TANUBRATA SUTANTO FAHMI a REKAN

advertisement
DAFTAR ISI
4
IKHTISAR KEUANGAN
7
IKHTISAR SAHAM
8
LAPORAN KOMISARIS UTAMA
11
LAPORAN DIREKTUR UTAMA
14
ALAMAT & INFO PERUSAHAAN
15
KEGIATAN USAHA PERSEROAN
18
STRUKTUR ORGANISASI
19
VISI MISI
20
PROFIL DEWAN KOMISARIS
22
PROFIL DIREKSI
26
JUMLAH KARYAWAN DAN STATISTIK
29
NAMA PEMEGANG SAHAM DAN KEPEMILIKAN
37
STRUKTUR KEPEMILIKAN PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK
38
KRONOLOGIS PENCATATAN SAHAM
39
ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMEN
45
KEBIJAKAN DIVIDEN KAS
46
TATA KELOLA PERUSAHAAN
49
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)
51
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN 2012
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012
IKHTISAR KEUANGAN
Ikhtisar Data Keuangan
(dalam ribuan)
Keterangan
2012
2011
2010
Kas dan setara kas
21.122.803
31.676.855
467.848
Deposito berjangka
86.700.000
-
-
1.391.451
1.483.120
1.421.200
15.853.330
308.820
90.000
65.199
378.831
-
661.171.757
1.141.708.115
-
60.164.445
4.419.444
-
ASET
ASET LANCAR
Investasi tersedia dijual
Piutang usaha-pihak ketiga
Piutang lain-lain
Persediaan aset real estat
Uang muka
Biaya dibayar dimuka
996.305
162.028
-
Pajak dibayar dimuka
11.597.123
9.126.220
-
859.044.417
1.189.263.433
1.979.048
981.731.879
909.647.542
-
865.603.022
-
-
3.017.303
2.892.506
27.339
296.794
1.843
-
63.542
5.110
2.227
260.000
547.850
-
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Persediaan real estat
Properti investasi – seteleh dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp6.262.710,- ribu pada tanggal 31
Desember 2012
Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp1.578.297,- ribu,
Rp1.064.097,- ribu, Rp10.095,- ribu masingmasing pada tanggal 29 Pebruari 2012, 31
Desember 2012, 2011 dan 2010
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya
Aset pajak tangguhan
Aset lain-lain
4
Jumlah Aset Tidak Lancar
1.850.972.540
913.094.851
29.566
JUMLAH ASET
2.710.016.957
2.102.358.284
2.008.614
(dalam ribuan)
Keterangan
2012
2011
2010
Utang bank jangka pendek
103.245.833
96.000.000
-
Utang usaha - Pihak ketiga
21.420.183
10.281.104
89.100
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang lain-lain
Pihak ketiga
30.523
-
-
137.870.000
596.340.000
800.000
Utang pajak
1.551.041
269.971
20.275
Biaya masih harus dibayar
5.225.003
564.953
13.800
22.127.629
38.987.952
-
57.544.369
9.407.802
-
349.014.582
751.851.783
923.175
515.299.101
144.828.197
-
Pihak berelasi
Uang muka penjualan dan pendapatan
diterima dimuka
Bagian jangka pendek dari utang bank
jangka panjang
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang bank
Utang jaminan sewa
5.462.892
2.829.773
-
Liabilitas imbalan kerja karyawan
376.297
86.481
17.813
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
521.138.291
147.744.451
17.813
JUMLAH LIABILITAS
870.152.872
899.596.234
940.988
1.800.000.000
1.200.000.000
500.000
12.000.000
-
-
direalisasi
37.962
129.618
67.705
Saldo Laba
25.376.973
607.749
146.416
1.837.414.935
1.200.737.367
714.121
SELISIH LEBIH ASET BERSIH ENTITAS ANAK
ATAS BIAYA PEROLEHAN
EKUITAS
Modal Saham *
Tambahan modal disetor
Perubahan nilai wajar efek yang belum
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk
2.449.150
2.024.682
375
JUMLAH EKUITAS
1.839.864.085
1.202.762.049
714.496
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
2.710.016.957
2.102.358.284
2.008.614
Kepentingan nonpengendalian
*Modal dasar 40.000.000.000 saham pada 31 Desember 2012, 8.000.000.000 saham pada 31 Desember 2011 dan 4.000.000 saham pada 31
Desember 2010 dengan nilai nominal Rp.100 per saham pada 31 Desember 2012 dan Rp500 per saham pada 31 Desember 2011 dan 2010.
Modal ditempatkan dan disetor penuh – 18.000.000.000 saham pada 31 Desember 2012, 2.400.000.000 saham pada 31 Desember 2011, 1.000.000
saham pada 31 Desember 2010 dan 1.000.000 saham pada 31 Desember 2009
5
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
(dalam ribuan)
Keterangan
2012
2011
2010
PENJUALAN
94.275.918
3.099.175
1.480.500
BEBAN POKOK PENJUALAN
43.538.866
2.220.267
1.067.900
LABA BRUTO
50.737.052
878.909
412.600
Beban pemasaran
(5.007.205)
(15.272.393)
(755.121)
(319.642)
704.615
865
301
(5.559.747)
(761)
(340)
767.215
-
-
26.369.537
123.890
92.919
(1.236.265)
(18.570)
(14.561)
58.433
2.883
2.227
Tangguhan
(1.177.833)
(15.688)
(12.334)
Beban Pajak Penghasilan - Neto
25.191.704
108.203
80.585
Beban umum dan administrasi
Pendapatan keuangan
Beban keuangan
Pendapatan lainnya
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN)
PAJAK PENGHASILAN
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Kini
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
Perubahan nilai wajar investasi tersedia
dijual yang belum direalisasi
(91.669)
61.920
67.711
25.100.036
170.122
148.297
24.769.223
108.203
80.585
422.481
0
(0)
25.191.704
108.203
80.585
24.677.568
170.116
148.290
LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
Laba tahun berjalan yang dapat
diatribusikan kepada:
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non Pengendali
Jumlah
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non Pengendali
Jumlah
6
422.468
6
7
25.100.036
170.122
148.297
Rasio-rasio Penting
(dalam persen)
Keterangan
2012
2011
2010
2.941,97
109,33
27,85
Jumlah Aset
28,90
104.553,26
209,91
Jumlah Liabilitas
(3,27)
95.501,25
1.043,36
Jumlah Ekuitas
52,97
168.237,08
26,27
Jumlah Liabilitas/Jumlah Ekuitas
47,29
74,79
131,70
Jumlah Liabilitas/Jumlah Aset
32,11
42,79
46,85
Laba Bruto/Penjualan
53,82
28,36
27,87
Laba Sebelum Pajak/Penjualan
27,97
4,00
6,28
Total Laba Komprehensif/Penjualan
26,62
5,49
10,02
Total Laba Komprehensif/Jumlah Aset
0,93
0,01
7,38
Total Laba Komprehensif/Ekuitas
1,36
0,01
20,76
Rasio Pertumbuhan
Penjualan
Rasio Keuangan
Rasio Usaha
Ikhtisar Saham 2012
(dalam ribuan)
Keterangan
Tertinggi
Terendah
Harga Penutupan
Volume Transaksi
September
335
150
275
1.169.341
Oktober
290
240
265
537.323
November
270
250
265
260.219
Desember
275
235
245
238.832
2012
Harga Saham
Tertinggi
Terendah
Kuartal pertama
-
-
Kuartal kedua
-
-
Kuartal ketiga
-
-
Kuartal keempat
335
150
Kinerja Saham
2012
Harga tertinggi
335
Harga terendah
150
Harga akhir tahun
240
7
LAPORAN
KOMISARIS UTAMA
8
“Kami bangga menutup tahun 2012, di tahun pertama
Perseroan menjadi perusahaan publik, pencapaian kinerja Perseroan sungguh
luar biasa. Direksi dan manajemen telah berhasil menjadikan Perseroan sebagai
perusahaan publik sekaligus melakukan percepatan pembangunan areal super block
di Cirebon, Solo dan Sampit.”
Secara positif, pertumbuhan properti yang sangat cepat tiga tahun terakhir turut memperkuat dan
mempengaruhi hampir sebagian besar pengembang properti di seluruh Indonesia. Tentunya hal ini
didukung oleh stabilitas politik makro, tingkat inflasi yang terkontrol baik, dan meningkatnya demand
properti dengan pesat dari kelas ekonomi menengah.
Kinerja Direksi
Dewan Komisaris menilai bahwa Direksi telah berhasil membawa Perseroan menjadi diakui dan dipercaya
keberadaannya di bidang properti Indonesia, khususnya di Cirebon dan Solo. Terbukti dari laporan 2012
atas penjualan office park di Cirebon yang habis terjual 80% pada penawaran perdananya, sedangkan
untuk The Park Solo Mall saat ini tenant yang sudah menandatangani kontrak penyewaan sudah mencapai
52%, walaupun baru akan beroperasi pada bulan Juli 2013.
Saat ini, berdasarkan hasil Laporan Keuangan, Perseroan berhasil membukukan peningkatan Pendapatan
Usaha dan Laba Bersih dengan signifikan. Pendapatan Usaha naik 2,942% menjadi sebesar Rp. 94 milyar
pada tahun 2012 dan berimbas pada peningkatan Laba Bersih naik 23,182% menjadi sebesar Rp. 25 milyar.
Seiring dengan keberhasilan profitabilitas, Direksi juga berhasil dalam pemeliharaan Sumber Daya Manusia
yang kompeten dan berkualitas sehingga turut mempercepat kinerja Perseroan menuju Perusahaan yang
bercitra semakin baik. Laporan atas tingkat turn over karyawan di tahun 2012 menunjukkan angka yang
rendah, hal ini membuktikan bahwa antara Perseroan dan karyawan dapat bersinergi dan memberikan
kontribusi yang optimal bagi Perseroan.
Rekomendasi
Untuk dapat mewujudkan Visi Perseroan menjadi Perusahaan Properti dengan reputasi internasional,
maka Dewan Komisaris memberikan arahan dan pengawasan rutin kepada Direksi. Salah satunya dengan
diadakan rapat rutin setiap 3 bulan sekali, yang membahas pencapaian target penjualan serta strategi
dalam mencapai target yang ditentukan, bahasan konsep design dan layout, target pekerjaan proyek yang
sedang berjalan dan strategi secara umum untuk mengoptimalkan kinerja Perseroan.
Prospek Usaha 2013
Meskipun nilai properti meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, namun harga properti di Indonesia
masih tergolong murah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Oleh karena itu, kami yakin bahwa
permintaan dan kebutuhan masyarakat terhadap properti masih akan terus bertumbuh dan berkembang
dengan pesat. Melihat kebutuhan pasar yang tinggi serta lajunya pertumbuhan ekonomi Nasional, kami
optimis produk Perseroan dapat menjadi jawaban dan solusi untuk kebutuhan pasar properti di Indonesia,
khususnya di Cirebon, Solo dan Sampit.
Pembangunan areal super block di Cirebon, Solo dan Sampit menawarkan banyak kemudahan dan fasilitas
dalam sebuah kawasan properti terpadu, yang akan menunjang perekonomian sebagai kota mandiri
kedepannya. Kemudahan dan fasilitas yang ditawarkan mulai dari keberadaan ruko sebagai tempat
usaha, mall dengan tema one stop shopping & entertainment sehingga menjadi pilihan yang tepat sebagai
pusat belanja & hiburan keluarga, hingga ketersediaan hotel berikut fasilitas serta layanan terbaik yang
dikelilingi oleh pemandangan alam serta lingkungan hijau asri. Perseroan optimis dengan mempelopori
pembangunan super block diluar Jakarta, yaitu Cirebon, Solo dan Sampit dapat memberikan angin segar
bagi pertumbuhan investasi serta mendistribusikan pembangunan properti yang merata di luar Jakarta.
9
Kesuksesan super block di Cirebon tentunya tidak serta membuat kami berhenti dalam berkarya, tetapi hal
tersebut semakin menambah wawasan kami untuk terus melanjutkan kreatifitas Perseroan. Di pertengahan
tahun 2013 ini, kami siap menorehkan kesuksesan baru bagi Perseroan, yaitu dengan beroperasionalnya
Swiss-Bel Hotel di Cirebon serta beroperasionalnya The Park Solo Mall.
Apresiasi
Dewan Komisaris mengungkapkan terima kasih kepada Direksi dan segenap manajemen untuk realisasi
nyata pertumbuhan Perseroan sehingga meningkatkan keyakinan Para Investor. Dewan Komisaris juga
berterima kasih kepada seluruh Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan atas dukungan dan
kepercayaan sepenuhnya kepada Perseroan dalam mencapai visi yang telah ditetapkan.
Jakarta, 25 April 2013
Pingki Elka Pangestu
Komisaris Utama
10
LAPORAN
DIREKTUR UTAMA
11
“Tahun pertama sebagai perusahaan publik, kami berhasil menutup tahun dengan
pencapaian prestasi keuangan yang kuat dan perluasan portofolio proyek yang baik.
Salah satu bukti kesuksesan 2012, Perseroan berhasil membuat proyek Cirebon, Solo
dan Sampit menjadi icon di kota tersebut dalam bentuk suatu areal super block yang
terintegrasi dengan fasilitas dan pelayanan kota yang lengkap.”
Pertumbuhan Nirvana Development berjalan seiring dengan menguatnya perekonomian Indonesia pada
umumnya dan properti pada khususnya, serta pesatnya pembangunan properti yang diikuti dengan
peningkatan harga tanah. Dalam perencanaan maupun pelaksanaan pekerjaan pembangunan proyekproyek, Perseroan berkomitmen untuk tetap menjaga kualitas pembangunan dan pengembangan kota
serta fasilitasnya supaya tetap terawat dan memiliki standar kualitas yang tinggi. Hal tersebut termasuk
komitmen Perseroan untuk menciptakan lingkungan hijau yang asri demi kenyamanan masyarakat
sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan hidup.
Kinerja dan Strategi 2012
Kebijakan strategis Perseroan adalah melakukan ekspansi usaha dengan mengakuisisi perusahaan, yang
memiliki proyek Cirebon Super Block pada akhir tahun 2011. Hal ini membawa dampak positif bagi
peningkatan pendapatan Perseroan. Pendapatan usaha meningkat berlipat ganda pada tahun 2012, yang
mana peningkatan terbesar berasal dari pendapatan penjualan ruko dan office park di proyek Cirebon
Super Block.
Pendapatan Usaha naik signifikan sebesar 2,942% dari Rp. 3 milyar pada tahun 2011 menjadi sebesar
Rp. 94 milyar pada tahun 2012. Laba Bersih turut mengalami kenaikan sebesar 23,182% dari Rp. 108 juta
pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 25 milyar pada tahun 2012.
Prospek Usaha 2013
Penjualan di tahun 2013 dan beberapa tahun mendatang akan terus meningkat dan semakin menarik.
Perseroan menyiapkan semua Anak Perusahaan sesuai dengan masing-masing bidangnya untuk berani
dan cerdas namun terukur dalam mengambil setiap keputusan-keputusan kritikal. Karena itu semua
merupakan faktor kunci terjadinya keberhasilan dalam pembangunan proyek, mulai dari design proyek,
pembangunan sampai dengan penjualan, termasuk pemeliharaan setelah penjualan.
Melihat kondisi dan tingginya permintaan pasar Indonesia yang sangat menjanjikan, khususnya di bidang
properti, maka jumlah pemain baru di bidang properti diprediksi akan bertambah. Hal ini yang menjadi
tantangan tersendiri bagi industri properti, khususnya Perseroan untuk terus melakukan inovasi dan
pertimbangan yang matang dalam sebuah proyek yang akan dibuat.
Kekuatan dan dukungan SDM yang berpengalaman dalam berkarya namun patuh dalam menjalankan
prosedur operasional Perseroan harus tetap dijaga dan dipertahankan. Untuk meningkatkan dan
memotivasi SDM, Perseroan memberikan titik berat pada pelatihan dan ketrampilan yang berhubungan
dengan bidang kerjanya. Sehingga setiap SDM dapat terus mengembangkan pengetahuan yang relevan,
sesuai perkembangan serta kemajuan teknologi selama bekerja di Perseroan.
12
Apresiasi
Kami menyampaikan terima kasih kepada segenap karyawan yang sudah mendedikasikan tenaga dan
pikiran untuk kemajuan Perseroan selama tahun 2012. Kiranya prestasi dan kinerja yang baik ini dapat
terus dijaga dan semakin ditingkatkan pada tahun 2013 dan masa mendatang.
Penghargaan dan rasa hormat, kami tujukan juga kepada Para Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan
Pemangku Kepentingan yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan penuh kepada Direksi
Perseroan untuk dapat maju dan membuktikan prestasinya.
Jakarta, 25 April 2013
Andreas Kartawinata
Direktur Utama
13
ALAMAT &
INFO PERUSAHAAN
PT Nirvana Development, Tbk.
Kegiatan Usaha :
Pembangunan, Jasa, Perdagangan dan Industri
Kantor Pusat :
Gedung Sona Topas Tower Lt. 7
Jl. Jend. Sudirman Kav. 26, Karet, Setiabudi,
Jakarta Selatan, 12920
Telp: (021) 2506375, Faks: (021) 2506376
Website: www.nirvanadevelopment.com
Komisaris Utama
Pingki Elka Pangestu
Direktur Utama
Andreas Kartawinata
Sekretaris Perusahaan
Frederick Rompas
Akuntan Publik Terdaftar
KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO)
Prudential Tower 17th Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 79
Jakarta, 12910
Biro Administrasi Efek
PT Ficomindo Buana Registrar
Mayapada Tower
10th Floor Suite 02B
Jl. Jend. Sudirman Kav. 28
Jakarta, 12920
KEGIATAN USAHA PERSEROAN
Kegiatan usaha utama Perseroan adalah perdagangan, investasi, pengembangan, pembangunan,
penyewaan dan pengelolaan properti melalui Entitas Anak.
Perseroan memiliki beberapa proyek kawasan terpadu/super block di beberapa lokasi di Indonesia, yang
masing masing memiliki berbagai fasilitas terpadu antara lain, pusat perbelanjaan (mall), Hotel, Convention
Centre, Ballroom, Office Park, dan Shop houses.
PROYEK PERSEROAN
• Superblock / Kawasan Terpadu
• Hotel
• Retail
14
CSB adalah suatu super block yang terletak di pusat
kota Cirebon, dibangun diatas lahan seluas kurang
lebih 60.000 m2. Merupakan kawasan terpadu
yang dirancang sebagai super block terbaik dan
terbesar dengan konsep ”one stop shopping &
entertainment” dengan memiliki beberapa fasilitas
antara lain mall, ruko, hotel dan office park disekitar
area pusat perbelanjaan.
CSB mall terdiri dari 4 lantai pusat perbelanjaan
dengan luas bangunan keseluruhannya seluas
sekitar 80.000 m2, membidik target pasar kalangan
menengah keatas, dengan menghadirkan komposisi
tenant yang menarik antara lain Hypermart,
Matahari, Ace Hardware, Cinema XXI, Pizza Hut,
J.Co., dan The Body Shop.
Selain membangun super block di kota Cirebon,
Perseroan juga membangun Swissbel-Hotel di
Cirebon yang merupakan hotel bintang 4. Berlokasi
di kota Cirebon dan terletak diatas CSB Mall.
Swissbel Hotel akan dibangun dengan jumlah sekitar
200 kamar, dengan fasilitas ballroom terbesar dan
termewah di Cirebon, restaurant, fitness, sauna &
spa, serta meeting room.
15
The Park adalah suatu super block yang terletak
di kota Solo, tepatnya di jalan raya Solo Baru.
The Park dibangun diatas lahan dengan luas
sekitar 125.000 m2 merupakan super block
yang dirancang sebagai super block terbaik dan
terbesar dengan memiliki beberapa fasilitas
antara lain mall, ruko, hotel, office park, sekolah
dan rumah sakit. The Park mempunyai target
market untuk masyarakat menengah keatas.
Beberapa tenant yang berencana bergabung
The Park antara lain adalah Metro Dept. Store,
LotteMart, Fun World, JCo, Breadtalk, Optik
Melawai, Inul Vizta, Guardian, iBox.
16
Borneo City adalah suatu super block yang terletak
di kota Sampit, tepatnya di jalan Jenderal Sudirman.
The Borneo City dibangun diatas lahan seluas sekitar
36.000m2 merupakan super block yang dirancang
sebagai super block terbaik dan terbesar dengan
memiliki beberapa fasilitas antara lain mall, ruko,
hotel dan office park. Perseroan dan Entitas Anak
akan menjadikan Borneo City sebagai destinasi
utama masyarakat Sampit dan sekitarnya.
Beberapa tenant yang berencana bergabung
Borneo City antara lain adalah Matahari, Hypermart
dan Fun World.
17
STRUKTUR
ORGANISASI
Dewan Komisaris
Pingki Elka Pangestu
Komisaris Utama
Komite Audit
Direksi
Internal Audit
Andreas Kartawinata
Direktur Utama
Div. Keuangan
dan Akuntansi
18
Div. Proyek
Sekretaris
Perusaahan
Div. Operasional
“Menjadi Perusahaan Properti dengan Reputasi Internasional dan
Meningkatkan Nilai Perseroan bagi Stakeholders”
VISI
“Menjadi Perusahaan yang selalu mengutamakan inovasi,
profesionalisme serta Kualitas Aset yang Sustain”
MISI
19
PROFIL
DEWAN KOMISARIS
PINGKI ELKA PANGESTU
Komisaris Utama (Independen)
Warga Negara Indonesia, 58 tahun, menyelesaikan pendidikan formal terakhir Master of Town & Country
Planning (MTCP) dari University of Sydney Australia (1981). Bergabung dengan Perseroan sejak tahun
2011 sebagai Komisaris Utama Perseroan hingga saat ini.
Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota Direksi, serta
pemegang saham.
Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan:
Komisaris Independent PT. Alam Sutera, Tbk. (2003-sekarang)
Komisaris Independent PT. Wahana Tata
Advisor PT. Interkaya Serasi
Advisor PT. BANK NISP
Board Of Supervisor PT. Sigiprima Rekahasil (2001- 2002)
Director PT. Casa Lelang
Director PT. Stratautama Mapanta (2000-2001)
Director PT. Agustaraya Hastamanda
Director PT. Citramitra Suryaindah
Member of Board Supervisors PT. Arka Lokalaras (1990-sekarang)
Member of Board Supervisors PT. Bhumyagara Laraskonsultan
Planner PT. Sidkomindo Nusaprima
Planning Director PT. Putra Alvita Pratama (1990-1994)
Directors For Information & Marketing PT. Urban regional Development Institute (1996- 1998
Member of Board Supervisors Pancawiratama Sakti
Director PT. Loka Mampang Indah Realty
Planning Manager PT. Bumi Serpong Damai (1985-1990)
Director PT. Asmawi Agung Corporation
Planner PT. Perentjana Djaya (1985-1990)
Assistant National Coordinator National Urban Development Strategy (UNDP-UNCHS)
Department of Public Works (1981-1985)
Assistant Manager PT. Bangun Tjipta Sarana (1979)
20
HASAN
Komisaris
Warga Negara Indonesia, 48 tahun, meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Atmajaya (1988).
Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2012 sebagai Komisaris hingga saat ini.
Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota Direksi, serta
pemegang saham.
Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan:
Associate Director di PT. Giba Energy (2011 – 2012)
Steering Commitee di PT. Vietmindo Energitama (2004 – 2006)
Manager di PT. Safarijunie Textindo Industri (1993 – 2010)
Manager di PT. Pranata Aji Sejahtera (1992 – 1993)
Manager di PT. Kasmaji (1991 – 1993)
Supervisor di CV. Empat Tujuh (1989 – 1991)
21
PROFIL
DIREKSI
ANDREAS KARTAWINATA
Direktur Utama
Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi
Bandung (1980). Beliau bergabung sejak tahun 2012 sebagai Direktur Utama Perseroan hingga saat ini.
Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris, serta
pemegang saham.
Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan:
Kepala Divisi Asset Management di PT. Bumi Serpong Damai, Tbk. (2010 – Jan 2012)
Advisor and Director of Marketing & Operational Asset di PT. Lippo Karawaci, Tbk. (2007 – 2010)
Direktur Pemasaran dan Operasional di PT. Metropolitan Kentjana, Tbk. (1995 – 2007)
Head Manager Divisi Pemasaran di PT. Inti Datamas Sukses (1985 – 1987)
Branch Manager di PT. Sarana Hitech System (1984 – 1985)
Programmer di Badan Pendidikan Kristen Jawa Barat (1980 – 1984)
22
BUDIARTO WINARTO
Direktur (Tidak Terafiliasi)
Warga Negara Indonesia, 49 tahun. Meraih gelar Magister Management jurusan Manajemen
Pemasaran dan Keuangan dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBII (2004). Beliau bergabung sejak tahun 2012
sebagai Direktur Perseroan hingga saat ini.
Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris, serta
pemegang saham.
Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan:
Associate Director di Agung Podomoro Group (2010 – 2011)
Chief Commercial Officer di PT. Megapolitan Development (2009 – 2010)
General Manager di PT. Sumber Mitra Realtindo (2008 – 2009)
Senior Konsultan Property di PT. Jakarta Land Management (2001 – 2008)
Direktur Operasional dan Pemasaran di PT. Delta Mitra Mandiri (1994 – 2001)
General Manager Marketing di PT. Sprimapac Kimia Rejeki (1991 – 1994)
Manajer Produksi di PT. Induro (1990 – 1991)
Plant Engineering Superintedent di PT. Kalamur (1989 – 1990)
Supervisor di PT. United Can Company (1988 – 1989)
23
FREDERICK ROMPAS
Direktur
Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI) (1994). Beliau bergabung sejak tahun 2012 sebagai Direktur
Perseroan hingga saat ini.
Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris, serta
pemegang saham.
Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan:
Direktur Keuangan di PT. Lince Romauli Raya (2009 – 2011)
Direktur di PT. Helindo Logistics (2006 – 2009)
Direktur Operasional di PT. Southeast Coal Energy (2004 – 2006)
Assistant Vice President di Indonesia Banking (1999 – 2004)
Restructuring Agency (IBRA)
Account Manager di PT. Bank Pan Indonesia Tbk (1996 – 1999)
Special Assignment to Team Transformation System (1995 – 1996)
Procedure (TSP) PT. Bank Umum Nasional
24
SIE PAULA RATNADEWI
Direktur
Warga Negara Indonesia, 36 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Teknik Kimia dari Universitas
Diponegoro (1999). Beliau bergabung sejak tahun 2011 sebagai Direktur Perseroan hingga saat ini.
Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris, serta
pemegang saham.
Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan:
Direktur di PT. Karya Bersama Takarob (2011 – sekarang)
PT. Toepfer International Asia PTE LTD (2005 – 2011)
PT. Duta Palma Nusantara (2003 – 2005)
Assistant Manager di PT. Karya Makmur Bahagia (2001 – 2003)
25
Jumlah Karyawan dan Statistik
Jumlah karyawan Perseroan dan Entitas Anak sebanyak 120 orang karyawan per 31 Desember 2012.
Berikut ini adalah komposisi karyawan Perseroan dan Entitas Anak berdasarkan jenjang pendidikan,
manajemen, usia, dan status karyawan dimana Komisaris dan Direksi tidak termasuk dalam pengelompokan
karyawan.
Komposisi karyawan Perseroan dan Entitas Anak menurut:
Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan
PERSEROAN
Pasca Sarjana (S2)
Sarjana (S1)
Diploma
SMA ke bawah
Jumlah
ENTITAS ANAK
KBT
Pasca Sarjana (S2)
Sarjana (S1)
Diploma
SMA ke bawah
Jumlah
TMU*
Pasca Sarjana (S2)
Sarjana (S1)
Diploma
SMA ke Bawah
Jumlah
* TMU baru beroperasi pada tahun 2012
26
2012
2011
0
16
7
8
31
2
5
4
1
12
0
10
2
10
22
1
23
10
51
85
0
20
9
38
67
0
0
0
0
0
Jenjang Manajemen
2012
2011
8
16
7
31
0
0
0
0
1
21
0
22
7
76
2
85
6
29
32
67
0
0
0
0
Jenjang Usia
2012
2011
PERSEROAN
<30
31 - 40
41 - 50
Jumlah
11
11
9
31
0
0
0
0
11
7
4
22
46
32
7
85
35
29
3
67
0
0
0
0
Jenjang Manajemen
PERSEROAN
Manajerial
Staff
Non Staff
Jumlah
ENTITAS ANAK
KBT
Manajerial
Staff
Non Staff
Jumlah
TMU*
Manajerial
Staff
Non Staff
Jumlah
* TMU baru beroperasi pada tahun 2012
Jenjang Usia
ENTITAS ANAK
KBT
<30
31 - 40
41 - 50
Jumlah
TMU*
<30
31 - 40
41 - 50
Jumlah
* TMU baru beroperasi pada tahun 2012
27
Status Karyawan
Status Karyawan
PERSEROAN
Tetap
Kontrak
Jumlah
ENTITAS ANAK
KBT
Tetap
Kontrak
Jumlah
TMU*
Tetap
Kontrak
Jumlah
* TMU baru beroperasi pada tahun 2012
28
2012
2011
1
30
31
0
0
0
0
22
22
0
85
85
0
67
67
0
0
0
Nama Pemegang Saham dan Kepemilikan
Struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah
sebagai berikut :
PT. NIRVANA DEVELOPMENT, Tbk.
Nilai Nominal
100
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
%
Modal Dasar
40.000.000.000
4.000.000.000.000
PT. Mega Inti Perdana Utama
11.995.000.500
1.199.500.050.000
66,639
PT. Melia Pratama Abadi
3.250.000.000
325.000.000.000
18,056
Masyarakat
2.754.999.500
275.499.950.000
15,306
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
18.000.000.000
1.800.000.000.000
Jumlah Saham Dalam Portepel
22.000.000.000
2.200.000.000.000
PT. NIRVANA PROPERTY d.h PT KALISTA MINERAL
Nilai Nominal
Modal Dasar
PT. Nirvana Development
PT. Mega Duta Perkasa
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
100
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
20.000.000
2.000.000.000
4.999.938
499.993.800
99,999
62
6.200
0,001
5.000.000
500.000.000
15.000.000
%
1.500.000.000
29
PT. NIRVANA RETAILINDO
Nilai Nominal
100
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
Modal Dasar
400.000
40.000.000.000
PT. Nirvana Development
104.999
10.499.900.000
99,999
1
100.000
0,001
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
105.000
10.500.000.000
Jumlah Saham Dalam Portepel
295.000
29.500.000.000
PT. Mega Duta Perkasa
%
PT. DANAPATI SUKSES
Nilai Nominal
500.000
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
Modal Dasar
500
250.000.000
PT. Nirvana Retailindo
148
74.000.000
98,667
2
1.000.000
1,333
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
150
75.000.000
Jumlah Saham Dalam Portepel
350
175.000.000
PT. Tjipta Suci
%
PT. PANORAMA LUBUK TIMUR
Nilai Nominal
Modal Dasar
PT. Nirvana Development
PT. Mega Duta Perkasa
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
30
500
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
200.000
100.000.000
49.995
24.997.500
99,990
5
2.500
0,010
50.000
25.000.000
150.000
75.000.000
%
PT. NIRVANA REALTY
Nilai Nominal
100
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
10.000.000.000
1.000.000.000.000
2.504.999.938
250.499.993.800
100,000
62
6.200
0,000
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
2.505.000.000
250.500.000.000
Jumlah Saham Dalam Portepel
7.495.000.000
749.500.000.000
Modal Dasar
PT. Nirvana Development
PT. Mega Duta Perkasa
%
PT. NIRVANA INFRASTRUCTURE
Nilai Nominal
100.000
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
Modal Dasar
500.000
50.000.000.000
PT. Nirvana Development
124.999
12.499.900.000
99,999
1
100.000
0,001
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
125.000
12.500.000.000
Jumlah Saham Dalam Portepel
375.000
37.500.000.000
PT. Mega Duta Perkasa
%
PT. NIRVANA HOTEL & RESORT
Nilai Nominal
100.000
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
1.000.000
100.000.000.000
404.999
40.499.900.000
100,000
1
100.000
0,000
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
405.000
40.500.000.000
Jumlah Saham Dalam Portepel
595.000
59.500.000.000
Modal Dasar
PT. Nirvana Development
PT. Mega Duta Perkasa
%
31
PT. DANADIPA ALUWUNG
Nilai Nominal
Modal Dasar
PT. Nirvana Realty
PT. Mega Duta Perkasa
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
1.000
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
%
2.000.000
2.000.000.000
495.000
495.000.000
99,000
5.000
5.000.000
1,000
5 00.000
500.000.000
1.500.000
1.500.000.000
PT. KARYA BERSAMA TAKAROB
Nilai Nominal
Modal Dasar
PT. Panorama Lubuk Timur
PT. Tjipta Suci
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
1.000.000
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
%
200.000
200.000.000.000
78.700
78.700.000.000
98,375
1.300
1.300.000.000
1,625
80.000
80.000.000.000
120.000
120.000.000.000
PT. MAHARDIKA KARYA AGUNG
Nilai Nominal
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
Modal Dasar
500
250.000.000
PT. Nirvana Realty
148
74.000.000
98,667
2
1.000.000
1,333
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
150
75.000.000
Jumlah Saham Dalam Portepel
350
175.000.000
PT. Mega Duta Perkasa
32
500.000
%
PT. SURYA LIMA KARYA
Nilai Nominal
Modal Dasar
PT. Mahardika Karya Agung
PT. Tjipta Suci
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
100
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
%
200.000
200.000.000
49.995
49.995.000
99,990
5
5.000
0,010
50.000
50.000.000
150.000
150.000.000
PT. SEMESTA DUNIA USAHA
Nilai Nominal
Modal Dasar
PT. Nirvana Development
PT. Mega Duta Perkasa
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
1.000
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
%
200.000
200.000.000
49.995
49.995.000
99,990
5
5.000
0,010
50.000
50.000.000
150.000
150.000.000
PT. TUNAS MITRA USAHA
Nilai Nominal
500.000
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
Modal Dasar
500
250.000.000
PT. Nirvana Infrastructure
148
74.000.000
98,667
2
1.000.000
1,333
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
150
75.000.000
Jumlah Saham Dalam Portepel
350
175.000.000
PT. Mega Duta Perkasa
%
33
PT. NARENDRA AMERTA
Nilai Nominal
Modal Dasar
PT. Nirvana Infrastructure
PT. Mega Duta Perkasa
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
1.000
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
%
2.000.000
2.000.000.000
495.000
495.000.000
99,000
5.000
5.000.000
1,000
500.000
500.000.000
1.500.000
1.500.000.000
PT. GRAHITA DANA
Nilai Nominal
Modal Dasar
PT. Nirvana Hotel & Resort
PT. Mega Duta Perkasa
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
1.000
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
%
20.000.000
20.000.000.000
4.950.000
495.000.000
99,000
50.000
5.000.000
1,000
5.000.000
5.000.000.000
15.000.000
15.000.000.000
PT. BHARATA ADIKARYA
Nilai Nominal
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
4.000.000
4.000.000.000
990.000
990.000.000
99,000
10.000
10.000.000
1,000
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
1.000.000
1.000.000.000
Jumlah Saham Dalam Portepel
3.000.000
3.000.000.000
Modal Dasar
PT. Nirvana Hotel & Resort
PT. Mega Duta Perkasa
34
1.000
%
PT. JAYA AGUNG SYANDHANA
Nilai Nominal
Modal Dasar
PT. Mahardika Karya Agung
PT. Tjipta Suci
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel
1.000
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
%
4.000.000
4.000.000.000
49.995
990.000.000
99,000
5
10.000.000
1,000
50.000
1.000.000.000
150.000
3.000.000.000
PT. TRISTAR LAND
Nilai Nominal
1.000
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
Modal Dasar
50.000
50.000.000.000
PT. Mahardika Karya Agung
12.375
12.375.000.000
99,000
125
125.000.000
1,000
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
12.500
12.500.000.000
Jumlah Saham Dalam Portepel
37.500
37.500.000.000
PT. Tjipta Suci
%
PT. TRISTAR LAND DEVELOPMENT
Nilai Nominal
1.000.000
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
100.000
100.000.000.000
49.500
49.500.000.000
99,000
500
500.000.000
1,000
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
50.000
50.000.000.000
Jumlah Saham Dalam Portepel
50.000
50.000.000.000
Modal Dasar
PT. Mahardika Karya Agung
PT. Tjipta Suci
%
35
PT. SUKSES MANDAKA BUANA
Nilai Nominal
Jumlah Saham
Jumlah Nominal
Modal Dasar
500
250.000.000
PT. Danapati Sukses
148
74.000.000
98,667
2
1.000.000
1,333
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh
150
75.000.000
Jumlah Saham Dalam Portepel
350
175.000.000
PT. Tjipta Suci
36
500.000
%
Struktur Kepemilikan Perseroan dan Entitas Anak
1,33%
98,67%
37
Kronologis Pencatatan Saham
Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia
Perseroan mencatatkan sebanyak 6.000.000.000 (enam miliar) saham baru yang berasal dari portepel
atau sebesar 33,33% (tiga puluh tiga koma tiga tiga persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
dalam Penawaran Umum Saham Perdana, sehingga saham Perseroan atas nama pemegang saham lama
tercatat sejumlah 12.000.000.000 (dua belas miliar) saham atau 66,67%(enam puluh enam koma enam
tujuh) persen, dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh.
Saham tersebut adalah saham milik PT Mega Inti Perdana Utama sebanyak 11.995.000.500 (sebelas miliar
sembilan ratus sembilan puluh lima juta lima ratus) saham atau 66,64% (enam puluh enam koma enam
puluh empat persen) dan saham milik PT Mega Duta Perkasa sebanyak 4.999.500 (empat juta sembilan
ratus sembilan puluh sembilan ribu lima ratus) saham atau 0,03% (nol koma nol tiga persen). Dengan
demikian jumlah saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia seluruhnya adalah sebanyak
18.000.000.000 (delapan belas miliar Rupiah) saham atau sebesar 100%(seratus persen) dari jumlah
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh sesudah Penawaran Umum ini.
Selain itu sejumlah 4.200.000.000 (empat miliar dua ratus juta) Waran Seri I yang diterbitkan menyertai
saham yang ditawarkan melalui penawaran umum ini seluruhnya juga akan dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia.
Perseroan tidak memiliki rencana untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham baru dan/atau efek
lainnya yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif kecuali saham baru yang dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan
Waran Seri I.
38
ANALISA &
PEMBAHASAN MANAJEMEN
Analisa dan Pembahasan Manajemen
Secara umum pada tahun 2012 ekonomi global masih berada pada posisi yang kurang baik. Namun
perekonomian Indonesia sudah menunjukkan kinerja yang membaik dan stabilitas yang terjaga baik. Hal
ini dapat dilihat pada daya beli masyarakat yang membaik dan mengalami peningkatan dalam berinvestasi,
khususnya investasi dan permintaan akan ruang pusat perbelanjaan, ruang perkantoran dan perhotelan.
Tinjauan Operasional
Selama tahun 2012 kinerja Perseroan mengalami peningkatan. Nirvana Development berhasil
mendiversifikasi portofolio dengan pencapaian Pendapatan yang meningkat signifikan dibanding tahun
sebelumnya. Disamping itu, penjualan 2012 yang dicapai manajemen Perseroan sebesar Rp. 94 milyar
dapat diperoleh dengan baik, semua ini tidak lepas dari kerja sama segenap pihak dan dukungan
Pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang memudahkan dengan pengembang properti Indonesia.
Terbukti hingga saat ini Perseroan masih aktif membangun proyek super block, berupa perkantoran, pusat
perbelanjaan, dan hotel.
Strategi Perseroan kedepannya adalah menaikkan proporsi pendapatan berulang/recurring income untuk
meningkatkan penjualan dan menunjukkan kepada umum bahwa investasi properti merupakan investasi
yang menggiurkan manfaatnya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Tinjauan Keuangan Penjualan dan Pendapatan Jasa
Penjualan dan Pendapatan Jasa tahun 2012 meningkat sebesar Rp. 91 milyar atau naik 2,942% menjadi
Rp. 94 milyar dari tahun sebelum Rp. 3,1 milyar. Hal ini terjadi karena adanya pengakuan penjualan office
park, sebagai penjualan terbesar di tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 33,8 milyar, dari penjualan ruko sebesar
Rp. 7,09 milyar pada tahun 2012.
Sedangkan total Pendapatan Jasa yang diterima dari pendapatan sewa mall dan pengelolaan gedung
sebesar Rp. 47,5 milyar tahun 2012.
Penjualan & Pendapatan Sewa
2012
2011
Penjualan
Office Park
Ruko
Lainnya
33.849.272.727
7.093.636.364
5.834.163.000
3.099.175.400
31.614.419.947
15.884.426.399
-
94.275.918.437
3.099.175.400
Pendapatan Sewa
Sewa
Pengelolaan Gedung
Total Penjualan & Pendapatan Sewa
39
Beban Pokok Penjualan
Beban Pokok Penjualan meningkat 1,861% menjadi Rp. 43,5 milyar pada tahun 2012, sebelumnya Rp. 2,2
milyar tahun 2011. Kenaikan ini terutama karena Perseroan telah melakukan penjualan Office Park, ruko
dan adanya pendapatan sewa.
Laba Kotor
Laba Kotor meningkat 5,673% menjadi Rp. 51 milyar pada tahun 2012, sebelumnya Rp. 879 juta tahun
2011. Kenaikan Laba Bruto tersebut disebabkan karena Perseroan telah membukukan penjualan dari
office park, ruko dan mendapatkan pendapatan sewa.
Beban Umum dan Administrasi
Beban Umum dan Administrasi meningkat 1,923% menjadi Rp. 15,3 milyar pada tahun 2012, sebelumnya
Rp. 755 juta tahun 2011.Kenaikan ini disebabkan karena Perseroan dan Entitas Anak telah melakukan
kegiatan operasional di CSB Mall yang timbul biaya listrik dan air, serta biaya pemeliharaan.
Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan meningkat 21,185% menjadi Rp. 26,4 milyar pada tahun
2012, sebelumnya Rp. 124 juta tahun 2011.Kenaikan ini disebabkan karena Perseroan dan Entitas Anak
telah melakukan penjualan Office Park, ruko dan adanya pendapatan sewa.
Laba Bersih Tahun Berjalan
Laba Bersih Tahun Berjalan meningkat 23,182% menjadi Rp. 25,2 milyar pada tahun 2012, sebelumnya
Rp. 108 juta tahun 2011.Kenaikan ini disebabkan karena Perseroan dan Entitas Anak telah melakukan
penjualan Office Park, ruko dan adanya pendapatan sewa.
Aset
Jumlah Aset tumbuh 28,9% mencapai Rp. 2,7 triliun di tahun 2012, sedangkan tahun 2011 Rp. 2,1 triliun.
Hal ini disebabkan munculnya properti investasi sebesar 866 juta.
Liabilitas
Jumlah Liabilitas turun 3,3% menjadi Rp. 870 juta di tahun 2012, sedangkan tahun 2011 Rp. 900 juta.
Secara umum penurunan karena rendahnya Utang Lain-lain dari 596 juta di tahun 2011 menjadi hanya 138
juta di tahun 2012. Namun terdapat kenaikan yang signifikan pada Utang Bank jangka panjang dari 145
juta menjadi 515 juta, yang digunakan oleh Perseroan untuk investasi pada Entitas Anak.
40
Ekuitas
Jumlah Ekuitas tumbuh 53% mencapai Rp. 1,8 triliun di tahun 2012, sedangkan tahun 2011 Rp. 1,2 triliun.
Kenaikan Ekuitas dikarenakan adanya kenaikan modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan, pada
saat Perseroan melakukan penawaran umum saham perdana pada bulan September 2012.
Keterangan
Jumlah Aset
Jumlah Liabilitas
Jumlah Ekuitas
2012
2.710.016.957.154
870.152.872.252
1.839.864.084.902
2011
2.102.358.283.886
899.596.234.493
1.202.762.049.393
Solvabilitas
Kemampuan Perseroan dalam melunasi segala Liabilitasnya yang diukur dari hasil perbandingan antara
Jumlah Liabilitas terhadap Jumlah Ekuitas (Solvabilitas Ekuitas) dan Jumlah Liabilitas terhadap Jumlah Aset
(Solvabilitas Aset). Solvabilitas Ekuitas tahun 2012 adalah 47,29% sedangkan tahun 2011 adalah 74,79%,
serta Solvabilitas Aset tahun 2012 adalah 32,11% sedangkan tahun 2011 adalah 42,79%.
Keterangan
Solvabilitas Ekuitas
Solvabilitas Aset
2012
2011
47,29%
32,11%
74,79%
42,79%
Imbal Hasil Ekuitas
Rasio Imbal Hasil Ekuitas (Return On Equity) atau kemampuan Perseroan meraih Laba dari Modal yang
ditanamkan, masing-masing sebesar 1,37% pada tahun 2012 dan 0,01% pada tahun 2011.
Imbal Hasil Investasi
Rasio Imbal Hasil Investasi (Return On Assets) atau kemampuan Perseroan meraih Laba dari Jumlah Aset,
masing-masing sebesar 0,93% pada tahun 2012 dan 0,01% pada tahun 2011.
Modal Kerja
Modal Kerja Perseroan per tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp. 1,83 trilyun meningkat sebesar
Rp. 630 milyar atau 52,9% jika dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp. 1,2 trilyun hal ini dikarenakan adanya
dana yang masuk dari IPO.
41
Prospek Usaha 2013
Berdasarkan riset dari Panangian School of Property (PSP) pada bulan Oktober 2011, disebut bahwa saat
ini Indonesia dipandang sebagai salah satu dari 3 negara di kawasan Asia yang memiliki pertumbuhan
ekonomi positif dan menjadi salah satu negara di Asia yang sangat diperhitungkan,setelah China
dan India. Laju pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik tersebut tentu saja gambaran dari
membaiknya perindustrian nasional, dalam hal ini termasuk sektor properti. Hal tersebut dapat dilihat
dari pengembangan properti di Indonesia yang mulai marak sejak tahun 2002. Sebagian besar merupakan
proyek-proyek skala besar seperti super blok. Beberapa super blok yang dibangun seperti di :
1. Jakarta : Epicentrum Rasuna, Podomoro City, Season City, St.Moritz, Kemang Village, Gandaria Man
Street, Kuningan City, CBD Pluit, Ciputra World, St.Regis, Grand Bay Pluit dan Kota Kasabalanca.
2. Surabaya : City Of Tomorrow dan Waterplace Pakuwon,
3. Medan : Deli Grand City.
4. Batam : Imperium Batam Island dan Nagoya Hill Batam.
5. Kalimantan : Samarinda Global City, dan
6. Solo : Solo Paragon.
Masih dari sumber yang sama, berikut adalah hasil prediksi berdasarkan pasang surutnya industri properti
di Indonesia yang dapat dibagi dalam 4 musim, yangterdiri dari soft market (equilibrium), seller’s market,
weak market (oversupply) dan buyer’s market. Keempat musim ini mempunyai karakteristik kondisi
tersendiri yang dapat digambarkan sebagai berikut Berdasarkan indikator makro ekonomi dan properti
market clock di atas, kondisi pasar properti pada saat ini dan prediksi ke depan adalah sebagai berikut:
• Kondisi industri properti pada tahun 2010 ini merupakan “fase awal” dari tahapan growth pada
Industri Properti di Indonesia (Soft Market).
• Kondisi tahun 2010-2013 merupakan timing yang tepat bagi konsumen maupun investor untuk
membeli dan berinvestasi di sektor properti (seller market ).
• Pada tahun 2014-2015 merupakan “ fase booming property” dimana harga properti mulai mengalami
stagnasi dan ini akan menjadi booming properti kedua sejak pasca krisis 1998.
Dengan pertimbangan di atas dari sisi demand, Panangian School of Property (PSP) pada bulan Oktober
2011 memprediksi bisnis properti dari tahun2010-2013 akan terus menunjukkan peningkatan. Sedangkan
dari sisi supply, bisnis properti akan mengikut demand terutama sektor perumahan, perhotelan,
kondominium dan perkantoran, ruko dan rukan. Siklus properti pada umumnya bergerak naik turun pada
kurun waktu 5-7 tahun. Merujuk pada siklus tersebut, diperkirakan bahwa pada tahun 2010 hingga tahun
2013, merupakan saat yang tepat bagi para pelaku bisnis untuk memasuki pasar properti. Termasuk
perbankan yang mendanai dan menyalurkan kredit properti,baik KPR dan kredit konstruksi.
Saat ini Entitas Anak memiliki proyek yang sudah beroperasi di kota Cirebon dan proyek yang sedang
dalam tahap perencanaan di kota Solo dan Sampit.
42
Risiko Usaha
Berikut adalah risiko material yang disusun berdasarkan bobot risiko dan dimulai dari risiko utama
yang dihadapi Perseroan dan risiko yang dihadapi Entitas Anak dalam menjalankan kegiatan usahanya
yang dapat mempengaruhi kinerja maupun harga saham Perseroan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Risiko Usaha Perseroan
Perseroan merupakan perusahaan induk dimana kontribusi pendapatan terbesar berasal dari Entitas Anak
sehingga ketergantungan Perseroan terhadap Entitas Anak sangat tinggi. Dimana sekitar 94% arus kas dan
keuntungan operasional Perseroan per 31 Desember 2012 berasal dari kegiatan operasi dan pendapatan
di Entitas Anak, sehingga bila terjadi penurunan pendapatan di Entitas Anak maka akan menggangu laba
bersih Perseroan.
Risiko Entitas Anak
1. Risiko Persaingan Usaha
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Entitas Anak menghadapi persaingan baik dari pengembanglokal
maupun internasonal, terkait dengan proyek yang dibangun/dikembangkan Entitas Anak termasuk
lokasi, kualitas bangunan, fasilitas dan infrastruktur pendukung, kepastian dalam penyelesaian dan
serah terima bangunan, pelayanan dan harga jual. Faktor-faktor tersebut akan menentukan kredibilitas
Entitas Anak, yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat kepercayaan dan minat konsumen terhadap
produk atau proyek yang ditawarkan oleh Entitas Anak. Risiko usaha tersebut dapat memberikan
dampak material yang merugikan terhadap pendapatan, kegiatan usaha dan hasil dan prospek usaha
Entitas Anak.
2. Risiko Keterbatasan Lahan
Kebutuhan akan lahan menjadi suatu hal yang sangat penting bagi Entitas Anak karena Entitas Anak
bergerak dalam bidang usaha utama pembangunan super blok dan hotel. Namun, terbatasnya lahan
untuk dikembangkan dapat mempengaruhi kesinambungan usaha Entitas Anak, sehingga bila lahan
yang dimiliki oleh Entitas Anak berkurang maka dapat memberikan dampak material yang merugikan
terhadap kegiatan usaha, pendapatan usaha dan prospek usaha Entitas Anak.
3. Risiko Peraturan Pemerintah, Legalitas dan Perizinan
Sebagai perusahaan pengembang properti, legalitas dan perizinan merupakan faktor penting bagi
Entitas Anak. Termasuk dalam risiko legalitas dan perizinan adalah Ijin Mendirikan Bangunan (IMB),
Hak Guna Bangunan (HGB), dan Perijinan Lingkungan Hidup.
4. Risiko Kenaikan Tingkat Suku Bunga
Beberapa proyek Entitas Anak masih dibiayai oleh dana dari Perbankan, sehingga apabila terjadi
peningkatan suku bunga atas hutang bank tersebut maka akan mempengaruhi kinerja keuangan Entitas
Anak, dimana biaya bunga akan mengurangi pendapatan ataupun laba Entitas Anak. Berdasarkan
laporan keuangan konsolidasi untuk periode 2 (dua) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012 Perseroan dan Entitas Anak memiliki hutang bank yang nilainya 27,82% dari jumlah kewajiban.
Selain itu, kenaikan tingkat suku bunga dapat menyebabkan kenaikan jumlah pembayaran dari pembeli
yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan permintaan atas properti Entitas Anak karena
adanya penurunan daya beli pembeli.
43
5. Risiko Keterlambatan Penyelesaian Proyek
Proyek properti umumnya merupakan proyek jangka panjang dimulai dari perolehan lahan, perijinan
dan legalitas, persiapan pembangunan, pembangunan (konstruksi), hingga penyelesaian. Bila dalam
proses tersebut diatas terdapat kendala maka dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek
sehingga dapat menyebabkan biaya investasi membengkak yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
kinerja keuangan Entitas Anak.
