BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi mengacu kepada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20122014. 2. Sampel Sampel (sample) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian perusahaan manufaktur yang akan diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Emiten kelompok industri manufaktur di BEI yang tercatat pada tahun 2012 sampai dengan 2014 b. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI untuk periode yang berakhir 31 Desember tahun 2012-2014 yang telah diaudit c. Perusahaan yang mempunyai kelengkapan data dalam laporan keuangannya. 32 1.2 Variabel penelitian 1.2.1 Variabel penelitian Menurut Sugiyono (2010) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel independen adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini variabel independen adalah ukuran KAP, tenure audit, dan mekanisme corporategovernance b. Menurut Sugiyono (2010) variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah kualitas audit 1.2.2 Definisi operasional Variabel penelitian Definisi operasioal masing-masing variabel penelitian adalah sebagai berikut: a. Ukuran KAP Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4. Pengukuran variabel ukuran KAP mengguna-kan variabel dummy, nilai 1 jika perusahaan diaudit oleh KAP The big-4, dan 0 jika lainnya (Nindita & Siregar, 2013). 33 b. Tenure audit Tenure merupakan jangka waktu penugasan auditor di suatu perusahaan. Pengukuran pada variabel tenureini menggunakan tenure KAP. Tenure diukur dengan menghitung jangka waktu penugasan KAP di suatu perusahaan yang sama (dalam satuan tahun) (Hussein & Hanefah, 2013). c. Mekanisme Corporate Governance Mekanisme dalam penelitian ini terdiri dari dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional. 1. Ukuran Dewan Komisaris Independen Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota dewan komisaris lainnya, direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Komisaris independen diukur dengan menggunakan persentase jumlah komisaris yang\ berasal dari luar perusahaan (komisaris independen) terhadap total jumlah anggota dewan komisaris perusahaan (Gajevsky, 2014). Menurut peraturan Pencatatan Nomor IA tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di bursa yaitu jumlah komisaris independen minimum 30% dari total jumlah dewan komisaris. 34 2. Ukuran Komite audit Komite audit bertugas untuk membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan operasi perusahaan. Ukuran komite audit diukur dengan cara menghitung jumlah komite audit dalam laporan tahunan suatu perusahaan (Gajevsky, 2014). Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep643/Bl/2012 Tentang Pembentukan Dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, komite audit paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau Perusahaan Publik. 3. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan pemegang saham dari manajemen yang terdiri komisaris dan direktur yang diukur dengan menggunakan presentase jumlah saham komisaris dan direktur terhadap jumlah seluruh saham yang beredar (Gajevsky, 2014). 4. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan presentase saham yang dimiliki oleh pihak institusi perusahaan pada akhir tahun. Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan jumlah presentase saham yang dimiliki oleh pihak institusi terhadap jumlah saham yang beredar (Gajevsky, 2014). d. Kualitas audit De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas gabungan untuk mendeteksi dan melaporkan kesalahan yang material dalam 35 laporan keuangan. Kualitas audit diukur dengan menggunakan model Modifien Jones yang juga digunakan dalam penelitian Bafqi (2013). Francis & Yu (2009) dalam Nindita dan Siregar (2012) menggunakan total akrual diskresioner sebagai ukuran dari kualitas akrual yang dijadikan proksi dari kualitas audit. Akrual diskresioner mengindikasikan perilaku manajemen laba yang juga mengukur kualitas akrual. Rendahnya kualitas akrual menunjukkan bahwa auditor tidak mampu dalam membatasi pengaturan akrual diskresioner oleh manajemen, yang menunjukkan kualitas audit yang rendah. Pengukuran kualitas audit adalah sebagai berikut : 1. Total Accruals Untuk menghitung total akrual perusahaan digunakan persamaan sebagai berikut TACit = NIit - COFit……………………………………………………(3.1) Keterangan: TACit : Total akrual perusahaan i pada tahun ke t. NIit : Laba bersih setelah pajak perusahaan i pada tahun ke t. COFit : Aliran kas operasi perusahaan i pada tahun ke t. Nilai Total Accruals (TA) yang diestimasi dari parameter spesifik perusahaan α1, α2, α3 diperoleh melalui model analisis regresi OSL (Ordinary Least Square). Banyaknya perusahaan yang akan dihitung dengan model regresi OLS adalah sesuai dengan jumlah sampel perusahaan yang digunakan. Nilai estimasi adalah model analisis regresi OSL (Ordinary Least Square) berikut ini: TACit/Ait-1= β1 (1/Ait-1)+ β2 (ΔREVt/ Ait-1)+β3 (PPEt/Ait-1) + e ..............(3.2) 36 Keterangan : TACit : Total acrual perusahaan i pada periode t. Ait-1 : Total aktiva sampel perusahaan i pada akhir tahun t-1. ΔREVit: Perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t. PPEit : Aktiva tetap (property, plan and equipment) perusahaan tahun t. e : Sampel error perusahaan pada tahun t. Variabel aktiva tetap dan perubahan pendapatan digunakan untuk mengontrol perusahaan NDA terjadi karena perubahan kondisi ekonomi. TA memasukkan working capital yang ditunjukkan pada tingkat perubahan revenue. Variabel aktiva tetap (PPE) menunjukkan pada biaya depresiasi non-discretionary. Model ini memasukkan besarnya PPE, bukan perubahan rekening tersebut, karena total biaya depresiasi termasuk dalam TA. Semua variabel dideflasi dengan total aktiva tahun sebelumnya. 