Warta lhmbuhan Obat Indonesia April 1992

advertisement
April 1992
Warta lhmbuhan Obat Indonesia
PENGADAAN BIBIT CENTELLA ASIATICA (L.)
URBAN
Abstrak Untuk keperluan kultivasi, diperlukan bibit. Penelitian
pengadaan bibit dilakukan dengan rancangan faktorial. Bahan
bibit berupa stolon bertunas dan tunas akar-tunggang sebagai
faktor pertama; berbagai ukuran panjang potongan stolon bertunas dan tunas akar-tunggang merupakan faktor kedua. Ternyata pengadaan bibit Centella asiatica (L.) Urban . dapat
dilakukan dengan menumbuhkan, baik dari stolon bertunas
dengan panjang 2,50cm; 5,00cm dan 7,50 cm, maupun dari
tunas akar-tunggang dengan panjang 2,50cm; 5,00cm dan
7,50cm.
PENDAHULUAN
(L.) Urban atau biasa disebut
Cpegagan, asiatica
gagan-gagan, daun kaki kuda, meruENTELU
pakan tumbuhan terna menahun yang batangnya
menjalar.
Tanaman ini tumbuh liar di selumh Indonesia dari dataran
rendah sampai ketinggian kurang lebih 2.500 m di atas permukaan
air laut.'
Pegagan banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional,'
bahkan di Jawa Tengah tercatat pada tahun 198811989 pemakaian
simplisia ini pada kelompok obat untuk pria dan wanita,
menempati urutan ketiga setelah Zingiber dan ~ a n g u a s . ~
Tanaman ini belum dibudidayakan secara komersial. Di Jawa
tercatat pernah digunakan dalam suatu perkebunan untuk
mencegah erosi dan penutup tanah.4
Perlu difikirkan langkah yang tepat dalam rangka upaya
penyediaan bahan baku yang lebih tejamin. Salah satu upaya
tersebut adalah pengkultivasian tanaman ini. Untuk keperluan
kultivasi, bibit pegagan sangat diperlukan. Disebutkan bahwa
tanaman pegagan dapat dikembangbiakkan secara vegetatif dengan
menggunakan stolon dan tunas akarnya.s'6
Panjang stolon bertunas dan akar tunggang Centelia asiatica
(L.) Urban optimal sebagai bahan bibit perlu diketahui untuk
memperoleh bibit yang baik.
BAHAN DAN CARA
Bahan penelitian terdiri dari bahan bibit bempa:
1. Stolon bertunas Cenlella asintica (L.) Urban dengan 3 variasi
panjang:
" 2,50 cm, sebanyak 600 populasi
" 5,00 cm, sebanyak 600 populasi
" 7,50 cm, sebanyak 600 populasi
2. Tunas akar tunggang Centelln asintica (L.) Urban dengan 3
variasi panjang, dari pangkal akar:
" 2,50 cm, sebanyak 600 populasi
" 5,00 cm, sebanyak 600 populasi
" 7,50 cm, sebanyak 600 populasi
Pcnanaman dilakukan pada lahan seluas 420 m2 pada ketinggian
1. 200 m di Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO), Tawangmangu, masing-masing perlakuan diulang 2 kali.
Penelitian pengadaan bibit Centella asiatica (L.) Urban dengan
menggunakan Rancangan Acak LRngkap metode faktorial. Faktor
pertama bahan bibit berupa stolon bertunas dan tunas akartunggang, sedang faktor kedua adalah berbagai ukuran panjang
dari stolon bertunas dan tunas akar-tunggang.
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah bibit yang tumbuh (%),
jumlah tunas dan waktu lania bibit berkecanibah. Data yang
diperoleh di analisis secara statistik.
ZIASIL
Dari Tabel 1 diketahui bahwa bahan bibit (stolon bertunas dan
Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO), Tawangmangu
tunas akar-tunggang pegagan) serta variasi panjang bahan (2 $0
cm, $00 cm, 7,50 cm), terhadap pertumbuhan jumlah bibit serta
jumlah tunas yang tumbuh tidak menunjukkan perbedaan nyata,
tetapi terhadap waktu lania perkecambahan bibit menunjukkan
perbedaan nyata.
Tabel 1. Hasil pengamh sumber bahan Centella asiatica (L)
Urban dan panjang bibit terhadap a. jumlah rata-rata bibit
yang tumbuh (dalam 96); b. jumlah rata-rata tunas; dan c.
waktu rata-rata bibit tumbuh (dalam hari).
Perlakuan
Asal st& Panjang
(cm)
Stolon bertunas
Tunas
akartunggang
2,50
5 00
7,50
Jumlah bibiit
I
Jumlal
tunas
berkeca
71,70 a
71,30 a
67,m a
3,33 a
3,30 a
3,33 a
14,Ol
16,3:
20,O
,
3,00 a
2,66 a
3,ma,
.-,-- -
:yang tumbuh
(%I
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti dengzIn humf yarig sama
tidak berbeda nyata satu sama lainnya.
Jumlah bibit yang tumbuh antara 64,60-71,: '0%. Jumla h tunas
- .
antara 2,66-3,33 tunas. Lama bibit berkecambah dalam pembibitan
tercepat 14,O hari pada perlakuan bahan bibit asal stolon dengan
panjang 2,50 cm .
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis diketahui bahwa perbedaan bahan bibit
maupun ukuran bahan bibit terhadap prosentase bibit yang
tumbuh dan jumlah tunas, tidak nyata. Diketahui bahwa tanaman
pegagan ini memang dapat dikembangbiakkan baik dengan
menggunakan stolon bertunas maupun dengan tunas akartunggang; sedang waktu perkecambahan bibit menunjukkan beda
nyata. Waktu tercepat sampai pada tumbuhnya tunas diperoleh
pada perlakuan dengan menggunakan stolon bertunas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pengadaan bibit Centella asiatica (L.) Urban dapat dilakukan
secara vegetatif baik dengan menggunakan stolon bertunas dan
tunas akar-tunggang. Disarankan agar dalam pengadaan bibit
Centelln asiatica (L.) Urban dipergunakan stolon bertunas dengan
panjang 2,50 cm, agar relatif cepat diperoleh bibitnva.
DAFTAR PUSTAKA
1. Heyne, K. Tumbuhan Obat Indonesia, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta, 1987.
2. Pemanfaatan Tanaman Obat. Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan RI.
3. Sudiarto dkk. Studi Serapan dan Pemanfaatan Simplisia Nabati
dalam Industri Obat Tradisional Indonesia. Prosiding Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat dari Hutan Tropis Indonesia, Bogor, 1990, hal. 81.
4. Setijati Sastrapradja dkk. Tumbuhan obat. Lenibaga Biologi
Nasional, LIPI, Bogor, 1978.
5. Kusriningrum dan Sri Setyati H a j a d i . Perkenibangbiakan
Tanaman Secara Vegetatif, Departemen Agronomi Fakultas
Pertanian IPB, Bogor, PT.Gramedia Jakarta, 1979.
6. Djarot Sudiro, W. Daun Kaki Kuda, Majalah ASRl No. 08,
Jakarta. 1983.
Download