Document

advertisement
PROGRESS
JURNAL ILMU SOSIAL DAN ILMW
Pelindung / Penasehat
Rektor UTB LamPung
Pimpinan Umum
Drs. Pirhan lsmar, MM
Ketua Penyunting
Drs. Rusdan, M. Si
Anggota Penyunting Ahli
1. Drs. Djoko Lelono, MM
2. Drs. Hi. Achmad Zahruddin, MM
3. Drs. H. Achmad MoelYono, MH
4, Drs. Soewito, MM
5. Drs. Hasan Basri, M.Si
6. Drs. Soebandryo
7. Drs. Fachruddin TA
Penyunting Pelaksana
Tata Usaha
'
:
:
1. Suhaimi, S.Sos
2. Anwar, S'Sos
Rosidah, S. Sos
PROGRESS
ruRNAL ILMU SOSIAL DAN'ILMU POLITIK
ISSN :053-6678
Nomor : 27lTh.XII.Febru arU20O7
DAFTAR ISI
Halaman
DARI REDAKSI
1.
Transformasi Dalam Rangka Pembinaan dan Pengembangan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Menuju Korporasi Berkelas Dunia
Drs. Hi. Achmad Zahruddin, MM ..............
2.
Reformasi Administrasi Pemerintahan
Drs. Hi. Achmad Moelyono, MH..............
3.
Prilaku Individu Sebagai Pesan Komunikasi Dalam Konteks
Komunikasi Antar Budaya
Suhaimi, S.Sos ............ .
10
Analisa Penggunaan Teknologi Kogenerasi Dalam Upaya Penghematan
Energi Pada PT. Golden Sari Bandar Lampung
Samsuar, S.Si.,M.T
13
Menata Kembali Wawasan Kebangsaan
Drs. Rusdan, M.Si .............
20
4.
5.
6. 'Pengaruh Informasi Terhadap Citra Perusahaan, Citra Produk
dan Familiaritas dalam Penentuan Preferensi Konsumen :
Suatu Analisis pada Produks Shampo Sunsilk
Hj. Faila Shofa" SE.,MSM
7.
8.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan WEB SURFERS
Terhal,ap Internet Content Filters (Kajian dari sisi Gender pada
lVeb Surfers di Jovatech Universitas Brawij aya, E-Learning program
Pascasarjana Universitas Brawijay4 Trijaya Net dan Kelir Net)
Baroroh Lestari
29
Peranan Media Massa dalam Era Globalisasi dan Implikasi Globalisasi
Pada Kehidupan Negara-Negara Berkembang
Thabita Carolina
9.
23
35
Fungsi Koordinasi dalam Meningkatkan Kinerja Bidang pemerintahan
Di Kecamatan
Anwar, S.Sos
10. Strukh:r Kapitalisme Global, Pengaruhnya Atas Imperiaiisme Media
Dan Hegemoni Budaya pada Negara Dunia Ketiga
Abdul Firman Ashaf
1
1. Pengaruh Sosiologi dan
Komunikasi
Drs. Hasan Basri, M. Si
45
Antropologi Terhadap perkembangan Ilmu
49
35
PEMNAN MEDIA I'4ASSA DALAM GLOBAUSASI
DAN IMPLIKASI GLOBAUSASI PADA KEHIDUPAN NEGAM _
NEGAM BERKEMBANG
( Telaah Konseptual )
Oleh :Thabita Carolina
l)oscn Ilrnu Komunikasi l.lSIl) U llJ l.arnpung
Gf
obalisasi dan Ctobal Yillage
Kata globalisasi menjadi kata yang paling popular di
rwal abad keduapuluh dimana orang
camai
membicarakan pembangunan dunia yang disertai
kemajuan teknologi yang kian melesat. Konsep
globalisasi sendiri menurut Robertson (1992.8)
berkembang sejak tahun 1980-an yang dipengaruhi
konsep Marshall McLuhan tentang Global Village.l
Konsep ini merefleksikan serta membentuk
kecenderungan media untuk mengukuhkan gagasan
Di sinilah konsep globalisasi yang menjadikan dunia
menjadi kesatuan, menjadi wacana pembicaraan yang
tiada henti diperdebatkan. Lihat saja konsepsi Robertson
(dalam Jang, 1997:19) yang mengatakan
bahwa
"globalizalion is the compression of the world and the
inlensificqlion ofconsciousness <tJ the world as a whole"
. Bisa juga disimak uraian ciddens (1997:19) yang
melihat globalisasi sebagai sebuah proses yang
kontek sosial yang berbeda
menghubugkan antara
terhadap suatu kejadian tanpa ada batas ruang lagi.
