MELANGKAH KEDEPAN THE ROAD AHEAD 2008 laporan tahunan annual report Visi Vision OUR VISION OUR MISSION OUR COMMITMENTS To become a Role Model of Indonesian Air Operators for: Safety Standards Quality Services Return to Shareholders To provide the safest and most efficient air transportation and aviation support in South East Asia. We will achieve this through our qualified and dedicated people in delivering our commitments guided by Our Core Value. IAT has unwavering commitment to : OUR CUSTOMERS Delivering our promises by serving their needs with integrity. OUR EMPLOYEES Developing our employees' talent and fostering environment of fairness and respect. OUR SHAREHOLDERS Safeguarding their investment and providing a fair return. OUR COMMUNITIES Acknowledging our social responsibilities through education. Represent our core beliefs about how we conduct our business. OUR CORE VALUES SAFETY Safety First INTEGRITY Do things right QUALITY & EXCELLENT Set and achieve the highest standard in everything we do CONTINOUS IMPROVEMENT Never satisfy with our achievement today TEAMWORK Team's spirit, open communication and respect PROFITABILITY Wise decisions to grow the business Daftar Isi Index DAFTAR ISI / TABLE OF CONTENTS Peristiwa Penting Tahun 2008 / Significant Events in 2008 2 Ikhtisar Keuangan / Financial Summary 4 Informasi Saham / Shares Information 5 Komposisi Pemegang Saham / Shareholders Composition 5 Sambutan Presiden Komisaris / Greetings from President Commissioner 7 Sambutan Presiden Direktur / Greetings from President Director 11 Profil Dewan Komisaris / Board of Commissioners Profile 13 Profil Direksi / Board of Directors Profile 17 Profil Perusahaan / Company Profile 22 - Sejarah singkat / Brief history 22 - Armada Pesawat dan Helikopter / Aircraft fleet and Helicopter 24 - Kegiatan usaha / Business Activities 25 Struktur Organisasi / Corporate Structure 26 Sumber Daya Manusia / Human Resources 28 Analisis dan Pembahasan Manajemen / Management Discussion And Analysis 34 Tata Kelola Perusahaan / Good Corporate Governance 38 - Prinsip Tata Kelola Perusahaan / Corporate Governance Principles 38 - Dewan Komisaris / Board of Commissioners 39 - Direksi / Board of Directors 40 - Komite Audit / Audit Committee 41 - Sekretaris Perusahaan / Corporate Secretary 42 - Hubungan Investor / Investor Relations 44 - Keterbukaan Informasi 44 / Disclosure of Information - Resiko Usaha / Business Risk 46 Informasi Perusahaan / Corporate Information 55 Lembaga Penunjang / Supporting Institutions 56 Pernyataan Pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direksi / Statement of Responsibility of the Board of Commissioners and the Board of Directors Laporan Keuangan / Financial Statement Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 1 Peristiwa Events PERISTIWA PENTING 2008 Significant Events in 2008 March 2008 Maret 2008 Memperoleh pendanaan sindikasi yang terdiri dari 6 Obtained syndicate funding consists of 6 domestic institusi keuangan dalam dan luar negeri untuk and foreign financial institutions for the provision of 3 pengadaan 3 unit Helicopter type EC 155 B1. units of Helicopter type EC 155 B1. April 2008 April 2008 Memperoleh Surat Ijin Usaha Angkutan Udara Niaga Obtained Commercial Air Transport License from the Berjadwal dari Departemen Perhubungan Direktorat Ministry of Transport's Directorate General of Air Jenderal Perhubungan Udara untuk melaksanakan Transportation for operating 78 domestic flight routes. 78 rute penerbangan dalam negeri. Mei 2008 May 2008 Ditunjuk sebagai pemenang dalam tender PT Appointed as winner of the tender held by PT. International Nickel Company, Tbk untuk penyediaan International Nickel Company, Tbk. for the provision dan pengoperasian 1 unit pesawat fixed wing di and operation of 1 unit fixed wing aircraft in Sorowako, Sulawesi Tengah. Sorowako, Central Sulawesi . Juni 2008 June 2008 Memperoleh ijin Aircraft Operator Certificate (AOC Obtained Aircraft Operator Certificate (AOC 121) to 121) untuk mulai melaksanakan penerbangan niaga begin operations of commercial flight. berjadwal. July 2009 July 2008 Ditunjuk sebagai pemenang dalam tender TOTAL Appointed as a winner of the tender held by TOTAL E&P Indonesia untuk pengadaan, pengoperasian E&P Indonesia for the provision, operation and dan perawatan 3 unit Helikopter EC 155 B1 di maintenance of 3 units of Helicopters type EC 155 B1 Balikpapan, Kalimantan Timur. in Balikpapan, East Kalimantan. September 2008 September 2008 Memperoleh pendanaan Bank untuk pengadaan 1 Obtained Bank funding for the provision of 1 unit of unit Helicopter EC 155 B1. Helicopter type EC 155 B1. November 2008 November 2008 Terminasi kontrak sewa menyewa dengan kewajiban Termination of lease with the obligation to purchase 1 membeli 1 unit pesawat ATR 42 - 500. unit of ATR 42-500 aircraft. Peluncuran perdana penerbangan niaga berjadwal The first commercial scheduled flight was launched, dengan menerbangi rute Denpasar, Lombok, operating on routes to and from Denpasar, Lombok, Labuan Bajo, Pontianak, Ketapang, Pangkalan Bun, Labuan Bajo, Pontianak, Ketapang, Pangkalan Bun, Putusibau, Semarang. Putusibau, and Semarang. Desember 2008 December 2008 Pengoperasian EC 155 B1 untuk TOTAL E & P Indonesie di Balikpapan, Kalimantan Timur. The operation of EC 155 B1 for TOTAL E&P Indonesia in Balikpapan, East Kalimantan. Melakukan Penawaran Umum Terbatas I Tahun 2008 First limited public offering in 2008 by issuing new dalam bentuk penerbitan saham baru. shares. 2 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 3 Ikhtisar Keuangan Financial Summary IKHTISAR KEUANGAN TAHUN 2008 FINANCIAL SUMMARY 2008 (dalam ribuan Rp / in thousand rupiah) \ URAIAN / DESCRIPTION 2008 2007 2006 2005 2004 Pendapatan Usaha / Operating Revenue 292,909,455 217,137,870 204,128,517 231,052,980 203,798,110 Laba (Rugi) Usaha / Income (loss) from Oprations (22.394.668) 15,081,393 29,819,940 51,554,908 29,442,408 (10.339.650) Laba (Rugi) Bersih / Nett (Loss) Income (59.779.946) 2,551,851 28,636,962 15,120,989 EBITDA / EBITDA (18.983.683) 42,283,148 60,597,037 61,453,511 27,297,986 Jumlah Aktiva / Total Asset 603,909,384 544,445,616 407,029,954 405,435,139 436,272,557 Jumlah Kewajiban / Total Liabilities 414,309,088 295,065,400 154,308,681 234,610,600 329,259,184 Jumlah Ekuitas / Total Equity 189,600,296 249,380,216 252,721,273 170,824,539 107,340,148 - Laba Bersih Per-saham Dasar / Basic Earnings per share (Dalam rupiah penuh / all in rupiah ) RASIO KEUANGAN / FINANCIAL RATIO Laba Bersih/Jumlah Pendapatan Usaha 1.19 2008 15 2007 11 2006 - 2005 2004 (20.41) 1.18 14.03 6.54 (5.07) (9.9) 0.47 7.04 3.73 (2.37) (31.53) 1.02 11.33 8.85 (9.63) 218.52 118.32 61.06 137.34 306.74 68.6 54.2 37.91 57.87 75.47 (6.48) 19.47 29.69 26.6 13.39 13,03 - - Nett Profit / Total Operation Revenue Laba Bersih/Jumlah Aktiva Nett Profit / Total Asset Laba Bersih/ Jumlah Ekuitas Nett Profit / Total Equity Jumlah Kewajiban/ Jumlah Ekuitas Total Liabilities / Total Equety Jumlah Kewajiban/ Jumlah Aktiva Total Liabilities / Total Asset EBITDA/ Jumlah Pendapatan Usaha EBITDA / Total Operating Revenue DEVIDEN Deviden Tunai per-saham (dalam rupiah penuh) - - Cash Deviden per – share (in rupiah) 231 217 204 203 2005 2006 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 2007 dalam milliar rupiah 292 2004 4 Jumlah Aktiva Total Asset in billion rupiah in billion rupiah dalam milliar rupiah Pendapatan Usaha Operating Revenue 2008 603 544 436 405 2004 2005 407 2006 3 2007 2008 Informasi Saham Shares Information INFORMASI SAHAM SHARES INFORMATION URAIAN / DESCRIPTIONS 2008 2007 2006 JUMLAH SAHAM / Total Share Jumlah Saham Beredar / Total Outstanding Shares 2,149,605,138 2,149,605,000 2,140,000,000 100 100 100 Tertinggi / Highest 115 168 175 Terendah / Lowest 50 101 135 Penutupan / Closing 50 110 140 107,480,256,900 236,456,550,000 299,600,000,000 Nilai Nominal / Par Value HARGA SAHAM (Rp) / SHARES PRICE in (Rp) Kapitalisasi Pasar / Market Capitalization KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM SHAREHOLDERS COMPOSITION 31 D e c e m be r 2 00 8 NA M A PEM EG AN G S AH AM SH A R E H O LD E R S N A M E PT G lo b al Tra nsp o rt S e rv ic e s Ju m lah S a h a m N u m b e r o f S h a re s % 1, 41 9 ,24 0 ,03 6 66 .0 2 T arg o Fi na nc e L im i te d 8 0 ,69 9 ,50 0 3 .7 5 PT R izk i B uk it A ba di 5 9 ,22 6 ,92 2 2 .7 6 B a nk O f Ne w Y o rk 5 7 ,12 6 ,16 9 2 .6 6 G S LND S EG AC 2 6 ,54 5 ,87 1 1 .2 3 50 6 ,76 6 ,64 0 23 .5 8 2, 14 9 ,60 5 ,13 8 10 0 M a sya rak a t & Ka rya wa n / Pub lic & Em p lo ye e Ju m la h / To tal Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 5 Presiden Komisaris President Commissioner HARY TANOESOEDIBJO Presiden Komisaris / President Commissioner 6 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 Sambutan Presiden Komisaris Greetings from the President Commissioner Salam Sejahtera, Greetings, Atas nama Dewan Komisaris PT. Indonesia Air Transport Tbk, perkenankan saya selaku Komisaris Utama Perseroan mengawali laporan ini dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerahnya yang luar biasa sehingga memungkinkan kita melewati tahun 2008 ini. On behalf of the PT. Indonesia Air Transport, Tbk. Board of Commissioners, please allow me as the President Commissioner of the Company to start off this report by giving thanks to God for His extraordinary blessings that has guided us through the year 2008. Tahun 2008 merupakan tahun yang tidak menguntungkan bagi perekonomian Indonesia dan juga bagi Perseroan, dimana pada tahun tersebut kondisi nilai tukar Rupiah melemah terhadap beberapa mata uang dunia akibat adanya krisis global yang bermula terjadi di Amerika Serikat. Hal tersebut juga memberikan dampak yang negatif bagi Perseroan. The year 2008 was not favorable towards Indonesia's and the Company's economies as the Rupiah's exchange rate weakened towards several world currencies due to the global crisis initiated in the United States. It also resulted in a negative impact on the Company. Kami menyadari bahwa sebagai perusahaan angkutan udara, Perseroan menghadapi tantangan dan resiko yang cukup berat seperti ketatnya persaingan dalam memperoleh pelanggan pelanggan dari sektor minyak, gas dan pertambangan yang paling banyak membutuhkan jasa penyewaan pesawat dan helikopter serta resiko ketergantungan dari satu kelompok pelanggan sektor tertentu serta resiko fluktuasi mata uang. Perseroan dengan segala daya upaya berusaha untuk menjadikan setiap tantangan maupun resiko menjadi peluang yang dapat memberikan kontribusi positif. We understand that as an air transportation company, the Company faces tough challenges and high risks such as the strong competition in acquiring customers form the oil, gas and mining sector that have the highest needs for aircraft and helicopter rental as well as the risk of dependencies on one customergroup of certain sectors and the risk of currencies fluctuations. The Company with all its efforts tries to turn every challenge and risk into an opportunity to result in positive contributions. Dewan Komisaris menerima dan memahami kondisi-kondisi tersebut yang mempengaruhi kinerja Perseroan pada tahun 2008, dimana Direksi Perseroan sudah berupaya melakukan efisiensi biaya dan berusaha mendapatkan kontrak-kontrak penyewaan pesawat dengan harga yang baik dan juga melakukan penyesuaian harga atas kontrak-kontrak penyewaan pesawat yang sedang berjalan. The Board of Commissioners accepts and understands said conditions to have affected the Company's performance in 2008, where the directors had made efforts for cost-efficiency and to acquire new aircraft rental contracts with good rates as well as to adjust the rates on going contracts. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 7 Dewan Komisaris juga memahami upaya yang dilakukan Pemegang saham utama untuk memperbaiki kondisi Perseroan dengan beberapa kali melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan merubah susunan Direksi dan Komisaris serta berupaya menambah modal melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih dahulu yang telah mendapat persetujuan efektif dari BapepamLK dan pemegang saham pada awal bulan Desember 2008. The Board of Commissioners also understands that efforts made by the major shareholder to improve the Company's condition by holding several Extra Ordinary Shareholders General Meeting and adjusting the Board of Directors and Commissioners as well as making efforts to gain additional capital by Right Issue process that was approved by Bapepam-LK and shareholders on early December 2008. Kami melaporkan bahwa pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada bulan Desember 2008, dimana berdasarkan Keputusan rapat telah terjadi perubahan dan penambahan susunan Dewan Komisaris. Bapak Hary Tanoesoedibjo diangkat menjadi Presiden Komisaris dan Bapak Darma Putra diangkat menjadi komisaris. We report that in the Extra Ordinary Shareholders General Meeting held on December 2008, where based on the outcome, there was a change and addition to the Board of Directors. Mr. Harry Tanoesoedibjo was appointed the President Commissioner and Mr. Darma Putra was appointed Commissioner. Dewan Komisaris senantiasa berusaha untuk memastikan agar langkah-langkah yang dilakukan manajemen sejalan dengan kebijakan dan arahan yang telah ditetapkan khususnya untuk selalu mengutamakan dan memprioritaskan keselamatan dalam setiap penerbangan yang dilayani oleh PT. Indonesia Air Transport Tbk. The Board of Commissioners continuously makes efforts to ensure that steps taken by the management is in line with the defined policies and directions especially to always prioritize safety in each flight served by PT. Indonesia Air Transport Tbk. Mengakhiri laporan ini, kami Dewan Komisaris PT. Indonesia Air Transport Tbk mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh manajemen dan karyawan Perseroan atas kontribusi yang telah diberikan dan juga kepada seluruh pemegang saham dan mitra usaha atas segala dukungan dan kerjasama yang telah terjalin baik dalam upaya mendukung kemajuan Perseroan. To close this report, we, the Board of Commissioners of PT. Indonesia Air Transport, Tbk. would like to express our gratitude to all the management and employees of the Company for their contributions and also to all share holders and business partners for all their support and cooperation in support of efforts to advance the company. HARY TANOESOEDIBJO Presiden Komisaris / President Commissioner 8 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 Presiden Direktur President Director GUSTIONO KUSTIANTO Presiden Direktur / President Director 10 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 Sambutan Presiden Direktur Greetings from the President Director Salam Sejahtera, Greetings, Para pemegang saham yang terhormat, Tahun 2008 merupakan tahun yang sulit bagi PT. Indonesia Air Transport, Tbk, Perseroan mencatat kerugian yang sangat besar walaupun pendapatan meningkat sebesar Rp 75,77 miliar atau bertumbuh sebesar 34,8 % dibandingkan tahun 2007. Kerugian tersebut terjadi disebabkan oleh kerugian atas beberapa kontrak, tidak optimalnya penggunaan asset, tingginya beban usaha, meningkatnya beban bunga/margin atas pinjaman dan melemahnya nilai tukar Rupiah khususnya terhadap Dollar Amerika dan Euro. Esteemed shareholders, Namun demikian PT. Indonesia Air Transport, Tbk sebagai perusahaan nasional tetap memegang peranan penting dalam industri transportasi udara khususnya air charter baik untuk pesawat helicopter maupun fixed wing dengan pasar perusahaan minyak dan gas yang beroperasi di Indonesia. Despite this condition, PT. Indonesia Air Transport Tbk. As a national company still plays an important role in the air transport industry, particularly in the air charter business of helicopters and fixed wing aircrafts for oil and gas companies operating in Indonesia. Dengan turunnya harga minyak secara drastis, hal ini mengakibatkan menurunnya permintaan dari sektor minyak dan gas karena penundaan rencana ekplorasi ladang-ladang baru diiringi dengan penghematan yang dilakukan oleh OGP (Oil and Gas Producers) sementara pasokan pesawat dari Air Operator relatif tetap tidak berkurang, hal mana mengakibatkan persaingan usaha yang semakin tajam pada sektor ini. With the drastic drop in world oil prices, there is a decrease in demands from the oil and gas sector due to the postponement of new fields exploration plans by OGP (Oil and Gas Producers) while the supply of aircrafts from Air Operators stay relatively equal, creating even tougher competition in this sector. Jalan kedepan masih berliku dan penuh rintangan, menyadari hal tersebut maka Perseroan memandang perlu untuk membangun model bisnis yang memiliki daya saing kedepan, merumuskan ulang misi dan visi perseroan sebagai panduan dalam mencapai tujuan, memperjelas komitmen perseroan, dan menegaskan nilai-nilai perseroan yang berfungsi pengarah bagi semua karyawan dan Direksi dalam melaksanakan tugasnya. We are aware that we still have a winding road ahead with obstacles along the way, so the Company sees the need to build a business model that will have high competitiveness towards the future, reformulate the Company's mission and vision as a guidance towards achieving our goals, elucidate the Company's commitment, and emphasize on the Company's values as a guide for all employers and directors in performing their duties. PT. Indonesia Air Transport Tbk The year 2008 was a difficult year for PT. Indonesia Air Transport, Tbk. The Company recorded a large loss despite increase in revenue of Rp 75.77 billion, or growth of 34.8% over 2007. The recorded loss was due to losses from a number of contracts, sub optimal use of assets, high operating expenses, increase in loan interest, and the weakened state of Rupiah's exchange rate especially towards US dollars and Euro. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 11 Tahun 2009 merupakan Tahun Konsolidasi bagi Perseroan dan diharapkan pondasi yang kokoh sebagai landasan bagi perseroan untuk tumbuh berkesinambungan dapat dibangun ditahun ini. The year 2009 is a year of consolidation for the Company, and is expected to be the strong foundation upon which the Company will build and attain sustainable growth. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh Pelanggan yang tetap memberikan kepercayaan kepada kami dalam masa sulit ini, karyawan Perseroan yang telah berusaha keras untuk bersama-sama memperbaiki kondisi Perseroan dan juga kepada Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris yang telah memberikan dukungan kepada kami dan Direktorat Perhubungan Udara yang selalu memberikan masukan bagi perbaikan perseroan. To conclude, we would like to thank all customers who still place their trust in us in these hard times, the Company's employees who have worked hard to improve the Company, as well as the shareholders who have given us their support through the Board of Commissioners, and the Directorate of Air Transportation for their inputs for improvements. Tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai bila semuanya dilakukan dengan niat baik dan kerja keras dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kekuatan dan menyertai perjalanan Perseroan dalam mencapai tujuannya. Nothing is impossible to achieve when we put in our best efforts with good intentions and may always give us strength and bless the Company in efforts to achieve its goals. GUSTIONO KUSTIANTO Presiden Direktur / President Director 12 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile HARY TANOESOEDIBJO Presiden Komisaris President Commissioner Ir.M. BUDI RUSTANTO Komisaris Independent Independent Commissioner DARMA PUTRA Komisaris Commissioner Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 13 HARY TANOESOEDIBJO Presiden Komisaris President Commissioner Beliau mendirikan Bhakti Group pada tahun 1989, dan lahir di Surabaya pada tahun 1965. Telah menyelesaikan studinya dengan meraih gelar kehormatan Bachelor of Commerce di bidang Corporate Finance dari Carleton University, Ottawa, Kanada tahun 1988 dan Master of Business Administration bidang Portfolio Management dari Universitas yang sama pada tahun 1989. He founded the Bhakti Group in 1989, and was born in Surabaya in 1965. He completed his studies by receiving his Bachelor of Commerce (Honors) in Corporate Finance from Carleton University, Ottawa, Canada in 1988, and Master Business Administration in Portfolio Management from the same university in 1989. Saat ini beliau duduk sebagai Executive Chairman Bhakti Investama Group, dimana ia juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Bhakti Investama Tbk. Selain itu juga memangku berbagai jabatan penting diantaranya sebagai Komisaris Utama PT. Bhakti Capital Indonesia Tbk sejak tahun 1999, Group President dan CEO PT Global Mediacom Tbk (Mediacom) sejak tahun 2002, Group CEO PT. Media Nusantara Citra Tbk sejak tahun 2004, Komisaris Utama PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia sejak tahun 2008,Chairman Linktone Ltd, sejak 2008, Komisaris Utama PT MNC Sky Vision sejak tahun 2006, Presiden Komisaris Perseroan sejak tahun 2008. Serta berbagai perusahaan lain dibawah payung Perseroan maupun Group Mediacom. He is currently presided as the President Commissioner of PT Bhakti Investama Group, aside from which he also holds various important positions including President Commissioner of PT Bhakti Capital Indonesia Tbk since 1999, Group President and CEO of PT Global Mediacom Tbk (Mediacom) since 2002, Group CEO of PT Media Nusantara Citra Tbk since 2004, President Commissioner of PT Rajawali Citra Televisi Indonesia since 2008, Chairman of Linktone Ltd. since 2008, President Commissioner of PT MNC Sky Vision since 2006, President Commissioner of Company since 2008 and other companies under Bhakti Group and Mediacom Group. Beliau juga memiliki pengalaman sebagai dosen dan pengajar di berbagai lembaga pendidikan dan kursus, pembicara pada berbagai seminar tentang pasar modal, corporate finance, investment, maupun strategic management, sebagai Komisaris Bursa Efek Surabaya, sebagai Konsultan Prakarsa Jakarta, sebagai Bendahara Komite Olahraga nasional Indonesia (KONI), serta berbagai jabatan penting lainnya. 14 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 He has various experiences as a lecturer and instructor in various educational institutions and courses, a speaker in various seminars for subjects on capital market, corporate finance, investment and strategic management, Commissioner of Surabaya Stock Exchange, Consultant of the Jakarta Initiative, the General Treasure of Indonesia Sports National Committee (KONI) and various other important positions. Board of Directors Ir.M. BUDI RUSTANTO Komisaris Independent Independent Commissioner Warga Negara Indonesia, 56 tahun, lahir pada 1953, lulusan Sarjana Teknik Sipil dari ITB, Bandung pada tahun 1979. Memulai karirnya pada tahun 1979 sebagai System Engineer di IBM (Computer), Pengajar di IBM Education Center, Marketing Manager, System Engineer Manager, IBM Center Manager (1980-1989), Kepala Divisi Central Data Processing PT Bimantara Citra (1989), Deputy Direktur PT Bimantara Citra, Deputy Direktur PT Usaha Gedung Bimantara, Komisaris PT Multi Kontrindo Perkasa, Komisaris PT Bimantara Artika Citra (1989-1998), Direktur PT Global Land Development (1999 - sekarang), Ketua Dana Pensiun Bimantara (2000 - sekarang), Direktur PTGlobal Mediacom Tbk, Komisaris PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, Komisaris PT Multi Nitrotama Kimia, Pengurus KONI Pusat (2003 - 2007), serta menjabat sebagai Komisaris Perseroan (2004 - sekarang). An Indonesian citizen aged 56, born in 1953, completed a Civil Technical degree from Institut Teknologi Bandung in Bandung 1979. Started his career in 1979 as a System Engineer at IBM (Computer), lectured at IBM Education Center, Marketing Manager, System Engineer Manager, IBM Center Manager (1980-1989), Division Head of Central Data Processing of PT Bimantara Citra (1989), Deputy Director of PT Bimantara Citra, Deputy Ditector of PT Usaha Gedung Bimantara, a Commissioner of PT Multi Kontrindo Perkasa, a Commissioner of PT Bimantara Artika Citra (19891998), Director of PT Global Land Development Tbk (1999 - present), Head of Bimantara Pension Fund (2000 - present), Director of PT Global Mediacom Tbk, a Commissioner of PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, a Commissioner of PT Multi Nitrotama Kimia, Board of Indonesian National Sports Committee (2003 - 2007), and is also a Commissioner of the company (2004 present) Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 15 DARMA PUTRA Komisaris Commissioner 16 Lahir di Medan pada tahun 1966. Menerima gelar sarjananya dari Oregon State University, Amerika Serikat pada tahun 1988 dan gelar MBA dari University of Minnesota, Amerika Serikat pada tahun 1990. Born in 1966 in Medan. Received his Bachelor’s degree from Oregon State University, USA in 1988 and his MBA degree from University of Minnesota, USA in 1990. Mengawali karirnya sebagai Kepala Bagian Keuangan di PT Marga Mandalasakti pada tahun 1997-1998, sebagai Direktur Keuangan PT Kurnia Kapuas Utama Tbk pada tahun 19981999, dan selanjutnya melangkah maju menjadi Direktur Utama PT Marga Mandalasakti. Started his early career as Chief Financial Officer of PT Marga Mandalasakti in 1997-1998, as Finance Director of PT Kurnia Kapuas Utama Tbk in 1998-1999, and gradually moved upward to become President Director of PT Marga Mandalasakti. Sebagai Direktur Utama PT Bhakti Capital Indonesia, Tbk (2008-sekarang). Komisaris PT Indonesia Air Transport, Tbk (2008-sekarang). Currently, he also serves as President Director of PT Bhakti Capital Indonesia Tbk (2008-present). Commissioner PT Indonesia Air Transport Tbk (2008-present). Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 Profil Dewan Direksi Board of Directors Profile GUSTIONO KUSTIANTO Presiden Direktur President Director ENDING RIDWAN Direktur Director TOTO SOEBANDORO Direktur Director JUWONO KOLBIOEN Direktur Director Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 17 Gustiono Kustianto Presiden Direktur President Director Lahir di Surabaya pada tahun 1954, meraih gelar BS Civil Engineer dari Petra Christian University tahun 1979 dan Master of Business Administration dari Indonesian Institute for Management Development tahun 1988. Born in Surabaya in 1954. He obtained his BS Civil Engineer from Petra Christian University in 1979 and Master of Business Administration from Indonesian Institute for Management Development in 1988. Memulai karirnya sebagai Structural Designer, Project Manager di PT Araya Jaya Corp., Commercial Manager di PT Trans-Bakrie, VP Risk Management di Citibank, GM di Servitia Group, Direktur - Kredit di PT Bank Tiara Asia Tbk, Deputy President Direktur - Kredit di PT BII Tbk, Advisor di PT BCA Tbk, Direktur - Planning & Budgeting di PT Tri Polta Indonesia Tbk, Chief Financial Officer di PT Broadband Multimedia Tbk, Vice President Direktur di Adam Air, Direktur di PT Global Transport Services (2007 - sekarang) dan Presiden Direktur Perseroan sejak 2008 sampai sekarang. Started his career as Structural Designer, Project Manager of PT Araya Jaya Corp., Commercial Manager of PT Trans-Bakrie, VP Risk Management of Citibank, General Manager of Servitia Group, Director - Credit of PT Bank Tiara Asia Tbk, Deputy President Director - Credit of PT BII Tbk, Advisor of PT BCA Tbk, Director - Planning & Budgeting of PT Tri Polta Indonesia Tbk, Chief Financial Officer of PT Broadband Multimedia Tbk, Vice President Director of Adam Air, Director of PT Global Transport Services (2007 present) and President Director of Company since 2008 until now. 18 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 Ending Ridwan Direktur Director Warga Negara Indonesia, lahir di Tasikmalaya pada tahun 1952, Akuntansi dari Universitas Gadjah mada pada tahun 1978 dan Magister dari Universitas Trisakti pada tahun 2004. An Indonesian citizen, born in Tasikmalaya in 1952, completed an Accounting from Gadjah Mada University of 1978 and Magister from Trisakti University of 2004. Mengawali karirnya sebagai Direktur Keuangan di PT Krakatau Steel, Direktur Keuangan di PT Dirgantara Indonesia, Komisaris di PT Nusantara Turbin & Propulsi, Penasehat Keuangan di PT Krakatau Daya Listrik, Anggota Komite Audit. di PT Dirgantara Indonesia, Direktur di PT Pacific Steel Industry, Direktur Keuangan dan Administrasi di PT Buana Centra Steel Industry, Komisaris di PT Pacific Steel Industry (2008 sekarang), Komisaris di PT Buana Centra Steel Industry (2008 - sekarang) dan ditunjuk sebagai Direktur Keuangan di PT Indonesia Air Transport Tbk sejak Februari 2008. Started his career as Finance Director of PT Krakatau Steel, Finance Director of PT Dirgantara Indonesia, Commissioner of PT Nusantara Turbin & Propulsi, Finance Advisor of PT Krakatau Daya Listrik, Member of Audit Committee of PT Dirgantara Indonesia, Director of PT Pacific Steel Industry, Finance & Administrofion Director of PT Buana Centra Steel Industry, a Commissioner of PT Pacific Steel Industry (2008 - present), a Commissioner of PT Buana Centra Steel Industry (2008 - present) and appointed as Finance Director of PT Indonesia Air Transport Tbk since February 2008. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 19 Juwono Kolbioen Direktur Director 20 Warga Negara Indonesia, lahir di Magelang pada tahun 1947, dengan formal pendidikan sebagai Flight Engineer dan Aircraft Flight Engineer dari Fokker B.V di Belanda. An Indonesian citizen, born in Magelang in 1947 with formal educofion as Flight Engineer and Aircraft Flight Engineer from Fokker B.V, Netherland. Memulai karirnya sebagai Komisaris di PT Dirgantara Indonesia, staf pengajar di Universitas Indonesia, Executive Director di National Leadership Center, Project Direktur di Smart Aviation International dan ditunjuk sebagai Direktur Teknik di PT Indonesia Air Transport Tbk sejak April 2007. Started his career as Commissioner of PT Dirgantara Indonesia, lecturer at Indonesia University, Executive Director of National Leadership Center, Project Director of Smart Aviation International and appointed as Maintenance Director of PT Indonesia Air Transport Tbk since April 2007. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 Toto Soebandoro Direktur Director Lahir di Magelang pada tahun 1959, lulus Pilot pada tahun 1978, Sarjana dari Institute Science & Technology tahun 2002 dan Master dari Universitas Indonesa Esa Unggul tahun 2004. Born in Magelang in 1959, Graduated as Pilot in 1978, Bachelor from Institute Science & Technology in 2002 dan Master from Indonesa Esa Unggul University in 2004. Mengawali karirnya sebagai Chief Pilot di PT Merpati Nusantara Airlines, Ground Safety Manager di PT Merpati Nusantara Airlines, Air Safety Manager di PT Merpati Nusantara Airlines, Senior Manager of Aviation Safety di PT Merpati Nusantara Airlines, Director Safety & Security di PT Indonesia Air Asia, Executive Vice President di PT Global Transport Services dan PT Eagle Transport Services, Direktur Operasi Perseroan sejak 2008 sampai sekarang. Started his career as Chief Pilot of PT Merpati Nusantara Airlines, Ground Safety Manager of PT Merpati Nusantara Airlines, Air Safety Manager of PT Merpati Nusantara Airlines, Senior Manager of Aviation Safety of PT Merpati Nusantara Airlines, Director Safety & Security of PT Indonesia Air Asia, Executive Vice President of PT Global Transport Services dan PT Eagle Transport Services, Operation Director of Company since 2008 until now. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 21 Profil Perusahaan Company Profile PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE Sejarah Singkat Brief History PT. Indonesia Air Transport Tbk memulai kegiatan usahanya di bidang transportasi udara pada 10 September 1968 dengan menyediakan jasa penyewaan pesawat terbang. PT. Indonesia Air Transport Tbk started it business in the field of air transport on September 10,1968, to provide aircraft rental services. Pada awalnya Perseroan menyediakan jasa penerbangan untuk perusahaan minyak, gas dan pertambangan on shore dan off shore, kini telah berkembang dengan penyediaan jasa evakuasi medis, pariwisata dan penerbangan niaga berjadwal dengan menerbangi 5 rute di wilayah timur Indonesia. Initially, the company provides flight services to oil, gas, and mining companies on shore and off shore, now it has been developed with medical evacuation, tourism, and commercial scheduled flights services with 5 routes in eastern Indonesia. Dengan berbekal pengalaman selama 40 tahun dalam jasa penyewaan pesawat terbang dan helikopter, pada tahun 2006 Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham dan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. With experiences during 40 years in aircraft and helicopter rental service, in 2006 the company listed on Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange. Pada bulan Desember 2008, Perseroan kembali mengadakan kegiatan korporasi dengan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. In December 2008, The Company arrange corporate action by releasing limited public offering 1 to the shareholders with right issue mechanism. Perseroan senantiasa menjaga kepuasan pelanggan dengan memegang teguh komitmen terhadap keselamatan penerbangan. Perseroan juga berusaha untuk terus memenuhi persyaratan peraturan keselamatan penerbangan sipil, Pada bulan Desember 2008 Perseroan kembali memperoleh Sertifikat Operator Penerbangan dengan kategori I yang dikeluarkan oleh Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara Departemen Perhubungan Republik Indonesia. The company continues to maintain costumer satisfaction with the firm commitment for safety flights. The company will also fulfill the regulation of civil aviation safety. In December 2008 the company re-obtain flight plans certificate with category 1 certification issued by the air feasibility directorate, transportation ministry of the republic Indonesia. Pada tahun 2008, Perseroan mengadakan peremajaan armada Rotary wing dengan menambah 4 unit Helikopter EC 155 B1 (brand new) untuk memenuhi kebutuhan kontrakkontrak penyewaan helikopter dengan perusahaan minyak asing di wilayah Republik Indonesia dan pada tahun tersebut Perseroan menjual 1 unit helikopter Bell 212 yang berusia lebih dari 25 tahun karena alasan sudah tidak memiliki nilai ekonomis bagi Perseroan. In the year 2008 the company presents rotary wing fleet rejuvenation by adding 4 units of EC155 B 1 (brand new) helicopter to fulfill the helicopter rental contracts with foreign oil companies in the Republic of Indonesia's region, and at the same year the company sold 1 unit Bell 212 helicopter which aged more than 25 years, because it was no longer valued to the company. 22 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 ARMADA PESAWAT DAN HELIKOPTER AIRCRAFT FLEET AND HELICOPTER Sampai akhir Desember 2008, Perseroan mengoperasikan 22 armada pesawat yang terdiri dari 10 pesawat terbang bersayap tetap (Fixed wing) dan 12 Helikopter (Rotary wing). Dari 22 armada pesawat tersebut, 15 pesawat dimiliki oleh Perseroan dan 7 pesawat milik pihak ketiga yang disewa dan dioperasikan oleh Perseroan. Until the end of 2008, the company operates 22 aircraft fleets, consist of 10 fixed wing aircrafts and 12 helicopters (rotary wing). From 22 aircrafts itself, 15 units owned by the company, and 7 units owned by third party which rented and operated by the company. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 23 AIRCRAFT FLEET AND HELICOPTER No Jenis Pesawat Type of Aircraft No Registrasi Registration No. Tahun Pembuatan Manufacturing Date Fixed Wing 1 Fokker - 50 PK - TSN 1990 2 Fokker - 50 PK - TSO 1990 3 Falcon 20F PK - TRI 1968 4 Fokker - 27 PK - TSJ 1978 5 Beechcraft - 1900 D PK - TRW 1995 6 Beechcraft - 1900 D PK - TRX 1995 7 BAC1 - 11 PK - TRU 1985 8 Fokker -50 PK - TSP 1996 9 ATR 42-300 PK - TSY 1988 10 ATR 42-300 PK - TSZ 1987 Rotary Wing 24 1 EC 155 B1 PK - TPD 2008 2 EC 155 B1 PK - TPE 2008 3 EC 155 B1 PK - TPF 2008 4 EC 155 B1 PK - TPG 2008 5 EC 135 P2 PK - TSS 2005 6 Dauphin N PK - TSH 1982 7 Dauphin N PK - TSI 1983 8 Dauphin C2 PK - TRD 1981 9 Dauphin C2 PK - TRE 1981 10 Dauphin N2 PK - TSW 1994 11 Dauphin N2 PK - TSB 1994 12 Dauphin N2 PK - TSC 1994 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 KEGIATAN USAHA BUSINESS ACTIVITIES Sebagai operator penerbangan charter dan penerbangan niaga berjadwal, kegiatan usaha Perseroan dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian yaitu: As an operator for charter flight and commercial schedule flight, The company business activities can be categorized into several sections, which is : A. Kontrak Dalam kegiatan usaha ini, Perseroan menyewakan pesawat terbang atau helicopter untuk jangka waktu yang pendek (dibawah 1 tahun), jangka menengah (1 - 3 tahun) dan jangka panjang (diatas 3 tahun). A. Contract In this business, the company lease aircraft or helicopter for a short period of time (less than 1 year), medium term (1-3 years), and long term (over 3 years). B. Penerbangan niaga berjadwal Kegiatan penerbangan udara berjadwal ini baru dimulai pada tanggal 18 November 2008 dengan menerbangi 5 rute di wilayah Bali, Lombok, Pontianak, Semarang dan Labuan Bajo. Pendapatan Perseroan dari penerbangan ini diperoleh dari hasil penjualan tiket atas rute-rute yang diterbangi tersebut. B. Commercial Scheduled Flight The scheduled flight activities is just started at November 18 2008, and it has fly-over 5 routes, Bali, Lombok, Pontianak, Semarang, and Labuan Bajo. The company's income from this flight is from ticketing over those routes. C. Spot Charter Dalam kegiatan usaha ini, Perseroan menyewakan pesawat terbang atau helikopter untuk keperluan singkat ataupun evakuasi medis. Pelanggan membayar ke Perseroan biaya sewa pesawat terbang C. Spot Charter In this business the company leasing aircrafts or helicopters for short needs or medical evacuations. Costumers paid the leasing fee to the company by time-based payment with 2 hours minimum utilization. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 25 Struktur organisasi Corporate Structure BOARD OF COMMISSIONERS AUDIT COMMITTEE PRESIDENT DIRECTOR/ CEO SVP-QUALITY,SAFETY AND SECURITY CORPORATE LEGAL INTERNAL AUDIT CORPORATE SECRETARY SECRETARY TO BOD IT SYSTEM & SUPPORT MAINTENANCE DIRECTOR FINANCE DIRECTOR SVP-OGP & MINING PROJECT OPERATION DIRECTOR CHIEF INSPECTOR VP FINANCE ACCOUNTING MANAGER VP TECHNICAL SERVICE & MATERIAL PROCUREMENT & LOGISTIC MANAGER VP-HR & GA CHIEF MAINTENANCE FIXED WING CHIEF MAINTENANCE ROTARY WING COMMERCIAL MANAGER CHIEF PILOT ROTARY WING CHIEF PILOT FIXED WING CHIEF FLIGHT & GROUND OPERATIONS OPERATIONS STANDARD CHIEF FLIGHT ATTENDANT 26 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 Sumber Daya Manusia Human Resources SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu keharusan dalam rangka memasuki persaingan yang semakin kompetitif di masa sekarang dan di masa yang akan datang, baik dalam mengantisipasi persaingan nasional maupun internasional. Quality human resources is a must in order to enter the competition which is more increasingly competitive in the present and in the future, in order to anticipate national and international competition. Manajemen Perseroan menyadari pentingnya peran sumber daya manusia sebagai aset utama dalam mendukung kinerja Perseroan. Oleh karena itu Perseroan berusaha terus meningkatkan keterampilan dan kemampuan karyawan dalam bekerja dengan cara melakukan pelatihan kerja dalam lingkungan perusahaan dan mengirim karyawan ke luar negeri untuk mengikuti kursus mengenai penanganan dan perawatan pesawat. Adapun jenis-jenis pelatihan yang diwajibkan oleh peraturan penerbangan pemerintah adalah sebagai berikut: The management of the company is realizing the importance of human resources role as a major asset in supporting the company's performance. Therefore, the company continues to strive to improve employee skills and abilities in working and training to work in the company's environment by sending the employees abroad to follow courses on aircraft handling and maintenance. The required types of training by government regulations, such as: A. Initial Aircraft / Helicopter Type Rating Training A. Initial Aircraft / Helicopter Type Rating Training Pelatihan ini dilakukan setiap kali kepada pilot yang akan menerbangkan pesawat terbang atau helikopter yang disesuaikan dengan tipe pesawat yang dioperasikan Perseroan untuk pertama kalinya. Pelatihan ini hanya dilakukan sekali untuk setiap jenis pesawat terbang dan helikopter yang terdapat di Perseroan. Pelatihan ini biasanya juga dilanjutkan dengan training di simulator apabila setiap pesawat terbang maupun helikopter memiliki alat simulator tersebut. Simulator adalah suatu alat yang merupakan duplikat dari jenis pesawat terbang yang akan digunakan oleh penerbang yang sedang melakukan pelatihan tersebut. 28 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 The training is performed each time the pilot will fly the aircraft or helicopter which adapted to the type of aircraft they will fly for the company for the first time. The training is only done once for each type of aircrafts and helicopters in the company. The training usually followed by simulator training if the aircrafts and helicopters have simulator training version. Simulator is an instrument which is a duplicate from aircraft instrument that will be use to perform the training. B. Pilot Recurrent Training Jenis pelatihan ini wajib diikuti setiap enam bulan sekali, oleh setiap pilot pesawat terbang Fixed Wing, sedangkan bagi Pilot Helikopter Recurrent Type Rating diikuti setahun sekali. Pelatihan ini wajib dilakukan di simulator bagi jenis pesawat terbang atau helikopter yang memilikinya. Namun apabila tidak ada simulator untuk jenis pesawat terbang atau helikopter tertentu, maka pelatihan dilakukan di pesawat terbang atau helikopter itu sendiri. Untuk pelaksanaan Simulator Training, Perseroan selalu memilih Training Center yang memiliki pengalaman yang luas dan memperoleh akreditasi dari Federal Aviation Administration (FAA) atau Joint Aviation Authorities (JAA), dimana selama ini Perseroan banyak melakukan kerjasama dengan Flight Safety International, Malaysian Airlines Training Center dan ATR Training Center untuk melaksanakan Pilot Recurrent Training. B. Pilot Recurrent Training This type of training requires every fixed wing pilots to take part in, twice a year, while helicopter pilots requires the training once a year. It is necessary to do it the simulator for each type of aircrafts and helicopters which has a simulator version. However if there's no simulators version for some type, the training conducted in the aircraft or helicopter itself. To run simulator training, the company's always choose an experienced training center and accredited by Federal Aviation Administration (FAA), or Joint Aviation Authorities (JAA). For many times the company has done a lot of cooperation with Flight Safety International, Malaysian Airlines Training Center, and ATR Training Center to perform Recurrent Training. C. Crew Resources Management Pelatihan ini ditujukan untuk pilot pesawat terbang, pilot helikopter dan awak pesawat yang dilakukan paling sedikit setahun sekali. Lokasi pelatihan ini adalah di dalam negeri. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan efisiensi, kerja sama tim dan pengetahuan para pilot dan awak pesawat. C. Crew Resources Management This training is intended to aircraft and helicopter pilot and aircraft crew which present at least once a year. The training's performed in Indonesia. The objective of this training is to improve efficiency, team work and knowledge of the pilot and crew. D. Human Factor Training Pelatihan ini dikhususkan untuk semua mekanik Perseroan untuk meningkatkan kerja sama tim. Lokasi pelatihan ini adalah di dalam negeri dan diikuti setahun sekali. D. Human Factor Training This training specially for all of the company mechanics to improve team cooperation. It was performed in Indonesia once a year. E. E. Helicopter Under Water Escape Training Pelatihan jenis ini dilakukan setiap dua tahun sekali oleh para pilot helikopter. Tujuan dari pelatihan semacam ini adalah untuk pempersiapkan para pilot Perseroan apabila helikopter yang mereka kemudikan mengalami kerusakan dan harus mendarat darurat di atas air. Adapun tempat pelatihannya terdapat di beberapa kota di Indonesia. Helicopter Under water Escape Training This training performed in every two years by the helicopters pilot. The objective is to prepare the company's pilot if the helicopter is damage and need an emergency landing on water. The training is located in several cities in Indonesia. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 29 F. Emergency Drill Para pilot dan awak pesawat Perseroan mendapatkan pelatihan ini setiap dua tahun. Pelatihan ini dapat membantu mengingatkan kembali para pilot dan awak pesawat akan teknik-teknik Pertolongan Pertama (First Aid Care) dan dapat membantu mereka di dalam menggunakan peralatan-peralatan yang ada. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar mereka siap membantu para penumpangnya ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. F. Emergency Drill The company's pilot and crew have also get this training in every two years, this training could help the company's pilot and crew to remind the first aid care technique and also help them how to use available equipment. The objective is to make them ready to assist the passengers when something unwanted happens. G. Survival Training Para pilot dan awak pesawat Perseroan juga telah mendapatkan jenis pelatihan ini, baik di hutan maupun di laut, setiap dua tahun sekali. Tujuan pelatihan ini adalah agar ketika suatu hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti pesawat Perseroan mengalami kecelakaan dan jatuh di hutan atau di laut, para pilot dan awak pesawat dapat membantu penumpang pesawat untuk bertahan hidup. G. Survival Training The company's pilots and crew have also got this training even in the forest or in the sea at every two years. The purpose of this training is, if something unwanted happens in the forest or in the sea, the pilots and crews can manage the aircraft passengers to survive. H . Fire Fighting Training H. Fire Fighting Training Just like other trainings, this training conducted in every two years for the pilots and crews. The objective is to train pilots and crew against fire that may occur inside and outside the aircraft or helicopter. Seperti halnya pelatihan-pelatihan lainnya, jenis pelatihan ini juga diikuti dua tahun sekali oleh para pilot dan awak pesawat. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk melatih pilot dan awak pesawat dalam menghadapi kebakaran yang mungkin terjadi di dalam maupun di luar pesawat terbang ataupun helikopter. 30 I. First Aid Para pilot dan awak pesawat juga diwajibkan untuk mengikuti pelatihan ini, dengan harapan mereka dapat memberikan pertolongan pertama kepada penumpang atau awak pesawat lainnya yang memerlukan pertolongan. I. J. CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation) Para pilot dan awak pesawat Perseroan mendapatkan pelatihan CPR setiap dua tahun sekali. Tujuannya adalah agar para pilot dan awak pesawat Perseroan dapat selalu siap dalam memberikan pertolongan kepada penumpang pesawat yang terkena serangan jantung atau penyakit gangguan pernafasan lainnya. J. CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation) The company's pilot and crew get CPR training every two years, the objective is to prepare company's pilot and crew in giving help to the passengers which had a heart attack or other respiratory disease. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 First Aid The pilot and aircraft crew are also required to take part on this training in order they can give first aid to passengers or other aircraft crew who need help. K. Dangerous Goods Regulation Training Pelatihan ini wajib diikuti oleh para pilot dan awak pesawat sekali dalam setahun. Dengan pelatihan ini, mereka diharapkan dapat mengenali barang-barang yang berbahaya dan cara penanganannya sehingga mereka dapat menjaga keselamatan setiap penumpang pada setiap penerbangan. K. Dangerous Goods Regulation Training This training is mandatory for aircraft pilot crews once a year. With this training they are expected to be able to identify dangerous goods and how to handle it, so they could ensure the safety of the passengers in every flight. L. L. Wind Shear Pelatihan ini ditujukan untuk pilot Fixed Wing dan Rotary Wing yang dilaksanakan setahun sekali,dimana tujuan dari pelatihan ini adalah u n t u k m e m b e r i k a n pengetahuan kepada p a r a p i l o t tentang fenomena cuaca, angin di area landasan pada saat tinggal maupun mendarat. Wind Shear This training is for Fixed Wing and Rotary Wing pilots, and it's carried out once a year. The goal of the training is to provide knowledge to the pilots about weather phenomenon, wind in runway area when the aircraft taking off or landing. M. Aviation Security Para pilot, pramugari, mekanik, Staf Operasional maupun petugas station/bandara juga diwajibkan untuk mengikuti pelatihan ini setiap tahun sekali, p e l a t i h a n i n i b e r t u j u a n memberikan pengetahuan tentang barang ataupun benda (security item) yang merupakan ancaman kepada keaamanan pesawat. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya ancaman keamanan dan menjamin agar pesawat dalam keadaan aman untuk terbang. M. Aviation Security Pilots, stewardess, mechanics, flight operation officer, and all of station/airport officers is also required to perform this training once a year, the training aims to provide knowledge about goods (security items) which are a threat to the aircraft safety. This is necessary to anticipate the possibility of security threats and to ensure the aircraft fly in safety flight . Jumlah karyawan Perseroan dari waktu ke waktu disesuaikan dengan operasional dan jumlah pesawat. Seluruh pesawat dioperasikan dengan pertimbangan yang selalu mengacu kepada peraturan-peraturan umum ketenagakerjaan dan peraturan-peraturan penerbangan, khususnya bagi pilot-pilot, awak kabin, staf operasi dan para mekanik yang mempunyai aturan tersendiri sesuai dengan peraturan keselamatan dalam penerbangan sipil. Number of employees of the company from time to time is adjusted to the operational aspect and number of aircraft. All aircrafts operate with the consideration of manpower regulations and aviation rules particularly for pilots, cabin crews, flight operation officers, and mechanics who have specific regulation in accordance with the civil aviation safety regulations. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 31 32 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 PROSENTASI JUMLAH KARYAWAN T O T AL E MP L O Y E E P E R C E NT AG E Jumlah Karyawan / Total Employee JABATAN / TITLE 31 December 2008 Direksi / Board of Director 4 1,37% Sekretaris Perusahaan / Corporate Secretary 1 0,34% Manejer / Manager 8 2,75% Penyelia / Supervisor 23 7,9% 255 87,64% 291 100% Staf dan lain Lain / Staff and Others Jumlah / Total 0,34% Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary 1,37% Direksi Board of Director 2,75% Manajer Manager 7,9% Penyelia Supervisor 87,64% Staf dan Lain-lain Staff and others Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 33 Analisis Dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis 34 KONDISI EKONOMI ECONOMIC CONDITIONS Krisis keuangan global yang dimulai dari Amerika Serikat pada akhirnya mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia, Investor asing menjual dolarnya sehingga mengakibatkan nilai tukar rupiah pada tahun 2008 kembali melemah terhadap mata uang dolar Amerika. Perseroan yang memiliki pendapatan dalam mata uang dolar Amerika terkena imbasnya mengingat pencatatan pembukuan Perseroan dilakukan dalam mata uang rupiah. Global financial crisis which started from the United States will eventually affect the economic conditions of Indonesia foreign, Investor sell their foreign currency and impact with Indonesian rupiah in 2008 depreciate against the United States currency. The Company who has income and liabilities in United State dollar will be affected since the accounting record is maintained in Indonesian Rupiah. Disisi lain dengan menurunnya harga minyak yang drastis juga mengakibatkan turunnya permintaan akan penyewaan pesawat disektor minyak dan gas karena penundaan pembukaan ladang-ladang baru sementara supply pesawat relatif tetap yang mana hal ini mengakibatkan tingkat persaingan menjadi tajam. On the other hand the decrease in oil prices also reduce the demand of aircraft rental, particularly from oil and gas sector due to postponement of opening a new oil field while the supply of aircraft still remain the same. The condition has increased competition become tight. Ditengah kondisi yang sulit ini, Perseroan perlu melakukan efisiensi biaya dan mengoptimalkan penggunaan asset agar dapat bersaing. In the middle of current difficult period, the company needs to do some cost efficiency as well as optimizing the asset usage in order to compete with competitors. Perseroan berusaha untuk tetap eksis dalam industri penerbangan dengan melakukan efisiensi biaya dan penghematan pengoperasian pesawat. Perseroan berusaha untuk mengoperasikan type pesawat sejenis sehingga dapat lebih efisien dalam hal perawatan dan pengoperasian. Untuk pesawat bersayap tetap Perseroan mengoperasikan type Fokker dan ATR, dan untuk Helikopter, Perseroan mengoperasikan type Dauphin buatan Eurocopter, Perancis. In the middle of current difficult period, the company has tried to remain and sustain in the industry by doing cost efficiency as well as cost saving in operating all the aircraft. The company has tried to operate the same type of aircraft to be more efficient in term of operating cost and maintenance cost as well. For fixed wing aircraft, the company operates two types of aircraft namely Fokker and ATR, and for the rotary wing the company operates Dauphin type which manufactured by Eurocopter from France. LABA RUGI PERSEROAN PROFIT AND LOSS OF THE COMPANY Pendapatan Usaha Operating Revenue Pada tahun 2008, Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp. 292,9 Miliar atau meningkat sebesar 26% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp. 217,1 Miliar. Hal ini disebabkan karena meningkatnya aktivitas serta pendapatan yang cukup signifikan dari kegiatan operasional perusahaan. In the year 2008, the Company succeeded in recording operating revenue totaling Rp. 292.9 billion, increased by 26% compared with the previous year amount of Rp. 217.1 billion. This was due to the increased of operational activity as well as a significant income increment from company operating activity. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA REVENUE CONTRIBUTION Kenaikan pendapatan terutama dikontribusikan dari kenaikan pendapatan dari 'Contract Charter' yang mengalami peningkatan sebesar Rp. 98,6 Miliar (65%) dari Rp. 150,1 Miliar di tahun 2007 menjadi Rp. 248,8 Miliar di tahun 2008. Di lain pihak terjadi penurunan pendapatan dari 'Spot Charter', namun penurunan tersebut tidaklah signifikan. The Revenue increment was mainly from increment of the income from the 'Charter Contract' which was increased amounting Rp. 98.6 Billion (65%) from the amount of Rp. 150.1 billion in 2007 to Rp. 248.8 billion in 2008. On the other hand there was also an income decrement from the 'Spot Charter' despite the value was not significant. BIAYA OPERASIONAL DAN RUGI USAHA Seiring dengan meningkatnya aktivitas perseroan, biaya operasional perseroan juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 133 Miliar atau sebesar 63% dibandingkan tahun 2007. Kenaikan biaya operasional tersebut merupakan kontribusi kenaikan Beban langsung penerbangan sebesar Rp 96 Miliar, kenaikan Beban usaha Rp 16 Miliar dan kenaikan beban pembiayaan hutang jangka panjang sebesar Rp. 20,5 Miliar. OPERATIONAL EXPENSES AND OPERATING LOSS Along with the increase in company activity,the operational costs had also increased amounting Rp. 133 billion or 63% compared to 2007. The incremental of operational cost was contributed from increment of direct flight cost, operating cost and financing cost of long term debt amounting Rp 96 billion, Rp. 16 billion and Rp. 20, 5 billion respectively. Perseroan mencetak rugi usaha untuk tahun 2008 sebesar Rp. 22,3 Miliar sebagai implikasi naiknya beban langsung penerbangan dan beban operasional. The company suffered business loss for the year 2008 amounting Rp. 22.3 billion as the implications of increment in direct flight cost as well as operational expenses. EBITDA Likuiditas Perseroan pada tahun 2008 mengalami penurunan dari Rp 42 Miliar di tahun 2007 menjadi minus Rp 18 Miliar ditahun 2008 sebagai akibat adanya kenaikan biaya operasional dan beban pembiayaan. EBITDA Liquidity of the Company in the year 2008 had decreased from amounting Rp 42 billion in 2007 to amounting minus Rp 18 billion in 2008 as a result of increment of operational costs and financing cost. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pada tahun 2008, perusahaan membukukan total penghasilan lain-lain sebesar Rp. 4 Milliar yang merupakan hasil penjualan asset berupa 1 unit pesawat Bell 212 dan pendapatan bunga. Dilain pihak Perseroan juga membukukan total beban lain-lain sebesar Rp 74 Milliar yang merupakan beban kerugian selisih kurs sebesar Rp. 41,2 Miliar dan beban pembiayaan sebesar Rp. 32,8 Miliar. OTHER INCOME (EXPENSES) In the year 2008, the Company recorded other operating income totaling Rp. 4 billion as the result of sales 1(one) unit Bell 212 aircraft and interest income. On the other hand, the Company was also recorded other expenses amounting Rp.74 billion which derived from loss of currency exchange rate and financing expenses totaling Rp. 41, 2 billion and Rp. 32, 8 billion respectively. RUGI BERSIH Beban langsung penerbangan dan Beban Operasional yang cukup tinggi serta kerugian selisih kurs yang signifikan ditahun 2008 mengkibatkan perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 59,7 Miliar di akhir Desember 2008. NET LOSS Direct flight cost and Operational Cost which slightly high and added with significant loss from the currency rate in 2008 had caused the company recorded a net loss amounting Rp. 59.7 billion at the end of December 2008 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 35 36 NERACA PERSEROAN BALANCE SHEET OF THE COMPANY JUMLAH AKTIVA Per tanggal 31 Desember 2008, Total Aktiva Perseroan adalah sebesar Rp. 603,9 Miliar atau meningkat sebesar 11% jika dibandingkan dengan Total Aktiva perseroan tahun sebelumnya sebesar Rp. 544 Miliar. TOTAL ASSETS As of 31 December 2008, Total Assets of the Company was amounting Rp. 603.9 billion or increased by 11% compared to the previous company's total assets amounting Rp. 544 Billion. AKTIVA LANCAR Perseroan membukukan Aktiva Lancar yang meningkat dari sebesar Rp. 147 Miliar menjadi sebesar Rp. 171 Miliar, yang terutama disebabkan karena meningkatnya Kas dan Bank sebesar Rp. 4,6 Miliar dan meningkatnya Piutang Usaha sebesar Rp. 13,5 Miliar sebagai akibat meningkatnya aktivitas perseroan. CURRENT ASSETS Current Assets of the Company increased from totaling Rp. 147 Billion to totaling Rp. 171 billion, which was mainly due to increment in Cash and Bank as well as Account receivable amounting Rp. 4.6 billion and Rp. 13,5 billion respectively, as the effect of the increment of company activities. AKTIVA TIDAK LANCAR Per 31 Desember 2008, Aktiva tidak lancar perseroan tercatat sebesar Rp. 432,3 Miliar atau meningkat sebesar 8,84% jika dibandingkan dengan posisi sebelumnya yaitu sebesar Rp. 397 Miliar. Kenaikan tersebut dikarenakan adanya peningkatan aktiva pajak tangguhan sebesar Rp. 12 Miliar dan kenaikan asset tetap sebesar Rp. 64,9 Miliar. NON CURRENT ASSETS As of 31 December 2008, Non Current Assets was recorded totaling Rp. 432.3 billion or increased by 8.84% compared to the previous balance totaling Rp. 397 Billion. The Increment was due to increment of deferred tax assets and fixed assets totaling Rp. 12 billion and Rp.64.9 billion respectively. JUMLAH KEWAJIBAN Jumlah kewajiban perseroan tercatat sebesar Rp. 414,3 Miliar atau meningkat sebesar 40,42% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp. 295 Miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya Hutang Usaha sebesar Rp. 22,8 Miliar dan meningkatnya Hutang Bank sebesar Rp. 98,8 Miliar untuk pembiayaan pembelian pesawat. TOTAL LIABILITIES Total company's liabilities recorded was totaling Rp. 414.3 billion or increased by 40.42% compared to the previous year totaling Rp. 295 Billion. This increment was mainly due to increment of Trade payables amounting Rp. 22.8 billion as well as Bank Loan amounting Rp. 98.8 billion to finance the aircraft purchasing. JUMLAH EKUITAS Pada tanggal 31 Desember 2008, Total Ekuitas Perseroan mencapai sebesar Rp. 189 Miliar yang mengalami penurunan sebesar 23,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp. 249 Miliar. Penurunan Ekuitas tersebut terutama dikarenakan adanya defisit laba ditahan sebesar Rp. 38,2 Miliar. TOTAL EQUITY On 31 December 2008, Total Equity of the Company was amounting Rp. 189 Billion which was decreased 23.9% compared to the previous year amounting Rp. 249 Billion. Equity decrement was mainly due to deficit in retained earning amounting Rp.38.2 billion. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES Pada tahun 2008, kenaikan bersih kas dan bank perseroan adalah sebesar Rp. 4.6 Miliar yang dihasilkan dari aktivitas operasi sebesar 46,4 miliar, Aktivitas Pendanaan sebesar Rp. 59,1 miliar dan penggunaan dana untuk investasi yang dilakukan adalah sebesar Rp. 101 miliar. In 2008, net increase in cash and bank in the amount of Rp 4.6 billion which was generated by operating activities amount of Rp 46.4 billion. Net cash provided by Financing activities in the amount of Rp 59.1 billion and net cash used by investing activities in the amount of Rp 101 billion. . Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 37 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance 38 PRINSIP TATA KELOLA PERUSAHAAN CORPORATE GOVERNANCE PRINCIPLES Dalam rangka meningkatkan kinerja serta memaksimalkan nilai perusahaan kepada pemegang saham, Perseroan selalu berusaha menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku. In order to improve performance and maximize the value of company to stakeholders, The Company always seeks to apply good corporate governance principles in accordance with standard and regulations. Secara garis besar, penerapan tata kelola perusahaan yang baik dalam Perseroan bertujuan untuk : In general, the implementation of Good Corporate Governance in the company aims to: 1. Meningkatkan kinerja Perseroan melalui supervisi dan pemantauan kinerja manajemen. 1. Improving performance of the company through the supervision and monitoring management performance. 2. Meningkatkan keterbukaan informasi dan akuntabilitas pengelolaan Perseroan kepada Pemegang Saham. 2. Increasing transparency information and accountability management to Stakeholders. 3. Mengurangi agency cost yaitu biaya yang harus ditanggung oleh pemegang saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen 3. Decreasing agency cost, the cost to be borne by shareholders as a result of delegation responsibility to management. 4. Meningkatkan nilai saham dan citra perseroan . 4. Increasing stock value and corporate image of the company. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISIONERS D ewan Komisaris bertugas mengawasi kebijakan pengurusan serta jalannya pengurusan Perseroan dan mengawasi kegiatan Direksi dalam mengelola perusahaan, memberikan arahan dan nasehat kepada Direksi. The Board of commissioners is responsible to supervise policies and management of the company, and provide directions and advices Board of Director activity. Sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 19 Juni 2008, Dewan Komisaris Perseroan terdiri dari: As a result of Extraordinary General Shareholders meeting on June 19, 2008 the composition Board of commissioners has been changed to: Presiden Komisaris : Chappy Hakim : Hary Tanoesoedibjo Komisaris M. Budi Rustanto Roekman Prawirasasra Harmanto Tanidjaja President Commissioner : Chappy Hakim Commissioners : Hary Tanoesoedibjo M. Budi Rustanto Roekman Prawirasasra Harmanto Tanidjaja Kemudian sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 5 Desember 2008, Dewan Komisaris Perseroan terdiri dari : And based on resolution in the Extraordinary General Shareholders meeting on December 5, 2008, the composition Board of commissioners has been changed to: Presiden Komisaris : Hary Tanoesoedijo Komisaris : Ir. M. Budi Rustanto Darma Putra President Commissioner : Hary Tanoesoedibjo Dewan Komisaris melakukan rapat rutin sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun, diluar itu rapat Dewan Komisaris diadakan sewaktu-waktu atas permintaan tertulis dari Presiden Komisaris, satu atau lebih anggota Dewan Komisaris, satu atau lebih Direktur. Board of commissioners conduct regular meeting at least twice a year, and the meeting can be arrange at any time by written request from President commissioner, one or more commissioner member and one or more Director member. Selama tahun 2008, telah diadakan rapat gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi sebanyak 6 (enam) kali. Rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi dihadiri oleh seluruh anggota. During 2008, the Board of Commissioners was held 6 (six) meetings and attended by all of commissioners and director members. Commissioners : Ir. M. Budi Rustanto Darma Putra Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 39 Direksi Board of Directors Direksi mempunyai tugas utama untuk menjalankan pengurusan Perseroan demi kepentingan Perseroan serta sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Direksi juga bertugas untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik dalam mengelola Perseroan. The Board of Director is responsible to deliver and manage the Company for purpose and objectives of the company. The Board of Director also responsible to implement Good Corporate Governance in operating the business. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 11 Februari 2008, susunan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut: As a result of Extraordinary General Shareholders meeting on February 11, 2008 the composition Board of Directors has been changed to: Presiden Direktur : Hartono Tanoesoedibjo Direktur : Krisman Tarigan Tony D. Hadi Ending Ridwan Juwono Kolbioen President .Director : Hartono Tanoesoedibjo Director . : Krisman Tarigan Tony D. Hadi Ending Ridwan Juwono Kolbioen Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 19 Juni 2008, susunan Direksi Perseroan terdiri dari : And based on resolution in the Extraordinary General Shareholders meeting on June 19, 2008, the composition Board of Directors has been changed to : Presiden Direktur : Hartono Tanoesoedibjo Direktur : Ending Ridwan Juwono Kolbioen President Director : Hartono Tanoesoedibjo Director . : Ending Ridwan Juwono Kolbioen Kemudian berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 5 Desember 2008, Direksi Perseroan terdiri dari empat orang dengan posisi sebagai berikut: And as a result of Extraordinary General Shareholders meeting on December 5, 2008, the Board of Directors consist of four person as follow : Presiden Direktur Direktur President Director Director : Gustiono Kustianto : Ending Ridwan Juwono Kolbioen Toto Soebandoro Selama tahun 2008, telah diadakan rapat Direksi sebanyak 12 (dua belas) kali yang dihadiri oleh seluruh anggota Direksi. 40 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 : Gustiono Kustianto : Ending Ridwan Juwono Kolbioen Toto Soebandoro During 2008, The Board of Directors has held 12 (twelve) meetings attended by all members of Directors. KOMITE AUDIT AUDIT COMMITTEE Komite Audit Perseroan berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan secara menyeluruh atas kinerja manajemen Perusahaan. Tugas lainnya adalah mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris serta tugas-tugas lainnya sebagai berikut: The audit committee functions to assist the Board of Commissioners in performing its comprehensive supervisory for management performance of the Company. The duty of Audit committee to identify current issues that require special attention from Board Commissioners and other tasks as follows: a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan oleh Perusahaan, seperti Laporan keuangan, proyeksi keuangan dan informasi keuangan lainnya. a. Review all financial information that issue by the Company, such as Financial report, financial projection, and other financial information. b. Melakukan evaluasi atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundangundangan di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya. b. Evaluating Company's compliance to ca p i t a l ma r k et r eg u l a t i on a nd o t her regulations. c. Melakukan review atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Internal Audit Perseroan. c. Review the implementation of auditing by Internal audit of the Company. d. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai resiko yang dihadapi Perseroan serta pelaksanaan manajemen resiko oleh Direksi. d. Reporting to the Board of Commissioners for all of various risk facing by the Company and implementation of risk management by the Board of Directors. e. Membuat pedoman kerja Komite Audit. e. Provide a guidance of the Audit Committee. Susunan Komite Audit Perseroan Berdasarkan keputusan Komisaris pada tgl 12 Februari 2008 sebagai berikut: The composition of Audit Committee based on Commissioners resolution on February 12, 2008 as follows: Ketua Anggota : Harmanto Tanidjaja : Lely Asyura Nul Zulhadi Chairman Member . : Harmanto Tanidjaja : Lely Asyura Nul Zulhadi Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 41 Kemudian Berdasarkan Keputusan Komisaris pada tanggal 8 Desember 2008 adalah menjadi sebagai berikut : Ketua Anggota 42 : M. Budi Rustanto : Anton Tonbeng Nul Zulhadi And as a result of Commissioners resolution on December 8, 2008 the composition of Audit Committee has been change to: Chairman : M. Budi Rustanto Member : Anton Tonbeng Nul Zulhadi Sepanjang tahun 2008, Komite audit telah melaksanakan pertemuan sebanyak 2 (dua) kali, dan tidak terdapat temuan yang bersifat material. During 2008, the audit committee has held 2 (two) meetings and there was no material finding. SEKRETARIS PERUSAHAAN CORPORATE SECRETARY Sesuai peraturan Bapepam-LK, peranan sekretaris Perusahaan adalah mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan –peraturan yang berlaku di bidang pasar modal, memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan Perseroan, memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi ketentuan pasar modal, dan menjadi penghubung antara Perseroan dengan Bapepam-LK dan masyarakat. In accordance with Bapepam-LK regulation, The duty of the corporate secretary is to updates capital market regulation especially the rule that apply in the field of capital market, providing services to the public for any information needed related to the Company, advice Board of Director to complied all capital market regulation and as a relation between the Company, BapepamLK and stakeholders. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama, dan sejak tanggal 19 Juni 2008 Sekretaris Perusahaan Perseroan dijabat oleh Bapak Jo Denie. Corporate Secretary is responsible directly to the President Director and as of June 19, 2008 The role of Corporate Secretary was held by Mr. Jo Denie. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 43 44 HUBUNGAN INVESTOR INVESTOR RELATIONS Perseroan sangat menyadari pentingnya menjaga hubungan dengan para Investor dan pemegang saham. Perseroan berusaha untuk memberikan keterbukaan informasi kepada publik secara lengkap dan tepat waktu, termasuk kepada para pemangku kepentingan. The Company aware to maintaining relationship with Investors and shareholders. The Company try to disclosure any information to the public with completed and on time, including to the stakeholders. Hubungan investor juga bertanggung jawab atas kesiapan penyajian informasi kepada pemegang saham dan komunitas pasar modal, sehingga kebutuhan pemegang saham dapat terpenuhi sesuai dengan aturan tata hubungan yang ditetapkan. Investor relations is also responsible for the readiness of information to be presented to shareholders and the capital markets community, so the shareholders needs could be fullfilled in accordance with the good relationship are defined. KETERBUKAAN INFORMASI DISCLOSURE OF INFORMATION Sebagai Perusahaan terbuka, Perseroan senantiasa menyampaikan keterbukaan informasi kepada regulator pasar modal serta mengumumkan kepada masyarakat mengenai adanya informasi material yang dapat mempengaruhi harga atau nilai efek yang terkait dengan investasi pemodal sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. As a public company, the Company continues to deliver any information to capital market regulator and announced to public about material information that may affect the stock price of Company or stock value in associated with capital investment and in accordance with the laws and regulations. Sepanjang tahun 2008, Perseroan telah menyampaikan keterbukaan informasi sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) kali. Informasi yang disampaikan tersebut antara lain mengenai Hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 11 Februari 2008 dan 5 Desember 2008, Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 19 Juni 2008, Penyelenggaraan Paparan Publik, Penyampaian laporan keuangan Tahunan, triwulanan dan hal-hal yang terkait dengan keterbukaan informasi lainnya. During 2008, the Company has delivered 39 (thirty nine) information disclosure. The Information included the resolutions of the Extraordinary General Shareholders meeting was held on February 11, 2008 and December 5, 2008, The Annual General Shareholders Meeting on June 19, 2008, The Public Expose, delivery of Annual financial report, quarterly Financial report and matters related to disclosure information. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 45 46 RESIKO USAHA BUSINESS RISKS Perkembangan ekonomi dapat menimbulkan peluang dan resiko usaha yang dapat menaikkan atau menurunkan kinerja perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya Perseroan juga tidak terlepas dari kemungkinan timbulnya resiko-resiko eksternal antara lain : Economic growth can lead to business opportunities and risks that may increase or decrease the performance of the company. In the business activities of the Company there is also the possibility of occurrence of external risks, including : 1. Risiko ketergantungan pada kontrak sewa Jangka Panjang 1. Risk of dependence on long-term lease Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, sebagian besar sumber pendapatan Perseroan berasal dari kegiatan menyewakan pesawat terbang dan helikopter dengan menggunakan sistem kontrak jangka panjang. Mengingat bahwa jenis industri penerbangan charter adalah industri yang mengutamakan keselamatan dan kepuasan pelanggan baik dari aspek teknis operasional, perawatan atau aspek-aspek lain, maka dalam setiap kontrak Perseroan dengan pelanggan terdapat klausula yang memungkinkan terjadinya pemutusan dan/atau pengakhiran perjanjian secara sepihak dengan memberikan pemberitahuan 1 sampai 2 bulan dimuka. Sehubungan dengan hal tersebut, pemutusan kontrak jangka panjang secara sepihak dapat berdampak terhadap pendapatan serta arus kas Perseroan. Demikian juga pada saat berakhirnya kontrak sewa jangka panjang, Perseroan tetap harus mengikuti tender ulang sesuai prosedur, sehingga terdapat kemungkinan Perseroan tidak memenangkan tender. Dalam hal ini, pengalaman beroperasi Perseroan serta pedoman usaha Perseroan yang selalu mengutamakan keselamatan dan kepuasan pelanggan telah berhasil menciptakan kepercayaan pelanggan, sehingga semenjak Perseroan berdiri tidak pernah mengalami pemutusan kontrak jangka panjang secara sepihak oleh pelanggan. in conducting its business activities, most of the Company's income is derived from the leasing of aircrafts and helicopters under long-term contract systems. Given that the nature of charter flight industry places high value on customers' safety and satisfaction from the technical aspects of operational, maintenance or other aspects, within each contract between the Company and its customer there is a clause allowing the termination of the agreement by unilateral notice of 1 to two months in advance. In relation to this clause, the unilateral termination of a long-term contract can have an adverse effect on income and cash flow of the Company. Similarly at the end of a long term lease, the Company must still go through a retender process, as procedures dictates, that there is a possibility of not winning the tender. In this case, the Company's experience and business guide that puts customers' safety and satisfaction first has successfully created trust in the Company that ever since the Company was established there has not been any unilateral termination of long-term contract by the customer. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 2. Resiko Perseroan dikenakan denda 2. Risk of fines levied Perseroan mempunyai risiko untuk dikenakan denda atau penalty oleh penyewa, jika Perseroan tidak dapat memenuhi penyerahan pesawat atau helicopter dan tidak dapat menerbangkan pesawat atau helicopter yang telah disewa sesuai ketentuan dan tanggal yang telah ditetapkan dalam kontrak perjanjian penyewaan, pengoperasian dan perawatan pesawat atau helicopter. The Company has risks for fines or penalties imposed by tenants, if the Company fails to meet the delegation of aircraft and helicopter, and is unable to operate the rented plane or helicopter in accordance with the terms and dates stipulated in the agreement for leasing, operation and maintenance of aircraft or helicopter . 3. Resiko ketergantungan terhadap satu kelompok pelanggan tertentu 3. Risk of dependence on one particular group of customers Mayoritas pelanggan perseroan berasal dari kelompok perusahaan yang memiliki usaha dibidang minyak dan gas bumi serta pertambangan. Apabila usaha dibidang tersebut mengalami penurunan tentunya akan mempunyai dampak pada penurunan penyewaan pesawat dan helicopter, sehingga dapat mempengaruhi penerimaan Perseroan. Risiko ketergantungan terhadap kelompok pelanggan dibidang usaha ini telah berusaha diantisipasi Perseroan dengan mengikat kontrak penyewaan secara jangka panjang. the majority of customers come from the corporate group companies that are in the business of oil, gas, and mining. If the businesses in those fields are experiencing a downturn, they will have an impact of decrease in aircraft and helicopter rentals, which also adversely affects the Company's income. The risk of dependence on a group of customers in this business is being anticipated by entering longterms lease contracts. 4. Resiko persaingan usaha 4. Risk of business competition Deregulasi yang terjadi pada industri jasa Penerbangan charter serta potensi keuntungan yang diberikannya telah memotivasi para operator baru untuk memasuki industri tersebut. Akan tetapi Perseroan beranggapan bahwa potensi persaingan dari para operator baru tersebut barulah benar-benar terealisir dan berdampak negatif terhadap Perseroan bilamana para pesaing tersebut telah memenangkan tender dimana Perseroan juga berpartisipasi. Proses tender tersebut hanya dapat diikuti oleh operator yang memiliki kualifikasi khusus dimana aspek keselamatan menjadi aspek utama. the deregulation of the charter flight service industry as well as the profit potentials in the field has motivated new operators into entering the industry. However, the Company sees the potential for competition from the new operators will not be realized and have an adverse effect on the Company until the competitors manage to win a tender in which the Company is also a participant. Said Tender Process can only be joined by operators having special qualifications where the safety aspect is a main aspect. be a significant increase in the number of companies in the industry in Indonesia. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 47 48 Berhasilnya operator-operator baru memenangkan tender akan berpotensi memperkecil pangsa pasar Perseroan dimana pada akhirnya akan berpengaruh negatif pada pendapatan Perseroan. Namun dari sisi lainnya, industri jasa penerbangan charter merupakan jenis industri yang padat modal (capital intensive) sehingga diperkirakan tidak terjadi penambahan yang signifikan pada jumlah perusahaan yang bergerak pada industri penerbangan charter di Indonesia. The success of new operators in winning tenders will potentially decrease the Company's market share and eventually have an adverse effect on the Company's income. On the other hand, the charter flight service industry is capital intensive that there should not be a significant increase in the number of companies in the industry in Indonesia. 5. Resiko fluktuasi mata uang 5. Risk of currency fluctuations Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia di tahun 1997, Pemerintah tidak lagi menetapkan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing lainnya, tetapi menyerahkan penentuan nilai tukar Rupiah kepada mekanisme pasar. Kebijakan yang mengharuskan pembukuan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah dapat mengakibatkan perubahan yang signifikan akibat dari konversi pendapatan maupun hutang Perseroan dalam mata uang asing ke mata uang Rupiah. Dalam hal ini, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing dapat menimbulkan terjadinya kerugian akibat selisih kurs, sedangkan menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan menurunkan nilai pendapatan Perseroan dalam Rupiah. Ever since the economic crisis hit Indonesia in 1997, the Government no longer sets the exchange rate of Rupiah against other currencies, instead choosing to let the market mechanism determine the exchange rate. Policies that require financial bookkeeping to be done in the Rupiah currency can lead to significant changes due to the conversion of debt and income in foreign currency to the currency Rupiah. In this case, the weakening of rupiah exchange rate against foreign currencies may cause the occurrence of losses due to exchange rate difference, while the strengthening of Rupiah exchange rate against the U.S. dollar will reduce the value of income in Rupiah. 6. Resiko sosial politik 6. Risk due to social politics Situasi politik dalam negeri yang tidak stabil dapat memicu gejolak sosial, kerusuhan dan bentrokan antar kelompok sosial, yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap Perseroan. Hal tersebut berpotensi mengurangi minat investor luar negeri khususnya pada industri-industri vital seperti industri minyak, gas dan pertambangan untuk melakukan aktivitas bisnis di Indonesia serta membuat pelangganpelanggan Perseroan saat ini memutuskan untuk tidak meneruskan kegiatan usahanya di Indonesia. The unstable domestic political conditions can trigger social unrest and clashes between social groups, which in turn will negatively impact the Company. Such conditions can also lessen potential foreign investors' interest, especially in vital industries such as oil, gas and mining, to perform business activities in Indonesia and cause current Company's customers to cease their business activities in Indonesia. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 Akibatnya Perseroan akan sulit mempertahankan pangsa pasarnya karena sebagian besar pelanggan perusahaan bergerak dalam industri minyak, gas dan pertambahan sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan serta laba Perseroan. As a result, it will be difficult for the Company to maintain its market share since a majority of its customers are from the oil, gas, and mining industries, which in turn will have an adverse affect on the revenue and profit of the Company. 7. Risiko Kebijakan Pemerintah 7. Risk due to government policies Perubahan terhadap kebijakan baik Pemerintah Pusat Republik Indonesia maupun Pemerintah Daerah (dengan diberlakukannya Otonomi Daerah), seperti memberhentikan proyek produksi minyak, gas bumi dan pertambangan yang menyangkut pelanggan Perseroan, akan dapat mengganggu perolehan pendapatan serta laba Perseroan. Beberapa peraturan pemerintah juga harus mendapat perhatian dari Perseroan seperti Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 5 Tahun 2006 tentang Peremajaan Armada Pesawat Udara Kategori Transport Untuk Angkutan Udara Penumpang yang antara lain mengatur pesawat udara kategori transport untuk angkutan penumpang yang dapat didaftarkan dan dioperasikan untuk pertama kali di wilayah Republik Indonesia harus memenuhi persyaratan usia tidak lebih dari 20 (dua puluh) tahun dan jumlah pendaratan tidak lebih dari 50.000 kali (cycle), Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2005 tentang pengoperasian pesawat udara kategori transport bermesin jet untuk angkutan udara penumpang dengan jumlah pendaratan tidak lebih dari 70.000 kali atau umur pesawat udara tidak lebih dari 35 tahun, Changes in policies by Central Government of the Republic of Indonesia and Local Government (with the realization of Autonomous Region), such as halting projects for production of oil, gas and mining related to the Company's customers, will disrupt the income and profit of the Company. There are some government regulations the Company should also keep an eye on, such as the Minister of Transportation Regulation No. KM 5 Year 2006 regarding Rejuvenation of Transport Category Aircraft Fleet Air For Air Passenger Transport, which, among others, defines the transport category aircraft for passenger transport that can be registered and operated for the first time within the region of the Republic of Indonesia must meet the age requirement of not more than 20 (twenty) years and the number of landing must not exceed 50,000 times (cycle), the Minister of Transportation Regulation Number 35 Year 2005 KM regarding the operation of transport category aircraft with motorized jet for transportation of passengers must have a number of landing of no more than 70,000 times or age of no more than 35 years, Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 49 50 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang keamanan dan keselamatan penerbangan, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 90 Tahun 1993 tentang prosedur standar kelaikan udara, bahan bakar terbuang, gas buang, kebisingan dan marka pesawat udara, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 38 Tahun 2000 tentang standar kelaikan udara untuk pesawat udara kategori transport dan lain sebagainya. Perubahan dari peraturanperaturan tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan dapat mempengaruhi kinerja dan komitmen usaha Perseroan. Igovernment Regulation No. 3 Year 2001 on security and flight safety, the Minister of Transportation Decree No. KM 90 Year 1993 on standard procedures, fuel, waste gas, noise and aircraft marks, the Minister of Transportation Decree No. KM 38 Year 2000 on standards of airworthiness for transport category aircraft, and so forth. Changes in these regulations will directly or indirectly affect the performance and business commitments of the Company. 