BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori yang berkaitan dengan Database
2.1.1 Sistem
Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas
orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan
manajemen. Istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan
organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di
mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.
Sementara ada juga definisi lain yang mengatakan kalau sistem informasi
adalah kumpulan informasi di dalam sebuah basis data menggunakan model dan
media teknologi informasi digunakan di dalam pengambilan keputusan bisnis
sebuah organisasi. Di dalam suatu organisasi, informasi merupakan sesuatu yang
penting di dalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak
manajemen. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak
komputer, prosedur manual, model manajemen dan basis data.
Sistem informasi adalah cara untuk menjelaskan ruang lingkup dan batasbatas dari sistem database. (Connolly dan Begg, 2010, hal. 312).
2.1.2 Data
Dalam pendekatan basis data tidak hanya berisi basis data itu sendiri tetapi
juga termasuk definisi atau deskripsi dari data yang disimpan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia pengertian data adalah keterangan yang benar dan nyata.
Atau keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan bahan kajian (analisis
atau kesimpulan).
Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara mesin dengan
pengguna. Data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS dari sudut
pandang end-user. (Connolly dan Begg,2010, hal. 70).
2.1.3 Basis Data dan Sistem Basis Data
Menurut (Connolly dan Begg 2010, hal. 65), Basis Data adalah kumpulan
relasi-relasi logis dari data (dan deskripsi data) yang dapat digunakan bersama
7
8
dan dibuat untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Database adalah relasi data logis yang terdiri dari entitas-entitas, atribut-atribut,
dan relationship dari informasi organisasi/perusahaan.
Kegunaan dari database adalah :
1. Menghilangkan redundancy data.
2. Keterbatasan akses data.
3. Meningkatkan keamanan.
4. Multiple User.
5. Independensi data (kebebasan data).
Beda lagi dengan (Post, 2005, hal. 2), menurutnya basis data merupakan
koleksi dari data yang disimpan dalam format yang terstandarisasi dan dirancang
untuk dapat digunakan oleh beberapa pengguna.
Menurut ( James A. O'Brien, 2005, hal. 141), basis data adalah sebuah
kumpulan yang terintegrasi dari elemen data yang terhubung secara logikal.
Elemen data mendeskripsikan entitas-entitas dan hubungan antara entitas.
Sistem basis data dibuat untuk mengatur informasi dalam jumlah yang besar.
Pengaturan data menyangkut mendefinisikan struktur penyimpanan informasi
dan menyediakan cara untuk memanipulasi informasi, serta memastikan
keamanan dari informasi yang disimpan.
Tujuan utama pengelolaan data dalam basis data adalah agar kita dapat
memperoleh data yang kita cari dengan mudah dan cepat. Pemanfaatan basis
data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti berikut ini :
1. Kecepatan dan kemudahan (speed)
2. Efisiensi ruang penyimpanan (space)
3. Keakuratan (accuracy)
4. Ketersediaan (availability)
5. Kelengkapan (completeness)
6. Keamanan (security)
7. Kebersamaan penggunaan (sharability)
2.1.4 Database Management System (DBMS)
Menurut (Conolly dan Begg, 2010, hal 66), Database Management System
(DBMS) adalah suatu sistem software yang memungkinkan user untuk
mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengatur akses ke database. DBMS
9
berinteraksi dengan program aplikasi user dan database.
•
Pengendalian Akses ke Basis Data
Akses kontrol ke basis data, meliputi:
- A security system (Sistem Keamanan), sistem ini untuk mencegah
pengguna yang tidak mempunyai hak akses untuk memasuki basis data.
- A Integrity System (Sistem Integritas), sistem ini untuk menjaga
konsistensi data yang disimpan dalam basis data.
- A Concurrency System (Sistem Akses Kontrol bersama), sistem ini untuk
mengizinkan akses basis data secara bersamaan.
- A Recovery Control System (Kontrol sistem perbaikan), sistem ini berguna
untuk mengembalikan basis data ke kondisi sebelumnya setelah terjadi
kegagalan perangkat lunak atau perangkat keras.
2.1.5 Fungsi DBMS
Fungsi yang disediakan DBMS Menurut (Connolly dan Begg, 2010, hal. 66)
yaitu :
1. Memungkinkan user untuk mendefinisikan basis data, biasanya dari Data
Definition
Language
(DDL),
DDL
memungkinkan
user
untuk
membedakan tipe dan struktur data, dan batasan data yang akan disimpan
dalam basis data.
2. Memungkinkan user untuk menyisipkan, meng-update, menghapus dan
menerima data dari basis data, biasanya dari Data Manipulation
Language (DML).
3. Menyediakan kontrol akses ke basis data dengan menyediakan :
a. Sistem keamanan yang menengah akses ilegal ke dalam basis data.
b. Sistem integrasi yang memelihara arah akurasi data.
c. Sistem pembagian hak akses ke basis data.
d. Sistem pengendalian untuk memulihkan basis data ke keadaan
sebelumnya, yang dikarenakan oleh kegagalan software atau
hardware.
e. Katalog pengaksesan user yang berisi penjelasan data.
