Jurnal Kebidanan 07 (02) 115 - 222 Jurnal Kebidanan http : /www.journal.stikeseub.ac.id INISIASI MENYUSUI DINI TERHADAP KEJADIAN HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR STUDY KOMPARATIF DESIGN Dwi Anita Apriastuti1) , Tinah2) 1), 2) Stikes Estu Utomo Boyolali E-mail: [email protected] ABSTRAK Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu upaya menyusu satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi. Upaya tersebut dilakukan oleh bayi setelah dipotong tali pusatnya, bayi merangkak bergerak ke arah payudara, menemukan menjilat dan mengulum puting, membuka mulut dengan lebar dan melekat dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dilaksanakannya IMD dengan benar terhadap Kejadian Hipotermi. Penelitian ini dilakukan di RB Mujiyem dan RB Suwinah Kabupaten Boyolali pada periode Januari – Juli 2015 dengan populasi seluruh ibu bersalin di RB Mujiyem dan RB Suwinah di Kabupaten Boyolali dengan teknik sampel purposive random sampling dengan kriteria yang telah ditentukan. Jenis penelitian ini adalah penelitian Ex-postfacto, dengan desain penelitian causal comparative research dan menggunakan teknik analisis regresi untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih serta juga untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara IMD yang benar terhadap Kejadian Hipotermi (nilai R hitung < t tabel (10.811>2,021) dan nilai probabilitas lebih kecil dari level of significant 5 % Sig. (2-tailed) > 0,05 (0,001<0,05), ada pengaruh antara IMD terhadap Kejadian Hipotermi (nilai t hitung < t tabel (42.349>2,021) dan nilai probabilitas lebih kecil dari level of significant 5 % Sig. (2tailed) > 0,05 (0,001<0,05). Dengan demikian diharapkan semua bidan melaksanakan IMD disetiap pertolongan persalinan yang Normal dengan benar tehniknya maka akan didapatkan keselamatan nyawa ibu dan bayi. Kata Kunci: Inisiasi Menyusui Dini, Hipotermi INITIATION OF BREASTFEEDING EARLY IN THE EVENT HYPOTHERMIA NEWBORN : COMPARATIVE STUDY DESIGN ABSTRACT Early Initiation of Breastfeeding (IMD) which attempts to suckle the first hour of life begins with skin contact between mother and baby. Efforts are made to cut the umbilical cord after the baby, crawling baby moving towards the breast, find lick and suck the nipple, with wide open mouth and adheres well. This study aims to determine the effect of the implementation of the IMD correctly against Genesis Hypothermia. This study will be conducted in RB and RB Suwinah Mujiyem Boyolali in the period from January to July 2015 and the entire population of women giving birth in Mujiyem RB and RB Suwinah in Boyolali with purposive sampling technique of random sampling with predetermined criteria. This type of research is research Ex-postfacto, the causal comparative research design research and using regression analysis techniques to measure the strength of the relationship between two or more variables and also to indicate the direction of the relationship between the dependent variable and independent variables. The results showed that there is influence between IMD right to Genesis Hypothermia (R value <t table (10 811> 2,021) and a probability value of less than the level of significant 5% Sig. (2-tailed)> 0.05 (0.001 < 0.05), there is the influence of IMD to Genesis Hypothermia (value t <t table (42 349> 2,021) and a probability value of less than the level of significant 5% Sig. (2-tailed)> 0.05 (0.001 <0 , 05). It is hoped that all midwives carry out the IMD every aid deliveries Normal correctly tehniknya it will get the safety of the lives of mothers