mengenai komunitas global.
Dengan bahasan yang lebih kompleks, Fakih (2002:198)
Sementam r'tu, Tester (1994:86) melihat bahwa konsep
glohal village2 hertumpu pada gagasan bahwa media
telah memperbesar kemampuan kita untuk memahami
dan mengetahui tatanan sosial dan budaya yang beragam
di berbagai tempat. Media membuat kita mengetahui
lebih banyak sehingga dunia kelihatan lebih kecii.
Dengan dan arena media, kita bias hidup diberbagdi
dunia dan budaya pada waktu yang sama tanpa harus
meninggalkan ruang tamu kita.r Menanggapi hal ini,
Michael
Ignatieff
seperti dikutip oleh Tester
memberikan argumentasi bahwa media tidak hanya
merubah pemahaman kita tentang kewajiban moral kjta
t€rbuka dan mengglobalnya peran pasar, investasi dan
proses produksi
dari
perusahaan
-
perusahaan
transnasional yang kemudian dikuatkan oleh ideologi
dan tata dunia perdagangan baru dibawah suatu aturan
yang dit€tapkan oleh organisasi perdagangan bebas
secara global.s Secara positif, giobaliiasi mencoba
meyakinkan rakyat miskin di dunia ketiga dengan
menjadikannya harapan baru dan menjadi keharusan
demi kebaikan di masa depan. Secara negatil
globa)isasi melahirkan kecemasan bagi mereka yang
terhadap orang lain. Media memaksa kita untuk
nremaharni bahwa seluruh penghuni global village
adalah penduduk dunia yang sama, karena semuanya
memikirkan permasalahan sekitar kemiskinan rakyat dan
marjinalisasi rakyat serta persoalan keadilan sosial.
olal mereka adalah tetangga yang
Fakih melanjutkan bahw4 globalisasi sendiri merupakan
proses pengint€grasian ekonomi nasional kepada sistem
ekonomi dunia berdasarkan keyakinan pada perdagangan
bebas yang sesungguhnya telah dicanangkan sejakjaman
kolonialisme. Di sini semua negara, termasuk negara
yang sedang berkembang didorong untuk menjadi bagian
dari pernrmbuhan ekonomi global dimana alctomya
bukan hanya negara tetapi juga perusahaan transnasional,
dan bank - banl transnasional,serta lembaga keuangan
dipersatukan seolah
-
biasanya merupakan teman yang terdekat dan terbaik
unruk kita.
Tak berbeda jauh dengan Robertson dan Tester dalam
memaknai konsep global vil/cge, Budiman (2002:58)
menyatakan bahwa teknologi media telah berhasil
nrentransformasikan masyarakat manusia di dunia
menjadi sebuah satuan komunitas global tanpa dinding
-
dinding pembatas lama seperti ideologi politik, agama
dan nasionalitas.r
I Konsep lcntang Global nlldgeyang
Eangat terkenal ini pertama
kali dlpakal McLuhan dalam bukunya yang &1udul Explorations
yang diterbitkan pada tahun 1960.
2 Istilah Global Village bisa saja diterjemahkan
dalam bahasa
Indonesia menjadi "desa buana" atau "kampung buana", akan
.'..r.irpi penulis memilih istilah aslinya untuk menjadikan istilah ini
letap dimaknakan dalam bahasa aslinya, bahasa Inggris.
