih mempersiapkan adminstrasi kerja. Kegiatan supervisi sekolah dan Evaluasi Program kerja sekolah dilaksanakan dalam pertahun maupun persemester; (2) Sering saya malakukan supervisi sekolah tanpa diketahui seluruh guru untuk melihat kesungguhan pengabdian, Jika tidak diinfokan maka sering ada guru yang melupakan perangkat guru di rumah; (3) Saya mempunyai panduan supervisi sekolah dan penilaian terhadap seluruh administrasi guru, Proses belajar dan mengajar di kelas. (4) Sering tertunda Supervisi sekolah ketika mengalami halangan dengan kegiatan Dinas setempat atau keluar daerah demi kepentingan sekolah. Tapi tetap terlaksana supervisi sekolah ataupun pengevaluasian program kerja dalam bulan berjalan. (wawancara tgl 11/12/2013). Supervisi sekolah amat penting untuk memaksimalkan guru dalam melayani/mengajar siswa. guru Diana Erlianti mengatakan: Kepala sekolah menyampaikan kita setiap guru sebelum disupervisi sekolah untuk menyipakan administrasi guru seperti RPP, Silabus, Progroram semesteran, Program tahunan dan perangkat guru yang lain. Dan sering tanpa diberitau dia mengobservase kita mengajar dari ruang Observase. Jika kita ada kedapatan kelalaian sesuai pedoaman penilaian supervisi sekolah oleh kepala sekolah, maka Kepala sekolah selalu memberi masukan dan diutus keluar mengikuti kegiatan peningkatan kompotensi guru di tingkat Nasional maupun Daerah. (wawancara tgl 09/05/2014). Hal senada disampaikan guru bidang studi Bambang Sarwono: Tahun 2013 dalam bulan November saya dikirim ke Jogya untuk mengikuti kegiatan peningkatan kompotensi guru, antara lain membuat RPP, silabus, program semesteran, program tahunan, dan mengelola kelas yang semaksimal. (wawancara tgl 09/05/2014). 94 Supervisi sekolah bermanfaat bagi guru. Dengan adanya supervisi sekolah memotivasi guru lebih sungguh-sungguh mengabdi dan melengkapi kelemahan kompotensi guru melalui kegiatan training. Fernanda Surya menjelaskan manfaat supervisi: (1) Membangkitkan dan mendorong semangat kita guru untuk melengkapi administrasi guru mengelola kelas dengan sebaik mungkin, antara lain Silabus, RPP, Pembukaan materi, isi materi dan evaluasi/penilaian. Sehingga akan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya karena ada petunujuk kerja; (2) Memotivasi kita guru berusaha melengkapi kekurangan-kekurangan dalam penyelenggaraan pendidikan, termasuk macam-macam media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran proses belajar dan mengajar yang baik; (3) Memotivasi kita guru untuk bersama berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan model pembelajaran, metode-metode mengajar, media yang sesuai demi kemajuan proses belajar dan mengajar yang baik, (4) Dengan Supervisi Kepala sekolah membina kita kerja sama yang harmonis antara guru, murid, dan Pegawai sekolah. Misalnya dengan mengadakan seminar, maupun training; (5) Menggunakan hasil supervisi sekolah untuk peningkatan kinerja guru dengan melakukan perbaikan berkelanjutan. (wawancara tgl 11/12/2013). Komite Sekolah, Suasono juga menjelaskan: Supervisi/evaluasi SMA Lab. selalu terlaksana dengan baik. Kegiatan Pengevaluasian/Supervisi sekolah lebih cenderung untuk mengetahui kemajuan dan kendala yang dihadapibawahan dalam tugas sehari-hari di sekolah. Tidak sekedar sebatas itu melainkan untuk membandingkan dan mengetahui apakah bawahan telah melaksanakan kinerja/tugas dengan sebaik-baiknya sehingga mencapai hasil atau tidak. (hasil wawancara tgl 09/05/2014). Sementara Yumadi, Kepala sekolah mengatakan: Amat penting pengevaluasi program kerja sekolah. Saya bisa mengadakan kegiatan pegevalusian program kerja dari masing-masing tupoksi kerja. Evaluasi dilakukan persemester dan pertahun. Semua program kerja sekolah saya print, foto copy, perbanyak dan masing–masing pegang. Masingmasing program kerja dibacakan oleh pihak berwenag dan mengecek mana yang sudah terlaksana, dan mana yang belum terlaksana. Menulis dan membaca semua kendala yang dihadapi, selanjutnya diserahkan kepada Kepala sekolah untuk membenahi dan memberi solusi selanjutnya. 95 Sehingga kedepan program kerja bisa berjalan lancar. (wawancara tgl 11/12/2013). Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana, Paulus Widi mengemukakan: Di Sekolah tidak hanya semata melakukan supervisi sekolah. Tapi Kepala sekolah selalu melaksanakan evaluasi program kerja. Kita biasa adakan evaluasi program kerja dari masingmasing wakasek dan kordinator-kordinator pada akhir semester ataupun pertahun. Evaluasi kerja diarahkan oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan wakasek Humas. Dalam pertemuan Dinas evaluasi program kerja, Wakasek Humas jadi moderator, Wakasek Kurikulum jadi notulen dan Kepala sekolah sebagai pemimpin rapat. Dia menyimpulkan dan memberi kepastian-kepastian setelah masing–masing program kerja dibacakan. (wawancara tgl 11/12/2013). Wakil Kepala Sekolah Kurikulum Nugroho Kristanto, menjelaskan: Pengevaluasian program kerja sangat bermanfaat bagi kita warga sekolah. Dengan evaluasi program kerja sekolah (1) Membangkitkan dan mendorong semangat pegawai TU untuk melengkapi administrasi sekolah. Sehingga akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya karena ada petunujuk kerja; (2) Dengan Evaluasi program kerja, Kepala sekolah membina kita kerja sama yang harmonis antara guru, murid, dan Pegawai sekolah. (5) Menggunakan hasil evaluasi program kerja untuk meningkatkan pembenahan kinerja wakasek-wakasek, kordinator-kordinator SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga. Menemukan permasalahan dalam pelaksanaan program kerja dan diusahkan kepala sekolah mengatasinya sehingga program kerja kedepan boleh berjalan lancar. (hasil wawancara tgl 11/12/2013). Berdasarkan penjelasan diatas dan hasil observasi Penulis, bahwa kegiatan evaluasi program kerja telah dilaksanakan Kepala sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana. Berdasarkan dokumen Panduan dan Penilaian Evaluasi Program Kerja tujuan evaluasi program kerja adalah dicek kembali apakah program kerja sudah terlaksana atau belum. Apabila ada kelalaian dan kendala dalam pelaksanaan program kerja Sekolah, 96 Maka menindaklanjuti pembenahan program kerja sekolah. a. Tantangan Evaluasi dan Supervisi Sekolah Tantangan dalam manajemen sekolah adalah (1) Belum ada program dan strategi mengadakan supervisi dan pengevaluasian program kerja sekolah; (2) Rendahnya komunikasi dengan bawahan baik secara lisan maupun tertulis; (3) Rendahnya kordinasi dan kerjasama; (4) Supervisi sekolah berjalan tanpa kordinasi pada bawahan. (5) Kurangnya sekolah; (6) kelengkapan Sekedar administrasi supervisi tanpa supervisi standar penilaian untuk ditindaklanjuti dengan perbaikan; (7) Kadangkala lupa melaksanakan supervisi dan evaluasi sekolah. b. Strategi Mengatasi Persoalan Supervisi dan Evaluasi Sekolah Dalam hal ini kepala sekolah SMA Lab Kristen Satya Wacana mengembangkan: (1). Memahami pentingnya supervisi dan evaluasi program kerja sekolah. (2). Mulai belajar kerjasama berawal dari komunikasi yang efisien dan efektif. (3) menyusun dan memiliki panduan penilaian. (4). Ada jadwal pelaksanaan evaluasi dan evaluasi sekolah. c. Hasil Supervisi dan Evaluasi Sekolah Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, adalah (1) Menetapkan program kerja Supervisi kelas belajar mengajar dan Pengevaluasian program kerja. (2) Meningkatkan komunikasi yang jelas antara atasan dan bawahan. (3) Berusaha akan mengadakan Supervisi sekolah. Akhir dari Supervisi 97 sekolah menindaklanjuti dengan segala kegiatan peningkatan Kompotensi Guru, maupun tenaga Kependidikan. Persemester diadakan supervisi dan evaluasi program kerja untuk mengetahui kebutuhan dan kompotensi guru maupun tenaga kependidikan. 5. Upaya Kepala sekolah menyatukan kegiatan Guru, Siswa, TU, Komite sekolah, Orang tua Murid dalam Visi dan Misi Sekolah 1. Menyatukan Kegiatan Guru dan TU Menyatukan kegiatan Guru dan TU melalui pelaksanaan supervisi dan evaluasi Program kerja sekolah demi mengetahui keterbatasan dan kendalakendala yang di hadapi dalam kegiatan proses belajar mengajar maupun Pekerjaan administrasi sehari-hari di kantor. Wawancara Yumadi mengatakan: Melaksanakan supervisi Sekolah persemester. Kelalaian guru dalam mengelola kelas bahkan administrasi Guru, Jika ada kedapatan lalai, dalam supervisi sekolah ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan pembinaan. Pembinaan kearah perbaikan peningkatan mutu mengajar. Guru diijinkan mengikuti kegiatan training dan kegitan pelatihan, pembinaan yang diadakan di tingkat Daerah maupun tingkat nasional. Melaksanakan supervisi sekolah juga adalah program kerja untuk mendekap guru/TU demi termotivasi kelancaran pengabdian. Selain itu saya biasa mengadakan Evaluasi program kerja persemester untuk mengetahui dan memberi solusi jika ada kendala dalam pelaksanaan masingmasing program kerja, itu juga adalah sebuah cara menyatukan kegiatan Guru dan TU di sekolah. Saya biasa menyatukan guru, TU dan Siswa dengan menasehati/ mendidik mereka saat rapat dinas, Upacara pada hari senin pagi di sekolah, dan pada saat ibadah–ibadah bersama. Dampaknya masing-masing tugas dan fungsi kerja warga sekolah tetap berlangsung. Sehingga yang terjadi selama ini ialah kondisi dan situasi sekolah tetap terjaga kondusif, aman dan terkendali. Selain kegiatan tersebut di atas, saya menyatukan dan motivasi kerja guru dan TU dengan melengkapi kebutuhan mereka: (1) Membayar Gaji/ongkos kerja perbulan sesuai ketuntasan pekerjaan. Memperhatikan 98 kesejahteraan guru pada saat Natal, Paskah. Pembayaran dan pengurusan gaji tenaga honorer pada