8. Risiko peraturan internasional 8. Risk of international regulations Meskipun tidak terlalu berdampak kepada Perseoan mengingat tidak signifikannya kegiatan usaha Perseroan yang terkait dengan penerbangan internasional, risiko peraturan internasional tetap harus diwaspadai. Hal ini disebabkan karena setiap usaha jasa penerbangan udara dipengaruhi oleh perubahan hukum lingkungan serta peraturan-peraturan lainnya, dimana sebagai konsekuensi dalam upaya untuk mematuhinya dapat jmeningkatkan biaya pemeliharaan, termasuk biaya modifikasi pesawat dan atau pergantian dalam prosedur beroperasi. Risiko peraturan internasional berpotensi untuk meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan oleh Perseroan sebagai konsekuensi kepatuhannya, yang pada akhirnya dapat mengurangi laba usaha Perseroan. Although it should not have a considerable impact on the Company due to the insignificance of the Company's business activities related to international flights, the risk of international regulations must still be monitored. This is because every aviation services business is influenced by changes in environmental laws and other rules, where as a consequence of efforts to comply, the maintenance cost could rise, including aircraft modification costs, and/or changes in operational procedures. The risk of international regulations could raise Company's costs as a consequence of compliance, and ultimately reduce Company's profits. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 9. Risiko kecelakaan pesawat terbang atau helikopter 9. Risk of aircraft or helicopter accident Risiko kecelakaan atau insiden pesawat terbang atau helikopter merupakan salah satu risiko umum pada industri penerbangan. Risiko kecelakaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor eksternal seperti faktor cuaca serta faktor internal seperti kerusakan mesin dan human error (kesalahan yang dilakukan oleh pilot maupun teknisi dan mekanik). Apabila terjadi kecelakaan atas pesawat terbang atau helikopter yang sedang dalam kontrak, Perseroan harus menyediakan pesawat pengganti dengan biaya yang ditanggung oleh Perseroan. Perseroan sampai saat ini terus meningkatkan Quality dan Safety manajemen dan perawatan pesawat sehingga sampai saat ini belum pernah terjadi insiden yang secara material mengganggu operasi Perseroan. Untuk mengantisipasi kerugian akibat kecelakaan, Perseroan telah mengasuransikan pesawat terbang atau helikopter yang saat ini dioperasikan, pilot, awak, dan penumpang. Terjadinya kecelakaan dapat mengurangi kepercayaan pelanggan yang selanjutnya dapat memperkecil pangsa pasar Perseroan dan menurunkan pendapatan dan keuntungan Perseroan. the risk of aircraft or helicopter accidents or incidents is one of the common risks in the aviation industry. Risk of accidents may be due to several factors, among which, external factors, such as weather, and internal factors such as mechanical failures and human error (errors made by pilots, technicians and mechanics). Should an accident occur on an aircraft or helicopter currently under contract, the Company must provide a replacement aircraft at the Company's cost. The Company continuously raises the standards of Quality and Safety management and aircraft maintenance that up to this day there have not been an incident that could materially affect the Company's operations. To anticipate losses resulting from accidents, the Company has insured aircrafts of helicopters currently being operated, the pilots, crews and passengers. The occurrence of accidents can lessen customers' trust in the Company, and eventually reduce market share and result in reduction in income and profits. 10. Risiko ketersediaan pilot 10. Risk the availability of pilot Kemampuan mempekerjakan, memberikan pelatihan, serta mempertahankan pilot-pilot terampil khususnya pilot helikopter merupakan suatu faktor penting bagi kesuksesan bisnis Perseroan. Ketersediaan pilot khususnya pilot helikopter di Indonesia saat ini sangat terbatas mengingat saat ini tidak ada sekolah/pendidikan khusus penerbangan helikopter di Indonesia. The ability to hire, train, and maintain skilled pilots, especially helicopter pilots is an important factor in the success of the Company. The availability of pilots, particularly helicopter pilots in Indonesia is very limited at this time, since there is currently no helicopter flight school/special education program in Indonesia. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 51 52 Selain itu, tingginya kebutuhan pilot helikopter di Indonesia maupun di luar negeri memungkinkan hengkangnya pilot helikopter di Indonesia ke luar negeri seperti Malaysia dan negara lainnya karena gaji yang lebih tinggi di luar negeri. Kegagalan mempertahankan pilot yang terampil dapat menyebabkan terganggunya operasional helikopter milik Perseroan, yang pada akhirnya menurunkan pangsa pasar serta pendapatan dan laba Perseroan. In addition, the high demand for helicopter pilots in Indonesia and overseas may entice helicopter pilots in Indonesia to move overseas, such as to Malaysia and other countries, for higher wages. Failure to maintain skilled pilots can disrupt the Company's helicopter operations, which ultimately lowers market share, income and profits. 11. Risiko penurunan nilai pasar pesawat terbang atau helikopter 11. Risk of reduction in the market value of aircraft or helicopter Nilai pasar pesawat terbang atau helikopter berfluktuasi terhadap kondisi perekonomian, kondisi pasar, permintaan, jenis pesawat, usia, serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam industri penerbangan. The market values of aircrafts or helicopters fluctuate in accordance to the economies, market, demand, and type of aircraft, age, and Penurunan nilai pasar pesawat terbang atau helikopter dapat berdampak negatif terhadap kemampuan Perseroan dalam memperoleh kas dengan cara menjaminkan pesawat terbang atau helikopter sehingga berdampak pada likuiditas Perseroan. Selain itu penurunan nilai pasar juga berdampak material terhadap operasional perusahaan dan menyebabkan Perseroan harus mengakui kerugian atas penurunan nilai dalam laporan rugi laba Perseroan. The reduction in an aircraft of helicopter's market value can have an adverse effect on the Company's ability to obtain cash by way of having the aircraft or helicopter as collateral, which then affects the Company's liquidity. In addition, the reduction in market value also has a material effect on the Company's operations and causes the Company to incur losses on the decline in value on the Profit Loss Report of the Company. Seiring dengan bertambahnya usia pesawat terbang atau helikopter, Perseroan juga akan mengalami kerugian apabila menjual pesawat terbang atau helikopter tersebut dengan harga di bawah nilai buku. As an aircraft or helicopter gets older, the Company will also incur loss when selling the aircraft or helicopter below book value. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 12. Risiko perubahan pola perdagangan 12. Risk of changes in trade patterns Terjadinya perubahan pada pola perdagangan dalam industri penerbangan charter seperti perubahan sistem kontrak jangka panjang menjadi spot charter akan berdampak negatif terhadap operasional Perseroan. Perubahan pola perdagangan ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor diluar kendali Perseroan. Mengingat sebagian besar pendapatan Perseroan saat ini berasal dari kontrak jangka panjang yang di dalamnya juga mensyaratkan adanya pembayaran biaya sewa per bulan sebagai minimum utilisasi, maka apabila terjadi perubahan pola perdagangan dalam rangka efisiensi dan fleksibilitas bagi pelanggan sehingga pelanggan beralih menjadi spot charter, hal ini akan berdampak negatif pada pendapatan serta laba Perseroan. The occurrence of change in trade patters within the charter aviation industry, such as changing of long-term contracts to spot charters, can have a negative impact on the operations of the Company. These changes in trade patterns can be caused by a variety of factors out of the Company's control. As a large portion of the Company's income at this time comes from long-term contracts, within which requires a monthly rental payment be made as minimum utilization, in the case of changes in trade patterns by customers to attain more efficiency and flexibility by changing to spot charter, this will adversely affect the Company's income and profits. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 53 54 Selain risiko-risiko usaha eksternal, beberapa risiko internal juga dapat mempengaruhi kinerja dan pertumbuhan Perseroan, antara lain : In addition to the external business risks, there are several internal risks that may also affect the performance and growth of the Company, such as: 13. Risiko kemampuan Perseroan mengelola pertumbuhan 13. Risks of the Company's ability to manage growth Perseroan merencanakan untuk menjalankan penerbangan niaga berjadwal untuk rute dalam dan luar negeri. Dalam usaha menjalankan penerbangan berjadwal ini sangat diutamakan kemampuan Perseroan dalam meningkatkan infrastruktur untuk mendukung mekanisme penjualan tiket secara online dan juga dalam mengelola pertumbuhan sumber daya manusia, kegiatan operasional serta mengatur keuangan secara baik. The company plans to operate scheduled commercial flights with both domestic and overseas routes. In the efforts to operate this scheduled flight, it is very important for the Company to have the ability to improve infrastructure to support the mechanism for online ticket sales, and also in managing the growth in human resources, operational activities, and in managing finances well. Ketidakmampuan Perseroan dalam mengelola pertumbuhan dalam rangka ekspansi maupun diversifikasi bisnisnya dapat berdampak negatif pada kinerja Perseroan di masa yang akan datang.Manajemen Perseroan menyatakan bahwa semua risiko – risiko material yang dihadapi oleh Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usahanya telah diungkapkan berdasarkan bobot dari dampak resiko terhadap kondisi keuangan Perseroan. The inability of the Company in managing growth in the face of expansion and diversification of its business can have an adverse effect on the performance of the Company in the future. The Company's management states that all material risks that the Company faces in conduction business activities has been disclosed based on the level of risk impact and company financial conditions. Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 INFORMASI PERUSAHAAN Company Information INFORMASI PERUSAHAAN COMPANY INFORMATION Nama Perusahaan / Name Of The Company : PT. Indonesia Air Transport Tbk Kode Saham / Stock Code : IATA Kantor Pusat : Bandara Halim Perdanakusuma Jl. Baru Skatek Apron Selatan Jakarta 13160 Telepon / Phone : 62-21-80870668 Faksimili / Facsimile : 62-21-80870667 Kantor Wilayah / Regional Office : Bandara Sepinggan Kalimantan Timur Balikpapan 76102 Telepon / Phone : 62-542-762700 Faksimili / Facsimile : 62-542-760087 Homepage : www.iat.co.id Email : [email protected] Tanggal Pendirian / Establishment Date : 10 September 1968 Sektor / Sector : Transportasi / Transportation Bidang Usaha / Line of Business : Usaha pengangkutan udara niaga dan jasa angkutan udara / Commercial Business Flight and Air Transport Services Tanggal Pencatatan Saham / Listing date : 13 September 2006 / Head Office Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 55 LEMBAGA PENUNJANG Supporting Institution LEMBAGA PENUNJANG Supporting Institution AKUNTAN PUBLIK Kosasih & Nurdiyaman th 17 Floor, unit A,B,C Menara Kadin Indonesia Jl. H. R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2 & 3 Jakarta 12950 KONSULTAN HUKUM Nindyo & Associates th Suite TA 05-14 Floor, Menara Jamsostek Jl. Jendral Gatot Subroto No. 38 Jakarta 12710 NOTARIS Kantor Notaris Fathiah Helmi th 6 Floor, Graha Irama Jl. HR.Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1& 2 Kuningan Jakarta 12950 BIRO ADMINISTRASI EFEK PT Bhakti Share Registrar (terafiliasi) Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11 Jl. K.H. Hasyim Ashari Jakarta 10150 56 Laporan Tahunan 2008 Annual Report 2008 PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Statement of Responsibility of the Board of Commissioners and the Board of Directors This Annual Report and the accompanying financial statements and related financial information, are the responsibility of the Management of PT. Indonesia Air Transport Tbk and have been approved by members of the Board of Commisioners and the Board of Directors whose signature appear below. Laporan tahunan ini, berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait, merupakan tanggung jawab Manajemen PT. Indonesia Air Transport Tbk dan telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tandatangannya masing-masing dibawah ini. Dewan Komisaris Board of Commissioners Hary Tanoesoedibjo Presiden Komisaris President Commissioner Muhammad Budi Rustanto Darma Putra Komisaris Commissioner Komisaris Commissioner Direksi Board of Directors Gustiono Kustianto Direktur Utam President Director Ending Ridwan Juwono Kolbioen Direktur Director Direktur Director Toto Soebandoro Direktur Director LAPORAN KEUANGAN Financial Report PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2008 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2007) FINANCIAL STATEMENTS AND REPORT OF INDEPENDENT AUDITORS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2008 (WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2007) (MATA UANG RUPIAH) (INDONESIAN CURRENCY) These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk FINANCIAL STATEMENTS AND REPORT OF INDEPENDENT AUDITORS FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2008 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2007) Daftar Isi/Table of Contents Halaman/Page Report of Independent Auditors Laporan Auditor Independen Neraca …………………………………………….. 1-2 .………………………………………… Balance Sheet Laporan Laba Rugi…………….………………….. 3 …..……………….. ……………… Statement of Income Laporan Perubahan Ekuitas …………….…………. 4 Statement of Changes ……………………….. in Stockholders’ Equity Laporan Arus Kas…………………………………. 5-6 ……..………... ……………… Statement of Cash Flows Catatan atas Laporan Keuangan.....................……... 7-49 Notes to the Financial ………………………………………Statements These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk BALANCE SHEET December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in thousands Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NERACA 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes 2007 Disajikan kembali/ As restated 2008 ASSETS AKTIVA 8.839.770 46.571.275 3.820.476 98.226.083 12.604.947 1.496.746 4.237.536 33.046.157 13.903.751 84.652.355 11.345.297 - CURRENT ASSETS Cash and Bank Trade receivables Other receivables Inventories Advances and prepaid expenses Prepaid taxes 171.559.297 147.185.096 Total Current Assets 4.956.153 12.329.293 1.000 5.712.512 1.000 NON-CURRENT ASSETS Claim for tax refund Deferred Tax Asset Investment in shares of stock 384.899.112 30.164.529 319.959.326 71.587.682 Fixed asset - net of accumulated depreciation of Rp 165,605,564 in 2008 (Rp 139,403,735 in 2007) Other assets Jumlah Aktiva Tidak Lancar 432.350.087 397.260.520 Total non-Current Assets JUMLAH AKTIVA 603.909.384 544.445.616 TOTAL ASSETS AKTIVA LANCAR Kas dan Bank Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar di muka 3,4,33 3,5,12,16,33 6 3,7,16 3,8,33 3,18 Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Taksiran tagihan pajak penghasilan Aktiva Pajak Tangguhan Investasi saham Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 165.605.564 tahun 2008 (Rp 139.403.735 tahun 2007) Aktiva lain-lain 3,18 3,18 3,9 3,10,12,16 3,11,33 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of these financial statements. . 1 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk BALANCE SHEET (continued) December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thaousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NERACA (lanjutan) 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes 2007 Disajikan kembali/ As restated 2008 LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank Wesel bayar Hutang usaha Hutang lain-lain Pihak ketiga Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Hutang bank Hutang sewa pembiayaan 3,5,12,33 13,33 14,33 32.850.000 32.080.000 49.794.577 28.257.000 30.117.495 26.933.283 20,33 3,18 15 16.335.242 6.329.478 3.293.814 1.692.789 6.241.795 9.143.788 3,16,33 3,17 136.824.750 563.393 38.003.031 555.581 278.071.254 140.944.762 Jumlah Kewajiban Lancar CURRENT LIABILITIES Bank loan Notes payable Trade payables Other payables Third parties Taxes payable Accrued expenses Current maturities of: Bank loan Obligations under capital lease Total Current Liabilities KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan - bersih 3,18 Kewajiban imbalan kerja 3,19 Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Hutang bank 3,16,33 Hutang sewa pembiayaan 3,17 Kewajiban jangka panjang lainnya 20,33 16.415.991 19.153.770 13.898.830 107.468.001 269.709 12.084.133 110.407.344 417.531 10.243.163 NON-CURRENT LIABILITIES Deferred tax liability-net Employee benefit liability Long- term debt – net of current maturities: Bank loan Obligations under capital lease Other long-term liabilities Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 136.237.834 154.120.638 Total non-Current Liabilities Jumlah Kewajiban 414.309.088 295.065.400 Total Liabilities EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar – 6.800.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.149.605.138 saham tahun 2008 (2.149.605.000 saham tahun 2007) Agio saham Saldo laba (defisit) Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya 21 22 214.960.514 10.365.618 29 2.551.851 (38.277.687 ) 24.054.110 STOCKHOLDERS’ EQUITY Capital stock – Rp 100 par value per share Authorized – 6,800,000,000 shares Subscribed and fully paid up2,149,605,138 shares in 2008 (2,149,605,000 shares in 2007) Additional paid-in capital Retained earnings (deficit) Appropriated Unappropriated 214.960.500 10.365.606 Jumlah Ekuitas 189.600.296 249.380.216 Total Stockholders’ Equity JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 603.909.384 544.445.616 TOTAL LIABILITIES AND STOCKHOLDERS’ EQUITY Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of these financial statements. . 2 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk STATEMENT OF INCOME For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes 2007 Disajikan kembali/ As restated 2008 PENDAPATAN USAHA 3,23 292.909.455 217.137.870 OPERATING REVENUES BEBAN LANGSUNG PENERBANGAN 3,24 226.097.472 129.734.622 DIRECT COST 66.811.983 87.403.248 GROSS PROFIT 89.206.651 72.321.855 OPERATING EXPENSES (22.394.668 ) 15.081.393 INCOME (LOSS) FROM OPERATIONS LABA KOTOR BEBAN USAHA 3,25 LABA (RUGI) USAHA 4.017.954 40.190 (41.291.447 ) (32.832.636 ) 1.197.598 6.849.958 237.759 (4.625.510) (12.266.563) 2.191.180 OTHER INCOME (EXPENSES) Gain on sale of fixed asset Interest income Loss on foreign exchange - net Interest expense Others - net Beban Lain-lain - Bersih (68.868.341) (7.613.176) Other Expenses - Net LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN (91.263.009 ) 7.468.217 INCOME (LOSS) BEFORE INCOME TAX BENEFIT (EXPENSE) 31.483.063 (1.173.197) (3.743.169) INCOME TAX BENEFIT (EXPENSE) Current Deferred 31.483.063 (4.916.366) Income Tax Benefit (Expense) - Net 2.551.851 NET INCOME (LOSS) 1,19 BASICS EARNING PER SHARE PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba atas penjualan aset Pendapatan bunga Rugi selisih kurs - bersih Beban pembiayaan Lain-lain - bersih MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan 10 26 27 3,18 Manfaat (Beban) Pajak - Bersih LABA (RUGI) BERSIH 28 LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 28 (59.779.946 ) - Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of these financial statements. . 3 10.365.618 - 12 - 10.365.606 - 10.365.606 Agio saham/ Additional paidin capital Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 214.960.514 Saldo 31 Desember 2008 14 - 1 Penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu - 214.960.500 - 214.960.500 Rugi bersih tahun berjalan 29 2 Pembentukan cadangan Saldo 31 Desember 2007, Setelah disajikan kembali Penyesuaian karena penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 102 Saldo 31 Desember 2007, dilaporkan sebelumnya Catatan Notes Modal ditempatkan dan disetor / Subscribed and paid -up capital stock PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4 - - - 2.551.851 - - 2.551.851 Telah ditentukan/ Appropriated 189.600.296 (59.779.946) 26 - 249.380.216 1.870.509 247.509.707 Jumlah Ekuitas/ Total Equity Balance December 31, 2008 Net loss current year Limited offering through rights issue with preemptive rigths Retained earnings Appropriated for Balance December 31, 2007, As restated Adjustment arising from adoption of PSAK 102 Balance December 31, 2007, As previously reported See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of these financial statements. (38.277.687) (59.779.946) - (2.551.851) 24.054.110 1.870.509 22.183.601 Belum ditentukan/ Unappropriated Saldo laba (Deficit)/ Retained earnings PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk STATEMENT OF CHANGES IN STOCKHOLDERS’ EQUITY For The Year Ended Dcember 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) These financial statements are originally issued in Indonesian language. These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk STATEMENT OF CASH FLOW For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran kepada karyawan Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran pajak penghasilan Penerimaan bunga Pembayaran bunga pinjaman 2008 279.384.336 (133.750.742) (56.559.655) 206.188.646 (135.395.586) (53.775.913) CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipt from customers Cash paid to suppliers Cash paid to employee 89.073.939 (9.814.993 ) 40.190 (32.832.636 ) 17.017.147 (8.158.883) 237.759 (13.899.200) Cash generated from operations Income tax paid Interest received Interest paid 46.466.500 (4.803.177) Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Uang muka pembelian pesawat Hasil penjualan aset tetap Penerimaan (pembayaran) uang jaminan dan performance bond Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan (pembayaran) pinjaman jangka panjang Hasil penerbitan wesel bayar Penerimaan hutang bank Penerimaan setoran modal saham Pelunasan hutang sewa pembiayaan Pembayaran biaya administrasi bank Pembayaran dividen 2007 (107.880.994) 14.515.700 (101.085.872) (44.072.745) 1.500.000 (7.688.816 ) (2.893.778) (101.054.110 ) (146.552.395) (40.231.469 ) 104.323.590 (140.010 ) (4.762.265 ) - 93.987.855 30.117.495 2.996.490 1.266.334 (607.744) (2.558.664) (7.159.250) Net Cash Provided by (Used in) Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Acquisition of fixed assets Advances for purchase of aircraft Proceeds from sale of fixed asset Receipt (payment) of deposit and performance bond Net Cash Used in by Investing Activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITY Proceeds (payment) of long-term loans Proceeds from notes payable Proceeds from bank loans Proceeds from issuance of shares Payments of lease liabilities Payments of loan administration fee Dividen paid Net Cash Provided by Financing Activities Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 59.189.844 118.042.516 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK 4.602.234 (33.313.056) KAS DAN BANK AWAL TAHUN 4.237.536 37.550.592 CASH AND BANK AT BEGINNING OF YEAR KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 8.839.770 4.237.536 CASH AND BANK END OF YEAR Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND BANK See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of these financial statements. . 5 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk STATEMENT OF CASH FLOW (continued) For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk LAPORAN ARUS KAS (lanjutan) Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes 2008 2007 SUPPLEMENTARY INFORMATION PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas : Setoran modal dari kapitalisasi saldo laba Kenaikan piutang melalui penjualan aset tetap Perolehan aset tetap : Melalui pembayaran uang muka Melalui hutang sewa pembiayaan - - - 12.929.828 89.480.500 2.354.750 515.600 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. Non-cash investing and financing activities Capitalization of retained earning to capital stock Increase in receivable through sale of property and equipment Acquisition of property and equipment through Application of advances Through other long-term liabilities See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of these financial statements. . 6 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. 1. UMUM GENERAL The Company’s Establishment Pendirian Perusahaan PT Indonesia Air Transport (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan Akta No. 14 tanggal 10 September 1968 dari Notaris Frederik Alexander Tumbuan, SH. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. JA5/18/21 tanggal 15 April 1969 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 40 tanggal 20 Mei 1969, Tambahan No. 68. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia No. 03/V/1984 tanggal 24 Pebruari 1984, status Perusahaan berubah dari penanaman modal asing menjadi penanaman modal dalam negeri. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 11 tanggal 22 Pebruari 2008 dari Notaris Meiyane Halimatussyadiah, SH, mengenai pernyataan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Indonesia Air Transport Tbk untuk mengubah tujuan Perusahaan dan menyesuaikan Anggaran Dasar Perubahan dengan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 mengenai “Perseroan Terbatas”. Perubahan ini mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-13749.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 19 Maret 2008. PT Indonesia Air Transport (the Company) was established in Jakarta within the framework of the Foreign Capital Investment Law No. 1 year 1967 based on Deed No. 14 dated September 10, 1968 of Notary Frederik Alexander Tumbuan, SH. The Deed of Establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia, in his Decision Letter No. JA5/18/21 dated April 15, 1969 and was published to the State Gazette No. 40 dated May 20, 1969, Supplement No. 68. Based on Decision Letter of the Chairman of the Capital Investment Coordinating Board (BKPM) No. 03/V/1984 dated February 24, 1984, the Company changed its status from Foreign Capital Investment (PMA) into a Domestic Capital Investment company. The Company’s Articles of Association have been amended several times, most recently by Deed No. 11 dated February 22, 2008 of Notary Meiyane Halimatussyadiah, SH, about PT Indonesia Air Transport Tbk General Share Holders Meeting decision concerning the changes of the Company’s objective and the Company’s Articles of Association to conform with Law No. 40 Year 2007 of Limited Liability Company. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in his decision Letter No. AHU-13749.AH.01.02.2008 dated March 19, 2008. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah dalam bidang pengangkutan udara, menyewakan dan/atau menyewa, perdagangan, perawatan, jasa kebersihan dan jasaboga, perwakilan dan agen penjualan umum dan jasa pengamanan bandar udara. Perusahaan beroperasi secara komersial pada tahun 1969 dengan daerah operasi di Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Jakarta. Perusahaan beralamat di Jl. Baru Skatek – Apron Selatan, Halim Perdanakusuma Airport, Jakarta. In accordance with article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of its activities is to carry on activities in the field of air transportation, hiring and/or leasing aircrafts, repairs and maintenance of aircrafts and trading of aviation technical equipment and related spareparts. The Company started its commercial operations in 1969 with operations in Balikpapan (East Kalimantan) and Jakarta. The Company is domiciled in Jakarta and its office is located in Jl. Baru Skatek – Apron Selatan, Halim Perdanakusuma Airport. . . 7 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. 1. UMUM (lanjutan) GENERAL (continued) Dewan Komisaris dan Direksi, dan Karyawan Boards of Employees Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha PT Bhakti Investama Tbk. Pada tanggal 31 Desember 2008, Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 5 Desember 2008 dan disahkan oleh Notaris di Jakarta yaitu Ny. Fatiah Helmy, SH dengan No. 7 tanggal 5 Desember 2008 para pemegang saham menyetujui dan memutuskan antara lain, perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan menjadi : The Company is one of the group of companies owned by PT Bhakti Investama Tbk. On December 31, 2008, Based on Annual General Share Holders Meeting Decision dated December 5, 2008 and notarial deed by Mrs. Fatiah Helmy, SH in Jakarta No. 7 dated December 5, 2008, the shareholders agreed and decided on the changes of the Company’s management consisted of the following : Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Direktur Utama Direktur Direktur Direktur : : : : : : : Hary Tanoesoedibjo Dharma Putrawati Muhamad Budi Rustanto Gustiono Kustianto Ending Ridwan Juwono Kolbioen Toto Soebandoro : : : Harmanto Tanidjaja Lely Asyura Nul Zulhadi : : : : : : : Directors, and President Commissioner Commissioner Independent Commissioner President Director Director Director Director : : : : : : : Chairman Member Member : : : The members of the Company’s Boards of Commissioners and Directors as of December 31, 2007 are as follows: Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Direktur Utama Direktur Direktur Direktur and Based on the decree of Company’s Commissioner, dated February 12, 2008, the Commissioner agreed to replace members of audit committee and assign new member of audit committee as follows: Berdasarkan Keputusan Komisaris Perusahaan tanggal 12 Pebruari 2008 Perusahaan menyetujui pergantian Komite Audit yang lama dan mengangkat komite audit yang baru sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota Commissioners Chappy Hakim Muhamad Budi Rustanto Anton Tjahjono Roekman Prawirasasra Krisman Tarigan Juwono Kolbioen Tony Dwi Hadi President Commissioner Commissioner Independent Commissioner President Director Director Director Director : : : : : : : The Company provided salaries, allowances and bonuses to the Company’s commissioners and directors amounting to Rp 3,825,073 in 2008 (Rp 4,131,000 in 2007). The Company had a total number of permanent employees of 289 in 2008 (326 in 2007) (unaudited). Perusahaan memberikan kompensasi kepada pengurus Perusahaan berupa gaji, tunjangan dan bonus. Jumlah kompensasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 (31 Desember 2007) masing-masing sebesar Rp 3.825.073 (Rp 4.131.000). Jumlah karyawan Perusahaan sebanyak 289 pada 31 Desember 2008 (326 karyawan pada 31 Desember 2007) (tidak diaudit). . . 8 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. 2. 1. UMUM (lanjutan) GENERAL (continued) Penawaran Umum Saham Perusahaan Public Offering of the Company’s Shares Pada tanggal 31 Agustus 2006, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dengan suratnya No. S-1759/BL/2006 untuk melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat sebanyak 432.000.000 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 130 per saham. Seluruh saham Perusahaan sebanyak 2.149.605.000 saham tahun 2007 telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. On August 31, 2006, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of Capital Market and Financial Supervisory Agency in his Letter No. S1759/BL/2006 for the Initial Public Offering of 432,000,000 shares with par value of Rp 100 per share, at an offering price of Rp 130 per share. Pada tanggal 5 Desember 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BapepamLK dengan suratnya No. S-8803/BL/2008 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak-banyaknya 1.289.763.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga perolehan Rp 186 per saham. Saham ini dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Desember 2008 On December 5, 2008, the Company obtained an effective notice from the Chairman of Bapepam-LK in his letter No. S-8803/BL/2008 for the Limited Offering of a maximum of 1,289,763,000 shares through Rights Issue with Preemptive Rights to the Stockholders with par value of Rp 100 per share at an offering price of Rp 186 per share, These shares were was listed on the Indonesia Stock Exchange on December 22, 2008. Pada tanggal 31 Desember 2008 (2007), sejumlah 2.149.605.138 (2.149.605.000) saham Perusahaan yang beredar telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. As of December 31, 2008 (2007), the Company’s outstanding shares totaling 2,149,605,138 (2,149,605,000) have been listed on the Indonesia Stock Exchange. All of the Company’s shares totaling 2,149,605,000 shares in 2007 have been listed on the Indonesia Stock Exchanges. 2. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2007 OF 2007 FINANCIAL Since January 1, 2008, The Company applied PSAK No. 102, “Murabaha Accounting”. As required in PSAK, financial statement for 2007 have been restated to show the accounting changes in the previous period: Mulai 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 102, “Akuntansi Murabahah”. Sebagaimana disyaratkan dalam PSAK, laporan keuangan untuk tahun 2007 telah disajikan kembali untuk menunjukkan dampak perubahan akuntansi terhadap periode sebelumnya, sebagai berikut: Dilaporkan Sebelumnya/ As Previously Stated Neraca Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas Laporan Laba Rugi Beban Lain-lain Laba Bersih RESTATEMENT STATEMENT Disajikan Kembali/ As Restated 296.935.909 247.509.707 295.065.400 249.380.216 9.483.687 681.340 7.613.176 2.551.851 . Balance sheet Total Liabilities Total Equity Income Statement Other expense Net Income . 9 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Dasar Penyajian laporan keuangan Basis of preparation of the financial statements Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), serta Peraturan dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam-LK) No.VIII.G.7. tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. The consolidated financial statements have been presented in accordance with generally accepted accounting principles in Indonesia which is the Statement of Financial Accounting Standard (PSAK), Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) regulations and Guidelines in Presentation of Financial Statements circularized by Bapepam No.VIII.G.7. regarding Financial Statements Presentation Guidelines included in the Appendix of the Decree of the Chairman of the Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 dated March 13, 2000 and Circular Letter No. SE-02/PM/2002 dated December 27, 2002 regarding Guidance of Presentation and Disclosure of Financial Statements of Public Company. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. The financial statements, except for the statements of cash flows, were prepared under the accrual basis of accounting. While the measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. The statement of cash flows was prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah. These financial statements are presented in Indonesian Rupiah. Setara kas Cash equivalents Deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga (3) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya yang tidak dibatasi penggunaannya serta tidak dijaminkan atas hutang, diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”. Time deposits with maturities of three (3) months or less at the time of placement, which are not restricted or pledged as collateral for loans, are classified as “Cash Equivalents”. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Transactions with related parties Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. The Company has transactions with certain parties which are regarded as having special relationship as defined under PSAK No. 7 on “Related Party Disclosures”. Semua transaksi material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan atau yang tidak dilakukan berdasarkan persyaratan dan kondisi normal, sebagaimana yang dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan laporan keuangan. All material transactions with related parties, whether or not conducted under terms and conditions similar to those granted to third parties, are disclosed in the related notes to the financial statements. . . 10 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) Investasi Saham Investment in Shares of stock Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai bersifat permanen, nilai tercatat dikurangi untuk mengakui kerugian atas penurunan tersebut dan dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Investment in shares of stock with ownership interest of less than 20% that does not have readily determinable fair value and is intended for long-term investment is stated at cost. The carrying amount of the investment is written down to recognize a permanent decline in the value of the investment, which is charged directly to current operations. Piutang usaha Trade receivable Piutang usaha dinyatakan sebesar jumlah nominal setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Penyisihan piutang ragu-ragu diestimasi berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun. Trade receivables are stated at nominal value, net of allowance for doubtful accounts. Allowance for doubtful accounts is estimated based on a review of the status of the individual receivable accounts at the end of the year. Persediaan Inventories Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dengan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan untuk suku cadang dan komponen perbaikan pesawat udara (repairable and rotable parts and components) yang telah dipasang (assigned) pada pesawat ditentukan sebesar jumlah tercatat setelah dikurangi dengan pembebanan persediaan. Pembebanan persediaan ditentukan berdasarkan jumlah jam terbang masing-masing pesawat udara. Biaya perolehan persediaan selain repairable spareparts dan components hanya untuk aktiva tetap tertentu ditentukan dengan metode “masuk pertama, keluar pertama” (FIFO). Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Repairable and rotable parts and components of aircraft which have been assigned to the individual aircraft types are stated at cost less inventory charges. Inventory charge is computed based on actual individual aircraft flying hours. Cost of inventories other than repairable spareparts and components of aircraft is determined using the first-in, first-out method. Biaya dibayar di muka Prepaid expenses Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method). Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method. Aset tetap Fixed asset Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994) “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetap. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan. Effective January 1, 2008, the Company applied PSAK No. 16 (Revised 2007), “Fixed Assets”, which supersedes PSAK No. 16 (1994), “Fixed Assets and Other Assets”, and PSAK No. 17 (1994), “Accounting for Depreciation”, Under PSAK No. 16 (Revised 2007), an entity shall choose between the cost model and revaluation model as the accounting policy for its property and equipment measurement. The Company has chose the cost model as the accounting policy for its fixed assets. The adoption of this revised PSAK did not have significant effect in the Company’s financial statements. . . 11 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) Fixed assets (continued) Aset tetap (lanjutan) perolehan Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation. Aset tetap, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) dengan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Fixed assets are depreciated using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows: Aset tetap dinyatakan sebesar dikurangi akumulasi penyusutan. biaya Tahun/Years Bangunan dan prasarana Pesawat udara – dengan nilai residu 20% Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor 20 8 – 20 5 5 Buildings and improvements Aircraft – net of residual value of 20% Machinery and equipment Vehicles Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif. The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimates accounted for on a prospective basis. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai kerugian penurunan nilai aset dan dibebankan pada tahun berjalan. When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset should be reduced to its estimated recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price or value in use. Such impairment is recognized as loss impairment of fixed assets and charged to the current year. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; biaya penggantian komponen suatu aset dan biaya inspeksi yang signifikan diakui dalam jumlah tercatat aset jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred; significant cost of replacing part of assets and major inspection cost are recognized in the carrying amount of the assets if the recognition criteria are met. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in current year operations. Sesuai dengan PSAK No. 47 tentang “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah. In accordance with PSAK No. 47 on “Accounting for Land”, land is stated at cost and is not depreciated. Costs relating to the renewal or extension of the term of the landrights are deferred and amortized over the terms of the landrights. Sesuai dengan PSAK No. 48 tentang “Penurunan Nilai Aktiva”, nilai aktiva ditelaah untuk setiap penurunan dan kemungkinan penghapusan aktiva ke nilai wajar jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang menunjukkan bahwa nilai tercatat tidak dapat diperoleh kembali. In accordance with PSAK No. 48 on “Impairment of Asset Value”, asset values are reviewed for any impairment and are written down to their recoverable value whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying value may not be recoverable. . . 12 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) Sewa pembiayaan Leases (lesse) Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa”, yang menggantikan PSAK No. 30 (1990) “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) klasifikasi sewa didasarkan pada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Effective January 1, 2008, the Company applied PSAK No. 30 (Revised 2007), “Leases”, which superdes PSAK No. 30 (1990), “Accounting for Leases”. Under PSAK No. 30 (Revised 2007), the classification of leases is based on the extend to which risks and reward incidental to ownership of a leased asset lie with the lessor or the lesse, and the substance of the transaction rather than the form. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemiikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. A lease is classified as a finance lease if it transfers substantially all the risks and rewards incidental to ownership. A lease is classified as an operating lease if it does not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership. At the commencement of the lease term, lessees shall recognise finance leases as assets and liabilities in their balance sheets at amounts equal to the fair value of the leased property or, if lower, the present value of the minimum lease payments, each determined at the inception of the lease. Minimum lease payments shall be apportioned between the finance charge and the reduction of the outstanding liability. The finance charge shall be allocated to each period during the lease term so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability. Jumlah yang dapat disusutkan dari aset sewaan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan. Depreciation expense for depreciable assets as well as finance expense for each accounting period shall be consistent with that for depreciable assets that are owned. If there is no reasonable certainty that the lessee will obtain ownership by the end of the lease term, the asset shall be fully depreciated over the shorter of the lease term and its useful life. Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) secara prosfektif, perlakuan akuntansi sebelumnya untuk transaksi dan saldo sewa telah diterapkan dengan tepat. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan. The Company applied the revised PSAK 30 prospectively; the previous accounting treatment for lease transactions and balances was applied properly. The adoption of this revised PSAK did not have significant effect in the Company’s financial statements. . . 13 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) Murabahah Murabahah Murabahah adalah transaksi pembelian barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai hutang murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan). Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan dan diamortisasi secara proporsional dengan porsi hutang murabahah. Murabahah is a purchase contract for goods in which the purchase price and the margin have been agreed by both the buyer and the seller and are made explicit. A murabahah may or may not be based on an order for goods. Payable which come from deferred murabahah transaction is recognized as murabahah payable equivalent to agreed margin of purchase price (the amount must have been paid). Asset which come from murabahah transaction is recognized equivalent to acquisition cost of the murabahah cash. The difference between agreed purchase price and cash acquisition cost are recognized as deferred murabahah expense and amortized proportionally with murabaha payable. Ijarah Ijarah An ijarah is a lease contract between muajjir (the owner of an object for lessee (ma’jur)) and musta’jir (lessee) to earn a return on the object. An ijarah muntahiyah bittamlik is a leasing agreement between lessor and a lessee in order to earn a gain on the object which includes an option to transfer the title of the object after a specified period of time in accordance with the lease contract. Ijarah adalah akad sewa menyewa antara ma’jur (lessor) dengan musta’jir (lessee) atas ma’jur (objek sewa) untuk mendapatkan imbalan atau barang yang disewakannya. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah perjanjian sewa suatu barang antara lessor dengan lessee yang diakhiri dengan perpindahan hak milik objek sewa. Beban Tangguhan Deferred Charges Biaya pendidikan pilot ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa ikatan dinas pilot berkisar antara 3 – 5 tahun. Training costs for pilots are deferred and amortized using the straight-line method during pilot contract periods ranging from 3 to 5 years. Biaya kompensasi lahan ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus berdasarkan jangka waktu perjanjian selama 30 tahun. Costs of land compensation were deferred and are being amortized using the straight-line method over the term of 30 years. Biaya provisi atas pinjaman bank jangka panjang ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama jangka waktu pinjaman. Provision cost for long-term loan was deferred and was being amortized using the straight-line method over the term of the loans. Biaya Emisi Saham Shares Issuance Cost Biaya emisi saham dikurangkan dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi. Shares issuance costs are deducted from additional paidin capital and are not amortized. . . 14 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) Pengakuan pendapatan dan beban Revenue and expense recognition Pendapatan jasa penyewaan dan perbaikan pesawat diakui pada periode penggunaan aset sejalan dengan berlalunya waktu. Pendapatan jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat diakui pada saat jasa diserahkan atau secara signifikan diberikan dan manfaat jasa tersebut telah dinikmati oleh pelanggan. Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, pokok dan tingkat bunga berlaku. Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual). Revenue from aircraft chartered and services is recognized based on the terms of the use of the assets. Revenue from aircraft repairs and maintenance services are recognized when the services are rendered or significantly provided and the benefits have been received by the customers. Interest income is recognized on a time proportion basis that takes into account the effective yield on the asset. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Foreign currency transactions and balances Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku terakhir dari Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Transactions involving foreign currencies are recorded in rupiah amounts at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange last quoted by Bank Indonesia at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current year operations. Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2008 (2007), adalah sebagai berikut: The exchange rates used as of December 31, 2008 (2007) were as follows: 2008 Dolar Amerika Serikat Euro GBP Dolar Singapura Dolar Australia 2007 10.950 15.432 15.802 7.607 7.555 United States dollar Euro GBP Singapore dollar Australian dollar 9.419 13.760 18.804 6.502 8.229 Kurs tersebut dihitung berdasarkan rata-rata kurs beli dan kurs jual uang kertas asing dan/atau kurs transaksi terakhir dari Bank Indonesia untuk tahun berjalan. The above exchange rates were computed by taking the average of the buying and selling rates of bank notes and/or transactions exchange rate last quoted by Bank Indonesia at the end of the year. Manfaat (Beban) pajak penghasilan Income tax Beban pajak kini disajikan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui berdasarkan perbedaan temporer antara dasar pelaporan komersial dan dasar pajak atas aktiva dan kewajiban pada masingmasing tanggal pelaporan. Manfaat pajak masa yang akan datang, seperti akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan diakui sejauh terdapat cukup kemungkinan atas realisasi dari manfaat pajak tersebut. Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable. . . 15 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) Manfaat (Beban) pajak penghasilan (lanjutan) Income tax (continued) Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transakasi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Deffered tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted sheet date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations, except to the extent that it relates to items previously charged or credited to equity Perubahan atas kewajiban pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau hasil dari keberatan ditetapkan dalam hal pengajuan keberatan oleh Perusahaan. Amendment to tax obligation is recorded when an assessment is received or, if appealed against by the Company, when the result of the appeal is determined. Imbalan kerja Employee benefit Perusahaan mencatat imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“ UU No. 13”) dan PSAK 24 (Revisi 2004). The Company recognized an unfunded employee benefit liability in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 (“the Law”) and PSAK No.24 (Revised 2004). Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja dihitung berdasarkan UU No. 13 dengan menggunakan metode perhitungan aktuarial, projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan. Under PSAK No. 24 (Revised 2004), the cost of providing employee benefits under the Law is determined using the projected unit credit actuarial valuation method. Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses for each individual plan at the end of the previous reporting year exceed 10% of the defined benefit obligation. These gains or losses are amortized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees. Further, past-service costs arising from the introduction of a defined benefit plan or changes in the benefit payable of an existing plan are required to be amortized over the period until the benefits concerned become vested. Program opsi karyawan Employee Stock Option Plan Program opsi saham karyawan diberikan untuk direksi dan komisaris serta karyawan tetap yang mempunyai masa kerja minimal 5 tahun. Nilai wajar opsi ditentukan dengan menggunakan model the blackscholes option pricing. Beban kompensasi ditentukan berdasarkan jumlah opsi diberikan dan dibebankan dalam laporan laba rugi selama periode vesting. Employee stock option plan is granted to the Company’s directors and commissioners and employees which have working tenure of a minimum of 5 years. The fair value of the stock option plan granted had been determined based on the market price at the grant date using an option pricing model. Compensation cost was measured based on the number of options granted and charged to operations during the vesting period. . . 16 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. 3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) Laba Per Saham Earning Per Share Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Basic earnings (loss) per share is computed by dividing the net income (loss) by the weighted average number of shares outstanding during the year. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham setelah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham bersifat dilutif. Diluted earnings (loss) per share is computed by dividing the net income (loss) by the weighted average number of shares outstanding as adjusted for the effects of all dilutive potential ordinary shares. Informasi Segmen Segment Information Informasi segmen disusun dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segment information is prepared using the accounting policies adopted for preparing and presenting the financial statements. The primary format in reporting segment information is based on business segments, while secondary segment information is based on geographical segments. A business segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing an individual product or service or a group of related products or services and that is subject to risks and returns that are different from those of other business segments. Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. A geographical segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing products or services within a particular economic environment and that is subject to risks and returns that are different from those of components operating in other economic environments Penggunaan Estimasi Use of Estimates Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi nilai yang dilaporkan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, maka realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan estimasi yang telah dilaporkan sebelumnya. The preparation of financial statements in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect amounts reported therein. Due to inherent uncertainty in making estimates, actual results reported in future periods might be based on amounts which differ from those estimates. . . 17 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. 