melangkah kedepan

advertisement
MELANGKAH KEDEPAN
THE ROAD AHEAD
2008
laporan tahunan
annual report
Visi
Vision
OUR VISION
OUR MISSION
OUR COMMITMENTS
To become a Role Model of Indonesian Air Operators for:
Safety Standards
Quality Services
Return to Shareholders
To provide the safest and most efficient air transportation and
aviation support in South East Asia.
We will achieve this through our qualified and dedicated
people in delivering our commitments guided by Our Core
Value.
IAT has unwavering commitment to :
OUR CUSTOMERS Delivering our promises by serving their
needs with integrity.
OUR EMPLOYEES Developing our employees' talent and
fostering environment of fairness and respect.
OUR SHAREHOLDERS Safeguarding their investment and
providing a fair return.
OUR COMMUNITIES Acknowledging our social
responsibilities through education.
Represent our core beliefs about how we conduct our business.
OUR CORE VALUES
SAFETY Safety First
INTEGRITY Do things right
QUALITY & EXCELLENT Set and achieve the highest
standard in everything we do
CONTINOUS IMPROVEMENT Never satisfy with our
achievement today
TEAMWORK Team's spirit, open communication and
respect
PROFITABILITY Wise decisions to grow the business
Daftar Isi
Index
DAFTAR ISI / TABLE OF CONTENTS
Peristiwa Penting Tahun 2008 / Significant Events in 2008
2
Ikhtisar Keuangan / Financial Summary
4
Informasi Saham / Shares Information
5
Komposisi Pemegang Saham / Shareholders Composition
5
Sambutan Presiden Komisaris / Greetings from President Commissioner
7
Sambutan Presiden Direktur / Greetings from President Director
11
Profil Dewan Komisaris / Board of Commissioners Profile
13
Profil Direksi / Board of Directors Profile
17
Profil Perusahaan / Company Profile
22
- Sejarah singkat
/ Brief history
22
- Armada Pesawat dan Helikopter / Aircraft fleet and Helicopter
24
- Kegiatan usaha / Business Activities
25
Struktur Organisasi / Corporate Structure
26
Sumber Daya Manusia / Human Resources
28
Analisis dan Pembahasan Manajemen / Management Discussion And Analysis
34
Tata Kelola Perusahaan / Good Corporate Governance
38
- Prinsip Tata Kelola Perusahaan /
Corporate Governance Principles
38
- Dewan Komisaris / Board of Commissioners
39
- Direksi / Board of Directors
40
- Komite Audit / Audit Committee
41
- Sekretaris Perusahaan / Corporate Secretary
42
- Hubungan Investor / Investor Relations
44
- Keterbukaan Informasi
44
/ Disclosure of Information
- Resiko Usaha / Business Risk
46
Informasi Perusahaan / Corporate Information
55
Lembaga Penunjang / Supporting Institutions
56
Pernyataan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi /
Statement of Responsibility of the Board of Commissioners and the Board of Directors
Laporan Keuangan / Financial Statement
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
1
Peristiwa
Events
PERISTIWA PENTING 2008
Significant Events in 2008
March 2008
Maret 2008
Memperoleh pendanaan sindikasi yang terdiri dari 6
Obtained syndicate funding consists of 6 domestic
institusi keuangan dalam dan luar negeri untuk
and foreign financial institutions for the provision of 3
pengadaan 3 unit Helicopter type EC 155 B1.
units of Helicopter type EC 155 B1.
April 2008
April 2008
Memperoleh Surat Ijin Usaha Angkutan Udara Niaga
Obtained Commercial Air Transport License from the
Berjadwal dari Departemen Perhubungan Direktorat
Ministry of Transport's Directorate General of Air
Jenderal Perhubungan Udara untuk melaksanakan
Transportation for operating 78 domestic flight routes.
78 rute penerbangan dalam negeri.
Mei 2008
May 2008
Ditunjuk sebagai pemenang dalam tender PT
Appointed as winner of the tender held by PT.
International Nickel Company, Tbk untuk penyediaan
International Nickel Company, Tbk. for the provision
dan pengoperasian 1 unit pesawat fixed wing di
and operation of 1 unit fixed wing aircraft in
Sorowako, Sulawesi Tengah.
Sorowako, Central Sulawesi .
Juni 2008
June 2008
Memperoleh ijin Aircraft Operator Certificate (AOC
Obtained Aircraft Operator Certificate (AOC 121) to
121) untuk mulai melaksanakan penerbangan niaga
begin operations of commercial flight.
berjadwal.
July 2009
July 2008
Ditunjuk sebagai pemenang dalam tender TOTAL
Appointed as a winner of the tender held by TOTAL
E&P Indonesia untuk pengadaan, pengoperasian
E&P Indonesia for the provision, operation and
dan perawatan 3 unit Helikopter EC 155 B1 di
maintenance of 3 units of Helicopters type EC 155 B1
Balikpapan, Kalimantan Timur.
in Balikpapan, East Kalimantan.
September 2008
September 2008
Memperoleh pendanaan Bank untuk pengadaan 1
Obtained Bank funding for the provision of 1 unit of
unit Helicopter EC 155 B1.
Helicopter type EC 155 B1.
November 2008
November 2008
Terminasi kontrak sewa menyewa dengan kewajiban
Termination of lease with the obligation to purchase 1
membeli 1 unit pesawat ATR 42 - 500.
unit of ATR 42-500 aircraft.
Peluncuran perdana penerbangan niaga berjadwal
The first commercial scheduled flight was launched,
dengan menerbangi rute Denpasar, Lombok,
operating on routes to and from Denpasar, Lombok,
Labuan Bajo, Pontianak, Ketapang, Pangkalan Bun,
Labuan Bajo, Pontianak, Ketapang, Pangkalan Bun,
Putusibau, Semarang.
Putusibau, and Semarang.
Desember 2008
December 2008
Pengoperasian EC 155
B1 untuk TOTAL E & P
Indonesie di Balikpapan, Kalimantan Timur.
The operation of EC 155 B1 for TOTAL E&P Indonesia in
Balikpapan, East Kalimantan.
Melakukan Penawaran Umum Terbatas I Tahun 2008
First limited public offering in 2008 by issuing new
dalam bentuk penerbitan saham baru.
shares.
2
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
3
Ikhtisar Keuangan
Financial Summary
IKHTISAR KEUANGAN TAHUN 2008
FINANCIAL SUMMARY 2008
(dalam ribuan Rp / in thousand rupiah)
\
URAIAN / DESCRIPTION
2008
2007
2006
2005
2004
Pendapatan Usaha / Operating Revenue
292,909,455
217,137,870
204,128,517
231,052,980
203,798,110
Laba (Rugi) Usaha / Income (loss) from Oprations
(22.394.668)
15,081,393
29,819,940
51,554,908
29,442,408
(10.339.650)
Laba (Rugi) Bersih / Nett (Loss) Income
(59.779.946)
2,551,851
28,636,962
15,120,989
EBITDA / EBITDA
(18.983.683)
42,283,148
60,597,037
61,453,511
27,297,986
Jumlah Aktiva / Total Asset
603,909,384
544,445,616
407,029,954
405,435,139
436,272,557
Jumlah Kewajiban / Total Liabilities
414,309,088
295,065,400
154,308,681
234,610,600
329,259,184
Jumlah Ekuitas / Total Equity
189,600,296
249,380,216
252,721,273
170,824,539
107,340,148
-
Laba Bersih Per-saham Dasar / Basic Earnings per share
(Dalam rupiah penuh / all in rupiah )
RASIO KEUANGAN / FINANCIAL RATIO
Laba Bersih/Jumlah Pendapatan Usaha
1.19
2008
15
2007
11
2006
-
2005
2004
(20.41)
1.18
14.03
6.54
(5.07)
(9.9)
0.47
7.04
3.73
(2.37)
(31.53)
1.02
11.33
8.85
(9.63)
218.52
118.32
61.06
137.34
306.74
68.6
54.2
37.91
57.87
75.47
(6.48)
19.47
29.69
26.6
13.39
13,03
-
-
Nett Profit / Total Operation Revenue
Laba Bersih/Jumlah Aktiva
Nett Profit / Total Asset
Laba Bersih/ Jumlah Ekuitas
Nett Profit / Total Equity
Jumlah Kewajiban/ Jumlah Ekuitas
Total Liabilities / Total Equety
Jumlah Kewajiban/ Jumlah Aktiva
Total Liabilities / Total Asset
EBITDA/ Jumlah Pendapatan Usaha
EBITDA / Total Operating Revenue
DEVIDEN
Deviden Tunai per-saham (dalam rupiah penuh)
-
-
Cash Deviden per – share (in rupiah)
231
217
204
203
2005
2006
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
2007
dalam milliar rupiah
292
2004
4
Jumlah Aktiva
Total Asset
in billion rupiah
in billion rupiah
dalam milliar rupiah
Pendapatan Usaha
Operating Revenue
2008
603
544
436
405
2004
2005
407
2006
3
2007
2008
Informasi Saham
Shares Information
INFORMASI SAHAM
SHARES INFORMATION
URAIAN / DESCRIPTIONS
2008
2007
2006
JUMLAH SAHAM / Total Share
Jumlah Saham Beredar / Total Outstanding Shares
2,149,605,138
2,149,605,000
2,140,000,000
100
100
100
Tertinggi / Highest
115
168
175
Terendah / Lowest
50
101
135
Penutupan / Closing
50
110
140
107,480,256,900
236,456,550,000
299,600,000,000
Nilai Nominal / Par Value
HARGA SAHAM (Rp) / SHARES PRICE in (Rp)
Kapitalisasi Pasar / Market Capitalization
KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM
SHAREHOLDERS COMPOSITION
31 D e c e m be r 2 00 8
NA M A PEM EG AN G S AH AM
SH A R E H O LD E R S N A M E
PT G lo b al Tra nsp o rt S e rv ic e s
Ju m lah S a h a m
N u m b e r o f S h a re s
%
1, 41 9 ,24 0 ,03 6
66 .0 2
T arg o Fi na nc e L im i te d
8 0 ,69 9 ,50 0
3 .7 5
PT R izk i B uk it A ba di
5 9 ,22 6 ,92 2
2 .7 6
B a nk O f Ne w Y o rk
5 7 ,12 6 ,16 9
2 .6 6
G S LND S EG AC
2 6 ,54 5 ,87 1
1 .2 3
50 6 ,76 6 ,64 0
23 .5 8
2, 14 9 ,60 5 ,13 8
10 0
M a sya rak a t & Ka rya wa n / Pub lic & Em p lo ye e
Ju m la h / To tal
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
5
Presiden Komisaris
President Commissioner
HARY TANOESOEDIBJO
Presiden Komisaris / President Commissioner
6
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
Sambutan Presiden Komisaris
Greetings from the President Commissioner
Salam Sejahtera,
Greetings,
Atas nama Dewan Komisaris PT. Indonesia Air
Transport Tbk, perkenankan saya selaku
Komisaris Utama Perseroan mengawali laporan
ini dengan memanjatkan puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas anugerahnya yang
luar biasa sehingga memungkinkan kita
melewati tahun 2008 ini.
On behalf of the PT. Indonesia Air Transport, Tbk.
Board of Commissioners, please allow me as the
President Commissioner of the Company to start
off this report by giving thanks to God for His
extraordinary blessings that has guided us
through the year 2008.
Tahun 2008 merupakan tahun yang tidak
menguntungkan bagi perekonomian Indonesia
dan juga bagi Perseroan, dimana pada tahun
tersebut kondisi nilai tukar Rupiah melemah
terhadap beberapa mata uang dunia akibat
adanya krisis global yang bermula terjadi di
Amerika Serikat. Hal tersebut juga memberikan
dampak yang negatif bagi Perseroan.
The year 2008 was not favorable towards
Indonesia's and the Company's economies as
the Rupiah's exchange rate weakened towards
several world currencies due to the global crisis
initiated in the United States. It also resulted in a
negative impact on the Company.
Kami menyadari bahwa sebagai perusahaan
angkutan udara, Perseroan menghadapi
tantangan dan resiko yang cukup berat seperti
ketatnya persaingan dalam memperoleh
pelanggan pelanggan dari sektor minyak, gas
dan pertambangan yang paling banyak
membutuhkan jasa penyewaan pesawat dan
helikopter serta resiko ketergantungan dari satu
kelompok pelanggan sektor tertentu serta resiko
fluktuasi mata uang. Perseroan dengan segala
daya upaya berusaha untuk menjadikan setiap
tantangan maupun resiko menjadi peluang
yang dapat memberikan kontribusi positif.
We understand that as an air transportation
company, the Company faces tough
challenges and high risks such as the strong
competition in acquiring customers form the oil,
gas and mining sector that have the highest
needs for aircraft and helicopter rental as well as
the risk of dependencies on one customergroup of certain sectors and the risk of
currencies fluctuations. The Company with all its
efforts tries to turn every challenge and risk into
an opportunity to result in positive contributions.
Dewan Komisaris menerima dan memahami
kondisi-kondisi tersebut yang mempengaruhi
kinerja Perseroan pada tahun 2008, dimana
Direksi Perseroan sudah berupaya melakukan
efisiensi biaya dan berusaha mendapatkan
kontrak-kontrak penyewaan pesawat dengan
harga yang baik dan juga melakukan
penyesuaian harga atas kontrak-kontrak
penyewaan pesawat yang sedang berjalan.
The Board of Commissioners accepts and
understands said conditions to have affected
the Company's performance in 2008, where the
directors had made efforts for cost-efficiency
and to acquire new aircraft rental contracts with
good rates as well as to adjust the rates on going
contracts.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
7
Dewan Komisaris juga memahami upaya yang
dilakukan Pemegang saham utama untuk
memperbaiki kondisi Perseroan dengan
beberapa kali melakukan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa dan merubah
susunan Direksi dan Komisaris serta berupaya
menambah modal melalui mekanisme Hak
Memesan Efek Terlebih dahulu yang telah
mendapat persetujuan efektif dari BapepamLK dan pemegang saham pada awal bulan
Desember 2008.
The Board of Commissioners also understands
that efforts made by the major shareholder to
improve the Company's condition by holding
several Extra Ordinary Shareholders General
Meeting and adjusting the Board of Directors
and Commissioners as well as making efforts to
gain additional capital by Right Issue process
that was approved by Bapepam-LK and
shareholders on early December 2008.
Kami melaporkan bahwa pada Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan
pada bulan Desember 2008, dimana
berdasarkan Keputusan rapat telah terjadi
perubahan dan penambahan susunan Dewan
Komisaris. Bapak Hary Tanoesoedibjo diangkat
menjadi Presiden Komisaris dan Bapak Darma
Putra diangkat menjadi komisaris.
We report that in the Extra Ordinary
Shareholders General Meeting held on
December 2008, where based on the outcome,
there was a change and addition to the Board
of Directors. Mr. Harry Tanoesoedibjo was
appointed the President Commissioner and Mr.
Darma Putra was appointed Commissioner.
Dewan Komisaris senantiasa berusaha untuk
memastikan agar langkah-langkah yang
dilakukan manajemen sejalan dengan
kebijakan dan arahan yang telah ditetapkan
khususnya untuk selalu mengutamakan dan
memprioritaskan keselamatan dalam setiap
penerbangan yang dilayani oleh PT. Indonesia
Air Transport Tbk.
The Board of Commissioners continuously makes
efforts to ensure that steps taken by the
management is in line with the defined policies
and directions especially to always prioritize
safety in each flight served by PT. Indonesia Air
Transport Tbk.
Mengakhiri laporan ini, kami Dewan Komisaris
PT. Indonesia Air Transport Tbk mengucapkan
banyak terima kasih kepada seluruh
manajemen dan karyawan Perseroan atas
kontribusi yang telah diberikan dan juga
kepada seluruh pemegang saham dan mitra
usaha atas segala dukungan dan kerjasama
yang telah terjalin baik dalam upaya
mendukung kemajuan Perseroan.
To close this report, we, the Board of
Commissioners of PT. Indonesia Air Transport,
Tbk. would like to express our gratitude to all the
management and employees of the Company
for their contributions and also to all share
holders and business partners for all their support
and cooperation in support of efforts to
advance the company.
HARY TANOESOEDIBJO
Presiden Komisaris / President Commissioner
8
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
Presiden Direktur
President Director
GUSTIONO KUSTIANTO
Presiden Direktur / President Director
10
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
Sambutan Presiden Direktur
Greetings from the President Director
Salam Sejahtera,
Greetings,
Para pemegang saham yang terhormat,
Tahun 2008 merupakan tahun yang sulit bagi PT.
Indonesia Air Transport, Tbk, Perseroan
mencatat kerugian yang sangat besar
walaupun pendapatan meningkat sebesar Rp
75,77 miliar atau bertumbuh sebesar 34,8 %
dibandingkan tahun 2007. Kerugian tersebut
terjadi disebabkan oleh kerugian atas
beberapa kontrak, tidak optimalnya
penggunaan asset, tingginya beban usaha,
meningkatnya beban bunga/margin atas
pinjaman dan melemahnya nilai tukar Rupiah
khususnya terhadap Dollar Amerika dan Euro.
Esteemed shareholders,
Namun demikian PT. Indonesia Air Transport, Tbk
sebagai perusahaan nasional tetap
memegang peranan penting dalam industri
transportasi udara khususnya air charter baik
untuk pesawat helicopter maupun fixed wing
dengan pasar perusahaan minyak dan gas
yang beroperasi di Indonesia.
Despite this condition, PT. Indonesia Air Transport
Tbk. As a national company still plays an
important role in the air transport industry,
particularly in the air charter business of
helicopters and fixed wing aircrafts for oil and
gas companies operating in Indonesia.
Dengan turunnya harga minyak secara drastis,
hal ini mengakibatkan menurunnya
permintaan dari sektor minyak dan gas karena
penundaan rencana ekplorasi ladang-ladang
baru diiringi dengan penghematan yang
dilakukan oleh OGP (Oil and Gas Producers)
sementara pasokan pesawat dari Air Operator
relatif tetap tidak berkurang, hal mana
mengakibatkan persaingan usaha yang
semakin tajam pada sektor ini.
With the drastic drop in world oil prices, there is a
decrease in demands from the oil and gas
sector due to the postponement of new fields
exploration plans by OGP (Oil and Gas
Producers) while the supply of aircrafts from Air
Operators stay relatively equal, creating even
tougher competition in this sector.
Jalan kedepan masih berliku dan penuh
rintangan, menyadari hal tersebut maka
Perseroan memandang perlu untuk
membangun model bisnis yang memiliki daya
saing kedepan, merumuskan ulang misi dan visi
perseroan sebagai panduan dalam mencapai
tujuan, memperjelas komitmen perseroan, dan
menegaskan nilai-nilai perseroan yang
berfungsi pengarah bagi semua karyawan dan
Direksi dalam melaksanakan tugasnya.
We are aware that we still have a winding road
ahead with obstacles along the way, so the
Company sees the need to build a business
model that will have high competitiveness
towards the future, reformulate the Company's
mission and vision as a guidance towards
achieving our goals, elucidate the Company's
commitment, and emphasize on the
Company's values as a guide for all employers
and directors in performing their duties.
PT. Indonesia Air Transport Tbk
The year 2008 was a difficult year for PT.
Indonesia Air Transport, Tbk. The Company
recorded a large loss despite increase in
revenue of Rp 75.77 billion, or growth of 34.8%
over 2007. The recorded loss was due to losses
from a number of contracts, sub optimal use of
assets, high operating expenses, increase in
loan interest, and the weakened state of
Rupiah's exchange rate especially towards US
dollars and Euro.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
11
Tahun 2009 merupakan Tahun Konsolidasi bagi
Perseroan dan diharapkan pondasi yang kokoh
sebagai landasan bagi perseroan untuk
tumbuh berkesinambungan dapat dibangun
ditahun ini.
The year 2009 is a year of consolidation for the
Company, and is expected to be the strong
foundation upon which the Company will build
and attain sustainable growth.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih
kepada seluruh Pelanggan yang tetap
memberikan kepercayaan kepada kami
dalam masa sulit ini, karyawan Perseroan yang
telah berusaha keras untuk bersama-sama
memperbaiki
kondisi Perseroan dan juga
kepada Pemegang Saham melalui Dewan
Komisaris yang telah memberikan dukungan
kepada kami dan Direktorat Perhubungan
Udara yang selalu memberikan masukan bagi
perbaikan perseroan.
To conclude, we would like to thank all
customers who still place their trust in us in these
hard times, the Company's employees who
have worked hard to improve the Company, as
well as the shareholders who have given us their
support through the Board of Commissioners,
and the Directorate of Air Transportation for their
inputs for improvements.
Tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai
bila semuanya dilakukan dengan niat baik dan
kerja keras dan semoga Tuhan Yang Maha
Kuasa senantiasa memberikan kekuatan dan
menyertai perjalanan Perseroan dalam
mencapai tujuannya.
Nothing is impossible to achieve when we put in
our best efforts with good intentions and may
always give us strength and bless the Company
in efforts to achieve its goals.
GUSTIONO KUSTIANTO
Presiden Direktur / President Director
12
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
Profil Dewan Komisaris
Board of Commissioners Profile
HARY TANOESOEDIBJO
Presiden Komisaris
President Commissioner
Ir.M. BUDI RUSTANTO
Komisaris Independent
Independent Commissioner
DARMA PUTRA
Komisaris
Commissioner
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
13
HARY TANOESOEDIBJO
Presiden Komisaris
President Commissioner
Beliau mendirikan Bhakti Group pada tahun
1989, dan lahir di Surabaya pada tahun 1965.
Telah menyelesaikan studinya dengan meraih
gelar kehormatan Bachelor of Commerce di
bidang Corporate Finance dari Carleton
University, Ottawa, Kanada tahun 1988 dan
Master of Business Administration bidang
Portfolio Management dari Universitas yang
sama pada tahun 1989.
He founded the Bhakti Group in 1989, and was
born in Surabaya in 1965. He completed his
studies by receiving his Bachelor of Commerce
(Honors) in Corporate Finance from Carleton
University, Ottawa, Canada in 1988, and Master
Business Administration in Portfolio Management
from the same university in 1989.
Saat ini beliau duduk sebagai Executive
Chairman Bhakti Investama Group, dimana ia
juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT
Bhakti Investama Tbk. Selain itu juga memangku
berbagai jabatan penting diantaranya
sebagai Komisaris Utama PT. Bhakti Capital
Indonesia Tbk sejak tahun 1999, Group President
dan CEO PT Global Mediacom Tbk (Mediacom)
sejak tahun 2002, Group CEO PT. Media
Nusantara Citra Tbk sejak tahun 2004, Komisaris
Utama PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia sejak
tahun 2008,Chairman Linktone Ltd, sejak 2008,
Komisaris Utama PT MNC Sky Vision sejak tahun
2006, Presiden Komisaris Perseroan sejak tahun
2008. Serta berbagai perusahaan lain dibawah
payung Perseroan maupun Group Mediacom.
He is currently presided as the President
Commissioner of PT Bhakti Investama Group,
aside from which he also holds various important
positions including President Commissioner of PT
Bhakti Capital Indonesia Tbk since 1999, Group
President and CEO of PT Global Mediacom Tbk
(Mediacom) since 2002, Group CEO of PT Media
Nusantara Citra Tbk since 2004, President
Commissioner of PT Rajawali Citra Televisi
Indonesia since 2008, Chairman of Linktone Ltd.
since 2008, President Commissioner of PT MNC
Sky Vision since 2006, President Commissioner of
Company since 2008 and other companies
under Bhakti Group and Mediacom Group.
Beliau juga memiliki pengalaman sebagai
dosen dan pengajar di berbagai lembaga
pendidikan dan kursus, pembicara pada
berbagai seminar tentang pasar modal,
corporate finance, investment, maupun
strategic management, sebagai Komisaris Bursa
Efek Surabaya, sebagai Konsultan Prakarsa
Jakarta, sebagai Bendahara Komite Olahraga
nasional Indonesia (KONI), serta berbagai
jabatan penting lainnya.
14
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
He has various experiences as a lecturer and
instructor in various educational institutions and
courses, a speaker in various seminars for
subjects on capital market, corporate finance,
investment and strategic management,
Commissioner of Surabaya Stock Exchange,
Consultant of the Jakarta Initiative, the General
Treasure of Indonesia Sports National
Committee (KONI) and various other important
positions.
Board of Directors
Ir.M. BUDI RUSTANTO
Komisaris Independent
Independent Commissioner
Warga Negara Indonesia, 56 tahun, lahir pada
1953, lulusan Sarjana Teknik Sipil dari ITB,
Bandung pada tahun 1979. Memulai karirnya
pada tahun 1979 sebagai System Engineer di
IBM (Computer), Pengajar di IBM Education
Center, Marketing Manager, System Engineer
Manager, IBM Center Manager (1980-1989),
Kepala Divisi Central Data Processing PT
Bimantara Citra (1989), Deputy Direktur PT
Bimantara Citra, Deputy Direktur PT Usaha
Gedung Bimantara, Komisaris PT Multi Kontrindo
Perkasa, Komisaris PT Bimantara Artika Citra
(1989-1998), Direktur PT Global Land
Development (1999 - sekarang), Ketua Dana
Pensiun Bimantara (2000 - sekarang), Direktur
PTGlobal Mediacom Tbk, Komisaris PT Citra
Marga Nusaphala Persada Tbk, Komisaris PT
Multi Nitrotama Kimia, Pengurus KONI Pusat
(2003 - 2007), serta menjabat sebagai Komisaris
Perseroan (2004 - sekarang).
An Indonesian citizen aged 56, born in 1953,
completed a Civil Technical degree from Institut
Teknologi Bandung in Bandung 1979. Started his
career in 1979 as a System Engineer at IBM
(Computer), lectured at IBM Education Center,
Marketing Manager, System Engineer Manager,
IBM Center Manager (1980-1989), Division Head
of Central Data Processing of PT Bimantara Citra
(1989), Deputy Director of PT Bimantara Citra,
Deputy Ditector of PT Usaha Gedung Bimantara,
a Commissioner of PT Multi Kontrindo Perkasa, a
Commissioner of PT Bimantara Artika Citra (19891998), Director of PT Global Land Development
Tbk (1999 - present), Head of Bimantara Pension
Fund (2000 - present), Director of PT Global
Mediacom Tbk, a Commissioner of PT Citra
Marga Nusaphala Persada Tbk, a Commissioner
of PT Multi Nitrotama Kimia, Board of Indonesian
National Sports Committee (2003 - 2007), and is
also a Commissioner of the company (2004 present)
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
15
DARMA PUTRA
Komisaris
Commissioner
16
Lahir di Medan pada tahun 1966. Menerima
gelar sarjananya dari Oregon State University,
Amerika Serikat pada tahun 1988 dan gelar
MBA dari University of Minnesota, Amerika
Serikat pada tahun 1990.
Born in 1966 in Medan. Received his Bachelor’s
degree from Oregon State University, USA in
1988 and his MBA degree from University of
Minnesota, USA in 1990.
Mengawali karirnya sebagai Kepala Bagian
Keuangan di PT Marga Mandalasakti pada
tahun 1997-1998, sebagai Direktur Keuangan PT
Kurnia Kapuas Utama Tbk pada tahun 19981999, dan selanjutnya melangkah maju menjadi
Direktur Utama PT Marga Mandalasakti.
Started his early career as Chief Financial Officer
of PT Marga Mandalasakti in 1997-1998, as
Finance Director of PT Kurnia Kapuas Utama Tbk
in 1998-1999, and gradually moved upward to
become President Director of PT Marga
Mandalasakti.
Sebagai Direktur Utama PT Bhakti Capital
Indonesia, Tbk (2008-sekarang). Komisaris PT
Indonesia Air Transport, Tbk (2008-sekarang).
Currently, he also serves as President Director of
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk (2008-present).
Commissioner PT Indonesia Air Transport Tbk
(2008-present).
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
Profil Dewan Direksi
Board of Directors Profile
GUSTIONO KUSTIANTO
Presiden Direktur
President Director
ENDING RIDWAN
Direktur
Director
TOTO SOEBANDORO
Direktur
Director
JUWONO KOLBIOEN
Direktur
Director
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
17
Gustiono Kustianto
Presiden Direktur
President Director
Lahir di Surabaya pada tahun 1954, meraih
gelar BS Civil Engineer dari Petra Christian
University tahun 1979 dan Master of Business
Administration dari Indonesian Institute for
Management Development tahun 1988.
Born in Surabaya in 1954. He obtained his BS Civil
Engineer from Petra Christian University in 1979
and Master of Business Administration from
Indonesian Institute for Management
Development in 1988.
Memulai karirnya sebagai Structural Designer,
Project Manager di PT Araya Jaya Corp.,
Commercial Manager di PT Trans-Bakrie, VP Risk
Management di Citibank, GM di Servitia Group,
Direktur - Kredit di PT Bank Tiara Asia Tbk, Deputy
President Direktur - Kredit di PT BII Tbk, Advisor di
PT BCA Tbk, Direktur - Planning & Budgeting di PT
Tri Polta Indonesia Tbk, Chief Financial Officer di
PT Broadband Multimedia Tbk, Vice President
Direktur di Adam Air, Direktur di PT Global
Transport Services (2007 - sekarang) dan
Presiden Direktur Perseroan sejak 2008 sampai
sekarang.
Started his career as Structural Designer, Project
Manager of PT Araya Jaya Corp., Commercial
Manager of PT Trans-Bakrie, VP Risk
Management of Citibank, General Manager of
Servitia Group, Director - Credit of PT Bank Tiara
Asia Tbk, Deputy President Director - Credit of PT
BII Tbk, Advisor of PT BCA Tbk, Director - Planning
& Budgeting of PT Tri Polta Indonesia Tbk, Chief
Financial Officer of PT Broadband Multimedia
Tbk, Vice President Director of Adam Air,
Director of PT Global Transport Services (2007 present) and President Director of Company
since 2008 until now.
18
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
Ending Ridwan
Direktur
Director
Warga Negara Indonesia, lahir di Tasikmalaya
pada tahun 1952, Akuntansi dari Universitas
Gadjah mada pada tahun 1978 dan Magister
dari Universitas Trisakti pada tahun 2004.