6. Risiko Gugatan Hukum
Dalam menjalankan usahanya, risiko gugatan hukum merupakan hal yang dapat dihadapi oleh Entitas
Anak. Gugatan hukum dapat timbul karena terjadinya sengketa dengan para penyewa mal, ruko
maupun gedung perkantoran yang disewakan oleh Entitas Anak dan dapat pula oleh karena keabsahan
kepemilikan tanah yang telah dibeli dan dikuasai oleh Entitas Anak. Tanah yang sedang dalam gugatan
hukum tidak dapat dikembangkan/dijual, akibatnya akan mempengaruhi pendapatan Entitas Anak.
44
KEBIJAKAN
DIVIDEN KAS
Kebijakan Dividen
Pada bulan September 2012, Perseroan melakukan penawaran umum perdana Saham (IPO) dan baru akan
melakukan pembentukan dana cadangan sesuai dengan ketentuan hukum serta peraturan perundangundangan yang berlaku sekaligus mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar Perseroan.
Penggunaan Dana
Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham, setelah dikurangi biaya-biaya
terkait emisi efek digunakan seluruhnya untuk :
1. Sebesar Rp300 miliar atau 49,02% untuk melunasi hutang Perseroan ke Delphi Property Investments Limited
2. Sebesar Rp.40 miliar 6,54% untuk peningkatan modal di Entitas anak yaitu PT. Nirvana Hotel & Resort, yang kemudian dipinjamkan untuk:
a. PT Jaya Agung Syandana sebesar Rp 5 miliar untuk pembangunan Hotel di Solo, Jawa Tengah;
b. PT Grahita Dana sebesar Rp 30 miliar untuk penyelesaian pembangunan Hotel di Cirebon, Jawa Barat;
c. PT Bharata Adikarya sebesar Rp 5 miliar untuk pembangunan Hotel di Sampit, Kalimantan Tengah.
3. Sebesar Rp 12 miliar atau 1,96% untuk peningkatan modal di Entitas Anak yaitu PT. Nirvana Infrastructure,
yang selanjutnya dipinjamkan untuk:
a. PT Tunas Mitra Usaha sebesar Rp 6 miliar sebagai modal kerja pengelola Mall CSB.
b. PT Narendra Amerta sebesar Rp 6 miliar sebagai modal kerja pengelola Mall di Solo.
4. Sebesar Rp 250 miliar atau 40,85% untuk peningkatan modal kerja di Entitas Anak yaitu PT. Nirvana Realty, yang selanjutnya dipinjamkan untuk:
a. PT Mahardika Karya Agung sebesar Rp 170 miliar yang kemudian dipinjamkan lagi ke PT. Tristar Land sebagai modal kerja untuk pembangunan Mall di Solo, Jawa Tengah.
b. PT Danadipa Aluwung sebesar Rp 80 miliar untuk membangun Mall di Sampit, Kalimantan Tengah.
5. Sebesar Rp 10 miliar atau 1,63% untuk peningkatan modal kerja di Entitas Anak yaitu PT. Nirvana Retailindo, yang selanjutnya dipinjamkan sebagai modal kerja kepada PT. Danapati Sukses.
45
TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) merupakan bagian penting dalam
menjaga kepentingan para pemegang saham, pemangku kepentingan, segenap karyawan dan
terlaksananya kepatuhan hukum.
Kegiatan usaha Grup selama tahun 2012 dijalankan dengan berdasarkan prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan Yang Baik, yaitu Fairness, Transparency, Accountability, Responsibility.
RUPS
RUPS sebagai organisasi tertinggi dalam Perseroan, memegang seluruh wewenang selain yang telah
didelegasikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.
Dewan Komisaris (DK)
Sesuai Anggaran Dasar, DK bertugas menjalankan fungsi pengawasan dan penasehat bagi Direksi dalam
menjalankan Perseroan. Fungsi pengawasan ditingkatkan pada seluruh aspek pengelolaan Perseroan
termasuk tanggung jawab sosial perusahaan, dan fungsi penasehat difokuskan pada arahan strategi
dan optimalisasi efektifitas serta efesiensi tindakan Direksi dalam pencapaian tujuan usaha. Dalam
melaksanakan tugas pengawasan, DK bertanggungjawab kepada RUPS.
Selama tahun 2012, DK telah menyelenggarakan rapat DK sebanyak 4 kali dengan tingkat kehadiran penuh.
Selain itu DK juga mengadakan rapat gabungan, DK dan Direksi sebanyak 4 kali untuk membahas laporan
kegiatan operasional, kinerja usaha dan rencana usaha Perseroan. Pada tahun 2012, jumlah remunerasi
yang diterima DK sebesar Rp. 139.000.000.
Direksi
Sesuai dengan Anggaran Dasar, Direksi berhak mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar
pengadilan, selain untuk memimpin, mengelola dan mengantar Perseroan menuju tercapainya maksud
dan tujuan Perseroan.
Direksi juga bertanggungjawab atas pengelolaan aset Perseroan termasuk rencana kerja dan anggaran,
serta memastikan praktik akuntansi dan administrasi telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Direksi mengadakan rapat rutin setiap bulan untuk membahas hal-hal berkenaan dengan operasional
Perseroan yang memerlukan perhatian/penyelesaian/koordinasi di antara unit usaha, serta memberikan
pengarahan dan persetujuan atas usulan yang diajukan. Rapat juga membahas kinerja Perseroan serta halhal lain berkenaan dengan rencana strategis Perseroan.
Selama tahun 2012, Direksi telah menyelenggarakan rapat sebanyak 12 kali, membahas kinerja dan aktivitas
Perseroan dan hal-hal yang terkait dengan rencana strategis. Selain itu, Direksi juga menyelenggarakan
rapat tambahan baik formal maupun informal apabila dipandang perlu. Pada tahun 2012, jumlah
remunerasi yang diterima Direksi sebesar Rp. 1.224.490.600.
46
Komite Audit
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Perseroan di Luar Rapat Perseroan tanggal 8 Mei 2012,
Perseroan menetapkan pembentukan Komite Audit Perseroan dengan susunan sebagai berikut:
Ketua : Pingki Elka Pangestu
Anggota : Mochamad Ridwan Firdaus
Anggota : Tjiu Susi
Berikut ini riwayat singkat mengenai masing-masing anggota Komite Audit Perseroan:
Pingki Elka Pangestu
Ketua Komite Audit
Selain menjabat sebagai Ketua Komite Audit Perseroan juga menjabat sebagai Komisaris Utama dan
Komisaris Independen Perseroan.
Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan:
Komisaris Independent PT. Alam Sutera Tbk (2003-sekarang)
Komisaris Independent PT. Wahana Tata
Advisor PT. Interkaya Serasi
Advisor PT. BANK NISP
Board Of Supervisor PT. Sigiprima Rekahasil (2001- 2002)
Director PT. Casa Lelang
Director PT. Stratautama Mapanta (2000-2001)
Director PT. Agustaraya Hastamanda
Director PT. Citramitra Suryaindah
Member of Board Supervisors PT. Arka Lokalaras (1990-sekarang)
Member of Board Supervisors PT.Bhumyagara Laraskonsultan
Planner PT. Sidkomindo Nusaprima
Planning Director PT. Putra Alvita Pratama (1990-1994)
Directors For Information & Marketing PT. Urban regional Development Institute (1996- 1998)
Member of Board Supervisors Pancawiratama Sakti
Director PT. Loka Mampang Indah Realty
Planning Manager PT. Bumi Serpong Damai (1985-1990)
Director PT. Asmawi Agung Corporation
Planner PT. Perentjana Djaya (1985-1990)
Assistant National Coordinator National Urban Development Strategy (UNDP-UNCHS)
Department of Public Works (1981-1985)
Assistant Manager PT. Bangun Tjipta Sarana (1979)
Mochammad Ridwan Firdaus
Anggota
Warga Negara Indonesia, lahir di Cianjur pada tanggal 22 Nopember 1979. Diangkat menjadi Anggota
Komite Audit Perseroan pada tanggal 8 Mei 2012. Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas
Pakuan, Bogor, pada tahun 2003.
Pengalaman kerja:
Supervisor Finance & Accounting KBT (2012-sekarang)
Supervisor Finance & Accounting PT. Dyandra Communication (2008-2011)
Senior Auditor Registered Public Accountant Dedy Zeiniirwan Santosa (KAP DZS) (2005-2008)
Accounting Sales Administration PT. Astra Zeneca Indonesia (2004-2005)
47
Tjiu Susi
Anggota
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 4 Nopember 1974. Diangkat menjadi Anggota
Komite Audit Perseroan pada tanggal 8 Mei 2012. Memperoleh gelar Sarjana Akuntasi dari Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE) Nusantara pada tahun 2002.
Pengalaman kerja:
Accounting Staff PT. Graha Sarana Inti Management (1995-sekarang)
Accounting Staff PT. Cipta Mulia Anugrah Persada (1994-1995)
Accounting Staff PT. Karsavicta Satya (1993-1994)
Masa tugas anggota Komite Audit bersamaan dengan masa jabatan Dewan Komisaris.
Tugas dan Tanggung Jawab
Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan
Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris serta
mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris.
Selama tahun 2012 , Komite Audit telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
- Menelaah laporan keuangan konsolidasi tahunan dan triwulan.
- Mengkaji temuan atas pemeriksaan auditor internal dan pelaksanaan rekomendasi auditor.
- Melakukan rapat rutin dengan Akuntan Publik untuk membahas hasil audit laporan keuangan.
- Menelaah penerapan GCG dalam kegiatan operasional Perseroan.
Sekretaris Perusahaan
Direksi Perseroan telah menetapkan Frederick Rompas sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate
Secretary) sesuai dengan Surat Penunjukkan tertanggal 8 Mei 2012 .
Tugas Sekretaris Perusahaan, yaitu:
1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal;
2. Memberikan pelayanan atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perseroan;
3. Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya;
4. Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan Bapepam-LK dan masyarakat.
Atas tanggung jawabnya tersebut, maka Sekretaris Perusahaan wajib menghadiri Rapat Direksi maupun
Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi untuk memastikan Perseroan telah memenuhi GCG dan
ketentuan yang berlaku di bidang pasar modal.
PERKARA HUKUM YANG SEDANG DIHADAPI PERSEROAN, ENTITAS ANAK, KOMISARIS
DAN DIREKSI PERSEROAN, DAN KOMISARIS DAN DIREKSI ENTITAS ANAK
Perseroan dan Entitas Anak, maupun masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan
dan Entitas Anak, tidak sedang terlibat perkara-perkara perdata, pidana, administrasi negara, perselisihan
hubungan industrial, perpajakan maupun kepailitan, penundaan kewajiban pembayaran utang atau
pembubaran atau pemeriksaan oleh pengadilan atau instansi lainnya yang berwenang.
48
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)
Kebijakan dan kegiatan usaha Perseroan selalu dikembalikan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat
dan kelestarian lingkungan hidup sebagai perwujudan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Upaya-upaya
yang dilakukan untuk menunjukkan komitmen kami adalah kerjasama antara:
- Perseroan dan Lingkungan Hidup
- Perseroan dan Lapangan Kerja
- Perseroan dan Pengembangan Sosial Kemasyarakatan
Jumlah dana yang telah dikeluarkan Perseroan untuk mendukung kegiatan CSR pada tahun 2012 sebesar
Rp. 44.438.000,- yang dialokasikan untuk membiayai aktifitas sebagai berikut.
Perseroan dan Lingkungan Hidup
Perseroan memadukan ruang hijau dan fasilitas terbaik dalam semua areal super block yang akan dan yang
telah dibangun. Di Cirebon Super Block misalnya, sekitar 20% dari seluruh lahan dialokasikan untuk ruang
hijau dan puluhan ribu pohon telah ditanam. Tujuannya untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim
dan mengurangi polusi udara dari pencemaran asap kendaraan bermotor.
Selain itu, pengelolaan sampah juga telah dibuat sistem pemisahan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
sampah organic dan sampah non-organik. Tindak lanjut sampah organic akan diolah menjadi pupuk,
sedangkan sampah non-organik didaur ulang.
Semua program kegiatan ini, baik penghijauan sampai pengelolaan sampah sudah diterapkan pada proyek
Cirebon Super Block dan akan diterapkan pada proyek properti lain.
Perseroan dan Lapangan Kerja
Dalam pengembangan pembangunan kota-kota mandiri, Perseroan memberikan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekelilingnya. Baik dari tahap pembangunan awal sampai kesempatan kerja melalui unit usaha
komersial Perseroan, yaitu mall di Solo dan hotel yang beroperasi di Cirebon. Jadi terdapat keseimbangan
yang baik antara pembangunan yang berkelanjutan diikuti dengan kesempatan yang menguntungkan bagi
masyarakat setempat.
Perseroan dan Pengembangan Sosial Kemasyarakatan
Perseroan juga rutin melakukan kegiatan sosial di desa-desa sekitar proyek untuk menyalurkan dana
pembangunan atau perbaikan tempat ibadah. Partisipasi dalam bentuk pembelian kambing kurban untuk
disumbangkan pada perayaan Idul Adha. Selain itu Perseroan juga berpartisipasi dalam menyalurkan dana
serta sumbangan untuk HUT RI dan Idul Fitri.
49
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
PT. NIRVANA DEVELOPMENT, Tbk.
DAN
ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012, 2011, DAN 2010
DAN
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010
DAFTAR ISI
Pernyataan Direksi
Laporan Auditor Independen
Ekshibit
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
A
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
B
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
C
Laporan Arus Kas Konsolidasian
D
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
E
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010
DAN
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
I
nirvana
development
SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN - TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK ("KELOMPOK USAHA";
Kami yang bertanda-tangan di bawah ini :
1
Nama
Andreas Kartawinata
Alamat Kantor
Sona Topas Tower 7th, Jl. Jend. Sudirman Kav.26
Jakarta Selatan 12920
Alamat Domisili/
Sesuai KTP
2.
Green Garden Blok XI/3 RT 013 RW 003
Nomor Telepon
(021)250-6375
Jabatan
Direktur Utama
Nama
Frederick Rompas
Alamat Kantor
Sona Topas Tower 7th, Jl. Jend. Sudirman Kav.26
Jakarta Selatan 12920
Alamat Domisili/
Sesuai KTP
Jl. Duren Sawit Bam C Xl/ 12A RT 006 RW 001
Jakarta Timur
Nomor Telepon
Jabatan
(021)250-6375
Direktur
menyatakan bahwa :
1. Bertanggung jawab atas penyusunan
konsolidasian Kelompok Usaha;
2.
3.
dan
penyajian
laporan
keuangan
Laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha telah disusun dan disajikan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia;
a Semua informasi dalam laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha
telah dimuat secara lengkap dan benar,
b Laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tidak mengandung
informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan
informasi atau fakta material,
4.
Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern Kelompok Usaha.
Demikian pemyataan ini dibuat dengan sebenamya.
Jakarta, 27Mar£t2013
METIiir
TEM
Andr^alMfeMMIk
Direktur Utama
Sona Topas Tower 7th floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 26 Jakarta 12920 T+62 21 250 6375 F+62 21 250 6376
IBPO
Telp
: +62-21.5795 7300
Tanubrata Sutanto Fahmi a Rekan
Fax
: +62-21.5795 7301
Certified Public Accountants
www.bdo.co.id
License No 460/KM. 1/2010
Prudential Tower, 17'" Fl
Jalan Jend. Sudirman Kav. 79
Jakarta 12910 - Indonesia
No. : 365/2-N021/TW-2/12.12
Hal : Laporan Keuangan Konsolidasian
31 Desember 2012
Laporan Auditor Independen
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi
PT Nirvana Development Tbk
dan Entitas Anak
Jakarta
Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan konsolidasian PT Nirvana Development Tbk
("Perusahaan") dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, serta laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian, laporan perubahan ekuitas konsolidasian dan laporan arus kas
konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Laporan
keuangan konsolidasian adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami
terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan konsolidasian berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik
Indonesia ("IAPI"). Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit
agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlahjumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip
akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami
memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Nirvana Development Tbk
dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, serta hasil usaha dan arus kas
konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Sebagaimana diungkapkan pada Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan dan
Entitas Anak telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ("PSAK") tertentu yang
berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012.
Kantor Akuntan Publik
TANUBRATA SUTANTO FAHMI & Rekan
Tjhai Wiherman, S.E., Ak., M.Ak., CPA
NIAPAP. 0135
27Maret2013
AL/yn
TANUBRATA SUTANTO FAHMI a REKAN
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan ( Certified Public Accountants ). an Indonesian partnership. Is a member of
BDO International Limited, a UK company
network of Independent member firms.
limited
by
guarantee,
and
forms
part
of
International
BDO
Ekshibit A
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Deposito berjangka
Investasi tersedia dijual
Piutang usaha - Pihak ketiga
Piutang lain-lain
Persediaan aset real estat
Uang muka
Biaya dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
2e,2f,3
2f,4
2f,5
2f,6
2f
2g,7
8
2h
14a
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR
Persediaan aset real estat
Properti investasi – setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 6.262.710.498 pada tanggal
31 Desember 2012
Aset tetap – setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 1.578.297.163, Rp 1.064.097.069
dan Rp 10.095.729 masing-masing
pada tanggal 31 Desember 2012,
2011 dan 2010
Rekening bank yang dibatasi
penggunaannya
Aset pajak tangguhan
Aset lain-lain
2012
2011
2010
21.122.803.896
31.676.855.128
467.847.984
86.700.000.000
1.391.451.401
1.483.120.066 1.421.200.448
15.835.330.787
308.820.000
90.000.000
65.199.200
378.831.000
661.171.757.454 1.141.708.114.853
60.164.445.671
4.419.443.903
996.305.786
162.028.000
11.597.123.264
9.126.220.419
859.044.417.459 1.189.263.433.369 1.979.048.432
2g,7
981.731.878.656
2j,11
865.603.021.639
2i,10
3.017.303.313
2.892.505.922
27.339.271
296.794.132
63.541.955
260.000.000
1.842.594
5.109.412
547.850.257
2.226.647
-
Jumlah Aset Tidak Lancar
1.850.972.539.695
913.094.850.517
29.565.918
JUMLAH ASET
2.710.016.957.154 2.102.358.283.886
2.008.614.350
2e,2f,9
2p,14f
909.647.542.332
-
-
-
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
Ekshibit A/2
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2012
2011
2010
2f,12
2f,13
103.245.833.000
21.420.183.264
96.000.000.000
10.281.103.639
89.100.000
2f
2f,2r,25
2p,14b
2f
30.523.110
137.870.000.000 596.340.000.000
1.551.040.996
269.970.899
5.225.003.260
564.953.555
800.000.000
20.274.775
13.800.020
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank jangka pendek
Utang usaha - Pihak ketiga
Utang lain-lain
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Utang pajak
Biaya masih harus dibayar
Uang muka penjualan dan
pendapatan diterima dimuka
Bagian jangka pendek dari utang
bank jangka panjang
2f,2n,2o,16
22.127.628.687
38.987.952.288
-
2f,12
57.544.369.222
9.407.802.853
-
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
349.014.581.539 751.851.783.234
923.174.795
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang bank jangka panjang - setelah
dikurangi bagian jangka pendek 2f,12
Uang jaminan sewa
2f,2n
Liabilitas imbalan kerja karyawan
2m,17
515.299.101.330 144.828.197.147
5.462.892.279
2.829.772.800
376.297.104
86.481.312
17.813.179
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
521.138.290.713 147.744.451.259
17.813.179
JUMLAH LIABILITAS
870.152.872.252 899.596.234.493
940.987.974
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
Ekshibit A/3
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2012
2011
-
-
353.130.158
1.800.000.000.000
12.000.000.000
1.200.000.000.000
-
500.000.000
-
37.962.248
25.376.972.522
129.618.053
607.749.207
67.704.577
146.416.228
1.837.414.934.770
2.449.150.132
1.200.737.367.260
2.024.682.133
714.120.805
375.413
JUMLAH EKUITAS
1.839.864.084.902
1.202.762.049.393
714.496.218
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
2.710.016.957.154
2.102.358.283.886
2.008.614.350
SELISIH LEBIH ASET BERSIH ENTITAS
ANAK ATAS BIAYA PEROLEHAN
EKUITAS
Modal saham
Modal dasar – 40.000.000.000 saham
pada 31 Desember 2012, 8.000.000.000
saham pada 31 Desember 2011 dan
4.000.000 saham pada 31 Desember
2010 dengan nilai nominal Rp 100
per saham pada 31 Desember 2012
dan Rp 500 per saham pada
31 Desember 2011 dan 2010
Modal ditempatkan dan disetor penuh –
18.000.000.000 saham pada
31 Desember 2012, 2.400.000.000 saham
pada 31 Desember 2011 dan 1.000.000
saham pada 31 Desember 2010
Tambahan modal disetor
Perubahan nilai wajar investasi tersedia
dijual yang belum direalisasi
Saldo laba
Ekuitas pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali
2c,15
19
20
2f,5
2c,18
2010
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
Ekshibit B
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2012
2011
PENJUALAN DAN PENDAPATAN JASA
2n,2o,21
94.275.918.437
3.099.175.400
BEBAN POKOK PENJUALAN DAN PENDAPATAN JASA
2n,2o,22
43.538.865.955
2.220.266.838
50.737.052.482
878.908.562
( 5.007.205.326 )
( 15.272.392.784 ) (
704.614.763
( 5.559.747.178 ) (
767.214.905
755.121.456 )
864.611
761.236 )
-
26.369.536.862
123.890.481
LABA BRUTO
Beban pemasaran
Beban umum dan administrasi
Pendapatan keuangan
Beban keuangan
Pendapatan lainnya
2o,23
2o,24
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Kini
Tangguhan
2p,14c
Beban Pajak Penghasilan - Neto
( 1.236.265.231 ) (
58.432.543
18.570.375 )
2.882.765
( 1.177.832.688 ) (
15.687.610 )
LABA TAHUN BERJALAN
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
Perubahan nilai wajar investasi tersedia dijual
yang belum direalisasi
25.191.704.174
2f,5
JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
(
91.668.665 )
108.202.871
61.919.618
25.100.035.509
170.122.489
24.769.223.315
422.480.859
108.202.821
50
Jumlah
25.191.704.174
108.202.871
Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan
yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non-Pengendali
24.677.567.510
422.467.999
170.116.297
6.192
Jumlah
25.100.035.509
170.122.489
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non-Pengendali
Laba per Saham Dasar
2c,18
2s,26
2,69
53,86
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
Ekshibit C
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Saldo 1 Januari 2011
Penyesuaian sehubungan dengan penerapan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”
Modal
ditempatkan
dan disetor
500.000.000
2c,15
Setelah penyesuaian
-
Perubahan nilai
wajar investasi
tersedia dijual
yang belum
direalisasi
Tambahan
modal disetor
-
67.704.577
-
-
Ekuitas pemilik
entitas induk
146.416.228
714.120.805
353.130.158
353.130.158
499.546.386
1.067.250.963
Kepentingan
Non-Pengendali
375.413
-
Jumlah
ekuitas
714.496.218
353.130.158
500.000.000
-
1.199.500.000.000
-
-
-
1.199.500.000.000
Kepentingan Non-Pengendali atas Entitas
Anak yang baru dikonsolidasi
-
-
-
-
-
Pengurangan kepentingan Non-Pengendali
-
-
-
-
-
Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan
-
-
61.913.476
108.202.821
170.116.297
6.192
170.122.489
1.200.000.000.000
-
129.618.053
607.749.207
1.200.737.367.260
2.024.682.133
1.202.762.049.393
600.000.000.000
-
Setoran modal
19
Saldo 31 Desember 2011
Setoran modal
19
Tambahan setoran modal
20
-
12.000.000.000
Kepentingan Non-Pengendali atas Entitas
Anak yang baru dikonsolidasi
-
-
Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan
-
-
Saldo 31 Desember 2012
1.800.000.000.000
67.704.577
Saldo laba
12.000.000.000
(
375.413
-
1.199.500.000.000
2.024.356.828
(
1.067.626.376
56.300 ) (
2.024.356.828
56.300 )
-
-
600.000.000.000
-
600.000.000.000
-
-
12.000.000.000
-
12.000.000.000
-
-
-
2.000.000
2.000.000
91.655.805 )
24.769.223.315
24.677.567.510
422.467.999
25.100.035.509
37.962.248
25.376.972.522
1.837.414.934.770
2.449.150.132
1.839.864.084.902
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
Ekshibit D
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran untuk:
Pemasok
Gaji dan tunjangan karyawan
Beban usaha lainnya
2011
61.889.084.049
2.880.355.400
(
(
(
41.719.646.370 ) (
7.745.425.741 ) (
10.133.840.557 ) (
3.308.205.950 )
549.625.000 )
129.665.832 )
Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi
Pembayaran pajak
Pembayaran beban keuangan lainnya
Penerimaan penghasilan bunga
(
(
2.290.171.381 (
2.426.097.979 ) (
5.559.747.178 ) (
704.614.763
1.107.141.382 )
8.874.819.895 )
761.236 )
864.611
Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi
(
4.991.059.013 ) (
9.981.857.902 )
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan properti investasi
Pembelian aset tetap
Perolehan Entitas Anak
Penempatan deposito berjangka
Uang muka aset real estat dan properti investasi
Perolehan aset real estat
(
(
(
(
(
(
339.484.557.333 )
638.997.485 ) (
2.774.800.000 )
148.000.000 ) ( 1.359.806.497.500 )
86.700.000.000 )
52.405.800.417 )
105.642.940.536 ) (
107.043.000.000 )
Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
(
585.020.295.771 ) ( 1.469.624.297.500 )
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari utang bank
Pembayaran utang bank
(Penurunan) kenaikan dari pihak berelasi
Penerimaan setoran modal
Pembayaran emisi saham
Kenaikan aset lain-lain
Pembayaran utang lain-lain
(
(
(
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH DALAM KAS DAN SETARA KAS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
KAS DAN SETARA KAS ENTITAS ANAK YANG DIAKUISISI
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
515.114.833.000
89.261.529.448 )
458.470.000.000 )
445.540.000.000
630.000.000.000
1.199.500.000.000
18.000.000.000 )
(
547.850.257 )
(
150.000.000.000 )
579.383.303.552
(
10.628.051.232 )
1.494.492.149.743
14.885.994.341
31.676.855.128
467.847.984
74.000.000
16.323.012.803
21.122.803.896
31.676.855.128
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
Ekshibit E
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M
a. Pendirian Perusahaan
PT Nirvana Development Tbk (“Perusahaan”) (dahulu PT Adipura Artha Pratama) dan Entitas Anak
(secara bersama-sama disebut sebagai “Kelompok Usaha”) didirikan berdasarkan akta Notaris P.
