II. 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu Penelitian ini berisi tentang perkembangan oleokimia dan faktor apa saja yang memengaruhi produksi olekomian tersebut. Perkembangan ekspor oleokimia akan terus meningkat hingga tahun 2010. Perkembangan ini dipicu oleh permintaan yang terus bertambah, baik pada pasar lokal maupun domestik. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin berpengaruh signifikan terhadap produksi Glycerine. Sedangkan secara parsial faktor produksi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin juga berpengaruh signifikan terhadap produksi Glyrecine PT. Flora Sawita dan variabel yang mempunyai koefisien paling besar adalah bahan baku. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi gula PTPN VII (Persero) PG. Cinta Manis periode 1984-2009 dilakukan oleh Savitri (2010) menyimpulkan bahwa produksi gula PG. Cinta Manis dipengaruhi oleh tingkat rendemen, jumlah tenaga kerja, penggunaan bahan baku, dan lama giling. Keempat variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap produksi gula pada PG. Cinta Manis dan variabel bahan baku mempunyai koefisien paling besar dan dominan. Penelitian terdahulu mengenai analisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi pupuk urea menggunakan metode penduga OLS dan fungsi produksi Cobb-Douglas belum pernah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian ini akan dianalisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi produksi pupuk urea, elastisitas produksi dan skala hasil usaha PT. Pupuk Kujang. 2.2. Konsep Teori Fungsi Produksi Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material dan kekuatan-kekuatan (input, faktor, sumber daya, atau jasa-jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang atau jasa (output atau produk) (Beattie dan Robert, 1994). Produksi membutuhkan faktor-faktor produksi, yaitu alat atau sarana untuk melakukan proses produksi. Lipsey (1995) mengatakan bahwa faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan, seringkali terdiri dari kategori dasar, yaitu tanah, tenaga kerja, dan modal. Meskipun dalam suatu proses produksi terdapat banyak faktor produksi yang digunakan, namun tidak semua faktor produksi digunakan dalam analisis fungsi produksi. Hal ini tergantung dari penting tidaknya pengaruh dari faktor produksi terhadap hasil produksi. Menurut Nicholson (2002), fungsi produksi suatu barang memperlihatkan jumlah output maksimum yang bisa diperoleh dengan menggunakan berbagai alternatif kombinasi input. Hubungan antara input dan output bisa diformulasikan oleh suatu fungsi produksi secara matematis, yaitu (persamaan 2.1) : Y = f(X1, X2, X3,……, Xn) (2.1) dimana: Y = total output yang dihasilkan dalam satu periode tertentu, Xn = input yang digunakan dalam memproduksi pupuk urea, f = bentuk hubungan yang mentransformasikan input-input ke dalam output. Jumlah barang yang diproduksi dapat ditambah dengan menaikkan jumlah input atau dengan menambah jumlah salah satu inputnya dan mempertahankan jumlah input yang lainnya. Pelaku ekonomi menghadapi berbagai macam teknik produksi dan akan memilih hasil yang optimal dalam batas modal yang dimiliki. Fungsi produksi memberikan output maksimum dalam pengertian fisik dari tiaptiap tingkat input (Beattie dan Taylor, 1994). Fungsi produksi dapat pula dinyatakan dalam bentuk grafik, dengan asumsi bahwa hanya ada satu faktor produksi saja yang berubah sedangkan faktor produksi lainnya dianggap tetap atau cateris paribus. Grafik fungsi produksi dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini : Gambar 2.1 Elastisitas Produksi dan Daerah Produksi pada Jangka Pendek Sumber : Nicholson (1994) Produk Total (PT) adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara input dengan output. Ketika salah satu faktor produksi meningkat dan faktor produksi lainnya dianggap konstan, maka jumlah output akan meningkat sampai pada batas maksimum. Jika sudah melebihi batas maksimum, maka output yang dihasilkan akan semakin menurun. Kurva produk total dapat diturunkan menjadi kurva produk marjinal (PM) dan kurva produk rata-rata (PR). Produk rata-rata adalah hasil pembagian antara output total dengan input total produksi yang digunakan. Produk Marjinal (PM) adalah keluaran tambahan yang dapat diproduksi dengan menggunakan satu unit tambahan dari masukan tersebut sambil mempertahankan semua masukan lain tetap konstan (Nicholson, 1994). 2.3. Konsep Fungsi Produksi Cobb-Douglas Melihat hubungan faktor produksi dengan output dibutuhkan sebuah model yang mempunyai dasar logik secara fisik maupun ekonomi, mudah dianalisis dan mempunyai implikasi ekonomi. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel; variabel yang satu disebut dengan variabel dependen (Y), dan yang lain disebut variabel independen (X) (Soekartawi,2002). Fungsi ini memiliki kelebihan yaitu koefisien fungsi produksinya sudah merupakan elastisitas produksi, dapat mengurangi terjadinya heteroskedastisitas, dan jumlah koefisien dapat digunakan untuk menduga skala usaha dari proses produksi. Rumus persamaan matematis dari fungsi produksi Cobb-Douglas sebagai berikut: Y aX 1b1 X 2b 2 X 3b3 ... X nbne u (2.2) dimana: Y = output (variabel yang dijelaskan) a = intersep bi = koefisien regresi penduga variabel ke-i Xi = jenis faktor produksi ke-i (variabel yang menjelaskan) u = residual e = 2.1782 (logaritma natural) Fungsi produksi Cobb-Douglas selalu dilogaritmakan dan diubah bentuk fungsinya menjadi linier, dan harus sesuai dengan persyaratan yang telah diuraikan sebelumnya. Output yang dihasilkan dalam suatu proses produksi tergantung pada input yang digunakan, secara sistematis menjelaskan suatu fungsi produksi yang merupakan hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (total produksi pupuk urea) dengan variabel yang menjelaskan (faktor-faktor produksi). 