An Indonesian citizen, born in Tasikmalaya in
1952, completed an Accounting from Gadjah
Mada University of 1978 and Magister from
Trisakti University of 2004.
Mengawali karirnya sebagai Direktur Keuangan
di PT Krakatau Steel, Direktur Keuangan di PT
Dirgantara Indonesia, Komisaris di PT Nusantara
Turbin & Propulsi, Penasehat Keuangan di PT
Krakatau Daya Listrik, Anggota Komite Audit. di
PT Dirgantara Indonesia, Direktur di PT Pacific
Steel Industry, Direktur Keuangan dan
Administrasi di PT Buana Centra Steel Industry,
Komisaris di PT Pacific Steel Industry (2008 sekarang), Komisaris di PT Buana Centra Steel
Industry (2008 - sekarang) dan ditunjuk sebagai
Direktur Keuangan di PT Indonesia Air Transport
Tbk sejak Februari 2008.
Started his career as Finance Director of PT
Krakatau Steel, Finance Director of PT
Dirgantara Indonesia, Commissioner of PT
Nusantara Turbin & Propulsi, Finance Advisor of
PT Krakatau Daya Listrik, Member of Audit
Committee of PT Dirgantara Indonesia, Director
of PT Pacific Steel Industry, Finance &
Administrofion Director of PT Buana Centra Steel
Industry, a Commissioner of PT Pacific Steel
Industry (2008 - present), a Commissioner of PT
Buana Centra Steel Industry (2008 - present) and
appointed as Finance Director of PT Indonesia
Air Transport Tbk since February 2008.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
19
Juwono Kolbioen
Direktur
Director
20
Warga Negara Indonesia, lahir di Magelang
pada tahun 1947, dengan formal pendidikan
sebagai Flight Engineer dan Aircraft Flight
Engineer dari Fokker B.V di Belanda.
An Indonesian citizen, born in Magelang in 1947
with formal educofion as Flight Engineer and
Aircraft Flight Engineer from Fokker B.V,
Netherland.
Memulai karirnya sebagai Komisaris di PT
Dirgantara Indonesia, staf pengajar di
Universitas Indonesia, Executive Director di
National Leadership Center, Project Direktur di
Smart Aviation International dan ditunjuk
sebagai Direktur Teknik di PT Indonesia Air
Transport Tbk sejak April 2007.
Started his career as Commissioner of PT
Dirgantara Indonesia, lecturer at Indonesia
University, Executive Director of National
Leadership Center, Project Director of Smart
Aviation International and appointed as
Maintenance Director of PT Indonesia Air
Transport Tbk since April 2007.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
Toto Soebandoro
Direktur
Director
Lahir di Magelang pada tahun 1959, lulus Pilot
pada tahun 1978, Sarjana dari Institute Science
& Technology tahun 2002 dan Master dari
Universitas Indonesa Esa Unggul tahun 2004.
Born in Magelang in 1959, Graduated as Pilot in
1978, Bachelor from Institute Science &
Technology in 2002 dan Master from Indonesa
Esa Unggul University in 2004.
Mengawali karirnya sebagai Chief Pilot di PT
Merpati Nusantara Airlines, Ground Safety
Manager di PT Merpati Nusantara Airlines, Air
Safety Manager di PT Merpati Nusantara Airlines,
Senior Manager of Aviation Safety di PT Merpati
Nusantara Airlines, Director Safety & Security di
PT Indonesia Air Asia, Executive Vice President di
PT Global Transport Services dan PT Eagle
Transport Services, Direktur Operasi Perseroan
sejak 2008 sampai sekarang.
Started his career as Chief Pilot of PT Merpati
Nusantara Airlines, Ground Safety Manager of PT
Merpati Nusantara Airlines, Air Safety Manager
of PT Merpati Nusantara Airlines, Senior Manager
of Aviation Safety of PT Merpati Nusantara
Airlines, Director Safety & Security of PT Indonesia
Air Asia, Executive Vice President of PT Global
Transport Services dan PT Eagle Transport
Services, Operation Director of Company since
2008 until now.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
21
Profil Perusahaan
Company Profile
PROFIL PERUSAHAAN
COMPANY PROFILE
Sejarah Singkat
Brief History
PT. Indonesia Air Transport Tbk
memulai
kegiatan usahanya di bidang transportasi udara
pada 10 September 1968 dengan menyediakan
jasa penyewaan pesawat terbang.
PT. Indonesia Air Transport Tbk started it business
in the field of air transport on September 10,1968,
to provide aircraft rental services.
Pada awalnya Perseroan menyediakan jasa
penerbangan untuk perusahaan minyak, gas
dan pertambangan on shore dan off shore, kini
telah berkembang dengan penyediaan jasa
evakuasi medis, pariwisata dan penerbangan
niaga berjadwal dengan menerbangi 5 rute di
wilayah timur Indonesia.
Initially, the company provides flight services to
oil, gas, and mining companies on shore and off
shore, now it has been developed with medical
evacuation, tourism, and commercial
scheduled flights services with 5 routes in eastern
Indonesia.
Dengan berbekal pengalaman selama 40
tahun dalam jasa penyewaan pesawat terbang
dan helikopter, pada tahun 2006 Perseroan
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
dan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya.
With experiences during 40 years in aircraft and
helicopter rental service, in 2006 the company
listed on Jakarta Stock Exchange and Surabaya
Stock Exchange.
Pada bulan Desember 2008, Perseroan kembali
mengadakan kegiatan korporasi dengan
melakukan Penawaran Umum Terbatas I
kepada para pemegang saham dalam rangka
penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
In December 2008, The Company arrange
corporate action by releasing limited public
offering 1 to the shareholders with right issue
mechanism.
Perseroan senantiasa menjaga kepuasan
pelanggan dengan memegang teguh
komitmen terhadap keselamatan
penerbangan. Perseroan juga berusaha untuk
terus memenuhi persyaratan peraturan
keselamatan penerbangan sipil, Pada bulan
Desember 2008 Perseroan kembali memperoleh
Sertifikat Operator Penerbangan dengan
kategori I yang dikeluarkan oleh Direktorat
Sertifikasi Kelaikan Udara Departemen
Perhubungan Republik Indonesia.
The company continues to maintain costumer
satisfaction with the firm commitment for safety
flights. The company will also fulfill the regulation
of civil aviation safety.
In December 2008 the company re-obtain flight
plans certificate with category 1 certification
issued by the air feasibility directorate,
transportation ministry of the republic Indonesia.
Pada tahun 2008, Perseroan mengadakan
peremajaan armada Rotary wing dengan
menambah 4 unit Helikopter EC 155 B1 (brand
new) untuk memenuhi kebutuhan kontrakkontrak penyewaan helikopter dengan
perusahaan minyak asing di wilayah Republik
Indonesia dan pada tahun tersebut Perseroan
menjual 1 unit helikopter Bell 212 yang berusia
lebih dari 25 tahun karena alasan sudah tidak
memiliki nilai ekonomis bagi Perseroan.
In the year 2008 the company presents rotary
wing fleet rejuvenation by adding 4 units of
EC155 B 1 (brand new) helicopter to fulfill the
helicopter rental contracts with foreign oil
companies in the Republic of Indonesia's region,
and at the same year the company sold 1 unit
Bell 212 helicopter which aged more than 25
years, because it was no longer valued to the
company.
22
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
ARMADA PESAWAT DAN HELIKOPTER
AIRCRAFT FLEET AND HELICOPTER
Sampai akhir Desember 2008, Perseroan
mengoperasikan 22 armada pesawat yang
terdiri dari 10 pesawat terbang bersayap tetap
(Fixed wing) dan 12 Helikopter (Rotary wing).
Dari 22 armada pesawat tersebut, 15 pesawat
dimiliki oleh Perseroan dan 7 pesawat milik pihak
ketiga yang disewa dan dioperasikan oleh
Perseroan.
Until the end of 2008, the company operates 22
aircraft fleets, consist of 10 fixed wing aircrafts
and 12 helicopters (rotary wing). From 22 aircrafts
itself, 15 units owned by the company, and 7
units owned by third party which rented and
operated by the company.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
23
AIRCRAFT FLEET AND HELICOPTER
No
Jenis Pesawat
Type of Aircraft
No Registrasi
Registration No.
Tahun Pembuatan
Manufacturing Date
Fixed Wing
1
Fokker - 50
PK - TSN
1990
2
Fokker - 50
PK - TSO
1990
3
Falcon 20F
PK - TRI
1968
4
Fokker - 27
PK - TSJ
1978
5
Beechcraft - 1900 D
PK - TRW
1995
6
Beechcraft - 1900 D
PK - TRX
1995
7
BAC1 - 11
PK - TRU
1985
8
Fokker -50
PK - TSP
1996
9
ATR 42-300
PK - TSY
1988
10
ATR 42-300
PK - TSZ
1987
Rotary Wing
24
1
EC 155 B1
PK - TPD
2008
2
EC 155 B1
PK - TPE
2008
3
EC 155 B1
PK - TPF
2008
4
EC 155 B1
PK - TPG
2008
5
EC 135 P2
PK - TSS
2005
6
Dauphin N
PK - TSH
1982
7
Dauphin N
PK - TSI
1983
8
Dauphin C2
PK - TRD
1981
9
Dauphin C2
PK - TRE
1981
10
Dauphin N2
PK - TSW
1994
11
Dauphin N2
PK - TSB
1994
12
Dauphin N2
PK - TSC
1994
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
KEGIATAN USAHA
BUSINESS ACTIVITIES
Sebagai operator penerbangan charter dan
penerbangan niaga berjadwal, kegiatan
usaha Perseroan dapat dikategorikan menjadi
beberapa bagian yaitu:
As an operator for charter flight and commercial
schedule flight, The company business activities
can be categorized into several sections, which
is :
A. Kontrak
Dalam kegiatan usaha ini, Perseroan
menyewakan pesawat terbang atau
helicopter untuk jangka waktu yang pendek
(dibawah 1 tahun), jangka menengah (1 - 3
tahun) dan jangka panjang (diatas 3 tahun).
A. Contract
In this business, the company lease aircraft or
helicopter for a short period of time (less than
1 year), medium term (1-3 years), and long
term (over 3 years).
B. Penerbangan niaga berjadwal
Kegiatan penerbangan udara berjadwal ini
baru dimulai pada tanggal 18 November
2008 dengan menerbangi 5 rute di wilayah
Bali, Lombok, Pontianak, Semarang dan
Labuan Bajo. Pendapatan Perseroan dari
penerbangan ini diperoleh dari hasil
penjualan tiket atas rute-rute yang
diterbangi tersebut.
B. Commercial Scheduled Flight
The scheduled flight activities is just started at
November 18 2008, and it has fly-over 5
routes, Bali, Lombok, Pontianak, Semarang,
and Labuan Bajo. The company's income
from this flight is from ticketing over those
routes.
C. Spot Charter
Dalam kegiatan usaha ini, Perseroan
menyewakan pesawat terbang atau
helikopter untuk keperluan singkat ataupun
evakuasi medis. Pelanggan membayar ke
Perseroan biaya sewa pesawat terbang
C. Spot Charter
In this business the company leasing aircrafts
or helicopters for short needs or medical
evacuations. Costumers paid the leasing fee
to the company by time-based payment
with 2 hours minimum utilization.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
25
Struktur organisasi
Corporate Structure
BOARD OF
COMMISSIONERS
AUDIT COMMITTEE
PRESIDENT DIRECTOR/
CEO
SVP-QUALITY,SAFETY
AND SECURITY
CORPORATE
LEGAL
INTERNAL AUDIT
CORPORATE
SECRETARY
SECRETARY TO BOD
IT SYSTEM &
SUPPORT
MAINTENANCE
DIRECTOR
FINANCE DIRECTOR
SVP-OGP & MINING
PROJECT
OPERATION
DIRECTOR
CHIEF INSPECTOR
VP FINANCE
ACCOUNTING
MANAGER
VP TECHNICAL SERVICE &
MATERIAL
PROCUREMENT & LOGISTIC
MANAGER
VP-HR & GA
CHIEF MAINTENANCE
FIXED WING
CHIEF MAINTENANCE
ROTARY WING
COMMERCIAL
MANAGER
CHIEF PILOT
ROTARY WING
CHIEF PILOT
FIXED WING
CHIEF FLIGHT &
GROUND OPERATIONS
OPERATIONS
STANDARD
CHIEF FLIGHT
ATTENDANT
26
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
Sumber Daya Manusia
Human Resources
SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES
Sumber daya manusia yang berkualitas
merupakan suatu keharusan dalam rangka
memasuki persaingan yang semakin kompetitif
di masa sekarang dan di masa yang akan
datang, baik dalam mengantisipasi persaingan
nasional maupun internasional.
Quality human resources is a must in order to
enter the competition which is more increasingly
competitive in the present and in the future, in
order to anticipate national and international
competition.
Manajemen Perseroan menyadari pentingnya
peran sumber daya manusia sebagai aset
utama dalam mendukung kinerja Perseroan.
Oleh karena itu Perseroan berusaha terus
meningkatkan keterampilan dan kemampuan
karyawan dalam bekerja dengan cara
melakukan pelatihan kerja dalam lingkungan
perusahaan dan mengirim karyawan ke luar
negeri untuk mengikuti kursus mengenai
penanganan dan perawatan pesawat.
Adapun jenis-jenis pelatihan yang diwajibkan
oleh peraturan penerbangan pemerintah
adalah sebagai berikut:
The management of the company is realizing
the importance of human resources role as a
major asset in supporting the company's
performance. Therefore, the company
continues to strive to improve employee skills
and abilities in working and training to work in
the company's environment by sending the
employees abroad to follow courses on aircraft
handling and maintenance. The required types
of training by government regulations, such as:
A. Initial Aircraft / Helicopter Type Rating
Training
A. Initial Aircraft / Helicopter Type Rating
Training
Pelatihan ini dilakukan setiap kali kepada
pilot yang akan menerbangkan pesawat
terbang atau helikopter yang disesuaikan
dengan tipe pesawat yang dioperasikan
Perseroan untuk pertama kalinya. Pelatihan
ini hanya dilakukan sekali untuk setiap jenis
pesawat terbang dan helikopter yang
terdapat di Perseroan. Pelatihan ini
biasanya juga dilanjutkan dengan training
di simulator apabila setiap pesawat terbang
maupun helikopter memiliki alat simulator
tersebut. Simulator adalah suatu alat yang
merupakan duplikat dari jenis pesawat
terbang yang akan digunakan oleh
penerbang yang sedang melakukan
pelatihan tersebut.
28
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
The training is performed each time the pilot
will fly the aircraft or helicopter which
adapted to the type of aircraft they will fly for
the company for the first time. The training is
only done once for each type of aircrafts
and helicopters in the company. The training
usually followed by simulator training if the
aircrafts and helicopters have simulator
training version. Simulator is an instrument
which is a duplicate from aircraft instrument
that will be use to perform the training.
B. Pilot Recurrent Training
Jenis pelatihan ini wajib diikuti setiap enam
bulan sekali, oleh setiap pilot pesawat
terbang Fixed Wing, sedangkan bagi Pilot
Helikopter Recurrent Type Rating diikuti
setahun sekali. Pelatihan ini wajib dilakukan
di simulator bagi jenis pesawat terbang
atau helikopter yang memilikinya. Namun
apabila tidak ada simulator untuk jenis
pesawat terbang atau helikopter tertentu,
maka pelatihan dilakukan di pesawat
terbang atau helikopter itu sendiri. Untuk
pelaksanaan Simulator Training, Perseroan
selalu memilih Training Center yang memiliki
pengalaman yang luas dan memperoleh
akreditasi dari Federal Aviation
Administration (FAA) atau Joint Aviation
Authorities (JAA), dimana selama ini
Perseroan banyak melakukan kerjasama
dengan Flight Safety International,
Malaysian Airlines Training Center dan ATR
Training Center untuk melaksanakan Pilot
Recurrent Training.
B. Pilot Recurrent Training
This type of training requires every fixed wing
pilots to take part in, twice a year, while
helicopter pilots requires the training once a
year. It is necessary to do it the simulator for
each type of aircrafts and helicopters which
has a simulator version. However if there's no
simulators version for some type, the training
conducted in the aircraft or helicopter itself.
To run simulator training, the company's
always choose an experienced training
center and accredited by Federal Aviation
Administration (FAA), or Joint Aviation
Authorities (JAA). For many times the
company has done a lot of cooperation
with Flight Safety International, Malaysian
Airlines Training Center, and ATR Training
Center to perform Recurrent Training.
C. Crew Resources Management
Pelatihan ini ditujukan untuk pilot pesawat
terbang, pilot helikopter dan awak
pesawat yang dilakukan paling sedikit
setahun sekali. Lokasi pelatihan ini adalah
di dalam negeri. Tujuan dari pelatihan ini
adalah untuk meningkatkan efisiensi, kerja
sama tim dan pengetahuan para pilot dan
awak pesawat.
C. Crew Resources Management
This training is intended to aircraft and
helicopter pilot and aircraft crew which
present at least once a year. The training's
performed in Indonesia. The objective of this
training is to improve efficiency, team work
and knowledge of the pilot and crew.
D. Human Factor Training
Pelatihan ini dikhususkan untuk semua
mekanik Perseroan untuk meningkatkan
kerja sama tim. Lokasi pelatihan ini adalah
di dalam negeri dan diikuti setahun sekali.
D. Human Factor Training
This training specially for all of the company
mechanics to improve team cooperation. It
was performed in Indonesia once a year.
E.
E. Helicopter Under Water Escape Training
Pelatihan jenis ini dilakukan setiap dua
tahun sekali oleh para pilot helikopter.
Tujuan dari pelatihan semacam ini adalah
untuk pempersiapkan para pilot Perseroan
apabila helikopter yang mereka kemudikan
mengalami kerusakan dan harus mendarat
darurat di atas air. Adapun tempat
pelatihannya terdapat di beberapa kota di
Indonesia.
Helicopter Under water Escape Training
This training performed in every two years by
the helicopters pilot. The objective is to
prepare the company's pilot if the
helicopter is damage and need an
emergency landing on water. The training is
located in several cities in Indonesia.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
29
F. Emergency Drill
Para pilot dan awak pesawat Perseroan
mendapatkan pelatihan ini setiap dua
tahun. Pelatihan ini dapat membantu
mengingatkan kembali para pilot dan awak
pesawat akan teknik-teknik
Pertolongan Pertama (First Aid Care) dan
dapat membantu mereka di dalam
menggunakan peralatan-peralatan yang
ada. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar
mereka siap membantu para
penumpangnya ketika sesuatu yang tidak
diinginkan terjadi.
F. Emergency Drill
The company's pilot and crew have also get
this training in every two years, this training
could help the company's pilot and crew to
remind the first aid care technique and also
help them how to use available equipment.
The objective is to make them ready to assist
the passengers when something unwanted
happens.
G. Survival Training
Para pilot dan awak pesawat Perseroan
juga telah mendapatkan jenis pelatihan ini,
baik di hutan maupun di laut, setiap dua
tahun sekali. Tujuan pelatihan ini adalah
agar ketika suatu hal yang tidak diinginkan
terjadi, seperti pesawat Perseroan
mengalami kecelakaan dan jatuh di hutan
atau di laut, para pilot dan awak pesawat
dapat membantu penumpang pesawat
untuk bertahan hidup.
G. Survival Training
The company's pilots and crew have also got
this training even in the forest or in the sea at
every two years. The purpose of this training
is, if something unwanted happens in the
forest or in the sea, the pilots and crews can
manage the aircraft passengers to survive.
H . Fire Fighting Training
H. Fire Fighting Training
Just like other trainings, this training
conducted in every two years for the pilots
and crews. The objective is to train pilots and
crew against fire that may occur inside and
outside the aircraft or helicopter.
Seperti halnya pelatihan-pelatihan lainnya,
jenis pelatihan ini juga diikuti dua tahun
sekali oleh para pilot dan awak pesawat.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk
melatih pilot dan awak pesawat dalam
menghadapi kebakaran yang mungkin
terjadi di dalam maupun di luar pesawat
terbang ataupun helikopter.
30
I.
First Aid
Para pilot dan awak pesawat juga
diwajibkan untuk mengikuti pelatihan ini,
dengan harapan mereka dapat
memberikan pertolongan pertama
kepada penumpang atau awak pesawat
lainnya yang memerlukan pertolongan.
I.
J.
CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation)
Para pilot dan awak pesawat Perseroan
mendapatkan pelatihan CPR setiap dua
tahun sekali. Tujuannya adalah agar para
pilot dan awak pesawat Perseroan dapat
selalu siap dalam memberikan
pertolongan kepada penumpang
pesawat yang terkena serangan jantung
atau penyakit gangguan pernafasan
lainnya.
J. CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation)
The company's pilot and crew get CPR
training every two years, the objective is to
prepare company's pilot and crew in giving
help to the passengers which had a heart
attack or other respiratory disease.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
First Aid
The pilot and aircraft crew are also required
to take part on this training in order they can
give first aid to passengers or other aircraft
crew who need help.
K. Dangerous Goods Regulation Training
Pelatihan ini wajib diikuti oleh para pilot dan
awak pesawat sekali dalam setahun.
Dengan pelatihan ini, mereka diharapkan
dapat mengenali barang-barang yang
berbahaya dan cara penanganannya
sehingga mereka dapat menjaga
keselamatan setiap penumpang pada
setiap penerbangan.
K. Dangerous Goods Regulation Training
This training is mandatory for aircraft pilot
crews once a year. With this training they are
expected to be able to identify dangerous
goods and how to handle it, so they could
ensure the safety of the passengers in every
flight.
L.
L.
Wind Shear
Pelatihan ini ditujukan untuk pilot Fixed Wing
dan Rotary Wing yang dilaksanakan setahun
sekali,dimana tujuan dari pelatihan ini
adalah
u n t u k m e m b e r i k a n
pengetahuan kepada
p a r a p i l o t
tentang fenomena cuaca, angin di area
landasan pada saat tinggal maupun
mendarat.
Wind Shear
This training is for Fixed Wing and Rotary Wing
pilots, and it's carried out once a year. The
goal of the training is to provide knowledge
to the pilots about weather phenomenon,
wind in runway area when the aircraft
taking off or landing.
M. Aviation Security
Para pilot, pramugari, mekanik, Staf
Operasional maupun petugas
station/bandara juga diwajibkan untuk
mengikuti pelatihan ini setiap tahun sekali,
p e l a t i h a n i n i b e r t u j u a n
memberikan pengetahuan tentang
barang ataupun benda (security item) yang
merupakan ancaman kepada
keaamanan pesawat. Hal ini diperlukan
untuk mengantisipasi kemungkinan
adanya ancaman keamanan dan
menjamin agar pesawat dalam keadaan
aman untuk terbang.
M. Aviation Security
Pilots, stewardess, mechanics, flight
operation officer, and all of station/airport
officers is also required to perform this
training once a year, the training aims to
provide knowledge about goods (security
items) which are a threat to the aircraft
safety. This is necessary to anticipate the
possibility of security threats and to ensure
the aircraft fly in safety flight .
Jumlah karyawan Perseroan dari waktu ke
waktu disesuaikan dengan operasional dan
jumlah pesawat. Seluruh pesawat dioperasikan
dengan pertimbangan yang selalu mengacu
kepada peraturan-peraturan umum
ketenagakerjaan dan peraturan-peraturan
penerbangan, khususnya bagi pilot-pilot, awak
kabin, staf operasi dan para mekanik yang
mempunyai aturan tersendiri sesuai dengan
peraturan keselamatan dalam penerbangan
sipil.
Number of employees of the company from
time to time is adjusted to the operational
aspect and number of aircraft. All aircrafts
operate with the consideration of manpower
regulations and aviation rules particularly for
pilots, cabin crews, flight operation officers, and
mechanics who have specific regulation in
accordance with the civil aviation safety
regulations.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
31
32
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
PROSENTASI JUMLAH KARYAWAN
T O T AL E MP L O Y E E P E R C E NT AG E
Jumlah Karyawan / Total Employee
JABATAN / TITLE
31 December 2008
Direksi / Board of Director
4
1,37%
Sekretaris Perusahaan / Corporate Secretary
1
0,34%
Manejer / Manager
8
2,75%
Penyelia / Supervisor
23
7,9%
255
87,64%
291
100%
Staf dan lain Lain / Staff and Others
Jumlah / Total
0,34%
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
1,37%
Direksi
Board of Director
2,75%
Manajer
Manager
7,9%
Penyelia
Supervisor
87,64%
Staf dan Lain-lain
Staff and others
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
33
Analisis Dan Pembahasan Manajemen
Management Discussion and Analysis
34
KONDISI EKONOMI
ECONOMIC CONDITIONS
Krisis keuangan global yang dimulai dari
Amerika Serikat pada akhirnya mempengaruhi
kondisi ekonomi Indonesia, Investor asing
menjual dolarnya sehingga mengakibatkan
nilai tukar rupiah pada tahun 2008 kembali
melemah terhadap mata uang dolar Amerika.
Perseroan yang memiliki pendapatan dalam
mata uang dolar Amerika terkena imbasnya
mengingat pencatatan pembukuan
Perseroan dilakukan dalam mata uang rupiah.
Global financial crisis which started from the
United States will eventually affect the
economic conditions of Indonesia foreign,
Investor sell their foreign currency and impact
with Indonesian rupiah in 2008 depreciate
against the United States currency. The
Company who has income and liabilities in
United State dollar will be affected since the
accounting record is maintained in Indonesian
Rupiah.
Disisi lain dengan menurunnya harga minyak
yang drastis juga mengakibatkan turunnya
permintaan akan penyewaan pesawat
disektor minyak dan gas karena penundaan
pembukaan ladang-ladang baru sementara
supply pesawat relatif tetap yang mana hal ini
mengakibatkan tingkat persaingan menjadi
tajam.
On the other hand the decrease in oil prices also
reduce
the demand of aircraft rental,
particularly from oil and gas sector due to
postponement of opening a new oil field while
the supply of aircraft still remain the same. The
condition has increased competition become
tight.
Ditengah kondisi yang sulit ini, Perseroan perlu
melakukan efisiensi biaya dan
mengoptimalkan penggunaan asset agar
dapat bersaing.
In the middle of current difficult period, the
company needs to do some cost efficiency as
well as optimizing the asset usage in order to
compete with competitors.
Perseroan berusaha untuk tetap eksis dalam
industri penerbangan dengan melakukan
efisiensi biaya dan penghematan
pengoperasian pesawat. Perseroan berusaha
untuk mengoperasikan type pesawat sejenis
sehingga dapat lebih efisien dalam hal
perawatan dan pengoperasian. Untuk
pesawat bersayap tetap Perseroan
mengoperasikan type Fokker dan ATR, dan
untuk Helikopter, Perseroan mengoperasikan
type Dauphin buatan Eurocopter, Perancis.
In the middle of current difficult period, the
company has tried to remain and sustain in the
industry by doing cost efficiency as well as cost
saving in operating all the aircraft. The company
has tried to operate the same type of aircraft to
be more efficient in term of operating cost and
maintenance cost as well. For fixed wing
aircraft, the company operates two types of
aircraft namely Fokker and ATR, and for the
rotary wing the company operates Dauphin
type which manufactured by Eurocopter from
France.
LABA RUGI PERSEROAN
PROFIT AND LOSS OF THE COMPANY
Pendapatan Usaha
Operating Revenue
Pada tahun 2008, Perseroan berhasil
membukukan pendapatan sebesar Rp. 292,9
Miliar atau meningkat sebesar 26%
jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya
sebesar Rp. 217,1 Miliar. Hal ini disebabkan
karena meningkatnya aktivitas serta
pendapatan yang cukup signifikan dari
kegiatan operasional perusahaan.
In the year 2008, the Company succeeded in
recording operating revenue totaling Rp. 292.9
billion, increased by 26% compared with the
previous year amount of Rp. 217.1 billion. This
was due to the increased of operational activity
as well as a significant income increment from
company operating activity.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA
REVENUE CONTRIBUTION
Kenaikan pendapatan terutama
dikontribusikan dari kenaikan pendapatan dari
'Contract Charter' yang mengalami
peningkatan sebesar Rp. 98,6 Miliar (65%) dari
Rp. 150,1 Miliar di tahun 2007 menjadi Rp. 248,8
Miliar di tahun 2008. Di lain pihak terjadi
penurunan pendapatan dari 'Spot Charter',
namun penurunan tersebut tidaklah signifikan.
The Revenue increment was mainly from
increment of the income from the 'Charter
Contract' which was increased amounting Rp.
98.6 Billion (65%) from the amount of Rp. 150.1
billion in 2007 to Rp. 248.8 billion in 2008. On the
other hand there was also an income
decrement from the 'Spot Charter' despite the
value was not significant.
BIAYA OPERASIONAL DAN RUGI USAHA
Seiring dengan meningkatnya aktivitas
perseroan, biaya operasional perseroan juga
mengalami peningkatan sebesar Rp. 133 Miliar
atau sebesar 63% dibandingkan tahun 2007.
Kenaikan biaya operasional tersebut
merupakan kontribusi kenaikan Beban
langsung penerbangan sebesar Rp 96 Miliar,
kenaikan Beban usaha Rp 16 Miliar dan
kenaikan beban pembiayaan hutang jangka
panjang sebesar Rp. 20,5 Miliar.
OPERATIONAL EXPENSES AND OPERATING LOSS
Along with the increase in company activity,the
operational costs had also increased
amounting Rp. 133 billion or 63% compared to
2007. The incremental of operational cost was
contributed from increment of direct flight cost,
operating cost and financing cost of long term
debt amounting Rp 96 billion, Rp. 16 billion and
Rp. 20, 5 billion respectively.
Perseroan mencetak rugi usaha untuk tahun
2008 sebesar Rp. 22,3 Miliar sebagai implikasi
naiknya beban langsung penerbangan dan
beban operasional.
The company suffered business loss for the year
2008 amounting Rp. 22.3 billion as the
implications of increment in direct flight cost as
well as operational expenses.
EBITDA
Likuiditas Perseroan pada tahun 2008
mengalami penurunan dari Rp 42 Miliar di tahun
2007 menjadi minus Rp 18 Miliar ditahun 2008
sebagai akibat adanya kenaikan biaya
operasional dan beban pembiayaan.
