Ventricular Septal Defect/VSD

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Defek Sekat Ventrikel (Ventricular Septal Defect/VSD) merupakan kelainan
jantung kongenital terbanyak. Kejadiannya sekitar 20-30 % dari kelainan jantung
kongenital. Telah dilaporkan adanya peningkatan insidensi kelainan ini dari 1,354/1000 kelahiran hidup menjadi 3,6-6,5/1000 kelahiran hidup (Herintya dan
Wahab, 2003), bahkan Ekici et al. (2008) melaporkan insidensi VSD sampai
47,4/1000 kelahiran hidup. Insidensi VSD murni (tanpa disertai kelainan
kongenital lain) adalah 1,76/1000 kelahiran hidup (Herintya dan Wahab, 2003).
Kejadian kelainan jantung kongenital di Indonesia sendiri sebesar 8 per 1000
kelahiran hidup (Djer et al., 2007).
Menurut ukurannya dilaporkan VSD kecil sebesar 62,5%, VSD sedang
sebesar 15,9%, dan VSD besar tercatat 21,6% kasus. Menurut tipenya, VSD
perimembran ditemukan sebesar 70,3%, VSD doubly comitted sub arterial
(DCSA) sebesar 19,4%, VSD muskular sebesar 5,6% (Layangool et al., 2008).
Sementara Al-Hakim dan Hijazi (2005) melaporkan VSD perimembran sebesar
71,2%, VSD muskular 24,3%, VSD outlet 2,7%, dan VSD inlet 1,8%.
Prolaps katup aorta dan regurgitasi aorta merupakan komplikasi alamiah
pada VSD terhadap katup aorta. Komplikasi ini dapat terjadi pada VSD tipe
perimembran (disebut juga sub aorta, infrakristal, konoventrikular) dan doubly
comitted
sub
arterial/DCSA
(disebut
juga
subpulmonik,
suprakristal,
konoseptal/infundibuler). Prevalensi prolaps katup aorta dan regurgitasi aorta
1
berdasarkan literatur lebih tinggi pada tipe DCSA daripada tipe perimembran.
Ventricular Septal Defect tipe perimembran merupakan jenis VSD yang paling
banyak dilaporkan dari seluruh dunia (Layangool et al., 2008).
Pada negara Barat, sebesar 70-80% dari kasus VSD merupakan VSD
perimembran dan regurgitasi aorta merupakan komplikasi yang jarang, hanya
sekitar 2-5% dari semua kasus (Graham dan Kavanaugh-McHugh, 2001).
Komplikasi ini biasanya terjadi pada VSD tipe DCSA, terutama yang diameternya
lebih dari 5 mm. Graham dan Kavanaugh-McHugh (2001) melaporkan bahwa
defek DCSA di negara Timur terjadi sebesar 21-30% sementara di negara barat
kejadiannya berkisar antara 5-8%.
Penelitian Saleeb et al. (2007) menunjukkan bahwa 6% dari pasien VSD
perimembran mengalami prolaps katup aorta dalam usia lima tahun. Demikian
halnya dengan data Eroglu et al. (2003a) dimana 14% pasien dengan defek
perimembran menunjukkan adanya prolaps katup aorta pada pemeriksaan
echocardiografi pada usia 10 tahun. Pada pasien yang mengalami prolaps katup
aorta, 71% terdapat regurgitasi aorta pada pemeriksaan color flow Doppler pada
saat diagnosis prolaps ditegakkan ataupun dalam waktu 3 tahun. Semua pasien
dengan prolaps katup aorta dan regurgitasi aorta dinilai perlu mendapat intervensi
bedah termasuk perbaikan katup aorta.
Pada penelitian Eroglu et al. (2003b), kejadian prolaps katup aorta sebesar
11,7%, dan regurgitasi aorta sebesar 7,3%. Laporan Al-Hakim dan Hijazi (2005)
menunjukkan kejadian regurgitasi aorta pada VSD kecil sebesar 1,8%.
2
Pasien dengan regurgitasi aorta yang mendapatkan terapi konservatif ratarata mortalitasnya lebih tinggi daripada yang diperkirakan yaitu 34+5%, P<0.001
dalam 10 tahun, dan rata-rata morbiditas juga tinggi yaitu untuk gagal jantung
dalam 10 tahun sebesar 47+6% dan 62+4% untuk operasi katup aorta. Rata-rata
pasien meninggal atau menjalani operasi dalam 10 tahun sebesar 75+3% dan
83+3% mengalami gangguan kardiovaskular (Dujardin et al.,1999).
Penutupan spontan pada VSD perimembran cukup besar, sementara
penutupan spontan pada VSD DCSA sangat jarang dilaporkan. Penutupan defek
pada tipe DCSA biasanya disebabkan prolaps daun katup aorta yang menutup
defek. Hal ini menimbulkan rekomendasi dilakukannya penutupan defek secara
dini pada tipe DCSA untuk mencegah terjadinya regurgitasi aorta (McCarthy et
al., 2000). Rekomendasi penutupan dini disampaikan juga oleh Layangool et al.
(2008) karena komplikasi regurgitasi aorta pada tipe DCSA dibandingkan
perimembran tejadi secara signifikan sejak usia bayi.