3 Tester mencontohkan konser
Uve Aid yang digerakkan 8ob
GeldoF di stadion Wembley London dan John F Kennedy dan
dlsiarkan diseluruh dunia pada tanggal 13 Juli 1985 sebagai
bagian darj konsep Luhan tentang Global Whge
Budiman melihat bahwa tuntutan liberalisasi masyarakat-
'
melihat bahwa proses globalisasi ditandai dengan
pesatnya perkembangan paham kapitalisme, yakni kian
masyarakat komunis
di
Eropa 'Ilmur dan tuntutan bagi
multilateral serta birokrasi perdagangan regional dan
global. Ada sejumlah eJemen yang merupakan anatomi
demokrusl
dl
Clns yang m€ngurt pada decadc 1980.rn
merupakan contoh yang djanggap orang sebagai bukti kekuatan
media untuk menembus dinding ideologi politjk dan batas
geografis sepertt yang dimaksud Mcluhan dengan konsepnya
tenldng Globa/ Wlage.
s Fakih send,r; menganggap
bahrad gioba.jsasr sendiri muncu
bersamaan dengan fenomena runtuhnya pembangunan
di Asia
'llmur yang terjadi menjelang abad 21 yang juga ditandai
dengan liberalisasi segala bidang yang dipaksakan melalui
structural program oleh lembaga finansial global dan dlsepakati
oleh GATT dan WTO
lir
globalisasi yang dikemukakan Fakih, pertoma,
penciptaan mekanisme globalisasi sistem dan proses
produksi. Konsolidasi sistem fabrikasi dunia pada
dasarnya mdrupakan usaha penciptaan hirarki jaringan
produksi dan perdagangan skala global dari perugahaan
transnasional, Kedua, penciptaan dewan - dewan serikat
perdagangan. Keliga, Lembaga keuangan global seperti
Bank dunia. Ketiga lembaga tersebut merupakan aktor
globalisasi yang menetapkan aturan seputar investasi.
multidimensional. Konsep globalisasi ini telah mencotra
untuk menempatkan keformalan dan pcrbedaannya dari
ketergantungan atau imperialisme media dan kultural.
Media dalam Clobalisasi dan Globalisasi Media
Dari uraian McQuail dan Sen di atas, tcrlihat bahux
atas
media mempunyai peranan yang signifikan dalam proscs
globalisasi seperti yang diungkapkan lebih tegas oleh
Tehranain (1999:4) dalam uraian berikut:
merupakan pelaksanaan ideologi dari neoJiberalisme
yang percaya bahwa pertumbuhan ekonomi dicapai
Much of the literature rtf gkfializution has.fbcttsctl
Bagi Fakih, globalisasi melalui aktor
-
aktor
di
sebagai hasil normal dari kompetisi bebas dengan pokok
-
pokok pemikiran seperti membebaskan
perusahaan
swasta dari campurtangan pemerintah, menghentikan
subsidi negara pada Ekyat karena bertentangan dengan
bebaskan campurtangan pemerintah dan prinsip Pasar
serta persaingan bebas serta melakukan penghapusan
on lhe economic aspecls of glabal ntarkets, lralc
and develapment. Bul iI is JAh Io s(r)' Lhal \t'illtou!
global communicalion, there could nol be a glohal
nurkelplace. Conmunicalion hal conlrihulcd hollt
materially and symbolically lo ElobolizLttion in .It
leasl lhere diferent w(lys.
ideologi'kesejahteraan bersama' dan pemilikian
komunal yang banyak dimiliki oleh masyarakat
Ketiga kontribusi komunikasi global yang dinyalakan
tradisional.
Tehranian meliputi
Sementara itu, Ferguson (2002:239-241) melihat bahwa
terdapat tiga permasalahan seputar globalisasi. Pertana,
masalah pemaknaan, dimana globalisasi merupakan
memungkinkan munculnya nert pancapitdlism. Kedt'.t.
sebuah perjalanan sekaligus sebuah tujuan dengan
menawarkan konsep untuk mengembangkan tatanan
dunia sebagai sebuah struktur konket dunia yang
:
pertama, komunikasi global telah
menyediakan'infosltltclures' untuk transborder data,
news dan image yang berkembang yang teli h
komunikasi global meningkatkan derajal perminlaan
melalui saluran yang diinginkan dari periklanan global.