Sutrisno A. Tampubolon, S.H., M.Kn., No. 43 tanggal 18 Desember 2003. Akta pendirian ini telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No. C-10765.HT.01.01.TH 2004 tanggal 30 April 2004 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 9848 tanggal 1 Oktober 2004, Tambahan No. 79. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang
Saham yang telah diaktakan oleh Notaris B. Andy Widyanto, S.H., No. 17 tanggal 27 Mei 2010 yang
berisi memutuskan dan menyetujui perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan sesuai dengan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan anggaran dasar ini
telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat
keputusan No. AHU-29783.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 10 Juni 2010. Anggaran dasar Perusahaan
telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan Akta Notaris Humberg Lie, SH, SE,
Mkn., No 225 tanggal 31 Oktober 2012 mengenai persetujuan peningkatan modal ditempatkan dan
modal disetor Perusahaan setelah Penawaran Umum Saham Perdana kepada Masyarakat. Akta
perubahan ini telah dicatat dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU-0023810.AH.01.09.Tahun 2013
tanggal 18 Maret 2013.
Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak
dalam bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan, pengangkutan darat,
pertanian, percetakan, perbengkelan dan jasa. Kegiatan usaha Perusahaan melakukan
perdagangan material bangunan dan properti investasi melalui Entitas Anak.
Perusahaan berkedudukan di Karet-Setiabudi, Jakarta Selatan dan Entitas Anak berkedudukan di
Jakarta, Cirebon dan Sukoharjo. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 2009.
b. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian
Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan
konsolidasian yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 27 Maret 2013.
c. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM – LK) dengan suratnya
No. S-10537/BL/2012 untuk melakukan penawaran umum perdana 6.000.000.000 saham
Perusahaan dengan nilai nominal Rp 100 per saham kepada masyarakat dengan harga penawaran
sebesar Rp 105 per saham. Pada tanggal 13 September 2012, saham tersebut telah dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia.
Pada tanggal 13 September 2012, 12.000.000.000 saham perusahaan milik pemegang saham pendiri
telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia.
Pada tanggal 31 Desember 2012, seluruh saham Perusahaan sebanyak 18.000.000.000 saham telah
tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Ekshibit E/2
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak
Perusahaan mempunyai kepemilikan saham secara langsung maupun tidak langsung pada Entitas
Anak sebagai berikut:
Entitas Anak
Kepemilikan saham secara
langsung :
Persentase Kepemilikan
(langsung dan tidak langsung)
2012
2011
Bidang Usaha
Mulai
Kegiatan
Usaha
Kedudukan Komersial
Belum operasi
PT Nirvana Property
(dahulu PT Kalista Mineral)
99,99%
99,99%
Pertambangan, perdagangan,
perindustian dan jasa
Jakarta
-
PT Nirvana Retailindo
99,99%
99,99%
Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa,
pertambangan, percetakan,
perbengkelan, pertanian, dan
kehutanan.
Jakarta
-
PT Nirvana Realty
(dahulu PT Kalista International)
99,99%
99,99%
Pembangunan, perdagangan,
perindustrian, jasa, pertambangan,
transportasi darat, pertanian,
perbengkelan dan percetakan
Jakarta
-
PT Nirvana Infrastructure
99,99%
99,98%
Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa,
pertambangan, percetakan,
perbengkelan, pertanian dan
kehutanan
Jakarta
-
PT Nirvana Hotel & Resort
99,99%
99,99%
Jasa perhotelan
Jakarta
-
98,38%
98,38%
Jasa, pembangunan, pengangkutan
darat, perbengkelan, percetakan,
perdagangan, perindustrian,
pertambangan dan pertanian
Cirebon
2008
98,67%
98,67%
Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa,
percetakan perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta
2012
99,99%
99,99%
Pembangunan, perdagangan,
perindustrian, pertambangan,
pengangkutan darat, pertanian,
percetakan dan jasa
Jakarta
-
PT Mahardhika Karya Agung
(melalui PT Nirvana Realty)
98,67%
98,67%
Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa,
percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta
-
PT Danadipa Aluwung
(melalui PT Nirvana Realty)
99,00%
99,00%
Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa,
percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta
-
Kepemilikan saham secara
tidak langsung:
Beroperasi
PT Karya Bersama Takarob
(melalui PT Panorama Lubuk
Timur)
PT Tunas Mitra Usaha
(melalui PT Nirvana
Infrastructure)
Belum operasi
PT Panorama Lubuk Timur
(melalui PT Nirvana Realty)
Ekshibit E/3
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Entitas Anak
Kepemilikan saham secara
tidak langsung:
Persentase Kepemilikan
(langsung dan tidak langsung)
2012
2011
Bidang Usaha
Mulai
Kegiatan
Usaha
Kedudukan Komersial
Belum operasi
PT Narendra Amerta
(melalui PT Nirvana
Infrastructure)
99,00%
99,00%
Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa,
percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta
-
PT Jaya Agung Syandhana
(melalui PT Nirvana Hotel &
Resort)
99,00%
99,00%
Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa,
percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta
-
PT Bharata Adikarya
(melalui PT Nirvana Hotel &
Resort)
99,00%
99,00%
Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa,
percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta
-
PT Danapati Sukses
(melalui PT Nirvana Retailindo)
98,67%
-
Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa,
percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta
-
PT Sukses Mandaka Buana
(melalui PT Danapati Sukses)
98,67%
-
Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa,
percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta
-
PT Semesta Dunia Usaha
(melalui PT Mahardhika Karya
Agung)
99,99%
99,99%
Pembangunan, jasa, perindustrian,
pengangkutan darat, pertanian,
percetakan dan perdagangan
Jakarta
-
PT Surya Lima Karya
(melalui PT Mahardhika Karya
Agung)
99,99%
99,99%
Pembangunan, jasa, perindustrian,
pengangkutan darat, pertanian,
percetakan dan perdagangan
Jakarta
-
PT Grahita Dana
(melalui PT Nirvana Hotel &
Resort)
99,00%
99,00%
Perdagangan, pengangkutan,
pembangunan, perindustrian, jasa,
percetakan, perbengkelan,
pertanian dan kehutanan
Jakarta
-
PT Tristar Land
(melalui PT Mahardhika Karya
Agung)
99,00%
99,00%
Pembangunan, jasa, perindustrian
dan perdagangan
Sukoharjo
-
PT Tristar Land Development
(melalui PT Mahardhika Karya
Agung)
99,00%
99,00%
Pembangunan, jasa, perindustrian
dan perdagangan
Sukoharjo
-
Kepemilikan saham secara
tidak langsung :
Tahap Pengembangan
Ekshibit E/4
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Jumlah Aset (Dalam Rupiah)
Entitas Anak
Beroperasi
PT Karya Bersama Takarob
(melalui PT Panorama Lubuk Timur)
PT Tunas Mitra Usaha
(melalui PT Nirvana Infrastructure)
Belum Operasi
PT Nirvana Property
(dahulu PT Kalista Mineral)
PT Nirvana Retailindo
PT Nirvana Realty
(dahulu PT Kalista International)
PT Nirvana Infrastructure
PT Nirvana Hotel & Resort
PT Panorama Lubuk Timur
(melalui PT Nirvana Realty)
PT Mahardhika Karya Agung
(melalui PT Nirvana Realty)
PT Danadipa Aluwung
(melalui PT Nirvana Realty)
PT Narendra Amerta
(melalui PT Nirvana Infrastructure)
PT Jaya Agung Syandhana
(melalui PT Nirvana Hotel & Resort)
PT Bharata Adikarya
(melalui PT Nirvana Hotel & Resort)
PT Danapati Sukses
(melalui PT Nirvana Retailindo)
PT Sukses Mandaka Buana
(melalui PT Danapati Sukses)
PT Semesta Dunia Usaha
(melalui PT Mahardhika Karya Agung)
PT Surya Lima Karya
(melalui PT Mahardhika Karya Agung)
Tahap Pengembangan
PT Grahita Dana
(melalui PT Nirvana Hotel & Resort)
PT Tristar Land Development
(melalui PT Mahardhika Karya Agung)
PT Tristar Land
(melalui PT Mahardhika Karya Agung)
2012
2011
403.879.685.435
383.624.450.467
7.397.931.908
75.000.000
1.894.744.808
10.591.491.866
1.550.038.533
1.270.129.452
2.560.845.047.916 2.078.438.142.937
13.624.138.053
1.225.104.027
120.789.314.220
39.145.606.922
451.618.399.967
432.786.544.175
1.921.377.330.886 1.537.626.515.029
187.688.404.686
107.500.000.000
6.223.215.011
500.000.000
6.066.437.222
1.000.000.000
5.123.681.667
1.000.000.000
10.588.461.889
75.000.000
75.000.000
75.000.000
9.852.331.491
9.901.689.491
25.493.706.492
25.493.675.000
109.596.208.210
36.510.505.525
315.458.484.941
202.000.251.452
285.041.813.818
14.500.251.452
Ekshibit E/5
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Pendirian Entitas Anak
PT Nirvana Retailindo
Pada bulan Juni 2010, Perusahaan mendirikan Entitas Anak baru bernama PT Nirvana Retailindo
(“NRT”) dengan modal saham sebesar Rp 100.000.000 yang telah ditempatkan dan disetor penuh
oleh pemegang saham sebesar Rp 25.000.000. Perusahaan memiliki 249 lembar saham sebesar
Rp 24.900.000, dengan nilai nominal Rp 100.000 yang merupakan 99,60% kepemilikan. Hal tersebut
diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 62 tanggal 21 Juni 2010 dan telah disahkan
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-34054.AH.01.01.Tahun
2010 tanggal 7 Juli 2010 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21879,
Tambahan No. 60 tanggal 29 Juli 2011. Selanjutnya pada bulan Nopember 2011, NRT meningkatkan
modal saham dari Rp 100.000.000 menjadi Rp 2.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan
dan disetor penuh dari Rp 25.000.000 menjadi Rp 500.000.000 dengan nilai nominal Rp 100.000.
Perusahaan memiliki tambahan 4.750 lembar saham sebesar Rp 475.000.000, sehingga
meningkatkan kepemilikan Perusahaan dari 99,60% menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NRT
dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia S.H., No. 85
tanggal 30 Nopember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam
Surat Keputusan No. AHU-63066.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 21 Desember 2011. Pada bulan
September 2012, NRT meningkatkan modal saham dari Rp 2.000.000.000 menjadi
Rp 40.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500.000.000
menjadi Rp 10.500.000.000 dengan nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 1.000.000
lembar saham sebesar Rp 10.000.000.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan menjadi
99,99%. Peningkatan modal saham NRT dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan
berdasarkan akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No. 139 tanggal 29 September 2012.
PT Nirvana Infrastructure
Pada bulan Juni 2010, Perusahaan mendirikan Entitas Anak baru bernama PT Nirvana Infrastructure
(“NI”) dengan modal saham sebesar Rp 250.000.000 yang telah ditempatkan dan disetor penuh
oleh pemegang saham sebesar Rp 62.500.000. Perusahaan memiliki 624 lembar saham sebesar
Rp 62.400.000, dengan nilai nominal Rp 100.000 yang merupakan 99,84% kepemilikan. Hal tersebut
diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 61 tanggal 21 Juni 2010 dan telah disahkan
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-33209.AH.01.01.Tahun
2010 tanggal 1 Juli 2010 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21032,
Tambahan No. 59 tanggal 26 Juli 2011. Selanjutnya pada bulan Nopember 2011, NI meningkatkan
modal saham dari Rp 250.000.000 menjadi Rp 2.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan
dan disetor penuh dari Rp 62.500.000 menjadi Rp 500.000.000 dengan nilai nominal Rp 100.000.
Perusahaan memiliki tambahan 4.375 lembar saham sebesar Rp 437.500.000, sehingga
meningkatkan kepemilikan Perusahaan dari 99,84% menjadi 99,98%. Peningkatan modal saham NI
dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia S.H., No. 87
tanggal 30 Nopember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam
Surat Keputusan No. AHU-63069.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 21 Desember 2011. Pada bulan
September 2012, NI meningkatkan modal saham dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 50.000.000.000
dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500.000.000 menjadi
Rp 12.500.000.000 dengan nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 1.200.000 lembar
saham sebesar Rp 12.000.000.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan dari 99,98%
menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NI dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan
berdasarkan akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No. 137 tanggal 29 September 2012.
Ekshibit E/6
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Pendirian Entitas Anak (Lanjutan)
PT Nirvana Hotel & Resort
Pada bulan Juni 2010, Perusahaan mendirikan Entitas Anak baru bernama PT Nirvana Hotel &
Resort (“NHR”) dengan modal saham sebesar Rp 250.000.000 yang telah ditempatkan dan disetor
penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 62.500.000. Perusahaan memiliki 624 lembar saham
sebesar Rp 62.400.000, dengan nilai nominal Rp 100.000 yang merupakan 99,84% kepemilikan. Hal
tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 63 tanggal 21 Juni 2010 dan
telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan
No. AHU-34055.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 7 Juli 2010 dan diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 21880, Tambahan No. 60 tanggal 29 Juli 2011. Selanjutnya pada bulan
Nopember 2011, NHR meningkatkan modal saham dari Rp 250.000.000 menjadi Rp 2.000.000.000
dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 62.500.000 menjadi
Rp 500.000.000 dengan nilai nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 4.375 lembar
saham sebesar Rp 437.500.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan dari 99,84%
menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NHR dan modal ditempatkan dan disetor penuh
diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia S.H., No. 88 tanggal 30 Nopember 2011 dan
telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan
No. AHU-63067.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 21 Desember 2011. Pada bulan September 2012, NHR
meningkatkan modal saham dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000 dan meningkatkan
modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500.000.000 menjadi Rp 40.500.000.000 dengan
nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 4.000.000 lembar saham sebesar
Rp 40.000.000.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan menjadi 99,99%. Peningkatan
modal saham NHR dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris
Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No. 136 tanggal 29 September 2012.
PT Danadipa Aluwung
Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Realty (“NR”), Entitas Anak, mendirikan Entitas Anak baru
bernama PT Danadipa Aluwung (“DA”) dengan modal saham sebesar Rp 2.000.000.000 yang telah
ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 500.000.000. NR memiliki
495.000 lembar saham sebesar Rp 495.000.000, dengan nilai nominal Rp 1.000 yang merupakan
99,00% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 117 tanggal
21 Desember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat
Keputusan No. AHU-63498.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 22 Desember 2011.
PT Narendra Amerta
Pada Desember 2011, PT Nirvana Infrastructure (“NI”), Entitas Anak, mendirikan Entitas Anak baru
bernama PT Narendra Amerta (“NA”) dengan modal saham sebesar Rp 2.000.000.000 yang telah
ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 500.000.000. NI memiliki 495.000
lembar saham sebesar Rp 495.000.000, dengan nilai nominal Rp 1.000 yang merupakan 99,00%
kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 62 tanggal
14 Desember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat
Keputusan No. AHU-62331.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 16 Desember 2011.
PT Jaya Agung Syandhana
Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Hotel & Resort (“NHR”), Entitas Anak, mendirikan Entitas
Anak baru bernama PT Jaya Agung Syandhana (“JAS”) dengan modal saham sebesar
Rp 4.000.000.000 yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar
Rp 1.000.000.000. NHR memiliki 990.000 lembar saham sebesar Rp 990.000.000, dengan nilai
nominal Rp 1.000 yang merupakan 99,00% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta
Notaris Yulia, S.H., No. 64 tanggal 14 Desember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-62276.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal
16 Desember 2011.
Ekshibit E/7
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Pendirian Entitas Anak (Lanjutan)
PT Grahita Dana
Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Hotel & Resort (“NHR”), Entitas Anak, mendirikan Entitas
Anak baru bernama PT Grahita Dana (“GD”) dengan modal saham sebesar Rp 20.000.000.000 yang
telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 5.000.000.000. NHR
memiliki 4.950.000 lembar saham sebesar Rp 4.950.000.000, dengan nilai nominal Rp 1.000 yang
merupakan 99,00% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H.,
No. 63 tanggal 14 Desember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
dalam Surat Keputusan No. AHU-62409.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 16 Desember 2011.
PT Bharata Adikarya
Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Hotel & Resort (“NHR”), Entitas Anak, mendirikan Entitas
Anak baru bernama PT Bharata Adikarya (“BA”) dengan modal saham sebesar Rp 4.000.000.000
yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 1.000.000.000. NHR
memiliki 990.000 lembar saham sebesar Rp 990.000.000, dengan nilai nominal Rp 1.000 yang
merupakan 99,00% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H.,
No. 65 tanggal 14 Desember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
dalam Surat Keputusan No. AHU-62277.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 16 Desember 2011.
PT Tristar Land
Pada bulan Oktober 2011, PT Mahardhika Karya Agung (“MKA”), Entitas Anak, mendirikan Entitas
Anak baru bernama PT Tristar Land (“TL”) dengan modal saham sebesar Rp 50.000.000.000 yang
telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 12.500.000.000. MKA
memiliki 12.375 lembar saham sebesar Rp 12.375.000.000, dengan nilai nominal Rp 1.000.000 yang
merupakan 99,00% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H.,
No. 22 tanggal 6 Oktober 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
dalam Surat Keputusan No. AHU-49671.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 11 Oktober 2011.
Akuisisi Usaha
PT Nirvana Realty
Pada bulan September 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan Halim S.W dan
Sudaryanto, Pihak Ketiga, untuk membeli 99,99% kepemilikan saham PT Nirvana Realty (“NR”)
dengan harga pembelian sebesar Rp 62.493.800. Akuisisi atas NR tersebut dicatat dengan metode
pembelian. Nilai wajar aset teridentifikasi mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak ada
goodwill yang diakui Perusahaan dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah
diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Selanjutnya pada bulan Nopember 2011, NR
meningkatkan modal saham dari Rp 250.000.000 menjadi Rp 2.000.000.000 dan meningkatkan
modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 62.500.000 menjadi Rp 500.000.000 dengan nilai
nominal Rp 100. Perusahaan memiliki tambahan 4.375.000 lembar saham sebesar Rp 437.500.000
sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan dari 99,9998% menjadi 99,9999%. Peningkatan
modal saham NR dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris
Yulia S.H., No. 86 tanggal 30 Nopember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-63068.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 21 Desember 2011.
Pada bulan September 2012, NR meningkatkan modal saham dari Rp 2.000.000.000 menjadi
Rp 1.000.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari
Rp 500.000.000 menjadi Rp 250.500.000.000 dengan nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki
tambahan 25.000.000 lembar saham sebesar Rp 250.000.000.000, sehingga meningkatkan
kepemilikan Perusahaan menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NR dan modal ditempatkan
dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No. 138 tanggal
29 September 2012.
Ekshibit E/8
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Akuisisi Usaha (Lanjutan)
PT Nirvana Realty (Lanjutan)
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2010
Harga perolehan melalui pembayaran kas
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh
(
Goodwill
62.493.800
62.493.800 )
-
Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut:
2010
Kas
Aset lain-lain
62.500.000
-
Aset bersih yang diperoleh
62.500.000
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (99,99%)
Goodwill
62.493.800
-
Harga perolehan melalui pembayaran kas
62.493.800
PT Nirvana Property
Pada bulan September 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan Halim S.W dan
Sudaryanto, Pihak Ketiga, untuk membeli 99,99% saham PT Nirvana Property (“NP”) dengan harga
pembelian sebesar Rp 62.493.800. Akuisisi atas NP tersebut dicatat dengan metode pembelian.
Nilai wajar NP pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 415.630.158. Selisih lebih bagian Perusahaan
atas nilai akuisisi atas nilai wajar aset bersih NP sebesar Rp 353.130.158 diakui sebagai Selisih
Lebih Aset Bersih Entitas Anak Atas Biaya Perolehan pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Kepentingan Non-Pengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Selanjutnya
pada bulan Januari 2012, NP meningkatkan modal saham dari Rp 250.000.000 menjadi
Rp 2.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 62.500.000
menjadi Rp 500.000.000 dengan nilai nominal Rp 100. Perusahaan memiliki tambahan 4.375.000
lembar saham sebesar Rp 437.500.000 sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan dari
99,9998% menjadi 99,9999%. Peningkatan modal saham NP dan modal ditempatkan dan disetor
penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Humberg Lie S.H., S.E, Mkn., No. 79 tanggal
18 Januari 2012 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat
Keputusan No. AHU-03936.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 24 Januari 2012.
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2010
Harga perolehan melalui pembayaran kas
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh
(
62.493.800
415.623.958 )
Goodwill negatif
(
353.130.158 )
Ekshibit E/9
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Akuisisi Usaha (Lanjutan)
PT Nirvana Property (Lanjutan)
Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut:
2010
Aset
Kas dan bank
Investasi tersedia dijual
67.141.004
1.353.489.154
Jumlah aset
1.420.630.158
Liabilitas
Utang lain-lain – pihak berelasi
1.005.000.000
Aset bersih yang diperoleh
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (99,99%)
Goodwill negatif
415.630.158
(
Harga perolehan melalui pembayaran kas
415.623.958
353.130.158 )
62.493.800
Dari transaksi ini, Kelompok Usaha mengakui goodwill negatif sebesar Rp 353.130.158 dalam
laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
PT Tunas Mitra Usaha
Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Infrastructure (“NI”), Entitas Anak, menandatangani
perjanjian dengan Erik Suhendar H, Pihak Ketiga, untuk membeli 98,67% saham PT Tunas Mitra
Usaha (“TMU”) dengan harga pembelian sebesar Rp 74.000.000. Akuisisi atas TMU tersebut dicatat
dengan metode akuisisi. Nilai wajar aset teridentifikasi mendekati nilai buku pada tanggal
akuisisi. Tidak ada goodwill yang diakui NI dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan NonPengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi.
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Harga perolehan melalui pembayaran kas
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh
Goodwill
(
74.000.000
74.000.000 )
-
Ekshibit E/10
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Akuisisi Usaha (Lanjutan)
PT Tunas Mitra Usaha (Lanjutan)
Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Kas
Aset lain-lain
75.000.000
-
Aset bersih yang diperoleh
75.000.000
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (98,67%)
Goodwill
74.000.000
-
Harga perolehan melalui pembayaran kas
74.000.000
Dari transaksi ini, tidak terdapat laba (rugi) sebelum akuisisi, oleh karenanya Kelompok Usaha
tidak mengakui laba (rugi) sebelum akuisisi dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
PT Semesta Dunia Usaha
Pada bulan Desember 2011, PT Mahardhika Karya Agung (“MKA”), Entitas Anak, menandatangani
perjanjian dengan Rudy P, Pihak Ketiga, untuk membeli 99,99% saham PT Semesta Dunia Usaha
(“SDU”) dengan harga pembelian sebesar Rp 49.995.000. Akuisisi atas SDU tersebut dicatat dengan
metode akuisisi. Nilai pasar SDU pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 99.106.180.067 yang
didasarkan pada penilaian oleh KJPP Suswendho Rinaldy & Rekan, pihak penilai independen.
Selisih lebih bagian MKA atas nilai wajar aset bersih SDU atas nilai akuisisi sebesar
Rp 99.056.185.067 diakui sebagai aset real estat pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Tidak ada goodwill yang diakui MKA dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali
telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi.
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Harga perolehan melalui pembayaran kas
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh
49.995.000
( 99.106.180.067 )
Keuntungan dari pembelian dengan diskon
( 99.056.185.067 )
Ekshibit E/11
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Akuisisi Usaha (Lanjutan)
PT Semesta Dunia Usaha (Lanjutan)
Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Aset
Kas dan bank
Piutang lain-lain – pihak berelasi
Persediaan aset real estat
49.389.491
4.547.200.000
94.536.101.576
Jumlah aset
99.132.691.067
Liabilitas
Utang pajak
Aset bersih yang diperoleh
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (99,99%)
Keuntungan dari pembelian dengan diskon
Harga perolehan melalui pembayaran kas
26.500.000
99.106.191.067
99.106.180.067
( 99.056.185.067 )
49.995.000
Dari transaksi ini, Kelompok Usaha tidak mengakui laba sebelum akuisisi sebesar Rp 9.825.189.491
dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
PT Surya Lima Karya
Pada bulan Desember 2011, PT Mahardhika Karya Agung (“MKA”), Entitas Anak, menandatangani
perjanjian dengan Rudy P, Pihak Ketiga, untuk membeli 99,99% saham PT Surya Lima Karya
(“SLK”) dengan harga pembelian sebesar Rp 49.995.000. Akuisisi atas SLK tersebut dicatat dengan
metode akuisisi. Nilai pasar SLK pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 281.463.076.876 yang
didasarkan pada penilaian oleh KJPP Suswendho Rinaldy & Rekan, pihak penilai independen.
Selisih lebih bagian MKA atas nilai wajar aset bersih SLK atas nilai akuisisi sebesar
Rp 281.413.081.876 diakui sebagai aset real estat pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Tidak ada goodwill yang diakui MKA dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali
telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi.
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Harga perolehan melalui pembayaran kas
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh
49.995.000
( 281.463.076.876 )
Keuntungan dari pembelian dengan diskon
( 281.413.081.876 )
Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Aset
Kas dan bank
Persediaan aset real estat
49.383.491
306.907.373.385
Jumlah aset
306.956.756.876
Ekshibit E/12
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Akuisisi Usaha (Lanjutan)
PT Surya Lima Karya (Lanjutan)
2011
Liabilitas
Utang lain-lain – pihak berelasi
Aset bersih yang diperoleh
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (99,99%)
Keuntungan dari pembelian dengan diskon
Harga perolehan melalui pembayaran kas
25.493.675.000
281.463.081.876
281.463.076.876
( 281.413.081.876 )
49.995.000
Dari transaksi ini, Kelompok Usaha tidak mengakui rugi sebelum akuisisi sebesar Rp 616.509 dalam
laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
PT Panorama Lubuk Timur
Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Realty (“NR”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian
dengan Generation Ten Limited, Pihak Ketiga, untuk membeli 99,99% saham PT Panorama Lubuk
Timur (“PLT”). Harga pembelian atas akuisisi PLT sebesar Rp 50.024.997.500 dan dicatat dengan
metode akuisisi. Nilai pasar PLT pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 50.024.997.500 yang
didasarkan pada penilaian oleh KJPP Suswendho Rinaldy & Rekan, pihak penilai independen. Nilai
wajar aset teridentifikasi dan liabilitas mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak ada
goodwill yang diakui NR dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui
sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi.
