45 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam

advertisement
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah 19 perusahaan BUMN yang telah terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
merupakan perusahaan go public. Sehingga, laporan keuangan perusahaan tersebut
dapat diakses secara langsung untuk mendapatkan informasi yang valid. Penelitian
ini difokuskan pada periode tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 karena tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dari diwajibkannya penerapan GCG
pada perusahaan BUMN dengan tahun penelitian 2011-2012 yang dibandingkan
dengan tahun 2009-2010 sebelum diwajibkannya penerapan GCG.
3.2
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif, yaitu tipe penelitian
dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau
lebih. Karakteristik masalah yang dibahas mengklasifikasikan penelitian ini sebagai
penelitian yang bersifat kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian
dengan tipe masalah berupa pengaruh antara dua variabel atau lebih dengan
mengidentifikasikan fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel dependen
(variabel terikat) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel independen
(variabel bebas).
Penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai pedoman dan arah untuk
menentukan metode-metode penelitian yang digunakan dalam pengujian fakta.
Penelitian terhadap beberapa subjek dan objek penelitian yang ada difokuskan pada
situasi dalam beberapa tahun berjalan, maka dapat disimpulkan horizon waktu
45
penelitian ini adalah studi time series. Penelitian ini juga menggunakan skala rasio
dan nominal untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti.
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang berasal dari data historis Bursa Efek Indonesia (BEI) dan website
perusahaan yang dijadikan sampel. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara
tidak langsung atau diperoleh dari pihak ketiga. Data tersebut dapat diperoleh dengan
cara mengunduh melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id
yang berupa laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh auditor independen.
Data sekunder lainnya yaitu berupa referensi atau literatur dari berbagai buku atau
media, dan website saham OK, biz yahoo finance, Indonesian Institute for Corporate
Governance (IICG), serta Bank Indonesia (BI).
Pengambilan data dalam laporan keuangan difokuskan pada informasi non
keuangan, seperti kepemilikan saham institusional dan manajerial yang disajikan
dalam catatan atas laporan keuangan dan informasi komite audit yang mengesahkan
laporan keuangan hasil audit tersebut, serta tahun diterbitkannya laporan keuangan.
Selain itu, diperlukan pula informasi non keuangan berupa data Corporate
Governance Perception Index (CGPI) yang telah diolah oleh IICG dan disajikan
kembali oleh www.mitrariset.com.
3.2.2 Penentuan Jumlah Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
46
purposive sampling untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria pemilihan sampel tersebut meliputi:
1. Perusahaan yang telah go public dan merupakan perusahaan BUMN.
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit (audited
financial statement) pada periode tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012.
Sampel yang terpilih berdasarkan kriteria tersebut adalah 19 perusahaan
BUMN yang tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk kemudian dianalisis lebih lanjut.
Tabel 3.1 menyajikan 19 sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Kode
ADHI
ANTM
BBNI
BBRI
BBTN
BMRI
GIAA
INAF
JSMR
KAEF
KRAS
PGAS
PTBA
PTPP
SMGR
TINS
TLKM
WIKA
WSKT
Nama Perusahaan
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
PT Indofarma (Persero) Tbk
PT Jasa Marga (Persero) Tbk
PT Kimia Farma (Persero) Tbk
PT Krakatu Steel Tbk
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
PT Pembangunan Perumahan Tbk
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
PT Timah (Persero) Tbk
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Waskita Karya (Persero) Tbk
47
3.2.3 Metode Pengumpulan Sampel
Metode pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode purposive sampling, yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak
berdasarkan populasi yang dijadikan sampel penelitian dan memenuhi kriteria
tertentu. Data juga diperoleh dengan menggunakan metode studi pustaka dan
dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengolah berbagai literatur, seperti
artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan dengan topik pembahasan
dari penelitian ini. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mengolah
sumber–sumber dokumenter seperti laporan keuangan tahunan perusahaan yang
menjadi sampel penelitian.
