Trilobis 65, Rumah Berbasis Perairan dan Lingkungan

advertisement
Trilobis 65, Rumah Berbasis Perairan dan Lingkungan
Livia Angelissa 15411068
Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung, Bandung
[email protected]
Abstrak- Semakin bertambahnya jumlah penduduk dunia dan aktivitasnya yang semakin kompleks membuat perencana
perlu melakukan intervensi untuk mengaturnya sehingga kebutuhan penduduk dan aktivitasnya tersebut dapat dipenuhi.
Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi adalah kebutuhan akan tempat tinggal atau rumah yang merupakan kebutuhan
primer manusia. Keterbatasan lahan dan kerusakan lingkungan merupakan tantangan bagi perencana dalam memenuhi
kebutuhan ini. Giancarlo Zema, arsitek asal Italia, menjawab tantangan ini dengan membuat Trilobis 65, rumah semisubmerged yang basisnya adalah perairan dan ramah lingkungan. Trilobis 65 ini memiliki bentuk seperti Trilobiti, makhluk
prasejarah, dengan teknologi yang mutakhir sebagai inovasi dari Zema yang sangat futuristik.
Kata Kunci—keterbatasan lahan, lingkungan, Trilobis 65, Giancarlo Zema, futuristik.
A. PENDAHULUAN
Perencanaan pada dasarnya adalah kegiatan yang melibatkan
tiga hal, yaitu folk, work, dan place. Folk berarti manusia atau
kumpulan manusia yang melakukan berbagai aktivitasnya
(work) di dalam ruang, baik itu ruang darat, air, dan udara
(place). Selama beberapa dekade terakhir, penduduk bumi
terus bertambah secara eksponensial. Hal ini menyebabkan
aktivitas yang dilakukan pun semakin banyak dan kompleks.
Akan tetapi, bertambahnya manusia dan semakin
kompleksnya aktivitas yang dilakukan tidak didukung oleh
lahan yang tersedia, dimana lahan tersebut luasnya terbatas
dan tidak dapat ikut bertambah. Namun demikian, dari sekian
banyak aktivitas yang dilakukan manusia, terdapat satu
aktivitas yang harus dapat dipenuhi walaupun dengan lahan
yang terbatas yaitu bertempat tinggal. Tempat tinggal atau
rumah merupakan salah satu kebutuhan utama manusia
sebagai bagian dari kebutuhan primer: sandang, pangan dan
papan.
Hal ini merupakan tantangan bagi planners dan perencana
keruangan lainnya dalam memanfaatkan lahan seoptimal
mungkin agar penduduk dengan aktivitasnya tersebut dapat
terakomodasi di lahan yang terbatas ini. Mengakomodasi
aktivitas manusia menjadi semakin sulit mengingat berbagai
masalah yang terjadi di bumi saat ini, terutama masalah
lingkungan. Terdapat berbagai kerusakan lingkungan akibat
aktivitas yang dilakukan oleh manusia seperti polusi,
pencemaran, eksploitasi sumber daya alam sehingga
menyebabkan kelangkaan, global warming dan lainnya. Hal
ini menambah tantangan yang ada bagi perencana untuk
dapat merencana dengan basis eco-firendly atau ramah
lingkungan.
Dalam menjawab tantangan ini, arsitek asal Italia, Giancarlo
Zema membuat inovasi yang sangat futurist dengan
membuat Trilobis 65, yaitu rumah semi-submerged yang ecofriendly. Melalui Trilobis 65 ini Zema memenuhi kebutuhan
utama manusia yaitu bertempat tinggal dengan
memanfaatkan ruang yang masih banyak tersedia yaitu air
atau laut, sehingga keterbatasan lahan di darat dapat teratasi
dengan penggunaan ruang laut ini. Selain itu, Trilobis 65 ini
menggunakan sistem dan teknologi yang ramah lingkungan
sehingga tidak menambah masalah lingkungan yang sudah
semakin parah belakangan ini.
B. PEMBAHASAN
Saat ini, terdapat banyak perbincangan mengenai
kemungkinan rumah di masa depan. Sudah terdapat berbagai
ide dari arsitek, insinyur dan creator lain mengenai hal ini dan
hampir seluruhnya memiliki kesadaran akan lingkungan.
