DAFTAR ISI 4 IKHTISAR KEUANGAN 7 IKHTISAR SAHAM 8 LAPORAN KOMISARIS UTAMA 11 LAPORAN DIREKTUR UTAMA 14 ALAMAT & INFO PERUSAHAAN 15 KEGIATAN USAHA PERSEROAN 18 STRUKTUR ORGANISASI 19 VISI MISI 20 PROFIL DEWAN KOMISARIS 22 PROFIL DIREKSI 26 JUMLAH KARYAWAN DAN STATISTIK 29 NAMA PEMEGANG SAHAM DAN KEPEMILIKAN 37 STRUKTUR KEPEMILIKAN PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK 38 KRONOLOGIS PENCATATAN SAHAM 39 ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMEN 45 KEBIJAKAN DIVIDEN KAS 46 TATA KELOLA PERUSAHAAN 49 TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR) 51 PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN 2012 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 IKHTISAR KEUANGAN Ikhtisar Data Keuangan (dalam ribuan) Keterangan 2012 2011 2010 Kas dan setara kas 21.122.803 31.676.855 467.848 Deposito berjangka 86.700.000 - - 1.391.451 1.483.120 1.421.200 15.853.330 308.820 90.000 65.199 378.831 - 661.171.757 1.141.708.115 - 60.164.445 4.419.444 - ASET ASET LANCAR Investasi tersedia dijual Piutang usaha-pihak ketiga Piutang lain-lain Persediaan aset real estat Uang muka Biaya dibayar dimuka 996.305 162.028 - Pajak dibayar dimuka 11.597.123 9.126.220 - 859.044.417 1.189.263.433 1.979.048 981.731.879 909.647.542 - 865.603.022 - - 3.017.303 2.892.506 27.339 296.794 1.843 - 63.542 5.110 2.227 260.000 547.850 - Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Persediaan real estat Properti investasi – seteleh dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp6.262.710,- ribu pada tanggal 31 Desember 2012 Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp1.578.297,- ribu, Rp1.064.097,- ribu, Rp10.095,- ribu masingmasing pada tanggal 29 Pebruari 2012, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Aset pajak tangguhan Aset lain-lain 4 Jumlah Aset Tidak Lancar 1.850.972.540 913.094.851 29.566 JUMLAH ASET 2.710.016.957 2.102.358.284 2.008.614 (dalam ribuan) Keterangan 2012 2011 2010 Utang bank jangka pendek 103.245.833 96.000.000 - Utang usaha - Pihak ketiga 21.420.183 10.281.104 89.100 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang lain-lain Pihak ketiga 30.523 - - 137.870.000 596.340.000 800.000 Utang pajak 1.551.041 269.971 20.275 Biaya masih harus dibayar 5.225.003 564.953 13.800 22.127.629 38.987.952 - 57.544.369 9.407.802 - 349.014.582 751.851.783 923.175 515.299.101 144.828.197 - Pihak berelasi Uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka Bagian jangka pendek dari utang bank jangka panjang Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang bank Utang jaminan sewa 5.462.892 2.829.773 - Liabilitas imbalan kerja karyawan 376.297 86.481 17.813 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 521.138.291 147.744.451 17.813 JUMLAH LIABILITAS 870.152.872 899.596.234 940.988 1.800.000.000 1.200.000.000 500.000 12.000.000 - - direalisasi 37.962 129.618 67.705 Saldo Laba 25.376.973 607.749 146.416 1.837.414.935 1.200.737.367 714.121 SELISIH LEBIH ASET BERSIH ENTITAS ANAK ATAS BIAYA PEROLEHAN EKUITAS Modal Saham * Tambahan modal disetor Perubahan nilai wajar efek yang belum Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk 2.449.150 2.024.682 375 JUMLAH EKUITAS 1.839.864.085 1.202.762.049 714.496 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2.710.016.957 2.102.358.284 2.008.614 Kepentingan nonpengendalian *Modal dasar 40.000.000.000 saham pada 31 Desember 2012, 8.000.000.000 saham pada 31 Desember 2011 dan 4.000.000 saham pada 31 Desember 2010 dengan nilai nominal Rp.100 per saham pada 31 Desember 2012 dan Rp500 per saham pada 31 Desember 2011 dan 2010. Modal ditempatkan dan disetor penuh – 18.000.000.000 saham pada 31 Desember 2012, 2.400.000.000 saham pada 31 Desember 2011, 1.000.000 saham pada 31 Desember 2010 dan 1.000.000 saham pada 31 Desember 2009 5 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian (dalam ribuan) Keterangan 2012 2011 2010 PENJUALAN 94.275.918 3.099.175 1.480.500 BEBAN POKOK PENJUALAN 43.538.866 2.220.267 1.067.900 LABA BRUTO 50.737.052 878.909 412.600 Beban pemasaran (5.007.205) (15.272.393) (755.121) (319.642) 704.615 865 301 (5.559.747) (761) (340) 767.215 - - 26.369.537 123.890 92.919 (1.236.265) (18.570) (14.561) 58.433 2.883 2.227 Tangguhan (1.177.833) (15.688) (12.334) Beban Pajak Penghasilan - Neto 25.191.704 108.203 80.585 Beban umum dan administrasi Pendapatan keuangan Beban keuangan Pendapatan lainnya LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Kini LABA BERSIH TAHUN BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Perubahan nilai wajar investasi tersedia dijual yang belum direalisasi (91.669) 61.920 67.711 25.100.036 170.122 148.297 24.769.223 108.203 80.585 422.481 0 (0) 25.191.704 108.203 80.585 24.677.568 170.116 148.290 LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Jumlah Jumlah laba komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali Jumlah 6 422.468 6 7 25.100.036 170.122 148.297 Rasio-rasio Penting (dalam persen) Keterangan 2012 2011 2010 2.941,97 109,33 27,85 Jumlah Aset 28,90 104.553,26 209,91 Jumlah Liabilitas (3,27) 95.501,25 1.043,36 Jumlah Ekuitas 52,97 168.237,08 26,27 Jumlah Liabilitas/Jumlah Ekuitas 47,29 74,79 131,70 Jumlah Liabilitas/Jumlah Aset 32,11 42,79 46,85 Laba Bruto/Penjualan 53,82 28,36 27,87 Laba Sebelum Pajak/Penjualan 27,97 4,00 6,28 Total Laba Komprehensif/Penjualan 26,62 5,49 10,02 Total Laba Komprehensif/Jumlah Aset 0,93 0,01 7,38 Total Laba Komprehensif/Ekuitas 1,36 0,01 20,76 Rasio Pertumbuhan Penjualan Rasio Keuangan Rasio Usaha Ikhtisar Saham 2012 (dalam ribuan) Keterangan Tertinggi Terendah Harga Penutupan Volume Transaksi September 335 150 275 1.169.341 Oktober 290 240 265 537.323 November 270 250 265 260.219 Desember 275 235 245 238.832 2012 Harga Saham Tertinggi Terendah Kuartal pertama - - Kuartal kedua - - Kuartal ketiga - - Kuartal keempat 335 150 Kinerja Saham 2012 Harga tertinggi 335 Harga terendah 150 Harga akhir tahun 240 7 LAPORAN KOMISARIS UTAMA 8 “Kami bangga menutup tahun 2012, di tahun pertama Perseroan menjadi perusahaan publik, pencapaian kinerja Perseroan sungguh luar biasa. Direksi dan manajemen telah berhasil menjadikan Perseroan sebagai perusahaan publik sekaligus melakukan percepatan pembangunan areal super block di Cirebon, Solo dan Sampit.” Secara positif, pertumbuhan properti yang sangat cepat tiga tahun terakhir turut memperkuat dan mempengaruhi hampir sebagian besar pengembang properti di seluruh Indonesia. Tentunya hal ini didukung oleh stabilitas politik makro, tingkat inflasi yang terkontrol baik, dan meningkatnya demand properti dengan pesat dari kelas ekonomi menengah. Kinerja Direksi Dewan Komisaris menilai bahwa Direksi telah berhasil membawa Perseroan menjadi diakui dan dipercaya keberadaannya di bidang properti Indonesia, khususnya di Cirebon dan Solo. Terbukti dari laporan 2012 atas penjualan office park di Cirebon yang habis terjual 80% pada penawaran perdananya, sedangkan untuk The Park Solo Mall saat ini tenant yang sudah menandatangani kontrak penyewaan sudah mencapai 52%, walaupun baru akan beroperasi pada bulan Juli 2013. Saat ini, berdasarkan hasil Laporan Keuangan, Perseroan berhasil membukukan peningkatan Pendapatan Usaha dan Laba Bersih dengan signifikan. Pendapatan Usaha naik 2,942% menjadi sebesar Rp. 94 milyar pada tahun 2012 dan berimbas pada peningkatan Laba Bersih naik 23,182% menjadi sebesar Rp. 25 milyar. Seiring dengan keberhasilan profitabilitas, Direksi juga berhasil dalam pemeliharaan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan berkualitas sehingga turut mempercepat kinerja Perseroan menuju Perusahaan yang bercitra semakin baik. Laporan atas tingkat turn over karyawan di tahun 2012 menunjukkan angka yang rendah, hal ini membuktikan bahwa antara Perseroan dan karyawan dapat bersinergi dan memberikan kontribusi yang optimal bagi Perseroan. Rekomendasi Untuk dapat mewujudkan Visi Perseroan menjadi Perusahaan Properti dengan reputasi internasional, maka Dewan Komisaris memberikan arahan dan pengawasan rutin kepada Direksi. Salah satunya dengan diadakan rapat rutin setiap 3 bulan sekali, yang membahas pencapaian target penjualan serta strategi dalam mencapai target yang ditentukan, bahasan konsep design dan layout, target pekerjaan proyek yang sedang berjalan dan strategi secara umum untuk mengoptimalkan kinerja Perseroan. Prospek Usaha 2013 Meskipun nilai properti meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, namun harga properti di Indonesia masih tergolong murah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Oleh karena itu, kami yakin bahwa permintaan dan kebutuhan masyarakat terhadap properti masih akan terus bertumbuh dan berkembang dengan pesat. Melihat kebutuhan pasar yang tinggi serta lajunya pertumbuhan ekonomi Nasional, kami optimis produk Perseroan dapat menjadi jawaban dan solusi untuk kebutuhan pasar properti di Indonesia, khususnya di Cirebon, Solo dan Sampit. Pembangunan areal super block di Cirebon, Solo dan Sampit menawarkan banyak kemudahan dan fasilitas dalam sebuah kawasan properti terpadu, yang akan menunjang perekonomian sebagai kota mandiri kedepannya. Kemudahan dan fasilitas yang ditawarkan mulai dari keberadaan ruko sebagai tempat usaha, mall dengan tema one stop shopping & entertainment sehingga menjadi pilihan yang tepat sebagai pusat belanja & hiburan keluarga, hingga ketersediaan hotel berikut fasilitas serta layanan terbaik yang dikelilingi oleh pemandangan alam serta lingkungan hijau asri. Perseroan optimis dengan mempelopori pembangunan super block diluar Jakarta, yaitu Cirebon, Solo dan Sampit dapat memberikan angin segar bagi pertumbuhan investasi serta mendistribusikan pembangunan properti yang merata di luar Jakarta. 9 Kesuksesan super block di Cirebon tentunya tidak serta membuat kami berhenti dalam berkarya, tetapi hal tersebut semakin menambah wawasan kami untuk terus melanjutkan kreatifitas Perseroan. Di pertengahan tahun 2013 ini, kami siap menorehkan kesuksesan baru bagi Perseroan, yaitu dengan beroperasionalnya Swiss-Bel Hotel di Cirebon serta beroperasionalnya The Park Solo Mall. Apresiasi Dewan Komisaris mengungkapkan terima kasih kepada Direksi dan segenap manajemen untuk realisasi nyata pertumbuhan Perseroan sehingga meningkatkan keyakinan Para Investor. Dewan Komisaris juga berterima kasih kepada seluruh Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan atas dukungan dan kepercayaan sepenuhnya kepada Perseroan dalam mencapai visi yang telah ditetapkan. Jakarta, 25 April 2013 Pingki Elka Pangestu Komisaris Utama 10 LAPORAN DIREKTUR UTAMA 11 “Tahun pertama sebagai perusahaan publik, kami berhasil menutup tahun dengan pencapaian prestasi keuangan yang kuat dan perluasan portofolio proyek yang baik. Salah satu bukti kesuksesan 2012, Perseroan berhasil membuat proyek Cirebon, Solo dan Sampit menjadi icon di kota tersebut dalam bentuk suatu areal super block yang terintegrasi dengan fasilitas dan pelayanan kota yang lengkap.” Pertumbuhan Nirvana Development berjalan seiring dengan menguatnya perekonomian Indonesia pada umumnya dan properti pada khususnya, serta pesatnya pembangunan properti yang diikuti dengan peningkatan harga tanah. Dalam perencanaan maupun pelaksanaan pekerjaan pembangunan proyekproyek, Perseroan berkomitmen untuk tetap menjaga kualitas pembangunan dan pengembangan kota serta fasilitasnya supaya tetap terawat dan memiliki standar kualitas yang tinggi. Hal tersebut termasuk komitmen Perseroan untuk menciptakan lingkungan hijau yang asri demi kenyamanan masyarakat sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan hidup. Kinerja dan Strategi 2012 Kebijakan strategis Perseroan adalah melakukan ekspansi usaha dengan mengakuisisi perusahaan, yang memiliki proyek Cirebon Super Block pada akhir tahun 2011. Hal ini membawa dampak positif bagi peningkatan pendapatan Perseroan. Pendapatan usaha meningkat berlipat ganda pada tahun 2012, yang mana peningkatan terbesar berasal dari pendapatan penjualan ruko dan office park di proyek Cirebon Super Block. Pendapatan Usaha naik signifikan sebesar 2,942% dari Rp. 3 milyar pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 94 milyar pada tahun 2012. Laba Bersih turut mengalami kenaikan sebesar 23,182% dari Rp. 108 juta pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 25 milyar pada tahun 2012. Prospek Usaha 2013 Penjualan di tahun 2013 dan beberapa tahun mendatang akan terus meningkat dan semakin menarik. Perseroan menyiapkan semua Anak Perusahaan sesuai dengan masing-masing bidangnya untuk berani dan cerdas namun terukur dalam mengambil setiap keputusan-keputusan kritikal. Karena itu semua merupakan faktor kunci terjadinya keberhasilan dalam pembangunan proyek, mulai dari design proyek, pembangunan sampai dengan penjualan, termasuk pemeliharaan setelah penjualan. Melihat kondisi dan tingginya permintaan pasar Indonesia yang sangat menjanjikan, khususnya di bidang properti, maka jumlah pemain baru di bidang properti diprediksi akan bertambah. Hal ini yang menjadi tantangan tersendiri bagi industri properti, khususnya Perseroan untuk terus melakukan inovasi dan pertimbangan yang matang dalam sebuah proyek yang akan dibuat. Kekuatan dan dukungan SDM yang berpengalaman dalam berkarya namun patuh dalam menjalankan prosedur operasional Perseroan harus tetap dijaga dan dipertahankan. Untuk meningkatkan dan memotivasi SDM, Perseroan memberikan titik berat pada pelatihan dan ketrampilan yang berhubungan dengan bidang kerjanya. Sehingga setiap SDM dapat terus mengembangkan pengetahuan yang relevan, sesuai perkembangan serta kemajuan teknologi selama bekerja di Perseroan. 12 Apresiasi Kami menyampaikan terima kasih kepada segenap karyawan yang sudah mendedikasikan tenaga dan pikiran untuk kemajuan Perseroan selama tahun 2012. Kiranya prestasi dan kinerja yang baik ini dapat terus dijaga dan semakin ditingkatkan pada tahun 2013 dan masa mendatang. Penghargaan dan rasa hormat, kami tujukan juga kepada Para Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Pemangku Kepentingan yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan penuh kepada Direksi Perseroan untuk dapat maju dan membuktikan prestasinya. Jakarta, 25 April 2013 Andreas Kartawinata Direktur Utama 13 ALAMAT & INFO PERUSAHAAN PT Nirvana Development, Tbk. Kegiatan Usaha : Pembangunan, Jasa, Perdagangan dan Industri Kantor Pusat : Gedung Sona Topas Tower Lt. 7 Jl. Jend. Sudirman Kav. 26, Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, 12920 Telp: (021) 2506375, Faks: (021) 2506376 Website: www.nirvanadevelopment.com Komisaris Utama Pingki Elka Pangestu Direktur Utama Andreas Kartawinata Sekretaris Perusahaan Frederick Rompas Akuntan Publik Terdaftar KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO) Prudential Tower 17th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 79 Jakarta, 12910 Biro Administrasi Efek PT Ficomindo Buana Registrar Mayapada Tower 10th Floor Suite 02B Jl. Jend. Sudirman Kav. 28 Jakarta, 12920 KEGIATAN USAHA PERSEROAN Kegiatan usaha utama Perseroan adalah perdagangan, investasi, pengembangan, pembangunan, penyewaan dan pengelolaan properti melalui Entitas Anak. Perseroan memiliki beberapa proyek kawasan terpadu/super block di beberapa lokasi di Indonesia, yang masing masing memiliki berbagai fasilitas terpadu antara lain, pusat perbelanjaan (mall), Hotel, Convention Centre, Ballroom, Office Park, dan Shop houses. PROYEK PERSEROAN • Superblock / Kawasan Terpadu • Hotel • Retail 14 CSB adalah suatu super block yang terletak di pusat kota Cirebon, dibangun diatas lahan seluas kurang lebih 60.000 m2. Merupakan kawasan terpadu yang dirancang sebagai super block terbaik dan terbesar dengan konsep ”one stop shopping & entertainment” dengan memiliki beberapa fasilitas antara lain mall, ruko, hotel dan office park disekitar area pusat perbelanjaan. CSB mall terdiri dari 4 lantai pusat perbelanjaan dengan luas bangunan keseluruhannya seluas sekitar 80.000 m2, membidik target pasar kalangan menengah keatas, dengan menghadirkan komposisi tenant yang menarik antara lain Hypermart, Matahari, Ace Hardware, Cinema XXI, Pizza Hut, J.Co., dan The Body Shop. Selain membangun super block di kota Cirebon, Perseroan juga membangun Swissbel-Hotel di Cirebon yang merupakan hotel bintang 4. Berlokasi di kota Cirebon dan terletak diatas CSB Mall. Swissbel Hotel akan dibangun dengan jumlah sekitar 200 kamar, dengan fasilitas ballroom terbesar dan termewah di Cirebon, restaurant, fitness, sauna & spa, serta meeting room. 15 The Park adalah suatu super block yang terletak di kota Solo, tepatnya di jalan raya Solo Baru. The Park dibangun diatas lahan dengan luas sekitar 125.000 m2 merupakan super block yang dirancang sebagai super block terbaik dan terbesar dengan memiliki beberapa fasilitas antara lain mall, ruko, hotel, office park, sekolah dan rumah sakit. The Park mempunyai target market untuk masyarakat menengah keatas. Beberapa tenant yang berencana bergabung The Park antara lain adalah Metro Dept. Store, LotteMart, Fun World, JCo, Breadtalk, Optik Melawai, Inul Vizta, Guardian, iBox. 16 Borneo City adalah suatu super block yang terletak di kota Sampit, tepatnya di jalan Jenderal Sudirman. The Borneo City dibangun diatas lahan seluas sekitar 36.000m2 merupakan super block yang dirancang sebagai super block terbaik dan terbesar dengan memiliki beberapa fasilitas antara lain mall, ruko, hotel dan office park. Perseroan dan Entitas Anak akan menjadikan Borneo City sebagai destinasi utama masyarakat Sampit dan sekitarnya. Beberapa tenant yang berencana bergabung Borneo City antara lain adalah Matahari, Hypermart dan Fun World. 17 STRUKTUR ORGANISASI Dewan Komisaris Pingki Elka Pangestu Komisaris Utama Komite Audit Direksi Internal Audit Andreas Kartawinata Direktur Utama Div. Keuangan dan Akuntansi 18 Div. Proyek Sekretaris Perusaahan Div. Operasional “Menjadi Perusahaan Properti dengan Reputasi Internasional dan Meningkatkan Nilai Perseroan bagi Stakeholders” VISI “Menjadi Perusahaan yang selalu mengutamakan inovasi, profesionalisme serta Kualitas Aset yang Sustain” MISI 19 PROFIL DEWAN KOMISARIS PINGKI ELKA PANGESTU Komisaris Utama (Independen) Warga Negara Indonesia, 58 tahun, menyelesaikan pendidikan formal terakhir Master of Town & Country Planning (MTCP) dari University of Sydney Australia (1981). Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2011 sebagai Komisaris Utama Perseroan hingga saat ini. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota Direksi, serta pemegang saham. Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan: Komisaris Independent PT. Alam Sutera, Tbk. (2003-sekarang) Komisaris Independent PT. Wahana Tata Advisor PT. Interkaya Serasi Advisor PT. BANK NISP Board Of Supervisor PT. Sigiprima Rekahasil (2001- 2002) Director PT. Casa Lelang Director PT. Stratautama Mapanta (2000-2001) Director PT. Agustaraya Hastamanda Director PT. Citramitra Suryaindah Member of Board Supervisors PT. Arka Lokalaras (1990-sekarang) Member of Board Supervisors PT. Bhumyagara Laraskonsultan Planner PT. Sidkomindo Nusaprima Planning Director PT. Putra Alvita Pratama (1990-1994) Directors For Information & Marketing PT. Urban regional Development Institute (1996- 1998 Member of Board Supervisors Pancawiratama Sakti Director PT. Loka Mampang Indah Realty Planning Manager PT. Bumi Serpong Damai (1985-1990) Director PT. Asmawi Agung Corporation Planner PT. Perentjana Djaya (1985-1990) Assistant National Coordinator National Urban Development Strategy (UNDP-UNCHS) Department of Public Works (1981-1985) Assistant Manager PT. Bangun Tjipta Sarana (1979) 20 HASAN Komisaris Warga Negara Indonesia, 48 tahun, meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Atmajaya (1988). Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2012 sebagai Komisaris hingga saat ini. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota Direksi, serta pemegang saham. Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan: Associate Director di PT. Giba Energy (2011 – 2012) Steering Commitee di PT. Vietmindo Energitama (2004 – 2006) Manager di PT. Safarijunie Textindo Industri (1993 – 2010) Manager di PT. Pranata Aji Sejahtera (1992 – 1993) Manager di PT. Kasmaji (1991 – 1993) Supervisor di CV. Empat Tujuh (1989 – 1991) 21 PROFIL DIREKSI ANDREAS KARTAWINATA Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung (1980). Beliau bergabung sejak tahun 2012 sebagai Direktur Utama Perseroan hingga saat ini. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris, serta pemegang saham. Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan: Kepala Divisi Asset Management di PT. Bumi Serpong Damai, Tbk. (2010 – Jan 2012) Advisor and Director of Marketing & Operational Asset di PT. Lippo Karawaci, Tbk. (2007 – 2010) Direktur Pemasaran dan Operasional di PT. Metropolitan Kentjana, Tbk. (1995 – 2007) Head Manager Divisi Pemasaran di PT. Inti Datamas Sukses (1985 – 1987) Branch Manager di PT. Sarana Hitech System (1984 – 1985) Programmer di Badan Pendidikan Kristen Jawa Barat (1980 – 1984) 22 BUDIARTO WINARTO Direktur (Tidak Terafiliasi) Warga Negara Indonesia, 49 tahun. Meraih gelar Magister Management jurusan Manajemen Pemasaran dan Keuangan dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBII (2004). Beliau bergabung sejak tahun 2012 sebagai Direktur Perseroan hingga saat ini. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris, serta pemegang saham. Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan: Associate Director di Agung Podomoro Group (2010 – 2011) Chief Commercial Officer di PT. Megapolitan Development (2009 – 2010) General Manager di PT. Sumber Mitra Realtindo (2008 – 2009) Senior Konsultan Property di PT. Jakarta Land Management (2001 – 2008) Direktur Operasional dan Pemasaran di PT. Delta Mitra Mandiri (1994 – 2001) General Manager Marketing di PT. Sprimapac Kimia Rejeki (1991 – 1994) Manajer Produksi di PT. Induro (1990 – 1991) Plant Engineering Superintedent di PT. Kalamur (1989 – 1990) Supervisor di PT. United Can Company (1988 – 1989) 23 FREDERICK ROMPAS Direktur Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI) (1994). Beliau bergabung sejak tahun 2012 sebagai Direktur Perseroan hingga saat ini. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris, serta pemegang saham. Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan: Direktur Keuangan di PT. Lince Romauli Raya (2009 – 2011) Direktur di PT. Helindo Logistics (2006 – 2009) Direktur Operasional di PT. Southeast Coal Energy (2004 – 2006) Assistant Vice President di Indonesia Banking (1999 – 2004) Restructuring Agency (IBRA) Account Manager di PT. Bank Pan Indonesia Tbk (1996 – 1999) Special Assignment to Team Transformation System (1995 – 1996) Procedure (TSP) PT. Bank Umum Nasional 24 SIE PAULA RATNADEWI Direktur Warga Negara Indonesia, 36 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Teknik Kimia dari Universitas Diponegoro (1999). Beliau bergabung sejak tahun 2011 sebagai Direktur Perseroan hingga saat ini. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris, serta pemegang saham. Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan: Direktur di PT. Karya Bersama Takarob (2011 – sekarang) PT. Toepfer International Asia PTE LTD (2005 – 2011) PT. Duta Palma Nusantara (2003 – 2005) Assistant Manager di PT. Karya Makmur Bahagia (2001 – 2003) 25 Jumlah Karyawan dan Statistik Jumlah karyawan Perseroan dan Entitas Anak sebanyak 120 orang karyawan per 31 Desember 2012. Berikut ini adalah komposisi karyawan Perseroan dan Entitas Anak berdasarkan jenjang pendidikan, manajemen, usia, dan status karyawan dimana Komisaris dan Direksi tidak termasuk dalam pengelompokan karyawan. Komposisi karyawan Perseroan dan Entitas Anak menurut: Jenjang Pendidikan Jenjang Pendidikan PERSEROAN Pasca Sarjana (S2) Sarjana (S1) Diploma SMA ke bawah Jumlah ENTITAS ANAK KBT Pasca Sarjana (S2) Sarjana (S1) Diploma SMA ke bawah Jumlah TMU* Pasca Sarjana (S2) Sarjana (S1) Diploma SMA ke Bawah Jumlah * TMU baru beroperasi pada tahun 2012 26 2012 2011 0 16 7 8 31 2 5 4 1 12 0 10 2 10 22 1 23 10 51 85 0 20 9 38 67 0 0 0 0 0 Jenjang Manajemen 2012 2011 8 16 7 31 0 0 0 0 1 21 0 22 7 76 2 85 6 29 32 67 0 0 0 0 Jenjang Usia 2012 2011 PERSEROAN <30 31 - 40 41 - 50 Jumlah 11 11 9 31 0 0 0 0 11 7 4 22 46 32 7 85 35 29 3 67 0 0 0 0 Jenjang Manajemen PERSEROAN Manajerial Staff Non Staff Jumlah ENTITAS ANAK KBT Manajerial Staff Non Staff Jumlah TMU* Manajerial Staff Non Staff Jumlah * TMU baru beroperasi pada tahun 2012 Jenjang Usia ENTITAS ANAK KBT <30 31 - 40 41 - 50 Jumlah TMU* <30 31 - 40 41 - 50 Jumlah * TMU baru beroperasi pada tahun 2012 27 Status Karyawan Status Karyawan PERSEROAN Tetap Kontrak Jumlah ENTITAS ANAK KBT Tetap Kontrak Jumlah TMU* Tetap Kontrak Jumlah * TMU baru beroperasi pada tahun 2012 28 2012 2011 1 30 31 0 0 0 0 22 22 0 85 85 0 67 67 0 0 0 Nama Pemegang Saham dan Kepemilikan Struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut : PT. NIRVANA DEVELOPMENT, Tbk. Nilai Nominal 100 Jumlah Saham Jumlah Nominal % Modal Dasar 40.000.000.000 4.000.000.000.000 PT. Mega Inti Perdana Utama 11.995.000.500 1.199.500.050.000 66,639 PT. Melia Pratama Abadi 3.250.000.000 325.000.000.000 18,056 Masyarakat 2.754.999.500 275.499.950.000 15,306 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 18.000.000.000 1.800.000.