10
2.1.6 Komponen-komponen DBMS
Menurut (Connolly dan Begg, 2010, hal. 66), Database Management System
(DBMS) memiliki lima komponen penting yaitu:
1. Hardware (perangkat keras)
Dalam menjalankan aplikasi dan DBMS diperlukan perangkat keras.
Perangkat keras dapat berupa sebuah single personal computer, single
mainframe, hingga komputer yang saling terhubung.
2. Software (perangkat lunak)
Komponen perangkat lunak meliputi DBMS software itu sendiri dan
program aplikasi berserta sistem operasi (OS), termasuk perangkat lunak
tentang jaringan bila DBMS digunakan dalam jaringan.
3. Data
Data mungkin merupakan komponen terpenting dari DBMS
khususnya sudut pandang dari end user mengenai data.
4. Prosedur
Prosedur berupa panduan dan instruksi dalam membuat rancangan
dan penggunaan basis data. Pengguna sistem dan staff yang mengelola
dan menggunakan basis data membutuhkan prosedur dalam menjalankan
sistem basis data itu sendiri. Proses di dalam basis data dapat berupa :
mengakses ke dalam basis data, penggunaan fasilitas DBMS, cara
menjalankan dan memberhentikan DBMS, membuat salinan database,
memeriksa hardware dan software yang sedang berjalan, mengubah
struktur basis data, meningkatkan kinerja atau membuat arsip data pada
secondary storage.
5. Manusia
Komponen terakhir yaitu manusia sendiri yang terlibat dalam sistem
tersebut. Manusia yang terlibat dengan sistem, yaitu : database
administrator, perancang database, pengembang aplikasi dan pengguna
akhir.
2.1.7 Database Language
Menurut (Connolly dan Begg, 2010, hal. 92), sebuah sub-bahasa data terdiri
dari dua bagian: Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation
Language (DML). DDL di gunakan untuk menentukan skema database dan
11
DML di gunakan untuk kedua membaca dan update database. Bahasa-bahasa ini
disebut sub-language data karena mereka tidak termasuk konstruksi untuk semua
kebutuhan komputasi tingkat, seperti pernyataan kondisional atau iteratif, yang
di sediakan oleh bahasa pemrograman tingkat tinggi.
Menurut (Connolly dan Begg, 2010, hal. 92), Data Definition Language
(DDL) adalah sebuah bahasa yang mengizinkan Database Administrator (DBA)
atau user untuk mendeskripsikan dan memberi nama entitas, atribut, dan
hubungan yang diperlukan aplikasi beserta intergrity yang berhubungan dan
batasan keamanan.
2.1.8 Database System Development Lifecycle
a. Perencanaan Basis Data (Database Planning)
Tahapan ini merencanakan bagaimana langkah-langkah dalam
daur hidup basis data agar dapat diwujudkan se-efisien dan se-efektif
mungkin. Langkah pertama yang paling penting dalam perencanaan
basis data adalah menggambarkan dengan jelas mission statement dari
proyek basis data, kemudian menentukan mission objectives di mana
tiap-tiap mission objectives dapat mengidentifikasi tugas-tugas tertentu
yang didukung oleh basis data.
Perencanaan
basis
data
harus
dapat
diintegrasikan
dengan
keseluruhan strategi sistem informasi suatu organisasi. Terdapat tiga isu
utama dalam merumuskan strategi sistem informasi, diantaranya
(Connolly dan Begg, 2010, hal. 313):
1. Identifikasi rencana dan sasaran perusahaan dengan menentukan
kebutuhan sistem informasi yang diperlukan.
2. Evaluasi sistem informasi yang ada sekarang untuk menentukan
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada.
3. Penilaian terhadap peluang
teknologi
informasi
yang
dapat
menghasilkan keuntungan yang kompetitif.
b. Definisi Sistem (System Definition)
Menurut (Connolly dan Begg, 2010, hal. 316), definisi sistem
(system definition) adalah mendeskripsikan jangkauan dan batasan dari
aplikasi basis data dan pandangan-pandangan utama para pengguna
aplikasi. Sebelum mendesain suatu aplikasi basis data, terlebih dahulu
12
mengindentifikasikan batasan-batasan dari sistem yang sedang diteliti
dan bagaimana kaitannya dengan bagian lain dari sistem informasi
perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada
pengguna utama basis data yang terlupakan ketika dilakukan
pengembangan aplikasi.
c. Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan (Requirement Collection and
Analysis)
Analisis dan pengumpulan kebutuhan (requirement collection and
analysis) merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi
tentang bagian perusahaan yang akan didukung oleh aplikasi basis data,
dan menggunakan informasi ini untuk mengindentifikasikan kebutuhan
pengguna aplikasi terhadap sistem baru (Connolly dan Begg, 2010, hal.