and babies. Keywords: Initiation of breastfeeding, Hypothermia, Newborn Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 155 2012 sudah cukup baik karena telah PENDAHULUAN Pencapaian derajat kesehatan melampaui target. Di wilayah Kabupaten ditandai salah satunya dengan menurunnya Semarang Angka Kematian Bayi (AKB). Target yang kelahiran akan dicapai sesuai kesepakatan MDGs 2012).Penelitian Dr. Karen Edmond (2006) tahun 2015, Angka Kematian Bayi bisa dari menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup. kesempatan menyusu dalam satu jam Berbagai Angka pertama dengan dibiarkan kontak kulit ke Kematian Bayi (AKB) semakin gencar kulit ibu (setidaknya selama satu jam) dilakukan pencapaian maka 22% nyawa bayi di bawah 28 hari komitmen Global Millenium Development dapat diselamatkan. Jika mulai menyusu Goals tahun 2015 (Panduan HKN ke-48, pertama saat bayi berusia di atas dua jam 2012). dan dibawah 24 jam, tinggal 16% nyawa upaya penurunan sebagai Menurut upaya RISKESDAS 2007, AKB terdapat hidup 10.947 13,19/1.000 (Dinkes bayi yang Jateng, diberikan bayi di bawah 28 hari yang dapat penyebab kematian neonatal 0-6 hari diselamatkan. adalah (37%), menghasilkan teori baru bahwa untuk (12%), menurunkan angka kematian dapat dengan gangguan prematurias hipotermia pernafasan (34%), (7%), sepsis ikterus (6%) dan Penelitian tersebut Inisiasi Menyusu Dini (Roesli, 2008, hal 7 kelainan congenital (1%). Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu Berdasarkan Survey Demografi dan upaya menyusu satu jam pertama Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, kehidupan yang diawali dengan kontak AKB di Indonesia memang telah menurun kulit antara ibu dan bayi. Upaya tersebut sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup, dilakukan oleh bayi setelah dipotong tali angka itu lebih sedikit dibanding SDKI pusatnya, bayi merangkak bergerak ke arah tahun 2007 yang sebesar 34 per 1.000 payudara, kelahiran hidup. AKB di Provinsi Jawa mengulum puting, membuka mulut dengan Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000 lebar dan melekat dengan baik (Roesli, kelahiran 2008, hal 19). hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 10,34/1.000 kelahiran hidup. menemukan menjilat dan Penelitian menunjukan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam Dibandingkan dengan target Millenium periode Development Goals (MDGs) ke-4 tahun pertama 2015 sebesar 17/1.000 kelahiran hidup penanganan pada bayi baru lahir dapat maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun mengakibatkan 156 neonatal yaitu kehidupan. bayi dalam Kurang bulan baiknya mengalami cacat Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 seumur hidup dan kematian, misalnya sebagai tindakan penyelamatan kehidupan seperti hipotermia pada bayi baru lahir bayi. Namun, di Indonesia sendiri praktek dapat terjadi cold stress yang selanjutnya pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat masih sangat rendah (Intari Ayu, 2012). menyebabkan hipoglikemia hipoksemia dan atau mengakibatkan kerusakan otak (Sarwono, 2007, hal 132). Promosi sangat Inisiasi diperlukan Menyusu karena Dini memiliki Bayi hipotermia adalah bayi dengan kontribusi besar dalam pencapaian tujuan suhu badan di bawah normal. Adapun suhu MDGs menurunkan angka kematian bayi. normal bayi dan neonatus adalah 36,5°C – Tetapi dalam penerapan Inisiasi Menyusu 37,5C gejala Dini itu sendiri belum terealisasikan di hipotermia, apabila suhu <36°C atau kedua beberapa pelayanan kesehatan sehingga kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh penerapannya masih perlu dikembangkan tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah (Digital Library UNIMUS, 2012). (suhu axila). Adapun mengalami hipotermia sedang (suhu 32°C Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini - 36°C). Disebut hipotermia berat bila suhu sendiri pada tahun 2012 di Provinsi Jawa <32°C (Sarwono, 2007, hal 373). Tengah hanya dilakukan sebesar 67% pada Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan Inisiasi Menyusu Dini Menurut data dari hasil studi bayi baru lahir dan terdapat kejadian hipotermia sebesar 44,5% (Dinkes Jateng, 2012). menyusui dini membutuhkan waktu yang pendahuluan (Rizki, 2009), di Puskesmas tidak Pandanaran Semarang diperoleh data 5 mencapai puting susu ibu. . dari 8 orang ibu bersalin yang tidak singkat Melihat sampai bayi permasalahan berhasil tersebut, melakukan Inisiasi Menyusu Dini, bayinya peneliti tertarik untuk meneliti tentang mengalami hipotermia dengan suhu 35 °C “Inisiasi Menyusui Dini terhadap Kejadian sedangkan 3 ibu bersalin yang melakukan Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir : Study Inisiasi Menyusu Dini bayinya tidak Komparatif Design”. mengalami hipotermia dengan rata-rata METODE PENELITIAN suhu 36,5 ºC. Dari studi pendahuluan yang 1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dilakukan tahun lalu masih banyak bayi baru lahir yang mengalami hipotermi Ex-postfacto, karena dan ditujukan untuk mencari informasi tentang inisiasi mengapa terjadi hubungan sebab akibat kurangnya kurangnya kesabaran pemahaman karena dimana penelitian ini antara dua variabel atau lebih. Termasuk Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 157 dalam causal comparative research yaitu berjumlah 40 orang. Adapun tehnik sampel mencari hubungan sebab akibat antara yang digunakan dalam penelitian ini variabel Inisiasi Menyusui Dini Terhadap adalah purposive random sampling dengan Kejadian Hipotermi Pada Bayi Baru Lahir kriteria : Study Komparatif Design. (Sukardi, dijadikan responden. inklusi bidan yang bersedia 2003). Untuk mengetahui hubungan sebab 4. Variabel Penelitian akibat itu digunakan teknik analisis regresi Dalam penelitian ini menggunakan 2 untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel yaitu : Variable Independen : dua variabel atau lebih serta juga untuk Inisiasi menunjukkan Dependen : Kejadian Hipotermi Pada Bayi variabel arah dependen hubungan dengan antara variabel independen. (Ghozali, 2006). 2. Lokasi Penelitian Menyusui Dini. Variable Baru Lahir. 5. Definisi Operasional a. Inisiasi Menyusui Dini 1) Tempat penelitian dilakukan di RB Definisi Operasional : Suatu Mujiyem dan RB Sih Triyani Kabupaten tindakan yang dilakukan oleh Boyolali, waktu penelitian dalam periode nakes pada ibu dan bayi baru Januari 2014 - Juli 2014. lahir agar terjadi kontak skin to 3. skin antar keduanya dan bayi Populasi dan Sampel Penelitian belajar mencari puting susu ibu Menurut Arikunto (1997), untuk sendiri. sekedar perkiraan maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua 2) Alat Ukur : Cheklist sehingga 3) Hasil Ukur : penelitiannya merupakan jika a) Dilakukan diberi skor 1 jumlah subyeknya besar, maka dapat b) Tidak penelitian populasi. Selanjutnya 4) lebih tergantung setidak-tidaknya dari b. Skala : Nominal Kejadian Hipotermi Pada Bayi Baru tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah Lahir pengamatan dari setiap subyek, besar 1) Definisi Operasional : Kisaran jumlah kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. diberi skor 2 diambil antara 10-15% atau 20-25% atau kemampuan peneliti