EBITDA
Liquidity of the Company in the year 2008 had
decreased from amounting Rp 42 billion in 2007
to amounting minus Rp 18 billion in 2008 as a
result of increment of operational costs and
financing cost.
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pada tahun 2008, perusahaan membukukan
total penghasilan lain-lain sebesar Rp. 4 Milliar
yang merupakan hasil penjualan asset berupa 1
unit pesawat Bell 212 dan pendapatan bunga.
Dilain pihak Perseroan juga membukukan total
beban lain-lain sebesar Rp 74 Milliar yang
merupakan beban kerugian selisih kurs sebesar
Rp. 41,2 Miliar dan beban pembiayaan sebesar
Rp. 32,8 Miliar.
OTHER INCOME (EXPENSES)
In the year 2008, the Company recorded other
operating income totaling Rp. 4 billion as the
result of sales 1(one) unit Bell 212 aircraft and
interest income. On the other hand, the
Company was also recorded other expenses
amounting Rp.74 billion which derived from loss
of currency exchange rate and financing
expenses totaling Rp. 41, 2 billion and Rp. 32, 8
billion respectively.
RUGI BERSIH
Beban langsung penerbangan dan Beban
Operasional yang cukup tinggi serta kerugian
selisih kurs yang signifikan ditahun 2008
mengkibatkan perseroan membukukan rugi
bersih sebesar Rp 59,7 Miliar di akhir Desember
2008.
NET LOSS
Direct flight cost and Operational Cost which
slightly high and added with significant loss from
the currency rate in 2008 had caused the
company recorded a net loss amounting Rp.
59.7 billion at the end of December 2008
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
35
36
NERACA PERSEROAN
BALANCE SHEET OF THE COMPANY
JUMLAH AKTIVA
Per tanggal 31 Desember 2008, Total Aktiva
Perseroan adalah sebesar Rp. 603,9 Miliar atau
meningkat sebesar 11% jika dibandingkan
dengan Total Aktiva perseroan tahun
sebelumnya sebesar Rp. 544 Miliar.
TOTAL ASSETS
As of 31 December 2008, Total Assets of the
Company was amounting Rp. 603.9 billion or
increased by 11% compared to the previous
company's total assets amounting Rp. 544
Billion.
AKTIVA LANCAR
Perseroan membukukan Aktiva Lancar yang
meningkat dari sebesar Rp. 147 Miliar menjadi
sebesar Rp. 171 Miliar, yang terutama
disebabkan karena meningkatnya Kas dan
Bank sebesar Rp. 4,6 Miliar dan meningkatnya
Piutang Usaha sebesar Rp. 13,5 Miliar sebagai
akibat meningkatnya aktivitas perseroan.
CURRENT ASSETS
Current Assets of the Company increased from
totaling Rp. 147 Billion to totaling Rp. 171 billion,
which was mainly due to increment in Cash and
Bank as well as Account receivable amounting
Rp. 4.6 billion and Rp. 13,5 billion respectively, as
the effect of the increment of company
activities.
AKTIVA TIDAK LANCAR
Per 31 Desember 2008, Aktiva tidak lancar
perseroan tercatat sebesar Rp. 432,3 Miliar atau
meningkat sebesar 8,84% jika dibandingkan
dengan posisi sebelumnya yaitu sebesar Rp. 397
Miliar. Kenaikan tersebut dikarenakan adanya
peningkatan aktiva pajak tangguhan sebesar
Rp. 12 Miliar dan kenaikan asset tetap sebesar
Rp. 64,9 Miliar.
NON CURRENT ASSETS
As of 31 December 2008, Non Current Assets
was recorded totaling Rp. 432.3 billion or
increased by 8.84% compared to the previous
balance totaling Rp. 397 Billion. The Increment
was due to increment of deferred tax assets and
fixed assets totaling Rp. 12 billion and Rp.64.9
billion respectively.
JUMLAH KEWAJIBAN
Jumlah kewajiban perseroan tercatat sebesar
Rp. 414,3 Miliar atau meningkat sebesar 40,42%
jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
sebesar Rp. 295 Miliar. Kenaikan ini terutama
disebabkan oleh meningkatnya Hutang Usaha
sebesar Rp. 22,8 Miliar dan meningkatnya
Hutang Bank sebesar Rp. 98,8 Miliar untuk
pembiayaan pembelian pesawat.
TOTAL LIABILITIES
Total company's liabilities recorded was totaling
Rp. 414.3 billion or increased by 40.42%
compared to the previous year totaling Rp. 295
Billion. This increment was mainly due to
increment of Trade payables amounting Rp.
22.8 billion as well as Bank Loan amounting Rp.
98.8 billion to finance the aircraft purchasing.
JUMLAH EKUITAS
Pada tanggal 31 Desember 2008, Total Ekuitas
Perseroan mencapai sebesar Rp. 189 Miliar
yang mengalami penurunan sebesar 23,9%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya
sebesar Rp. 249 Miliar. Penurunan Ekuitas
tersebut terutama dikarenakan adanya defisit
laba ditahan sebesar Rp. 38,2 Miliar.
TOTAL EQUITY
On 31 December 2008, Total Equity of the
Company was amounting Rp. 189 Billion which
was decreased 23.9% compared to the
previous year amounting Rp. 249 Billion. Equity
decrement was mainly due to deficit in retained
earning amounting Rp.38.2 billion.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL
CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES
Pada tahun 2008, kenaikan bersih kas dan bank
perseroan adalah sebesar Rp. 4.6 Miliar yang
dihasilkan dari aktivitas operasi sebesar 46,4
miliar, Aktivitas Pendanaan sebesar Rp. 59,1
miliar dan penggunaan dana untuk investasi
yang dilakukan adalah sebesar Rp. 101 miliar.
In 2008, net increase in cash and bank in the
amount of Rp 4.6 billion which was generated
by operating activities amount of Rp 46.4 billion.
Net cash provided by Financing activities in the
amount of Rp 59.1 billion and net cash used by
investing activities in the amount of Rp 101
billion.
.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
37
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
38
PRINSIP TATA KELOLA PERUSAHAAN
CORPORATE GOVERNANCE PRINCIPLES
Dalam rangka meningkatkan kinerja serta
memaksimalkan nilai perusahaan kepada
pemegang saham, Perseroan selalu berusaha
menerapkan prinsip tata kelola perusahaan
yang baik sesuai dengan standar dan
peraturan yang berlaku.
In order to improve performance and maximize
the value of company to stakeholders, The
Company always seeks to apply good
corporate governance principles in
accordance with standard and regulations.
Secara garis besar, penerapan tata kelola
perusahaan yang baik dalam Perseroan
bertujuan untuk :
In general, the implementation of Good
Corporate Governance in the company aims
to:
1. Meningkatkan kinerja Perseroan melalui
supervisi dan pemantauan kinerja
manajemen.
1. Improving performance of the company
through the supervision and monitoring
management performance.
2. Meningkatkan keterbukaan informasi dan
akuntabilitas pengelolaan Perseroan
kepada Pemegang Saham.
2. Increasing transparency information and
accountability management to
Stakeholders.
3. Mengurangi agency cost yaitu biaya yang
harus ditanggung oleh pemegang saham
sebagai akibat pendelegasian wewenang
kepada pihak manajemen
3. Decreasing agency cost, the cost to be
borne by shareholders as a result of
delegation responsibility to management.
4. Meningkatkan nilai saham dan citra
perseroan .
4. Increasing stock value and corporate image
of the company.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISIONERS
D ewan Komisaris bertugas mengawasi
kebijakan pengurusan serta jalannya
pengurusan Perseroan dan mengawasi
kegiatan Direksi dalam mengelola perusahaan,
memberikan arahan dan nasehat kepada
Direksi.
The Board of commissioners is responsible to
supervise policies and management of the
company, and provide directions and advices
Board of Director activity.
Sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa pada tanggal 19 Juni 2008, Dewan
Komisaris Perseroan terdiri dari:
As a result of Extraordinary General Shareholders
meeting on June 19, 2008 the composition Board
of commissioners has been changed to:
Presiden Komisaris : Chappy Hakim
: Hary Tanoesoedibjo
Komisaris
M. Budi Rustanto
Roekman Prawirasasra
Harmanto Tanidjaja
President Commissioner : Chappy Hakim
Commissioners
: Hary Tanoesoedibjo
M. Budi Rustanto
Roekman Prawirasasra
Harmanto Tanidjaja
Kemudian sesuai hasil Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa pada tanggal 5 Desember
2008, Dewan Komisaris Perseroan terdiri dari :
And based on resolution in the Extraordinary
General Shareholders meeting on December 5,
2008, the composition Board of commissioners
has been changed to:
Presiden Komisaris : Hary Tanoesoedijo
Komisaris
: Ir. M. Budi Rustanto
Darma Putra
President Commissioner : Hary Tanoesoedibjo
Dewan Komisaris melakukan rapat rutin
sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun,
diluar itu rapat Dewan Komisaris diadakan
sewaktu-waktu atas permintaan tertulis dari
Presiden Komisaris, satu atau lebih anggota
Dewan Komisaris, satu atau lebih Direktur.
Board of commissioners conduct regular
meeting at least twice a year, and the meeting
can be arrange at any time by written request
from President commissioner, one or more
commissioner member and one or more
Director member.
Selama tahun 2008, telah diadakan rapat
gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi
sebanyak 6 (enam) kali. Rapat gabungan
Dewan Komisaris dan Direksi dihadiri oleh
seluruh anggota.
During 2008, the Board of Commissioners was
held 6 (six) meetings and attended by all of
commissioners and director members.
Commissioners
: Ir. M. Budi Rustanto
Darma Putra
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
39
Direksi
Board of Directors
Direksi mempunyai tugas utama untuk
menjalankan pengurusan Perseroan demi
kepentingan Perseroan serta sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan. Direksi juga
bertugas untuk menerapkan Tata Kelola
Perusahaan yang baik dalam mengelola
Perseroan.
The Board of Director is responsible to deliver
and manage the Company for purpose and
objectives of the company. The Board of
Director also responsible to implement Good
Corporate Governance in operating the
business.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa pada tanggal 11 Februari 2008,
susunan Direksi Perseroan adalah sebagai
berikut:
As a result of Extraordinary General
Shareholders meeting on February 11, 2008 the
composition Board of Directors has been
changed to:
Presiden Direktur : Hartono Tanoesoedibjo
Direktur
: Krisman Tarigan
Tony D. Hadi
Ending Ridwan
Juwono Kolbioen
President .Director : Hartono Tanoesoedibjo
Director .
: Krisman Tarigan
Tony D. Hadi
Ending Ridwan
Juwono Kolbioen
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa pada tanggal 19 Juni 2008, susunan
Direksi Perseroan terdiri dari :
And based on resolution in the Extraordinary
General Shareholders meeting on June 19, 2008,
the composition Board of Directors has been
changed to :
Presiden Direktur : Hartono Tanoesoedibjo
Direktur
: Ending Ridwan
Juwono Kolbioen
President Director : Hartono Tanoesoedibjo
Director .
: Ending Ridwan
Juwono Kolbioen
Kemudian berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 5
Desember 2008, Direksi Perseroan terdiri dari
empat orang dengan posisi sebagai berikut:
And as a result of Extraordinary General
Shareholders meeting on December 5, 2008,
the Board of Directors consist of four person as
follow :
Presiden Direktur
Direktur
President Director
Director
: Gustiono Kustianto
: Ending Ridwan
Juwono Kolbioen
Toto Soebandoro
Selama tahun 2008, telah diadakan rapat
Direksi sebanyak 12 (dua belas) kali yang
dihadiri oleh seluruh anggota Direksi.
40
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
: Gustiono Kustianto
: Ending Ridwan
Juwono Kolbioen
Toto Soebandoro
During 2008, The Board of Directors has held 12
(twelve) meetings attended by all members of
Directors.
KOMITE AUDIT
AUDIT COMMITTEE
Komite Audit Perseroan berfungsi membantu
Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi
pengawasan secara menyeluruh atas kinerja
manajemen Perusahaan. Tugas lainnya adalah
mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan
perhatian Dewan Komisaris serta tugas-tugas
lainnya sebagai berikut:
The audit committee functions to assist the
Board of Commissioners in performing its
comprehensive supervisory for management
performance of the Company. The duty of
Audit committee to identify current issues that
require special attention from Board
Commissioners and other tasks as follows:
a. Melakukan penelaahan atas informasi
keuangan yang dikeluarkan oleh
Perusahaan, seperti Laporan keuangan,
proyeksi keuangan dan informasi
keuangan lainnya.
a. Review all financial information that issue by
the Company, such as Financial report,
financial projection, and other financial
information.
b. Melakukan
evaluasi atas ketaatan
Perseroan terhadap peraturan perundangundangan di bidang pasar modal dan
peraturan perundang-undangan lainnya.
b. Evaluating Company's compliance to
ca p i t a l ma r k et r eg u l a t i on a nd o t her
regulations.
c. Melakukan review atas pelaksanaan
pemeriksaan oleh Internal Audit Perseroan.
c. Review the implementation of auditing
by Internal audit of the Company.
d. Melaporkan kepada Dewan Komisaris
berbagai resiko yang dihadapi Perseroan
serta pelaksanaan manajemen resiko oleh
Direksi.
d. Reporting to the Board of Commissioners for
all of various risk facing by the Company and
implementation of risk management by the
Board of Directors.
e. Membuat pedoman kerja Komite Audit.
e. Provide a guidance of the Audit Committee.
Susunan Komite Audit Perseroan Berdasarkan
keputusan Komisaris pada tgl 12 Februari 2008
sebagai berikut:
The composition of Audit Committee based on
Commissioners resolution on February 12, 2008 as
follows:
Ketua
Anggota
: Harmanto Tanidjaja
: Lely Asyura
Nul Zulhadi
Chairman
Member .
: Harmanto Tanidjaja
: Lely Asyura
Nul Zulhadi
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
41
Kemudian Berdasarkan Keputusan Komisaris
pada tanggal 8 Desember 2008 adalah
menjadi sebagai berikut :
Ketua
Anggota
42
: M. Budi Rustanto
: Anton Tonbeng
Nul Zulhadi
And as a result of Commissioners resolution on
December 8, 2008 the composition of Audit
Committee has been change to:
Chairman : M. Budi Rustanto
Member : Anton Tonbeng
Nul Zulhadi
Sepanjang tahun 2008, Komite audit telah
melaksanakan pertemuan sebanyak 2 (dua)
kali, dan tidak terdapat temuan yang bersifat
material.
During 2008, the audit committee has held 2
(two) meetings and there was no material
finding.
SEKRETARIS PERUSAHAAN
CORPORATE SECRETARY
Sesuai peraturan Bapepam-LK, peranan
sekretaris Perusahaan adalah mengikuti
perkembangan pasar modal khususnya
peraturan –peraturan yang berlaku di bidang
pasar modal, memberikan pelayanan kepada
masyarakat atas setiap informasi yang
dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan
Perseroan, memberikan masukan kepada
Direksi untuk mematuhi ketentuan pasar modal,
dan menjadi penghubung antara Perseroan
dengan Bapepam-LK dan masyarakat.
In accordance with Bapepam-LK regulation,
The duty of the corporate secretary is to
updates capital market regulation especially
the rule that apply in the field of capital
market, providing services to the public for
any information needed related to the
Company, advice Board of Director to
complied all capital market regulation and as
a relation between the Company, BapepamLK and stakeholders.
Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Utama, dan sejak
tanggal 19 Juni 2008 Sekretaris Perusahaan
Perseroan dijabat oleh Bapak Jo Denie.
Corporate Secretary is responsible directly to
the President Director and as of June 19, 2008
The role of Corporate Secretary was held by
Mr. Jo Denie.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
43
44
HUBUNGAN INVESTOR
INVESTOR RELATIONS
Perseroan sangat menyadari pentingnya
menjaga hubungan dengan para Investor dan
pemegang saham. Perseroan berusaha untuk
memberikan keterbukaan informasi kepada
publik secara lengkap dan tepat waktu,
termasuk kepada para pemangku
kepentingan.
The Company aware to maintaining
relationship with Investors and shareholders. The
Company try to disclosure any information to
the public with completed and on time,
including to the stakeholders.
Hubungan investor juga bertanggung jawab
atas kesiapan penyajian informasi kepada
pemegang saham dan komunitas pasar
modal, sehingga kebutuhan pemegang saham
dapat terpenuhi sesuai dengan aturan tata
hubungan yang ditetapkan.
Investor relations is also responsible for the
readiness of information to be presented to
shareholders and the capital markets
community, so the shareholders needs could
be fullfilled in accordance with the good
relationship are defined.
KETERBUKAAN INFORMASI
DISCLOSURE OF INFORMATION
Sebagai Perusahaan terbuka, Perseroan
senantiasa menyampaikan keterbukaan
informasi kepada regulator pasar modal serta
mengumumkan kepada masyarakat
mengenai adanya informasi material yang
dapat mempengaruhi harga atau nilai efek
yang terkait dengan investasi pemodal sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
As a public company, the Company continues
to deliver any information to capital market
regulator and announced to public about
material information that may affect the stock
price of Company or stock value in associated
with capital investment and in accordance
with the laws and regulations.
Sepanjang tahun 2008, Perseroan telah
menyampaikan keterbukaan informasi
sebanyak 39
(tiga puluh sembilan) kali.
Informasi yang disampaikan tersebut antara
lain mengenai Hasil keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa yang
diselenggarakan pada tanggal 11 Februari
2008 dan 5 Desember 2008, Hasil Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan yang
diselenggarakan pada tanggal 19 Juni 2008,
Penyelenggaraan Paparan Publik,
Penyampaian laporan keuangan Tahunan,
triwulanan dan hal-hal yang terkait dengan
keterbukaan informasi lainnya.
During 2008, the Company has delivered 39
(thirty nine) information disclosure. The
Information included the resolutions of the
Extraordinary General Shareholders meeting
was held on February 11, 2008 and December
5, 2008, The Annual General Shareholders
Meeting on June 19, 2008, The Public Expose,
delivery of Annual financial report, quarterly
Financial report and matters related to
disclosure information.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
45
46
RESIKO USAHA
BUSINESS RISKS
Perkembangan ekonomi dapat menimbulkan
peluang dan resiko usaha yang dapat
menaikkan atau menurunkan kinerja
perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan
usahanya Perseroan juga tidak terlepas dari
kemungkinan timbulnya resiko-resiko eksternal
antara lain :
Economic growth can lead to business
opportunities and risks that may increase or
decrease the performance of the company. In
the business activities of the Company there is
also the possibility of occurrence of external risks,
including :
1. Risiko ketergantungan pada kontrak sewa
Jangka Panjang
1. Risk of dependence on long-term lease
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya,
sebagian besar sumber pendapatan Perseroan
berasal dari kegiatan menyewakan pesawat
terbang dan helikopter dengan menggunakan
sistem kontrak jangka panjang. Mengingat
bahwa jenis industri penerbangan charter
adalah industri yang mengutamakan
keselamatan dan kepuasan pelanggan baik
dari aspek teknis operasional, perawatan atau
aspek-aspek lain, maka dalam setiap kontrak
Perseroan dengan pelanggan terdapat
klausula yang memungkinkan terjadinya
pemutusan dan/atau pengakhiran perjanjian
secara sepihak dengan memberikan
pemberitahuan 1 sampai 2 bulan dimuka.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemutusan
kontrak jangka panjang secara sepihak dapat
berdampak terhadap pendapatan serta arus
kas Perseroan. Demikian juga pada saat
berakhirnya kontrak sewa jangka panjang,
Perseroan tetap harus mengikuti tender ulang
sesuai prosedur, sehingga terdapat
kemungkinan Perseroan tidak memenangkan
tender. Dalam hal ini, pengalaman beroperasi
Perseroan serta pedoman usaha Perseroan
yang selalu mengutamakan keselamatan dan
kepuasan pelanggan telah berhasil
menciptakan kepercayaan pelanggan,
sehingga semenjak Perseroan berdiri tidak
pernah mengalami pemutusan kontrak jangka
panjang secara sepihak oleh pelanggan.
in conducting its business activities, most of the
Company's income is derived from the leasing of
aircrafts and helicopters under long-term
contract systems. Given that the nature of
charter flight industry places high value on
customers' safety and satisfaction from the
technical aspects of operational, maintenance
or other aspects, within each contract between
the Company and its customer there is a clause
allowing the termination of the agreement by
unilateral notice of 1 to two months in advance.
In relation to this clause, the unilateral
termination of a long-term contract can have an
adverse effect on income and cash flow of the
Company. Similarly at the end of a long term
lease, the Company must still go through a retender process, as procedures dictates, that
there is a possibility of not winning the tender. In
this case, the Company's experience and
business guide that puts customers' safety and
satisfaction first has successfully created trust in
the Company that ever since the Company was
established there has not been any unilateral
termination of long-term contract by the
customer.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
2. Resiko Perseroan dikenakan denda
2. Risk of fines levied
Perseroan mempunyai risiko untuk dikenakan
denda atau penalty oleh penyewa, jika
Perseroan tidak dapat memenuhi penyerahan
pesawat atau helicopter dan tidak dapat
menerbangkan pesawat atau helicopter yang
telah disewa sesuai ketentuan dan tanggal
yang telah ditetapkan dalam kontrak perjanjian
penyewaan, pengoperasian dan perawatan
pesawat atau helicopter.
The Company has risks for fines or penalties
imposed by tenants, if the Company fails to
meet the delegation of aircraft and helicopter,
and is unable to operate the rented plane or
helicopter in accordance with the terms and
dates stipulated in the agreement for leasing,
operation and maintenance of aircraft or
helicopter
.
3. Resiko ketergantungan terhadap satu
kelompok pelanggan tertentu
3. Risk of dependence on one particular group
of customers
Mayoritas pelanggan perseroan berasal dari
kelompok perusahaan yang memiliki usaha
dibidang minyak dan gas bumi serta
pertambangan. Apabila usaha dibidang
tersebut mengalami penurunan tentunya akan
mempunyai dampak pada penurunan
penyewaan pesawat dan helicopter, sehingga
dapat mempengaruhi penerimaan Perseroan.
Risiko ketergantungan terhadap kelompok
pelanggan dibidang usaha ini telah berusaha
diantisipasi Perseroan dengan mengikat kontrak
penyewaan secara jangka panjang.
the majority of customers come from the
corporate group companies that are in the
business of oil, gas, and mining. If the businesses
in those fields are experiencing a downturn,
they will have an impact of decrease in aircraft
and helicopter rentals, which also adversely
affects the Company's income. The risk of
dependence on a group of customers in this
business is being anticipated by entering longterms lease contracts.
4. Resiko persaingan usaha
4. Risk of business competition
Deregulasi yang terjadi pada industri jasa
Penerbangan charter serta potensi keuntungan
yang diberikannya telah memotivasi para
operator baru untuk memasuki industri tersebut.
Akan tetapi Perseroan beranggapan bahwa
potensi persaingan dari para operator baru
tersebut barulah benar-benar terealisir dan
berdampak negatif terhadap Perseroan
bilamana para pesaing tersebut telah
memenangkan tender dimana Perseroan juga
berpartisipasi. Proses tender tersebut hanya
dapat diikuti oleh operator yang memiliki
kualifikasi khusus dimana aspek keselamatan
menjadi aspek utama.
the deregulation of the charter flight service
industry as well as the profit potentials in the field
has motivated new operators into entering the
industry. However, the Company sees the
potential for competition from the new
operators will not be realized and have an
adverse effect on the Company until the
competitors manage to win a tender in which
the Company is also a participant. Said Tender
Process can only be joined by operators having
special qualifications where the safety aspect is
a main aspect. be a significant increase in the
number of companies in the industry in
Indonesia.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
47
48
Berhasilnya operator-operator baru
memenangkan tender akan berpotensi
memperkecil pangsa pasar Perseroan dimana
pada akhirnya akan berpengaruh negatif
pada pendapatan Perseroan. Namun dari sisi
lainnya, industri jasa penerbangan charter
merupakan jenis industri yang padat modal
(capital intensive) sehingga diperkirakan tidak
terjadi penambahan yang signifikan pada
jumlah perusahaan yang bergerak pada
industri penerbangan charter di Indonesia.
The success of new operators in winning tenders
will potentially decrease the Company's market
share and eventually have an adverse effect on
the Company's income. On the other hand, the
charter flight service industry is capital intensive
that there should not be a significant increase in
the number of companies in the industry in
Indonesia.
5. Resiko fluktuasi mata uang
5. Risk of currency fluctuations
Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia di
tahun 1997, Pemerintah tidak lagi menetapkan
nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing
lainnya, tetapi menyerahkan penentuan nilai
tukar Rupiah kepada mekanisme pasar.
Kebijakan yang mengharuskan pembukuan
laporan keuangan dalam mata uang Rupiah
dapat mengakibatkan perubahan yang
signifikan akibat dari konversi pendapatan
maupun hutang Perseroan dalam mata uang
asing ke mata uang Rupiah. Dalam hal ini,
melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata
uang asing dapat menimbulkan terjadinya
kerugian akibat selisih kurs, sedangkan
menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar
Amerika Serikat akan menurunkan nilai
pendapatan Perseroan dalam Rupiah.
Ever since the economic crisis hit Indonesia in
1997, the Government no longer sets the
exchange rate of Rupiah against other
currencies, instead choosing to let the market
mechanism determine the exchange rate.
Policies that require financial bookkeeping to be
done in the Rupiah currency can lead to
significant changes due to the conversion of
debt and income in foreign currency to the
currency Rupiah. In this case, the weakening of
rupiah exchange rate against foreign currencies
may cause the occurrence of losses due to
exchange rate difference, while the
strengthening of Rupiah exchange rate against
the U.S. dollar will reduce the value of income in
Rupiah.
6. Resiko sosial politik
6. Risk due to social politics
Situasi politik dalam negeri yang tidak stabil
dapat memicu gejolak sosial, kerusuhan dan
bentrokan antar kelompok sosial, yang pada
akhirnya berdampak negatif terhadap
Perseroan. Hal tersebut berpotensi mengurangi
minat investor luar negeri khususnya pada
industri-industri vital seperti industri minyak, gas
dan pertambangan untuk melakukan aktivitas
bisnis di Indonesia serta membuat pelangganpelanggan Perseroan saat ini memutuskan
untuk tidak meneruskan kegiatan usahanya di
Indonesia.
The unstable domestic political conditions can
trigger social unrest and clashes between social
groups, which in turn will negatively impact the
Company. Such conditions can also lessen
potential foreign investors' interest, especially in
vital industries such as oil, gas and mining, to
perform business activities in Indonesia and
cause current Company's customers to cease
their business activities in Indonesia.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
Akibatnya Perseroan akan sulit
mempertahankan pangsa pasarnya karena
sebagian besar pelanggan perusahaan
bergerak dalam industri minyak, gas dan
pertambahan sehingga pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap pendapatan serta laba
Perseroan.
As a result, it will be difficult for the Company to
maintain its market share since a majority of its
customers are from the oil, gas, and mining
industries, which in turn will have an adverse
affect on the revenue and profit of the
Company.
7. Risiko Kebijakan Pemerintah
7. Risk due to government policies
Perubahan terhadap kebijakan baik
Pemerintah Pusat Republik Indonesia maupun
Pemerintah Daerah (dengan diberlakukannya
Otonomi Daerah), seperti memberhentikan
proyek produksi minyak, gas bumi dan
pertambangan yang menyangkut pelanggan
Perseroan, akan dapat mengganggu
perolehan pendapatan serta laba Perseroan.
Beberapa peraturan pemerintah juga harus
mendapat perhatian dari Perseroan seperti
Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 5
Tahun 2006 tentang Peremajaan Armada
Pesawat Udara Kategori Transport Untuk
Angkutan Udara Penumpang yang antara lain
mengatur pesawat udara kategori transport
untuk angkutan penumpang yang dapat
didaftarkan dan dioperasikan untuk pertama
kali di wilayah Republik Indonesia harus
memenuhi persyaratan usia tidak lebih dari 20
(dua puluh) tahun dan jumlah pendaratan
tidak lebih dari 50.000 kali (cycle), Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2005
tentang pengoperasian pesawat udara
kategori transport bermesin jet untuk angkutan
udara penumpang dengan jumlah
pendaratan tidak lebih dari 70.000 kali atau
umur pesawat udara tidak lebih dari 35 tahun,
Changes in policies by Central Government of
the Republic of Indonesia and Local
Government (with the realization of
Autonomous Region), such as halting projects
for production of oil, gas and mining related to
the Company's customers, will disrupt the
income and profit of the Company. There are
some government regulations the Company
should also keep an eye on, such as the Minister
of Transportation Regulation No. KM 5 Year 2006
regarding Rejuvenation of Transport Category
Aircraft Fleet Air For Air Passenger Transport,
which, among others, defines the transport
category aircraft for passenger transport that
can be registered and operated for the first time
within the region of the Republic of Indonesia
must meet the age requirement of not more
than 20 (twenty) years and the number of
landing must not exceed 50,000 times (cycle),
the Minister of Transportation Regulation
Number 35 Year 2005 KM regarding the
operation of transport category aircraft with
motorized jet for transportation of passengers
must have a number of landing of no more than
70,000 times or age of no more than 35 years,
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
49
50
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001
tentang keamanan dan keselamatan
penerbangan, Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM 90 Tahun 1993
tentang prosedur standar kelaikan udara,
bahan bakar terbuang, gas buang,
kebisingan dan marka pesawat udara,
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM
38 Tahun 2000 tentang standar kelaikan udara
untuk pesawat udara kategori transport dan
lain sebagainya. Perubahan dari peraturanperaturan tersebut secara langsung maupun
tidak langsung akan dapat mempengaruhi
kinerja dan komitmen usaha Perseroan.
Igovernment Regulation No. 3 Year 2001 on
security and flight safety, the Minister of
Transportation Decree No. KM 90 Year 1993 on
standard procedures, fuel, waste gas, noise and
aircraft marks, the Minister of Transportation
Decree No. KM 38 Year 2000 on standards of airworthiness for transport category aircraft, and
so forth. Changes in these regulations will
directly or indirectly affect the performance
and business commitments of the Company.
