1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sejalan dengan

advertisement
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin
kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula
perkembangan penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) dengan upaya-upaya meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, karena itu perlu
pemerintahan yang kuat. Reformasi birokrasi salah satu cara yang tepat untuk
membangun kepercayaan rakyat, yang juga merupakan suatu usaha perubahan
pokok dalam suatu sistem yang tujuannya mengubah struktur, tingkah laku, dan
keberadaan atau kebiasaan yang sudah lama. Ruang lingkup reformasi birokrasi
tidak hanya terbatas pada proses dan prosedur, namun juga terkait perubahan pada
tingkat struktur dan sikap serta tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan
permasalahan
yang
bersinggungan
dengan authority atau formal
power (kekuasaan). Reformasi birokrasi mencakup konsep manajemen
pemerintahan berfokus pada masyarakat membutuhkan paradigm baru yang harus
dipahami dan dilaksanakan, serta harus menghilangkan paradigma lama yang
masih banyak dianut oleh aparatur pemerintah di Indonesia. Perbandingan
paradigma baru dan paradigma lama ditunjukkan dalam Tabel 1.
Aparatur pemerintah dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil (PNS),
diharapkan memiliki sikap yang profesional, kompeten dan akuntabel yang dapat
mendukung kondisi pemerintahan yang transparan, demokratis, berkeadilan,
efektif dan efisien dengan menghormati hukum yang mendorong terciptanya
partisipasi dan pemberdayaan. Unsur sumber daya manusia dan sistem
pemerintahan yang fleksibel terhadap lingkungan perubahan menjadi semakin
menentukan bagi keberhasilan pencapaian tujuan yang diharapkan. Kinerja
pegawai merujuk pada tingkat keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas
serta upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja
seseorang dapat menjadi optimal jika didukung oleh kemampuan yang baik dan
motivasi yang kuat. Menurut Mentri Pemberdayaan dan Aparatur Negara
(MENPAN), kinerja adalah unjuk kerja, prestasi kerja, tampilan hasil kerja,
capaian dalam memperoleh hasil kerja, tingkat kecepatan/ efesiensi/ produktivitas/
efektivitas dalam mencapai tujuan. Keberhasilan pegawai sebuah organisasi
dipengaruhi pula oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.
Rothwell (2000), mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
yaitu data dan informasi, sumber daya, peralatan dan lingkungan, konsekuensi
hasil kerja, keahlian dan pengetahuan, kemampuan, motivasi serta insentif dan
imbalan.
Menurut Palan (2007), kompetensi seseorang akan menghasilkan kinerja
dengan rumus kompetensi sama dengan kinerja. Kompetensi merupakan faktor
penting untuk kinerja, tetapi kompetensi saja belum memadai untuk membangun
kinerja yang efektif. Kinerja dipengaruhi oleh lingkungan organisasi, yang
melibatkan proses dan sistem. Kompetensi merujuk kepada karakteristik yang
mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi, konsep diri,
nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja
unggul di tempat kerja (Palan, 2007). Wibowo (2007) mengatakan bahwa
kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu
pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan, dan pengetahuan serta
didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Tabel 1. Paradigma baru dari manajemen pemerintahan berfokus pada masyarakat
(Gaspersz, 2003)
Paradigma lama
Paradigma baru
Pemerintah membuat semua kebijakan dan
melaksanakan sendiri sesuai keinginannya
Pemerintah harus bekerjasama dengan
elemen-elemen utama dalam masyarakat
untuk menetukan visi, misi dan tujuan
bersama dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, yang kemudian
dilaksanakan oleh masyarakat dengan
pengarahan dan bimbingan pemerintah
Pemerintah terus menerus melayani
masyarakat dalam segala hal dan urusan.
Pemerintah harus memberdayakan
masyarakat untuk mengambil alih
tanggung jawab
Pemerintah tidak menumbuhkembangkan
semangat kompetisi yang sehat.
Pemerintah harus menumbuhkembangkan
semangat kompetisi yang sehat di segala
bidang
Pemerintah menerbitkan segala bentuk
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
secara ketat dan kaku kepada bawahannya
Pemerintah harus menumbuhkembangkan
kreativitas aparat bawahannya dengan tetap
melakukan pengarahan dan bimbingan
untuk menuju tujuan bersama
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Pemerintah hanya berorentasi pada
pelaksanaan proyek pembangunan tanpa
memikirkan manfaat bagi masyarakat
Pemerintah hanya berorientasi pada
kepuasan diri sendiri atau kepuasan
birokrat
Pemerintah harus berorientasi pada manfaat
proyek pembangunan untuk mencapai
tujuan bersama meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
Pemerintah harus berorientasi kepuasan
masyarakat
Keahlian dan pengetahuan yang dimiliki seorang karyawan untuk
menyelesaikan pekerjaannya menjadi salah satu faktor yang menentukan kualitas
dan kuantitas hasil pekerjaan. Adanya standar kompetensi dapat membantu untuk
mengetahui kualitas karyawan sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat menjadi
lebih cepat dan lebih baik. Standar kompetensi adalah rumusan tentang
kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
atau tugas sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang ditetapkan oleh industri atau
asosiasi profesi yang relevan serta institusi lain yang kompeten. Kompetensi yang
baik hanya mengarah kepada kinerja yang efektif. Kurangnya keterampilan dapat
diatasi dengan pengembangan, sementara motivasi dikelola dengan menciptakan
lingkungan kerja yang sesuai. Organisasi menyediakan kepemimpinan yang
mendukung, dan insetif yang dirancang dengan baik untuk memberi lingkungan
yang memotivasi.
Sumber daya manusia perlu memahami kecenderungan organisasi
multikultural dan keberagaman kultural. Di sisi lain, pekerja dan pelanggan sangat
beragam menurut ras, jenis kelamin, negara dan budaya. Dengan demikian sumber
daya manusia perlu memahami masalah dalam keragaman budaya. Keadaan
tersebut membuat kompetensi sumber daya manusia semakin penting, baik bagi
eksekutif, manajer maupun pekerja (Spencer dan Spencer, 1993)
Dalam rangka untuk mengetahui sejauhmana standar kompetensi
mempengaruhi kinerja karyawan, (dalam hal ini adalah PNS) maka penulis
merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peran Penerapan Standar
Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran
Teknologi Pertanian (PUSTAKA).
Perumusan Masalah
Dalam rangka peningkatan kinerja karyawan kantor PUSTAKA, maka
instansi ini akan menerapkan standar kompetensi. Penerapan standar kompetensi
ini diharapkan dapat memberikan hasil yang positif terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka perumusan masalah pada penelitian ini
adalah :
1. Sejauh mana kompetensi mempengaruhi kinerja karyawan?
2. Sejauh mana kebijakan yang diterapkan mempengaruhi kinerja karyawan?
Tujuan penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi penting
mengenai kinerja karyawan PUSTAKA dengan penerapan standar kompetensi,
yang dijelaskan dalam tujuan berikut ini:
1. Menganalisis kompetensi terhadap kinerja karyawan
2. Menganalisis pengaruh kebijakan terhadap kinerja karyawan
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi :
1. Bagi organisasi pelaksana, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan masukan terhadap penerapan standar kompetensi yang akan diterapkan
dalam organisasi
2. Bagi masyarakat diharapkan dapat digunakan sebagai upaya peningkatan
kinerja PNS
3. Bagi mahasiswa dan peneliti diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan penelitian lebih lanjut
Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada peran penerapan standar
kompetensi umum terhadap kinerja karyawan, dengan kebijakan sebagai variabel
moderator.
Download