dilihat dari waktu, dilakukan yang dihitung dalam Populasi dalam penelitian ini adalah kurun waktu tertentu pada bayi semua Bidan di RB Mujiyem dan RB Sih baru lahir terhadap suhu dibawah Triyani normal < 36,5 °C. 158 Kabupaten Boyolali yang Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 2) Alat Ukur : Cheklist serta dampak yang akan diterima yang 3) Hasil Ukur : mungkin terjadi selama pengumpulan data. a) b) 4) Tidak hipotermi diberi Jika obyek tidak bersedia untuk diteliti, skor 1 peneliti tidak akan memaksa dan tetap Hipotermi diberi skor 2 menghormati haknya. 2) Anonimity (tanpa Skala : Nominal nama) atau persetujuan untuk menjaga kerahasiaan obyek. Peneliti tidak akan 6. Metode Pengambilan Data mencantumkan nama obyek pada lembar Sesuai dengan masalah penelitian, pengumpulan data. tujuan penelitian, dan hipotesis penelitian (kerahasiaan) merupakan dalam penelitian ini digunakan instrumen informasi yang diberikan oleh obyek dan penelitian dalam bentuk cheklis dilakukan dibantu oleh peneliti. 3) Confidentially kerahasiaan secara observasi untuk memperoleh data- Pengolahan data pada penelitian ini data variabel inisiasi menyusui dini dan akan melalui proses yaitu: 1) Editing hipotermi menggunakan cheklis dengan merupakan tahap kegiatan memeriksa data melakukan pemeriksaan suhu tubuh bayi yang telah terkumpul baik cara pengisian, secara langsung baik setelah dilakukan kesalahan pengisian, konsistensi dari setiap setelah inisiasi menyusui dini atau tidak jawaban dari kuesioner. yang dilaksanakan dilakukan inisiasi menyusui dini. di lapangan, sehingga bila ada kekurangan Instrumen penelitian yang dapat segera dilengkapi. 2) Koding yaitu digunakan sudah sesuai dengan standar pemberian kode dengan memberi simbol yang ditetapkan jadi tidak perlu dilakukan angka uji coba untuk mengetahui valid dan responden untuk mempelajari jawaban reliabel. responden, memutuskan perlu tidaknya 7. jawaban tersebut dikategorikan terlebih Metode Pengolahan Data pada jawaban yang diberikan Pada penelitian ini menggunakan dahulu, serta memberikan pengkodean manusia sebagai obyeknya, sehingga tidak pada lembar jawaban. Pengolahan data boleh bertentangan dengan etika. Tujuan yaitu data yang didapat dari hasil cheklist penelitian harus etis dalam arti hak oleh responden diolah secara manual dan responden harus dilindungi antara lain: 1) komputerisasi Informed Consent atau lembar persetujuan program SPSS for Windows versi 16.00 diberikan untuk mendapatkan hasil berupa frekuensi Tujuannya saat pengumpulan adalah agar data. partisipan mengetahui maksud dan tujuan penelitian dan persentase dengan dari menggunakan masing-masing penelitian. Penyajian data penelitian dalam Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 159 bentuk narasi dan tabel distribusi dengan 1 Umur Responden <20 tahun 8. Analisis Data Penelitian 2 25-35 tahun 38 76,0 a. Untuk Mengetahui kekuatan pengaruh 3 >35 tahun 6 12,0 50 100,0 tujuan mudah membacanya. No Jumlah menggunakan chi-Square b. Untuk Mengetahui seberapa besar pengaruh mengunakan persamaan regresi linier ganda dengan rumus : Ŷ = a1 + a1X1 + a2X2 + a3X3 (Sudjana, Menghitung besarnya kontribusi (%) 1 SD 0 0 2 SMP 9 18,0 33 66,0 8 16,0 50 100,0 Frekuensi (%) 21 42,0 29 58,0 50 100,0 Frekuensi (%) 21 42,0 29 58,0 50 100,0 3 4 No antara variabel bebas (X) dengan 2 No SMA Perguruan Tinggi Jumlah Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Jumlah Paritas 1 Primipara 2 Multipara tabel maka dapat dikatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan 3 antara variable X dengan variable Y. d. Menghitung