STRATEGI PEMASARAN KONVEKSI XYZ DI

advertisement
 STRATEGI PEMASARAN KONVEKSI XYZ DI KAWASAN
KAMPUS IPB DARMAGA BOGOR
Oleh
SITI RINA AGUSTINANINGRUM
H24080072
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
RINGKASAN
SITI RINA AGUSTINANINGRUM. H24080072. Strategi Pemasaran pada
konveksi XYZ di kawasan kampus IPB Darmaga Bogor . Di bawah bimbingan H.
MUSA HUBEIS.
Bisnis konveksi yang bergerak dalam pembuatan seragam saat ini berada pada
tahap pertumbuhan. Salah satu penyebab berkembangnya bisnis ini dikarenakan
beberapa faktor, salah satunya peningkatan pemakaian corporate identity sebagai
simbol dari sebuah organisasi tertentu. Jika dilihat dari potensi pasarnya di wilayah
lingkar kampus IPB merupakan wilayah cocok bagi perkembangan bisnis, karena
jumlah mahasiswa yang banyak, daya beli relatif tinggi dan selain itu wilayah lingkar
kampus merupakan wilayah pendidikan yang mempunyai kebutuhan sangat tinggi.
Agar perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain yang mengeluarkan
produk sejenis dan produk subsitusi, maka manajemen perusahaan harus mampu
mengelola perusahaannya dengan baik dan pemasaran yang baik untuk meningkatkan
penjualan dan merebut pangsa pasar dalam mendapatkan laba maksimal.
Penelitian ini bertujuan : (1) Mengidentifikasi bentuk kegiatan pemasaran
yang telah dilakukan oleh konveksi XYZ, (2) Menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi dan menjadi unsur penyusun strategi pemasaran strategi pemasaran
konveksi XYZ dan (3) Memberikan alternatif strategi pemasaran yang lebih tepat
untuk diterapkan oleh perusahaan konveksi XYZ.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer didapatkan dari kuesioner, data sekunder didapatkan dari berbagai
sumber seperti dokumen tertulis dari pihak konveksi XYZ, buku referensi, internet
dan lainnya. Alat analisis yang digunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)
diproses dengan program Expert Choice 11 dan Microsoft Excel 2007.
Berdasarkan hasil penelitian, Faktor-faktor yang teridentifikasi sebagai faktor
penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ adalah tingkat persaingan, karakteristik
pasar, saluran distribusi, teknologi dan harga. Faktor utama yang dipertimbangkan
dalam pemilihan strategi pemasaran konveksi XYZ adalah karakteristik pasar dengan
bobot 0,309, faktor kedua dengan bobot 0,307 adalah harga, faktor tingkat Persaingan
menempati prioritas ketiga dengan bobot 0,177, dan faktor saluran distribusi
menempati prioritas keempat dengan bobot 0,112. Faktor teknologi menempati
prioritas terakhir (0,094).
Alternatif strategi pemasaran konveksi XYZ yang diprioritaskan pertamatama ialah meningkatkan kegiatan promosi (0,3146), alternatif kedua memberikan
diskon dengan bobot 0,274, alternatif ketiga menentukan lokasi strategik usaha
dengan bobot 0,1845, meningkatkan mutu produk menjadi prioritas ke empat dengan
bobot 0,1431 dan kelima memberikan pelatihan kepada SDM dengan bobot 0,0838.
STRATEGI PEMASARAN KONVEKSI XYZ DI KAWASAN
KAMPUS IPB DARMAGA BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
SITI RINA AGUSTINANINGRUM
H24080072
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul Skripsi : Strategi Pemasaran Konveksi XYZ di Kawasan
Kampus IPB Darmaga Bogor
Nama
: Siti Rina Agustinaningrum
Nim
: H24080072
Menyetujui,
Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA)
NIP : 19550626 198003 1 002
Mengetahui,
Ketua Departemen
(Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc)
NIP: 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Blora, pada tanggal 10 Agustus 1990. Penulis
merupakan anak sulung dari tiga (3) bersaudara dari pasangan Ahmad Akhsan
Tundhoni dan Siti Sri Nastutik. Jenjang pendidikan penulis dimulai dari Sekolah
Dasar (SD) Negeri 2 Balongsari pada tahun 1996, kemudian pada tahun 2002 penulis
melanjutkan pendidikanya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Banjarejo
dan pada tahun 2005 melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 2 Blora pada pada program studi ilmu pengetahuan alam (IPA). Pada tahun
2008 penulis diterima menjadi Mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan menjalani Tingkat Persiapan
Bersama, kemudian diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi
Manajemen (FEM) pada tahun 2009.
Selama berada di jenjang pendidikannya penulis beberapa kali meraih prestasi
dalam beberapa kejuaraan ditingkat kota. Keberhasilan yang pernah diraihnya lomba
keteladanan siswa dari jenjang SD sampai SMA. Selain itu, penulis aktif dalam
organisasi seperti organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan Pramuka, pada jenjang
SMP Penulis pernah menjabat menjadi ketua OSIS sedangkan pada jenjang SMA
penulis lebih aktif di Organisasi Pramuka. Selama masa perkuliahan, penulis
berpartisipasi
aktif
dalam
organisasi
di
periode
2008-2009
sebagai
staf
Enterpreneursip unit kegiatan mahasiawa koperasi mahasiswa IPB (UKM KOPMA)
IPB, 2009-2011 menjabat sebagai staff SDI di organisasi SES-c. Selain itu, penulis
aktif dalam kegiatan di lingkungan kampus seperti kepanitiaan-kepanitiaan Masa
Perkenalan FEM IPB, Masa Perkenalan Departemen (MPD) Manajemen, kepanitiaan
beberapa seminar dan perlombaan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul Strategi Pemasaran
Konveksi XYZ di Kawasan Kampus IPB Darmaga Bogor sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, FEM IPB.
Skripsi ini membahas pemilihan strategi pemasaran yang tepat pada konveksi
icon clothing. Salah satu penyebab berkembangnya industri ini dikarenakan beberapa
faktor, salah satunya peningkatan pemakaian corporate identity sebagai simbol dari
sebuah organisasi tertentu, disamping potensi pasarnya di wilayah lingkar kampus
IPB yang cocok untuk perkembangan industri ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, maka kritik
dan saran membangun diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang, serta dapat
menjadi bahan referensi dan berguna bagi semua pihak.
Bogor,
Maret 2012
Penulis
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA. Sebagai dosen
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada
penulis dalam penyusunan skripsi.
2. Bapak Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec dan Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd.
selaku dosen penguji skripsi yang bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji
dalam ujian skripsi dan memberikan bimbingan, serta saran dalam penulisan
skripsi ini.
3. Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB.
4. Kedua orang tua tercinta (Ahmad Ahsantudhonni dan Siti Sri Nastutik), serta adikadik tersayang (Siti Devi Nurul Azizah dan Siti Siska Hikmatul Ummah) yang
selalu mendoakan, memberikan motivasi, bantuan moril dan materiil selama
penyusunan skripsi.
5. Seluruh dosen dan staf tata usaha Departemen Manajemen FEM IPB yang sangat
membantu terlaksananya penyelesaian skripsi ini.
6. Sahabat sekaligus saudara terkasih (sello, namnam, ito, uci kudo, unnie della, dan
dewo) yang selalu mengajarkan pengalaman kebersamaan dan saling membantu
dalam suka dan duka.
7. Teman-teman sebimbingan (nayla, iponk, mega, ruth, septi, fitri, puspa, david, dan
gembung).
8. Teman-teman kosan “Queen Castle” tercinta (mb’ di, mb’ im, mb’ I’, mb’ il, mb’
the, indah, banteng dan muti) yang telah memberikan keluarga baru, pengalaman
baru, kenangan berharga, ilmu, persahabatan, perhatian, kasih sayang.
9. Seluruh teman-teman Manajemen 45 dan Mahasiswa IPB yang lain yang selalu
mendoakan dan memberikan semangat motivasi.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh
semua pihak,baik yang disebutkan maupun yang tidak dalam penyusunan skripsi ini.
Bogor,
Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………………..iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………....xi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………….…………….……xii
I. PENDAHULUAN……………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….1
1.2 Perumusan Masalah…………………………………………………………..3
1.3 Tujuan………………………………………………………………………...3
1.4 Ruang lingkup Penelitian……………………………………………………..3
II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….…..4
2.1 Garment dan Konveksi....................................................................................4
2.2 Pengertiaan pemasaran……………………………………………………….5
2.3 Metode Proses Hierarki Analitik….………………………………….…...….8
2.4 Penelitian Terdahulu yang relevan..…… ………...………………….…..…18
III. METODE PENELITIAN……………………………………………………..20
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian……………….………….………………..20
3.2 Lokasi dan waktu Penelitian………………………………………………21
3.3 Pengumpulan Data………………………………………………………...22
3.4 Pengolahan dan Analisis Data………………….………………..……..….22
1V. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Perusahaan…………………………..…………….…………..25
4.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan……………………...…….25
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan………..…………….…………..…..26
4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas…………………………26
4.2 Kegiatan Pemasaran Konveksi XYZ…………………….……………....28
4.2.1 Bentuk kegiatan pemasaran yang dilakukan konveksi XYZ..…28
4.2.2 Strategi Produk…………………………………..………….....28
4.2.3 Strategi Harga……………………………………..……….…..29
4.2.4 Strategi Promosi……………………………………..…………30
4.2.5 Strategi Lokasi dan Distribusi…………………………………31
4.2.6 Segmentation, Targeting dan Positioning…………………..…31
4.3 Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Pemasaran Konveksi XYZ
4.3.1 Faktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi
Pemasaran konveksi XYZ………….……..……………….…..31
4.3.2 Aktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi
pemasaran konveksi XYZ………………………………….…..34
4.3.3 Tujuan penyusunan strategi pemasaran konveksi XYZ……….35
4.3.4 Alternatif strategi pemasaran konveksi XYZ…………...…......37
4.4 Analisis Pemilihan Strategi Pemasaran…………………………..…..….41
4.4.1 Analisis Hasil Pengolahan Horisontal………………..……..…44
4.4.2 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal………………..………......51
4.5 Implikasi Manajerial………………………………………...…………...56
KESIMPULAN DAN SARAN……………………..………………………………58
1. Kesimpulan………………………………………………..………………………58
2. Saran…………………………………….…………..…………...…………..……58
DAFTAR PUSTAKA………………..…………………………..………….…........60
LAMPIRAN………………………………………………………………………...62
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Definisi dan nilai pendapat kualitatif skala perbandingan Saaty
2. Matriks pendapat individu
3. Matriks pendapat gabungan
4. Indeks acak
5. Susunan bobot hasil pengolahan horizontal antar unsur pada tingkat 3
6. Susunan bobot hasil pengolahan horizontal antar unsur pada tingkat 4
7. Susunan bobot hasil pengolahan horizontal antar unsur pada tingkat 5
8. Bobot prioritas faktor-faktor penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ
9. Bobot prioritas aktor-aktor penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ
10. Bobot prioritas tujuan penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ
11. Bobot prioritas alternatif penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ
14
15
16
18
46
49
50
51
53
54
55
DAFTAR GAMBAR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Langkah-langkah dalam desain strategi pemasaran
Struktur hirarki AHP yang umum digunakan
Kerangka penelitian
Struktur AHP konveksi XYZ
Struktur organisasi perusahaan
Logo atau merk perusahaan
Rantai kelahiran teknologi
Struktur hirarki pemilihan strategi pemasaran
Halaman
6
12
21
24
27
28
33
42
DAFTAR LAMPIRAN
No.
1. Kuesioner penelitian
2. Matriks pendapat gabungan antar unsur
Halaman
63
80
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang sangat
pesat dan modern, akan memberikan dampak positif bagi perusahaan yang
bergerak di bidang industri, penjualan maupun jasa. Dengan keadaan seperti
ini, tentu saja tidak menutup kemungkinan perusahaan-perusahaan tersebut
akan bersaing ketat dengan perusahaan yang mengeluarkan produk sejenis.
Perusahaan hendaknya menyadari bahwa dengan adanya persaingan tersebut
sangat sulit bagi perusahaan untuk membangun reputasi perusahaan, demikian
pula sebaliknya sangat mudah untuk kehilangan reputasi perusahaan tersebut
(Supariyani, 2004).
Untuk perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain yang
mengeluarkan produk sejenis dan produk subsitusi, maka manajemen
perusahaan harus mampu mengelola perusahaannya dengan baik, agar
konsumen atau pelanggan yang ada tidak beralih kepada perusahaan lain.
Maka dari itu, perusahaan dituntut untuk lebih memahami segala kebutuhan
dan keinginan konsumen atau perusahaan harus mampu menciptakan produk
yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan memerlukan pemasaran yang
baik (Supariyani, 2004).
Pemasaran produk yang baik, akan dapat ditingkatkan penjualan dan
merebut pangsa pasar. Jika itu sudah terjadi, maka dapat dipastikan
perusahaan akan mendapatkan laba maksimal. Jika pemasaran produk yang
dilakukan tidak atau kurang tepat, maka akan terjadi penurunan penjualan
yang berdampak pada penurunan pendapatan yang diterima oleh perusahaan
tersebut.
Bisnis konveksi yang bergerak dalam pembuatan pakaian seragam saat
ini merupakan salah satu bisnis yang sedang naik daun dan berada pada tahap
pertumbuhan. Salah satu penyebab berkembangnya bisnis ini dikarenakan
beberapa faktor, salah satunya peningkatan pemakaian corporate identity
2
sebagai simbol dari sebuah organisasi tertentu. Menurut Direktorat
Administrasi dan Pendidikan Institut Pertanian Bogor memiliki sembilan (9)
fakultas, 39 departemen. Selain itu ada banyak sarana aktivitas kegiatan
mahasiswa diantaranya terdapat dua (2) organisasi tingkat kampus (BEMKM
dan DPMKM), sembilan (9) Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat fakultas, 37
Himpunan profesi tingkat departemen dan 42 Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM). Dari banyaknya organisasi di kampus yang memerlukan kaos atau
jaket sebagai identitas organisasi menggambarkan pentingnya keberadaan
bisnis konveksi (produksi pakaian). Belum lagi banyak produk-produk
merchandise IPB berupa kaos, sweater atau jaket yang banyak dicari oleh
orang-orang yang berkunjung ke IPB, atau sebagai oleh-oleh mahasiswa pada
saat pulang kampung. Oleh karena itu keberadaan konveksi ini sangat
dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah kampus.
Jika dilihat dari potensi pasarnya di wilayah lingkar kampus Institut
Pertanian Bogor (IPB) merupakan wilayah cocok untuk perkembangan bisnis
ini karena beberapa faktor, yaitu jumlah mahasiswa yang banyak, daya beli
relatif cukup tinggi dan selain itu wilayah lingkar kampus IPB Darmaga
merupakan wilayah pendidikan dengan kebutuhan sangat tinggi. Penambahan
jumlah mahasiswa yang nyata menjadi salah satu peluang bagi industri ini.
Menurut Direktorat Administrasi dan Pendidikan data jumlah penerimaan
mahasiswa IPB S1 per tahun mencapai sekitar 3.500-4.000 mahasiswa.
CV. XYZ adalah salah satu konveksi yang berada di lingkar kampus,
bergerak dibidang jasa pembuatan berbagai macam bentuk atau model
seragam seperti kaos, kemeja, sweater, jaket, almamater, training, pakaian
lapang dan lain-lain, yang produknya tersebut ditujukan untuk semua gender.
Dalam hal ini perusahaan dituntut memenangkan persaingan melalui bauran
pemasaran dari sejumlah peubah pemasaran inti (Product, Price, Place dan
Promotion) yang terkontrol oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai
target pasar yang telah ditetapkan dan mencapai kepuasan konsumen. Untuk
itu, perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat, dalam
3
menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan dalam berbisnis. Dari uraian
yang telah di kemukakan tersebut maka, diteliti Strategi Pemasaran
Konveksi XYZ di Kawasan Kampus IPB Darmaga Bogor.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah bentuk kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh
konveksi XYZ saat ini ?
2. Faktor-faktor apakah yang berpengaruh dan menjadi unsur penyusun
strategi pemasaran strategi pemasaran konveksi XYZ ?
3. Alternatif strategi pemasaran apa yang sesuai untuk dilaksanakan oleh
konveksi XYZ ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi bentuk kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh
konveksi XYZ
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi unsur
penyusun strategi pemasaran strategi pemasaran konveksi XYZ.
