7 BAB II E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SISTEM

advertisement
BAB II
E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SISTEM REPRODUKSI
MANUSIA
A. Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Dalam aktifitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat
terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas
sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami atau tidak dipahami,
sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita
merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita katakan, tidak ada ruang
dan waktu di mana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan
itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu,
karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah
berhenti.
Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau
sengaja. Oleh karena itu pemahaman kita pertama yang sangat penting adalah
bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan
oleh pembelajar itu sendiri (Aunurrahman, 2009: 36)
2. Hasil Belajar
Menurut Aunurrahman (2009: 37) hasil belajar ditandai dengan perubahan
tingkah laku. Walaupun tidak semua tingkah laku merupakan hasil belajar, akan
tetapi aktivitas belajar umumnya disertai dengan perubahan tingkah laku.
7
8
Perubahan-perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenaan dengan
perubahan aspek-aspek motorik. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk
dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini
dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh
perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil
belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah
dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau
bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam
membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi
sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih
baik.
Menurut Purwanto, N (1990: 102), hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu: pertama, kematangan/pertumbuhan. Kedua, sifat-sifat pribadi
seseorang. Ketiga, keadaan keluarga. Keempat, cara guru mengajar. Kelima, alatalat pelajaran. Keenam, lingkungan dan kesempatan. Ketujuh motivasi.
Kedelapan, kecerdasan/intelejensi. Intelejensi ialah kemampuan yang dibawa
sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu
(Purwanto, N 1990: 52). Faktor-faktor yang mempengaruhi intelejensi seseorang,
sehingga terdapat perbedaan intelejensi seseorang ialah: (1) pembawaan,
ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. (2) kematangan.
Kematangan berhubungan erat dengan umur. (3) pembentukan, ialah segala
keadaaan diluar dari seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelejensi,
9
yaitu pembentukan sengaja (sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh
alam sekitar). (4) minat dan pembawaan yang khas. Minat mengarahkan
perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan dari perbuatan itu.
Selain itu juga, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu
dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan eksternal (Slameto,
2003: 64). Faktor internal terdiri dari faktor biologis (jasmaniah) dan faktor
psikologis. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang
normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir.
Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera,
anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar
sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur,
olahraga serta cukup tidur. Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan
belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.
Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental
yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama,
intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang
berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan.
Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang.
Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam
suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan
seseorang dalam suatu bidang.
10
Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan
sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. Faktor lingkungan rumah atau
keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan
keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang,
adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan
anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
Faktor lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar
para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin
yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
B. Pembelajaran Elektronik (E-learning)
1. Pengertian e-learning
Defenisi e-learning atau electonic learning ini seringkali berubah-ubah
selaras dengan kemajuan teknologi pada masa kini. Secara umumnya, e-learning
adalah pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik
(LAN, WAN atau internet) untuk menyampaikan isi materi yang diajarkan.
Komputer, internet, satelit, tape audio/ video, TV interaktif dan CD ROM adalah
sebagian media elektronik yang dimaksudkan di dalam kategori ini (Afifuddin, A
2007: 4).
Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik beberapa persepsi tentang eLearning, yaitu: (1) E-learning pada hakekatnya adalah belajar atau pembelajaran
11
melalui pemanfatan teknologi komputer dan/atau internet. (2) Secara jaringan, elearning dapat dipersepsikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar dengan
sumber belajar.
2. Kelebihan dan kekurangan e-learning
Menurut Afifuddin, A (2007: 5), dibandingkan dengan proses belajar
mengajar yang konvensional/ tradisional, e-learning memang memiliki beberapa
kelebihan diantaranya : (1) E-learning menutut siswa untuk belajar mandiri. (2) Elearning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan / materi,
peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik. (3) Peserta didik dapat
saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. (4) Kehadiran guru
tidak mutlak diperlukan.
Namun disamping itu e-learning juga mempunyai beberapa kelemahan
yang cenderung kurang menguntungkan baik bagi guru, diantaranya : (1) Untuk
sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang
mahal untuk membangun e-learning ini. (2) Siswa yang tidak mempunyai
motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. (3) Keterbatasan jumlah komputer
yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning. (4) Bagi
orang yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
3. Fungsi E-learning
Siahaan (2002) menyebutkan bahwa setidaknya ada 3 fungsi pembelajaran
elektronik (e-learning) terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom
12
instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya opsional/pilihan, pelengkap
(komplemen), atau pengganti (subtitusi).
Suplemen (Tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan
memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak.
