Lembaga Penelitian Unila Dukung Pendidikan Lingkungan

advertisement
This page was exported from - Universitas Lampung
Export date: Fri Oct 27 18:31:00 2017 / +0000 GMT
Lembaga Penelitian Unila Dukung Pendidikan Lingkungan
BANDAR LAMPUNG (Lampost.Co): Ketua Lembaga Penelitian (Lenlit) Universitas Lampung (Unila) Admi Syarif menyatakan
lembaganya akan terus mendukung pendidikan lingkungan hidup terkait perubahan iklim di Bandar Lampung. "Lenlit Unila akan
terus men-support program adaptasi perubahan iklim di Bandar Lampung. Bahkan, untuk Lampung secara keseluruhanpun kami
siap, karena memang isu ini sudah menjadi perhatian di tingkat nasional maupun internasional," ujar dia.
Koordinator Tim Ahli Program Peningkatan Kapasitas Guru terhadap Perubahan Iklim di Kota Bandar Lampung ini mengatakan
suhu permukaan bumi saat ini telah meningkat 0,306 derajat Celsius dari 1860 hingga 2005. "Diperkirakan, kenaikan suhu tersebut
akan terus meningkat dari 1,1 derajat Celsius hingga 6,4 derajat Celsius dari 1999—2100. Terlebih jika saat ini tidak ada upaya
yang dilakukan manusia untuk menyikapinya," ujar dia kepada Lampung Post, Minggu (23-6).
Pakar bidang ilmu komputer ini mengutarakan tidak menentunya perubahan cuaca akhir-akhir ini merupakan dampak dari adanya
perubahan suhu tersebut. "Ini menandaskan pentingnya pendidikan perubahan iklim bagi masyarakat di Bandar Lampung," kata
Admi.
Dia menjelaskan suhu bumi yang meningkat akan menyebabkan cairnya es di kutub, naiknya permukaan air laut, banjir, dan
tenggelamnya daerah sekitar pantai. Kemudian, memacu gelombang yang tinggi dan ketersediaan air bersih pun terbatas.
Menurut dia, pola cuaca yang tidak dapat diprediksi dan cenderung ekstrem saat ini menyebabkan gangguan pada pola bercocok
tanam. Kemudian, menyebabkan gagal panen dan kerusakan fisik akibat bencana alam yang ditimbulkan. Dia menambahkan
kegiatan manusia di permukaan bumilah yang menjadi sumber utama penyebab perubahan iklim, deforestasi degradasi hutan, dan
transportasi yang makin masif dengan pembakaran energi mengakibatkan munculnya emisi gas rumah kaca yang meningkatkan
suhu permukaan bumi.
Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila ini memaparkan secara global pembakaran energi
menyumbang 24% peningkatan emisi CO2, deforestasi 18%, transportasi 14%, pertanian 14%, industri 14%, bangunan 8%, limbah
3%, dan lain-lain 5%.
Ia menambahkan suhu udara yang terus-menerus meningkat berdampak pada gangguan produksi pangan, perubahan produksi
pertanian, banjir, kekeringan, hilangnya keanekaragaman hayati, risiko kesehatan meningkat, migrasi manusia, dan penurunan
ekonomi. Untuk itu, dalam program Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCCRN) mengenai ketahanan kota
terhadap perubahan iklim, Bandar Lampung memilih untuk melakukan intervensi melalui sektor pendidikan, terutama pada
pendidikan dasar SD dan SMP.
"Dalam kurikulum perubahan iklim ini diharapkan akan terbentuk generasi baru yang memiliki kesadaran lebih di bidang
lingkungan hidup. Mampu bersikap dan berperilaku bijak bagi lingkungan dengan mengurangi hal-hal yang dapat memperparah
pemanasan global," kata dia. (S-3/L-2)
Sumber : Lampung Post – Senin, 24 Juni 2013
Artikel ini diambil dari berbagai media yang memberitakan Universitas Lampung, tidak memperhitungkan ada kerja sama
atau tidak dan perlu dikonfirmasikan ke Unila jika ada hal yang tidak jelas.
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 1/1 |
Download