BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rongga mulut dan segala jaringan di dalamnya merupakan bagian yang
penting bagi setiap manusia sebab menghubungkan lingkungan luar dan
lingkungan dalam tubuh seseorang. Masyarakat perlu menyadari bahwa masalah
gigi dan mulut tidak hanya terlokalisir pada daerah mulut saja tetapi juga dapat
menimbulkan komplikasi pada penyakit sistemik. Komplikasi tersebut antara lain
selulitis, urtikaria, endokarditis, miokarditis, abses pada otak, abses kulit dan
jaringan di bawahnya, keguguran dan berat badan bayi rendah.1 Oleh sebab itu
kesehatan rongga mulut perlu diperhatikan mengingat berbagai dampak buruk
yang dapat ditimbulkan.
Namun demikian berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
2
, masyarakat
Indonesia rata-rata memiliki 5 gigi rusak setiap orangnya dan dari gigi yang rusak
tersebut hanya 0,7% yang telah ditambal. Hal ini menunjukkan masih kurangnya
kesadaran masyarakat dalam menjaga dan melestarikan kesehatan gigi dan mulut.
Kerusakan gigi yang terjadi ini tidak jarang menyebabkan proses peradangan yang
berujung pada kematian pulpa dan penyakit jaringan periradikular.
Jaringan periradikular sendiri terdiri dari sementum, ligamen periodontal,
dan tulang alveolar. Menurut Grossman dan Oliet 3, inflamasi pulpa menyebabkan
perubahan inflamatori pada ligamen periodontal bahkan sebelum pulpa menjadi
nekrotik seluruhnya, yang berarti radang pulpa mengakibatkan respons pada
periapikal sejak dini. Kelainan pada daerah periapikal sudah terlihat sejak proses
radang mencapai kamar pulpa. Patogenesis jaringan periapikal sebagian besar
terjadi akibat pulpa yang nekrosis, yaitu dari bakteri atau produk sampingannya
dan iritan-iritan lain dari pulpa yang nekrosis, yang berdifusi dari saluran akar ke
arah periapeks sehingga timbul lesi inflamasi yang parah.
Tata Laksana Gigi dengan Abses Apikalis Akut Akibat Nekrosis Pulpa
Hervano Taufik
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
Abses alveolar akut atau yang dikenal sebagai abses periapikal akut, abses
dentoalveolar akut, maupun abses periradikular akut merupakan salah satu
penyakit jaringan periradikular yang biasanya disebabkan oleh kematian pulpa
akibat proses karies gigi. Abses ini ditandai dengan suatu kumpulan nanah yang
terbatas pada tulang alveolar pada apeks akar gigi setelah kematian pulpa, dengan
perluasan infeksi ke dalam jaringan periradikular melalui foramen apikal.4
Gejalanya adalah rasa sakit pada gigi dan nyeri yang spontan akibat kelanjutan
proses infeksi dari pulpa.
Menurut Tarigan 5, rasa sakit dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh
penyakit pulpoperiapikal simptomatis berkisar dari ringan (periodontitis apikalis
akut) sampai sangat hebat dan berintensitas tinggi, berdenyut-denyut, atau terusmenerus (abses periapikal akut). Pada pembentukan abses, pasien merasa tidak
nyaman walaupun gigi tidak disentuh. Gigi juga selalu dalam keadaan goyang
karena tekanan eksudatif dari jaringan periapeks.
Gejala rasa sakit pada abses periapikal akut kadang dapat disertai
pembengkakan yang seringkali mengganggu aktivitas pasien/penderita, bahkan
dalam kondisi tertentu disertai demam. Penderita juga merasakan kesulitan saat
menguyah karena rasa sakit yang timbul saat berkontak dengan gigi antagonis.
Bila dibiarkan tanpa perawatan, abses dapat meluas ke tulang rahang dan jaringan
lunak dan menyebabkan pembengkakan yang cukup besar. Terkadang kelenjar
limfe yang berdekatan dapat membesar dan terasa sakit. Apabila kondisi ini terus
berlanjut dapat terjadi komplikasi yang serius. Bakteri dapat menyebar melalui
aliran darah ke organ vital dan dapat menimbulkan ludwig angina yang
menyebabkan pasien kesulitan bernafas hingga berujung kematian.6
Berkaitan dengan ini, pasien dengan abses apikalis akut perlu mendapat
perawatan untuk mengurangi rasa sakitnya, sebab sebagai tenaga medis
pengurangan rasa sakit adalah esensi dari profesi. Seorang dokter gigi dalam
menentukan diagnosis dan penanganan terhadap penyakit jaringan periradikular
perlu memiliki banyak pengalaman. Kesuksesan dalam penanganan juga
didukung oleh bagaimana dokter gigi menghubungkan diagnosis dari suatu lesi
terhadap keefektifan dari perawatan selama praktik. Rencana perawatan harus
Tata Laksana Gigi dengan Abses Apikalis Akut Akibat Nekrosis Pulpa
Hervano Taufik
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
efektif dan efisien untuk mendapat prognosis yang baik. Mengingat tingginya
prevalensi karies dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai abses apikalis
akut akibat nekrosis pulpa, maka penulis ingin mengangkat topik ini secara luas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut : Apakah penatalaksanaan yang dibutuhkan dalam
menangani abses apikalis akut akibat nekrosis pulpa secara efektif dan efisien.
C. Tujuan Studi Pustaka
Studi pustaka ini bertujuan untuk menjelaskan etiologi, gambaran klinis,
radiografis, dan penatalaksanaan abses apikalis akut.
D. Manfaat Studi Pustaka
Studi pustaka ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi dokter gigi
maupun praktisi yang bergerak dalam bidang kesehatan gigi mengenai abses
apikalis akut akibat nekrosis pulpa dan penatalaksanaannya. Bagi masyarakat
diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup, sehingga penyakit ini dapat
dihindari dan dicegah sedini mungkin serta memudahkan dalam penanganannya.
Tata Laksana Gigi dengan Abses Apikalis Akut Akibat Nekrosis Pulpa
Hervano Taufik
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, 2016, 021-5672731 Ext. 1607
Download