Perbandingan Biaya Pembangkitan Listrik Nuklir............ (M. Nasrullah, Suparman) PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK NUKLIR DAN FOSIL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK LINGKUNGAN Mochamad Nasrullah, Suparman Pusat Pengembangan Energi Nuklir - BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 12710 Email: [email protected], [email protected] ABSTRAK PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK NUKLIR DAN FOSIL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK LINGKUNGAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya pembangkitan listrik dari PLTN dan pembangkit fosil dengan mempertimbangkan aspek lingkungan. Selama ini perhitungan biaya pembangkitan listrik PLT-batubara, PLT-gas dan PLT berbahan bakar fosil lainnya tidak memperhitungkan aspek lingkungan, seperti kerusakan lingkungan dari emisi yang ditimbulkan. Sehingga untuk mendapatkan perbandingan biaya pembangkitan PLTN dan PLT fosil yang obyektif dan adil, maka dampak lingkungan dari pembangkit listrik harus diperhitungkan. Konsep yang digunakan untuk menghargai dampak lingkungan adalah pajak karbon (carbon tax). Dengan menggunakan data teknis dan ekonomi dari pembangkit listrik, dengan tahun dasar 2010, dilakukan perhitungan biaya pembangkitan listrik berbahan bakar gas, batubara, dan panas bumi yang telah mempertimbangkan pajak karbon (carbon tax), kemudian dibandingkan dengan biaya pembangkitan listrik berbahan bakar nuklir. Program yang digunakan untuk mengetahui obyektivitas perbandingan biaya pembangkitan listrik adalah model Mini G4Econs yang dikeluarkan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency) tahun 2008. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa biaya pembangkitan listrik jika tanpa pajak karbon untuk PLTU sebesar 5,9 cents USD/kWh, PLTG sebesar 6,1 cents USD/kWh, PLTP 10,3 cents USD/kWh, PLTN sebesar 6,05 cents USD/kWh. Ini menunjukkan PLTU berbahan bakar batubara paling murah diantara pembangkitan listrik yang ada. Namun jika menggunakan asumsi pajak karbon sebesar 40 US$/MT Carbon atau 44,1 US$/ton, maka biaya pembangkitan listrik PLTU menjadi sebesar 6,9 cents USD/kWh, PLTG sebesar 6,8 cents USD/kWh. Hal ini menunjukkan bahwa PLTN paling murah dibanding pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Kata kunci : Biaya pembangkitan listrik, Pajak karbon, PLTN, Fosil Power Plant ABSTRACT COMPARISON OF ELECTRIC GENERATION COST OF NUCLEAR AND FOSSIL CONSIDERING THE ENVIRONMENTAL ASPECT. This study goal is to calculate electricity generating cost of Nuclear Power Plant and Fossil Power Plant with considering environmental aspect. The reality calculation of electricity generating cost Coal Power Plant, Gas Power Plant and other fossil Power Plant doesn't calculate environment aspect, like environment damage of emission that evoked. To get comparison of generating cost of NPP and Fossil Power Plant by fair, the environment impact from power station must be calculated. concept that used to appreciate environment impact is carbon tax (carbon tax). By using technical and economy data of power plant, base year 2010, calculated generating cost calculation with fuel of gas, coal, and geothermal that considering carbon tax, then compared with generating cost of nuclear. The program used to calculate generating cost is mini G4Econs Model from IAEA (International Atomic Energy Agency) year 2008. Calculation result shows that generating cost if without carbon tax to Coal Power Plant is 5,9 cents $/kWh, Gas Power Plant is 6,1 cents $/kWh, Geothermal Power Plant is 10,3 cents $/kWh, NPP is 6,05 cents cents $/kWh. this show Coal Power Plant cheapest compared others Power Plan. But, if we use carbon tax assumption is 40 US$/MT carbon or 44,1 US$/ton, so generating cost Coal Power Plant become 9,36 $/kWh, Gas Power Plant is 6,78 $/kWh, and Geothermal Power Plant is 10,3 cents $/kWh. This shows that NPP cheapest others Fossil Power Plant. Keyword: Generating cost, Carbon tax, Nuclear Power Plant, Fossil Power Plan Pemerintah terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga dan Masyarakat Internasional, dalam mempersiapkan pengembangan energi nuklir di Indonesia, khususnya dalam program