MODUL 8 MENENTUKAN SUMBER DATA: POPULASI DAN SAMPEL A. PENGERTIAN SUMBER DATA Pengertian sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis ataupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Peneliti yang mengamati tumbuhnya padi, maka sumber datanya adalah padi, sedangkan objek penelitiannya adalah pertumbuhan jagung. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data, sedangkan isi catatan adalah objek penelitian atau variable penelitian. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, maka digunakan klasifikasi sumber data yang disingkat dengan 3 P, yaitu: 1. Person: Jika sumber data berupa orang. Person yaitu sumber data yang bias memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. 2. Place: Jika sumber data berupa tempat. Place yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Diam, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda , warna dan lain-lain. Bergerak, misalnya: aktivitas, kinerja, laju kendaraan dan lain-lain. Pada umumnya tampilan diam dan gerak merupakan objek untuk penggunaan metode observasi. 3. Paper: Jika sumber data berupa symbol. Paper merupakan sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau symbol symbol lain. Pengertian paper bukan terbatas hanya pada kertas, tapi juga dapat berwujud batu, kayu, tulang, daun lontar dan sebagainya, yang cocok untuk penggunaan metode dokumentasi. Apa yang diuraikan diatas adalah sumber data dilihat dari subjek di mana data menempel. Pada bagian berikut dibahas juga sumber data dalam hubungannya dengan cakupan (wilayah) sumber data yang diambil sebagai subjek penelitian. Sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan sebagai subjek penelitian, maka dikenal ada 3 jenis penelitian yaitu: 1. Penelitian populasi 2. Penelitian Sampel 3. Penelitian kasus B. POPULASI Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Anggota populasi disebut dengan elemen populasi. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau disebut studi populasi, atau juga studi sensus. A population is a set ( or collection) of all elements possessing one or more attributes of interest. ( dalam Encyclopedia of Educational Evaluation) Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua atribut yang terdapat di dalam populasi. Oleh karena semua subjeknya meliputi semua yang terdapat dalam populasi, maka juga disebut sensus. POPULASI DISIMPULKAN DIANALISIS DATA Objek pada populasi diteliti, kemudian data yang diperoleh dan hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi. Dilihat dari jumlahnya, maka populasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Jumlah terhingga, Artinya jumlah anggota (elemen) populasi dapat dihitung atau jumlahnya tertentu. Misal, ingin mengetahui prestasi mahasiswa UMB yang aktif pada tahun 2003. Dalam hal ini jumlah mahasiswanya dapat diketahui dari catatan biro akademik. 2. Jumlah tak terhingga, Artinya jumlah anggota populasi tidak dapat ditentukan banyaknya. Misal, penelitian mengenai prestasi mahasiswa UMB. Dalam hal ini kita tidak tahu berapa jumlah mahasiswa UMB, karena tidak semua mahasiswa aktif. Oleh karena itu dalam penelitian populasi sebaiknya mengadakan pembatasan lebih dulu, sehingga kesimpulan yang dihasilkan dapat menggambarkan kondisi populasi yang sebenarnya. C. SAMPEL Jika hanya ingin meneliti sebagian dari populasi, maka penelitianya disebut penelitian sample. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Berdasarkan hasil sample peneliti kemudian menggeneralisir hasil penelitian. Yang dimaksud menggeneralisir adalah mengangkat kesimpulan dalam sample sebagai kesimpulan penelitian yang berlaku bagi populasi. Populasi Kesimpulan berlaku Disimpulkan untuk populasi Sebagian dari populasi Sampel Data dianalisis Diteliti Alasan Pemilihan Sampel Beberapa faktor yang menjadi alasan kenapa peneliti melakukan penelitian sampel daripada sensus (populasi) adalah : 1) jika jumlah elemen populasinya terlalu banyak, peneliti tidak akan mungkin mengumpulkan seluruhnya karena butuh tenaga dan biaya yang relatif mahal. 2) Kualitas data yang dihasilkan oleh penelitian sampel seringkali lebih baik dibandingkan dengan hasil sensus. 3) Proses penelitian sampel relatif lebih cepat. 4) Alas an lain, adalah jika dilakukan penelitian yang memerlukan pengujian yang bersifat merusak. Bilamanakah kita boleh mengadakan penelitian sample ? Penelitian sample baru boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek dalam populasi benar-benar heterogen. Apabila subjek populasi tidak homogen, maka kesimpulannya tidak boleh diberlakukan bagi seluruh populasi ( hasilnya tidak boleh digeneralisasikan). Bagaimana cara mengambil sample? Untuk menentukan sample ada beberapa cara atau teknik sampling. Pengambilan sample harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sample yang benar-benar dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya atau representative. Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian yang menggunakan sampel yang representatif akan memberikan hasil yang mempunyai kemampuan untuk digeneralisasi. Sampel yang representatif tergantung pada dua aspek yang saling berkaitan, yaitu : - akurasi sampel, yaitu sejauh mana statistik sampel dapat mengestimasi parameter populasi dengan tepat. - ketelitian (presisi) sampel, adalah sejauhmana hasil penelitian berdasarkan sampel dapat merefleksikan realitas populasinya dengan teliti. Prosedur Pemilihan sampel Agar diperoleh sampel yang representatif peneliti perlu menggunakan prosedur pemilihan sampel yang sistematis. Tahapannya adalah sebagai berikut : 1) mengidentifikasi populasi target 2) memilih kerangka pemilihan sampel 3) menentukan metode pemilihan sampel 4) merencanakan prosedur penentuan unit sampel 5) menentukan ukuran sampel 6) menentukan unit sampel Beberapa cara pengambilan sample penelitian adalah sebagai berikut: 1. Sampel random atau sample acak Teknik sampling diberi nama random karena peneliti beranggapan bahwa semua anggota populasi adalah sama sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih. Cara sederhana untuk pengambilan sample adalah sebagai berikut: a. setiap anggota populasi (subjek penelitian) didaftar dan diberi nomor urut. Misal terdapat 100 anggota populasi, berarti ada nomer urut 1 sampai dengan nomer urut 100. b. Tentukan jumlah sample yang diinginkan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan tertentu atau menurut rumus yang dianjurkan dalam statistic. Misal jumlah sample 40. c. Berdasarkan nomer urut anggota populasi, peneliti membuat undian nomer urut. Nomer urut yang keluar dari undian adalah yang terpilih sebagai sample. Misal nomer urut 7, 3, 9,4,23 dan seterusnya hingga semuanya berjumlah 40. Jumlah 40 yang terpilih secara acak ini adalah merupakan sample penelitian yang akan dianalisis dan disimpulkan. 2. Sample berstrata atau stratified sampling Sampel berstrata digunakan apabila peneliti berpendapat bahwa ada perbedaan cirri, atau karakteristik antara strata-strata yang ada, dan perbedaan strata tersebut mempengaruhi variable. Apabila anggota populasi terbagi atas tingkat–tingkat atau strata, maka pengambilan sample tidak boleh mengabaikan adanya strata, dan setiap strata harus diwakili sebagai sampel . Misal, penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat perputaran karyawan di industri manufaktur. Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa terdapat strata dalam populasinya, yaitu bahwa perusahaan dalam industri manufaktur mempunyai ukuran perusahaan yang berbeda. Perbedaan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi tingkat perputaran karyawan. Oleh karena itu, populasi dibagi dalam 3 strata yaitu, perusahaan besar, perusahaan kecil dan perusahaan menengah. Sample harus dipilih dari setiap strata atau dengan kata lain setiap strata harus terwakili. Kemudian pemilihan sample untuk setiap strata dapat dilakukan secara acak. 3. Sampel wilayah atau area probability sample Seperti halnya sample berstrata yang dilakukan apabila ada berbedaan strata, maka kita juga dapat memilih sample berdasarkan wilayah (area) karena adanya perbedaan karakteristik (ciri) antara wilayah satu dengan wilayah yang lain. Dengan demikian sample wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Misal penelitian tentang tingkat ketrampilan tenaga kerja di Jawa. Karena factor wilayah dapat mempengaruhi tingkat ketrampilan, missal tenaga kerja di Jakarta lebih trampil dibanding tenaga kerja di Magelang maka sample harus dipilih dari setiap wilayah, dalam hal ini wilayah yang dipakai dapat berdasarkan propinsi atau kota. 4. Sampel proporsi atau propotional sample Teknik pengambilan sample proporsi digunakan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampling berstrata atau sampel wilayah. Adakalanya banyaknya subjek penelitian yang terdapat dalam strata atau wilayah jumlahnya tidak sama. Oleh karena itu untuk memperoleh sample yang representative maka pengambilan subjek penelitian dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau proposional (sebanding) dengan banyaknya subjek penelitian dalam masing-masing strata atau wilayah. Misal dalam contoh penelitian tentang perputaran karyawan di industri manufaktur, maka setiap perususahaan kecil, menengah dan besar masing-masing diambil 50% dari jumlah subjek penelitian yang terdapat dalam strata. 5. Sampel bertujuan atau purposive sample Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek penelitian bukan berdasarkan random, strata atau wilayah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena adanya beberapa pertimbangan tertentu. Walaupun cara ini dibolehkan tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu: a. pengambilan sample harus didasarkan atas ciri-ciri (karakteristik) atau sifat tertentu yang merupakan ciri pokok populasi. b. Subjek yang diambil sebagai sample benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi atau merupakan key subject. c. Penentuan karakteristik populasi harus dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan. D. PENELITIAN KASUS Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau fenomena tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitiannya, maka penelitian kasus lebih mendalam. E. UNIT ANALISIS Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperlakukan sebagai subjek penelitian. Dalam kenyataannya banyak peneliti, khususnya peneliti pemula sulit membedakan antara pengertian objek penelitian, subjek penelitian dan sumber data. Sebagai contoh, seorang peneliti ingin mengetahui apakah biaya produksi gas elpiji telah efisien atau mengandung pemborosan (inefisiensi). Dalam hal ini berarti bahwa objek (variable) penelitian adalah biaya produksi, sebagai subjek penelitian adalah produk gas elpiji dan sebagai sumber data adalah manajer produksi perusahaan gas elpiji. Dalam hal ini peneliti akan mencari data yang terkait dengan biaya produksi dari manajer produksi. Kesalahan Kerangka Sampel Kesalahan Pemilihan sampel Kesalahan Unit Sampel Kesalahan Pemilihan Sampel secara Acak Kesalahan Statistik Nonresponse Bias Kesalahan Responden Response Bias Kesalahan Sistematis Kesalahan Pemprosesan Data Kesalahan Administratif Kesalahan Pewawancara Kecurangan Pewawancara