316).
Informasi yang dikumpulkan diantaranya :
1. Penjabaran dari data yang digunakan.
2. Detail mengenai bagaimana data digunakan.
3. Kebutuhan tambahan apapun untuk aplikasi basis data yang baru.
Informasi ini kemudian dianalisis untuk mengindentifikasikan
kebutuhan yang dimasukkan untuk aplikasi basis data yang baru. Ada 3
macam pendekatan untuk mengatur kebutuhan dari sebuah aplikasi
basis data dengan berbagai cara pandang pengguna, yaitu :
1. Pendekatan Centralized, kebutuhan untuk tiap pandangan pengguna
disatukan menjadi satu set kebutuhan untuk aplikasi basis data.
Umumnya pendekatan ini dipakai jika basis datanya tidak terlalu
kompleks (Connolly dan Begg, 2010, hal. 318).
2. Pendekatan View Integration, kebutuhan untuk tiap pandangan
pengguna digunakan untuk membangun sebuah model data terpisah
yang merepresentasikan tiap pandangan. Hasil dari data model
tersebut kemudian disatukan di bagian desain basis data (Connolly
dan Begg, 2010, hal. 318).
3. Kombinasi kedua cara pandang.
13
d. Perancangan Basis Data (Database Design)
Menurut Connolly dan Begg (2010, hal. 320), perancangan basis
data (database design) merupakan proses pembuatan suatu desain
untuk sebuah basis data yang akan mendukung operasional dan sasaran
suatu perusahaan.
Ada 2 pendekatan untuk mendesain sebuah basis data, yaitu :
1. Pendekatan bottom-up, dimulai pada tingkat awal dari atribut
(yaitu, properti dari entitas dan relationship), melalui analisis dari
asosiasi antaratribut, dikelompokkan menjadi hubungan yang
merepresentasikan jenis-jenis entitas dan hubungan antar entitas.
Pendekatan ini cocok untuk mendesain basis data yang
sederhana dengan jumlah atribut yang tidak banyak (Connolly
dan Begg, 2010, hal. 321).
2. Pendekatan top-down, digunakan pada basis data yang lebih
kompleks. Dimulai dengan pengembangan dari model data yang
mengandung beberapa entitas dan hubungan tingkat tinggi,
kemudian menggunakan perbaikan top-down berturut-turut untuk
mengidentifikasikan entitas, hubungan dan atribut berkaitan
tingkat rendah. Pendekatan ini biasanya digambarkan melalui ER
(Entity Relationship) model (Connolly dan Begg, 2010, hal. 321).
Pada tahap ini ada bagian yang disebut data
modeling,
digunakan untuk membantu pemahaman dari data dan untuk
memudahkan komunikasi tentang kebutuhan informasi.
Kriteria untuk model data, yaitu (Connolly dan Begg, 2010, hal. 321322):
1. Structural
validity,
konsistensi
dengan
cara
yang
didefinisikan perusahaan dalam menyusun informasi.
2. Simplicity, kemudahan untuk pemahaman baik bagi yang
profesional di bidang sistem informasi maupun pengguna
yang non teknis.
3. Expressibility, kemampuan untuk membedakan antara data
yang berbeda dan hubungan antar data.
4. Nonredudancy,
pembuangan
hubungannya; khususnya,
informasi
representasi
yang
dari
tak
ada
tiap
14
potongan informasi tepatnya hanya sekali.
5. Shareability, tidak spesifik untuk aplikasi dan teknologi
khusus apapun sehingga dapat digunakan oleh banyak orang.
6. Extensibilty, kemampuan pengembangan untuk mendukung
kebutuhan baru dengan efek yang minimal bagi pengguna
yang ada.
7. Integrity,
konsistensi
terhadap
cara
yang
digunakan
perusahaan dalam mengatur informasi.
8. Diagramatic
representation,
merepresentasikan
sebuah
kemampuan
model
untuk
menggunakan
notasi
diagram yang dapat dipahami dengan mudah.
e. Pemilihan DBMS (DBMS Selection)
Pemilihan DBMS yang sesuai untuk mendukung aplikasi basis
data mencakup (Connolly dan Begg, 2010, hal. 325) :
1. Mendefinisikan syarat-syarat referensi studi.
2. Mendaftar dua atau tiga jenis produk.
3. Mengevaluasikan produk.
4. Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan.
f. Perancangan Aplikasi (Application Design)
Menurut
( Connolly
dan
Begg,
2010,
hal.
329-),
perancangan aplikasi (application design) adalah merancang
antarmuka pengguna (user interface) dan program aplikasi, yang
akan memproses basis data. Dalam perancangan aplikasi harus
memastikan semua pernyataan fungsional dari spesifikasi kebutuhan
pengguna (user requirement specification) yang menyangkut
perancangan aplikasi program yang mengakses basis data dan
merancang transaksi yaitu cara akses ke basis data dan perubahan
terhadap isi basis data (retrieve, update dan kegiatan keduanya).
