BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Dividen Perusahaan yang sukses akan memperoleh pendapatan (income). Pendapatan tersebut dapat diinvestasikan ke dalam bentuk operating asset, diinvestasikan ke dalam bentuk sekuritas, digunakan untuk melunasi hutang, ataupun didistribusikan kepada para pemegang saham. Pendapatan perusahaan yang didistribusikan kepada pada pemegang saham inilah yang disebut dividen. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi dividen menurut beberapa orang ahli, khususnya para ahli dibidang keuangan negara yaitu sebagai berikut : Menurut Rofelawaty (2006 : 108) : “Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen tersebut dapat berupa uang, skrip (script), saham perusahaan (berupa saham investasi atau barang lainnya). Dividen timbul setelah direksi mengumumkan akan membagikan dividen, dan kebijakan pembagian harus berdasarkan persetujuan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)”. Menurut Sunariyah (2006 : 48) : “Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan”. Menurut Baridwan (2004 : 434) : “Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham yang besarnya sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki”. 9 10 Menurut Pratomo & Nugraha (2004 : 262) : Dividen merupakan bagian laba yang dibayarkan oleh emiten kepada pihak pemegang saham sebagai pembagian keuntungan”. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan oleh emiten kepada pihak pemegang saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Pada praktiknya, dividen tidak selalu dibagikan dalam bentuk kas. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), bentuk dividen yang dibayarkan dapat dibedakan atas: 1. Dividen tunai (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Pengumuman dividen tunai adalah sutu kewajiban dan pembayaran yang umumnya dilakukan secara sengaja, maka biasanya merupakan kewajiban lancar. 2. Dividen saham (stock dividend) adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Pembagian dividen saham dianggap besar, jika perbandingan saham baru yang dibagikan dengan saham yang sudah ada (outstanding share) lebih besar 25 %. Sebaliknya jika perbandingan tersebut lebih kecil dari 25%, maka dianggap kecil. 3. Dividen properti (property dividend) adalah merupakan pembagian laba kepada pemegang saham atau investor dalam bentuk barang yang dapat berupa barang dagangan, real estate atau investasi yang dirancang oleh dewan direksi. 11 4. Dividen likuidasi (liquiditing dividend) adalah dividen yang diberikan kepada pemegang saham sebagai akibat dilikuidasinya perusahaan. Dividen yang dibagikan adalah selisih nilai realisasi asset perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya. B. Kebijakan Dividen Kebijakan dividen merupakan salah satu fungsi utama seorang manajer keuangan dalam membuat keputusan keuangan perusahaan. Kebijakan dividen menyangkut keputusan apakah laba akan dibayarkan sebagai dividen payout atau ditahan untuk reinvestasi dalam perusahaan. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi kebijakan dividen menurut beberapa orang ahli yaitu sebagai berikut : Menurut Intan (2009 : 21) : “Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan pihak manajemen untuk menentukan perlakuan terhadap earning after tax (EAT), apakah dibagikan sebagai dividen, diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Pengalokasian laba yang tepat, sangat penting bagi suatu perusahaan sehingga pertumbuhan perusahaan (rate of growth) dan kesejahteraan para pemegang saham dapat terjamin. Aspek utama dalam kebijakan dividen adalah penentuan alokasi laba (earning) sebagai dividen atau laba ditahan (retained earning). ” Menurut Riyanto (2001 : 265) : “Kebijakan dividen adalah bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earnings) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan didalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan didalam perusahaan.” 12 MenurutSartono (2001 : 369) : “Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.” Menurut Martono dan Harjito (2000 : 253) : “Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.” Menururt Sudana (2011 : 167) : “Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya dividen payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Keputusan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelajaran perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelajaran internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan. Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana internal perusahaan.” “Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang diberikan kepada pemegang saham.” Dengan demikian maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kebijakan dividen merupakan suatu kebijakan untuk menetapkan beberapa bagian dari laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham dan seberapa besar bagian laba bersih itu akan ditanamkan kembali sebagai laba yang ditahan untuk reinvestasi. 