tepat waktu; (2) Memenuhi kebutuhan keamanan dan keselamatan seluruh warga sekolah. Bebas, aman dari ancaman dari peristiwa. lingkungan sekolah terkendali, tidak terjadi kekacauwan karena ada satpam mengawasi sepanjang kegiatan guru, TU berlangsung. Pemerintah setempat dalam hal ini pihak keamanan juga selalu berperan menciptakan kota Salatiga yang aman, damai dan terkendali; (3) Saya selalu memenuhi kebutuhan kebersamaan, pertemanan, sosial, dan cinta kasih sayang warga sekolah. Untuk itu sering kita lakukan dengan saling mengunjungi guru, TU yang sementara bermasalah. Piknik bersama, perayaan gereja bersama dan saling mendoakan; (4) Saya memenuhi kebutuhan akan harga diri dan rasa hormat dari orang lain. Kita disini tidak ada diskriminasi, yang ada adalah kebersamaan, kekompakan dan saling menghargai; (5) Saya memenuhi kebutuhan mereka dengan maksimalkan kemampuan, keterampilan, dan potensi yang dimiliki. (wawancara tgl 12/12/2013). Senada Hasil wawancara dengan guru bidang studi Diana Erlianti: Kepala sekolah mengendalikan, mengatasi persoalan dan menyatukan warga sekolah melalui pemenuhan kebutuhan, Supervisi sekolah, Evaluasi program kerja, Lingkungan sekolah yang terkendali, nasehat dan pembinaan-pembinaan melalui berbagai kegiatan. (wawancara tgl 12/12/2013). Hasil wawancara guru bidang studi Bambang Sarwono, mengatakan: Kepala sekolah menyatukan kita dengan pelayanan sosial antara lain saling mengunjungi jika ada warga sekolah salah satunya bermasalah, ada rasa persaudaraan dan kekeluargaan serta tidak ada diskirminasi. (wawancara tgl 12/12/2013). Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Kepala sekolah Kesiswaan Agus Widodo, menjelaskan: Kepala sekolah menyatukan kegiatan guru dengan cara melaksanakan supervisi sekolah untuk mengoreksi segala kelemahan guru terkait administrasi dan pengelolaan kelas demi perbaikan. Setelah Kepala sekolah melaksanakan supervisi sekolah, selanjutnya ada kegiatan pembinaan secara pribadi dan kelompok. Sering guru diijinkan keluar ikut training mengikuti peningkatan kompotensi guru, ketika diundang. Kegiatan yang diadakan tingkat kota/kabupaten maupun tingkat Provinsi. (hasil wawancara tgl 12/12/2013). 99 Wawancara dengan Guru bidang studi Fernanda Surya, menjelaskan: Kepala Sekolah menyatukan dan memotivasi kegiatan guru dan TU dengan melengkapi dan membenahi sarana dan prasarana yang ada. Pernah Kepala sekolah beli kibor dan peralatan yang lain yang mendukung kegiatan proses belajar dan mengajar. Lengkapnya alat tulis kantor (ATK) kita rasa terpanggil dalam pengabdian. (hasil wawancara tgl 12/12/2013). Sarana dan prasarana serta fasilitas sekolah yang lengkap mudah menyatukan kegiatan guru sebagai pengajar siswa. Senada dengan wakil kepala sekolah sarana dan prasarana Edi Cahyono, mengatakan: Kepala sekolah menyatukan kegiatan guru dan TU dengan melengkapi Alat tulis Kantor, saya belanja dan masingmasing guru mengambil untuk mendukung proses belajar mengajar. (hasil wawancara tgl 12/12/2013). Selain upaya menyatukan kegiatan guru dan TU tersebut, Pendekatan yang lain untuk memotivasi dan menyatukan kegiatan guru adalah mengajar, mendidik dan motivasi siswa dengan cara menegakkan ketegasan. Hasil Wawancara dengan Guru bidang Studi Fernanda Surya mengatakan: Untuk memotivasi dan menyatukan kegiatan Guru dan TU, kepala sekolah selalu mengontrol kerja guru dan Tata Usaha. Ia mendidik, membina, menegor, menasehati dan menegaskan kedisiplinan, tegakkan disiplin bagi guru. Disiplin dengan kata lain sangsi. Pelanggaran guru dengan indikator: terlambat masuk mengajar, Pulang tempo sebelum waktu pulang; Melanggar kode etik guru ataupun ada hal-hal tertentu. Penerapan etika dalam memberi sanksi dan jenis sanksi sesuai pelanggaran, misalnya mulai dari nasehati secara lisan, tertulis. jika belum ada perubahan pelanggarannya maka boleh ditindaklanjuti dengan penundaan pengusulan kenaikan pangkat, pemotongan hak kesejahteraan dari sekolah; dan jika tidak ada perubahan sama sekali maka diakhiri dengan pemberhentian mengajar. Tapi bersyukur pelanggaran guru tidak terlalu menonjol. (hasil wawancara tgl 13/12/2013). 100 Hal senada juga di di ungkapkan oleh guru Diana Erlianti menjelaskan: Jika siswa tidak belajar dan ribut di kelas karena guru bidang studi terlambat masuk mengajar, maka Kepala sekolah tetap menelpon dan menegor guru tersebut agar tidak terulang kembali pada pertemuan berikutnya. (wawancara tgl 13/12/2013). Selain Upaya Kepala sekolah menyatukan guru, TU dengan jalan Komunikasi yang terbuka. Menurut hasil wawancara Bambang Sarwono, mengatakan: Komunikasi Kepala sekolah tidak membosankan kita guru dan tenaga kependidikan karena bicara singkat jelas dan padat. Topik dan tujuan komunikasinya jelas. Kepala sekolah lebih banyak mendengarkan komunikasi dan menanggapi. (wawancara tgl 13/12/2013). Senada hasil wawancara dengan Wakil kepala sekolah Kurikulum Nugroho Kristanto menjelaskan: Kepala sekolah mampu komunikasi dengan terlihat pada mengonsep dan diwujudkan dalam komunkasi melalui tertulis maupun lisan. Sikap dan tindakan Kepala sekolah juga mampu menyatukan segala kegiatan guru di sekolah ke dalam Visi dan Misi Sekolah. (hasil wawancara tgl 13/12/2013). Hasil wawancara dengan Pak guru Bambang Sarwono, menjelaskan : Sikap Kepala sekolah juga ikut menentukan menyatukan kegiatan guru. Ia tidak dendam, Dengki dan benci terhadap bawahan/kita melainkan yang ada adalah hanya kasih dan damai. Tidak kemunafikan, ketidajujuran, ketidakbenaran, ketidakadilan. Tindakan sesuai perjanjian, Lebih empati dan berempati dengan bawahan. Ia tidak egois dan sombong, mampu mengendalikan diri, merendahkan diri, menghargai, kesabaran, memelihara kebersamaan. Rela menerima kritikan dan Pengevaluasian dari kita guru demi perbaikan. Adanya gaya/perilaku perhatian baik kepada tugas maupun kepada hubungan kerja dalam kelompok. (wawancara tgl 09/05/2014). Kepala sekolah bersikap dan tindakan yang sesuai memberi kepuasaan bagi staf. Kepala sekolah meningkatkan sikap kejujuran, Keadilan, keberpihakan dan selalu berjiwa nasionalisme 101 dalam pengambilan keputusan. Hasil wawancara dengan bapak Paulus Widi, Kordinator Perpustakaan mengatakan: Sering menghambat pekerjaan kita adalah kekurangan keuangan. Sehingga muncullah pikiran kita rasa malas dengan tugas kita, itu sering terjadi. Hal itu disebabkan juga oleh rencana anggaran dan pembelajaran sekolah (RAPS) belum jelas. Jika Penggunaan keuangan sekolah secara terbuka dan bijakasana, maka menyatukan kegiatan guru di sekolah. Sehingga Kita boleh mengabdi dengan baik juga. Tapi bersyukur sekarang sudah teransparan dalam penggunaan keuangan sekolah. (hasil wawancara tgl 16/12/2013). Senada dengan tenaga Keuangan dan Administrasi, Alisudariani, menjelaskan: Kepala sekolah Menyatukan segala kegiatan guru di sekolah dengan Penggunaan keuangan secara akuntablitas dan transparansi sesuai kebutuhan warga sekolah. Diperuntukan pembelanjaan ATK dan bahan-bahan yang lain. Sehingga mudah guru dan tenaga TU boleh bekerja semaksimal. (hasil wawancara tgl 16/12/2013). Kepala sekolah terus tingkatkan segala upaya yang telah dilalui dalam rangka menyatukan Guru dan TU di sekolah untuk mencapai visi dan Misi sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana. a. Tantangan menyatukan kegian Guru dan TU Kepala sekolah belum menyatukan guru dan TU dalam Visi dan Misi Sekolah, dengan berbagai kegiatan, yakni (1) Rendahnya pemahaman, pendekatan, strategi, memotivasi dan menyatukan kegiatan guru; (2) Belum ada supervisi sekolah terhadap guru; (3) Guru belum memiliki rasa terpanggil sebagai guru. Mengajar, membina, memotivasi siswa; (4) Guru belum memenuhi standar komotensi Guru. Kompotensi kepribadian, Kompotensi paedagogik, Kompotensi profesional dan kompotensi sosial; (5) Belum menghargai pendapat 102 dan ide-ide dari bawahan atau guru; (6) Belum menegakkan ketegasan dengan sangsi atau disiplin kerja; (7) Kebutuhan guru belum tercukupi. Kebutuhan fisiologis, Kebutuhan keamanan dan keselamatan, Kebutuhan sosial, Kebersamaan dan cinta, Kebutuhan aktualisasi diri; (8) Sering sikap dan tindakan Kepala sekolah keegoisan; (9) Belum adanya sumber pendapatan dan Rencana Anggaran Pembelanjaan Sekolah (PRAPS) yang jelas; (10) Rendahnya komunikasi yang efisien dan efektif. b. Strategi Menyatukan Kegiatan Guru Memahami tentang pentingnya kegiatan guru di sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah. Sikap dan tindakan Kepala sekolah juga menentukan menyatukan kegiatan guru. Komunikasi yang efisien dan efektif. Rasa kepedulian terhadap bawahan. sekolah. Mengadakan Membangun kegiatan strategi Supervisi mengingkatan Kompotensi guru. Menetapakan Rencana Anggaran Pembelanjaan sekolah yang jelas. c. Hasil Menyatukan Kegiatan Guru Hasil yang akan tercapai, adalah(1) Ada komunikasi yang jelas; (2) Menetapkan kegiatan supervisi sekolah untuk peningkatan Kompotensi guru dengan Menindak lanjuti kegiatan training; (3) Akan memenuhi kebutuhan guru. Kebutuhan Kesejahteraan, kepuasaan guru; (4) Partisipatif, Transipa-ran, Akuntablitas dalam penggunaan keuangan. Karena penyalahgunaan keuangan itu sering menghambat kegiatan guru dan TU. 103 2. Menyatukan Kegiatan Siswa Keberhasilan siswa adalah tujuan utama. Keberhasilan siswa boleh diraih ketika Kepala sekolah dan guru menyatukan siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar. Melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Hasil wawancara Yumadi selaku Kepala sekolah, mengatakan: Saya selaku pemimpin sekolah selalu berupaya menerapkan pembinaan-pembinaan siswa lewat Wakasek kesiswaan. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan siswa. Kegiatan pembentukan iman/ibadah sekolah bersama. Adakan Ibadah bersama setiap pagi sebelum mulai kegiatan sepanjang hari, Ibadah perminggu dua kali hari senin dan jumat. Ibadah saat hari paskah, Ibadah Natal sekolah, Pembinaan untuk pelayanan sosial. Pembinaan siswa dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Segala jenis perlombaan dan pertandingan. Selain itu kegiatan pembentukan minat dan bakat. Siswa diwajibkan belajar tentang dasar-dasar kepemimpinan, Belajar berorganisasi, berpidato dan sejenisnya. Kita biasa menuntun, memotivasi siswa yang kemampuan minim agar semangat belajar untuk bisa bersaing dengan teman-teman yang lain. Kita menyediakan beasiswa/keringanan pembiayaan SPP bagi siswa yang prestasinya baik tapi rendah ekomi. Kita juga ada pelayanan medis (UKS) bagi siswa yang mengalami gangguan kesehatan. Dengan demikian menyatukan kegiatan siswa mencapai Visi dan Misi sekolah dan Kepala sekolah SMA Lab Krsiten Satya Wacana Salatiga. (hasil wawancara tgl 16/12/2013). Harapan sekolah dengan pembinaan–pembinaan siswa untuk menemukan potensi diri dari sejak dini, agar penerapan dalam kehidupan di masa depan tidak kaku. Senada dengan hasil wawancara wakil Kepala Sekolah Kesiswaan, Agus widodo mengatakan: Untuk menyatukan kegiatan siswa. Kita biasa mengundang Almuni SMA Lab. atau para profesional di bidang tertentuuntuk pembinaan siswa, Mereka membagikan pengalaman hidup sewaktu dibangku studi akhirnya mereka boleh mencapai cita-cita hidup atau sukses dengan tujuan motivasi siswa semangat belajar. (wawancara tgl 16/12/2013). 104 Selanjutnya hasil wawancara dengan Ibu guru Diana Erlianti, mengatakan: Untuk menyatukan kegiatan siswa maka Kepala sekolah menetapkan dan penerapan aturan dan tata tertib bagi siswa. Agar siswa mengikuti dan menerapkan sepanjang studi. Lama kelamaan pola tata krama, manajemendiri dan disiplin itu menjadi kebudayaan. (wawancara tgl 09/05/2014). Senada dengan hasil wawancara Guru bidang Studi Fernanda Surya, mengatakan : Dalam rangka menyatukan kegiatan siswa adalah belajar dan mengaktifkan diri dalam kegiatan-kegiatan pembinaan maka.Kita biasa memenuhi Hak-hak secara individu dan kebutuhan pendidikan siswa. Kita biasa memahami isi hati para siswa, menanamkan kepercayaan bahwa seluruh siswa mampu belajar, mendorong keberanian siswa untuk mengerjakan tugas akademik, memberikan itensif dan penghargaan yang tepat, Para guru bersikap positif membuat para siswa untuk bertanggung jawab atas tugasnya. Dan sekolah menyediakan beasiswa dan keringanan pembiayaan SPP bagi siswa yang tidak mampu membiaya sekolah tapi dengan kriteria menunjukkan prestasi belajar. Menyediakan pelayanan kesehatan bagi siswa melalui bidang UKS. (wawancara tgl 16/12/2013). Guru memenuhi kebutuhan siswa berawal dari sejauh mana memahami isi hati dan kebutuhan siswa. Selanjutnya mendidikan, membentuk dan mengajar, mendorong, meyakinkan keberanian siswa mengerjakan tugas. Akhirnya anak mudah aktif dalam seluruh kegiatan belajar maupun seluruh kegiatan sekolah. a. Tantangan Menyatukan Kegiatan Siswa Selama ini belum ada program pembinaan siswa melalui kegiatan akademik maupun non akademik. Siswa berantakan dan belum ada ketegasan terhadap siswa dengan segala aturan dan tata tertib. Lalai pemberian nasehat dan teguran /sanksi bagi siswa melanggar tata tertib dan aturan. Serta kehidupan siswa yang tidak sesuai 105 dengan norma agama, sosial dan budaya. Belum memahami isi hati para siswa dan menanamkan kepercayaan bahwa siswa mampu belajar. Belum ada pelayanan kesehatan terhadap siswa yang mengalami gangguan kesehatan serta belum ada beasiswa bagi siswa. b. Strategi Meneyatukan Kegiatan Siswa Mengatasi persoalan siswa di sekolah berawal dari ingin mengetahui keberadaan dan perkembangan siswa. Wakil Kepala Sekolah ataupun Guru Bimbingan dan Konseling mulai membangun cinta kasih dan kepedulian terhadap perkembangan anak didik. Bukti kepedulian dan cinta kasih dimulai dari komunikasi yang efisien dan efektif. Membangun pendekatan siswa dengan diskusi-diskusi untuk mengetahui faktor penyebab dan akibat penghambat prestasi belajar akademik maupun non akademik siswa. Menyediakan pelayanan khusus bagi siswa yang mengalami gangguan kesehatan melalui unit kesehatan sekolah (UKS). c. Hasil Menyatukan Kegiatan Siswa Hasil terlihat, adalah(1) Menetapkan berbagai program kerja pembinaan siswa, berupa kegiatan akademik maupun non akademik; (2) Kegiatan pengembangan siswa, diri peningkatan peningkatan pelayanan keterampilan sosial maupun kegiatan pertumbuhan keimanan kepada Tuhan; (3) Mengambil data perkembangan siswa dengan diskusi kelompok maupun Individu; (4) Merencanakan jadwal, strategi dan metode Kegiatan pembinaan boleh berlangsung secara efektif; (5) Ada 106 beasiswa/keringanan pembiyaan SPP bagi siswa yang tidak mampu membiaya penghargaan-penghargaan SPP tertentu; maupun (6) Ada pelayanan kesehatan bagi siswa; (7) Menerapkan aturan dan tata tertib bagi siswa. 3. Menyatukan Kegiatan Komite Sekolah dan Orang tua wawancara dengan Suasono selaku Komite Sekolah mengatakan: Kepala sekolah tidak memanfaatkan badan Komite sekolah walaupun ada SK, Sehingga kita tidak berperan. Sebenarnya peran Komite sekolah amat penting dalam meningkatkan mutu sekolah melalui pencarian dana, menjadi pengantara antara masyarakat, pemerintah dan sekolah, memantau perkembangan mutu, dan mengatasi kendala-kendala yang dihadapi. Tapi tugas saya selama ini memantau programprogram kerja yang ada dan mendampingi pengambilan dana BOS (menandatangani surat-surat yang penting berkaitan dengan sekolah). Alasan tidak melibatkan Komite Sekolah karena Komite Sekolah Negeri dengan Swasta beda jauh. Komite Sekolah Negeri Langung ambil alih dan mengendalikan dan pengontrolan ketat sedangkan Komite sekolah swasta langsung dikontrol dari Yayasan tersebut. (wawancara tgl 08/05/2014). Hasil wawancara Wakil kepala sekolah Kurikulum Nugroho Kristanto, mengatakan Pengontrolan dan pengwasan tentang keuangan sekolah swasta dengan Negeri berbeda. Kita SMA Lab. Langusng diawasi dan langsung bertanggung jawab kepada Yayasan UKSW. Selanjutnya senada dengan bapak Alex Mirakaho selaku Direktur SMA Lab. mengatakan: Komite sekolah tidak hanya semata mencari dana tapi ia sebagai pengantara antara Guru dan Orang tua murid untuk menyampaikan keluhan-keluhan sekolah dan orang tua siswa dalam rapat Dinas Sekolah, dan menandatangani surat penting dalam pencarian Dana BOS. (wawancara tgl 08/05/2014). Pernyataan senada dikemukakan oleh Yumadi selaku Kepala sekolah: 107 Di sekolah kita, komite sekolah telah diganti dengan kelompok Peduli sekolah. Jadi tugas mereka adalah hanya memperhatikan keluhan-keluhan di sekolah. Meringankan segala pembiayaan di sekolah. Sehingga kebutuhan dan persoalan di sekolah tidak menghambat proses belajar dan mengajar. Bukan perannya semata mengatur dan mengarahkan pihak sekolah terlebih mengendalikan keuangan sekolah. Untuk menyatukan kegiatan dan peran Kelompok peduli Sekolah/Orang tua Murid, saya telah membangun beberapa pendekatan, antara lain: Membangun komunikasi yang efisien dan efektif. Pelayanan sosial/jamuan kasih saat-saat tertentu. Diskusi Individual pada saat mereka kunjungi. Diskusi kolektif pada saat pengambilan Raport anak, saat ibadah bersama, Saat kegiatan acara wisuda. Mengundang mereka untuk ikut rapat Dinas sekolah pada tahun ajaran baru. Saya rela menerima semua usuluan dan memilah-milahkan. Diundang dan menyatukan kegiatan untuk membicarakan tentang perkembagan sekolah dan keluhan-keluahan siswa demi mewujudkan hasil belajar siswa. (hasil wawancara tgl 16/12/2013). Hasil wawancara Rochadi Mulyo selaku orang tua murid dari Adining Nona Rochadi mengatakan: Kepala sekolah selalu mengundang kita untuk mengadakan rapat dan kita langsung bertatap muka dengan pihak sekolah. Kita mendengarkan dan menyampaikan tentang perkembangan anak-anak kita, Pertemuan kita tidak dimediasi oleh peran Komite sekolah. (wawancara tgl 08/05/2014). Diperkuat juga dengan Wakil Kepala sekolah Kesiswaan Agus Widodo menjelaskan: Selama ini peran Komite sekolah tidak nampak sehingga kita juga tidak melibatkan komite sekolah. Komite sekolah kita ganti dengan nama kelompok peduli sekolah/Orang tua murid. Perannya hanya memfasilitasi, melengkapi keluhan dan kebutuhan sekolah. Bukan lagi kewenangan penuh mengatur, mengawasi dan mengontrol perkembangan sekolah terlebih pengawasan keuangan sekolah. Kita pihak sekolah yang biasanya ambil peran sebagai Komite sekolah, seperti pencarian dana, mengendalikan sekolah dan menjadi pengantara antara pemerintah, Yayasan, Orang tua dan sekolah. Kreaktivitas warga sekolah berjalan lancar dan menghasilkan berbagai prestasi siswa. (wawancara tgl 16/12/2013). 