Antarmuka yang dirancang harus memberikan informasi yang
dibutuhkan, sehingga pengguna aplikasi mudah mempelajari dan
mudah menggunakannya.
15
g. Prototyping
Prototyping merupakan pembuatan model kerja dari aplikasi basis
data, yang membolehkan perancang atau user untuk mengevaluasi
hasil akhir sistem, baik dari segi tampilan maupun fungsi yang
dimiliki sistem (Connolly dan Begg, 2010, hal. 333).
Tujuan utama dari prototyping yaitu :
1. Menuntun user menggunakan prototype untuk mengidentifikasikan
fitur-fitur agar sistem berjalan dengan baik.
2. Sebagai saran pengembangan atau mungkin menambah fitur baru
pada aplikasi basis data.
Ada 2 strategi prototyping yang umum digunakan sekarang yaitu :
1. Requirement
prototyping,
menggunakan
prototype
untuk
menetapkan kebutuhan dari tujuan aplikasi basis data. Ketika
kebutuhan sudah terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi atau
dibuang (discard).
2. Evolutionary prototype, menggunakan prototype untuk menetapkan
kebutuhan yang selanjutnya dikembangkan menjadi aplikasi basis
data yang bekerja.
h. Implementasi (Implementation)
Pengertian implementasi menurut (Connolly dan Begg, 2010, hal.
333) yaitu membuat definisi basis data secara eksternal, konseptual,
dan internal termasuk program aplikasi. Implementasi merupakan
realisasi dari basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis
data dicapai menggunakan Data Definition Language (DDL) dari
DBMS yang
dipilih
atau
Graphical
User
Interface
(GUI).
Pandangan pengguna (userview) lainnya juga diimplementasikan
dalam tahapan ini. Bagian lain aplikasi program adalah transaksi basis
data yang diimplementasikan dengan meggunakan Data Manipulation
Language (DML) dari sasaran DBMS.
i. Data Conversion and Loading
Data Conversion and Loading mencakup pengambilan data dari
sistem yang lama untuk dipindahkan ke dalam sistem yang baru
16
(Connolly dan Begg, 2010, hal. 334). Tahapan ini memungkinkan
pengembang (developer) untuk mengkonversi dan meggunakan aplikasi
program lama
conversion
untuk
digunakan
pada
sistem
baru.
Ketika
and loading dibutuhkan, prosesnya harus direncanakan
untuk memastikan kelancaran transaksi untuk keseluruhan operasi.
j. Pengujian (Testing)
Menurut (Connolly dan Begg, 2010, hal. 334), testing adalah proses
menjalankan
aplikasi
untuk
menemukan
kesalahan-kesalahan.
Sebelum digunakan, aplikasi basis data yang baru dikembangkan harus
diuji secara menyeluruh. Dalam kenyataan testing tidak terhindarkan
dari kesalahan.
Di dalam merancang basis data, user dari sistem baru seharusnya
terlibat di dalam proses testing. Jika data yang asli digunakan, perlu
backup untuk mengantisipasi kesalahan atau error. Setelah testing
selesai, sistem aplikasi siap digunakan oleh pengguna.
k. Operational Maintenance
Operational maintenance adalah proses memantau dan memelihara
sistem setelah proses pemasangan (Connolly dan Begg, 2010, hal. 335).
Pada tahap ini sistem beralih ke tahapan pemeliharaan. Yang termasuk
aktivitas dari tahapan pemeliharaan diantaranya :
1. Memantau kinerja dari sistem.
2. Pemeliharaan dan upgrade aplikasi basis datanya (jika
diperlukan).
Ketika
basis
data
sepenuhnya
bekerja,
pemantauan
harus
memastikan kinerjanya dapat berada dalam tingkat yang dapat diterima.
Sebuah DBMS biasanya menyediakan berbagai kegunaan (utilities)
untuk membantu administrasi basis data termasuk kegunaan (utilities)
untuk mengisi data ke dalam basis data dan untuk memantau sistem.
Kegunaan ini memperbolehkan sistem pemantauan untuk memberikan
informasi seperti tentang penggunaan basis data, dan strategi eksekusi
query. Query adalah pernyataan yang meminta pengambilan informasi.
Database administrator dapat menggunakan informasi ini untuk
17
memperbaiki sistem agar dapat memberikan kinerja yang lebih bak .
Perencanaan
Database
Definisi
Sistem
Pengumpulan Data
& Analisis
Perancangan Database
Perancangan Database
Konseptual
Pemilihan
DBMS
Perancangan Database
Logical
Perancangan
Aplikasi
Perancangan Database
Fisikal
Pembuatan
Prototipe
Implementasi
Pengambilan &
Konversi Data
Perawatan
Gambar 2. 1 Database System Development Lifecycle
(Connolly dan Begg, 2010,hal. 314)
Testing
18
2.1.9 Metodologi Perancangan Basis Data
Perancangan basis data adalah proses pembuatan sebuah rancangan untuk
sebuah basis data yang mendukung operasi tujuan dari perusahaan (Connolly dan
Begg, 2010, hal. 466).
