348 PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK NUKLIR

advertisement
Perbandingan Biaya Pembangkitan Listrik Nuklir............
(M. Nasrullah, Suparman)
PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK NUKLIR DAN FOSIL DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN ASPEK LINGKUNGAN
Mochamad Nasrullah, Suparman
Pusat Pengembangan Energi Nuklir - BATAN
Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 12710
Email: [email protected], [email protected]
ABSTRAK
PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK
NUKLIR DAN FOSIL DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN ASPEK LINGKUNGAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya
pembangkitan listrik dari PLTN dan pembangkit fosil dengan mempertimbangkan aspek lingkungan. Selama
ini perhitungan biaya pembangkitan listrik PLT-batubara, PLT-gas dan PLT berbahan bakar fosil lainnya
tidak memperhitungkan aspek lingkungan, seperti kerusakan lingkungan dari emisi yang ditimbulkan.
Sehingga untuk mendapatkan perbandingan biaya pembangkitan PLTN dan PLT fosil yang obyektif dan adil,
maka dampak lingkungan dari pembangkit listrik harus diperhitungkan. Konsep yang digunakan untuk
menghargai dampak lingkungan adalah pajak karbon (carbon tax). Dengan menggunakan data teknis dan
ekonomi dari pembangkit listrik, dengan tahun dasar 2010, dilakukan perhitungan biaya pembangkitan listrik
berbahan bakar gas, batubara, dan panas bumi yang telah mempertimbangkan pajak karbon (carbon tax),
kemudian dibandingkan dengan biaya pembangkitan listrik berbahan bakar nuklir. Program yang digunakan
untuk mengetahui obyektivitas perbandingan biaya pembangkitan listrik adalah model Mini G4Econs yang
dikeluarkan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency) tahun 2008. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa biaya pembangkitan listrik jika tanpa pajak karbon untuk PLTU sebesar 5,9 cents USD/kWh, PLTG
sebesar 6,1 cents USD/kWh, PLTP 10,3 cents USD/kWh, PLTN sebesar 6,05 cents USD/kWh. Ini
menunjukkan PLTU berbahan bakar batubara paling murah diantara pembangkitan listrik yang ada. Namun
jika menggunakan asumsi pajak karbon sebesar 40 US$/MT Carbon atau 44,1 US$/ton, maka biaya
pembangkitan listrik PLTU menjadi sebesar 6,9 cents USD/kWh, PLTG sebesar 6,8 cents USD/kWh. Hal ini
menunjukkan bahwa PLTN paling murah dibanding pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Kata kunci : Biaya pembangkitan listrik, Pajak karbon, PLTN, Fosil Power Plant
ABSTRACT
COMPARISON OF ELECTRIC GENERATION COST OF NUCLEAR AND FOSSIL CONSIDERING
THE ENVIRONMENTAL ASPECT. This study goal is to calculate electricity generating cost of Nuclear
Power Plant and Fossil Power Plant with considering environmental aspect. The reality calculation of
electricity generating cost Coal Power Plant, Gas Power Plant and other fossil Power Plant doesn't
calculate environment aspect, like environment damage of emission that evoked. To get comparison of
generating cost of NPP and Fossil Power Plant by fair, the environment impact from power station must be
calculated. concept that used to appreciate environment impact is carbon tax (carbon tax). By using
technical and economy data of power plant, base year 2010, calculated generating cost calculation with fuel
of gas, coal, and geothermal that considering carbon tax, then compared with generating cost of nuclear. The
program used to calculate generating cost is mini G4Econs Model from IAEA (International Atomic Energy
Agency) year 2008. Calculation result shows that generating cost if without carbon tax to Coal Power Plant
is 5,9 cents $/kWh, Gas Power Plant is 6,1 cents $/kWh, Geothermal Power Plant is 10,3 cents $/kWh, NPP
is 6,05 cents cents $/kWh. this show Coal Power Plant cheapest compared others Power Plan. But, if we use
carbon tax assumption is 40 US$/MT carbon or 44,1 US$/ton, so generating cost Coal Power Plant become
9,36 $/kWh, Gas Power Plant is 6,78 $/kWh, and Geothermal Power Plant is 10,3 cents $/kWh. This shows
that NPP cheapest others Fossil Power Plant.