108 a. Tantangan Menyatukan Komite Sekolah, Orang Tua Siswa dan Kelompok Peduli Sekolah Selama ini belum ada Komite sekolah atau maupun kelompok Peduli sekolah untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan sekolah melalui dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan. Belum menindaklanjuti atau menyampaikan keluhan, saran dan kritik dan aspirasi masyarakat terhadap sekolah/pendidikan. Ataupun sebaliknya kurang menindaklanjuti keluhan dan kebutuhan sekolah kepada masyarakat. Dampaknya kurang partisipasi terhadap perkembagan dan keluhan sekolah, terutama kebutuhan keuangan. a. Strategi Menyatukan Kegiatan Komite Sekolah/Kelompok Peduli Sekolah Memahami pentingnya Komite/kelompok peduli sekolah. Kelancaran kordinasi pembentukan organisasi komite sekolah. Menetapakan kriteria bakal pencalonan dan pemilihan komite sekolah. b. Hasil Menyatukan Komite Sekolah/Kelompok Peduli Sekolah Hasil yang segera terlihat, adalah(1) Pembentukan Komite Sekolah atau kelompok peduli Sekolah yang akan menjadi perantara antara sekolah dan masyarakat atau orang tua murid; (2) Melanjutkan perannya untuk ikut mempromosi sekolah ke publik lebih khusus pemerintah setempat dan orang tua murid atau pada organisasi lain. 109 6. Upaya Kepala Sekolah Sosialisasi Visi dan Misi Sekolah Hasil wawancara dengan Bapak Alex Mirakaho selaku Direktur Sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana, mengatakan: Visi dan Misi Kepala sekolah SMA Lab. mendukung/ mensukseskan Visi dan Misi sekolah Lab. Kristen Satya Wacana. Visi dan Misi Kepala sekolah SMA Lab. sangat sesuai mewujudkan Visi dan Misi kami. Kepala sekolah SMA Lab. Selalu mensosialisasi Visi dan Misi pada saat rapat guru maupun saat penerimaan siswa baru. (wawancara tgl 17/12/2013). Senada Suasono selaku Komite sekolah mengatakan: Visi dan Misi kepala sekolah SMA Lab. Krsiten Satya Wacana mewujudkan visi dan misi sekolah Lab. Kepala sekolah SMA Lab. selalu sosialisasi visi dan Misi sekolah pada saat MOS siswa baru, saat orang tua murid mengambilkan Raport anaknya, mengadakan promosi sekolah melalui surat dan Brosur dalam bulan januari, dan perkunjunan ke sekolahsekolah. (wawancara tgl 08/05/2014). Setiap jenjang pendidikan wajib memiliki Visi dan Misi Kepala sekolah. Hasil wawancara dengan Yumadi, Kepala sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana mengatakan: Saya merumuskan Visi dan MisiSMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga sesuai perkembangan zaman, kemajuan teknologi, kebutuhan Daerah, perkembangan Sekolah sekarang dan masa depan. Visi Sekolah kita adalah SMA Lab. Kristen Satya Wacana merupakan Sekolah Visioner. Visi saya mewujudkan Visi dan Misi Sekolah Lab. Visi dan misi saya membacakan pada saat pemilihan kepala sekolah dalam rapat penetapan dan pengangkatan Kepala sekolah oleh YPTKSW. Visi dan Misi sekolah ditetapkan bersama pada saat rapat dinas sekolah. Selanjutnya kita biasa mulai merancang bagaimana sosialisasikan ke lembaga internal maupun lembaga eksternal atau pada publik. Akhir dari visi adalah bagaimana siswa mencapai prestasi akademik maupun non akademik dan memenuhi standar kelulusan. (hasil wawancara tgl 17/12/2013). 110 Senada dengan hasil wawancara Wakil Kepala sekolah Kurikulum Nugroho Kristanto mengatakan: Kepala sekolah baru mempunyai Visi dan Misi sekolah. Saat rapat Dinas, Ia membacakan Visi dan Misi tersebut. Kita mendengarkan dan merivisi Visi dan Misi SMA Lab. apakah mendukung visi dan Misi sekolah Lab. atau tidak. Setelah disetujui bersama Selanjutnya kita mulai mensosialisasi. (hasil wawancara tgl 17/12/2013). Diperkuat juga dengan hasil wawancara guru, Fernanda Surya, mengatakan: Kita biasa mensosialisasikan Visi dan Misi Kepala sekolah. Kepala sekolah biasa sosialisasi Visi dan Misi Kepala sekolah dalam kalangan kita di sekolah mulai dari motto, kalimat Visi dan Misi Sekolah, Tujuan sekolah. Setelah kita mengetahui Visi dan Misi Sekolah, selanjutnya kita biasa sosialisasi Visi dan Misi kepala sekolah melalui media jaringan teknologi, dan melalui lisan di kalangan guru, orang tua dan siswa pada saat rapat tahunan, dan saat Mos. (hasil wawancara tgl 17/12/2013). Sependapat dengan hasil wawancara Pak guru Bambang Sarwono, menjelaskan Promosi/sosialisasi Visi dan Misi Kepala sekolah pada masing-masing lembaga sekolah SMP dalam bulan mei setiap tahun dengan lisan dan secara tertulis dalam brosur. Guru bidang studi Diana Erlianti, mengatakan: Kita biasa sosialisasi visi dan misi sekolah melalui berbagai media. Komunikasi Visi dan Misi sekolah dengan siswa pada saat mos berlangsung, dan saat rapat guru dan orang tua murid pada tahun ajaran baru. Manfaat penyebaran Visi dan Misi ke publik adalah agar semua orang mengetahui apa yanghendak dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Membuka hati dan pikiran warga sekolah untuk masingmasing beraktivitas sesuai fungsi kerja. Bahkan pasti ada pula yang tergugah hati untuk memperhatikan dan memfasilitasi sekolah. Saling membutuhkan partisipasi dan kerja sama mewujudkan Visi sekolah. Menghasilkan siswa yang Unggul, cerdas dan bermoral. (wawancara tgl 09/05/2014). Senada Orang tua murid, Rochadi Mulyo, mengatakan: Kepala sekolah mengundang seluruh orang tua murid untuk mengikuti rapat Dinas sekolah pada tahun ajaran baru dan 111 ia selalu menyampaikan Visi dan Misi SMA Lab. Juga melalui media Wibsite SMA Lab. (wawancara tgl 09/05/2014). Dengan demikian, manfaat sosialisasi Visi dan Misi Kepala sekolah ke berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah adalah untuk membangun partisipasi dan kerja sama dan mewujudkan Visi dan Misi sekolah. a. Tantangan Kepala Sekolah Sosialisasi Visi dan Misi Sekolah Selama ini belum bekerja sama, koordinasi antara warga sekolah dan kelompok kepentingan sekolah masih rendah untuk merumus Visi dan Misi sekolah sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan daerah. Visi dan Misi sekolah yang ada adalah juga hasil perumusan dari puluhan/belasan tahun yang lalu oleh Yayasan. Sulit merumuskan Visi dan Misi sekolah. Murumus Visi dan Misi sekolah hanya berdasarkan pikiran Kepala sekolah tanpa partisipasti warga sekolah. Belum pernah mensosialisasi Visi dan Misi sekolah ke publik dengan berbagai strategi dan motode yang sesuai, antara lain dengan Seminar, diskusi-diskusi kelompok, Poster, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan Daerah. a. Strategi Upaya Kepala Sekolah Sosialisasi Visi dan Misi Sekolah Memahami baik tentang pentingnya Visi dan Misi sekolah. Selanjutnya berusaha membangun komunikasi yang efisien dan efektif. Menyatukan seluruh stakeholder kepentingan sekolah untuk merumus Visi dan Misi sekolah secara bersama. 112 Menyepakati bersama bagaimana penyebaran Visi dan Misi Sekolah. b. Hasil Kepala Sekolah Sosialisasi Visi dan Misi sekolah Hasilnya adalah (1) Visi dan Misi sekolah yang sesuai tuntutan zaman dan kebutuhan Daerah; (2) Penyebaran Visi dan Misi sekolah ke dalam organisasi sekolah maupun kalangan publik dengan berbagai media; mendukung Visi (3) Ada dan Misi respon sekolah yang pasti ke dalam program kerja mereka untuk bantuan dan perhatian dalam kurung waktu persemester atau pertahun. 7. Peran Visi dan Misi Sekolah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Visi dan Misi Kepala sekolah amat besar pengaruhnya. Visi memotivasi dan meyakinkan seluruh stakeholder giat bekerja mencapai tujuan sekolah. Semua warga sekolah merasa bahagia ketika hasil belajar siswa meningkat dan menunjukan prestasi-prestasi non akademik maupun akademik. Kepala sekolah menjelaskan: Peran Visi sekolah memotivasi, memberi semangat, menyatukan dan menarik pikiran dan perasaan bagi pemangku kepentingan sekolah. Dulu Visi dan Misi sekolah tidak ada di ruang Kepala sekolah tapi saya berusaha dan sekarang sudah ada, Ketika saya masuk melihat visi dan Misi tersebut, saya merasa terinspirasi dan memotivasi saya mulai manajemen sekolah dengan baik. Visi dan Misi selalu dihiasi di ruang guru, di ruang tamu, Poster maupun dipublikasikan pada masyarakat umum melalui berbagai media agar semua warga mengetahui dan mengabdi menghasilkan prestasi belajar siswa di bidang akademik maupun non akademik dan membentuk sikap siswa. (hasil wawancara tgl 19/12/2013). 113 Peran Visi dan Misi sekolah penting untuk memotivasi berbagai kepentingan sekolah. Visi dan Misi sekolah dipublikasikan melalui lisan dan secara tertulis. Visi dan Misi sekolah diketahui pihak sekolah lebih awal. Untuk itu Visi dan Misi sekolah dihiasi ruangan Kepala sekolah, Ruang tamu dan Ada poster Visi dan Misi sekolah depan Pintu masuk. Peran Visi sekolah memotivasi kita siswa semangat belajar. Demi meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa Nastati Kumela mengatakan: Saya biasanya membagi waktu secara bijaksana Kita biasa belajar bersama guru di kelas pagi hari. Pulang sekolah makan/istirahat, bantu kerja orang tua di rumah. Pulang ada waktu olahraga. Selanjutnya mandi sore, mengenakan pakaian dan melanjutkan belajar mandiri mengerjakan tugas yang diberikan guru pada hari itu. Setelah mengerjakan tugas, Ronde berikut saya membaca bukudan belajar pelajaran-pelajaran yang lain. Pola hidup manajemen diri, ternyata saya merasakan dampak positifnya pada sehat jasmani dan rohani. Selain itu saat kita ujian atau ulangan hasilnya sangat memuaskan. (hasil wawancara tgl 19/12/2013). Peran visi dan misi sekolah masih memotivasi siswa. Hasil wawancara siswa, Gelvi Marike menjelaskan, bahwa: Saya rajin belajar. Saya tidak pernah ikut remedi (perbaikan nilai). Saya selalu mendapatkan nilai delapan keatas, yang paling rendah nilai tujuh. Akhirnya juga saya meraih prestasi atau kejuaraan peringkat umum tingkat sekolah maupun tingkat kelas. saya selalu mendapatkan rangkin satu atau kalu tidak dua setiap akhir ujian semester sampai saat ini. (wawancara tgl 19/12/2013). Faktor utama menentukan peningkatan prestasi belajar siswa adalah terletak individu siswa. Individu siswa yang bijak mengatur waktu secara teratur di setiap hari. Ada waktu olah raga, Makan, istirahat, Bantu kerja orang tua. Selain itu meluangkan waktu 114 full untuk belajar. Sehingga dampaknya meningkat Hasil belajar Siswa. Hasil observasi penulis, Visi dan Misi sekolah memotivasi siswa rasa memiliki dan ingin berubah maka ada gairah belajar yang tinggi, nilai-nilai sangat memuaskan, Sikap dan tingkah laku siswa juga sangat baik. Mereka sopan menghargai