BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitiaan

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitiaan
Penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil tempat padaDinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) dan Badan Penelitian
Statistik (BPS) di Provinsi Banten. Kegiatan Penelitiaan ini dilakukan pada tahun
2014, penulis melakukan Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum, Dana Alokasi Khususdan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal(Studi padaKabupaten/Kota
Provinsi Banten)".dari tahun 2009 sampai tahun 2013.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah Causality merupakan penelitian untuk
mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable)
terhadap variabel terikat (dependent variable), dalam
hal ini Pertumbuhan
Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah Dana Alokasi Umum dan Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal(Studi
padaKabupaten/Kota di Provinsi Banten). Studi Empiris penelitian ini dilakukan
padaLaporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
dari periode 2009 sampai 2013.
C. Definisi dan Oprasionalisasi Variabel
1.
Definisi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat-sifat atau nilai dari
seseorang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Rahmawati 2012,
2014). Dalam penelitian ini, Variabel yang digunakan terdiri dari dua jenis , yaitu
satu variabel terkait (dependen variable) dan empat variabel bebas (independent
variable). Variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan variable bebas (Independen) adalah variable yang
berdiri sendiri, tetapi hasilnya sangat berpengaruh terhadapa variable yang
mengikutinya.
Sedangkan, Variabel dependen adalah variabel yang nilainya tergantung
pada nilai variabel lain yang merupakan konsekuensi dari perubahan atau variable
yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh yang terjadi pada variabel bebas (variabel
independen). Berikut ini definisi dari veriabel-variabel yang di libatkan dalam
penelitian ini.
a.
Variabel Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output per kapita.
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan
perkembangan suatu perekonomian daerah dalam suatu tahun tertentu (Boediono,
1985 dalam pungky, 2011). Menurut Arsyad (1999) Pada umumnya para ekonom
memberikan pengertian yang sama mengenai pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai
kenaikkan GDP/GNP saja tanpa memandang apakah kenaikkan itu lebih besar
atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan
struktur ekonomi terjadi atau tidak.
Dalam konsepnya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi diperlukan
investasi yang memadai. Atas dasar itulah maka selaku pengambil keputusan,
pemerintah berkepentingan untuk mengetahui seberapa besar investasi yang
dibutuhkan untuk mencapai perumbuhan yang diharapkan serta sejauh mana
dampak investasi pada suatu sektor ataupun wilayah.
Terjadinya pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari peranan sektor-sektor
yang ada dalam suatu perekonomian. Untuk melihat sektor-sektor yang
memberikan peran utama bagi perkembangan perekonomian daerah, Menurut
Richardson (2001) dan Glasson (1997). Salah satu cara atau pendekatan model
ekonomi regional adalah analisis basis ekonomi (economic base), model ini dapat
menjelaskan struktur ekonomi daerah atas dua sektor, yaitu sektor basis dan non
basis. Model economic base menekankan pada ekspansi ekspor sebagai sumber
utama pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan Ekonomi diukur dengan
rumus :
Pertumbuhan Ekonomi
=
(PDRBt – PDRBt – 1)
PDRBt – 1
b. Variabel Pendapatan Asli Daerah
Pengertian pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh dari
sumber-sumber pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintah daerah.
Sesuai dengan Undang-Undang No.33 Tahun 2004 Pasal 1. Menurut Pungky
(2011) Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah asli yang
digali di daerah tersebut untuk digunakan sebagai modal dasar pemerintah daerah
dalam membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk memperkecil
ketergantungan dana dari pemerintah pusat. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari
pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Variabel Pendapatan Asli daerah diukur dengan rumus :
PAD = Pajak Daerah + Retribusi Daerah + Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan + Lain-lain PAD yang Sah
c.
Variabel Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan transfer dana yang bersumber
dari APBN yang bersifat umum dan dialokasikan kepada pemerintah daerah
dengan tujuan sebagai pemerataan kemampuan keuangan daerah dalam
menjalankan pelaksanaan kepemerintahan daerah yang sesuai dengan pelaksanan
desentralisasi, Dana Alokasi Umum untuk Provinsi maupun Kabupaten/Kota
dapat dilihat dari Dana Perimbangan yang ada di Laporan Realisasi Anggaran
Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
d. Variabel Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) menurut Pemendagri Nomor
13 tahun 2006 adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggran
selama satu tahun periode anggaran.