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 22.000.000.000 2.200.000.000.000 PT. NIRVANA PROPERTY d.h PT KALISTA MINERAL Nilai Nominal Modal Dasar PT. Nirvana Development PT. Mega Duta Perkasa Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel 100 Jumlah Saham Jumlah Nominal 20.000.000 2.000.000.000 4.999.938 499.993.800 99,999 62 6.200 0,001 5.000.000 500.000.000 15.000.000 % 1.500.000.000 29 PT. NIRVANA RETAILINDO Nilai Nominal 100 Jumlah Saham Jumlah Nominal Modal Dasar 400.000 40.000.000.000 PT. Nirvana Development 104.999 10.499.900.000 99,999 1 100.000 0,001 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 105.000 10.500.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 295.000 29.500.000.000 PT. Mega Duta Perkasa % PT. DANAPATI SUKSES Nilai Nominal 500.000 Jumlah Saham Jumlah Nominal Modal Dasar 500 250.000.000 PT. Nirvana Retailindo 148 74.000.000 98,667 2 1.000.000 1,333 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 150 75.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 350 175.000.000 PT. Tjipta Suci % PT. PANORAMA LUBUK TIMUR Nilai Nominal Modal Dasar PT. Nirvana Development PT. Mega Duta Perkasa Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel 30 500 Jumlah Saham Jumlah Nominal 200.000 100.000.000 49.995 24.997.500 99,990 5 2.500 0,010 50.000 25.000.000 150.000 75.000.000 % PT. NIRVANA REALTY Nilai Nominal 100 Jumlah Saham Jumlah Nominal 10.000.000.000 1.000.000.000.000 2.504.999.938 250.499.993.800 100,000 62 6.200 0,000 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 2.505.000.000 250.500.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 7.495.000.000 749.500.000.000 Modal Dasar PT. Nirvana Development PT. Mega Duta Perkasa % PT. NIRVANA INFRASTRUCTURE Nilai Nominal 100.000 Jumlah Saham Jumlah Nominal Modal Dasar 500.000 50.000.000.000 PT. Nirvana Development 124.999 12.499.900.000 99,999 1 100.000 0,001 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 125.000 12.500.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 375.000 37.500.000.000 PT. Mega Duta Perkasa % PT. NIRVANA HOTEL & RESORT Nilai Nominal 100.000 Jumlah Saham Jumlah Nominal 1.000.000 100.000.000.000 404.999 40.499.900.000 100,000 1 100.000 0,000 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 405.000 40.500.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 595.000 59.500.000.000 Modal Dasar PT. Nirvana Development PT. Mega Duta Perkasa % 31 PT. DANADIPA ALUWUNG Nilai Nominal Modal Dasar PT. Nirvana Realty PT. Mega Duta Perkasa Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel 1.000 Jumlah Saham Jumlah Nominal % 2.000.000 2.000.000.000 495.000 495.000.000 99,000 5.000 5.000.000 1,000 5 00.000 500.000.000 1.500.000 1.500.000.000 PT. KARYA BERSAMA TAKAROB Nilai Nominal Modal Dasar PT. Panorama Lubuk Timur PT. Tjipta Suci Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel 1.000.000 Jumlah Saham Jumlah Nominal % 200.000 200.000.000.000 78.700 78.700.000.000 98,375 1.300 1.300.000.000 1,625 80.000 80.000.000.000 120.000 120.000.000.000 PT. MAHARDIKA KARYA AGUNG Nilai Nominal Jumlah Saham Jumlah Nominal Modal Dasar 500 250.000.000 PT. Nirvana Realty 148 74.000.000 98,667 2 1.000.000 1,333 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 150 75.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 350 175.000.000 PT. Mega Duta Perkasa 32 500.000 % PT. SURYA LIMA KARYA Nilai Nominal Modal Dasar PT. Mahardika Karya Agung PT. Tjipta Suci Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel 100 Jumlah Saham Jumlah Nominal % 200.000 200.000.000 49.995 49.995.000 99,990 5 5.000 0,010 50.000 50.000.000 150.000 150.000.000 PT. SEMESTA DUNIA USAHA Nilai Nominal Modal Dasar PT. Nirvana Development PT. Mega Duta Perkasa Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel 1.000 Jumlah Saham Jumlah Nominal % 200.000 200.000.000 49.995 49.995.000 99,990 5 5.000 0,010 50.000 50.000.000 150.000 150.000.000 PT. TUNAS MITRA USAHA Nilai Nominal 500.000 Jumlah Saham Jumlah Nominal Modal Dasar 500 250.000.000 PT. Nirvana Infrastructure 148 74.000.000 98,667 2 1.000.000 1,333 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 150 75.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 350 175.000.000 PT. Mega Duta Perkasa % 33 PT. NARENDRA AMERTA Nilai Nominal Modal Dasar PT. Nirvana Infrastructure PT. Mega Duta Perkasa Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel 1.000 Jumlah Saham Jumlah Nominal % 2.000.000 2.000.000.000 495.000 495.000.000 99,000 5.000 5.000.000 1,000 500.000 500.000.000 1.500.000 1.500.000.000 PT. GRAHITA DANA Nilai Nominal Modal Dasar PT. Nirvana Hotel & Resort PT. Mega Duta Perkasa Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel 1.000 Jumlah Saham Jumlah Nominal % 20.000.000 20.000.000.000 4.950.000 495.000.000 99,000 50.000 5.000.000 1,000 5.000.000 5.000.000.000 15.000.000 15.000.000.000 PT. BHARATA ADIKARYA Nilai Nominal Jumlah Saham Jumlah Nominal 4.000.000 4.000.000.000 990.000 990.000.000 99,000 10.000 10.000.000 1,000 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1.000.000 1.000.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 3.000.000 3.000.000.000 Modal Dasar PT. Nirvana Hotel & Resort PT. Mega Duta Perkasa 34 1.000 % PT. JAYA AGUNG SYANDHANA Nilai Nominal Modal Dasar PT. Mahardika Karya Agung PT. Tjipta Suci Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel 1.000 Jumlah Saham Jumlah Nominal % 4.000.000 4.000.000.000 49.995 990.000.000 99,000 5 10.000.000 1,000 50.000 1.000.000.000 150.000 3.000.000.000 PT. TRISTAR LAND Nilai Nominal 1.000 Jumlah Saham Jumlah Nominal Modal Dasar 50.000 50.000.000.000 PT. Mahardika Karya Agung 12.375 12.375.000.000 99,000 125 125.000.000 1,000 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 12.500 12.500.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 37.500 37.500.000.000 PT. Tjipta Suci % PT. TRISTAR LAND DEVELOPMENT Nilai Nominal 1.000.000 Jumlah Saham Jumlah Nominal 100.000 100.000.000.000 49.500 49.500.000.000 99,000 500 500.000.000 1,000 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 50.000 50.000.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 50.000 50.000.000.000 Modal Dasar PT. Mahardika Karya Agung PT. Tjipta Suci % 35 PT. SUKSES MANDAKA BUANA Nilai Nominal Jumlah Saham Jumlah Nominal Modal Dasar 500 250.000.000 PT. Danapati Sukses 148 74.000.000 98,667 2 1.000.000 1,333 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 150 75.000.000 Jumlah Saham Dalam Portepel 350 175.000.000 PT. Tjipta Suci 36 500.000 % Struktur Kepemilikan Perseroan dan Entitas Anak 1,33% 98,67% 37 Kronologis Pencatatan Saham Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia Perseroan mencatatkan sebanyak 6.000.000.000 (enam miliar) saham baru yang berasal dari portepel atau sebesar 33,33% (tiga puluh tiga koma tiga tiga persen) dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh dalam Penawaran Umum Saham Perdana, sehingga saham Perseroan atas nama pemegang saham lama tercatat sejumlah 12.000.000.000 (dua belas miliar) saham atau 66,67%(enam puluh enam koma enam tujuh) persen, dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Saham tersebut adalah saham milik PT Mega Inti Perdana Utama sebanyak 11.995.000.500 (sebelas miliar sembilan ratus sembilan puluh lima juta lima ratus) saham atau 66,64% (enam puluh enam koma enam puluh empat persen) dan saham milik PT Mega Duta Perkasa sebanyak 4.999.500 (empat juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu lima ratus) saham atau 0,03% (nol koma nol tiga persen). Dengan demikian jumlah saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia seluruhnya adalah sebanyak 18.000.000.000 (delapan belas miliar Rupiah) saham atau sebesar 100%(seratus persen) dari jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh sesudah Penawaran Umum ini. Selain itu sejumlah 4.200.000.000 (empat miliar dua ratus juta) Waran Seri I yang diterbitkan menyertai saham yang ditawarkan melalui penawaran umum ini seluruhnya juga akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Perseroan tidak memiliki rencana untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham baru dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif kecuali saham baru yang dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan Waran Seri I. 38 ANALISA & PEMBAHASAN MANAJEMEN Analisa dan Pembahasan Manajemen Secara umum pada tahun 2012 ekonomi global masih berada pada posisi yang kurang baik. Namun perekonomian Indonesia sudah menunjukkan kinerja yang membaik dan stabilitas yang terjaga baik. Hal ini dapat dilihat pada daya beli masyarakat yang membaik dan mengalami peningkatan dalam berinvestasi, khususnya investasi dan permintaan akan ruang pusat perbelanjaan, ruang perkantoran dan perhotelan. Tinjauan Operasional Selama tahun 2012 kinerja Perseroan mengalami peningkatan. Nirvana Development berhasil mendiversifikasi portofolio dengan pencapaian Pendapatan yang meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Disamping itu, penjualan 2012 yang dicapai manajemen Perseroan sebesar Rp. 94 milyar dapat diperoleh dengan baik, semua ini tidak lepas dari kerja sama segenap pihak dan dukungan Pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang memudahkan dengan pengembang properti Indonesia. Terbukti hingga saat ini Perseroan masih aktif membangun proyek super block, berupa perkantoran, pusat perbelanjaan, dan hotel. Strategi Perseroan kedepannya adalah menaikkan proporsi pendapatan berulang/recurring income untuk meningkatkan penjualan dan menunjukkan kepada umum bahwa investasi properti merupakan investasi yang menggiurkan manfaatnya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Tinjauan Keuangan Penjualan dan Pendapatan Jasa Penjualan dan Pendapatan Jasa tahun 2012 meningkat sebesar Rp. 91 milyar atau naik 2,942% menjadi Rp. 94 milyar dari tahun sebelum Rp. 3,1 milyar. Hal ini terjadi karena adanya pengakuan penjualan office park, sebagai penjualan terbesar di tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 33,8 milyar, dari penjualan ruko sebesar Rp. 7,09 milyar pada tahun 2012. Sedangkan total Pendapatan Jasa yang diterima dari pendapatan sewa mall dan pengelolaan gedung sebesar Rp. 47,5 milyar tahun 2012. Penjualan & Pendapatan Sewa 2012 2011 Penjualan Office Park Ruko Lainnya 33.849.272.727 7.093.636.364 5.834.163.000 3.099.175.400 31.614.419.947 15.884.426.399 - 94.275.918.437 3.099.175.400 Pendapatan Sewa Sewa Pengelolaan Gedung Total Penjualan & Pendapatan Sewa 39 Beban Pokok Penjualan Beban Pokok Penjualan meningkat 1,861% menjadi Rp. 43,5 milyar pada tahun 2012, sebelumnya Rp. 2,2 milyar tahun 2011. Kenaikan ini terutama karena Perseroan telah melakukan penjualan Office Park, ruko dan adanya pendapatan sewa. Laba Kotor Laba Kotor meningkat 5,673% menjadi Rp. 51 milyar pada tahun 2012, sebelumnya Rp. 879 juta tahun 2011. Kenaikan Laba Bruto tersebut disebabkan karena Perseroan telah membukukan penjualan dari office park, ruko dan mendapatkan pendapatan sewa. Beban Umum dan Administrasi Beban Umum dan Administrasi meningkat 1,923% menjadi Rp. 15,3 milyar pada tahun 2012, sebelumnya Rp. 755 juta tahun 2011.Kenaikan ini disebabkan karena Perseroan dan Entitas Anak telah melakukan kegiatan operasional di CSB Mall yang timbul biaya listrik dan air, serta biaya pemeliharaan. Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan meningkat 21,185% menjadi Rp. 26,4 milyar pada tahun 2012, sebelumnya Rp. 124 juta tahun 2011.Kenaikan ini disebabkan karena Perseroan dan Entitas Anak telah melakukan penjualan Office Park, ruko dan adanya pendapatan sewa. Laba Bersih Tahun Berjalan Laba Bersih Tahun Berjalan meningkat 23,182% menjadi Rp. 25,2 milyar pada tahun 2012, sebelumnya Rp. 108 juta tahun 2011.Kenaikan ini disebabkan karena Perseroan dan Entitas Anak telah melakukan penjualan Office Park, ruko dan adanya pendapatan sewa. Aset Jumlah Aset tumbuh 28,9% mencapai Rp. 2,7 triliun di tahun 2012, sedangkan tahun 2011 Rp. 2,1 triliun. Hal ini disebabkan munculnya properti investasi sebesar 866 juta. Liabilitas Jumlah Liabilitas turun 3,3% menjadi Rp. 870 juta di tahun 2012, sedangkan tahun 2011 Rp. 900 juta. Secara umum penurunan karena rendahnya Utang Lain-lain dari 596 juta di tahun 2011 menjadi hanya 138 juta di tahun 2012. Namun terdapat kenaikan yang signifikan pada Utang Bank jangka panjang dari 145 juta menjadi 515 juta, yang digunakan oleh Perseroan untuk investasi pada Entitas Anak. 40 Ekuitas Jumlah Ekuitas tumbuh 53% mencapai Rp. 1,8 triliun di tahun 2012, sedangkan tahun 2011 Rp. 1,2 triliun. Kenaikan Ekuitas dikarenakan adanya kenaikan modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan, pada saat Perseroan melakukan penawaran umum saham perdana pada bulan September 2012. Keterangan Jumlah Aset Jumlah Liabilitas Jumlah Ekuitas 2012 2.710.016.957.154 870.152.872.252 1.839.864.084.902 2011 2.102.358.283.886 899.596.234.493 1.202.762.049.393 Solvabilitas Kemampuan Perseroan dalam melunasi segala Liabilitasnya yang diukur dari hasil perbandingan antara Jumlah Liabilitas terhadap Jumlah Ekuitas (Solvabilitas Ekuitas) dan Jumlah Liabilitas terhadap Jumlah Aset (Solvabilitas Aset). Solvabilitas Ekuitas tahun 2012 adalah 47,29% sedangkan tahun 2011 adalah 74,79%, serta Solvabilitas Aset tahun 2012 adalah 32,11% sedangkan tahun 2011 adalah 42,79%. Keterangan Solvabilitas Ekuitas Solvabilitas Aset 2012 2011 47,29% 32,11% 74,79% 42,79% Imbal Hasil Ekuitas Rasio Imbal Hasil Ekuitas (Return On Equity) atau kemampuan Perseroan meraih Laba dari Modal yang ditanamkan, masing-masing sebesar 1,37% pada tahun 2012 dan 0,01% pada tahun 2011. Imbal Hasil Investasi Rasio Imbal Hasil Investasi (Return On Assets) atau kemampuan Perseroan meraih Laba dari Jumlah Aset, masing-masing sebesar 0,93% pada tahun 2012 dan 0,01% pada tahun 2011. Modal Kerja Modal Kerja Perseroan per tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp. 1,83 trilyun meningkat sebesar Rp. 630 milyar atau 52,9% jika dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp. 1,2 trilyun hal ini dikarenakan adanya dana yang masuk dari IPO. 41 Prospek Usaha 2013 Berdasarkan riset dari Panangian School of Property (PSP) pada bulan Oktober 2011, disebut bahwa saat ini Indonesia dipandang sebagai salah satu dari 3 negara di kawasan Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi positif dan menjadi salah satu negara di Asia yang sangat diperhitungkan,setelah China dan India. Laju pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik tersebut tentu saja gambaran dari membaiknya perindustrian nasional, dalam hal ini termasuk sektor properti. Hal tersebut dapat dilihat dari pengembangan properti di Indonesia yang mulai marak sejak tahun 2002. Sebagian besar merupakan proyek-proyek skala besar seperti super blok. Beberapa super blok yang dibangun seperti di : 1. Jakarta : Epicentrum Rasuna, Podomoro City, Season City, St.Moritz, Kemang Village, Gandaria Man Street, Kuningan City, CBD Pluit, Ciputra World, St.Regis, Grand Bay Pluit dan Kota Kasabalanca. 2. Surabaya : City Of Tomorrow dan Waterplace Pakuwon, 3. Medan : Deli Grand City. 4. Batam : Imperium Batam Island dan Nagoya Hill Batam. 5. Kalimantan : Samarinda Global City, dan 6. Solo : Solo Paragon. Masih dari sumber yang sama, berikut adalah hasil prediksi berdasarkan pasang surutnya industri properti di Indonesia yang dapat dibagi dalam 4 musim, yangterdiri dari soft market (equilibrium), seller’s market, weak market (oversupply) dan buyer’s market. Keempat musim ini mempunyai karakteristik kondisi tersendiri yang dapat digambarkan sebagai berikut Berdasarkan indikator makro ekonomi dan properti market clock di atas, kondisi pasar properti pada saat ini dan prediksi ke depan adalah sebagai berikut: • Kondisi industri properti pada tahun 2010 ini merupakan “fase awal” dari tahapan growth pada Industri Properti di Indonesia (Soft Market). • Kondisi tahun 2010-2013 merupakan timing yang tepat bagi konsumen maupun investor untuk membeli dan berinvestasi di sektor properti (seller market ). • Pada tahun 2014-2015 merupakan “ fase booming property” dimana harga properti mulai mengalami stagnasi dan ini akan menjadi booming properti kedua sejak pasca krisis 1998. Dengan pertimbangan di atas dari sisi demand, Panangian School of Property (PSP) pada bulan Oktober 2011 memprediksi bisnis properti dari tahun2010-2013 akan terus menunjukkan peningkatan. Sedangkan dari sisi supply, bisnis properti akan mengikut demand terutama sektor perumahan, perhotelan, kondominium dan perkantoran, ruko dan rukan. Siklus properti pada umumnya bergerak naik turun pada kurun waktu 5-7 tahun. Merujuk pada siklus tersebut, diperkirakan bahwa pada tahun 2010 hingga tahun 2013, merupakan saat yang tepat bagi para pelaku bisnis untuk memasuki pasar properti. Termasuk perbankan yang mendanai dan menyalurkan kredit properti,baik KPR dan kredit konstruksi. Saat ini Entitas Anak memiliki proyek yang sudah beroperasi di kota Cirebon dan proyek yang sedang dalam tahap perencanaan di kota Solo dan Sampit. 42 Risiko Usaha Berikut adalah risiko material yang disusun berdasarkan bobot risiko dan dimulai dari risiko utama yang dihadapi Perseroan dan risiko yang dihadapi Entitas Anak dalam menjalankan kegiatan usahanya yang dapat mempengaruhi kinerja maupun harga saham Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung. Risiko Usaha Perseroan Perseroan merupakan perusahaan induk dimana kontribusi pendapatan terbesar berasal dari Entitas Anak sehingga ketergantungan Perseroan terhadap Entitas Anak sangat tinggi. Dimana sekitar 94% arus kas dan keuntungan operasional Perseroan per 31 Desember 2012 berasal dari kegiatan operasi dan pendapatan di Entitas Anak, sehingga bila terjadi penurunan pendapatan di Entitas Anak maka akan menggangu laba bersih Perseroan. Risiko Entitas Anak 1. Risiko Persaingan Usaha Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Entitas Anak menghadapi persaingan baik dari pengembanglokal maupun internasonal, terkait dengan proyek yang dibangun/dikembangkan Entitas Anak termasuk lokasi, kualitas bangunan, fasilitas dan infrastruktur pendukung, kepastian dalam penyelesaian dan serah terima bangunan, pelayanan dan harga jual. Faktor-faktor tersebut akan menentukan kredibilitas Entitas Anak, yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat kepercayaan dan minat konsumen terhadap produk atau proyek yang ditawarkan oleh Entitas Anak. Risiko usaha tersebut dapat memberikan dampak material yang merugikan terhadap pendapatan, kegiatan usaha dan hasil dan prospek usaha Entitas Anak. 2. Risiko Keterbatasan Lahan Kebutuhan akan lahan menjadi suatu hal yang sangat penting bagi Entitas Anak karena Entitas Anak bergerak dalam bidang usaha utama pembangunan super blok dan hotel. Namun, terbatasnya lahan untuk dikembangkan dapat mempengaruhi kesinambungan usaha Entitas Anak, sehingga bila lahan yang dimiliki oleh Entitas Anak berkurang maka dapat memberikan dampak material yang merugikan terhadap kegiatan usaha, pendapatan usaha dan prospek usaha Entitas Anak. 3. Risiko Peraturan Pemerintah, Legalitas dan Perizinan Sebagai perusahaan pengembang properti, legalitas dan perizinan merupakan faktor penting bagi Entitas Anak. Termasuk dalam risiko legalitas dan perizinan adalah Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Hak Guna Bangunan (HGB), dan Perijinan Lingkungan Hidup. 4. Risiko Kenaikan Tingkat Suku Bunga Beberapa proyek Entitas Anak masih dibiayai oleh dana dari Perbankan, sehingga apabila terjadi peningkatan suku bunga atas hutang bank tersebut maka akan mempengaruhi kinerja keuangan Entitas Anak, dimana biaya bunga akan mengurangi pendapatan ataupun laba Entitas Anak. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi untuk periode 2 (dua) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Perseroan dan Entitas Anak memiliki hutang bank yang nilainya 27,82% dari jumlah kewajiban. Selain itu, kenaikan tingkat suku bunga dapat menyebabkan kenaikan jumlah pembayaran dari pembeli yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan permintaan atas properti Entitas Anak karena adanya penurunan daya beli pembeli. 43 5. Risiko Keterlambatan Penyelesaian Proyek Proyek properti umumnya merupakan proyek jangka panjang dimulai dari perolehan lahan, perijinan dan legalitas, persiapan pembangunan, pembangunan (konstruksi), hingga penyelesaian. Bila dalam proses tersebut diatas terdapat kendala maka dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek sehingga dapat menyebabkan biaya investasi membengkak yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja keuangan Entitas Anak. 6. Risiko Gugatan Hukum Dalam menjalankan usahanya, risiko gugatan hukum merupakan hal yang dapat dihadapi oleh Entitas Anak. Gugatan hukum dapat timbul karena terjadinya sengketa dengan para penyewa mal, ruko maupun gedung perkantoran yang disewakan oleh Entitas Anak dan dapat pula oleh karena keabsahan kepemilikan tanah yang telah dibeli dan dikuasai oleh Entitas Anak. Tanah yang sedang dalam gugatan hukum tidak dapat dikembangkan/dijual, akibatnya akan mempengaruhi pendapatan Entitas Anak. 44 KEBIJAKAN DIVIDEN KAS Kebijakan Dividen Pada bulan September 2012, Perseroan melakukan penawaran umum perdana Saham (IPO) dan baru akan melakukan pembentukan dana cadangan sesuai dengan ketentuan hukum serta peraturan perundangundangan yang berlaku sekaligus mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar Perseroan. Penggunaan Dana Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham, setelah dikurangi biaya-biaya terkait emisi efek digunakan seluruhnya untuk : 1. Sebesar Rp300 miliar atau 49,02% untuk melunasi hutang Perseroan ke Delphi Property Investments Limited 2. Sebesar Rp.40 miliar 6,54% untuk peningkatan modal di Entitas anak yaitu PT. Nirvana Hotel & Resort, yang kemudian dipinjamkan untuk: a. PT Jaya Agung Syandana sebesar Rp 5 miliar untuk pembangunan Hotel di Solo, Jawa Tengah; b. PT Grahita Dana sebesar Rp 30 miliar untuk penyelesaian pembangunan Hotel di Cirebon, Jawa Barat; c. PT Bharata Adikarya sebesar Rp 5 miliar untuk pembangunan Hotel di Sampit, Kalimantan Tengah. 3. Sebesar Rp 12 miliar atau 1,96% untuk peningkatan modal di Entitas Anak yaitu PT. Nirvana Infrastructure, yang selanjutnya dipinjamkan untuk: a. PT Tunas Mitra Usaha sebesar Rp 6 miliar sebagai modal kerja pengelola Mall CSB. b. PT Narendra Amerta sebesar Rp 6 miliar sebagai modal kerja pengelola Mall di Solo. 4. Sebesar Rp 250 miliar atau 40,85% untuk peningkatan modal kerja di Entitas Anak yaitu PT. Nirvana Realty, yang selanjutnya dipinjamkan untuk: a. PT Mahardika Karya Agung sebesar Rp 170 miliar yang kemudian dipinjamkan lagi ke PT. Tristar Land sebagai modal kerja untuk pembangunan Mall di Solo, Jawa Tengah. b. PT Danadipa Aluwung sebesar Rp 80 miliar untuk membangun Mall di Sampit, Kalimantan Tengah. 5. Sebesar Rp 10 miliar atau 1,63% untuk peningkatan modal kerja di Entitas Anak yaitu PT. Nirvana Retailindo, yang selanjutnya dipinjamkan sebagai modal kerja kepada PT. Danapati Sukses. 45 TATA KELOLA PERUSAHAAN Penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) merupakan bagian penting dalam menjaga kepentingan para pemegang saham, pemangku kepentingan, segenap karyawan dan terlaksananya kepatuhan hukum. Kegiatan usaha Grup selama tahun 2012 dijalankan dengan berdasarkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik, yaitu Fairness, Transparency, Accountability, Responsibility. RUPS RUPS sebagai organisasi tertinggi dalam Perseroan, memegang seluruh wewenang selain yang telah didelegasikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar. Dewan Komisaris (DK) Sesuai Anggaran Dasar, DK bertugas menjalankan fungsi pengawasan dan penasehat bagi Direksi dalam menjalankan Perseroan. Fungsi pengawasan ditingkatkan pada seluruh aspek pengelolaan Perseroan termasuk tanggung jawab sosial perusahaan, dan fungsi penasehat difokuskan pada arahan strategi dan optimalisasi efektifitas serta efesiensi tindakan Direksi dalam pencapaian tujuan usaha. Dalam melaksanakan tugas pengawasan, DK bertanggungjawab kepada RUPS. Selama tahun 2012, DK telah menyelenggarakan rapat DK sebanyak 4 kali dengan tingkat kehadiran penuh. Selain itu DK juga mengadakan rapat gabungan, DK dan Direksi sebanyak 4 kali untuk membahas laporan kegiatan operasional, kinerja usaha dan rencana usaha Perseroan. Pada tahun 2012, jumlah remunerasi yang diterima DK sebesar Rp. 139.000.000. Direksi Sesuai dengan Anggaran Dasar, Direksi berhak mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan, selain untuk memimpin, mengelola dan mengantar Perseroan menuju tercapainya maksud dan tujuan Perseroan. Direksi juga bertanggungjawab atas pengelolaan aset Perseroan termasuk rencana kerja dan anggaran, serta memastikan praktik akuntansi dan administrasi telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Direksi mengadakan rapat rutin setiap bulan untuk membahas hal-hal berkenaan dengan operasional Perseroan yang memerlukan perhatian/penyelesaian/koordinasi di antara unit usaha, serta memberikan pengarahan dan persetujuan atas usulan yang diajukan. Rapat juga membahas kinerja Perseroan serta halhal lain berkenaan dengan rencana strategis Perseroan. Selama tahun 2012, Direksi telah menyelenggarakan rapat sebanyak 12 kali, membahas kinerja dan aktivitas Perseroan dan hal-hal yang terkait dengan rencana strategis. Selain itu, Direksi juga menyelenggarakan rapat tambahan baik formal maupun informal apabila dipandang perlu. Pada tahun 2012, jumlah remunerasi yang diterima Direksi sebesar Rp. 1.224.490.600. 