ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT HOLCIM INDONESIA

advertisement
ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN PADA
PT HOLCIM INDONESIA, Tbk
Nama
Npm
Pembimbing
: Dilla Pratiwi
: 22213464
: Radi Sahara, SE., MM
Latar Belakang
Peranan Laporan keuangan dalam perusahaan
sangatlah penting karena dengan keuangan yang
rapi dan termanajem jelas akan menguntungkan
perusahaan karena arus kas masuk dan keluar
akan jelas dan transparan. Laporan Keuangan yang
berantakan akan berdampak pada tingkat korupsi.
Rumusan Masalah
1. Berapa Tingkat Rasio Likuiditas, Rasio
Solvabilitas , Rasio Rentabilitas PT. Holcim
Indonesia ,Tbk selama periode 2011 s/d 2015?
2. Bagaimana kondisi keuangan dan kinerja PT.
Holcim Indonesia, Tbk selama periode 2011 s/d
2015?
Batasan Masalah
Dalam Penulisan Ilmiah ini, penulisan membatasi masalah pada
masalah Likuiditas,Solvabilitas,dan Rentabilitas pada PT. Holcim
Indonesia, Tbk selama periode 2011 s/d 2015.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Mengetahui Tingkat Rasio Likuiditas, Rasio
Solvabilitas , Rasio Rentabilitas PT. Holcim Indonesia, Tbk
periode 2011s/d 2015.
2. Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan guna
memberikan penilaian terhadap kinerja PT. Holcim
Indonesia,Tbk.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek Penelitian dalam Penulisan Ilmiah ini adalah suatu perusahaan yang
bergerak dalam pembuatan semen yaitu PT. Holcim Indonesia,Tbk. Yang
beralamat di Menara Jamsostek, Menara utara, Jl. Jenderal Gatot Subroto No.
38. Jakarta, Indonesia
Jenis dan Sumber Data
Dalam melakukan perhitungan, penulis menggunakan data yang berasal dari
data sekunder yaitu laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan dan telah
di publikasikan. Laporan keuangan tersebut, terdiri dari Laporan Posisi Keuangan
(Neraca) dan Laba Rugi PT. Holcim Indonesia,Tbk periode tahun 2011s/d2015.
Pembahasan
Data Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk
Berikut Perhitungan
Hasil Perhitungan
Lanjutan Hasil Perhitunan
Hasil Analisis
Dari hasil perhitungan di atas pada rasio likuiditas, dapat dilihat bahwa
current ratio untuk tahun 2011 yaitu sebesar 150%. sedangkan untuk tahun 2012
sampai dengan tahun 2015 terjadi penurunan rasio menjadi 140,5%, 64%,
60%,65,3%.Sedangkan dilihat dari quick ratio untuk tahun 2011 sebesar 113% lalu
untuk tahun 2012 sampai dengan 2015 menjadi 96,4%,46%,43%,52%. Dan dilihat
dari cash ratio sebesar 67%, kemudian pada tahun 2011 sampai dengan 2015
terjadi penurunan yaitu menjadi 35,7%, 12%,6%,16,15%. Dengan adanya
penurunan dari current ratio, quick ratio, dan cash ratio dapat menunjukan
bahwa perusahaan dalam keadaan ilikuid. Artinya perusahaan belum mampu
memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan harus menjual
sebagian akun yang ada pada aktiva lancar bila hendak melunasi hutang
lancarnya.
Kesimpulan
1. Dilihat dari Tingkat Likuiditas PT. Holcim Indonesia, Tbk pada periode 2011 s/d 2014
maka dapat diketahui nilai rasio tertinggi di tahun 2011 yaitu sebesar 150% yang di
peroleh dari hasil perhitungan Current Ratio dan untuk penurunan yang signifikan
diperoleh dari hasil perhitunagn cash ratio yang menujukan bawah kas yang tersedia
oleh perusahaan belum mampu menutupi hutang lancarnya.sedangkan dilihat tingkat
solvabilitas persentase terendahnya yaitu sebesar 23% yang di peroleh dari Long Term
Debt to Equity Ratio dan untuk presentase tertingginya yaitu sebesar 105% yang
diperoleh dari Debt to Equity Ratio, kemudian dilihat dari tingkat rentabilitas nilai
terendahmya terjadi pada tahun 2015 yang diperoleh dari hasil perhitungan earning
power of total investment hal ini menujukan bahwa perusahaan tidak mampu
menghasilkan laba secara optimal.
2. Berdasarkan Hasil Analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi
kinerja keuangan perusahaan PT. Holcim Indonesia, Tbk dilihat dari Rasio Likuiditas
berada dalam keadaan kurang baik , karena aktiva lancar yang dimiliki tidak mampu
menutupi hutang lancarnya.dilihat dari rasio solvabilitasnya , kinerja perusahaan masih
cukup baik karena adanya kenaikan modal dan aktiva untuk menjamin pembayaran
hutang.dilihat dari rasio Rentabilitasnya, perusahaan berada dalam keadaan kurang
baik karena perusahaan belum mampu menghasilkan laba secara optimal dan belum
mampu menggunakan modal sendirinya secara efisien.
Saran
– Perusahaan harus tetap meningkatkan dan mempertahankan kemampuan likuiditas
perusahaan dengan cara dana yang ada di perusahaan pada tahun 2011 agar di
pergunakan kembali sehingga mendapatkan penghasilan kembali, sedangkan ditahun
2015 tetap dan terus meningkatkan kemampuannya.
Download