2. Non-discretionary Accrual Model Modified Jones mengasumsikan bahwa komponen non-discretionary accruals (NDA) adalah konstan. Model tersebut mengontrol efek perubahan perputaran ekonomi perusahaan terhadap non-discretionary accruals. Untuk menghitung non-discrectionary accrual digunakan persamaan berikut: NDAit=β1(1/ Ait-1)+ β2(ΔREVit/Ait-1-ΔRECt/Ait-1) + β3 (PPEit/Ait-1) .........(3.3) NDAit : Nilai Non-Discretionary Accruals pada perusahaan i periode t. Ait-1 : Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1. β1 β2 β3: Estimated intercept perusahaan i periode t. 37 ΔREVit: Perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t. ΔRECt : Perubahan piutang perusahaan i pada periode t. PPEit : Aktiva Tetap (Gross, Property Plant and Equipment) perusahaan i pada tahun t. 2. Discreationary Accrual Tahap terakhir menghitung discrectionary accrual adalah sebagai berikut: DACit = TAit/Ait-1- NDAit……………………..…………........................(3.4) DACit : Discretionary Accruals i pada tahun ke t Tait : Total accrual pada tahun ke t Ait-1 : Total Aktiva Perusahaan i pada periode ke t-1 NDAit : Non-DiscretionaryAcrrual pada 3 Variabel independen. 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada dan tidak perlu dicari sendiri oleh peneliti (Sekaran, 2006). Data yang digunakan dalam penelitian ini laporan keuangan perusahaan manufaktur yang berasal dari Indonesia Stock Exchange (idx) dan dapat diperoleh dengan cara mendownload melalui internet dari situs resmi dengan alamat www.idx.co.id. 3.4 Metode Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder 38 yang berupa laporan keuangan auditan dari perusahaan manufaktur yang listing dan dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian melalui Indonesia Stock Exchange (idx). 3.5 Metode Analisis Data 3.5.1 Statistik deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel utama keuangan yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan untuk kurun waktu tahun 2012 sampai tahun 2014. Alat analisis yang digunakan adalah ratarata, maksimal, minimal, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian. 3.5.2 Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasikini bertujuan untuk memperoleh model regresi yang menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik (best linier unbiasedestimator/BLUE) (Widarjono, 2010). Blue adalah estimator yang linier, tidak bias, dan mempunyai varian yang minimum. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model persamaan regresi yang digunakan dapat digunakan sebagai dasar estimasi yang tidak bias. Terutama untuk data yang banyak, perlu menggunakan uji asumsi klasik untuk lebih meyakinkan kesesuaian antara model persamaan regresi tersebut. Adapun tahapan pengujian asumsi klasi menurut Ghozali (2011) ada empat tahap, yaitu normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 39 1. Normalitas Pengujian normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola distribusi data yang digunakan dalam persamaan model regresi. Pengujian normalitas menggunakan uji One-SampleKolmogorov-Smirnov. Apabila nilai Asymp. Sig. (1-tailed) lebih besar dari 0,05, data residual terdistribusi normal (Ghozali, 2011). 2. Multikolinearitas Multikolinieritas merupakan hubungan linier antara variabel independen di dalam regresi berganda (Widardjono, 2010). Pengujian multikolinieritas menggunakan nilai tolerance dan Variance Inflation Faktor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance> 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2011). 3. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang tidak konstan. Bila model mengandung masalah heteroskedastisitas maka estimator tidak lagi mengandung varian yang minimum atau dengan kata lain tidak lagi BLUE (Widardjono, 2010). Pengujian heteroskedastisitas menggunakan grafik plot. Dasar analisisnya adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). 4. Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara gangguan satu observasi dengan variabel gangguan observasi lain (Widardjono, 2010). Pengujian autokorelasi 40 menggunakan melalui uji Durbin Watson (Ghozali, 2011). Penentuan tidak adanya autokorelasi dilihat dari nilai durbin Watson.Jika nilai durbin Watson mendekati 2 maka tidak ada autokorelasi (Widardjono, 2010). 3.5.3 Analisis Regresi Berganda Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode regresi berganda, dengan alasan bahwa dalam penelitian ini melibatkan beberapa variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen). Adapun model dari regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut : Dimana : AQ = Audit Quality X1 = Ukuran KAP X2 = Tenure audit X3 = Dewan komisaris independen X4 = Komite audit X5 = Kepemilikan manajerial X6 = Kepemilikan institusional α : Konstanta β : Koefisien Regresi e : Error 41 3.5.3.1 Koofisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar presentase variasi variabel bebas pada model dapat menerangkan oleh variabel terikat (Ghozali, 2011). Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 3.5.3.2 Uji T Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011). Kriteria penerimaan hipotesis: a. Jika nilai p value< α, Ho ditolak dan Ha gagal ditolak hal ini berarti bahwa ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. b. Jika nilai p value> α, Ho gagal ditolak dan Ha ditolak hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. 42