guru dan sesama. Senada dengan hasil wawancara Satpam susanto mengatakan: Anak-anak siswa SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga tidak kacau. Mereka tidak merokok, tidak minum-minuman keras, Tidak bertengkar dengan teman siswa, dan mereka sangat menghormati guru dan satpam dan kepada siapa saja yang datang kunjungi SMA Lab. Kristen. (wawancara tgl 19/12/2013). Senada hasil wawancara dengan guru, Diana Erlianti mengatakan: Siswa SMA Lab. Pada umumnya tidak nakal, tidak pernah bolos, tidak pernah melawan dengan guru, TU dan Satpam yang ada. Itulah hasil belajar siswa. (wawancara tgl 19/12/2013). Peningkatan nilai dan perubahan tingkah laku siswa adalah hasil belajar. Itu tentunya dipengaruhi oleh faktor guru yang memenuhi standar kompotensi guru dalam pengabdian. Dalam wawancara dengan guru bidang studi, Fernanda Surya mengatakan: Peran Visi mondorong kita pendidik untuk membenahi kompotensi guru dengan belajar mandiri maupun kelompok, antara lain (1) Kompotensi kepribadian Guru adalah bagimana guru bernuansa spirit/kehidupan keimanan /berkarakter. (2) Kompetensi Paedagogik guru adalah bagimana guru memahami landasan ilmu pendidikan, menguasai kelengkapan administasi guru, mendidik, dan membina. (3) Kompetensi Profesional guru adalah bagimana guru mengelolah kelas secara profesiaonal dengan media belajar, metode belajar yang sesuai untuk siswa memahami pengajarannya. (4) Kompetensi Sosial guru adalah gaimana kehidupan guru bersosial, sesama guru, siswa dan 115 masyarakat sekitarnya. Kompotensi guru sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. (wawancara tgl 06/01/2014). Senada dengan hasil wawancara Pak guru Bambang Sarwono menjelaskan: Kita biasa diijikan keluar untuk mengikuti kegiatan trainingtraining tingkat Daerah maupun kota dalam rangka peningkatan kompotensi guru. (wawancara tgl 19/05/2014). Peran guru amat penting bagi siswanya. Peran guru sebagai pengajar, pembina pemotivator dan pendidik. Untuk itu guru dibekali serta dibenahi dengan berbagai kompotensi Guru. Karena keberhasilan berbagai prestasi dan pembentukan karakter siswa adalah tidak terlepas dari peran dan karya guru. Senada wawancara dengan guru bidang studi Nugroho Kristanto selaku wakil Kepala sekolah kurikulum, mengatakan: Peran Visi dan Misi sekolah motivasi kita juga bagaimana berupaya menebus anak hasil ulangan nilai di bawa standar dengan remedi (perbaikan nilai) berupa kasih tugas tambahan, ataupun kasih ulangan susulan. Meningkatkan hasil belajar siswa, kita mengadakan model pembelajaran pengayaan dan belajar terbimbing. Guru memfasilitasi. Siswa belajar mandiri bersama pada sore hari/malam hari di sekolah, selain belajar bersama guru pada pagi hari. Prestasi dan kemajuan hasil belajar siswa juga adalah kerja keras dan peran kita Guru. (wawancara tgl 20/12/2013). Senada dengan hasil wawancara Fernanda Surya mengatakan : Perbaikan nilai ulangan harian, Mid semester maupun Ujian Semester bagi siswa di bawah standar, boleh berlangsung oleh guru bidang studi tertentu. Perbaikan nilai siswa dengan remedi. Kembali kepada strategi guru kapan, bagaimana dan dimana menebus nilainnya siswa. (wawancara tgl 20/12/2013). Didukung juga wawancara dengan Wakasek Kesiswaan Agus widodo, mengatakan: Kita biasa mengadakan belajar malam atau sore terbimbing di sekolah. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan kegiatan belajar pengayaan sore hari bagi siswa kelas tiga. Dan Siswa 116 kelas satu dan dua juga belajar mandiri bersamaan waktu sore hari di sekolah sesuai jadwal. Tugas guru mengabsen, mengawasi sampai berakhir ketentuan jam belajar. (wawancara tgl 20/12/2013). Peran Visi dan Misi sekolah juga motivasi peran sebagai orang tua murid untuk membina siwa. Wawancara dengan Ibu Pendeta Herlianawati mengatakan: Kita biasa berusaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan berbagai pembinaan dan pengajaran. Saya sebagai orang tua murid selalu motivasi anak untuk lebih semangat belajar dengan melengkapai fasilitasi sekolah. Belikan pakaian seragam, Sepatu, Buku Tulis, Uang jajang sekolah, antara jemput di sekolah, Membiayai uang SPP perbulan dan sumbangan-sumbangan yang lain terhadap sekolah sesuai kebutuhan dan permintaan untuk mewujudkan hasil belajar siswa. (wawancara tgl 20/12/2013). Senada dengan hasil wawancara bapak Rochadi Mulyo selaku orang tua murid mengatakan bahwa: Saya sebagai orang tua murid selalu membimbing, mengajar, mengarahkan sehingga anak kita tidak mengikuti berbagai pengaruh lingkungan tapi terfokus pada belajar dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Saya sering mengajar mata pelajaran yang sulit diserap oleh siswa di sekolah. Prestasi dan kemajuan hasil belajar siswa juga adalah kerja keras dan peran dari kita orang tua murid. (wawancara tgl 06/05/2014). Orang tua murid rasa memiliki terhadap perannya juga karena dipengaruhi oleh kekuatan Visi dan Misi sekolah dalam meningkat hasil belajar siswa. Perannya adalah motivasi, mendidik dan mengajar. Peran Visi dan Misi sekolah juga memotivasi seluruh Wakasek dan Kordinator-kordinator untuk lebih memahami fungi kerja dan bekerja mewujudkan Visi dan Misi sekolah. Hasil wawancara wakasek Kurikum Nugroho Kristanto, mengatakan: Visi dan Misi sekolah memotivasi saya sebagai wakasek kurikulum untuk mendesain, mengelola dan menata kurikulum yang sesuai. Mengurus sejumlah mata pelajaran 117 dan memfasilitasi guru untuk kontribusi proses pembelajaran dengan segala sistem menjawab kebutuhan siswa. Pembuatan jadwal dan pengawasan. Mengadakan penilaiandan pengevaluasian kemajuan prestasi belajar siswa. Kerjasama dengan Kepala sekolah. Prestasi dan kemajuan hasil belajar siswa juga adalah kerja keras dan peran wakil Kepala sekolah kurikulum. (wawancara tgl 06/05/2014). Senada dengan Kepala sekolah Yumadi mengatakan, waksek kurikulum Nugroho Kristanto sangat berperan aktif dalam merumus, merancang segala model pembelajaran yang sesuai. Menyediakan segala media pembelajaran. Memfasilitasi dan mengawasi proses belajar dan mengajar. Siswa memahami standar isi. Perubahan pengingkatkan hasil belajar siswa adalah juga karena peranan wakil Kepala sekolah Kurikulum. Peran Visi dan Misi sekolah motivasi kordinator Sarana dan Prasarana untuk semangat bekerja. Wawancara dengan wakasek Sarana dan prasarana Edi Cahyono, mengatakan: Peran saya dalam mewujudkan hasil belajar siswa adalah bagaimana melengkapi, mengurusi dan menyimpan segala sarana dan prasarana yang akan mendukung kegiatan di sekolah, Semua warga sekolah boleh beraktivitas dengan maksimal, tujuannya mengahasilkan prestasi belajar siswa. Saya memfasilitasi sarana dan prasarana sekolah. Meyimpan sarana dan prasarana yang tidak digunakan agar lokasi bersih dan nyaman untuk siswa semangat belajar tanpa gangguan. Mengadakan sarana dan prasarana yang bisa digunakan siswa sesuai kebutuhan untuk belajar mewujudkan Visi sekolah dan Visi dan misi kepala Sekolah. Siswa boleh mencapai hasil belajar yang memuaskan karena tidak terlepas dari peran sarana dan prasarana juga. (wawancara tgl 06/01/2014). Kepala sekolah Yumadi mengatakan tanpa sarana dan prasarana warga sekolah tidak dapat mengakses pekerjaan. Atau sebaliknya, Keterbatasan sarana dan prasarana akan menghambat kegiatan warga di seko118 lah. Sehingga itu juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Sementara Ida Farida Ismiati mengatakan, Peran Visi dan Misi sekolah motivasi kita Tata Usaha (TU) juga dalam pekerjaan sehari-hari mengakses berbagai pengurusan pendokumentasian sekolah, pengelolaan, dan pengurusan administrasi sekolah. Kordinator TU, Alisudariani, mengatakan: Tugas kita TU memfasilitasi proses belajar dan mengajar. Mengurusi segala administrasi sekolah. Menyimpan data, mengelola data dan mempublikasikan data sesuai kebutuhan. Mendokumentasikan segala kegiatan dan perkembangan sekolah. Pencapaian hasil belajar siswa adalah peran kinerja kita yang baik. (wawancara tgl 06/04/2014). Peran TU sangat mendukung juga dalam memfasilitasi warga sekolah. Terkait administrasi sekolah menyimpan dan mengelola data. Dengan tujuan yang hakiki menghasilkan prestasi belajar siswa. Hasil belajar yang akan dicapai siswa juga adalah dukungan dan kerja keras Tata Usaha. Selanjutnya dalam wawancara dengan kordinator Perpustakaan, Paulus Widi, mengatakan: Peran Visi juga memotivasi kita lebih semangat bekerja. Peran kita mengahasilkan prestasi belajar siswa adalah menuntun, mengawasi, melayani dan membina siswa belajar dengan baik. Kita menerapkan aturan dan tata tertib bagi mereka yang belajar maupun peminjaman buku perpustakaan. (wawancara tgl 06/01/2014). Dengan demikian Visi dan Misi sekolah memberi semangat baru warga sekolah untuk masing-masing bekerja sesuai tupoksi kerja menghasilkan berbagai prestas siswa. a. Tantangan Peran Visi dan Misi Sekolah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Selama Visi dan Misi sekolah belum sesuai dan kurang pas, maka seluruh warga sekolah belum 119 termotivasi, komitmen dan semangat bekerja pada masing-masing fungsi kerja untuk mencapai Visi dan Misi sekolah. Bekerja tidak profesional sehingga hasilnya juga tidak memuaskan berbagai pihak. b. Strategi Pelaksanaan Visi dan Misi Sekolah dalam meningkatkan hasil belajar Siswa Sosialisasi Visi dan Misi sekolah dalam lembaga sekolah melalaui Pembinaan, Nasehat dan berbagai motivasi kerja. Menjelaskan fungsi Visi dan Misi pada warga sekolah untuk tertap termotivasi berkarya. c. Hasil Peran Visi dan Misi Sekolah dalam meningkatkan hasil belajar Siswa Hasil yang segerah terlihat, adalah seluruh warga sekolah. Kepala sekolah, seluruh Wakil Kepala sekolah, TU, Seluruh Kordinator Laboratorium, Kordinator Perpustakaan dan tenaga teknis termotivasi mengabdi yang tinggi, karena berawal dari Visi dan Misinya jelas yang menggugah hati. Seluruh pemangku kepentingan sekolah bekerja keras mewujudkan prestasi siswa akademik maupun non akademik. Peran Visi memotivasi melengkapi diri berbagai kemampuan kerja. Mulai dari keterampilan komunikasi, Kompotensi kepribadian, Kompotensi profesional, Kompotensi sosial, dan pemahaman lebih jauh tentang ilmu terkait. 