SiLPA tahun anggaran sebelumnya
mencangkup pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana
perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah,
pelampaunan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban kepada
pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan dan sisa dana
kegiatan kelanjutan.
SiLPA adalah suatu indikator yang menggambarkan efesiensi pengeluaran
pemerintah. SiLPA sebenarnya merupakan indicator efesiensi, karena SiLPA
hanya terbentuk bila terjadi Surplus pada APBD dan sekaligus terjadi pembiayaan
Neto yang positif, dimana komponen penerimaan lebih besar dari komponen
Pengeluaran Pembiayaan/ Menurut (Balai Litbang NTT, 2008 dalam Siswantoro,
2012)
e.
Variabel Belanja Modal
pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal terdiri dari
belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin,
jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan aset tak berwujud (Saipul,
2006).
Belanja Modal dalam penelitian ini dapat diketahui dari pos belanja
daerah dalam Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi
Banten dari tahun 2001 sampai dengan 2013. Berikut formula rumus yang sesuai
dengan SAP, yaitu :
Rumus untuk menghitung alokasi belanja tidak langsung (ABTL) yaitu:
Belanja Modal = Belanja Tanah + Belanja Peralatan dan Mesin +
Belanja Gedung dan Bangunan + Belanja Irigasi, Jalanan dan
Jaringan + Belanja Aset Lainnya
2.
Oprasionalisasi Variabel
Sesuai dengan judul skripsi yang diteliti yaitu “Analisis Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal
(Studi padaKabupaten/Kota Provinsi Banten)” maka terdapat Lima variabel
penelitian yaitu:
1. Belanja Modal (Y)
2. Pertumbuhan Ekonomi /PDRB (X1)
3. Pendapatan Asli Daerah (X2)
4. Dana Alokasi Umum (X3)
5. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (X4)
Agar lebih jelas untuk mengetahui variabel penelitian yang penulis
gunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No
1
Variabel Penelitian
Variable
Dependent
Pengalokasian Belanja
Modal Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten (Y)
Indikator
Skala
Realisasi Belanja
Modal LRA
Pemprov Banten
2009-20013
Rasio
Perhitungan PDRB
Pertumbuhan Ekonomi
(X1)
Pemprov
Banten
Rasio
2009
Realisasi
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
(X2)
2
Daerah
Asli
LRA
Pemprov
Rasio
Banten
2009
Variable
Independent
Realisasi
Dana
Alokasi
Dana Alokasi Umum (X3)
LRA
Umum
Pemprov
Rasio
Banten 2009
Realisasi
Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran Daerah(X4)
LRA
SiLPA
Pemprov
Banten 2009
Rasio
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam
pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara
mendasar. Metode yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Penelitian pustakan (Library Research)
dimana peneliti menggunakan buku-buku, undang-undang, jurnal
dan perangkat lainnya yang berkaitan dengan materi dan teori yang
berkaitan dengan judul penelitian. Data yang diperoleh penulis adalah data
sekunder.
2. Penelitian Lapangan
Selain Menggunakan tinjuan pustaka, penulis juga mendapat datadata yang dibutuhkan dengan meneliti secara secara langsung sumbersumber yang dijadikan sebagai data. Penelitian lapangan ini dengan cara
mendatangi langsung Badan Perncanaan dan Pembanguna Daerah
(BAPPEDA) Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
(DPPKD) dan Badan Penelitian Statistik (BPS) di Provinsi Banten.
E. Jenis Data
Data yang dibutuhkan dan digunakan penulisan ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang diambil dari pihak lain atau merupakan
data yang sudah diolah oleh pihak ketiga, secara berkala (time series) untuk
melihat perkembangan objek penelitian selama periode tertentu. Jenis data
yang tersedia harus disesuaikan dengan kebutuhan dalam suatu penelitian.
Penelitian ini bersifat studi kasus dengan menentukan lokasi penelitian di
Provinsi Banten. Data dalam laporan tahunan (annual report) dari Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Sisa
Lebih Pembiayaan Anggaran Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal.
pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.
F. Populasi dan Sample Penelitian
Populasi merupakan kelompok nyata dan data utuh yang memiliki
kesamaan umum dan membentuk karakter tersendiri (Prasetyaningsih, 2011).