3. Memberikan alternatif strategi pemasaran yang lebih tepat untuk diterapkan
oleh perusahaan konveksi XYZ.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini terfokus pada CV. XYZ dalam meningkatkan penjualannya
atas produk kaos, kemeja, sweater, jaket, almamater, seragam, training,
pakaian lapang dan lain-lain.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Garment dan Konveksi
Menurut Kurniadi (2012) Perusahaan Garment adalah perusahaan
yang memproses bahan baku kain menjadi pakaian jadi yang hasilnya akan
dijual kepada konsumen. Dalam menghasilkan sebuah produk yaitu pakaian
jadi, perusahaan garment harus mempunyai tiga (3) aset yang paling utama
yaitu bahan kain yang akan dibuat menjadi pakaian, mesin jahit, dan operator
mesin jahit. Proses mengubah material setengah jadi menjadi pakaian terdiri
dari tiga (3) bagian besar yaitu proses memotong (cutting) sesuai pola
pakaian, proses menjahit (making), dan proses merapikan (trimming) seperti
memasang kancing, memberikan border.
Perbedaan antara perusahaan garment dan konveksi dari segi proses
produksi. Pada ruang lingkup industri garment manajemen usaha telah
terkoordinir dengan baik, kuantitas peralatan yang digunakan dalam jumlah
yang banyak. Sedangkan pada bidang konveksi peralatan yang digunakan
terbatas dan dalam kuantitas yang sedikit. Pada proses pengerjaan CMT
(cutting, making, dan trimming), masing-masing pekerja atau operator jahit
pada sektor usaha konveksi biasanya mengerjakan langsung semua proses ini
dari mulai memotong hingga merapikan pakaian jadi. Berbeda dengan
Industri garment di mana pada pengerjaan suatu produk busana dikerjakan
berdasarkan proses secara step by step. Misalnya sebuah Industri garment
memproduksi pakaian kaos. maka tiap pekerja akan melakukan tugas yang
seragam dari mulai menjadi rangka pakaian, kemudian bila potongan lengan
sudah terbentuk maka masing-masing pekerja akan serentak melakukan
proses penyambungan antara lengan dan badan pakaian hingga proses
finishing.
5
2.2 Pemasaran
Pemasaran pada dasarnya mencakup semua kegiatan yang berkaitan
dengan pasar dan berusaha mencapai suatu pertukaran potensial. Konsep
pemasaran menganggap bahwa kunci untuk mencapai tujuan perusahaan
adalah melalui penentuan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran. Tujuan
pemasaran adalah membantu dan merangsang pertukaran-pertukaran,
sedangkan tujuan pertukaran adalah memuaskan kebutuhan, serta keinginan
manusia, dimana kebutuhan dan keinginan adalah sesuatu hal yang mutlak.
Menurut (Kotler, 2004), pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan di
inginkan
dengan
menciptakan,
menawarkan
dan
secara
bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan
manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,
penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan
organisasi (Kotler, 2004).
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran
adalah suatu usaha organisasi dalam mempertemukan manusia, keuangan dan
sumber-sumber fisik yang dimilikinya guna memenuhi kebutuhan, serta
keinginan individu maupun kelompok. Pemenuhan kebutuhan dilaksanakan
melalui proses perencanaan dan pelaksanaan akan perwujudan konsepkonsep, pemberian harga, promosi dan distribusi barang-barang dan jasa, serta
gagasan yang dapat diciptakan melalui pertukaran yang bernilai satu sama
lain.
2.2.1. Strategi Pemasaran
Menurut Tjiptono (2008), Strategi pemasaran didefinisikan sebagai
alat fundamental
yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan
dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan
melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk
melayani pasar sasaran tersebut.
6
Menurut Kotler (2008), dalam mendesain suatu strategi pemasaran, hal
terpenting yang perlu dilakukan oleh manajemen pemasaran adalah penerapan
konsep STP (segmentation, Targeting dan Positioning). Konsep ini saling
terkait satu sama lainnya dan secara garis besar langkah-langkah STP terlihat
pada Gambar 1.
Segmentasi Pasar
1. Mengindentifikasikan peubah segmentasi pasar dan segmentasi pasar.
2. Mengembangkan gambaran segmen yang dihasilkan.
Target Pasar
1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen
2. Memilih segmen-segmen pasar
Market Positioninng
1. Mengindentifikasikan konsep positioning yang memungkinkan
bagi masing-masing segmen pasar.
2. Memilih mengembangkan dan mengkomunikasikan
konsep positioning yang terpilih
Gambar 1. Langkah-langkah dalam desain strategi pemasaran
2.2.2. Bauran Pemasaran
Dalam pemasaran terdapat salah satu strategi yang disebut bauran
pemasaran (marketing mix) yang mempunyai peranan penting dalam mem
pengaruhi konsumen untuk membeli produk, atau jasa yang ditawarkan dan
keberhasilan suatu pemasaran, baik pemasaran produk, maupun untuk
pemasaran jasa di pasar.
7
Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang
disebut dengan bauran pemasaran. Unsur-unsur bauran pemasaran terdiri dari
semua peubah yang dapat dikontrol perusahaan dalam komunikasinya dengan
dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran. Definisi bauran
pemasaran menurut Kotler (2002), Bauran pemasaran (marketing mix) adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus
mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.
Dalam pemasaran, bauran pemasaran merupakan alat yang dapat
digunakan produsen untuk mempengaruhi sikap dan tindakan konsumen.
Menurut McCarthy dalam Kotler (2007) bauran pemasaran atau marketing
mix merupakan kumpulan variabel produk (product), harga (price), distribusi
(place) dan promosi (promotion). Penjelasan dari masing-masing bauran
pemasaran menurut Tjiptono (2008) adalah :
a. Produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa
ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi
dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
b. Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan
jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang atau jasa.
c. Distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari
produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).
d. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud
dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan
pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,
membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.
8
Program pemasaran yang efektif menggabungkan semua unsur bauran
pemasaran ke dalam suatu program pemasaran terintegrasi yang dirancang
untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan dengan menghantarkan nilai
bagi konsumen. Bauran pemasaran merupakan sarana taktis perusahaan untuk
menentukan positioning yang kuat dalam perusahaan.
2.3 Metode Proses Hierarki Analitik
Proses Hirarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)
dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada
tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan unsur penilaian atas setiap
alternatif yang disukai (Marimin, 2004). Analisis AHP ditujukan untuk membuat
model permasalahan yang tidak terstruktur dan biasanya diterapkan untuk
memecahkan
masalah-masalah
terukur,
maupun
memerlukan pendapat (judgement). Selain itu,
masalah-masalah
yang
metode ini digunakan untuk
memecahkan masalah kualitatif yang kompleks dengan cara kuantitatif, melalui
proses pengekspresian masalah didalam sebuah kerangka berpikir terorganisir,
sehingga memungkinkan dilakukannya proses pengambilan keputusan secara
efektif. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, karena mampu membantu
menyederhanakan persoalan yang kompleks menjadi persoalan terstruktur,
sehingga mendorong dipercepatnya proses pengambilan keputusan.
AHP memasukan aspek kualitatif dan kuantitatif pikiran manusia (Saaty,
1991). Aspek kualitatif mendefinisikan persoalan dan hirarkinya dan aspek
kuantitatif mengekspresikan penilaian dan preferensi secara ringkas dan padat.
Proses itu, sendiri dirancang untuk mengintegrasikan dua (2) sifat ini. Proses ini
dengan jelas menunjukkan bahwa demi pengambilan keputusan yang sehat dalam
situasi yang kompleks, sehingga diperlukan menetapkan prioritas dan
memerlukan pertimbangan.
Pada penerapan AHP yang diutamakan adalah mutu data dari responden
dan tidak tergantung pada kuantitasnya (Saaty, 1991). Oleh karena itu, penilaian
AHP memerlukan para pakar sebagai responden dalam pengambilan keputusan
9
dalam pemilihan alternatif. Para pakar disini merupakan orang-orang kompeten
yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan atau benarbenar mengetahui informasi yang dibutuhkan. Untuk jumlah responden dalam
metode AHP tidak memiliki perumusan tertentu, namun hanya ada batas
minimum, yaitu dua (2) orang responden.
AHP telah banyak digunakan oleh para pengambil keputusan untuk
membantu memecahkan masalah yang kompleks. Menurut Saaty (1991), AHP
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan seperti
menetapkan prioritas,
menghasilkan seperangkat alternatif, memilih alternatif, memilih alternatif
kebijakan yang terbaik, menetapkan berbagai persyaratan, mengalokasikan
sumber daya, meramalkan hasil dan menaksir risiko, mengukur prestasi,
merancang sistem, merencanakan dan memecahkan konflik.
2.3.1 Keuntungan AHP
Menurut Marimin (2004) beberapa keuntungan yang diperoleh bila
memecahkan persoalan dan mengambil keputusan dengan menggunakan AHP
adalah :
a. Kesatuan AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes
untuk aneka ragam persoalan tidak terstruktur.
b. Kompleksitas.
AHP
memadukan
ancangan
deduktif
dan
ancangan
berdasarkan sistem dalam memecahkan masalah kompleks.
c. Saling ketergantungan. AHP dapat menangani saling ketergantungan unsurunsur dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linear.
d. Penyusunan hirarki. AHP mencerminkan kecenderungan alami pemikiran
untuk memilah-milah unsur-unsur suatu sistem dalam berbagai tingkat
berlainan dan mengelompokan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
e. Pengukuran. AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan terwujud
suatu metode untuk menetapkan prioritas.
f. Konsistensi. AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan yang
digunakan untuk menetapkan prioritas.
10
g. Sintesis. AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan
setiap alternatif.
h. Tawar-menawar. AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari
berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi memilih alternatif
terbaik berdasarkantujuan-tujuan mereka.
i. Penilaian dan konsensus. AHP tidak memaksakan konsensus, tetapi
mensintesiskan suatu hasil representatif dari berbagai penilaian berbeda.
j. Pengulangan
proses.
AHP
memungkinkan
organisasi
memperhalus
definisinya pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan
pengertian melalui pengulangan.
2.3.2 Prinsip Kerja AHP
Dalam metode AHP terdapat tiga (3) prinsip dalam memecahkan
masalah, yaitu :
a. Menyusun Hirarki
Hirarki merupakan alat mendasar dari pikiran manusia yang
melibatkan
pengidentifikasian
unsur-unsur
suatu
persoalan,
mengelompokkan unsur-unsur itu kedalam beberapa kumpulan yang
homogen dan menata kumpulan-kumpulan ini pada tingkat yang
berbeda. Pada prinsip ini, perusahaan berusaha menggambarkan, atau
menguraikan permasalahan atau realita secara hirarki. Untuk
memecahkan
permasalahan
permasalahan
terlebih
dahulu
kompleks,
maka
didefinisikan.
Lalu
sebelumnya
dilakukan
pemecahan persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya, bahkan
sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga
didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tersebut. Karena alasan
ini maka proses analisis dinamakan hirarki. Secara umum unsur yang
digunakan pada hirarki adalah focus, forces, actors, objectives dan
scenario.
b. Menetapkan Prioritas
11
Prinsip ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua (2)
unsur pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di
atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan
berpengaruh terhadap prioritas unsur. Hasil dari penilaian ini akan
disajikan dalam bentuk matriks pairwase comparison.
c. Konsistensi Logis
Konsistensi memiliki dua (2) makna. Pertama adalah obyek-obyek
yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan
relevansi. Arti kedua, menyangkut pada tingkat hubungan antara
obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria
tertentu. Dengan
konsistensi logis menjamin unsur dikelompokan secara logis dan
diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria logis.
2.3.3 Langkah-Langkah Penggunaan AHP
Saaty
(1991)
menjelaskan
terdapat
beberapa
langkah
dalam
penggunaan metode AHP sebagai suatu alat untuk memecahkan persoalan.
Langkah-langkah yang dimaksud adalah :
a. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan yang diinginkan.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi
persoalan dengan melakukan analisa atau pemahaman yang mendalam
terhadap persoalan yang dihadapi dan ingin dipecahkan. Setelah itu dapat
dilakukan pengidentifikasian dan pemilihan unsur-unsur yang masuk
komponen sistem, seperti focus, forces, actors, objectives dan scenario.
Dalam AHP sendiri tidak terdapat prosedur yang pasti untuk
mengidentifikasi komponen-komponen sistem. Komponen-komponen
sistem dapat diidentifikasikan berdasarkan kemampuan pada analisa untuk
menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem.
b. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajerial secara
menyeluruh.
Hirarki merupakan suatu abstraksi struktur suatu sistem yang
mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap
12
sistem. Abstraksi ini mempunyai bentuk saling berkaitan. Struktur hirarki
disusun berdasarkan jenis keputusan yang akan diambil berdasarkan sudut
pandang dari tingkat puncak sampai ke tingkat dimana dimungkinkan
campur tangan untuk memecahkan persoalan tersebut. Hirarki yang
terbentuk dalam metode AHP sendiri dapat berupa hirarki lengkap dan tak
lengkap. Dalam suatu hirarki lengkap, semua unsur pada satu unsur pada
satu tingkat memiliki hubungan dengan semua unsur yang ada pada
tingkat berikutnya. Jika tidak demikian, hirarki yang terbentuk adalah
hirarki tidak lengkap. Pada struktur hirarki lengkap, jumlah tingkatan
komponen sistem yang terdapat dalam hirarki tergantung pada pilihan
peneliti.
Tingkat 1
Fokus
G Tingkat 2
Faktor
F1 F2 F3 Tingkat 3
Aktor
A1 A2 A3 An Tingkat 4
Tujuan
O11 O21 O31 On1 Tingkat 5
Alternatif
S111 S211 S311 Sn11 Fn Gambar 2. Model struktur hirarki dalam metode AHP (Fewidarto, 1996)
13
c. Menyusun matriks banding berpasangan.
Matriks perbandingan berpasangan ini berfungsi untuk mengetahui
kontribusi dan pengaruh setiap unsur yang relevan atas setiap kriteria yang
berpengaruh yang berada di tingkat atasnya. Pada matriks ini, pasanganpasangan unsur dibandingkan berkenaan suatu kriteria di tingkat lebih
tinggi. Dalam membandingkan dua (2) unsur, biasanya memberi suatu
pertimbangan yang menunjukkan dominasi bilangan bulat. Matriks ini
memiliki satu (1) tempat untuk memasukkan bilangan itu dan satu tempat
lain untuk memasukkan nilai kebalikannya.
d. Mendapatkan
semua
pertimbangan
yang
diperlukan
untuk
mengembangkan perangkat matriks dilangkah tiga (3).
Setelah matriks pembanding berpasangan antar unsur dibuat,
dilakukan pembandingan berpasangan antar setiap unsur pada kolom ke-I
dengan setiap kolom pada baris ke-j. Pembandingan berpasangan antar
unsur tersebut dilakukan dengan pertanyaan “seberapa kuat unsur pada
baris ke-1 didominasi atau dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh focus
dipuncak hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-j ?”, apabila unsur-unsur
yang dipertimbangkan merupakan sebuah peluang atau waktu, maka
pertanyaannya adalah “seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-i
dibandingkan dengan elemen dipuncak hirarki ?”. Untuk mengisi matriks
banding berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 1.
Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu unsur
dibandingkan dengan unsur lainnya sehubungan dengan sifat kriteria
tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis
diagonal dari kiri ke kanan bawah.
14
Tabel 1. Definisi dan nilai pendapat kualitatif skala perbandingan Saaty
Intensitas
Definisi
Penjelasan
pentingnya
1
Kedua unsur sama pentingnya
Dua
unsur
menyumbang
sama besar pada sifat itu
3
unsur yang satu sedikit lebih Pengalaman dan
penting daripada lainnya
pertimbangan sedikit
menyokong satu unsur atas
unsur lainnya
5
Unsur yang satu sangat penting Pengalaman dan
daripada unsur lainnya
pertimbangan dengan kuat
menyokong satu unsur atas
unsur lainnya
7
Satu unsur jelas lebih penting Bukti
daripada unsur lainya
yang
menyokong
unsur yang satu atas yang
lainnya
memiliki
penegasan
yang
tingkat
tertinggi
yang mungkin menguatkan
9
Satu unsur mutlak lebih penting Bukti
daripada unsur lainnya
yang
menyokong
unsur yang satu atas yang
lainnya
memiliki
penegasan
yang
tingkat
tertinggi
yang mungkin menguatkan
2,4,6,8
Nilai-nilai
diantara
dua Kompromi diperhatikan di
pertimbangan yang berdekatan
Kebalikan
antara dua pertimbangan
Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka bila dibandingkan
dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila
dibandingkan dengan i.
Sumber : Saaty, 1991
15
e. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang
diagonal utama. Angka 1 sampai 9 digunakan bila F1 lebih mendominasi
atau mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki (x) dibandingkan Fjx namun
bila F1 kurang mendominasi, atau kurang mempengaruhi sifat X
dibandingkan Fjx maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah
garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. Contoh, bila
unsur F24 memiliki nilai 7, maka nilai unsur F24 adalah 1/7.
f. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk sesama tingkat dan gugusan
dalam hirarki tersebut. Pembandingan dilanjutkan untuk semua unsur pada
setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan
kriteria unsur di atasnya. Matriks perbandingan dalam AHP dibedakan
menjadi dua (2) yaitu Matriks Pendapat Individu (MPI) dan Matriks
Pendapat Gabungan (MPG)
1) MPI adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan individu.