Dalam hal ini tidak ada kewajiban bagi peserta didik untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
Komplemen (Pelengkap), dikatakan sebagai komplemen apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran
yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi enrichment
(pengayaan) atau remedial bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran konvensional.
Subtitusi (Pengganti), beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju
memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada
peserta didiknya. Tujuannya agar pada peserta didik dapat secara fleksibel
mengelola kegiatan perkuliahan sesuai dengan waktu dan aktivitas lain seharihari.
4. Pengembangan Model E-learning
Menurut Haughey (Suyanto; 2005: 4) tentang pengembangan e-learning.
Menurutnya ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran
berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course.
13
Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang
mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya
tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan
kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan
kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.
Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara
belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan
melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling
melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa
untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga
diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam
tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan
materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.
Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah
untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan
pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan
narasumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk
menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari
dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan
materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan
komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.
14
5. Freewebs
Seperti yang kita ketahui, websites datang dalam berbagai macam bentuk
dan ukuran yang berbeda. Dengan webs, kita mudah untuk membangun sebuah
situs yang unik. Ini adalah ajang untuk mempromosikan kepada dunia tentang
bisnis, atau hobi dan melibatkan orang lain untuk berbagi ide-ide unik, informasi,
foto dan video. Dengan fitur-fitur seperti blog, web, dan bahkan profil anggota
grup, siapapun dapat menggunakan situs webs.com.
Freewebs didirikan oleh tiga bersaudara. Awalnya Mokhtarzada mendapat
sebuah email, dan dia berfikir bahwa satu hari nanti setiap orang akan memiliki
sebuah situs webs. Oleh sebab itu, mereka memutuskan untuk membuat sebuah
situs dengan layanan yang cukup mudah. Dan hasilnya, lebih dari 30 juta orang
mengunjungi situs webs setiap bulan, dan terus bertambah sampai sekarang.
Webs akan membantu kita untuk membangun situs sederhana. Webs
menyediakan semua yang kita butuhkan untuk menjadi situs yang dinamis dengan
peran aktif masyarakat. Ditambah lagi, dengan memungkinkan pengunjung untuk
memberikan kontribusi ke dalam situs dengan masing-masing foto, video,
komentar, dan banyak lagi, webs membantu kita tetap terlibat secara interaktif
dengan pengunjung. Webs telah dinikmati selama lima tahun dan pertumbuhannya
stabil, dengan jutaan anggota, bahkan mungkin lebih.
C. Sistem Reproduksi Manusia
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
15
melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk mengahasilkan
keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan
demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual.
Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, maka harus mengetahui
terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung
di dalamnya.
1. Anatomi Reproduktif Laki-laki
Pada sebagian besar spesies mamalia, termasuk manusia, organ reproduksi
eksternal jantan adalah skrotum dan penis. Organ reproduksi internal terdiri atas
gonad yang menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormon, kelenjar aksesoris
yang mensekresikan produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan
sekumpulan duktus yang membawa sperma dan sekresi glandular (Campbell,
2004: 156).
Gonad jantan, atau testis, terdiri atas banyak saluran yang melilit-lilit yang
dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran tersebut adalah tubula
seminiferus, tempat sperma dibentuk. Sel-sel Leydig yang tersebar di antara
tubula seminiferus menghasilkan testosteron dan androgen lain, yang merupakan
hormon seks jantan.
Dari tubula seminiferus testis, sperma lewat kedalam saluran mengulir
pada epididimis. Selama ejakulasi, sperma didorong dari epididimis melalui vas
deferens berotot. Kedua duktus ini (satu dari setiap epididimis) berawal dari
skrotum disekitar dan dibelakang kandung kemih, di mana masing-masing
menyatu dengan duktus dari vesikula seminalis, yang membentuk duktus ejakulasi
16
yang pendek. Duktus ejakulasi itu membuka dalam uretra, yaitu saluran yang
mengosongkan isi sistem ekskresi dan sistem reproduksi. Uretra terdapat
disepanjang penis dan membuka ke luar pada ujung penis.
Kumpulan kelenjar aksesoris (vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar
bulbouretralis) menambahkan sekresi ke semen, yaitu cairan yang diejakulasikan.
Sepasang vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60% total volume semen.
Cairan dari vesikula seminalis itu kental, kekuning-kuningan, dan alkalis (bersifat
basa).
