BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Dividen
Perusahaan yang sukses akan memperoleh pendapatan (income).
Pendapatan tersebut dapat diinvestasikan ke dalam bentuk operating asset,
diinvestasikan ke dalam bentuk sekuritas, digunakan untuk melunasi hutang,
ataupun didistribusikan kepada para pemegang saham. Pendapatan perusahaan
yang didistribusikan kepada pada pemegang saham inilah yang disebut dividen.
Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi dividen menurut beberapa orang ahli,
khususnya para ahli dibidang keuangan negara yaitu sebagai berikut :
Menurut Rofelawaty (2006 : 108) :
“Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada para pemegang saham. Dividen tersebut dapat berupa uang, skrip
(script), saham perusahaan (berupa saham investasi atau barang lainnya).
Dividen timbul setelah direksi mengumumkan akan membagikan dividen,
dan kebijakan pembagian harus berdasarkan persetujuan RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham)”.
Menurut Sunariyah (2006 : 48) :
“Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan”.
Menurut Baridwan (2004 : 434) :
“Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham
yang besarnya sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki”.
9
10
Menurut Pratomo & Nugraha (2004 : 262) :
Dividen merupakan bagian laba yang dibayarkan oleh emiten kepada pihak
pemegang saham sebagai pembagian keuntungan”.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa dividen
merupakan pembagian keuntungan yang diberikan oleh emiten kepada pihak
pemegang saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Pada praktiknya, dividen tidak selalu dibagikan dalam bentuk kas.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), bentuk dividen yang dibayarkan dapat
dibedakan atas:
1. Dividen tunai (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan dalam
bentuk uang tunai. Pengumuman dividen tunai adalah sutu kewajiban dan
pembayaran yang umumnya dilakukan secara sengaja, maka biasanya
merupakan kewajiban lancar.
2. Dividen saham (stock dividend) adalah dividen yang dibayarkan dalam
bentuk saham dengan proporsi tertentu. Pembagian dividen saham
dianggap besar, jika perbandingan saham baru yang dibagikan dengan
saham yang sudah ada (outstanding share) lebih besar 25 %. Sebaliknya
jika perbandingan tersebut lebih kecil dari 25%, maka dianggap kecil.
3. Dividen properti (property dividend) adalah merupakan pembagian laba
kepada pemegang saham atau investor dalam bentuk barang yang dapat
berupa barang dagangan, real estate atau investasi yang dirancang oleh
dewan direksi.
11
4. Dividen likuidasi (liquiditing dividend) adalah dividen yang diberikan
kepada pemegang saham sebagai akibat dilikuidasinya perusahaan.
Dividen yang dibagikan adalah selisih nilai realisasi asset perusahaan
dikurangi dengan semua kewajibannya.
B. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan salah satu fungsi utama seorang manajer
keuangan dalam membuat keputusan keuangan perusahaan. Kebijakan dividen
menyangkut keputusan apakah laba akan dibayarkan sebagai dividen payout atau
ditahan untuk reinvestasi dalam perusahaan. Berikut ini akan diuraikan beberapa
definisi kebijakan dividen menurut beberapa orang ahli yaitu sebagai berikut :
Menurut Intan (2009 : 21) :
“Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan pihak manajemen
untuk menentukan perlakuan terhadap earning after tax (EAT), apakah
dibagikan sebagai dividen, diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan.
Pengalokasian laba yang tepat, sangat penting bagi suatu perusahaan
sehingga pertumbuhan perusahaan (rate of growth) dan kesejahteraan para
pemegang saham dapat terjamin. Aspek utama dalam kebijakan dividen
adalah penentuan alokasi laba (earning) sebagai dividen atau laba ditahan
(retained earning). ”
Menurut Riyanto (2001 : 265) :
“Kebijakan dividen adalah bersangkutan dengan penentuan pembagian
pendapatan (earnings) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan
kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan
didalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan
didalam perusahaan.”
12
MenurutSartono (2001 : 369) :
“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau
akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa
yang akan datang.”
Menurut Martono dan Harjito (2000 : 253) :
“Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang
saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal
guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.”
Menururt Sudana (2011 : 167) :
“Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya dividen
payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang
dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Keputusan dividen
merupakan bagian dari keputusan pembelajaran perusahaan, khususnya
berkaitan dengan pembelajaran internal perusahaan. Hal ini karena besar
kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba
yang ditahan. Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana internal
perusahaan.”
“Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang diberikan kepada
pemegang saham.”
Dengan demikian maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kebijakan
dividen merupakan suatu kebijakan untuk menetapkan beberapa bagian dari laba
bersih yang akan dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham dan
seberapa besar bagian laba bersih itu akan ditanamkan kembali sebagai laba yang
ditahan untuk reinvestasi.
13
C. Teori Kebijakan Dividen
Menurut Eugene Bringham dan Joel F. Houston (2006) ada beberapa teori
tentang kebijakandividen:
1. Dividen Irrelevance Theory
Teori ini di kemukakan oleh Merton H. Miller dan Franco Modigliane
(1961 : 411-433) yang berpendapat bahwa nilai perusahaan hannya ditentukan
kemampuan dasar untuk menentukan laba serta resiko bisnisnya. Dengan kata
lain, MM berpendapat bahwa nilai perusahaan akan tergantung pada laba yang
dihasilkan oleh aktiva – aktivanya, buka pada bagaimana laba tersebut akan dibagi
antara dividen dan laba ditahan.
2. Bird in The Hand Theory
Menurut MM teori ini menyatakan bahwa nilai sebuah perusahaan akan
dapat dimaksimalkan dengan menentukan rasio pembagian dividen yang tinggi.
3. Tax Preference Theory
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa
investor mungkin akan menyukai pembayaran dividen yang rendah ketimbang
menerima pembayaran yang tinggi :
a. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga
saham, dan akibatnya keuntungan modal yang pajaknya rendah akan
menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.
b. Pajak atas keuntungan tidak akan dibayarkan sampai saham tersebut
dijual.
14
c. Jika sebuah saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal dunia,
keuntungan modal saham tersebut tidak akan dikenakan pajak sama sekali,
ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada
hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka
terhindar dari pajak keuntungan modal.
Karena adanya keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka
menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian, para investor akan mau
membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang membagikan dividen rendah dari
pada untuk perusahaan sejenisnya yang membagikan dividen tinggi.
D. Prosedur Pembayaran Dividen
Berdasarkan prosedur, urutan pembayaran dividen (Sugiono, 2009) adalah
sebagai berikut :
1. Tanggal pengumuman (Declaration Date)
Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang ditentukan untuk saatnya
dewan direksi mengumumkan dividen. Dengan ditentukannya tanggal
tersebut, perusahaan mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayaran.
2. Tanggal pencatatan pemegang saham (Holder of Record date )
Tanggal pencatatan pemegang saham adalah tanggal yang ditentukan
untuk saatnya pemegang saham berhak mendapatkan dividen.
3. Tanggal Cum Dividen (Cum-Dividend Date)
15
Tanggal pemisahan dividen adalah tanggal ini merupakan tanggal hari
terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan
dividen baik dividen tunai maupun dividensaham.
4. Tanggal ex-dividen (Ex-dividend Date)
Tanggal ini merupakan tanggal dimana perdagangan saham sudah
tidakmelekat lagi hak untuk memperoleh dividen. Jadi jika investor
membelisaham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor tersebut
tidak dapatmendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen.
5. Tanggal pembayaran (Payment Date)
Tanggal
ini
merupakan
tanggal
dimana
perusahaan
melakukan
pembayarandividen kepada para pemegang saham yang telah memiliki hak
atas dividen.Jadi pada tanggal tersebut para investor sudah dapat
mengambil dividen sesuaidengan bentuk dividen yang telah diumumkan
oleh emiten (dividen tunai,dividen saham).
E. Pola Pembayaran Dividen
Keputusan mengenai dividen payout ratio adalah keputusan yang
menyangkutbagaimana cara dan dalam bentuk apa dividen dibayarkan kepada
pemegang saham. Adabeberapa pola pembayaran dividen yang dapat dipilih
sebagai alternatif dividen payoutratio perusahaan (Ang, 1997), yaitu :
1. Stable and Occasionally Increasing Dividend per-share
Kebijakan ini menetapkan dividen per saham yang stabil, selama tidak
adapeningkatan yang permanen dalam earning power dan kemampuan
16
membayardividen. Manajemen akan menaikkan dividen, jika ada
keyakinan bahwatingkat yang lebih tinggi tersebut dapat dipertahankan.