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Harga perolehan melalui pembayaran kas
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh
Goodwill
50.024.997.500
( 50.024.997.500 )
-
Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Aset
Kas dan bank
Piutang lain-lain – pihak berelasi
Persediaan aset real estat
Uang muka
Biaya dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
Aset tetap
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya
Aset lain-lain
12.011.091.694
31.889.336.525
374.462.533.506
4.419.443.903
162.028.000
9.126.220.419
166.197.277
1.842.594
547.850.257
Jumlah aset
432.786.544.175
Ekshibit E/13
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Akuisisi Usaha (Lanjutan)
PT Panorama Lubuk Timur (Lanjutan)
2011
Liabilitas
Utang usaha – pihak ketiga
Utang lain-lain – pihak berelasi
Utang pajak
Biaya masih harus dibayar
Utang bank
Uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka
Uang jaminan sewa
Liabilitas imbalan kerja karyawan
10.006.345.739
78.700.000.000
207.649.274
430.878.760
250.236.000.000
38.987.952.288
2.829.772.800
45.606.014
Jumlah liabilitas
381.444.204.875
Aset bersih yang diperoleh
51.342.339.300
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (99,99%)
Goodwill
50.024.997.500
-
Harga perolehan melalui pembayaran kas
50.024.997.500
Dari transaksi ini, Kelompok Usaha tidak mengakui laba sebelum akuisisi sebesar
Rp 50.000.000.000 dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011.
PT Mahardhika Karya Agung
Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Realty (“NR”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian
dengan Generation Ten Limited, Pihak Ketiga, untuk membeli 98,67% saham PT Mahardhika Karya
Agung (“MKA”). Harga pembelian atas akuisisi MKA sebesar Rp 1.300.074.000.000 dan dicatat
dengan metode akuisisi. Nilai pasar MKA pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 1.300.074.000.000
yang didasarkan pada penilaian oleh KJPP Suswendho Rinaldy & Rekan, pihak penilai independen.
Nilai wajar aset teridentifikasi dan liabilitas mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak ada
goodwill yang diakui NR dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui
sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi.
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Harga perolehan melalui pembayaran kas
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh
Goodwill
1.300.074.000.000
( 1.300.074.000.000 )
-
Ekshibit E/14
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Akuisisi Usaha (Lanjutan)
PT Mahardhika Karya Agung (Lanjutan)
Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Aset
Kas dan bank
Persediaan aset real estat
4.236.921.109
1.533.389.593.920
Jumlah aset
1.537.626.515.029
Liabilitas
Utang lain-lain – pihak berelasi
Utang pajak
236.900.000.000
26.500.000
Jumlah liabilitas
236.926.500.000
Aset bersih yang diperoleh
1.300.700.015.029
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (98,67%)
Goodwill
1.300.074.000.000
-
Harga perolehan melalui pembayaran kas
1.300.074.000.000
Dari transaksi ini, Kelompok Usaha tidak mengakui laba sebelum akuisisi sebesar
Rp 1.300.000.000.000 dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011.
PT Karya Bersama Takarob
Pada bulan Pebruari 2011, PT Panorama Lubuk Timur (“PLT”) menandatangani perjanjian dengan
Christopher S, Clarissa S dan Gunawan, Pihak Ketiga, untuk membeli 98,38% saham PT Karya
Bersama Takarob (“KBT”) dengan harga perolehan sebesar Rp 78.700.000.000. Akuisisi atas KBT
tersebut dicatat dengan metode akuisisi. Nilai pasar KBT pada saat akusisi adalah sebesar
Rp 130.155.516.451 yang didasarkan pada penilaian oleh KJPP Suswendho Rinaldy & Rekan, pihak
penilai independen. Selisih lebih bagian PLT atas nilai wajar aset bersih KBT atas nilai akuisisi
sebesar Rp 51.455.516.451 diakui sebagai aset real estat pada laporan posisi keuangan
konsolidasian. Tidak ada goodwill yang diakui PLT dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan NonPengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi.
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Harga perolehan melalui pembayaran kas
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh
(
78.700.000.000
130.155.516.451 )
Keuntungan dari pembelian dengan diskon
(
51.455.516.451 )
Ekshibit E/15
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Akuisisi Usaha (Lanjutan)
PT Karya Bersama Takarob (Lanjutan)
Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Aset
Kas dan bank
Piutang lain-lain
Persediaan aset real estat
Biaya dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
Aset tetap
Aset lain-lain
114.394.788
8.446.696.709
255.307.239.467
860.670.691
945.783.435
229.905.222
92.137.880
Jumlah aset
265.996.828.192
Liabilitas
Utang lain-lain
Utang pajak
Biaya masih harus dibayar
Utang bank
Uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka
18.613.996.679
524.113.815
1.067.501.045
97.026.644.166
17.309.056.036
Jumlah liabilitas
134.541.311.741
Aset bersih yang diperoleh
131.455.516.451
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (98,38%)
Keuntungan dari pembelian dengan diskon
(
Harga perolehan melalui pembayaran kas
130.155.516.451
51.455.516.451 )
78.700.000.000
Dari transaksi ini, Kelompok Usaha tidak mengakui rugi sebelum akuisisi sebesar Rp 290.668.208
dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
PT Tristar Land Development
Pada bulan Oktober 2011, PT Mahardhika Karya Agung (“MKA”) menandatangani perjanjian dengan
PT Bahtera Bersama Sukses dan PT Cahaya Alam Pertiwi, Pihak Ketiga, untuk membeli 99,00%
saham PT Tristar Land Development (“TLD”) dengan harga perolehan sebesar Rp 49.500.000.000.
Akuisisi atas TLD tersebut dicatat dengan metode akuisisi. Nilai pasar TLD pada saat akusisi adalah
sebesar Rp 969.030.229.183 yang didasarkan pada penilaian oleh KJPP Suswendho Rinaldy & Rekan,
pihak penilai independen. Selisih lebih bagian MKA atas nilai wajar aset bersih TLD atas nilai
akuisisi sebesar Rp 919.530.229.183 diakui sebagai aset real estat pada laporan posisi keuangan
konsolidasian. Tidak ada goodwill yang diakui MKA dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan NonPengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi.
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Harga perolehan melalui pembayaran kas
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh
(
49.500.000.000
969.030.229.183 )
Keuntungan dari pembelian dengan diskon
(
919.530.229.183 )
Ekshibit E/16
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Akuisisi Usaha (Lanjutan)
PT Tristar Land Development (Lanjutan)
Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut:
2011
Aset
Kas
Persediaan aset real estat
9.110.224
1.119.521.118.959
Jumlah aset
1.119.530.229.183
Liabilitas
Utang lain-lain – pihak berelasi
150.000.000.000
Aset bersih yang diperoleh
969.530.229.183
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (99,00%)
Keuntungan dari pembelian dengan diskon
969.030.229.183
919.530.229.183 )
(
Harga perolehan melalui pembayaran kas
49.500.000.000
Dari transaksi ini, tidak terdapat laba (rugi) sebelum akuisisi, oleh karenanya Kelompok Usaha
tidak mengakui laba (rugi) sebelum akuisisi dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
PT Danapati Sukses
Pada bulan Mei 2012, PT Nirvana Retailindo (“NRT”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian
dengan Erik Suhendar H, Pihak Ketiga, untuk membeli 98,67% saham PT Danapati Sukses (“DS”)
dengan harga pembelian sebesar Rp 74.000.000. Akuisisi atas DS tersebut dicatat dengan metode
akuisisi. Nilai wajar aset teridentifikasi mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak ada
goodwill yang diakui NRT dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui
sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi.
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2012
Harga perolehan melalui pembayaran kas
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh
Goodwill
(
74.000.000
74.000.000 )
-
Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut:
2012
Kas
Aset lain-lain
75.000.000
-
Aset bersih yang diperoleh
75.000.000
Ekshibit E/17
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan)
Akuisisi Usaha (Lanjutan)
PT Danapati Sukses (Lanjutan)
2012
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (98,67%)
Goodwill
74.000.000
-
Harga perolehan melalui pembayaran kas
74.000.000
Dari transaksi ini, tidak terdapat laba (rugi) sebelum akuisisi, oleh karenanya Kelompok Usaha
tidak mengakui laba (rugi) sebelum akuisisi dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
PT Sukses Mandaka Buana
Pada bulan Nopember 2012, PT Danapati Sukses (“DS”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian
dengan Erik Suhendar H, Pihak Ketiga, untuk membeli 98,67% saham PT Sukses Mandaka Buana
(“SMB”) dengan harga pembelian sebesar Rp 74.000.000. Akuisisi atas SMB tersebut dicatat dengan
metode akuisisi. Nilai wajar aset teridentifikasi mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak
ada goodwill yang diakui DS dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui
sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi.
Rincian akuisisi adalah sebagai berikut:
2012
Harga perolehan melalui pembayaran kas
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh
Goodwill
(
74.000.000
74.000.000 )
-
Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut:
2012
Kas
Aset lain-lain
75.000.000
-
Aset bersih yang diperoleh
75.000.000
Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (98,67%)
Goodwill
74.000.000
-
Harga perolehan melalui pembayaran kas
74.000.000
Ekshibit E/18
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
e. Susunan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Berdasarkan akta Notaris Humberg Lie, S.H, S.E, M.Kn No. 24 tanggal 11 April 2012 dan No. 325
tanggal 27 Desember 2011, susunan komisaris dan direksi Perusahaan masing-masing pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012
2011
Komisaris Utama
Komisaris
:
:
Pingki Elka Pangestu
Hasan
Andreas Kartawinata
Pingki Elka Pangestu
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
:
:
:
:
Andreas Kartawinata
Frederick Rompas
Budiarto Winarto
Sie Paula Ratna Dewi
Frederick Rompas
Sie Paula Ratna Dewi
-
Gaji dan remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun-tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012
Dewan Komisaris
Dewan Direksi
139.000.000
1.244.490.600
2011
60.000.000
102.000.000
Kelompok Usaha mempunyai sekitar 31 dan 36 karyawan tetap masing-masing pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 (tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasian, disusun dan disajikan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia (“SAK”) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Indonesia
No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan SE-02/PM/2002 yang dipertegas
oleh Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE-03/BL/2011 tanggal 13 Juli 2011 tentang Pedoman
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Real Estat dan
Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang perubahan atas Peraturan
No. VIII.G.7. Seperti yang dibahas dalam catatan-catatan terkait berikutnya, beberapa standar
akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif sejak tanggal 1 Januari 2012.
b. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah
selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, kecuali bagi penerapan
beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 seperti yang telah
diungkapkan pada Catatan ini.
Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK) 7 tentang Pencabutan PSAK No. 44
Akuntansi Aktivitas Pengembang Real Estate terutama paragraf 56-61: Penyajian, yang berlaku
efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012, sedangkan
paragraf 01-46 : Pengakuan Pendapatan, berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2013.
Ekshibit E/19
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
b. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)
Kelompok Usaha menyajikan aset dan liabilitas tidak dikelompokkan (unclassified) menurut lancar
dan tidak lancar dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sesuai dengan standar sebelumnya.
Oleh karena PPSAK No. 7, Kelompok Usaha menyajikan aset dan liabilitas berdasarkan aset lancar
dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah
dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2012 dan menyajikan
kembali laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
Laporan keuangan konsolidasian, disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep
biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain
sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan menggunakan metode langsung, yang menyajikan
informasi penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan menjadi aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah (“Rp”),
yang merupakan mata uang fungsional Kelompok Usaha.
c. Prinsip Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Kelompok Usaha seperti yang
disebutkan pada Catatan 1d yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung)
dengan kepemilikan saham lebih dari 50%.
Seluruh transaksi dari saldo akun antar Perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang
belum direalisasi) telah dieliminasi.
Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan
memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian.
Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung
melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.
Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini
mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Kelompok Usaha:
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
Menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak;
Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
Menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;
Mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
Mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan
laba rugi komprehensif; dan
Mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan
komprehensif lainnya ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke
saldo laba.
Ekshibit E/20
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
c. Prinsip Konsolidasian (Lanjutan)
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat
diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing
disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan
posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas
Induk.
d. Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah
akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal
akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak
pengakuisisi mengukur KNP pada pihak yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi
kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi
yang timbul dibebankan dan disertakan dalam beban-beban administrasi.
Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Kelompok Usaha mengklasifikasikan dan menentukan
aset keuangan yang akan diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada
persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.
Hal ini termasuk pengelompokkan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang
diakuisisi.
Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur
kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar
tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi
komprehensif.
Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi.
Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan
sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi atau pendapatan komprehensif
lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan
kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.
Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih
nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset
teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari
nilai wajar aset neto Entitas Anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif.
Setelah pengukuran awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian
penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi
bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok
Usaha yang diharapkan akan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari
apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut
dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk
jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan.
Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan
porsi UPK yang ditahan.
Ekshibit E/21
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Kas dan Setara Kas
Deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan
tidak digunakan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya, diklasifikasikan sebagai “Setara
Kas”. Rekening bank yang dibatasi penggunaannya atau digunakan sebagai jaminan disajikan
sebagai “Rekening Bank yang Dibatasi Penggunaannya”.
f. Instrumen Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010),
"Instrumen Keuangan: Penyajian", dan PSAK No. 55 (Revisi 2011), "Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran", dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan".
PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, yang menggantikan PSAK No. 50
(Revisi 2006), “Penyajian dan Pengungkapan”, memberikan panduan tambahan untuk klasifikasi
instrument keuangan dan kewajiban yang timbul dari likuidasi. Beberapa instrumen keuangan yang
memenuhi definisi liabilitas keuangan akan diklasifikasikan sebagai ekuitas karena mereka
mencerminkan kepentingan tersisa dalam aset bersih entitas.
PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menggantikan
PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, memperbolehkan
entitas untuk: (1) reklasifikasi aset keuangan non-derivatif (selain dari yang ditentukan pada nilai
wajar melalui laba atau rugi pada saat pengakuan awal oleh entitas) keluar dari kategori nilai
wajar melalui laba atau rugi jika aset keuangan tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat dengan kondisi biasa; dan (2) memindahkan dari kategori tersedia
untuk dijual ke kategori pinjaman yang diberikan dan piutang untuk aset keuangan yang akan
memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang (jika aset keuangan tidak ditentukan
sebagai tersedia untuk dijual), jika entitas memiliki keinginan dan kemampuan untuk memegang
aset keuangan untuk masa depan yang dapat diperkirakan. Standar revisi ini tidak memiliki dampak
pada laporan keuangan konsolidasian.
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, yang melengkapi prinsip pengakuan,
pengukuran dan penyajian aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK No. 50, “Instrumen
Keuangan: Penyajian” dan PSAK No. 55, “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”,
mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan konsolidasian untuk
mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan dan sifat dan tingkat risiko yang timbul dari masingmasing instrumen keuangan. Pengungkapan ini termasuk seluruh laporan keuangan konsolidasian.
PSAK ini diterapkan secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi awalnya.
1. Aset keuangan
Pengakuan awal
Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang,
investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang
sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal.
Semua aset keuangan diakui pertama kali pada nilai wajarnya ditambah dengan biaya-biaya
transaksi, kecuali apabila aset keuangan dicatat pada nilai wajar melalui laba rugi.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu
yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim)
diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Kelompok Usaha berkomitmen untuk membeli
atau menjual aset tersebut.
Ekshibit E/22
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
1. Aset keuangan (Lanjutan)
Pengakuan awal (Lanjutan)
Aset keuangan Kelompok Usaha meliputi kas dan setara kas, deposito berjangka, investasi
tersedia dijual, piutang usaha, piutang lain-lain dan rekening bank yang dibatasi
penggunaannya.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai
berikut:
ï‚·
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset
keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan
awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh
untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini meliputi instrumen
keuangan derivatif yang oleh Perusahaan tidak diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai
dalam hubungan lindung nilai yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2011). Derivatif,
termasuk derivatif melekat yang dipisahkan, juga diklasifikasikan sebagai kelompok
diperdagangkan kecuali derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai
efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan
dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar
yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif terpisah dan dicatat
pada nilai wajar apabila karakteristik ekonomi dan risikonya tidak berkaitan erat dengan
kontrak utama, dan kontrak utama tersebut tidak untuk diperdagangkan atau diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan
perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penilaian
kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang
secara signifikan mengubah arus kas yang akan diperlukan.
Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
ï‚·
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersebut selanjutnya diukur sebesar biaya
perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan Effective Interest Rate
(“EIR”), setelah dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan yang diamortisasi
dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi atas biaya akuisisi atau biaya yang
merupakan bagian integral dari EIR tersebut. Amortisasi EIR dicatat dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai diakui juga pada
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Kas dan setara kas, deposito berjangka, piutang usaha, piutang lain-lain dan rekening bank
yang dibatasi penggunaannya Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini.
Ekshibit E/23
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
1. Aset keuangan (Lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal (Lanjutan)
ï‚·
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (Held-To-Maturity (“HTM”))
Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai HTM ketika Kelompok Usaha memiliki
intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode EIR, setelah dikurangi dengan penurunan nilai. Amortisasi biaya
perolehan dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi atas biaya akuisisi atau
biaya yang merupakan bagian integral dari EIR. Amortisasi EIR dicatat dalam laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai diakui pada
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Kelompok Usaha tidak memiliki investasi dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011.
ï‚·
Aset keuangan tersedia untuk dijual (Available For Sale (“AFS”))
Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia
untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah
pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau
kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan
pengakuannya, pada saat keuntungan atau kerugian kumulatif diakui, atau terjadi
penurunan nilai, pada saat kerugian kumulatif direklasifikasi dari ekuitas ke pendapatan
komprehensif. Bunga yang diterima selama memiliki investasi keuangan tersedia untuk
dijual disajikan sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode EIR.
Investasi yang diklasifikasikan sebagai AFS adalah sebagai berikut:
 Investasi pada instrumen ekuitas yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan
kurang dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya. Investasi ini dinyatakan sebesar
biaya perolehan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
 Investasi dalam instrumen ekuitas yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang
dari 20% dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, dicatat pada
nilai wajar.
Investasi tersedia dijual Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini.
2. Liabilitas keuangan
Pengakuan awal
Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) dapat dikategorikan sebagai
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan utang,
atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif,
mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada
saat pengakuan awal.
Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan
utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Liabilitas keuangan Kelompok Usaha meliputi utang bank, utang usaha, utang lain-lain, biaya
masih harus dibayar, uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka, dan uang jaminan
sewa.
Ekshibit E/24
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
2. Liabilitas keuangan (Lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:
ï‚·
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk
liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat
pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh
untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk instrumen
keuangan derivatif yang ditandatangani Perusahaan yang tidak ditujukan sebagai instrumen
lindung nilai dalam hubungan lindung nilai sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 55 (Revisi
2011). Derivatif melekat yang dipisahkan juga diklasifikasikan sebagai kelompok
diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif.
Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
ï‚·
Liabilitas keuangan lainnya
Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada
biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode EIR.
Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada
saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi EIR.
Utang bank, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar, uang muka penjualan
dan pendapatan diterima dimuka, dan uang jaminan sewa Kelompok Usaha termasuk dalam
kategori ini.
3. Saling hapus dari instrumen keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, memiliki hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk
menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya
secara bersamaan.
4. Nilai wajar instrumen keuangan
PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang memerlukan klasifikasi aset keuangan dan
dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar
yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan dalam melakukan pengukuran. Hirarki
nilai wajar memiliki tingkat sebagai berikut:
a. Harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik
(Tingkat 1);
b. Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk
aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (Tingkat 2); dan
c. Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi
(input yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).
Ekshibit E/25
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
4. Nilai wajar instrumen keuangan (Lanjutan)
Tingkat dalam hirarki nilai wajar di mana aset keuangan atau liabilitas keuangan dikategorikan
secara keseluruhan ditentukan berdasarkan input tingkat terendah yang signifikan terhadap
pengukuran nilai wajar secara keseluruhan. Aset keuangan dan liabilitas keuangan
diklasifikasikan secara keseluruhan menjadi hanya satu dari tiga tingkatan.
5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode EIR dikurangi dengan
cadangan penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih.
Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan
termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari EIR.
6. Penurunan nilai dari aset keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat bukti yang
objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
ï‚·
Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi,
Kelompok Usaha pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai
penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau
secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika
Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas
aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau
tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang
memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan kelompok tersebut dinilai penurunan
nilainya secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk
itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian
penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian
tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas
masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi).
Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan EIR awal dari aset
keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang yang memiliki suku bunga
variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah EIR terkini.
Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah
kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penghasilan bunga
selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya, berdasarkan tingkat suku
bunga efektif awal dari aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan
penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan
yang realistis dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Kelompok
Usaha. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan
bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai
tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau
dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika di masa mendatang penghapusan
tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.
Ekshibit E/26
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
f. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
6. Penurunan nilai dari aset keuangan (Lanjutan)
ï‚·
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Dalam hal instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk
dijual, bukti objektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan atau
penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.
Jika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara
biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi
yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian direklasifikasikan dari ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian
penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian; kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam
ekuitas.
Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk
dijual, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan
yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Penghasilan bunga di masa datang
didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan suku bunga
yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa datang untuk tujuan pengukuran
kerugian penurunan nilai. Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun "Penghasilan
Bunga” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika pada periode berikutnya,
nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut secara objektif
dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai
pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut
harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan
Aset keuangan
Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari
kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas
arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Kelompok Usaha
telah mentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa
penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan baik
(a) Kelompok Usaha telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset,
atau (b) Kelompok Usaha secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko
dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.
Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau
dibatalkan atau telah kadaluwarsa.
Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi
pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau ketika telah
dilakukannya modifikasi secara substansial atas persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini
ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan
liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing
liabilitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Ekshibit E/27
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
g. Persediaan Aset Real Estat
Aset real estat terdiri dari bangunan ruko yang siap dijual, tanah belum dikembangkan, tanah yang
sedang dikembangkan dan bangunan yang sedang dikonstruksi, dinyatakan sebesar biaya perolehan
atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.
Tanah belum dikembangkan merupakan tanah mentah yang belum dikembangkan dan dinyatakan
sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah. Biaya perolehan tanah
yang belum dikembangkan meliputi biaya pra-perolehan dan perolehan tanah. Biaya perolehan
akan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pengembangan tanah akan
dimulai atau dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut siap
dibangun.
Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum
dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat
diatribusikan pada aset pengembangan real estat serta biaya pinjaman. Tanah yang sedang
dikembangkan akan dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut
selesai dikembangkan.
Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya perolehan tanah yang telah
selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang dapat diatribusikan
pada aktivitas pengembangan real estat dan biaya pinjaman, serta dipindahkan ke bangunan yang
siap dijual pada saat selesai dibangun dan siap dijual atau direklasifikasi ke aset tetap atau
properti investasi, mana yang lebih sesuai.
Biaya aktivitas pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat
adalah:





Biaya pra perolehan tanah;
Biaya perolehan tanah;
Biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek;
Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat; dan
Biaya pinjaman.
Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan kegiatan pengembangan
dikapitalisasi ke proyek pengembangan. Kapitalisasi dihentikan pada saat proyek pengembangan
tersebut ditangguhkan/ditunda pelaksanaannya atau secara substansial siap untuk digunakan
sesuai tujuannya (Catatan 2k).
Biaya yang dialokasikan sebagai beban proyek adalah:
 Biaya pra perolehan tanah atas tanah yang tidak berhasil diperoleh.
 Kelebihan biaya dari hasil yang diperoleh atas pembangunan sarana umum yang dikomersialkan,
yang dijual atau dialihkan; sehubungan dengan penjualan unit.
Biaya yang telah dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real
estat dengan metode identifikasi khusus.
Pengkajian atas estimasi dan alokasi biaya dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan sampai
proyek selesai secara substansial. Jika terjadi perubahan mendasar, Kelompok Usaha akan
melakukan revisi dan realokasi biaya.
Beban yang diakui pada saat terjadinya adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proyek real
estat.
Aset real estat untuk tujuan diperdagangkan dan akan terealisasi dalam jangka waktu dua belas
bulan setelah periode pelaporan disajikan sebagai aset lancar.
h. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi berdasarkan masa manfaatnya dengan menggunakan metode
garis lurus (straight-line method).
Ekshibit E/28
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
i. Aset Tetap
Kelompok Usaha telah memilih metode biaya untuk pengukuran aset tetapnya. Kelompok Usaha
melakukan penelaahan berkala dan penilaian masa manfaat ekonomis aset. Penyusutan dihitung
dengan metode garis lurus selama umur manfaat ekonomis aset sebagai berikut:
Tahun
Peralatan dan perabot
Peralatan dan perlengkapan kantor
Kendaraan
4
4–8
4–8
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah,
mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika
besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan
mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada
manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau
rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi pada
periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, masa manfaat dan metode penyusutan aset tetap
ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
j. Properti Investasi
Biaya perolehan properti investasi yang dibeli meliputi harga pembelian dan pengeluaran lainnya
yang dapat diatribusikan secara langsung termasuk biaya jasa legal dan biaya transaksi lainnya.
Biaya perolehan properti investasi yang dibangun sendiri meliputi biaya konstruksi sampai dengan
saat pembangunan atau pengembangan selesai.
Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Properti investasi kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomis dari properti investasi sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan sarana penunjang
20
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Properti investasi mencakup juga properti dalam proses pembangunan di masa depan yang akan
digunakan sebagai properti investasi. Biaya perolehan termasuk biaya pinjaman yang terjadi
selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset
tersebut.