Kelenjar prostat adalah kelenjar pensekresi semen terbesar. Kelenjar itu
mensekresikan produknya secara langsung ke dalam uretra melalui beberapa
saluran kecil. Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim
antikoagulan, sitrat (nutrien bagi sperma), dan sedikit asam. Kelenjar
bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak sepanjang kelenjar
kecil yang terletak disepanjang uretra, di bawah prostat. Sebelum ejakulasi,
kelenjar tersebut mensekresikan mucus bening yang menetralkan setiap urin asam
yang masih tersisa dalam uretra.
Penis manusia tersusun dari tiga silinder jaringan erektil mirip spons yang
berasal dari vena dan kapiler yang dimodifikasi. Bagian utama penis ditutupi oleh
kulit yang relative tebal. Kepala zakar, atau glans penis, mempunyai penutup yang
jauh lebih tipis sehingga menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan. Glans penis
manusia ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut sebagai preputium, yang dapat
dikhitan atau disunat.
17
Vesica urinaria
Ureter
Vesica Seminalis
Vas deferens
Rektum
Kelenjar prostat
Kelenjar Bulbouretralis
Anus
Uretra
Epididimis
Preputium
Testis
Glans
Scrotum
Gambar 2.1 Anatomi reproduktif laki-laki
(Sumber: http://www.medicastore.com)
2. Anatomi Reproduktif Perempuan
Struktur reproduksi eksternal perempuan adalah klitoris dan dua pasang
labia yang mengelilingi klitoris dan lubang vagina. Organ reproduksi internal
terdiri dari sepasang gonad dan sebuah sistem yang terdiri dari duktus dan
ruangan untuk menghantarkan gamet dan menampung embrio dan fetus
(Campbell, 2004: 158).
Gonad perempuan, ovarium, merupakan organ utama pada wanita.
Berjumlah sepasang dan terletak di dalam tongga perut pada daerah pinggang
sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon
estrogen dan progesteron.
Sistem reproduksi perempuan tidak sepenuhnya tertutup, dan sel telur
dilepaskan ke dalam rongga abdomendi dekat pembukaan oviduk atau saluran
telur, atau tuba falopi. Oviduk mempunyai pembukaan yang mirip corong, dan
silia yang terdapat pada epitalium bagian dalam yang melapisi duktus itu akan
18
membantu menarik sel telur dengan cara menarik cairan dari rongga tubuh ke
dalam duktus tersebut. Silia (rambut getar) juga mengirimkan sel telur tersebut
menuruni duktus itu sampai ke uterus, yang juga dikenal sebagai rahim. Uterus
adalah organ tebal dan berotot yang dapat mengembang selama kehamilan untuk
menampung fetus dengan bobot 4 kg.
Leher uterus adalah serviks, yang membuka ke dalam vagina. Vagina
adalah ruangan berdinding tebal yang membentuk saluran kelahiran yang dilalui
bayi saat lahir, dan juga merupakan tempat singgah bagi sperma selama kopulasi.
Suatu membrane bervaskuler yang disebut hymen menutupi sebagian lubang
vagina manusia mulai saat kelahiran, dan umumnya sampai saat hubungan
kelamin atau aktivitas fisik yang merobeknya. Labia mayor merupakan sepasang
bibir besar berlapisan lemak. Labia minor merupakan sepasang bibir kecil yang
terletak d bagian dalam dan tidak berlemak.
Oviduk
Ovarium
Uterus
Vesica urinaria
Klitoris
Servik
Rektum
Labia mayor
Lubang ureter
Labia minor
Vagina
Gambar 2.2 Anatomi reproduktif perempuan
(Sumber: http://www.medicastore.com)
Anus
19
3. Spermatogenesis
Spermatogenesis, atau produksi sel-sel sperma dewasa, adalah proses yang
terus menerus dan prolific pada jantan dewasa. Setiap ejakulasi laki-laki
mengandung 100 sampai 650 juta sel sperma, dan seorang laki-laki dapat
mengalami ejakulasi setiap hari dengan kemampuan untuk membuahi yang hanya
berkurang sedikit.
Struktur sel sperma sesuai dengan fungsinya. Pada sebagian besar spesies,
kepala yang mengandung nukleus haploid ditudungi oleh badan khusus, yaitu
akrosom, yang mengandung enzim membantu sperma menembus sel telur.
Dibelakang kepala, sel sperma mengandung sejumlah besar mitokondria yang
menyediakan ATP untuk pergerakan ekor, yang berupa sebuah flagella. Bentuk
sperma mamalia bervariasi dari spesies ke spesies, dengan kepala berbentuk koma
tipis, berbentuk oval (sperti pada sperma manusia), atau berbentuk hamper bulat.