4.2.2 Karakteristik Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Gaya kepemimpinan dan karakteristik kepemimpinan tidaklah sama. Gaya diulas lebih terfokus pada sikap dan tingkah laku seseorang. Sedangkan karakteristik/ciri diulas tentang nilai-nilai yang dianut dalam 120 seorang pemimpin Kepala sekolah. Wakasek Kesiswaan Agus widodo mengatakan: Kepala sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga memiliki sebagian karakter kepemimpinan Kepala sekolah Visioner. Ia memiliki Pandangan melua syang jauh kedepan dan selalu berusaha mencapainya. Mempunyai komiten dan berani menanggun resikonya, Semangat, tekun dan ulet dalam fungsi kerjanya dalam mencapai Visi dan Misi sekolah. (wawancara 09/01/2014). Senada dengan hasil wawancara guru bidang studi Bambang Sarwono, menjelaskan: Kepala sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana memiliki ciriciri Kepemimpinan Visioner untuk mempegaruhi bawahan, antara lain: Ia selalu bekerja keras menggugah, mengelola mimpi menjadi kenyataan, mengajak orang lain berubah, bergerak, memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk bekerja lebih kreaktif. Bekerja lebih keras untuk mendapatkan situasi dan kondisi sekolah yang lebih baik. (wawancara 09/01/2014). Karakteristik kepala sekolah visioner memiliki nilai-nilai yang unik pada dirinya. Ciri kepemimpinan Visioner yaitu kerja keras, menggerakan, mengajak dan memotivasi bawahan meningkatkan semangat kerja mencapai Visi dan Misi sekolah. Selanjutnya guru Diana Erlianti mengatakan : Kepala sekolah mampu mengubah Visi ke dalam aksi. Ia menjelaskan Visi sekolah Lab. dan Visi dan Misi Kepala sekolah secara semaksimal kepada warga sekolah maupun kepada publik. Dan secara pribadi Kepala sekolah sangat teguh terhadap Visi tersebut. Ia berani bertindak dalam meraih tujuan. Percaya diri serta Integritas diri. Tidak Peragu dan selalu siap menghadapi resiko. Ia bertindak sebagai motivator, berorientasi pada kinerja terbaik untuk pemberdayaan, dan kesanggupan untuk memberikan arahan kongrit yang sistematis. (wawancara 09/01/2014). Kepala sekolah meningkatkan karakteristik kepemimpinan Visioner. Menemukan kelemahan karakteristik Kepemimpinan Visioner. Selanjutnya berupaya membenahi diri dengan berbagai upaya demi mewujudkan Visi dan Misi sekolah. 121 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1 Manajemen Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga Pengelolaan suatu instansi sekolah tentunya Kepala Sekolah memahami kata manajemen dan Kepemimpinan dalam penerapan sehari-hari. Manajemen dan Kepemimpinan sangat terjaling dan tidak dipisahkan meskipun beda fungsi. Apa itu manajemen? Dan apa itu kepemimpinan, penulis menjelaskan di bawah ini. 1. Manajemen Dalam kerjasama wadah yang organisasi baik untuk ada manajemen, mewujudkan tujuan bersama. Peran kepala sekolah dalam manajemen sekolah adalah mengarahkan, Mengatur dan menunjuk jalan untuk bagaimana cara kerja efisien dan efektif. Terkait dengan manajemen sekolah tercakup ada beberapa hal, antara lain (1) Ada pengorganisasian Artinya Pembagian tugas sesuai minat dan bakat serta kemampuan yang dimiliki seseorang untuk bekerja dan bertanggung jawab; (2) Ada perencanaan/program kerja artinya dari masing-masing anggota dalam organisasi punya program kerja; (3) Ada pendelegasian artinya melimpahkan kewenangan atau mempercaiyai orang lain; (4) Ada supervisi sekolah artinya Melaksanakan supervisi sekolah untuk mengambil data dan penilaian kinerja dengan panduan supervisi pada masing-masing fungsi kerja guru. Supervisi sekolah tidak sekedar pengawasan, pengontrolan dan monitoring semata, Melainkan ditindaklanjuti perbaikan ketika terdapat 122 kelalaian terkait administrasi maupun sistem kerja lainnya. Perbaikan dilakukan secara Individu maupun kelompok dengan menasehati, memberikan mengadakan panduan kegiatan kerja, training atau pelatihan; (5) Sedangkan evaluasi artinya mengadakan rapat bersama, mengevaluasi masing-masing program kerja ataupun Evaluasi kegiatan dengan yang kata lain telah dilaksanakan. penilaian. Inti dari pengevaluasian program kerja adalah menyampaikan faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan kegiatan/program kerja. Tujuan evaluasi adalah pengecekan dan perbaikan semua kegagalan dan kesuksesan pekerjaan. Manajemen sekolah terlaksana dengan sebaikbaiknya sesuai standar. Maka hal itu bermanfaat bagi pengembangan sekolah yang lebih baik untuk mencapai Visi dan Misi sekolah. 2. Kepemimpinan Kepala sekolah SMA Lab. Kristen Satya Wacana sebagai pemimpin memiliki sifat dan perilaku serta kemampuan-kemampuan, antara lain (1) memiliki kekuatan rohani dan jasmani sehingga dengan sukacita berkarya; (2) mampu mengendalikan emosinya dan tidak cepat tersinggung bahkan melampiaskan emosianya dengan tindakan dan kata-kata. Tapi ia penuh dengan sabar menghadapi segalanya; (3) memiliki hubungan baik dengan bawahan. Dia lebih banyak mendengarkan, menghargai pendapat orang lain dan menanggapi dengan penuh kelemah lembutuhan. Dia penuh pengertian dengan keluhankeluhan bawahan, sehingga 123 bawahannya berani mencurahkan isi hatinya; (4) Memotivasi diri dan percaya diri tinggi. Ada keinginan untuk menjadi seorang pemimpin yang dikagumi oleh bawahan; (5) Memiliki kemampuan komunikasi dengan orang lain, melalui tertulis dan lisan. Tidak membosankan bawahan dan mudah menaggapi isi penyampaian.(6) Memiliki kemampuan mengajar, menjelaskan dengan metode yang mudah dipahami orang lain; (7) Memiliki kemampuan bersosial. Ia peramah dalam pergaulan, Hidup dalam kesetiakawanan, mudah mengunjungi dan peratian penuh terhadap kerja bawahan, suka menolong. Senang jika bawahan hidup dalam kepuasan yang mendatangkan semangat kerja. (8) Perhatian baik kepada tugas maupun kepada hubungan kerja dalam kelompok. (9) Memiliki pandangan yang jauh kedepan dan selalu berusaha mencapainya. Mempunyai komiten dan berani menanggung resikonya, Semangat, tekun dan ulet dalam fungsi kerjanya dalam mencapai Visi dan Misi sekolah. (10) Pekerja keras menggugah, mengelola mimpi menjadi kenyataan, mengajak orang lain berubah, bergerak, memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk bekerja lebih kreaktif. Bekerja lebih keras untuk mendapatkan situasi dan kondisi sekolah yang lebih baik. (11) Ia berani bertindak dalam meraih tujuan. (12) Percaya diri serta Integritas diri. (13) tidak Peragu dan selalu siap menghadapi resiko. (14) Ia bertindak sebagai motivator, berorientasi pada kinerja terbaik untuk pemberdayaan, dan kesanggupan untuk memberikan arahan kongrit sistematis. Kepala sekolah berhasil dalam kepemipinannya apa bila ia memiliki berbagai kemampuan dan ciri-ciri 124 kepemimpinan tersebut dan akan bermanfaat bagi organisasi yang dimpimpinnya. Sehingga ia mampu mempengaruhi bawahan dengan sikap dan gaya kepemimpinan sesuai standar atau teori yang sudah dijelaskan demi pencapaian Visi dan Misi sekolah 3. Upaya Kepala Sekolah Menyatukan Kegiatan Guru, Siswa, TU, Komite Sekolah dalam Visi dan Misi Sekolah Ada beberapa Upaya Kepala sekolah dalam rangka menyatukan warga sekolah, sebagai berikut. Pertama, Supervisi Sekolah (School Supervision). Kepala sekolah mengadakan supervisi secara terencana dan bertahap dengan tujuan menyatukan seluruh kegiatan guru di sekolah. Ia melaksanakan supervisi sekolah terhadap tugas dan fungsi guru demi peningkatan mutu mengajar sekaligus langkah-langkah sepervisi sekolah, sebagai berikut (1) Supervisi sekolah berawal dari komunikasi yang baik dengan bawahan untuk persiapan diri jauh sebelumnya; (2) Supervisi sekolah dilaksanakan terhadap Guru, Mulai dari kesiapan administrasi perangkat guru, kegiatan proses belajar mengajar guru di kelas. Pembukaan materi, Inti kegiatan sampai evaluasi belajar dan mengajar; (3) Supervisi sekolah sesuai jadwal tapi kadangkala supervisi sekolah tanpa diketahui guru untuk melihat kesungguhan, ketelitian dan keseriusan kerja.Tujuan Supervisi Sekolah, sebagai berikut (1) Mengetahui keluhan dan masalah yang dihadapi bawahan dalam tugas dan fungsi kerja masing-masing; (2) Mengecek tingkat kemajuan berdasarkan panduan pekerjaan, penilaian 125 menilai kinerja terhadap seluruh administrasi guru, proses belajar mengajar di kelas, membina dan mengarahkan bawahan dan menindaklanjuti dengan kegiatan pembinaan atau pelatihan secara individual maupun kolektif sampai mereka pahami dan melaksanakan tugas sesuai standar kompotensi kerja yang telah ditetapkan. Kepala sekolah melaksanakan supervisi sekolah dengan baik sesuai standar. Dan bermanfaat bagi guru untuk membenahi kelengkapan administarsi guru maupun pelaksanaan proses belajar dan mengajar demi mewujudkan Visi dan Misi sekolah. Kedua, Motivasi Kerja (Work Motivation). Kepala sekolah jeli melihat kebutuhan bawahan dan memenuhinya merupakan motode untuk menyatukan kegiatan guru dan tenaga kependidikan dalam hal memotivasi semangat kerja. Kepala sekolah memenuhi kebutuhan bawahan antara lain (1) Pembayaran dan Pengurusan gaji dan tenaga honorer pada tepat waktu; (2) Memenuhi kebutuhan keamanan dan keselamatan seluruh warga sekolah. (3) Memenuhi kebutuhan Kebersamaan, pertemanan, Sosial, dan cinta kasih sayang warga sekolah dan saling mengunjungi. (4) Me- menuhi kebutuhan akan harga diri dan rasa hormat dari orang lain, tidak ada perbedaan-perbedaan, dan diskirminasi tapi yang ada adalah kebersamaan, kekompakan dan saling menghargai; (5) Memenuhi kebutuhan bawahan dengan maksimalkan kemampuan, keterampilan, dan potensi yang dimiliki. (6) Lingkungan sekolah bersih, aman dan nyaman agar masing-masing guru, TU gairah dan semangat bekerja; (7) Sarana dan prasarana serta fasilitas terpenuhi. 