BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena Kpop yang melanda baik di Korea Selatan maupun hampir di seluruh negara di dunia telah memberikan warna tersendiri pada dimensi hiburan dunia. Lagu, tarian, fashion, bahasa, bahkan sampai hal-hal kecil lainnya menjadi perhatian khalayak ramai.Hal ini, khususnya para remaja di berbagai belahan dunia menjadikan Korea Selatan sebagai salah satu kiblat dunia hiburan saat ini.Fashion dan style Korea Selatan menjadi magnet baru.Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan yang semakin maju mengakibatkan pertumbuhan yang semakin maju juga di berbagai bidang, salah satunya di industri entertainmentini.Orang berbondong-bondong mengikuti audisi untuk menjadi idola baru yang sudah pastiakanmendapatkan keuntungan yang luar biasa. Bahkan menurut survey, para orang tua di Korea Selatan lebih memilih menjadikan anak mereka artis ketimbang profesi yang lain, ini disebabkan menjadi artis di Korea Selatan adalah profesi yang sangat menguntungkan karena mendatangkan pundi-pundi kekayaan dengan cepat dibanding dengan profesiprofesi lainnya. Keberadaan fans yang mengikuti gaya para sang artis karena mereka dipandang sebagai sosok yang sempurna, cantik, pintar, bertalenta, dan sukses. Hal inilah yang menjadikan artis-artis Korea Selatan dicintai dan di puja-puji banyak 1 kalangan dari muda sampai tua.Gaya seorang idola selalu diikuti, fashion mereka menjadi trend, lagu mereka booming, dan lain sebagainya. Fans menjadi salah satu unsur kuat di industri hiburan, terutama industri hiburan Korea Selatan. Seorang artis tidak mungkin tenar dan populer tanpa adanya fans yang mencintai mereka, yang membeli album-album mereka, dan menonton konser-konser mereka. Artis dan fans adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan fans adalah alasan para artis untuk terus berkembang dan maju .Fans bisa dikatakan nyawa mereka karena tanpa fans seorang artis tidak mungkin bisa berhasil. Siapapun orangnya, tua, muda, kaya, miskin, fans tetaplah fans yang dicintai dan mencintai sang artis. Seorang fansakan melakukan apa saja demi artis idolanya. Fans rela menyisihkan uang mereka untuk ditabung dan membeli tiket konser artis idola mereka.Fans rela mengantri berjam-jam hanya untuk menyaksikan artis idola mereka sekedar melambaikan tangan kearah mereka, mereka rela dikatakan gila dan tidak waras karena berteriak-teriak jika melihat artis idolanya di televisi, dan lain sebagainya. Apa yang terjadi jika fans justru melakukan tindakan di luar batas kewajaran. Bagaimana jika fans mengatasnamakan cinta dan melakukan apapun kepada artis idola mereka sendiri. Adakah fans seperti itu? Kadang-kadang seseorang tidak bisa membedakan lagi mana yang baik dan mana yang buruk dikarenakan cintanya. Seseorang bisa tidak tidur semalaman karena memikirkan seseorang yang ia cintai. Seseorang akan resah dan gelisah ketika sehari saja tidak bisa bertemu dengan 2 seseorang yang dicintainya. Hal itu pula yang mungkin terjadi pada beberapa fans kepada artis idolanya. Ada sebagian fans yang mengatasnamakan cinta untuk bisa terus berada di samping idolanya tanpa mengenal waktu, tidak mengenal batas kewajaran, batas privasi, dan batas kenyamanan sang artis tersebut. Gabriel Marcel adalah salah satu tokoh filsafat eksistensi yang membahas tentang cinta, tentang cara “aku” memperlakukan “engkau” sebagai seseorang yang aku cintai. Teori Gabriel Marcel ini kiranya cocok untuk membahas fenomena sasaeng fans yang mengatasnamakan cinta dalam menginterpretasikan cinta mereka kepada idola mereka. Cinta adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan kepada manusia di dunia ini.Tanpa cinta, manusia sudah punah ribuan tahun yang lalu. Perang terjadi dimanamana dan kekerasan tidak akan ada habisnya. Manusia bisa ada sampai detik ini karena cinta yang juga masih ada di tiap diri manusia-manusia itu.Saling menghargai, menghormati adalah beberapa bentuk ekspresi dari cinta. Menjadikan “dirinya” seperti “diriku” sehingga apa yang baik buat “diriku” itulah yang akan aku lakukan buat “dirinya”.