ISAK 25, “Hak Atas Tanah”, menjelaskan pengakuan tanah, diklasifikasikan sebagai aset tetap,
diperoleh melalui Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai. Isu-isu spesifik ditunjukkan
oleh interpretasi berikut: (1) biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan dan Hak Pakai diakui sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, (2) biaya
perolehan hak atas tanah tidak disusutkan kecuali terdapat bukti sebaliknya yang mengindikasikan
bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah kemungkinan besar atau pasti tidak
diperoleh, (3) biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui
sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah, dan (4) biaya pengurusan perpanjangan atau
pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur
hukum hak atau umur ekonomi tanah, mana yang lebih pendek sesuai dengan PSAK 19 (Revisi
2010), “Aset Takberwujud”.
Ekshibit E/29
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
k. Biaya Pinjaman
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 26 (Revisi 2011), “Biaya
Pinjaman”, yang mengharuskan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan, pembangunan, atau pembuatan aset kualifikasian pembangunan dikapitalisasi sebagai
bagian biaya perolehan aset tersebut, persyaratan untuk mulai mengkapitalisasi biaya pinjaman,
penghentian sementara dan penghentiannya.
Penerapan PSAK No. 26 yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap
pelaporan keuangan Kelompok Usaha dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, pembangunan, atau
pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya
pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga
dan biaya lain yang ditanggung Kelompok Usaha sehubungan dengan peminjaman dana.
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset
agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya, dan pengeluaran untuk aset kualifikasian dan
biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya
secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar
dapat digunakan sesuai dengan maksudnya.
l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan
nilai aset (yaitu aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud
yang belum dapat digunakan atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis)
diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara
nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (“UPK”) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai
pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar
independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai
terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat
aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihnya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang
berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai “rugi penurunan
nilai”.
Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini
dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini
dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat
transaksi tersebut, digunakan model penilaian yang sesuai. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan
oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia.
Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, termasuk penurunan nilai atas
persediaan, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya
yang konsisten dengan fungsi dari aset yang mengalami penurunan nilai.
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa
rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill
mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka
entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui
dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan
estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan
nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.
Ekshibit E/30
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (Lanjutan)
Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya
maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, jika tidak ada rugi penurunan nilai yang telah
diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan yang
dibebankan disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang
direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahun (pada tanggal 31 Desember) dan ketika terdapat
suatu indikasi bahwa nilai tercatatnya mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai bagi goodwill
ditetapkan dengan menentukan jumlah tercatat setiap UPK (atau kelompok UPK) dimana goodwill
terkait. Jika jumlah terpulihkan UPK kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui.
Rugi penurunan nilai terkait goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.
m. Imbalan Pasca Kerja
Kelompok Usaha menghitung dan mencatat imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan
Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak ada pendanaan yang disisihkan oleh
Kelompok Usaha sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Efektif 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan
Kerja”, yang mengatur akuntansi dan pengungkapan untuk imbalan kerja, yang meliputi imbalan
kerja jangka pendek (misalnya pembayaran cuti tahunan, pembayaran cuti sakit) dan imbalan
kerja jangka panjang (misalnya cuti-berimbalan jangka panjang, imbalan kesehatan pasca-kerja).
Kelompok Usaha telah memilih “10% corridor method” untuk pengakuan laba rugi aktuaria.
Kelompok Usaha juga melakukan pengakuan kewajiban dan beban ketika pekerja telah
memberikan layanan dan entitas mengkonsumsi manfaat ekonomi yang timbul dari layanan
tersebut.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi
keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini
kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang
diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung
apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban
dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan kerja karyawan di laporan posisi keuangan
konsolidasian merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan
kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
n. Sewa
Sewa dimana Kelompok Usaha tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat dari
kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dikeluarkan
dalam menegosiasikan sewa operasi ditambahkan pada nilai tercatat dari aset sewaan dan diakui
beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa.
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan Penjualan Real Estat
1. Pendapatan dari penjualan apartemen, perkantoran dan bangunan sejenisnya, yang
pembangunannya dilaksanakan lebih dari satu tahun diakui dengan menggunakan metode
persentase penyelesaian (percentage of completion method), apabila seluruh syarat berikut
terpenuhi:
a. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu pondasi bangunan telah selesai
terpenuhi;
b. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati
dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan
c. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal.
Ekshibit E/31
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)
2. Penjualan bangunan rumah, rumah toko (ruko) dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling
tanahnya (metode full accrual).
a. Proses penjualan telah selesai;
b. Harga jual akan tertagih dan pembayaran telah mencapai 20% dari harga jual yang telah
disepakati;
c. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi di masa yang akan datang; dan
d. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli
melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi
berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.
3. Penjualan kavling tanah tanpa bangunan (metode full accrual).
a. Jumlah pembayaran yang diterima telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati
dan jumlahnya tidak dapat dikembalikan kepada pembeli;
b. Harga jual akan tertagih;
c. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi di masa yang akan datang;
d. Penjual tidak mempunyai kewajiban yang signifikan lagi untuk menyelesaikan pematangan
lahan yang dijual atau pembangunan fasilitas yang dijanjikan sesuai dengan perjanjian
antara penjual dan pembeli; dan
e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam
pendirian bangunan di atas kavling tersebut.
Jika salah satu dari persyaratan di butir 2 dan 3 belum terpenuhi maka semua pembayaran yang
diterima dari pelanggan disajikan sebagai uang muka pelanggan sampai semua persyaratan
pengakuan pendapatan terpenuhi.
Penjualan Barang dan Jasa
Penjualan barang diakui pada saat terjadinya perpindahan kepemilikan atas barang kepada
pelanggan, yaitu pada saat penyerahan barang, atau dalam hal barang disimpan di gudang
Kelompok Usaha atas permintaan pelanggan, pada saat diterbitkan faktur. Pendapatan atas jasa
diakui pada saat jasa diberikan.
Pendapatan Sewa
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama
masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa
ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa
sewa.
Uang muka sewa yang diterima dari penyewa dicatat ke dalam akun pendapatan yang diterima
dimuka dan akan diakui sebagai pendapatan secara berkala sesuai dengan kontrak sewa yang
berlaku.
Beban
Beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).
p. Pajak Penghasilan
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 46 “Pajak Penghasilan”
(Revisi 2010), yang mensyaratkan Kelompok Usaha untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini
dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang
diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi dan kejadian lain dari periode
kini yang diakui dalam laporan keuangan. PSAK revisi ini tidak berdampak secara signifikan
terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Ekshibit E/32
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
p. Pajak Penghasilan (Lanjutan)
Pajak Penghasilan Final
Penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajaknya diakui proporsional
dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara
jumlah pajak penghasilan final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini
pada perhitungan laba rugi komprehensif konsolidasian, diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau
utang pajak. Perbedaan nilai tercatat aset dan liabilitas yang berhubungan dengan pajak
penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak
tangguhan.
Pada tanggal 4 Nopember 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2008 (“PP 71/2008”) tentang
“Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan”. PP 71/2008 ini
mengatur Perusahaan yang usaha pokoknya melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan dikenakan tarif pajak final, dimana sebelumnya dikenakan tarif pajak
progresif, dan diterapkan secara prospektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal
1 Januari 2009.
Pajak Penghasilan Tidak Final
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang
dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul
dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan
dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak
penghasilan final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak
dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang
besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan
berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan
peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode
pelaporan.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai
dengan cara Kelompok Usaha ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan
atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi
jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang
memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan
secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan
ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang
dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Kelompok Usaha yang berbeda yang
bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi,
kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar
laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas),
dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi.
Ekshibit E/33
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
q. Pelaporan Segmen
Kelompok Usaha telah menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK ini
mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat
dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi
dimana entitas beroperasi.
Segmen adalah bagian khusus dari Kelompok Usaha yang terlibat baik dalam menyediakan produk
dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi
tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
Pendapatan, beban, hasil aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan
langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai
kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha,
dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.
r. Transaksi dengan Pihak Berelasi
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan
laporan keuangannya.
a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang
tersebut:
1. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
2. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
3. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
r. Transaksi dengan Pihak Berelasi (Lanjutan)
b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
1. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas
induk, Entitas Anak dan Entitas Anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
2. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas
asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana
entitas lain tersebut adalah anggotanya).
3. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
4. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga.
5. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah
satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor
adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi
dengan entitas pelapor.
6. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam
huruf a).
7. Orang yang diidentifikasi dalam huruf a) 1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
s. Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik perusahaan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan
disetor penuh dalam periode berjalan.
Ekshibit E/34
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
t. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
(“ISAK”) Revisi lain
Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan sebelumnya, Kelompok Usaha juga telah
menerapkan standar akuntansi keuangan dan interpretasi standar akuntansi keuangan berikut pada
tanggal 1 Januari 2012 yang tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap laporan
keuangan konsolidasian Kelompok Usaha:
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
PSAK 28 (revisi 2010), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian
PSAK 33 (revisi 2011), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
pada Pertambangan Umum
PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi
PSAK 36 (revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa
PSAK 45 (revisi 2011), Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba
PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham
PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
PSAK 62, Kontrak Asuransi
PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral
ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
ISAK 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya
ISAK 16, Perjanjian Konsesi Jasa
ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi
ISAK 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam
Ekonomi Hiperinflasi
ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang
Sahamnya
ISAK 22, Perjanjian Konsensi Jasa: Pengungkapan
ISAK 23, Sewa Operasi - Insentif
ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa.
ISAK 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat
u. Penggunaan Estimasi
i. Pertimbangan
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia mewajibkan manajemen Kelompok Usaha untuk membuat estimasi dan asumsi yang
mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian.
Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil
sebenarnya yang dilaporkan di masa
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen Kelompok Usaha dalam rangka penerapan
kebijakan akuntansi Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang
diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:
Penentuan mata uang fungsional
Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Kelompok Usaha adalah mata uang dari
lingkungan ekonomi primer dimana entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang
yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari jasa yang diberikan.
Ekshibit E/35
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
u. Penggunaan Estimasi (Lanjutan)
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas keuangan dengan
mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan
demikian, aset dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok
Usaha seperti yang diungkapkan pada Catatan 2f.
ii. Estimasi dan Asumsi
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal
pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai
tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan dibawah ini. Kelompok Usaha
mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan
konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin
berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Kelompok Usaha. Perubahan
tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Penyusutan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen Kelompok Usaha mengestimasi masa manfaat
ekonomi aset tetap antara 4 tahun sampai dengan 8 tahun. Ini adalah umur yang secara umum
diharapkan dalam industri dimana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat
pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai
sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih
atas aset tetap Kelompok Usaha pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing
sebesar Rp 3.017.303.313 dan Rp 2.892.505.922. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam
Catatan 10.
Penyusutan Properti Investasi
Biaya perolehan properti investasi disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen Kelompok Usaha mengestimasi
masa manfaat ekonomi properti investasi 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum
diharapkan dalam industri dimana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat
pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai
sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih
atas properti investasi Kelompok Usaha pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar
Rp 865.603.021.639. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11.
Instrumen Keuangan
Kelompok Usaha mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang
mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran
nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi. Jumlah perubahan
nilai wajar dapat berbeda bila Kelompok Usaha menggunakan metodologi penilaian yang
berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi
secara langsung laba atau rugi Kelompok Usaha. Kelompok Usaha memiliki instrumen keuangan
disajikan sebesar jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai
wajarnya atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal.
Ekshibit E/36
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
u. Penggunaan Estimasi (Lanjutan)
ii. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)
Imbalan Kerja
Penentuan liabilitas imbalan kerja karyawan Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan
asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut.
Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat
pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.
Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha langsung diakui dalam
laporan laba rugi pada saat terjadinya. Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi
tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan
signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material
liabilitas atas imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih. Nilai tercatat atas liabilitas
imbalan kerja karyawan Kelompok Usaha pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masingmasing sebesar Rp 376.297.104 dan Rp 86.481.312. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam
Catatan 17.
Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan.
Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti
sepanjang kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan
badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi nilai terpulihkannya, yang
lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan
yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang
dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan
aset.
Akuisisi Entitas Anak
Proses awal atas akuisisi Entitas Anak melibatkan identifikasi dan penentuan nilai wajar yang
akan dialokasikan untuk aset, liabilitas dan liabilitas kontinjensi yang dapat diidentifikasi dari
entitas yang diakuisisi. Nilai wajar aset real estat ditentukan oleh penilai independen dengan
mengacu pada harga pasar atau nilai pasar atau nilai sekarang dari arus kas bersih yang
diharapkan dari aset tersebut. Setiap perubahan dalam asumsi dan estimasi yang digunakan
dalam menentukan nilai wajar serta kemampuan manajemen untuk mengukur secara andal
liabilitas kontinjensi entitas yang diakuisisi akan berdampak pada jumlah tercatat dari aset dan
liabilitas ini.
Ekshibit E/37
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. KAS DAN SETARA KAS
2012
Kas
2011
732.359.020
3.678.167.930
Bank - Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Sinarmas Tbk
PT Bank Capital Indonesia Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk
PT Bank Mayapada International Tbk
10.416.235.203
7.593.047.737
865.970.434
667.219.865
569.760.315
166.863.522
58.491.944
51.020.089
1.835.767
434.281.891
1.554.546.458
6.814.786.165
501.800.000
215.240.325
5.060.709.061
539.756.898
1.800.000
Jumlah bank
20.390.444.876
15.122.920.798
Deposito berjangka - Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Sinarmas Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Mayapada International Tbk
-
7.000.000.000
2.875.766.400
2.000.000.000
1.000.000.000
Jumlah deposito berjangka
-
12.875.766.400
21.122.803.896
31.676.855.128
Jumlah
Kisaran tingkat bunga tahunan deposito berjangka adalah sebagai berikut:
2012
2011
-
6,5%-7,75%
Rupiah
Seluruh saldo bank dan deposito berjangka ditempatkan pada pihak ketiga.
4. DEPOSITO BERJANGKA
Akun ini merupakan deposito berjangka dengan jangka waktu 6 bulan dalam mata uang Rupiah yang
ditempatkan pada PT Bank Mega Tbk, Pihak Ketiga, sebesar Rp 86.700.000.000 pada tanggal
31 Desember 2012. Suku bunga tahunan atas deposito berjangka adalah 6%.
5. INVESTASI TERSEDIA DIJUAL
PT Nirvana Property, Entitas Anak, mengadakan perjanjian manager investasi dengan PT Pacific
Capital Indonesia, Pihak ketiga, untuk mengelola dana yang diinvestasikan dalam bentuk reksa dana
saham. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, nilai wajar investasi portofolio berdasarkan harga
pasar masing-masing sebesar Rp 1.391.451.401 dan Rp 1.483.120.066.
Ekshibit E/38
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
2012
2011
Penjualan office park
Pengelola gedung
Lainnya
11.947.666.000
3.468.414.787
419.250.000
308.820.000
Jumlah
15.835.330.787
308.820.000
Piutang usaha kepada pihak ketiga masing-masing sebesar Rp 15.835.330.787 dan Rp 308.820.000
dikategorikan sebagai belum jatuh tempo berdasarkan umur piutang masing-masing pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011.
Seluruh piutang usaha kepada pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah dalam
mata uang Rupiah.
Piutang usaha atas sewa digunakan sebagai jaminan utang bank (Catatan 12).
Berdasarkan penelaahan atas status masing-masing piutang pada akhir periode dan estimasi nilai tidak
terpulihkan secara individual dan kolektif, manajemen Kelompok Usaha memutuskan bahwa tidak
terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas kredit dan jumlah tersebut masih dapat dipulihkan
sehingga tidak diadakan penyisihan kerugian penurunan nilai.
7. PERSEDIAAN ASET REAL ESTAT
2012
2011
Aset Lancar
Ruko Siap dijual – Cirebon Super Blok
Office Park siap dijual - Cirebon Super Blok
Bangunan dalam penyelesaian
Ruko – The Park Solo
Pusat perbelanjaan – The Park Solo
Office Park – Cirebon Super Blok
Pusat perbelanjaan – Cirebon Super Blok
Hotel – Cirebon Super Blok
Ruko – Cirebon Super Blok
Tanah yang sedang dikembangkan
23.334.258.351
7.973.761.117
16.300.667.150
-
259.200.000
629.604.537.986
12.425.000.000
16.701.430.899
330.298.046.181
36.460.529.759
17.050.000
729.505.390.864
Jumlah
661.171.757.454
1.141.708.114.853
Aset tidak lancar
Tanah yang belum dikembangkan
981.731.878.656
909.647.542.332
Ruko dan Office Park Siap Dijual
Ruko dan office park siap dijual merupakan sisa unit ruko dan office park Cirebon Super Blok yang
dimiliki oleh PT Karya Bersama Takarob, Entitas Anak, yang sejak tahun 2010 dan 2011 telah selesai
pembangunannya, sehingga direklasifikasi dari bangunan dalam penyelesaian.
Ekshibit E/39
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PERSEDIAAN ASET REAL ESTAT (Lanjutan)
Bangunan dalam penyelesaian
Mutasi bangunan dalam penyelesaian adalah sebagai berikut:
2012
Saldo awal tahun
Saldo awal tahun untuk Entitas Anak yang baru dikonsolidasi
Penambahan
Pembangunan konstruksi
Kapitalisasi biaya pinjaman
Pengurangan
Reklasifikasi ke office park siap dijual – Cirebon
Super Blok
Pembebanan ke beban pokok penjualan
Reklasifikasi ke ruko siap dijual – Cirebon Super Blok
Reklasifikasi ke properti investasi
2011
395.902.056.839
-
82.941.114.947
31.011.034.768
2.547.569.444
290.650.360.042
22.310.581.850
(
7.973.761.117 )
( 12.897.735.257 )
( 29.146.388.737 )
( 379.183.575.940 )
Saldo akhir tahun
259.200.000
395.902.056.839
Persentase penyelesaian masing-masing proyek adalah sebagai berikut:
Pusat perbelanjaan – Cirebon Super Blok
Hotel – Cirebon Super Blok
Office Park – Cirebon Super Blok
Pusat perbelanjaan – The Park Solo
Ruko – Cirebon Super Blok
Ruko – The Park Solo
2012
2011
2%
80%
25%
60%
2%
2%
-
2012
2011
Estimasi penyelesaian masing-masing proyek adalah sebagai berikut:
Pusat perbelanjaan – Cirebon Super Blok
Hotel – Cirebon Super Blok
Office Park – Cirebon Super Blok
Pusat perbelanjaan – The Park Solo
Ruko – Cirebon Super Blok
Ruko – The Park Solo
Juli - September
2013
Juli – September
2013
September Desember 2013
September Desember 2012
Juli - September
2013
September Desember 2012
Juli – September
2013
Desember 2012
-
Pada tahun 2012, proyek pusat perbelanjaan – Cirebon Super Blok telah selesai pembangunannya
untuk lantai Lower Ground, Ground Floor, Lantai 1 dan Lantai 2 dan diperuntukan untuk disewakan,
dimana peruntukan awalnya untuk dijual, sehingga biaya perolehan sebesar Rp 330.298.046.181 tahun
2011 direklasifikasi menjadi properti investasi.
Ekshibit E/40
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PERSEDIAAN ASET REAL ESTAT (Lanjutan)
Bangunan dalam penyelesaian (Lanjutan)
Pada tahun 2012, manajemen Kelompok Usaha mereklasifikasi biaya perolehan pusat perbelanjaan –
The Park Solo dan Hotel – Cirebon Super Blok masing-masing sebesar Rp 12.425.000.000 dan
Rp 36.460.529.759 menjadi properti investasi sesuai dengan penerapan PSAK No. 13 (Revisi 2011)
“Properti Investasi”.
Bangunan dalam penyelesaian merupakan biaya perolehan bangunan rumah toko yang masih dalam
proses konstruksi yang dimiliki oleh PT Tristar Land Development, Entitas Anak. Manajemen Kelompok
Usaha berpendapat tidak terdapat hambatan dalam penyelesaian proyek.
Tanah yang sedang dikembangkan
Rincian atas tanah yang sedang dikembangkan adalah sebagai berikut:
2012
2011
PT Tristar Land Development
PT Karya Bersama Takarob
629.604.537.986
-
727.056.224.601
2.449.166.263
Jumlah
629.604.537.986
729.505.390.864
Tanah yang sedang dikembangkan milik PT Tristar Land Development, Entitas Anak, seluas 100.740 m2
yang terletak di Sukoharjo (Jawa Tengah).
Tanah yang belum dikembangkan
Rincian atas tanah yang belum dikembangkan adalah sebagai berikut:
2012
2011
PT Tristar Land Development
PT Surya Lima Karya
PT Danadipa Aluwung
PT Semesta Dunia Usaha
PT Karya Bersama Takarob
414.413.605.427
306.907.373.385
157.178.625.255
94.536.101.576
8.696.173.013
392.464.894.358
306.907.373.385
107.043.000.000
94.536.101.576
8.696.173.013
Jumlah
981.731.878.656
909.647.542.332
Tanah yang belum dikembangkan milik PT Tristar Land Development, PT Surya Lima Karya,
PT Danadipa Aluwung, PT Semesta Dunia Usaha dan PT Karya Bersama Takarob masing-masing seluas
67.665 m2 yang terletak di Sukoharjo (Jawa Tengah), 52.914 m2 yang terletak di Sukoharjo (Jawa
Tengah), 35.681 m2 yang terletak di Kotawaringin Timur (Kalimantan tengah), 16.299 m 2 yang terletak
di Sukoharjo (Jawa Tengah) dan 2.663 m2 yang terletak di Cirebon (Jawa Barat). Pada saat dimulainya
pengembangan dan pembangunan infrastruktur, nilai tanah tersebut akan dipindahkan ke tanah yang
sedang dikembangkan.
Hak legal atas tanah aset real estat selain yang masih dalam proses berupa Hak Guna Bangunan atas
nama Entitas Anak berjangka waktu 20 – 30 tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2023 – 2041.
Manajemen Kelompok Usaha berpendapat tidak terdapat masalah dalam perpanjangan dan proses
sertifikasi hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti
pemilikan yang memadai.
Ekshibit E/41
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PERSEDIAAN ASET REAL ESTAT (Lanjutan)
Tanah yang belum dikembangkan (Lanjutan)
Tanah yang berlokasi di Cirebon dan di Sukoharjo masing-masing seluas 54.237 m2 dan 213.535 m2
digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 12).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, nilai akumulasi kapitalisasi biaya pinjaman yang termasuk
dalam nilai tercatat aset real estat masing-masing sebesar Rp 2.547.569.444 dan Rp 22.310.581.850.
Bangunan dalam penyelesaian telah diasuransikan terhadap risiko kerusakan dan risiko lainnya kepada
PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero), Pihak Ketiga, cabang Jakarta dengan nilai pertanggungan
sebesar Rp 300.000.000.000 dan Rp 300.000.000.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2011. Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa seluruh nilai tersebut cukup untuk
menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa tidak ada kejadian atau perubahan keadaan yang
mengindikasikan penurunan nilai aset real estat pada tanggal pelaporan.
8. UANG MUKA
2012
Uang
Uang
Uang
Uang
muka
muka
muka
muka
pemasok – pihak ketiga
kontraktor – pihak ketiga
operasional
lainnya
Jumlah
2011
52.164.435.962
4.660.808.358
3.339.201.351
-
3.252.650.000
418.080.100
748.713.803
60.164.445.671
4.419.443.903
Seluruh uang muka pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah dalam mata uang Rupiah.
9. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA
2012
PT Bank Sinarmas Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
(Catatan 12)
(Catatan 12)
Jumlah
2011
295.230.576
1.563.556
1.842.594
296.794.132
1.842.594
Akun ini merupakan rekening yang dibatasi penggunaannya atas nama PT Karya Bersama Takarob,
Entitas Anak, sehubungan dengan pencairan fasilitas kredit (Catatan 12).
10. ASET TETAP
Saldo awal
Penambahan
2 0 1 2
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo akhir
Nilai perolehan
Kepemilikan langsung
Peralatan dan perabot
Peralatan dan
perlengkapan kantor
Kendaraan
39.686.000
55.160.500
-
-
94.846.500
620.981.991
3.295.935.000
430.836.985
153.000.000
-
-
1.051.818.976
3.448.935.000
Jumlah
3.956.602.991
638.997.485
-
-
4.595.600.476
Ekshibit E/42
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10.ASET TETAP (Lanjutan)
Saldo awal
Akumulasi penyusutan
Kepemilikan langsung
Peralatan dan perabot
Peralatan dan
perlengkapan kantor
Kendaraan
Penambahan
2 0 1 2
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo akhir
35.384.562
10.641.726
-
-
46.026.288
417.342.194
611.370.313
129.004.098
374.554.270
-
-
546.346.292
985.924.583
Jumlah
1.064.097.069
514.200.094
-
-
1.578.297.163
Nilai buku bersih
2.892.505.922
Saldo awal
3.017.303.313
2 0 1 1
Pengurangan
Reklasifikasi
39.686.000
-
-
39.686.000
Penambahan
Saldo akhir
Nilai perolehan
Kepemilikan langsung
Peralatan dan perabot
Peralatan dan
perlengkapan kantor
Kendaraan
37.435.000
-
583.546.991
3.295.935.000
-
-
620.981.991
3.295.935.000
Jumlah
37.435.000
3.919.167.991
-
-
3.956.602.991
35.384.562
-
-
35.384.562
-
Akumulasi penyusutan
Kepemilikan langsung
Peralatan dan perabot
Peralatan dan
perlengkapan kantor
Kendaraan
10.095.729
-
407.246.465
611.370.313
-
-
417.342.194
611.370.313
Jumlah
10.095.729
1.054.001.340
-
-
1.064.097.069
Nilai buku bersih
27.339.271
-
2.892.505.922
Beban penyusutan dialokasikan ke beban umum dan administrasi sebesar Rp 514.200.094 dan
Rp 75.830.625, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
Dalam penambahan aset tetap pada tanggal 31 Desember 2011 termasuk biaya perolehan dan
akumulasi penyusutan aset tetap PT Karya Bersama Takarob, Entitas Anak, yang diakuisisi pada tahun
2011 dengan biaya perolehan dan akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 1.144.367.991 dan
Rp 978.170.715 (Catatan 1d).
Aset tetap telah diasuransikan kepada PT Asuransi Allianz Utama Indonesia dan PT Asuransi Central
Asia, Pihak Ketiga, terhadap risiko kerusakan, kehilangan dan risiko lainnya dengan nilai
pertanggungan masing - masing sebesar Rp 475.000.000 dan Rp 775.000.000 pada tanggal 31 Desember
2012. Manajemen Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk
menutup kemungkinan kerugian dari risiko tersebut.
Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan
yang mengindikasikan penurunan nilai aset tetap pada tanggal pelaporan.
Ekshibit E/43
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. PROPERTI INVESTASI
Saldo awal
Penambahan
2 0 1 2
Pengurangan
Nilai perolehan
Tanah
Bangunan dan sarana penunjang
Aset dalam penyelesaian
-
339.484.557.333
-
159.061.919.365 159.061.919.365
223.534.634.461 223.534.634.461
149.784.620.978 489.269.178.311
Jumlah
-
339.484.557.333
-
532.381.174.804 871.865.732.137
Akumulasi penyusutan
Bangunan dan sarana penunjang
-
6.262.710.498
-
-
6.262.710.498
Jumlah
-
6.262.710.498
-
-
6.262.710.498
Nilai buku bersih
-
Reklasifikasi
Saldo akhir
865.603.021.639
Pada tanggal 1 Januari 2012, reklasifikasi properti investasi berasal dari persediaan aset real estat
(Catatan 7).
Rincian biaya perolehan dan persentase penyelesaian masing-masing aset dalam penyelesaian pada
tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Pusat perbelanjaan – The Park Solo
Hotel – Cirebon Super Blok
Biaya
perolehan
Persentase
penyelesaian
383.494.125.952
105.775.052.359
65%
82%
Beban penyusutan sebesar Rp 6.262.710.498 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012 disajikan sebagai beban pokok penjualan dan pendapatan jasa (Catatan 22).
Properti investasi diasuransikan bersama dengan persediaan aset real estat (Catatan 7).
Akumulasi biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke properti investasi sampai dengan 31 Desember 2012
adalah sebesar Rp 63.691.843.978.
Hak legal atas tanah properti investasi berupa HGB atas nama entitas anak berjangka waktu 20 - 30
tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2023 – 2041. Manajemen Kelompok Usaha berpendapat tidak
terdapat masalah dalam perpanjangan dan proses sertifikasi hak atas tanah karena seluruh tanah
diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Properti investasi digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 12).
Pada tanggal 31 Desember 2012, nilai wajar properti investasi adalah sebesar Rp 1.315.036.000.000.
Penilaian dilakukan oleh KJPP Felix Sutandar & Rekan, penilai independen pada tanggal 23 Januari
2013, berdasarkan metode pendekatan pendapatan dan pendekatan biaya.
Nilai wajar aset dalam penyelesaian belum dapat ditentukan secara andal sampai dengan saat ini
dikarenakan pembangunan sampai saat ini masih dalam proses sehingga harga kini dalam pasar aktif
untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang serupa belum tersedia. Dengan data dan
informasi yang sangat minim tersebut, sulit untuk dapat menghasilkan nilai wajar yang andal.
Ekshibit E/44
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. UTANG BANK
2012
Jangka Pendek
PT Bank Capital Indonesia Tbk
PT Bank Pan Indonesia Tbk
2011
93.245.833.000
10.000.000.000
96.000.000.000
-
Jumlah
103.245.833.000
96.000.000.000
Jangka panjang
PT Bank Sinarmas Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Capital Indonesia Tbk
260.840.470.552
175.998.000.000
81.005.000.000
55.000.000.000
34.000.000.000
120.236.000.000
-
Jumlah
572.843.470.552
154.236.000.000
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Bagian jangka panjang
( 57.544.369.222 ) (
515.299.101.330
9.407.802.853 )
144.828.197.147
PT Bank Sinarmas Tbk
a. PT Karya Bersama Takarob
Pada bulan Desember 2011, PT Karya Bersama Takarob (“KBT”), Entitas Anak, memperoleh
fasilitas kredit investasi dari PT Bank Sinarmas Tbk (“Bank Sinarmas) dengan jumlah maksimum
sebesar Rp 45.000.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk pembangunan lower ground floor dari
mal Cirebon Super Blok. Fasilitas pinjaman tersebut akan berakhir 58 bulan sejak pencairan kredit
dan dikenakan bunga tahunan sebesar 13% pada tahun 2012.
Fasilitas pinjaman tersebut dijamin secara fidusia atas seluruh piutang yang timbul dari hasil
penyewaan kios dan counter yang terletak di mal Cirebon Super Blok dengan minimal sebesar
150% dari jumlah maksimum atau saldo terutang.
Seluruh perjanjian pinjaman dengan Bank Sinarmas di atas, juga mencakup persyaratan tertentu
untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank,
antara lain: mendapatkan pinjaman uang atau kredit dari pihak lain; melakukan pembagian
dividen; serta melunasi pinjaman pemegang saham sepanjang umur pinjaman kredit investasi
tersebut.
Saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 35.840.470.552 dan Rp 34.000.000.000 masingmasing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
b. PT Tristar Land Development
Pada bulan Juli 2012, PT Tristar Land Development (“TLD”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas
kredit modal kerja (unrevolving loan) dari Bank Sinarmas dengan jumlah maksimum sebesar
Rp 225.000.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk pelunasan utang kepada pemegang saham dan
investasi. Fasilitas pinjaman tersebut akan berakhir 48 bulan sejak pencairan kredit termasuk 12
bulan masa tenggang (grace period) dimana setelah masa tenggang harus dikembalikan dengan
cicilan bulanan dan dikenakan bunga tahunan sebesar 15% pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman
tersebut dijamin atas tanah sebanyak 2 (dua) sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama TLD
sebagai penjamin atas perjanjian fasilitas pinjaman ini.
Saldo terutang atas
31 Desember 2012.
fasilitas
ini
adalah
sebesar
Rp
225.000.000.000
pada
tanggal
Ekshibit E/45
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. UTANG BANK (Lanjutan)
PT Bank Victoria International Tbk
a. PT Karya Bersama Takarob
Pada bulan Mei 2011, PT Karya Bersama Takarob ("KBT”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas
kredit investasi (“KI I”) dari PT Bank Victoria International Tbk (“Bank Victoria”) dengan jumlah
maksimum Rp 80.000.000.000 yang digunakan untuk pelunasan utang kepada PT Star Finance dan
pembiayaan proyek mal Cirebon Super Blok. Jangka waktu pinjaman 72 bulan sampai dengan
bulan Juni 2017 termasuk 12 bulan masa tenggang (grace period) dimana setelah masa tenggang
harus dikembalikan dengan cicilan bulanan dan tingkat suku bunga pada tahun 2012 dan 2011
masing-masing sebesar 13% per tahun (floating).
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan:
-
Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) atas tanah dan bangunan untuk proyek Cirebon
Super Blok, milik KBT dengan SHGB seluas 43.632 m2.
-
Fidusia piutang atas sewa mal.
-
Jaminan-jaminan lainnya yang telah dan/atau akan diberikan oleh KBT dan/atau pihak
lainnya, baik dibuat dengan akta notaris maupun secara dibawah tangan untuk menjamin
segala sesuatu yang terutang dan wajib dibayar oleh KBT kepada Bank Victoria.
Berdasarkan perubahan terhadap perjanjian kredit dan jaminan No. 34 tanggal 30 September
2011, KBT telah memperoleh persetujuan perubahan dari Bank Victoria sehubungan perolehan
fasilitas kredit investasi diatas, antara lain, Bank Victoria bersedia memberikan tambahan
fasilitas kredit investasi II (“KI II”) sebesar Rp 50.000.000.000. Jangka waktu pinjaman sampai
dengan bulan Juni 2017 termasuk 8 bulan masa tenggang (grace period) dimana setelah masa
tenggang harus membayar cicilan bunga bulanan. Sedangkan, pada akhir bulan Juni 2017, KBT
wajib membayar bunga dan utang pokok sebesar Rp 50.000.000.000. Tingkat bunga fasilitas KI II
sebesar 13% per tahun (floating).
Seluruh perjanjian pinjaman dengan Bank Victoria di atas, juga mencakup persyaratan tertentu
untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank,
antara lain: membatasi hak KBT untuk mengadakan merger, akuisisi, menjual, mengalihkan,
menyewakan atau melepaskan harta kekayaan KBT; mengubah anggaran dasar dan susunan direksi
dan komisaris serta pemegang saham; mendapatkan pinjaman uang atau kredit dari pihak lain;
memberikan pinjaman kepada pihak lain; mengikatkan diri sebagai penjamin terhadap pihak lain;
melakukan pembagian dividen; serta mengadakan penyertaan investasi pada perusahaan lain.
Sehubungan dengan fasilitas pinjaman tersebut, KBT membuka rekening escrow di Bank Victoria
yang hanya digunakan untuk menerima dan membayar pinjaman. Pada tanggal pelaporan,
rekening escrow disajikan sebagai rekening bank yang dibatasi penggunaannya (Catatan 9).
Saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 125.998.000.000 dan Rp 120.236.000.000
masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
b. PT Grahita Dana
Pada bulan Agustus 2012, PT Grahita Dana (“GD”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas kredit
investasi ("KI") dari Bank Victoria dengan jumlah maksimum Rp 60.000.000.000 yang digunakan
untuk pembiayaan proyek hotel – Cirebon Super Blok. Jangka waktu pinjaman 78 bulan sampai
dengan bulan Pebruari 2019 termasuk 18 bulan masa tenggang (grace period) dimana setelah
masa tenggang harus dikembalikan dengan cicilan bulanan dan tingkat suku bunga pada tahun
2012 sebesar 13% per tahun (floating).
Ekshibit E/46
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. UTANG BANK (Lanjutan)
PT Bank Victoria International Tbk (Lanjutan)
b. PT Grahita Dana (Lanjutan)
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan:
-
Bangunan "Swiss-Belhotel Cirebon" 6 lantai diatas mal Cirebon Super Blok milik GD.
Perjanjian pengelolaan "Swiss-Belhotel Cirebon" antara GD dengan Swiss-Pasific Limited dan
Swiss-Belhotel International Trademark Limited.
Hak untuk membangun, mengoperasikan dan memindahkan kepemilikan "Swiss-Belhotel
Cirebon".
Saham GD.
Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) atas tanah dan bangunan untuk proyek Cirebon
Super Blok, milik PT Karya Bersama Takarob, Entitas Anak, dengan SHGB seluas 43.632 m2.
Fidusia piutang atas sewa mal.
Perjanjian pinjaman dengan Bank Victoria di atas, juga mencakup persyaratan tertentu untuk
tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank,
antara lain: menggunakan fasilitas kredit yang diterima selain dari tujuan dan keperluan yang
sesuai dengan perjanjian kredit; membatasi hak GD untuk mengadakan merger, akuisisi, menjual,
mengalihkan, menyewakan atau melepaskan harta kekayaan GD, mengubah anggaran dasar dan
susunan direksi dan komisaris serta pemegang saham; mengikatkan diri sebagai penjamin
terhadap pihak lain; melakukan pelunasan pinjaman pemegang saham afiliasi; melakukan
pembagian dividen; mendapatkan pinjaman uang atau kredit dari pihak lain; melakukan perluasan
dan penyempitan usaha; serta mengadakan penyertaan investasi pada perusahaan lain.
Saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 50.000.000.000 pada tanggal 31 Desember
2012.
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Tristar Land
Pada bulan September 2012, PT Tristar Land (“TL”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman
jangka panjang dan rekening koran dari PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan jumlah maksimum
masing-masing sebesar Rp 150.000.000.000 dan Rp 10.000.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk
membiayai proyek pusat perbelanjaan The Park Solo dan modal kerja. Fasilitas pinjaman jangka
panjang tersebut akan berakhir 28 September 2020 termasuk 12 bulan masa tenggang (grace period)
dimana setelah masa tenggang harus dikembalikan dengan cicilan bulanan dan dikenakan bunga
tahunan sebesar 15% pada tahun 2012. Sedangkan fasilitas pinjaman rekening Koran akan berakhir
pada tanggal 28 September 2013 dan dikenakan bunga tahunan sebesar 15% pada tahun 2012.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan:
- Tanah sebanyak 1 (satu) sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama PT Tristar Land Development
(“TLD”), Entitas Anak, sebagai penjamin atas perjanjian fasilitas pinjaman.
- Tanah sebanyak 9 (sembilan) sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama PT Semesta Dunia Usaha
(“SDU”), Entitas Anak, sebagai penjamin atas perjanjian fasilitas pinjaman.
- Fidusia piutang atas sewa mal.
- Corporate guarantee dari PT Mega Inti Perdana Utama
Saldo terutang atas fasilitas pinjaman jangka panjang dan pinjaman rekening koran masing-masing
sebesar Rp 81.005.000.000 dan Rp 10.000.000.000 pada tanggal 31 Desember 2012.
Ekshibit E/47
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. UTANG BANK (Lanjutan)
PT Bank Capital Indonesia Tbk
a. PT Karya Bersama Takarob
Pada bulan April 2010, PT Karya Bersama Takarob (“KBT”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas
kredit modal kerja (revolving loan) dari PT Bank Capital Indonesia Tbk (“Bank Capital”) sebesar
Rp 7.700.000.000 (“KMK I”). Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan proyek-proyek
KBT. Fasilitas pinjaman tersebut berakhir pada tanggal 28 April 2011 dan dikenakan bunga
tahunan sebesar 13% pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin secara fidusia atas
tanah sebanyak 25 sertifikat Hak Guna Bangunan dengan nilai pengikatan sebesar
Rp 7.700.000.000.
Pada bulan Juni 2010, KBT memperoleh tambahan atas fasilitas kredit modal kerja berupa
pinjaman modal kerja sebesar Rp 90.000.000.000 (“KMK II”). Tambahan fasilitas pinjaman
tersebut dijamin secara fidusia atas tanah sebanyak 58 Sertifikat Hak Guna Bangunan dengan
nilai pengikatan sebesar Rp 90.000.000.000. Fasilitas pinjaman tersebut akan berakhir pada
tanggal 28 April 2011 dan dikenakan bunga tahunan sebesar 13% pada tahun 2011.
Pada bulan Mei 2011, Bank Capital menyetujui perpanjangan waktu fasilitas kredit modal kerja
jangka pendek dari tanggal 28 April 2011 menjadi 28 April 2012 dan menurunkan fasilitas modal
kerja KMK I dari Rp 7.700.000.000 menjadi Rp 6.100.000.000.
Pada bulan April 2012, KBT dan Bank Capital menandatangani perubahan perjanjian pemberian
fasilitas perbankan, dimana Bank Capital menyetujui perpanjangan waktu fasilitas kredit modal
kerja jangka pendek dari tanggal 28 April 2012 menjadi 28 April 2013 dan menurunkan fasilitas
modal kerja Kredit Modal Kerja I (“KMK I”) dari Rp 6.100.000.000 menjadi Rp 5.300.000.000.
Pada bulan Mei 2012, KBT dan Bank Capital menandatangani perubahan fasilitas perbankan,
dimana Bank Capital menurunkan fasilitas kredit modal kerja II (“KMK II) dari Rp 90.000.000.000
menjadi Rp 88.000.000.000.
Seluruh perjanjian pinjaman dengan Bank Capital di atas, juga mencakup persyaratan tertentu
untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank,
antara lain: membatasi hak KBT untuk mengadakan merger, akuisisi, menjual, mengalihkan,
menyewakan atau melepaskan harta kekayaan KBT; mengubah anggaran dasar dan susunan direksi
dan komisaris serta pemegang saham; mendapatkan pinjaman uang atau kredit dari pihak lain;
memberikan pinjaman kepada pihak lain; mengikatkan diri sebagai penjamin terhadap pihak lain;
melakukan pembagian dividen; serta mengadakan penyertaan investasi pada perusahaan lain.
Saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 93.245.833.000 dan Rp 96.000.000.000 masingmasing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
b. PT Grahita Dana
Pada bulan Maret 2012, PT Grahita Dana (“GD”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas kredit
angsuran berjangka dari Bank Capital sebesar Rp 20.000.000.000. Fasilitas pinjaman ini digunakan
untuk pembiayaan proyek hotel GD. Fasilitas pinjaman tersebut akan berakhir pada tanggal 22
Maret 2017, termasuk 12 bulan masa tenggang (grace period) dimana setelah masa tenggang
harus dikembalikan dengan cicilan bulanan dan dikenakan bunga tahunan sebesar 12,5% pada
tahun 2012. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin atas tanah sebanyak 1 (satu) sertifikat Hak Guna
Bangunan atas nama PT Semesta Dunia Usaha (“SDU”), Entitas Anak, sebagai penjamin atas
perjanjian fasilitas pinjaman ini.
Seluruh perjanjian pinjaman dengan Bank Capital di atas, juga mencakup persyaratan tertentu
untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank,
antara lain: membatasi hak GD untuk mengadakan merger, akuisisi, menjual, mengalihkan,
menyewakan atau melepaskan harta kekayaan GD; mengubah anggaran dasar dan susunan direksi
dan komisaris serta pemegang saham; mendapatkan pinjaman uang atau kredit dari pihak lain;
memberikan pinjaman kepada pihak lain; mengikatkan diri sebagai penjamin terhadap pihak lain;
melakukan pembagian dividen; serta mengadakan penyertaan investasi pada perusahaan lain.
Saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 20.000.000.000 pada tanggal 31 Desember
2012.
Ekshibit E/48
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. UTANG BANK (Lanjutan)
PT Bank Capital Indonesia Tbk (Lanjutan)
c. PT Tristar Land Development
Pada bulan Juni 2012, PT Tristar Land Development (“TLD”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas
pinjaman angsuran berjangka dari Bank Capital sebesar Rp 35.000.000.000. Fasilitas pinjaman ini
digunakan untuk pembiayaan pembangunan proyek ruko. Fasilitas pinjaman tersebut akan
berakhir pada tanggal 4 Juni 2015 termasuk 12 bulan masa tenggang (grace period) dimana
setelah masa tenggang harus dikembalikan dengan cicilan bulanan dan dikenakan bunga tahunan
sebesar 12,5% pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin atas tanah sebanyak 1 (satu)
sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama PT Surya Lima Karya (“SLK”), Entitas Anak, sebagai
penjamin atas perjanjian fasilitas pinjaman ini.
Seluruh perjanjian pinjaman dengan Bank Capital di atas, juga mencakup persyaratan tertentu
untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank,
antara lain: membatasi hak TLD untuk mengadakan merger, akuisisi, menjual, mengalihkan,
menyewakan atau melepaskan harta kekayaan TLD; mengubah anggaran dasar dan susunan direksi
dan komisaris serta pemegang saham; mendapatkan pinjaman uang atau kredit dari pihak lain;
memberikan pinjaman kepada pihak lain; mengikatkan diri sebagai penjamin terhadap pihak lain;
melakukan pembagian dividen; serta mengadakan penyertaan investasi pada perusahaan lain.
Saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 35.000.000.000 pada tanggal 31 Desember
2012.
13. UTANG USAHA - PIHAK KETIGA
2012
Kontraktor
PT Pulau Intan Baja Perkasa
Soetjipto Handoko
Bambang Santoso
PT Sinar Electrindo
PT Sinar Inti
PT Median Cipta Graha
Lain-lain
2011
5.390.720.251
4.935.283.303
3.582.771.909
1.724.800.000
1.667.308.125
4.041.154.798
3.950.400.000
6.032.345.739
23.600.000
Jumlah kontraktor
Lain-lain
21.342.038.386
78.144.878
10.006.345.739
274.757.900
Jumlah
21.420.183.264
10.281.103.639
Seluruh utang usaha kepada pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah dalam
mata uang Rupiah.
Analisis umur utang usaha kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut:
2012
2011
Sampai dengan 1 bulan
> 1 bulan - 3 bulan
> 3 bulan - 6 bulan
> 6 bulan - 1 tahun
2.281.459.268
485.893.796
1.742.456.181
16.910.374.019
711.833.527
3.981.283.868
3.045.540.000
2.542.446.244
Jumlah
21.420.183.264
10.281.103.639
Ekshibit E/49
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. PERPAJAKAN
a. Pajak dibayar dimuka
Akun ini merupakan pajak pertambahan nilai-masukan dengan saldo sebesar Rp 11.597.123.264
dan Rp 9.126.220.419 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
b. Utang pajak
Pajak pertambahan nilai – keluaran
Pajak penghasilan final – Entitas Anak
Pajak penghasilan:
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 29
Pajak restoran
Pajak penghasilan badan – Entitas Anak
Jumlah
2012
2011
231.717.993
902.724.751
193.801.086
192.874.600
186.950.330
29.879.625
6.893.697
-
25.985.517
18.570.375
31.613.921
1.551.040.996
269.970.899
c. Beban (manfaat) pajak penghasilan
2012
2011
Beban pajak kini
Perusahaan
Entitas Anak
29.879.625
1.206.385.606
18.570.375
-
Sub-total
1.236.265.231
18.570.375
Beban (manfaat) pajak tangguhan
Perusahaan
Entitas Anak
(
(
9.662.739 ) (
48.769.804 )
2.882.765 )
-
Sub-total
(
58.432.543 ) (
2.882.765 )
Beban pajak penghasilan - neto
1.177.832.688
15.687.610
d. Pajak kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban (manfaat) pajak penghasilan sesuai dengan laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012
Laba sebelum beban pajak menurut laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian
Laba (rugi) sebelum pajak Entitas Anak
dan penyesuaian di level konsolidasian
Laba sebelum beban pajak penghasilan Perusahaan
26.369.536.862
842.391.499 (
27.211.928.361
2011
123.890.481
232.433 )
123.658.048
Ekshibit E/50
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. PERPAJAKAN (Lanjutan)
d. Pajak kini (Lanjutan)
2012
Perbedaan temporer:
Imbalan pasca kerja
Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal:
Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak
penghasilan final
Lain-lain
Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan
77.301.910
(
10.654.998 ) (
( 27.039.538.248 )
239.037.025
2011
23.062.119
266.178 )
2.109.413
148.563.402
Rincian beban pajak kini dan utang pajak penghasilan Perusahaan adalah sebagai berikut:
2012
2011
Beban pajak kini - Perusahaan
29.879.625
18.570.375
Utang pajak penghasilan - Perusahaan
29.879.625
18.570.375
Pada September 2008, Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah
untuk keempat kalinya dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga
mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak
bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal
2010 dan seterusnya. Perusahaan dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000
mendapatkan fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% yang dikenakan atas laba fiskal dari
peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000.
Perhitungan pajak penghasilan badan tahun 2011 sesuai dengan yang dilaporkan Perusahaan
dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) kepada Kantor Pelayanan Pajak.
e. Manfaat (Beban) pajak penghasilan tangguhan
2012
Perusahaan
Imbalan pasca kerja
Entitas Anak
Rugi fiskal
Imbalan pasca kerja
31.502.243
17.267.561
Jumlah
58.432.543
9.662.739
2011
2.882.765
2.882.765
f. Aset pajak tangguhan
2012
Perusahaan
Imbalan pasca kerja
Entitas Anak
Rugi fiskal
Imbalan pasca kerja
Jumlah
14.772.151
31.502.243
17.267.561
63.541.955
2011
5.109.412
5.109.412
Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa aset pajak tangguhan tersebut diatas dapat
dipulihkan melalui penghasilan kena pajak dimasa yang akan datang.
Ekshibit E/51
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. SELISIH LEBIH ASET BERSIH ENTITAS ANAK ATAS BIAYA PEROLEHAN
Akun ini merupakan selisih lebih aset bersih Entitas Anak atas biaya perolehan atas transaksi akuisisi
PT Nirvana Property yang dilakukan oleh Perusahaan (Catatan 1d). Nilai tercatat selisih lebih aset
bersih Entitas Anak atas biaya perolehan sebesar Rp 353.130.158 pada tanggal 31 Desember 2010.
Sesuai dengan PSAK No. 22 (Revisi 2010), jumlah tercatat bersih selisih lebih aset bersih Entitas Anak
atas biaya perolehan sebesar Rp 353.130.158 dihentikan pengakuannya dengan melakukan
penyesuaian terhadap saldo laba awal tahun 2011.
16. UANG MUKA PENJUALAN DAN PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
2012
2011
Pihak Ketiga
Pendapatan diterima dimuka sewa
Uang muka penjualan ruko
Uang muka penjualan office park
13.573.206.074
7.794.422.613
760.000.000
24.814.742.096
4.823.210.192
9.350.000.000
Jumlah
22.127.628.687
38.987.952.288
Pendapatan diterima dimuka dari sewa merupakan uang muka sewa yang diterima dari penyewa.