Salah satunya adalah Trilobis 65 sebgai perfect dream home
milik arsitek Giancarlo Zema. Trilobis 65 merupakan rumah
¬semi-submerged dengan basis perairan dengan konsep
sebagian yacht sebagian submarine. Tujuan utama dari
pembuatan Trilobis 65 ini, menurut Zema, adalah
memungkinkan manusia untuk hidup di lingkungan yang tidak
biasa dan fantastis yang memuaskan di tempat dengan nonpolusi karena Trilobis 65 ini juga memiliki pendekatan
ekologikal yang ramah lingkungan.
Trilobis 65 ini rencananya akan dibangun di Vancouver, british
Columbia. Lokasi ini terdengar sebagai pilihan yang tidak
biasa, namun disini terdapat 2 hal penting yang dibutuhkan
agar proyek ini berhasil sehingga Zema sudah memiliki
hubungan dagang dengan pihak setempat. Yang dimaksud
dengan 2 hal penting diatas adalah kekayaan alam
perairannya dan banyaknya pemilik yacht yang mau untuk
berinvestasi sebanyak 4 hingga 5 juta dollar AS untuk Trilobis
65 ini. Target pasar dari Trilobis 65 ini masih cenderung
menuju ke luxury dibandingkan large scale use.
Nama Trilobis diambil dari Trilobiti, makhluk prasejarah yang
hidup di laut 500 tahun yang lalu. Namun demikian, teknologi
yang dipakai adalah teknologi terkini yang sangat tidak
ketinggalan zaman. Teknologi yang dipakai tersebut antara
lain :
 Lambung kapal Trilobis 65 terbuat dari baja dan
suprastruktur dalam alumunium yang berarti 80%
recyclable
 Kaca jendelanya terbuat dari bahan elektrokimia, dimana
jendela tersebut terdiri dari 2 lapis tempered glass dan
sejenis elektrolit diantaranya. Dengan mendial suautu
tombol, tegangan yang mengalir di elektrolit tersebut
dapat diganti sehingga dapat merubah opacity jendela
tersebut hingga dapat membuat jendela tersebut menjadi
gelap sama sekali. Hal tersebut dapat dilakukan secara
manual seperti di atas maupun secara otomatis
tergantung pada pencahayaan di luar
 Memiliki Panel photovoltaic di bagian atas kapal yang
dapat menangkap dan menyimpan energi matahari yang
dibutuhkan oleh instrumen-instrumen yang ada di dalam
kapal, misalnya tenaga untuk kaca elektrokimia tadi.
Pembuatan panel ini dilakukan oleh Siemens dan panel ini
terintegrasi dengan foam-reinforced fiberglass skin
 Pada saat malem hari dan saat mendung, tenaga yang
dipakai adalah dari baterai, dengan inverter yang
mengubah DC menjadi AC untuk distribusi tenaga yang
low-loss
 Mesin listrik Trilobis 65 dikendalikan oleh sel bahan bakar
hidrogen yang hanya akan memproduksi air minum
sebagai limbah sisa melalui proses elektrokimia. Hal ini
dengan jelas menunjukkan bahwa Trilobis 65 ini bebas
polusi
 Bentuk yang dimiliki Trilobis 65 ini memungkinkan
beberapa Trilobis 65 disatukan dalam sebuah cincin dan
membentuk floating colonies sendiri. Hal ini didasarkan
pada fakta bahwa pelaut yang berpengalaman lebih
memilih untuk menjaga kapal mereka tidak jauh-jauh dari
dermaga.
Cincin yang dimaksud adalah dermaga
berbentuk pulau bulat dengan diameter 60 kaki yang
memiliki bentuk gear bergigi 6, yang sengaja dibuat oleh
Zema
 Trilobis 65 memiliki 4 tingkat/lantai terpisah yang
dihubungkan oleh tangga spiral yang terletak di tengah
kapal
Lantai kedua
Lantai ini memiliki ketinggian 1.4 meter diatas permukaan
laut. Lantai ini memiliki fungsi sebagai day-time area dengan
berbagai pelayanan dan terdapat area luar ruangan/outdoor.