“Cintaku” tidak mengandung makna pemilikan, tetapi penuh pengorbanan (Marcel, 1951:235).“Aku” ada dalam “engkau” sebagaimana “engkau” ada dalam “aku”. “Aku” sama sekali tidak menghendaki untuk menjadikan “engkau” lain dari apa yang “engkau” kehendaki dari “dirimu” sendiri. “Kita” mentransendensikan diri ke dalam pusat cinta sejati.“Kita” mampu bereksistensi dalam ada atas dasar cinta.Dasar “adaku” dibangun atas “engkau” ada dalam 3 “aku.”“Engkau” mengundang “aku” demi menciptakan “adaku”.“Engkau” adalah undangan sejati.Seandainya “aku” menolak undangan ini, niscaya “aku” hanya ingin terkurung dalam “diriku”.“Aku” seolah-oleh berjuang mencekik dengan tanganku bahwa realitas yang kuyakini adalah untuk melawan “engkau” (Marcel, 1964: 95100). Penelitian ini hendak memberikan jalan keluar atas masalah yang kerap kali terjadi di luar sana tentang pemahaman seseorang terhadap cinta, khususnya arti cinta dari sasaeng fans itu sendiri. Melalui konsep cinta Gabriel Marcel ini diharapkan mampu mendapatkan jalan keluar atas masalah tersebut. Penelitian ini juga memberikan jalan keluar terhadap kasus kekerasan khususnya kekerasan yang dilakukan oleh remaja yang kerap kali terjadi bukan hanya pada kasus sasaeng fans tetapi lebih luas kepada remaja tak terkecuali remaja yang ada di Indonesia. 1. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Apa yang dimaksud dengan sasaeng fans dan apa yang menyebabkan timbulnyasasaeng fans? b. Bagaimana gambaran konsep cinta Gabriel Marcel? c. Bagaimana fenomena sasaeng fans dilihat dari konsep cinta Gabriel Marcel? 4 2. Keaslian Penelitian Ada beberapa penelitian yang memiliki kemiripan persoalan dari segi objek formal (konsep cinta Gabriel Marcel), namun dari segi objek material (sasaeng fans) belum penulis temukan, kemiripan persoalan dari segi objek formal antara lain sebagai berikut: a. Buku Frans Syuni Slytto yang berjudul arti dan Prototipe Kehadiran sesama menurut Gabriel Marcel. Dalam buku ini diungkapkan bahwa menurut Gabriel Marcel, kehadiran orang lain atau sesama justru suatu undangan, himbauan bagi kita untuk mengadakan relasi hingga mencapai taraf “ke-hadiran” dalam “kita” berdasarkan cinta. Sehingga dari sini relasi “kita” (akuengkau) diangkat sedemikian rupa oleh cinta menjadi suatu kesatuan yang sama sekali baru, yakni: “cummonion,” kebersamaan yang sungguh-sungguh komunikatif, yang tak mungkin lagi terpisahkan oleh daya kekuatan apapun. b. Skripsi Indri Prawita Sari pada tahun 2012 tentang Problem Eksistensi Penyandang Autis ditinjau dari Konsep Cinta Kasih Gabriel Marcel. Dalam skripsi ini dikemukakan bahwa cinta merupakanpengalaman hidup yang bersifat eksistensial. Pengalaman akan cinta menyangkut keberadaan setiap manusia yaitu kenyataan ia berkonsistensi bersama dengan orang lain. Cinta merupakan suatu tindakan yang keluar dari dalam diri seseorang untuk mencintai orang lain atau dirinya sendiri. 