Risiko progresivitas regurgitasi aorta pada tipe subpulmonik cukup tinggi
sehingga direkomendasikan untuk dilakukan pembedahan dini (Graham dan
Kavanaugh-McHugh, 2001). Sementara menurut Wahab (2003) tindakan
penutupan defek VSD ditunggu sampai anak berusia 4-6 tahun untuk melihat
adanya penutupan spontan, kecuali sebelum usia tersebut terdapat gejala gagal
jantung, gangguan pertumbuhan, tekanan arteri pulmonalis lebih dari 50% tekanan
arteri sistemik yang belum permanen. Pertimbangan penutupan VSD di RSUP Dr.
Sardjito untuk saat ini adalah ditunggu sampai berat badan pasien >7,5 kg karena
keterbatasan fasilitas.
3
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat disimpulkan dari uraian di atas yang merupakan
latar belakang penelitian ini adalah regurgitasi aorta pada VSD tipe DCSA serta
perimembran cukup sering terjadi, dan angka mortalitas serta morbiditasnya
cukup tinggi sementara di Indonesia sulit ditemukan bukti penelitian mengenai
prognosis VSD terhadap kejadian regurgitasi aorta. Masih terdapat perbedaan
pendapat mengenai penatalaksanaan penutupan dini pada defek DCSA serta
perimembran yang berisiko menimbulkan regurgitasi aorta.
C. Pertanyaan Penelitian
Apakah tipe defek DCSA pada VSD lebih berperan terhadap terjadinya
regurgitasi aorta?
D. Keaslian Penelitian
Bukti bahwa penelitian mengenai prognosis Ventricular Septal Defect
terhadap kejadian regurgitasi aorta pernah dilakukan di Indonesia sulit ditemukan.
Beberapa penelitian terkait yang telah dilakukan di luar negeri ditunjukkan pada
Tabel 1.
4
Tabel 1. Penelitian-penelitian lain tentang prognosis Ventricular Septal Defect
terhadap kejadian Regurgitasi Aorta
Peneliti
Eroglu
et al.
Tahun /
Tempat
2003a
Keterangan
Studi Retrospektif
Istanbul
Turkey
685 pasien berusia antara 1
hari-26,3 tahun diamati
berdasarkan data rekam
medis dan echocardiografi
2003b
Observasi Retrospektif
Istanbul
Turkey
Rekam Medis dari 1096
pasien dengan VSD yang
didiagnosis
melalui
echocardiografi
mulai
tahun 1988 sampai 1999
2008
Studi Kohort Prospektif
Bangkok,
Thailand
321 pasien VSD tunggal
berusia kurang dari satu
tahun di amati sejak
Oktober 2000 sampai
September 2006
Saleeb
et al.
2007
Boston,
Massach
usetts
ShuenNan et al.
2005
Taiwan
Observasi Retrospektif
100 pasien dengan usia
rata-rata saat didiagnosis
VSD 0,1-0,5 tahun, di
follow up selama 7,1-10,1
tahun.
Studi retrospektif (19872001) n=677
Mengetahui hubungan
prolaps aorta dengan VSD
tipe outlet lainnya
Eroglu
et al.
Layangool
et al.
Hasil Penelitian
Prolaps katup aorta 11,7% dan regurgitasi
aorta 7,3% pada defek perimembran
7,5% pasien VSD mengalami prolaps katup
aorta, 65% dari yang prolaps mengalami
regurgitasi aorta.
Pada VSD tipe perimembran insidensi prolaps
katup aorta 10,6% dan regurgitasi aorta 6,8%.
Pada pasien VSD dengan prolaps katup aorta,
25% menjadi regurgitasi aorta sangat ringan
dan 13% menjadi regurgitasi aorta ringan
(dalam 1-2tahun).
Pada pasien dengan regurgitasi aorta sangat
ringan 29% menjadi regurgitasi aorta ringan
(median 2 tahun). Pada pasien regurgitasi
aorta ringan, 31% menjadi regurgitasi aorta
sedang (median 1.1 tahun)
Insidensi prolaps katup aorta 49% dan AR
26,9% pada VSD subpulmonik lebih tinggi
dari VSD perimembran dengan relative risk
5,3 dan 6,95.
14% dari pasien VSD berkembang menjadi
prolaps katup aorta pada rerata usia 7,1 + 6
tahun ( 0,4-18,4). Pada 6% pasien terdengar
murmur regurgitasi aorta pada rerata usia 5,1
+ 3,1 tahun.
VSD perimembran 38,9% prolaps aorta
27,6%, regurgitasi aorta 15% VSD juxta
arterial (DCSA) 44,3% prolaps aorta 56%,
regurgitasi aorta 15,8%
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prognosis dari VSD terhadap
kejadian regurgitasi aorta, apakah tipe defek berdasarkan lokasi yaitu DCSA lebih
5
berperan dalam terjadinya regurgitasi aorta dibandingkan defek perimembran.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasar pertimbangan untuk
memperkuat rekomendasi dilakukannya intervensi yang tepat pada pasien
menurut tipe defek VSD sehingga dapat mencegah terjadinya regurgitasi aorta.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini di bidang ilmiah diharapkan dapat memberikan data
prognosis pasien VSD terhadap kejadian regurgitasi aorta di RSUP Dr. Sardjito.
Manfaat penelitian pada pelayanan terhadap pasien dapat memberikan dasar
pertimbangan untuk melakukan intervensi yang tepat menurut tipe defek sehingga
dapat mencegah terjadinya regurgitasi aorta. Manfaat dalam pengembangan
penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk mengembangkan penelitian
yang lebih mendalam mengenai prognosis VSD.
6
Download