4. KAS DAN BANK 2008 Kas 2007 246.461 Cash on hand 208.484 358.275 25.417 24.330 15.826 11.677 11.394 - 582.193 722.309 13.067 85.105 6.914 4.653 5.184 - 5.558 Cash in banks - Rupiah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank DKI unit syariah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Syariah Mandiri Standard Chartered Bank PT Bank CIMB Niaga Tbk (Previously PT Bank Niaga Tbk) Maybank Indocorp 446.919 1.424.983 Total Cash in banks - Rupiah 6.106.596 1.881.023 68.613 52.291 33.909 3.958 58.045 350.061 8.984 2.033.362 11.022 - 2.478 74.062 - 66.055 Cash in banks – US Dollar PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank DKI unit syariah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk RBS (Previously ABN Amro Bank) Standard Chartered Bank PT Bank CIMB Niaga Tbk (Previously PT Bank Niaga Tbk) Maybank Indocorp Jumlah Bank – US Dollar 8.146.390 2.604.069 Total Cash in banks – US Dollar Jumlah Bank 8.593.309 4.029.052 Total Cash in banks Jumlah Kas dan Bank 8.839.770 4.237.536 Total Cash and Cash in Bank Bank – Rupiah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank DKI unit Syariah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Syariah Mandiri Standard Chartered Bank PT Bank CIMB Niaga Tbk (Dahulu PT Bank Niaga Tbk) Maybank Indocorp Jumlah Bank - Rupiah Bank – US Dollar PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Syariah Mandiri PT Bank DKI unit Syariah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk RBS (Dahulu ABN Amro Bank) Standard Chartered Bank PT Bank CIMB Niaga Tbk (Dahulu PT Bank Niaga Tbk) Maybank Indocorp 5. CASH AND CASH IN BANK 5. PIUTANG USAHA TRADE RECEIVABLES The details of trade receivables from third parties are as follows: Rincian piutang usaha kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut: 2008 2007 PT Indonesia Nickel Tbk PT Star Energy Conoco Philips Indonesia Inc. Ltd PT Total E&P Indonesia (Catatan 16) Premier Oil Natuna Sea, BV Batavia Air Eni Bukat Limited Chevron Lainnya (masing-masing kurang dari 5% dari jumlah piutang usaha) 10.728.987 7.601.365 7.511.463 6.982.226 4.883.193 2.721.255 1.824.224 - 6.799.749 12.208.697 4.406.785 3.922.587 585.317 4.318.562 5.123.022 Jumlah 46.571.275 33.046.157 . PT Indonesia Nickel Tbk PT Star Energy Conoco Philips Indonesia Inc. Ltd PT Total E&P Indonesia (Note 16) Premier Oil Natuna Sea, BV Batavia Air Eni Bukat Limited Chevron Others (each below 5% of total trade accounts receivable) Total . 18 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. 5. PIUTANG USAHA (lanjutan) The aging analysis of trade receivables is as follows: Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut: 2008 2007 Sampai dengan satu bulan 1 sampai 2 bulan 2 sampai 3 bulan Lebih dari 3 bulan 34.413.997 5.250.184 5.385.205 1.521.889 25.535.247 5.307.777 1.661.230 541.903 Jumlah 46.571.275 33.046.157 Until 1 month >1 month – 2 month >2 month – 3 month > 3 month Total Trade receivable based on currency: Piutang usaha berdasarkan mata uang: 2008 2007 Dolar Amerika Serikat Rupiah 44.923.030 1.648.245 29.705.971 3.340.186 Jumlah 46.571.275 33.046.157 United States Dollar Rupiah Total All trade accounts receivable represent receivables from third parties. The management believes that all trade accounts receivable are collectible; thus, no allowance for doubtful accounts was provided. The trade accounts receivable are used as collateral for bank loan (Note 12) and long-term loans (Note 16). Seluruh piutang usaha merupakan tagihan kepada pihak ketiga. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang usaha tersebut dapat ditagih sehingga tidak membuat penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 12) dan pinjaman jangka panjang (Catatan 16). 6. TRADE RECEIVABLES (continued) 6. PIUTANG LAIN-LAIN 2008 OTHER RECEIVABLES 2007 PT Global Maintenance Facility PT Cheysia Aurelia Lainnya 1.604.985 1.351.672 863.819 12.929.828 973.923 Jumlah 3.820.476 13.903.751 PT Global Maintenance Facility PT Cheysia Aurelia Other Total Account receivable from PT Cahaya Utama Delapan Belas represent receivable of insurance of 2 aircraft type Bell 212. The management believes that all other accounts receivable are collectible; thus, no allowance for doubtful accounts was provided. Piutang dari PT Cheysia Aurelia (dahulu PT Cahaya Utama Delapan Belas) merupakan piutang atas asuransi 2 helikopter jenis Bell 212. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang lain-lain tersebut dapat ditagih sehingga tidak membuat penyisihan piutang. . . 19 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. 7. PERSEDIAAN Inventories consist of the following: Persediaan terdiri dari: 2008 8. 2007 Repairable and rotable parts and components Suku cadang Persediaan umum dan supplies 62.901.695 35.290.495 33.893 55.912.093 23.884.888 4.855.374 Repairable and rotable parts and components Spareparts General inventories and supplies Jumlah 98.226.083 84.652.355 Total Manajemen tidak membentuk penyisihan penurunan nilai persediaan karena manajemen berpendapat pergerakan persediaan tersebut cepat. Persediaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka panjang (Catatan 16). The management believes that no allowance for decline in value of inventories should be provided because of high turnover of inventories. Inventories are used as collateral for long-term loans (Note 16). Berdasarkan kondisi fisik dari persediaan di akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa pembentukan penyisihan atas barang usang tidak perlu dibuat. Based on the review of the status of the inventory account at the end of the year, the Company’s management believes that no allowance for inventory obsolescence is needed. Pada tanggal 31 Desember 2008, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran atau kecurian dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan nilai pertanggungan sejumlah US$ 17,5 juta kepada PT Citra International Underwriter. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari risiko-risiko tersebut. As of December 31, 2008, inventories were insured under fire, theft and others for US$ 17,5 million to PT Citra Underwriter Insurance. The management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured. 8. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA ADVANCES AND PREPAID EXPENSES This account consists of: Akun ini terdiri dari : 2008 Uang Muka persediaan Asuransi Uang Muka dan biaya dibayar dimuka lainnya Jumlah 9. INVENTORIES 2007 4.492.824 8.112.123 1.958.557 6.929.558 2.457.182 Advances for purchase of inventory Insurance Other advances and prepaid expense 12.604.947 11.345.297 Total 9. INVESTASI DALAM SAHAM INVESTMENT IN SHARES OF STOCK This account represents the Company’s ownership interest in PT Usaha Gedung Bimantara of 1 share which represents 0.01% ownership with acquisition cost of Rp 1 million. Akun ini merupakan investasi Perusahaan di PT Usaha Gedung Bimantara (pemegang saham perusahaan) sebanyak 1 saham, dengan persentase kepemilikan 0,01% dengan biaya perolehan Rp 1 juta. . . 20 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. FIXED ASSETS 10. ASET TETAP Fixed assets consist of the following: Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: 2008 Saldo 31 Desember 2007/ Balance as of Decmber 31, 2007 Penambahan/ Reklasifikasi Additions/ Reclasification Pengurangan/ Reklasifikasi Disposals/ Reclasification Saldo 31 Desemb er 2008/ Balance as of December 31, 2008 2008 Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor 427.920.285 14.823.710 9.581.177 832.987 190.387.780 3.834.288 2.331.415 - 99.024.016 2.505.950 - 519.284.049 18.657.998 9.406.642 832.987 Carrying Value Direct Ownership Aircraft Buildings and improvements Machinery and equipment Vehicles Sub Jumlah 453.158.159 196.553.483 101.529.966 548.181.676 Sub Total 4.049.902 - 4.049.902 - Construction in progress Buildings and improvements 457.208.061 196.553.483 105.579.868 548.181.676 Total direct ownership Aset dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Jumlah Kepemilikan langsung Sewa Pembiayaan Kendaraan Jumlah 2.155.000 668.000 500.000 2.323.000 Assets under Capital Lease Vehicles 459.363.061 197.221.483 106.079.868 550.504.676 Total Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor 124.513.468 4.789.759 8.733.863 824.728 30.297.280 879.064 576.428 4.087 3.254.335 2.460.145 - 151.556.413 5.668.823 6.850.146 828.815 Accumulated Depreciation Direct Ownership Aircraft Buildings and improvements Machinery and equipment Vehicles Jumlah Kepemilikan langsung 138.861.818 31.756.859 5.714.480 164.904.197 Total direct ownership 541.917 367.783 208.333 701.367 Assets under Capital Lease Vehicles Jumlah 139.403.735 32.124.642 5.922.813 165.605.564 Total Nilai Buku 319.959.326 384.899.112 Net Book Value Sewa Pembiayaan Kendaraan 2007 Saldo 31 Desember 2006/ Balance as of December 31, 2006 Penambahan/ Additions Saldo 31 Desember 2007/ Balance as of December 31, 2007 Pengurangan/ Disposals 2007 Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor 336.424.893 14.823.710 9.309.658 832.987 99.119.201 271.519 - 7.623.809 - 427.920.285 14.823.710 9.581.177 832.987 Carrying Value Direct Ownership Aircraft Buildings and improvements Machinery and equipment Vehicles Sub Jumlah 361.391.248 99.390.720 7.623.809 453.158.159 Sub Total - 4.049.902 - 4.049.902 Construction in progress Buildings and improvements 361.391.248 103.440.622 7.623.809 457.208.061 Total direct ownership 1.640.000 515.000 - 2.155.000 Assets under Capital Lease Vehicles 363.031.248 103.955.622 7.623.809 459.363.061 Total Aset dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Jumlah Kepemilikan langsung Sewa Pembiayaan Kendaraan Jumlah . . 21 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. FIXED ASSET (continued) 10. ASET TETAP (lanjutan) 2007 Saldo 31 Desember 2006/ Balance as of December 31, 2006 Penambahan/ Additions Saldo 31 Desember 2007/ Balance as of December 31, 2007 Pengurangan/ Disposals 2007 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Pesawat udara Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan bermotor 108.322.377 4.047.545 8.347.505 821.642 17.897.372 742.214 386.358 3.086 1.706.281 - 124.513.468 4.789.759 8.733.863 824.728 Accumulated Depreciation Direct Ownership Aircraft Buildings and improvements Machinery and equipment Vehicles Sub Jumlah 121.539.069 19.029.030 1.706.281 138.861.818 Sub Total 136.667 405.250 - 541.917 Assets under Capital Lease Vehicles Jumlah 121.675.736 19.434.280 1.706.281 139.403.735 Total Nilai Buku 241.355.512 319.959.326 Net Book Value Sewa Pembiayaan Kendaraan Depreciation charged to operations is as follows: Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: 2008 2007 Biaya pabrikasi (Catatan 24) Beban usaha (Catatan 25) 30.297.280 1.827.362 17.903.359 1.530.921 Jumlah 32.124.642 19.434.280 Manufacturing expenses (Note 24) Operating expenses (Note 25) Total Deductions in fixed assets represent the disposal of directly acquired fixed assets, with details as follows: Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset tetap pemilikan langsung dengan rincian sebagai berikut: 2008 2007 Acquisition cost Accumulated depreciation Biaya perolehan Akumulasi penyusutan 12.549.465 (4.804.307) 7.623.809 (1.706.281) Jumlah tercatat Rotable parts Harga jual 7.745.158 2.752.588 14.515.700 5.917.528 358.914 13.126.400 Net book value Rotable parts Selling price 4.017.954 6.849.958 Gain on sale of fixed asset Keuntungan penjualan aset tetap . . 22 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. FIXED ASSET (continued) 10. ASET TETAP (lanjutan) Pada tanggal 19 Nopember 2008, Perusahaan telah membatalkan perjanjian sewa beli satu pesawat jenis ATR 42-500 dengan PT Energy Spectrum untuk masa lima tahun sampai dengan Oktober 2012 (Catatan 32). On November 19, 2008, the Company has canceled leasing agreement aircraft type ATR 42-500 with PT Energy Spectrum with a term five years until October 2012 (Note 32). Pada bulan April 2008, Perusahaan menjual 1 pesawat jenis Bell 212 ke PT Cheysia Aurelia (dahulu PT Cahaya Utama Delapan Belas) dengan harga Rp 13.825.500 dan telah dibayar sepenuhnya. In April 2008, the Company sold 1 (one) aircraft type Bell 212 to PT Cheysia Aurelia (formerly PT Cahaya Utama Delapan Belas) for Rp 13,825,500 and had been fully paid. Pada bulan Desember 2007, Perusahaan menjual 1 pesawat jenis Bell 212 ke PT Cahaya Utama Delapan Belas dengan harga Rp 13.126.400. Perusahaan telah menerima pembayaran sebesar Rp 1.500.000 sehingga piutang atas penjualan pesawat tersebut tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 12.929.828 termasuk Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 1.303.428 (Catatan 6). In December 2007, the Company sold 1 (one) aircraft type Bell 212 to PT Cahaya Utama Delapan Belas for Rp 13,126,400. The Company received payment amounting to Rp 1,500,000, hence, there is an outstanding receivable as of December 31, 2007 amounting to Rp 12,929,828 including value added tax amounting to Rp 1,303,428 (Note 6) Pada tahun 2008, Perusahan menurunkan nilai aset tetap pesawat udara masing-masing PK-TRD, PK-TSI dan PK-TSH, seluruhnya sebesar Rp 8.858.706 untuk mencerminkan jumlah terpulihkan pesawat udara tersebut. Penurunan nilai aset tetap tersebut dicatat sebagai penambahan akumulasi penyusutan dan dibebankan pada periode berjalan sebagai kerugian atas penurunan nilai aset tetap In 2008, the Company impaired some of its fixed assetsaircraft, with serial number PK-TRD, PK-TSI and PKTSH, for the total amount of Rp 8,858,706. The impairment of fixed asset was recorded as additional accumulated depreciation and charged to current operation as loss on impairment of fixed asset. Aset tetap dengan jumlah tercatat sebesar Rp 367.727.636 (Rp 319.959.326) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2008 (31 Desember 2007) digunakan sebagai jaminan atas hutang bank dan pinjaman jangka panjang (Catatan 12 dan 16). Fixed assets with the total amount of Rp 367,727,636 and (Rp 319,959,326), as of December 31, 2008 (2007) respectively are used as collateral for bank loan (Note 12) and long term loan (Note 16). Pada tanggal 31 Desember 2008 (2007), aset tetap dan pesawat sewaan diasuransikan dalam industrial special risks risiko termasuk kebakaran, pencurian dan risiko lainnya sebesar US$ 198,65 juta dan Rp 5.706 juta (US$ 48,1 juta dan Rp 2.868 juta) kepada PT Citra Underwriter Insurance. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang dipertanggungkan. As of December 31, 2008 (2007), fixed assets and charter aircraft were insured under industrial specific risks, including fire, theft and others for US$ 198,65 million and Rp 5.706 million (US$ 48,1 million and Rp 2,868 million) to PT Citra Underwriter Insurance. The management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured. . . 23 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. OTHER ASSET 11. AKTIVA LAIN-LAIN 2008 2007 3.404.470 9.936.552 4.468.537 2.362.525 5.763.581 1.506.016 Deffered charges - net land compensation (Note 32) Pilot training costs Loan administration fee Sub jumlah Uang muka pembelian pesawat Performance bond Jaminan sewa pesawat Jaminan lainnya 17.809.559 11.732.925 602.250 19.795 9.632.122 57.502.995 2.078.020 2.354.750 19.795 Sub Total Advances for purchase of aircraft Performance bond Deposit for aircraft rental Other deposits Jumlah 30.164.529 71.587.682 Total Beban tangguhan - bersih Sewa lahan (Catatan 32) Pendidikan pilot Biaya administrasi bank Biaya pendidikan pilot ditangguhkan dan diamortisasi selama masa ikatan dinas dan wajib diganti oleh pilot apabila mengundurkan diri sebelum masa ikatan dinas berakhir. Costs related to pilots’ training are deferred and are being amortized over the pilot contracts and may be refunded if the pilots resign before the end of the contract. Beban amortisasi kompensasi lahan, pendidikan pilot dan provisi bank adalah sebesar Rp 7.322.048 tahun 2008 (Rp 3.114.088 tahun 2007) Amortization of pilots’ training, land compensation and bank provision charged to operations amounted to Rp 7,322,048 in 2008 ( Rp 3,114,088 in 2007) Uang muka pembelian pesawat tahun 2008 merupakan uang muka pembelian 3 unit helikopter dari Eurocopter South East Asia Pte. Ltd sebesar US$ 1.071.500 untuk proyek PT Total Indonesia dan Uang muka pembelian pesawat tahun 2007 merupakan uang muka pembelian 4 unit helikopter dari Eurocopter South East Asia Pte. Ltd sebesar US$ 6.105.000. Advance for purchase of aircraft in 2008 represent an advance for purchasing 3 (three) units of helicopter from Eurocopter South East Asia Pte. Ltd amounting to US$ 1,071,500 for PT Total Indonesia. Advance for purchase of aircraft in 2007 represents an advance for purchasing 4 (four) units of helicopter from Eurocopter South East Asia Pte. Ltd amounting to US$ 6,105,000. Pada tahun 2007 pesawat type ATR42-300 telah diterima dari NAC. Jaminan sewa pesawat merupakan uang jaminan sehubungan dengan penyewaan 1 unit pesawat ATR42-500 dari PT Energy Spectrum. In 2007, the aircraft type ATR42-300 was received and operated by the Company. Deposits for aircraft rental represent deposits in relation to rental of 1 unit aircraft ATR42-500 from PT Energy Spectrum. . . 24 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. BANK LOAN 12. HUTANG BANK Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan modal kerja dari Bank Syariah Mandiri maksimum sebesar US$ 3.000.000, jangka waktu 12 bulan jatuh tempo 31 Oktober 2008 dengan tingkat nisbah bagi hasil setara dengan 9,5% per tahun. Pinjaman ini diperpanjang sampai dengan April 2009. Pinjaman ini dijamin dengan, piutang usaha, 2 unit pesawat Beechcraft 1900D (PK TRX dan PK–TRW), 1 unit pesawat BAC 1-11 (PK TRU), 1 unit helikopter Dauphin tipe 365N2 (PK-TSW), dan 1 unit helicopter Dauphin tipe SA-365C2 (PKTRE).(Catatan 5 dan 10) Based on Musyrakah agreement, the Company obtained working capital credit facility from Bank Syariah Mandiri with a maximum amount of US$ 3,000,000, with a term of 12 months, starting from September 24 2007 and with the interest rate of 9.5% per annum. This facility is extended until April 2009. This facility is secured by trade receivables, 2 unit of Beechcraft 1900D aircraft (PK–TRX dan PK–TRW), 1 unit BAC 1-11 aircraft (PK-TRU),1 unit Dauphin helicopter type 365N2 (PK-TSW), dan 1 unit Dauphin helicopter type SA-365C2 (PK-TRE).(Note 5 and 10) Pada tanggal 31 Desember 2008 (2007), saldo hutang untuk fasilitas ini sebesar Rp 32.850.000 (Rp 28.257.000). As of December 31, 2008 (2007), the outstanding balance loan from this facility amounted to Rp 32,850,000 (Rp 28,257,000). Sehubungan dengan fasilitas kredit tersebut, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang harus mendapat persetujuan tertulis dari Bank Syariah Mandiri, antara lain membubarkan perusahaan, merger, mengakuisisi perusahaan lain, meminta dinyatakan pailit; menjual atau mengalihkan sebagian atau seluruh harta perusahaan; menjual, menjaminkan, atau membebani dengan kewajiban seluruh atau sebagian harta perusahaan termasuk pendapatan yang telah dan akan diterima. In relation to the above credit facility, the Company is restricted by certain covenants, without written approval from Bank Syariah Mandiri such as, to liquidate the Company, to enter into merger, to acquire other company, to ask other party to file a bankcruptcy to the Company; to sell or transfer part or all of the Company assets; to sell assets, used as collateral or charge againts liability all or part of the Company assets including revenue which has been received or to be received. Pada tanggal 31 Desember 2008, Manajemen berpendapat bahwa Perusahaan mematuhi seluruh perjanjian yang di buat oleh bank. As of December 31, 2008, Management of the Company believes that it has complied with all important covenants required by the bank. 13. NOTES PAYABLE 13. WESEL BAYAR Pada tanggal 30 Oktober 2007, Perusahaan menerbitkan wesel bayar kepada Formosa Group Limited sebesar US$ 1.605.000 dan Rp 15.000.000 masing-masing untuk jangka waktu 6 bulan dan 3 bulan, dengan tingkat bunga 10,5% dan 16% per tahun. On October 30, 2007, the Company issued promissory notes to Formosa Group Ltd. With the amounts of US$ 1,605,000 and Rp 15,000,000, with a term of 6 months and 3 months, respectively, with interest rate of 10,5% per annum. Setelah beberapa kali diperpanjang, pada tanggal 14 Mei 2008 wesel bayar dalam mata uang Dollar AS sebesar US$ 1.605.000 seluruhnya dilunasi dan wesel bayar dalam mata uang rupiah dilunasi sebagian sebesar Rp 7.000.000. After extending for many times, on May 14, 2008 Notes Payable in currency (USD) with the amount of US$ 1,605,000 had been fully paid and notes payable in currency Rupiah was half paid amounting to Rp 7,000,000. . . 25 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. NOTES PAYABLE (continued) 13. WESEL BAYAR (lanjutan) Pada tanggal 14 Mei 2008, Perusahaan menerbitkan wesel bayar sebesar US$ 2.400.000 dan memperpanjang wesel bayar Rp 8.000.000 kepada Formosa Group Limited masing-masing jangka waktu 3 bulan dengan tingkat bunga 9% dan 16% per tahun. Kedua wesel bayar telah beberapa kali diperpanjang dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 Januari 2009 dan 14 Pebruari 2009 masing-masing untuk yang bermata uang Rupiah dan Dollar AS. On May 14, 2008, the Company issued promissory notes to Formosa Group Limited amounting to US$ 2,400,000 and Rp 8,000,000, with a term of 3 months, with interest rate of 9% and 16% per annum. Both notes payable have been extended and had maturity dates on January 30, 2009 and February 14, 2009 each for Rupiah and US Dollar currencies. Pada tanggal 31 Desember 2008 (2007) total hutang wesel bayar Perusahaan kepada Formosa Group Limited sebesar Rp 32.080.000 (Rp 30.117.495) yang terdiri dari wesel bayar dalam mata uang US$ sebesar US$ 2.400.000 (US$ 1.605.000) dan Rupiah sebesar Rp 5.800.000 (Rp. 15.000.000). As of December 31, 2008 (2007), the Company’s note payable to Formosa Group Limited amounted to Rp 32,080,000 (Rp 30,117,495) consist of notes payable in currency US$ amounting to US$ 2,400,000 (US$ 1,605,000) and Rupiah amounting to Rp 5,800,000 (Rp 15,000,000). 14. TRADE PAYABLE 14. HUTANG USAHA This account consist of trade payable to third parties, as follows: Rincian akun ini adalah hutang usaha kepada pihak ketiga, sebagai berikut: 2008 2007 Eurocopter South East Asia Pte., Ltd TAT Industries Asia Pacific Singapore Precision Repair ATR Eastern Support Pte., Ltd Fokker Services Schipol Turbomeca Lainnya (masing-masing kurang dari 5% jumlah hutang usaha) 26.840.982 5.166.938 3.101.982 2.849.610 1.938.909 809.219 10.098.260 2.092.422 1.074.518 9.086.937 13.668.083 Eurocopter South East Asia Pte., Ltd TAT Industries Asia Pacific Singapore Precision Repair ATR Eastern Support Pte., Ltd Fokker Services Schipol Turbomeca Others (each below 5% of total trade accounts payable) Jumlah 49.794.577 26.933.283 Total The aging analysis of trade payables is as follows: Analisis umur hutang usaha adalah sebagai berikut : 2008 2007 Sampai dengan satu bulan 1 sampai 2 bulan 2 sampai 3 bulan Lebih dari 3 bulan 4.674.803 8.947.304 5.966.486 30.205.984 2.452.722 6.132.011 4.651.511 13.697.039 Until 1 month >1 month – 2 month >2 month – 3 month > 3 month Jumlah 49.794.577 26.933.283 Total Trade payables based on currency: Berdasarkan mata uang: 2008 2007 Rupiah US Dollar Euro Lainnya 1.443.602 35.968.496 12.132.404 250.075 1.665.507 16.514.192 8.268.282 485.302 Rupiah US Dollar Euro Others Jumlah 49.794.577 26.933.283 Total . . 26 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. ACCRUED EXPENSE 15. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR This account consists of: Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2008 2007 Perbaikan dan pemeliharaan Beban pembiayaan Lainnya 632.893 288.393 2.372.528 8.174.738 288.393 680.657 Repairs and maintenance Interest Others Jumlah 3.293.814 9.143.788 Total 16. LONG – TERM LOAN 16. PINJAMAN JANGKA PANJANG This account represents loans of the Company from third parties, with details as follows: Akun ini merupakan pinjaman Perusahaan kepada pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut: PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Dolar AS PT Bank Syariah Mandiri Dolar AS PT Bank DKI unit syariah Dolar AS Sub Total Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang 2008 2007 123.514.251 139.196.602 100.247.250 9.213.773 20.531.250 - 244.292.751 (136.824.750) 148.410.375 (38.003.031) 107.468.001 110.407.344 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk United States Dollar PT Bank Syariah Mandiri United States Dollar PT Bank DKI unit syariah United States Dollar Sub Total Current maturities Long – term portion PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Berdasarkan perjanjian pembiayaan Al Murabahah tanggal 20 Januari 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman untuk refinancing dan modal kerja masing-masing maksimal sebesar US$ 1.193.675 dan US$ 1.306.325. Fasilitas refinancing digunakan untuk melunasi hutang kepada Bank Niaga sehubungan pembelian 2 unit helikopter Dauphin N dan fasilitas modal kerja digunakan untuk pembelian spareparts helicopter Dauphin N. Kedua fasilitas tersebut berjangka waktu 48 bulan sampai dengan bulan Januari 2008, dengan margin sebesar US$ 159.166 untuk fasilitas refinancing dan US$ 174.187 untuk fasilitas modal kerja, dibayar secara bulanan sesuai dengan jadwal angsuran yang telah ditentukan. Based on Al Murabahah financing agreement dated January 20, 2004, the Company obtained credit facilities for refinancing and for working capital requirements amounted to US$ 1,193,675 and US$ 1,306,325, respectively. The refinancing facility was used for payment of loans to Bank Niaga regarding the purchase of 2 units of Dauphin N helicopter, while the working capital facility was used for the purchase of spare parts of Dauphin N helicopter. The facilities have a payment period of 48 months up to January 2008, with a margin of US$ 159,166 for the refinancing facility and US$ 174,187 for the working capital facility, and repayable on monthly basis based on a scheduled payment scheme. . . 27 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. LONG – TERM LOAN (continued) 16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) Pada tanggal 29 September 2005, Perusahaan mendapat fasilitas pembiayaan Al Murabahah untuk pembelian spareparts sebesar US$ 400.000, jangka waktu 36 bulan dengan marjin sebesar US$ 71.410 yang dibayar secara bulanan. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Nopember 2008. (Catatan 10). On September 29, 2005, the Company obtained financing facility amounting to US$ 400,000 for the purchase of aircraft spareparts, with a term of 36 month and have a margin amounting to US$ 71,410, repayable on a monthly basis. This loan is due in November 2008. (Notes 10). Pada bulan April 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan modal kerja maksimal sebesar Rp 10 miliar, jangka waktu 36 bulan, dengan marjin sebesar Rp 2.834.982 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian spareparts helicopter Bell 212. Selanjutnya, pada bulan Pebruari 2005, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 500.000 yang digunakan untuk pembelian spareparts. Berdasarkan surat persetujuan Bank Muamalat Indonesia tanggal 29 September 2005, fasilitas pembiayaan sebesar Rp 10 miliar dan US$ 500.000 telah diubah menjadi fasilitas pembiayaan Al-Musyarakah sebesar US$ 1.101.597. Selanjutnya, pada bulan Nopember 2005, fasilitas ini diubah menjadi sebesar US$ 955.317 dengan marjin sebesar US$ 122.350, fasilitas pinjaman ini jatuh tempo Nopember 2008. (Catatan 10). In April 2004, the Company obtained working capital facility with a maximum amount of Rp 10 billion, a term of 36 months, and a margin amounting to Rp 2,834,982, repayable on a monthly basis. This facility was used for the purchase of Bell 212 helicopter spare parts. In February 2005, the Company obtained Al Murabahah financing facility amounting to US$ 500,000 for the purchase of aircraft spareparts. At the end of November 2005, the financing facility of US$ 500,000 and Rp 10 billion were formally changed to be Al-Musyarakah financing facility, by converting loan from Rupiah to US Dollar amounting to US$ 1,101,597. Then, in November 2005, the above mentioned facility was restructured to US$ 955,317, with a margin amounting to US$ 122,350. This facility was due in November 2008. (Note 10). Pada bulan Pebruari 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 5.200.000, jangka waktu 78 bulan, dengan marjin sebesar US$ 1.736.200 yang dibayar secara bulanan. Untuk menambah dana dari fasilitas pembiayaan Waad, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman melalui fasilitas pembiayaan Al Murabahah pada bulan Mei 2007 sebesar US$ 580.000, jangka waktu 78 bulan, dengan marjin sebesar US$ 193.300 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian 1 unit pesawat tipe ATR 42–300 dan 1 unit pesawat tipe Fokker 50. In February 2007, the Company obtained Wa’ad working capital facility amounting to US$ 5,200,000, with a term of 78 months, and a margin amounting to US$ 1,736,200, repayable on a monthly basis. In addition to the Wa’ad loan, the Company obtained an additional working capital facility in May 2007, amounting to US$ 580,000, with a term of 78 months, and a margin amounting to US$ 193,300 repayable on a monthly basis. This facility was used for the purchase 1 (one) unit of aircraft type ATR 42-300 and 1 (one) unit of aircraft type Fokker 50. Pada bulan Mei 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 1.120.000, jangka waktu 60 bulan, dengan marjin sebesar US$ 275.000 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian spareparts dan bahan bakar. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan April 2012. In May 2007, the Company obtained an Al Murabahah working capital facility amounting to US$ 1,120,000, with a term of 60 months, and a margin amounting to US$ 275,000, repayable on a monthly basis. This facility was used for the purchase of spare parts and fuel. The loan maturity date is in April 2012. . . 28 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. LONG – TERM LOAN (continued) 16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) Pada bulan Juni 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 3.335.000, jangka waktu 60 bulan, dengan marjin sebesar US$ 818.776 yang dibayar secara bulanan, mulai bulan Juni 2007. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian spareparts dan bahan bakar. Pada bulan Juni 2007, Perusahaan juga memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 1.545.000, jangka waktu 60 bulan, dengan marjin US$ 379.210 yang digunakan untuk uang muka pembelian 2 unit pesawat Fokker 50. In June 2007, the Company obtained an Al Murabahah working capital facility amounting to US$ 3,335,000, with a term of 60 months, and a margin amounting to US$ 818,776, repayable on a monthly basis starting from June 2007. This facility was used for the purchase of spare parts and fuel. In June 2007, the Company also obtained an Al Murabahah financing facility amounting to US$ 1,545,000, with a term of 60 months and a margin amounting to US$ 379,210 to be used as an advance payment for the purchase of 2 unit of Fokker 50 aircraft. Pada bulan Juni 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 3.150.000, jangka waktu 72 bulan, dengan marjin sebesar US$ 1.051.590 yang dibayar secara bulanan, mulai bulan Juni 2007. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian 1 unit pesawat tipe ATR 42–300. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Juni 2013. In June 2007, the Company obtained a Wa’ad working capital facility amounting to US$ 3,150,000, with a term of 72 months, and a margin amounting to US$ 1,051,590, repayable on a monthly basis starting from June 2007. This facility was used for the purchase of 1 (one) unit of aircraft type ATR 42-300. The loan maturity date is in June 2013. Pada bulan Juli 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Wa’ad sebesar US$ 1.000.000, jangka waktu 72 bulan, dengan marjin sebesar US$ 144.448 yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian mesin dan spareparts. Pinjaman ini jatuh tempo pada bulan Agustus 2010. In July 2007, the Company obtained Wa’ad working capital facility amounting to US$ 1,000,000, with a term of 72 months, and a margin amounting to US$ 144,448, repayable on monthly basis. This facility was used for the purchase of engine and spare parts. The loan maturity date is in August 2010. Seluruh pinjaman ini dijamin dengan 2 (dua) unit pesawat tipe ATR 42–300 tahun 1987 (PK–TSY dan PK-TSZ), 3 (tiga) unit pesawat tipe Fokker 50 (PK– TWJ, PK–TSO, dan PK–TSN), 1 (satu) unit pesawat Falcon 20F (PK–TRI), 2 (dua) unit Helicopter tipe Dauphin N (PK–TSH dan PK–TSI), persediaan spareparts untuk Helicopter Dauphin N, dan fidusia tagihan kepada Total E&P Indonesia. (Catatan 7 dan 10). Sehubungan dengan fasilitas tersebut, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang harus mendapat persetujuan tertulis dari Bank Muamalat, antara lain membubarkan Perusahaan; meminta dinyatakan pailit, mengubah pengurus dan pemegang saham. All the above facilities have been secured by 2 (two) unit of aircraft type ATR 42-300 year 1987 (PK-TSY and PKTSZ), 3 (three) units of aircraft type Fokker 50 (PK-TWJ, PK-TSO, and PK-TSN), 1 (one) unit of aircraft Falcon 20F (PK-TRI), 2 (two) units of helicopter type Dauphin N (PK-TSH and PK-TSI), Dauphin N helicopter spare parts, and trade accounts receivable from Total E&P Indonesie. (Note 7 and 10). In relation to above credit facility, the Company is restricted by certain covenant among others, without written approval from Bank Muamalat, to liquidate the Company, and to change the Company’s management and stockholders. . . 29 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. LONG – TERM LOAN (continued) 16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bank DKI unit Syariah PT Bank DKI unit Syariah Pada bulan Januari 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas al musyarakah dan wakalah bil ujrah sebesar US$ 3.500.000, jangka waktu 48 bulan, yang kemudian dilakukan addendum pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi US$ 2.000.000, dengan bagi hasil setara dengan 8% yang dibayar secara bulanan. Fasilitas ini digunakan untuk modal kerja proyek Fixed Wing Charter. In January 2008, the Company obtained Al Musyarakah and Wakalah Bil Ujrah facility amounting to US$ 3,500,000, with a term of 48 months, then afterwards did addendum on December 31, 2008 to US$ 2,000,000, with sharing profit at 8% of payment every month. This Facility was used as project working capital for Fixed Wing Charter. PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Syariah Mandiri Berdasarkan perjanjian Al Murabahah tanggal 27 Pebruari 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas untuk pembiayaan dua unit Dauphin SA-365 N2 (PKTSW) dan (PK-TSX) sebesar US$ 6 juta, jangka waktu 4 tahun sampai dengan Pebruari 2008, dengan marjin sebesar 9% per tahun (6 bulan pertama setara 8% per tahun). Hutang ini dibayar kembali secara bulanan dengan angsuran yang telah ditentukan. Pinjaman ini dijamin 1 unit helikopter SA-365 N2 (PK-TSW) dan 1 unit helikopter Dauphin SA-365C2 (PK-TRE). Pinjaman ini sudah dilunasi pada bulan Oktober 2008. (Catatan 10). Based on the Al Murabahah financing agreement, dated February 27, 2004, the Company obtained a financing facility for the purchase of 2 (two) units of Dauphin SA365 N2 helicopter (PK-TSW) and (PK-TSX), amounting to US$ 6 milion with a term of 4 years, and with a margin of 9% per annum (8% for the first 6 month). The principal loan is repayable on a monthly basis, with amounts and timing stated in the scheduled payment scheme. This loan is secured by 1 unit SA-365 N2 (PK-TSW) helicopter and 1 unit of Dauphin SA-365 C2 (PK-TRE) helicopter. This facility had been fully paid in October 2008. (Note 10). Berdasarkan perjanjian Al Murabahah tanggal 31 Maret 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas Al Murabahah sebesar US$ 1.648.309,02 dengan marjin US$ 10.778,27 dan fee administrasi impor sebesar US$ 56.478,14. Hutang ini dibayar setiap bulan sesuai dengan jadwal angsuran, dengan jangka waktu 30 bulan sampai 30 September 2008. Pinjaman ini dijamin dengan tagihan kepada PT Airfast dan CV Nabila, dua unit pesawat Beechcraft 1900D (PK-TRW dan PK-TRX) satu unit Dauphin type SA-365N2 (PKTSW), serta satu unit pesawat BAC1-11 (PK-TRU). Pinjaman ini sudah dilunasi pada bulan Oktober 2008. (Catatan 10). Based on the Al Murabahah agreement, dated March 31, 2006, the Company obtained a financing facility with the amount af US$ 1,648,309.02 and a margin of US$ 10,778.27, and administration fee of US$ 56,478.14. The loan is repayable monthly in accordance to the repayment schedule, for a period of 30 months or until September 30, 2008. The loan is secured by receivables from PT Aircraft and CV Nabila, 2 (two) unit of aircraft, type Beechcraft 1900D (PK-TRW and PK-TRX), and 1 (one) unit of Dauphin craft SA-365N2 (PK-TSW), including 1 (one) unit of aircraft BAC1-11 (PK-TRU). This facility had been fully paid in October 2008. (Note 10) Berdasarkan perjanjian Al Murabahah tanggal 28 April 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas Al Murabahah sebesar US$ 247,754.11 dengan marjin US$ 1.615,82 dan fee administrasi impor sebesar US$ 7.818,54. Hutang ini dibayar setiap bulan sesuai dengan jadwal angsuran, dengan jangka waktu 30 bulan sampai 28 Oktober 2008. Pinjaman ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan fasilitas pembiayaan Al Murabahah diatas. Pinjaman ini sudah dilunasi pada bulan Oktober 2008. (Catatan 10). Based on the Al Murabahah agreement, dated April 28, 2006 the Company obtained financing facility with the amount of US$ 247,754.11 and a margin of US$ 1,615.82 and administration fee of US$ 7,818.54. The loan is repayable monthly based on the repayment schedule, for a period of 30 months or until October 28, 2008. The loan has the same collateral as mentioned above. This facility had been fully paid in October 2008. (Note 10). . . 30 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. LONG – TERM LOAN (continued) 16. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) Berdasarkan perjanjian Al Murabahah tanggal 22 Desember 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas Al Murabahah sebesar US$ 224.652 dengan marjin US$ 24.089,89. Hutang ini dibayar setiap bulan sesuai jadwal angsuran, dengan jangka waktu 22 bulan sampai 28 Oktober 2008. Pinjaman ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan fasilitas pembiayaan Al Murabahah diatas. Pinjaman ini sudah dilunasi pada bulan Oktober 2008. (Catatan 10). Based on the Al Murabahah agreement, dated December 22, 2006 the Company obtained financing facility with the amount of US$ 224,652, and a margin of US$ 24,089.89. The loan is repayable monthly based on the repayment schedule, for a period of 22 months or until October 28, 2008. The loan has the same collateral as mentioned above. This facility had been fully paid in October 2008. (Note 10). Berdasarkan perjanjian pinjaman talangan (bridging loan) tanggal 26 September 2008 dan 6 Oktober 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas Al Murabahah sebesar US$ 9.155.000. Hutang ini jatuh tempo pada bulan Maret 2009. Pinjaman ini dijamin dengan tagihan kepada Total E&P Indonesie dan satu unit helikopter EC-155 B1 (PK-TPG). (Catatan 5 dan 10). Based on the bridging loan, dated September 26, 2008 and October 6, 2008, the Company obtained financing facility amounting to US$ 9,155,000. The loan will mature in March 2009. The loan is secured by receivables from total E&P Indonesie and one unit of helicopter EC155 B1 (PK-TPG). (Note 5 and 10). Sehubungan dengan fasilitas tersebut, Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang harus mendapat persetujuan tertulis dari Bank Syariah Mandiri, antara lain mencari tambahan pembiayaan baru; melakukan penyertaan saham; membagi dividen; melakukan transaksi dengan pihak lain di luar kegiatan bisnis inti; mengeluarkan pernyataan hutang dalam bentuk pinjaman, penyewaan atau garansi kepada pihak lain; menjual, mentransfer dan menjaminkan harta Perusahaan yang telah dijaminkan; mengubah anggaran dasar Perusahaan, khususnya mengenai modal, pengurus dan pemegang saham; membubarkan Perusahaan; meminta dinyatakan pailit dan mengalihkan hak atas barang jaminan kepada pihak lain. Perusahaan telah menerima surat persetujuan perubahan negative covenant dari Bank Syariah Mandiri sesuai Surat No. 8/595-3/DPB1 tanggal 16 Agustus 2006 yaitu setiap perubahan pengurus, pemegang saham dan pembagian dividen wajib dilaporkan secara tertulis kepada bank tersebut. In relation to these credit facilities, the Company is restricted by certain covenants, without written approval from Bank Syariah Mandiri such as, to obtain loan or new credit facility; to invest in shares of stock; to distribute dividend; to enter into transactions with other parties other than the Company’s core business; to issue indebtedness statement for loan, rental and guarantee to other party; to sell, transfer and use as collateral the Company’s assets used as collateral for these loans; to change the Company’s Articles of Association and in particular change the capital stock, the Company’s management and stockholders; to liquidate the Company; to ask other party to file a bankruptcy for the Company and transfer the title of collateralized assets to other party. The Company received approval on the changes of negative covenants from Bank Sayriah Mandiri in the Letter No. 8/595-2/DPB1, dated August 16, 2006, which stated that changes of management, shareholders, payment of dividend should be reported to Bank Syariah Mandiri in writing. . . 31 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. LEASE LIABILITIES 17. SEWA PEMBIAYAAN The account represents lease payables in relation to financing of motor vehicle by PT Astra Sedaya Finance – details of lease liabilities by due date are as follows: Akun ini merupakan hutang sewa untuk pembiayaan kendaraan bermotor dari PT Astra Sedaya Finance, sebagai berikut: 2008 2007 Details of lease liabilities by due date : 2008 2009 2010 2011 Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun : 2008 2009 2010 2011 563.393 273.897 33.241 672.432 409.824 36.804 - Jumlah pembayaran minimum sewa Bunga 870.531 (37.429) 1.119.060 (145.948) Total minimum lease payments Interest Nilai tunai pembayaran minimum sewa Bagian jatuh tempo dalam satu tahun 833.102 (563.393) 973.112 (555.581) Present value of minimum lease payments Current maturities 269.709 417.531 Bagian jangka panjang Long-term portion Lease term with PT Astra Sedaya Finance is 35 months, due in 2009 and 2010 with interest rate of 17% per annum. Lease liability is repayable monthly at fixed amounts. Jangka waktu sewa dengan PT Astra Sedaya Finance adalah 35 bulan, berakhir pada tahun 2009 dan 17% per tahun. Hutang sewa dibayar setiap bulan dalam jumlah tetap. Kendaraan bermotor tersebut sebagai jaminan atas pembiayaan ini. 18. TAXES 18. PERPAJAKAN a. Pajak dibayar dimuka merupakan Pajak Pertambahan Nilai tahun 2008 sebesar Rp. 1.496.746. a. Prepaid tax is represent Value Added Tax for 2008 amounting to Rp. 1,496,746. b. Hutang pajak terdiri dari : b. Taxes payable consist of: 2008 2007 Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pajak Pertambahan Nilai 5.981.866 221.776 125.836 - Jumlah 6.329.478 . Income taxes Article 21 Article 23 Article 25 Value Added Taxes 3.879.243 349.055 1.729.490 284.007 Total 6.241.795 . 32 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. TAXES (continued) 18. PERPAJAKAN (lanjutan) c. c. Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum beban pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 (2007) adalah sebagai berikut: 2007 Disajikan kembali/ As Restated 2008 Laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan menurut laporan laba rugi Beda temporer: Penyisihan imbalan kerja Sewa pembiayaan Penyusutan Amortisasi Beda tetap: Tunjangan karyawan Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final Lain-lain Reconciliation between income and loss before income tax as shown in the statement of income and estimated income tax payable for the year ended December 31, 2008 (2007) are as follows: Income before income tax (91.263.009) 7.468.217 809.869 (570.480) (12.324.384) (1.286.350) 3.733.406 (48.093) (9.902.065) (6.260.478) 15.787.943 10.566.990 (40.190) 3.941.522 (237.759 ) 519.282 Temporary differences: Employee benefits Leases Depreciation Amortization Permanent differences: Employees’ allowances Interest income already subjected to final tax Others Taksiran penghasilan kena pajak (84.945.079) 5.839.500 Estimated incomet tax Taksiran penghasilan kena pajak (dibulatkan) (84.945.000) 5.839.000 Estimated income tax (rounded) - 1.173.197 Income tax expense Pajak penghasilan dibayar di muka : Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Fiskal 19.224 4.185.673 698.256 53.000 2.054 3.293.076 3.523.579 67.000 Prepayments of income tax : Article 22 Article 23 Article 25 Fiscal Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka 4.956.153 6.885.709 Total prepayments of income tax (5.712.512) Estimated (claim) income tax payable Beban pajak kini Taksiran (tagihan) hutang pajak penghasilan (4.956.153) . . 33 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. TAXES (continued) 18. PERPAJAKAN (lanjutan) d. d. Rekonsiliasi antara beban (manfaat) pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku terhadap laba (rugi) sebelum beban (manfaat) pajak dan beban (manfaat) pajak penghasilan menurut laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 (2007) adalah sebagai berikut: The reconciliation between the tax expense (benefit) calculated by applying the applicable tax rates to the income (loss) before tax expense (benefit), and the tax expense (benefit) as shown in the statements of income for the years ended December 31, 2008 (2007) are as follows: 2008 2007 Rugi Fiskal Penyisihan imbalan kerja Penyusutan aset tetap Sewa pembiayaan Beban tangguhan Koreksi penyesuaian tarif baru 23.784.622 226.763 7.791.525 (159.734) (360.178) 200.065 1.120.022 (2.970.620) (14.428) (1.878.143) - Jumlah (beban) manfaat pajak penghasilan tangguhan 31.483.063 Taxable loss Employee benefits Depreciation Capital lease Amortization Correction to new tariff Total deferred (income) tax expense benefit (3.743.169) e. The details of deferred tax assets and liabilities as of December 2008 (2007) are as follows : e. Rincian aktiva dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2008 (2007) adalah sebagai berikut: 2008 2007 Aktiva pajak tangguhan Rugi Fiskal Kewajiban imbalan kerja Kewajiban pajak tangguhan Penyusutan aset tetap Sewa pembiayaan Beban tangguhan (12.614.187) (187.805) (3.249.814) (20.405.712) (28.071) (2.889.636) Deferred tax assets Taxable loss Employee benefits Deferred tax liabilities Property and equipment Leases Deferred charges Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan 12.329.293 (19.153.770) Deferred tax asset (liability) 23.784.622 4.596.477 4.169.649 In September 2008, Law No. 7 year 1983 regarding “income tax” has been revised for the fourth time with law No.36 Year 2008. The revised Law stipulates changes in corporate tax rate from a marginal tax rate to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 onwards. The company recorded the impact of the changes in tax rates which amounted to Rp 200,065 as part of tax expense in the current year operations. Pada September 2008, Undang-undang No. 7 tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang no. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Perusahaan mencatat dampak perubahan tarif pajak tersebut sebesar Rp 200.065 sebagai bagian dari beban pajak pada tahun berjalan. . . 34 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. TAXES (continued) 18. PERPAJAKAN (lanjutan) Annual Tax Assesment Letter about the income tax of company have been delivered to the Tax Office until fiscal year in 2007. SPT year 2008 of company will be reported according to fiscal loss estimation which disclosure in the financial statement. All the tax payable and income tax payable / fiscal loss has been calculated coorrecty and reported to the Tax Office in accordance with financial statements of company’s audit. Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan Perusahaan telah disampaikan kepada Kantor Pajak sampai dengan tahun fiskal tahun 2007. SPT Tahun 2008 Perusahaan akan dilaporkan sesuai dengan taksiran rugi fiskal yang diungkapkan dalam laporan keuangan. Semua hutang pajak dan pendapatan kena pajak / rugi fiskal telah dihitung dengan baik dan dilaporkan kepada kantor pajak sesuai dengan laporan keuangan auditan Perusahaan. 19. EMPLOYEE BENEFIT LIABILITY 19. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA Perusahaan memberikan imbalan untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Imbalan kerja tersebut tidak didanai. The Company provides benefits for its employees who reach the retirement age of 55 based on the provisions of Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003. The employee benefit liability is unfunded. Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban imbalan kerja bersih yang diakui dalam laporan laba rugi dan jumlah yang disajikan dalam neraca sebagai kewajiban imbalan kerja berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh aktuaris independen PT Eldridge Gunaprima Solution berdasarkan laporannya pada tanggal 25 Maret 2009 untuk tahun 2008 (11 Januari 2008 untuk tahun 2007). The following tables summarize the components of net employee benefit expense recognized in the statements of income and amount presented in the balance sheets for the employee benefit liability as determined by an independent actuary, PT Eldridge Gunaprima Solution, in its report dated March 25, 2009 for 2008(January 11, 2008 for 2007) . a. a. Beban imbalan kerja - bersih: 2008 Beban jasa kini Beban bunga Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan (kerugian) amortisasi biaya jasa kini yang belum diakui Pengakuan biaya jasa lalu Kelebihan pembayaran Jumlah b. Net employee benefit expense: 2007 (305.950) - 191.687 65.118 - Current service costs Interest cost Amortization past service obligation Amortiation of unrecognized actuarial gain or loss Immediate Recognition of past service cost – vested Excess payment 6.131.189 4.538.812 Total 3.081.349 1.919.567 2.034.069 1.642.405 1.179.418 862.338 b. Kewajiban imbalan kerja: 2008 Employee benefit liability: 2007 Nilai kini kewajiban imbalan kerja Keuntungan (kerugian) actuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui - non vested 25.095.712 16.498.957 Present value of defined benefit obligation 521.499 4.660.439 Unrecognized actuarial gain (loss) (9.201.220) (7.260.566) Kewajiban bersih 16.415.991 13.898.830 . Unrecognized past service cost Net liability . 35 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. EMPLOYEE BENEFIT LIABILITY (continued) 19. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan) c. c. Mutasi kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut: 2008 Movements in the employee benefit liability are as follows: 2007 Saldo awal tahun Pembayaran imbalan kerja Beban imbalan kerja tahun berjalan 13.898.830 (3.614.028) 6.131.189 10.165.424 (805.406) 4.538.812 Saldo akhir tahun 16.415.991 13.898.830 : Tingkat kenaikan upah : Tingkat mortalitas : Usia normal pensiun : Balance at end of year The principal assumptions used in determining employee benefit liability as of December 31, 2008 (2007) are as follows: Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2008 (2007) adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto Balance at beginning of year Benefit payment Net expense recognized in year 12% pada tahun 2008 (10,5% pada tahun 2007) 12% in 2008 (10,5% in 2007) 8% pada tahun 2008 (6% pada tahun 2007) 8% in 2008 (6% in 2007) Tabel Mortalita Indonesia 2/ Mortality Indonesia Table 2 55 tahun/55 years : Discount rate : Annual salary increment rate Mortality rate : Normal retirement age 20. OTHER LONG TERM LIABILITIES 20. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG LAINNYA This account consist of : Akun ini terdiri dari : 2008 Hutang pembelian pesawat BAC 1-11 (PK-TRU)-Dolar AS Lain-lain Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang 2007 11.908.125 16.511.250 10.243.163 1.692.789 (16.335.242) (1.692.789) 12.084.133 10.243.163 Purchase of aircraft BAC 1-11 (PK-TRU) – US Dollar Others Current maturities Long – term portion A liability for the purchase of aircraft represents obligation to a third party (PT Wono Madu), in US Dollar in relation to the acquisition of BAC 1-11 (PKTRU) aircraft. The liabilities are non-interest bearing and will be paid when the aircraft is sold by the Company. Kewajiban atas pembelian pesawat yang merupakan kewajiban kepada pihak ketiga (PT Wono Madu) dalam AS$ untuk memperoleh pesawat BAC 1-11 (PKTRU). Kewajiban ini tidak dikenakan bunga dan akan dilunasi setelah pesawat tersebut dijual oleh Perusahaan. . . 36 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21. CAPITAL STOCK 21. MODAL SAHAM The details of the share ownership as of December 31, 2008 are as follows: Rincian pemilikan saham pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut : Jumlah Saham Ditempatkan dan Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor penuh/ Number of Shares Issued and Fully Paid Pemegang Saham/ Stockholders Persentase Pemilikan (%)/ Percentage of Ownership (%) Jumlah/ Amount PT Global Transport Services PT Usaha Gedung Bimantara Masyarakat dan karyawan 1.419.240 78 730.287 66,02% 0,00% 33,98% 141.924.004 7.849 73.028.661 Jumlah / Total 2.149.605 100,00% 214.960.514 The details of the share ownership as of December 31, 2007 are as follows: Rincian pemilikan saham pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut : Jumlah Saham Ditempatkan dan Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor penuh/ Number of Shares Issued and Fully Paid Pemegang Saham/ Stockholders Persentase Pemilikan (%)/ Percentage of Ownership (%) Jumlah/ Amount PT Global Transport Services PT Global Mediacom Tbk (d/h PT Bimantara Citra Tbk PT Usaha Gedung Bimantara Masyarakat dan karyawan 1.048.645 48,78% 104.864.449 146 78 1.100.736 0,01% 0,00% 51,21% 14.586 7.849 110.073.616 Jumlah / Total 2.149.605 100,00% 214.960.500 Pada tahun 2007, PT Global Mediacom Tbk (d/h PT Bimantara Citra Tbk) membagikan dividen dalam bentuk saham Perusahaan milik PT Global Mediacom Tbk. Selanjutnya, PT Bhakti Investama Tbk, pemegang saham utama PT Global Mediacom Tbk mengalihkan saham Perusahaan kepada PT Global Transport Service. In 2007, PT Global Mediacom Tbk (formerly PT Bimantara Citra Tbk) has distributed dividend in the form of the Company’s share owned by the PT Global Mediacom Tbk. Furthermore, PT Bhakti Investama Tbk, as a primary stockholders of PT Global Mediacom Tbk transferred the Company’s share to PT Global Transport Service. Penambahan modal saham Perusahaan tahun 2007 berasal dari pelaksanaan opsi pemilikan saham oleh karyawan. Increase in the Company’s capital stock in 2007 was a result of the exercise of the employee stock option. . . 37 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. ADDTIONAL PAID IN CAPITAL 22. AGIO SAHAM 2008 Penawaran umum perdana saham tahun 2006-setelah dikurangi biaya emisi saham sebesar Rp 2.900.228 Pelaksanaan opsi saham karyawan tahun 2007 Penawaran umum terbatas dengan Hak memesan efek terlebih dahulu Jumlah 2007 10.059.772 10.059.772 305.834 305.834 12 - Public offering of shares in 2006 – less issuance cost of shares amounted to Rp 2,900,228 Employee stock option exercised in 2007 Limited offering through rights issue with preemptive rights 10.365.618 10.365.606 Total 23. REVENUES 23. PENDAPATAN USAHA 2008 2007 Jasa penyewaan pesawat Contract charter Spot Charter Jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat 248.803.439 39.475.018 4.630.998 150.187.147 59.996.582 6.954.141 Aircraft services Contract charter Spot charter Aircraft repairs and maintenance services Jumlah 292.909.455 217.137.870 Total All the operating revenues were derived from transactions with third parties. Revenues derived from the following customers represent more than 10% of the total operating revenues of the respective periods: Seluruh pendapatan usaha diperoleh dari pihak ketiga. Pendapatan usaha dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha berasal dari: 2008 Total E&P Indonesia Conoco Phillips Indonesia Inc., Ltd Batavia Air Jumlah 2007 69.387.100 32.829.921 40.299.113 60.625.325 37.332.498 33.271.514 Total E&P Indonesie Conoco Philips Indonesia Inc., Ltd Batavia Air 142.516.134 131.229.337 Total . . 