13 C. Teori Kebijakan Dividen Menurut Eugene Bringham dan Joel F. Houston (2006) ada beberapa teori tentang kebijakandividen: 1. Dividen Irrelevance Theory Teori ini di kemukakan oleh Merton H. Miller dan Franco Modigliane (1961 : 411-433) yang berpendapat bahwa nilai perusahaan hannya ditentukan kemampuan dasar untuk menentukan laba serta resiko bisnisnya. Dengan kata lain, MM berpendapat bahwa nilai perusahaan akan tergantung pada laba yang dihasilkan oleh aktiva – aktivanya, buka pada bagaimana laba tersebut akan dibagi antara dividen dan laba ditahan. 2. Bird in The Hand Theory Menurut MM teori ini menyatakan bahwa nilai sebuah perusahaan akan dapat dimaksimalkan dengan menentukan rasio pembagian dividen yang tinggi. 3. Tax Preference Theory Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin akan menyukai pembayaran dividen yang rendah ketimbang menerima pembayaran yang tinggi : a. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan akibatnya keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi. b. Pajak atas keuntungan tidak akan dibayarkan sampai saham tersebut dijual. 14 c. Jika sebuah saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal dunia, keuntungan modal saham tersebut tidak akan dikenakan pajak sama sekali, ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal. Karena adanya keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian, para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang membagikan dividen rendah dari pada untuk perusahaan sejenisnya yang membagikan dividen tinggi. D. Prosedur Pembayaran Dividen Berdasarkan prosedur, urutan pembayaran dividen (Sugiono, 2009) adalah sebagai berikut : 1. Tanggal pengumuman (Declaration Date) Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang ditentukan untuk saatnya dewan direksi mengumumkan dividen. Dengan ditentukannya tanggal tersebut, perusahaan mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayaran. 2. Tanggal pencatatan pemegang saham (Holder of Record date ) Tanggal pencatatan pemegang saham adalah tanggal yang ditentukan untuk saatnya pemegang saham berhak mendapatkan dividen. 3. Tanggal Cum Dividen (Cum-Dividend Date) 15 Tanggal pemisahan dividen adalah tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividensaham. 4. Tanggal ex-dividen (Ex-dividend Date) Tanggal ini merupakan tanggal dimana perdagangan saham sudah tidakmelekat lagi hak untuk memperoleh dividen. Jadi jika investor membelisaham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapatmendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen. 5. Tanggal pembayaran (Payment Date) Tanggal ini merupakan tanggal dimana perusahaan melakukan pembayarandividen kepada para pemegang saham yang telah memiliki hak atas dividen.Jadi pada tanggal tersebut para investor sudah dapat mengambil dividen sesuaidengan bentuk dividen yang telah diumumkan oleh emiten (dividen tunai,dividen saham). E. Pola Pembayaran Dividen Keputusan mengenai dividen payout ratio adalah keputusan yang menyangkutbagaimana cara dan dalam bentuk apa dividen dibayarkan kepada pemegang saham. Adabeberapa pola pembayaran dividen yang dapat dipilih sebagai alternatif dividen payoutratio perusahaan (Ang, 1997), yaitu : 1. Stable and Occasionally Increasing Dividend per-share Kebijakan ini menetapkan dividen per saham yang stabil, selama tidak adapeningkatan yang permanen dalam earning power dan kemampuan 16 membayardividen. Manajemen akan menaikkan dividen, jika ada keyakinan bahwatingkat yang lebih tinggi tersebut dapat dipertahankan. Hal ini dilandasiadanya psikologi pemegang saham, dimana bila dividen naik maka akanmenaikkan juga harga saham dan sebaliknya. 2. Stable Dividend per-share Dasar pemikirannya adalah bahwa pasar mungkin akan menilai suatu sahamlebih tinggi bila dividen yang diharapkan tetap stabil daripada bila dividenberfluktuasi. Perusahaan yang memilih cara ini akan membayar dividen dalamjumlah yang tetap (stable amount) dari tahun ke tahun. 3. Stable Payout Ratio Dalam pola pembayaran dividen ini, jumlah dividen dihitung berdasar suatuprosentase tetap (constant) dari laba (earnings). Bila laba berfluktuasi, makajumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham pun akan ikutberfluktuasi. 4. Regular Dividend plus Extras Dalam cara ini, dividen regular ditetapkan dalam jumlah yang diyakini olehmanajemen mampu dipertahankan di masa mendatang tanpa menghiraukanfluktuasi laba dan kebutuhan investasi modal. Bila tambahan kas tersedia,perusahaan memberikan dividen ekstra (bonus) kepada pemegang saham. Polaini mengakui bahwa dividen mempunyai kandungan informasi, sehingga dengan pemberian dividen ekstra dapat menarik minat pemodal yang padaakhirnya akan dapat meningkatkan harga saham. 