3.2.4 Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang ada dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung tingkat pengembalian aktual tahunan dengan informasi harga saham
dari biz yahoo finance selama periode tahun 2009-2012 berdasarkan data
mingguan.
2. Menghitung cost of equity berdasarkan rumus CAPM (Capital Asset Pricing
Model) dengan nilai Risk Free Rate yang diambil dari BI Rate, Market Risk dari
tingkat pengembalian aktual perusahaan, dan nilai β (beta) yang diperoleh dari
aplikasi fungsi slope dalam microsoft excel.
3. Menentukan kriteria penilaian kualitas audit, periode waktu, dan corporate
governance perception index sebagai variabel dummy.
4. Menghitung kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berdasarkan
informasi yang tersedia dalam catatan atas laporan keuangan.
48
5. Membuat model regresi dan melakukan pengujian hipotesis dengan statistik
deskriptif, uji outlier, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikolinearitas,
heteroskedastisitas, dan autokorelasi), uji wilcoxon signed rank test, uji F, uji t,
dan uji koefisien determinasi.
3.2.5 Metode Penyajian Data
Penyajian data dilakukan secara deskriptif melalui penjabaran dan penjelasan
dari hasil penelitian. Selain itu, untuk mempermudah pembaca dalam memahami
penelitian, data disajikan ke dalam dua bentuk berikut:
1. Tabel : Tabel digunakan untuk menunjukkan data–data yang sifatnya tabular.
2. Grafik : Grafik digunakan untuk menunjukkan sebuah kondisi atau hasil analisis
agar memudahkan pemahaman pembaca.
3.2.6 Alat Uji Statistik
3.2.6.1 Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2008), statistik deskriptif mendeskripsikan data sampel
dalam bentuk tabel untuk hasil perhitungan seperti nilai rata-rata, nilai tengah, atau
standar deviasi. Statistik deskriptif berhubungan dengan cara penguraian data melalui
keterangan-keterangan mengenai suatu data, keadaan, atau fenomena. Ruang lingkup
statistik deskriptif mencakup distribusi frekuensi, angka indeks, deret waktu,
korelasi, dan regresi sederhana.
Analisis statistik deskriptif dapat mentransformasikan data-data penelitian
dalam bentuk tabulasi agar mudah dipahami dan diinterpretasikan. Penelitian ini
menggunakan analisis statistik deskriptif yang melakukan uji secara bersamaan
antara data berskala rasio dan data berskala nominal. Ukuran yang digunakan data
49
berskala rasio adalah nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar
deviasi, sedangkan pengujian data berskala nominal menggunakan hal yang sama
dengan skala rasio, namun diuji lebih lanjut lagi dengan uji frekuensi dan persentase.
3.2.6.2 Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh lebih
dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Priyatno (2009),
analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan positif atau negatif antar variabel
independen untuk memprediksi nilai variabel dependen bila variabel independen
mengalami peningkatan atau penurunan nilai.
Penelitian ini menggunakan model penelitian berikut:
COE = α + β1CGPI + β2MO+ β3INST + β4KA + β5TP + ε
Keterangan:
COE
: Biaya ekuitas (Cost of Equity) dihitung dengan rumus CAPM
CGPI
: Skor GCG yang diperoleh perusahaan berdasarkan list score dari
www.mitrariset.com dengan kategori kinerja perusahaan yang
sangat terpercaya dan terpercaya (nilai indeks >70%)
MO
: Kepemilikan manajerial
INST
: Kepemilikan institusional
KA
: Kualitas Audit merupakan dummy variable yang diberi nilai 1 jika
perusahaan diaudit oleh KAP Big 4 yaitu PWC, EY, Deloitte, dan
KPMG
TP
: Periode waktu merupakan dummy variable yang diberi nilai 1 jika
periode analisis tergolong tahun 2011-2012 (sesudah GCG wajib
50
diterapkan) dan bernilai 0 jika tergolong tahun 2009-2010 (sebelum
GCG wajib diterapkan).
