RINGKASAN MERRY VERONIKA PARDEDE. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Sebelum dan Pada Masa Otonomi Daerah. (dibimbing oleh DEDI BUDIMAN HAKIM) Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang merata sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan laju pertumbuhannya atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan menimbulkan ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang bersifat sentralisasi. Pada tahun 1999 pemerintah mengubah kebijakan sentralisasi menjadi desentralisasi dengan memberlakukan Otonomi Daerah. Hal tersebut memberikan harapan dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan dan ketimpangan antar daerah. Kota Tangerang sebagai salah satu daerah pelaksana otonomi daerah berusaha untuk memaksimalkan potensi sumberdaya manusianya untuk mengolah potensi yang ada. Perkembangan pembangunan Kota Tangerang tidak terlepas dari peranan pemerintah daerah yang menentukan prioritas pembangunannya sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Kota Tangerang tersebut. Dalam lingkup daerah, salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Laju pertumbuhan PDRB Kota Tangerang yang berfluktuasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti investasi, sumber daya manusia, pekembangan teknologi dan faktor lainnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi memerlukan modal yang relatif besar yang akan digunakan untuk memperkuat infrastruktur, baik fisik maupun sosial. Dana yang dibutuhkan untuk menambah modal tersebut biasa disebut investasi. Selain investasi, faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya manusia. Pertumbuhan penduduk yang tinggi bila tidak disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan akan menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran. Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Salah satu faktor yang memengaruhi permintaan tenaga kerja adalah tingkat upah. Dari uraian di atas, penting untuk diketahui seberapa besar pengaruh investasi, jumlah tenaga kerja, dan upah tenaga kerja, terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang. Dengan demikian pemerintah kota dapat mempersiapkan strategi pembangunan dan menerapkan kebijakan yang tepat guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis seberapa besar pengaruh pertumbuhan investasi, jumlah tenaga kerja, serta upah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari PDRB Kota Tangerang serta melihat seberapa besar keberhasilan kebijakan Otonomi Daerah yang berjalan di Kota Tangerang tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model ekonometrika. Untuk meramalkan bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas (independent variables) terhadap variabel terikat (dependent variable) digunakan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Software yang digunakan adalah Eviews6. Data yang digunakan sebagai bahan analisis penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data diperoleh dari beberapa sumber antara lain BPS Kota Tangerang, BPS Pusat, Dinas Tenaga Kerja dan BKPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada taraf nyata sepuluh persen (α=10%), tingkat PDRB Kota Tangerang dipengaruhi oleh investasi, jumlah tenaga kerja, dan variabel dummy otonomi daerah. Variabel investasi dan jumlah tenaga kerja mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap PDRB Kota Tangerang dengan nilai koefisien masing-masing adalah 0,1720 dan 2,8674. Sedangkan variabel upah tenaga kerja mempunyai nilai koefisien yang positif tetapi tidak signifikan terhadap PDRB Kota Tangerang dengan koefisien 0,1618. Sedangkan dummy otonomi daerah juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Kota Tangerang dengan koefisien 0,5694, dengan kata lain PDRB pada saat otonomi daerah lebih baik daripada sebelum otonomi daerah. Dari penelitian ini, ada beberapa tindakan kebijakan yang dapat diambil antara lain diharapkan pemerintah Kota Tangerang mampu menciptakan atau menarik investasi yang bersifat labour intensive dan juga di sektor-sektor perekonomian yang memberi nilai tambah besar seperti sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan. Dengan demikian investasi yang labour intensive di sektor-sektor tersebut dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan PDRB Kota Tangerang. Pemerintah Kota Tangerang jua sebaiknya lebih aktif dalam menciptakan lapangan kerja yang baru di Kota Tangerang agar mengurangi angka pengangguran, dan perlu dirumuskan kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kota Tangerang. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian atau usaha lebih lanjut dalam meningkatkan kinerja Otonomi Daerah, sehingga dapat memberikan pengaruh lebih besar di kemudian hari terhadap PDRB Kota Tangerang.