Keyword: Generating cost, Carbon tax, Nuclear Power Plant, Fossil Power Plan
Pemerintah
terkait,
Lembaga
Swadaya
Masyarakat,
Lembaga
dan
Masyarakat
Internasional,
dalam
mempersiapkan
pengembangan energi nuklir di Indonesia,
khususnya
dalam
program
persiapan
PENDAHULUAN
BATAN sebagai Lembaga Pemerintah,
berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1997
tentang Ketenaganukliran, telah dan akan terus
bekerja
bersama-sama
dengan
Lembaga
348
Prosiding Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir
Hal. 348-352
pembangunan PLTN. Kebijakan diversifikasi
energi tersebut menyebutkan bahwa energi nuklir
sampai tahun 2025 sebesar 2% dari total
kebutuhan listrik di Indonesia. Pembangunan
PLTN sendiri menimbulkan kontroversial pro dan
kontra dalam pembangunannya. Asumsi dan data
yang digunakan PLTN secara obyektif perlu
dijelaskan lebih menyeluruh baik untuk parameter
teknis maupun ekonomis PLTN sehingga hasil
perhitungan tidak berdasarkan subyektivitas
belaka, namun berdasarkan obyektivitas yang
sangat diperlukan untuk memandang masalah
perlu dan tidaknya dibangun
Salah satu kegiatan yang harus dilakukan
dalam rangka mempersiapkan pengembangan
energi nuklir tersebut adalah menghitung biaya
pembangkitan listrik yang memperhitungkan
aspek lingkungan. Hal ini penting dilakukan
mengingat investor sangat memerlukan informasi
tersebut. Dalam makalah ini dilakukan
perbandingan perhitungan berbagai bahan bakar
seperti gas, batubara, minyak dan panas bumi
yang telah mempertimbangkan pajak karbon
(carbon tax), kemudian dibandingkan dengan
biaya pembangkitan listrik berbahan bakar nuklir
Metodologi untuk menentukan perhitungan
biaya pembangkitan listrik sangat diperlukan
untuk mengetahui obyektifitas dari biaya
pembangkit listrik. Model yang digunakan dalam
menghitung biaya pembangkitan PLT adalah
model yang dikeluarkan oleh IAEA (International
Atomic Energy Agency) yang menggunakan
spreadsheet excel tahun 2008 yang disebut Mini
G4Econs. Dalam model tersebut menghitung
biaya pembangkitan listrik dengan menghitung
biaya investasi, biaya bahan bakar, operasional
dan perawatan yang telah memperhitungkan
aspek lingkungan.
Konsep aspek lingkungan yang digunakan
untuk menghargai dampak lingkungan adalah
pajak karbon (carbon tax). Dengan menggunakan
data teknis dan ekonomi dari pembangkit listrik,
dengan tahun dasar 2010, dilakukan perhitungan
biaya pembangkitan listrik berbahan bakar gas,
batubara, minyak dan panas bumi yang telah
mempertimbangkan pajak karbon (carbon tax),
kemudian
dibandingkan
dengan
biaya
pembangkitan listrik berbahan bakar nuklir
Permasalahan iklim global mewacanakan
pembangunan PLTN sebagai salah satu solusi
dimasa yang akan datang. PLTN memang tidak
mengeluarkan karbon, sedangkan pembangkit
listrik lain yang berbahan bakar lainnya
mengeluarkan karbon dalam lingkungan, untuk
membuktikan dalam penelitian ini dikaji
perbandingan biaya pembangkitan listrik nuklir
dan fosil dengan mempertimbangkan aspek
lingkungan .
ISSN : 0854 - 2910
METODE PENELITIAN
Langkah-langkah
penelitian
adalah
menghitung
kembali
biaya-biaya
yang
mempengaruhi biaya PLTN dengan cara sebagai
berikut :
1
2
3
Menetapkan parameter teknis dan
ekonomis dari Pembangkit listrik yang
akan dijadikan dasar perhitungan.