MPI memiliki unsur yang disimbolkan dengan aij yaitu unsur matriks
pada baris kolom ke-i dan kolom ke-j. MPI dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. MPI
G
A1
A2
A3
…
An
A1
a11
a12
a13
…
a1n
A2
a21
a22
a23
…
a2n
A3
a31
a32
a33
…
a3n
…
…
…
…
…
…
An
an1
an2
an3
…
ann
(Sumber : Marimin, 2004)
2) MPG adalah matriks baru yang unsurnya (gij) berasal dari rataan
geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya
lebih kecil atau sama dengan 10% dan setiap unsur pada baris dan
kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak
terjadi konflik. MPG dapat dilihat pada Tabel 3.
16
Tabel 3. MPG
X
G1
G2
G3
…
Gn
G1
G11
G12
G13
…
G1n
G2
G21
G22
G23
…
G2n
G3
G31
G32
G33
…
G3n
…
…
…
…
…
…
Gn
Gn1
Gn2
Gn3
…
Gnn
Rumus Rataan geometrik adalah :
∏
gij =
ij
…………………………………………………………………(1)
dengan : n = jumlah responden (pakar)
aij(k) = sel penilaian setiap pakar
g. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor
mutu prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua
nilai prioritas terbobot bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat
bawah berikutnya dan seterusnya. Vektor prioritas dapat dihitung dengan
rumus :
VP (Vektor Prioritas) =
………………………(2)
∑
∏
Dimana :
VE (Vaktor Eigen) =
∏
ij………………………….(3)
Dengan : aij = unsur MPB pada baris ke-I dan kolom ke j
n = jumlah unsur yang diperbandingkan
h. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki.
Pengukuran konsistensi ini diperlukan untuk mengetahui konsistensi
jawaban yang berpengaruh terhadap kesahihan hasil. Langkah yang
digunakan adalah mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas
kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi
17
dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak,
yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang
sama setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas
kriteria bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistensi hirarki
harus 10% atau kurang. Jika tidak, mutu informasi harus diperbaiki, antara
lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan
pengisian ulang kuesioner, atau lebih baik dalam mengarahkan responden
yang mengisi kuesioner. Namun batasan diterima, atau tidaknya
konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang baku, seperti
Fewidarto (1996) menjelaskan bahwa jika tingkat inkonsistensi 10% ke
bawah tidak dicapai maka dapat digunakan batas lebih besar, atau bahkan
rataan CR penilaian pakar.
Rumus untuk perhitungan uji konsistensi adalah :
1) CI (Indeks Konsistensi)
CI =
…………………………………………………(4)
Dengan : CI
= Indeks Konsistensi
λ max = Eigen value maksimum
n
= jumlah unsur yang diperbandingkan
dimana :
λmax =
∑
………………………………………………….(5)
i) VB (Nilai Eigen) =
……………………………(6)
ii) VA (Vektor Antara) = aij x VP ………………….(7)
Lebih lanjut ingin diketahui apakah CI dengan besaran cukup baik
atau tidak, maka perlu diketahui rasio konsistensinya (CR) dengan
rumus yaitu :
18
2) CR (Rasio Konsistensi)
CR =
……………………………………………………(8)
RI adalah indeks acak yang dikeluarkan oleh OAK RIDGE
LABORATORY, dari matrik berorde 1 – 15 dengan menggunakan
contoh berukuran 100. Tabel RI tersebut dimuat pada Tabel 4 :
Tabel 4. Indeks Acak
N
1
2
3
4
5
6
7
RI
0,00
0,00
0,58
0,90
1,12
1,24
1,32
N
8
9
10
11
12
13
14
RI
1,41
1,45
1,49
1,51
1,48
1,56
1,57
Sumber : Fewidarto, 1996
2.4 Penelitian yang Relevan
Oktaviani (2008) melakukan penelitian tentang analisis strategi pemasaran
ekspor tekstil pada PT.X di Jawa Barat. Pada penelitian ini teridentifikasi enam
(6) faktor yang berpengaruh pada penyusunan strategi pemasaran ekspor pada
PT.X yaitu tingkat persaingan (0,319), karakteristik pasar (0,266), saluran
distribusi (0,136), teknologi (0,121), harga (0,121) dan kebijakan pemerintah
(0,037). Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, alternatif strategi
pemasaran ekspor yang menjadi prioritas utama adalah pembentukan divisi riset
pasar dan riset pesaing agar perusahaan lebih siap menghadapi persaingan dan
mengetahui kondisi pasar (0,357). Alternatif kedua yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan mutu produk melalui kontrol dan pengawasan mutu ketat (0,261).
Sedangkan alternatif ketiga dan keempat adalah aktif memperkuat kemitraan dan
kerjasama dengan agen (0,253), serta melakukan strategi penetapan harga
fleksibel (0,130)
Simatupang (2007) melakukan penelitian tentang perancangan strategi
pemasaran dengan proses AHP pada RS BMC. Berdasarkan hasil analisis
19
diketahui bahwa strategi operasional yang menjadi prioritas pada masing-masing
bauran pemasaran untuk mencapai tujuan meningkatkan penjualan adalah strategi
mutu (0,465), strategi struktur diskon (0,408), strategi humas (0,376), strategi
lokasi (0,733), strategi pelatihan SDM (0,533), strategi pelayanan (0,799), strategi
reliabilitas (0,501) dan strategi brosur (0,593). 20
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
CV. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi
seragam seperti kaos, jaket, kemeja, sweater yang berada di wilayah kampus.
Dalam menghadapi persaingan di pasar, CV.XYZ perlu merumuskan strategi
pemasaran yang efektif agar dapat mencapai tujuan pemasaran yang diinginkan.
Adapun perumusan strategi pemasaran tersebut harus didasarkan pada visi dan
misi perusahaan. Visi dan misi mencerminkan suatu perusahaan dan apa yang
menjadi tujuannya dalam jangka waktu tertentu. Tanpa adanya visi dan misi
tersebut perusahaan akan seperti kehilangan arah tujuan dan hasil yang akan
dicapai.
CV. XYZ merumuskan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dengan menetapkan terlebih dahulu pasar mana yang menjadi target
penerapan strategi, serta bauran pemasaran perusahaan yang terdiri dari produk
(product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion). Setelah
melakukan identifikasi, selanjutnya disusun strategi yang memungkinkan untuk
dipilih dan diterapkan oleh perusahaan konveksi XYZ dengan menggunakan alat
analisis metode AHP. Metode AHP merupakan suatu metode yang luwes yang
memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun
gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi dan
memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Metode AHP juga memasukan
pertimbangan nilai-nilai pribadi secara logis. Setelah melewati proses penilaian
oleh pakar dan pengolahan bobot prioritas, maka diperoleh hasil strategi terpilih,
yakni strategi dengan nilai prioritas terbesar. Strategi tersebut kemudian
diterapkan pada pasar sasaran yang sudah diidentifikasi sebelumnya.
21
Perusahaan Konveksi XYZ
Visi dan Misi Perusahaan
Identifikasi Pasar Perusahaan XYZ
Bauran Pemasaran
1. Produk
2. Lokasi
3. Harga
4. Promosi
AHP
Alternatif-alternatif Strategi
Strategi Pemasaran Terpilih
Gambar. 3 Kerangka pemikiran penelitian
3.2 Lokasi dan waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Perusahaan konveksi XYZ yang
beralamat di Jl. Bara 4 No.94 Kampus Dalam Darmaga-Bogor 16680. CV. XYZ
adalah salah satu perusahaan konveksi yang memproduksi berbagai model atau
bentuk seragam seperti kaos, kemeja, sweater, jaket, almamater, training, pakaian
lapang dan lain-lain. Waktu Penelitian dilakukan selama bulan Desember 2011 –
Januari 2012.
22
3.3 Pengumpulan Data
Data yang digunakan untuk kepentingan analisis adalah data primer dan
sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara tatap muka dan
wawancara dengan kuesioner (Lampiran 1). Data sekunder didapatkan dari
berbagai sumber, yaitu dokumen tertulis yang diperoleh dari pihak CV.XYZ buku
referensi, internet dan skripsi.
Pemilihan narasumber pada penelitian ini dilakukan secara sengaja
(purposive sampling) yang terkait dengan pemahamannya mengenai strategi
pemasaran dan besarnya peranan para narasumber yang dipilih dalam perumusan
dan pelaksanaan strategi pemasaran perusahaan.
Jumlah narasumber terdiri dari empat (4) orang, karena dalam metode
AHP sendiri tidak memiliki perumusan tertentu untuk mengambil jumlah contoh
yang tepat, atau tepatnya terdapat batas minimum (dua orang narasumber).
Narasumber dipilih dengan pertimbangan benar-benar menguasai, mempengaruhi
pengambilan kebijakan atau benar-benar mengetahui informasi yang dibutuhkan,
sehingga cukup kompeten dalam mewakili keseluruhan populasi. Namun,
responden tidak berarti mewakili suatu unsur tertentu pada hirarki, karena kedua
hal ini merupakan peubah bebas. Responden sendiri berasal dari CV.XYZ, yaitu
pemilik (manajer umum), manajer pemasaran, manajer keuangan dan staff
penjahit.
3.4 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2007 dan analisis data
dengan Metode AHP. Metode AHP dipilih, karena cocok digunakan untuk
mengorganisasi informasi yang tidak terstruktur dan kompleks untuk mengambil
sebuah keputusan atau memilih sebuah prioritas melalui proses kuantitatif.
Informasi yang tidak terstruktur ini diorganisasikan kedalam sebuah hirarki yang
menunjukkan hubungan antar kriteria dan tujuan didalamnya.
Berdasarkan kerangka kerja AHP, penelitian ini diawali dengan
pembuatan hirarki yang disusun berdasarkan studi literatur, data dokumenter
23
perusahaan, observasi, hasil wawancara dan dengan konfirmasi dari pihak
perusahaan. Struktur hirarki yang telah disusun akan menjadi dasar dalam
pembuatan kuesioner yang akan disebarkan kepada responden. Hirarki yang
sudah sesuai dengan permasalahan dan dapat menggambarkan hubungan secara
tepat kemudian diberi penilaian oleh pakar melalui kuesioner. Pakar yang
dimaksud adalah orang yang menguasai bidang yang dibahas dalam penelitian ini
pakar yang dipilih yaitu manajer umum, manajer pemasaran, manajer keuangan
dan staff penjahit. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap
unsur pada seluruh tingkat pada struktur hirarki. Validitas kuesioner untuk
pemilihan strategi pemasaran dilihat melalui konsistensi setiap matriks, baik itu
individu maupun gabungan dan juga konfirmasi yang dilakukan dengan pakar.
Hasil pengolahan data primer ini dimulai dengan memeriksa terlebih
dahulu kekonsistenaan pembobotan yang diberikan responden. Pengolahan
kekonsistenan pembobotan dilakukan dengan menggunakan expert choice.
Dimana dalam penelitian ini batas tingkat inkonsistensi 10% dan selanjutnya
masing-masing pembobotan per individu terbukti konsisten, keseluruhan
pembobotan oleh masing-masing individu akan digabungkan dalam satu matriks
gabungan. Setelah itu matriks gabungan inilah yang akan diukur kembali
pembobotannya lewat mekanisme perhitungan AHP dengan Microsoft Excel yang
akan melahirkan pengolahan data vertikal dan pengolahan data horizontal. Hasil
pengolahan vertikal menjadi dasar pemilihan alternatif pemilihan strategi
pemasaran, sedangkan hasil pengolahan horizontal memperlihatkan keterkaitan
dan tingkat pengaruh antara satu faktor dengan unsur lain dalam satu tingkat
hirarki dengan unsur lain dalam tingkat hirarki di bawahnya.
Hasil pengolahan dari metode AHP tersebut akan menghasilkan pilihan
strategi
yang
disukai
berdasarkan
penilaian
pakar
yang
sudah
diuji
konsistensinya. Berikut ini disajikan gambar struktur hirarki yang digunakan
(Gambar 4)
24
PEMILIHAN STRATEGI PEMASARAN
CV. XYZ.
GOAL
FAKTOR
Tingkat persaingan Karakteristik pasar Saluran distribusi Teknologi Harga AKTOR
Manajer Umum (pemilik) Manajer Pemasaran Manajer Keuangan Pengembangan pasar Meningkatnya penjualan dan keuntungan
Staff pekerja (penjahit) TUJUAN
Menguatnya brand XYZ Pengembangan produk ALTERNATIF
Strategi 1 Meningkatkan mutu produk Strategi 2 Memberikan diskon Strategi 3 Meningkatkan promosi Strategi 4 Membentuk lokasi
Usaha strategis
Strategi 5 Memberikan pelatihan kepada SDM Gambar 4. Struktur Standar AHP
25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Perusahaan
4.1.1. Sejarah Perkembangan Perusahaan
CV.XYZ merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak dalam
pembuatan seragam seperti kaos, sweater, jaket, kemeja, pakaian lapang, jas
lab, jas almamater. Dengan desain-desain yang unik dan fungsional,
perusahaan ini mampu mengeluarkan produk-produk yang berkualitas dengan
harga yang kompetitif untuk pasaran lokal. Perusahaan ini berdiri pada
tanggal 1 Maret 2008 dengan workshop di daerah Babakan Raya IV No 94,
Darmaga, Bogor.
Pada dasarnya ada dua (2) nilai tambah yang ditawarkan oleh bisnis
konveksi ini kepada konsumennya. Yang pertama adalah dari segi biaya,
ongkos yang dikeluarkan oleh konsumen menjadi lebih murah dibandingkan
jika mereka memproduksi ke Bandung atau Jakarta yang terkenal sebagai
pusat konveksi. Hal ini disebabkan lokasi yang lebih dekat dengan keberadaan
konsumen, yaitu di kawasan lingkar kampus. Nilai tambah yang kedua yaitu
konsumen lebih mudah manjangkau lokasi ketika terjadi keluhan, sehingga
kepuasan konsumen bisa dijaga.
Pemasok dan Mitra
Dalam menjalankan usaha ini konveksi ini bekerjasama dengan mitra
yaitu Konveksi Trijaya Group dan Toko Amida di Bogor, Toko Ping di
Jakarta dan Toko Kota Indah di Bandung. Posisi mitra ini adalah sebagai
vendor dari produk-produk sekunder dan pemasok bahan baku. Selain itu
konveksi ini juga bisa melakukan benchmarking dari segi operasional dan
troubleshooting dari bisnis ini.
26
4.1.2. Visi dan Misi
Visi :
Menjadi
perusahaan
konveksi
terkreatif
di
Bogor
yang
mengkombinasikan skill dan teknologi dalam produk bermutu.
Misi :
a. Menjadi perusahaan yang memiliki layanan yang baik, harga
murah dan bermutu tinggi.
b. Menciptakan produk-produk yang inovatif, mempunyai nilai
tambah, dan berdaya saing tinggi.
c. Menjadi perusahaan konveksi yang profesional yang
memiliki manajemen yang tepat guna dalam mengelola
organisasi dan menjalankan usaha.
d. Memberikan kesempatan kepada berbagai lapisan masyarakat
untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
Spesifikasi :
CV. XYZ menerima pemesanan produksi untuk seragam
seperti kaos, jaket, kemeja, sweater dengan mutu distro. Produkproduk di produksi dengan pengawasan kualitas yang detail. Produk
ditujukan untuk semua gender dan diharapkan memenuhi kebutuhan
konsumen.
4.1.3. Struktur Organisasi dan Uraian tugas
Struktur atau hierarki organisasi yang dibuat adalah struktur
organisasi matriks. Struktur ini dibuat untuk mempermudah koordinasi
dan membentuk organisasi yang efisien untuk menekan seminimal
mungkin biaya overhead perusahaan yang berasal dari gaji. Dalam
menjalankan
tugas pokoknya CV. XYZ dipimpin oleh seorang
General manager (GM). Perusahaan ini memiliki tiga (3) bagian
utama yaitu, pemasaran, keuangan (administrasi), serta produksi
operasi termasuk tenaga teknis. Berikut ini adalah penjelasan tugas
dan tanggungjawab dari struktur pada Gambar 5 :
27
GENERAL
MANAGER
PEMASARAN
KEUANGAN
PRODUKSI
DAN OPERASI
Gambar 5. Struktur organisasi perusahaan
General Manager :
a. Penanggung jawab utama perusahaan.
b. Menentukan keputusan-keputusan strategis perusahaan.
c. Menentukan target setiap periode.
d. Membuat mekanisme pengangkatan dan pemecatan karyawan.
e. Membuat sistem untuk meningkatkan motivasi, knowledge dan skill karyawan.
f. Bertanggung jawab membina hubungan baik dengan karyawan dan
Shareholder.