126 Kepala sekolah dengan memenuhi kebutuhan bawahan sehingga bermanfaat bagi pendidk dan tenaga kependidikan untuk semangat bekerja dan mengabdi sesuai tupoksi kerja demi pencapaian Visi dan Misi sekolah. Ketiga, Mendidik (Educate). Sistem Pendidikan Nasional nomor 2 tahun 1989 tentang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa mendatang. Maka dengan merancang model pembelajaran yang sesuai untuk membina, mendidik siswa dengan berbagai pengajaran maka siswa menjadi pribadi yang mandiri dan utuh. Mendidik siswa dan guru tidak hanya lewat kongnitif semata malainkan disertai sikap kehidupan yang menjadi teladan bagi setiap Siswa. Kepala Sekolah menyatukan kegiatan Guru dan Siswa di sekolah dengan mendidik, membina, menasehati, mengajar organisasi siswa maupun organisasi guru dengan berbagai metode dan pendekatan yang sesuai, yaitu (1) Mendidik Siswa. Kepala sekolah melaksanakan segala pembinaan siswa. Tujuan mendewasakan, mengubah sikap dan tingkah laku siswa dan menyiapkan segala potensi siswa dengan berbagai kegiatan akademik maupun non akademik di sekolah. Kegiatan pendidikan siswa berlangsung secara kolektif maupun individual melalui Wakasek kesiswaan, Guru BK, masing-masing guru bidang studi dan Kepala sekolah juga ambil bagian dalam kegiatan pembinaan siswa. (2) Mendidik Guru. Kepala sekolah mendidik/membina tenaga 127 pendidikdan tenaga kependidikan dalam pengembangan standar kompotensi guru. Kepala sekolah mengunjungi dan mengsupervisi masing-masing guru tentang Kompotensi Pedagogik, Kompotensi Kepribadian, Kompotensi Profesional, Kompotensi sosial. Sehingga memungkinkan tenaga pendidik terbina untuk mudah membina, mendidik siswa dengan kompotensi guru yang dimiliki melalui kegiatan training maupun bentuk pembinaan yang lain. Ada manfaatnya ketika kepala sekolah mendidik organisasi siswa maupun organisasi guru. Manfaat pendidikan yang dirasakan bagi siswa adalah pembentukan karakter dan tingkah laku yang sesuai serta memiliki berbagai skill. Sedangkan manfaat bagi organisasi guru adalah mampu mengelola kelas dengan kompotensi guru demi pencapaian Visi dan Misi sekolah. Kempat, komunikasi (Communication). Adalah penyampaian isi pesan oleh kepala sekolah dengan berbagai metode, pendekatan dan media untuk menyatukan kegiatan bawahan. Kepala sekolah memiliki komunikasi yang efisien dan efektif dengan menjelaskan maknanya secara baik berdasarkan kode etik komunikasi. Ada komunikasi sebelum melaksanakan supervisi Sekolah, sebelum Pengevalusian Program kerja, saat rapat-rapat dinas bahkan juga dalam nasehat dan bimbingan bagi warga sekolah. Komuniukasi yang baik tidak membosankan orang lain karena bicara singkat jelas dan padat. Topik dan tujuan komunikasinya jelas, Ia lebih banyak mendengarkan komunikasi, meyakinkan dan menanggapinya dalam tindakan. Mampu mengambil keputusan 128 yang matang dan melakukan sesuai kesepakatan bersama dan berani menanggung resiko. Kepala sekolah mampu mengonsep dan diwujudkan dalam komunikasi melalui tertulis maupun lisan. Komunikasi yang baik Kepala sekolah menyatukan kegiatan warga sekolah. Manfaat dari komunikasi. Ada kerja sama yang baik antara guru, wakasek, TU dan kordinator- kordinator. Komunikasi memudahkan untuk mengetahui permasalahan, memecahkan masalah, terlebih motivasi kerja bawahan untuk meningkatkan kerja sama mewujudkan Visi dan Misi sekolah. 4. Upaya Kepala Sekolah Sosialisasi Visi dan Misi Sekolah Berdasarkan uraian diatas, maka upaya kepala sekolah sosialisasi visi dan misi sekolah dijalankan dalam tahapan: (1) Kepala Sekolah mengembangkan Visi Sekolah; (2) Mengembangkan Misi sekolah; (3) Melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi ke dalam tindakan. Kepala Sekolah sosialisasi Visi dan Misi sekolah ke Pemangku kepentingan sekolah. Memusatkan perhatian pada kegiatan mendengar dan menjelaskan Visi. Mewujudkan partisipasi sekutu untuk berasama memiliki Visi. Kelompok ini membawa rasa kesatuan dan kerja sama, yang menghasilkan tingkat kepercayaan dan kerja tim yang baru. Komunikasi visi dan misi tingkat dalam dan tingkat organisasi di luar terus dikembangkan sehingga menciptakan kondisi di mana kreaktivitas berkembang. Kerja sama dan menopang mewujudkan Visi dan Misi Sekolah. Kepala sekolah mampu melaksanakan segala upaya Sosialisasi Visi dan Misi sekolah dan Kepala 129 sekolah. Penyampaian Visi dan Misi sekolah berupa lisan maupun tertulis. Sosialisasi Visi dan Misi sekolah maupun Kepala sekolah mulai dari dalam organisasi sekolah. Masing-masing warga di sekolah mengetahui Visi dan Misi Sekolah pada saat penyusunan program kerja. Sosialisasi Visi dan Misi sekolah sebelum melaksanakan Supervisi sekolah dan pengevaluasian perogram kerja, Sosialisasi Visi dan Misi sekolah kepada Siswa saat berlangsung kegiatan MOS siswa baru. Dan sosialisasi Visi dan Misi sekolah kepada orang tua murid pada saat kegiatan rapat dinas tahun ajaran baru. kalimat Visi Kepala dan sekolah Misi menjelaskan Sekolah, Tujuan motto, sekolah. Selanjutnya kepala sekolah sosialisasi visi dan misi sekolah ke pemangku kepentingan sekolah dengan cara yang sama melalui lisan ataupun tertulis dengan berbagai media. Mengkomunikasikan visi dan Misi Sekolah ke kelompok/organisasi lain kepada Yayasan, Pemerintah atau Dinas pemuda dan Olahraga setempat dan kepada masyarakat umum. Membicarakan Visi dan Misi sekolah, menjelaskan makna penting dari Visi dan Misi Sekolah. Menjelaskan tahapan–tahapan pem- buatan Visi dan Misi Sekolah, Sehingga dengan tujuan hakiki adalah meyakinkan lalu mereka mengetahui, tergugah hati. Selanjutnya meningkatkan kerja sama dan saling menopang mewujudkan Visi dan Misi Sekolah dalam tindakan. Manfaatnya bagi sekolah adalah meningkatnya minat orang tua murid menyekolahkan anak di SMA Lab Kristen Satya Wacana. Munculnya pihak-pihak lain yang peduli terhadap visi dan misi sekolah seperti dari 130 pemerintah, Yayasan, universitas maupun masyarakat luas. Prinsipnya mampu mendorong meningkatnya kerja sama mewujudkan Visi dan Misi sekolah. 5. Peran Visi dan Misi Sekolah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kepala sekolah memahami pentingnya Visi dan Misi bagi sekolah. Selanjutnya mereka berusaha merumuskan dan menetapkan sebagai Visi dan Misi Sekolah. Visi dan Misi sekolah mempunyai kekuatan pengaruh sangat besar. Peran Visi memberi Inspirasi bagi semua anggota dalam organisasi dan membantu mempersatukan kekuatan mereka dalam arah yang sama. Peran Visi dan Misi sekolah memotivasi seluruh warga sekolah bagaimana komitmen kerja untuk mencapai Visi organisasi terlebih meningkatkan hasil belajar siswa. Peran visi merangsang bagaimana mambangun stratergi kerja. Strategi kerja akan menjadi bagus jika visinya bagus. Peran Visi memotivasi seluruh stakeholders berperan aktif dalam meningkat hasil belajar siswa. Dalam hal itu maka tentunya bagaimana penerapan tentang Standar Pendidikan Nasional tertuang dalam PP Nomor 19 tahun 2005. Di dalam ada delapan standar Nasional Pendidikan (SNP): Standar Kompotensi Lulusan Pendidikan, Standar Isi Pendidikan, Pendidik Standar dan Proses Kependidikan, pendidikan, Standar Standar Sarana dan Prasarana, Standar pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar penilaian tentang Standar Pendidikan, Kementerian Pendidikan Nasional (2010). Diperhatikanbagaimana boleh tersedia Input, Proses dan Output. Dijelaskan masing–masing, sebagai berikut. 131 Pertama, Peran Visi memotivasi untuk benahi Input. Input adalah kekuatan yang dimiliki di sekolah untuk memperlancar proses. Visi dan Misi Sekolah memotivasi Kepala sekolah membenahi Input sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sekolah memiliki sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, Kurikulum yang sesuai, ada Organisasi sekolah dan Sumber pendapatan Keuangan sekolah. Manfaatnya menghasilkan siswa-siswa yang unggul dan berpresati. Menghasilkan siswa dan siswi yang unggul di segala aspek. Lebih spesifik siswa mencapai cerdas dan bermoral dalam tindakan dan kehidupan sehari–hari. Kedua, Peran Visi memotivasi untuk seluruh warga Sekolah semangat aktif dalam Proses. Proses merupakan sesuatu yang sedang terjadi perubahan, awalnya tidak ada menjadi ada dengan proses simulasi. Proses boleh terjadi dalam kurung waktu yang telah ditetapkan. Dikatakan proses maka peran visi sekolah mendorong masing–masing warga sekolah sedang beraktivitas sesuai fungsi Kerja dalam jangka waktu tertentu dan proses berkepanjangan. Proses belajar dan mengajar boleh berlangsung. Memanajemen dan kepemimpinan Sekolah yang semaksimal. Seluruh Wakil Kepala sekolah, Kordinator dan tenaga–tenaga teknis sedang beraktifitas untuk mengingkatkan hasil belajar siswa. Visi dan Misi sekolah memotivasi Warga sekolah bertanggung jawab sesuai fungsi kerja. Kepala sekolah memebenahi Proses sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Manfaatnya menghasilkan 132 siswa/siswi unggul dan berprestasi di bidang akademik maupun non akademik. Ada Alumni sedang berguna bagi Nusa dan Bangsa. Ketiga, Peran Visi menghasilkan Output. Input merupakan sarana. Sarananya sudah memadai. Maka Hal itu sangat mendukung proses berlangung dengan baik pula. Proses merupakan kegiatan sedang berlangsung. Jika Prosesnya berlangsung baik tanpa kendala, maka produknya memuaskan. Output merupakan hasil yang telah dicapai dari puncak segala kegiatan. Visi dan Misi Sekolah memotivasi Warga sekolah masih ada bertanggung jawab sesuai fungsi kerja menghasilkan Output/kelulusan siswa yang berkompotensi. Kepala sekolah bekerja keras dan menghasilkan siswa-siwi yang unggul berprestasi di bidang akademik maupun nonakademik. Siswa memperoleh pengetahuan yang tinggi terbukti dengan akan diraih prestasi– prestasi akademik maupun non akademik di sekolah. Tidak semata itu, namun masing–masing siswa terbentuk mentalitas, moralitas dan memiliki berbagai skill untuk melanjuti kehidupan. Manfaatnya pengharuman nama baik bagi sekolah, Siswa melanjutkan kuliah dan banyak alumni yang sedang berkarya di seluruh tanah air Indonesia. 