1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Banyak fungi patogen

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Banyak fungi patogen yang menjadi kendala dalam pertanian. Fungi
patogen tersebut diantaranya yaitu Fusarium oxysporum dan Colletotrichum
capsici. Fungi F. oxysporum dan C. capsici biasanya sering menyerang tanaman
family Solanaceae seperti cabai, terong, tomat, kentang dan lain-lain.
Fusarium oxysporum merupakan fungi patogen yang bersifat parasit
fakultatif. Fungi tersebut menyerang jaringan empulur batang melalui akar yang
luka dan terinfeksi. Batang yang terserang akan kehilangan banyak cairan dan
berubah warna menjadi kecokelatan, tepi bawah daun menjadi kuning, dan
merambat ke bagian lain secara cepat sehingga seluruh permukaan daun tersebut
menguning. Penyakit tersebut dapat mengakibatkan gagal panen hingga 50%
(Nugroho, 2013).
Fungi C. capsici merupakan penyebab penyakit antraknosa. Fungi C.
capsici dapat bertahan lama dalam biji. Fungi tersebut merusak warna buah
sehingga tidak menarik dan berdampak pada menurunnya nilai jual buah (Sari,
2014).
Menurut Khaeruni & Gusnawaty (2012), salah satu usaha pengendalian
OPT (Oragnisme Pengganggu Tanaman) yaitu dengan penggunaan agrokimia
berupa fungisida. Pola penggunaan agrokimia yang berlebihan oleh beberapa
petani dapat berdampak terhadap kesehatan petani itu sendiri. Bahan kimia
1
Potensi Antifungal Bakteri…, Dian Aulia Muamalah, FKIP UMP, 2017
2
sintetik dapat menimbulkan polusi lingkungan dan mengancam kesehatan. Salah
satu akibat dari penggunaaan fungisida secara berlebihan dan terus menerus yakni
keracunan fugisida. Efek kronis akibat dari keracunan fungisida adalah berat
badan menurun, anorexia, anemia, tremor, sakit kepala, pusing, gelisah, dan sakit
dada (Nurzannah et al., 2014).
Kerugian lain dari pengunaan fungisida sintetik adalah adanya residu
fungisida pada produk pertanian. Senyawa residu fungisida seperti prochloraz
yang terbawa melalui kontak mulut juga berpotensi mengganggu perkembangan
organ reproduktif dan bersifat toksik bagi manusia. Selain itu penggunaan
fungisida sintetik pada lahan pertanian mampu menghambat mikoriza penting
bagi tanaman (Sari, 2014).
Salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida
maupun fungisida sintetik adalah dengan memanfatkan agen biokontrol hayati.
Penggunaan
agen
biokontrol
hayati
dapat
berupa
mikroba
antagonis
patogen(Soesanto,2008).Pengembangan agen biokontrol sebagai biofungisida
diharapkan mampu menjadi alternatif pengendali OPT seperti Fusarium
oxysporum dan Colletotrichum capsici yang aman terhadap lingkungan hidup.
Banyak mikroorganisme yang berpotensi sebagai agensi hayati. Menurut
Supriyadi (2006), beberapa jenis bakteri yang berpotensi sebagai agen hayati
diantaranya yaitu Bacillus sp., Corynebacterium sp., Pseudomonas aeruginosa, P.
fluorescens, Streptomyces mutabilis, dan Actinomycetes.
Pemanfaatan
bakteri
antagonis
yang
mempunyai
potensi
untuk
mengendalikan patogen berpeluang besar. Bakteri Bacillus cereus dapat menekan
Potensi Antifungal Bakteri…, Dian Aulia Muamalah, FKIP UMP, 2017
3
pertumbuhan fungi atau bakteri lain dengan antibiotik atau senyawa kimia yang
dihasilkan bakteri antagonis (Pelczar & Chan, 1998). Hasil penelitian di dalam
maupun di luar negeri terhadap kemampuan beberapa antagonis hayati
menunjukkan bahwa bakteri Bacillus cereus dapat menekan beberapa patogen
tanaman dan ramah lingkungan.
Bakteri Bacillus cereus dilaporkan dapat
menekan pertumbuhan
Rhizoctonia solani dan Pyricularia oryzae secara efektif pada tanaman padi.
Produksi senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan B. cereus yang telah diuji
secara in vitro terhadap fungi patogen dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan
antifungi (Suryadi et al., 2015). Apakah penelitian antifungal bakteri Bacillus
cereus terhadap Fusarium oxysporum dan Colletotrichum capsicisudah pernah
dilakukan ?
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian yang
berjudul “ Potensi Antifungal Bacillus cereus terhadap Fusarium oxysporum dan
Colletotrichum capsicis ecara In-vitro ”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah yang diajukan adalah:
1.
Apakah senyawa yang dihasilkan bakteri Bacillus cereusberpotensi
sebagai
antifungal
terhadap
fungi
Fusarium
oxysporum
dan
Colletotrichum capsici ?
2.
Berapakah konsentrasi efektif antifungal yang dihasilkan oleh bakteri
Bacillus
cereusuntuk
menghambat
pertumbuhan
fungi
Fusarium
oxysporum dan Colletotrichum capsici ?
Potensi Antifungal Bakteri…, Dian Aulia Muamalah, FKIP UMP, 2017
4
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui senyawa yang dihasilkan bakteri Bacillus cereus berpotensi
sebagai
antifungal
terhadap
fungi
Fusarium
oxysporum
dan
Colletotrichum capsici.
2.
Mengetahui konsentrasi efektif antifungal yang dihasilkan oleh bakteri
Bacillus cereus untuk menghambat pertumbuhan fungi Fusarium
oxysporum dan Colletotrichum capsici.
1.4. Manfaat
Hasil penelitian antifungal bakteri Bacillus cereus diharapkan dapat
dijadikan sebagai alternatif fungisida alami yang ramah lingkungan dalam
menghambat pertumbuhan fungi patogen F. oxysporum dan C. capsici.
Potensi Antifungal Bakteri…, Dian Aulia Muamalah, FKIP UMP, 2017
Download