Keuangan :
a. Membuat system pencatatan keadministrasian perusahaan.
b. Membuat laporan keuangan perusahaan dan mengelola Cash Flow perusahaan.
c. Menyimpan uang perusahaan.
d. Melakukan analisis biaya dan keuangan perusahaan, serta membuat anggaran.
e. Bertanggungjawab membina hubungan baik dengan pemasok dan rekanan.
Pemasaran :
a. Mengkoordinasikan agen-agen pemasaran.
b. Membuat kerjasama dengan instansi/perusahaan/organisasi.
c. Membuat desain katalog.
d. Membuat sistem pendistribusian produk.
e. Melakukan evaluasi dan riset pasar.
f. Bertanggungjawab membina hubungan baik dengan konsumen, agen dan
instansi.
28
g. Bertanggungjawab atas segala lay out pemesanan dan promosi
Produksi dan Operasi :
a. Bertanggungjawab sebagai kepala produksi harian.
b. Mengkoordinasikan karyawan setiap hari.
c. Bertanggungjawab atas pengadaan mesin, peralatan dan bahan baku
d. Melakukan perencanaan produksi.
e. Melakukan perawatan terhadap alat-alat produksi.
f. Membuat sistem pengembangan produk Research and Development, atau
(R&D).
g. Melakukan kontrol terhadap mutu produk yang dihasilkan.
4.2 Kegiatan Pemasaran CV. XYZ
4.2.1. Bentuk kegiatan pemasaran yang dilakukan CV. XYZ
a. Menggunakan logo atau merk sebagai identitas produk. (Gambar.6)
Personal selling : Dengan Lobbying presentasi penjualan saat mengikuti open
tender untuk sebuah acara kepanitiaan di kampus.
b. Mengikuti pameran dan acara bazar di kampus.
c. Melakukan promosi dengan memberikan diskon kusus, jaminan produk,
membagikan brosur, selebaran, kalender, dan pembatas buku.
e. Memasang spanduk lokasi usaha.
Gambar 6. Logo, atau merk perusahaan
4.2.2. Strategi Produk
Secara umum, produk dibagi menjadi dua (2) kelompok besar, yaitu
kelompok produk utama (Primer) dan kelompok produk pelengkap
(Sekunder). Produk utama merupakan produk yang diproyeksikan sebagai
sumber pendapatan utama dan keseluruhan proses produksi dikerjakan
29
sendiri. Produk ini meliputi produk kaos, sweater, jaket dan seragam
berdasarkan pesanan. Produk pelengkap merupakan produk sekunder, sebagai
sumber pendapatan tambahan. Selain itu dari proses produksinya ada
sebagian, atau keseluruhan dari prosesnya yang menggunakan sistem
outsourcing dengan mitra perusahaan lain. Produk pelengkap meliputi
kemeja, pakaian lapang dan jas lab.
Untuk memenuhi kepuasan pelanggan, konveksi ini memberi
kebebasan kepada konsumen untuk melakukan sourcing. Tindakan sourcing
ini adalah suatu tindakan untuk mencari bahan baku. Pembeli (buyer) terlebih
dahulu melakukan pemesan pakaian, dimana pembeli tersebut akan
menentukan bahan apa yang diinginkannya. Kemudian pihak konveksi
mencari bahan yang telah ditentukan sebelumnya.
Sesuai dengan strategi pemasaran konveksi ini menyediakan produk
bermutu. Untuk menjaga agar mutu produk tetap terjaga konveksi tersebut
menerapkan standar yang tinggi dari peralatan dan bahan baku yang dibeli.
Selain itu konveksi tersebut bekerjasama dengan mitra yang sudah
berpengalaman dalam melakukan maintanance peralatan dan perlengkapan.
4.2.3. Strategi Harga
Jika diamati harga yang umum di pasaran untuk produk layanan
konveksi biasanya mengambil margin keuntungan yang sangat besar. Bahkan
untuk daerah sekitar Bogor, harga produk secara nyata berada di atas harga
umum pasaran. Menurut pemilik konveksi ini ada tiga (3) faktor yang
menyebabkan tingginya harga produk konveksi, yang pertama margin
keuntungan
tinggi
disebabkan
masih
sedikitnya
pelaku
bisnis
ini
dibandingkan permintaan yang ada, yang kedua untuk perusahaan kecil harga
suplai bahan baku cukup tinggi, karena kapasitas produksinya masih rendah,
dan ketiga adalah banyaknya pemborosan yang dilakukan.
Dalam industri pakaian jadi ini harga bersifat sensitif, dimana para
produsen cenderung bersaing menurunkan harga, kecuali untuk produkproduk yang sudah memiliki merek terkenal dipasaran. Selain itu, penetapan
30
harga yang beragam juga ditetapkan berdasarkan jenis bahan yang akan
digunakan untuk membuat pakaian tersebut. Jenis bahan yang umumnya
digunakan untuk membuat pakaian adalah :
a. Bahan Kaos : katun kombed 30s, katun kombed 24s, katun kombed 20s,
katun kardet, polyester double, dan single knit.
b. Bahan Kaos olahraga : paragon, alyet, dan hyget super.
c. Bahan sweater : flece katun, flece pe, diadora, dan adidas.
d. Bahan jaket : kanvas, twill, drill, dan parasut.
Strategi harga yang ditetapkan berdasarkan ke empat jenis bahan ini adalah
penetapan harga yang paling tinggi untuk pakaian dengan jenis bahan
kombed. Penetapan-penetapan harga tersebut dengan mengasumsikan bahwa
ketebalan kain yang digunakan adalah sama.
Pada konveksi XYZ kebijakan harga yang diambil berada di bawah
harga umum pasaran, karena pasar utama yang dibidik adalah pasar pelajar
dan mahasiswa yang notabene cukup sensitif terhadap harga produk. Dengan
demikian diharapkan volume penjualan akan semakin tinggi, sehingga
meningkatkan pendapatan.
4.2.4. Strategi Promosi
Beberapa bentuk promosi yang dijalankan adalah :
a.Memberikan diskon harga produk terhadap pembelian dalam jumlah
tertentu.
b.Membuat spanduk lokasi usaha.
c.Menyebarkan media promosi seperti flyer, leaflet, poster, kalender,
pembatas buku, dan lain-lain.
d.Mengajukan penawaran terhadap sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan
perusahaan swasta.
e. Mengajukan penawaran terhadap panitia kegiatan akademik perguruan
tinggi dan sekolah.
f. Memberikan voucher khusus.
g. Memberikan souvenir berupa kalender, jam dinding, kaos dan lain-lain.
31
4.2.5. Strategi Lokasi dan distribusi
Dari segi lokasi usaha yang ditempati, jelas bahwa konveksi tersebut
berada pada lokasi strategik karena berada di Lingkar Kampus IPB dan
dikelilingi oleh pusat-pusat keramaian. Oleh karena itu, sistem distribusi lebih
terfokus pada pelayanan ditempat atau distribusi pasif. Sebagai salah satu
strategi untuk meningkat penjualan konveksi tersebut juga menggunakan
sistem delivery dan merekrut agen-agen untuk mengambil order-order besar.
4.2.6. STP
Dari segi pasar, bisnis ini mempunyai segmentasi cukup luas, yaitu
mulai kelas menengah sampai dengan kelas atas. Lebih spesifik lagi target
dari bisnis ini dibagi menjadi beberapa kalangan, yaitu pelajar, mahasiswa,
pegawai kantoran dan masyarakat umum. Untuk kalangan pelajar, mahasiswa
dan perusahaan swasta, atau pemerintah daerah biasanya memproduksi
pakaian untuk kebutuhan identitas organisasi, atau kegiatan, sedangkan untuk
masyarakat umum biasanya memproduksi pakaian untuk kebutuhan sendiri,
maupun komunitas tertentu.
Konveksi tersebut memilih target pasar ini, karena lokasi yang dimiliki
sangat strategik, sehingga mudah dijangkau. Selain itu untuk daerah Babakan
Raya belum ada perusahaan konveksi yang mampu memenuhi permintaan
pasar di daerah ini dan memproduksi langsung. Selain itu salah satu
pertimbangan lainnya adalah strategi pengembangan bisnis dilakukan
bertahap, untuk tahap awal konveksi tersebut hanya melayani produksi sesuai
pesanan konsumen dengan pola pemasaran pasif. Positioning perusahaan ini
yaitu menghasilkan produk yang bermutu tinggi sejajar dengan mutu distro
dengan harga yang terjangkau.
4.3 Analisis Pengambilan keputusan strategi pemasaran CV. XYZ.
4.3.1. Faktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi pemasaran
a. Tingkat Persaingan
32
Semakin banyaknya perusahaan baru yang memasuki industri
konveksi, maka membuat semakin meningkatnya tingkat persaingan
dalam industri yang sama. Hal tersebut menyebabkan terjadinya
kompetisi dalam memperebutkan pasar dan kepercayaan konsumen.
Faktor lain yang harus diperhatikan dalam menghadapi pesaing adalah
kegiatan pesaing. Sebaiknya, perusahaan tidak mengabaikan segala
aktifitas pesaing dalam memasarkan produknya, baik dalam kegiatan
menginformasikan produk, maupun bagaimana cara pesaing untuk
mendapatkan konsumen. Strategi promosi yang akan dilakukan oleh
perusahaan sebaiknya memperhatikan faktor tersebut.
b. Karakteristik Pasar
Segmentasi pasar yang dimasuki perusahaan adalah kalangan
menengah ke atas, karena produk perusahaan termasuk dalam kategori
cukup mahal, maka perusahaan perlu melakukan kegiatan promosi
seefektif mungkin agar terlihat profesional.
Permintaan konsumen terhadap produk-produk fashion/konveksi
sedang mengalami peningkatan cukup pesat, maka faktor yang
dipertimbangkan oleh perusahaan adalah bagaimana caranya agar
informasi yang disampaikan perusahaan dapat dengan cepat dipahami
oleh konsumen. Hal ini diharapkan oleh perusahaan agar dapat meraih
pangsa pasar lebih cepat dibandingkan pesaingnya, maka diperlukan
strategi yang tepat dalam melakukan promosi.
c. Saluran Distribusi
Saluran distribusi adalah salah satu komponen dari bauran
pemasaran. Saluran distribusi bertugas menyampaikan produk yang
telah dihasilkan oleh produsen kepada konsumen. Agar strategi
pemasaran yang disusun perusahaan memenuhi sasaran dan tujuannya,
maka perusahaan harus memahami saluran distribusi yang digunakan.
d. Teknologi
33
Salah satu faktor keberhasilan usaha di bidang konveksi adalah
kecanggihan dan kondisi peralatan teknologi yang dimiliki. Semakin
baik kondisi dan kecanggihannya, akan semakin tinggi kapasitas dan
kualitas produk yang dihasilkannya. Di samping itu juga faktor
keterampilan pengrajin mutlak diperlukan. Menurut Hubeis (2009),
Teknologi adalah keseluruhan mesin/alat, atau cara yang diterapkan
untuk mendapatkan sesuatu yang diperlukan guna kelangsungan dan
kenyamanan manusia (misalnya teknologi mekanik, biologi, dan
kimiawi).
Hal lainnya, teknologi dapat dianggap sebagai proses
transformasi sumber daya melalui kegiatan penelitian, baik dengan
cara meningkatkan, memperbaiki, memodifikasi, menciptakan hal
baru, mengubah dan menggabungkan. Dalam pengembangan produk
pemahaman rantai kelahiran teknologi merupakan sesuatu yang tidak
dapat ditawar-tawar lagi untuk pembinaan dan pengembangan
perusahaan/industry melalui dukungan kelembagaan seperti kawasan
bisnis dan lain-lainnya dalam menghasilkan kegiatan ekonomi yang
berdaya dan berhasil guna bagi semua pihak. Rantai kelahiran
teknologi tersebut dapat dilihat pada (Gambar 7).
Evaluasi (2) Ide (1) Layak
(3) Pengemb
angan (4) Uji (5) Pemasar
an (6) Gambar 7. Rantai kelahiran teknologi (Hubeis, 2009)
Keterangan :
1) Gagasan/produk/jasa
2) Pengembangan prototype produk (teknis dan ekonomis) melalui formulasi,
pemasaran dan pengembangan
3) Spesifikasi produk, harga dan potensi pasar
34
4) Integrasi tahap 1-3 (realisasi pabrikasi awal) melalui tahap pengendalian
internal dan eksternal
5) Pabrikasi penuh dan strategi pemasaran (produk, harga, promosi, merek dan
distribusi)
6) Komersialisasi produk/jasa secara total, baik yang sudah ada atau belum
ada di pasar kepada konsumen
Dalam hal ini, faktor teknologi mengacu pada peralatan, mesin, dan
teknologi produksi yang digunakan oleh perusahaan dalam hubungannya
dengan peningkatan kapasitas produksi, mutu produk, dan efisiensi proses
produksi. Teknologi yang digunakan adalah teknologi standar konveksi mesin
besar yang biasa digunakan di industri garmen. Mesin yang digunakan
diantaranya mesin potong kain menggunakan OKTA RS 100 buatan Jepang,
Mesing Obras Nissin Buatan Jerman, Mesin Overdeck Yamato Buatan
Jepang, dan Mesin Jahit Brother buatan Jerman.
e. Harga
Harga produk menjadi salah satu factor penyusun strategi pemasaran
konveksi XYZ. Harga berperan sebagai penentu dari pilihan pembeli dan
sebagai salah satu unsur yang menentukan pangsa pasar dan profitabilitas
perusahaan (Kotler, 2007).
4.3.2. Aktor yang berperan dalam pengambilan keputusan
a. Manajer Umum
Manajer Umum (pemilik perusahaan) mempunyai peran yang penting
dalam mengatur semua kegiatan yang ada di perusahaan, baik dalam kegiatan
produksi, keuangan, sumber daya manusia (SDM) dan pemasaran produk
perusahaan.
b. Manajer Keuangan
Manajer keuangan konveksi icon bertanggung jawab terhadap bidang
keuangan. Adapun tugas-tugas manajer keuangan konveksi XYZ adalah :
1) Membuat sistem pencatatan keadministrasian perusahaan.
2) Membuat laporan keuangan perusahaan dan mengelola Cash Flow.
35
3) Menyimpan uang perusahaan.
c. Manajer Pemasaran
Manajer Pemasaran konveksi icon bertanggungjawab terhadap bidang
pemasaran dan administrasi penjualan. Tugas-tugas manajer pemasaran
konveksi XYZ adalah :
1) Mengadakan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan kebijaksanaan
program dan strategi di bidang pemasaran.
2) Mengawasi pelaksanaan sistem administrasi penjualan sesuai
dengan ketentuan berlaku.
3) Mengetahui situasi pasar dan harga pasar, sehingga dalam
pelaksanaan penjualan sesuai dengan ketentuan berlaku.
d. Karyawan Perusahaan (staff penjahit)
Karyawan Perusahaan adalah semua anggota yang terlibat dalam
akktivitas pembuatan produk, baik bagian produksi, bagian riset dan
desain. Karyawan perusahaan juga terlibat secara langsung, maupun tidak
langsung terhadap kegiatan promosi perusahaan.
4.3.3. Tujuan penyusunan strategi pemasaran
a. Menguatnya Brand XYZ
Perusahaan XYZ merupakan pendatang baru dalam dunia
konveksi, maka penting bagi perusahaan untuk terus memperkuat
brand keberadaannya kepada konsumen melalui produknya. Brand
perusahaan adalah segala sesuatu yang menyangkut nama baik,
reputasi dan kredibilitas suatu perusahaan di mata konsumen. Brand
yang baik merupakan asset bernilai tinggi, karena konsumen akan
mencari perusahaan dengan
reputasi yang baik. Untuk itu,
kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk yang sesuai
dengan
spesifikasi
konsumen
dapat
mempengaruhi
citra
perusahaan.
b. Pengembangan Pasar
36
Hingga saat ini, pangsa pasar yang diraih oleh konveksi icon
masih sedikit. Hal ini dikarenakan
karena keberadaanya yang
relatif baru di pasaran. Oleh karena itu masih ada kesempatan bagi
perusahaan tersebut untuk mengembangkan pangsa pasarnya
melalui kegiatan pemasarannya.
c. Meningkatnya Penjualan dan Keuntungan
Setiap pengusaha pasti menginginkan perusahaannya terus
maju dan berkembang. Tujuan umum perusahaan dalam kaitannya
dengan memajukan perusahaan adalah meningkatkan laba yang
dapat dicapai dari hasil penjualan. Selain itu, peningkatan ini
diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan, memperlancar
aktivitas perusahaan dan mensejahterakan karyawan perusahaan.
Ha-hal tersebut dapat dicapai apabila perusahaan mempunyai
sumber daya yang cukup.
d. Pengembangan Produk
Produk dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.
Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa,
pengalaman, acara-acara, orang tempat, property, organisasi dan
gagasan (Kotler, 2007). Menurut Robinson (1997) strategi
pengembangan produk (product development) digunakan untuk
memperpanjang daur hidup produk yang sudah ada ataupun untuk
memanfaatkan reputasi atau merek favorit. Pengembangan produk
meliputi modifikasi cukup besar atas produk lama atau penciptaan
lama melalui saluran yang sudah ada.
Selain
itu
Hubeis
(2005)
juga
menyatakan
bahwa
pengembangan produk itu penting baik dalam pengembangan
seperti old product development (OPD) maupun new product
development (NPD), dimana kedua jenis pengembangan tersebut
merupakan kunci perusahaan untuk bertahan dan bersaing di pasar,
37
baik jangka pendek atau jangka panjang, yang berupa keunggulan
komparatif (mutu, harga dan teknologi), keunggulan kompetitif
(SDM, organisasi dan pelayanan) dan kemampuan menarik
konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk local ataupun
global. OPD mencakup hal modifikasi, peningkatan dan perluasan
merk yang ada oleh perusahaan, sedangkan NPD merupakan
pengembangan
produk
yang
benar-benar
dilakukan
oleh
perusahaan.
Tantangan pada pengembangan produk ditentukan oleh 2 (dua)
faktor berikut :
1) Eksternal meliputi inflasi, pasar segmentasi, teknologi baru
yang berdampak negatif terhadap produk-produk yang sudah di
pasar, perubahan demografi dan bertambah banyaknya produkproduk luar negeri yang ada di pasar.
2) Internal meliputi ide-ide yang tercipta, seleksi ide dari bagian
yang ada di organisasi, evaluasi awal (untung/rugi, nilai
tambah,
pemenuhan
permintaan
pasar,
dan
lain-lain),
pengembangan jangka pendek dan panjang dari formulasi dan
uji coba produk hingga pasar dan tahap komersialisasi yang
dimulai dari penetapan jumlah dan mutu hingga cara
memasarkan.
4.3.4. Alternatif Strategi pemasaran
Alternatif strategi pemasaran yang dapat dilaksanakan oleh konveksi
XYZ untuk dapat mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan adalah :
a. Alternatif A : Meningkatkan mutu produk.
Menurut Deming dalam Nasution (2005), Mutu sebagai kesesuaian
dengan kebutuhan pasar, atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar
dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang
akan dihasilkan. Definisi ini berpusat pada pelanggan, dimana pelanggan
mempunyai kebutuhan dan pengharapan tertentu. Tujuan akhir dan konsep,
38
kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya “total
customer satisfaction”. Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti
memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi
apa yang sesungguhnya diinginkan, serta kapan dan bagaimana mereka
inginkan, atau secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan.
Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan
pelanggan dan keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi menghasilkan
kepuasan pelanggan yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.
Eksekutif
puncak
masa
kini
melihat
tugas
meningkatkan
dan
mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga setiap
industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu
total (Total Quality Management).
b. Alternatif B : Memberikan diskon.
Menurut Kotler (2008) Sebagian besar perusahaan menyesuaikan
harga dasarnya untuk memberikan pelanggan penghargaan atas respon
tertentu, seperti pembayaran tagihan lebih awal, volume pembelian dan
pembelian di luar musim. Penyesuaian harga ini disebut diskon dan
potongan harga (allowance). Strategi harga diskon pada penjual adalah
strategi dengan memberikan potongan harga dari harga yang telah
ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang atau jasa.
Diskon dapat diberikan pada umum dalam bentuk diskon kuantitas
(quantity discount), yaitu pengurangan harga bagi pembeli yang membeli
dalam volume besar , dan diskon pembayaran tunai (cash discount), yaitu
pengurangan harga bagi pembeli yang membayar tagihannya dengan segera
dan yang terakhir adalah diskon fungsional (trade discount) yang disebut
juga diskon dagang yaitu diskon yang ditawarkan oleh penjual kepada
anggota saluran yang melakukan fungsi tertentu, seperti penjualan,
penyimpanan dan pencatatan.
Dengan memberikan diskon, secara umum akan banyak orang yang
tertarik dengan produk, atau jasa dan selanjutnya akan mencari dan
39
menggunakannya. Jika produk atau jasa bermutu, maka banyak orang akan
memberitahukan hal tersebut kepada orang lain (program iklan “dari mulut
ke mulut”). Dengan demikian, produk atau jasa yang lainnya semakin
dikenal dan diminati.
c. Alternatif C : Meningkatkan promosi
Salah satu cara yang digunakan produsen dalam bidang pemasaran
untuk tujuan meningkatkan hasil produk adalah kegiatan promosi. Tidak
dapat dipungkiri lagi bahwa promosi adalah salah satu faktor yang
diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan suatu
perusahaan, terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang pesat,
maka promosi merupakan salah satu senjata ampuh bagi perusahaan dalam
mengembangkan dan mempertahankan usaha. Promosi adalah kegiatan
pendukung strategi pemasaran yang sengaja diadakan untuk mengingatkan
para konsumen mengenai produk atau jasa, dengan brand tertentu. Promosi
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Betapapun bermutunya suatu produk, bila konsumen belum
pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi
nya, maka tidak akan pernah membelinya. Pada hakikatnya promosi adalah
suatu bentuk komunikasi pemasaran, yaitu aktivitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan
yang bersangkutan (Tjiptono, 2008).
Strategi promosi sering digunakan sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan permintaan, atau penjualan barang dan jasa yang ditawarkan,
sehingga dapat meningkatkan laba yang diperoleh. Selain itu kegiatan
promosi juga memberikan kemudahan dalam merencanakan strategi
pemasaran selanjutnya, karena biasanya kegiatan promosi dijadikan
sebagai cara berkomunikasi langsung dengan calon konsumen. Sehingga
40
kita dapat memperoleh informasi akurat dari para konsumen, mengenai
respon produk yang ditawarkan.
d. Alternatif D : Menetapkan lokasi strategik usaha.
Dalam strategi pemasaran, adanya pemilihan lokasi usaha yang
strategik menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kesuksesan
pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategik lokasi usaha yang dipilih,
semakin tinggi pula tingkat penjualan dan berpengaruh terhadap
kesuksesan sebuah usaha dan sebaliknya, jika lokasi usaha yang dipilih
tidak strategik maka penjualan tidak akan terlalu bagus.
e. Alternatif E : Memberikan pelatihan kepada SDM
Bisnis konveksi merupakan bisnis kreativitas yang berkaitan erat
dengan inovasi dari desain-desain yang dihasilkan. Selain itu, SDM untuk
tiap tahapan produksi memerlukan tenaga yang ahli dan terampil. Untuk
mendapatkan tenaga ahli dan terampil perlu diadakan pelatihan. Dengan
tenaga terampil diharapkan dapat dihasilkan produk bermutu, ditunjang
oleh sistem produksi sistematis.
Pelatihan mengacu kepada metode yang digunakan untuk memberikan
karyawan baru, atau yang ada saat ini dengan keterampilan yang di
butuhkan untuk melakukan pekerjaan (Dessler, 2003). Saat ini, pelatihan
juga berperan penting dalam proses manajemen kinerja. Pelatihan adalah
proses terintegrasi yang digunakan oleh pengusaha untuk memastikan agar
para karyawan bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Ini berarti
melakukan pendekatan terintegrasi dan berorientasi pada tujuan untuk
menugaskan, melatih, menilai, dan memberikan penghargaan pada kinerja
karyawan. Melakukan pendekatan manajemen kinerja berarti bahwa upayaupaya pelatihan yang dilakukan harus sesuai dengan apa yang diinginkan
pengusaha untuk diberikan oleh setiap karyawan agar tujuan perusahaan
dapat dicapai.
41
4.4. Analisis Pemilihan Alternatif Strategi Pemasaran
Dari hasil pengolahan AHP didapatkan dua (2) sudut pandang
pengolahan yaitu pengolahan horizontal dan pengolahan vertikal. Pengolahan
horizontal dimaksudkan untuk menyusun prioritas elemen keputusan setiap
tingkat hierarki keputusan. Sedangkan pengolahan vertikal digunakan untuk
menyusun prioritas setiap elemen dalam hierarki terhadap sasaran utama
(Marimin, 2004). Hirarki strategi pemasaran konveksi XYZ dapat dilihat pada
Gambar 8.
42
PEMILIHAN STRATEGI PEMASARAN
CV. XYZ
GOAL
FAKTOR
TP (0,177) KP (0,309) SD (0,112) TK (0,094) HG (0,307) AKTOR
MU (0,42) MP (0,26) MB (0,17) PP (0,25) MK (0,17) SP (0,15) FOKUS
MPK (0,44) PPK (0,31) ALTERNATIF
MMP (0,14) MDK (0,27) MPR (0,32) MLU (0,19) MPS (0,08) Gambar 8. Struktur hirarki pemilihan strategi pemasaran Konveksi XYZ
Keterangan :
1. Tingkat 1, Fokus : Goal yang menjadi inti dari permasalahan yang
ingin dipecahkan oleh metode AHP.
2. Tingkat 2, Faktor : Hal-hal yang menjadi faktor penyusun strategi
pemasaran konveksi XYZ.
a. Tingkat persaingan (TP)
Aktor yang berperan dalam penentuan faktor tingkat persaingan
adalah Manajer umum, manajer pemasaran, manajer keuangan
dan staff pekerja.
b. Karakteristik pasar (KP)
43
Aktor yang berperan dalam penentuan faktor karakteristik pasar
adalah Manajer umum, manajer pemasaran, manajer keuangan
dan staff pekerja.
c. Saluran distribusi (SD)
Aktor yang berperan dalam penentuan faktor saluran distribusi
adalah Manajer umum, manajer pemasaran, manajer keuangan
dan staff pekerja.
d. Teknologi (TK)
Aktor yang berperan dalam penentuan faktor teknologi adalah
Manajer umum, manajer pemasaran, manajer keuangan dan
staff pekerja.
e. Harga (HG)
Aktor yang berperan dalam penentuan faktor harga adalah
Manajer umum, manajer pemasaran, manajer keuangan dan
staff pekerja.
3. Tingkat 3, Aktor : Aktor-aktor yang berperan dalam pengambilan
keputusan strategi pemasaran konveksi XYZ.
a. Manajer Umum (MU)
Tujuan yang ingin dicapai manajer umum dalam pemilihan
strategi pemasaran konveksi adalah menguatnya Brand XYZ,
pengembangan pasar, meningkatnya penjualan dan keuntungan,
pengembangan produk.
b. Manajer Pemasaran (MP)
Tujuan yang ingin dicapai manajer pemasaran dalam pemilihan
strategi pemasaran konveksi adalah menguatnya Brand XYZ,
pengembangan pasar, meningkatnya penjualan dan keuntungan,
serta pengembangan produk.
c. Manajer Keuangan (MK)
Tujuan yang ingin dicapai manajer keuangan dalam pemilihan
strategi pemasaran konveksi adalah menguatnya Brand XYZ,
44
pengembangan pasar, meningkatnya penjualan dan keuntungan,
pengembangan produk.
d. Staff Pekerja/ penjahit (SP)
Tujuan yang ingin dicapai staff Pekerja dalam pemilihan
strategi pemasaran konveksi adalah menguatnya Brand XYZ,
pengembangan pasar, meningkatnya penjualan dan keuntungan,
pengembangan produk.
4. Tingkat 4, Tujuan : Tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam
kegiatan pemasaran konveksi XYZ.
a. Menguatnya Brand XYZ (MB)
b. Pengembangan pasar (PP)
c. Meningkatnya penjualan dan keuntungan (MPK)
d. Pengembangan produk (PPK)
5. Tingkat 5, Alternatif : Hal-hal yang dirumuskan sebagai pilihan
keputusan yang dapat direkomendasikan kepada perusahaan.
a. Alternatif A : Meningkatkan mutu produk (MMP).
b. Alternatif B : Memberikan diskon (MDK).
c. Alternatif C : Meningkatkan promosi (MPR).
d. Alternatif D : Menetapkan lokasi strategik usaha (MLU).
e. Alternatif E : Memberikan pelatihan kepada SDM (MPS).
4.4.1. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal
Pada tahap pengolahan horizontal ini terbagi menjadi tiga (3)
bagian, yaitu tingkat 3 merupakan aktor-aktor
yang mempengaruhi
perusahaan dalam melakukan penyusunan strategi pemasaran. Tingkat 4
yang merupakan analisis tujuan Konveksi XYZ dalam melakukan
kegiatan pemasaran. Sedangkan tingkat yang terakhir yaitu unsur
alternatif strategi pemasaran konveksi XYZ.
Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa aktor yang paling
berkepentingan dalam penentuan faktor tingkat persaingan adalah
manajer umum/pemilik (0,403) disini manajer umum mempunyai
45
wewenang dalam pengambilan kebijakan tentang persaingan. Menurut
Kotler (1993) persaingan bagi suatu usaha sangat tergantung pada
kemampuan pengusahanya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa banyaknya
usaha yang sejenis pada tempat yang sama akan menarik banyak
konsumen dan sama-sama sukses dalam usahanya. Bagi pengusaha
kreatif, dengan adanya pesaing akan menjadi tantangan yang menarik
dan membangkitkan ambisinya untuk mengatasi para pesaingnya,
selanjutnya aktor dengan tingkat kepentingan kedua adalah manajer
pemasaran dengan bobot 0,331. Manajer Pemasaran dalam fungsinya
sebagai perencana, pengatur, serta pelaksana kebijaksanaan program dan
strategi di bidang pemasaran, harus selalu mencermati kondisi
persaingan yang terjadi dan mengkoordinasikan tim kerja di bawahnya
untuk menyikapi kondisi tingkat persaingan tersebut secara tepat.
Perusahaan
yang
berjaya
dan
mampu
mempertahankan
serta
meningkatkan lagi penjulannya ditengah-tengah pesaingnya adalah
perusahaan yang telah berhasil menetapkan strategi pemasarannya dan
strategi bersaingnya dengan tepat.
Prioritas selanjutnya dalam tingkat persaingan adalah Staff
pekerja dengan bobot 0,163. Staff menjadi aktor yang berpengaruh
dalam
penyusunan
strategi
karena
melakukan
pekerjaan
yang
berhubungan langsung dengan tingkat persaingan, yaitu mengenai mutu
produk yang dihasilkan. Selain itu, jumlah karyawan yang ada didalam
perusahaan sangat terbatas, maka staff dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan. Prioritas yang terakhir adalah manajer
keuangan (0,103), karena manajer keuangan tidak berhubungan
langsung dengan tingkat persaingan yang di hadapi perusahaan dan
hanya bertugas membuat anggaran termasuk anggaran yang terkait
dengan pemasaran dan besar kecilnya tergantung tingkat persaingan
yang dihadapi.
46
Tabel 5. Susunan bobot hasil pengolahan horizontal antar unsur
pada tingkat 3 (unsur aktor penyusun strategi pemasaran
konveksi XYZ)
Faktor/aktor
MU
MP
MK
SP
TP
0,403
0,331
0,103
0,163
KP
0,565
0,269
0,07
0,097
SD
0,297
0,455
0,069
0,179
TK
0,366
0,074
0,21
0,35
HG
0,355
0,175
0,338
0,132
Berkaitan dengan karakteristik pasar, aktor yang paling
berpengaruh adalah manajer umum dengan bobot 0,565. Peranan
manajer umum pada perusahaan ini dalam faktor karakteristik pasar
adalah pada pengawasan penuh kebijakan pemasaran yang berhubungan
dengan sifat dan kondisi pasar yang ditetapkan oleh manajer pemasaran.
Tingkat kepentingan manajer pemasaran memiliki bobot 0,269. Manajer
pemasaran harus mengetahui sifat dan kondisi pasar dalam hubungannya
dengan tugas melakukan evaluasi dan riset pasar, disamping sebagai
perangkat
perusahaan
yang
berhubungan
langsung
dan
bertanggungjawab terhadap kegiatan pemasaran, termasuk diantaranya
menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik pasar sasaran.
Prioritas selanjutnya dalam karakteristik pasar adalah Staff
pekerja dengan bobot 0,097. Staff menjadi aktor yang berpengaruh
dalam penyusunan strategi, karena staff melakukan pekerjaan yang
berhubungan langsung dengan karakteristik pasar, yaitu mengenai
pembuatan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen yang beragam. Hal ini dikarenakan karakteristik perilaku
pelanggan yang akan melakukan re-buy, atau pembelian kembali jika
mutu dan harga produk yang ditawarkan sesuai dengan keinginannya.
Prioritas yang terakhir adalah manajer keuangan (0,07).
