BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Branding merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh Perusahan guna memasarkan produk barang atau jasa yang mereka produksi agar masyarakat dapat mengetahui dan tertarik untuk menggunakan barang atau jasa Perusahaan tersebut. Branding penting dilakukan oleh perusahaan karena hal tersebut merupakan identitas Perusahaan yang nantinya akan dinilai langsung oleh masyarakat atau konsumen. Branding dapat berupa nama, gambar, slogan,dll. Seperti yang dilakukan oleh PT. ASKES (Asuransi Kesehatan) yang berupaya melakukan Transisi dengan strategi rebranding. Transisi PT.ASKES menjadi BPJS Kesehatan dilakukan guna mengkomunikasikan ulang nama atau identitas produk atau jasa yang bertujuan untuk mengelola reputasi dalam masyarakat mengenai PT.ASKES. Lalu apa sebenarnya BPJS Kesehatan itu? Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan.1 BPJS Kesehatan dijalankan berdasarkan sistem subsidi silang dimana terdapat 2 kategori peserta BPJS Kesehatan, yaitu : PBI Jaminan Kesehataan dan Bukan PBI Jaminan Kesehatan. PBI Jaminan Kesehatan yaitu Jaminan Kesehatan fakir miskin dan orang tidak mampu, sedangkan Bukan PBI Jaminan Kesehatan yaitu pekerja penerima upah (pegawai) dan bukan pekerja 1 Buku saku Frequently asked Question BPJS Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI. Hlm. 3 1 namun mampu membayar iuran Jaminan Kesehatan. Sistem ini dinilai akan mengurangi beban APBN yang teralokasikan untuk Jaminan Kesehatan, karena sistem ini berlaku subsidi silang dimana peserta BPJS yang mampu membayar iuran akan membantu sebagian iuran yang digunakan untuk membiayai PBI Jaminan Kesehatan. Dengan transisi dan diberlakukannya sistem baru ini diharapkan mampu memberikan pelayanan Jaminan Kesehatan yang lebih prima. Rebranding PT.ASKES dilakukan dengan mengubah namanya menjadi BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) mulai 1 Januari 2014 dan diatur rinci dalam UU No 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, dan kini iklan di media elektronik maupun cetak gencar dilakukan oleh BPJS Kesehatan, bahkan terdapat spanduk-spanduk yang bertuliskan bahwa rumah sakit, klinik ataupun optik tersebut menerima pasien peserta BPJS. Hal ini menyimpulkan semakin banyak pihak yang bekerjasama dengan BPJS sehingga masyarakat pengguna BPJS lebih dipermudah dalam mengakses pelayanan kesehatan. Rebranding dilakukan BPJS Kesehatan guna mempromosikan program terbaru mereka agar masyarakat mengetahu dan merasa tertarik untuk mendaftar. Perubahan organisasi yang dilakukan oleh PT.ASKES merupakan upaya yang dilakukan untuk alokasi dana kesehatan (asuransi) dengan memberlakukan subsidi silang pada mekanisme BPJS Kesehatan, sehingga dengan demikian anggaran Pemerintah yang dialokasikan untuk Kesehatan diharapkan dapat lebih efisien. Perubahan ini dilakukan dengan sistematik karena benar-benar merubah cara pandang organisasi yang semula hanya melayani PNS dan masyarakat kurang 2 mampu saja, kini berubah menjadi pelayanan yang bersifat umum yang artinya siapa saja bisa menjadi anggota BPJS Kesehatan. Perubahan yang dilakukan PT.ASKES merupakan perubahan strategis karena perubahan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari nama, strategi, dan sistem dalam PT.ASKES juga ikut berubah dan Rebranding merupakan salah satu implikasi dari perubahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi rebranding yang digunakan oleh BPJS Kesehatan guna menjelaskan rebranding tersebut kepada masyarakat dan untuk mengetahui apakah strategi tersebut telah berhasil meningkatkan pemahaman dan kepesertaan BPJS Kesehatan sehingga keberhasilan rebranding dapat terwujud, oleh karena itu penelitian ini berjudul : “KEBERHASILAN REBRANDING PT. ASKES MENJADI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN (BPJS KESEHATAN)”. Penelitian yang dilakukan oleh Marcella pada tahun 2013 membahas mengenai perubahan PT.ASKES menjadi BPJS Kesehatan menjadikan Badan Jaminan Sosial lebih tersentralisasi sehingga mudah terjangkau oleh masyarakat, namun transformasi ini dinilai menyimpang dari Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara dan Undang-Undang Perseroan Terbatas karena pembubaran PT.ASKES diatur sendiri dalam Undang-Undang BPJS berbeda dengan pembubaran PT pada umumnya yang dilandasi oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas sehingga disini terjadi Asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis dan berlaku juga Asas Lex Posterior Derogat Legi Priori yang berarti aturan hukum 3 baru meniadakan atau mengesampingkan hukum lama. Dalam penelitian ini hanya menjelaskan mengenai legitimasi perubahan yaang dilakukan oleh PT.ASKES, belum menyentuh pada efektivitas kinerja PT.ASKES pasca berubah menjadi BPJS Kesehatan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Alex Arifianto pada tahun 2004 menjelaskan bahwa sistem jaminan sosial saat ini kurang dapat memberikan manfaat kepada pesertanya, secara finansial juga jaminan sosial belum berjalan secara berkesinambungan, hal ini dikarenakan rendahnya peserta jaminan sosial kesehatan dan rendahnya angka investasi dana tersebut sehingga perlu untuk diadakannya transisi. Dalam penelitian ini hanya menjelaskan perlunya jaminan sosial di Indonesia mengalami transisi agar manfaat dari jaminan sosial dapat lebih dirasakan bagi anggota jaminan sosial. Dalam penelitian ini hanya menjelaskan mengenai perlunya diadakan pembenahan pada sistem jaminan sosial di Indonesia, belum menyentuh sisi perubahan menjadi BPJS Kesehatan. Selanjutnya dalam naskah kebijakan yang ditulis sebagai position paper bagi the Hatta Project tahun 2009 menjelaskan mengenai legitimasi transisi PT.ASKES menjadi BPJS Kesehatan dilengkapi dengan konflik kepentingan yang terjadi serta membandingkan Badan Jaminan Sosial di Indonesia dengan negara lain seperti Malaysia, Filipina ,Thailand, Korea Selatan, dll. Ketiga penelitian diatas hanya menjelaskan tentang legitimasi transisi dan alasan mengapa dilakukan transisi pada PT.ASKES, belum ada yang menjelaskan mengenai Keberhasilan rebranding yang dilakukan oleh PT.ASKES sehingga belum terdapat penjelasan apakah rebranding tersebut telah berhasil memberikan 4 pemahaman kepada masyarakat mengenai perubahan organisasi yang terjadi pada PT.ASKES. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1). Bagaimana strategi rebranding BPJS Kesehatan? 2). Apakah strategi rebranding tersebut telah berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai perubahan BPJS Kesehatan dan meningkatkan kepesertaan BPJS Kesehatan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian adalah : 1. Untuk mendeskripsikan strategi rebranding yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan. 2. Untuk mengetahui apakah strategi rebranding tersebut dapat dikatakan berhasil ditinjau dari pemahaman masyarakat mengenai BPJS Kesehatan dan peningkatan kepesertaan BPJS Kesehatan. 5