46 Komite Audit Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Perseroan di Luar Rapat Perseroan tanggal 8 Mei 2012, Perseroan menetapkan pembentukan Komite Audit Perseroan dengan susunan sebagai berikut: Ketua : Pingki Elka Pangestu Anggota : Mochamad Ridwan Firdaus Anggota : Tjiu Susi Berikut ini riwayat singkat mengenai masing-masing anggota Komite Audit Perseroan: Pingki Elka Pangestu Ketua Komite Audit Selain menjabat sebagai Ketua Komite Audit Perseroan juga menjabat sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen Perseroan. Riwayat pengalaman kerja sebelum Beliau bergabung dengan Perseroan: Komisaris Independent PT. Alam Sutera Tbk (2003-sekarang) Komisaris Independent PT. Wahana Tata Advisor PT. Interkaya Serasi Advisor PT. BANK NISP Board Of Supervisor PT. Sigiprima Rekahasil (2001- 2002) Director PT. Casa Lelang Director PT. Stratautama Mapanta (2000-2001) Director PT. Agustaraya Hastamanda Director PT. Citramitra Suryaindah Member of Board Supervisors PT. Arka Lokalaras (1990-sekarang) Member of Board Supervisors PT.Bhumyagara Laraskonsultan Planner PT. Sidkomindo Nusaprima Planning Director PT. Putra Alvita Pratama (1990-1994) Directors For Information & Marketing PT. Urban regional Development Institute (1996- 1998) Member of Board Supervisors Pancawiratama Sakti Director PT. Loka Mampang Indah Realty Planning Manager PT. Bumi Serpong Damai (1985-1990) Director PT. Asmawi Agung Corporation Planner PT. Perentjana Djaya (1985-1990) Assistant National Coordinator National Urban Development Strategy (UNDP-UNCHS) Department of Public Works (1981-1985) Assistant Manager PT. Bangun Tjipta Sarana (1979) Mochammad Ridwan Firdaus Anggota Warga Negara Indonesia, lahir di Cianjur pada tanggal 22 Nopember 1979. Diangkat menjadi Anggota Komite Audit Perseroan pada tanggal 8 Mei 2012. Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Pakuan, Bogor, pada tahun 2003. Pengalaman kerja: Supervisor Finance & Accounting KBT (2012-sekarang) Supervisor Finance & Accounting PT. Dyandra Communication (2008-2011) Senior Auditor Registered Public Accountant Dedy Zeiniirwan Santosa (KAP DZS) (2005-2008) Accounting Sales Administration PT. Astra Zeneca Indonesia (2004-2005) 47 Tjiu Susi Anggota Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 4 Nopember 1974. Diangkat menjadi Anggota Komite Audit Perseroan pada tanggal 8 Mei 2012. Memperoleh gelar Sarjana Akuntasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nusantara pada tahun 2002. Pengalaman kerja: Accounting Staff PT. Graha Sarana Inti Management (1995-sekarang) Accounting Staff PT. Cipta Mulia Anugrah Persada (1994-1995) Accounting Staff PT. Karsavicta Satya (1993-1994) Masa tugas anggota Komite Audit bersamaan dengan masa jabatan Dewan Komisaris. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris. Selama tahun 2012 , Komite Audit telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut: - Menelaah laporan keuangan konsolidasi tahunan dan triwulan. - Mengkaji temuan atas pemeriksaan auditor internal dan pelaksanaan rekomendasi auditor. - Melakukan rapat rutin dengan Akuntan Publik untuk membahas hasil audit laporan keuangan. - Menelaah penerapan GCG dalam kegiatan operasional Perseroan. Sekretaris Perusahaan Direksi Perseroan telah menetapkan Frederick Rompas sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) sesuai dengan Surat Penunjukkan tertanggal 8 Mei 2012 . Tugas Sekretaris Perusahaan, yaitu: 1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal; 2. Memberikan pelayanan atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perseroan; 3. Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya; 4. Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan Bapepam-LK dan masyarakat. Atas tanggung jawabnya tersebut, maka Sekretaris Perusahaan wajib menghadiri Rapat Direksi maupun Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi untuk memastikan Perseroan telah memenuhi GCG dan ketentuan yang berlaku di bidang pasar modal. PERKARA HUKUM YANG SEDANG DIHADAPI PERSEROAN, ENTITAS ANAK, KOMISARIS DAN DIREKSI PERSEROAN, DAN KOMISARIS DAN DIREKSI ENTITAS ANAK Perseroan dan Entitas Anak, maupun masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dan Entitas Anak, tidak sedang terlibat perkara-perkara perdata, pidana, administrasi negara, perselisihan hubungan industrial, perpajakan maupun kepailitan, penundaan kewajiban pembayaran utang atau pembubaran atau pemeriksaan oleh pengadilan atau instansi lainnya yang berwenang. 48 TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR) Kebijakan dan kegiatan usaha Perseroan selalu dikembalikan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup sebagai perwujudan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjukkan komitmen kami adalah kerjasama antara: - Perseroan dan Lingkungan Hidup - Perseroan dan Lapangan Kerja - Perseroan dan Pengembangan Sosial Kemasyarakatan Jumlah dana yang telah dikeluarkan Perseroan untuk mendukung kegiatan CSR pada tahun 2012 sebesar Rp. 44.438.000,- yang dialokasikan untuk membiayai aktifitas sebagai berikut. Perseroan dan Lingkungan Hidup Perseroan memadukan ruang hijau dan fasilitas terbaik dalam semua areal super block yang akan dan yang telah dibangun. Di Cirebon Super Block misalnya, sekitar 20% dari seluruh lahan dialokasikan untuk ruang hijau dan puluhan ribu pohon telah ditanam. Tujuannya untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim dan mengurangi polusi udara dari pencemaran asap kendaraan bermotor. Selain itu, pengelolaan sampah juga telah dibuat sistem pemisahan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok sampah organic dan sampah non-organik. Tindak lanjut sampah organic akan diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah non-organik didaur ulang. Semua program kegiatan ini, baik penghijauan sampai pengelolaan sampah sudah diterapkan pada proyek Cirebon Super Block dan akan diterapkan pada proyek properti lain. Perseroan dan Lapangan Kerja Dalam pengembangan pembangunan kota-kota mandiri, Perseroan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekelilingnya. Baik dari tahap pembangunan awal sampai kesempatan kerja melalui unit usaha komersial Perseroan, yaitu mall di Solo dan hotel yang beroperasi di Cirebon. Jadi terdapat keseimbangan yang baik antara pembangunan yang berkelanjutan diikuti dengan kesempatan yang menguntungkan bagi masyarakat setempat. Perseroan dan Pengembangan Sosial Kemasyarakatan Perseroan juga rutin melakukan kegiatan sosial di desa-desa sekitar proyek untuk menyalurkan dana pembangunan atau perbaikan tempat ibadah. Partisipasi dalam bentuk pembelian kambing kurban untuk disumbangkan pada perayaan Idul Adha. Selain itu Perseroan juga berpartisipasi dalam menyalurkan dana serta sumbangan untuk HUT RI dan Idul Fitri. 49 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN PT. NIRVANA DEVELOPMENT, Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, DAN 2010 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010 DAFTAR ISI Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Ekshibit Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian A Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian B Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian C Laporan Arus Kas Konsolidasian D Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian E PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN I nirvana development SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN - TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK ("KELOMPOK USAHA"; Kami yang bertanda-tangan di bawah ini : 1 Nama Andreas Kartawinata Alamat Kantor Sona Topas Tower 7th, Jl. Jend. Sudirman Kav.26 Jakarta Selatan 12920 Alamat Domisili/ Sesuai KTP 2. Green Garden Blok XI/3 RT 013 RW 003 Nomor Telepon (021)250-6375 Jabatan Direktur Utama Nama Frederick Rompas Alamat Kantor Sona Topas Tower 7th, Jl. Jend. Sudirman Kav.26 Jakarta Selatan 12920 Alamat Domisili/ Sesuai KTP Jl. Duren Sawit Bam C Xl/ 12A RT 006 RW 001 Jakarta Timur Nomor Telepon Jabatan (021)250-6375 Direktur menyatakan bahwa : 1. Bertanggung jawab atas penyusunan konsolidasian Kelompok Usaha; 2. 3. dan penyajian laporan keuangan Laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia; a Semua informasi dalam laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha telah dimuat secara lengkap dan benar, b Laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material, 4. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern Kelompok Usaha. Demikian pemyataan ini dibuat dengan sebenamya. Jakarta, 27Mar£t2013 METIiir TEM Andr^alMfeMMIk Direktur Utama Sona Topas Tower 7th floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 26 Jakarta 12920 T+62 21 250 6375 F+62 21 250 6376 IBPO Telp : +62-21.5795 7300 Tanubrata Sutanto Fahmi a Rekan Fax : +62-21.5795 7301 Certified Public Accountants www.bdo.co.id License No 460/KM. 1/2010 Prudential Tower, 17'" Fl Jalan Jend. Sudirman Kav. 79 Jakarta 12910 - Indonesia No. : 365/2-N021/TW-2/12.12 Hal : Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Desember 2012 Laporan Auditor Independen Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Nirvana Development Tbk dan Entitas Anak Jakarta Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan konsolidasian PT Nirvana Development Tbk ("Perusahaan") dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, serta laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, laporan perubahan ekuitas konsolidasian dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Laporan keuangan konsolidasian adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan konsolidasian berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia ("IAPI"). Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlahjumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Nirvana Development Tbk dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, serta hasil usaha dan arus kas konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Sebagaimana diungkapkan pada Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan dan Entitas Anak telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ("PSAK") tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012. Kantor Akuntan Publik TANUBRATA SUTANTO FAHMI & Rekan Tjhai Wiherman, S.E., Ak., M.Ak., CPA NIAPAP. 0135 27Maret2013 AL/yn TANUBRATA SUTANTO FAHMI a REKAN Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan ( Certified Public Accountants ). an Indonesian partnership. Is a member of BDO International Limited, a UK company network of Independent member firms. limited by guarantee, and forms part of International BDO Ekshibit A PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi tersedia dijual Piutang usaha - Pihak ketiga Piutang lain-lain Persediaan aset real estat Uang muka Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka 2e,2f,3 2f,4 2f,5 2f,6 2f 2g,7 8 2h 14a Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Persediaan aset real estat Properti investasi – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 6.262.710.498 pada tanggal 31 Desember 2012 Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.578.297.163, Rp 1.064.097.069 dan Rp 10.095.729 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Aset pajak tangguhan Aset lain-lain 2012 2011 2010 21.122.803.896 31.676.855.128 467.847.984 86.700.000.000 1.391.451.401 1.483.120.066 1.421.200.448 15.835.330.787 308.820.000 90.000.000 65.199.200 378.831.000 661.171.757.454 1.141.708.114.853 60.164.445.671 4.419.443.903 996.305.786 162.028.000 11.597.123.264 9.126.220.419 859.044.417.459 1.189.263.433.369 1.979.048.432 2g,7 981.731.878.656 2j,11 865.603.021.639 2i,10 3.017.303.313 2.892.505.922 27.339.271 296.794.132 63.541.955 260.000.000 1.842.594 5.109.412 547.850.257 2.226.647 - Jumlah Aset Tidak Lancar 1.850.972.539.695 913.094.850.517 29.565.918 JUMLAH ASET 2.710.016.957.154 2.102.358.283.886 2.008.614.350 2e,2f,9 2p,14f 909.647.542.332 - - - Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan Ekshibit A/2 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2012 2011 2010 2f,12 2f,13 103.245.833.000 21.420.183.264 96.000.000.000 10.281.103.639 89.100.000 2f 2f,2r,25 2p,14b 2f 30.523.110 137.870.000.000 596.340.000.000 1.551.040.996 269.970.899 5.225.003.260 564.953.555 800.000.000 20.274.775 13.800.020 LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek Utang usaha - Pihak ketiga Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Utang pajak Biaya masih harus dibayar Uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka Bagian jangka pendek dari utang bank jangka panjang 2f,2n,2o,16 22.127.628.687 38.987.952.288 - 2f,12 57.544.369.222 9.407.802.853 - Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 349.014.581.539 751.851.783.234 923.174.795 LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek 2f,12 Uang jaminan sewa 2f,2n Liabilitas imbalan kerja karyawan 2m,17 515.299.101.330 144.828.197.147 5.462.892.279 2.829.772.800 376.297.104 86.481.312 17.813.179 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 521.138.290.713 147.744.451.259 17.813.179 JUMLAH LIABILITAS 870.152.872.252 899.596.234.493 940.987.974 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan Ekshibit A/3 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2012 2011 - - 353.130.158 1.800.000.000.000 12.000.000.000 1.200.000.000.000 - 500.000.000 - 37.962.248 25.376.972.522 129.618.053 607.749.207 67.704.577 146.416.228 1.837.414.934.770 2.449.150.132 1.200.737.367.260 2.024.682.133 714.120.805 375.413 JUMLAH EKUITAS 1.839.864.084.902 1.202.762.049.393 714.496.218 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2.710.016.957.154 2.102.358.283.886 2.008.614.350 SELISIH LEBIH ASET BERSIH ENTITAS ANAK ATAS BIAYA PEROLEHAN EKUITAS Modal saham Modal dasar – 40.000.000.000 saham pada 31 Desember 2012, 8.000.000.000 saham pada 31 Desember 2011 dan 4.000.000 saham pada 31 Desember 2010 dengan nilai nominal Rp 100 per saham pada 31 Desember 2012 dan Rp 500 per saham pada 31 Desember 2011 dan 2010 Modal ditempatkan dan disetor penuh – 18.000.000.000 saham pada 31 Desember 2012, 2.400.000.000 saham pada 31 Desember 2011 dan 1.000.000 saham pada 31 Desember 2010 Tambahan modal disetor Perubahan nilai wajar investasi tersedia dijual yang belum direalisasi Saldo laba Ekuitas pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali 2c,15 19 20 2f,5 2c,18 2010 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan Ekshibit B PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2012 2011 PENJUALAN DAN PENDAPATAN JASA 2n,2o,21 94.275.918.437 3.099.175.400 BEBAN POKOK PENJUALAN DAN PENDAPATAN JASA 2n,2o,22 43.538.865.955 2.220.266.838 50.737.052.482 878.908.562 ( 5.007.205.326 ) ( 15.272.392.784 ) ( 704.614.763 ( 5.559.747.178 ) ( 767.214.905 755.121.456 ) 864.611 761.236 ) - 26.369.536.862 123.890.481 LABA BRUTO Beban pemasaran Beban umum dan administrasi Pendapatan keuangan Beban keuangan Pendapatan lainnya 2o,23 2o,24 LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan 2p,14c Beban Pajak Penghasilan - Neto ( 1.236.265.231 ) ( 58.432.543 18.570.375 ) 2.882.765 ( 1.177.832.688 ) ( 15.687.610 ) LABA TAHUN BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Perubahan nilai wajar investasi tersedia dijual yang belum direalisasi 25.191.704.174 2f,5 JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN ( 91.668.665 ) 108.202.871 61.919.618 25.100.035.509 170.122.489 24.769.223.315 422.480.859 108.202.821 50 Jumlah 25.191.704.174 108.202.871 Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non-Pengendali 24.677.567.510 422.467.999 170.116.297 6.192 Jumlah 25.100.035.509 170.122.489 Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non-Pengendali Laba per Saham Dasar 2c,18 2s,26 2,69 53,86 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan Ekshibit C PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan Saldo 1 Januari 2011 Penyesuaian sehubungan dengan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis” Modal ditempatkan dan disetor 500.000.000 2c,15 Setelah penyesuaian - Perubahan nilai wajar investasi tersedia dijual yang belum direalisasi Tambahan modal disetor - 67.704.577 - - Ekuitas pemilik entitas induk 146.416.228 714.120.805 353.130.158 353.130.158 499.546.386 1.067.250.963 Kepentingan Non-Pengendali 375.413 - Jumlah ekuitas 714.496.218 353.130.158 500.000.000 - 1.199.500.000.000 - - - 1.199.500.000.000 Kepentingan Non-Pengendali atas Entitas Anak yang baru dikonsolidasi - - - - - Pengurangan kepentingan Non-Pengendali - - - - - Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan - - 61.913.476 108.202.821 170.116.297 6.192 170.122.489 1.200.000.000.000 - 129.618.053 607.749.207 1.200.737.367.260 2.024.682.133 1.202.762.049.393 600.000.000.000 - Setoran modal 19 Saldo 31 Desember 2011 Setoran modal 19 Tambahan setoran modal 20 - 12.000.000.000 Kepentingan Non-Pengendali atas Entitas Anak yang baru dikonsolidasi - - Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan - - Saldo 31 Desember 2012 1.800.000.000.000 67.704.577 Saldo laba 12.000.000.000 ( 375.413 - 1.199.500.000.000 2.024.356.828 ( 1.067.626.376 56.300 ) ( 2.024.356.828 56.300 ) - - 600.000.000.000 - 600.000.000.000 - - 12.000.000.000 - 12.000.000.000 - - - 2.000.000 2.000.000 91.655.805 ) 24.769.223.315 24.677.567.510 422.467.999 25.100.035.509 37.962.248 25.376.972.522 1.837.414.934.770 2.449.150.132 1.839.864.084.902 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan Ekshibit D PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2012 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran untuk: Pemasok Gaji dan tunjangan karyawan Beban usaha lainnya 2011 61.889.084.049 2.880.355.400 ( ( ( 41.719.646.370 ) ( 7.745.425.741 ) ( 10.133.840.557 ) ( 3.308.205.950 ) 549.625.000 ) 129.665.832 ) Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi Pembayaran pajak Pembayaran beban keuangan lainnya Penerimaan penghasilan bunga ( ( 2.290.171.381 ( 2.426.097.979 ) ( 5.559.747.178 ) ( 704.614.763 1.107.141.382 ) 8.874.819.895 ) 761.236 ) 864.611 Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi ( 4.991.059.013 ) ( 9.981.857.902 ) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan properti investasi Pembelian aset tetap Perolehan Entitas Anak Penempatan deposito berjangka Uang muka aset real estat dan properti investasi Perolehan aset real estat ( ( ( ( ( ( 339.484.557.333 ) 638.997.485 ) ( 2.774.800.000 ) 148.000.000 ) ( 1.359.806.497.500 ) 86.700.000.000 ) 52.405.800.417 ) 105.642.940.536 ) ( 107.043.000.000 ) Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi ( 585.020.295.771 ) ( 1.469.624.297.500 ) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari utang bank Pembayaran utang bank (Penurunan) kenaikan dari pihak berelasi Penerimaan setoran modal Pembayaran emisi saham Kenaikan aset lain-lain Pembayaran utang lain-lain ( ( ( Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH DALAM KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN KAS DAN SETARA KAS ENTITAS ANAK YANG DIAKUISISI KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 515.114.833.000 89.261.529.448 ) 458.470.000.000 ) 445.540.000.000 630.000.000.000 1.199.500.000.000 18.000.000.000 ) ( 547.850.257 ) ( 150.000.000.000 ) 579.383.303.552 ( 10.628.051.232 ) 1.494.492.149.743 14.885.994.341 31.676.855.128 467.847.984 74.000.000 16.323.012.803 21.122.803.896 31.676.855.128 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan Ekshibit E PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M a. Pendirian Perusahaan PT Nirvana Development Tbk (“Perusahaan”) (dahulu PT Adipura Artha Pratama) dan Entitas Anak (secara bersama-sama disebut sebagai “Kelompok Usaha”) didirikan berdasarkan akta Notaris P. Sutrisno A. Tampubolon, S.H., M.Kn., No. 43 tanggal 18 Desember 2003. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-10765.HT.01.01.TH 2004 tanggal 30 April 2004 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 9848 tanggal 1 Oktober 2004, Tambahan No. 79. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham yang telah diaktakan oleh Notaris B. Andy Widyanto, S.H., No. 17 tanggal 27 Mei 2010 yang berisi memutuskan dan menyetujui perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU-29783.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 10 Juni 2010. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan Akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No 225 tanggal 31 Oktober 2012 mengenai persetujuan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perusahaan setelah Penawaran Umum Saham Perdana kepada Masyarakat. Akta perubahan ini telah dicatat dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU-0023810.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 18 Maret 2013. Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan, pengangkutan darat, pertanian, percetakan, perbengkelan dan jasa. Kegiatan usaha Perusahaan melakukan perdagangan material bangunan dan properti investasi melalui Entitas Anak. Perusahaan berkedudukan di Karet-Setiabudi, Jakarta Selatan dan Entitas Anak berkedudukan di Jakarta, Cirebon dan Sukoharjo. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 2009. b. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 27 Maret 2013. c. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM – LK) dengan suratnya No. S-10537/BL/2012 untuk melakukan penawaran umum perdana 6.000.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 100 per saham kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp 105 per saham. Pada tanggal 13 September 2012, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 13 September 2012, 12.000.000.000 saham perusahaan milik pemegang saham pendiri telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2012, seluruh saham Perusahaan sebanyak 18.000.