6. Kendala-kendala yang dihadapi dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah Visioner dan cara mengatasinya a. Perencanaan (Plaining) Pertama, kendala yang dihadapi dalam penyusunan perencanaan program adalah 133 kurang komunikasi antara Kepala sekolah dan bawahan. Ada wakil Kepala Sekolah dan kordinator kurang konsep program kerja dan minim program kerja. Ada yang kurang mendukung dalam program kerja sehingga terjadi pro dan kontra dalam penerapan. Tidak saling mendukung dalam melaksanakan program kerja. Program kerja sebanyak tapi terlaksana belum terlaksana kegiatanpun belum semuanya, maksimal dan karena kekurangan keuangan demi menyukseskan program kerja. Kedua, cara mengatasi persoalan adalah mengembangkan siklus manajemen yang baik. Ada beberapa langkah teknis, yakni: Membangun komunikasi yang efisien dan efektif. Wakil Kepala Sekolah dan masing-masing kordinator menyusun program kerja, selanjutnya Kepala Sekolah dan warga guru yang program lain kerja menambahkan pada saat rapat atau mengurangi dinas penetapan program kerja sesuai anggaran dana yang ada. Kepala Sekolah menetapakan program kerja yang sangat mendukung mewujudkan Visi dan Misi sekolah yang ada dari masing-masing fungsi kerja. Dalam pelaksanaan program kerja, Kepala Sekolah mendahulukan kegiatan yang paling penting dan disesuaikan dangan kalender dan jadwal kerja yang ada. Dalam melaksanakan program kerja pelaksana kegiatan boleh mengajukan permohonan kepada Kepala Sekolah untuk pengabulan dana jika kehabisan dana yang telah dialokasikan, dan akhir kegiatan pembuatan Laporan Pertanggungga jawaban (LPJ) kepada Kepala Sekolah. 134 b. Pengorganisasian (Organizing dan Staffing) Pertama, kendala dalam pengorganisasian SMA Lab. Kristen Satya Wacana Salatiga.Kesalahan dalam Penempatan Wakasek dan kordinator, misalnya penempatan tidak sesuai minat, bakat, kemampuan serta sikap, latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang tidak mendukung dalam fungsi kerja. Dampaknya bekerja belum maksimal. Hasil kerjanya tidak memuaskan dan tidak mengindahkan perintah kerja atasan dan kurang memahami keinginan Kepala Sekolah. Kedua, Mengatasi persoalan pengorganisasian. Ada pembinaan dan nasehat bagi wakasek dan setiap kor-dinator yang tidak sesuai minat dan bakat. Jika tidak ada perubahan dalam pekerjaan maka bisa reorganisa-si, merombak posisi kerja sesuai potensi. c. Pengarahan (Leading) Pertama, Kendala dalam Pelaksanaan Pengarahan (Leading). Sering terjadi kendala dalam implementasi pelaksanaan kerja Pada saat mau kunjungan kerja karena terjadi ketabrakan dengan keluar tugas Dinas, Sering waksek, atau kordinator tidak di tempat karena ada halangan di luar. Kedua, Mengatasi persoalan engarahan (Leading). Tidak terlalu paksa kehendak Kepala sekolah tapi mengikuti situasi dan kondisi pada saat itu dan menunda pelaksanaan implementasi program kerja. d. Supervisi dan Evaluasi Sekolah Pertama, kendala dalam evaluasi dan supervisi sekolah. Belum ada komunikasi dan kordinasi yang baik antara Kepala sekolah dengan bawahan sebelum memulai kegiatan Pengevaluasian dan Supervisi Seko135 lah. Sehingga ada beberapa dampaknya, antara lain (1) Saat kegiatan ada yang belum siap disupervisi maupun memaparkan program kerja yang telah terlaksana atau belum terlaksana; (2) Belum ada panduan penilaian dan pengevaluasian dan Supervisi sekolah; (3) Kurangnya kelengkapan administrasi untuk Supervisi sekolah; (4) Sekedar Supervisi tanpa standar penilaian untuk ditindaklanjuti dalam perbaikan atau pembenahian selanjutnya; (5) Kadang kala lupa menjalankan Supervisi sekolah maupun Evaluasi Program sekolah. Kedua, mengatasi persoalan supervisi dan evaluasi sekolah.Menjelaskan manfaatnya dari supervisi dan evaluasi sekolah bagi Wakasek, masing–masing koordinator, tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan agar semua memahami dan persiapan administrasi untuk disupervisi ataupun pengevaluasian program kerja. Meningkatkan kordinasi kerja yang baik. Menetapkan waktu yang tepat. Menyiapkan panduan penilaian dan menindaklanjuti dengan kegiatan pembinaan pembinaan. e. Upaya Kepala sekolah Menyatukan Kegiatan Guru, Siswa, TU, Komite sekolah dalam Visi dan Misi sekolah Kendala dalam Upaya Kepala sekolah menyatukan kegiatan Guru, Siswa, TU, Komite Sekolah dalam Visi dan Misi Sekolah. Belum memahami metode yang sesuai untuk menyatukan semua pihak. Masing- masing fungsi kerja belum terlaksana dengan baik, kekurangan fasilitas. Rendahnya supervisi sekolah, pengawasan dan pengontrolan kerja terhadap bawahan. Kebutuhan guru semakin meningkat. Latar belakang 136 kehidupan dan karakter siswa yang beda. Rendahnya hubungan sosial karena rasa minder. Kemampuan siswa yang berbeda dan memakan waktu yang cukup lama untuk kontektualisasi dengan lingkungan sekolah yang ada. Siswa bermasalah dalam finansial maupun kesehatan. Mengatasi persoalan Upaya Kepala Sekolah menyatukan kegiatan Guru, Siswa, TU, Komite Sekolah dalam Visi dan Misi Sekolah. Memahami metode yang sesuai menyatukan warga sekolah dalam masing-masing kegiatan. Meningkatkan komunikasi yang terbuka. Melaksanakan Supervisi sekolah. Memotivasi Pendidik maupun tenaga kependidikan dengan melengkapi kebutuhan dan fasilitas sekolah. Penggunaan keuangan sekolah yang sesuai standar. Mencari tau keluhan dan kendala yang dihadapi siswa. Mulai membina siswa dengan kegiatan akademik maupun non akademik. Meyakinkan dan motivasi siswa yang belum mampu. Sekolah menyediakan beasiswa bagi siswa yang tidak mampu tapi dengan memenuhi tuntutan. Meningkatkan pelayanan unit kesehatan sekolah (UKS). f. Upaya Kepala Sekolah Sosialisasi Visi dan Misi Sekolah Kendala dalam Upaya Kepala Sekolah Sosialisasi Visi dan Misi Sekolah. Visi dan Misi sekolah belum direvisi bersama sehingga sepihak warga sekolah tidak setuju dengan Visi dan Misi sekolah. Rendahnya pemahaman dan keyakinan terhadap Visi da Misi sekolah. Belum memahami cara yang tepat cepat dan akurat dalam penyebaran Visi dan Misi Sekolah. 137 Mengatasi persoalan Kepala sekolah Sosialisasi Visi dan Misi Sekolah. Merumus dan merivisi Visi dan Misi sekolah secara bersama warga sekolah. Memahami pentingnya sosialisasi Visi dan Misi Sekolah. Penyebaran Visi dan Misi sekolah melalui berbagai media. Mengadakan diskusi dan seminar tentang Visi dan Misi Sekolah yang ada. 4.3.2 Karakteristik Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah Ciri-ciri Kepemimpin Visioner Kepala sekolah jauh lebih baik dari gaya kepemimpinan yang lain. Kepala sekolah yang memiliki Ciri/Karakteristik kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah, antara lain : Kepala sekolah mampu merumuskan Visi dan Misi sekolah; Kepala sekolah mampu menyebar Visi dan Misi Sekolah; Kepala sekolah mampu menyatukan semua warga sekolah dalam kegiatan masing–masing dengan tujuan mencapai Visi dan Misi Sekolah; Kepala sekolah mempunyai pandangan yang jauh lebih besar kedepan; Kepala sekolah mampu melihat tantangan dan peluang yang ada. Peluang untuk dimanfaatkan. Ada Tantangan maka ia berani mengatasi masalah–masalah yang bermunculan dengan cara yang tepat, cepat dan akurat; Kepala sekolah mampu berusaha dan kerja keras mendorong organisasi untuk bekerja mencapai tujuan organisasi; Kepala sekolah menjadi agen perubah inovasi pada hal-hal yang baru; Kepala sekolah mempunyai komiten dan berani menanggung resikonya, Semangat, tekun dan ulet dalam fungsi kerjanya dalam mencapai Visi dan Misi sekolah; Kepala sekolah selalu berusahamenggugah, mengelola mimpi menjadi 138 kenyataan, mengajak orang lain berubah, bergerak, memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk bekerja lebih kreaktif. Bekerja lebih keras untuk mendapatkan situasi dan kondisi sekolah yang lebih baik; Kepala sekolah berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, Integritas diri, tidak peragu dan selalu siap menghadapi resiko; Kepala sekolah bertindak sebagai motivator, berorientasi pada kinerja terbaik untuk pemberdayaan, Kesanggupan untuk memberikan arahan kongrit yang sistematis; Kepala sekolah Inovativ dan proaktiv dalam menemukan hal-hal baru. Ciri kepepemimpinan visioner menentukan pencapaian Visi dan Misi sekolah. Kepala sekolah merumus mempunyai dan miliki karakter Visi dan Visioner Misi akan tapi tidak menghambat peningkatan hasil belajar siswa dan mutu sekolah. Terlebih tidak mencapai pada Visi dan Misi sekolah melalui organisasi. Semestinya, Ia memiliki pandangan yang jauh kedepan dan selalu berupaya. Ia berani mengambil resiko semangat kerja, tekun dan ulet memburuh pencapaian Visi dan Misi sekolah. 139