Uang muka merupakan uang muka penjualan unit ruko dan office park yang belum memenuhi
kriteria pengakuan pendapatan. Rincian uang muka penjualan ruko dan office park berdasarkan
persentase penerimaan uang muka adalah sebagai berikut:
2012
2011
Uang muka penjualan ruko
> 20%
20% - 49%
50% - 99%
600.208.333
362.447.917
6.831.766.363
895.236.692
3.927.973.500
Jumlah uang muka penjualan ruko
7.794.422.613
4.823.210.192
Uang muka penjualan office park
> 20%
20% - 49%
50% - 99%
760.000.000
-
9.350.000.000
Jumlah uang muka penjualan office park
760.000.000
9.350.000.000
17. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN
Kelompok Usaha memberikan imbalan kerja untuk karyawan tetapnya sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003. Imbalan kerja tersebut tidak didanai.
a. Beban imbalan kerja:
2012
2011
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Kerugian aktuarial bersih
277.016.587
9.688.530
3.110.675
42.293.846
4.636.528
530.924
Jumlah
289.815.792
47.461.298
Ekshibit E/52
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (Lanjutan)
b. Liabilitas imbalan kerja karyawan:
2012
2011
Nilai kini liabilitas imbalan pasti
607.490.175
Rugi aktuarial yang belum diakui
( 231.193.071 ) (
57.275.696 )
376.297.104
86.481.312
Liabilitas imbalan kerja karyawan
143.757.008
c. Mutasi nilai kini imbalan pasti:
2012
2011
Saldo awal tahun
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Kerugian aktuaria
143.757.008
277.016.587
9.688.530
177.028.050
24.822.470
42.293.846
4.636.528
72.004.164
Saldo akhir tahun
607.490.175
143.757.008
d. Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
2012
2011
Saldo awal tahun
Saldo awal tahun untuk Entitas Anak yang baru dikonsolidasi
Beban imbalan kerja
86.481.312
289.815.792
17.813.179
21.206.835
47.461.298
Saldo akhir tahun
376.297.104
86.481.312
Biaya imbalan kerja bersih yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan
jumlah yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai liabilitas imbalan kerja
karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dihitung oleh PT Padma Radya Aktuaria,
aktuaris independen dalam laporannya masing-masing pada tanggal 1 Maret 2013 dan
20 Pebruari 2012. Asumsi dasar yang digunakan untuk menentukan liabilitas imbalan kerja
karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Tingkat
Tingkat
Tingkat
Tingkat
Tingkat
diskonto per tahun
proyeksi kenaikan gaji
mortalitas
cacat
pengunduran diri
Usia normal pensiun
2 0 1 2
2 0 1 1
5,75%
8,00%
100% TMI3
5% dari TMI3
5% sampai dengan
usia 35 tahun
kemudian menurun
secara linear
sampai 0% pada saat
usia 55 tahun
55 tahun
9,00%
8,00%
100% TMI2
5% dari TMI2
5% sampai dengan
usia 35 tahun
kemudian menurun
secara linear
sampai 0% pada saat
usia 55 tahun
55 tahun
Ekshibit E/53
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI
Rincian kepentingan Non-Pengendali atas aset bersih Entitas Anak yang dikonsolidasikan adalah
sebagai berikut:
PT Karya Bersama Takarob
PT Tristar Land Development
PT Tristar Land
PT Grahita Dana
PT Jaya Agung Syandhana
PT Bharata Adikarya
PT Danadipa Aluwung
PT Panorama Lubuk Timur
PT Danapati Sukses
PT Narendra Amerta
PT Sukses Mandaka Buana
PT Nirvana Retailindo
PT Nirvana Hotel & Resort
PT Nirvana Infrastructure
PT Nirvana Property
PT Nirvana Realty
PT Semesta Dunia Usaha
PT Surya Lima Karya
PT Tunas Mitra Usaha
PT Mahardhika Karya Agung
Jumlah
2012
2011
1.958.389.628
456.839.823
82.342.321
35.177.977
10.664.372
10.236.817
4.550.934
3.805.087
2.206.159
2.124.650
1.000.000
100.877
96.528
94.649
17.886
6.927
2.714
65
(
4.104.168 )
(
114.403.114 )
1.317.339.299
500.002.515
125.002.515
50.000.000
10.000.000
10.000.000
5.000.000
2.500
5.000.000
100.026
100.020
100.021
19.037
6.200
5.000
5.000
1.000.000
1.000.000
2.449.150.132
2.024.682.133
Laba yang dapat diatribusikan kepada kepentingan Non-Pengendali Entitas Anak yang
dikonsolidasikan sebesar Rp (422.480.859) pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp (50) pada tanggal
31 Desember 2011.
19. MODAL SAHAM
Rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Pemegang saham
Jumlah saham
ditempatkan dan
disetor penuh
Persentase
kepemilikan
Jumlah
PT Mega Inti Perdana Utama
PT Melia Pratama Abadi
Masyarakat
11.995.000.500
3.250.000.000
2.754.999.500
66,64%
18,05%
15,31%
1.199.500.050.000
325.000.000.000
275.499.950.000
Jumlah
18.000.000.000
100,00%
1.800.000.000.000
Ekshibit E/54
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. MODAL SAHAM (Lanjutan)
Rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Pemegang saham
Jumlah saham
ditempatkan dan
disetor penuh
Persentase
kepemilikan
Jumlah
PT Mega Inti Perdana Utama
PT Mega Duta Perkasa
2.399.000.100
999.900
99,96%
0,04%
1.199.500.050.000
499.950.000
Jumlah
2.400.000.000
100,00%
1.200.000.000.000
Pada tanggal 30 Nopember 2011, berdasarkan rapat umum pemegang saham yang telah diaktakan
oleh Notaris Humberg Lie. S.H., S.E., Mkn., No. 84 memutuskan beberapa hal, antara lain,
menyetujui peningkatan modal
dasar
Perusahaan
dari Rp 2.000.000.000 menjadi
Rp 4.000.000.000.000, dari modal dasar tersebut telah disetor dan ditempatkan sebesar
Rp 1.199.500.000.000 yang seluruhnya di ambil bagiannya oleh PT Mega Inti Perdana Utama.
Perubahan anggaran dasar Perusahaan tersebut diatas telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-63119.AH.01.02.Tahun 2011
tanggal 21 Desember 2011.
Pada tanggal 10 Pebruari 2012, berdasarkan rapat umum pemegang saham yang telah diaktakan oleh
Notaris Humberg Lie. S.H., S.E., Mkn., No. 53 memutuskan beberapa hal antara lain, menyetujui
perubahan nilai nominal saham dari Rp 500 menjadi Rp 100, sehingga jumlah saham yang terdapat
didalam modal dasar Perusahaan meningkat dari 8.000.000.000 lembar saham menjadi
40.000.000.000 lembar saham dan jumlah saham yang terdapat didalam modal yang telah
ditempatkan dari 2.400.000.000 lembar saham menjadi 12.000.000.000 lembar saham.
Perubahan anggaran dasar Perusahaan tersebut diatas telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-07730.AH.01.02.Tahun 2012
tanggal 14 Pebruari 2012.
Berdasarkan akta Notaris No. 225 tanggal 31 Oktober 2012 dari Humberg Lie S.H., S.E., Mkn., notaris
di Jakarta, para pemegang saham setuju untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dalam
Perusahaan setelah Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat sejumlah 6.000.000.000
saham dalam Perusahaan.
Akta perubahan ini telah dicatat dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU-0023810.AH.01.09.Tahun 2013
tanggal 18 Maret 2013.
20. TAMBAHAN MODAL DISETOR
2012
2011
Tambahan modal disetor dari penawaran umum saham
Perusahaan kepada masyarakat sebesar 6.000.000.000 saham
dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang ditawarkan
Rp 105 per saham
30.000.000.000
Dikurangi dengan biaya emisi saham
( 18.000.000.000 )
-
Jumlah
-
12.000.000.000
Ekshibit E/55
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. PENJUALAN DAN PENDAPATAN JASA
2012
Penjualan:
Office park
Ruko
Lainnya
Pendapatan
Sewa
Pengelola gedung
Jumlah
33.849.272.727
7.093.636.364
5.834.163.000
31.614.419.947
15.884.426.399
94.275.918.437
2011
3.099.175.400
3.099.175.400
Berikut ini adalah rincian penjualan dan pendapatan jasa yang melebihi 10% dari jumlah penjualan
dan pendapatan jasa:
PT Tetap Jaya
CV Makmur Karya
CV Sinar Jaya
2012
2011
5.834.163.000
-
1.602.000.000
819.000.000
678.175.400
22. BEBAN POKOK PENJUALAN DAN PENDAPATAN JASA
2012
Penjualan:
Office park
Ruko
Lainnya
Pendapatan
Sewa (Catatan 11)
Pengelola gedung
Jumlah
12.897.735.257
5.812.130.386
4.328.294.750
6.262.710.498
14.237.995.064
43.538.865.955
2011
2.220.266.838
2.220.266.838
23. BEBAN PEMASARAN
2012
2011
Komisi
Iklan dan brosur
Lain-lain
2.962.186.718
905.710.901
1.139.307.707
-
Jumlah
5.007.205.326
-
Ekshibit E/56
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
2012
Gaji dan kesejahteraan karyawan
Perijinan dan perpajakan
Jasa profesional
Pemeliharaan
Transportasi
Listrik dan air
Penyusutan
Keamanan
Lain-lain
Jumlah
2011
5.138.552.227
1.939.873.891
1.911.285.600
1.734.415.807
1.101.362.411
588.619.498
514.200.094
174.610.362
2.169.472.894
572.687.199
102.109.413
75.830.625
4.494.219
15.272.392.784
755.121.456
25. SIFAT RELASI DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Sifat Relasi
a. PT Mega Duta Perkasa adalah pemegang saham Kelompok Usaha.
b. Delphi Property Investment Ltd adalah perusahaan yang dikendalikan oleh pemegang saham
Kelompok Usaha.
c. Harrington Invesment Ltd adalah perusahaan yang dikendalikan oleh pemegang saham Kelompok
Usaha.
Transaksi-transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi
Transaksi antara Kelompok Usaha, yang merupakan pihak-pihak berelasi Perusahaan, telah
dieliminasi dalam konsolidasian dan tidak disajikan dalam catatan ini. Rincian transaksi antara
Kelompok Usaha dan pihak-pihak berelasi lainnya disajikan dibawah ini.
Utang lain-lain kepada pihak-pihak berelasi terdiri dari:
2012
2011
Delphi Property Investment Ltd
Harrington Invesment Ltd
137.870.000.000
-
446.340.000.000
150.000.000.000
Jumlah
137.870.000.000
596.340.000.000
2012
2011
Delphi Property Investment Ltd
Harrington Invesment Ltd
15,84%
-
49,62%
16,67%
Jumlah
15,84%
66,29%
Persentase dari jumlah liabilitas konsolidasian:
Perusahaan memperoleh pinjaman dari Delphi Property Investment Ltd pada bulan Desember 2011,
maksimum sebesar Rp 600.000.000.000, tanpa bunga, jaminan dan dapat dibayar sewaktu-waktu.
Perjanjian ini jatuh tempo pada bulan Desember 2012 dan diperpanjang sampai dengan
31 Desember 2013. Pinjaman ini digunakan untuk investasi pada Entitas Anak. Pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011, utang tersebut telah dicatat pada utang lain-lain pihak berelasi masingmasing sebesar Rp 137.870.000.000 dan Rp 446.340.000.000.
Ekshibit E/57
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. SIFAT RELASI DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan)
PT Tristar Land Development, Entitas Anak, memperoleh pinjaman dari Harrington Invesment Ltd
pada bulan Desember 2011, maksimum sebesar Rp 150.000.000.000, tanpa bunga, jaminan dan
dapat dibayar sewaktu-waktu. Perjanjian ini jatuh tempo pada bulan Desember 2012. Pinjaman ini
digunakan untuk pengembangan lahan. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, utang tersebut
telah dicatat pada pada utang lain-lain pihak berelasi masing-masing sebesar Rp nihil dan
Rp 150.000.000.000.
26. LABA PER SAHAM DASAR
Berikut ini adalah data yang digunakan sebagai dasar untuk perhitungan laba bersih per saham
dasar:
2012
Laba untuk perhitungan laba per saham
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan
laba per saham
Laba per saham dasar
2011
24.769.223.315
108.202.821
9.200.000.000
2.009.167
2,69
53,86
Pada tanggal pelaporan, Perusahaan tidak memiliki efek yang berpotensi saham biasa yang dilutif.
27. INFORMASI SEGMEN
Informasi yang dilaporkan kepada direksi untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerja
segmen memfokuskan pada jenis produk dan jasa yang diberikan atau disediakan. Segmen yang
dilaporkan Kelompok Usaha merupakan kegiatan sebagai berikut:
1. Pusat perbelanjaan
2. Real estat
3. Lainnya
Real estat mencakup penjualan tanah kavling, kondotel dan bangunan rumah toko (“Ruko”). Lainnya
terutama dari investasi diluar aktivitas real estat.
Harga transfer antara entitas hukum dan antara segmen diatur dengan cara yang sama dengan
transaksi dengan pihak ketiga.
Segmen Operasi
Pendapatan dan hasil segmen
Berikut ini merupakan analisa pendapatan dan hasil segmen Kelompok Usaha berdasarkan segmen
dilaporkan:
Pendapatan segmen
2012
2011
Real estat
Pusat perbelanjaan
Lainnya
40.942.909.091
31.614.419.947
21.718.589.399
3.099.175.400
Konsolidasian
94.275.918.437
3.099.175.400
Ekshibit E/58
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
Laba segmen
2012
2011
Real estat
Pusat perbelanjaan
Lainnya
22.233.043.448
25.351.709.451
3.152.299.583
878.908.562
Konsolidasian
50.737.052.482
878.908.562
5.007.205.326 )
15.272.392.784 ) (
704.614.763
5.559.747.178 ) (
767.214.905
755.121.456 )
864.611
761.236 )
-
26.369.536.862
123.890.481
Beban pemasaran
Beban umum dan administrasi
Pendapatan keuangan
Beban keuangan
Keuntungan lainnya
Laba sebelum pajak
(
(
(
Pendapatan segmen yang dilaporkan diatas merupakan pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan
luar. Tidak terdapat pendapatan antar segmen.
Aset dan liabilitas segmen
Aset segmen
Pusat perbelanjaan
Real estat
Hotel
Lainnya
Jumlah
Eliminasi
Konsolidasian
2012
2011
421.476.822.374
805.937.604.489
109.596.208.210
4.352.078.172.409
338.563.899.379
441.016.307.499
3.451.857.872.737
5.689.088.807.482 4.231.438.079.615
( 2.979.071.850.328 ) ( 2.129.079.795.729 )
2.710.016.957.154
2.102.358.283.886
314.812.141.615
728.047.117.910
106.078.410.491
2.136.624.409.736
275.993.951.321
344.780.934.079
2.245.203.529.618
Liabilitas segmen
Pusat perbelanjaan
Real estat
Hotel
Lainnya
Jumlah
Eliminasi
Konsolidasian
3.285.562.079.752 2.865.978.415.018
( 2.415.409.207.500 ) ( 1.966.382.180.525 )
870.152.872.252
899.596.234.493
Ekshibit E/59
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
Informasi segmen lainnya
2012
2011
Penyusutan
Pusat perbelanjaan
Lainnya
6.262.710.498
514.200.094
75.830.625
Jumlah
6.776.910.592
75.830.625
638.997.485
2.774.800.000
Pengeluaran modal
Lainnya
28. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL
a. Manajemen Risiko Modal
Kelompok Usaha mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk
melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham
melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Kelompok Usaha terdiri dari kas dan
setara kas (Catatan 3), Deposito berjangka (Catatan 4), ekuitas pemegang saham induk
(Catatan 19) dan kepentingan non-pengendali (Catatan 18).
Dewan Direksi Kelompok Usaha secara berkala melakukan reviu struktur permodalan Perusahaan.
Sebagai bagian dari reviu ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko
yang berhubungan.
Gearing ratio pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012
Pinjaman
Kas dan setara kas
Deposito berjangka
Pinjaman – bersih
Ekuitas
Rasio pinjaman – bersih terhadap modal
2011
676.089.303.552
21.122.803.896
86.700.000.000
250.236.000.000
31.676.855.128
-
568.266.499.656
1.839.864.084.902
218.559.144.872
1.202.762.049.393
30,89%
18,17%
b. Kebijakan Akuntansi
Rincian kebijakan akuntansi dan metode yang diterapkan (termasuk kriteria dalam pengakuan,
dasar pengukuran dan basis untuk pengakuan pendapatan dan beban) untuk setiap jenis aset
keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas diungkapkan dalam Catatan 2 dalam laporan
keuangan konsolidasian.
Ekshibit E/60
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL (Lanjutan)
c. Kategori dari instrumen keuangan
31 Desember 2012
Aset keuangan
Kas dan setara kas
Nilai wajar melalui laporan laba rugi
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan tersedia untuk dijual
21.122.803.896
102.897.324.119
1.391.451.401
Liabilitas keuangan
Nilai wajar melalui laporan laba rugi
Pinjaman dan utang
Biaya perolehan yang belum diamortisasi
868.225.534.152
-
d. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Kelompok Usaha adalah untuk memastikan
bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis,
serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas.
Kelompok Usaha beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
i. Manajemen risiko kredit
Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya
yang mengakibatkan kerugian bagi Kelompok Usaha.
Risiko kredit Kelompok Usaha terutama melekat pada rekening bank, deposito berjangka,
piutang usaha dan lain-lain. Kelompok Usaha menempatkan saldo bank dan deposito
berjangka pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Kelompok Usaha
meminimalisasi risiko kredit atas piutang usaha yang timbul dari pembeli properti dengan
mengenakan denda atas keterlambatan pembayaran, pembatalan penjualan dengan denda
pembatalan dan apabila penjualan belum dilunasi tidak dilakukan serah terima unit yang
dijual sehingga dapat dilakukan penjualan kembali properti dengan dikenakan klaim atas
kerugian yang timbul dari penjualan kembali tersebut. Untuk risiko kredit yang timbul dari
penyewa properti investasi dilakukan dengan cara meminta penyewa untuk memberikan
deposit dalam bentuk tunai, serta membayar uang jaminan sewa sebelum masa sewa berlaku.
Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk memperoleh pertumbuhan pendapatan yang
berkelanjutan dengan meminimalkan kerugian yang terjadi karena eksposur risiko kredit.
Karena itu, Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk memastikan bertransaksi dengan
pelanggan yang memiliki sejarah dan reputasi kredit yang baik. Manajemen Kelompok Usaha
melakukan pengawasan secara terus menerus untuk mengurangi eksposur risiko kredit.
Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan
penyisihan untuk kerugian, jika ada, mencerminkan eksposur Kelompok Usaha terhadap risiko
kredit.
Ekshibit E/61
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL (Lanjutan)
d. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan (Lanjutan)
ii. Manajemen risiko tingkat bunga
Eksposur risiko tingkat bunga berhubungan dengan jumlah aset atau liabilitas dimana
pergerakan pada tingkat suku bunga dapat mempengaruhi laba setelah pajak. Risiko pada
pendapatan bunga bersifat terbatas karena Kelompok Usaha hanya bermaksud untuk menjaga
saldo kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional. Dalam beban bunga,
keseimbangan optimal antara utang dengan tingkat bunga tetap dan mengambang ditetapkan
di muka. Kelompok Usaha memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan yang akan
memberikan kombinasi yang sesuai tingkat suku bunga mengambang dan tingkat bunga tetap.
Persetujuan dari Dewan Direksi dan Komisaris harus diperoleh sebelum Kelompok Usaha
menggunakan instrumen keuangan tersebut untuk mengelola eksposur risiko suku bunga.
Kelompok Usaha memiliki eksposur tingkat suku bunga atas aset dan liabilitas keuangan
sebagaimana yang dijabarkan dalam manajemen risiko likuiditas dalam catatan ini.
iii. Manajemen risiko likuiditas
Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada dewan direksi, yang telah
membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen
likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Kelompok Usaha.
Kelompok Usaha mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan, fasilitas
bank dan fasilitas simpan pinjam dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas
aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.
Kelompok Usaha memelihara kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang
berkelangsungan.
Tabel likuiditas dan tingkat bunga adalah sebagai berikut:
Tingkat
bunga
rata-rata
tertimbang
(%)
Aset keuangan
Instrumen tanpa
bunga
Instrumen bunga
tetap
Instrumen bunga
mengambang
Liabilitas keuangan
Instrumen tanpa
bunga
Instrumen bunga
tetap
Instrumen bunga
mengambang
-
Kurang
dari
satu
bulan
(Rp ‘000)
732.359
31 Desember 2012
Satu
Tiga bulan
Satu
sampai
sampai
tahun
dengan
dengan
dengan
Lebih dari
tiga bulan satu tahun lima tahun lima tahun
(Rp ‘000)
(Rp ‘000)
(Rp ‘000)
(Rp ‘000)
15.835.331
-
65.199
-
18.024.340
-
86.700.000
296.794
-
20.687.239
165.253.155 26.883.076
-
192.136.231
6
-
2,75 – 7,75
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11 - 15
-
-
-
676.089.304
-
676.089.304
20.390.445
86.700.000
1.391.451
Jumlah
(Rp ‘000)
-
-
Ekshibit E/62
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL (Lanjutan)
e. Nilai wajar instrumen keuangan
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan, beserta nilai tercatatnya pada tanggal 31 Desember
2012, adalah sebagai berikut:
Jumlah tercatat
Aset Keuangan
Kas dan setara kas
Deposito berjangka
Investasi tersedia dijual
Piutang usaha - Pihak ketiga
Piutang lain-lain
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya
21.122.803.896
86.700.000.000
1.391.451.401
15.835.330.787
65.199.200
296.794.132
Liabilitas Keuangan
Utang bank
676.089.303.552
Utang usaha - Pihak ketiga
21.420.183.264
Utang lain-lain
Pihak ketiga
30.523.110
Pihak berelasi
137.870.000.000
Biaya masih harus dibayar
5.225.003.260
Uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka 22.127.628.687
Uang jaminan sewa
5.462.892.279
Nilai wajar
21.122.803.896
86.700.000.000
1.391.451.401
15.835.330.787
65.199.200
296.794.132
(i)
(i)
(iii)
(i)
(i)
(i)
676.089.303.552 (ii)
21.420.183.264 (i)
30.523.110
137.870.000.000
5.225.003.260
22.127.628.687
5.462.892.279
(i)
(i)
(i)
(i)
(i)
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan, beserta nilai tercatatnya pada tanggal 31 Desember
2011, adalah sebagai berikut:
Jumlah tercatat
Aset Keuangan
Kas dan setara kas
Investasi tersedia dijual
Piutang usaha - Pihak ketiga
Piutang lain-lain
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya
Nilai wajar
31.676.855.128
1.000.000.000
308.820.000
378.831.000
1.842.594
31.676.855.128
1.483.120.066
308.820.000
378.831.000
1.842.594
(i)
(iii)
(i)
(i)
(i)
Liabilitas Keuangan
Utang bank
250.236.000.000
Utang usaha - Pihak ketiga
10.281.103.639
Utang lain-lain - Pihak berelasi
596.340.000.000
Biaya masih harus dibayar
564.953.555
Uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka 38.987.952.288
Uang jaminan sewa
2.829.772.800
250.236.000.000
10.281.103.639
596.340.000.000
564.953.555
38.987.952.288
2.829.772.800
(ii)
(i)
(i)
(i)
(i)
(i)
(i)
Nilai wajar mendekati atau setara dengan nilai tercatatnya, karena dampak dari diskonto
tidak signifikan atau akan jatuh tempo dalam jangka pendek.
(ii) Nilai tercatat liabilitas keuangan mendekati nilai wajarnya karena menggunakan tingkat
suku bunga pasar.
(iii) Nilai wajar yang ditetapkan dengan harga pasar investasi reksa dana.
Ekshibit E/63
PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. IKATAN
a. Pada tanggal 20 Desember 2010, PT Karya Bersama Takarob (“KBT”), Entitas Anak, mengadakan
perjanjian manajemen dengan Swiss-Pacific Limited, Entitas Anak dari Swiss-Belhotel
International Trademarks Limited, pihak ketiga, untuk menyediakan jasa manajemen hotel untuk
Hotel Swiss-Belhotel Cirebon. Perjanjian ini berlaku dari soft-opening hotel tersebut sampai
dengan jangka waktu 10 tahun dan dapat diperpanjang dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Atas jasa tersebut, KBT diwajibkan setiap bulannya membayar “Fee” Dasar Pengelolaan (Basic
Fee) sebesar 1,5% dari jumlah pendapatan kotor (Gross Revenue) Hotel, “Fee” Insentif
Pengelolaan (Incentive Fee) sebesar 5% sampai dengan 6,5% tergantung kepada laba kotor
operasional dibandingkan dengan jumlah pendapatan kotor hotel, “Fee” kontribusi penjualan dan
pemasaran (Sales and Marketing Contribution Fee) sebesar 1% dari pajak dan “Fee” Lisensi,
Royalti dan Penggunaan Nama Dagang (Licence Royalty & Branding Fee) sebesar 0,5% dari total
pendapatan kotor hotel bersih.
b. Pada tanggal 20 Desember 2010, KBT dan Swiss-Pacific Limited menandatangani Technical
Assistant Service Agreement sehubungan dengan bantuan teknis pra-pembukaan sesuai dengan
standar. Swiss-Pacific Limited juga menyetujui untuk membuat dan memelihara selama jangka
waktu perjanjian ini praktik administrasi, kebijakan operasi, program penjualan, periklanan,
personalia dan pembelian yang taat azas pada praktik kebijakan dan program pengelolaan hotel
yang baik. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal pembukaan (soft opening).
c. Pada tanggal 1 Pebruari 2012, PT Jaya Agung Syandhana (“JAS”), Entitas Anak, mengadakan
perjanjian manajemen dengan PT Swiss-Belhotel International Indonesia, Entitas Anak dari SwissBelhotel International Trademarks Limited, Pihak ketiga, untuk menyediakan jasa manajemen
hotel untuk Hotel Swiss-Belhotel Solo. Perjanjian ini berlaku dari soft-opening hotel tersebut
sampai dengan jangka waktu 10 tahun dan dapat diperpanjang dengan kesepakatan kedua belah
pihak. Atas jasa tersebut, JAS diwajibkan setiap bulannya membayar “Fee” Dasar Pengelolaan
(Basic Fee) sebesar 1,5% dari jumlah pendapatan kotor (Gross Revenue) Hotel, “Fee” Insentif
Pengelolaan (Incentive Fee) sebesar 5% sampai dengan 6,5% tergantung kepada laba kotor
operasional dibandingkan dengan jumlah pendapatan kotor hotel, “Fee” kontribusi penjualan dan
pemasaran (Sales and Marketing Contribution Fee) sebesar 1% dari pajak dan “Fee” Lisensi,
Royalti dan Penggunaan Nama Dagang (Licence Royalty & Branding Fee) sebesar 0,5% dari total
pendapatan kotor hotel bersih.
d. Pada tanggal 1 Pebruari 2012, JAS dan Swiss-Pacific Limited menandatangani Technical Assistant
Service Agreement sehubungan dengan bantuan teknis pra-pembukaan sesuai dengan standar.
Swiss-Pacific Limited juga menyetujui untuk membuat dan memelihara selama jangka waktu
perjanjian ini praktik administrasi, kebijakan operasi, program penjualan, periklanan, personalia
dan pembelian yang taat azas pada praktik kebijakan dan program pengelolaan hotel yang baik.
Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal pembukaan (soft opening).
e. Pada tanggal 30 Maret 2012, PT Tristar Land, Entitas Anak, mengadakan perjanjian dengan
PT Pulau Intan Baja Perkasa untuk pembangunan proyek The Park Solo sesuai dengan paket
pekerjaan struktur proyek sebagaimana yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Perjanjian
ini berlaku selama 286 hari sejak tanggal 30 Maret 2012.
30. AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS
Informasi pendukung laporan arus kas konsolidasian sehubungan dengan aktivitas yang tidak
mempengaruhi arus kas adalah sebagai berikut:
2012
Reklasifikasi dari persediaan aset real estat ke
properti investasi
Penambahan aset tetap melalui akuisisi Entitas Anak
532.381.174.804
-
2011
1.144.367.991
Catatan
11
10
Download