α
: Konstanta
β
: Koefisien regresi variabel independen
ε
: Error
3.2.6.3 Uji Outlier
Uji outlier adalah uji yang dilakukan untuk melihat nilai dari data yang
menyimpang cukup jauh dari nilai rata-ratanya, sehingga mengakibatkan data
terdistribusi tidak normal. Uji ini dilakukan dengan dua cara, yaitu uji univariat dan
multivariat. Deteksi outlier dilakukan dengan menentukan nilai batas yang
dikategorikan sebagai data outlier dengan cara mengkonversi nilai data ke dalam
skor standardized atau z-score yang memiliki nilai rata-rata nol dan standar deviasi
sama dengan satu (Ghozali, 2007:36). Data dikatakan outlier apabila nilai z yang
dihitung lebih besar dari +3 atau lebih kecil dari -3. Selanjutnya, uji multivariat
dilakukan denga menggunakan angka SDR (Studentized Deleted Residual). Nilai
absolut SDR yang lebih besar dari 1,96 mengindikasikan bahwa data termasuk data
outlier (menyimpang).
3.2.6.4 Uji Asumsi Klasik
Sebelum data diproses lebih lanjut, uji asumsi klasik perlu dilakukan terlebih
dahulu dengan tujuan mendapatkan model penelitian yang valid dan dapat digunakan
sebagai estimasi. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari: uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
51
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang
signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
3.2.6.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian tentang kenormalan distribusi data yang
bertujuan untuk menguji ketepatan model regresi dari variabel residual yang
memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Data yang terdistribusi secara
normal adalah data yang berpusat pada nilai rata-rata dan median. Uji normalitas
memiliki dua cara untuk mendeteksi residual yang berdistribusi normal atau tidak
normal, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Grafik distribusi dapat
digunakan sebagai bentuk distribusi data, karena bentuk data yang terdistribusi
secara normal akan mengikuti pola distribusi normal yang memiliki bentuk grafik
mengikuti bentuk lonceng. Selain itu, data juga dikatakan terdistribusi normal bila
titik-titiknya tersebar mendekati dan mengikuti garis lurus diagonal yang dalam
penelitian ini digambarkan melalui grafik P-P plots.
Normalitas data dalam penelitian ini tidak hanya disajikan dalam bentuk
grafik P-P plots, namun juga dengan metode kolmogorov-smirnov test. Kolmogorovsmirnov test merupakan metode pengujian normalitas yang umum dan banyak
digunakan untuk menguji normalitas data. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana
dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan
pengamat yang lain yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan
grafik. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berdistribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan
dalam pengujian ini adalah signifikansi > 0.05 menunjukkan data berdistribusi
normal dan signifikansi < 0.05 menunjukkan data tidak berdistribusi normal.
52
3.2.6.4.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui
hubungan korelasi antar variabel independen yang menjelaskan suatu model regresi.
Jika terdapat multikolinearitas diantara variabel terikat, maka estimasi kesalahan
standar estimasi akan meningkat seiring dengan bertambahnya variabel terikat.
Model penelitian yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi diantara variabel
bebasnya.
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai varians
inflation factor (VIF) dan tolerance pada model regresi. Tolerance dihitung
berdasarkan rumus berikut ini:
Tolerance = 1 – R2
Keterangan:
R2 adalah koefisien determinasi
Sementara VIF dihitung dengan rumus berikut ini :
Dasar pengambilan keputusan atas dilakukannya uji multikolinearitas adalah
jika tolerance lebih dari 0.1 dan VIF kurang dari 10, maka data terbebas dari masalah
multikolinearitas (Ghozali, 2011:108).
3.2.6.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama
untuk semua pengamatan. Jika varians residual satu pengamatan sama dengan
pengamatan lainnya, maka terjadi homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
model yang terbebas dari heteroskedastisitas atau dengan kata lain merupakan
homokedastisitas. Menurut Priyatno (2009) ada beberapa cara yang dapat dilakukan
53
untuk melakukan pengujian heteroskedastisitas, yaitu dengan melakukan Uji Park,
Uji Glejser, melihat pola grafik regresi (scatterplot) dan uji koefisien kolerasi
spearman.