Ketiga, komunikasi global memberdayakan silent voices
dari periferi yang membutuhkan self-clctcruination dan
dari identitas
terhadap komoditas fetishism dari pusat.
menjadi satu kesahnn. Keduq, masalah bukti yang
keadilan sosial yang sering diambil
berupa indikator ekonomi dan sosiodemografis.6 Ketiga,
fetishism
permasalahan evaluasi
yang menunjukkan
7
bahwa
globalisasi membawa berbagai implikasi geopolitis dan
Agak berbeda dengan Tehranian. Croteau (1997:289)
historis.
rnclihat hahwa nredia nrassa dalanr globulisasi rrcniadi
Berbagai fenomena yang menyertai
perdebatan
mengenai globalisasi sepeni diuraikan di atas terlihat
globalisasi menyentuh semua aspek aktivitas manusia,
tak terkecuali bidang komunikasi seperti diungkapkan
oleh McQuail (2002:302) berikut:
Il is now equally a commonplace lo poinl to lhe
'globalization' of alnost all aspects of human
ailivity, but it seems to apply especially to the
transmission of informotion and cttlture qcross
formdly.close or restricled nationsl fronliers. Time
qnd dislance are no longer the ctitical limiling
fqctors on communicql ions.
Gagasan McQuail sama halnya dengan apa yang dilihat
oleh sen (2000:13) bahwa titik awal globalisasi terletak
pada perkembangan teknologi yang tejadi dalatn dua
dekade terakhir ini ditambah integrasi finansial dunia
telah membuat produksi kultural melewati batas media
nasional dimana perubahan teBebut
bersilat
6 Ferguson mellhat indikator ekonomi bisa dilihat dari modal,
layanan, manufaktur, barang-bacng, data dan telekomunikasi
yang barsifat multjkontinental, privatisasl dari asset publik dalam
skala besar, deregulasi dan regulasi sistem
penylaran,
pelembagaan perdagangan dunia dan pasar uang yang berbasis
elekbonik. Sedangkan indikator soslodemografis dilihat darl
mlgrasi budaya dan nilai-nllai, pergerdkan sosial yang lintas
batas, perqerakan ahrefak anbsocjal seperti obat tedarang,
senjata dan pergerakan orangyang berupa pengungsi,
professional, hiris dan lmigrasi.
komponen yang penting karena berisikan [agasan, citra
dan suara dari budaya yang berbeda dan bisa diterirna
budaya lain. Sama pentingnya dengan komponen
lain yaitu peubahan peran jarak
geografis dan fisik serta waktu. Globalisasi media oleh
globalisasi yang
Croteau dianggap sebagai industri bisnis komersial yang
telah secara sederhana memberikan penekanan pada
ketidaksetaraan hakekat global itu sendiri. Clobalisasi
media tidak bersifat demokratis sekaligus egalitari.aOleh karena itu, impian akan glohal village dimana
t€rdapat persamaan informasi dan budaya tidak
menggambarkan realitas media global sekarang ini.
Croteau mengatakan lebih laniut bahwa lerdapat tiga
kunci utama yang berkaitan dengan globalisasi media
yaitu:kepemilikan dan kontrol media, isi media sena
konsumsi media. Globalisasi media sendiri mendorong
adanya industri media yang global. Kepemilikan dan
kontrol korporasi media global dikuasai oleh negaranegara industri yang lebih kaya dan makmur yang juga
mendominasi produksi produk global media. Sama
halnya dengan isi media yang diproduksi oleh negara
yang lebih maju untuk discbarkan di seluruh pcnjuru
dunia yang akhimya memberi kesenjangan tinggi antara
negara maju dan sedang berkembang. Dominasi media
7
Fetishasm menuM Longman Dictionary of Language and
Culture, Longman, Essex, 1998 adalah praktek pemujaan
terhadap obyek yang dianggap sebagai Tuhan se'1a mempunyai
kekuatan magis yang biasanya terjadi dinegara-negara yang
belum maju.