Hal ini dilandasiadanya psikologi pemegang saham, dimana bila dividen
naik maka akanmenaikkan juga harga saham dan sebaliknya.
2. Stable Dividend per-share
Dasar pemikirannya adalah bahwa pasar mungkin akan menilai suatu
sahamlebih tinggi bila dividen yang diharapkan tetap stabil daripada bila
dividenberfluktuasi. Perusahaan yang memilih cara ini akan membayar
dividen dalamjumlah yang tetap (stable amount) dari tahun ke tahun.
3. Stable Payout Ratio
Dalam pola pembayaran dividen ini, jumlah dividen dihitung berdasar
suatuprosentase tetap (constant) dari laba (earnings). Bila laba
berfluktuasi, makajumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang
saham pun akan ikutberfluktuasi.
4. Regular Dividend plus Extras
Dalam cara ini, dividen regular ditetapkan dalam jumlah yang diyakini
olehmanajemen mampu dipertahankan di masa mendatang tanpa
menghiraukanfluktuasi laba dan kebutuhan investasi modal. Bila tambahan
kas tersedia,perusahaan memberikan dividen ekstra (bonus) kepada
pemegang saham.
Polaini
mengakui
bahwa
dividen
mempunyai
kandungan informasi, sehingga dengan pemberian dividen ekstra dapat
menarik minat pemodal yang padaakhirnya akan dapat meningkatkan
harga saham.
17
5. Fluctuating Dividends and Payout Ratio
Dalam pola pembayaran ini besarnya dividen dan payout ratio
disesuaikandengan perubahan laba dan kebutuhan investasi modal
perusahaan untuksetiap periode. Oleh karena itu besar dividen dan payout
ratio yangdibayarkan berfluktuasi mengikuti fluktuasi laba dan kebutuhan
investasi.
F. Dividend Payout Ratio(DPR)
Dividend payout ratio (DPR) merupakan persentase pendapatan yang
akandibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend. Persentase dari
pendapatanyang akan dibayarkan kepada pemegang saham dengan earning per
share (EPS).Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006) rasio pembayaran dividen
(dividend payoutratio) merupakan perbandingan dividend per share terhadap laba
perusahaan atauearning per share.Jika rasio pembayaran dividen dihitung dalam
basis per lembar saham, makarumus perhitungannya adalah sebagai berikut (Van
Horne dan Wachowicz, 2005): dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi DPR yang ditetapkan oleh suatuperusahaan, maka semakin besar jumlah
laba perusahaan yang akan dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang
saham.
G. Return On Investment(ROI)
(Van Horne dan Wachowicz, 2005) menyatakan return on investment
(ROI) dapat memberitahukan tingkat laba dari perusahaan yang berhubungan
18
dengan investasi. Returnon investment diukur dari laba bersih setelah pajak
(earning after tax) terhadap totalaktivanya yang mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam penggunaan investasi yangdigunakan untuk operasi perusahaan
dalam rangka menghasilkan probabilitasperusahaan. ROI (salah satu ukuran
profitabilitas) juga merupakan ukuran efektivitasperusahaan dalam menghasilkan
keuntungan
dengan
memanfaatkan
aktiva
tetap
yangdigunakan
dalam
menghasilkan keuntungan untuk operasi. Semakin besar ROImenunjukkan kinerja
perusahaan yang semakin baik karena tingkat pengembalian investasi (return)
yang semakin besar.
H. Debt to Equity Ratio(DER)
(Van Horne dan Wachowicz, 2005) menyebutkan bahwa debt to equity
ratio(DER) dapat memberitahu kita bahwa para kreditur memberikan pendanaan
untuk setiapjumlah uang yang diberikan oleh pemegang saham. Para kreditur
secara umum akan lebihsuka jika rasio ini lebih rendah. Semakin rendah rasio ini,
semakin tinggi tingkatpendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang
saham, dan semakin besarperlindungan bagi kreditur jika terjadi penyusutan nilai
aktiva atau kerugian besar. Jadi,perusahaan tidak akan mengalami kesulitan
dengan para kreditur karena rasio utang yangbesar.
I.