47
Manajer pemasaran (0,455) memiliki tingkat kepentingan terbesar
dalam faktor saluran distribusi, karena manajer pemasaran memiliki
kewenangan memilih saluran distribusi yang sesuai bagi produk tertentu
terkait
dengan
tanggungjawabnya
dalam
membentuk
sistem
pendistribusian produk. Manajer umum (0,297) memiliki tingkat
kepentingan kedua terbesar dalam faktor saluran distribusi, karena
peranannya sebagai pengambil kebijakan yang berkaitan dengan
penentuan saluran distribusi yang di ambil manajer pemasaran. Tingkat
kepentingan para aktor lain dalam hubungannya dengan saluran
distribusi adalah adalah staff pekerja (0,179) dan manajer keuangan
(0,069).
Dalam faktor teknologi, manajer puncak (0,366) memiliki
pengaruh tertinggi, dikarenakan setiap kebijakan yang berkaitan dengan
teknologi, termasuk peralatan perusahaan, mesin dan program dan
peningkatan teknologi, menjadi wewenang penuh dan diputuskan oleh
manajer umum terkait dengan tugas manajer umum dalam menentukan
keputusan-keputusan strategis perusahaan. Staff pekerja (0,35) memiliki
tingkat kepentingan kedua dalam hubungannya dengan teknologi, Para
pekerja akan memberikan masukan kepada manajemen puncak
mengenai teknologi yang paling bagus dalam menghasilkan mutu
produk yang baik, peningkatan kapasitas produksi, ataupun tingkat
keefisienan proses produksi.
Teknologi produk yang diciptakan sesuai dengan harapan
pelanggan akan menciptakan kepuasan, sehingga pelanggan tersebut
memiliki memori atas perusahaan
tersebut (customer retention).
Dengan adanya customer retention, maka akan terjadi rebuying, dimana
organisasi
akan
memperoleh
peningkatan
penjualan
dan
laba
keuntungan Perusahaan. Manajer pemasaran memiliki pengaruh terkecil
dengan bobot 0,074, karena hanya memberikan masukan, serta saran
48
terhadap teknologi yang harus dilakukan perusahaan berkaitan dengan
peningkatan kapasitas produksi dan pemenuhan permintaan pasar.
Dalam faktor harga manajer umum memiliki pengaruh tertinggi
dengan
bobot
0.355,
dikarenakan
manajer
umum
berwenang
menentukan harga jual produk, setelah pihak manajer keuangan dengan
bobot 0,338 menganalisis harga pokok penjualan suatu produk, serta
biaya penjualan dan menentukan laba yang akan diperoleh perusahaan.
Manajer pemasaran memiliki pengaruh 0,175 karena memberikan
masukan kepada manajer umum dan manajer keungan mengenai situasi
dan harga produk bersangkutan di pasar. Masukan yang diberikan oleh
manajer pemasaran tentang harga jual produk sesuai dengan situasi dan
kondisi pasar, sehingga harga yang ditetapkan dapat membantu
pencapaian tujuan pemasaran. Oleh karena itu, manajer pemasaran
memiliki pengaruh terhadap penentuan harga produk. Aktor terakhir
yang berpengaruh dalam faktor harga adalah staff pekerja dengan bobot
0,132.
Tujuan pengolahan pada tingkat 4 adalah untuk mengetahui
tujuan pemasaran perusahaan mana yang memiliki prioritas paling besar
yang ingin dicapai oleh perusahaan. Hasil pengolahan data menunjukkan
bahwa tujuan menguatnya brand XYZ menjadi hal yang utama bagi
manajer pemasaran (0,215) Dengan menguatnya brand menyebabkan
masyarakat mengetahui keunggulan produk dari konveksi tersebut
dibandingkan dengan konveksi lainnya. Apabila hal tersebut tercapai,
maka akan tercipta peningkatan daya saing dan daya jual yang tinggi.
Pengembangan pasar (0,375) menjadi tujuan yang cukup penting bagi
manajer
pemasaran,
dikarenakan
tanggungjawabnya
dalam
meningkatkan target penjualan perusahaan.
Tujuan
meningkatnya
penjualan
dan
keuntungan
(0,608)
mendapat prioritas terbesar dari manajer keuangan hal ini terkait dengan
tugas dari manajer keuangan yang bertanggungjawab terhadap kondisi
49
keuangan perusahaan. Bagi staff pekerja, tujuan pengembangan produk
(0,312) menjadi prioritas utama. Hal ini dikarenakan staff pekerja bertanggung jawab untuk menciptakan produk-produk yang memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, jika produk yang dihasilkan
beragam konsumen akan lebih banyak pilihan dan tercipta kepuasan
konsumen.
Tabel 6. Susunan bobot hasil pengolahan horisontal antar unsur
pada tingkat 4 (unsur Tujuan strategi pemasaran konveksi
XYZ)
Tujuan/aktor
MU
MP
MK
SP
MPK
0,445
0,342
0,608
0,377
PP
0,239
0,375
0,086
0,239
MB
0,185
0,215
0,168
0,071
PPK
0,131
0,069
0,139
0,312
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa untuk mencapai tujuan
menguatnya Brand XYZ, alternatif dengan prioritas paling tinggi adalah
strategi meningkatkan mutu produk (0,49). Dengan menguatnya brand
menyebabkan masyarakat mengetahui keunggulan produk dari konveksi
tersebut dibandingkan dengan konveksi lainnya. Pelanggan merupakan
pembeli yang sudah memiliki pengalaman menggunakan produk yang
dihasilkan perusahaan dan melakukan pembelian secara berkala dalam
jangka waktu tertentu. Oleh karenanya, untuk menguatkan brand icon,
maka yang harus dilakukan perusahaan adalah meningkatkan mutu
produk agar pelanggan mendapatkan kepuasan dan jaminan mutu
produk yang dihasilkan perusahaan.
Dalam tujuan pengembangan pasar, terlihat bahwa prioritas
alternatif strategi yang diutamakan adalah strategi memberikan diskon
(0,447). Hampir setiap orang memiliki kecenderungan untuk tertarik jika
mendengar kata-kata gratis, atau diskon. Strategi dengan memberikan
potongan harga dari harga yang telah ditetapkan demi meningkatkan
50
penjualan suatu produk barang, diharapkan strategi ini dapat
meningkatkan pangsa pasar perusahaan dengan menjangkau pembelipembeli
baru
untuk
membeli
produk-produk
yang
dihasilkan
perusahaan.
Tabel 7. Struktur bobot hasil pengolahan horizontal antar unsur
pada tingkat 5 (unsur alternatif strategi pemasaran
konveksi XYZ)
Tujuan/Alternatif
MMP
MDK
MPR
MLU
MPS
MB
0,49
0,04
0,065
0,13
0,275
PP
0,048
0,447
0,313
0,143
0,049
MPK
0,096
0,309
0,41
0,137
0,048
PPK
0,076
0,095
0,268
0,514
0,047
Untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan, meningkatkan
kegiatan promosi (0,41) telah menjadi pilihan alternatif strategi utama.
Sebagaimana di ketahui, produk, ataupun jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli, ataupun
peminatnya, maka, salah satu cara yang digunakan produsen dalam
bidang pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan dan
keuntungan adalah melalui kegiatan promosi. Strategi promosi sering
digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan penjualan
barang dan jasa yang ditawarkan, sehingga dapat meningkatkan
keuntungan yang diperoleh. Selain itu kegiatan promosi juga
memberikan kemudahan dalam merencanakan strategi pemasaran
selanjutnya, karena biasanya kegiatan promosi dijadikan sebagai cara
berkomunikasi langsung dengan calon konsumen. Untuk memperoleh
informasi akurat dari para konsumen, (respon produk yang
ditawarkan).
Untuk pengembangan produk, menentukan lokasi strategi usaha
(0,514) menjadi alternatif prioritas yang pertama, karena semakin
strategis lokasi usaha, semakin banyak konsumen yang datang,
51
sehingga perusahaan mendapat banyak informasi mengenai produkproduk apa yang harus di buat untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
4.4.2. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal
Analisis pengolahan vertikal bertujuan untuk digunakan untuk
menyusun prioritas setiap unsur dalam hirarki terhadap sasaran utama.
Berdasarkan Tabel 8, karakteristik pasar menjadi prioritas pertama
(0,309) yang memegang peranan penting dalam mempengaruhi strategi
pemasaran yang dirumuskan perusahaan. Kegiatan pemasaran ditujukan
untuk semua kalangan yang mempunyai pasar heterogen. maka harus
diperhatikan bagaimana cara mensinergikan kondisi tersebut untuk
merumuskan sebuah strategi pemasaran efektif.
Tabel 8. Bobot dan prioritas faktor-faktor penyusun strategi
pemasaran konveksi XYZ
Tingkat 2 (faktor)
Bobot
Prioritas
Karakteristik Pasar
0,309
1
Harga
0,307
2
Tingkat Persaingan
0,177
3
Saluran Distribusi
0,112
4
Teknologi
0,094
5
Faktor harga berada diprioritas ke dua (bobot 0,307) dalam pemilihan
strategi pemasaran konveksi XYZ, dikarenakan selama ini perusahaan
menetapkan harga di bawah harga umum pasaran, karena pasar utama
yang dibidik adalah pasar pelajar dan mahasiswa yang cukup sensitif
terhadap harga produk. Harga produk yang ditetapkan oleh perusahaan
harus terlebih dahulu menutupi harga pokok penjualan, serta biaya
penjualan dan biaya yang terkait produk tersebut, baru kemudian
dipertimbangkan tingkat keuntungan yang ingin dicapai perusahaan
berdasarkan karakteristik produk, mutu dan daya beli pasar. Prioritas ke
tiga adalah tingkat persaingan (0,177), dimana perusahaan dihadapkan
pada kompetitor-kompetitor yang tidak hanya berasal dari dalam negeri,
52
tetapi dari luar negeri (Negara Cina). Bila kondisi persaingan ini tidak
segera di atasi, maka akan berakibat pada penurunan penjualan produk
dan dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan perusahaan tidak
dapat lagi bertahan.
Prioritas selanjutnya adalah
saluran distribusi (bobot 0,112).
Pemasaran langsung dan pemasaran melalui agen merupakan dua jenis
saluran distribusi yang dimiliki perusahaan. Tanpa saluran distribusi
yang kuat, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memasarkan
produk-produknya, maka, faktor saluran distribusi perlu mendapat
perhatian dalam perumusan strategi pemasaran perusahaan. Teknologi
(0,094) menempati prioritas terakhir, tetapi memengaruhi penyusunan
strategi pemasaran perusahaan, karena erat kaitannya dengan kapasitas
produksi dan mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Kapasitas
produksi dan mutu produk menjadi hal penting dalam kegiatan
pemasaran, terutama karena dua (2) hal tersebut memengaruhi tingkat
pemenuhan permintaan pasar akan produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Semakin efisien teknologi yang digunakan perusahaan,
maka semakin besar kapasitas produksi yang dihasilkan dan mutu
produk akan menjadi semakin baik, dan selanjutnya mengarah pada
peningkatan tingkat penjualan perusahaan.
Tabel 9 menunjukkan tingkat kepentingan tingkat kepentingan
para aktor dalam strategi pemasaran konveksi XYZ, yang memiliki
peran paling besar adalah manajer umum/pemilik (0,422569).
Manajemen umum mewakili seluruh kepentingan lini atas dalam suatu
organisasi perusahaan. Pertanggungjawaban manajemen umum adalah
kepada
seluruh unsur perusahaan, sehingga dalam pengambilan
keputusan apapun termasuk di dalamnya keputusan strategi pemasaran
harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan manajer umum.
53
Tabel 9. Bobot dan prioritas aktor-aktor penyusun strategi
pemasaran konveksi XYZ
Tingkat 3 (aktor)
Bobot
Prioritas
Manajer Umum
0,422569
1
Manajer Pemasaran
0,253349
2
Manajer Keuangan
0,171095
3
Staff Pekerja
0,152296
4
Manajer Pemasaran menempati prioritas kedua dengan bobot
0.253349, karena bertugas mengadakan perencanaan, pengaturan, serta
pelaksanaan kebijakan program dan strategi di bidang pemasaran,
sehingga memiliki kepentingan ke dua dalam pemilihan strategi
pemasaran setelah manajer umum. Prioritas yang ketiga adalah Manajer
keuangan (0.171095), yang melakukan perencanaan keuangan. Output
dari suatu perencanaan keuangan disebut sebagai anggaran (budget),
yaitu suatu rencana kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam angkaangka. Anggaran yang dihasilkan adalah merupakan alat untuk
mencapai tujuan perusahaan dan sekaligus berfungsi sebagai alat
koordinasi dan pengendali kegiatan perusahaan. Anggaran ini berisi
mengenai biaya yang diperlukan untuk melakukan pemasaran, sehingga
manajer keuangan mempunyai prioritas dalam penentuan strategi
pemasaran perusahaan. Staff Pekerja menduduki prioritas terakhir
dalam pemilihan strategi pemasaran (bobot 0,152296) dikarenakan staff
pekerja tidak berkaitan langsung dengan kegiatan pemasaran, atau
bertugas untuk menciptakan produk yang bagus dan bermutu.
Tabel 10 memperlihatkan bahwa tujuan utama perusahaan
melakukan pemasaran adalah untuk meningkatkan penjualan dan
keuntungan. Dengan melakukan strategi pemasaran yang tepat
diharapkan konsumen melakukan pembelian, yang pada akhirnya
meningkatkan penjualan dan secara langsung laba yang didapat
54
perusahaan semakin meningkat. Salah satu cara yang telah dilakukan
perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan adalah
dengan cara menetapkan harga di bawah harga pesaingnya. Tujuan
kedua yang diperoleh dari pengolahan adalah pengembangan pasar.
Pengembangan pasar untuk konveksi ini masih terbuka, apalagi
konveksi ini membidik segmen yang masih belum tergarap sepenuhnya
oleh pesaing. Dengan pengembangan pasar, maka diharapkan
berdampak pada peningkatan penjualan dan keuntungan.
Tabel 10. Bobot dan prioritas tujuan strategi pemasaran konveksi
XYZ
Tingkat 4 (Tujuan)
Bobot
Prioritas
Keuntungan
0,43613
1
Pengembangan Pasar
0,247113
2
Menguatnya Brand XYZ
0,172202
3
Pengembangan Produk
0,144136
4
Meningkatnya Penjualan dan
Tujuan ketiga yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah
menguatnya brand XYZ. Dengan nama besar yang dimiliki perusahaan,
konsumen akan lebih percaya untuk memesan, atau membeli produkproduk dari konveksi tersebut. Untuk itu, brand yang dimiliki
perusahaan harus lebih ditingkatkan lagi. Tujuan terakhir yang ingin
diraih oleh perusahaan adalah pengembangan produk, baik dalam hal
modifikasi, peningkatan dan perluasan merk yang ada oleh perusahaan,
ataupun pengembangan produk yang benar-benar dilakukan oleh
perusahaan untuk tetap bertahan dan bersaing di pasar.
Pada Tabel 11, dapat dilihat bahwa hasil akhir pengolahan data
secara vertical menunjukkan bahwa alternatif meningkatkan kegiatan
promosi merupakan prioritas utama dengan bobot 0,3146. Sejauh ini
perusahaan melakukan kegiatan promosi dengan membagikan kalender,
55
brosur, pembatas buku dan mengikuti tender. Segala hal yang
berhubungan dengan promosi dilakukan oleh manajer pemasaran.
Tabel 11. Bobot dan prioritas alternatif strategi pemasaran konveksi XYZ
Alternatif
Bobot
0,3146
Meningkatkan promosi
0,274
Memberikan diskon
0,1845
Menentukan lokasi strategik usaha
0,1431
Meningkatkan mutu produk
Memberikan pelatihan kepada SDM
0,0838
Prioritas
1
2
3
4
5
Alternatif strategi memberikan diskon menempati prioritas
kedua dengan bobot 0,274. Ini berkaitan dengan pemberian potongan
harga yang akan banyak menarik orang dengan produk tersebut dan
selanjutnya mencari dan menggunakannya. Jika produk bermutu,
banyak orang akan memberitahukan hal tersebut kepada orang lain.
Alternatif Menetapkan lokasi strategi usaha merupakan prioritas ketiga
dengan bobot 0,1845. Dengan semakin strategik lokasi usaha yang
dipilih, maka semakin tinggi pula tingkat penjualan dan berpengaruh
terhadap kesuksesan sebuah usaha. Alternatif Strategi meningkatkan
mutu produk menjadi prioritas selanjutnya dengan bobot 0,1431. Ini
berkaitan
dengan
keunggulan
utama
perusahaan,
yaitu
ingin
menonjolkan produk bermutu.
Meningkatkan mutu produk tetap menjadi pilihan alternatif
strategi yang harus dilaksanakan perusahaan, karena mutu produk harus
mendapatkan
perhatian
berkesinambungan
dan
berkala
demi
tercapainya maksud dan tujuan perusahaan di bidang pemasaran.