5 c. Buku Pdt. Gabriel Manek Amtema S.Th, M.Hum. yang berjudul Menjadi Manusia Eksistensialis dalam Kebhinekaan menurut Gabriel Marcel. Dalam buku ini diungkapkan bahwa manusia eksistensial tidak menuntut keseragaman dalam kebhinekaan SARA (suku, agama, ras, golongan). Kebhinekaan sebagai realitas dalam konteks co-esse merupakan kekayaan yang berharga bagi kemanusiaan. Maka mempertahankan kemanusiaan eksistensial dalam konteks kebhinekaan tidak berarti memperjuangkan kebenaran diri sendiri melalui fanatisme intoleransi, fundamentalisme, terorisme, industri peralatan perang, peperangan dan perdagangan senjata. d. Skripsi Yusrina Ratna Astuti tahun 2009 mengenai Trafficking di Indonesia dalam Perspektif Hubungan Intersubjektif Pemikiran Gabriel Marcel. Dalam skripsi ini diungkapkan bahwa satu-satunya syarat agar “saya” sebagai subjek mampu menyapa “diriku” dan sesama sebagai “engkau” ialah hanya kalau “saya” memiliki sikap dan semangat refleksi kedua. Konsekuansinya, sebagai subjek “saya” akhirnya berhadapan dengan subjek lain dan akhirnya tertarik untuk mengadakan persekutuan hubungan anatara subjek lantas dibangun. e. Skripsi Sundari tahun 2002 yang berjudul Konsep Cinta dalam Eksistensialisme Gabriel Marcel (1889-1973). Cinta berpihak pada kehidupan dan selalu berhubungan langsung dengan kehidupan manusia itu sendiri. Manusia adalah subjek, subjek yang mencintai dan dicintai pribadi yang mengada secara sadar dalam dunia. Dia tampil sebagai pribadi yang mengerti 6 kebutuhan diri dan kebutuhan orang lain, punya pendirian, sikap dan sekaligus punya tanggung jawab atas konsekuensi keberadaannya. Manusia secara kodrati tetap bergantung pada pribadi yang lain. Ia tidak dapat menentukan cara beradanya. Dimensi kreativitas cinta terletak pada kesanggupan seseorang memberdaya hidup, mengorbankan semangat juang, meningkatkan kecerdasan dan kewaspadaan serta mampu melihat masa depan secara pasti. Harapan dan kenyataan agar dapat dicapai maka seluruh sikap dan tindakan manusia tetap dikondisikan dalam satu kebajikan utama tertentu. f. Skripsi Rynaldi Darmawan tahun 2005 yang berjudul Kekerasan Massa dalam Perspektif Filsafat Eksistensialisme Gabriel Marcel. Dalam skripsi ini diungkapkan bahwa manusia adalah misteri, seperti yang dikatakan Marcel, maka hal ini dapat juga menimbulkan persoalan baru terhadap relasi intersubjektif. Karena manusia adalah misteri, oleh karena itu mustahil kita dapat mengenal pribadi yang lain sedalam-dalamnya. Bahkan jika orang lain sangat terbuka pada diri kita dan menceritakan segala sesuatu tentang dirinya pada kita, meskipun di dalam ikatan pernikahan, tetap ada keyakinan pribadi orang lain tidaklah sebatas apa yang dikatakannya. Ia adalah seorang pribadi orang lain dan menerimanya sebagai subjek atau pribadi yang otonom yang pada kenyataannya sulit dipahami. g. Skripsi karya Siendy Sumenep, berjudul “Hubungan antara Pribadi Menurut Gabriel Marcel.” Dalam penelitian ini, diungkapkan bahwa menurut Marcel, 7 pertemuan (recontre) merupakan tahap penting dalam proses pembentukan hubungan antar pribadi. Melalui pertemuan, dua pihak yang sudah saling membuka diri dapat menjalin suatu hubungan antar pribadi. Dan menurut Marcel, hubungan antar manusia yang sejati adalah hubungan antar pribadi yang berdasarkan pada cinta. Maka, cinta adalah dasar dan tujuan hidup bersama yang sejati. h. Skripsi karya Nana Kurnia Sunardi, yang berjudul “Relevansi Pemikiran Gabriel Marcel tentang Hubungan Antarpribadi terhadap Prinsip-Prinsip Pelayanan Medis.” Dalam penelitian itu, konsepsi hubungan intersubjektifitas Gabriel marcel sangat relevan untuk diterapkan dalam bidang pelayanan medis. Hubungan intersubjektifitas Gabriel Marcel yang berpangkal dari “ada-bersamamu” adalah hubungan “aku-engkau” yang memuncak menjadi “kita.” Hubungan ini dilandasi dengan penghargaan