Current Ratio(CR)
Merupakan rasio likuiditas (liquidity ratio) menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh
19
tempo. Current ratio sendiri merupakan salah satu dari rasio likuiditas yang
paling umum dansering digunakan. Dari rasio ini banyak pandangan ke dalam
yang bisa didapatkan mengenai kompetensi keuangan perusahaan saat ini dan
kemampuan perusahaan untuktetap kompeten jika terjadi masalah. (Van Horne
dan Wachowicz, 2005).
J.
Hubungan Return On Investment (ROI) dan Dividend Payout Ratio (DPR)
Return On Investment (ROI) merupakan salah satu rasio profitabilitas
yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas
pengelolaan asset yang merupakan perbandingan antara earning after tax dengan
total assets. Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih
oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Faktor ini juga memiliki
pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Dividen adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu
dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan
yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah
perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh
karena itu dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih akan mempengaruhi
dividend payout ratio.
Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi
pendapatan yang semakin besar sebagai dividen. Dengan kata lain semakin besar
keuntunngan yang diperoleh maka akan semakin besar kemampuannya bagi
perusahaan untuk membayar dividen.
20
K. Hubungan Debt to Equity Ratio(DER) danDividend Payout Ratio (DPR)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders’
equity yang dimiliki perusahaan (Ang 1997). Faktor ini mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan
oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.
Semakin besar rasio ini menujukkan semakin besar kewajibannya dan
semakin rendah rasio ini akan menujukkan semakin tinggi kemampuan
perusahaan dalam memenuhi hutangnya. Peningkatan hutang akan mempengaruhi
tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin
tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam
membayar dividen. Semakin besar rasio ini menujukkan semakin besar pula
tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan
semakin besar pula beban biaya hutang yang harus dibayar perusahaan. Semakin
meningkat rasio maka hal tersebut berdampak pada menurunnya profit yang
diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga
pinjaman. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya
laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang akan
diterima, karena kewajiban tersebut lebih tinggi, maka kemampuan perusahaan
untuk membagi dividen akan semakin rendah.
21
L. Hubungan Current Ratio(CR) danDividend Payout Ratio (DPR)
Current Ratio (CR) merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas
(liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets)
dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability). Semakin besar current
ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Sebagaimana cash ratio, makin tingginya current
ratio juga menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan
membayar dividen yang dijanjikan (Marlina dan Clara Danica, 2009).
M. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.
1.
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
Achmad Zaipul
Analisis Cash
Position,
Growth
Potential,
Return On
Equity, Debt to
Equity Ratio,
Firm Size,
Investment
terhadap
Dividend
Payout Ratio
pada
Perusahaan
Manufaktur
Sektor Barang
Konsumsi
yang Listing di
BEI.
Variabel
Independen :
Cash Position
(CP), Growth
Potential (GP),
Return On
Equity (ROE),
Debt to Equity
Ratio (DER),
Firm Size (FS),
dan Investment
1. Variabel GP, ROE,
dan FS berpengaruh
terhadap
variabel
DPR.
2. Variabel CP, GP,
ROE, DER, FS, dan
Investment
berdasarkan hasil uji
simultan (Uji F)
berpengaruh
signifikan terhadap
variabel DPR.
3. Nilai adjusted R
square
dalam
penelitian ini adalah
35,6%.
Variabel
Dependen :
Dividend
Payout Ratio
(DPR)
22
2.
Anggraeni Ayu
Lestari
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Dividend
Payout Ratio
pada
Perusahaan
yang
sahamnya aktif
di Bursa Efek
Indonesia.
Variabel
Independen :
Cash Position
(CP),
Profitability,
Return On
Equity (ROE),
Debt to Equity
Ratio (DER),
dan Firm Size
(FS)
Variabel
Dependen :
Dividend
Payout Ratio
(DPR)
3.
Prihantoro
Estimasi
Pengaruh
Dividend
Payout Ratio
pada
Perusahaan
Publik di
Indonesia
Variabel
Independen :
Posisi Kas,
Potensi
Pertumbuhan,
Ukuran
Perusahaan,
Rasio Hutang
dan Modal,
Profitabilitas,
dan
Kepemilikan
1. Pada uji regresi
secara parsial,
variabel CP yang
dapat memprediksi
keputusan dalam
mempengaruhi
terhadap DPR.
2. Variabel CP
diketahui
berpengaruh positif
secara parsial dan
memiliki kontribusi
dominan terhadap
DPR.
1. Posisi kas dan Rasio
Hutang dan Modal
memberikan
pengaruh signifikan
terhadap DPR.