Menghitung kembali parameter yang
mempengaruhi biaya Pembangkit listrik
Membandingkan
hasil
perhitungan
sesuai dengan data yang ada dengan data
hasil
perhitungan
yang
mempertimbangkan aspek lingkungan
(pajak karbon)
Dasar perhitungan biaya pembangkitan Listrik
[1] :
Biaya Modal = BP x FP /JPNTL…...................(1)
Faktor Penyusutan = r (1+r)n / (1+r)n – 1.........(2)
Jumlah Pembangkitan Neto Tenaga Listrik
= DT x FKN.......................................
..........(3)
Biaya Bahan Bakar
= (TPP x HBB)/CVBB...................... .............(4)
Biaya Operasi & Pemeliharaan (O&M)
= BT O&M + BV O&M....................................(5)
Biaya
pembangkitan listrik
yang telah
memperhitungkan aspek lingkungan [2] dapat
dihitung
BP dengan aspek lingkungan
= BP + pajak karbon……... .....................…….(6)
Dimana:
BP
=
FP
=
r
=
n
=
JPNTL =
Biaya Pembangunan ($/kWh)
Faktor Penyusutan (-/tahun)
tingkat bunga (%/tahun)
lama waktu penyusutan (tahun)
Jumlah Pembangkitan Neto Tenaga
Listrik (kWh/tahun)
DT
= Daya Terpasang (kW)
FKN
= Faktor Kapasitas Neto x
8760
(h/tahun) (%)
TPP
= Tingkat Pemakaian Panas (kcal/kWh)
HBB
= Harga Bahan Bakar ($/kg)
CVBB
= Calorific Value Bahan Bakar
(kcal/kg)
BT O&M = Biaya Tetap O&M
BV O&M = Biaya variabel O&M
349
Perbandingan Biaya Pembangkitan Listrik Nuklir............
(M. Nasrullah, Suparman)
Tabel 2. Biaya Investasi Pembangkitan Listrik
tahun 2010 [4] dan [5]
DATA DAN ASUMSI
Data yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari berbagai sumber, diantaranya adalah
dari PLTN United Kingdom (UK), PLTU, PLTP,
PLTG mengambil data dari PLN, kerjasama studi
PLN Litbang dengan BATAN, dan sumber lain
yang menunjang penelitian ini. Data parameter
teknis dan ekonomis pembangkit listrik yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
b.
Biaya Bahan Bakar
Tabel 1. Data Parameter Teknis dan Ekonomis
Pembangkit Listrik [4] dan [5]
Biaya bahan bakar nuklir untuk PLTN terdiri
dari 4 tahap yang masing-masing memberi
kontribusi pada harga bahan bakar nuklir daur
terbuka (front end costs), yaitu: i) harga uranium
alam (U3O8), ii) biaya konversi, iii) biaya
pengkayaan (separative work unit/SWU), iv)
biaya fabrikasi. Komponen front-end costs
diberikan pada Tabel 3 [4]
Tabel 3. Rincian Harga Bahan Bakar Nuklir
Biaya Investasi Pembangkit Listrik
Biaya investasi untuk PLTN biasanya
merupakan komponen yang paling besar
dibandingkan komponen lainnya pada biaya
pembangkitan listrik. Sedangkan komponen biaya
investasi untuk pembangkitan listrik berbahan
bakar lainnya tidak terlalu besar dan komponen
yang besar umumnya pada komponen bahan
bakar. Biaya investasi yang dihitung disesuaikan
dengan disbursement selama masa konstruksi, dan
data tersebut diambil dari data terbaru tahun 2010,
yang meliputi empat pembangkitan listrik yang
mempunyai berbahan bakar berbeda.