besarnya kontribusi dengan mengkorelasikan antara X1 RY (1, 2 ) Grande Multipara Jumlah No BB Bayi Frekuensi (%) 1 <2500 gram 2500 – 4000 gram 1 2,0 2 dan X2 dengan Y, dengan rumus : 12,0 Frekuensi 1 6 Pendidikan dengan analisis korelasi sederhana variabel terikat (Y) dengan rumus: n X 1Y X 1 Y r y1 2 2 n X 21 X 1 n Y 2 Y Apabila dari hasil perhitungan ry1 > r (%) No 1992 : 348) c. Frekuensi 49 98,0 a1 x1 y a2 x2 y 3 >4000 gram 0 50 100,0 1 Jumlah Jenis Kelamin Laki – laki Frekuensi 26 (%) 52,0 HASIL PENELITIAN 2 Perempuan 24 48,0 Analisis Univariat Jumlah 50 100,0 Sumber : Data Primer diolah tahun 2015 y2 (Sutrisno Hadi, 2004) a. No Dari tabel diatas diketahui umur Karakteristik Subyek Penelitian. Tabel. 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan dan Pekerjaan, Paritas, BB bayi dan Jenis Kelamin di BPM Mujiyem dan BPM Sih Triyani responden sebagian besar adalah berumur 20-35 tahun sebanyak 38 (76%) responden, pendidikan responden sebagian besar yaitu SMA sebanyak 33 (66%) responden, dan 160 Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 Sumber : Data Primer diolah tahun 2015 sebagian besar responden dalam penelitian ini tidak bekerja yaitu sebanyak c. Kejadian Hipotermia yang Tidak 29 (58%) responden. Mendapatkan IMD b. Kelompok responden bayi yang tidak Kejadian Hipotermi pada Bayi Baru Lahir yang dilakukan IMD mendapatkan IMD sebanyak 25 (100,0%) Kelompok responden bayi yang responden yang tidak mengalami mendapatkan IMD sebanyak 25 (100,0%) hipotermia sebanyak 12 (48%) responden responden dan yang mengalami hipotermia sebanyak yang tidak mengalami hipotermia sebanyak 22 (88%) responden 13 (52%) responden. dan yang mengalami hipotermia sebanyak 3 (12%) responden. Distribusi data kejadian hipotermia Distribusi data kejadian hipotermia pada pada bayi yang tidak mendapatkan IMD bayi yang mendapatkan IMD dapat dilihat dapat dilihat pada tabel di bawah ini : pada tabel di bawah ini : Tabel 3. Distribusi Frekuensi Bayi yang Tidak Mendapatkan IMD di BPM Sih Triyani Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kejadian Hipotermia pada bayi yang mendapatkan IMD di BPM Mujiyem Kejadian Frekuensi Prosentase Hipotermia Hipotermia 3 12,0 Tidak Hipotermia 22 88,0 Total 25 100,0 Kejadian Hipotermia Hipotermia Frekuensi Prosentase 13 52,0 12 48,0 Tidak Hipotermia Total 25 100,0 Sumber : Data Primer diolah tahun 2015 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh IMD terhadap Kejadian Hipotermi pada Bayi Baru Lahir. Analisis bivariat ini menggunakan rumus Regresi. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel bawah ini : Tabel. 4. Symmetric Measures Value Nominal by Nominal Contingency Coefficient N of Valid Cases Approx. Sig. .394 .002 50 Dari hasil diatas 39,4% IMD yang dilakukan mempunyai kekuatan yang lemah. Hal ini dipengaruhi oleh faktor – faktor yang lain yang berhubungan dengan Hipotermi diantaranya (evaporasi, konduksi, radiasi dan konveksi). Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 161 Tabel 5. Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Lower Upper Odds Ratio for IMD (IMD / TDIMD) 7.944 1.884 33.498 For cohort Kejadian Hipotermi = Tidak Hipotermi 1.833 1.189 2.827 For cohort Kejadian Hipotermi = Hipotermi .231 .075 .712 terhadap Kejadian N of Valid Cases 50 Dari hasil diatas OR didapatkan mayoritas dilakukan IMD mempunyai peluang 7,944 lebih Hipotermi pada Bayi baru lahir. besar dibanding dengan yang IMD tidak Tabel 6. Tabel silang perbedaan kejadian hipotermia pada bayi baru lahir yang mendapatkan IMD dengan bayi yang tidak mendapatkan IMD di