Dari sini, bentuk trilobis seperti telur yang terbelah dengan
ukuran sekitar 65 kaki dari buritan ke buritan dan 42 kaki dari
sisi kiri ke sisi kanan. Penggunaan ruang di lantai ini menjadi
pengingat bahwa struktur bola lebih efisien dibanding kotak.
Seperti lantai diatasnya, lantai ini dikelilingi kaca self-shading,
menawarkan pemandangan panorama dari gourmet kitchen,
formal dining dan 3 kelompok tempat duduk. Di lantai ini,
tangga spiral yang terdapat di tengah memiliki fungsi
sekunder yaitu memisahkan ruang interior dan eksterior.
Terdapat pintu kaca geser yang membuka ke dek jati diluar
yang menjadi bagian ekskteriornya.
Lantai teratas
Lantai ini memiliki ketinggian 3,5 meter diatas permukaan
laut. Pada tingkat ini terdapat helm, peralatan komunikasi
dan navigasi sebagai kontrol dari Trilobis 65 ini. Ruang di
lantai ini didominasi oleh kaca besar yang dimulai dari atas
tangga dan melengkung lembut di atas tempat duduk
sebelum menghilang menuju dek dibawahnya. Kaca besar
tersebut terbuat dari bahan elektrokimia yang telah
disebutkan tadi sehingga tidak mengakibatkan panas yang
biasanya ditimbulkan oleh kaca besar biasa lainnya.
Lantai ketiga
Lantai ini terletak 0,8 meter di bawah permukaan laut. Lantai
ini digunakan sebagai night-time area yang semi-submerged.
Terdapat 2 single bedroom dan 2 double bedroom yang
masing-masing memiliki kamar mandi privat untuk dihuni 6
orang. Jendela elektrokimia yang menyambung dari tingkat
teratas berhenti hingga sejajar dengan ketinggian sudut mata
(eye view) di lantai ini.
Di lantai ini terdapat pula ruang mesin atau sistem propulsi
Trilobis. Terdapat 2 motor listrik yang masing-masing
berkekuatan 300 horsepower. Tenaganya berasal dari sel
bahan bakar hidrogen seperti yang telah dijelaskan diatas,
dimana hidrogen ini disimpan di sepasang tangki 240 gal. di
dekat single bedroom. Pasokan bahan bakar yang ada pada
Trilobis 65 ini tidak dimaksudkan untuk penyeberangan laut,
tetapi cukup untuk memindahkan Trilobis 65 ke terumbu
karang terdekat untuk mengeksplorasi perubahan musiman
dalam kehidupan laut dan menangkap fenomena migrasi
pada ikan yang tidak biasa.
Lantai keempat
Lantai ini terletak 3 meter dibawah permukaan air, terendam
total, dan memiliki observation globe bawah air dengan
acrylic yang high resistant. Lantai ini merupakan ruangan
yang terkecil dalam Trilobis 65. Di lantai ini terdapat 6 tempat
duduk, terhubungkan dengan komputer dan software spesial
yang membuat penggunanya dapat mengatur pencahayaan
luar dan mendapat informasi mengenai kolom laut dan
makhluk hidup di dalamnya saat itu juga.
Giancarlo Zema, arsitek Trilobis 65
Giancarlo Zema adalah lulusan Universitas La Sapienza, Roma
dalam bidang arsitektur. Ia menjadi pendiri sebuah organisasi
yang dinamis dan fleksibel dalam mengerjakan keseluruhan
proses desainnya, dari konsep hingga detailnya. Organisasi
tersebut adalah Giancarlo Zema Design Group. GZDG
menggunakan teknologi dan software desain yang canggih
yang membantu mereka membuat proyek dan menghitung
berbagai solusi rencana. Dengan menggunakan teknologi
terkini, mereka dapat menyajikan informasi-informasi penting
mengenai proyek tersebut sebelum realisasinya dilaksanakan.
Informasi tersebut dapat berupa model 3 dimensi, gambar
dengan berbagai perspektif, dan lainnya.
Proyek GZDG sering ditampilkan dalam pameran di Eropa,
program TV dan diterbitkan dalam buku-buku dan majalah
aristektur, sains, desain dan kelautan. Contohnya adalah New
York Times yang menyebut kerja mereka sebagai “the new
design of aquatic life” dan majalan American Popular
Mechanics menyebutkan Trilobis 65 sebagai “the most
innovative project of the last ten years” di halaman
depannya. Hal ini menggambarkan karya mereka telah diakui
oleh public.