37
yang dilakukan oleh negara-negara barat inilah yang
disebut sebagai dampak media globalisasi yang berupa
i.4;;'srialisme ku,ltural. Selain itu juga dalam hal pola
|ionsumsi negara maju lerhadap seluruh populasi dunia
dl nrana sumber material yang penting berpartisipasi
secara penuh dalanr kultur media global.
-
negara Eropa Utara. Bahkan terdapafjuga proteksi hak
cipta dan property intelektual yang digulirkan WTO
tahun 1990-an untuk melindungi negara negara
pencipta teknologi serta Amerika. Keempa!, media dan
pembangunan nasional, teknologi informasi dianggap
mempunyai potensi untuk membuat pembangunan
maju. Di sini peranan organisasi
keuangan intemasional dianggap penting untuk bisa
nasional menjadi lebih
Senrentara itu, McQuail (2000:220) melihat bahwa ada
beberapa bentuk komunikasi massa global yang terdiri
dari transmisi auat distribusi langsung dari saluran media
dl sebuah negara yang disiarkan ke negara lain. media
rnlcrnasional8, impor mediae yang digunakan dalam
media domestik, format dan genre intemasional yang
diadaptasi untuk kepentingan domestik, berita
lntemasional dalam bentuk komunikasi lain seperti
'membantu' negara yang sedang membangun.
Berkenaan dengan imperialisme kultural, Wang
( 1997: l6) mengutib Hebert Schiller mengatakan adanya
indikator makro struktural dari kepemilikan organisasi
media, perkembangan teknologi media dan aplikasinya
sena faktor ekonomi media lainnya. Media massa
Amerika cenderung memproyeksikan citra tentang
peristiwa olahraga internasional, iklan, serta beragam
gambar.
komoditas dan kekayaan dan mempromosikan visi hidup
bangsa Amerika. Ekspansi internasional yang terutama
Dengan perubahan besar-besaran dalam teknologi
dilakukan oleh Amerika
lio:runikasi, globalisasi media memungkinkan kita hidup
dalam masyarakat 'post industrial' atau sering disebut
dominasi kultural terhadap negara lain terutama negara
de,igan'information-based' society. Sep€rti yang
tlilatakan oleh McQuail (2002:302) bahwa imlikasi
globalisasi media nrassa semuanya bersifat saling
rnempengaruhi antara isi berita media, program fiksi dan
hiburan, pcrunrus:rn akan pasar dan audiens, struktur
membawanya pada
-
negara yang sedang berkembang seperri Indonesia.
Imperialisme kultural yang dilakukan media ini oleh
Wang meliputi beberapa pertanyaan mendasar tentang:
kontrol media yang berasumsi bahwa imperialisme
rnedia.
