PROTEIN MEMBRAN Toxoplasma gondii SEBAGAI VAKSIN MEMBRANE PROTEIN OF Toxoplasma gondii AS VACCINE Lucia Tri Suwanti * ABSTRACT Preliminary examination about immunisation mice with membrane protein Toxoplasma gondii tachyzoites was done. Five mice were immunized and than the titer antibodies were measured up by ELISA. The results indicated that membrane protein could generated mice response immune. Two mice had titer antibody 1/6400 and three mice had 1/12800. The results stimulated an idea use this antigen as vaccine. PENDAHULUAN Salah satu penyakit yang bersifat zoonosa yang dapat menular dari hewan ke manusia adalah toxoplamosis. Penyakit tersebut disebabkan oleh T. gondii, yaitu parasit protozoa intraseluler obligat. Toxoplasmosis dapat menyerang semua bangsa burung dan mamalia termasuk manusia. Kucing merupakan induk semang utama. Infeksi toxoplasma biasanya bersifat asimtomatis dan hanya sedikit yang benar-benar menunjukkan gejala klinis (Frenkel, 1990), namun demikian pada ibu hamil dan hewan betina bunting, penyakit ini mengakibatkan keguguran, lahir lemah, lahir mati, dan gangguan kongenital (Urquhart et al., 1988). Pada dasarnya induk semang, baik manusia maupun hewan, terinfeksi penyakit secara infeksi perolehan atau infeksi bawaan. Infeksi perolehan terjadi apabila hewan ataupun manusia memakan daging/organ ternak yang mengandung kista toxoplasma atau menelan makanan/minuman yang tercemar toxoplasma yang keluar bersama feses kucing penderita. Infeksi bawaan terjadi pada janin yang dikandung oleh penderita toxoplasmosis. ———————————————————— Lab. Entomologi dan Protozoologi FKH Unair Meskipun toxoplasmosis bersifat asimtomatis, tetapi beberapa laporan penelitian menunjukkan adanya kejadian toxoplasmosis secara serologis, baik pada hewan maupun manusia cukup tinggi (Suwanti, 1996). Mengingat banyaknya kejadian dan kerugian yang ditimbulkan dari penyakit toxoplasmosis ini, timbul suatu pemikiran cara-cara pencegahannya. Salah satu usaha tersebut yaitu dengan tindakan vaksinasi, dan sebagai pendahuluan dilaporkan hasil imunisasi mencit dengan menggunakan antigen membran T. gondii stadium takizoit. Pemaparan ini diharapkan akan memicu munculnya pemikiran-pemikiran yang lebih lanjut guna pengembangan vaksin toxoplasma. METODE Pengembangbiakan parasit T. gondii dilakukan secara in vivo dalam intraperitoneal mencit. Pemanenan dilakukan 3-4 hari setelah infeksi. Isolasi antigen membran dilakukan dengan sonikasi dan ultrasentrifugasi (Suwanti, 1996). Sebanyak 5 ekor mencit betina strain Balb/C umur 2 bulan diimunisasi dengan emulsi antigen membran T. gondii dalam Freund’s complete adjuvant. Dosis injeksi 5 µg antigen per ekor mencit secara intraperitoneal. Imunisasi diulang setelah interval waktu 14 hari. imunisasi ulang dilakukan 2 kali. Pada imunisasi ulangan antigen diemulsikan dalam Freund’s complete adjuvant. Pada penelitian ini imunisasi mencit dilakukan sesuai dengan prosedur antibodi monoklonal mencit dan karena tujuan utama imunisasi untuk fusi sel (hibridisasi), maka dilakukan booster imunisasi. Booster dilakukan 3 kali berturut-turut 3 hari sebelum dilakukan fusi, yaitu dengan cara menginjeksi mencit dengan 1 µg antigen tanpa adjuvant secara intravena. Tujuan dilakukan booster untuk mendapatkan limfosit B dalam fase logaritmik. Pada hari ke 51 (sebelum dilakukan fusi), serum mencit diambil untuk penentuan titer antibodi guna mengetahui respon imun dari mencit. Penentuan titer antibodi dilakukan dengan metode ELISA. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil imunisasi dapat dilihat pada Tabel 1. Titer antibodi serum dari dua ekor mencit menunjukkan titer 1/6400, dan titer antibodi dati tiga ekor mencit lainnya adalah 1/12800. Tabel 1. Titer Antibodi dari Serum Mencit yang Diimunisasi dengan Protein Membran T. gondii No. tikus Titer antibodi 1 1/6400 2 1/12800 3 1/12800 4 1/6400 5 1/12800 Dari hasil tersebut dibuktikan bahwa protein membran T. gondii dapat membangkitkan respon imun dan perlu dipikirkan adanya kemungkinan penggunaan protein tersebut sebagai vaksin guna pencegahan penularan penyakit toxoplasmosis. Vaksinasi dengan materi berbeda dilakukan oleh beberapa peneiti, sntsrs lsin Darcy et al. (1988). Dengan melakukan penyuntikan serum tikus Fischer +/+ yang diimunisasi dengan antigen ekskretori-sekretori T. gondii stadium takizoit ke tikus nu/nu. Hasil dari transfer pasif tersebut secara bermakna memberikan perlindungan terhadp infeksi T. gondii. Perlindungan tersebut ditunjukkan dengan adanya perpanjangan daya tahan hidup dari tikus-tikus yang divaksin bila dibandingakan dengan yang tidak divaksin. Namun demikian, untuk menjadikan protein membran T. gondii sebagai vaksin perlu langkah lebih lanjut, karena titer antibodi yang tinggi belum tentu memberikan perlindungan terhadap toksoplasmosis. Hal ini dibuktikan oleh Eisenhauer et al. (1988) yang menemukan bahwa hanya dengan titer antibodi yang tinggi belum cukup melindungi mencit terhadap infeksi kongenetal. Untuk itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut seperti halnya efek perlindungan vaksin terhadap tantangan infeksi, dosis vaksinasi, jangka waktu vaksinasi, aplikasi dan lain-lain. KESIMPULAN DAN SARAN Protein membran T. gondii stadium takizoit mampu membangkitkan respon humoral mencit dan perlu dipikirkan pemanfaatannya sebagai vaksin. Perlu dilakukan penelitian lanjutan seperti efek perlindungan vaksin terhadap tantangan infeksi, dosis vaksinasi, jangka waktu vaksinasi, aplikasi dan lain-lain untuk mewujudkan pemikiran tersebut menjadi suatu kenyataan.