Penelitian ini menggunakan uji koefisien korelasi spearman dan grafik
scatterplot untuk menilai ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam variabel yang
digunakan. Uji koefisien korelasi spearman dilakukan dengan mengkorelasikan
variabel independen dengan nilai unstandardized residual. Jika korelasi antara
variabel independen dengan residual menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0.05,
maka data yang ada tidak memiliki masalah heteroskedastisitas. Uji scatterplot
menunjukkan prediksi atas terjadinya heteroskedastisitas pada suatu model regresi
yang terlihat pada pola grafik residual yang dihasilkan. Dasar penilaian pola grafik
residual adalah:
1. Jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.2.6.4.4 Uji Autokorelasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan korelasi antara anggota
serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang
(cross section). Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan
residual observasi lainnya. Autokorelasi dapat mengakibatkan:
1. Varians sampel tidak dapat menggambarkan populasi secara keseluruhan.
2. Model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menduga nilai
variabel terikat dari variabel bebas yang telah ditentukan.
54
3. Varians dari koefisiennya menjadi tidak efisien sehingga koefisien estimasi yang
diperoleh kurang akurat.
4. Uji t tidak berlaku lagi, namun jika uji t tetap digunakan maka kesimpulan yang
diperoleh salah.
Pendeteksian terhadap penyimpangan asumsi klasik autokorelasi dapat dilihat
pada besarnya nilai Durbin Watson (DW). Ketentuan uji DW adalah sebagai berikut
(Ghozali, 2002):
1. Angka DW di bawah -2, menunjukkan adanya autokorelasi positif.
2. Angka DW di antara -2 sampai +2, menunjukkan tidak ada autokorelasi.
3. Angka DW di atas +2, menunjukkan adanya autokorelasi negatif.
3.2.6.5 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji
wilcoxon signed rank test dan uji regresi linier berganda. Uji wilcoxon signed rank
test dilakukan karena ada isu yang diyakini dapat mempengaruhi nilai biaya ekuitas,
setelah dikeluarkannya Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor: PER-01/MBU/2011 yang mewajibkan penerapan GCG pada perusahaan
BUMN. Hasil uji wilcoxon signed rank test akan menunjukkan signifikan atau
tidaknya perubahan nilai biaya ekuitas setelah diwajibkannya penerapan GCG, serta
besar rata-rata nilai biaya ekuitas sebelum dan sesudah GCG wajib diterapkan.
Sementara, uji regresi linier berganda dilakukan karena data dalam penelitian ini
mempunyai variabel independen lebih dari satu dan dianalisis secara bersamaan. Uji
regresi linier berganda digunakan untuk menguji besarnya kontribusi dan pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
55
Untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini, maka dibuatlah persamaan
regresi yang terdiri dari biaya ekuitas (COE) sebagai variabel dependen dan variabel
independen yang meliputi (Corporate Governance Perception Index) CGPI,
kepemilikan manajerial (MO), kepemilikan institusional (INST), kualitas audit (KA),
serta variabel kontrol yaitu periode waktu (TP). Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS (Statistical Package for The Social Sciences) versi 18
dengan melihat hasil uji wilcoxon signed rank test, uji F, uji t dan uji koefisien
determinasi.
3.2.6.5.1 Uji Wilcoxon Signed Rank Test
Uji wilcoxon signed rank test atau dikenal juga dengan istilah uji peringkat
bertanda Wilcoxon, pertama kali diperkenalkan oleh Frank Wilcoxon pada tahun
1940. Uji ini digolongkan dalam uji non parametrik yang digunakan untuk data
bertipe interval atau rasio, namun data yang ada tidak terdistribusi normal. Pengujian
ini bertujuan untuk membandingkan antara dua kelompok data yang saling
berhubungan, sehingga dapat diketahui data tersebut berbeda atau tidak setelah
adanya perlakuan tertentu. Dasar pengambilan keputusan dalam menentukan hasil uji
ini adalah:
H0 : asymp. Sig > 0.05 tidak ada perbedaan signifikan
H1 : asymp. Sig < 0.05 ada perbedaan signifikan
Penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk melihat
signifikansi perbedaan nilai biaya ekuitas sebelum dan sesudah diwajibkannya
penerapan GCG pada perusahaan BUMN. Uji tersebut dilakukan dengan cara
membandingkan nilai biaya ekuitas tahun 2009-2010 (sebelum GCG wajib
diterapkan) dengan tahun 2011-2012 (setelah GCG wajib diterapkan).