atas kehadiran dan disertai dengan komunikasi, partisipasi dan cinta. Dalam bidang pelayanan medis, prinsip etis yang menjadi landasan moral adalah penghargaan terhadap otonomi manusia (pasien), berbuat baik dan keadilan. Maka, konsep hubungan intersubjektifitas Gabriel Marcel yang sangat menghargai manusia sebagai pribadi dan memiliki harkat dan martabat kemanusiaan yang sangat relevan untuk diterapkan dalam bidang pelayanan medis. Fokus penelitian ini adalah tentang sasaeng fans dilihat dari sudut pandang konsep cinta Gabriel Marcel. Tentang bagaimana seharusnya “aku” memperlakukan 8 “engkau” sebagai seseorang yang “aku” cintai. Menjadikan “dirinya” seperti “diriku” sehingga apa yang baik buat “diriku” itupun yang akan “aku” lakukan untuk “dirinya”. 3. Manfaat Penelitian Penelitian ini dikerjakan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi akademisi dan ilmu pengetahuan Penelitian ini diharap mampu memperkaya wawasan yang berkaitan dengan konsep cinta Gabriel Marcel dan fenomena sasaeng fans.Selain itu sanggup mengembangkan wacana berkaitan dengan analisis keduanya, sehingga membuktikan bahwa pengetahuan eksistensialisme, terutama konsep cinta Gabriel Marcel mampu menjelaskan fenomena sasaeng fans ini.Diharap pula penelitian ini menjadi sumbangsih yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. b. Bagi masyarakat, bangsa, dan negara Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan fenomena sasaeng fans dalam konsep cintanya sebagai sebuah paradigma baru untuk memahami fenomena yang terjadi saat ini. Di samping itu juga sanggup menjadi satu tawaran metode unik memperkenalkan sisi lain dari K-popers melalui sarana konsep cinta Gabriel Marcel. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, diharapkan penelitian ini mampu membuka value lain dari keutuhan manusia berupa betapa penting dan berharganya 9 sebuah kehidupan dan kehidupan itu harus dihiasi dengan cinta, serta diharapkan menjadi batu loncatan menuju gerbang ilmu yang baru. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguak tabir pemahaman baru tentang sasaeng fans melalui konsep cinta dari Gabriel Marcel. Adapun intisari dari tujuan penelitian ini berupaya menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan di awal, sehingga akan dijelaskan secara utuh tentang: a. Penjelasan fenomena sasaeng fans b. Penjelasan pokok pikiran konsep cinta Gabriel Marcel c. Penjelasan konsep cinta Gabriel Marcel dalam analisis fenomena sasaeng fans C. Tinjauan Pustaka Sasaeng fans berasal dari kata sasaenghwal. Sasaenghwal berarti privasi atau kehidupan pribadi; dan fans yang artinya penggemar. Di dunia kpop sasaeng fans ditujukan pada fansyang tak menghormati kehidupan pribadi sang artis. Arti sebenarnya dari sasaeng fans adalah mereka yang tidak ragu untuk menginvasi kehidupan pribadi selebritis (bahkan hingga keluarga, teman-teman dan segalanya) yang mereka idolakan (Dororo: Koreanchingu.wordpress.com). 10 Sasaeng fans merupakan fans yang terlalu terobsesi dengan idola mereka dan akan melakukan apapun untuk dapat lebih dekat dengan mereka, seperti menguntit dengan mobil, menunggu mereka di rumah, mencuri ponsel dan bahkan mencari password akun sosial mereka. Dengan begitu terkadang banyak idola yang merasa tertekan, tetapi Leeteuk Super Junior memutuskan untuk bermain-main dengan mereka. Meskipun sasaeng fans mengganggu kehidupannya, Leeteuk masih menunjukkan rasa terima kasihnya terhadap mereka. Leeteuk mengatakan “Jika aku melihat mereka sekarang, aku bahkan memberi mereka tanda tanganku. Kapan lagi mereka akan mengikutiku? Aku benar-benar