Spermatogenesis terjadi dalam tubula seminiferus (Campbell, 2004: 160).
Gambar 2.3 Struktur sebuah sel sperma manusia
(Sumber http://www.e-dukasi.net)
20
Gambar 2.4 Spermatogenesis
(Sumber http://www.e-dukasi.net)
4. Oogenesis
Oogenesis adalah perkembangan telur (sel telur dewasa yang belum
dibuahi). Diantara kelahiran dan pubertas, sel-sel telur (oosit primer) membesar,
dan folikel disekitarnya tumbuh. Oosit primer mereplikasi DNA dan memasuki
profase I meiosis, tetapi tidak berubah lebih lanjut kecuali diaktifkan kembali oleh
hormon. Mulai saat pubertas, FSH atau hormon perangsang folikel secara periodic
merangsang sebuah folikel untuk memulai pertumbuhan sekali lagi dan
menginduksi oosit primernya untuk menyelesaikan pembelahan meiosis pertama.
Meiosis kemudian berhenti sekali lagi, oosit sekunder, yang dibebaskan selama
ovulasi, tidak mengalami pembelahan meiosis kedua dengan seketika. Pada
manusia, penetrasi sel telur oleh sperma memicu pembelahan meiosis kedua, dan
setelah itulah oogenesis menjadi sempurna.
Oogenesis berbeda dari spermatogenesis dalam tiga hal penting. Pertama,
Selama pembelahan meosis oogenesis, sitokinesis bersifat tidak sama, dengan
21
hampir semua sitoplasma dimonopoli oleh satu sel anak, yaitu oosit sekunder.
Oosit sekunder dapat terus berkembang menjadi ovum. Produk lain meosis, yaitu
sel yang lebih kecil yang disebut badan polar akan mengalami degenerasi. Hal
tersebut berbeda dari spermatogenesis, keempat produk produk meiosis I dan II
berkembang menjadi sperma dewasa. Kedua, sementara sel-sel sperma
berkembang terus membelah melalui mitosis sepanjang hidup laki-laki, hal ini
tidak berlaku bagi oogenesis pada betina. Saat lahir, ovarium telah mengandung
semua sel yang akan berkembang menjadi telur. Ketiga, oogenesis mempunyai
periode istirahat yang panjang, berlawanan dengan spermatogenesis, yang
menghasilkan sperma dewasa dari sel perkusor dalam urutan yang tidak berhenti
(Campbell, 2004: 160).
Gambar 2.5 Oogenesis
(Sumber http://www.e-dukasi.net)
22
5. Siklus Menstruasi
Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya.
Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan
(menstruasi). Menstruasi terjadi secara periodik satu bulan sekali. Umumnya
siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan
30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan
dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat
tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid.
Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga
menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis.
Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu
endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen
menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH
yang berfungsi merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi
yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase
estrus. Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah
menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon
progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan
pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase
luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan
LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan
progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti,
endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah
23
perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau
fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk
lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.
Gambar 2.6 siklus menstruasi dengan perubahan kadar hormon-hormonnya
(Sumber: http://depix.files.wordpress.com)
6. Fertilisasi dan Kehamilan
Ovum yang telah mengalami ovulasi akan melewati oviduk. Di tempat
inilah bertemunya ovum dengan sperma sehingga akan terjadi fertilisasi. Ovum
dan sperma yang yang telah bersatu akan menjadi zigot dan mengalami
perkembangan di uterus hingga 8 bulan yang disebut sebagai fetus. Janin keluar
melewati servik dan vagina setelah 9 bulan lebih di dalam rahim. Peranan hormon
ketika berlangsungnya kehamilan, yaitu korpus luteum menghasilkan estrogen dan
progesteron. Kedua hormon ini berperan mengatur endometrium hingga siap
menerima implantasi. Fungsi korpus luteum digantikan oleh plasenta yang
menghasilkan hormon untuk kehidupan fetus. Hormon yang dihasilkan oleh
plasenta diantaranya HCG dan hormon relaksin. Pada saat kelahiran, hormon yang
24
berperan adalah hormon relaksin untuk fleksibilitas simfisis pubis. Hormon
estrogen mengatasi pengaruh progesteron yang menghambat kontraksi. Hormon
eksitosin mempengaruhi kontraksi pada uterus.
Pada masa akhir kehamilan dari hari pertama setelah persalinan payudara
mengahsilkan suatu cairan keruh keputih-putihan yang disebut dengan colostrums.