56
3.2.6.5.2 Uji F
Uji simultan atau uji statistik F adalah pengujian model secara keseluruhan
untuk menguji ketepatan model dalam mewakili pengaruh variabel bebas dan terikat
dalam penelitian yang dilakukan. Pengujian model ini melibatkan seluruh nilai
koefisien secara bersama-sama dengan menggunakan distribusi F. Nilai probabilitas
F merupakan tingkat signifikansi utama dari F-statistics. Jika nilai probabilitas F
kurang dari nilai alpha (α), maka hipotesa Ho diterima. Dasar analisis dapat
digambarkan dalam angka signifikansi alpha yang harus bernilai lebih kecil atau
kurang dari 0.05 dengan tingkat keyakinan 0.95, maka dapat disimpulkan bahwa
model yang digunakan sudah baik.
Uji F dalam penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi keseluruhan
mekanisme GCG terhadap biaya ekuitas. Mekanisme GCG dalam penelitian ini
diwakili oleh variabel CGPI, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan
kualitas audit. Selain itu, untuk mengontrol signifikansi pengaruh dari variabelvariabel yang ada, maka digunakan variabel kontrol yaitu periode waktu yang
mewakili tahun diwajibkannya penerapan GCG dalam mempengaruhi biaya ekuitas.
Hasil uji F akan menunjukkan signifikansi atau ketepatan model regresi yang
digunakan dalam menilai pentingnya mekanisme GCG dalam mempengaruhi biaya
ekuitas.
3.2.6.5.3 Uji t
Uji t atau uji parsial digunakan untuk melihat signifikansi setiap koefisien
regresi. Penarikan kesimpulan dalam uji t dapat dilakukan dalam beberapa cara,
yaitu:
57
1. Membandingkan nilai thitung dan ttabel. Hasil uji dengan nilai thitung > ttabel
menunjukkan bahwa H1 diterima, sebaliknya jika nilai thitung < ttabel maka H0
diterima.
2. Melihat tingkat probabilitas (p-value) yaitu jika p-value > 0.05, maka H0 diterima
dan jika p-value < 0.05, maka H1 diterima atau menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
3.2.6.5.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Secara umum, koefisien determinasi adalah bagian dari variasi total dalam
variabel dependen yang dijelaskan oleh variasi dalam variabel independen. Uji ini
menunjukkan variabilitas data yang dijelaskan oleh model regresi dan menjelaskan
hubungan antar variabel dengan faktor lain yang mempengaruhi hubungan tersebut
(Sarwono, 2012:204). Pengelompokkan hasil pengujian koefisien determinasi (R2)
yaitu:
R2 > 0.5 : hubungan variabel dependen dan independen kuat
R2 = 0.5 : hubungan variabel dependen dan independen tidak berhubungan
R2 < 0.5 : hubungan variabel dependen dan independen lemah
3.2.7 Operasionalisasi Variabel
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain
atau dapat pula didefinisikan sebagai variabel penyebab (X), sedangkan variabel
dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau terikat oleh variabel independen
dan umumnya disimbolkan dengan huruf Y.
58
3.2.7.1 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya ekuitas
(cost of equity) yang dihitung dengan menggunakan model capital asset pricing
model (CAPM). Fama dan French (1992) mengembangkan tiga model pembiayaan
aset termasuk beta, ukuran, dan market to book dalam menggambarkan CAPM.