bersyukur dengan yang mereka lakukan. Aku berharap mereka akan terus mengikutiku hingga diriku berusia empat puluh sampai lima puluh tahun” (Kidihae: koreanindo.net). Belakangan ini banyak sekali media dan televisi di Korea Selatan yang membahas secara khusus soal sasaeng fans. Media tersebut membahas kehidupan mereka hingga apa kata orang tentang mereka. Orang-orang ini mengaku sebagai fans yang sangat mencintai idolanya dan sangat ingin dikenali oleh para idolanya, jadi agar bisa meraih itu mereka tidak pernah berhenti mengikuti, hingga bahkan tidak segan untuk menerobos masuk ke dalam apartemen sang selebritis (Dororo: koreanchingu.wordpress.com). Di balik hingar bingar dan teriakan histeris para fans saat menonton penampilan sang artis, ada pula fans yang menyukai mereka sampai terobsesi. Mereka sangat terobsesinya, sampai mereka melakukan hal-hal di luar batas 11 kewajaran. Perilaku sasaeng fans sangat beragam, beberapa tak terbayangkan. Mereka mendedikasikan seluruh hidup mereka untuk mengikuti sang idola. Hal ini tentu mengganggu dan membahayakan hidup sang artis. Menunggu di depan rumah atau kantor agensi sudah terlalu biasa. Mereka terbiasa mengejar mobil artis dengan taksi, mengirim surat dengan darah menstruasi, menyelinap ke dalam rumah, bahkan tak segan untuk memukul dan melakukan kekerasan pada artisnya sendiri. Beberapa mengiris bagian tubuhnya sendiri dengan menggunakan pisau dan menulis surat menggunakan darahnya. Mengerikan memang, sasaeng fans pun tak lupa memotret prosesnya dan mem-posting-nya agar bisa dilihat oleh semua orang. Selebriti yang menjadi korban surat yang ditulis oleh darah itu antara lain adalah Lee Joon MBLAQ, Lee Hongki FT Island, G-Dragon dan Taeyang Bigbang (Ast/mmu: m.detik.com). Terakhir bahkan seorang sasaeng fans berhasil memasang kamera cctv di apartemen Yoochun JYJ dan memamerkan hasil fotonya di berbagai forum Kpop. Foto-foto itu diambil dari kamera pengintai/cctv yang dipasang di area parkir kediaman Yoochun.Foto-foto itu menunjukkan Park Yoochun yang keluar masuk mobil dalam beberapa kesempatan, dan bahkan harus bersembunyi di belakang dinding untuk menghindari sasaeng fans. Foto ini mengejutkan netizen karena orang yang mengaku fans ini bahkan nekat memasang kamera pribadi mereka untuk mengamati Yoochun dan menebarkannya di dunia maya (Infinitez: koreanindo.net) Tidak jelas yang diinginkan para sasaeng fans ini. Sasaeng fans biasanya memamerkan hasil perbuatannya lewat blog atau media sosial laiannya. JYJ dan 12 TVXQ, Bigbang, 2PM, dan FT Island adalah grup boyband yang dikenal sebagai selebriti yang paling banyak memiliki sasaeng fans. Sebagian besar sasaeng fans dikabarkan berasal dari fans boyband. Sementara girlband adalah grup penyanyi yang tidak memiliki sasaeng fans yang benar-benar gila. Para sasaeng fans juga tidak segan untuk melakukan kekerasan. Yoochun JYJ pernah tiba-tiba ditampar.Changmin TVXQ bahkan pernah dipukuli dengan sekantong batu.Para artis bukannya tidak pernah marah. Changmin pernah memarahi seorang sasaeng fans yang masih berada di dalam taksi. Fans itu membuka jendela dan menutupnya sampai tangan Changmin terjepit.Sasaeng fans tersebut kemudian memposting kejadian itu di blognya sebagai kejadian yang jarang terjadi (Ast/mmu: m.detik.com). Sasaeng fans adalah fans yang terobsesi dan fanatik dengan kehidupan pribadi artis idola mereka. Sasaeng fans mengikuti idola mereka nonstop dua puluh empat jam dalam tujuh hari ke mana pun. Tidak jarang banyak sasaeng fans yang putus sekolah demi mengejar kehidupan sehari-hari idola mereka. Biasanya sasaeng fans mengikuti ke