Colostrums ini kurang mengandung lemak dan laktosa, tapi banyak mengandung
antibodi yang dapat membantu pertahanan tubuh si bayi terhadap penyakit infeksi
pencernaan saluran pernafasan. Baru hari ke-4 setelah persalinan produksi air susu
dapat berjalan lancar. ASI memiliki kandungan gizi lengkap baik makronutrien
seperti protein, lemak, karbohidrat, maupun mikronutrien yaitu vitamin dan
mineral. Mineral yang terdapat dalam ASI sama dengan yang terkandung dalam
kolostrum hanya kadarnya rendah.
7. Prinsip dan mekanisme kerja alat kontrasepsi
Sejalan dengan perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk pun
mengalami perkembangan pesat. Dengan lahan hidup yang tetap, maka
pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menimbulkan masalah sandang,
pangan, papan, dan kesehatan. Untuk mengatasi ini maka dilakukan upaya
pengaturan kelahiran. Alat-alat yang dipergunakan untuk mengatur kelahiran dan
cara kerjanya dapat dilihat pada tabel 2.1.
25
Tabel 2.1 Alat dan Mekanisme Kerja Alat KB
Alat KB
Pil
Suntikan depoprovera
Susuk KB
IUD (spiral)
Spons Vagina
Diafragma
Karet KB
Mekanisme
Pil yang mengandung
hormon ini diminum tiap
hari.
Suntikan progesteron
seperti steroid dilakukan
4 kali setahun.
Tabung progestrin (dibuat
dari progesteron) ditanam
di bawah kulit.
Gulungan plastik
dimasukkan kedalam
uterus.
Spons yang diberi
spermisida (pembunuh
sperma) dimasukkan ke
vagina.
Cawan plastik
dimasukkan pada vagina
untuk menutup serviks.
Dipakai unuk
menyelubungi penis
Akibat
Hipofisis anterior tidak
mengeluarkan FSH dan
LH.
Hipofisis anterior tidak
mengeluarkan LH dan
FSH.
Hipofisis anterior tidak
mengeluarkan LH dan
FSH.
Mencegah implantasi.
Membunuh sperma yang
masuk.
Menghalangi sperma
masuk vagina.
Mencegah sperma masuk
vagina.
(Pratiwi, D. A. 2006: 235)
8. Kelainan sistem reproduksi
Sistem reproduksi dapat mengalami gangguan yang diakibatkan oleh
gangguan alat reproduksi dan gangguan alat reproduksi yang diakibatkan kerena
terkena infeksi. Banyak penyakit-penyakit lain juga dapat ditularkan melalui
hubungan kelamin antara lain, Non Gonococcal Urethritis (NGU), radang saluran
urethtra yang bukan disebabkan gonorrhoea, Trichomoniasis (sejenis penyakit
protozoa), Candidiasis (sejenis penyakit jamur). Herpes Simpleks Genitalis
(sejenis penyakit virus), kutil pada kelamin (verruca accuminata), beberapa jenis
insekta, misalnya kutu rambut pubis. Beberapa penyakit virus lain misalnya
hepatitis A dan B, retravirus HIV (virus AIDS) juga dapat ditularkan melalui
26
hubungan kelamin baik secara homoseksual maupun heteroseksual (Kurnadi
Kemal, 2002: 247).
D. Penelitian yang Relevan
Siti Nadiroh (2009) melakukan penelitian mengenai peranan e-learning
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada subkonsep sistem gerak. Setelah
melakukan pembelajaran dengan menggunakan e-learning di luar jam sekolah dan
diskusi kelas, diperoleh rata-rata nilai hasil belajar siswa pada subkonsep 1 adalah
sebesar 57,33 yang termasuk dalam kategori cukup sedangkan rata-rata nilai hasil
belajar siswa pada subkonsep 2 adalah sebesar 53,33 yang termasuk dalam
kategori rendah. Jika dibandingkan dengan rata-rata nilai tes awal siswa, ternyata
pada subkonsep 1 nilai tes awal (40), memperlihatkan perbedaan dengan kenaikan
17,33%. Pada subkonsep 2 nilai tes awal (35,67) juga memperlihatkan perbedaan
sebesar 17,66%. Kenaikan tersebut terjadi karena siswa telah mengalami
pembelajaran menggunakan e-learning di luar jam sekolah dan diskusi kelas.
Penelitian mengenai e-learning pada jenjang pendidikan tinggi pernah
dilakukan oleh Riyana Firly (2005) yang meneliti tentang efektifitas penggunaan
e-learning
terhadap
hasil
belajar
mahasiswa.
menunjukkan pengaruh yang cukup signifikan.
Hasil
penelitian
tersebut
Download