Dalam metodologi perancangan basis data dibagi menjadi tiga tahapan utama
(Connolly dan Begg, 2010, hal. 467), yaitu :
a. Perancangan Basis Data Konseptual
Perancangan basis data konseptual adalah proses untuk membuat
sebuah model dari informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan,
yang berdiri sendiri tanpa memperhatikan konsep physical design
(Connolly dan Begg, 2010, hal. 467).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan basis data
konseptual adalah membangun model data konseptual lokal untuk setiap
view, sebagai berikut :
a. Menentukan tipe entity
Tipe entity adalah sekumpulan objek yang diidentifikasi oleh
sebuah perusahaan atau perorangan yang mempunyai sifat-sifat
yang sama dan mempunyai keberadaan yang independen
(Connolly dan Begg, 2010, hal. 470). Entity ditentukan dengan
mencari tahu spesifikasi kebutuhan user.
b. Menentukan tipe relationship
Menurut ( Connolly dan Begg, 2010, hal. 472) tipe relationship
adalah sekumpulan hubungan antara satu atau lebih entitas.
Relasi mempunyai batasan (constraint) utama yang harus
merefleksikan larangan dalam hubungan seperti di dunia nyata
yang disebut multiplicity. Tanda ◄ menunjukan arah yang benar
agar pembaca dapat mengartikan maksud dari relasi tersebut
(Contohnya, Branch Has ► Staff).
Menurut Connolly dan Begg, multiplicity terdiri dari dua jenis,
yaitu (Connolly dan Begg, 2010, hal. 473):
•
Cardinality,
penggambaran
jumlah
maksimum
dari
kemungkinan batasan sebuah entitas yang ikut berpartisipasi
dalam sebuah relasi. Mapping Cardinalities menunjukkan
jumlah entitas yang dapat dihubungkan melalui sebuah
19
hubungan.
•
Participation, penggambaran yang menentukan apakah semua
atau hanya beberapa entity occurance (anggota entitas) yang
ikut berpartisipasi dalam sebuah hubungan.
c. Menentukan
dan
menghubungkan
atribut
dengan
entity
(relationship)
Atribut adalah sebuah property entity atau sebuah tipe
relationship, menyimpan nilai dari setiap entity occurrence dan
mewakili bagian utama dari data yang disimpan dalam basis data
(Connolly dan Begg, 2010, hal. 475).
Atribut
adalah
ciri-ciri
khusus
yang
dimiliki
dan
menggambarkan setiap anggota dari entitas. Tipe-tipe atribut
antara lain :
•
Simple attribute adalah suatu atribut yang terdiri atas
komponen tunggal dengan keberadaan yang tidak terikat.
Atribut ini tidak dapat dibagi lagi menjadi komponen yang
lebih kecil. Atribut yang tidak bisa dijabarkan kembali.
•
Composite attribute adalah atribut yang terdiri atas banyak
komponen, tiap-tiap komponen dengan keberadaan yang tidak
terikat. Atribut tertentu dapat dibagi lagi menjadi komponen
yang lebih kecil dengan keberadaan masing- masing
yang
tidak terikat. Atribut yang masih bisa dijabarkan lagi.
•
Single-valued attribute adalah atribut yang menampung nilai
tunggal untuk tiap-tiap kejadian dari suatu tipe entitas.
Sebagian besar atribut adalah bernilai tunggal. Atribut yang
hanya memiliki sebuah nilai.
•
Multi-valued attribute adalah atribut yang menampung
banyak nilai untuk setiap kejadian dari suatu tipe entitas.
Atribut yang memiliki lebih dari satu nilai.
•
Derived attribute adalah atribut yang menggantikan sebuah
nilai yang diturunkan dari nilai sebuah atribut yang
berhubungan, tidak perlu pada jenis entitas yang sama.
Atribut yang dimiliki karena diturunkan dari atribut.
20
d. Menentukan atribut domain
Domain Attribute adalah satuan nilai-nilai untuk satu atau
beberapa atribut (Connolly dan Begg, 2010, hal. 479).
Setiap atribut yang dihubungkan dengan sejumlah nilai disebut
domain. Domain
mendefinisikan nilai-nilai yang
dimiliki
sebuah atribut dan sama dengan konsep domain pada model
relasional.
e. Menentukan atribut candidate dan primary key
Menentukan candidate key dari suatu entity yang kemudian akan
dipilih sebuah primary key dari candidate key yang ada.