2.4. Skala Usaha (Return to Scale) Konsep Return to Scale menjelaskan keadaan suatu kenaikan proporsional dari semua input terhadap hasil produksi total. Hasil berbanding skala atau dapat disebut juga dengan skala usaha digunakan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh dari sejumlah input yang digandakan terhadap output yang dihasilkan (Nicholson, 1994). Menurut Soekartawi (2003), Return to Scale perlu diketahui agar dapat melihat apakah kegiatan usaha yang diteliti tersebut mengikuti kaidah increasing, constant atau decreasing return to scale. Jumlah dari setiap koefisien dari suatu model, memberikan informasi mengenai pengaruh skala terhadap hasil (return to scale), yaitu tanggapan output terhadap perubahan proporsional dalam input. Jika b = 1, maka terdapat pengaruh skala terhadap hasil yang konstan (constant return to scale), yaitu jika terjadi kenaikan input sebesar dua kali lipat, maka output akan meningkat sebesar dua kali lipat pula. Jika jumlahnya lebih kecil daripada satu, maka ada pengaruh skala yang menurun terhadap tingkat hasil (decreasing return to scale), yaitu adanya kenaikan input sebesar dua kali lipat akan menyebabkan penurunan output yang kurang dari dua kali lipat. Jika jumlahnya lebih besar daripada satu, maka ada pengaruh skala yang meningkat terhadap tingkat hasil, artinya adanya kenaikan input sebesar dua kali lipat akan meningkatkan output sebesar lebih dari dua kali lipat (Gujarati, 1995). 2.5. Konsep Elastisitas Dalam proses produksi, jumlah faktor produksi urea yang digunakan cenderung berubah-ubah. Perubahan tersebut disebabkan adanya elastisitas produksi dari faktor produksi urea yang digunakan. Elastisitas produksi adalah (ɛp) adalah perubahan produk yang dihasilkan sebagai akibat dari perubahan faktor produksi yang dipakai. Elastisitas produksi merupakan persentase perubahan dari output sebagai akibat dari persentase perubahan dari input. Perubahan jumlah output yang disebabkan oleh faktor input yang digunakan dapat dinyatakan dalam elastisitas produksi. Menurut Nicholson (1994), hubungan lain juga membuktikan bahwa koefisien pangkat dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan nilai elastisitasnya dengan menggunakan rumus dari fungsi produksi Cobb-Douglas. Nilai koefisien dari masing-masing input yaitu modal,bahan baku, tenaga kerja, dan stream days mencerminkan elastisitas hasil terhadap modal, bahan baku, tenaga kerja, dan stream days. 2.6. Kerangka Pemikiran Permintaan pupuk khususnya pupuk urea adalah salah satu faktor penting dalam pencapaian ketahanan pangan nasional di Indonesia. Pertumbuhan industri pupuk urea pada PT. Pupuk Kujang dapat terlihat dari pertumbuhan total produksi. Fluktuatif produksi dan terkadang tidak dapat memenuhi kebutuhan pupuk di Jawa Barat dan sekitarnya. Dalam sebuah proses produksi dibutuhkan faktor-faktor produksi, karena besarnya produksi dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi tersebut. Karena pentingnya peran PT. Pupuk Kujang dalam memproduksi pupuk urea,oleh karena itu dilakukan analisis mengenai faktor-faktor apa saja yang memengaruhi produksi pupuk urea pada PT. Pupuk Kujang sehingga dapat dianalisis pula faktor mana saja yang dapat berpengaruh nyata dalam peningkatan produksi urea. Dalam menganalisis permasalahan ini digunakan fungsi produksi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least Square) untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap produksi pupuk urea. Hasil analisis fungsi ini juga dapat menunjukkan elastisitas produksi dan skala usaha dari PT. Pupuk Kujang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang dapat digunakan perusahaan terkait untuk mengevaluasi kinerja produksi pupuk urea . Disisi lain, pemerintah sebagai pengendali dan pembuat kebijakan yang mendukung kinerja industri pupuk nasional diharapkan dapat merumuskan sebuah program yang baik sehingga produsen dan pemerintah dapat bersinergi untuk dapat mencapai swasembada pangan. Produksi pupuk urea 1. 2. 3. Permasalahan: Tingkat produksi yang berfluktuatif Pemanfaatan faktor-faktor produksi yang belum optimal Terjadi kerusakan mesin yang menghambat produksi Analisis faktor-faktor produksi pupuk urea Elastisitas dan Skala Usaha PT. Pupuk Kujang Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang dengan variabel: 1. Modal 2. Jumlah Tenaga Kerja 3. Penggunaan Bahan Baku 4. Stream Days Model Fungsi Produksi Cobb Douglas dengan Metode penduga OLS Rekomendasi Kebijakan Gambar 2.2. Diagram Alir Kerangka Pemikiran 2.7. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor produksi modal, jumlah tenaga kerja, bahan baku dan stream days diduga berpengaruh positif terhadap output yang dihasilkan oleh pabrik pupuk urea. Hal ini dapat diartikan bahwa bila terjadi kenaikan dalam faktor produksi maka akan terjadi kenaikan pada jumlah total produksi pupuk urea yang dihasilkan. 2. Dugaan nilai elastisitas semua faktor produksi yang digunakan bernilai positif. Hal ini berarti penambahan jumlah input yang digunakan dalam satu satuan akan menghasilkan penambahan jumlah output. Sedangkan skala usaha dari PT. Pupuk Kujang diduga dalam tahap peningkatan atau Increasing Return to Scale dimana peningkatan ratio output lebih besar dibandingkan rasio seluruh input yang digunakan.