BPM Mujiyem dan BPM Sih Triyani Hipotermia Tidak Hipotermia Hipotermia N % N % N % Dilakukan 3 12,0 22 88,0 25 100,0 Tidak Dilakukan 13 52,0 12 48,0 25 100,0 Jumlah 16 32,0 34 68,0 50 100,0 Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Jumlah R square R 0,184 0,001 Dari tabel 6 dapat dijelaskan sebagai PEMBAHASAN berikut : Hasil analisis Regresi dengan program 1. Kejadian Hipotermia pada Bayi yang mendapatkan IMD SPSS 16.0 diperoleh hasil nilai R square Berdasarkan 0.184 dapat disimpulkan bahwa IMD hasil dari analisa berpengaruh terhadap kejadian hipotermi univariat tentang kejadian hipotermia pada sekitar 18,4%, hal ini dapat dipengaruhi bayi baru lahir yang mendapatkan IMD oleh faktor – faktor yang lain. Hasil nilai dapat disimpulkan bahwa pada kelompok probabilitas lebih kecil dari level of bayi significant 5% (0.001 < 0.05), maka dapat mengalami disimpulkan bahwa Ho ditolak sehingga sebanyak 3 responden (12%) dari total artinya ada pengaruh IMD dilakukan dan responden sebanyak 25 (100%) di BPM Tidak Mujiyem. Dilakukan Terhadap Hipotermi pada Bayi Baru Lahir. Kejadian yang Pada mendapatkan hipotermia 22 IMD yaitu responden yang hanya yang mendapatkan IMD yang tidak mengalami 162 Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 hipotermia terjadi dan upaya dalam mempertahankan suhu kontak langsung antara kulit ibu dengan tubuh agar tetap hangat tidak diterapkan bayi. Pada 3 responden yang mengalami secara tepat. hipotermia disebabkan ini karena adanya Penelitian ini juga menunjukan dari evaporasi karena kurang maksimalnya 12 responden yang tidak dilakukan IMD membersihkan tubuh bayi dari cairan tidak mengalami hipotermia, hal ini timbul ketuban. Hal ini sesuai teori menurut disebabkan Syafrudin & Hamidah (2012, hal 141) bayinya untuk segera disusui. Pada ibu ini bahwa evaporasi bisa ditimbulkan akibat mayoritas pendidikan ibu adalah perguruan cairan yang membasahi tubuh bayi, yang tinggi. Sehingga ibu mengetahui cara dimaksud dalam penelitian ini adalah menjaga suhu tubuh bayi yang tepat. cairan ketuban. Sesuai teori menurut Sarwono (2006, hal 2. Kejadian Hipotermia pada Bayi yang 373) bahwa bayi yang tidak segera tidak mendapatkan IMD mendapatkan ASI dapat mudah mengalami Berdasarkan disebabkan hasil dari analisa karena hipoglikemia ibu sehingga univariat tentang kejadian hipotermia pada terjadinya hipotermia. bayi baru lahir yang tidak mendapatkan 3. menginginkan dapat memicu IMD dilakukan dan tidak dilakukan IMD dapat disimpulkan bahwa pada terhadap kejadian hipotermi pada bayi kelompok bayi yang tidak mendapatkan baru lahir. IMD sebagian besar mengalami hipotermia Nilai R square 0.184 dapat yaitu sebanyak 13 responden atau sebesar disimpulkan bahwa IMD berpengaruh 52% dari total responden sebanyak 25 terhadap kejadian hipotermi sekitar 18,4%, (100%) di BPM Sih Triyani. hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor – Pada 13 responden yang mengalami faktor yang lain. Hasil nilai probabilitas hipotermia ini disebabkan oleh beberapa lebih kecil dari level of significant 5% akibat diantaranya yaitu dari lingkungan (0.001 < 0.05), maka dapat disimpulkan sekitar yang dingin, mengeringkan bayi bahwa Ho ditolak sehingga artinya ada kurang yang maksimal, bayi yang tidak pengaruh segera Dilakukan Terhadap Kejadian Hipotermi diletakan dibawah lampu penerangan, tidak adanya kontak langsung IMD dilakukan dan Tidak pada Bayi Baru Lahir. antara kulit ibu dan bayi dan bayi tidak Hasil dari tabulasi silang tentang segera disusui. Sesuai dengan teori Potter IMD terhadap Kejadian Hipotermi pada (2005) bahwa