Candidate key adalah sebuah set minimal dari atribut dari suatu
entitas yang secara unik mengidentifikasi setiap kejadian /
occurrence dari entitas tersebut.
f. Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concepts
Mempertimbangkan perlu tidaknya menggunakan konsep model
specialization atau generalisasi, aggregation dan composition.
g. Cek model untuk redundansi
Memeriksa model data konseptual lokal dengan spesifik obyek
dari pengidentifikasian walaupun ada beberapa redundansi dan
kemudian menghilangkan redundansi tersebut.
h. Validasi model konseptual lokal dengan transaksi user
Memeriksa model konseptual lokal sudah dapat memenuhi segala
transaksi yang dilakukan user belum, jika masih ada transaksi
yang tidak dapat dilakukan secara manual maka perlu dilakukan
pembetulan terlebih dahulu.
i. Review model dan konseptual lokal dengan user.
Melakukan pemeriksaan ulang dengan user untuk memastikan
model konseptual ini sudah sesuai.
b. Perancangan Basis Data Logikal
Perancangan basis data logikal adalah proses membangun model dari
informasi yang digunakan di perusahaan berdasarkan pada model data
tertentu tetapi bebas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya
(Connolly dan Begg, 2010, hal. 490).
21
Berikut langkah-langkah metodologi perancangan basis data logical :
a. Menghapus fitur yang tidak sesuai dengan relational model.
Menghilangkan relasi binary many-to-many, relasi rekursif many-tomany, relasi kompleks dan atribut multi valued.
b. Membuat Hubungan untuk Model Data Logikal Lokal.
Membuat hubungan model data logikal lokal untuk mempresentasikan
entity, relationship dan atribut yang telah diidentifikasi.
c. Validasi relasi-relasi menggunakan normalisasi
Normalisasi digunakan untuk meyakinkan suatu resultant model.
Resultant model adalah model yang sudah kosisten, redundansinya
sudah minimal dan stabilitasnya sudah maksimum.
d. Validasi relasi-relasi dengan transaksi user
Memeriksa relasi yang telah dibuat pada tahap sebelumnya apakah
mendukung transaksi ini, untuk memastikan tidak ada kesalahan
selama membuat relasi-relasi.
e. Menentukan integrity constraint
Mendefinisikan batasan-batasan yang meliputi required data, attribute
domain constraint, entity integrity, refential integrity dan enterprise
integrity.
f. Review logical model data lokal dengan user
Memeriksa kembali model logikal dan menyediakan dokumentasi
untuk user. Menggabungkan model data logikal lokal ke dalam model
global.
Langkah-langkah untuk membuat dan memvalidasi model data logikal
global.
•
Menggunakan ERD, skema relasional, kamus data dan dokumentasi
yang mendukung untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
antara model – model dan juga membantu untuk menggabungkan
model – model tersebut.
•
Memvalidasi model data logikal global
Memvalidasi relasi yang telah dibuat dari model data logikal global
menggunakan teknik normalisasi dan meyakinkan relasi tersebut
mendukung kebutuhan transaksi yang ada.
22
•
Cek untuk perkembangan selanjutnya
Menentukan apakah akan sering terjadi perubahan yang drastis di
masa yang akan datang dan menilai apakah model data logikal global
ini dapat mengakomodasi perubahan yang terjadi.
•
Review logical data model global dengan user
Melakukan pemeriksaan kembali dengan user untuk menentukan
apakah model ini sudah sesuai dengan representasi perusahaan.
c. Perancangan Basis Data Fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah proses membuat deksripsi dari
suatu basis data pada media penyimpanan yang mencakup tabel dasar, file
organisasi dan indeks - indeks yang digunakan untuk mengatur akses suatu
data dan tingkat keamanan pada basis data tersebut (Connolly dan Begg,
2010, hal. 522).
Langkah-Langkah dalam merancang basis data fisikal, yaitu :
•
Menerjemahkan model data logikal global untuk target DBMS, yang
dapat diuraikan sebagai berikut :
•
-
Merancang relasi-relasi dasar
-
Merancang representasi dari data yang diturunkan
-
Merancang enterprise constraints
Merancang representasi fisik
Menentukan organisasi file yang optimal untuk menyimpan relasirelasi dasar dan indeks-indeks yang diperlukan untuk mencapai
performance yang diinginkan, untuk itu akan ditentukan relasi dan
tuple mana yang ada pada secondary storage. Berikut langkah dalam
merancang representasi fisik :
a) Analisis transaksi, memahami fungsi transaksi yang akan
dijalankan pada basis data dan menganalisis transaksi- transaksi
penting.
b) Memilih organisasi file, menentukan pengelompokkan file yang
efisien untuk setiap relasi yang terbentuk.
c) Memilih indeks-indeks, menentukan jika penambahan indeks akan
meningkatkan performance sistem.
23
d) Memperkirakan kebutuhan disk space, memperkirakan jumlah disk
space yang akan dibutuhkan oleh basis data.
•
Perancanyan user view
Merancang user view yang diidentifikasikan selama pengumpulan
kebutuhan-kebutuhan dan tahap analisis dari siklus aplikasi basis data
relational.