38 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. COST OF REVENUES 24. BEBAN LANGSUNG PENERBANGAN The details of cost of revenues are as follows: Rincian beban langsung penerbangan adalah sebagai berikut: 2008 Mesin pesawat Penyusutan (Catatan 10) Asuransi Gaji dan tunjangan Bahan bakar Ijarah Suku cadang Lampu pendaratan Groundhandling Makanan dan minuman penumpang Keanggotaan Fokker Perijinan Sewa pesawat Lain – lain Beban Langsung Penerbangan 2007 77.135.542 30.297.280 29.299.869 28.801.891 17.747.535 12.416.170 5.658.346 2.136.903 1.905.262 696.284 630.848 254.908 19.116.634 25.411.958 17.903.359 11.055.031 24.650.020 13.429.397 17.559.378 2.059.659 1.254.217 2.521.766 470.793 2.882.929 6.669.953 3.866.162 Engine spares Depreciation (Note 10) Insurance Salaries and allowances Fuel Ijarah Spare parts Landing light Groundhandling Passengers food and drinks Fokker Membership License Aircraft rental Others 226.097.472 129.734.622 Cost of Revenues 25. OPERATING EXPENSES 25. BEBAN USAHA The details of operating expenses are as follows: Rincian beban usaha adalah sebagai berikut: 2008 2007 Gaji dan tunjangan Perjalanan dinas Lisensi pilot Imbalan kerja (Catatan 19) Sewa Perlengkapan kantor Asuransi Penyusutan (Catatan 10) Komunikasi Perbaikan dan pemeliharaan Pelatihan Utilitas Jasa Profesional Lain-lain 37.253.761 18.034.929 8.480.688 6.131.189 5.184.079 2.760.868 2.073.093 1.827.362 1.501.633 1.371.499 1.255.216 1.244.140 1.003.854 1.084.340 29.125.893 13.296.579 2.788.046 4.538.812 6.072.998 1.316.240 2.948.073 1.530.921 1.187.040 3.455.699 651.710 1.060.630 250.650 4.098.564 Salaries and allowance Travelling Pilot license Employee benefit (Note 19) Rent Office supplies Insurance Depreciation (Note 10) Communications Repairs and maintenance Training Utilities Professional fees Others Jumlah Beban Usaha 89.206.651 72.321.855 Total Operating Expenses 26. INTEREST EXPENSE 26. BEBAN PEMBIAYAAN 2008 2007 Hutang bank dan pinjaman jangka panjang Hutang sewa 31.270.324 1.562.312 11.864.598 401.965 Bank loan and loan-term loans Lease liabilities Jumlah 32.832.636 12.266.563 Total . . 39 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. OTHER INCOME (CHARGES) 27. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2008 Provisi dan administrasi bank Lain-lain Jumlah 2007 (4.497.394) 5.694.992 (2.579.392) 4.770.572 1.197.598 2.191.180 Bank and others financing charges Others Total 28. EARNING PER SHARE 28. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR Perhitungan laba bersih per saham dasar didasarkan pada data berikut : The calculation of basic earnings per share is based on the following data: Laba bersih Net Income 2008 Laba bersih periode berjalan 2007 - Net Income for the year 2.551.851 Jumlah Saham Number of shares Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar (penyebut) untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar adalah sebagai berikut : The weighted average number of shares outstanding (denominator) for the computation of earnings (loss) per share is as follows: 2008 2007 Saldo awal tahun Penerbitan saham melalui opsi saham karyawan (tanggal 17 Oktober 2007) 2.140.000.000 2.140.000.000 1.921.000 1.921.000 Balance at beginning of year Share issue through the employee stock option (on October 17, 2007) Jumlah rata-rata tertimbang saham 2.141.921.000 2.141.921.000 Weighted average number of shares outstanding Perusahaan mempunyai efek berpotensi saham atas hak opsi pemilikan saham karyawan. Selama tahun 2006, Perusahaan belum membagikan opsi saham tersebut, sedangkan tahun 2007, Perusahaan telah membagikan sebanyak 10.040 opsi dan telah dieksekusi sebanyak 9.605 opsi dan sisanya sebanyak 435 kadaluarsa oleh karenanya pengaruh dari konversi hak opsi tersebut tidak termasuk dalam perhitungan laba per saham dilusian The Company has potential ordinary shares under the employee’s stock options plan. In 2006, the Company has not distributed the stock options, while in 2007, the Company distributed 10,040 options and exercised 9,605 and the remaining 435 option has expired. Accordingly, the effects of the convertion of the option rights were excluded in diluted earning per share computation. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Perusahaan hanya menghitung laba per saham dasar sebagai berikut: In the relation to the above matters, the Company’s basic earning per share are as follows: 2008 Laba per saham – Rupiah penuh 2007 - . 1,19 Earning per share – in full Rupiah amount . 40 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29 APPROPRIATING RETAINED EAR NING 29. PENGGUNAAN SALDO LABA Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 19 Juni 2008, yang dinotariskan dengan Akta Notaris No. 10 tanggal 19 Juni 2008 oleh Liliana Arif Gondoutomo, SH, para pemegang saham memutuskan untuk mengalokasikan bagi Cadangan umum dari Laba tahun buku 2007 sebesar Rp 2.551.851. At the annual stockholders meeting held on June 19, 2008, and notarial deed by Liliana Arif Gondoutomo, SH, dated June 19, 2008, No. 10 the stockholders approved appropriate net capital in book year 2007 as allowance of The Company. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 23 Maret 2007, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2006 sebesar Rp 7.159.240. At the annual stockholders meeting held on March 23, 2007, the stockholders approved the distribution of cash dividends for 2006 amounting to Rp 7,159,240. 30. EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN 30. PROGRAM OPSI KARYAWAN Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana tercantum dalam akta No. 12 tanggal 9 Juni 2006, dari Notaris Meiyane Halimatussyadiah, SH, para pemegang saham menyetujui Program Pemilikan Saham Karyawan (ESOP). ESOP akan diberikan kepada direksi dan komisaris yang telah menjabat sejak tanggal 1 agustus 2006 serta karyawan tetap yang mempunyai masa kerja minimal 5 tahun. Jumlah hak opsi sebanyak 90 juta saham yang akan diberikan secara bertahap dalam jangka waktu 5 tahun dengan ketentuan tahap pertama sebanyak 20% dari jumlah opsi akan diberikan bersamaan dengan penawaran umum perdana Perusahaan dan tahap kedua sampai dengan tahap kelima masing-masing sebanyak 20% dari jumlah opsi akan diberikan setelah Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010. Setiap hak opsi memberikan hak untuk membeli 1 saham baru Perusahaan. Pada tahun 2006, Perusahaan belum membagikan opsi saham tersebut. Sehubungan dengan itu, tidak ada beban kompensasi program pemberian opsi tahun 2006. Based on the Company’s Extraordinary General Meeting of Stockholders, as stated in Deed No. 12 dated June 9, 2006, of Notary Meiyane Halimatussyadiah, SH, the stockholders approved the Employee Stock Option Plan (ESOP). The ESOP will be granted to the directors and commissioners that have been employed by the Company since August 1, 2006 and to permanent employees that have a minimum of 5 working years. The option rights available to be exercised amounted to 90 million stocks and they will be given in several phases within a minimum period of 5 years, with the following provisions: 20% of option will be given in the first phase along with the Company’s Initial Public Offering. For phase 2 through phase 5, each of a portion of 20% of options will be given, within every year after the Company’s General Meeting of Stockholders, which is in the year of 2007, 2008, 2009, and 2010. Each option rights entitles the holder to buy 1 new stock of the Company. In 2006, Company has not distributed the stock options. Therefore, there is no stock option the obligations as of December 31, 2006. Pada bulan September 2007, Perusahaan membagikan opsi saham tahap pertama sebanyak 10.040 opsi dengan harga pelaksanaan Rp 113 per saham. Jumlah opsi saham yang dieksekusi sebanyak 9.605 dan sisanya sebanyak 435 opsi kadaluarsa. In September 2007, the Company distributed the stock option first phase amounted to 10,040 option with exercise price of Rp 113 per share. Amount of stock option exercised amounted to 9,605 and the remaining 435 option has expired. Nilai wajar opsi diestimasi pada tanggal pemberian opsi dengan menggunakan model the Black-Scholes Option Pricing. Asumsi utama untuk menghitung nilai wajar opsi adalah sebagai berikut: The fair value of the option is estimated on the grant date using the Black-Scholes Option Pricing model. Key assumptions used in calculating the fair value of the options are as follows: . . 41 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN (continued) 30. PROGRAM OPSI KARYAWAN (lanjutan) Opsi gagal diperoleh Suku bunga bebas resiko Periode opsi Ketidakstabilan harga saham Dividen diharapkan Options forfeiture Risk-free interest rate Option period Expected stock price volatility Expected dividend 0,0822% 8,25% 5 tahun/years 51,06% 2,63% Compensation expense for options granted in 2007 amounted to Rp 180,969. Beban kompensasi program pemberian opsi pada tahun 2007 sebesar Rp 180.969. 31. SEGMENT INFORMATION 31. INFORMASI SEGMEN Segmen Usaha Business segments Untuk tujuan pelaporan, manajemen Perusahaan menetapkan segmen usaha berdasarkan pertimbangan risiko dan hasil terkait dengan jasa yang diberikan yaitu jasa penyewaan pesawat serta jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat. For management reporting purposes, subject to risks and retruns of related services, the Company’s management presented its business segment into charter aircraft and aircraft repairs and maintenance services. Informasi segmen usaha Perusahaan adalah sebagai berikut : Segment information of the Company is as follows : PENDAPATAN USAHA Pendapatan dari pihak ekstern Hasil segmen Jasa Penyewaan Pesawat/ Charter Aircraft 2008 Jasa Perbaikan dan pemeliharaan pesawat/ Aircraft repairs and maintenance 288.278.457 4.630.998 292.909.455 Revenue from external services 63.981.082 2.830.901 66.811.983 Segment results Jumlah/ Amount OPERATING REVENUE Beban usaha tidak dapat dialokasi (89.206.651 ) Unallocated operating expenses Rugi usaha Kerugian kurs mata uang asing Penghasilan bunga Beban bunga Keuntungan penjualan aset tetap Lain-lain – bersih (22.394.668 ) (41.291.447 ) 40.190 (32.832.636 ) 4.017.954 1.197.598 Loss from operations Loss on foreign exchange Interest income Interest expense Gain on disposal of fixed assets Others – net Rugi sebelum pajak Beban pajak (91.263.009 ) 31.483.063 Loss before tax Tax expenses Rugi bersih (59.779.946 ) Net loss AKTIVA Aktiva segmen Aktiva tidak dapat dialokasi 556.200.543 47.708.841 - 556.200.543 47.708.841 ASSETS Segment assets Unallocated assets Jumlah aktiva 603.909.384 - 603.909.384 Total Assets . . 42 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. SEGMENT INFORMATION (continued) 31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) Jasa Penyewaan Pesawat/ Charter Aircraft 2008 Jasa Perbaikan dan pemeliharaan pesawat/ Aircraft repairs and maintenance KEWAJIBAN Kewajiban segment Kewajiban tidak dapat dialokasi 371.220.943 43.088.145 - 371.220.943 43.088.145 LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities Jumlah kewajiban 414.309.088 - 414.309.088 Total liabilities PENDAPATAN USAHA Jumlah/ Amount OPERATING REVENUE Capital expenditure Pengeluaran modal Penyusutan Penyusutan tidak dapat dialokasi 30.297.280 - 371.870 1.455.492 30.669.150 1.455.492 Depreciation Unallocated depreciation Jumlah 30.297.280 1.827.362 32.124.642 Total 7.322.048 Amortization Amortisasi Jasa Penyewaan Pesawat/ Charter Aircraft 2007 Jasa Perbaikan dan pemeliharaan pesawat/ Aircraft repairs and maintenance 210.183.729 6.954.141 217.137.870 Revenue from external services 80.449.107 6.954.141 87.403.248 Segment results Beban usaha tidak dapat dialokasi (72.321.855) Unallocated operating expenses Laba usaha Kerugian kurs mata uang asing Penghasilan bunga Beban bunga Keuntungan penjualan aset tetap Lain-lain – bersih 15.081.393 (4.625.510) 237.759 (14.137.072) 6.849.958 2.191.178 Income from operations Loss on foreign exchange Interest income Interest expense Gain on disposal of fixed assets Others – net 5.597.706 (4.916.366) Income before tax Tax expenses 681.340 Net income PENDAPATAN USAHA Pendapatan dari pihak ekstern Hasil segmen Laba sebelum pajak Beban pajak Laba bersih Jumlah/ Amount OPERATING REVENUE AKTIVA Aktiva segmen Aktiva tidak dapat dialokasi 419.990.291 - 1.961.352 - 421.951.643 122.493.973 ASSETS Segment assets Unallocated assets Jumlah aktiva 419.990.291 1.961.352 544.445.616 Total Assets KEWAJIBAN Kewajiban segment Kewajiban tidak dapat dialokasi 178.537.884 - - 178.537.884 118.398.025 LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities Jumlah kewajiban 178.537.884 - 296.935.909 Total liabilities . . 43 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. SEGMENT INFORMATION (continued) 31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) Jasa Penyewaan Pesawat/ Charter Aircraft 2007 Jasa Perbaikan dan pemeliharaan pesawat/ Aircraft repairs and maintenance Penyusutan Penyusutan tidak dapat dialokasi 17.797.372 - 386.358 - 18.183.730 1.250.550 Depreciation Unallocated depreciation Jumlah 17.797.372 386.358 19.434.280 Total 3.114.088 Amortization PENDAPATAN USAHA Jumlah/ Amount Amortisasi OPERATING REVENUE Segmen geografis Geographical segments Perusahaan berlokasi di Jakarta dan Balikpapan, sedangkan jasa diberikan ke beberapa wilayah. Pendapatan Perusahaan berdasarkan segmen geografis adalah sebagai berikut : The Company is located in Jakarta and Balikpapan, while services are carried out in various geographical area in Indonesia. The distribution of the Company sales by geographical segments is as follows : 2008 2007 Balikpapan Jakarta/Matak Lainnya 76.975.000 81.648.309 134.286.146 72.935.229 92.417.383 51.785.258 Balikpapan Jakarta/Matak Others Jumlah 292.909.455 217.137.870 Total . . 44 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. AGREEMENTS 32. PERJANJIAN PENTING The Company entered into aircraft rental agreement with some customers as follows : Perusahaan melakukan perjanjian penyewaan pesawat udara dengan beberapa pelanggan antara lain: x Tiga unit helikopter Dauphin N2 (PK-TSB, PK-TSC dan PK-TSW) kepada Total E&P Indonesia untuk jangka waktu 11 bulan mulai bulan Mei 2008 sampai dengan April 2009. Mulai bulan Desember 2008, 1 unit helikopter Dauphin N2 (PK-TSW) digantikan dengan helicopter tipe EC 155 B1 (PKTPG). x Tiga unit helikopter EC 155 B1 (PK-TPD, PK-TPE dan PK-TPF) kepada West Natuna Consortium/WNC (terdiri atas Conoco Philips Indonesia, Star Energy dan Premier Oil) untuk jangka waktu 60 bulan mulai Pebruari 2008 sampai dengan Januari 2013. x Satu unit ATR 42-500 (PK-TSQ) kepada PT International Nickel Indonesia Tbk untuk jangka waktu 12 bulan mulai bulan Juni 2008 dan berakhir pada bulan Mei 2009, namun sejak bulan Nopember 2008 dilayani dengan Fokker 50 (PK-TSO), karena kontrak sewa ATR 42-500 dengan PT Energy Spectrum diterminasi sejak tanggal 19 Nopember 2008. x Dua unit ATR 42-300 (PK-TSY dan PK-TSZ) serta 1 unit Fokker 50 (PK-TSP) kepada PT Metro Batavia untuk jangka waktu enam tahun berakhir tahun 2012 dan 2013. x 3 (three) units of Helicopter Dauphin N2 (PK-TSB, PK-TSC and PK-TSW) with Total E&P Indonesie with a term of 11 (eleven) month starting May 2008 until April 2009. Since December 2008, 1 unit helicopter Dauphin N2 (PK-TSW) has been replaced by helicopter type EC 155 B1 (PK-TPG). x 3 (three) units of Helicopter EC 155 B1 (PK-TPD, PK-TPE and PK-TPF) to West Natuna Consortium/WNC (consists of: Conoco Philips Indonesia, Star Energy and Premier Oil) with a term of 60 (sixty) months starting February 2008 until January 2013. x 1 (one) unit of ATR42-500 (PK-TSQ) to PT International Nickel Indonesia Tbk with a term of 12 (months) starting June 2008 until May 2009, however since November, 2008 serviced by Fokker 50 (PK-TSO), because the lease contract with PT Energy Spectrum has been terminate since November 19, 2008. x 2 (two) unit of ATR 42-300 (PK-TSY and PK-TSZ) and 1 (one) unit Fokker 50 (PK-TSP) to PT Metro Batavia with a term 6 (six) years until 2012 and 2013. Perusahaan melakukan perjanjian sewa sindikasi (ijarah) tiga unit helikopter EC 155 B1 dengan beberapa lembaga keuangan sebesar US$ 31.000.000 untuk masa 63 bulan sampai dengan April 2013. The Company has agreement ijarah lease for three units helicopter EC 155 B1 with finance department amounting to US$ 31.000.000 for 63 months until April 2013. Perusahaan melakukan perjanjian sewa dua unit helikopter Dauphin N2 dengan Eurocopter Southeast Asia untuk masa 1 tahun sampai dengan Juli 2009. The Company has agreement lease for two units of helicopter Dauphin N2 with Eurocopter Southeast Asia for 1 year until July 2009. Berdasarkan perjanjian kerja sama tanggal 12 Oktober 2000, Perusahaan memanfaatkan (untuk keperluan usaha) tanah seluas r 10.524 m2, apron seluas r 7.500 m2 dan gedung eks Terminal Haji seluas r 2.592 m2 seluruhnya milik Induk Koperasi TNI Angkatan Udara (Inkopau) untuk jangka waktu 30 tahun. Sehubungan dengan perjanjian tersebut, Inkopau membebankan biaya pemanfaatan lahan sebesar US$ 76.830 per tahun dan kompensasi lahan sebesar Rp 3 miliar, yang telah dibayar pada tahun 2000 dan diamortisasi selama 30 tahun. (Catatan 11). Based on the agreement dated October 12, 2000, the Company used assets of the Indonesian Air Force Cooperative (Inkopau) consisting of land of 10,524 m2, apron of 7,500 m2 and building ex Pilgrim Terminal of 2,592 m2 for a period of 30 years. In relation to the agreement, Inkopau charged land usage fee of US$ 76,830 per year and land compensation of Rp 3 billion, which were paid in 2000 and amortized for 30 years. (Note 11). . . 45 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. AGREEMENTS (continued) 32. PERJANJIAN PENTING (lanjutan) Perusahaan memperoleh fasilitas bank garansi dari JP Morgan Chase dengan counter garantor PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sejumlah US$ 509.468,40, sebagai Performance Bond kepada Total Indonesia dengan jangka waktu 11 bulan sampai dengan 1 April 2009. The Company obtained bank guarantor facility from JP Morgan Chase with counter guarantor PT Bank Muamalat Indonesia Tbk amounting to US$ 509,468.40, as Performance Bond to Total Indonesia with a term of 11 (eleven) months until April 1, 2009. Perusahaan memperoleh fasilitas Surety Bond dari perusahaan asuransi PT Parolamas sejumlah US$ 2.497.530 sebagai performance bond kepada West Natuna Consorsium (WNC) untuk jangka waktu 63 bulan sampai dengan 30 April 2013. The Company obtained Surety Bond Facility from PT. Parolamas Insurance amounting to US$ 2,497,530 as performance bond to West natuna Consorcium (WNC) within 63 months until April 30, 2013. Perusahaan memperoleh fasilitas performance bond dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan counter garansi dari Bank Muamalat Indonesia sebesar US$ 3.476.587,08, sebagai performance bond kepada Total E&P Indonesie untuk jangka waktu dari 15 Oktober 2008 sampai dengan 31 Maret 2014. The Company have been performance bond from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk with counter guarantee from Bank Muamalat Indonesia amounting to US$ 3,476,587.08, as performance bond to Total E&P Indonesie with a term from October 15, 2008 until March 31, 2014. 33. MONETARY ASSETS AND FOREIGN CURRENCIES 33. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Mata Uang Asing/ Original Currency AS$ AS$ AS$ Jumlah Aktiva AS$ Kewajiban Hutang bank Wesel bayar Hutang usaha Ekuivalen Rupiah/ Rupiah Equivalent 744 4.103 1.127 3.000 2.400 786 3.285 16 8 288 26 22.950 1.104 8.146.390 44.923.030 12.335.175 Assets Cash and Bank Trade account receivable Other assets 65.404.595 Total Assets Liabilities Bank loan Notes payable Trade account payable 32.850.000 26.280.000 12.132.404 35.968.496 119.608 130.467 3.150.023 288.393 251.306.398 12.084.133 Other payable Accrued expenses Long-term loans Other long-term liabilities Jumlah Kewajiban 374.309.922 Total Liabilities Kewajiban Bersih 308.905.327 Net Liabilities Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang Kewajiban jangka panjang lainnya AS$ AS$ Eur AS$ Sin$ GBP AS$ AS$ AS$ AS$ IN As of December 31, 2008, monetary assets and liabilities in foreign currencies are as follows: Pada tanggal 31 Desember 2008, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: Aktiva Kas dan Bank Piutang usaha Aktiva lain-lain LIABILITIES . . 46 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES FOREIGN CURRENCIES (continued) 33. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING (lanjutan) As of December 31, 2007, monetary assets and liabilities in foreign currencies are as follows: Pada tanggal 31 Desember 2007, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: Mata Uang Asing/ Original Currency Aktiva Kas dan setara kas Piutang usaha Aktiva lain-lain AS$ AS$ AS$ Ekuivalen Rupiah/ Rupiah Equivalent 276 3.154 6.578 Jumlah Aktiva Kewajiban Hutang bank Wesel bayar Hutang usaha 3.000 170 601 1.753 27 16 1 31 15.955 1.087 2.604.069 29.705.971 61.935.765 Assets Cash and cash equivalents Trade account receivable Other assets 94.245.805 Total Assets Liabilities Bank loan Notes payable Trade account payable 28.257.000 1.605.000 8.268.282 16.514.192 175.920 304.040 5.342 288.393 150.280.884 10.243.163 Other payable Accrued expenses Long-term loans Other long-term liabilities Jumlah kewajiban 215.942.216 Total Liabilities Kewajiban Bersih 121.696.411 Net Liabilities Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Pinjaman jangka panjang Kewajiban jangka panjang lainnya AS$ AS$ Eur AS$ Sin$ GBP Aus$ AS$ AS$ AS$ AS$ IN 34. ECONOMIC CONDITION 34. KONDISI EKONOMI Banyak negara, termasuk Indonesia, mengalami kesulitan ekonomi termasuk masalah likuiditas, ketidakstabilan kurs dan menurunnya aktivitas bisnis secara signifikan. Kegiatan usaha industri penerbangan telah terpengaruh oleh ketidakpastian di masa mendatang karena kondisi ekonomi global. Many countries, including Indonesia, are experiencing economic difficulties including liquidity problems, volatility in foreign exchange and significant showdowns in business activity. The operations of the airlines industry have been affected, and are expected to continue to be affected for the foreseeable future by the global economic condition. Perusahaan menderita kerugian besar pada tahun 2008 karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta marjin pembiayaan dan kerugian beberapa kontrak. The Company suffered significant loss due to the weakening Rupiah to US Dollar and loss from certain contract. Dalam memberikan respon terhadap kondisi ekonomi di atas, Perusahaan telah melakukan kebijakankebijakan antara lain: a. Memperbaiki arus kas Perusahaan dengan penjadualan ulang dengan pemasok dan kreditur. b. Meningkatkan produktivitas aset. c. Meningkatkan efisiensi. In respons to these economic events. The Company implemented the following: Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa krisis ekonomi ini tidak akan terlalu berdampak pada Perusahaan secara keseluruhan. Management are of the opinion that the economic crisis will not significantly impact the Company as a whole. a. Improving cash flow condition by rescheduling the payment to vendors and creditors. b. Increasing the productivity of asset. c. Increasing the efficiency. . . 47 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. 35. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA SUBSEQUENT EVENT In January 2009, the Company canceled the agreement with West Natuna Consortium/WNC (consist of Conoco Philips Indonesia, Star Energy and Premier Oil). Pada bulan Januari 2009, Perusahaan telah membatalkan perjanjian dengan West Natuna Consortium/WNC (terdiri atas Conoco Philips Indonesia, Star Energy dan Premier Oil). 36. REVISED STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS 36. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan revisi PSAK 14. PSAK No. 14 (revisi 2008), “Persediaan”, yang mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan. Pernyataan ini menyediakan panduan dalam menentuan biaya dan pengakuan selanjutnya sebagai beban, termasuk setiap penurunan menjadi nilai realisasi neto dan panduan rumus biaya yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan. Berdasarkan pernyataan ini metode pencatatan persediaan mengunakan semua metode kecuali LIFO (Last in First Out). Pernyataan revisi ini menggantikan PSAK No. 14 (1994) ” Persediaan” dan berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009. The Indonesian Institute of Accountants has issued the Revised Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) No. 14, (Revised 2008) “Inventory”, which prescribes the accounting treatment for inventories. This Standard provides guidance on the determination of cost and its subsequent recognition as an expense, including any write-down to net realizable value, it also provides guidance on the cost formulas that are used to assign cost to inventories. The Standard does not permit the use of the last-In, first-out (LIFO) formula to measure the cost of inventories. This revised standard supersedes PSAK No. 14 (1994) “Inventory”, and becomes effective for the preparation and presentation of financial statements beginning on or after January 1, 2009. PSAK No. 50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, berisi persyaratan penyajian dan instrumen keuangan dan pengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. Pernyataan ini mensyratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk intrumen tersebut. PSAK No. 50(Revisi 2006) ini mengantikan PSAK No. 50, ”Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan diterapkan secara prospektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009 (kemudian direvisi menjadi 1 Januari 2010). Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapan. PSAK No. 50 (revised 2006), “Financial Instruments : Presentation and Disclosures” contains the requirements for the prentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed. The presentation requirements apply to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial liabilities and equity instruments; the classification or related interests, dividends, losses and gains; and the circumstances in which financial assets and financial liabilities should be offset. This standard requires the disclosure, among others, of information about factors that affect the amount, timing and certainty of an entity’s future cash flows relating to financial instruments and the accounting policies applied to those instruments. PSAK No. 50 (Revised 2006) supersedes PSAK No. 50, “Accounting for Certain Invesments in Securities” and is applied prospectively for the periods beginning on or after January 1, 2009 (Which was subsequently revised to January 1, 2010). Earlier application is permitted and should be disclosed. . . 48 These financial statements are originally issued in Indonesian language. PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For The Year Ended December 31, 2008 (With Comparative Figures For 2007) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) PT INDONESIA AIR TRANSPORT Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2008 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2007) (Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. REVISED STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued) 37. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan) PSAK No. 55 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 55 (Revisi 2006) ini mengantikan PSAK No. 55, ’Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas lindung Nilai”, dan diterapkan secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009 (kemudian direvisi menjadi 1 Januari 2010). Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan. PSAK No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments: Recognitation and Measuremnet” establishes the principles for recognising and measuring financial assets, financial liabilities, and some contracs to buy or sell non- financial items. This standard provides for the definitions and characteristics of a derivative, the catagories of financial instruments, recognition and measurement, hedge accounting and determination of hedging relantionships, among others. PSAK No. 55 (Revised 2006), “Accounting for derivative Instruments and Hedging Activities’, and is applied prospectively for financial statements covering the periods beginning on or after January 1, 2009 (which was subsequently revised to January 1, 2010). Earlier application is permitted and should be disclosed. Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari revisi PSAK 14, 50, 55 dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangannya. The Company and Subsidiary is currently evaluating the impact of the Revised PSAK No. 14, 50, 55 and has not yet determined the effects on its financial statements. 37. COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS 38. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN The management of the Company is responsible for the preparation of these financial statements that were completed on March 31, 2009. Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan terlampir yang diselesaikan pada tanggal 31 Maret 2009. . . 49 KANTOR PUSAT & PEMELIHARAAN Bandara Halim Perdanakusuma Jl. Baru Skatek Apron Selatan PO BOX 2485, Jakarta 13160 Telp. 62-21- 80870668 Fax. 62-21-80870667 e-mail : [email protected] www.iat.co.id OPERASIONAL PENERBANGAN Bandara Halim Perdanakusuma Jl. Baru Skatek Apron Selatan PO BOX 2485, Jakarta 13160 Telp. 62-21- 80870668 Fax. 62-21-80870667 KANTOR WILAYAH & PEMELIHARAAN Bandara Sepinggan - Kalimantan Timur PO BOX 228,Balikpapan 76102 Telp. 62-542- 762700 Fax. 62-542- 760087 2008 laporan tahunan annual report