gedung agensi, backstage, salon, dorm, hingga ke restoran-restoran. Di SM Entertainment, salah satu agensi terbesar di Korea Selatan, memasang placard tentang larangan untuk mengambil foto artis SM di sekitar gedung dalam berbagai bahasa. Seorang sasaeng fans dapat melacak informasi mengenai nomor telepon, email, alamat rumah, bahkan sosial media. Sasaeng fans tidak memiliki kesulitan untuk mencari online café yang menjual nomor telepon idola mereka. Sasaeng 13 fansakan membayar lima ribu won sampai sepuluh ribu won tergantung popularitas idola mereka (Dororo: koreanchingu.wordpress.com). Rasa sayang idola kepada fansnya hanya berlaku jika fansnya tersebut tahu etika sebagai seorang fans. Jika seorang fans sudah bertindak secara berlebihan, maka rasa sayang idola tersebut akan berubah menjadi rasa kesal bahkan benci. Sasaeng fans itu merupakan fans yang terlalu terobsesi pada idolanya, tapi bukan hanya terobsesi tapi mereka juga ingin mengetahui segala hal yang dilakukan oleh idola mereka. Sasaeng fans ini rata-rata adalah orang yang mempunyai banyak uang (Ast/mmu: hot.detik.com). Seorang sasaeng fans berusia 15 tahun, Lee Ji Sung pada sebuah artikel Joong ang libo mengatakan bahwa ia menghabiskan sekitar satu juta won per bulan untuk mengikuti idolanya dengan jasa special sasaeng taxi. Sasaeng taxi biasanya ada di sekitar agensi entertainment, concert halls, dan salon kecantikan tempat grup idola mereka berkumpul. Sopir sasaeng fans ini menyetir dengan kecepatan tinggi sebagai servis untuk pelanggannya saat mengikuti grup idola bahkan mereka menjual kartu nama berisi data pribadi grup idola. Reporter Joong ang Daily saat mewawancarai seorang supir taksi sasaeng fans, supir itu mengatakan ia dibayar seratus lima puluh ribu won selama tiga jam. Itu adalah harga yang masuk akal karena dia harus mempertaruhkan jiwanya dengan menyetir dengan kecepatan tinggi. Untuk sasaeng fans yang tidak mampu membayar taksi sasaeng fans mereka mencari sendiri informasi di sekitar idola mereka. Mereka mencarinya di akun sosial media seperti 14 twitter, facebook, cyword, kakaotalk. Ada juga fans yang membajak akun social media milik idola mereka.Seperti yang terjadi pada Xia Junsu dan Choi Siwon.Hingga Xia Junsu mengganti akun twitternya, dan Choi Siwon menuliskan di twitternya “Sesungguhnya mencintai seseorang adalah memahami dan menyayangi mereka, tidak menyerang privasi mereka, menyebarkan rumor tidak berdasar tentang mereka. Tolong hormati privasi saya dan berhenti membajakku” (Dororo: koreanchingu.wordpress.com). D. Landasan Teori Salah satu ciri khas yang melekat pada eksistensi manusia adalah keterbukaan, yaitu manusia memperoleh kesadaran diri bukan itu justru terbentuk bila manusia membuka diri untuk mengenal dan dikenal orang lain. Melalui konteks inilah Marcel menolak cogito tertutupnya Descartes mengenai eksistensi.Konsekuensi dari sifat dan ciri itu, manusia memiliki kesadaran yang sifatnya intensional. Manusia selalu sadar akan sesuatu. Manusia baru mempunyai kesadaran tentang dirinya sendiri, apabila “ia” bertemu dengan orang lain yang memiliki kecenderungan yang sama, “ia” mau terbuka. Kodrat manusia adalah terarah pada orang lain (Yusrina 2009: 59). Cinta berpihak pada kehidupan dan selalu berhubungan langsung dengan kehidupan manusia itu sendiri.Manusia adalah subjek, subjek yang mencintai dan dicintai pribadi yang mengada secara sadar dalam dunia. Dia tampil sebagai pribadi 15 yang mengerti kebutuhan diri dan kebutuhan orang lain, punya pendirian, sikap dan sekaligus punya tanggung jawab atas konsekuensi keberadaannya. Manusia secara