media yang terkait dengan struktur media menentukan isi
dan dampak media, gangguan terhadap kultur lain,
tipisnya daya tahan kultur lokal terhadap gempuran
budaya asing, sentralitas pesan yang mendorong
Implikasi Globalisasi Media dalam
terciptanya visi kultural yang homogen, produksi pesan
yang mengacu pada kebutuhan western dibandingkan
dengan negara dunia ketiga, audiens yang cenderung
kcpcrnilikan rncdia scrta tekanan yang ditujukan pada
Negara
llerkem barlg
[]erkaitan dengan globalisasi media, Straubhaar dan
t,aRose (2000:516) melihat implikasinya ke dalam
beberapa aspek. Pertama, imperialisme kultural, dimana
inlormasi dikuasai oleh negara maju dan disebarkan ke
negara lain sehingga terjadi aliran yang tidak seimbang
dan terjadi erosi serta perubahan kultural di negara regara yang belum maju. Beberapa negara melakukan
regrrlasi untuk menekan televisi nasional memproduksi
slalan nasional lebih banyak seperti yang dilakukan
llrasil dan Taiwan. Sementara Prancis mensubsidi
inclustri film nasionalnya agar bisa menahan gcmpuran
lilm dari Holiywood. Solusi lain
mungkin dengan
film. Kedua, arus bebas mengalir
secara tidak seimbang di negara negara yang belum
nraju, kekhawatiran yarg muncul adalah hilangnya
pef]batasan impor
Itedaulatan nasional akibat kontrol informasi dilakukan
oleh negara lain yang lebih maju.to Ketiga, perdagangan
rredia, arus media, dan perdagangan yang merupakan
industri kultural mengakibatkan adanya perubahan
kebijakan perdagangan seperti penentuan quola impor
lllrn di beberape negara seperti yang dilakukan di negara
3
Sepertj MTV, CNN, BBC yang dikendalikan secara intemasjonal
Media yang biasa diimpor adalah berbagai jenis film, musik,
Frogram felevrse maupun cuplikan berita
l0 Seoagai imoangan ataskonsep ttee flow imfomationyang
clikhawaurkan'menghilangkan' kedaulatan culturdl sebuah
flegara, UNESCO pada tahun 1979 mempromosikan konsep a
fi"ee and balanced informarb, dengan memberikan bantuan
kepada Negara berkembang untuk mempe*uat kemampuan
quna memproduksi dan mengeKpor produk Fultural dan media
nlereka
e
rr ini
alrtif dipaksa menerima pesan yang western
serta
pengabdian ams gagasan dan praktek yang muncul dari
dunia ketiga.
Sedangkan Tolimson (2002:222) mengatakan bahwa
imperialisme kultural dilihat dalam empat sudut pandang
yang terdiri dari'. per!ama, imperialisme media, dikaitkan
dengan bentuk pasar komunikasi intemasional, isu
politik dan dominasi kultural, terlihat dari membanjimya
program televisi dunia ketiga dan dominasi lembaga
berita barat yang menjdi dominasi ekonomi politik,
media massa mempunyai posisi yang kuat dalam
mempengaruhi budaya melalui sistem kapitalisme
modem budaya baratt2, Kedua, wacana
tentang
nasionalitas, dimana imperialisme cultural mengganggu
kestabilan budaya nasional. Ketiga,
kritik
terhadap
kapitalisme global dan terhadap modemitas.
Dengan implikasi globalisasi media yang cenderung
'melemahkan' negara
-
negara berkembang
atas
dominasi negara negara maju seperti dijelaskan di atas,
Wang (1987:19) mengutip Arjun Appadurai mengatakan
bahwa permasalahan utama dari interaksi global
sekarang adalah tegangan antara homogenisasi kultural
!
Eeberapa ilmuan lain seperti Budiman mengatakan baliwa
dominasi isi media dan perkembangan teknologi komunikasi
dunia sekarang tal( lagi hanya dikuasai oleh Amerika melainkan
juga Eropa serta Jepang
12
Kuatnya posisi medja di sjnj bisa dilihat dari peran media
sebagai pemberi implikasi dominasi budaya satu atas lainnya
dimana media berperan dalam menjalankan budaya mas-sa yang
termediasl secara global,
-t8
dengan heterogenisasi kultural. Di siniiah muncul konsep
glokasi yang dianggap menyediakan tempat untuk
mengatasi ketegangan di atas. Selain itu glokalisasi bisa
dipandang Sebagai alternatif solusi untuk memecahkan
permasalahan imperialisme budaya dan media.
Perspektif glokalisasi ini nampaknya memberikan
pemahaman akan budaya dan media.
Perspektif glokallsasi
ini
Fakih, Mansour., Runtthnru Tc()ri l\,lLLLtZt1!fLu-,J_-tk1t,
Globalisasi, Insist Prcss dan Pustaka Pclljar.