•
Perancangan mekanisme keamanan
Merancang mekanisme keamanan untuk basis data seperti yang
ditentukan oleh user. Relational DBMS secara umum menyediakan
dua tipe keamanan basis data yaitu :
a. Keamanan sistem : mencakup akses dan penggunaan basis data
pada level sistem, seperti user name dan password.
b. Keamanan data : mencakup akses dan penggunaan objek basis data
(seperti relasi dan view) dan aksi yang dapat dilakukan user
terhadap objek.
•
Mempertimbangkan adanya pengontrolan redundancy.
Bertujuan untuk menentukan apakah redundansi dalam batasan
yang terkendali dengan menggunakan teknik normalisasi akan
meningkatkan performance dari sistem.
•
Memonitor dan menjelaskan sistem operasional
Bertujuan untuk mengawasi sistem operasional dan meningkatkan
kinerja dari sistem untuk memperbaiki kebutuhan perancangan yang
tidak sesuai atau merefleksikan perubahan- perubahan.
2.1.10 Normalisasi
Menurut (Connolly dan Begg, 2010, hal. 415). Normalisasi adalah
teknik untuk memproduksi set dari relasi yang diinginkan, sesuai dengan
kebutuhan
suatu
perusahaan.
Tujuan
dari
normalisasi
adalah
untuk
mengidentifikasi set dari relasi yang cocok yang membantu kebutuhan data dari
perusahaan. Karakteristik dari set relasi yg cocok adalah sebagai berikut
•
Angka minimal dari atribut yang diperlukan untuk membantu kebutuhan data
perusahaan.
•
Atribut dengan close logical relationship ditemukan di relasi yang sama.
24
•
Minimal Redudancy
2.1.11 C#
C#
merupakan
bahasa
berorientasi
obyek
yang
sederhana,
yang
memungkinkan pemrogram untuk membangun aplikasi yang kompleks.
Dikombinasikan dengan net framework. Visual C# 2008 memungkinkan
pembuat aplikasi windows, web service, database tools, kontrol, komponen, dan
yang lainnya. Sebagai bahasa berorientasi obyek, C# mendukung proses
enkapsulasi, inheritance dan polimorfisme. Semua variable dan method,
termasuk main method, entry point aplikasi, di enkapsulasi dalam class
definition. Sebuah kelas dapat mewarisi secara langsung dari satu kelas induk
(Microsoft, 2011).
2.1.12 Visual Studio
Visual studio adalah Integrated Development Enviroment (IDE) di mana
developer bekerja untuk membuat program dalam salah satu dari banyak bahasa,
termasuk Visual C #. .NET Framework adalah lingkungan pengembangan dan
pelaksanaan yang memungkinkan bahasa pemrograman yang berbeda dan
library untuk bekerja sama untuk membuat aplikasi Windows, Web, Mobile dan
Office. .NET Framework adalah suatu komponen Windows yang mendukung
pembuatan serta menjalankan aplikasi generasi berikutnya dan XML web service
(Microsoft, 2011).
2.2 Teori yang terkait tema penelitian
Berikut adalah teori-teori pendukung yang berhubungan dengan topik
pembuatan skripsi ini :
2.2.1 Pembelian
Pembelian menurut (Mulyadi, 2001, hal. 299) adalah suatu usaha yang
digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan.
Prosedur-prosedur yang membentuk sistem pembelian adalah :
a. Prosedur permintaan pembelian
Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi
pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.
25
b. Prosedur pemesanan pembelian
Fungsi
pemasok
pembelian
mengirim
surat
pemesanan
pembelian
kepada
yang dipilih dan memberitahukan kepada unit lain dalam
perusahaan mengenai pemesanan pembelian yang dikeluarkan perusahaan.
c. Prosedur penerimaan barang
Fungsi penerimaan barang melakukan pemerikasan terhadap bahan yang
diterima dari pemasok dan kemudian membuat laporan penerimaan barang
untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.
d. Prosedur pencatatan hutang
Fungsi
akuntansi
memeriksa
dokumen-dokumen
yang
berhubungan
dengan pembelian (surat pemesanan, laporan penerimaan, faktur dari
pemasok) dan menyelenggarakan pencatatan ulang atau pengarsipan
dokumen sumber sebagai catatan hutang.
e. Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebet dari transaksi
pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.
2.2.2
Penjualan
Menurut (Mulyadi, 2001, hal. 202), Penjualan terdiri dari transaksi penjualan
barang atau jasa baik secara kredit maupun secara tunai. Penjualan menurut
cara pembayarannya dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
a. Penjualan tunai, yaitu penjualan yang dilaksanakan perusahaan dengan cara
mewajibkan pembeli dengan melakukan pembayaran barang terlebih dahulu
sebelum barang diserahkan ke pembeli.
b. Penjualan kredit, yaitu penjualan yang dilakukan dengan cara memenuhi
order dari pelanggan dengan mengirimkan barang atau jasa dan untuk jangka
waktu tertentu perusahaan memiliki piutang pelanggannya.