17 5. Fluctuating Dividends and Payout Ratio Dalam pola pembayaran ini besarnya dividen dan payout ratio disesuaikandengan perubahan laba dan kebutuhan investasi modal perusahaan untuksetiap periode. Oleh karena itu besar dividen dan payout ratio yangdibayarkan berfluktuasi mengikuti fluktuasi laba dan kebutuhan investasi. F. Dividend Payout Ratio(DPR) Dividend payout ratio (DPR) merupakan persentase pendapatan yang akandibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend. Persentase dari pendapatanyang akan dibayarkan kepada pemegang saham dengan earning per share (EPS).Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006) rasio pembayaran dividen (dividend payoutratio) merupakan perbandingan dividend per share terhadap laba perusahaan atauearning per share.Jika rasio pembayaran dividen dihitung dalam basis per lembar saham, makarumus perhitungannya adalah sebagai berikut (Van Horne dan Wachowicz, 2005): dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi DPR yang ditetapkan oleh suatuperusahaan, maka semakin besar jumlah laba perusahaan yang akan dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham. G. Return On Investment(ROI) (Van Horne dan Wachowicz, 2005) menyatakan return on investment (ROI) dapat memberitahukan tingkat laba dari perusahaan yang berhubungan 18 dengan investasi. Returnon investment diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap totalaktivanya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yangdigunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan probabilitasperusahaan. ROI (salah satu ukuran profitabilitas) juga merupakan ukuran efektivitasperusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yangdigunakan dalam menghasilkan keuntungan untuk operasi. Semakin besar ROImenunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat pengembalian investasi (return) yang semakin besar. H. Debt to Equity Ratio(DER) (Van Horne dan Wachowicz, 2005) menyebutkan bahwa debt to equity ratio(DER) dapat memberitahu kita bahwa para kreditur memberikan pendanaan untuk setiapjumlah uang yang diberikan oleh pemegang saham. Para kreditur secara umum akan lebihsuka jika rasio ini lebih rendah. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkatpendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham, dan semakin besarperlindungan bagi kreditur jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar. Jadi,perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dengan para kreditur karena rasio utang yangbesar. I. Current Ratio(CR) Merupakan rasio likuiditas (liquidity ratio) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh 19 tempo. Current ratio sendiri merupakan salah satu dari rasio likuiditas yang paling umum dansering digunakan. Dari rasio ini banyak pandangan ke dalam yang bisa didapatkan mengenai kompetensi keuangan perusahaan saat ini dan kemampuan perusahaan untuktetap kompeten jika terjadi masalah. (Van Horne dan Wachowicz, 2005). J. Hubungan Return On Investment (ROI) dan Dividend Payout Ratio (DPR) Return On Investment (ROI) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas pengelolaan asset yang merupakan perbandingan antara earning after tax dengan total assets. Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Faktor ini juga memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Dividen adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih akan mempengaruhi dividend payout ratio. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen. Dengan kata lain semakin besar keuntunngan yang diperoleh maka akan semakin besar kemampuannya bagi perusahaan untuk membayar dividen. 20 K. Hubungan Debt to Equity Ratio(DER) danDividend Payout Ratio (DPR) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan (Ang 1997). Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menujukkan semakin besar kewajibannya dan semakin rendah rasio ini akan menujukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutangnya. Peningkatan hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Semakin besar rasio ini menujukkan semakin besar pula tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya hutang yang harus dibayar perusahaan. Semakin meningkat rasio maka hal tersebut berdampak pada menurunnya profit yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima, karena kewajiban tersebut lebih tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah. 21 L. Hubungan Current Ratio(CR) danDividend Payout Ratio (DPR) Current Ratio (CR) merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sebagaimana cash ratio, makin tingginya current ratio juga menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan membayar dividen yang dijanjikan (Marlina dan Clara Danica, 2009). M. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. 1. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Achmad Zaipul Analisis Cash Position, Growth Potential, Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Investment terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Listing di BEI. Variabel Independen : Cash Position (CP), Growth Potential (GP), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Firm Size (FS), dan Investment 1. Variabel GP, ROE, dan FS berpengaruh terhadap variabel DPR. 2. Variabel CP, GP, ROE, DER, FS, dan Investment berdasarkan hasil uji simultan (Uji F) berpengaruh signifikan terhadap variabel DPR. 3. Nilai adjusted R square dalam penelitian ini adalah 35,6%. Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio (DPR) 22 2. Anggraeni Ayu Lestari Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan yang sahamnya aktif di Bursa Efek Indonesia. Variabel Independen : Cash Position (CP), Profitability, Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Firm Size (FS) Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio (DPR) 3. Prihantoro Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia Variabel Independen : Posisi Kas, Potensi Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang dan Modal, Profitabilitas, dan Kepemilikan 1. Pada uji regresi secara parsial, variabel CP yang dapat memprediksi keputusan dalam mempengaruhi terhadap DPR. 2. Variabel CP diketahui berpengaruh positif secara parsial dan memiliki kontribusi dominan terhadap DPR. 1. Posisi kas dan Rasio Hutang dan Modal memberikan pengaruh signifikan terhadap DPR. Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio (DPR) 4. Rofiqah Wahdah Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Investasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen : Return On Investment (ROI), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Assets Turn Over (ATO) Variabel Dependen : 1. Berdasarkan hasil analisis, secara simultan variabel ROI, CR, DER, dan ATO mempunyai pengaruh terhadap DPR.. 2. Secara parsial ROI, CR,dan ATO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPR, sedangkan 23 Dividend Payout Ratio (DPR) 5. Taqdir Edy Wibowo Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Variabel Independen : Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Per Share (DPS) tahun sebelumnya, Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), dan Earning Per Share (EPS) DER tidak berpengaruh. 1. Variabel DPSmin1, ROE, ROA, EPS, dan DER secara simultan berpengaruh terhadap variabel DPR.. 2. Variabel DPSmin1 dan EPS berpengaruh terhadap DPR, sedangkan ROE, ROA, dan DER tidak berpengaruh.. Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio (DPR) 6. 7. Sri Hermuningsih Swastari Taqwami Amalia Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividennd Payout Ratio pada Perusahaan yang Go Public di Indonesia Variabel Independen : Assets, Equity, dan Earning Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio (DPR) 1. Ada pengaruh signifikan secara bersama-sama variabel Assets, Equity, dan Earning terhadap kebijakan Dividend Payout Ratio. 2. Ada pengaruh signifikan antara variabel Equity secara terpisah terhadap kebijakan Dividend Payout Ratio. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Kasus pada Perusahaan Variabel Independen : Return On Investment (ROI), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), 1. Pengaruh ROI, CR, dan ATO terhadap DPR adalah signifikan positif. 2. Pengaruh DER terhadap DPR adalah tidak signifikan. 24 8. Tita Deitiana Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20082011) dan Assets Turn Over (ATO) Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas Variabel Independen : Debt to Equity Ratio (DER), Earnig Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR), Net Profit Margin(NPM), Inventory Turn Over (ATO), dan Return On Equity (ROE). Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio (DPR) 1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan DER, ROI, CR, NPM, ATO, dan ROE terhadap DPR. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan EPS, PER. Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio (DPR) N. Kerangka Berfikir Berdasarkan teori dan penelitian-penelitian sebelumnya maka ada beberapa variabel yang akan mempengaruhi variabel dependent Dividend Payout Ratio (DPR) antara lain Return On Investment (ROI), Debt to Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR). Atas dasar tersebut maka untuk mendukung penelitian 25 ini, dikembangkan suatu kerangka pemikiran teoritis yang dapat dilihat dalam gambar berikut ini : Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Return On Investment (ROI) Debt to Equity Ratio (DER) Current Ratio (CR) Dividend Payout Ratio (DPR)