8. Risiko peraturan internasional
8. Risk of international regulations
Meskipun tidak terlalu berdampak kepada
Perseoan mengingat tidak signifikannya
kegiatan usaha Perseroan yang terkait
dengan penerbangan internasional, risiko
peraturan internasional tetap harus
diwaspadai. Hal ini disebabkan karena setiap
usaha jasa penerbangan udara dipengaruhi
oleh perubahan hukum lingkungan serta
peraturan-peraturan lainnya, dimana sebagai
konsekuensi dalam upaya untuk
mematuhinya dapat jmeningkatkan biaya
pemeliharaan, termasuk biaya modifikasi
pesawat dan atau pergantian dalam
prosedur beroperasi. Risiko peraturan
internasional berpotensi untuk meningkatkan
biaya yang harus dikeluarkan oleh Perseroan
sebagai konsekuensi kepatuhannya, yang
pada akhirnya dapat mengurangi laba usaha
Perseroan.
Although it should not have a considerable
impact on the Company due to the
insignificance of the Company's business
activities related to international flights, the risk
of international regulations must still be
monitored. This is because every aviation
services business is influenced by changes in
environmental laws and other rules, where as a
consequence of efforts to comply, the
maintenance cost could rise, including aircraft
modification costs, and/or changes in
operational procedures. The risk of international
regulations could raise Company's costs as a
consequence of compliance, and ultimately
reduce Company's profits.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
9. Risiko kecelakaan pesawat terbang atau
helikopter
9. Risk of aircraft or helicopter accident
Risiko kecelakaan atau insiden pesawat
terbang atau helikopter merupakan salah satu
risiko umum pada industri penerbangan. Risiko
kecelakaan dapat disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain faktor eksternal seperti faktor
cuaca serta faktor internal seperti kerusakan
mesin dan human error (kesalahan yang
dilakukan oleh pilot maupun teknisi dan
mekanik). Apabila terjadi kecelakaan atas
pesawat terbang atau helikopter yang sedang
dalam kontrak,
Perseroan harus menyediakan pesawat
pengganti dengan biaya yang ditanggung
oleh Perseroan. Perseroan sampai saat ini terus
meningkatkan Quality dan Safety manajemen
dan perawatan pesawat sehingga sampai saat
ini belum pernah terjadi insiden yang secara
material mengganggu operasi Perseroan.
Untuk mengantisipasi kerugian akibat
kecelakaan, Perseroan telah mengasuransikan
pesawat terbang atau helikopter yang saat ini
dioperasikan, pilot, awak, dan penumpang.
Terjadinya kecelakaan dapat mengurangi
kepercayaan pelanggan yang selanjutnya
dapat memperkecil pangsa pasar Perseroan
dan menurunkan pendapatan dan
keuntungan Perseroan.
the risk of aircraft or helicopter accidents or
incidents is one of the common risks in the
aviation industry. Risk of accidents may be due
to several factors, among which, external
factors, such as weather, and internal factors
such as mechanical failures and human error
(errors made by pilots, technicians and
mechanics). Should an accident occur on an
aircraft or helicopter currently under contract,
the Company must provide a replacement
aircraft at the Company's cost. The Company
continuously raises the standards of Quality and
Safety management and aircraft maintenance
that up to this day there have not been an
incident that could materially affect the
Company's operations. To anticipate losses
resulting from accidents, the Company has
insured aircrafts of helicopters currently being
operated, the pilots, crews and passengers. The
occurrence of accidents can lessen customers'
trust in the Company, and eventually reduce
market share and result in reduction in income
and profits.
10. Risiko ketersediaan pilot
10. Risk the availability of pilot
Kemampuan mempekerjakan, memberikan
pelatihan, serta mempertahankan pilot-pilot
terampil khususnya pilot helikopter merupakan
suatu faktor penting bagi kesuksesan bisnis
Perseroan. Ketersediaan pilot khususnya pilot
helikopter di Indonesia saat ini sangat terbatas
mengingat saat ini tidak ada
sekolah/pendidikan khusus penerbangan
helikopter di Indonesia.
The ability to hire, train, and maintain skilled
pilots, especially helicopter pilots is an important
factor in the success of the Company. The
availability of pilots, particularly helicopter pilots
in Indonesia is very limited at this time, since
there is currently no helicopter flight
school/special education program in
Indonesia.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
51
52
Selain itu, tingginya kebutuhan pilot helikopter
di Indonesia maupun di luar negeri
memungkinkan hengkangnya pilot helikopter
di Indonesia ke luar negeri seperti Malaysia dan
negara lainnya karena gaji yang lebih tinggi di
luar negeri. Kegagalan mempertahankan pilot
yang terampil dapat menyebabkan
terganggunya operasional helikopter milik
Perseroan, yang pada akhirnya menurunkan
pangsa pasar serta pendapatan dan laba
Perseroan.
In addition, the high demand for helicopter
pilots in Indonesia and overseas may entice
helicopter pilots in Indonesia to move overseas,
such as to Malaysia and other countries, for
higher wages. Failure to maintain skilled pilots
can disrupt the Company's helicopter
operations, which ultimately lowers market
share, income and profits.
11. Risiko penurunan nilai pasar pesawat
terbang atau helikopter
11. Risk of reduction in the market value of
aircraft or helicopter
Nilai pasar pesawat terbang atau helikopter
berfluktuasi terhadap kondisi perekonomian,
kondisi pasar, permintaan, jenis pesawat, usia,
serta perubahan-perubahan yang terjadi
dalam industri penerbangan.
The market values of aircrafts or helicopters
fluctuate in accordance to the economies,
market, demand, and type of aircraft, age, and
Penurunan nilai pasar pesawat terbang atau
helikopter dapat berdampak negatif terhadap
kemampuan Perseroan dalam memperoleh
kas dengan cara menjaminkan pesawat
terbang atau helikopter sehingga berdampak
pada likuiditas Perseroan. Selain itu penurunan
nilai pasar juga berdampak material terhadap
operasional perusahaan dan menyebabkan
Perseroan harus mengakui kerugian atas
penurunan nilai dalam laporan rugi laba
Perseroan.
The reduction in an aircraft of helicopter's
market value can have an adverse effect on
the Company's ability to obtain cash by way of
having the aircraft or helicopter as collateral,
which then affects the Company's liquidity. In
addition, the reduction in market value also has
a material effect on the Company's operations
and causes the Company to incur losses on the
decline in value on the Profit Loss Report of the
Company.
Seiring dengan bertambahnya usia pesawat
terbang atau helikopter, Perseroan juga akan
mengalami kerugian apabila menjual pesawat
terbang atau helikopter tersebut dengan harga
di bawah nilai buku.
As an aircraft or helicopter gets older, the
Company will also incur loss when selling the
aircraft or helicopter below book value.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
12. Risiko perubahan pola perdagangan
12. Risk of changes in trade patterns
Terjadinya perubahan pada pola
perdagangan dalam industri penerbangan
charter seperti perubahan sistem kontrak
jangka panjang menjadi spot charter akan
berdampak negatif terhadap operasional
Perseroan. Perubahan pola perdagangan ini
dapat disebabkan oleh bermacam-macam
faktor diluar kendali Perseroan. Mengingat
sebagian besar pendapatan Perseroan saat ini
berasal dari kontrak jangka panjang yang di
dalamnya juga mensyaratkan adanya
pembayaran biaya sewa per bulan sebagai
minimum utilisasi, maka apabila terjadi
perubahan pola perdagangan dalam rangka
efisiensi dan fleksibilitas bagi pelanggan
sehingga pelanggan beralih menjadi spot
charter, hal ini akan berdampak negatif pada
pendapatan serta laba Perseroan.
The occurrence of change in trade patters
within the charter aviation industry, such as
changing of long-term contracts to spot
charters, can have a negative impact on the
operations of the Company. These changes in
trade patterns can be caused by a variety of
factors out of the Company's control. As a large
portion of the Company's income at this time
comes from long-term contracts, within which
requires a monthly rental payment be made as
minimum utilization, in the case of changes in
trade patterns by customers to attain more
efficiency and flexibility by changing to spot
charter, this will adversely affect the Company's
income and profits.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
53
54
Selain risiko-risiko usaha eksternal, beberapa
risiko internal juga dapat mempengaruhi kinerja
dan pertumbuhan Perseroan, antara lain :
In addition to the external business risks, there
are several internal risks that may also affect the
performance and growth of the Company,
such as:
13. Risiko kemampuan Perseroan mengelola
pertumbuhan
13. Risks of the Company's ability to manage
growth
Perseroan merencanakan untuk menjalankan
penerbangan niaga berjadwal untuk rute
dalam dan luar negeri. Dalam usaha
menjalankan penerbangan berjadwal ini
sangat diutamakan kemampuan Perseroan
dalam meningkatkan infrastruktur untuk
mendukung mekanisme penjualan tiket secara
online dan juga dalam mengelola
pertumbuhan sumber daya manusia, kegiatan
operasional serta mengatur keuangan secara
baik.
The company plans to operate scheduled
commercial flights with both domestic and
overseas routes. In the efforts to operate this
scheduled flight, it is very important for the
Company to have the ability to improve
infrastructure to support the mechanism for
online ticket sales, and also in managing the
growth in human resources, operational
activities, and in managing finances well.
Ketidakmampuan Perseroan dalam mengelola
pertumbuhan dalam rangka ekspansi maupun
diversifikasi bisnisnya dapat berdampak negatif
pada kinerja Perseroan di masa yang akan
datang.Manajemen Perseroan menyatakan
bahwa semua risiko – risiko material yang
dihadapi oleh Perseroan dalam melaksanakan
kegiatan usahanya telah diungkapkan
berdasarkan bobot dari dampak resiko
terhadap kondisi keuangan Perseroan.
The inability of the Company in managing
growth in the face of expansion and
diversification of its business can have an
adverse effect on the performance of the
Company in the future. The Company's
management states that all material risks that
the Company faces in conduction business
activities has been disclosed based on the level
of risk impact and company financial
conditions.
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
INFORMASI PERUSAHAAN
Company Information
INFORMASI PERUSAHAAN
COMPANY INFORMATION
Nama Perusahaan / Name Of The Company
:
PT. Indonesia Air Transport Tbk
Kode Saham / Stock Code
:
IATA
Kantor Pusat
:
Bandara Halim Perdanakusuma
Jl. Baru Skatek Apron Selatan
Jakarta 13160
Telepon / Phone
:
62-21-80870668
Faksimili / Facsimile
:
62-21-80870667
Kantor Wilayah / Regional Office
:
Bandara Sepinggan
Kalimantan Timur
Balikpapan 76102
Telepon / Phone
:
62-542-762700
Faksimili / Facsimile
:
62-542-760087
Homepage
:
www.iat.co.id
Email
:
[email protected]
Tanggal Pendirian / Establishment Date
:
10 September 1968
Sektor / Sector
:
Transportasi / Transportation
Bidang Usaha / Line of Business
:
Usaha pengangkutan udara niaga
dan jasa angkutan udara /
Commercial Business Flight and Air Transport
Services
Tanggal Pencatatan Saham / Listing date
:
13 September 2006
/ Head Office
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
55
LEMBAGA PENUNJANG
Supporting Institution
LEMBAGA PENUNJANG
Supporting Institution
AKUNTAN PUBLIK
Kosasih & Nurdiyaman
th
17 Floor, unit A,B,C Menara Kadin Indonesia
Jl. H. R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2 & 3
Jakarta 12950
KONSULTAN HUKUM
Nindyo & Associates
th
Suite TA 05-14 Floor, Menara Jamsostek
Jl. Jendral Gatot Subroto No. 38
Jakarta 12710
NOTARIS
Kantor Notaris Fathiah Helmi
th
6 Floor, Graha Irama
Jl. HR.Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1& 2
Kuningan
Jakarta 12950
BIRO ADMINISTRASI EFEK
PT Bhakti Share Registrar (terafiliasi)
Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11
Jl. K.H. Hasyim Ashari
Jakarta 10150
56
Laporan Tahunan 2008
Annual Report 2008
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN
DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Statement of Responsibility of the Board of Commissioners
and the Board of Directors
This Annual Report and the accompanying financial statements
and related financial information, are the responsibility of
the Management of PT. Indonesia Air Transport Tbk and have been
approved by members of the Board of Commisioners and
the Board of Directors whose signature appear below.
Laporan tahunan ini, berikut laporan keuangan dan informasi lain
yang terkait, merupakan tanggung jawab Manajemen PT. Indonesia
Air Transport Tbk dan telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan
Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tandatangannya
masing-masing dibawah ini.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Hary Tanoesoedibjo
Presiden Komisaris
President Commissioner
Muhammad Budi Rustanto
Darma Putra
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Direksi
Board of Directors
Gustiono Kustianto
Direktur Utam
President Director
Ending Ridwan
Juwono Kolbioen
Direktur Director
Direktur Director
Toto Soebandoro
Direktur Director
LAPORAN KEUANGAN
Financial Report
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
LAPORAN KEUANGAN
DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
TANGGAL 31 DESEMBER 2008
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK
TAHUN 2007)
FINANCIAL STATEMENTS
AND REPORT OF INDEPENDENT AUDITORS
FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2008
(WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2007)
(MATA UANG RUPIAH)
(INDONESIAN CURRENCY)
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
FINANCIAL STATEMENTS
AND REPORT OF INDEPENDENT AUDITORS
FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
LAPORAN KEUANGAN
DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
TANGGAL 31 DESEMBER 2008
(DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2007)
Daftar Isi/Table of Contents
Halaman/Page
Report of Independent Auditors
Laporan Auditor Independen
Neraca ……………………………………………..
1-2
.………………………………………… Balance Sheet
Laporan Laba Rugi…………….…………………..
3
…..……………….. ……………… Statement of Income
Laporan Perubahan Ekuitas …………….………….
4
Statement of Changes
……………………….. in Stockholders’ Equity
Laporan Arus Kas………………………………….
5-6
……..………... ……………… Statement of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan.....................……...
7-49
Notes to the Financial
………………………………………Statements
These financial statements are originally issued in Indonesian
language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
BALANCE SHEET
December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in thousands Rupiah,
unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NERACA
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
2007
Disajikan kembali/
As restated
2008
ASSETS
AKTIVA
8.839.770
46.571.275
3.820.476
98.226.083
12.604.947
1.496.746
4.237.536
33.046.157
13.903.751
84.652.355
11.345.297
-
CURRENT ASSETS
Cash and Bank
Trade receivables
Other receivables
Inventories
Advances and prepaid expenses
Prepaid taxes
171.559.297
147.185.096
Total Current Assets
4.956.153
12.329.293
1.000
5.712.512
1.000
NON-CURRENT ASSETS
Claim for tax refund
Deferred Tax Asset
Investment in shares of stock
384.899.112
30.164.529
319.959.326
71.587.682
Fixed asset - net of accumulated
depreciation of
Rp 165,605,564 in 2008
(Rp 139,403,735 in 2007)
Other assets
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
432.350.087
397.260.520
Total non-Current Assets
JUMLAH AKTIVA
603.909.384
544.445.616
TOTAL ASSETS
AKTIVA LANCAR
Kas dan Bank
Piutang usaha
Piutang lain-lain
Persediaan
Uang muka dan biaya dibayar dimuka
Pajak dibayar di muka
3,4,33
3,5,12,16,33
6
3,7,16
3,8,33
3,18
Jumlah Aktiva Lancar
AKTIVA TIDAK LANCAR
Taksiran tagihan pajak penghasilan
Aktiva Pajak Tangguhan
Investasi saham
Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan
sebesar Rp 165.605.564
tahun 2008
(Rp 139.403.735 tahun 2007)
Aktiva lain-lain
3,18
3,18
3,9
3,10,12,16
3,11,33
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an
integral part of these financial statements.
.
1
These financial statements are originally issued in Indonesian
language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
BALANCE SHEET (continued)
December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thaousand Rupiah,
unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NERACA (lanjutan)
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
2007
Disajikan kembali/
As restated
2008
LIABILITIES AND
STOCKHOLDERS’ EQUITY
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank
Wesel bayar
Hutang usaha
Hutang lain-lain
Pihak ketiga
Hutang pajak
Biaya masih harus dibayar
Hutang yang jatuh tempo
dalam satu tahun:
Hutang bank
Hutang sewa pembiayaan
3,5,12,33
13,33
14,33
32.850.000
32.080.000
49.794.577
28.257.000
30.117.495
26.933.283
20,33
3,18
15
16.335.242
6.329.478
3.293.814
1.692.789
6.241.795
9.143.788
3,16,33
3,17
136.824.750
563.393
38.003.031
555.581
278.071.254
140.944.762
Jumlah Kewajiban Lancar
CURRENT LIABILITIES
Bank loan
Notes payable
Trade payables
Other payables
Third parties
Taxes payable
Accrued expenses
Current maturities of:
Bank loan
Obligations under capital lease
Total Current Liabilities
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
3,18
Kewajiban imbalan kerja
3,19
Hutang jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:
Hutang bank
3,16,33
Hutang sewa pembiayaan
3,17
Kewajiban jangka panjang lainnya
20,33
16.415.991
19.153.770
13.898.830
107.468.001
269.709
12.084.133
110.407.344
417.531
10.243.163
NON-CURRENT LIABILITIES
Deferred tax liability-net
Employee benefit liability
Long- term debt – net of current
maturities:
Bank loan
Obligations under capital lease
Other long-term liabilities
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
136.237.834
154.120.638
Total non-Current Liabilities
Jumlah Kewajiban
414.309.088
295.065.400
Total Liabilities
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 100
per saham
Modal dasar – 6.800.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.149.605.138 saham tahun 2008
(2.149.605.000 saham tahun 2007)
Agio saham
Saldo laba (defisit)
Telah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
21
22
214.960.514
10.365.618
29
2.551.851
(38.277.687 )
24.054.110
STOCKHOLDERS’ EQUITY
Capital stock – Rp 100
par value per share
Authorized – 6,800,000,000 shares
Subscribed and fully paid up2,149,605,138 shares in 2008
(2,149,605,000 shares in 2007)
Additional paid-in capital
Retained earnings (deficit)
Appropriated
Unappropriated
214.960.500
10.365.606
Jumlah Ekuitas
189.600.296
249.380.216
Total Stockholders’ Equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
603.909.384
544.445.616
TOTAL LIABILITIES AND
STOCKHOLDERS’ EQUITY
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an
integral part of these financial statements.
.
2
These financial statements are originally issued in Indonesian
language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
STATEMENT OF INCOME
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah,
unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal 31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
2007
Disajikan kembali/
As restated
2008
PENDAPATAN USAHA
3,23
292.909.455
217.137.870
OPERATING REVENUES
BEBAN LANGSUNG
PENERBANGAN
3,24
226.097.472
129.734.622
DIRECT COST
66.811.983
87.403.248
GROSS PROFIT
89.206.651
72.321.855
OPERATING EXPENSES
(22.394.668 )
15.081.393
INCOME (LOSS)
FROM OPERATIONS
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
3,25
LABA (RUGI) USAHA
4.017.954
40.190
(41.291.447 )
(32.832.636 )
1.197.598
6.849.958
237.759
(4.625.510)
(12.266.563)
2.191.180
OTHER INCOME
(EXPENSES)
Gain on sale of fixed asset
Interest income
Loss on foreign exchange - net
Interest expense
Others - net
Beban Lain-lain - Bersih
(68.868.341)
(7.613.176)
Other Expenses - Net
LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT
(BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
(91.263.009 )
7.468.217
INCOME (LOSS) BEFORE INCOME
TAX BENEFIT (EXPENSE)
31.483.063
(1.173.197)
(3.743.169)
INCOME TAX BENEFIT
(EXPENSE)
Current
Deferred
31.483.063
(4.916.366)
Income Tax Benefit (Expense) - Net
2.551.851
NET INCOME (LOSS)
1,19
BASICS EARNING PER SHARE
PENGHASILAN (BEBAN)
LAIN-LAIN
Laba atas penjualan aset
Pendapatan bunga
Rugi selisih kurs - bersih
Beban pembiayaan
Lain-lain - bersih
MANFAAT (BEBAN) PAJAK
PENGHASILAN
Kini
Tangguhan
10
26
27
3,18
Manfaat (Beban) Pajak - Bersih
LABA (RUGI) BERSIH
28
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
28
(59.779.946 )
-
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an
integral part of these financial statements.
.
3
10.365.618
-
12
-
10.365.606
-
10.365.606
Agio
saham/
Additional paidin capital
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan secara keseluruhan.
214.960.514
Saldo 31 Desember 2008
14
-
1
Penawaran umum terbatas dengan
hak memesan efek terlebih
dahulu
-
214.960.500
-
214.960.500
Rugi bersih tahun berjalan
29
2
Pembentukan cadangan
Saldo 31 Desember 2007,
Setelah disajikan kembali
Penyesuaian karena penerapan
Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 102
Saldo 31 Desember 2007,
dilaporkan sebelumnya
Catatan
Notes
Modal ditempatkan
dan disetor /
Subscribed and
paid -up
capital stock
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4
-
-
-
2.551.851
-
-
2.551.851
Telah ditentukan/
Appropriated
189.600.296
(59.779.946)
26
-
249.380.216
1.870.509
247.509.707
Jumlah Ekuitas/
Total Equity
Balance December 31, 2008
Net loss current year
Limited offering through rights
issue with preemptive rigths
Retained earnings
Appropriated for
Balance December 31, 2007,
As restated
Adjustment arising from
adoption of PSAK 102
Balance December 31, 2007,
As previously reported
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of these
financial statements.
(38.277.687)
(59.779.946)
-
(2.551.851)
24.054.110
1.870.509
22.183.601
Belum ditentukan/
Unappropriated
Saldo laba (Deficit)/
Retained earnings
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
STATEMENT OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY
For The Year Ended Dcember 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
These financial statements are originally issued in Indonesian
language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
STATEMENT OF CASH FLOW
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah,
unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal 31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kepada pemasok
Pembayaran kepada karyawan
Kas dihasilkan dari operasi
Pembayaran pajak penghasilan
Penerimaan bunga
Pembayaran bunga pinjaman
2008
279.384.336
(133.750.742)
(56.559.655)
206.188.646
(135.395.586)
(53.775.913)
CASH FLOWS FROM
OPERATING ACTIVITIES
Cash receipt from customers
Cash paid to suppliers
Cash paid to employee
89.073.939
(9.814.993 )
40.190
(32.832.636 )
17.017.147
(8.158.883)
237.759
(13.899.200)
Cash generated from operations
Income tax paid
Interest received
Interest paid
46.466.500
(4.803.177)
Kas Bersih Diperoleh dari
(Digunakan untuk)
Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI
Perolehan aset tetap
Uang muka pembelian pesawat
Hasil penjualan aset tetap
Penerimaan (pembayaran) uang
jaminan dan performance bond
Kas Bersih Digunakan untuk
Aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN
Penerimaan (pembayaran) pinjaman
jangka panjang
Hasil penerbitan wesel bayar
Penerimaan hutang bank
Penerimaan setoran modal saham
Pelunasan hutang sewa pembiayaan
Pembayaran biaya administrasi bank
Pembayaran dividen
2007
(107.880.994)
14.515.700
(101.085.872)
(44.072.745)
1.500.000
(7.688.816 )
(2.893.778)
(101.054.110 )
(146.552.395)
(40.231.469 )
104.323.590
(140.010 )
(4.762.265 )
-
93.987.855
30.117.495
2.996.490
1.266.334
(607.744)
(2.558.664)
(7.159.250)
Net Cash Provided by (Used in)
Operating Activities
CASH FLOWS FROM
INVESTING ACTIVITIES
Acquisition of fixed assets
Advances for purchase of aircraft
Proceeds from sale of fixed asset
Receipt (payment) of deposit and
performance bond
Net Cash Used in by Investing Activities
CASH FLOWS FROM
FINANCING ACTIVITY
Proceeds (payment) of
long-term loans
Proceeds from notes payable
Proceeds from bank loans
Proceeds from issuance of shares
Payments of lease liabilities
Payments of loan administration fee
Dividen paid
Net Cash Provided by
Financing Activities
Kas Bersih Diperoleh dari
Aktivitas Pendanaan
59.189.844
118.042.516
KENAIKAN
(PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN BANK
4.602.234
(33.313.056)
KAS DAN BANK
AWAL TAHUN
4.237.536
37.550.592
CASH AND BANK AT
BEGINNING OF YEAR
KAS DAN BANK
AKHIR TAHUN
8.839.770
4.237.536
CASH AND BANK
END OF YEAR
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
NET INCREASE (DECREASE)
IN CASH AND BANK
See accompanying Notes to Financial Statements which are an
integral part of these financial statements.
.
5
These financial statements are originally issued in Indonesian
language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
STATEMENT OF CASH FLOW (continued)
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah,
unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
LAPORAN ARUS KAS (lanjutan)
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal 31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
2008
2007
SUPPLEMENTARY
INFORMATION
PENGUNGKAPAN
TAMBAHAN
Aktivitas investasi dan pendanaan
yang tidak mempengaruhi kas :
Setoran modal dari kapitalisasi
saldo laba
Kenaikan piutang melalui penjualan
aset tetap
Perolehan aset tetap :
Melalui pembayaran uang muka
Melalui hutang sewa pembiayaan
-
-
-
12.929.828
89.480.500
2.354.750
515.600
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan.
Non-cash investing and
financing activities
Capitalization of retained earning
to capital stock
Increase in receivable through sale of
property and equipment
Acquisition of property and equipment through
Application of advances
Through other long-term liabilities
See accompanying Notes to Financial Statements which are an
integral part of these financial statements.
.
6
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
1.
1.
UMUM
GENERAL
The Company’s Establishment
Pendirian Perusahaan
PT Indonesia Air Transport (Perusahaan) didirikan
dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal
Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan Akta No. 14
tanggal 10 September 1968 dari Notaris Frederik
Alexander Tumbuan, SH. Akta pendirian ini telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No. JA5/18/21 tanggal 15 April
1969 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 40 tanggal 20 Mei 1969, Tambahan
No. 68. Berdasarkan Surat Keputusan Badan
Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia
No. 03/V/1984 tanggal 24 Pebruari 1984, status
Perusahaan berubah dari penanaman modal asing
menjadi penanaman modal dalam negeri. Anggaran
Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir dengan Akta No. 11 tanggal 22
Pebruari
2008
dari
Notaris
Meiyane
Halimatussyadiah, SH, mengenai pernyataan keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT
Indonesia Air Transport Tbk untuk mengubah tujuan
Perusahaan dan menyesuaikan Anggaran Dasar
Perubahan dengan Undang-Undang No.40 Tahun 2007
mengenai “Perseroan Terbatas”. Perubahan ini
mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi
Manusia
Republik
Indonesia
melalui
Surat Keputusan No. AHU-13749.AH.01.02.Tahun
2008 tanggal 19 Maret 2008.
PT Indonesia Air Transport (the Company) was
established in Jakarta within the framework of the
Foreign Capital Investment Law No. 1 year 1967 based
on Deed No. 14 dated September 10, 1968 of Notary
Frederik Alexander Tumbuan, SH. The Deed of
Establishment was approved by the Minister of Justice
of the Republic of Indonesia, in his Decision Letter No.
JA5/18/21 dated April 15, 1969 and was published to
the State Gazette No. 40 dated May 20, 1969,
Supplement No. 68. Based on Decision Letter of the
Chairman of the Capital Investment Coordinating
Board (BKPM) No. 03/V/1984 dated February 24,
1984, the Company changed its status from Foreign
Capital Investment (PMA) into a Domestic Capital
Investment company. The Company’s Articles of
Association have been amended several times, most
recently by Deed No. 11 dated February 22, 2008 of
Notary Meiyane Halimatussyadiah, SH, about PT
Indonesia Air Transport Tbk General Share Holders
Meeting decision concerning the changes of the
Company’s objective and the Company’s Articles of
Association to conform with Law No. 40 Year 2007 of
Limited Liability Company. This amendment was
approved by the Minister of Law and Human Rights of
the Republic of Indonesia in his decision Letter No.
AHU-13749.AH.01.02.2008 dated March 19, 2008.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah dalam
bidang pengangkutan udara, menyewakan dan/atau
menyewa, perdagangan, perawatan, jasa kebersihan dan
jasaboga, perwakilan dan agen penjualan umum dan
jasa pengamanan bandar udara. Perusahaan beroperasi
secara komersial pada tahun 1969 dengan daerah
operasi di Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Jakarta.
Perusahaan beralamat di Jl. Baru Skatek – Apron
Selatan, Halim Perdanakusuma Airport, Jakarta.
In accordance with article 3 of the Company’s Articles
of Association, the scope of its activities is to carry on
activities in the field of air transportation, hiring and/or
leasing aircrafts, repairs and maintenance of aircrafts
and trading of aviation technical equipment and related
spareparts. The Company started its commercial
operations in 1969 with operations in Balikpapan (East
Kalimantan) and Jakarta. The Company is domiciled in
Jakarta and its office is located in Jl. Baru Skatek –
Apron Selatan, Halim Perdanakusuma Airport.
.
.
7
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
1.
1.
UMUM (lanjutan)
GENERAL (continued)
Dewan Komisaris dan Direksi, dan Karyawan
Boards of
Employees
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha
PT Bhakti Investama Tbk. Pada tanggal 31 Desember
2008, Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan tanggal 5 Desember 2008 dan disahkan oleh
Notaris di Jakarta yaitu Ny. Fatiah Helmy, SH dengan
No. 7 tanggal 5 Desember 2008 para pemegang saham
menyetujui dan memutuskan antara lain, perubahan
susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan
menjadi :
The Company is one of the group of companies owned by
PT Bhakti Investama Tbk. On December 31, 2008, Based
on Annual General Share Holders Meeting Decision
dated December 5, 2008 and notarial deed by Mrs.