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Ekshibit E/2 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak Perusahaan mempunyai kepemilikan saham secara langsung maupun tidak langsung pada Entitas Anak sebagai berikut: Entitas Anak Kepemilikan saham secara langsung : Persentase Kepemilikan (langsung dan tidak langsung) 2012 2011 Bidang Usaha Mulai Kegiatan Usaha Kedudukan Komersial Belum operasi PT Nirvana Property (dahulu PT Kalista Mineral) 99,99% 99,99% Pertambangan, perdagangan, perindustian dan jasa Jakarta - PT Nirvana Retailindo 99,99% 99,99% Perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, pertambangan, percetakan, perbengkelan, pertanian, dan kehutanan. Jakarta - PT Nirvana Realty (dahulu PT Kalista International) 99,99% 99,99% Pembangunan, perdagangan, perindustrian, jasa, pertambangan, transportasi darat, pertanian, perbengkelan dan percetakan Jakarta - PT Nirvana Infrastructure 99,99% 99,98% Perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, pertambangan, percetakan, perbengkelan, pertanian dan kehutanan Jakarta - PT Nirvana Hotel & Resort 99,99% 99,99% Jasa perhotelan Jakarta - 98,38% 98,38% Jasa, pembangunan, pengangkutan darat, perbengkelan, percetakan, perdagangan, perindustrian, pertambangan dan pertanian Cirebon 2008 98,67% 98,67% Perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan perbengkelan, pertanian dan kehutanan Jakarta 2012 99,99% 99,99% Pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan, pengangkutan darat, pertanian, percetakan dan jasa Jakarta - PT Mahardhika Karya Agung (melalui PT Nirvana Realty) 98,67% 98,67% Perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan, perbengkelan, pertanian dan kehutanan Jakarta - PT Danadipa Aluwung (melalui PT Nirvana Realty) 99,00% 99,00% Perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan, perbengkelan, pertanian dan kehutanan Jakarta - Kepemilikan saham secara tidak langsung: Beroperasi PT Karya Bersama Takarob (melalui PT Panorama Lubuk Timur) PT Tunas Mitra Usaha (melalui PT Nirvana Infrastructure) Belum operasi PT Panorama Lubuk Timur (melalui PT Nirvana Realty) Ekshibit E/3 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Entitas Anak Kepemilikan saham secara tidak langsung: Persentase Kepemilikan (langsung dan tidak langsung) 2012 2011 Bidang Usaha Mulai Kegiatan Usaha Kedudukan Komersial Belum operasi PT Narendra Amerta (melalui PT Nirvana Infrastructure) 99,00% 99,00% Perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan, perbengkelan, pertanian dan kehutanan Jakarta - PT Jaya Agung Syandhana (melalui PT Nirvana Hotel & Resort) 99,00% 99,00% Perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan, perbengkelan, pertanian dan kehutanan Jakarta - PT Bharata Adikarya (melalui PT Nirvana Hotel & Resort) 99,00% 99,00% Perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan, perbengkelan, pertanian dan kehutanan Jakarta - PT Danapati Sukses (melalui PT Nirvana Retailindo) 98,67% - Perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan, perbengkelan, pertanian dan kehutanan Jakarta - PT Sukses Mandaka Buana (melalui PT Danapati Sukses) 98,67% - Perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan, perbengkelan, pertanian dan kehutanan Jakarta - PT Semesta Dunia Usaha (melalui PT Mahardhika Karya Agung) 99,99% 99,99% Pembangunan, jasa, perindustrian, pengangkutan darat, pertanian, percetakan dan perdagangan Jakarta - PT Surya Lima Karya (melalui PT Mahardhika Karya Agung) 99,99% 99,99% Pembangunan, jasa, perindustrian, pengangkutan darat, pertanian, percetakan dan perdagangan Jakarta - PT Grahita Dana (melalui PT Nirvana Hotel & Resort) 99,00% 99,00% Perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa, percetakan, perbengkelan, pertanian dan kehutanan Jakarta - PT Tristar Land (melalui PT Mahardhika Karya Agung) 99,00% 99,00% Pembangunan, jasa, perindustrian dan perdagangan Sukoharjo - PT Tristar Land Development (melalui PT Mahardhika Karya Agung) 99,00% 99,00% Pembangunan, jasa, perindustrian dan perdagangan Sukoharjo - Kepemilikan saham secara tidak langsung : Tahap Pengembangan Ekshibit E/4 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Jumlah Aset (Dalam Rupiah) Entitas Anak Beroperasi PT Karya Bersama Takarob (melalui PT Panorama Lubuk Timur) PT Tunas Mitra Usaha (melalui PT Nirvana Infrastructure) Belum Operasi PT Nirvana Property (dahulu PT Kalista Mineral) PT Nirvana Retailindo PT Nirvana Realty (dahulu PT Kalista International) PT Nirvana Infrastructure PT Nirvana Hotel & Resort PT Panorama Lubuk Timur (melalui PT Nirvana Realty) PT Mahardhika Karya Agung (melalui PT Nirvana Realty) PT Danadipa Aluwung (melalui PT Nirvana Realty) PT Narendra Amerta (melalui PT Nirvana Infrastructure) PT Jaya Agung Syandhana (melalui PT Nirvana Hotel & Resort) PT Bharata Adikarya (melalui PT Nirvana Hotel & Resort) PT Danapati Sukses (melalui PT Nirvana Retailindo) PT Sukses Mandaka Buana (melalui PT Danapati Sukses) PT Semesta Dunia Usaha (melalui PT Mahardhika Karya Agung) PT Surya Lima Karya (melalui PT Mahardhika Karya Agung) Tahap Pengembangan PT Grahita Dana (melalui PT Nirvana Hotel & Resort) PT Tristar Land Development (melalui PT Mahardhika Karya Agung) PT Tristar Land (melalui PT Mahardhika Karya Agung) 2012 2011 403.879.685.435 383.624.450.467 7.397.931.908 75.000.000 1.894.744.808 10.591.491.866 1.550.038.533 1.270.129.452 2.560.845.047.916 2.078.438.142.937 13.624.138.053 1.225.104.027 120.789.314.220 39.145.606.922 451.618.399.967 432.786.544.175 1.921.377.330.886 1.537.626.515.029 187.688.404.686 107.500.000.000 6.223.215.011 500.000.000 6.066.437.222 1.000.000.000 5.123.681.667 1.000.000.000 10.588.461.889 75.000.000 75.000.000 75.000.000 9.852.331.491 9.901.689.491 25.493.706.492 25.493.675.000 109.596.208.210 36.510.505.525 315.458.484.941 202.000.251.452 285.041.813.818 14.500.251.452 Ekshibit E/5 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Pendirian Entitas Anak PT Nirvana Retailindo Pada bulan Juni 2010, Perusahaan mendirikan Entitas Anak baru bernama PT Nirvana Retailindo (“NRT”) dengan modal saham sebesar Rp 100.000.000 yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 25.000.000. Perusahaan memiliki 249 lembar saham sebesar Rp 24.900.000, dengan nilai nominal Rp 100.000 yang merupakan 99,60% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 62 tanggal 21 Juni 2010 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-34054.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 7 Juli 2010 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21879, Tambahan No. 60 tanggal 29 Juli 2011. Selanjutnya pada bulan Nopember 2011, NRT meningkatkan modal saham dari Rp 100.000.000 menjadi Rp 2.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 25.000.000 menjadi Rp 500.000.000 dengan nilai nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 4.750 lembar saham sebesar Rp 475.000.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan dari 99,60% menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NRT dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia S.H., No. 85 tanggal 30 Nopember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-63066.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 21 Desember 2011. Pada bulan September 2012, NRT meningkatkan modal saham dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 40.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500.000.000 menjadi Rp 10.500.000.000 dengan nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 1.000.000 lembar saham sebesar Rp 10.000.000.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NRT dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No. 139 tanggal 29 September 2012. PT Nirvana Infrastructure Pada bulan Juni 2010, Perusahaan mendirikan Entitas Anak baru bernama PT Nirvana Infrastructure (“NI”) dengan modal saham sebesar Rp 250.000.000 yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 62.500.000. Perusahaan memiliki 624 lembar saham sebesar Rp 62.400.000, dengan nilai nominal Rp 100.000 yang merupakan 99,84% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 61 tanggal 21 Juni 2010 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-33209.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 1 Juli 2010 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21032, Tambahan No. 59 tanggal 26 Juli 2011. Selanjutnya pada bulan Nopember 2011, NI meningkatkan modal saham dari Rp 250.000.000 menjadi Rp 2.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 62.500.000 menjadi Rp 500.000.000 dengan nilai nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 4.375 lembar saham sebesar Rp 437.500.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan dari 99,84% menjadi 99,98%. Peningkatan modal saham NI dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia S.H., No. 87 tanggal 30 Nopember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-63069.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 21 Desember 2011. Pada bulan September 2012, NI meningkatkan modal saham dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 50.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500.000.000 menjadi Rp 12.500.000.000 dengan nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 1.200.000 lembar saham sebesar Rp 12.000.000.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan dari 99,98% menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NI dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No. 137 tanggal 29 September 2012. Ekshibit E/6 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Pendirian Entitas Anak (Lanjutan) PT Nirvana Hotel & Resort Pada bulan Juni 2010, Perusahaan mendirikan Entitas Anak baru bernama PT Nirvana Hotel & Resort (“NHR”) dengan modal saham sebesar Rp 250.000.000 yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 62.500.000. Perusahaan memiliki 624 lembar saham sebesar Rp 62.400.000, dengan nilai nominal Rp 100.000 yang merupakan 99,84% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 63 tanggal 21 Juni 2010 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-34055.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 7 Juli 2010 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21880, Tambahan No. 60 tanggal 29 Juli 2011. Selanjutnya pada bulan Nopember 2011, NHR meningkatkan modal saham dari Rp 250.000.000 menjadi Rp 2.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 62.500.000 menjadi Rp 500.000.000 dengan nilai nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 4.375 lembar saham sebesar Rp 437.500.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan dari 99,84% menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NHR dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia S.H., No. 88 tanggal 30 Nopember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-63067.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 21 Desember 2011. Pada bulan September 2012, NHR meningkatkan modal saham dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500.000.000 menjadi Rp 40.500.000.000 dengan nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 4.000.000 lembar saham sebesar Rp 40.000.000.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NHR dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No. 136 tanggal 29 September 2012. PT Danadipa Aluwung Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Realty (“NR”), Entitas Anak, mendirikan Entitas Anak baru bernama PT Danadipa Aluwung (“DA”) dengan modal saham sebesar Rp 2.000.000.000 yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 500.000.000. NR memiliki 495.000 lembar saham sebesar Rp 495.000.000, dengan nilai nominal Rp 1.000 yang merupakan 99,00% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 117 tanggal 21 Desember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-63498.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 22 Desember 2011. PT Narendra Amerta Pada Desember 2011, PT Nirvana Infrastructure (“NI”), Entitas Anak, mendirikan Entitas Anak baru bernama PT Narendra Amerta (“NA”) dengan modal saham sebesar Rp 2.000.000.000 yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 500.000.000. NI memiliki 495.000 lembar saham sebesar Rp 495.000.000, dengan nilai nominal Rp 1.000 yang merupakan 99,00% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 62 tanggal 14 Desember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-62331.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 16 Desember 2011. PT Jaya Agung Syandhana Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Hotel & Resort (“NHR”), Entitas Anak, mendirikan Entitas Anak baru bernama PT Jaya Agung Syandhana (“JAS”) dengan modal saham sebesar Rp 4.000.000.000 yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 1.000.000.000. NHR memiliki 990.000 lembar saham sebesar Rp 990.000.000, dengan nilai nominal Rp 1.000 yang merupakan 99,00% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 64 tanggal 14 Desember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-62276.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 16 Desember 2011. Ekshibit E/7 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Pendirian Entitas Anak (Lanjutan) PT Grahita Dana Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Hotel & Resort (“NHR”), Entitas Anak, mendirikan Entitas Anak baru bernama PT Grahita Dana (“GD”) dengan modal saham sebesar Rp 20.000.000.000 yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 5.000.000.000. NHR memiliki 4.950.000 lembar saham sebesar Rp 4.950.000.000, dengan nilai nominal Rp 1.000 yang merupakan 99,00% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 63 tanggal 14 Desember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-62409.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 16 Desember 2011. PT Bharata Adikarya Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Hotel & Resort (“NHR”), Entitas Anak, mendirikan Entitas Anak baru bernama PT Bharata Adikarya (“BA”) dengan modal saham sebesar Rp 4.000.000.000 yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 1.000.000.000. NHR memiliki 990.000 lembar saham sebesar Rp 990.000.000, dengan nilai nominal Rp 1.000 yang merupakan 99,00% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 65 tanggal 14 Desember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-62277.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 16 Desember 2011. PT Tristar Land Pada bulan Oktober 2011, PT Mahardhika Karya Agung (“MKA”), Entitas Anak, mendirikan Entitas Anak baru bernama PT Tristar Land (“TL”) dengan modal saham sebesar Rp 50.000.000.000 yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham sebesar Rp 12.500.000.000. MKA memiliki 12.375 lembar saham sebesar Rp 12.375.000.000, dengan nilai nominal Rp 1.000.000 yang merupakan 99,00% kepemilikan. Hal tersebut diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia, S.H., No. 22 tanggal 6 Oktober 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-49671.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 11 Oktober 2011. Akuisisi Usaha PT Nirvana Realty Pada bulan September 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan Halim S.W dan Sudaryanto, Pihak Ketiga, untuk membeli 99,99% kepemilikan saham PT Nirvana Realty (“NR”) dengan harga pembelian sebesar Rp 62.493.800. Akuisisi atas NR tersebut dicatat dengan metode pembelian. Nilai wajar aset teridentifikasi mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak ada goodwill yang diakui Perusahaan dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Selanjutnya pada bulan Nopember 2011, NR meningkatkan modal saham dari Rp 250.000.000 menjadi Rp 2.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 62.500.000 menjadi Rp 500.000.000 dengan nilai nominal Rp 100. Perusahaan memiliki tambahan 4.375.000 lembar saham sebesar Rp 437.500.000 sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan dari 99,9998% menjadi 99,9999%. Peningkatan modal saham NR dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Yulia S.H., No. 86 tanggal 30 Nopember 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-63068.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 21 Desember 2011. Pada bulan September 2012, NR meningkatkan modal saham dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 1.000.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500.000.000 menjadi Rp 250.500.000.000 dengan nominal Rp 100.000. Perusahaan memiliki tambahan 25.000.000 lembar saham sebesar Rp 250.000.000.000, sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan menjadi 99,99%. Peningkatan modal saham NR dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, Mkn., No. 138 tanggal 29 September 2012. Ekshibit E/8 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Akuisisi Usaha (Lanjutan) PT Nirvana Realty (Lanjutan) Rincian akuisisi adalah sebagai berikut: 2010 Harga perolehan melalui pembayaran kas Nilai wajar aset bersih yang diperoleh ( Goodwill 62.493.800 62.493.800 ) - Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut: 2010 Kas Aset lain-lain 62.500.000 - Aset bersih yang diperoleh 62.500.000 Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (99,99%) Goodwill 62.493.800 - Harga perolehan melalui pembayaran kas 62.493.800 PT Nirvana Property Pada bulan September 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian dengan Halim S.W dan Sudaryanto, Pihak Ketiga, untuk membeli 99,99% saham PT Nirvana Property (“NP”) dengan harga pembelian sebesar Rp 62.493.800. Akuisisi atas NP tersebut dicatat dengan metode pembelian. Nilai wajar NP pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 415.630.158. Selisih lebih bagian Perusahaan atas nilai akuisisi atas nilai wajar aset bersih NP sebesar Rp 353.130.158 diakui sebagai Selisih Lebih Aset Bersih Entitas Anak Atas Biaya Perolehan pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Selanjutnya pada bulan Januari 2012, NP meningkatkan modal saham dari Rp 250.000.000 menjadi Rp 2.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 62.500.000 menjadi Rp 500.000.000 dengan nilai nominal Rp 100. Perusahaan memiliki tambahan 4.375.000 lembar saham sebesar Rp 437.500.000 sehingga meningkatkan kepemilikan Perusahaan dari 99,9998% menjadi 99,9999%. Peningkatan modal saham NP dan modal ditempatkan dan disetor penuh diaktakan berdasarkan akta Notaris Humberg Lie S.H., S.E, Mkn., No. 79 tanggal 18 Januari 2012 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-03936.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 24 Januari 2012. Rincian akuisisi adalah sebagai berikut: 2010 Harga perolehan melalui pembayaran kas Nilai wajar aset bersih yang diperoleh ( 62.493.800 415.623.958 ) Goodwill negatif ( 353.130.158 ) Ekshibit E/9 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Akuisisi Usaha (Lanjutan) PT Nirvana Property (Lanjutan) Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut: 2010 Aset Kas dan bank Investasi tersedia dijual 67.141.004 1.353.489.154 Jumlah aset 1.420.630.158 Liabilitas Utang lain-lain – pihak berelasi 1.005.000.000 Aset bersih yang diperoleh Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (99,99%) Goodwill negatif 415.630.158 ( Harga perolehan melalui pembayaran kas 415.623.958 353.130.158 ) 62.493.800 Dari transaksi ini, Kelompok Usaha mengakui goodwill negatif sebesar Rp 353.130.158 dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. PT Tunas Mitra Usaha Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Infrastructure (“NI”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian dengan Erik Suhendar H, Pihak Ketiga, untuk membeli 98,67% saham PT Tunas Mitra Usaha (“TMU”) dengan harga pembelian sebesar Rp 74.000.000. Akuisisi atas TMU tersebut dicatat dengan metode akuisisi. Nilai wajar aset teridentifikasi mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak ada goodwill yang diakui NI dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan NonPengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Rincian akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Harga perolehan melalui pembayaran kas Nilai wajar aset bersih yang diperoleh Goodwill ( 74.000.000 74.000.000 ) - Ekshibit E/10 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Akuisisi Usaha (Lanjutan) PT Tunas Mitra Usaha (Lanjutan) Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Kas Aset lain-lain 75.000.000 - Aset bersih yang diperoleh 75.000.000 Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (98,67%) Goodwill 74.000.000 - Harga perolehan melalui pembayaran kas 74.000.000 Dari transaksi ini, tidak terdapat laba (rugi) sebelum akuisisi, oleh karenanya Kelompok Usaha tidak mengakui laba (rugi) sebelum akuisisi dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. PT Semesta Dunia Usaha Pada bulan Desember 2011, PT Mahardhika Karya Agung (“MKA”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian dengan Rudy P, Pihak Ketiga, untuk membeli 99,99% saham PT Semesta Dunia Usaha (“SDU”) dengan harga pembelian sebesar Rp 49.995.000. Akuisisi atas SDU tersebut dicatat dengan metode akuisisi. Nilai pasar SDU pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 99.106.180.067 yang didasarkan pada penilaian oleh KJPP Suswendho Rinaldy & Rekan, pihak penilai independen. Selisih lebih bagian MKA atas nilai wajar aset bersih SDU atas nilai akuisisi sebesar Rp 99.056.185.067 diakui sebagai aset real estat pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Tidak ada goodwill yang diakui MKA dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Rincian akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Harga perolehan melalui pembayaran kas Nilai wajar aset bersih yang diperoleh 49.995.000 ( 99.106.180.067 ) Keuntungan dari pembelian dengan diskon ( 99.056.185.067 ) Ekshibit E/11 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Akuisisi Usaha (Lanjutan) PT Semesta Dunia Usaha (Lanjutan) Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Aset Kas dan bank Piutang lain-lain – pihak berelasi Persediaan aset real estat 49.389.491 4.547.200.000 94.536.101.576 Jumlah aset 99.132.691.067 Liabilitas Utang pajak Aset bersih yang diperoleh Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (99,99%) Keuntungan dari pembelian dengan diskon Harga perolehan melalui pembayaran kas 26.500.000 99.106.191.067 99.106.180.067 ( 99.056.185.067 ) 49.995.000 Dari transaksi ini, Kelompok Usaha tidak mengakui laba sebelum akuisisi sebesar Rp 9.825.189.491 dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. PT Surya Lima Karya Pada bulan Desember 2011, PT Mahardhika Karya Agung (“MKA”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian dengan Rudy P, Pihak Ketiga, untuk membeli 99,99% saham PT Surya Lima Karya (“SLK”) dengan harga pembelian sebesar Rp 49.995.000. Akuisisi atas SLK tersebut dicatat dengan metode akuisisi. Nilai pasar SLK pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 281.463.076.876 yang didasarkan pada penilaian oleh KJPP Suswendho Rinaldy & Rekan, pihak penilai independen. Selisih lebih bagian MKA atas nilai wajar aset bersih SLK atas nilai akuisisi sebesar Rp 281.413.081.876 diakui sebagai aset real estat pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Tidak ada goodwill yang diakui MKA dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Rincian akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Harga perolehan melalui pembayaran kas Nilai wajar aset bersih yang diperoleh 49.995.000 ( 281.463.076.876 ) Keuntungan dari pembelian dengan diskon ( 281.413.081.876 ) Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Aset Kas dan bank Persediaan aset real estat 49.383.491 306.907.373.385 Jumlah aset 306.956.756.876 Ekshibit E/12 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Akuisisi Usaha (Lanjutan) PT Surya Lima Karya (Lanjutan) 2011 Liabilitas Utang lain-lain – pihak berelasi Aset bersih yang diperoleh Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (99,99%) Keuntungan dari pembelian dengan diskon Harga perolehan melalui pembayaran kas 25.493.675.000 281.463.081.876 281.463.076.876 ( 281.413.081.876 ) 49.995.000 Dari transaksi ini, Kelompok Usaha tidak mengakui rugi sebelum akuisisi sebesar Rp 616.509 dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. PT Panorama Lubuk Timur Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Realty (“NR”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian dengan Generation Ten Limited, Pihak Ketiga, untuk membeli 99,99% saham PT Panorama Lubuk Timur (“PLT”). Harga pembelian atas akuisisi PLT sebesar Rp 50.024.997.500 dan dicatat dengan metode akuisisi. Nilai pasar PLT pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 50.024.997.500 yang didasarkan pada penilaian oleh KJPP Suswendho Rinaldy & Rekan, pihak penilai independen. Nilai wajar aset teridentifikasi dan liabilitas mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak ada goodwill yang diakui NR dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Rincian akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Harga perolehan melalui pembayaran kas Nilai wajar aset bersih yang diperoleh Goodwill 50.024.997.500 ( 50.024.997.500 ) - Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Aset Kas dan bank Piutang lain-lain – pihak berelasi Persediaan aset real estat Uang muka Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Aset tetap Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Aset lain-lain 12.011.091.694 31.889.336.525 374.462.533.506 4.419.443.903 162.028.000 9.126.220.419 166.197.277 1.842.594 547.850.257 Jumlah aset 432.786.544.175 Ekshibit E/13 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Akuisisi Usaha (Lanjutan) PT Panorama Lubuk Timur (Lanjutan) 2011 Liabilitas Utang usaha – pihak ketiga Utang lain-lain – pihak berelasi Utang pajak Biaya masih harus dibayar Utang bank Uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka Uang jaminan sewa Liabilitas imbalan kerja karyawan 10.006.345.739 78.700.000.000 207.649.274 430.878.760 250.236.000.000 38.987.952.288 2.829.772.800 45.606.014 Jumlah liabilitas 381.444.204.875 Aset bersih yang diperoleh 51.342.339.300 Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (99,99%) Goodwill 50.024.997.500 - Harga perolehan melalui pembayaran kas 50.024.997.500 Dari transaksi ini, Kelompok Usaha tidak mengakui laba sebelum akuisisi sebesar Rp 50.000.000.000 dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. PT Mahardhika Karya Agung Pada bulan Desember 2011, PT Nirvana Realty (“NR”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian dengan Generation Ten Limited, Pihak Ketiga, untuk membeli 98,67% saham PT Mahardhika Karya Agung (“MKA”). Harga pembelian atas akuisisi MKA sebesar Rp 1.300.074.000.000 dan dicatat dengan metode akuisisi. Nilai pasar MKA pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 1.300.074.000.000 yang didasarkan pada penilaian oleh KJPP Suswendho Rinaldy & Rekan, pihak penilai independen. Nilai wajar aset teridentifikasi dan liabilitas mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak ada goodwill yang diakui NR dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Rincian akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Harga perolehan melalui pembayaran kas Nilai wajar aset bersih yang diperoleh Goodwill 1.300.074.000.000 ( 1.300.074.000.000 ) - Ekshibit E/14 