Prioritas terakhir dalam alternatif strategi pemasaran konveksi XYZ
adalah memberikan pelatihan kepada SDM (0,0838). Hal ini terkait
dengan posisi perusahaan konveksi yang bergerak di bidang bisnis
56
kreativitas yang berkaitan erat dengan inovasi dari desain-desain yang
dihasilkan. Selain itu, SDM untuk tiap tahapan produksi diperlukan
tenaga ahli dan terampil, maka perlu diadakan pelatihan.
4.5. Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial dari penelitian ini adalah :
1. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasi faktor yang paling berperan dalam
penyusunan strategi pemasaran konveksi XYZ adalah karakteristik pasar dan
harga, maka, perusahaan perlu memperhatikan bagaimana cara mensinergikan
kondisi pasar yang heterogen untuk merumuskan sebuah strategi pemasaran
efektif. Harga produk ditetapkan didasarkan karakteristik produk, mutu dan
daya beli pasar.
2. Alternatif meningkatkan kegiatan promosi adalah alternatif strategi dengan
prioritas utama, karena penting bagi penjualan sebuah produk. Dalam hal ini
perusahaan harus melaksanakan promosi dengan strategi yang tepat untuk
memenuhi sasaran efektif, dengan memperhitungkan jumlah dana yang tersedia
dengan besarnya manfaat yang diperoleh dengan kegiatan promosi yang
dijalankan perusahaan. Beberapa kegiatan promosi yang dapat dijalankan
perusahaan adalah iklan sponsorship acara-acara kampus, open tender dan
Hubungan masyarakat (Humas), atau (Public Relations).
3. Di dalam penelitian ini juga diperoleh alternatif strategi memberikan diskon
sebagai prioritas kedua, terutama apabila produk,
atau jasa
secara mutu
memang sudah layak untuk dipasarkan, tetapi masih sedikit orang yang
mengenal atau membeli produk, atau jasa perusahaan tersebut. Memberikan
diskon dapat diberikan dalam berbagai bentuk dan sedapat mungkin
memberikan diskon yang tidak mengeluarkan biaya tambahan bagi perusahaan
yang tidak merugikan perusahaan.
4. Alternatif strategi menentukan lokasi strategik usaha
Dalam strategi pemasaran, adanya pemilihan lokasi usaha strategik menjadi
salah satu faktor yang memengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha.
57
Semakin strategik lokasi usaha yang dipilih, maka semakin tinggi pula tingkat
penjualan dan berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha. Untuk itu, perlu
dilakukan penelitian untuk membandingkan beberapa pilihan tempat sebelum
akhirnya perusahaan menentukan lokasi yang paling strategik. Beberapa faktor
yang umum sebagai bahan pertimbangan strategi memilih lokasi usaha adalah
potensi pasar, besar pendapatan, banyaknya usaha yang mendukung lokasi
tersebut, menyesuaikan dana dengan lokasi yang akan dipilih, memilih lokasi
usaha yang tingkat kompetisinya rendah, tingkat kenyamanan dan keamanan
yang mendukung dan akses menuju lokasi usaha.
58
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Bentuk kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh CV. XYZ adalah
menggunakan logo atau merk sebagai identitas produk, Personal selling,
mengikuti pameran dan acara bazar di kampus, melakukan promosi dengan
memberikan diskon kusus, jaminan produk, membagikan brosur, selebaran,
kalender, dan pembatas buku, memasang spanduk lokasi usaha.
2. Faktor-faktor yang teridentifikasi sebagai faktor penyusun strategi pemasaran
konveksi XYZ adalah
adalah tingkat persaingan, karakteristik pasar, saluran
distribusi, teknologi dan harga. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam
pemilihan strategi pemasaran konveksi XYZ adalah karakteristik pasar (bobot
0,309), harga (bobot 0,307). Tingkat Persaingan (bobot 0,177), saluran distribusi
(bobot 0,112) dan teknologi (bobot 0,094).
3. Alternatif strategi pemasaran konveksi XYZ yang diprioritaskan pertama ialah
meningkatkan kegiatan promosi (bobot 0,3146), memberikan diskon (bobot
0,274), menetapkan lokasi strategik usaha (bobot 0,1845), meningkatkan mutu
produk (bobot 0,1431) dan memberikan pelatihan kepada SDM (bobot 0,0838).
B. Saran
1. Pemahaman dan pengetahuan pihak perusahaan akan karakteristik pasar dan
penentuan harga menjadi mutlak diperlukan, agar tujuan kegiatan pemasaran
dapat tercapai. Peningkatan kegiatan promosi menjadi sebuah strategi
pemasaran yang efektif .
2. Perusahaan perlu lebih berperan secara aktif dalam acara-acara open tender,
ataupun menjadi sponsorship dalam acara-acara kampus, ataupun acara-acara
yang di buat oleh perusahaan-perusahaan di kawasan kampus IPB, sebagai
saluran yang menjembatani kepentingan perusahaan dalam mempromosikan
produk-produknya, disamping meningkatkan hubungan dengan mitra sebagai
pemasok bahan baku, ataupun produk sekunder dan agen-agen yang menjadi
perantara dalam pemesanan produk konveksi ini.
59
3. Dalam jangka panjang perusahaan dapat memproduksi sendiri produk
sekunder, seperti kemeja, pakaian lapang dan jas lab yang sebagian atau
keseluruhan dari prosesnya menggunakan sistem outsourcing dengan mitra
perusahaan lain, dan meningkatkan sumber pendapatan tambahan.
60
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber daya Manusia (Terjemahan). PT. Indeks.
Jakarta.
Fewidarto, P.D. 1996. Proses Hirarki Analitik (Analytical Hierarcy Process). Materi
Kursus Tingkat Jurusan Tekhnologi Industri Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Hubeis, M. 2005. Manajemen Kreativitas dan Inovasi dalam Bisnis. Penerbit PT.
Hecca Mitra Utama. Jakarta.
________. 2009. Prospek Usaha Kecil dalam wadah Inkubator Bisnis. PT.Ghalia
Indonesia. Bogor.
Kotler, P.1993. Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan
Pengendalian (Terjemahan). Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.
_______. 2002. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). PT. Prenhalindo, Jakarta.
_______. 2004. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). PT. Indeks, Jakarta.
_______. 2007. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). PT. Indeks, Jakarta.
_______. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran (Terjemahan). Erlangga. Jakarta.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT
Grasindo, Jakarta.
Nasution. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. PT Ghalia Indonesia, Bogor.
Oktaviani, V. 2008. Analisis Strategi Pemasaran Ekspor Tekstil pada PT X Bandung,
Jawa Barat. Skripsi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, IPB, Bogor.
Robinson, P. 1997. Manajemen Strategi: Formulasi, Implementasi dan Pengendalian
(Terjemahan). PT. Binarupa Aksara, Jakarta.
Saaty, T.L. 1991. Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam
situasi yang kompleks (Terjemah). PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Simatupang, Y. 2007. Perancangan Strategi Pemasaran dengan Metode Proses
Hirarki Analitik pada RS BMC. Skripsi pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, Bogor.
61
Supariyani, E, 2004, Pengaruh Biaya Pelaksanaan Promosi Melalui Pameran terhadap
Tingkat Volume Penjualan pada PT. Astra Internasional Tbk Isuzu Cabang
Bogor, Jurnal Ilmiah Ranggagading 4 (1) : 69-74.
Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta.
Kurniadi. www.konveksiseragam.org. Konveksi dan Garment 2012 [diakses 2 April
2012]
62 LAMPIRAN
63 Lampiran
n 1. Kuesiooner penelittian
STRA
ATEGI PEMASA
P
RAN KO
ONVEKSII XYZ DI KAWAS
SAN
K
KAMPUS
S IPB DAR
RMAGA BOGOR
R
OLE
EH
S
SITI
RIN
NA AGUSTINANIN
NGRUM
H240880072
DEPAR
RTEMEN MANAJEMEN
FAKU
ULTAS EKONOM
MI DAN MANAJEM
M
MEN
UT PERT
TANIAN BOGOR
B
INSTITU
20112
64 Lanjutan Lampiran 1.
STRATEGI PEMASARAN KONVEKSI XYZ DI KAWASAN
KAMPUS IPB DARMAGA BOGOR
Kepada Responden yang terhormat,
Dalam rangka menyelesaikan studi/tugas akhir di Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor, diperlukan dukungan
Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini.
Pengisian Kuesioner ini dimaksudkan untuk mendukung proses akhir
pengolahan data dalam rangka pemecahan masalah. Pengisian kuesioner memiliki
tujuan untuk menentukan sejauh mana pengaruh dan tingkat faktor, pelaku, tujuan,
dan komponen lain dalam memperoleh strategi pemasaran yang tepat bagi
perusahaan. Landasan utama pengisian kuesioner ini adalah sebuah hirarki (struktur
Analytical Hierarchy Process) (AHP) dengan komponen-komponennya lengkap yang
disusun berdasarkan alternatif, hasil observasi dan pendapat pihak terkait dalam
perusahaan. Penyusunan hirarki ini sesungguhnya disesuaikan dengan keadaan
perusahaan.
Pemilihan alternatif strategi promosi mungkin akan dapat menjadi pilihan
yang sangat patut dipertimbangkan dengan adanya sinergisitas antara seluruh aspek
yang terkait. Strategi pemasaran merupakan sebuah kondisi dan kebutuhan
perusahaan, maka diharapkan pengisian kuesioner ini adalah berdasarkan
pengalaman, penilaian yang dirasakan oleh responden (Bapak/Ibu) terhadap unsurunsur yang mendasari penyusunan strategi pemasaran ini. Untuk itu, kami sangat
mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.
Kejujuran Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini sangat berarti bagi penelitian kami.
Atas kesediaan Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktunya dalam mengisi
kuesioner ini, penyusun mengucapkan terimakasih.
Bogor, 18 Januari 2012
Siti Rina Agustinaningrum
H24080072
65 Lanjutan Lampiran 1.
DATA RESPONDEN
1. Nama
: ……………………………………………….
2. Jenis Kelamin
: Pria/Wanita
3. Usia
: …………………………………………Tahun
4. Pendidikan Terakhir
: a. SMA atau sederajat
b. Diploma/Sarjana Muda
c. Sarjana S1
d. S2 atau lebih, sebutkan
5. Jabatan
:……………………………………………….
6. Tugas dan Wewenang
:
a………………………………………………………………………………
b………………………………………………………………………………
c……………………………………………………………………………….
d………………………………………………………………………………
e……………………………………………………………………………..
7. Lama bekerja di Icon Clothing : ……………………………………….Tahun
8. Pernahkah anda bekerja di perusahaan lain sebelumnya ?
a. Ya
b. Tidak
9. Jika anda menjawab ya (pada pertanyaan No.8 berapa lama anda bekerja
sebelumnya ?...... Tahun
10. Jabatan terakhir anda sewaktu keluar dari perusahaan tersebut ?
................................................................
11. Tanggal Pengisian : ……………………
66 Lanjutan Lampiran 1.
PETUNJUK PENGISIAN
1. Pada bagian ini Anda diminta untuk membandingkan antara unsur-unsur A
dan B, lalu memberi tanda X nilai perbandingannya.
2. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan
tingkat kepentingan dari unsur-unsur yang dibandingkan secara bersamaan.
3. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1-9. Definisi dari skala
yang digunakan untuk menilai komparasi ditentukan sebagai berikut:
Nilai Komparasi
Definisi
(A dibandingkan B)
1
A dan B sama penting
3
A sedikit lebih penting daripada B
5
A lebih penting dari B
7
A sangat jelas lebih penting dari B
9
A mutlak lebih penting dari B
2, 4, 6, 8
Nilai-nilai diantara dua pertimbangan
CONTOH CARA MENJAWAB
Bandingkanlah besarnya peran antar faktor-faktor dibawah ini berkaitan dengan
fokus “Penyusunan Strategi Pemasaran Konveksi XYZ”
Kolom
Kiri
Lebih Penting
9
Faktor X
8 7 6 5
4 3 2 1 2 3 4
X
Kolom
5 6 7 8 9
Kanan
Faktor Y
Faktor X
Faktor Y
Lebih Penting
X Faktor Z
X
Faktor Z
Pengertiannya :
•
•
•
Faktor X jelas lebih penting daripada faktor Y, atau sebaliknya faktor Y jelas
kurang penting daripada faktor X
Faktor X mutlak kurang penting daripada faktor Z, atau sebaliknya faktor Z
mutlak lebih penting daripada faktor X
Ragu-ragu (diperlukan kompromi) untuk mengatakan bahwa faktor Z jelas
lebih penting daripada faktor Y
67 Lanjutan Lampiran 1.
STRATEGI PEMASARAN KONVEKSI XYZ DI KAWASAN
KAMPUS IPB DARMAGA BOGOR
Persaingan bisnis konveksi yang semakin marak tak pelak menuntut para
pemain dalam bisnis ini untuk main kreatif dan inovatif dalam menciptakan berbagai
langkah strategi guna memasarkan produknya. Strategi pemasaran memegang
peranan yang sangat penting terhadap upaya pencapaian tujuan perusahaan, maka
mengingat pentingnya strategi pemasaran maka diperlukan pemilihan strategi jitu
sebagai landasan strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan.
A. Faktor
1. Tingkat persaingan (TP)
2. Karakteristik pasar (KP)
3. Saluran distribusi (SD)
4. Tekhnologi (TK)
5. Harga (HG)
B. Aktor
1. Manajer Umum (MU)
2. Manajer Pemasaran (MP)
3. Manajer Keuangan (MK)
4. Staff Pekerja/ penjahit (SP)
C. Tujuan
1. Menguatnya Brand icon (MB)
2. Pengembangan pasar (PP)
3. Meningkatnya penjualan dan keuntungan (MPK)
4. Pengembangan produk (PPK)
D. Alternatif
1. Alternatif A : Meningkatkan mutu produk.
2. Alternatif B : Memberikan diskon.
3. Alternatif C : Meningkatkan promosi.
4. Alternatif D : Menentukan lokasi strategik usaha.
5. Alternatif E : Memberikan pelatihan kepada SDM.
68 Lanjutan Lampiran 1.
PENGISIAN KUESIONER
Dalam menentukan bobot prioritas alternatif strategi pemasaran terdapat lima (5)
faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu Tingkat persaingan (TP), Karakteristik
pasar (KP), Saluran distribusi (SD), Tekhnologi (TK) dan Harga (HG).
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor
dengan faktor lainnya dalam menentukan bobot prioritas alternatif strategi
pemasaran.
Kolom
Kiri
Lebih Penting
9
8 7 6
Lebih Penting
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kolom
Kanan
TP
KP
TP
SD
TP
TK
TP
HG
KP
SD
KP
TK
KP
HG
SD
TK
SD
HG
TK
HG
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas
lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
69 Lanjutan Lampiran 1.
Terdapat empat (4) aktor yang berperan dalam pengambilan keputusan pemilihan
strategi pemasaran adalah Manajer Umum (MU), Manajer Pemasaran (MP), Manajer
Keuangan (MK) dan Staff Pekerja/ penjahit (SP).
a. Bandingkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara aktor dengan aktor
lainnya dalam pengaruh tingkat persaingan untuk pemilihan strategi
pemasaran.
Kolom Lebih Penting
Lebih Penting
Kolom
Kiri
9
8 7 6
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kanan
MU
MP
MU
MK
MU
SP
MP
MK
MP
SP
MK
SP
b. Bandingkan tingkat kepentingan/ pengaruh relatif antara aktor dengan aktor
lainnya dalam pengaruh karakteristik pasar untuk pemilihan strategi
pemasaran.
Kolom
Kiri
Lebih Penting
9
8 7 6
Lebih Penting
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kolom
Kanan
MU
MP
MU
MK
MU
SP
MP
MK
MP
SP
MK
SP
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7
= sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai
diantaranya.
70 Lanjutan Lampiran 1.
c. Bandingkan tingkat kepentingan/ pengaruh relatif antara aktor dengan aktor
lainnya dalam pengaruh saluran distribusi untuk pemilihan strategi
pemasaran.
Kolom Lebih Penting
Lebih Penting
Kolom
Kiri
9
8 7 6
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kanan
MU
MP
MU
MK
MU
SP
MP
MK
MP
SP
MK
SP
d. Bandingkan tingkat kepentingan/ pengaruh relatif antara aktor dengan aktor
lainnya dalam pengaruh tekhnologi untuk pemilihan strategi pemasaran.
Kolom Lebih Penting
Lebih Penting
Kolom
Kiri
9
8 7 6
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kanan
MU
MP
MU
MK
MU
SP
MP
MK
MP
SP
MK
SP
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7
= sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai
diantaranya.
71 Lanjutan Lampiran 1.
e. Bandingkan tingkat kepentingan/ pengaruh relatif antara aktor dengan aktor
lainnya dalam pengaruh harga untuk pemilihan strategi pemasaran.