Fatiah Helmy, SH in Jakarta No. 7 dated December 5,
2008, the shareholders agreed and decided on the
changes of the Company’s management consisted of the
following :
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
:
:
:
:
:
:
:
Hary Tanoesoedibjo
Dharma Putrawati
Muhamad Budi Rustanto
Gustiono Kustianto
Ending Ridwan
Juwono Kolbioen
Toto Soebandoro
:
:
:
Harmanto Tanidjaja
Lely Asyura
Nul Zulhadi
:
:
:
:
:
:
:
Directors,
and
President Commissioner
Commissioner
Independent Commissioner
President Director
Director
Director
Director
:
:
:
:
:
:
:
Chairman
Member
Member
:
:
:
The members of the Company’s Boards of
Commissioners and Directors as of December 31, 2007
are as follows:
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007 adalah
sebagai berikut:
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
and
Based on the decree of Company’s Commissioner, dated
February 12, 2008, the Commissioner agreed to replace
members of audit committee and assign new member of
audit committee as follows:
Berdasarkan Keputusan Komisaris Perusahaan tanggal
12 Pebruari 2008 Perusahaan menyetujui pergantian
Komite Audit yang lama dan mengangkat komite audit
yang baru sebagai berikut:
Ketua
Anggota
Anggota
Commissioners
Chappy Hakim
Muhamad Budi Rustanto
Anton Tjahjono
Roekman Prawirasasra
Krisman Tarigan
Juwono Kolbioen
Tony Dwi Hadi
President Commissioner
Commissioner
Independent Commissioner
President Director
Director
Director
Director
:
:
:
:
:
:
:
The Company provided salaries, allowances and
bonuses to the Company’s commissioners and directors
amounting to Rp 3,825,073 in 2008 (Rp 4,131,000 in
2007). The Company had a total number of permanent
employees of 289 in 2008 (326 in 2007) (unaudited).
Perusahaan memberikan kompensasi kepada pengurus
Perusahaan berupa gaji, tunjangan dan bonus. Jumlah
kompensasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2008 (31 Desember 2007) masing-masing
sebesar Rp 3.825.073 (Rp 4.131.000). Jumlah
karyawan Perusahaan sebanyak 289 pada 31 Desember
2008 (326 karyawan pada 31 Desember 2007) (tidak
diaudit).
.
.
8
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
1.
2.
1.
UMUM (lanjutan)
GENERAL (continued)
Penawaran Umum Saham Perusahaan
Public Offering of the Company’s Shares
Pada tanggal 31 Agustus 2006, Perusahaan
memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dengan
suratnya No. S-1759/BL/2006 untuk melakukan
Penawaran Umum kepada masyarakat sebanyak
432.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal
Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 130 per
saham.
Seluruh saham Perusahaan sebanyak 2.149.605.000
saham tahun 2007 telah dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia.
On August 31, 2006, the Company obtained the notice of
effectivity from the Chairman of Capital Market and
Financial Supervisory Agency in his Letter No. S1759/BL/2006 for the Initial Public Offering of
432,000,000 shares with par value of Rp 100 per share,
at an offering price of Rp 130 per share.
Pada tanggal 5 Desember 2008, Perusahaan
memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BapepamLK dengan suratnya No. S-8803/BL/2008 untuk
melakukan Penawaran Umum Terbatas dalam rangka
penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
sebanyak-banyaknya 1.289.763.000 saham dengan nilai
nominal Rp 100 per saham dan harga perolehan Rp 186
per saham. Saham ini dicatatkan di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 22 Desember 2008
On December 5, 2008, the Company obtained an
effective notice from the Chairman of Bapepam-LK in his
letter No. S-8803/BL/2008 for the Limited Offering of a
maximum of 1,289,763,000 shares through Rights Issue
with Preemptive Rights to the Stockholders with par
value of Rp 100 per share at an offering price of Rp 186
per share, These shares were was listed on the Indonesia
Stock Exchange on December 22, 2008.
Pada tanggal 31 Desember 2008 (2007), sejumlah
2.149.605.138 (2.149.605.000) saham Perusahaan yang
beredar telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
As of December 31, 2008 (2007), the Company’s
outstanding
shares
totaling
2,149,605,138
(2,149,605,000) have been listed on the Indonesia Stock
Exchange.
All of the Company’s shares totaling 2,149,605,000
shares in 2007 have been listed on the Indonesia Stock
Exchanges.
2.
PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN
TAHUN 2007
OF
2007
FINANCIAL
Since January 1, 2008, The Company applied PSAK No.
102, “Murabaha Accounting”. As required in PSAK,
financial statement for 2007 have been restated to show
the accounting changes in the previous period:
Mulai 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK
No. 102, “Akuntansi Murabahah”. Sebagaimana
disyaratkan dalam PSAK, laporan keuangan untuk
tahun 2007 telah disajikan kembali untuk
menunjukkan dampak perubahan akuntansi terhadap
periode sebelumnya, sebagai berikut:
Dilaporkan
Sebelumnya/
As
Previously Stated
Neraca
Jumlah Kewajiban
Jumlah Ekuitas
Laporan Laba Rugi
Beban Lain-lain
Laba Bersih
RESTATEMENT
STATEMENT
Disajikan
Kembali/
As
Restated
296.935.909
247.509.707
295.065.400
249.380.216
9.483.687
681.340
7.613.176
2.551.851
.
Balance sheet
Total Liabilities
Total Equity
Income Statement
Other expense
Net Income
.
9
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
3.
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES
Dasar Penyajian laporan keuangan
Basis of preparation of the financial statements
Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip dan
praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),
serta Peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan
Pasar Modal (Bapepam-LK) No.VIII.G.7. tentang
Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapat
dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No.
KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat
Edaran No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002
tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.
The consolidated financial statements have been
presented in accordance with generally accepted
accounting principles in Indonesia which is the
Statement of Financial Accounting Standard (PSAK),
Capital Market Supervisory Agency (Bapepam)
regulations and Guidelines in Presentation of Financial
Statements circularized by Bapepam No.VIII.G.7.
regarding Financial Statements Presentation Guidelines
included in the Appendix of the Decree of the Chairman
of the Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 dated March
13, 2000 and Circular Letter No. SE-02/PM/2002 dated
December 27, 2002 regarding Guidance of Presentation
and Disclosure of Financial Statements of Public
Company.
Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk
laporan arus kas, adalah dasar akrual dan laporan
keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis,
kecuali beberapa akun tertentu yang disusun
berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan
dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun
tersebut.
The financial statements, except for the statements of
cash flows, were prepared under the accrual basis of
accounting. While the measurement basis used is the
historical cost, except for certain accounts which are
measured on the bases described in the related
accounting policies.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode
langsung dan arus kas dikelompokkan dalam aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan.
The statement of cash flows was prepared using the
direct method with classifications of cash flows into
operating, investing and financing activities.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan
keuangan adalah Rupiah.
These financial statements are presented in Indonesian
Rupiah.
Setara kas
Cash equivalents
Deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam
waktu tiga (3) bulan atau kurang sejak tanggal
penempatannya yang tidak dibatasi penggunaannya
serta tidak dijaminkan atas hutang, diklasifikasikan
sebagai “Setara Kas”.
Time deposits with maturities of three (3) months or less
at the time of placement, which are not restricted or
pledged as collateral for loans, are classified as “Cash
Equivalents”.
Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
Transactions with related parties
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana
didefinisikan
dalam
PSAK
No. 7
tentang
“Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa”.
The Company has transactions with certain parties
which are regarded as having special relationship as
defined under PSAK No. 7 on “Related Party
Disclosures”.
Semua transaksi material dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan
atau yang tidak dilakukan berdasarkan persyaratan dan
kondisi normal, sebagaimana yang dilakukan dengan
pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan laporan
keuangan.
All material transactions with related parties, whether or
not conducted under terms and conditions similar to
those granted to third parties, are disclosed in the
related notes to the financial statements.
.
.
10
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
3.
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
Investasi Saham
Investment in Shares of stock
Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan
kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan
dimaksudkan untuk investasi jangka panjang
dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya).
Bila terjadi penurunan nilai bersifat permanen, nilai
tercatat dikurangi untuk mengakui kerugian atas
penurunan tersebut dan dibebankan pada laporan laba
rugi tahun berjalan.
Investment in shares of stock with ownership interest of
less than 20% that does not have readily determinable
fair value and is intended for long-term investment is
stated at cost. The carrying amount of the investment is
written down to recognize a permanent decline in the
value of the investment, which is charged directly to
current operations.
Piutang usaha
Trade receivable
Piutang usaha dinyatakan sebesar jumlah nominal
setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu.
Penyisihan piutang ragu-ragu diestimasi berdasarkan
penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada
akhir tahun.
Trade receivables are stated at nominal value, net of
allowance for doubtful accounts. Allowance for doubtful
accounts is estimated based on a review of the status of
the individual receivable accounts at the end of the year.
Persediaan
Inventories
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah
antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih (the
lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan
untuk suku cadang dan komponen perbaikan pesawat
udara (repairable and rotable parts and components)
yang telah dipasang (assigned) pada pesawat
ditentukan sebesar jumlah tercatat setelah dikurangi
dengan
pembebanan
persediaan.
Pembebanan
persediaan ditentukan berdasarkan jumlah jam terbang
masing-masing pesawat udara. Biaya perolehan
persediaan selain repairable spareparts dan components
hanya untuk aktiva tetap tertentu ditentukan dengan
metode “masuk pertama, keluar pertama” (FIFO).
Inventories are stated at cost or net realizable value,
whichever is lower. Repairable and rotable parts and
components of aircraft which have been assigned to the
individual aircraft types are stated at cost less inventory
charges. Inventory charge is computed based on actual
individual aircraft flying hours. Cost of inventories other
than repairable spareparts and components of aircraft is
determined using the first-in, first-out method.
Biaya dibayar di muka
Prepaid expenses
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa
manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan
metode garis lurus (straight-line method).
Prepaid expenses are amortized over their beneficial
periods using the straight-line method.
Aset tetap
Fixed asset
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan
PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang
menggantikan PSAK No. 16 (1994) “Aktiva Tetap dan
Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) “Akuntansi
Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007),
suatu entitas harus memilih antara model biaya (cost
model) atau model revaluasi (revaluation model)
sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetap. Perusahaan
telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai
kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak
yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.
Effective January 1, 2008, the Company applied PSAK
No. 16 (Revised 2007), “Fixed Assets”, which
supersedes PSAK No. 16 (1994), “Fixed Assets and
Other Assets”, and PSAK No. 17 (1994), “Accounting
for Depreciation”, Under PSAK No. 16 (Revised 2007),
an entity shall choose between the cost model and
revaluation model as the accounting policy for its
property and equipment measurement. The Company has
chose the cost model as the accounting policy for its
fixed assets. The adoption of this revised PSAK did not
have significant effect in the Company’s financial
statements.
.
.
11
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
3.
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
Fixed assets (continued)
Aset tetap (lanjutan)
perolehan
Fixed assets are stated at cost less accumulated
depreciation.
Aset tetap, disusutkan dengan menggunakan metode
garis lurus (straight-line method) dengan berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai
berikut:
Fixed assets are depreciated using the straight-line
method based on the estimated useful lives of the assets
as follows:
Aset tetap dinyatakan sebesar
dikurangi akumulasi penyusutan.
biaya
Tahun/Years
Bangunan dan prasarana
Pesawat udara – dengan nilai residu 20%
Mesin dan peralatan
Kendaraan bermotor
20
8 – 20
5
5
Buildings and improvements
Aircraft – net of residual value of 20%
Machinery and equipment
Vehicles
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode
penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh
dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku
prospektif.
The estimated useful lives, residual values and
depreciation method are reviewed at each year end, with
the effect of any changes in estimates accounted for on a
prospective basis.
Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah
yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable
amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang
dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan
sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai
pakai. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai
kerugian penurunan nilai aset dan dibebankan pada
tahun berjalan.
When the carrying amount of an asset exceeds its
estimated recoverable amount, the asset should be
reduced to its estimated recoverable amount, which is
determined as the higher of net selling price or value in
use. Such impairment is recognized as loss impairment
of fixed assets and charged to the current year.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada
laporan laba rugi pada saat terjadinya; biaya
penggantian komponen suatu aset dan biaya inspeksi
yang signifikan diakui dalam jumlah tercatat aset jika
memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari
aset. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau
yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi
penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap
yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi
dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang
bersangkutan.
The cost of maintenance and repairs is charged to
operations as incurred; significant cost of replacing part
of assets and major inspection cost are recognized in the
carrying amount of the assets if the recognition criteria
are met. When assets are retired or otherwise disposed
of, their carrying values and the related accumulated
depreciation are removed from the accounts and any
resulting gain or loss is reflected in current year
operations.
Sesuai dengan PSAK No. 47 tentang “Akuntansi
Tanah”, perolehan tanah dinyatakan sebesar biaya
perolehan dan tidak disusutkan. Biaya perpanjangan
hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi
sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis
tanah.
In accordance with PSAK No. 47 on “Accounting for
Land”, land is stated at cost and is not depreciated.
Costs relating to the renewal or extension of the term of
the landrights are deferred and amortized over the terms
of the landrights.
Sesuai dengan PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai
Aktiva”, nilai aktiva ditelaah untuk setiap penurunan
dan kemungkinan penghapusan aktiva ke nilai wajar
jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang
menunjukkan bahwa nilai tercatat tidak dapat diperoleh
kembali.
In accordance with PSAK No. 48 on “Impairment of
Asset Value”, asset values are reviewed for any
impairment and are written down to their recoverable
value whenever events or changes in circumstances
indicate that the carrying value may not be recoverable.
.
.
12
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
3.
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
Sewa pembiayaan
Leases (lesse)
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan
PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”, yang
menggantikan PSAK No. 30 (1990) “Akuntansi Sewa
Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007)
klasifikasi sewa didasarkan pada sejauh mana risiko
dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset
sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada
substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.
Effective January 1, 2008, the Company applied PSAK
No. 30 (Revised 2007), “Leases”, which superdes PSAK
No. 30 (1990), “Accounting for Leases”. Under PSAK
No. 30 (Revised 2007), the classification of leases is
based on the extend to which risks and reward incidental
to ownership of a leased asset lie with the lessor or the
lesse, and the substance of the transaction rather than
the form.
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan
jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemiikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai
sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan aset. Pada awal masa sewa, lessee
mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban
dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau
sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika
nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran
sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang
merupakan beban keuangan dan bagian yang
merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan
harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa
sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat
suku bunga periodik yang konstan atas saldo
kewajiban.
A lease is classified as a finance lease if it transfers
substantially all the risks and rewards incidental to
ownership. A lease is classified as an operating lease if it
does not transfer substantially all the risks and rewards
incidental to ownership. At the commencement of the
lease term, lessees shall recognise finance leases as
assets and liabilities in their balance sheets at amounts
equal to the fair value of the leased property or, if lower,
the present value of the minimum lease payments, each
determined at the inception of the lease. Minimum lease
payments shall be apportioned between the finance
charge and the reduction of the outstanding liability. The
finance charge shall be allocated to each period during
the lease term so as to produce a constant periodic rate
of interest on the remaining balance of the liability.
Jumlah yang dapat disusutkan dari aset sewaan
dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama
perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang
sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan
aset yang dimiliki. Jika tidak terdapat kepastian yang
memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak
kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan
disusutkan selama periode yang lebih pendek antara
masa sewa dan umur manfaat aset sewaan.
Depreciation expense for depreciable assets as well as
finance expense for each accounting period shall be
consistent with that for depreciable assets that are
owned. If there is no reasonable certainty that the lessee
will obtain ownership by the end of the lease term, the
asset shall be fully depreciated over the shorter of the
lease term and its useful life.
Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007)
secara prosfektif, perlakuan akuntansi sebelumnya
untuk transaksi dan saldo sewa telah diterapkan dengan
tepat. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan
dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan
Perusahaan.
The Company applied the revised PSAK 30
prospectively; the previous accounting treatment for
lease transactions and balances was applied properly.
The adoption of this revised PSAK did not have
significant effect in the Company’s financial statements.
.
.
13
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
3.
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
Murabahah
Murabahah
Murabahah adalah transaksi pembelian barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin)
yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah
dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa
pesanan. Hutang yang timbul dari transaksi murabahah
tangguh diakui sebagai hutang murabahah sebesar
harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib
dibayarkan). Aset yang diperoleh melalui transaksi
murabahah diakui sebesar biaya perolehan murabahah
tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan
biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah
tangguhan dan diamortisasi secara proporsional dengan
porsi hutang murabahah.
Murabahah is a purchase contract for goods in which
the purchase price and the margin have been agreed by
both the buyer and the seller and are made explicit. A
murabahah may or may not be based on an order for
goods. Payable which come from deferred murabahah
transaction is recognized as murabahah payable
equivalent to agreed margin of purchase price (the
amount must have been paid). Asset which come from
murabahah transaction is recognized equivalent to
acquisition cost of the murabahah cash. The difference
between agreed purchase price and cash acquisition cost
are recognized as deferred murabahah expense and
amortized proportionally with murabaha payable.
Ijarah
Ijarah
An ijarah is a lease contract between muajjir (the owner
of an object for lessee (ma’jur)) and musta’jir (lessee)
to earn a return on the object. An ijarah muntahiyah
bittamlik is a leasing agreement between lessor and a
lessee in order to earn a gain on the object which
includes an option to transfer the title of the object after
a specified period of time in accordance with the lease
contract.
Ijarah adalah akad sewa menyewa antara ma’jur
(lessor) dengan musta’jir (lessee) atas ma’jur (objek
sewa) untuk mendapatkan imbalan atau barang yang
disewakannya. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah
perjanjian sewa suatu barang antara lessor dengan
lessee yang diakhiri dengan perpindahan hak milik
objek sewa.
Beban Tangguhan
Deferred Charges
Biaya pendidikan pilot ditangguhkan dan diamortisasi
dengan metode garis lurus selama masa ikatan dinas
pilot berkisar antara 3 – 5 tahun.
Training costs for pilots are deferred and amortized
using the straight-line method during pilot contract
periods ranging from 3 to 5 years.
Biaya kompensasi lahan ditangguhkan dan diamortisasi
dengan metode garis lurus berdasarkan jangka waktu
perjanjian selama 30 tahun.
Costs of land compensation were deferred and are being
amortized using the straight-line method over the term
of 30 years.
Biaya provisi atas pinjaman bank jangka panjang
ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis
lurus selama jangka waktu pinjaman.
Provision cost for long-term loan was deferred and was
being amortized using the straight-line method over the
term of the loans.
Biaya Emisi Saham
Shares Issuance Cost
Biaya emisi saham dikurangkan dari tambahan modal
disetor dan tidak diamortisasi.
Shares issuance costs are deducted from additional paidin capital and are not amortized.
.
.
14
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
3.
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
Pengakuan pendapatan dan beban
Revenue and expense recognition
Pendapatan jasa penyewaan dan perbaikan pesawat
diakui pada periode penggunaan aset sejalan dengan
berlalunya waktu. Pendapatan jasa perbaikan dan
pemeliharaan pesawat diakui pada saat jasa diserahkan
atau secara signifikan diberikan dan manfaat jasa
tersebut telah dinikmati oleh pelanggan. Pendapatan
bunga diakui atas dasar waktu, pokok dan tingkat
bunga berlaku. Beban diakui pada saat terjadinya
(metode akrual).
Revenue from aircraft chartered and services is
recognized based on the terms of the use of the assets.
Revenue from aircraft repairs and maintenance services
are recognized when the services are rendered or
significantly provided and the benefits have been
received by the customers. Interest income is recognized
on a time proportion basis that takes into account the
effective yield on the asset.
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Foreign currency transactions and balances
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam rupiah
berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi
dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban
moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk
mencerminkan kurs yang berlaku terakhir dari Bank
Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs
yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha
tahun berjalan.
Transactions involving foreign currencies are recorded
in rupiah amounts at the rates of exchange prevailing at
the time the transactions are made. At balance sheet
date, monetary assets and liabilities denominated in
foreign currencies are adjusted to reflect the rates of
exchange last quoted by Bank Indonesia at that date. The
resulting gains or losses are credited or charged to
current year operations.
Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2008
(2007), adalah sebagai berikut:
The exchange rates used as of December 31, 2008
(2007) were as follows:
2008
Dolar Amerika Serikat
Euro
GBP
Dolar Singapura
Dolar Australia
2007
10.950
15.432
15.802
7.607
7.555
United States dollar
Euro
GBP
Singapore dollar
Australian dollar
9.419
13.760
18.804
6.502
8.229
Kurs tersebut dihitung berdasarkan rata-rata kurs beli
dan kurs jual uang kertas asing dan/atau kurs transaksi
terakhir dari Bank Indonesia untuk tahun berjalan.
The above exchange rates were computed by taking the
average of the buying and selling rates of bank notes
and/or transactions exchange rate last quoted by Bank
Indonesia at the end of the year.
Manfaat (Beban) pajak penghasilan
Income tax
Beban pajak kini disajikan berdasarkan taksiran
penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan
kewajiban pajak tangguhan diakui berdasarkan
perbedaan temporer antara dasar pelaporan komersial
dan dasar pajak atas aktiva dan kewajiban pada masingmasing tanggal pelaporan. Manfaat pajak masa yang
akan datang, seperti akumulasi rugi fiskal yang belum
digunakan diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan
atas realisasi dari manfaat pajak tersebut.
Current tax expense is provided based on the estimated
taxable income for the year. Deferred tax assets and
liabilities are recognized for temporary differences
between the financial and the tax bases of assets and
liabilities at each reporting date. Future tax benefits,
such as the carry-forward of unused tax losses, are also
recognized to the extent that realization of such benefits
is probable.
.
.
15
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
3.
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
Manfaat (Beban) pajak penghasilan (lanjutan)
Income tax (continued)
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif
pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku
pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aktiva dan
kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh
perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan,
kecuali untuk transakasi-transaksi yang sebelumnya
telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Deffered tax is calculated at the tax rates that have been
enacted or substantively enacted sheet date. Changes in
the carrying amount of deferred tax assets and liabilities
due to a change in tax rates is charged to current year
operations, except to the extent that it relates to items
previously charged or credited to equity
Perubahan atas kewajiban pajak dicatat ketika hasil
pemeriksaan diterima atau hasil dari keberatan
ditetapkan dalam hal pengajuan keberatan oleh
Perusahaan.
Amendment to tax obligation is recorded when an
assessment is received or, if appealed against by the
Company, when the result of the appeal is determined.
Imbalan kerja
Employee benefit
Perusahaan mencatat imbalan kerja berdasarkan
Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret
2003 (“ UU No. 13”) dan PSAK 24 (Revisi 2004).
The Company recognized an unfunded employee benefit
liability in accordance with Labor Law No. 13/2003
dated March 25, 2003 (“the Law”) and PSAK No.24
(Revised 2004).
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya
imbalan kerja dihitung berdasarkan UU No. 13 dengan
menggunakan metode perhitungan aktuarial, projected
unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui
sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi
keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum
diakui untuk masing-masing program pada akhir tahun
pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari
kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut.
Keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama
rata-rata sisa masa kerja karyawan dengan
menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang
timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau
perubahan kewajiban imbalan kerja dari program
sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja
tersebut telah menjadi hak karyawan.
Under PSAK No. 24 (Revised 2004), the cost of
providing employee benefits under the Law is determined
using the projected unit credit actuarial valuation
method. Actuarial gains or losses are recognized as
income or expense when the net cumulative unrecognized
actuarial gains or losses for each individual plan at the
end of the previous reporting year exceed 10% of the
defined benefit obligation. These gains or losses are
amortized on a straight-line basis over the expected
average remaining working lives of the employees.
Further, past-service costs arising from the introduction
of a defined benefit plan or changes in the benefit
payable of an existing plan are required to be amortized
over the period until the benefits concerned become
vested.
Program opsi karyawan
Employee Stock Option Plan
Program opsi saham karyawan diberikan untuk direksi
dan komisaris serta karyawan tetap yang mempunyai
masa kerja minimal 5 tahun. Nilai wajar opsi
ditentukan dengan menggunakan model the blackscholes option pricing. Beban kompensasi ditentukan
berdasarkan jumlah opsi diberikan dan dibebankan
dalam laporan laba rugi selama periode vesting.
Employee stock option plan is granted to the Company’s
directors and commissioners and employees which have
working tenure of a minimum of 5 years. The fair value
of the stock option plan granted had been determined
based on the market price at the grant date using an
option pricing model. Compensation cost was measured
based on the number of options granted and charged to
operations during the vesting period.
.
.
16
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
3.
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
Laba Per Saham
Earning Per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba
bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang
saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic earnings (loss) per share is computed by dividing
the net income (loss) by the weighted average number of
shares outstanding during the year.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba
bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang
saham setelah disesuaikan dengan dampak dari semua
efek berpotensi saham bersifat dilutif.
Diluted earnings (loss) per share is computed by
dividing the net income (loss) by the weighted average
number of shares outstanding as adjusted for the effects
of all dilutive potential ordinary shares.
Informasi Segmen
Segment Information
Informasi segmen disusun dengan kebijakan akuntansi
yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah
segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah
segmen geografis.
Segment information is prepared using the accounting
policies adopted for preparing and presenting the
financial statements. The primary format in reporting
segment information is based on business segments,
while secondary segment information is based on
geographical segments.
A business segment is a distinguishable component of an
enterprise that is engaged in providing an individual
product or service or a group of related products or
services and that is subject to risks and returns that are
different from those of other business segments.
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang
dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa
(baik produk atau jasa individual maupun kelompok
produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki
risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan
imbalan segmen lain.
Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang
dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa
pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan
komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang
berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen
yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi
lain.
A geographical segment is a distinguishable component
of an enterprise that is engaged in providing products or
services within a particular economic environment and
that is subject to risks and returns that are different from
those of components operating in other economic
environments
Penggunaan Estimasi
Use of Estimates
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum mengharuskan
manajemen membuat estimasi dan asumsi yang
mempengaruhi nilai yang dilaporkan. Sehubungan
dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam
pembuatan estimasi, maka realisasi yang akan terjadi
dapat berbeda dengan estimasi yang telah dilaporkan
sebelumnya.
The preparation of financial statements in conformity
with generally accepted accounting principles in
Indonesia requires management to make estimates and
assumptions that affect amounts reported therein. Due
to inherent uncertainty in making estimates, actual
results reported in future periods might be based on
amounts which differ from those estimates.
.
.
17
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
4.
4.
KAS DAN BANK
2008
Kas
2007
246.461
Cash on hand
208.484
358.275
25.417
24.330
15.826
11.677
11.394
-
582.193
722.309
13.067
85.105
6.914
4.653
5.184
-
5.558
Cash in banks - Rupiah
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
PT Bank DKI unit syariah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Syariah Mandiri
Standard Chartered Bank
PT Bank CIMB Niaga Tbk
(Previously PT Bank Niaga Tbk)
Maybank Indocorp
446.919
1.424.983
Total Cash in banks - Rupiah
6.106.596
1.881.023
68.613
52.291
33.909
3.958
58.045
350.061
8.984
2.033.362
11.022
-
2.478
74.062
-
66.055
Cash in banks – US Dollar
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank DKI unit syariah
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
RBS
(Previously ABN Amro Bank)
Standard Chartered Bank
PT Bank CIMB Niaga Tbk
(Previously PT Bank Niaga Tbk)
Maybank Indocorp
Jumlah Bank – US Dollar
8.146.390
2.604.069
Total Cash in banks – US Dollar
Jumlah Bank
8.593.309
4.029.052
Total Cash in banks
Jumlah Kas dan Bank
8.839.770
4.237.536
Total Cash and Cash in Bank
Bank – Rupiah
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
PT Bank DKI unit Syariah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Syariah Mandiri
Standard Chartered Bank
PT Bank CIMB Niaga Tbk
(Dahulu PT Bank Niaga Tbk)
Maybank Indocorp
Jumlah Bank - Rupiah
Bank – US Dollar
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank DKI unit Syariah
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
RBS
(Dahulu ABN Amro Bank)
Standard Chartered Bank
PT Bank CIMB Niaga Tbk
(Dahulu PT Bank Niaga Tbk)
Maybank Indocorp
5.
CASH AND CASH IN BANK
5.
PIUTANG USAHA
TRADE RECEIVABLES
The details of trade receivables from third parties are as
follows:
Rincian piutang usaha kepada pihak ketiga adalah
sebagai berikut:
2008
2007
PT Indonesia Nickel Tbk
PT Star Energy
Conoco Philips Indonesia Inc. Ltd
PT Total E&P Indonesia (Catatan 16)
Premier Oil Natuna Sea, BV
Batavia Air
Eni Bukat Limited
Chevron
Lainnya (masing-masing kurang dari 5%
dari jumlah piutang usaha)
10.728.987
7.601.365
7.511.463
6.982.226
4.883.193
2.721.255
1.824.224
-
6.799.749
12.208.697
4.406.785
3.922.587
585.317
4.318.562
5.123.022
Jumlah
46.571.275
33.046.157
.
PT Indonesia Nickel Tbk
PT Star Energy
Conoco Philips Indonesia Inc. Ltd
PT Total E&P Indonesia (Note 16)
Premier Oil Natuna Sea, BV
Batavia Air
Eni Bukat Limited
Chevron
Others (each below 5% of total
trade accounts receivable)
Total
.
18
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
5.
5.
PIUTANG USAHA (lanjutan)
The aging analysis of trade receivables is as follows:
Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
2008
2007
Sampai dengan satu bulan
1 sampai 2 bulan
2 sampai 3 bulan
Lebih dari 3 bulan
34.413.997
5.250.184
5.385.205
1.521.889
25.535.247
5.307.777
1.661.230
541.903
Jumlah
46.571.275
33.046.157
Until 1 month
>1 month – 2 month
>2 month – 3 month
> 3 month
Total
Trade receivable based on currency:
Piutang usaha berdasarkan mata uang:
2008
2007
Dolar Amerika Serikat
Rupiah
44.923.030
1.648.245
29.705.971
3.340.186
Jumlah
46.571.275
33.046.157
United States Dollar
Rupiah
Total
All trade accounts receivable represent receivables from
third parties. The management believes that all trade
accounts receivable are collectible; thus, no allowance
for doubtful accounts was provided. The trade accounts
receivable are used as collateral for bank loan (Note 12)
and long-term loans (Note 16).