Y ogyakarta, 2002
Ferguson, Marjorie., "The lvlt'tholog" uhout Clobulisasi
, dalam Mc Quail, Dennis (cditor), Mt Quqil_
Reader in Mass Communication Thectrv, Sage
Publications,
London,2002
l
nampaknya memberikan
pemahaman akan hakekat dan proses arus media dan
perubahan kultural di dunia akhir - akhir ini. Istilah
glok4l sendiri diadaptasi dari gzgasan global localization
yang merupakan strategi bisnis yang diterapkan di
Jepang. Secara mudah hal ini menunjukkan sebuah
pandangan global yang diadaptasi dalam kondisi lokal.
l{ampir sama dengan istilah yang sangat populer tentang
'think global, act lokal '. Gagasan glokalisasi ini oleh
Wang diambil dari Roland Robertson yang dikaitkan
dengan konsep globalisasi sendiri, dirnana glokalisasi
merupakan momen yang dialektik dari globalisasi dan
lokalisasi dalam perubahan sosial dan kultural dalam
sebuah proses yang meliputi: tesis, antitesis dan sintesis.
Oleh karena itu, proses glokalisasi digambarkan oleh
Wang melaJui gambar berikut:
Giddens, Anthony., The Clobalizuting q/ Moderni!!,
dalam Boyd-Banett (editor), Media in Globul
Context, Amold, London, 1997
McQuaif
,
Dennis., Mcotuil's Mass ('ommunication
, 4th edition, Sage Publications, London
Theorv
2000
McQuail, Dennis., Media Peq[ornunce :
Iluss
Communication and The Public Interest, Sage
Publications, London, 2002
Robertson, Roland., Globalization ; Social Theory and
Global Culture, Sage Publications, I-ondon, 1992
Sen, Khrisna, and David T.Hill.. lvletlio. Culture and
Strongglobalization WeakGlobalization
Global
/_______\
/\,/
\
Politics, Oxford University I'ress, New York
2000
Stevenson,
Nick., Understandins Lle.lia
C'ulture.s :
Sociol Theory Ltnd l4ttss (,,nnt,ni-utinn. S,t:c
Lokal
Publications. 1995
WeakGlobalization Strongglobalization
Straubhaar, Joseph. and Robcrt l-ilRosc.. lv[etlio Notr
;
('rnnrunitt iottt Al,'Ltit itt llt< lttti,rnt,tti,,tt txt.
Wadsworth. Bellmont, 2000
Dalam skema di atas terlihat adanya upaya Wang untuk
memadukan nilai global dan lokal dengan membuat
skenario pertama " the locql qssimilqtes the global into
ils own realm of practiced meaning ".
Sedangkan
skenario kedua adalah " the production of similar kinds
ofsubjects on a global scale".
Permasalahan yang muncul kemudian upaya Wang
membrikan konsep glokalisasi ini adalah apakah negara
maju betbesar hati menurunkan dominasinya serta
apakah negara berkembang mampu menaikkan nilai
lokalnya untuk menghadapi gempuran nilai globalisasi
media? Pertanyaan inilah yang harus dikaji dan dilihat
secara seksama
di waktu mendatang.
Hilan
Kebudqyqqn,
Kanisius, Yogyakarta, 2002
ind William Hoynes., Media / Societv .'
Industries. Image. qnd Audiences. Pine Forge
Croteau, David,
Press, London, 1997
Polilics : Doninati,ins. D,v.l,4,ntit1t, tDJ
Discourse, Lynee Rienner, 1999
Tester. Keith., Media.
London, 1994
C lture qn.l Murnlit\.
Routledgc.
Tolimson, John., The Disccntse of Culturol
Imnoerialism, dalam McQuail. Dennis (editor),
l4cOuail ReuJt'r in 14ass (',nnnti,Ltri,n Thr,n .
Sage Publications, London, 2002
GJpbs!Ardjs_c!!_e!llu!le-b!aE!. d"ltm
Media Asia an Asian Mass Communication
Wang. Jian..
Quarterly, Volume 24, Number
Daftar Pustaka
Budiman, Hikmal, Lubanq
Tehranian, Majid., Global Comrnunicution und Ll/orld
l,
1997
Download