1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan perikanan merupakan prasarana vital dalam pelaksanaan kegiatan perikanan tangkap. Pelabuhan perikanan juga merupakan tempat dilakukannya berbagai aktivitas yaitu sebagai tempat pendaratan hasil tangkapan, tempat berlabuh kapal perikanan, tempat memperlancar kegiatan kapal-kapal perikanan, pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil tangkapan, sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan, sebagai tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data perikanan, berdasarkan penjelasan pasal 41 UU No 31 tahun 2004 tentang perikanan (Shanticka, 2008). Pelabuhan perikanan mempunyai peran aktif dalam pengembangan perikanan tangkap di Indonesia karena ditunjang dengan segala fasilitas yang ada di pelabuhan perikanan. Dengan ditunjang berbagai fasilitas tersebut mulai dari fasilitas pokok, kemudian fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang maka pelabuhan perikanan diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada nelayan, sehingga dapat memperlancar seluruh kegiatan perikanan tangkap yang ada di pelabuhan perikanan. Pelayanan terhadap armada penangkapan merupakan salah satu fungsi atau peran dari pelabuhan perikanan, dimana pelayanan tersebut antara lain terhadap pelayanan kebutuhan logistik atau bekal bagi operasi penangkapan yang didalamnya mencakup penyediaan air bersih, es balok dan juga bahan bakar minyak (BBM). Pelabuhan perikanan juga harus memiliki dermaga dan tempat tambat labuh yang digunakan untuk mengisi perbekalan dan juga tempat untuk melabuhkan kapal selama di pelabuhan perikanan. Pelayanan lainnya adalah tempat untuk mendaratkan hasil tangkapan, dimana ditempat tersebut nelayan dapat menjual hasil tangkapannya kepada konsumen. Semua fasilitas tersebut sudah semestinya ada pada pelabuhan perikanan untuk menunjang kelancaran operasi penangkapan ikan dan juga dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan fungsi dan peranannya terhadap kebutuhan nelayan. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu sebagai salah satu pelabuhan perikanan yang menjadi pusat kegiatan perikanan tangkap di Perairan 2 Selatan Jawa Barat memiliki peran untuk memberikan pelayanan kepada kapalkapal yang beroperasi di sekitar Samudera Hindia. Sejak tahun 2003 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap telah mencoba meluncurkan program revitalisasi pelabuhan perikanan dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi pelabuhan perikanan yang semula hanya melayani aktivitas perikanan di pelabuhan, kemudian diperluas untuk ikut membina pengembangan ekonomi perikanan (Mahyuddin, 2007). Selanjutnya Mahyuddin mengatakan bahwa pelaksanaan fungsi PPN Palabuhanratu selama program revitalisasi pelabuhan perikanan yang dijalankan sejak periode 2003-2005 adalah : 1) Sebagai tempat tambat labuh kapal • Melakukan pemantauan dan pengaturan terhadap kapal yang berlabuh dan bongkar muat. • Menerima dan mengelola jasa tambat. • Memberikan kemudahan dalam hal kebutuhan sarana dan jasa komunikasi dan telekomunikasi. 2) Tempat Pendaratan Ikan • Memberikan pelayanan teknis untuk pendaratan ikan. • Menyediakan tenaga dan sarana pendaratan. • Pelayanan untuk mempertahankan mutu hasil tangkapan. • Alat bantu bongkar dan alat angkut ikan hasil tangkapan lainnya. 3) Tempat untuk memperlancar kegiatan kapal-kapal perikanan • Memberikan pelayanan teknis untuk memudahkan kapal-kapal melakukan kegiatan di pelabuhan (merapat, berlabuh, bongkar muat, keluar pelabuhan). • Melayani kebutuhan melaut (BBM, es, garam dan perbekalan lain). • Memberikan pelayanan dalam hal kebutuhan perbekalan anak buah kapal (ABK), jasa perbengkelan dan perawatan kapal serta jasa lainnya. 3 Armada payang merupakan salah satu armada penangkapan yang dominan ketiga dari seluruh armada yang ada di PPN Palabuhanratu, setelah Bagan dan Pancing. Berdasarkan data statistik PPN Palabuhanratu tahun 2006 jumlah armada payang mencapai 166 unit yang dari tahun sebelumnya berjumlah 101 unit (PPN Palabuhanratu, 2006). Sebagai salah satu armada yang dominan, payang menyerap banyak tenaga kerja dengan jumlah ABK mencapai 16 orang sampai 25 orang per unit penangkapannya. Seiring dengan bertambahnya jumlah armada payang, maka diperlukan perhatian ”khusus” dari pihak PPN Palabuhanratu terhadap armada tersebut. Payang merupakan salah satu unit penangkapan yang dominan disukai masyarakat nelayan dan memiliki ABK yang relatif banyak, sehingga PPN Palabuhanratu dituntut untuk lebih memperhatikan segala kebutuhan logistiknya. Akan tetapi, dari sisi klasifikasi pelabuhan perikanan tipe B atau Nusantara, suatu pelabuhan perikanan nusantara pada hakekatnya tidak melayani kebutuhan logistik atau pendaratan ikan hasil tangkapan armada perahu motor tempel seperti payang. Pelabuhan perikanan hanya melayani armada kapal motor dan berukuran minimal 30 GT (Lubis, 2006). Oleh karenanya, perhatian ”khusus” terhadap armada payang dihadapkan tidak hanya pada tingkatan pengelola pelabuhan perikanan namun juga pada tingkatan di atasnya (Ditjen Perikanan Tangkap) dan pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi. Seluruh kebutuhan melaut armada payang seharusnya difasilitasi pihak pelabuhan dimana armada tersebut menjadikanya sebagai fishing base yang seyogianya menyediakan seluruh kebutuhan logistik untuk operasi penangkapan ikan. Operasi penangkapan ikan unit penangkapan payang di PPN Palabuhanratu dilakukan secara one day fishing (dilakukan dalam sehari). Hasil tangkapan dari payang merupakan ikan-ikan pelagis yang mempunyai nilai ekonomis penting seperti : cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol (Auxis thazard) dan banjar (Euthynus alletteratus) yang sangat disukai oleh konsumen (Subani dan Barus, 1989). Sehubungan dengan hal-hal yang telah dikemukakan diatas maka perlu diketahui apakah benar seluruh kebutuhan logistik untuk bekal operasi 4 penangkapan ikan dan kegiatan pemasaran hasil tangkapan armada payang ditunjang oleh PPN Palabuhanratu, dalam arti bahwa semua fungsi PPN Palabuhanratu berjalan dengan baik terhadap armada payang. Untuk kepentingan itulah penelitian ini dilakukan. 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui kebutuhan logistik (air bersih, es balok, BBM) dari armada payang dan sumber tempat mendapatkannya. 2. Mengetahui tempat mendaratkan hasil tangkapan armada payang apakah di PPN Palabuhanratu saja atau tidak. 3. Mengetahui peran PPN Palabuhanratu terhadap pelayanan aktivitas perikanan armada penangkapan ikan, khususnya terhadap armada payang. 1.3 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan juga masukan bagi pihak PPN Palabuhanratu mengenai kondisi pelayanan terhadap armada penangkapan ikan, khususnya terhadap armada payang di pelabuhan ini.