persiapan PENDAHULUAN BATAN sebagai Lembaga Pemerintah, berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, telah dan akan terus bekerja bersama-sama dengan Lembaga 348 Prosiding Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir Hal. 348-352 pembangunan PLTN. Kebijakan diversifikasi energi tersebut menyebutkan bahwa energi nuklir sampai tahun 2025 sebesar 2% dari total kebutuhan listrik di Indonesia. Pembangunan PLTN sendiri menimbulkan kontroversial pro dan kontra dalam pembangunannya. Asumsi dan data yang digunakan PLTN secara obyektif perlu dijelaskan lebih menyeluruh baik untuk parameter teknis maupun ekonomis PLTN sehingga hasil perhitungan tidak berdasarkan subyektivitas belaka, namun berdasarkan obyektivitas yang sangat diperlukan untuk memandang masalah perlu dan tidaknya dibangun Salah satu kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka mempersiapkan pengembangan energi nuklir tersebut adalah menghitung biaya pembangkitan listrik yang memperhitungkan aspek lingkungan. Hal ini penting dilakukan mengingat investor sangat memerlukan informasi tersebut. Dalam makalah ini dilakukan perbandingan perhitungan berbagai bahan bakar seperti gas, batubara, minyak dan panas bumi yang telah mempertimbangkan pajak karbon (carbon tax), kemudian dibandingkan dengan biaya pembangkitan listrik berbahan bakar nuklir Metodologi untuk menentukan perhitungan biaya pembangkitan listrik sangat diperlukan untuk mengetahui obyektifitas dari biaya pembangkit listrik. Model yang digunakan dalam menghitung biaya pembangkitan PLT adalah model yang dikeluarkan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency) yang menggunakan spreadsheet excel tahun 2008 yang disebut Mini G4Econs. Dalam model tersebut menghitung biaya pembangkitan listrik dengan menghitung biaya investasi, biaya bahan bakar, operasional dan perawatan yang telah memperhitungkan aspek lingkungan. Konsep aspek lingkungan yang digunakan untuk menghargai dampak lingkungan adalah pajak karbon (carbon tax). Dengan menggunakan data teknis dan ekonomi dari pembangkit listrik, dengan tahun dasar 2010, dilakukan perhitungan biaya pembangkitan listrik berbahan bakar gas, batubara, minyak dan panas bumi yang telah mempertimbangkan pajak karbon (carbon tax), kemudian dibandingkan dengan biaya pembangkitan listrik berbahan bakar nuklir Permasalahan iklim global mewacanakan pembangunan PLTN sebagai salah satu solusi dimasa yang akan datang. PLTN memang tidak mengeluarkan karbon, sedangkan pembangkit listrik lain yang berbahan bakar lainnya mengeluarkan karbon dalam lingkungan, untuk membuktikan dalam penelitian ini dikaji perbandingan biaya pembangkitan listrik nuklir dan fosil dengan mempertimbangkan aspek lingkungan . ISSN : 0854 - 2910 METODE PENELITIAN Langkah-langkah penelitian adalah menghitung kembali biaya-biaya yang mempengaruhi biaya PLTN dengan cara sebagai berikut : 1 2 3 Menetapkan parameter teknis dan ekonomis dari Pembangkit listrik yang akan dijadikan dasar perhitungan. Menghitung kembali parameter yang mempengaruhi biaya Pembangkit listrik Membandingkan hasil perhitungan sesuai dengan data yang ada dengan data hasil perhitungan yang mempertimbangkan aspek lingkungan (pajak karbon) Dasar perhitungan biaya pembangkitan Listrik [1] : Biaya Modal = BP x FP /JPNTL…...................(1) Faktor Penyusutan = r (1+r)n / (1+r)n – 1.........(2) Jumlah Pembangkitan Neto Tenaga Listrik = DT x FKN....................................... ..........(3) Biaya Bahan Bakar = (TPP x HBB)/CVBB...................... .............(4) Biaya Operasi & Pemeliharaan (O&M) = BT O&M + BV O&M....................................(5) Biaya pembangkitan listrik yang telah memperhitungkan aspek lingkungan [2] dapat dihitung BP dengan aspek lingkungan = BP + pajak karbon……... .....................…….(6) Dimana: BP = FP = r = n = JPNTL = Biaya Pembangunan ($/kWh) Faktor Penyusutan (-/tahun) tingkat bunga (%/tahun) lama waktu penyusutan (tahun) Jumlah Pembangkitan Neto Tenaga Listrik (kWh/tahun) DT = Daya Terpasang (kW) FKN = Faktor Kapasitas Neto x 8760 (h/tahun) (%) TPP = Tingkat Pemakaian Panas (kcal/kWh) HBB = Harga Bahan Bakar ($/kg) CVBB = Calorific Value Bahan Bakar (kcal/kg) BT O&M = Biaya Tetap O&M BV O&M = Biaya variabel O&M 349 Perbandingan Biaya Pembangkitan Listrik Nuklir............ (M. Nasrullah, Suparman) Tabel 2. Biaya Investasi Pembangkitan Listrik tahun 2010 [4] dan [5] DATA DAN ASUMSI Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari berbagai sumber, diantaranya adalah dari PLTN United Kingdom (UK), PLTU, PLTP, PLTG mengambil data dari PLN, kerjasama studi PLN Litbang dengan BATAN, dan sumber lain yang menunjang penelitian ini. Data parameter teknis dan ekonomis pembangkit listrik yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. b. Biaya Bahan Bakar Tabel 1. Data Parameter Teknis dan Ekonomis Pembangkit Listrik [4] dan [5] Biaya bahan bakar nuklir untuk PLTN terdiri dari 4 tahap yang masing-masing memberi kontribusi pada harga bahan bakar nuklir daur terbuka (front end costs), yaitu: i) harga uranium alam (U3O8), ii) biaya konversi, iii) biaya pengkayaan (separative work unit/SWU), iv) biaya fabrikasi. Komponen front-end costs diberikan pada Tabel 3 [4] Tabel 3. Rincian Harga Bahan Bakar Nuklir Biaya Investasi Pembangkit Listrik Biaya investasi untuk PLTN biasanya merupakan komponen yang paling besar dibandingkan komponen lainnya pada biaya pembangkitan listrik. Sedangkan komponen biaya investasi untuk pembangkitan listrik berbahan bakar lainnya tidak terlalu besar dan komponen yang besar umumnya pada komponen bahan bakar. Biaya investasi yang dihitung disesuaikan dengan disbursement selama masa konstruksi, dan data tersebut diambil dari data terbaru tahun 2010, yang meliputi empat pembangkitan listrik yang mempunyai berbahan bakar berbeda. Sedangkan biaya bahan bakar selain nuklir, seperti biaya bahan bakar batubara, panas bumi dan gas seperti pada Tabel 4. [5] Tabel 4. Rincian Harga Bahan Bakar Batubara Keterangan Batubara Panas Bumi Pembangunan pembangkit listrik memerlukan dana yang cukup besar sehingga biasanya pemilik modal (owner) tidak cukup dana untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik tersebut. Owner biasanya meminjam dana dari lembaga keuangan internasional, dengan demikian ada konsekuensi biaya berupa interest during construction (IDC). Biaya sesaat apabila ditambahkan dengan IDC disebut juga dengan biaya investasi. Secara rinci biaya investasi ditunjukkan pada Tabel 2. Gas Satuan US$/ton $US/million BTU $US/million BTU Harga 80 11,72 6 Nilai kalori bahan bakar batu bara pada penelitian ini adalah sebesar 22,2 GJ/ton, harga bahan bakar batubara pada pembangkit listrik 80 US$/ton atau sebesar 3,6 US$/GJ. Sedangkan harga bahan bakar panas bumi berasal dari harga per kWh sebesar harga eceran minyak solar Rp 1.300 per liter dengan faktor konversi 0,28 harga uap panas bumi Rp. 364/kWh dan nilai tukar satu dolar USA terhadap Rp.9.100, sehingga jika dihitung harga 350 Prosiding Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir Hal. 348-352 uap panas bumi sebesar 4 cents$/kWh atau sebesar 11,72 US$/MBTU. Untuk harga bahan bakar gas 1 MMBTU setara dengan 293,05 kWh atau sebesar 6 US$/MMBTU ISSN : 0854 - 2910 pada perusahaan atau industri yang bergerak dibidang energi dan kelistrikan telah dilakukan, Dalam penelitian ini jika menggunakan asumsi pajak karbon sebesar 40 US$/MT karbon atau 44,1 US$/ton, maka biaya pembangkitan listrik PLTU menjadi sebesar 9,36 cents USD/kWh, PLTG sebesar 6,78 cents USD/kWh, PLTP 10,32 cents USD/kWh Hal ini menunjukkan bahwa PLTN sebesar 6,05 cents USD/kWh paling murah dibanding pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Biaya Operasi dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance) Biaya operasi dan pemeliharaan (O&M Cost) merupakan biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan operasi rutin pembangkit listrik. Biaya O&M besarnya bergantung pada teknologi dan kapasitas daya yang terpasang. Biaya O&M dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap O&M dan biaya variabel O&M. Biaya tetap O&M merupakan biaya operasional rutin yang antara lain meliputi biaya pegawai, property tax, plant insurance, dan life-cycle maintenance. Rincian biaya O&M untuk PLTN [3] dan biaya O&M pembangkit listrik berbahan bakar fosil [5] dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 6. Hasil Perhitungan Biaya Pembangkit PLT Tabel 5. Rincian