Sedangkan biaya bahan bakar selain nuklir,
seperti biaya bahan bakar batubara, panas bumi
dan gas seperti pada Tabel 4. [5]
Tabel 4. Rincian Harga Bahan Bakar Batubara
Keterangan
Batubara
Panas Bumi
Pembangunan
pembangkit
listrik
memerlukan dana yang cukup besar sehingga
biasanya pemilik modal (owner) tidak cukup dana
untuk membiayai pembangunan pembangkit
listrik tersebut. Owner biasanya meminjam dana
dari lembaga keuangan internasional, dengan
demikian ada konsekuensi biaya berupa interest
during construction (IDC). Biaya sesaat apabila
ditambahkan dengan IDC disebut juga dengan
biaya investasi. Secara rinci biaya investasi
ditunjukkan pada Tabel 2.
Gas
Satuan
US$/ton
$US/million
BTU
$US/million
BTU
Harga
80
11,72
6
Nilai kalori bahan bakar batu bara pada penelitian
ini adalah sebesar 22,2 GJ/ton, harga bahan bakar
batubara pada pembangkit listrik 80 US$/ton atau
sebesar 3,6 US$/GJ. Sedangkan harga bahan
bakar panas bumi berasal dari harga per kWh
sebesar harga eceran minyak solar Rp 1.300 per
liter dengan faktor konversi 0,28 harga uap panas
bumi Rp. 364/kWh dan nilai tukar satu dolar USA
terhadap Rp.9.100, sehingga jika dihitung harga
350
Prosiding Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir
Hal. 348-352
uap panas bumi sebesar 4 cents$/kWh atau
sebesar 11,72 US$/MBTU. Untuk harga bahan
bakar gas 1 MMBTU setara dengan 293,05 kWh
atau sebesar 6 US$/MMBTU
ISSN : 0854 - 2910
pada perusahaan atau industri yang bergerak
dibidang energi dan kelistrikan telah dilakukan,
Dalam penelitian ini jika menggunakan asumsi
pajak karbon sebesar 40 US$/MT karbon atau
44,1 US$/ton, maka biaya pembangkitan listrik
PLTU menjadi sebesar 9,36 cents USD/kWh,
PLTG sebesar 6,78 cents USD/kWh, PLTP 10,32
cents USD/kWh Hal ini menunjukkan bahwa
PLTN sebesar 6,05 cents USD/kWh paling murah
dibanding pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Biaya Operasi dan Pemeliharaan (Operation
and Maintenance)
Biaya operasi dan pemeliharaan (O&M Cost)
merupakan biaya yang dibutuhkan untuk
menjalankan operasi rutin pembangkit listrik.
Biaya O&M besarnya bergantung pada teknologi
dan kapasitas daya yang terpasang. Biaya O&M
dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap O&M
dan biaya variabel O&M. Biaya tetap O&M
merupakan biaya operasional rutin yang antara
lain meliputi biaya pegawai, property tax, plant
insurance, dan life-cycle maintenance. Rincian
biaya O&M untuk PLTN [3] dan biaya O&M
pembangkit listrik berbahan bakar fosil [5] dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 6. Hasil Perhitungan Biaya Pembangkit
PLT
Tabel 5. Rincian Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Biaya variabel O&M mencakup biaya
consumables materials. Biaya varibel O&M
merupakan biaya yang bergantung pada fungsi
produksi dari pembangkit listrik. Biaya variabel
O&M terdiri dari biaya-biaya untuk pemeliharaan
langsung unit pembangkit, pemeliharaan gedung
pembangkit, dan pemeliharaan oleh outsourcing.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis dalam studi ini dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Hasil
perhitungan keekonomian atau
levelized unit eletricity cost terhadap pembangkit
listrik menunjukkan bahwa dimasa mendatang
dimana pengurangan emisi carbón sebagai salah
satu usaha untuk mengurangi perubahan iklim
global. Pajak karbon merupakan salah satu cara
kebijakan untuk mengurangi perubahan iklim
global. Biaya pembangkit listrik jika ditambahkan