Populasi dalam penelitian ini adalah Realisasi APBD Laporan Keuangan
Pemerintahan daerah Kabupaten/Kota Provinsi Banten yang terdiri dari 4
Kabupaten dan 4 Kota, Yang diperoleh dari data runtun waktu (time series)
selama 4 (delapan) tahun anggaran.
Sedangkan Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan
penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti
tentang populasi tersebut dan peneliti memeiliki keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga
generalisasi kepada populasi yang diteliti. Maknanya sampel yang diambil dapat
mewakili atau representatif bagi populasi tersebut.Dalam penelitian ini sampel
di ambil dari Realisasi APBD Laporan Keuangan Pemerintahan daerah
Kabupaten/Kota Provinsi Banten tahun 2009 sampai dengan 2013 dari data
realisasi APBD Laporan Keuangan Kabupaten/Kota Provinsi Banten dalam
bentuk laporan tahunan selama empat tahun
Tabel 3.2
TABEL SAMPEL DAN POPULASI
NO
NAMA KABUPATEN / KOTA
TAHUN PERIODE
1
KABUPATEN SERANG
2009 - 2013
2
KABUPATEN LEBAK
2009 - 2013
3
KABUPATEN TANGERANG
2009 - 2013
4
KABUPATEN PANDEGLANG
2009 - 2013
5
KOTA SERANG
2009 - 2013
6
KOTA TANGERANG
2009 - 2013
7
KOTA CILEGON
2009 - 2013
8
KOTA TANGERANG SELATAN
2009 - 2013
G. Metode Analisis
Metode analisa yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisa kuantitatif. Metode analisa kuantitatif digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah yang bersifat pengukuran kuantitatif (jumlah dan angka).
Pendekatan ini berangkat dari data yang di proses menjadi informasi yang beharga
bagi pengambil keputusan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan maka teknik
analisa data yang digunakan adalah analisa data sekunder, yaitu data atau
informasi berbentuk angka-angka yang kemudian ditarik kesimpulan dengan jelas
membandingkan satu dengan yang lain dengan perhitungan yang bersifat
kuantitatif (Prasetyaningsih, 2011). Sedangkan alat analiasa yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi
berganda adalah analisis mengenai beberapa variabel independen dengan satu
variabel dependen. Secara umum, analisis regresi adalah analisis mengenai
variabel
independen
dengan
variabel
dependen
yang
bertujuan
untuk
mengestimasi nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui.
Teknik yang digunakan untuk mencari nilai persamaan regresi yaitu
dengan analisis Least Squares (kuadrat terkecil) dengan meminimalkan jumlah
dari kuadrat kesalahan. Dalam analisis regresi selain mengukur seberapa besar
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, juga
menunjukkan bagaimana hubungan antara variabel independen dengan dependen,
sehingga dapat membedakan variabel independen dengan variabel dependen
tersebut (Ghozali, 2006).
Dimana dalam hipotesis penelitian ini, tiga komponen daripertumbuhan
Ekonomi (X1), Pendapatan Asli Daerah (X2), Dana Alokasi Umum (X3) dan Sisa
Lebih Pembiayaan Anggaran (X4)sebagai variabel independen, akan dianalisis
pengaruhnya terhadap alokasi Belanja Daerah (Y) sebagai variabel dependen.
Perumusan model persamaaan regresi dan analisa kinerja keuangan pendapatan
dan belanja daerah masing-masing model akan dijelaskan di bawah ini:
1.
Statistik Deskristif
Statistik Deskriftif adalah metode-metode yang berkaitan dengan
pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi
yang berguna, dengan memberikan informasi mengenai data yang dipunyai dan
sama sekali tidak menarik inferensia atau kesimpulan apapun tentang gugus
induknya yang lebih besar dan bermakna. Statistik Deskriftif berkenaan dengan
bagaimana data dapat digambarkan dideskripsikan) atau disimpulkan baik secara
numerik (misalkan menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau secara grafis
(dalam bentuk tabel atau grafik) utk mendapatkan gambaran sekilas mengenai
data tersebut sehingga lebih mudah dibaca Contoh statistika deskriptif yang sering
muncul adalah, tabel, diagram, grafik, dan besaran-besaran lain di majalah dan
koran-koran. Dengan Statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan
tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari
kumpulan data yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif
ini antara lain ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta
kecenderungan suatu gugus data.
2.