Seluruh piutang usaha merupakan tagihan kepada pihak
ketiga. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang
usaha tersebut dapat ditagih sehingga tidak membuat
penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang usaha digunakan
sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 12) dan
pinjaman jangka panjang (Catatan 16).
6.
TRADE RECEIVABLES (continued)
6.
PIUTANG LAIN-LAIN
2008
OTHER RECEIVABLES
2007
PT Global Maintenance Facility
PT Cheysia Aurelia
Lainnya
1.604.985
1.351.672
863.819
12.929.828
973.923
Jumlah
3.820.476
13.903.751
PT Global Maintenance Facility
PT Cheysia Aurelia
Other
Total
Account receivable from PT Cahaya Utama Delapan
Belas represent receivable of insurance of 2 aircraft type
Bell 212. The management believes that all other
accounts receivable are collectible; thus, no allowance
for doubtful accounts was provided.
Piutang dari PT Cheysia Aurelia (dahulu PT Cahaya
Utama Delapan Belas) merupakan piutang atas asuransi
2 helikopter jenis Bell 212. Manajemen berpendapat
bahwa seluruh piutang lain-lain tersebut dapat ditagih
sehingga tidak membuat penyisihan piutang.
.
.
19
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
7.
7.
PERSEDIAAN
Inventories consist of the following:
Persediaan terdiri dari:
2008
8.
2007
Repairable and rotable parts and components
Suku cadang
Persediaan umum dan supplies
62.901.695
35.290.495
33.893
55.912.093
23.884.888
4.855.374
Repairable and rotable parts and components
Spareparts
General inventories and supplies
Jumlah
98.226.083
84.652.355
Total
Manajemen tidak membentuk penyisihan penurunan
nilai persediaan karena manajemen berpendapat
pergerakan persediaan tersebut cepat. Persediaan
digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka
panjang (Catatan 16).
The management believes that no allowance for decline
in value of inventories should be provided because of
high turnover of inventories. Inventories are used as
collateral for long-term loans (Note 16).
Berdasarkan kondisi fisik dari persediaan di akhir
tahun, manajemen berpendapat bahwa pembentukan
penyisihan atas barang usang tidak perlu dibuat.
Based on the review of the status of the inventory account
at the end of the year, the Company’s management
believes that no allowance for inventory obsolescence is
needed.
Pada tanggal 31 Desember 2008, persediaan telah
diasuransikan terhadap risiko kebakaran atau kecurian
dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan
nilai pertanggungan sejumlah US$ 17,5 juta kepada
PT Citra International Underwriter. Manajemen
Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan
tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian
dari risiko-risiko tersebut.
As of December 31, 2008, inventories were insured under
fire, theft and others for US$ 17,5 million to PT Citra
Underwriter Insurance. The management believes that
the insurance coverage is adequate to cover possible
losses on the assets insured.
8.
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA
ADVANCES AND PREPAID EXPENSES
This account consists of:
Akun ini terdiri dari :
2008
Uang Muka persediaan
Asuransi
Uang Muka dan biaya dibayar dimuka lainnya
Jumlah
9.
INVENTORIES
2007
4.492.824
8.112.123
1.958.557
6.929.558
2.457.182
Advances for purchase of inventory
Insurance
Other advances and prepaid expense
12.604.947
11.345.297
Total
9.
INVESTASI DALAM SAHAM
INVESTMENT IN SHARES OF STOCK
This account represents the Company’s ownership
interest in PT Usaha Gedung Bimantara of 1 share
which represents 0.01% ownership with acquisition cost
of Rp 1 million.
Akun ini merupakan investasi Perusahaan di PT Usaha
Gedung Bimantara (pemegang saham perusahaan)
sebanyak 1 saham, dengan persentase kepemilikan
0,01% dengan biaya perolehan Rp 1 juta.
.
.
20
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
10. FIXED ASSETS
10. ASET TETAP
Fixed assets consist of the following:
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
2008
Saldo
31 Desember 2007/
Balance as of
Decmber 31, 2007
Penambahan/
Reklasifikasi
Additions/
Reclasification
Pengurangan/
Reklasifikasi
Disposals/
Reclasification
Saldo
31 Desemb er 2008/
Balance as of
December 31, 2008
2008
Nilai Tercatat
Pemilikan Langsung
Pesawat udara
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Kendaraan bermotor
427.920.285
14.823.710
9.581.177
832.987
190.387.780
3.834.288
2.331.415
-
99.024.016
2.505.950
-
519.284.049
18.657.998
9.406.642
832.987
Carrying Value
Direct Ownership
Aircraft
Buildings and improvements
Machinery and equipment
Vehicles
Sub Jumlah
453.158.159
196.553.483
101.529.966
548.181.676
Sub Total
4.049.902
-
4.049.902
-
Construction in progress
Buildings and improvements
457.208.061
196.553.483
105.579.868
548.181.676
Total direct ownership
Aset dalam penyelesaian
Bangunan dan prasarana
Jumlah Kepemilikan langsung
Sewa Pembiayaan
Kendaraan
Jumlah
2.155.000
668.000
500.000
2.323.000
Assets under Capital Lease
Vehicles
459.363.061
197.221.483
106.079.868
550.504.676
Total
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Pesawat udara
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Kendaraan bermotor
124.513.468
4.789.759
8.733.863
824.728
30.297.280
879.064
576.428
4.087
3.254.335
2.460.145
-
151.556.413
5.668.823
6.850.146
828.815
Accumulated Depreciation
Direct Ownership
Aircraft
Buildings and improvements
Machinery and equipment
Vehicles
Jumlah Kepemilikan langsung
138.861.818
31.756.859
5.714.480
164.904.197
Total direct ownership
541.917
367.783
208.333
701.367
Assets under Capital Lease
Vehicles
Jumlah
139.403.735
32.124.642
5.922.813
165.605.564
Total
Nilai Buku
319.959.326
384.899.112
Net Book Value
Sewa Pembiayaan
Kendaraan
2007
Saldo
31 Desember 2006/
Balance as of
December 31, 2006
Penambahan/
Additions
Saldo
31 Desember 2007/
Balance as of
December 31, 2007
Pengurangan/
Disposals
2007
Nilai Tercatat
Pemilikan Langsung
Pesawat udara
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Kendaraan bermotor
336.424.893
14.823.710
9.309.658
832.987
99.119.201
271.519
-
7.623.809
-
427.920.285
14.823.710
9.581.177
832.987
Carrying Value
Direct Ownership
Aircraft
Buildings and improvements
Machinery and equipment
Vehicles
Sub Jumlah
361.391.248
99.390.720
7.623.809
453.158.159
Sub Total
-
4.049.902
-
4.049.902
Construction in progress
Buildings and improvements
361.391.248
103.440.622
7.623.809
457.208.061
Total direct ownership
1.640.000
515.000
-
2.155.000
Assets under Capital Lease
Vehicles
363.031.248
103.955.622
7.623.809
459.363.061
Total
Aset dalam penyelesaian
Bangunan dan prasarana
Jumlah Kepemilikan langsung
Sewa Pembiayaan
Kendaraan
Jumlah
.
.
21
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
10. FIXED ASSET (continued)
10. ASET TETAP (lanjutan)
2007
Saldo
31 Desember 2006/
Balance as of
December 31, 2006
Penambahan/
Additions
Saldo
31 Desember 2007/
Balance as of
December 31, 2007
Pengurangan/
Disposals
2007
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Pesawat udara
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan
Kendaraan bermotor
108.322.377
4.047.545
8.347.505
821.642
17.897.372
742.214
386.358
3.086
1.706.281
-
124.513.468
4.789.759
8.733.863
824.728
Accumulated Depreciation
Direct Ownership
Aircraft
Buildings and improvements
Machinery and equipment
Vehicles
Sub Jumlah
121.539.069
19.029.030
1.706.281
138.861.818
Sub Total
136.667
405.250
-
541.917
Assets under Capital Lease
Vehicles
Jumlah
121.675.736
19.434.280
1.706.281
139.403.735
Total
Nilai Buku
241.355.512
319.959.326
Net Book Value
Sewa Pembiayaan
Kendaraan
Depreciation charged to operations is as follows:
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
2008
2007
Biaya pabrikasi (Catatan 24)
Beban usaha (Catatan 25)
30.297.280
1.827.362
17.903.359
1.530.921
Jumlah
32.124.642
19.434.280
Manufacturing expenses (Note 24)
Operating expenses (Note 25)
Total
Deductions in fixed assets represent the disposal of
directly acquired fixed assets, with details as follows:
Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset tetap
pemilikan langsung dengan rincian sebagai berikut:
2008
2007
Acquisition cost
Accumulated depreciation
Biaya perolehan
Akumulasi penyusutan
12.549.465
(4.804.307)
7.623.809
(1.706.281)
Jumlah tercatat
Rotable parts
Harga jual
7.745.158
2.752.588
14.515.700
5.917.528
358.914
13.126.400
Net book value
Rotable parts
Selling price
4.017.954
6.849.958
Gain on sale of
fixed asset
Keuntungan penjualan
aset tetap
.
.
22
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
10. FIXED ASSET (continued)
10. ASET TETAP (lanjutan)
Pada tanggal 19 Nopember 2008, Perusahaan telah
membatalkan perjanjian sewa beli satu pesawat jenis
ATR 42-500 dengan PT Energy Spectrum untuk masa
lima tahun sampai dengan Oktober 2012 (Catatan 32).
On November 19, 2008, the Company has canceled
leasing agreement aircraft type ATR 42-500 with
PT Energy Spectrum with a term five years until October
2012 (Note 32).
Pada bulan April 2008, Perusahaan menjual 1 pesawat
jenis Bell 212 ke PT Cheysia Aurelia (dahulu PT
Cahaya Utama Delapan Belas) dengan harga
Rp 13.825.500 dan telah dibayar sepenuhnya.
In April 2008, the Company sold 1 (one) aircraft type
Bell 212 to PT Cheysia Aurelia (formerly PT Cahaya
Utama Delapan Belas) for Rp 13,825,500 and had been
fully paid.
Pada bulan Desember 2007, Perusahaan menjual 1
pesawat jenis Bell 212 ke PT Cahaya Utama Delapan
Belas dengan harga Rp 13.126.400. Perusahaan telah
menerima pembayaran sebesar Rp 1.500.000 sehingga
piutang atas penjualan pesawat tersebut tanggal
31 Desember 2007 sebesar Rp 12.929.828 termasuk
Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 1.303.428
(Catatan 6).
In December 2007, the Company sold 1 (one) aircraft
type Bell 212 to PT Cahaya Utama Delapan Belas for Rp
13,126,400. The Company received payment amounting
to Rp 1,500,000, hence, there is an outstanding
receivable as of December 31, 2007 amounting to
Rp 12,929,828 including value added tax amounting to
Rp 1,303,428 (Note 6)
Pada tahun 2008, Perusahan menurunkan nilai aset
tetap pesawat udara masing-masing PK-TRD, PK-TSI
dan PK-TSH, seluruhnya sebesar Rp 8.858.706 untuk
mencerminkan jumlah terpulihkan pesawat udara
tersebut. Penurunan nilai aset tetap tersebut dicatat
sebagai penambahan akumulasi penyusutan dan
dibebankan pada periode berjalan sebagai kerugian atas
penurunan nilai aset tetap
In 2008, the Company impaired some of its fixed assetsaircraft, with serial number PK-TRD, PK-TSI and PKTSH, for the total amount of Rp 8,858,706. The
impairment of fixed asset was recorded as additional
accumulated depreciation and charged to current
operation as loss on impairment of fixed asset.
Aset tetap dengan jumlah tercatat sebesar
Rp 367.727.636 (Rp 319.959.326) masing-masing pada
tanggal 31 Desember 2008 (31 Desember 2007)
digunakan sebagai jaminan atas hutang bank dan
pinjaman jangka panjang (Catatan 12 dan 16).
Fixed assets with the total amount of Rp 367,727,636
and (Rp 319,959,326), as of December 31, 2008 (2007)
respectively are used as collateral for bank loan (Note
12) and long term loan (Note 16).
Pada tanggal 31 Desember 2008 (2007), aset tetap dan
pesawat sewaan diasuransikan dalam industrial special
risks risiko termasuk kebakaran, pencurian dan risiko
lainnya sebesar US$ 198,65 juta dan Rp 5.706 juta
(US$ 48,1 juta dan Rp 2.868 juta) kepada PT Citra
Underwriter Insurance. Manajemen berpendapat bahwa
jumlah pertanggungan tersebut memadai untuk
menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang
dipertanggungkan.
As of December 31, 2008 (2007), fixed assets and
charter aircraft were insured under industrial specific
risks, including fire, theft and others for US$ 198,65
million and Rp 5.706 million (US$ 48,1 million and Rp
2,868 million) to PT Citra Underwriter Insurance. The
management believes that the insurance coverage is
adequate to cover possible losses on the assets insured.
.
.
23
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
11. OTHER ASSET
11. AKTIVA LAIN-LAIN
2008
2007
3.404.470
9.936.552
4.468.537
2.362.525
5.763.581
1.506.016
Deffered charges - net
land compensation (Note 32)
Pilot training costs
Loan administration fee
Sub jumlah
Uang muka pembelian pesawat
Performance bond
Jaminan sewa pesawat
Jaminan lainnya
17.809.559
11.732.925
602.250
19.795
9.632.122
57.502.995
2.078.020
2.354.750
19.795
Sub Total
Advances for purchase of aircraft
Performance bond
Deposit for aircraft rental
Other deposits
Jumlah
30.164.529
71.587.682
Total
Beban tangguhan - bersih
Sewa lahan (Catatan 32)
Pendidikan pilot
Biaya administrasi bank
Biaya pendidikan pilot ditangguhkan dan diamortisasi
selama masa ikatan dinas dan wajib diganti oleh pilot
apabila mengundurkan diri sebelum masa ikatan dinas
berakhir.
Costs related to pilots’ training are deferred and are
being amortized over the pilot contracts and may be
refunded if the pilots resign before the end of the contract.
Beban amortisasi kompensasi lahan, pendidikan pilot
dan provisi bank adalah sebesar Rp 7.322.048 tahun
2008 (Rp 3.114.088 tahun 2007)
Amortization of pilots’ training, land compensation and
bank provision charged to operations amounted to Rp
7,322,048 in 2008 ( Rp 3,114,088 in 2007)
Uang muka pembelian pesawat tahun 2008 merupakan
uang muka pembelian 3 unit helikopter dari Eurocopter
South East Asia Pte. Ltd sebesar US$ 1.071.500 untuk
proyek PT Total Indonesia dan Uang muka pembelian
pesawat tahun 2007 merupakan uang muka pembelian 4
unit helikopter dari Eurocopter South East Asia Pte. Ltd
sebesar US$ 6.105.000.
Advance for purchase of aircraft in 2008 represent an
advance for purchasing 3 (three) units of helicopter from
Eurocopter South East Asia Pte. Ltd amounting to
US$ 1,071,500 for PT Total Indonesia. Advance for
purchase of aircraft in 2007 represents an advance for
purchasing 4 (four) units of helicopter from Eurocopter
South East Asia Pte. Ltd amounting to US$ 6,105,000.
Pada tahun 2007 pesawat type ATR42-300 telah
diterima dari NAC. Jaminan sewa pesawat merupakan
uang jaminan sehubungan dengan penyewaan 1 unit
pesawat ATR42-500 dari PT Energy Spectrum.
In 2007, the aircraft type ATR42-300 was received and
operated by the Company. Deposits for aircraft rental
represent deposits in relation to rental of 1 unit aircraft
ATR42-500 from PT Energy Spectrum.
.
.
24
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
12. BANK LOAN
12. HUTANG BANK
Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan modal
kerja dari Bank Syariah Mandiri maksimum sebesar
US$ 3.000.000, jangka waktu 12 bulan jatuh tempo
31 Oktober 2008 dengan tingkat nisbah bagi hasil setara
dengan 9,5% per tahun. Pinjaman ini diperpanjang
sampai dengan April 2009. Pinjaman ini dijamin dengan,
piutang usaha, 2 unit pesawat Beechcraft 1900D (PK
TRX dan PK–TRW), 1 unit pesawat BAC 1-11 (PK
TRU), 1 unit helikopter Dauphin tipe 365N2 (PK-TSW),
dan 1 unit helicopter Dauphin tipe SA-365C2 (PKTRE).(Catatan 5 dan 10)
Based on Musyrakah agreement, the Company obtained
working capital credit facility from Bank Syariah Mandiri
with a maximum amount of US$ 3,000,000, with a term of
12 months, starting from September 24 2007 and with the
interest rate of 9.5% per annum. This facility is extended
until April 2009. This facility is secured by trade
receivables, 2 unit of Beechcraft 1900D aircraft (PK–TRX
dan PK–TRW), 1 unit BAC 1-11 aircraft (PK-TRU),1
unit Dauphin helicopter type 365N2 (PK-TSW), dan 1
unit Dauphin helicopter type SA-365C2 (PK-TRE).(Note
5 and 10)
Pada tanggal 31 Desember 2008 (2007), saldo hutang
untuk
fasilitas
ini
sebesar
Rp 32.850.000
(Rp 28.257.000).
As of December 31, 2008 (2007), the outstanding balance
loan from this facility amounted to Rp 32,850,000
(Rp 28,257,000).
Sehubungan dengan fasilitas kredit tersebut, Perusahaan
diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang
harus mendapat persetujuan tertulis dari Bank Syariah
Mandiri, antara lain membubarkan perusahaan, merger,
mengakuisisi perusahaan lain, meminta dinyatakan
pailit; menjual atau mengalihkan sebagian atau seluruh
harta perusahaan; menjual, menjaminkan, atau
membebani dengan kewajiban seluruh atau sebagian
harta perusahaan termasuk pendapatan yang telah dan
akan diterima.
In relation to the above credit facility, the Company is
restricted by certain covenants, without written approval
from Bank Syariah Mandiri such as, to liquidate the
Company, to enter into merger, to acquire other
company, to ask other party to file a bankcruptcy to the
Company; to sell or transfer part or all of the Company
assets; to sell assets, used as collateral or charge againts
liability all or part of the Company assets including
revenue which has been received or to be received.
Pada tanggal 31 Desember 2008, Manajemen
berpendapat bahwa Perusahaan mematuhi seluruh
perjanjian yang di buat oleh bank.
As of December 31, 2008, Management of the Company
believes that it has complied with all important covenants
required by the bank.
13. NOTES PAYABLE
13. WESEL BAYAR
Pada tanggal 30 Oktober 2007, Perusahaan menerbitkan
wesel bayar kepada Formosa Group Limited sebesar
US$ 1.605.000 dan Rp 15.000.000 masing-masing untuk
jangka waktu 6 bulan dan 3 bulan, dengan tingkat bunga
10,5% dan 16% per tahun.
On October 30, 2007, the Company issued promissory
notes to Formosa Group Ltd. With the amounts of
US$ 1,605,000 and Rp 15,000,000, with a term of 6
months and 3 months, respectively, with interest rate of
10,5% per annum.
Setelah beberapa kali diperpanjang, pada tanggal 14 Mei
2008 wesel bayar dalam mata uang Dollar AS sebesar
US$ 1.605.000 seluruhnya dilunasi dan wesel bayar
dalam mata uang rupiah dilunasi sebagian sebesar
Rp 7.000.000.
After extending for many times, on May 14, 2008 Notes
Payable in currency (USD) with the amount of
US$ 1,605,000 had been fully paid and notes payable in
currency Rupiah was half paid amounting to
Rp 7,000,000.
.
.
25
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
13. NOTES PAYABLE (continued)
13. WESEL BAYAR (lanjutan)
Pada tanggal 14 Mei 2008, Perusahaan menerbitkan
wesel bayar sebesar US$ 2.400.000 dan memperpanjang
wesel bayar Rp 8.000.000 kepada Formosa Group
Limited masing-masing jangka waktu 3 bulan dengan
tingkat bunga 9% dan 16% per tahun. Kedua wesel
bayar telah beberapa kali diperpanjang dan akan jatuh
tempo pada tanggal 30 Januari 2009 dan 14 Pebruari
2009 masing-masing untuk yang bermata uang Rupiah
dan Dollar AS.
On May 14, 2008, the Company issued promissory notes
to Formosa Group Limited amounting to US$ 2,400,000
and Rp 8,000,000, with a term of 3 months, with interest
rate of 9% and 16% per annum. Both notes payable have
been extended and had maturity dates on January 30,
2009 and February 14, 2009 each for Rupiah and US
Dollar currencies.
Pada tanggal 31 Desember 2008 (2007) total hutang
wesel bayar Perusahaan kepada Formosa Group Limited
sebesar Rp 32.080.000 (Rp 30.117.495) yang terdiri dari
wesel bayar dalam mata uang US$ sebesar
US$ 2.400.000 (US$ 1.605.000) dan Rupiah sebesar
Rp 5.800.000 (Rp. 15.000.000).
As of December 31, 2008 (2007), the Company’s note
payable to Formosa Group Limited amounted to
Rp 32,080,000 (Rp 30,117,495) consist of notes payable
in currency US$ amounting to US$ 2,400,000
(US$ 1,605,000) and Rupiah amounting to Rp 5,800,000
(Rp 15,000,000).
14. TRADE PAYABLE
14. HUTANG USAHA
This account consist of trade payable to third parties, as
follows:
Rincian akun ini adalah hutang usaha kepada pihak
ketiga, sebagai berikut:
2008
2007
Eurocopter South East Asia Pte., Ltd
TAT Industries Asia Pacific
Singapore Precision Repair
ATR Eastern Support Pte., Ltd
Fokker Services Schipol
Turbomeca
Lainnya (masing-masing kurang dari 5%
jumlah hutang usaha)
26.840.982
5.166.938
3.101.982
2.849.610
1.938.909
809.219
10.098.260
2.092.422
1.074.518
9.086.937
13.668.083
Eurocopter South East Asia Pte., Ltd
TAT Industries Asia Pacific
Singapore Precision Repair
ATR Eastern Support Pte., Ltd
Fokker Services Schipol
Turbomeca
Others (each below 5% of total
trade accounts payable)
Jumlah
49.794.577
26.933.283
Total
The aging analysis of trade payables is as follows:
Analisis umur hutang usaha adalah sebagai berikut :
2008
2007
Sampai dengan satu bulan
1 sampai 2 bulan
2 sampai 3 bulan
Lebih dari 3 bulan
4.674.803
8.947.304
5.966.486
30.205.984
2.452.722
6.132.011
4.651.511
13.697.039
Until 1 month
>1 month – 2 month
>2 month – 3 month
> 3 month
Jumlah
49.794.577
26.933.283
Total
Trade payables based on currency:
Berdasarkan mata uang:
2008
2007
Rupiah
US Dollar
Euro
Lainnya
1.443.602
35.968.496
12.132.404
250.075
1.665.507
16.514.192
8.268.282
485.302
Rupiah
US Dollar
Euro
Others
Jumlah
49.794.577
26.933.283
Total
.
.
26
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
15. ACCRUED EXPENSE
15. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
This account consists of:
Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
2008
2007
Perbaikan dan pemeliharaan
Beban pembiayaan
Lainnya
632.893
288.393
2.372.528
8.174.738
288.393
680.657
Repairs and maintenance
Interest
Others
Jumlah
3.293.814
9.143.788
Total
16. LONG – TERM LOAN
16. PINJAMAN JANGKA PANJANG
This account represents loans of the Company from third
parties, with details as follows:
Akun ini merupakan pinjaman Perusahaan kepada
pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut:
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Dolar AS
PT Bank Syariah Mandiri
Dolar AS
PT Bank DKI unit syariah
Dolar AS
Sub Total
Bagian jatuh tempo dalam satu tahun
Bagian jangka panjang
2008
2007
123.514.251
139.196.602
100.247.250
9.213.773
20.531.250
-
244.292.751
(136.824.750)
148.410.375
(38.003.031)
107.468.001
110.407.344
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
United States Dollar
PT Bank Syariah Mandiri
United States Dollar
PT Bank DKI unit syariah
United States Dollar
Sub Total
Current maturities
Long – term portion
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
Berdasarkan perjanjian pembiayaan Al Murabahah
tanggal 20 Januari 2004, Perusahaan memperoleh
fasilitas pinjaman untuk refinancing dan modal kerja
masing-masing maksimal sebesar US$ 1.193.675 dan
US$ 1.306.325. Fasilitas refinancing digunakan untuk
melunasi hutang kepada Bank Niaga sehubungan
pembelian 2 unit helikopter Dauphin N dan fasilitas
modal kerja digunakan untuk pembelian spareparts
helicopter Dauphin N. Kedua fasilitas tersebut
berjangka waktu 48 bulan sampai dengan bulan Januari
2008, dengan margin sebesar US$ 159.166 untuk
fasilitas refinancing dan US$ 174.187 untuk fasilitas
modal kerja, dibayar secara bulanan sesuai dengan
jadwal angsuran yang telah ditentukan.
Based on Al Murabahah financing agreement dated
January 20, 2004, the Company obtained credit facilities
for refinancing and for working capital requirements
amounted to US$ 1,193,675 and US$ 1,306,325,
respectively. The refinancing facility was used for
payment of loans to Bank Niaga regarding the purchase
of 2 units of Dauphin N helicopter, while the working
capital facility was used for the purchase of spare parts
of Dauphin N helicopter. The facilities have a payment
period of 48 months up to January 2008, with a margin
of US$ 159,166 for the refinancing facility and US$
174,187 for the working capital facility, and repayable
on monthly basis based on a scheduled payment scheme.
.
.
27
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
16. LONG – TERM LOAN (continued)
16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan)
Pada tanggal 29 September 2005, Perusahaan
mendapat fasilitas pembiayaan Al Murabahah untuk
pembelian spareparts sebesar US$ 400.000, jangka
waktu 36 bulan dengan marjin sebesar US$ 71.410
yang dibayar secara bulanan. Pinjaman ini jatuh tempo
pada bulan Nopember 2008. (Catatan 10).
On September 29, 2005, the Company obtained financing
facility amounting to US$ 400,000 for the purchase of
aircraft spareparts, with a term of 36 month and have a
margin amounting to US$ 71,410, repayable on a monthly
basis. This loan is due in November 2008. (Notes 10).
Pada bulan April 2004, Perusahaan memperoleh
fasilitas pembiayaan modal kerja maksimal sebesar Rp
10 miliar, jangka waktu 36 bulan, dengan marjin
sebesar Rp 2.834.982 yang dibayar secara bulanan.
Fasilitas ini digunakan untuk pembelian spareparts
helicopter Bell 212. Selanjutnya, pada bulan Pebruari
2005, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan
Al Murabahah sebesar US$ 500.000 yang digunakan
untuk pembelian spareparts. Berdasarkan surat
persetujuan Bank Muamalat Indonesia tanggal 29
September 2005, fasilitas pembiayaan sebesar Rp 10
miliar dan US$ 500.000 telah diubah menjadi fasilitas
pembiayaan Al-Musyarakah sebesar US$ 1.101.597.
Selanjutnya, pada bulan Nopember 2005, fasilitas ini
diubah menjadi sebesar US$ 955.317 dengan marjin
sebesar US$ 122.350, fasilitas pinjaman ini jatuh tempo
Nopember 2008. (Catatan 10).
In April 2004, the Company obtained working capital
facility with a maximum amount of Rp 10 billion, a term
of 36 months, and a margin amounting to Rp 2,834,982,
repayable on a monthly basis. This facility was used for
the purchase of Bell 212 helicopter spare parts. In
February 2005, the Company obtained Al Murabahah
financing facility amounting to US$ 500,000 for the
purchase of aircraft spareparts. At the end of November
2005, the financing facility of US$ 500,000 and Rp 10
billion were formally changed to be Al-Musyarakah
financing facility, by converting loan from Rupiah to US
Dollar amounting to US$ 1,101,597. Then, in November
2005, the above mentioned facility was restructured to
US$ 955,317, with a margin amounting to US$ 122,350.
This facility was due in November 2008. (Note 10).
Pada bulan Pebruari 2007, Perusahaan memperoleh
fasilitas pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 5.200.000,
jangka waktu 78 bulan, dengan marjin sebesar
US$ 1.736.200 yang dibayar secara bulanan. Untuk
menambah dana dari fasilitas pembiayaan Waad,
Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman
melalui fasilitas pembiayaan Al Murabahah pada bulan
Mei 2007 sebesar US$ 580.000, jangka waktu 78
bulan, dengan marjin sebesar US$ 193.300 yang
dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk
pembelian 1 unit pesawat tipe ATR 42–300 dan 1 unit
pesawat tipe Fokker 50.
In February 2007, the Company obtained Wa’ad working
capital facility amounting to US$ 5,200,000, with a term
of 78 months, and a margin amounting to US$ 1,736,200,
repayable on a monthly basis. In addition to the Wa’ad
loan, the Company obtained an additional working
capital facility in May 2007, amounting to US$ 580,000,
with a term of 78 months, and a margin amounting to US$
193,300 repayable on a monthly basis. This facility was
used for the purchase 1 (one) unit of aircraft type ATR
42-300 and 1 (one) unit of aircraft type Fokker 50.
Pada bulan Mei 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas
pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 1.120.000,
jangka waktu 60 bulan, dengan marjin sebesar
US$ 275.000 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini
digunakan untuk pembelian spareparts dan bahan
bakar. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan April 2012.
In May 2007, the Company obtained an Al Murabahah
working capital facility amounting to US$ 1,120,000, with
a term of 60 months, and a margin amounting to US$
275,000, repayable on a monthly basis. This facility was
used for the purchase of spare parts and fuel. The loan
maturity date is in April 2012.
.
.
28
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
16. LONG – TERM LOAN (continued)
16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan)
Pada bulan Juni 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas
pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 3.335.000,
jangka waktu 60 bulan, dengan marjin sebesar
US$ 818.776 yang dibayar secara bulanan, mulai bulan
Juni 2007. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian
spareparts dan bahan bakar. Pada bulan Juni 2007,
Perusahaan juga memperoleh fasilitas pembiayaan
Al Murabahah sebesar US$ 1.545.000, jangka waktu
60 bulan, dengan marjin US$ 379.210 yang digunakan
untuk uang muka pembelian 2 unit pesawat Fokker 50.