pajak karbon, maka pembangkit listrik yang
paling murah adalah PLTN.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jika
dilakukan perhitungan biaya pembangkitan listrik
tanpa pajak karbon sesuai dengan urutan termurah
adalah untuk PLTU sebesar 5,9 cents USD/kWh,
PLTN sebesar 6,05 cents USD/kWh, PLTG
sebesar 6,1 cents USD/kWh, dan PLTP 10,3
cents USD/kWh,. Ini menunjukkan PLTU
berbahan bakar batubara paling murah diantara
pembangkitan listrik yang ada, jika tanpa
memperhitungkan
aspek
lingkungan atau
penggunaan pajak karbon. Sedangkan jika
penelitian ini menggunakan asumsi pajak karbon
sebesar 40 US$/MT Carbon atau 44,1 US$/ton,
maka urutan biaya pembangkitan listrik berbahan
bakar fosil yang paling murah adalah PLTG
sebesar 6,78 cents USD/kWh, PLTU menjadi
sebesar 9,36 cents USD/kWh, dan PLTP sebesar
10,32 cents USD/kWh. Sedangkan dari ketiga
HASIL DAN PEMBAHASAN
Biaya pembangkitan listrik merupakan
penjumlahan dari total biaya investasi, total biaya
operasi dan pemeliharaan, serta total biaya vahan
bakar Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
perhitungan biaya pembangkitan listrik (Levelized
Unit Electricity Cost) model Mini G4Econs
adalah Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
biaya pembangkitan listrik jika tanpa pajak
karbon untuk PLTU sebesar 5,96 cents
USD/kWh, PLTG sebesar 6,15 cents USD/kWh,
PLTP 10,32 cents USD/kWh, PLTN sebesar 6,05
cents USD/kWh. Ini menunjukkan PLTU
berbahan bakar batubara paling murah diantara
pembangkitan listrik yang ada, jika tanpa
memperhitungkan
aspek
lingkungan atau
penggunaan pajak karbon. Dalam masa yang
akan datang perhatian terhadap lingkungan akan
semakin meningkat, seiring dengan perubahan
iklim global akibat kerusakan yang disebabkan
ulah manusia. Pencegahan atau melakukan usaha
mengurangi dampak iklim global khususnya pada
pembangkit listrik berbahan bakar fosil telah
dilakukan dibeberapa negara maju. Pengurangan
emisi karbon dengan pengenaan pajak karbon
351
Perbandingan Biaya Pembangkitan Listrik Nuklir............
(M. Nasrullah, Suparman)
pembangkit listrik berbahan bakar fosil tersebut
jika dibandingkan dengan PLTN, maka
menunjukkan bahwa PLTN paling murah sebesar
6,05 cents USD/kWh dibandingkan pembangkit
listrik berbahan bakar fosil, hal ini disebabkan
PLTN tidak dikenakan pajak karbon karena
penggunaan PLTN tidak mengeluarkan emisi
karbon artinya ramah lingkungan.
Perhitungan biaya pembangkitan listrik di
Indonesia sampai saat ini belum memasukkan
pajak karbon sebagai alternatif kebijakan
mengurangi emisi karbon penyebab iklim global.
Oleh karena itu penetapan asumsi berapa pajak
karbon yang cocok untuk Indonesia perlu segera
ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. NENGAH SUDJA,., “Menggugat Harga Jual
Listrik Paiton I” (2001), Jakarta
2. K.WILLIAM, “Spreadsheet Mini G4Econs”
(2008), Washington DC
3. PT. PLN (Persero) Litbang, “Studi Ekonomi,
Pendanaan dan Struktur Owner dalam rangka
rencana persiapan pembangunan PLTN
pertama di Indonesia” (2006), Jakarta
4. World Nuclear Association, “The Economics
of Nuclear Power”, WNA (2010).
5. PT. PLN (Persero) (2010), Jakarta
TANYA JAWAB
Pertanyaan:
Apakah tepat jikan aspek yang dilihat hanya Cox
tanpa
memperhitungkan
aspek
limbah
/peningkatan temperature air laut?
(M. Alfyian – BATAN)
Jawaban:
Pada dasarnya PLTN juga mengandung C tapi
sangat kecil, kita hanya menunjukkan bahwa
PLTN itu bersih.
352
Download