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Akuisisi Usaha (Lanjutan) PT Mahardhika Karya Agung (Lanjutan) Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Aset Kas dan bank Persediaan aset real estat 4.236.921.109 1.533.389.593.920 Jumlah aset 1.537.626.515.029 Liabilitas Utang lain-lain – pihak berelasi Utang pajak 236.900.000.000 26.500.000 Jumlah liabilitas 236.926.500.000 Aset bersih yang diperoleh 1.300.700.015.029 Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (98,67%) Goodwill 1.300.074.000.000 - Harga perolehan melalui pembayaran kas 1.300.074.000.000 Dari transaksi ini, Kelompok Usaha tidak mengakui laba sebelum akuisisi sebesar Rp 1.300.000.000.000 dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. PT Karya Bersama Takarob Pada bulan Pebruari 2011, PT Panorama Lubuk Timur (“PLT”) menandatangani perjanjian dengan Christopher S, Clarissa S dan Gunawan, Pihak Ketiga, untuk membeli 98,38% saham PT Karya Bersama Takarob (“KBT”) dengan harga perolehan sebesar Rp 78.700.000.000. Akuisisi atas KBT tersebut dicatat dengan metode akuisisi. Nilai pasar KBT pada saat akusisi adalah sebesar Rp 130.155.516.451 yang didasarkan pada penilaian oleh KJPP Suswendho Rinaldy & Rekan, pihak penilai independen. Selisih lebih bagian PLT atas nilai wajar aset bersih KBT atas nilai akuisisi sebesar Rp 51.455.516.451 diakui sebagai aset real estat pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Tidak ada goodwill yang diakui PLT dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan NonPengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Rincian akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Harga perolehan melalui pembayaran kas Nilai wajar aset bersih yang diperoleh ( 78.700.000.000 130.155.516.451 ) Keuntungan dari pembelian dengan diskon ( 51.455.516.451 ) Ekshibit E/15 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Akuisisi Usaha (Lanjutan) PT Karya Bersama Takarob (Lanjutan) Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Aset Kas dan bank Piutang lain-lain Persediaan aset real estat Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Aset tetap Aset lain-lain 114.394.788 8.446.696.709 255.307.239.467 860.670.691 945.783.435 229.905.222 92.137.880 Jumlah aset 265.996.828.192 Liabilitas Utang lain-lain Utang pajak Biaya masih harus dibayar Utang bank Uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka 18.613.996.679 524.113.815 1.067.501.045 97.026.644.166 17.309.056.036 Jumlah liabilitas 134.541.311.741 Aset bersih yang diperoleh 131.455.516.451 Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (98,38%) Keuntungan dari pembelian dengan diskon ( Harga perolehan melalui pembayaran kas 130.155.516.451 51.455.516.451 ) 78.700.000.000 Dari transaksi ini, Kelompok Usaha tidak mengakui rugi sebelum akuisisi sebesar Rp 290.668.208 dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. PT Tristar Land Development Pada bulan Oktober 2011, PT Mahardhika Karya Agung (“MKA”) menandatangani perjanjian dengan PT Bahtera Bersama Sukses dan PT Cahaya Alam Pertiwi, Pihak Ketiga, untuk membeli 99,00% saham PT Tristar Land Development (“TLD”) dengan harga perolehan sebesar Rp 49.500.000.000. Akuisisi atas TLD tersebut dicatat dengan metode akuisisi. Nilai pasar TLD pada saat akusisi adalah sebesar Rp 969.030.229.183 yang didasarkan pada penilaian oleh KJPP Suswendho Rinaldy & Rekan, pihak penilai independen. Selisih lebih bagian MKA atas nilai wajar aset bersih TLD atas nilai akuisisi sebesar Rp 919.530.229.183 diakui sebagai aset real estat pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Tidak ada goodwill yang diakui MKA dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan NonPengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Rincian akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Harga perolehan melalui pembayaran kas Nilai wajar aset bersih yang diperoleh ( 49.500.000.000 969.030.229.183 ) Keuntungan dari pembelian dengan diskon ( 919.530.229.183 ) Ekshibit E/16 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Akuisisi Usaha (Lanjutan) PT Tristar Land Development (Lanjutan) Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut: 2011 Aset Kas Persediaan aset real estat 9.110.224 1.119.521.118.959 Jumlah aset 1.119.530.229.183 Liabilitas Utang lain-lain – pihak berelasi 150.000.000.000 Aset bersih yang diperoleh 969.530.229.183 Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (99,00%) Keuntungan dari pembelian dengan diskon 969.030.229.183 919.530.229.183 ) ( Harga perolehan melalui pembayaran kas 49.500.000.000 Dari transaksi ini, tidak terdapat laba (rugi) sebelum akuisisi, oleh karenanya Kelompok Usaha tidak mengakui laba (rugi) sebelum akuisisi dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. PT Danapati Sukses Pada bulan Mei 2012, PT Nirvana Retailindo (“NRT”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian dengan Erik Suhendar H, Pihak Ketiga, untuk membeli 98,67% saham PT Danapati Sukses (“DS”) dengan harga pembelian sebesar Rp 74.000.000. Akuisisi atas DS tersebut dicatat dengan metode akuisisi. Nilai wajar aset teridentifikasi mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak ada goodwill yang diakui NRT dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Rincian akuisisi adalah sebagai berikut: 2012 Harga perolehan melalui pembayaran kas Nilai wajar aset bersih yang diperoleh Goodwill ( 74.000.000 74.000.000 ) - Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut: 2012 Kas Aset lain-lain 75.000.000 - Aset bersih yang diperoleh 75.000.000 Ekshibit E/17 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) d. Struktur Perusahaan dan Entitas Anak (Lanjutan) Akuisisi Usaha (Lanjutan) PT Danapati Sukses (Lanjutan) 2012 Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (98,67%) Goodwill 74.000.000 - Harga perolehan melalui pembayaran kas 74.000.000 Dari transaksi ini, tidak terdapat laba (rugi) sebelum akuisisi, oleh karenanya Kelompok Usaha tidak mengakui laba (rugi) sebelum akuisisi dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. PT Sukses Mandaka Buana Pada bulan Nopember 2012, PT Danapati Sukses (“DS”), Entitas Anak, menandatangani perjanjian dengan Erik Suhendar H, Pihak Ketiga, untuk membeli 98,67% saham PT Sukses Mandaka Buana (“SMB”) dengan harga pembelian sebesar Rp 74.000.000. Akuisisi atas SMB tersebut dicatat dengan metode akuisisi. Nilai wajar aset teridentifikasi mendekati nilai buku pada tanggal akuisisi. Tidak ada goodwill yang diakui DS dalam transaksi akuisisi ini. Kepentingan Non-Pengendali telah diakui sesuai dengan proporsi aset yang diakuisisi. Rincian akuisisi adalah sebagai berikut: 2012 Harga perolehan melalui pembayaran kas Nilai wajar aset bersih yang diperoleh Goodwill ( 74.000.000 74.000.000 ) - Rincian aset dan liabilitas yang diperoleh dari akuisisi adalah sebagai berikut: 2012 Kas Aset lain-lain 75.000.000 - Aset bersih yang diperoleh 75.000.000 Nilai wajar aset bersih yang diperoleh (98,67%) Goodwill 74.000.000 - Harga perolehan melalui pembayaran kas 74.000.000 Ekshibit E/18 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (Lanjutan) e. Susunan Komisaris, Direksi dan Karyawan Berdasarkan akta Notaris Humberg Lie, S.H, S.E, M.Kn No. 24 tanggal 11 April 2012 dan No. 325 tanggal 27 Desember 2011, susunan komisaris dan direksi Perusahaan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 2011 Komisaris Utama Komisaris : : Pingki Elka Pangestu Hasan Andreas Kartawinata Pingki Elka Pangestu Direktur Utama Direktur Direktur Direktur : : : : Andreas Kartawinata Frederick Rompas Budiarto Winarto Sie Paula Ratna Dewi Frederick Rompas Sie Paula Ratna Dewi - Gaji dan remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Dewan Komisaris Dewan Direksi 139.000.000 1.244.490.600 2011 60.000.000 102.000.000 Kelompok Usaha mempunyai sekitar 31 dan 36 karyawan tetap masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (tidak diaudit). 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan konsolidasian, disusun dan disajikan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Indonesia No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan SE-02/PM/2002 yang dipertegas oleh Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE-03/BL/2011 tanggal 13 Juli 2011 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Real Estat dan Keputusan No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang perubahan atas Peraturan No. VIII.G.7. Seperti yang dibahas dalam catatan-catatan terkait berikutnya, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif sejak tanggal 1 Januari 2012. b. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 seperti yang telah diungkapkan pada Catatan ini. Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK) 7 tentang Pencabutan PSAK No. 44 Akuntansi Aktivitas Pengembang Real Estate terutama paragraf 56-61: Penyajian, yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012, sedangkan paragraf 01-46 : Pengakuan Pendapatan, berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013. Ekshibit E/19 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan) Kelompok Usaha menyajikan aset dan liabilitas tidak dikelompokkan (unclassified) menurut lancar dan tidak lancar dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sesuai dengan standar sebelumnya. Oleh karena PPSAK No. 7, Kelompok Usaha menyajikan aset dan liabilitas berdasarkan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2012 dan menyajikan kembali laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Laporan keuangan konsolidasian, disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan menggunakan metode langsung, yang menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan menjadi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah (“Rp”), yang merupakan mata uang fungsional Kelompok Usaha. c. Prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Kelompok Usaha seperti yang disebutkan pada Catatan 1d yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan kepemilikan saham lebih dari 50%. Seluruh transaksi dari saldo akun antar Perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi. Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas. Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Kelompok Usaha: ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· Menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak; Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; Menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; Mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; Mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif; dan Mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. Ekshibit E/20 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) c. Prinsip Konsolidasian (Lanjutan) KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk. d. Kombinasi Bisnis Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada pihak yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan dan disertakan dalam beban-beban administrasi. Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Kelompok Usaha mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang akan diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pengelompokkan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi. Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto Entitas Anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pengukuran awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok Usaha yang diharapkan akan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan. Ekshibit E/21 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Kas dan Setara Kas Deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya, diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”. Rekening bank yang dibatasi penggunaannya atau digunakan sebagai jaminan disajikan sebagai “Rekening Bank yang Dibatasi Penggunaannya”. f. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), "Instrumen Keuangan: Penyajian", dan PSAK No. 55 (Revisi 2011), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran", dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan". PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, yang menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Penyajian dan Pengungkapan”, memberikan panduan tambahan untuk klasifikasi instrument keuangan dan kewajiban yang timbul dari likuidasi. Beberapa instrumen keuangan yang memenuhi definisi liabilitas keuangan akan diklasifikasikan sebagai ekuitas karena mereka mencerminkan kepentingan tersisa dalam aset bersih entitas. PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, memperbolehkan entitas untuk: (1) reklasifikasi aset keuangan non-derivatif (selain dari yang ditentukan pada nilai wajar melalui laba atau rugi pada saat pengakuan awal oleh entitas) keluar dari kategori nilai wajar melalui laba atau rugi jika aset keuangan tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dengan kondisi biasa; dan (2) memindahkan dari kategori tersedia untuk dijual ke kategori pinjaman yang diberikan dan piutang untuk aset keuangan yang akan memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang (jika aset keuangan tidak ditentukan sebagai tersedia untuk dijual), jika entitas memiliki keinginan dan kemampuan untuk memegang aset keuangan untuk masa depan yang dapat diperkirakan. Standar revisi ini tidak memiliki dampak pada laporan keuangan konsolidasian. PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, yang melengkapi prinsip pengakuan, pengukuran dan penyajian aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK No. 50, “Instrumen Keuangan: Penyajian” dan PSAK No. 55, “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan konsolidasian untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan dan sifat dan tingkat risiko yang timbul dari masingmasing instrumen keuangan. Pengungkapan ini termasuk seluruh laporan keuangan konsolidasian. PSAK ini diterapkan secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi awalnya. 1. Aset keuangan Pengakuan awal Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal. Semua aset keuangan diakui pertama kali pada nilai wajarnya ditambah dengan biaya-biaya transaksi, kecuali apabila aset keuangan dicatat pada nilai wajar melalui laba rugi. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Kelompok Usaha berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Ekshibit E/22 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Instrumen Keuangan (Lanjutan) 1. Aset keuangan (Lanjutan) Pengakuan awal (Lanjutan) Aset keuangan Kelompok Usaha meliputi kas dan setara kas, deposito berjangka, investasi tersedia dijual, piutang usaha, piutang lain-lain dan rekening bank yang dibatasi penggunaannya. Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: ï‚· Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini meliputi instrumen keuangan derivatif yang oleh Perusahaan tidak diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai dalam hubungan lindung nilai yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2011). Derivatif, termasuk derivatif melekat yang dipisahkan, juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif terpisah dan dicatat pada nilai wajar apabila karakteristik ekonomi dan risikonya tidak berkaitan erat dengan kontrak utama, dan kontrak utama tersebut tidak untuk diperdagangkan atau diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang akan diperlukan. Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 ï‚· Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersebut selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan Effective Interest Rate (“EIR”), setelah dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan yang diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi atas biaya akuisisi atau biaya yang merupakan bagian integral dari EIR tersebut. Amortisasi EIR dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai diakui juga pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kas dan setara kas, deposito berjangka, piutang usaha, piutang lain-lain dan rekening bank yang dibatasi penggunaannya Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini. Ekshibit E/23 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Instrumen Keuangan (Lanjutan) 1. Aset keuangan (Lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal (Lanjutan) ï‚· Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (Held-To-Maturity (“HTM”)) Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai HTM ketika Kelompok Usaha memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode EIR, setelah dikurangi dengan penurunan nilai. Amortisasi biaya perolehan dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi atas biaya akuisisi atau biaya yang merupakan bagian integral dari EIR. Amortisasi EIR dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kelompok Usaha tidak memiliki investasi dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. ï‚· Aset keuangan tersedia untuk dijual (Available For Sale (“AFS”)) Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya, pada saat keuntungan atau kerugian kumulatif diakui, atau terjadi penurunan nilai, pada saat kerugian kumulatif direklasifikasi dari ekuitas ke pendapatan komprehensif. Bunga yang diterima selama memiliki investasi keuangan tersedia untuk dijual disajikan sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode EIR. Investasi yang diklasifikasikan sebagai AFS adalah sebagai berikut: ï€ Investasi pada instrumen ekuitas yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya. Investasi ini dinyatakan sebesar biaya perolehan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. ï€ Investasi dalam instrumen ekuitas yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, dicatat pada nilai wajar. Investasi tersedia dijual Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini. 2. Liabilitas keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan utang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Kelompok Usaha meliputi utang bank, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar, uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka, dan uang jaminan sewa. Ekshibit E/24 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Instrumen Keuangan (Lanjutan) 2. Liabilitas keuangan (Lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: ï‚· Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Kategori ini termasuk instrumen keuangan derivatif yang ditandatangani Perusahaan yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai dalam hubungan lindung nilai sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 55 (Revisi 2011). Derivatif melekat yang dipisahkan juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. ï‚· Liabilitas keuangan lainnya Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode EIR. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi EIR. Utang bank, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar, uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka, dan uang jaminan sewa Kelompok Usaha termasuk dalam kategori ini. 3. Saling hapus dari instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. 4. Nilai wajar instrumen keuangan PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang memerlukan klasifikasi aset keuangan dan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan dalam melakukan pengukuran. Hirarki nilai wajar memiliki tingkat sebagai berikut: a. Harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1); b. Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (Tingkat 2); dan c. Input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3). Ekshibit E/25 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Instrumen Keuangan (Lanjutan) 4. Nilai wajar instrumen keuangan (Lanjutan) Tingkat dalam hirarki nilai wajar di mana aset keuangan atau liabilitas keuangan dikategorikan secara keseluruhan ditentukan berdasarkan input tingkat terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar secara keseluruhan. Aset keuangan dan liabilitas keuangan diklasifikasikan secara keseluruhan menjadi hanya satu dari tiga tingkatan. 5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode EIR dikurangi dengan cadangan penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari EIR. 6. Penurunan nilai dari aset keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. ï‚· Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Kelompok Usaha pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan kelompok tersebut dinilai penurunan nilainya secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan EIR awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang yang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah EIR terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penghasilan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya, berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistis dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Kelompok Usaha. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Ekshibit E/26 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f. Instrumen Keuangan (Lanjutan) 6. Penurunan nilai dari aset keuangan (Lanjutan) ï‚· Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Dalam hal instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti objektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya. Jika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian direklasifikasikan dari ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian; kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas. Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Penghasilan bunga di masa datang didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa datang untuk tujuan pengukuran kerugian penurunan nilai. Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun "Penghasilan Bunga” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut secara objektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. 7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan Aset keuangan Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Kelompok Usaha telah mentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan baik (a) Kelompok Usaha telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Kelompok Usaha secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut. Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau telah kadaluwarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau ketika telah dilakukannya modifikasi secara substansial atas persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Ekshibit E/27 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) g. Persediaan Aset Real Estat Aset real estat terdiri dari bangunan ruko yang siap dijual, tanah belum dikembangkan, tanah yang sedang dikembangkan dan bangunan yang sedang dikonstruksi, dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Tanah belum dikembangkan merupakan tanah mentah yang belum dikembangkan dan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah. Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya pra-perolehan dan perolehan tanah. Biaya perolehan akan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pengembangan tanah akan dimulai atau dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut siap dibangun. Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada aset pengembangan real estat serta biaya pinjaman. Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan. Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat dan biaya pinjaman, serta dipindahkan ke bangunan yang siap dijual pada saat selesai dibangun dan siap dijual atau direklasifikasi ke aset tetap atau properti investasi, mana yang lebih sesuai. Biaya aktivitas pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat adalah: ï€ ï€ ï€ ï€ ï€ Biaya pra perolehan tanah; Biaya perolehan tanah; Biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek; Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat; dan Biaya pinjaman. Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan kegiatan pengembangan dikapitalisasi ke proyek pengembangan. Kapitalisasi dihentikan pada saat proyek pengembangan tersebut ditangguhkan/ditunda pelaksanaannya atau secara substansial siap untuk digunakan sesuai tujuannya (Catatan 2k). Biaya yang dialokasikan sebagai beban proyek adalah: ï€ Biaya pra perolehan tanah atas tanah yang tidak berhasil diperoleh. ï€ Kelebihan biaya dari hasil yang diperoleh atas pembangunan sarana umum yang dikomersialkan, yang dijual atau dialihkan; sehubungan dengan penjualan unit. Biaya yang telah dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real estat dengan metode identifikasi khusus. Pengkajian atas estimasi dan alokasi biaya dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Jika terjadi perubahan mendasar, Kelompok Usaha akan melakukan revisi dan realokasi biaya. Beban yang diakui pada saat terjadinya adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proyek real estat. Aset real estat untuk tujuan diperdagangkan dan akan terealisasi dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan disajikan sebagai aset lancar. h. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi berdasarkan masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). Ekshibit E/28 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) i. Aset Tetap Kelompok Usaha telah memilih metode biaya untuk pengukuran aset tetapnya. Kelompok Usaha melakukan penelaahan berkala dan penilaian masa manfaat ekonomis aset. Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus selama umur manfaat ekonomis aset sebagai berikut: Tahun Peralatan dan perabot Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan 4 4–8 4–8 Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, masa manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. j. Properti Investasi Biaya perolehan properti investasi yang dibeli meliputi harga pembelian dan pengeluaran lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung termasuk biaya jasa legal dan biaya transaksi lainnya. Biaya perolehan properti investasi yang dibangun sendiri meliputi biaya konstruksi sampai dengan saat pembangunan atau pengembangan selesai. Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Properti investasi kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari properti investasi sebagai berikut: Tahun Bangunan dan sarana penunjang 20 Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Properti investasi mencakup juga properti dalam proses pembangunan di masa depan yang akan digunakan sebagai properti investasi. Biaya perolehan termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. ISAK 25, “Hak Atas Tanah”, menjelaskan pengakuan tanah, diklasifikasikan sebagai aset tetap, diperoleh melalui Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai. Isu-isu spesifik ditunjukkan oleh interpretasi berikut: (1) biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai diakui sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, (2) biaya perolehan hak atas tanah tidak disusutkan kecuali terdapat bukti sebaliknya yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh, (3) biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah, dan (4) biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomi tanah, mana yang lebih pendek sesuai dengan PSAK 19 (Revisi 2010), “Aset Takberwujud”. Ekshibit E/29 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) k. Biaya Pinjaman Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 26 (Revisi 2011), “Biaya Pinjaman”, yang mengharuskan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, pembangunan, atau pembuatan aset kualifikasian pembangunan dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut, persyaratan untuk mulai mengkapitalisasi biaya pinjaman, penghentian sementara dan penghentiannya. Penerapan PSAK No. 26 yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan Kelompok Usaha dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, pembangunan, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga dan biaya lain yang ditanggung Kelompok Usaha sehubungan dengan peminjaman dana. Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya, dan pengeluaran untuk aset kualifikasian dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya. l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (“UPK”) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihnya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai “rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, digunakan model penilaian yang sesuai. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, termasuk penurunan nilai atas persediaan, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang mengalami penurunan nilai. Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Ekshibit E/30 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (Lanjutan) Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, jika tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan yang dibebankan disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahun (pada tanggal 31 Desember) dan ketika terdapat suatu indikasi bahwa nilai tercatatnya mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai bagi goodwill ditetapkan dengan menentukan jumlah tercatat setiap UPK (atau kelompok UPK) dimana goodwill terkait. Jika jumlah terpulihkan UPK kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai terkait goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya. m. Imbalan Pasca Kerja Kelompok Usaha menghitung dan mencatat imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak ada pendanaan yang disisihkan oleh Kelompok Usaha sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Efektif 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, yang mengatur akuntansi dan pengungkapan untuk imbalan kerja, yang meliputi imbalan kerja jangka pendek (misalnya pembayaran cuti tahunan, pembayaran cuti sakit) dan imbalan kerja jangka panjang (misalnya cuti-berimbalan jangka panjang, imbalan kesehatan pasca-kerja). Kelompok Usaha telah memilih “10% corridor method” untuk pengakuan laba rugi aktuaria. Kelompok Usaha juga melakukan pengakuan kewajiban dan beban ketika pekerja telah memberikan layanan dan entitas mengkonsumsi manfaat ekonomi yang timbul dari layanan tersebut. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan kerja karyawan di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui. n. Sewa Sewa dimana Kelompok Usaha tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dikeluarkan dalam menegosiasikan sewa operasi ditambahkan pada nilai tercatat dari aset sewaan dan diakui beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan Penjualan Real Estat 1. Pendapatan dari penjualan apartemen, perkantoran dan bangunan sejenisnya, yang pembangunannya dilaksanakan lebih dari satu tahun diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method), apabila seluruh syarat berikut terpenuhi: a. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu pondasi bangunan telah selesai terpenuhi; b. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan c. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal. Ekshibit E/31 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) o. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan) 2. Penjualan bangunan rumah, rumah toko (ruko) dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya (metode full accrual). a. Proses penjualan telah selesai; b. Harga jual akan tertagih dan pembayaran telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati; c. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi di masa yang akan datang; dan d. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut. 3. Penjualan kavling tanah tanpa bangunan (metode full accrual). a. Jumlah pembayaran yang diterima telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlahnya tidak dapat dikembalikan kepada pembeli; b. Harga jual akan tertagih; c. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi di masa yang akan datang; d. Penjual tidak mempunyai kewajiban yang signifikan lagi untuk menyelesaikan pematangan lahan yang dijual atau pembangunan fasilitas yang dijanjikan sesuai dengan perjanjian antara penjual dan pembeli; dan e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tersebut. Jika salah satu dari persyaratan di butir 2 dan 3 belum terpenuhi maka semua pembayaran yang diterima dari pelanggan disajikan sebagai uang muka pelanggan sampai semua persyaratan pengakuan pendapatan terpenuhi. Penjualan Barang dan Jasa Penjualan barang diakui pada saat terjadinya perpindahan kepemilikan atas barang kepada pelanggan, yaitu pada saat penyerahan barang, atau dalam hal barang disimpan di gudang Kelompok Usaha atas permintaan pelanggan, pada saat diterbitkan faktur. Pendapatan atas jasa diakui pada saat jasa diberikan. Pendapatan Sewa Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Uang muka sewa yang diterima dari penyewa dicatat ke dalam akun pendapatan yang diterima dimuka dan akan diakui sebagai pendapatan secara berkala sesuai dengan kontrak sewa yang berlaku. Beban Beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). p. Pajak Penghasilan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 46 “Pajak Penghasilan” (Revisi 2010), yang mensyaratkan Kelompok Usaha untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan. PSAK revisi ini tidak berdampak secara signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Ekshibit E/32 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) p. Pajak Penghasilan (Lanjutan) Pajak Penghasilan Final Penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajaknya diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi komprehensif konsolidasian, diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau utang pajak. Perbedaan nilai tercatat aset dan liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan. Pada tanggal 4 Nopember 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2008 (“PP 71/2008”) tentang “Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan”. PP 71/2008 ini mengatur Perusahaan yang usaha pokoknya melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan tarif pajak final, dimana sebelumnya dikenakan tarif pajak progresif, dan diterapkan secara prospektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009. Pajak Penghasilan Tidak Final Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Kelompok Usaha ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Kelompok Usaha yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi. Ekshibit E/33 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) q. Pelaporan Segmen Kelompok Usaha telah menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Segmen adalah bagian khusus dari Kelompok Usaha yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Pendapatan, beban, hasil aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi. r. Transaksi dengan Pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya. a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: 1. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; 2. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau 3. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. r. Transaksi dengan Pihak Berelasi (Lanjutan) b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: 1. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, Entitas Anak dan Entitas Anak berikutnya terkait dengan entitas lain). 2. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). 3. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. 4. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. 5. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. 6. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a). 7. Orang yang diidentifikasi dalam huruf a) 1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian. s. Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam periode berjalan. Ekshibit E/34 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) t. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) Revisi lain Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan sebelumnya, Kelompok Usaha juga telah menerapkan standar akuntansi keuangan dan interpretasi standar akuntansi keuangan berikut pada tanggal 1 Januari 2012 yang tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha: ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 28 (revisi 2010), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian PSAK 33 (revisi 2011), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 36 (revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa PSAK 45 (revisi 2011), Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah PSAK 62, Kontrak Asuransi PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya ISAK 16, Perjanjian Konsesi Jasa ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya ISAK 22, Perjanjian Konsensi Jasa: Pengungkapan ISAK 23, Sewa Operasi - Insentif ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa. ISAK 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat u. Penggunaan Estimasi i. Pertimbangan Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen Kelompok Usaha untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen Kelompok Usaha dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Penentuan mata uang fungsional Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Kelompok Usaha adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari jasa yang diberikan. Ekshibit E/35 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Penggunaan Estimasi (Lanjutan) Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti yang diungkapkan pada Catatan 2f. ii. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan dibawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Penyusutan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen Kelompok Usaha mengestimasi masa manfaat ekonomi aset tetap antara 4 tahun sampai dengan 8 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih atas aset tetap Kelompok Usaha pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 3.017.303.313 dan Rp 2.892.505.922. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 10. Penyusutan Properti Investasi Biaya perolehan properti investasi disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen Kelompok Usaha mengestimasi masa manfaat ekonomi properti investasi 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih atas properti investasi Kelompok Usaha pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 865.603.021.639. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11. Instrumen Keuangan Kelompok Usaha mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi. Jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Kelompok Usaha menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Kelompok Usaha. Kelompok Usaha memiliki instrumen keuangan disajikan sebesar jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal. Ekshibit E/36 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Penggunaan Estimasi (Lanjutan) ii. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) Imbalan Kerja Penentuan liabilitas imbalan kerja karyawan Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha langsung diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas atas imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih. Nilai tercatat atas liabilitas imbalan kerja karyawan Kelompok Usaha pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masingmasing sebesar Rp 376.297.104 dan Rp 86.481.312. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 17. Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi nilai terpulihkannya, yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Akuisisi Entitas Anak Proses awal atas akuisisi Entitas Anak melibatkan identifikasi dan penentuan nilai wajar yang akan dialokasikan untuk aset, liabilitas dan liabilitas kontinjensi yang dapat diidentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Nilai wajar aset real estat ditentukan oleh penilai independen dengan mengacu pada harga pasar atau nilai pasar atau nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan dari aset tersebut. Setiap perubahan dalam asumsi dan estimasi yang digunakan dalam menentukan nilai wajar serta kemampuan manajemen untuk mengukur secara andal liabilitas kontinjensi entitas yang diakuisisi akan berdampak pada jumlah tercatat dari aset dan liabilitas ini. Ekshibit E/37 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. KAS DAN SETARA KAS 2012 Kas 2011 732.359.020 3.678.167.930 Bank - Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Mayapada International Tbk 10.416.235.203 7.593.047.737 865.970.434 667.219.865 569.760.315 166.863.522 58.491.944 51.020.089 1.835.767 434.281.891 1.554.546.458 6.814.786.165 501.800.000 215.240.325 5.060.709.061 539.756.898 1.800.000 Jumlah bank 20.390.444.876 15.122.920.798 Deposito berjangka - Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Mayapada International Tbk - 7.000.000.000 2.875.766.400 2.000.000.000 1.000.000.000 Jumlah deposito berjangka - 12.875.766.400 21.122.803.896 31.676.855.128 Jumlah Kisaran tingkat bunga tahunan deposito berjangka adalah sebagai berikut: 2012 2011 - 6,5%-7,75% Rupiah Seluruh saldo bank dan deposito berjangka ditempatkan pada pihak ketiga. 4. DEPOSITO BERJANGKA Akun ini merupakan deposito berjangka dengan jangka waktu 6 bulan dalam mata uang Rupiah yang ditempatkan pada PT Bank Mega Tbk, Pihak Ketiga, sebesar Rp 86.700.000.000 pada tanggal 31 Desember 2012. Suku bunga tahunan atas deposito berjangka adalah 6%. 5. INVESTASI TERSEDIA DIJUAL PT Nirvana Property, Entitas Anak, mengadakan perjanjian manager investasi dengan PT Pacific Capital Indonesia, Pihak ketiga, untuk mengelola dana yang diinvestasikan dalam bentuk reksa dana saham. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, nilai wajar investasi portofolio berdasarkan harga pasar masing-masing sebesar Rp 1.391.451.401 dan Rp 1.483.120.066. Ekshibit E/38 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA 2012 2011 Penjualan office park Pengelola gedung Lainnya 11.947.666.000 3.468.414.787 419.250.000 308.820.000 Jumlah 15.835.330.787 308.820.000 Piutang usaha kepada pihak ketiga masing-masing sebesar Rp 15.835.330.787 dan Rp 308.820.000 dikategorikan sebagai belum jatuh tempo berdasarkan umur piutang masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Seluruh piutang usaha kepada pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah dalam mata uang Rupiah. Piutang usaha atas sewa digunakan sebagai jaminan utang bank (Catatan 12). Berdasarkan penelaahan atas status masing-masing piutang pada akhir periode dan estimasi nilai tidak terpulihkan secara individual dan kolektif, manajemen Kelompok Usaha memutuskan bahwa tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas kredit dan jumlah tersebut masih dapat dipulihkan sehingga tidak diadakan penyisihan kerugian penurunan nilai. 7. PERSEDIAAN ASET REAL ESTAT 2012 2011 Aset Lancar Ruko Siap dijual – Cirebon Super Blok Office Park siap dijual - Cirebon Super Blok Bangunan dalam penyelesaian Ruko – The Park Solo Pusat perbelanjaan – The Park Solo Office Park – Cirebon Super Blok Pusat perbelanjaan – Cirebon Super Blok Hotel – Cirebon Super Blok Ruko – Cirebon Super Blok Tanah yang sedang dikembangkan 23.334.258.351 7.973.761.117 16.300.667.150 - 259.200.000 629.604.537.986 12.425.000.000 16.701.430.899 330.298.046.181 36.460.529.759 17.050.000 729.505.390.864 Jumlah 661.171.757.454 1.141.708.114.853 Aset tidak lancar Tanah yang belum dikembangkan 981.731.878.656 909.647.542.332 Ruko dan Office Park Siap Dijual Ruko dan office park siap dijual merupakan sisa unit ruko dan office park Cirebon Super Blok yang dimiliki oleh PT Karya Bersama Takarob, Entitas Anak, yang sejak tahun 2010 dan 2011 telah selesai pembangunannya, sehingga direklasifikasi dari bangunan dalam penyelesaian. Ekshibit E/39 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. PERSEDIAAN ASET REAL ESTAT (Lanjutan) Bangunan dalam penyelesaian Mutasi bangunan dalam penyelesaian adalah sebagai berikut: 2012 Saldo awal tahun Saldo awal tahun untuk Entitas Anak yang baru dikonsolidasi Penambahan Pembangunan konstruksi Kapitalisasi biaya pinjaman Pengurangan Reklasifikasi ke office park siap dijual – Cirebon Super Blok Pembebanan ke beban pokok penjualan Reklasifikasi ke ruko siap dijual – Cirebon Super Blok Reklasifikasi ke properti investasi 2011 395.902.056.839 - 82.941.114.947 31.011.034.768 2.547.569.444 290.650.360.042 22.310.581.850 ( 7.973.761.117 ) ( 12.897.735.257 ) ( 29.146.388.737 ) ( 379.183.575.940 ) Saldo akhir tahun 259.200.000 395.902.056.839 Persentase penyelesaian masing-masing proyek adalah sebagai berikut: Pusat perbelanjaan – Cirebon Super Blok Hotel – Cirebon Super Blok Office Park – Cirebon Super Blok Pusat perbelanjaan – The Park Solo Ruko – Cirebon Super Blok Ruko – The Park Solo 2012 2011 2% 80% 25% 60% 2% 2% - 2012 2011 Estimasi penyelesaian masing-masing proyek adalah sebagai berikut: Pusat perbelanjaan – Cirebon Super Blok Hotel – Cirebon Super Blok Office Park – Cirebon Super Blok Pusat perbelanjaan – The Park Solo Ruko – Cirebon Super Blok Ruko – The Park Solo Juli - September 2013 Juli – September 2013 September Desember 2013 September Desember 2012 Juli - September 2013 September Desember 2012 Juli – September 2013 Desember 2012 - Pada tahun 2012, proyek pusat perbelanjaan – Cirebon Super Blok telah selesai pembangunannya untuk lantai Lower Ground, Ground Floor, Lantai 1 dan Lantai 2 dan diperuntukan untuk disewakan, dimana peruntukan awalnya untuk dijual, sehingga biaya perolehan sebesar Rp 330.298.046.181 tahun 2011 direklasifikasi menjadi properti investasi. Ekshibit E/40 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. PERSEDIAAN ASET REAL ESTAT (Lanjutan) Bangunan dalam penyelesaian (Lanjutan) Pada tahun 2012, manajemen Kelompok Usaha mereklasifikasi biaya perolehan pusat perbelanjaan – The Park Solo dan Hotel – Cirebon Super Blok masing-masing sebesar Rp 12.425.000.000 dan Rp 36.460.529.759 menjadi properti investasi sesuai dengan penerapan PSAK No. 13 (Revisi 2011) “Properti Investasi”. Bangunan dalam penyelesaian merupakan biaya perolehan bangunan rumah toko yang masih dalam proses konstruksi yang dimiliki oleh PT Tristar Land Development, Entitas Anak. Manajemen Kelompok Usaha berpendapat tidak terdapat hambatan dalam penyelesaian proyek. Tanah yang sedang dikembangkan Rincian atas tanah yang sedang dikembangkan adalah sebagai berikut: 2012 2011 PT Tristar Land Development PT Karya Bersama Takarob 629.604.537.986 - 727.056.224.601 2.449.166.263 Jumlah 629.604.537.986 729.505.390.864 Tanah yang sedang dikembangkan milik PT Tristar Land Development, Entitas Anak, seluas 100.740 m2 yang terletak di Sukoharjo (Jawa Tengah). Tanah yang belum dikembangkan Rincian atas tanah yang belum dikembangkan adalah sebagai berikut: 2012 2011 PT Tristar Land Development PT Surya Lima Karya PT Danadipa Aluwung PT Semesta Dunia Usaha PT Karya Bersama Takarob 414.413.605.427 306.907.373.385 157.178.625.255 94.536.101.576 8.696.173.013 392.464.894.358 306.907.373.385 107.043.000.000 94.536.101.576 8.696.173.013 Jumlah 981.731.878.656 909.647.542.332 Tanah yang belum dikembangkan milik PT Tristar Land Development, PT Surya Lima Karya, PT Danadipa Aluwung, PT Semesta Dunia Usaha dan PT Karya Bersama Takarob masing-masing seluas 67.665 m2 yang terletak di Sukoharjo (Jawa Tengah), 52.914 m2 yang terletak di Sukoharjo (Jawa Tengah), 35.681 m2 yang terletak di Kotawaringin Timur (Kalimantan tengah), 16.299 m 2 yang terletak di Sukoharjo (Jawa Tengah) dan 2.663 m2 yang terletak di Cirebon (Jawa Barat). Pada saat dimulainya pengembangan dan pembangunan infrastruktur, nilai tanah tersebut akan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan. Hak legal atas tanah aset real estat selain yang masih dalam proses berupa Hak Guna Bangunan atas nama Entitas Anak berjangka waktu 20 – 30 tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2023 – 2041. Manajemen Kelompok Usaha berpendapat tidak terdapat masalah dalam perpanjangan dan proses sertifikasi hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Ekshibit E/41 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. PERSEDIAAN ASET REAL ESTAT (Lanjutan) Tanah yang belum dikembangkan (Lanjutan) Tanah yang berlokasi di Cirebon dan di Sukoharjo masing-masing seluas 54.237 m2 dan 213.535 m2 digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 12). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, nilai akumulasi kapitalisasi biaya pinjaman yang termasuk dalam nilai tercatat aset real estat masing-masing sebesar Rp 2.547.569.444 dan Rp 22.310.581.850. Bangunan dalam penyelesaian telah diasuransikan terhadap risiko kerusakan dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero), Pihak Ketiga, cabang Jakarta dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 300.000.000.000 dan Rp 300.000.000.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa seluruh nilai tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa tidak ada kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset real estat pada tanggal pelaporan. 8. UANG MUKA 2012 Uang Uang Uang Uang muka muka muka muka pemasok – pihak ketiga kontraktor – pihak ketiga operasional lainnya Jumlah 2011 52.164.435.962 4.660.808.358 3.339.201.351 - 3.252.650.000 418.080.100 748.713.803 60.164.445.671 4.419.443.903 Seluruh uang muka pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah dalam mata uang Rupiah. 9. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA 2012 PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Victoria International Tbk (Catatan 12) (Catatan 12) Jumlah 2011 295.230.576 1.563.556 1.842.594 296.794.132 1.842.594 Akun ini merupakan rekening yang dibatasi penggunaannya atas nama PT Karya Bersama Takarob, Entitas Anak, sehubungan dengan pencairan fasilitas kredit (Catatan 12). 