Proses penjualan memiliki jaringan prosedur yang tidak dapat
berdiri sendiri. Berikut adalah prosedur penjualan :
a. Prosedur pemesanan penjualan
Fungsi penjualan menerima pemesanan dari pembeli dan menambahkan
informasi penting pada surat pemesanan dari pembeli, kemudian
membuat surat pemesanan pengiriman dan mengirimkannya kepada
fungsi yang lain
26
b. Prosedur pengiriman
Fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai
dengan informasi yang tercantum dalam surat pemesanan pengiriman
yang diterima dari fungsi penjualan.
c. Prosedur penagihan
Fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya
kepada pembeli.
d. Prosedur pencatatan piutang
Fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam
kartu piutang.
e. Prosedur distribusi penjualan
Fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi
yang diperlukan oleh manajemen
.
2.2.3 Persediaan
Menurut ( Alfredson et. al., 2007, hal. 342), persediaan adalah aset yang
tersedia untuk dijual dalam proses bisnis biasa atau set yang ada dalam proses
produksi.
Persediaan dibagi menjadi beberapa jenis oleh ( Horngren et. al., 2002,
hal. 759) menjadi sebagai berikut :
a. Persediaan bahan mentah
Persediaan ini akan digunakan dalam proses manufaktur untuk diolah
kembali.
b. Persediaan barang dalam proses
Barang yang sudah melalai beberapa tahap pada proses manufaktur,
tetapi masih perlu diolah kembali.
c. Persediaan barang jadi
Barang yangsudah diproses dan siap untuk dijual.
27
2.2.4 Metode Aliran Persediaan Barang
Menurut (Warren et. al., 2005), metode aliran persediaan barang adalah cara
penambahan dan pengurangan barang dari gudang. Terdapat 2 macam aliran
persediaan barang yang biasa digunakan, yaitu :
a. FIFO (First In, First Out)
Metode ini mengatur aliran persediaan barang dimana barang yang
lebih dahulu masuk ke dalam gudang akan keluar terlebih dahulu dengan
harga barang yang bervariatif sesuai dengan harga barang pada saat barang
tersebut dibeli. Biasanya diterapkan pada produk yang mudah membusuk.
b. LIFO (Last In, First Out)
Metode dimana barang yang terakhir kali masuk yang akan dikeluarkan
terlebih dahulu. Biasanya diterapkan pada perusahaan yang memiliki tingkat
perputaran (turn over) yang tinggi.
2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya
Menurut (Meliana dan Lukas, 2012, hal. 3-12), sebuah sistem basis
data dirancang untuk mendukung sistem penjualan, pembelian, dan
persediaan obat. Alasan perancangan dari sitem basis data ini dikarenakan
oleh data yang belum terintegrasi dengan baik antar satu bagian dengan
bagian yang lain, redundansi data, dan masalah keamanan data yang kurang
meyakinkan. Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut yaitu membuat suatu sistem basis data untuk menggantikan sistem
lama yang bersifat manual dan menimbulkan banyak masalah.
Dapat disimpulkan bahwa sistem basis data membantu dalam
memperoleh informasi dengan cepat dan tepat sehingga membantu pihak
manajemen untuk mengambil keputusan. Selain itu, keamanan data
perusahaan juga lebih terjamin dengan adanya hak akses
Menurut (D.Trioktavian, 2011, hal. 3-9), minimarket merupakan jenis
usaha yang berorientasi pada laba. Dengan pengolahan data secara
terkomputerisasi, barang yang telah dijual mampu diketahui secara cepat,
berserta keuntungannya. Pengolahan data secara terkomputerisasi juga
mampu membantu dalam mengontrol penyetokan barang, mengontrol
kadaluarsa barang, mengetahui barang apa yang paling banyak terjual/laku,
28
barang apa yang paling sedikit terjual/tidak laku, membandingkan antar merk
untuk barang sejenis yang paling sering dicari. Untuk itu dirancang sistem
basis data penjualan barang untuk memudahkan proses kerja dalam
minimarket tersebut.
Dapat disimpulkan pembuatan sistem basisdata dalam minimarket
grace untuk membantu mempercepat kinerja dalam karyawan dalam
mengambil keputusan.
Menurut (Masudul, 2006, hal. 27-54), sebuah sistem basis data
dirancang untuk mendukung sistem penjualan dari perusahaan honeycom.
Alasan perancangan dari sitem basis data ini dikarenakan oleh perusahaan
dari Bangladesh ini ingin data dapat diproses dengan cepat. Oleh karena itu,
solusi untuk mengatasi yaitu membuat suatu sistem basis data untuk
menggantikan sistem lama yang bersifat manual.
Dapat disimpulkan pembuatan sistem basisdata dalam perusahaan
honeycom
untuk
membantu
mempercepat
perusahaan sehingga memudahkan karyawannya.
perubahan
data
didalam
Download