kodrati tetap bergantung kepada pribadi yang lain. Ia tidak dapat menentukan cara beradanya, seperti tempat kelahirannya sendiri. Dimensi kreativitas cinta terletak pada kesanggupan seseorang memberdayakan hidup, mengorbankan semangat juang, meningkatkan kecerdasan dan kewaspadaan serta mampu melihat masa depan secara pasti. Harapan dan kenyataan agar dapat dicapai maka seluruh sikap dan tindakan manusia tetap dikondisikan dalam satu kebajikan utama tertentu (Sundari 2002: 55). Manusia adalah misteri, seperti yang dikatakan Marcel, maka hal ini dapat juga menimbulkan persoalan baru terhadap relasi intersubjektif. Karena manusia adalah misteri, oleh karena itu mustahil seseorang dapat mengenal pribadi orang lain sangat terbuka pada diri orang tersebut dan menceritakan segala sesuatu tentang dirinya, meskipun di dalam ikatan pernikahan, tetap ada keyakinan, pribadi orang lain tidaklah sebatas apa yang dikatakannya. Ia adalah seorang pribadi orang lain dan menerimanya sebagai subjek atau pribadi yang otonom pada kenyataannya sulit dipenuhi (Rynaldi 2005: 63). Dalam usaha mengenal pribadi orang lain, pada dasarnya kita hanya memiliki dua sikap: aktif dan pasif. Sebagai pihak yang aktif kita mengambil prakarsa untuk menciptakan berbagai kondisi tertentu yang memungkinkan kita sendiri terbuka dan rela menyatakan diri kepada orang lain. Tetapi sementara pula kita dituntut untuk 16 bersikap pasif dalam arti tertentu: membiarkan orang lain menyatakan dirinya kepada kita (Lanur:124-125). Tata hubungan subjek-objek oleh Marcel dikatakan sebagai sebuah tata hubungan “aku-dia,” yaitu pola yang tidak menunjukkan suatu hubungan yang sejajar, melainkan suatu posisi hubungan yang vertikal. Orang lain bukan alat yang dapat “kupakai” demi “kepentinganku,” melainkan suatu tujuan yang harus “kuhormati” dan “kumajukan” demi kesejahteraan orang lain itu sendiri (Dister, 1988: 132). Partisipasi dibagi tiga tahapan (Gallagher, 1973: xxii) 1. Tahapan inkarnasi, partisipasi yang diaktualisasikan melalui sensasi dan pengalaman tubuh sebagai milikku. 2. Tahapan kimunion, partisipasi yang diaktualisasikan melalui cinta, harapan dan kesetiaan. 3. Tahapan transendensi, partisipasi yang diaktualisasikan melalui kesulitan ontologisme, hal-hal yang primitif dan intuisi yang buta terhadap keberadaan. 17 E. Metode Penelitian 1. Bahan dan materi penelitian Penelitian ini akan menggunakan sumber kepustakaan sebagai bahan kajian. Naskah yang digunakan dibedakan menjadi dua, yakni pustaka primer dan sekunder.Pustaka primer adalah buku, hasil penelitian, jurnal, artikel yang memiliki otoritas terkait objek material dan objek formal penelitian.Di samping itu juga memuat gagasan kesimpulan yang mendukung hasil analisis penelitian. Objek material kebanyakan akan menggunakan bahan-bahan berasal dari internet (website) yang berkaitan dengan sasaeng fans. Hal ini dilakukan karena hampir belum ada buku yang ditemukan terkait membahas tentang sasaeng fans. Beberapa website yang banyak mengulas tentang sasaeng fans ini antara lain koreanindo.net, hot.detik.com, allkpop.com, serta kemungkinan beberapa karya lain yang ditambahkan yang terkait dengan sasaeng fans. Pustaka Primer akan menggunakan buku karya Gabriel Marcel pada tahun 1952 yang berjudul Metaphisical Journal yang diterjemahkan oleh Bernand Wall. Juga buku karya Gabriel Marcel lainnya yang diterbitkan tahun 2005 dengan judul Misteri Eksistensi: Menyelami Makna Keberadaan yang diterjemahkan oleh Agung prihantoro. Untuk pustaka Sekunder akan menggunakan beberapa buku mengenai Eksistensialime seperti Menjadi Manusia Eksistensialisme dalam Kebhinekaan Menurut Gabriel Marcel karya Pdt. Gabriel Manek Amtema, buku karya Frans Syuni Slytto yang berjudul Arti dan Prototipe Kehadiran Sesama Menurut Gabriel Marcel. 