Variabel
Dependen :
Dividend
Payout Ratio
(DPR)
4.
Rofiqah
Wahdah
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Tingkat
Pengembalian
Investasi pada
Perusahaan
Manufaktur di
Bursa Efek
Indonesia
Variabel
Independen :
Return On
Investment
(ROI), Current
Ratio (CR),
Debt to Equity
Ratio (DER),
dan Assets Turn
Over (ATO)
Variabel
Dependen :
1. Berdasarkan hasil
analisis,
secara
simultan
variabel
ROI, CR, DER, dan
ATO mempunyai
pengaruh terhadap
DPR..
2. Secara parsial ROI,
CR,dan
ATO
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan terhadap
DPR,
sedangkan
23
Dividend
Payout Ratio
(DPR)
5.
Taqdir Edy
Wibowo
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Kebijakan
Dividen (Studi
pada
Perusahaan
Manufaktur
yang Tercatat
di Bursa Efek
Indonesia.
Variabel
Independen :
Debt to Equity
Ratio (DER),
Dividend Per
Share (DPS)
tahun
sebelumnya,
Return On
Equity (ROE),
Return On
Assets (ROA),
dan Earning
Per Share
(EPS)
DER
tidak
berpengaruh.
1. Variabel DPSmin1,
ROE, ROA, EPS,
dan DER secara
simultan
berpengaruh
terhadap
variabel
DPR..
2. Variabel DPSmin1
dan
EPS
berpengaruh
terhadap
DPR,
sedangkan
ROE,
ROA, dan DER
tidak berpengaruh..
Variabel
Dependen :
Dividend
Payout Ratio
(DPR)
6.
7.
Sri
Hermuningsih
Swastari
Taqwami
Amalia
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Dividennd
Payout Ratio
pada
Perusahaan
yang Go
Public di
Indonesia
Variabel
Independen :
Assets, Equity,
dan Earning
Variabel
Dependen :
Dividend
Payout Ratio
(DPR)
1. Ada
pengaruh
signifikan
secara
bersama-sama
variabel
Assets,
Equity, dan Earning
terhadap kebijakan
Dividend
Payout
Ratio.
2. Ada
pengaruh
signifikan
antara
variabel
Equity
secara
terpisah
terhadap kebijakan
Dividend
Payout
Ratio.
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Kebijakan
Dividen
(Kasus pada
Perusahaan
Variabel
Independen :
Return On
Investment
(ROI), Current
Ratio (CR),
Debt to Equity
Ratio (DER),
1. Pengaruh ROI, CR,
dan ATO terhadap
DPR
adalah
signifikan positif.
2. Pengaruh
DER
terhadap
DPR
adalah
tidak
signifikan.
24
8.
Tita Deitiana
Manufaktur
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
periode 20082011)
dan Assets Turn
Over (ATO)
Fakto-Faktor
yang
Mempengaruhi
Kebijakan
Pembayaran
Dividen Kas
Variabel
Independen :
Debt to Equity
Ratio (DER),
Earnig Per
Share (EPS),
Price Earning
Ratio (PER),
Return On
Assets (ROA),
Current Ratio
(CR), Net Profit
Margin(NPM),
Inventory Turn
Over (ATO),
dan Return On
Equity (ROE).
Variabel
Dependen :
Dividend
Payout Ratio
(DPR)
1. Tidak
terdapat
pengaruh
yang
signifikan
DER,
ROI, CR, NPM,
ATO, dan ROE
terhadap DPR.
2. Terdapat pengaruh
yang
signifikan
EPS, PER.
Variabel
Dependen :
Dividend
Payout Ratio
(DPR)
N. Kerangka Berfikir
Berdasarkan teori dan penelitian-penelitian sebelumnya maka ada
beberapa variabel yang akan mempengaruhi variabel dependent Dividend Payout
Ratio (DPR) antara lain Return On Investment (ROI), Debt to Equity Ratio (DER),
dan Current Ratio (CR). Atas dasar tersebut maka untuk mendukung penelitian
25
ini, dikembangkan suatu kerangka pemikiran teoritis yang dapat dilihat dalam
gambar berikut ini :
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Return On Investment (ROI)
Debt to Equity Ratio (DER)
Current Ratio (CR)
Dividend Payout Ratio (DPR)
Download