Kolom Lebih Penting
Lebih Penting
Kolom
Kiri
9
8 7 6
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kanan
MU
MP
MU
MK
MU
SP
MP
MK
MP
SP
MK
SP
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7
= sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai
diantaranya.
72 Lanjutan Lampiran 1.
Terdapat empat (4) tujuan yang ingin dicapai konveksi XYZ melalui strategi
pemasaran yang dipilih, yaitu:
1. Menguatnya Brand icon (MB)
2. Pengembangan pasar (PP)
3. Meningkatnya penjualan dan keuntungan (MPK)
4. Pengembangan produk (PPK)
Bandingkan tingkat kepentingan/pengaruh relativ antara salah satu tujuan dengan
tujuan lainnya untuk para aktor dalam menentukan bobot prioritas pemilihan
alternatif strategi pemasaran konveksi XYZ.
a. Terhadap kepentingan Manajer Umum
Kolom
Kiri
Lebih Penting
9
8 7 6
Lebih Penting
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kolom
Kanan
MB
PP
MB
MPK
MB
PPK
PP
MPK
PP
PPK
MPK
PPK
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting;
7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai
diantaranya.
73 Lanjutan Lampiran 1.
b. Terhadap kepentingan Manajer Pemasaran
Kolom
Kiri
Lebih Penting
9
8 7 6
Lebih Penting
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kolom
Kanan
MB
PP
MB
MPK
MB
PPK
PP
MPK
PP
PPK
MPK
PPK
c. Terhadap kepentingan Manajer Keuangan
Kolom
Kiri
Lebih Penting
9
8 7 6
Lebih Penting
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kolom
Kanan
MB
PP
MB
MPK
MB
PPK
PP
MPK
PP
PPK
MPK
PPK
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7
= sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai
diantaranya
74 Lanjutan Lampiran 1.
d. Terhadap kepentingan Staff pekerja/ Penjahit
Kolom
Kiri
Lebih Penting
9
8 7 6
Lebih Penting
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kolom
Kanan
MB
PP
MB
MPK
MB
PPK
PP
MPK
PP
PPK
MPK
PPK
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7
= sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai
diantaranya
75 Lanjutan Lampiran 1.
Terdapat lima (5) alternatif strategi pemasaran yang akan dinilai bobot prioritasnya
dalam strategi pemasaran yang ditawarkan, yaitu :
1. Alternatif A : Memperbaiki dan mutu produk (MMP).
2. Alternatif B : Memberikan diskon (MDK).
3. Alternatif C : Meningkatkan promosi (MPR).
4. Alternatif D : Menentukan lokasi strategik Usaha (MLU).
5. Alternatif E : Memberikan pelatihan kepada SDM (MPS)
Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara alternatif satu dengan alternatif lainnya
untuk mencapai tujuan-tujuan di bawah ini.
a. Jika tujuannya untuk Memperbaiki dan meningkatkan mutu (MMP)
Kolom
Kiri
Lebih Penting
9
8 7 6
LebihPenting
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kolom
Kanan
MMP
MDK
MMP
MPR
MMP
MLU
MMP
MPS
MDK
MPR
MDK
MLU
MDK
MPS
MPR
MLU
MPR
MPS
MLU
MPS
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7
= sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai
diantaranya
76 Lanjutan Lampiran 1.
b. Jika tujuannya untuk Memberikan diskon tertentu kepada konsumen (MDK).
Kolom
Kiri
Lebih Penting
9
8 7 6
Lebih Penting
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kolom
Kanan
MMP
MDK
MMP
MPR
MMP
MLU
MMP
MPS
MDK
MPR
MDK
MLU
MDK
MPS
MPR
MLU
MPR
MPS
MLU
MPS
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7
= sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai
diantaranya
77 Lanjutan Lampiran 1.
c. Jika tujuannya untuk lebih proaktif dalam melakukan Promosi (MPR).
Kolom
Kiri
Lebih Penting
9
8 7 6
Lebih Penting
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kolom
Kanan
MMP
MDK
MMP
MPR
MMP
MLU
MMP
MPS
MDK
MPR
MDK
MLU
MDK
MPS
MPR
MLU
MPR
MPS
MLU
MPS
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7
= sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai
diantaranya
78 Lanjutan Lampiran 1.
d. Jika tujuannya terkait Menentukan lokasi strategik usaha (MLU).
Kolom
Kiri
Lebih Penting
9
8 7 6
LebihPenting
5
4 3 2 1 2 3
4
5 6 7 8
9
Kolom
Kanan
MMP
MDK
MMP
MPR
MMP
MLU
MMP
MPS
MDK
MPR
MDK
MLU
MDK
MPS
MPR
MLU
MPR
MPS
MLU
MPS
Keterangan : Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7
= sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai
diantaranya
79 Lanjutan Lampiran 1.
SARAN DAN KOMENTAR
Saran dan Komentar Bapak/Ibu untuk pemilihan strategi Pemasaran Konveksi
Icon Inc:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………
Terima kasih Atas Partisipasi Bapak/Ibu
80 Lampiran 2. Matriks Pendapat Gabungan (MPG) antar unsur dalam berbagai tingkatan
a. Matriks Pendapat gabungan antar unsur pada tingkat 2 (Factor pada pemilihan strategi pemasaran konveksi XYZ)
TP TP KP SD TK HG KP SD TK HG 0.555525 1.77828 1.57317 0.65006
3.30975 2.54573 1.04664
1.56508 0.370041
0.250986
Incon: 0.01 b. MPG antar unsur pada tingkat 3 (Aktor pada pemilihan strategi pemasaran konveksi XYZ)
1). Tingkat Persaingan
MU MU MP MK SP MP MK SP 1.22095 4.22949
2.31658
2.78316
2.34035
0.587396
Incon: 0.01 3). Saluran Distribusi
2). Karakteristik Pasar
MU MU MP MK SP MP MK SP 2.91295 6.08609
5.38356
4.40056
3.30975
0.638945
Incon: 0.02 4). Teknologi
MU MU MU MP MK SP MP MK SP 0.508133 4.55901
2
5.63463
2.27244
0.355655
Incon: 0.01 MU MP
MK SP MP MK SP 4.68069 1.91089 1.02988
0.280299 0.244462
0.521695
Incon: 0.01 81 Lanjutan Lampiran 2.
5). Harga
MU MU MP MK SP MP MK SP 2.21336 1.07457 2.4323
0.472871 1.56508
2.4323
Incon: 0.01 c. MPG antar unsur pada tingkat 4 (Tujuan pada pemilihan strategi pemasaran konveksi XYZ)
1). Tingkat Persaingan
Manajer Umum
MB MB PP MPK
PPK PP MPK PPK 0.89443 0.254066 1.94413
0.686587
1.8001
2.4323
Incon: 0.05 Manajer Keuangan
MB PP MPK PPK MB 0.288675 0.219346 0.217118
PP 0.819034 0.577351
MPK 1.73205
PPK Incon: 0.03 Manajer Pemasaran
MB PP MPK PPK MB 0.5 0.562341 3.93598
PP 1.05737 5.00997
MPK 4.35588
PPK Incon: 0.01 Staff Pekerja
MB PP MPK PPK MB 2.1407 0.242746
1.25743
PP 0.158915 0.594605
MPK 4.32531
PPK Incon: 0.00 82 Lanjutan Lampiran 2.
2). Karakteristik Pasar
Manajer Umum
Manajer Pemasaran
Pemasaran
Manajer
MB
MB PP MPK PPK PP MPK PPK
0.5 0.562341 3.93598
1.05737 5.00997
4.35588
Incon: 0.01 Manajer Keuangan
MB PP MPK PPK MB 2.1407 0.242746 1.25743
PP 0.158915 0.594605
MPK
4.32531
PPK Incon: 0.00 MB PP MPK PPK MB 0.89443 0.254066 1.94413
PP
0.686587
1.8001
MPK 2.4323
PPK Incon: 0.05 Staff Pekerja MB PP MPK PPK MB
0.288675 0.219346 0.217118
PP 0.819034 0.577351
MPK
1.73205
PPK Incon: 0.03 3). Saluran Distribusi
Manajer Pemasaran Manajer Umum
MB PP MPK PPK MB 0.89443 0.254066 1.94413
PP 0.686587 1.8001
MPK
2.4323
PPK Incon: 0.05 MB MB PP MPK PPK PP MPK PPK 0.5 0.562341 3.93598
1.05737 5.00997
4.35588
Incon: 0.01 83 Lanjutan Lampiran 2.
Staff Pekerja
Manajer Keuangan
MB MB PP MPK PPK PP MPK PPK 2.1407 0.242746
1.25743
0.158915 0.594605
4.32531
Incon: 0.00 MB PP MPK PPK MB 0.288675 0.219346 0.217118
PP 0.819034 0.577351
MPK 1.73205
PPK Incon: 0.03 4). Teknologi
Manajer Pemasaran Manajer Umum
MB MB PP MPK PPK PP MPK PPK 0.89443 0.254066 1.94413
0.686587 1.8001
2.4323
Incon: 0.05 MB MB PP MPK PPK MB PP MPK PPK PP MPK PPK 2.1407 0.242746 1.25743
0.158915 0.594605
4.32531
Incon: 0.00 MPK PPK 0.5 0.562341 3.93598
1.05737 5.00997
4.35588
Incon: 0.01 Staff Pekerja
Manajer Keuangan
MB PP MB MB PP MPK PPK PP MPK PPK 0.288675 0.219346 0.217118
0.819034 0.577351
1.73205
Incon: 0.03 84 Lanjutan Lampiran 2.
5). Harga
Manajer Pemasaran
Manajer Umum
MB MB PP MPK PPK PP MPK PPK 0.89443 0.254066 1.94413
0.686587 1.8001
2.4323
Incon: 0.05 MB MB PP MPK PPK MB PP MPK PPK PP MPK PPK 2.1407 0.242746 1.25743
0.158915 0.594605
4.32531
Incon: 0.00 MPK PPK 0.5 0.562341 3.93598
1.05737 5.00997
4.35588
Incon: 0.01 Staff Pekerja
Manajer Keuangan
MB PP MB MB PP MPK PPK PP MPK PPK 0.288675 0.219346 0.217118
0.819034 0.577351
1.73205
Incon: 0.03 85 Lanjutan Lampiran 2.
MPG antar unsur pada tingkat 5 (Alternatif pada pemilihan strategi pemasaran
konveksi XYZ)
1). Compare the relative importance with respect t TP \ MU\MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.4518018 0.2236066 0.160365891
MPR 0.3688934 0.211474165
MLU 0.3102016
MPS Incon: 0.05
2). Compare the relative importance with respect t TP \ MU\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.1492372 0.1634812 0.2581991 0.903603571
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03
3). Compare the relative importance with respect t TP \ MU\MPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.2427461 0.2089104 0.8801112
2.23607
MDK 0.5773505
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 4). Compare the relative importance with respect t TP \ MU\PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.8408944 0.2373679 0.1827776
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.3021376
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 5). Compare the relative importance with respect t TP \ MP\MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 86 Lanjutan Lampiran 2.
6). Compare the relative importance with respect t TP \ MP\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 7). Compare the relative importance with respect t TP \ MP\MPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 8). Compare the relative importance with respect t TP \ MP\PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 9). Compare the relative importance with respect t TP \ MK\MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 10). Compare the relative importance with respect TP \ MK\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 87 Lanjutan Lampiran 2.
11). Compare the relative importance with respect TP \ MK\MPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 12). Compare the relative importance with respect TP \ MK\PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 13). Compare the relative importance with respect TP \ SP\MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 14). Compare the relative importance with respect TP \ SP\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 15). Compare the relative importance with respect TP \ SP\MPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 88 Lanjutan Lampiran 2.
16). Compare the relative importance with respect TP \ SP\PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 17). Compare the relative importance with respect KP \ MU\MB
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 18). Compare the relative importance with respect KP \ MU\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 19). Compare the relative importance with respect KP \ MU\MPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 20). Compare the relative importance with respect KP \ MU\PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 89 Lanjutan Lampiran 2.
21). Compare the relative importance with respect KP \ MP\MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 22). Compare the relative importance with respect KP \ MP\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 23). Compare the relative importance with respect KP \ MP\MPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 24). Compare the relative importance with respect KP \ MP\PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 25). Compare the relative importance with respect
MMP MDK MPR MLU MMP 7.48331 6.19198
4.72871
MDK 0.451802 0.223607
MPR 0.368893
MLU MPS Incon: 0.05 KP \ MK\MB MPS 2.71081
0.160366
0.211474
0.310202
90 Lanjutan Lampiran 2.
KP \ MK\PP 26). Compare the relative importance with respect
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 27). Compare the relative importance with respect KP \ MK\MPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 28). Compare the relative importance with respect KP \ MK\PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 29). Compare the relative importance with respect KP \ SP\MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 30). Compare the relative importance with respect KP \ SP\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 91 Lanjutan Lampiran 2.
31). Compare the relative importance with respect KP \ SP\MPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 32). Compare the relative importance with respect KP \ SP\PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 33). Compare the relative importance with respect SD \ MU\MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 34). Compare the relative importance with respect SD \ MU\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 35). Compare the relative importance with respect SD \ MU\MPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 92 Lanjutan Lampiran 2.
36). Compare the relative importance with respect SD \ MU\PPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 7.31861
MPS Incon: 0.04 37). Compare the relative importance with respect SD \ MP\MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 38). Compare the relative importance with respect SD \ MP\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 39). Compare the relative importance with respect SD \ MP\MPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 40). Compare the relative importance with respect SD \ MP\PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 93 Lanjutan Lampiran 2.
41). Compare the relative importance with respect SD \ MK\MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 42). Compare the relative importance with respect SD \ MK\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 43). Compare the relative importance with respect SD \ MK\MPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 44). Compare the relative importance with respect SD \ MK\PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 45). Compare the relative importance with respect SD \ SP\MB MMP MDK MPR
MLU
MPS
MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 94 Lanjutan Lampiran 2.
46). Compare the relative importance with respect SD \ SP\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 47). Compare the relative importance with respect SD \ SP\MPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 48). Compare the relative importance with respect SD \ SP\PPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 49). Compare the relative importance with respect TK \ MU\MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 50). Compare the relative importance with respect TK \ MU\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 95 Lanjutan Lampiran 2.
51). Compare the relative importance with respect TK \ MU\MPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 52). Compare the relative importance with respect TK \ MU\PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 53). Compare the relative importance with respect TK \ MP\MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 54). Compare the relative importance with respect TK \ MP\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 55). Compare the relative importance with respect TK \ MP\MPK
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 96 Lanjutan Lampiran 2.
56). Compare the relative importance with respect TK \ MP\PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 57). Compare the relative importance with respect TK \ MK\MB
MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 58). Compare the relative importance with respect TK \ MK\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 59). Compare the relative importance with respect to : T K\ MK \ MPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 60). Compare the relative importance with respect to : T K\ MK \ PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 97 Lanjutan Lampiran 2.
61). Compare the relative importance with respect to : T K\ SP\ MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 62). Compare the relative importance with respect to : T K\ SP\ PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 63). Compare the relative importance with respect to : T K\ SP\ MPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 64). Compare the relative importance with respect to : T K\ SP\ PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 65). Compare the relative importance with respect to : HG\ MU\ MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 98 Lanjutan Lampiran 2.
66). Compare the relative importance with respect to : HG\ MU\ PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 67). Compare the relative importance with respect to : HG\ MU\ MPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 68). Compare the relative importance with respect to : HG\ MU\ PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 69). Compare the relative importance with respect to : HG\ MP\ MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 70). Compare the relative importance with respect to : HG\ MP\ PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 99 Lanjutan Lampiran 2.
71). Compare the relative importance with respect to : HG\ MP\ MPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 72). Compare the relative importance with respect to : HG\ MP\ PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 73). Compare the relative importance with respect to : HG\ MK\ MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 74). Compare the relative importance with respect to : HG\ MK\ PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 75). Compare the relative importance with respect to : HG\ MK\ MPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 100 Lanjutan Lampiran 2.
76). Compare the relative importance with respect to : HG\ MK\ PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 77). Compare the relative importance with respect to : HG\ SP\ MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198
4.72871
2.71081
MDK 0.451802 0.223607
0.160366
MPR 0.368893
0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05 78). Compare the relative importance with respect to : HG\ SP\ PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199
0.903604
MDK 1.86121
4.35588
6.65371
MPR 3.22371
6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03 79). Compare the relative importance with respect to : HG\ SP\ MPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.242746 0.20891 0.880111
2.23607
MDK 0.577351
2.47462
5.95789
MPR 2.69178
6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02 80). Compare the relative importance with respect to : HG\ SP\ PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778
1.68179
MDK 0.25 0.182574
3.13017
MPR 0.302138
5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04 
Download