In June 2007, the Company obtained an Al Murabahah
working capital facility amounting to US$ 3,335,000, with
a term of 60 months, and a margin amounting to
US$ 818,776, repayable on a monthly basis starting from
June 2007. This facility was used for the purchase of
spare parts and fuel. In June 2007, the Company also
obtained an Al Murabahah financing facility amounting
to US$ 1,545,000, with a term of 60 months and a margin
amounting to US$ 379,210 to be used as an advance
payment for the purchase of 2 unit of Fokker 50 aircraft.
Pada bulan Juni 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas
pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 3.150.000, jangka
waktu 72 bulan, dengan marjin sebesar US$ 1.051.590
yang dibayar secara bulanan, mulai bulan Juni 2007.
Fasilitas ini digunakan untuk pembelian 1 unit pesawat
tipe ATR 42–300. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan
Juni 2013.
In June 2007, the Company obtained a Wa’ad working
capital facility amounting to US$ 3,150,000, with a term
of 72 months, and a margin amounting to US$ 1,051,590,
repayable on a monthly basis starting from June 2007.
This facility was used for the purchase of 1 (one) unit of
aircraft type ATR 42-300. The loan maturity date is in
June 2013.
Pada bulan Juli 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas
pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 1.000.000, jangka
waktu 72 bulan, dengan marjin sebesar US$ 144.448
yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan
untuk pembelian mesin dan spareparts. Pinjaman ini
jatuh tempo pada bulan Agustus 2010.
In July 2007, the Company obtained Wa’ad working
capital facility amounting to US$ 1,000,000, with a term
of 72 months, and a margin amounting to US$ 144,448,
repayable on monthly basis. This facility was used for the
purchase of engine and spare parts. The loan maturity
date is in August 2010.
Seluruh pinjaman ini dijamin dengan 2 (dua) unit
pesawat tipe ATR 42–300 tahun 1987 (PK–TSY dan
PK-TSZ), 3 (tiga) unit pesawat tipe Fokker 50 (PK–
TWJ, PK–TSO, dan PK–TSN), 1 (satu) unit pesawat
Falcon 20F (PK–TRI), 2 (dua) unit Helicopter tipe
Dauphin N (PK–TSH dan PK–TSI), persediaan
spareparts untuk Helicopter Dauphin N, dan fidusia
tagihan kepada Total E&P Indonesia. (Catatan 7 dan
10). Sehubungan dengan fasilitas tersebut, Perusahaan
diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang
harus mendapat persetujuan tertulis dari Bank
Muamalat, antara lain membubarkan Perusahaan;
meminta dinyatakan pailit, mengubah pengurus dan
pemegang saham.
All the above facilities have been secured by 2 (two) unit
of aircraft type ATR 42-300 year 1987 (PK-TSY and PKTSZ), 3 (three) units of aircraft type Fokker 50 (PK-TWJ,
PK-TSO, and PK-TSN), 1 (one) unit of aircraft Falcon
20F (PK-TRI), 2 (two) units of helicopter type Dauphin N
(PK-TSH and PK-TSI), Dauphin N helicopter spare parts,
and trade accounts receivable from Total E&P Indonesie.
(Note 7 and 10). In relation to above credit facility, the
Company is restricted by certain covenant among others,
without written approval from Bank Muamalat, to
liquidate the Company, and to change the Company’s
management and stockholders.
.
.
29
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
16. LONG – TERM LOAN (continued)
16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan)
PT Bank DKI unit Syariah
PT Bank DKI unit Syariah
Pada bulan Januari 2008, Perusahaan memperoleh
fasilitas al musyarakah dan wakalah bil ujrah sebesar
US$ 3.500.000, jangka waktu 48 bulan, yang kemudian
dilakukan addendum pada tanggal 31 Desember 2008
menjadi US$ 2.000.000, dengan bagi hasil setara
dengan 8% yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini
digunakan untuk modal kerja proyek Fixed Wing
Charter.
In January 2008, the Company obtained Al Musyarakah
and Wakalah Bil Ujrah facility amounting to
US$ 3,500,000, with a term of 48 months, then afterwards
did addendum on December 31, 2008 to US$ 2,000,000,
with sharing profit at 8% of payment every month. This
Facility was used as project working capital for Fixed
Wing Charter.
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank Syariah Mandiri
Berdasarkan perjanjian Al Murabahah tanggal
27 Pebruari 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas
untuk pembiayaan dua unit Dauphin SA-365 N2 (PKTSW) dan (PK-TSX) sebesar US$ 6 juta, jangka waktu
4 tahun sampai dengan Pebruari 2008, dengan marjin
sebesar 9% per tahun (6 bulan pertama setara 8% per
tahun). Hutang ini dibayar kembali secara bulanan
dengan angsuran yang telah ditentukan. Pinjaman ini
dijamin 1 unit helikopter SA-365 N2 (PK-TSW) dan
1 unit helikopter Dauphin SA-365C2 (PK-TRE).
Pinjaman ini sudah dilunasi pada bulan Oktober 2008.
(Catatan 10).
Based on the Al Murabahah financing agreement, dated
February 27, 2004, the Company obtained a financing
facility for the purchase of 2 (two) units of Dauphin SA365 N2 helicopter (PK-TSW) and (PK-TSX), amounting to
US$ 6 milion with a term of 4 years, and with a margin of
9% per annum (8% for the first 6 month). The principal
loan is repayable on a monthly basis, with amounts and
timing stated in the scheduled payment scheme. This loan
is secured by 1 unit SA-365 N2 (PK-TSW) helicopter and
1 unit of Dauphin SA-365 C2 (PK-TRE) helicopter. This
facility had been fully paid in October 2008. (Note 10).
Berdasarkan perjanjian Al Murabahah tanggal
31 Maret 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas
Al Murabahah sebesar US$ 1.648.309,02 dengan
marjin US$ 10.778,27 dan fee administrasi impor
sebesar US$ 56.478,14. Hutang ini dibayar setiap bulan
sesuai dengan jadwal angsuran, dengan jangka waktu
30 bulan sampai 30 September 2008. Pinjaman ini
dijamin dengan tagihan kepada PT Airfast dan CV
Nabila, dua unit pesawat Beechcraft 1900D (PK-TRW
dan PK-TRX) satu unit Dauphin type SA-365N2 (PKTSW), serta satu unit pesawat BAC1-11 (PK-TRU).
Pinjaman ini sudah dilunasi pada bulan Oktober 2008.
(Catatan 10).
Based on the Al Murabahah agreement, dated March 31,
2006, the Company obtained a financing facility with the
amount af US$ 1,648,309.02 and a margin of
US$ 10,778.27, and administration fee of US$ 56,478.14.
The loan is repayable monthly in accordance to the
repayment schedule, for a period of 30 months or until
September 30, 2008. The loan is secured by receivables
from PT Aircraft and CV Nabila, 2 (two) unit of aircraft,
type Beechcraft 1900D (PK-TRW and PK-TRX), and 1
(one) unit of Dauphin craft SA-365N2 (PK-TSW),
including 1 (one) unit of aircraft BAC1-11 (PK-TRU).
This facility had been fully paid in October 2008. (Note
10)
Berdasarkan perjanjian Al Murabahah tanggal 28 April
2006, Perusahaan memperoleh fasilitas Al Murabahah
sebesar US$ 247,754.11 dengan marjin US$ 1.615,82
dan fee administrasi impor sebesar US$ 7.818,54.
Hutang ini dibayar setiap bulan sesuai dengan jadwal
angsuran, dengan jangka waktu 30 bulan sampai
28 Oktober 2008. Pinjaman ini dijamin dengan
jaminan yang sama dengan fasilitas pembiayaan Al
Murabahah diatas. Pinjaman ini sudah dilunasi pada
bulan Oktober 2008. (Catatan 10).
Based on the Al Murabahah agreement, dated April 28,
2006 the Company obtained financing facility with the
amount of US$ 247,754.11 and a margin of US$ 1,615.82
and administration fee of US$ 7,818.54. The loan is
repayable monthly based on the repayment schedule, for
a period of 30 months or until October 28, 2008. The loan
has the same collateral as mentioned above. This facility
had been fully paid in October 2008. (Note 10).
.
.
30
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
16. LONG – TERM LOAN (continued)
16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan)
Berdasarkan perjanjian Al Murabahah tanggal
22 Desember 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas
Al Murabahah sebesar US$ 224.652 dengan marjin
US$ 24.089,89. Hutang ini dibayar setiap bulan sesuai
jadwal angsuran, dengan jangka waktu 22 bulan
sampai 28 Oktober 2008. Pinjaman ini dijamin dengan
jaminan yang sama dengan fasilitas pembiayaan Al
Murabahah diatas. Pinjaman ini sudah dilunasi pada
bulan Oktober 2008. (Catatan 10).
Based on the Al Murabahah agreement, dated December
22, 2006 the Company obtained financing facility with the
amount of US$ 224,652, and a margin of US$ 24,089.89.
The loan is repayable monthly based on the repayment
schedule, for a period of 22 months or until October 28,
2008. The loan has the same collateral as mentioned
above. This facility had been fully paid in October 2008.
(Note 10).
Berdasarkan perjanjian pinjaman talangan (bridging
loan) tanggal 26 September 2008 dan 6 Oktober 2008,
Perusahaan memperoleh fasilitas Al Murabahah
sebesar US$ 9.155.000. Hutang ini jatuh tempo pada
bulan Maret 2009. Pinjaman ini dijamin dengan
tagihan kepada Total E&P Indonesie dan satu unit
helikopter EC-155 B1 (PK-TPG). (Catatan 5 dan 10).
Based on the bridging loan, dated September 26, 2008
and October 6, 2008, the Company obtained financing
facility amounting to US$ 9,155,000. The loan will
mature in March 2009. The loan is secured by receivables
from total E&P Indonesie and one unit of helicopter EC155 B1 (PK-TPG). (Note 5 and 10).
Sehubungan dengan fasilitas tersebut, Perusahaan
diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang
harus mendapat persetujuan tertulis dari Bank Syariah
Mandiri, antara lain mencari tambahan pembiayaan
baru; melakukan penyertaan saham; membagi dividen;
melakukan transaksi dengan pihak lain di luar kegiatan
bisnis inti; mengeluarkan pernyataan hutang dalam
bentuk pinjaman, penyewaan atau garansi kepada
pihak lain; menjual, mentransfer dan menjaminkan
harta Perusahaan yang telah dijaminkan; mengubah
anggaran dasar Perusahaan, khususnya mengenai
modal, pengurus dan pemegang saham; membubarkan
Perusahaan;
meminta
dinyatakan
pailit
dan
mengalihkan hak atas barang jaminan kepada pihak
lain. Perusahaan telah menerima surat persetujuan
perubahan negative covenant dari Bank Syariah
Mandiri sesuai Surat No. 8/595-3/DPB1 tanggal 16
Agustus 2006 yaitu setiap perubahan pengurus,
pemegang saham dan pembagian dividen wajib
dilaporkan secara tertulis kepada bank tersebut.
In relation to these credit facilities, the Company is
restricted by certain covenants, without written approval
from Bank Syariah Mandiri such as, to obtain loan or
new credit facility; to invest in shares of stock; to
distribute dividend; to enter into transactions with other
parties other than the Company’s core business; to issue
indebtedness statement for loan, rental and guarantee to
other party; to sell, transfer and use as collateral the
Company’s assets used as collateral for these loans; to
change the Company’s Articles of Association and in
particular change the capital stock, the Company’s
management and stockholders; to liquidate the Company;
to ask other party to file a bankruptcy for the Company
and transfer the title of collateralized assets to other
party. The Company received approval on the changes of
negative covenants from Bank Sayriah Mandiri in the
Letter No. 8/595-2/DPB1, dated August 16, 2006, which
stated that changes of management, shareholders,
payment of dividend should be reported to Bank Syariah
Mandiri in writing.
.
.
31
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
17. LEASE LIABILITIES
17. SEWA PEMBIAYAAN
The account represents lease payables in relation to
financing of motor vehicle by PT Astra Sedaya Finance
– details of lease liabilities by due date are as follows:
Akun ini merupakan hutang sewa untuk pembiayaan
kendaraan bermotor dari PT Astra Sedaya Finance,
sebagai berikut:
2008
2007
Details of lease liabilities by due
date :
2008
2009
2010
2011
Pembayaran yang jatuh tempo
pada tahun :
2008
2009
2010
2011
563.393
273.897
33.241
672.432
409.824
36.804
-
Jumlah pembayaran minimum sewa
Bunga
870.531
(37.429)
1.119.060
(145.948)
Total minimum lease payments
Interest
Nilai tunai pembayaran minimum sewa
Bagian jatuh tempo dalam satu tahun
833.102
(563.393)
973.112
(555.581)
Present value of minimum lease payments
Current maturities
269.709
417.531
Bagian jangka panjang
Long-term portion
Lease term with PT Astra Sedaya Finance is 35
months, due in 2009 and 2010 with interest rate of 17%
per annum. Lease liability is repayable monthly at
fixed amounts.
Jangka waktu sewa dengan PT Astra Sedaya Finance
adalah 35 bulan, berakhir pada tahun 2009 dan 17% per
tahun. Hutang sewa dibayar setiap bulan dalam jumlah
tetap. Kendaraan bermotor tersebut sebagai jaminan atas
pembiayaan ini.
18. TAXES
18. PERPAJAKAN
a.
Pajak dibayar dimuka merupakan Pajak
Pertambahan
Nilai
tahun
2008
sebesar
Rp. 1.496.746.
a.
Prepaid tax is represent Value Added Tax for
2008 amounting to Rp. 1,496,746.
b.
Hutang pajak terdiri dari :
b.
Taxes payable consist of:
2008
2007
Pajak penghasilan
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 25
Pajak Pertambahan Nilai
5.981.866
221.776
125.836
-
Jumlah
6.329.478
.
Income taxes
Article 21
Article 23
Article 25
Value Added Taxes
3.879.243
349.055
1.729.490
284.007
Total
6.241.795
.
32
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
18. TAXES (continued)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
c.
c.
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum beban pajak
seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan
taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 (2007)
adalah sebagai berikut:
2007
Disajikan kembali/
As Restated
2008
Laba (rugi) sebelum manfaat (beban)
pajak penghasilan menurut
laporan laba rugi
Beda temporer:
Penyisihan imbalan kerja
Sewa pembiayaan
Penyusutan
Amortisasi
Beda tetap:
Tunjangan karyawan
Penghasilan bunga yang pajaknya
bersifat final
Lain-lain
Reconciliation between income and loss before
income tax as shown in the statement of income
and estimated income tax payable for the year
ended December 31, 2008 (2007) are as follows:
Income before income tax
(91.263.009)
7.468.217
809.869
(570.480)
(12.324.384)
(1.286.350)
3.733.406
(48.093)
(9.902.065)
(6.260.478)
15.787.943
10.566.990
(40.190)
3.941.522
(237.759 )
519.282
Temporary differences:
Employee benefits
Leases
Depreciation
Amortization
Permanent differences:
Employees’ allowances
Interest income already subjected
to final tax
Others
Taksiran penghasilan kena pajak
(84.945.079)
5.839.500
Estimated incomet tax
Taksiran penghasilan kena pajak
(dibulatkan)
(84.945.000)
5.839.000
Estimated income tax (rounded)
-
1.173.197
Income tax expense
Pajak penghasilan dibayar di muka :
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 25
Fiskal
19.224
4.185.673
698.256
53.000
2.054
3.293.076
3.523.579
67.000
Prepayments of income tax :
Article 22
Article 23
Article 25
Fiscal
Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka
4.956.153
6.885.709
Total prepayments of income tax
(5.712.512)
Estimated (claim)
income tax payable
Beban pajak kini
Taksiran (tagihan) hutang pajak
penghasilan
(4.956.153)
.
.
33
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
18. TAXES (continued)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
d.
d.
Rekonsiliasi antara beban (manfaat) pajak
penghasilan yang dihitung dengan menggunakan
tarif pajak yang berlaku terhadap laba (rugi)
sebelum beban (manfaat) pajak dan beban
(manfaat) pajak penghasilan menurut laporan laba
rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2008 (2007) adalah sebagai berikut:
The reconciliation between the tax expense
(benefit) calculated by applying the applicable tax
rates to the income (loss) before tax expense
(benefit), and the tax expense (benefit) as shown in
the statements of income for the years ended
December 31, 2008 (2007) are as follows:
2008
2007
Rugi Fiskal
Penyisihan imbalan kerja
Penyusutan aset tetap
Sewa pembiayaan
Beban tangguhan
Koreksi penyesuaian tarif baru
23.784.622
226.763
7.791.525
(159.734)
(360.178)
200.065
1.120.022
(2.970.620)
(14.428)
(1.878.143)
-
Jumlah (beban) manfaat pajak
penghasilan tangguhan
31.483.063
Taxable loss
Employee benefits
Depreciation
Capital lease
Amortization
Correction to new tariff
Total deferred (income)
tax expense benefit
(3.743.169)
e. The details of deferred tax assets and liabilities as
of December 2008 (2007) are as follows :
e. Rincian aktiva dan kewajiban pajak tangguhan pada
tanggal 31 Desember 2008 (2007) adalah sebagai
berikut:
2008
2007
Aktiva pajak tangguhan
Rugi Fiskal
Kewajiban imbalan kerja
Kewajiban pajak tangguhan
Penyusutan aset tetap
Sewa pembiayaan
Beban tangguhan
(12.614.187)
(187.805)
(3.249.814)
(20.405.712)
(28.071)
(2.889.636)
Deferred tax assets
Taxable loss
Employee benefits
Deferred tax liabilities
Property and equipment
Leases
Deferred charges
Aktiva (kewajiban) pajak
tangguhan
12.329.293
(19.153.770)
Deferred
tax asset (liability)
23.784.622
4.596.477
4.169.649
In September 2008, Law No. 7 year 1983 regarding
“income tax” has been revised for the fourth time with
law No.36 Year 2008. The revised Law stipulates
changes in corporate tax rate from a marginal tax rate
to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for
fiscal year 2010 onwards. The company recorded the
impact of the changes in tax rates which amounted to
Rp 200,065 as part of tax expense in the current year
operations.
Pada September 2008, Undang-undang No. 7 tahun 1983
mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat
kalinya dengan Undang-undang no. 36 Tahun 2008.
Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak
penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif
pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk
tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan
seterusnya. Perusahaan mencatat dampak perubahan tarif
pajak tersebut sebesar Rp 200.065 sebagai bagian dari
beban pajak pada tahun berjalan.
.
.
34
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
18. TAXES (continued)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
Annual Tax Assesment Letter about the income tax of
company have been delivered to the Tax Office until
fiscal year in 2007. SPT year 2008 of company will be
reported according to fiscal loss estimation which
disclosure in the financial statement. All the tax payable
and income tax payable / fiscal loss has been calculated
coorrecty and reported to the Tax Office in accordance
with financial statements of company’s audit.
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan
Perusahaan telah disampaikan kepada Kantor Pajak
sampai dengan tahun fiskal tahun 2007. SPT Tahun
2008 Perusahaan akan dilaporkan sesuai dengan taksiran
rugi fiskal yang diungkapkan dalam laporan keuangan.
Semua hutang pajak dan pendapatan kena pajak / rugi
fiskal telah dihitung dengan baik dan dilaporkan kepada
kantor pajak sesuai dengan laporan keuangan auditan
Perusahaan.
19. EMPLOYEE BENEFIT LIABILITY
19. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA
Perusahaan memberikan imbalan untuk karyawannya
yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai
dengan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret
2003. Imbalan kerja tersebut tidak didanai.
The Company provides benefits for its employees who
reach the retirement age of 55 based on the provisions of
Labor
Law
No. 13/2003
dated
March 25, 2003. The employee benefit liability is
unfunded.
Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen
atas beban imbalan kerja bersih yang diakui dalam
laporan laba rugi dan jumlah yang disajikan dalam
neraca sebagai kewajiban imbalan kerja berdasarkan
penilaian aktuaria yang dilakukan oleh aktuaris
independen
PT Eldridge
Gunaprima
Solution
berdasarkan laporannya pada tanggal 25 Maret 2009
untuk tahun 2008 (11 Januari 2008 untuk tahun 2007).
The following tables summarize the components of net
employee benefit expense recognized in the statements of
income and amount presented in the balance sheets for
the employee benefit liability as determined by an
independent actuary, PT Eldridge Gunaprima Solution,
in its report dated March 25, 2009 for 2008(January 11,
2008 for 2007) .
a.
a.
Beban imbalan kerja - bersih:
2008
Beban jasa kini
Beban bunga
Amortisasi biaya jasa lalu yang
belum diakui
Keuntungan (kerugian) amortisasi biaya
jasa kini yang belum diakui
Pengakuan biaya jasa lalu
Kelebihan pembayaran
Jumlah
b.
Net employee benefit expense:
2007
(305.950)
-
191.687
65.118
-
Current service costs
Interest cost
Amortization past service
obligation
Amortiation of unrecognized
actuarial gain or loss
Immediate Recognition of past
service cost – vested
Excess payment
6.131.189
4.538.812
Total
3.081.349
1.919.567
2.034.069
1.642.405
1.179.418
862.338
b.
Kewajiban imbalan kerja:
2008
Employee benefit liability:
2007
Nilai kini kewajiban imbalan kerja
Keuntungan (kerugian) actuarial
yang belum diakui
Biaya jasa lalu yang belum diakui
- non vested
25.095.712
16.498.957
Present value of defined benefit obligation
521.499
4.660.439
Unrecognized actuarial gain (loss)
(9.201.220)
(7.260.566)
Kewajiban bersih
16.415.991
13.898.830
.
Unrecognized past service cost
Net liability
.
35
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
19. EMPLOYEE BENEFIT LIABILITY (continued)
19. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan)
c.
c.
Mutasi kewajiban imbalan kerja karyawan adalah
sebagai berikut:
2008
Movements in the employee benefit liability are as
follows:
2007
Saldo awal tahun
Pembayaran imbalan kerja
Beban imbalan kerja tahun berjalan
13.898.830
(3.614.028)
6.131.189
10.165.424
(805.406)
4.538.812
Saldo akhir tahun
16.415.991
13.898.830
:
Tingkat kenaikan upah
:
Tingkat mortalitas
:
Usia normal pensiun
:
Balance at end of year
The principal assumptions used in determining employee
benefit liability as of December 31, 2008 (2007) are as
follows:
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam
menentukan kewajiban imbalan kerja pada tanggal
31 Desember 2008 (2007) adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto
Balance at beginning of year
Benefit payment
Net expense recognized in year
12% pada tahun 2008
(10,5% pada tahun 2007)
12% in 2008 (10,5% in 2007)
8% pada tahun 2008
(6% pada tahun 2007)
8% in 2008 (6% in 2007)
Tabel Mortalita Indonesia 2/
Mortality Indonesia Table 2
55 tahun/55 years
:
Discount rate
:
Annual salary increment rate
Mortality rate
:
Normal retirement age
20. OTHER LONG TERM LIABILITIES
20. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG LAINNYA
This account consist of :
Akun ini terdiri dari :
2008
Hutang pembelian pesawat
BAC 1-11 (PK-TRU)-Dolar AS
Lain-lain
Bagian jatuh tempo dalam satu tahun
Bagian jangka panjang
2007
11.908.125
16.511.250
10.243.163
1.692.789
(16.335.242)
(1.692.789)
12.084.133
10.243.163
Purchase of aircraft BAC 1-11 (PK-TRU) – US Dollar
Others
Current maturities
Long – term portion
A liability for the purchase of aircraft represents
obligation to a third party (PT Wono Madu), in US
Dollar in relation to the acquisition of BAC 1-11 (PKTRU) aircraft. The liabilities are non-interest bearing
and will be paid when the aircraft is sold by the
Company.
Kewajiban atas pembelian pesawat yang merupakan
kewajiban kepada pihak ketiga (PT Wono Madu)
dalam AS$ untuk memperoleh pesawat BAC 1-11 (PKTRU). Kewajiban ini tidak dikenakan bunga dan akan
dilunasi setelah pesawat tersebut dijual oleh
Perusahaan.
.
.
36
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
21. CAPITAL STOCK
21. MODAL SAHAM
The details of the share ownership as of December 31,
2008 are as follows:
Rincian pemilikan saham pada tanggal 31 Desember
2008 adalah sebagai berikut :
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Disetor penuh/
Number of
Shares Issued
and Fully Paid
Pemegang Saham/
Stockholders
Persentase
Pemilikan (%)/
Percentage of
Ownership (%)
Jumlah/
Amount
PT Global Transport Services
PT Usaha Gedung Bimantara
Masyarakat dan karyawan
1.419.240
78
730.287
66,02%
0,00%
33,98%
141.924.004
7.849
73.028.661
Jumlah / Total
2.149.605
100,00%
214.960.514
The details of the share ownership as of December 31,
2007 are as follows:
Rincian pemilikan saham pada tanggal 31 Desember
2007 adalah sebagai berikut :
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Disetor penuh/
Number of
Shares Issued
and Fully Paid
Pemegang Saham/
Stockholders
Persentase
Pemilikan (%)/
Percentage of
Ownership (%)
Jumlah/
Amount
PT Global Transport Services
PT Global Mediacom Tbk (d/h
PT Bimantara Citra Tbk
PT Usaha Gedung Bimantara
Masyarakat dan karyawan
1.048.645
48,78%
104.864.449
146
78
1.100.736
0,01%
0,00%
51,21%
14.586
7.849
110.073.616
Jumlah / Total
2.149.605
100,00%
214.960.500
Pada tahun 2007, PT Global Mediacom Tbk (d/h PT
Bimantara Citra Tbk) membagikan dividen dalam
bentuk saham Perusahaan milik PT Global Mediacom
Tbk. Selanjutnya, PT Bhakti Investama Tbk, pemegang
saham utama PT Global Mediacom Tbk mengalihkan
saham Perusahaan kepada PT Global Transport
Service.
In 2007, PT Global Mediacom Tbk (formerly PT
Bimantara Citra Tbk) has distributed dividend in the
form of the Company’s share owned by the PT Global
Mediacom Tbk. Furthermore, PT Bhakti Investama Tbk,
as a primary stockholders of PT Global Mediacom Tbk
transferred the Company’s share to PT Global Transport
Service.
Penambahan modal saham Perusahaan tahun 2007
berasal dari pelaksanaan opsi pemilikan saham oleh
karyawan.
Increase in the Company’s capital stock in 2007 was a
result of the exercise of the employee stock option.
.
.
37
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
22. ADDTIONAL PAID IN CAPITAL
22. AGIO SAHAM
2008
Penawaran umum perdana saham tahun
2006-setelah dikurangi biaya emisi
saham sebesar Rp 2.900.228
Pelaksanaan opsi saham karyawan
tahun 2007
Penawaran umum terbatas dengan
Hak memesan efek terlebih dahulu
Jumlah
2007
10.059.772
10.059.772
305.834
305.834
12
-
Public offering of shares in 2006
– less issuance cost of shares amounted
to Rp 2,900,228
Employee stock option
exercised in 2007
Limited offering through rights
issue with preemptive rights
10.365.618
10.365.606
Total
23. REVENUES
23. PENDAPATAN USAHA
2008
2007
Jasa penyewaan pesawat
Contract charter
Spot Charter
Jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat
248.803.439
39.475.018
4.630.998
150.187.147
59.996.582
6.954.141
Aircraft services
Contract charter
Spot charter
Aircraft repairs and maintenance services
Jumlah
292.909.455
217.137.870
Total
All the operating revenues were derived from
transactions with third parties. Revenues derived from
the following customers represent more than 10% of the
total operating revenues of the respective periods:
Seluruh pendapatan usaha diperoleh dari pihak ketiga.
Pendapatan usaha dari pelanggan yang melebihi 10%
dari jumlah pendapatan usaha berasal dari:
2008
Total E&P Indonesia
Conoco Phillips Indonesia Inc., Ltd
Batavia Air
Jumlah
2007
69.387.100
32.829.921
40.299.113
60.625.325
37.332.498
33.271.514
Total E&P Indonesie
Conoco Philips Indonesia Inc., Ltd
Batavia Air
142.516.134
131.229.337
Total
.
.
38
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
24. COST OF REVENUES
24. BEBAN LANGSUNG PENERBANGAN
The details of cost of revenues are as follows:
Rincian beban langsung penerbangan adalah sebagai
berikut:
2008
Mesin pesawat
Penyusutan (Catatan 10)
Asuransi
Gaji dan tunjangan
Bahan bakar
Ijarah
Suku cadang
Lampu pendaratan
Groundhandling
Makanan dan minuman penumpang
Keanggotaan Fokker
Perijinan
Sewa pesawat
Lain – lain
Beban Langsung Penerbangan
2007
77.135.542
30.297.280
29.299.869
28.801.891
17.747.535
12.416.170
5.658.346
2.136.903
1.905.262
696.284
630.848
254.908
19.116.634
25.411.958
17.903.359
11.055.031
24.650.020
13.429.397
17.559.378
2.059.659
1.254.217
2.521.766
470.793
2.882.929
6.669.953
3.866.162
Engine spares
Depreciation (Note 10)
Insurance
Salaries and allowances
Fuel
Ijarah
Spare parts
Landing light
Groundhandling
Passengers food and drinks
Fokker Membership
License
Aircraft rental
Others
226.097.472
129.734.622
Cost of Revenues
25. OPERATING EXPENSES
25. BEBAN USAHA
The details of operating expenses are as follows:
Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:
2008
2007
Gaji dan tunjangan
Perjalanan dinas
Lisensi pilot
Imbalan kerja (Catatan 19)
Sewa
Perlengkapan kantor
Asuransi
Penyusutan (Catatan 10)
Komunikasi
Perbaikan dan pemeliharaan
Pelatihan
Utilitas
Jasa Profesional
Lain-lain
37.253.761
18.034.929
8.480.688
6.131.189
5.184.079
2.760.868
2.073.093
1.827.362
1.501.633
1.371.499
1.255.216
1.244.140
1.003.854
1.084.340
29.125.893
13.296.579
2.788.046
4.538.812
6.072.998
1.316.240
2.948.073
1.530.921
1.187.040
3.455.699
651.710
1.060.630
250.650
4.098.564
Salaries and allowance
Travelling
Pilot license
Employee benefit (Note 19)
Rent
Office supplies
Insurance
Depreciation (Note 10)
Communications
Repairs and maintenance
Training
Utilities
Professional fees
Others
Jumlah Beban Usaha
89.206.651
72.321.855
Total Operating Expenses
26. INTEREST EXPENSE
26. BEBAN PEMBIAYAAN
2008
2007
Hutang bank dan pinjaman jangka panjang
Hutang sewa
31.270.324
1.562.312
11.864.598
401.965
Bank loan and loan-term loans
Lease liabilities
Jumlah
32.832.636
12.266.563
Total
.