CAPM atau tingkat pengembalian harapan dihitung dengan cara menambahkan
tingkat pengembalian bebas risiko yang berasal dari BI rate dengan nilai beta yang
dikalikan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar dikurangi tingkat
pengembalian bebas risiko. Model untuk menghitung CAPM, yaitu:
=
3.2.7.2 Variabel Independen
Penelitian ini melibatkan beberapa variabel independen yang mempengaruhi
variabel dependen seperti:
1. Corporate Governance Perception Index (CGPI)
CGPI adalah peringkat GCG yang dikeluarkan oleh IICG. IICG merupakan
lembaga independen yang melakukan penilaian atas praktek GCG perusahaanperusahaan di Indonesia. IICG melakukan penilaian secara konsisten sejak tahun
2005 terhadap penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar di
BEI. Perusahaan yang mengikuti survei CGPI menunjukkan kemauannya untuk
menjadi perusahaan yang terbuka dan terpercaya.
Penelitian ini menggunakan CGPI sebagai variabel dummy dengan penilaian
1 pada perusahaan yang memiliki skor GCG dalam kategori sangat terpercaya dan
terpercaya, namun perusahaan dengan kategori lain akan diberi nilai 0. Informasi
59
skor GCG perusahaan diperoleh dari mitrariset.com yang merangkum informasi skor
GCG dari IICG dengan periode tahun 2009-2012.
2. Kepemilikan Manajerial (MO)
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh
direktur dan manajerial baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu
perusahaan (Alves, 2012). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial merupakan mekanisme corporate governance utama yang
membantu mengendalikan masalah keagenan. Penelitian ini menghitung proporsi
kepemilikan manajerial berdasarkan penelitian Kenniady (2011):
3. Kepemilikan Institusional (INST)
Kepemilikan institusional merupakan persentase saham perusahaan yang
dimiliki atau ditahan oleh institusi lain (Fayoumi et al., 2010 dan Alves, 2012).
Kepemilikan institusional dapat pula didefnisikan sebagai kepemilikan saham
perusahaan yang dimiliki oleh investor institusional, seperti perusahaan investasi,
bank, perusahaan asuransi, institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya
(Juniarti dan Sentosa, 2009). Penelitian ini menghitung proporsi kepemilikan
institusional berdasarkan penelitian Kenniady (2011):
60
4. Kualitas Audit (KA)
Fernando et al. (2008), spesialisasi auditor dan industri auditor akan diperiksa
dalam menentukan biaya modal suatu perusahaan. Mukti dan Wardhani (2012)
menggunakan kualitas audit yang diukur dengan variable dummy dalam
penelitiannya untuk mengukur mekanisme tata kelola perusahaan. Perusahaan yang
diaudit oleh kantor akuntan publik (KAP) big four akan diberi nilai 1, sementara
perusahaan yang diaudit oleh KAP non big four akan diberi nilai 0. Dopuch dan
Simunic (1982) yang dikutip oleh Azizkhani (2007) menyatakan bahwa investor
lebih meyakini KAP big four sebagai penyedia kualitas audit yang tinggi, karena
KAP big four memiliki karakter yang terlihat berhubungan dengan kualitas, seperti
kualitas kontrol dan pelatihan khusus.
3.2.7.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode waktu
yang dinilai dengan dummy variable. Dikeluarkannya Peraturan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011 yang mewajibkan
perusahaan BUMN di Indonesia untuk menerapkan GCG pada tahun 2011, menjadi
alasan dilakukannya analisis dengan variabel periode waktu. Variabel ini akan dinilai
dengan skor 1 apabila periode analisis data dilakukan pada tahun 2011-2012 atau dua
periode setelah GCG diwajibkan. Sebaliknya, skor 0 diberikan untuk analisis data
tahun 2009-2010 atau dua tahun sebelum GCG diwajibkan. Hasil analisis variabel ini
akan memperkuat dugaan dalam uji wilcoxon signed rank test atas perbandingan
pengaruh wajibnya GCG terhadap biaya ekuitas.
61
Download