Uji Asumsi Klasik
Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari
penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat
yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus terdistribusikan secara normal,
tidak mengandung multikoloniaritas, dan heterokedastisitas. Untuk itu sebelum
melakukan pengujian regresi linier berganda perlu dilakukan lebih dahulu
pengujian asumsi klasik, yang terdiri dari :
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil.
Untuk menguji normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis
grafik. Pengujian normalitas melalui analisis grafik adalah dengan cara
menganalisis grafik normalprobability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Data dapat dikatakan normal jika data atau titik-titk terbesar di sekitar
garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari
residualnya. Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histrogramnya menunjukan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar lebih jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histrogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,
2006).
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil
Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data residual
terdistribusi
dengan
normal.
Sedangkan
jika
hasil
Kolmogrov-Smirnov
menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak
normal (Ghozali, 2006).
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2006). Uji
multikolonieritas ini digunakan karena pada analisis regresi terdapat asumsi yang
mengisyaratkan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala
multikolonieritas atau tidak terjadi korelasi antar variabel independen.
Cara untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas atau tidak yaitu
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua
ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresi terhadap variabel
independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).
Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah nilai Tolerance<0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghozali, 2006).
c. Uji Autokorelasi
Menguji Autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan
kesalahan pengganggu periode sebelumnya ( Henri, 2009 )
Autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Durbin
Watson bila angka D-W diantara -2 samapai +2, berarti tidak terjadi autokorelasi.
Menurut Ghozali (2006), untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi bisa
menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test)
Tabel 3.2
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi
Hipotesis nol
Tidak ada autokolerasi positif
Keputusan
Jika
Tolak
0<d<dl
No
dl≤d≤du
Tidak ada autokolerasi positif
Decision
Tidak ada autokolerasi negatif
Tolak
4-dl<d<4
No
Tidak ada autokolerasi negatif
4-du≤d≤4-dl
Decision
Tidak ada autokolerasi, positif atau
Tidak
du<d<4-du
negatif
Sumber : Imam Ghozali, 2009
ditolak
d. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain atau untuk melihat penyebaran data. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan
jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terdapat heteroskedastisitas.
Uji ini dapat dilakukan dengan melihat gambar plot antara nilai prediksi
variabel independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila dalam
grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur dan data tersebar secara
acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diidentifikasikan tidak
terdapat heteroskedastisitas (Ghozali,2006).
3. Uji Kesesuaian Model
a.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R SQUARE) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Koefisien
determinasi ini digunakan karena dapat menjelaskan kebaikan dari model
regresi dalam memprediksi variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien
determinasi maka akan semakin baik pula kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2006).
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R SQUARE)
yang
kecil
berarti
kemampuan
variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
b.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Cara untuk
mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F
tabel. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka hipotesis
alternative diterima artinya semua variabel independen secara bersama-sama
dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
4. Uji Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai
koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistic
disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah
kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2006).
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2006). Uji statistik t ini digunakan karena untuk
memperoleh keyakinan tentang kebaikan dari model regresi
dalam
memprediksi. Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai t
hitung dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar dibandingkan
dengan nilaittabel maka berarti t hitung tersebut signifikan artinya hipotesis
alternatif diterima yaitu variabel independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan melihat p-value dari
masing-masing variabel. Hipotesis diterima apabila p-value < 5 % (Ghozali,
2006).
b. Uji Regresi Linear Berganda
Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang
digunakan
untuk
melihat
pengaruh
pendapatan
yaitu
Pertumbuhan
Ekonomi/PDRB,PAD, DAU, dan SiLPA terhadap pengeluaran pemerintah yang
berupa alokasi belanja modal Data diolah dengan bantuan software SPSS seri
20.00. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi
berganda yaitu variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus
persamaan regresi linier berganda yaitu :
Y1= a + b1X1+ b2X2+ b3X3 +b4X4+e1
Dimana :
Y1
= Belanja Modal
X1
= Pertumbuhan Ekonomi/PDRB
X2
= PAD
X3
= DAU
X4
= SiLPA
β1β2β3 = Koefisiensi regresi untuk masing-masing variabel X
Sedangkan metode yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
pendapatan dan belanja daerah yaitu dengan menggunakan model Analisis varians
pendapatan, Derajat Desentralisasi, Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah,
Rasio Efektivitas dan Efisiensi PAD, Analisis varians belanja, Rasio efisiensi
belanja, Rasio belanja daerah terhadap PDRB.
Download