10. ASET TETAP Saldo awal Penambahan 2 0 1 2 Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir Nilai perolehan Kepemilikan langsung Peralatan dan perabot Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan 39.686.000 55.160.500 - - 94.846.500 620.981.991 3.295.935.000 430.836.985 153.000.000 - - 1.051.818.976 3.448.935.000 Jumlah 3.956.602.991 638.997.485 - - 4.595.600.476 Ekshibit E/42 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10.ASET TETAP (Lanjutan) Saldo awal Akumulasi penyusutan Kepemilikan langsung Peralatan dan perabot Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan Penambahan 2 0 1 2 Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir 35.384.562 10.641.726 - - 46.026.288 417.342.194 611.370.313 129.004.098 374.554.270 - - 546.346.292 985.924.583 Jumlah 1.064.097.069 514.200.094 - - 1.578.297.163 Nilai buku bersih 2.892.505.922 Saldo awal 3.017.303.313 2 0 1 1 Pengurangan Reklasifikasi 39.686.000 - - 39.686.000 Penambahan Saldo akhir Nilai perolehan Kepemilikan langsung Peralatan dan perabot Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan 37.435.000 - 583.546.991 3.295.935.000 - - 620.981.991 3.295.935.000 Jumlah 37.435.000 3.919.167.991 - - 3.956.602.991 35.384.562 - - 35.384.562 - Akumulasi penyusutan Kepemilikan langsung Peralatan dan perabot Peralatan dan perlengkapan kantor Kendaraan 10.095.729 - 407.246.465 611.370.313 - - 417.342.194 611.370.313 Jumlah 10.095.729 1.054.001.340 - - 1.064.097.069 Nilai buku bersih 27.339.271 - 2.892.505.922 Beban penyusutan dialokasikan ke beban umum dan administrasi sebesar Rp 514.200.094 dan Rp 75.830.625, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Dalam penambahan aset tetap pada tanggal 31 Desember 2011 termasuk biaya perolehan dan akumulasi penyusutan aset tetap PT Karya Bersama Takarob, Entitas Anak, yang diakuisisi pada tahun 2011 dengan biaya perolehan dan akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 1.144.367.991 dan Rp 978.170.715 (Catatan 1d). Aset tetap telah diasuransikan kepada PT Asuransi Allianz Utama Indonesia dan PT Asuransi Central Asia, Pihak Ketiga, terhadap risiko kerusakan, kehilangan dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing - masing sebesar Rp 475.000.000 dan Rp 775.000.000 pada tanggal 31 Desember 2012. Manajemen Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari risiko tersebut. Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tetap pada tanggal pelaporan. Ekshibit E/43 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PROPERTI INVESTASI Saldo awal Penambahan 2 0 1 2 Pengurangan Nilai perolehan Tanah Bangunan dan sarana penunjang Aset dalam penyelesaian - 339.484.557.333 - 159.061.919.365 159.061.919.365 223.534.634.461 223.534.634.461 149.784.620.978 489.269.178.311 Jumlah - 339.484.557.333 - 532.381.174.804 871.865.732.137 Akumulasi penyusutan Bangunan dan sarana penunjang - 6.262.710.498 - - 6.262.710.498 Jumlah - 6.262.710.498 - - 6.262.710.498 Nilai buku bersih - Reklasifikasi Saldo akhir 865.603.021.639 Pada tanggal 1 Januari 2012, reklasifikasi properti investasi berasal dari persediaan aset real estat (Catatan 7). Rincian biaya perolehan dan persentase penyelesaian masing-masing aset dalam penyelesaian pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: Pusat perbelanjaan – The Park Solo Hotel – Cirebon Super Blok Biaya perolehan Persentase penyelesaian 383.494.125.952 105.775.052.359 65% 82% Beban penyusutan sebesar Rp 6.262.710.498 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 disajikan sebagai beban pokok penjualan dan pendapatan jasa (Catatan 22). Properti investasi diasuransikan bersama dengan persediaan aset real estat (Catatan 7). Akumulasi biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke properti investasi sampai dengan 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 63.691.843.978. Hak legal atas tanah properti investasi berupa HGB atas nama entitas anak berjangka waktu 20 - 30 tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2023 – 2041. Manajemen Kelompok Usaha berpendapat tidak terdapat masalah dalam perpanjangan dan proses sertifikasi hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Properti investasi digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 12). Pada tanggal 31 Desember 2012, nilai wajar properti investasi adalah sebesar Rp 1.315.036.000.000. Penilaian dilakukan oleh KJPP Felix Sutandar & Rekan, penilai independen pada tanggal 23 Januari 2013, berdasarkan metode pendekatan pendapatan dan pendekatan biaya. Nilai wajar aset dalam penyelesaian belum dapat ditentukan secara andal sampai dengan saat ini dikarenakan pembangunan sampai saat ini masih dalam proses sehingga harga kini dalam pasar aktif untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang serupa belum tersedia. Dengan data dan informasi yang sangat minim tersebut, sulit untuk dapat menghasilkan nilai wajar yang andal. Ekshibit E/44 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. UTANG BANK 2012 Jangka Pendek PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk 2011 93.245.833.000 10.000.000.000 96.000.000.000 - Jumlah 103.245.833.000 96.000.000.000 Jangka panjang PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Capital Indonesia Tbk 260.840.470.552 175.998.000.000 81.005.000.000 55.000.000.000 34.000.000.000 120.236.000.000 - Jumlah 572.843.470.552 154.236.000.000 Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang ( 57.544.369.222 ) ( 515.299.101.330 9.407.802.853 ) 144.828.197.147 PT Bank Sinarmas Tbk a. PT Karya Bersama Takarob Pada bulan Desember 2011, PT Karya Bersama Takarob (“KBT”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank Sinarmas Tbk (“Bank Sinarmas) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 45.000.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk pembangunan lower ground floor dari mal Cirebon Super Blok. Fasilitas pinjaman tersebut akan berakhir 58 bulan sejak pencairan kredit dan dikenakan bunga tahunan sebesar 13% pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin secara fidusia atas seluruh piutang yang timbul dari hasil penyewaan kios dan counter yang terletak di mal Cirebon Super Blok dengan minimal sebesar 150% dari jumlah maksimum atau saldo terutang. Seluruh perjanjian pinjaman dengan Bank Sinarmas di atas, juga mencakup persyaratan tertentu untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank, antara lain: mendapatkan pinjaman uang atau kredit dari pihak lain; melakukan pembagian dividen; serta melunasi pinjaman pemegang saham sepanjang umur pinjaman kredit investasi tersebut. Saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 35.840.470.552 dan Rp 34.000.000.000 masingmasing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. b. PT Tristar Land Development Pada bulan Juli 2012, PT Tristar Land Development (“TLD”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas kredit modal kerja (unrevolving loan) dari Bank Sinarmas dengan jumlah maksimum sebesar Rp 225.000.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk pelunasan utang kepada pemegang saham dan investasi. Fasilitas pinjaman tersebut akan berakhir 48 bulan sejak pencairan kredit termasuk 12 bulan masa tenggang (grace period) dimana setelah masa tenggang harus dikembalikan dengan cicilan bulanan dan dikenakan bunga tahunan sebesar 15% pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin atas tanah sebanyak 2 (dua) sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama TLD sebagai penjamin atas perjanjian fasilitas pinjaman ini. Saldo terutang atas 31 Desember 2012. fasilitas ini adalah sebesar Rp 225.000.000.000 pada tanggal Ekshibit E/45 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. UTANG BANK (Lanjutan) PT Bank Victoria International Tbk a. PT Karya Bersama Takarob Pada bulan Mei 2011, PT Karya Bersama Takarob ("KBT”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas kredit investasi (“KI I”) dari PT Bank Victoria International Tbk (“Bank Victoria”) dengan jumlah maksimum Rp 80.000.000.000 yang digunakan untuk pelunasan utang kepada PT Star Finance dan pembiayaan proyek mal Cirebon Super Blok. Jangka waktu pinjaman 72 bulan sampai dengan bulan Juni 2017 termasuk 12 bulan masa tenggang (grace period) dimana setelah masa tenggang harus dikembalikan dengan cicilan bulanan dan tingkat suku bunga pada tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 13% per tahun (floating). Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan: - Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) atas tanah dan bangunan untuk proyek Cirebon Super Blok, milik KBT dengan SHGB seluas 43.632 m2. - Fidusia piutang atas sewa mal. - Jaminan-jaminan lainnya yang telah dan/atau akan diberikan oleh KBT dan/atau pihak lainnya, baik dibuat dengan akta notaris maupun secara dibawah tangan untuk menjamin segala sesuatu yang terutang dan wajib dibayar oleh KBT kepada Bank Victoria. Berdasarkan perubahan terhadap perjanjian kredit dan jaminan No. 34 tanggal 30 September 2011, KBT telah memperoleh persetujuan perubahan dari Bank Victoria sehubungan perolehan fasilitas kredit investasi diatas, antara lain, Bank Victoria bersedia memberikan tambahan fasilitas kredit investasi II (“KI II”) sebesar Rp 50.000.000.000. Jangka waktu pinjaman sampai dengan bulan Juni 2017 termasuk 8 bulan masa tenggang (grace period) dimana setelah masa tenggang harus membayar cicilan bunga bulanan. Sedangkan, pada akhir bulan Juni 2017, KBT wajib membayar bunga dan utang pokok sebesar Rp 50.000.000.000. Tingkat bunga fasilitas KI II sebesar 13% per tahun (floating). Seluruh perjanjian pinjaman dengan Bank Victoria di atas, juga mencakup persyaratan tertentu untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank, antara lain: membatasi hak KBT untuk mengadakan merger, akuisisi, menjual, mengalihkan, menyewakan atau melepaskan harta kekayaan KBT; mengubah anggaran dasar dan susunan direksi dan komisaris serta pemegang saham; mendapatkan pinjaman uang atau kredit dari pihak lain; memberikan pinjaman kepada pihak lain; mengikatkan diri sebagai penjamin terhadap pihak lain; melakukan pembagian dividen; serta mengadakan penyertaan investasi pada perusahaan lain. Sehubungan dengan fasilitas pinjaman tersebut, KBT membuka rekening escrow di Bank Victoria yang hanya digunakan untuk menerima dan membayar pinjaman. Pada tanggal pelaporan, rekening escrow disajikan sebagai rekening bank yang dibatasi penggunaannya (Catatan 9). Saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 125.998.000.000 dan Rp 120.236.000.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. b. PT Grahita Dana Pada bulan Agustus 2012, PT Grahita Dana (“GD”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas kredit investasi ("KI") dari Bank Victoria dengan jumlah maksimum Rp 60.000.000.000 yang digunakan untuk pembiayaan proyek hotel – Cirebon Super Blok. Jangka waktu pinjaman 78 bulan sampai dengan bulan Pebruari 2019 termasuk 18 bulan masa tenggang (grace period) dimana setelah masa tenggang harus dikembalikan dengan cicilan bulanan dan tingkat suku bunga pada tahun 2012 sebesar 13% per tahun (floating). Ekshibit E/46 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. UTANG BANK (Lanjutan) PT Bank Victoria International Tbk (Lanjutan) b. PT Grahita Dana (Lanjutan) Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan: - Bangunan "Swiss-Belhotel Cirebon" 6 lantai diatas mal Cirebon Super Blok milik GD. Perjanjian pengelolaan "Swiss-Belhotel Cirebon" antara GD dengan Swiss-Pasific Limited dan Swiss-Belhotel International Trademark Limited. Hak untuk membangun, mengoperasikan dan memindahkan kepemilikan "Swiss-Belhotel Cirebon". Saham GD. Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) atas tanah dan bangunan untuk proyek Cirebon Super Blok, milik PT Karya Bersama Takarob, Entitas Anak, dengan SHGB seluas 43.632 m2. Fidusia piutang atas sewa mal. Perjanjian pinjaman dengan Bank Victoria di atas, juga mencakup persyaratan tertentu untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank, antara lain: menggunakan fasilitas kredit yang diterima selain dari tujuan dan keperluan yang sesuai dengan perjanjian kredit; membatasi hak GD untuk mengadakan merger, akuisisi, menjual, mengalihkan, menyewakan atau melepaskan harta kekayaan GD, mengubah anggaran dasar dan susunan direksi dan komisaris serta pemegang saham; mengikatkan diri sebagai penjamin terhadap pihak lain; melakukan pelunasan pinjaman pemegang saham afiliasi; melakukan pembagian dividen; mendapatkan pinjaman uang atau kredit dari pihak lain; melakukan perluasan dan penyempitan usaha; serta mengadakan penyertaan investasi pada perusahaan lain. Saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 50.000.000.000 pada tanggal 31 Desember 2012. PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Tristar Land Pada bulan September 2012, PT Tristar Land (“TL”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang dan rekening koran dari PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar Rp 150.000.000.000 dan Rp 10.000.000.000. Fasilitas ini digunakan untuk membiayai proyek pusat perbelanjaan The Park Solo dan modal kerja. Fasilitas pinjaman jangka panjang tersebut akan berakhir 28 September 2020 termasuk 12 bulan masa tenggang (grace period) dimana setelah masa tenggang harus dikembalikan dengan cicilan bulanan dan dikenakan bunga tahunan sebesar 15% pada tahun 2012. Sedangkan fasilitas pinjaman rekening Koran akan berakhir pada tanggal 28 September 2013 dan dikenakan bunga tahunan sebesar 15% pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan: - Tanah sebanyak 1 (satu) sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama PT Tristar Land Development (“TLD”), Entitas Anak, sebagai penjamin atas perjanjian fasilitas pinjaman. - Tanah sebanyak 9 (sembilan) sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama PT Semesta Dunia Usaha (“SDU”), Entitas Anak, sebagai penjamin atas perjanjian fasilitas pinjaman. - Fidusia piutang atas sewa mal. - Corporate guarantee dari PT Mega Inti Perdana Utama Saldo terutang atas fasilitas pinjaman jangka panjang dan pinjaman rekening koran masing-masing sebesar Rp 81.005.000.000 dan Rp 10.000.000.000 pada tanggal 31 Desember 2012. Ekshibit E/47 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. UTANG BANK (Lanjutan) PT Bank Capital Indonesia Tbk a. PT Karya Bersama Takarob Pada bulan April 2010, PT Karya Bersama Takarob (“KBT”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas kredit modal kerja (revolving loan) dari PT Bank Capital Indonesia Tbk (“Bank Capital”) sebesar Rp 7.700.000.000 (“KMK I”). Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan proyek-proyek KBT. Fasilitas pinjaman tersebut berakhir pada tanggal 28 April 2011 dan dikenakan bunga tahunan sebesar 13% pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin secara fidusia atas tanah sebanyak 25 sertifikat Hak Guna Bangunan dengan nilai pengikatan sebesar Rp 7.700.000.000. Pada bulan Juni 2010, KBT memperoleh tambahan atas fasilitas kredit modal kerja berupa pinjaman modal kerja sebesar Rp 90.000.000.000 (“KMK II”). Tambahan fasilitas pinjaman tersebut dijamin secara fidusia atas tanah sebanyak 58 Sertifikat Hak Guna Bangunan dengan nilai pengikatan sebesar Rp 90.000.000.000. Fasilitas pinjaman tersebut akan berakhir pada tanggal 28 April 2011 dan dikenakan bunga tahunan sebesar 13% pada tahun 2011. Pada bulan Mei 2011, Bank Capital menyetujui perpanjangan waktu fasilitas kredit modal kerja jangka pendek dari tanggal 28 April 2011 menjadi 28 April 2012 dan menurunkan fasilitas modal kerja KMK I dari Rp 7.700.000.000 menjadi Rp 6.100.000.000. Pada bulan April 2012, KBT dan Bank Capital menandatangani perubahan perjanjian pemberian fasilitas perbankan, dimana Bank Capital menyetujui perpanjangan waktu fasilitas kredit modal kerja jangka pendek dari tanggal 28 April 2012 menjadi 28 April 2013 dan menurunkan fasilitas modal kerja Kredit Modal Kerja I (“KMK I”) dari Rp 6.100.000.000 menjadi Rp 5.300.000.000. Pada bulan Mei 2012, KBT dan Bank Capital menandatangani perubahan fasilitas perbankan, dimana Bank Capital menurunkan fasilitas kredit modal kerja II (“KMK II) dari Rp 90.000.000.000 menjadi Rp 88.000.000.000. Seluruh perjanjian pinjaman dengan Bank Capital di atas, juga mencakup persyaratan tertentu untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank, antara lain: membatasi hak KBT untuk mengadakan merger, akuisisi, menjual, mengalihkan, menyewakan atau melepaskan harta kekayaan KBT; mengubah anggaran dasar dan susunan direksi dan komisaris serta pemegang saham; mendapatkan pinjaman uang atau kredit dari pihak lain; memberikan pinjaman kepada pihak lain; mengikatkan diri sebagai penjamin terhadap pihak lain; melakukan pembagian dividen; serta mengadakan penyertaan investasi pada perusahaan lain. Saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 93.245.833.000 dan Rp 96.000.000.000 masingmasing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. b. PT Grahita Dana Pada bulan Maret 2012, PT Grahita Dana (“GD”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas kredit angsuran berjangka dari Bank Capital sebesar Rp 20.000.000.000. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan proyek hotel GD. Fasilitas pinjaman tersebut akan berakhir pada tanggal 22 Maret 2017, termasuk 12 bulan masa tenggang (grace period) dimana setelah masa tenggang harus dikembalikan dengan cicilan bulanan dan dikenakan bunga tahunan sebesar 12,5% pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin atas tanah sebanyak 1 (satu) sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama PT Semesta Dunia Usaha (“SDU”), Entitas Anak, sebagai penjamin atas perjanjian fasilitas pinjaman ini. Seluruh perjanjian pinjaman dengan Bank Capital di atas, juga mencakup persyaratan tertentu untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank, antara lain: membatasi hak GD untuk mengadakan merger, akuisisi, menjual, mengalihkan, menyewakan atau melepaskan harta kekayaan GD; mengubah anggaran dasar dan susunan direksi dan komisaris serta pemegang saham; mendapatkan pinjaman uang atau kredit dari pihak lain; memberikan pinjaman kepada pihak lain; mengikatkan diri sebagai penjamin terhadap pihak lain; melakukan pembagian dividen; serta mengadakan penyertaan investasi pada perusahaan lain. Saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 20.000.000.000 pada tanggal 31 Desember 2012. Ekshibit E/48 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. UTANG BANK (Lanjutan) PT Bank Capital Indonesia Tbk (Lanjutan) c. PT Tristar Land Development Pada bulan Juni 2012, PT Tristar Land Development (“TLD”), Entitas Anak, memperoleh fasilitas pinjaman angsuran berjangka dari Bank Capital sebesar Rp 35.000.000.000. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan pembangunan proyek ruko. Fasilitas pinjaman tersebut akan berakhir pada tanggal 4 Juni 2015 termasuk 12 bulan masa tenggang (grace period) dimana setelah masa tenggang harus dikembalikan dengan cicilan bulanan dan dikenakan bunga tahunan sebesar 12,5% pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin atas tanah sebanyak 1 (satu) sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama PT Surya Lima Karya (“SLK”), Entitas Anak, sebagai penjamin atas perjanjian fasilitas pinjaman ini. Seluruh perjanjian pinjaman dengan Bank Capital di atas, juga mencakup persyaratan tertentu untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank, antara lain: membatasi hak TLD untuk mengadakan merger, akuisisi, menjual, mengalihkan, menyewakan atau melepaskan harta kekayaan TLD; mengubah anggaran dasar dan susunan direksi dan komisaris serta pemegang saham; mendapatkan pinjaman uang atau kredit dari pihak lain; memberikan pinjaman kepada pihak lain; mengikatkan diri sebagai penjamin terhadap pihak lain; melakukan pembagian dividen; serta mengadakan penyertaan investasi pada perusahaan lain. Saldo terutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 35.000.000.000 pada tanggal 31 Desember 2012. 13. UTANG USAHA - PIHAK KETIGA 2012 Kontraktor PT Pulau Intan Baja Perkasa Soetjipto Handoko Bambang Santoso PT Sinar Electrindo PT Sinar Inti PT Median Cipta Graha Lain-lain 2011 5.390.720.251 4.935.283.303 3.582.771.909 1.724.800.000 1.667.308.125 4.041.154.798 3.950.400.000 6.032.345.739 23.600.000 Jumlah kontraktor Lain-lain 21.342.038.386 78.144.878 10.006.345.739 274.757.900 Jumlah 21.420.183.264 10.281.103.639 Seluruh utang usaha kepada pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah dalam mata uang Rupiah. Analisis umur utang usaha kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut: 2012 2011 Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 6 bulan > 6 bulan - 1 tahun 2.281.459.268 485.893.796 1.742.456.181 16.910.374.019 711.833.527 3.981.283.868 3.045.540.000 2.542.446.244 Jumlah 21.420.183.264 10.281.103.639 Ekshibit E/49 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. PERPAJAKAN a. Pajak dibayar dimuka Akun ini merupakan pajak pertambahan nilai-masukan dengan saldo sebesar Rp 11.597.123.264 dan Rp 9.126.220.419 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. b. Utang pajak Pajak pertambahan nilai – keluaran Pajak penghasilan final – Entitas Anak Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 29 Pajak restoran Pajak penghasilan badan – Entitas Anak Jumlah 2012 2011 231.717.993 902.724.751 193.801.086 192.874.600 186.950.330 29.879.625 6.893.697 - 25.985.517 18.570.375 31.613.921 1.551.040.996 269.970.899 c. Beban (manfaat) pajak penghasilan 2012 2011 Beban pajak kini Perusahaan Entitas Anak 29.879.625 1.206.385.606 18.570.375 - Sub-total 1.236.265.231 18.570.375 Beban (manfaat) pajak tangguhan Perusahaan Entitas Anak ( ( 9.662.739 ) ( 48.769.804 ) 2.882.765 ) - Sub-total ( 58.432.543 ) ( 2.882.765 ) Beban pajak penghasilan - neto 1.177.832.688 15.687.610 d. Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum beban (manfaat) pajak penghasilan sesuai dengan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Laba sebelum beban pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Laba (rugi) sebelum pajak Entitas Anak dan penyesuaian di level konsolidasian Laba sebelum beban pajak penghasilan Perusahaan 26.369.536.862 842.391.499 ( 27.211.928.361 2011 123.890.481 232.433 ) 123.658.048 Ekshibit E/50 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Pajak kini (Lanjutan) 2012 Perbedaan temporer: Imbalan pasca kerja Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak penghasilan final Lain-lain Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan 77.301.910 ( 10.654.998 ) ( ( 27.039.538.248 ) 239.037.025 2011 23.062.119 266.178 ) 2.109.413 148.563.402 Rincian beban pajak kini dan utang pajak penghasilan Perusahaan adalah sebagai berikut: 2012 2011 Beban pajak kini - Perusahaan 29.879.625 18.570.375 Utang pajak penghasilan - Perusahaan 29.879.625 18.570.375 Pada September 2008, Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Perusahaan dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000 mendapatkan fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% yang dikenakan atas laba fiskal dari peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000. Perhitungan pajak penghasilan badan tahun 2011 sesuai dengan yang dilaporkan Perusahaan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) kepada Kantor Pelayanan Pajak. e. Manfaat (Beban) pajak penghasilan tangguhan 2012 Perusahaan Imbalan pasca kerja Entitas Anak Rugi fiskal Imbalan pasca kerja 31.502.243 17.267.561 Jumlah 58.432.543 9.662.739 2011 2.882.765 2.882.765 f. Aset pajak tangguhan 2012 Perusahaan Imbalan pasca kerja Entitas Anak Rugi fiskal Imbalan pasca kerja Jumlah 14.772.151 31.502.243 17.267.561 63.541.955 2011 5.109.412 5.109.412 Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa aset pajak tangguhan tersebut diatas dapat dipulihkan melalui penghasilan kena pajak dimasa yang akan datang. Ekshibit E/51 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. SELISIH LEBIH ASET BERSIH ENTITAS ANAK ATAS BIAYA PEROLEHAN Akun ini merupakan selisih lebih aset bersih Entitas Anak atas biaya perolehan atas transaksi akuisisi PT Nirvana Property yang dilakukan oleh Perusahaan (Catatan 1d). Nilai tercatat selisih lebih aset bersih Entitas Anak atas biaya perolehan sebesar Rp 353.130.158 pada tanggal 31 Desember 2010. Sesuai dengan PSAK No. 22 (Revisi 2010), jumlah tercatat bersih selisih lebih aset bersih Entitas Anak atas biaya perolehan sebesar Rp 353.130.158 dihentikan pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap saldo laba awal tahun 2011. 16. UANG MUKA PENJUALAN DAN PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA 2012 2011 Pihak Ketiga Pendapatan diterima dimuka sewa Uang muka penjualan ruko Uang muka penjualan office park 13.573.206.074 7.794.422.613 760.000.000 24.814.742.096 4.823.210.192 9.350.000.000 Jumlah 22.127.628.687 38.987.952.288 Pendapatan diterima dimuka dari sewa merupakan uang muka sewa yang diterima dari penyewa. Uang muka merupakan uang muka penjualan unit ruko dan office park yang belum memenuhi kriteria pengakuan pendapatan. Rincian uang muka penjualan ruko dan office park berdasarkan persentase penerimaan uang muka adalah sebagai berikut: 2012 2011 Uang muka penjualan ruko > 20% 20% - 49% 50% - 99% 600.208.333 362.447.917 6.831.766.363 895.236.692 3.927.973.500 Jumlah uang muka penjualan ruko 7.794.422.613 4.823.210.192 Uang muka penjualan office park > 20% 20% - 49% 50% - 99% 760.000.000 - 9.350.000.000 Jumlah uang muka penjualan office park 760.000.000 9.350.000.000 17. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN Kelompok Usaha memberikan imbalan kerja untuk karyawan tetapnya sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Imbalan kerja tersebut tidak didanai. a. Beban imbalan kerja: 2012 2011 Biaya jasa kini Biaya bunga Kerugian aktuarial bersih 277.016.587 9.688.530 3.110.675 42.293.846 4.636.528 530.924 Jumlah 289.815.792 47.461.298 Ekshibit E/52 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (Lanjutan) b. Liabilitas imbalan kerja karyawan: 2012 2011 Nilai kini liabilitas imbalan pasti 607.490.175 Rugi aktuarial yang belum diakui ( 231.193.071 ) ( 57.275.696 ) 376.297.104 86.481.312 Liabilitas imbalan kerja karyawan 143.757.008 c. Mutasi nilai kini imbalan pasti: 2012 2011 Saldo awal tahun Biaya jasa kini Biaya bunga Kerugian aktuaria 143.757.008 277.016.587 9.688.530 177.028.050 24.822.470 42.293.846 4.636.528 72.004.164 Saldo akhir tahun 607.490.175 143.757.008 d. Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut: 2012 2011 Saldo awal tahun Saldo awal tahun untuk Entitas Anak yang baru dikonsolidasi Beban imbalan kerja 86.481.312 289.815.792 17.813.179 21.206.835 47.461.298 Saldo akhir tahun 376.297.104 86.481.312 Biaya imbalan kerja bersih yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan jumlah yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dihitung oleh PT Padma Radya Aktuaria, aktuaris independen dalam laporannya masing-masing pada tanggal 1 Maret 2013 dan 20 Pebruari 2012. Asumsi dasar yang digunakan untuk menentukan liabilitas imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat diskonto per tahun proyeksi kenaikan gaji mortalitas cacat pengunduran diri Usia normal pensiun 2 0 1 2 2 0 1 1 5,75% 8,00% 100% TMI3 5% dari TMI3 5% sampai dengan usia 35 tahun kemudian menurun secara linear sampai 0% pada saat usia 55 tahun 55 tahun 9,00% 8,00% 100% TMI2 5% dari TMI2 5% sampai dengan usia 35 tahun kemudian menurun secara linear sampai 0% pada saat usia 55 tahun 55 tahun Ekshibit E/53 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI Rincian kepentingan Non-Pengendali atas aset bersih Entitas Anak yang dikonsolidasikan adalah sebagai berikut: PT Karya Bersama Takarob PT Tristar Land Development PT Tristar Land PT Grahita Dana PT Jaya Agung Syandhana PT Bharata Adikarya PT Danadipa Aluwung PT Panorama Lubuk Timur PT Danapati Sukses PT Narendra Amerta PT Sukses Mandaka Buana PT Nirvana Retailindo PT Nirvana Hotel & Resort PT Nirvana Infrastructure PT Nirvana Property PT Nirvana Realty PT Semesta Dunia Usaha PT Surya Lima Karya PT Tunas Mitra Usaha PT Mahardhika Karya Agung Jumlah 2012 2011 1.958.389.628 456.839.823 82.342.321 35.177.977 10.664.372 10.236.817 4.550.934 3.805.087 2.206.159 2.124.650 1.000.000 100.877 96.528 94.649 17.886 6.927 2.714 65 ( 4.104.168 ) ( 114.403.114 ) 1.317.339.299 500.002.515 125.002.515 50.000.000 10.000.000 10.000.000 5.000.000 2.500 5.000.000 100.026 100.020 100.021 19.037 6.200 5.000 5.000 1.000.000 1.000.000 2.449.150.132 2.024.682.133 Laba yang dapat diatribusikan kepada kepentingan Non-Pengendali Entitas Anak yang dikonsolidasikan sebesar Rp (422.480.859) pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp (50) pada tanggal 31 Desember 2011. 19. MODAL SAHAM Rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Pemegang saham Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh Persentase kepemilikan Jumlah PT Mega Inti Perdana Utama PT Melia Pratama Abadi Masyarakat 11.995.000.500 3.250.000.000 2.754.999.500 66,64% 18,05% 15,31% 1.199.500.050.000 325.000.000.000 275.499.950.000 Jumlah 18.000.000.000 100,00% 1.800.000.000.000 Ekshibit E/54 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. MODAL SAHAM (Lanjutan) Rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Pemegang saham Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh Persentase kepemilikan Jumlah PT Mega Inti Perdana Utama PT Mega Duta Perkasa 2.399.000.100 999.900 99,96% 0,04% 1.199.500.050.000 499.950.000 Jumlah 2.400.000.000 100,00% 1.200.000.000.000 Pada tanggal 30 Nopember 2011, berdasarkan rapat umum pemegang saham yang telah diaktakan oleh Notaris Humberg Lie. S.H., S.E., Mkn., No. 84 memutuskan beberapa hal, antara lain, menyetujui peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 4.000.000.000.000, dari modal dasar tersebut telah disetor dan ditempatkan sebesar Rp 1.199.500.000.000 yang seluruhnya di ambil bagiannya oleh PT Mega Inti Perdana Utama. Perubahan anggaran dasar Perusahaan tersebut diatas telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-63119.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 21 Desember 2011. Pada tanggal 10 Pebruari 2012, berdasarkan rapat umum pemegang saham yang telah diaktakan oleh Notaris Humberg Lie. S.H., S.E., Mkn., No. 53 memutuskan beberapa hal antara lain, menyetujui perubahan nilai nominal saham dari Rp 500 menjadi Rp 100, sehingga jumlah saham yang terdapat didalam modal dasar Perusahaan meningkat dari 8.000.000.000 lembar saham menjadi 40.000.000.000 lembar saham dan jumlah saham yang terdapat didalam modal yang telah ditempatkan dari 2.400.000.000 lembar saham menjadi 12.000.000.000 lembar saham. Perubahan anggaran dasar Perusahaan tersebut diatas telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-07730.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 14 Pebruari 2012. Berdasarkan akta Notaris No. 225 tanggal 31 Oktober 2012 dari Humberg Lie S.H., S.E., Mkn., notaris di Jakarta, para pemegang saham setuju untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dalam Perusahaan setelah Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat sejumlah 6.000.000.000 saham dalam Perusahaan. Akta perubahan ini telah dicatat dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. AHU-0023810.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 18 Maret 2013. 20. TAMBAHAN MODAL DISETOR 2012 2011 Tambahan modal disetor dari penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat sebesar 6.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang ditawarkan Rp 105 per saham 30.000.000.000 Dikurangi dengan biaya emisi saham ( 18.000.000.000 ) - Jumlah - 12.000.000.000 Ekshibit E/55 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21. PENJUALAN DAN PENDAPATAN JASA 2012 Penjualan: Office park Ruko Lainnya Pendapatan Sewa Pengelola gedung Jumlah 33.849.272.727 7.093.636.364 5.834.163.000 31.614.419.947 15.884.426.399 94.275.918.437 2011 3.099.175.400 3.099.175.400 Berikut ini adalah rincian penjualan dan pendapatan jasa yang melebihi 10% dari jumlah penjualan dan pendapatan jasa: PT Tetap Jaya CV Makmur Karya CV Sinar Jaya 2012 2011 5.834.163.000 - 1.602.000.000 819.000.000 678.175.400 22. BEBAN POKOK PENJUALAN DAN PENDAPATAN JASA 2012 Penjualan: Office park Ruko Lainnya Pendapatan Sewa (Catatan 11) Pengelola gedung Jumlah 12.897.735.257 5.812.130.386 4.328.294.750 6.262.710.498 14.237.995.064 43.538.865.955 2011 2.220.266.838 2.220.266.838 23. BEBAN PEMASARAN 2012 2011 Komisi Iklan dan brosur Lain-lain 2.962.186.718 905.710.901 1.139.307.707 - Jumlah 5.007.205.326 - Ekshibit E/56 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 2012 Gaji dan kesejahteraan karyawan Perijinan dan perpajakan Jasa profesional Pemeliharaan Transportasi Listrik dan air Penyusutan Keamanan Lain-lain Jumlah 2011 5.138.552.227 1.939.873.891 1.911.285.600 1.734.415.807 1.101.362.411 588.619.498 514.200.094 174.610.362 2.169.472.894 572.687.199 102.109.413 75.830.625 4.494.219 15.272.392.784 755.121.456 25. SIFAT RELASI DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Sifat Relasi a. PT Mega Duta Perkasa adalah pemegang saham Kelompok Usaha. b. Delphi Property Investment Ltd adalah perusahaan yang dikendalikan oleh pemegang saham Kelompok Usaha. c. Harrington Invesment Ltd adalah perusahaan yang dikendalikan oleh pemegang saham Kelompok Usaha. Transaksi-transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi Transaksi antara Kelompok Usaha, yang merupakan pihak-pihak berelasi Perusahaan, telah dieliminasi dalam konsolidasian dan tidak disajikan dalam catatan ini. Rincian transaksi antara Kelompok Usaha dan pihak-pihak berelasi lainnya disajikan dibawah ini. Utang lain-lain kepada pihak-pihak berelasi terdiri dari: 2012 2011 Delphi Property Investment Ltd Harrington Invesment Ltd 137.870.000.000 - 446.340.000.000 150.000.000.000 Jumlah 137.870.000.000 596.340.000.000 2012 2011 Delphi Property Investment Ltd Harrington Invesment Ltd 15,84% - 49,62% 16,67% Jumlah 15,84% 66,29% Persentase dari jumlah liabilitas konsolidasian: Perusahaan memperoleh pinjaman dari Delphi Property Investment Ltd pada bulan Desember 2011, maksimum sebesar Rp 600.000.000.000, tanpa bunga, jaminan dan dapat dibayar sewaktu-waktu. Perjanjian ini jatuh tempo pada bulan Desember 2012 dan diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2013. Pinjaman ini digunakan untuk investasi pada Entitas Anak. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, utang tersebut telah dicatat pada utang lain-lain pihak berelasi masingmasing sebesar Rp 137.870.000.000 dan Rp 446.340.000.000. Ekshibit E/57 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. SIFAT RELASI DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) PT Tristar Land Development, Entitas Anak, memperoleh pinjaman dari Harrington Invesment Ltd pada bulan Desember 2011, maksimum sebesar Rp 150.000.000.000, tanpa bunga, jaminan dan dapat dibayar sewaktu-waktu. Perjanjian ini jatuh tempo pada bulan Desember 2012. Pinjaman ini digunakan untuk pengembangan lahan. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, utang tersebut telah dicatat pada pada utang lain-lain pihak berelasi masing-masing sebesar Rp nihil dan Rp 150.000.000.000. 26. LABA PER SAHAM DASAR Berikut ini adalah data yang digunakan sebagai dasar untuk perhitungan laba bersih per saham dasar: 2012 Laba untuk perhitungan laba per saham Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba per saham Laba per saham dasar 2011 24.769.223.315 108.202.821 9.200.000.000 2.009.167 2,69 53,86 Pada tanggal pelaporan, Perusahaan tidak memiliki efek yang berpotensi saham biasa yang dilutif. 27. INFORMASI SEGMEN Informasi yang dilaporkan kepada direksi untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerja segmen memfokuskan pada jenis produk dan jasa yang diberikan atau disediakan. Segmen yang dilaporkan Kelompok Usaha merupakan kegiatan sebagai berikut: 1. Pusat perbelanjaan 2. Real estat 3. Lainnya Real estat mencakup penjualan tanah kavling, kondotel dan bangunan rumah toko (“Ruko”). Lainnya terutama dari investasi diluar aktivitas real estat. Harga transfer antara entitas hukum dan antara segmen diatur dengan cara yang sama dengan transaksi dengan pihak ketiga. Segmen Operasi Pendapatan dan hasil segmen Berikut ini merupakan analisa pendapatan dan hasil segmen Kelompok Usaha berdasarkan segmen dilaporkan: Pendapatan segmen 2012 2011 Real estat Pusat perbelanjaan Lainnya 40.942.909.091 31.614.419.947 21.718.589.399 3.099.175.400 Konsolidasian 94.275.918.437 3.099.175.400 Ekshibit E/58 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) Laba segmen 2012 2011 Real estat Pusat perbelanjaan Lainnya 22.233.043.448 25.351.709.451 3.152.299.583 878.908.562 Konsolidasian 50.737.052.482 878.908.562 5.007.205.326 ) 15.272.392.784 ) ( 704.614.763 5.559.747.178 ) ( 767.214.905 755.121.456 ) 864.611 761.236 ) - 26.369.536.862 123.890.481 Beban pemasaran Beban umum dan administrasi Pendapatan keuangan Beban keuangan Keuntungan lainnya Laba sebelum pajak ( ( ( Pendapatan segmen yang dilaporkan diatas merupakan pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan luar. Tidak terdapat pendapatan antar segmen. Aset dan liabilitas segmen Aset segmen Pusat perbelanjaan Real estat Hotel Lainnya Jumlah Eliminasi Konsolidasian 2012 2011 421.476.822.374 805.937.604.489 109.596.208.210 4.352.078.172.409 338.563.899.379 441.016.307.499 3.451.857.872.737 5.689.088.807.482 4.231.438.079.615 ( 2.979.071.850.328 ) ( 2.129.079.795.729 ) 2.710.016.957.154 2.102.358.283.886 314.812.141.615 728.047.117.910 106.078.410.491 2.136.624.409.736 275.993.951.321 344.780.934.079 2.245.203.529.618 Liabilitas segmen Pusat perbelanjaan Real estat Hotel Lainnya Jumlah Eliminasi Konsolidasian 3.285.562.079.752 2.865.978.415.018 ( 2.415.409.207.500 ) ( 1.966.382.180.525 ) 870.152.872.252 899.596.234.493 Ekshibit E/59 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) Informasi segmen lainnya 2012 2011 Penyusutan Pusat perbelanjaan Lainnya 6.262.710.498 514.200.094 75.830.625 Jumlah 6.776.910.592 75.830.625 638.997.485 2.774.800.000 Pengeluaran modal Lainnya 28. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL a. Manajemen Risiko Modal Kelompok Usaha mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Kelompok Usaha terdiri dari kas dan setara kas (Catatan 3), Deposito berjangka (Catatan 4), ekuitas pemegang saham induk (Catatan 19) dan kepentingan non-pengendali (Catatan 18). Dewan Direksi Kelompok Usaha secara berkala melakukan reviu struktur permodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari reviu ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan. Gearing ratio pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Pinjaman Kas dan setara kas Deposito berjangka Pinjaman – bersih Ekuitas Rasio pinjaman – bersih terhadap modal 2011 676.089.303.552 21.122.803.896 86.700.000.000 250.236.000.000 31.676.855.128 - 568.266.499.656 1.839.864.084.902 218.559.144.872 1.202.762.049.393 30,89% 18,17% b. Kebijakan Akuntansi Rincian kebijakan akuntansi dan metode yang diterapkan (termasuk kriteria dalam pengakuan, dasar pengukuran dan basis untuk pengakuan pendapatan dan beban) untuk setiap jenis aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas diungkapkan dalam Catatan 2 dalam laporan keuangan konsolidasian. Ekshibit E/60 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL (Lanjutan) c. Kategori dari instrumen keuangan 31 Desember 2012 Aset keuangan Kas dan setara kas Nilai wajar melalui laporan laba rugi Pinjaman yang diberikan dan piutang Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan tersedia untuk dijual 21.122.803.896 102.897.324.119 1.391.451.401 Liabilitas keuangan Nilai wajar melalui laporan laba rugi Pinjaman dan utang Biaya perolehan yang belum diamortisasi 868.225.534.152 - d. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Kelompok Usaha adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Kelompok Usaha beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi. i. Manajemen risiko kredit Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Kelompok Usaha. Risiko kredit Kelompok Usaha terutama melekat pada rekening bank, deposito berjangka, piutang usaha dan lain-lain. Kelompok Usaha menempatkan saldo bank dan deposito berjangka pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Kelompok Usaha meminimalisasi risiko kredit atas piutang usaha yang timbul dari pembeli properti dengan mengenakan denda atas keterlambatan pembayaran, pembatalan penjualan dengan denda pembatalan dan apabila penjualan belum dilunasi tidak dilakukan serah terima unit yang dijual sehingga dapat dilakukan penjualan kembali properti dengan dikenakan klaim atas kerugian yang timbul dari penjualan kembali tersebut. Untuk risiko kredit yang timbul dari penyewa properti investasi dilakukan dengan cara meminta penyewa untuk memberikan deposit dalam bentuk tunai, serta membayar uang jaminan sewa sebelum masa sewa berlaku. Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk memperoleh pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dengan meminimalkan kerugian yang terjadi karena eksposur risiko kredit. Karena itu, Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk memastikan bertransaksi dengan pelanggan yang memiliki sejarah dan reputasi kredit yang baik. Manajemen Kelompok Usaha melakukan pengawasan secara terus menerus untuk mengurangi eksposur risiko kredit. Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian, jika ada, mencerminkan eksposur Kelompok Usaha terhadap risiko kredit. Ekshibit E/61 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL (Lanjutan) d. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan (Lanjutan) ii. Manajemen risiko tingkat bunga Eksposur risiko tingkat bunga berhubungan dengan jumlah aset atau liabilitas dimana pergerakan pada tingkat suku bunga dapat mempengaruhi laba setelah pajak. Risiko pada pendapatan bunga bersifat terbatas karena Kelompok Usaha hanya bermaksud untuk menjaga saldo kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional. Dalam beban bunga, keseimbangan optimal antara utang dengan tingkat bunga tetap dan mengambang ditetapkan di muka. Kelompok Usaha memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan yang akan memberikan kombinasi yang sesuai tingkat suku bunga mengambang dan tingkat bunga tetap. Persetujuan dari Dewan Direksi dan Komisaris harus diperoleh sebelum Kelompok Usaha menggunakan instrumen keuangan tersebut untuk mengelola eksposur risiko suku bunga. Kelompok Usaha memiliki eksposur tingkat suku bunga atas aset dan liabilitas keuangan sebagaimana yang dijabarkan dalam manajemen risiko likuiditas dalam catatan ini. iii. Manajemen risiko likuiditas Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada dewan direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Kelompok Usaha. Kelompok Usaha mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan, fasilitas bank dan fasilitas simpan pinjam dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan. Kelompok Usaha memelihara kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang berkelangsungan. Tabel likuiditas dan tingkat bunga adalah sebagai berikut: Tingkat bunga rata-rata tertimbang (%) Aset keuangan Instrumen tanpa bunga Instrumen bunga tetap Instrumen bunga mengambang Liabilitas keuangan Instrumen tanpa bunga Instrumen bunga tetap Instrumen bunga mengambang - Kurang dari satu bulan (Rp ‘000) 732.359 31 Desember 2012 Satu Tiga bulan Satu sampai sampai tahun dengan dengan dengan Lebih dari tiga bulan satu tahun lima tahun lima tahun (Rp ‘000) (Rp ‘000) (Rp ‘000) (Rp ‘000) 15.835.331 - 65.199 - 18.024.340 - 86.700.000 296.794 - 20.687.239 165.253.155 26.883.076 - 192.136.231 6 - 2,75 – 7,75 - - - - - - - - - - - 11 - 15 - - - 676.089.304 - 676.089.304 20.390.445 86.700.000 1.391.451 Jumlah (Rp ‘000) - - Ekshibit E/62 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL (Lanjutan) e. Nilai wajar instrumen keuangan Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan, beserta nilai tercatatnya pada tanggal 31 Desember 2012, adalah sebagai berikut: Jumlah tercatat Aset Keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi tersedia dijual Piutang usaha - Pihak ketiga Piutang lain-lain Rekening bank yang dibatasi penggunaannya 21.122.803.896 86.700.000.000 1.391.451.401 15.835.330.787 65.199.200 296.794.132 Liabilitas Keuangan Utang bank 676.089.303.552 Utang usaha - Pihak ketiga 21.420.183.264 Utang lain-lain Pihak ketiga 30.523.110 Pihak berelasi 137.870.000.000 Biaya masih harus dibayar 5.225.003.260 Uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka 22.127.628.687 Uang jaminan sewa 5.462.892.279 Nilai wajar 21.122.803.896 86.700.000.000 1.391.451.401 15.835.330.787 65.199.200 296.794.132 (i) (i) (iii) (i) (i) (i) 676.089.303.552 (ii) 21.420.183.264 (i) 30.523.110 137.870.000.000 5.225.003.260 22.127.628.687 5.462.892.279 (i) (i) (i) (i) (i) Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan, beserta nilai tercatatnya pada tanggal 31 Desember 2011, adalah sebagai berikut: Jumlah tercatat Aset Keuangan Kas dan setara kas Investasi tersedia dijual Piutang usaha - Pihak ketiga Piutang lain-lain Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Nilai wajar 31.676.855.128 1.000.000.000 308.820.000 378.831.000 1.842.594 31.676.855.128 1.483.120.066 308.820.000 378.831.000 1.842.594 (i) (iii) (i) (i) (i) Liabilitas Keuangan Utang bank 250.236.000.000 Utang usaha - Pihak ketiga 10.281.103.639 Utang lain-lain - Pihak berelasi 596.340.000.000 Biaya masih harus dibayar 564.953.555 Uang muka penjualan dan pendapatan diterima dimuka 38.987.952.288 Uang jaminan sewa 2.829.772.800 250.236.000.000 10.281.103.639 596.340.000.000 564.953.555 38.987.952.288 2.829.772.800 (ii) (i) (i) (i) (i) (i) (i) Nilai wajar mendekati atau setara dengan nilai tercatatnya, karena dampak dari diskonto tidak signifikan atau akan jatuh tempo dalam jangka pendek. (ii) Nilai tercatat liabilitas keuangan mendekati nilai wajarnya karena menggunakan tingkat suku bunga pasar. (iii) Nilai wajar yang ditetapkan dengan harga pasar investasi reksa dana. Ekshibit E/63 PT NIRVANA DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. IKATAN a. Pada tanggal 20 Desember 2010, PT Karya Bersama Takarob (“KBT”), Entitas Anak, mengadakan perjanjian manajemen dengan Swiss-Pacific Limited, Entitas Anak dari Swiss-Belhotel International Trademarks Limited, pihak ketiga, untuk menyediakan jasa manajemen hotel untuk Hotel Swiss-Belhotel Cirebon. Perjanjian ini berlaku dari soft-opening hotel tersebut sampai dengan jangka waktu 10 tahun dan dapat diperpanjang dengan kesepakatan kedua belah pihak. Atas jasa tersebut, KBT diwajibkan setiap bulannya membayar “Fee” Dasar Pengelolaan (Basic Fee) sebesar 1,5% dari jumlah pendapatan kotor (Gross Revenue) Hotel, “Fee” Insentif Pengelolaan (Incentive Fee) sebesar 5% sampai dengan 6,5% tergantung kepada laba kotor operasional dibandingkan dengan jumlah pendapatan kotor hotel, “Fee” kontribusi penjualan dan pemasaran (Sales and Marketing Contribution Fee) sebesar 1% dari pajak dan “Fee” Lisensi, Royalti dan Penggunaan Nama Dagang (Licence Royalty & Branding Fee) sebesar 0,5% dari total pendapatan kotor hotel bersih. b. Pada tanggal 20 Desember 2010, KBT dan Swiss-Pacific Limited menandatangani Technical Assistant Service Agreement sehubungan dengan bantuan teknis pra-pembukaan sesuai dengan standar. Swiss-Pacific Limited juga menyetujui untuk membuat dan memelihara selama jangka waktu perjanjian ini praktik administrasi, kebijakan operasi, program penjualan, periklanan, personalia dan pembelian yang taat azas pada praktik kebijakan dan program pengelolaan hotel yang baik. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal pembukaan (soft opening). c. Pada tanggal 1 Pebruari 2012, PT Jaya Agung Syandhana (“JAS”), Entitas Anak, mengadakan perjanjian manajemen dengan PT Swiss-Belhotel International Indonesia, Entitas Anak dari SwissBelhotel International Trademarks Limited, Pihak ketiga, untuk menyediakan jasa manajemen hotel untuk Hotel Swiss-Belhotel Solo. Perjanjian ini berlaku dari soft-opening hotel tersebut sampai dengan jangka waktu 10 tahun dan dapat diperpanjang dengan kesepakatan kedua belah pihak. Atas jasa tersebut, JAS diwajibkan setiap bulannya membayar “Fee” Dasar Pengelolaan (Basic Fee) sebesar 1,5% dari jumlah pendapatan kotor (Gross Revenue) Hotel, “Fee” Insentif Pengelolaan (Incentive Fee) sebesar 5% sampai dengan 6,5% tergantung kepada laba kotor operasional dibandingkan dengan jumlah pendapatan kotor hotel, “Fee” kontribusi penjualan dan pemasaran (Sales and Marketing Contribution Fee) sebesar 1% dari pajak dan “Fee” Lisensi, Royalti dan Penggunaan Nama Dagang (Licence Royalty & Branding Fee) sebesar 0,5% dari total pendapatan kotor hotel bersih. d. Pada tanggal 1 Pebruari 2012, JAS dan Swiss-Pacific Limited menandatangani Technical Assistant Service Agreement sehubungan dengan bantuan teknis pra-pembukaan sesuai dengan standar. Swiss-Pacific Limited juga menyetujui untuk membuat dan memelihara selama jangka waktu perjanjian ini praktik administrasi, kebijakan operasi, program penjualan, periklanan, personalia dan pembelian yang taat azas pada praktik kebijakan dan program pengelolaan hotel yang baik. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal pembukaan (soft opening). e. Pada tanggal 30 Maret 2012, PT Tristar Land, Entitas Anak, mengadakan perjanjian dengan PT Pulau Intan Baja Perkasa untuk pembangunan proyek The Park Solo sesuai dengan paket pekerjaan struktur proyek sebagaimana yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Perjanjian ini berlaku selama 286 hari sejak tanggal 30 Maret 2012. 30. AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS Informasi pendukung laporan arus kas konsolidasian sehubungan dengan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas adalah sebagai berikut: 2012 Reklasifikasi dari persediaan aset real estat ke properti investasi Penambahan aset tetap melalui akuisisi Entitas Anak 532.381.174.804 - 2011 1.144.367.991 Catatan 11 10