18 Buku karya Bertens dalam Filsafat Barat Abad XX, tulisan Hariyadi Mathias tentang Intersubjektifitas Menurut Gabriel Marcel, Martin Buber, dan Jean Paul Sartre dalam Majalah Basis.Tulisan Alex Lanur yang berjudul Martin Buber dan Prinsip Dialogisnya dalam Majalah Orientasi tahun XVII.Pustaka sekunder adalah buku, hasil penelitian, jurnal atau artikel sebagai rujukan setelah pustaka primer yang mana berguna sebagai pembanding serta membantu memperkuat argumen dan hasil analisa maupun analogi. Sumber-sumber kepustakaan yang sifatnya lebih umum seperti buku-buku pengantar dan filsafat secara umum, ensiklopedia, kamus, dan atau sumber-sumber lain sejauh membantu jalannya proses penyusunan penelitian ini dipergunakan sebaik mungkin. 2. Jalan penelitian a. Inventarisasi dan kategorisasi: pengumpulan data kepustakaan sebanyakbanyaknya yang berkaitan dengan objek penelitian sebagaimana yang diuraikan sebelumnya. b. Klasifikasi: pengelompokan data menjadi bagian data primer dan sekunder. c. Analisis-sintetis: menganalisa data, baik dari data primer maupun sekunder. Kemudian mengeliminasi data yang sekiranya tidak dibutuhkan, dan mensintesakan data yang sesuai dengan gagasan yang memperkuat penelitian. 19 d. Evaluasi kritis: setelah melalui tahapan analisis-sintetis, dilakukan pengecekan data dan gagasan atas penelitian ini sehingga menghasilkan pemaparan hasil yang kritis secara berimbang dan objektif. 3. Analisis data a. Deskripsi: menguraikan hasil pemahaman mengenai konsep cinta dan sasaeng fans. b. Interpretasi: menangkap arti dan makna khusus dalam fenomena sasaeng fans terkait penjelasan konsep cinta Gabriel Marcel. c. Koherensi internal: mencari benang merah mengenai paradigma fenomena sasaeng fans atas konsep cinta Gabriel Marcel dan hal-hal yang berkaitan dengannya. d. Kesinambungan historis: melihat perkembangan sasaeng fans dan konsep cinta Gabriel Marcel. e. Analisis kritis: menunjukkan bagian dari fenomena sasaeng fans dan konsep cinta, mana yang memang sesuai dan menunjukkan bagian yang tidak sesuai, sehingga penelitian ini objektif dan berimbang. F. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 20 1. Deskripsi tentang fenomena sasaeng fans dan apa penyebab munculnya Sasaeng fans ini 2. Deskripsi tentang pokok pikiran filsafat konsep cinta Gabriel Marcel 3. Deskripsi tentang relevansi antara konsep cinta Gabriel Marcel dan fenomena sasaeng fans G. Sistematika Penulisan Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah dan rumusan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, tinjauan penelitian, landasan teori, metode penelitian, hasil yang akan dicapai, dan sistematika penulisan. Bab ll berisi uraian mengenai sasaeng fans. Dalam bab ini akan dihantarkan tentang sejarah sasaeng fans sampai dengan pengertian sasaeng fans berikut dengan contoh-contohnya Bab lll berisi pengenalan tentang konsep cinta.Akan diutarakan lebih lanjut tentang pemikiran Gabriel Marcel sebagai tokoh yang terkait dari konsep cinta tersebut. . 21 Bab lV berisi analogi konsep cinta Gabriel Marcel dengan fenomena sasaeng fans. Pada dasarnya bab ini secara detail dan komprehensif memberi pemahaman letak benang merah antara konsep cinta Gabriel Marcel dan fenomena sasaeng fans. Bab V berisi kesimpulan dan saran yang memuat jawaban atas pertanyaan dalam rumusan masalah serta saran yang kiranya dapat dipertimbangkan dalam penelitian-penelitian selanjutnya. 22