.
39
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
27. OTHER INCOME (CHARGES)
27. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
2008
Provisi dan administrasi bank
Lain-lain
Jumlah
2007
(4.497.394)
5.694.992
(2.579.392)
4.770.572
1.197.598
2.191.180
Bank and others financing charges
Others
Total
28. EARNING PER SHARE
28. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
Perhitungan laba bersih per saham dasar didasarkan
pada data berikut :
The calculation of basic earnings per share is based on
the following data:
Laba bersih
Net Income
2008
Laba bersih periode berjalan
2007
-
Net Income for the year
2.551.851
Jumlah Saham
Number of shares
Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar (penyebut)
untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar adalah
sebagai berikut :
The weighted average number of shares outstanding
(denominator) for the computation of earnings (loss) per
share is as follows:
2008
2007
Saldo awal tahun
Penerbitan saham melalui opsi saham
karyawan (tanggal 17 Oktober 2007)
2.140.000.000
2.140.000.000
1.921.000
1.921.000
Balance at beginning of year
Share issue through the employee
stock option (on October 17, 2007)
Jumlah rata-rata tertimbang saham
2.141.921.000
2.141.921.000
Weighted average
number of shares outstanding
Perusahaan mempunyai efek berpotensi saham atas hak
opsi pemilikan saham karyawan. Selama tahun 2006,
Perusahaan belum membagikan opsi saham tersebut,
sedangkan tahun 2007, Perusahaan telah membagikan
sebanyak 10.040 opsi dan telah dieksekusi sebanyak
9.605 opsi dan sisanya sebanyak 435 kadaluarsa oleh
karenanya pengaruh dari konversi hak opsi tersebut
tidak termasuk dalam perhitungan laba per saham
dilusian
The Company has potential ordinary shares under the
employee’s stock options plan. In 2006, the Company
has not distributed the stock options, while in 2007, the
Company distributed 10,040 options and exercised 9,605
and the remaining 435 option has expired. Accordingly,
the effects of the convertion of the option rights were
excluded in diluted earning per share computation.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Perusahaan
hanya menghitung laba per saham dasar sebagai
berikut:
In the relation to the above matters, the Company’s basic
earning per share are as follows:
2008
Laba per saham – Rupiah penuh
2007
-
.
1,19
Earning per share – in full Rupiah amount
.
40
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
29 APPROPRIATING RETAINED EAR NING
29. PENGGUNAAN SALDO LABA
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang
diselenggarakan pada tanggal 19 Juni 2008, yang
dinotariskan dengan Akta Notaris No. 10 tanggal 19
Juni 2008 oleh Liliana Arif Gondoutomo, SH, para
pemegang saham memutuskan untuk mengalokasikan
bagi Cadangan umum dari Laba tahun buku 2007
sebesar Rp 2.551.851.
At the annual stockholders meeting held on June 19,
2008, and notarial deed by Liliana Arif Gondoutomo,
SH, dated June 19, 2008, No. 10 the stockholders
approved appropriate net capital in book year 2007 as
allowance of The Company.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
tanggal 23 Maret 2007, pemegang saham menyetujui
pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2006
sebesar Rp 7.159.240.
At the annual stockholders meeting held on March 23,
2007, the stockholders approved the distribution of cash
dividends for 2006 amounting to Rp 7,159,240.
30. EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN
30. PROGRAM OPSI KARYAWAN
Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa
Perusahaan sebagaimana tercantum dalam akta No. 12
tanggal 9 Juni 2006, dari Notaris Meiyane
Halimatussyadiah, SH, para
pemegang saham
menyetujui Program Pemilikan Saham Karyawan
(ESOP). ESOP akan diberikan kepada direksi dan
komisaris yang telah menjabat sejak tanggal 1 agustus
2006 serta karyawan tetap yang mempunyai masa kerja
minimal 5 tahun. Jumlah hak opsi sebanyak 90 juta
saham yang akan diberikan secara bertahap dalam
jangka waktu 5 tahun dengan ketentuan tahap pertama
sebanyak 20% dari jumlah opsi akan diberikan
bersamaan dengan penawaran umum perdana
Perusahaan dan tahap kedua sampai dengan tahap
kelima masing-masing sebanyak 20% dari jumlah opsi
akan diberikan setelah Rapat Umum Pemegang Saham
tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010. Setiap hak opsi
memberikan hak untuk membeli 1 saham baru
Perusahaan. Pada tahun 2006, Perusahaan belum
membagikan opsi saham tersebut. Sehubungan dengan
itu, tidak ada beban kompensasi program pemberian
opsi tahun 2006.
Based on the Company’s Extraordinary General Meeting
of Stockholders, as stated in Deed No. 12 dated June 9,
2006, of Notary Meiyane Halimatussyadiah, SH, the
stockholders approved the Employee Stock Option Plan
(ESOP). The ESOP will be granted to the directors and
commissioners that have been employed by the Company
since August 1, 2006 and to permanent employees that
have a minimum of 5 working years. The option rights
available to be exercised amounted to 90 million stocks
and they will be given in several phases within a
minimum period of 5 years, with the following
provisions: 20% of option will be given in the first phase
along with the Company’s Initial Public Offering. For
phase 2 through phase 5, each of a portion of 20% of
options will be given, within every year after the
Company’s General Meeting of Stockholders, which is in
the year of 2007, 2008, 2009, and 2010. Each option
rights entitles the holder to buy 1 new stock of the
Company. In 2006, Company has not distributed the
stock options. Therefore, there is no stock option the
obligations as of December 31, 2006.
Pada bulan September 2007, Perusahaan membagikan
opsi saham tahap pertama sebanyak 10.040 opsi dengan
harga pelaksanaan Rp 113 per saham. Jumlah opsi
saham yang dieksekusi sebanyak 9.605 dan sisanya
sebanyak 435 opsi kadaluarsa.
In September 2007, the Company distributed the stock
option first phase amounted to 10,040 option with
exercise price of Rp 113 per share. Amount of stock
option exercised amounted to 9,605 and the remaining
435 option has expired.
Nilai wajar opsi diestimasi pada tanggal pemberian
opsi dengan menggunakan model the Black-Scholes
Option Pricing. Asumsi utama untuk menghitung nilai
wajar opsi adalah sebagai berikut:
The fair value of the option is estimated on the grant date
using the Black-Scholes Option Pricing model. Key
assumptions used in calculating the fair value of the
options are as follows:
.
.
41
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
30. EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN (continued)
30. PROGRAM OPSI KARYAWAN (lanjutan)
Opsi gagal diperoleh
Suku bunga bebas resiko
Periode opsi
Ketidakstabilan harga saham
Dividen diharapkan
Options forfeiture
Risk-free interest rate
Option period
Expected stock price volatility
Expected dividend
0,0822%
8,25%
5 tahun/years
51,06%
2,63%
Compensation expense for options granted in 2007
amounted to Rp 180,969.
Beban kompensasi program pemberian opsi pada tahun
2007 sebesar Rp 180.969.
31. SEGMENT INFORMATION
31. INFORMASI SEGMEN
Segmen Usaha
Business segments
Untuk tujuan pelaporan, manajemen Perusahaan
menetapkan segmen usaha berdasarkan pertimbangan
risiko dan hasil terkait dengan jasa yang diberikan yaitu
jasa penyewaan pesawat serta jasa perbaikan dan
pemeliharaan pesawat.
For management reporting purposes, subject to risks and
retruns of related services, the Company’s management
presented its business segment into charter aircraft and
aircraft repairs and maintenance services.
Informasi segmen usaha Perusahaan adalah sebagai
berikut :
Segment information of the Company is as follows :
PENDAPATAN USAHA
Pendapatan dari pihak ekstern
Hasil segmen
Jasa Penyewaan
Pesawat/
Charter
Aircraft
2008
Jasa Perbaikan
dan pemeliharaan
pesawat/
Aircraft repairs
and
maintenance
288.278.457
4.630.998
292.909.455
Revenue from external services
63.981.082
2.830.901
66.811.983
Segment results
Jumlah/
Amount
OPERATING REVENUE
Beban usaha tidak dapat dialokasi
(89.206.651 )
Unallocated operating expenses
Rugi usaha
Kerugian kurs mata uang asing
Penghasilan bunga
Beban bunga
Keuntungan penjualan aset tetap
Lain-lain – bersih
(22.394.668 )
(41.291.447 )
40.190
(32.832.636 )
4.017.954
1.197.598
Loss from operations
Loss on foreign exchange
Interest income
Interest expense
Gain on disposal of fixed assets
Others – net
Rugi sebelum pajak
Beban pajak
(91.263.009 )
31.483.063
Loss before tax
Tax expenses
Rugi bersih
(59.779.946 )
Net loss
AKTIVA
Aktiva segmen
Aktiva tidak dapat dialokasi
556.200.543
47.708.841
-
556.200.543
47.708.841
ASSETS
Segment assets
Unallocated assets
Jumlah aktiva
603.909.384
-
603.909.384
Total Assets
.
.
42
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
31. SEGMENT INFORMATION (continued)
31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
Jasa Penyewaan
Pesawat/
Charter
Aircraft
2008
Jasa Perbaikan
dan pemeliharaan
pesawat/
Aircraft repairs
and
maintenance
KEWAJIBAN
Kewajiban segment
Kewajiban tidak dapat dialokasi
371.220.943
43.088.145
-
371.220.943
43.088.145
LIABILITIES
Segment liabilities
Unallocated liabilities
Jumlah kewajiban
414.309.088
-
414.309.088
Total liabilities
PENDAPATAN USAHA
Jumlah/
Amount
OPERATING REVENUE
Capital expenditure
Pengeluaran modal
Penyusutan
Penyusutan tidak dapat dialokasi
30.297.280
-
371.870
1.455.492
30.669.150
1.455.492
Depreciation
Unallocated depreciation
Jumlah
30.297.280
1.827.362
32.124.642
Total
7.322.048
Amortization
Amortisasi
Jasa Penyewaan
Pesawat/
Charter
Aircraft
2007
Jasa Perbaikan
dan pemeliharaan
pesawat/
Aircraft repairs
and
maintenance
210.183.729
6.954.141
217.137.870
Revenue from external services
80.449.107
6.954.141
87.403.248
Segment results
Beban usaha tidak dapat dialokasi
(72.321.855)
Unallocated operating expenses
Laba usaha
Kerugian kurs mata uang asing
Penghasilan bunga
Beban bunga
Keuntungan penjualan aset tetap
Lain-lain – bersih
15.081.393
(4.625.510)
237.759
(14.137.072)
6.849.958
2.191.178
Income from operations
Loss on foreign exchange
Interest income
Interest expense
Gain on disposal of fixed assets
Others – net
5.597.706
(4.916.366)
Income before tax
Tax expenses
681.340
Net income
PENDAPATAN USAHA
Pendapatan dari pihak ekstern
Hasil segmen
Laba sebelum pajak
Beban pajak
Laba bersih
Jumlah/
Amount
OPERATING REVENUE
AKTIVA
Aktiva segmen
Aktiva tidak dapat dialokasi
419.990.291
-
1.961.352
-
421.951.643
122.493.973
ASSETS
Segment assets
Unallocated assets
Jumlah aktiva
419.990.291
1.961.352
544.445.616
Total Assets
KEWAJIBAN
Kewajiban segment
Kewajiban tidak dapat dialokasi
178.537.884
-
-
178.537.884
118.398.025
LIABILITIES
Segment liabilities
Unallocated liabilities
Jumlah kewajiban
178.537.884
-
296.935.909
Total liabilities
.
.
43
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
31. SEGMENT INFORMATION (continued)
31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
Jasa Penyewaan
Pesawat/
Charter
Aircraft
2007
Jasa Perbaikan
dan pemeliharaan
pesawat/
Aircraft repairs
and
maintenance
Penyusutan
Penyusutan tidak dapat dialokasi
17.797.372
-
386.358
-
18.183.730
1.250.550
Depreciation
Unallocated depreciation
Jumlah
17.797.372
386.358
19.434.280
Total
3.114.088
Amortization
PENDAPATAN USAHA
Jumlah/
Amount
Amortisasi
OPERATING REVENUE
Segmen geografis
Geographical segments
Perusahaan berlokasi di Jakarta dan Balikpapan,
sedangkan jasa diberikan ke beberapa wilayah.
Pendapatan Perusahaan berdasarkan segmen geografis
adalah sebagai berikut :
The Company is located in Jakarta and Balikpapan,
while services are carried out in various geographical
area in Indonesia. The distribution of the Company sales
by geographical segments is as follows :
2008
2007
Balikpapan
Jakarta/Matak
Lainnya
76.975.000
81.648.309
134.286.146
72.935.229
92.417.383
51.785.258
Balikpapan
Jakarta/Matak
Others
Jumlah
292.909.455
217.137.870
Total
.
.
44
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
32. AGREEMENTS
32. PERJANJIAN PENTING
The Company entered into aircraft rental agreement with
some customers as follows :
Perusahaan melakukan perjanjian penyewaan pesawat
udara dengan beberapa pelanggan antara lain:
x
Tiga unit helikopter Dauphin N2 (PK-TSB, PK-TSC
dan PK-TSW) kepada Total E&P Indonesia untuk
jangka waktu 11 bulan mulai bulan Mei 2008
sampai dengan April 2009. Mulai bulan Desember
2008, 1 unit helikopter Dauphin N2 (PK-TSW)
digantikan dengan helicopter tipe EC 155 B1 (PKTPG).
x
Tiga unit helikopter EC 155 B1 (PK-TPD, PK-TPE
dan
PK-TPF)
kepada
West
Natuna
Consortium/WNC (terdiri atas Conoco Philips
Indonesia, Star Energy dan Premier Oil) untuk
jangka waktu 60 bulan mulai Pebruari 2008 sampai
dengan Januari 2013.
x
Satu unit ATR 42-500 (PK-TSQ) kepada PT
International Nickel Indonesia Tbk untuk jangka
waktu 12 bulan mulai bulan Juni 2008 dan berakhir
pada bulan Mei 2009, namun sejak bulan Nopember
2008 dilayani dengan Fokker 50 (PK-TSO), karena
kontrak sewa ATR 42-500 dengan PT Energy
Spectrum diterminasi sejak tanggal 19 Nopember
2008.
x
Dua unit ATR 42-300 (PK-TSY dan PK-TSZ) serta
1 unit Fokker 50 (PK-TSP) kepada PT Metro
Batavia untuk jangka waktu enam tahun berakhir
tahun 2012 dan 2013.
x
3 (three) units of Helicopter Dauphin N2 (PK-TSB,
PK-TSC and PK-TSW) with Total E&P Indonesie
with a term of 11 (eleven) month starting May 2008
until April 2009. Since December 2008, 1 unit
helicopter Dauphin N2 (PK-TSW) has been replaced
by helicopter type EC 155 B1 (PK-TPG).
x
3 (three) units of Helicopter EC 155 B1 (PK-TPD,
PK-TPE and PK-TPF) to West Natuna
Consortium/WNC (consists of: Conoco Philips
Indonesia, Star Energy and Premier Oil) with a term
of 60 (sixty) months starting February 2008 until
January 2013.
x
1 (one) unit of ATR42-500 (PK-TSQ) to PT
International Nickel Indonesia Tbk with a term of 12
(months) starting June 2008 until May 2009,
however since November, 2008 serviced by Fokker
50 (PK-TSO), because the lease contract with PT
Energy Spectrum has been terminate since
November 19, 2008.
x
2 (two) unit of ATR 42-300 (PK-TSY and PK-TSZ)
and 1 (one) unit Fokker 50 (PK-TSP) to PT Metro
Batavia with a term 6 (six) years until 2012 and
2013.
Perusahaan melakukan perjanjian sewa sindikasi
(ijarah) tiga unit helikopter EC 155 B1 dengan
beberapa lembaga keuangan sebesar US$ 31.000.000
untuk masa 63 bulan sampai dengan April 2013.
The Company has agreement ijarah lease for three units
helicopter EC 155 B1 with finance department
amounting to US$ 31.000.000 for 63 months until April
2013.
Perusahaan melakukan perjanjian sewa dua unit
helikopter Dauphin N2 dengan Eurocopter Southeast
Asia untuk masa 1 tahun sampai dengan Juli 2009.
The Company has agreement lease for two units of
helicopter Dauphin N2 with Eurocopter Southeast Asia
for 1 year until July 2009.
Berdasarkan perjanjian kerja sama tanggal 12 Oktober
2000, Perusahaan memanfaatkan (untuk keperluan
usaha) tanah seluas r 10.524 m2, apron seluas r 7.500
m2 dan gedung eks Terminal Haji seluas r 2.592 m2
seluruhnya milik Induk Koperasi TNI Angkatan Udara
(Inkopau) untuk jangka waktu 30 tahun. Sehubungan
dengan perjanjian tersebut, Inkopau membebankan
biaya pemanfaatan lahan sebesar US$ 76.830 per tahun
dan kompensasi lahan sebesar Rp 3 miliar, yang telah
dibayar pada tahun 2000 dan diamortisasi selama 30
tahun. (Catatan 11).
Based on the agreement dated October 12, 2000, the
Company used assets of the Indonesian Air Force
Cooperative (Inkopau) consisting of land of 10,524 m2,
apron of 7,500 m2 and building ex Pilgrim Terminal of
2,592 m2 for a period of 30 years. In relation to the
agreement, Inkopau charged land usage fee of US$
76,830 per year and land compensation of Rp 3 billion,
which were paid in 2000 and amortized for 30 years.
(Note 11).
.
.
45
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
32. AGREEMENTS (continued)
32. PERJANJIAN PENTING (lanjutan)
Perusahaan memperoleh fasilitas bank garansi dari JP
Morgan Chase dengan counter garantor PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk sejumlah US$ 509.468,40,
sebagai Performance Bond kepada Total Indonesia
dengan jangka waktu 11 bulan sampai dengan 1 April
2009.
The Company obtained bank guarantor facility from JP
Morgan Chase with counter guarantor PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk amounting to US$ 509,468.40,
as Performance Bond to Total Indonesia with a term of
11 (eleven) months until April 1, 2009.
Perusahaan memperoleh fasilitas Surety Bond dari
perusahaan asuransi PT Parolamas sejumlah US$
2.497.530 sebagai performance bond kepada West
Natuna Consorsium (WNC) untuk jangka waktu 63
bulan sampai dengan 30 April 2013.
The Company obtained Surety Bond Facility from PT.
Parolamas Insurance amounting to US$ 2,497,530 as
performance bond to West natuna Consorcium (WNC)
within 63 months until April 30, 2013.
Perusahaan memperoleh fasilitas performance bond
dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan counter
garansi dari Bank Muamalat Indonesia sebesar
US$ 3.476.587,08, sebagai performance bond kepada
Total E&P Indonesie untuk jangka waktu dari 15
Oktober 2008 sampai dengan 31 Maret 2014.
The Company have been performance bond from PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk with counter guarantee
from Bank Muamalat Indonesia amounting to US$
3,476,587.08, as performance bond to Total E&P
Indonesie with a term from October 15, 2008 until
March 31, 2014.
33. MONETARY ASSETS AND
FOREIGN CURRENCIES
33. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA
UANG ASING
Mata
Uang Asing/
Original
Currency
AS$
AS$
AS$
Jumlah Aktiva
AS$
Kewajiban
Hutang bank
Wesel bayar
Hutang usaha
Ekuivalen
Rupiah/
Rupiah
Equivalent
744
4.103
1.127
3.000
2.400
786
3.285
16
8
288
26
22.950
1.104
8.146.390
44.923.030
12.335.175
Assets
Cash and Bank
Trade account receivable
Other assets
65.404.595
Total Assets
Liabilities
Bank loan
Notes payable
Trade account payable
32.850.000
26.280.000
12.132.404
35.968.496
119.608
130.467
3.150.023
288.393
251.306.398
12.084.133
Other payable
Accrued expenses
Long-term loans
Other long-term liabilities
Jumlah Kewajiban
374.309.922
Total Liabilities
Kewajiban Bersih
308.905.327
Net Liabilities
Hutang lain-lain
Biaya masih harus dibayar
Pinjaman jangka panjang
Kewajiban jangka panjang lainnya
AS$
AS$
Eur
AS$
Sin$
GBP
AS$
AS$
AS$
AS$
IN
As of December 31, 2008, monetary assets and liabilities
in foreign currencies are as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2008, aktiva dan kewajiban
moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Aktiva
Kas dan Bank
Piutang usaha
Aktiva lain-lain
LIABILITIES
.
.
46
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
33. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES
FOREIGN CURRENCIES (continued)
33. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA
UANG ASING (lanjutan)
As of December 31, 2007, monetary assets and liabilities
in foreign currencies are as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2007, aktiva dan kewajiban
moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Mata
Uang Asing/
Original
Currency
Aktiva
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Aktiva lain-lain
AS$
AS$
AS$
Ekuivalen
Rupiah/
Rupiah
Equivalent
276
3.154
6.578
Jumlah Aktiva
Kewajiban
Hutang bank
Wesel bayar
Hutang usaha
3.000
170
601
1.753
27
16
1
31
15.955
1.087
2.604.069
29.705.971
61.935.765
Assets
Cash and cash equivalents
Trade account receivable
Other assets
94.245.805
Total Assets
Liabilities
Bank loan
Notes payable
Trade account payable
28.257.000
1.605.000
8.268.282
16.514.192
175.920
304.040
5.342
288.393
150.280.884
10.243.163
Other payable
Accrued expenses
Long-term loans
Other long-term liabilities
Jumlah kewajiban
215.942.216
Total Liabilities
Kewajiban Bersih
121.696.411
Net Liabilities
Hutang lain-lain
Biaya masih harus dibayar
Pinjaman jangka panjang
Kewajiban jangka panjang lainnya
AS$
AS$
Eur
AS$
Sin$
GBP
Aus$
AS$
AS$
AS$
AS$
IN
34. ECONOMIC CONDITION
34. KONDISI EKONOMI
Banyak negara, termasuk Indonesia, mengalami
kesulitan ekonomi termasuk masalah likuiditas,
ketidakstabilan kurs dan menurunnya aktivitas bisnis
secara signifikan. Kegiatan usaha industri penerbangan
telah terpengaruh oleh ketidakpastian di masa
mendatang karena kondisi ekonomi global.
Many countries, including Indonesia, are experiencing
economic difficulties including liquidity problems,
volatility in foreign exchange and significant
showdowns in business activity. The operations of the
airlines industry have been affected, and are expected to
continue to be affected for the foreseeable future by the
global economic condition.
Perusahaan menderita kerugian besar pada tahun 2008
karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar
AS serta marjin pembiayaan dan kerugian beberapa
kontrak.
The Company suffered significant loss due to the
weakening Rupiah to US Dollar and loss from certain
contract.
Dalam memberikan respon terhadap kondisi ekonomi
di atas, Perusahaan telah melakukan kebijakankebijakan antara lain:
a. Memperbaiki arus kas Perusahaan dengan
penjadualan ulang dengan pemasok dan kreditur.
b. Meningkatkan produktivitas aset.
c. Meningkatkan efisiensi.
In respons to these economic events. The Company
implemented the following:
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa krisis
ekonomi ini tidak akan terlalu berdampak pada
Perusahaan secara keseluruhan.
Management are of the opinion that the economic crisis
will not significantly impact the Company as a whole.
a. Improving cash flow condition by rescheduling the
payment to vendors and creditors.
b. Increasing the productivity of asset.
c. Increasing the efficiency.
.
.
47
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
35.
35. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
SUBSEQUENT EVENT
In January 2009, the Company canceled the agreement
with West Natuna Consortium/WNC (consist of Conoco
Philips Indonesia, Star Energy and Premier Oil).
Pada bulan Januari 2009, Perusahaan telah
membatalkan perjanjian dengan West Natuna
Consortium/WNC (terdiri atas Conoco Philips
Indonesia, Star Energy dan Premier Oil).
36. REVISED STATEMENT OF FINANCIAL
ACCOUNTING STANDARDS
36. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN
Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan revisi PSAK
14. PSAK No. 14 (revisi 2008), “Persediaan”, yang
mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan.
Pernyataan ini menyediakan panduan dalam
menentuan biaya dan pengakuan selanjutnya sebagai
beban, termasuk setiap penurunan menjadi nilai
realisasi neto dan panduan rumus biaya yang
digunakan untuk menentukan biaya persediaan.
Berdasarkan pernyataan ini metode pencatatan
persediaan mengunakan semua metode kecuali LIFO
(Last in First Out). Pernyataan revisi ini menggantikan
PSAK No. 14 (1994) ” Persediaan” dan berlaku efektif
untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2009.
The Indonesian Institute of Accountants has issued the
Revised Statement of Financial Accounting Standards
(PSAK) No. 14, (Revised 2008) “Inventory”, which
prescribes the accounting treatment for inventories. This
Standard provides guidance on the determination of cost
and its subsequent recognition as an expense, including
any write-down to net realizable value, it also provides
guidance on the cost formulas that are used to assign
cost to inventories. The Standard does not permit the use
of the last-In, first-out (LIFO) formula to measure the
cost of inventories. This revised standard supersedes
PSAK No. 14 (1994) “Inventory”, and becomes effective
for the preparation and presentation of financial
statements beginning on or after January 1, 2009.
PSAK No. 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan:
Penyajian dan Pengungkapan”, berisi persyaratan
penyajian
dan
instrumen
keuangan
dan
pengidentifikasikan
informasi
yang
harus
diungkapkan.
Persyaratan
penyajian
tersebut
diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan,
dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan,
kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas;
pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga,
dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan
dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan
saling
hapus.
Pernyataan
ini
mensyratkan
pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor
yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat
kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan
instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang
diterapkan untuk intrumen tersebut. PSAK No.
50(Revisi 2006) ini mengantikan PSAK No. 50,
”Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan diterapkan
secara prospektif untuk periode yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2009 (kemudian direvisi
menjadi 1 Januari 2010). Penerapan lebih dini
diperkenankan dan harus diungkapan.
PSAK No. 50 (revised 2006), “Financial Instruments :
Presentation
and
Disclosures”
contains
the
requirements for the prentation of financial instruments
and identifies the information that should be disclosed.
The presentation requirements apply to the
classification of financial instruments, from the
perspective of the issuer, into financial assets, financial
liabilities and equity instruments; the classification or
related interests, dividends, losses and gains; and the
circumstances in which financial assets and financial
liabilities should be offset. This standard requires the
disclosure, among others, of information about factors
that affect the amount, timing and certainty of an
entity’s future cash flows relating to financial
instruments and the accounting policies applied to those
instruments. PSAK No. 50 (Revised 2006) supersedes
PSAK No. 50, “Accounting for Certain Invesments in
Securities” and is applied prospectively for the periods
beginning on or after January 1, 2009 (Which was
subsequently revised to January 1, 2010). Earlier
application is permitted and should be disclosed.
.
.
48
These financial statements are originally issued in Indonesian language.
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For The Year Ended December 31, 2008
(With Comparative Figures For 2007)
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2008
(Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007)
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
37. REVISED STATEMENT OF FINANCIAL
ACCOUNTING STANDARDS (continued)
37. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN (lanjutan)
PSAK No. 55 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip
dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, dan
kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan.
Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan
karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen
keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi
lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung
nilai. PSAK No. 55 (Revisi 2006) ini mengantikan
PSAK No. 55, ’Akuntansi Instrumen Derivatif dan
Aktivitas lindung Nilai”, dan diterapkan secara
prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup
periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2009 (kemudian direvisi menjadi 1 Januari
2010). Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus
diungkapkan.
PSAK No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments:
Recognitation and Measuremnet” establishes the
principles for recognising and measuring financial
assets, financial liabilities, and some contracs to buy or
sell non- financial items. This standard provides for the
definitions and characteristics of a derivative, the
catagories of financial instruments, recognition and
measurement, hedge accounting and determination of
hedging relantionships, among others. PSAK No. 55
(Revised 2006), “Accounting for derivative Instruments
and Hedging Activities’, and is applied prospectively for
financial statements covering the periods beginning on
or after January 1, 2009 (which was subsequently
revised to January 1, 2010). Earlier application is
permitted and should be disclosed.
Perusahaan
dan
Anak
Perusahaan
sedang
mengevaluasi dampak dari revisi PSAK 14, 50, 55 dan
belum menentukan dampaknya terhadap laporan
keuangannya.
The Company and Subsidiary is currently evaluating the
impact of the Revised PSAK No. 14, 50, 55 and has not
yet determined the effects on its financial statements.
37. COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS
38. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
The management of the Company is responsible for the
preparation of these financial statements that were
completed on March 31, 2009.
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas
penyusunan laporan keuangan terlampir yang
diselesaikan pada tanggal 31 Maret 2009.
.
.
49
KANTOR PUSAT & PEMELIHARAAN
Bandara Halim Perdanakusuma
Jl. Baru Skatek Apron Selatan
PO BOX 2485, Jakarta 13160
Telp. 62-21- 80870668
Fax. 62-21-80870667
e-mail : [email protected]
www.iat.co.id
OPERASIONAL PENERBANGAN
Bandara Halim Perdanakusuma
Jl. Baru Skatek Apron Selatan
PO BOX 2485, Jakarta 13160
Telp. 62-21- 80870668
Fax. 62-21-80870667
KANTOR WILAYAH & PEMELIHARAAN
Bandara Sepinggan - Kalimantan Timur
PO BOX 228,Balikpapan 76102
Telp. 62-542- 762700
Fax. 62-542- 760087
2008
laporan tahunan
annual report
Download