Ruangan ini dibangun dengan standar yang sama dengan
kapal selam wisata, dengan kaca tebal yang menampilkan
pemandangan 360 derajat, sehingga area ini dapat digunakan
ketika tidak ada sinar matahari. Pada tingkat ini terdapat
spotlight 200 watt berbentuk cincin yang mengarah ke luar
ruang untuk menerangi kehidupan laut yang ada di depan
pengamat. Selain itu terdapat set spotlight kedua yang
terletak di bawah dek untuk menerangi terumbu karang
dibawahnya.
Giancarlo Zema sendiri, sejak awal masih duduk di bangku
universitas sudah menunjukkan sisi futuris yang sangat
menonjol dan pada saat yang bersamaan dipadu dengan alam
dan membuatnya menjadi atraktif. Hal ini merupakan awal
pembentukan tipe perumahan di atas air. Zema dengan
konstan melakukan riset personal dan dengan tegas
mencampur arsitektur dan desain ke proyek yang inovatif
yang mungkin termasuk kategori yang tidak mungkin
dilakukan di zaman ini. Passion-nya dalam bidang arsitektur
dan kecintaan terhadap alam dan bentuk-bentuk lembut
dengan referensi biomorfic yang jelas membuat Zema
membentuk “makhluk laut” dalam lahan arsitektur, salah
satunya adalah Trilobis 65. Karya lainnya adalah Jelly Fish 45
(rumah mengapung dengan visionarium), Poseidon 180
(superyacht yang seluruhnya dibuat dari alumunium) dan
amphibious 1000 (hotel dengan struktur semi-submerged
yang sangat mewah dengan kamar yang mengapung).
Tidak hanya itu, Zema juga masuk ke dalam dunia desain
interior dengan membuat berbagai produk yang ramah
lingkungan. Terdapat banyak event menampilkan hasil karya
Zema, salah satunya adalah di Milan Design Week pada tahun
2011 yang menampilkan Underwater Design Exhibiton
karyanya. Salah satu karya desain interior-nya adalah
LumineXence, lampu berbentuk gurita yang menggunakan
teknologi photovoltaic dan memiliki charging point untuk
mobil elektrik. Zema selalu memperhatikan dampak dari
arsitektur dan desain terhadap lingkungan sehingga ia
seringkali membuat tema yang kompleks mengenai desain
yang ekologikal, dengan membuat berbagai karya ramah
lingkungan seperti LumineXence tadi dan Lotus E-bike yang
merupakan sepeda elektrik, serta berbagai barang lain seperti
kursi, meja dan lampu yang terbuat dari bahan yang ramah
lingkungan. Zema terus berkarya dan banyak menjadi
pembicara dalam program-progam televisi, wawancara radio,
dan publikasi lainnya dalam bidang arsitektur dan desain yang
mengenali kekuatan dalam berinovasinya.
C. PENUTUP
Zema dan inovasi-inovasi yang dilakukannya menunjukkan ciri
futurist yang sangat menonjol. Ia mencoba menanggulangi
permasalahan yang akan ada di masa depan, yaitu masalah
lingkungan dan dalam hal ini keterbatasan lahan, dengan
melakukan intervensi sejak masa sekarang dengan
membentuk karya-karya yang ramah lingkungan, dan dapat
mengatasi masalah keterbatasan lahan untuk Trilobis 65.
Selain itu yang lebih hebat lagi adalah konsep Trilobis 65 ini
dibuat oleh Zema pada tahun 2001, yang menunjukkan
betapa futuristiknya ia. Pemakaian basis teknologi yang
ramah lingkungan dan juga rumah dengan basis perairan
hendaknya dapat dipertimbangkan lebih lanjut untuk
menanggulangi masalah keterbatasan lahan tersebut dan
masalah lainnya yang mungkin muncul di masa depan.
D. DAFTAR PUSTAKA
http://obviousmag.org/en/archives/2007/05/trilobis_65__an_underwater_house.html#ixzz2mNpDycZg
http://www.giancarlozema.com/
http://www.popularmechanics.com/
Download