hipotermia dapat terjadi Bayi Baru Lahir adalah sebagai berikut : setiap saat apabila suhu disekeliling rendah Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 163 a. b. 25 responden bayi yang mendapatkan dengan IMD terdapat 3 (12%) responden (thermoregulator, thermal synchrony). Jika yang mengalami hipotermia dan 22 bayinya kedinginan, suhu kulit ibu akan (88%) responden tidak mengalami meningkat otomatis dua derajat untuk hipotermia. menghangatkan bayi. Jika bayi kepanasan, 25 responden bayi yang suhu yang dibutuhkan bayi tidak suhu kulit ibu otomatis turun satu derajat mendapatkan IMD terdapat 13 (52%) untuk mendinginkan bayi. Pada Penelitian responden mengalami ditemukan pula untuk mempercepat IMD hipotermia dan 12 (48%) responden berhasil dengan waktu yang singkat dapat yang tidak mengalami hipotermia. dilakukan dengan mengoleskan cairan yang ketuban pada areola ibu. Hasil penelitian ini dinyatakan tidak Penelitian ini didukung pula dengan terdapat kesenjangan antara teori dengan penelitian Ruri Yuni Astari (2011) yang hasil penelitian sehingga terbukti bahwa berjudul Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini ada yang terhadap Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir di dilakukan dengan yang tidak dilakukan BPS Hj. Yetti Sudiati dan BPS Hj. Yayah terhadap Kejadian Hipotermi pada Bayi Surlan Kabupaten Subang Tahun 2011. Baru Lahir. Penelitian tersebut menyatakan bahwa perbedaan Pada pengaruh saat IMD ditemukan terdapat pengaruh Inisiasi Menyusu Dini adanya kenaikan suhu tubuh ibu satu (IMD) terhadap suhu tubuh bayi baru lahir. sampai dua derajat pada saat dilakukan Hasil penelitian tersebut dijumpai bayi IMD yang pada kelompok intervensi yaitu bayi yang menyertai. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan IMD mempunyai rata-rata suhu dilakukan oleh Dr. Niels Bergman (2005) normal. Sedangkan bayi pada kelompok dalam buku Roesli (2008, hal 11) bahwa kontrol yaitu bayi yang tidak dilakukan kulit dada ibu yang melahirkan satu derajat IMD memiliki rata-rata suhu dibawah lebih panas dari ibu yang tidak melahirkan. normal (hipotermia). tanpa penelitian adanya komplikasi Jika bayi kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik derajat penelitian ini dapat untuk disimpulkan bahwa memang ada pengaruh ibu IMD yang dilakukan dengan yang tidak menghangatkan bayi dengan tepat selama dilakukkan terhadap Kejadian Hipotermi merangkak mencari payudara. Ini akan pada Bayi Baru Lahir. Terbukti dari hasil menurunkan kematian karena kedinginan penelitian ini pada bayi yang mendapatkan (hipotermia). IMD sebagian besar tidak mengalami menghangatkan dua Dari bayi. Kulit Dada ibu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan suhunya 164 Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 hipotermia karena melakukan kontak DAFTAR PUSTAKA langsung dengan kulit ibu selama proses IMD. Sedangkan pada bayi yang tidak Agustina, Rizki. (2007). Hubungan melakukan IMD sebagian besar mengalami Pengetahuan Ibu Primipara tentang hipotermia yang disebabkan oleh salah Perawatan Bayi Usia Kurang dari satunya 28 yaitu tidak adanya kontak Hari terhadap Kejadian Hipotermia di Wilayah Puskesmas II langsung antara kulit bayi dengan ibu. dapat Kartasura tahun 2007. KTI. D3 menggambarkan bahwa IMD memiliki Akademi Kebidanan Estu Utomo kontribusi Boyolali. Penelitian ini besar jelas dalam mencegah terjadinya hipotermia pada bayi baru lahir, Ati, Ariyani Madyaning. (2010). Lama selama proses IMD dilakukan dengan Persalinan Kala III dengan MAK III benar dan tepat. dan IMD dibandingkan MAK III tanpa IMD tahun 2010. KTI. D3 Akademi Kebidanan Estu Utomo PENUTUP Boyolali. Kesimpulan 1. Bayi Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian yang sebagian mendapatkan besar tidak IMD hipotermia yaitu sebanyak 88%. 