Biaya Operasi dan Pemeliharaan Biaya variabel O&M mencakup biaya consumables materials. Biaya varibel O&M merupakan biaya yang bergantung pada fungsi produksi dari pembangkit listrik. Biaya variabel O&M terdiri dari biaya-biaya untuk pemeliharaan langsung unit pembangkit, pemeliharaan gedung pembangkit, dan pemeliharaan oleh outsourcing. KESIMPULAN Dari hasil analisis dalam studi ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Hasil perhitungan keekonomian atau levelized unit eletricity cost terhadap pembangkit listrik menunjukkan bahwa dimasa mendatang dimana pengurangan emisi carbón sebagai salah satu usaha untuk mengurangi perubahan iklim global. Pajak karbon merupakan salah satu cara kebijakan untuk mengurangi perubahan iklim global. Biaya pembangkit listrik jika ditambahkan pajak karbon, maka pembangkit listrik yang paling murah adalah PLTN. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jika dilakukan perhitungan biaya pembangkitan listrik tanpa pajak karbon sesuai dengan urutan termurah adalah untuk PLTU sebesar 5,9 cents USD/kWh, PLTN sebesar 6,05 cents USD/kWh, PLTG sebesar 6,1 cents USD/kWh, dan PLTP 10,3 cents USD/kWh,. Ini menunjukkan PLTU berbahan bakar batubara paling murah diantara pembangkitan listrik yang ada, jika tanpa memperhitungkan aspek lingkungan atau penggunaan pajak karbon. Sedangkan jika penelitian ini menggunakan asumsi pajak karbon sebesar 40 US$/MT Carbon atau 44,1 US$/ton, maka urutan biaya pembangkitan listrik berbahan bakar fosil yang paling murah adalah PLTG sebesar 6,78 cents USD/kWh, PLTU menjadi sebesar 9,36 cents USD/kWh, dan PLTP sebesar 10,32 cents USD/kWh. Sedangkan dari ketiga HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya pembangkitan listrik merupakan penjumlahan dari total biaya investasi, total biaya operasi dan pemeliharaan, serta total biaya vahan bakar Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perhitungan biaya pembangkitan listrik (Levelized Unit Electricity Cost) model Mini G4Econs adalah Hasil perhitungan menunjukkan bahwa biaya pembangkitan listrik jika tanpa pajak karbon untuk PLTU sebesar 5,96 cents USD/kWh, PLTG sebesar 6,15 cents USD/kWh, PLTP 10,32 cents USD/kWh, PLTN sebesar 6,05 cents USD/kWh. Ini menunjukkan PLTU berbahan bakar batubara paling murah diantara pembangkitan listrik yang ada, jika tanpa memperhitungkan aspek lingkungan atau penggunaan pajak karbon. Dalam masa yang akan datang perhatian terhadap lingkungan akan semakin meningkat, seiring dengan perubahan iklim global akibat kerusakan yang disebabkan ulah manusia. Pencegahan atau melakukan usaha mengurangi dampak iklim global khususnya pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil telah dilakukan dibeberapa negara maju. Pengurangan emisi karbon dengan pengenaan pajak karbon 351 Perbandingan Biaya Pembangkitan Listrik Nuklir............ (M. Nasrullah, Suparman) pembangkit listrik berbahan bakar fosil tersebut jika dibandingkan dengan PLTN, maka menunjukkan bahwa PLTN paling murah sebesar 6,05 cents USD/kWh dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil, hal ini disebabkan PLTN tidak dikenakan pajak karbon karena penggunaan PLTN tidak mengeluarkan emisi karbon artinya ramah lingkungan. Perhitungan biaya pembangkitan listrik di Indonesia sampai saat ini belum memasukkan pajak karbon sebagai alternatif kebijakan mengurangi emisi karbon penyebab iklim global. Oleh karena itu penetapan asumsi berapa pajak karbon yang cocok untuk Indonesia perlu segera ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA 1. NENGAH SUDJA,., “Menggugat Harga Jual Listrik Paiton I” (2001), Jakarta 2. K.WILLIAM, “Spreadsheet Mini G4Econs” (2008), Washington DC 3. PT. PLN (Persero) Litbang, “Studi Ekonomi, Pendanaan dan Struktur Owner dalam rangka rencana persiapan pembangunan PLTN pertama di Indonesia” (2006), Jakarta 4. World Nuclear Association, “The Economics of Nuclear Power”, WNA (2010). 5. PT. PLN (Persero) (2010), Jakarta TANYA JAWAB Pertanyaan: Apakah tepat jikan aspek yang dilihat hanya Cox tanpa memperhitungkan aspek limbah /peningkatan temperature air laut? (M. Alfyian – BATAN) Jawaban: Pada dasarnya PLTN juga mengandung C tapi sangat kecil, kita hanya menunjukkan bahwa PLTN itu bersih. 352