2. 3. Kebidanan Teknik Analisis Data. mengalami Jakarta : Salemba Medika. Depkes RI. (2008). Profil Kesehatan Bayi yang tidak mendapatkan IMD Indonesia. Jakarta : Depkes RI. sebagian besar mengalami hipotermia Digital Library UNIMUS. (2012). Tersedia yaitu sebanyak 52%. dalam Ada pengaruh yang bermakna antara http://www.digilib.unimus.ac.id/files IMD terhadap Kejadian Hipotermi /disk1/147/jptunimus-gdl-sitinurais- pada Bayi Baru Lahir dengan nilai 7348-1-Bab1-pdf. diakses tanggal probabilitas lebih kecil dari level of 26 Februari 2014. significant 5 % Sig. (2-tailed) > 0,05 Hanifa, (0,001<0,05). Winjosastro. : (2005). Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 165 Maryunani. (2012). Inisiasi Menyusu Dini, dalam : ASI EKSKLUSIF dan Manajemen http://www.perpusnwu.dikti./biblio. Laktasi. Jakarta : CV. Trans Info hubunganinisiasimenyusudiniterhad Media. aphipotermi.com. diakses tanggal 12 Notoatmodjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Roesli, Utami. (2008). Inisiasi Menyusu Panduan HKN ke-48. (2012). Indonesia Sehat. Tersedia April 2014. dalam : http://www.dinkesbualemokab.files. Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda. Rohmawati, Yuni. (2013). Hubungan Cara wordpress.com/2012/10/buku- Memandikan Bayi dengan Kejadian panduan-hkn-ke-48-tahun-2012.pdf. Hipotermia pada Bayi Umur 2-6 diakses tanggal 26 Februari 2014. hari di BPS Arina Iswandi, Sawit, Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan Praktik, Edisi 4. Volume 1. Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta : EGC. kebidanan. Jakarta : EGC Profil Utomo Boyolali. Saifuddin, A. Bari. (2006). Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Cetakan Keempat. Jakarta : Yayasan Bina Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Buku KTI. D3 Akademi Kebidanan Estu Nasional Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu (2012). Kabupaten Boyolali tahun 2013. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Pustaka Setyaning, Aulia. Inisiasi (2011). Menyusu Hubungan Dini dengan RISKESDAS. (2007). Penyebab Kematian Pengeluaran ASI pada Ibu Post Neonatal 0-6 hari. Tersedia dalam : Partum tahun 2011. KTI Akademi http://pwskia.wordpress.com. Kebidanan Estu Utomo Boyolali. diakses tanggal 12 April 2014. Setiyowati, Yuni. (2009). Efektivitas IMD Riwidikdo. (2007). Statistik Kesehatan terhadap Involusi Uteri Ibu Nifas di Belajar Mudah Teknik Analisis Data Puskesmas Sidorejo Kota Salatiga dalam tahun 2009. KTI. D3 Akademi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Kebidanan Estu Utomo Boyolali. ________. (2009). Statistika Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Rizki. (2009). Hubungan Inisiasi Menyusu Dini terhadap Hipotermia. Tersedia 166 Sugiyono. Suradi. (2004). Bahan Bacaan Manajemen Laktasi, Edisi 5. Jakarta : Perinasia Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 Syafrudin & Hamidah. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC. UNICEF. (2007). BREAST CRAWL Initiation of Breastfeeding by Breast Crawl. Varney, H. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta : EGC. Yuni Astari, Ruri. (2011). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini terhadap Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir tahun 2011. KTI. D3 STIKes YPIB Majalengka. . Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 02, Desember 2015 167