BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitiaan Penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil tempat padaDinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) dan Badan Penelitian Statistik (BPS) di Provinsi Banten. Kegiatan Penelitiaan ini dilakukan pada tahun 2014, penulis melakukan Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khususdan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal(Studi padaKabupaten/Kota Provinsi Banten)".dari tahun 2009 sampai tahun 2013. B. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah Causality merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable), dalam hal ini Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah Dana Alokasi Umum dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal(Studi padaKabupaten/Kota di Provinsi Banten). Studi Empiris penelitian ini dilakukan padaLaporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten dari periode 2009 sampai 2013. C. Definisi dan Oprasionalisasi Variabel 1. Definisi Variabel Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat-sifat atau nilai dari seseorang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Rahmawati 2012, 2014). Dalam penelitian ini, Variabel yang digunakan terdiri dari dua jenis , yaitu satu variabel terkait (dependen variable) dan empat variabel bebas (independent variable). Variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Yang dimaksud dengan variable bebas (Independen) adalah variable yang berdiri sendiri, tetapi hasilnya sangat berpengaruh terhadapa variable yang mengikutinya. Sedangkan, Variabel dependen adalah variabel yang nilainya tergantung pada nilai variabel lain yang merupakan konsekuensi dari perubahan atau variable yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh yang terjadi pada variabel bebas (variabel independen). Berikut ini definisi dari veriabel-variabel yang di libatkan dalam penelitian ini. a. Variabel Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output per kapita. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian daerah dalam suatu tahun tertentu (Boediono, 1985 dalam pungky, 2011). Menurut Arsyad (1999) Pada umumnya para ekonom memberikan pengertian yang sama mengenai pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai kenaikkan GDP/GNP saja tanpa memandang apakah kenaikkan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Dalam konsepnya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi yang memadai. Atas dasar itulah maka selaku pengambil keputusan, pemerintah berkepentingan untuk mengetahui seberapa besar investasi yang dibutuhkan untuk mencapai perumbuhan yang diharapkan serta sejauh mana dampak investasi pada suatu sektor ataupun wilayah. Terjadinya pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari peranan sektor-sektor yang ada dalam suatu perekonomian. Untuk melihat sektor-sektor yang memberikan peran utama bagi perkembangan perekonomian daerah, Menurut Richardson (2001) dan Glasson (1997). Salah satu cara atau pendekatan model ekonomi regional adalah analisis basis ekonomi (economic base), model ini dapat menjelaskan struktur ekonomi daerah atas dua sektor, yaitu sektor basis dan non basis. Model economic base menekankan pada ekspansi ekspor sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan Ekonomi diukur dengan rumus : Pertumbuhan Ekonomi = (PDRBt – PDRBt – 1) PDRBt – 1 b. Variabel Pendapatan Asli Daerah Pengertian pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintah daerah. Sesuai dengan Undang-Undang No.33 Tahun 2004 Pasal 1. Menurut Pungky (2011) Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah asli yang digali di daerah tersebut untuk digunakan sebagai modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Variabel Pendapatan Asli daerah diukur dengan rumus : PAD = Pajak Daerah + Retribusi Daerah + Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan + Lain-lain PAD yang Sah c. Variabel Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan transfer dana yang bersumber dari APBN yang bersifat umum dan dialokasikan kepada pemerintah daerah dengan tujuan sebagai pemerataan kemampuan keuangan daerah dalam menjalankan pelaksanaan kepemerintahan daerah yang sesuai dengan pelaksanan desentralisasi, Dana Alokasi Umum untuk Provinsi maupun Kabupaten/Kota dapat dilihat dari Dana Perimbangan yang ada di Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. d. Variabel Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) menurut Pemendagri Nomor 13 tahun 2006 adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggran selama satu tahun periode anggaran. SiLPA tahun anggaran sebelumnya mencangkup pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah, pelampaunan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja, kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan dan sisa dana kegiatan kelanjutan. SiLPA adalah suatu indikator yang menggambarkan efesiensi pengeluaran pemerintah. SiLPA sebenarnya merupakan indicator efesiensi, karena SiLPA hanya terbentuk bila terjadi Surplus pada APBD dan sekaligus terjadi pembiayaan Neto yang positif, dimana komponen penerimaan lebih besar dari komponen Pengeluaran Pembiayaan/ Menurut (Balai Litbang NTT, 2008 dalam Siswantoro, 2012) e. Variabel Belanja Modal pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal terdiri dari belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan aset tak berwujud (Saipul, 2006). Belanja Modal dalam penelitian ini dapat diketahui dari pos belanja daerah dalam Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Banten dari tahun 2001 sampai dengan 2013. Berikut formula rumus yang sesuai dengan SAP, yaitu : Rumus untuk menghitung alokasi belanja tidak langsung (ABTL) yaitu: Belanja Modal = Belanja Tanah + Belanja Peralatan dan Mesin + Belanja Gedung dan Bangunan + Belanja Irigasi, Jalanan dan Jaringan + Belanja Aset Lainnya 2. Oprasionalisasi Variabel Sesuai dengan judul skripsi yang diteliti yaitu “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal (Studi padaKabupaten/Kota Provinsi Banten)” maka terdapat Lima variabel penelitian yaitu: 1. Belanja Modal (Y) 2. Pertumbuhan Ekonomi /PDRB (X1) 3. Pendapatan Asli Daerah (X2) 4. Dana Alokasi Umum (X3) 5. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (X4) Agar lebih jelas untuk mengetahui variabel penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No 1 Variabel Penelitian Variable Dependent Pengalokasian Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (Y) Indikator Skala Realisasi Belanja Modal LRA Pemprov Banten 2009-20013 Rasio Perhitungan PDRB Pertumbuhan Ekonomi (X1) Pemprov Banten Rasio 2009 Realisasi Pendapatan Pendapatan Asli Daerah (X2) 2 Daerah Asli LRA Pemprov Rasio Banten 2009 Variable Independent Realisasi Dana Alokasi Dana Alokasi Umum (X3) LRA Umum Pemprov Rasio Banten 2009 Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Daerah(X4) LRA SiLPA Pemprov Banten 2009 Rasio D. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara mendasar. Metode yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Penelitian pustakan (Library Research) dimana peneliti menggunakan buku-buku, undang-undang, jurnal dan perangkat lainnya yang berkaitan dengan materi dan teori yang berkaitan dengan judul penelitian. Data yang diperoleh penulis adalah data sekunder. 2. Penelitian Lapangan Selain Menggunakan tinjuan pustaka, penulis juga mendapat datadata yang dibutuhkan dengan meneliti secara secara langsung sumbersumber yang dijadikan sebagai data. Penelitian lapangan ini dengan cara mendatangi langsung Badan Perncanaan dan Pembanguna Daerah (BAPPEDA) Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) dan Badan Penelitian Statistik (BPS) di Provinsi Banten. E. Jenis Data Data yang dibutuhkan dan digunakan penulisan ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diambil dari pihak lain atau merupakan data yang sudah diolah oleh pihak ketiga, secara berkala (time series) untuk melihat perkembangan objek penelitian selama periode tertentu. Jenis data yang tersedia harus disesuaikan dengan kebutuhan dalam suatu penelitian. Penelitian ini bersifat studi kasus dengan menentukan lokasi penelitian di Provinsi Banten. Data dalam laporan tahunan (annual report) dari Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Daerah Terhadap Pengalokasian Belanja Modal. pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. F. Populasi dan Sample Penelitian Populasi merupakan kelompok nyata dan data utuh yang memiliki kesamaan umum dan membentuk karakter tersendiri (Prasetyaningsih, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah Realisasi APBD Laporan Keuangan Pemerintahan daerah Kabupaten/Kota Provinsi Banten yang terdiri dari 4 Kabupaten dan 4 Kota, Yang diperoleh dari data runtun waktu (time series) selama 4 (delapan) tahun anggaran. Sedangkan Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti tentang populasi tersebut dan peneliti memeiliki keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti. Maknanya sampel yang diambil dapat mewakili atau representatif bagi populasi tersebut.Dalam penelitian ini sampel di ambil dari Realisasi APBD Laporan Keuangan Pemerintahan daerah Kabupaten/Kota Provinsi Banten tahun 2009 sampai dengan 2013 dari data realisasi APBD Laporan Keuangan Kabupaten/Kota Provinsi Banten dalam bentuk laporan tahunan selama empat tahun Tabel 3.2 TABEL SAMPEL DAN POPULASI NO NAMA KABUPATEN / KOTA TAHUN PERIODE 1 KABUPATEN SERANG 2009 - 2013 2 KABUPATEN LEBAK 2009 - 2013 3 KABUPATEN TANGERANG 2009 - 2013 4 KABUPATEN PANDEGLANG 2009 - 2013 5 KOTA SERANG 2009 - 2013 6 KOTA TANGERANG 2009 - 2013 7 KOTA CILEGON 2009 - 2013 8 KOTA TANGERANG SELATAN 2009 - 2013 G. Metode Analisis Metode analisa yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa kuantitatif. Metode analisa kuantitatif digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang bersifat pengukuran kuantitatif (jumlah dan angka). Pendekatan ini berangkat dari data yang di proses menjadi informasi yang beharga bagi pengambil keputusan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan maka teknik analisa data yang digunakan adalah analisa data sekunder, yaitu data atau informasi berbentuk angka-angka yang kemudian ditarik kesimpulan dengan jelas membandingkan satu dengan yang lain dengan perhitungan yang bersifat kuantitatif (Prasetyaningsih, 2011). Sedangkan alat analiasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi berganda adalah analisis mengenai beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen. Secara umum, analisis regresi adalah analisis mengenai variabel independen dengan variabel dependen yang bertujuan untuk mengestimasi nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Teknik yang digunakan untuk mencari nilai persamaan regresi yaitu dengan analisis Least Squares (kuadrat terkecil) dengan meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan. Dalam analisis regresi selain mengukur seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, juga menunjukkan bagaimana hubungan antara variabel independen dengan dependen, sehingga dapat membedakan variabel independen dengan variabel dependen tersebut (Ghozali, 2006). Dimana dalam hipotesis penelitian ini, tiga komponen daripertumbuhan Ekonomi (X1), Pendapatan Asli Daerah (X2), Dana Alokasi Umum (X3) dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (X4)sebagai variabel independen, akan dianalisis pengaruhnya terhadap alokasi Belanja Daerah (Y) sebagai variabel dependen. Perumusan model persamaaan regresi dan analisa kinerja keuangan pendapatan dan belanja daerah masing-masing model akan dijelaskan di bawah ini: 1. Statistik Deskristif Statistik Deskriftif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna, dengan memberikan informasi mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik inferensia atau kesimpulan apapun tentang gugus induknya yang lebih besar dan bermakna. Statistik Deskriftif berkenaan dengan bagaimana data dapat digambarkan dideskripsikan) atau disimpulkan baik secara numerik (misalkan menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik) utk mendapatkan gambaran sekilas mengenai data tersebut sehingga lebih mudah dibaca Contoh statistika deskriptif yang sering muncul adalah, tabel, diagram, grafik, dan besaran-besaran lain di majalah dan koran-koran. Dengan Statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta kecenderungan suatu gugus data. 2. Uji Asumsi Klasik Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus terdistribusikan secara normal, tidak mengandung multikoloniaritas, dan heterokedastisitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda perlu dilakukan lebih dahulu pengujian asumsi klasik, yang terdiri dari : a. Uji Normalitas Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk menguji normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis grafik. Pengujian normalitas melalui analisis grafik adalah dengan cara menganalisis grafik normalprobability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Data dapat dikatakan normal jika data atau titik-titk terbesar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan : a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar lebih jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006). Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2006). b. Uji Multikolinearitas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2006). Uji multikolonieritas ini digunakan karena pada analisis regresi terdapat asumsi yang mengisyaratkan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala multikolonieritas atau tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Cara untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas atau tidak yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresi terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance<0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghozali, 2006). c. Uji Autokorelasi Menguji Autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya ( Henri, 2009 ) Autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Durbin Watson bila angka D-W diantara -2 samapai +2, berarti tidak terjadi autokorelasi. Menurut Ghozali (2006), untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi bisa menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test) Tabel 3.2 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi Hipotesis nol Tidak ada autokolerasi positif Keputusan Jika Tolak 0<d<dl No dl≤d≤du Tidak ada autokolerasi positif Decision Tidak ada autokolerasi negatif Tolak 4-dl<d<4 No Tidak ada autokolerasi negatif 4-du≤d≤4-dl Decision Tidak ada autokolerasi, positif atau Tidak du<d<4-du negatif Sumber : Imam Ghozali, 2009 ditolak d. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain atau untuk melihat penyebaran data. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terdapat heteroskedastisitas. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat gambar plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila dalam grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur dan data tersebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diidentifikasikan tidak terdapat heteroskedastisitas (Ghozali,2006). 3. Uji Kesesuaian Model a. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R SQUARE) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Koefisien determinasi ini digunakan karena dapat menjelaskan kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi maka akan semakin baik pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2006). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R SQUARE) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka hipotesis alternative diterima artinya semua variabel independen secara bersama-sama dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 4. Uji Hipotesis Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistic disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2006). a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Uji statistik t ini digunakan karena untuk memperoleh keyakinan tentang kebaikan dari model regresi dalam memprediksi. Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilaittabel maka berarti t hitung tersebut signifikan artinya hipotesis alternatif diterima yaitu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan melihat p-value dari masing-masing variabel. Hipotesis diterima apabila p-value < 5 % (Ghozali, 2006). b. Uji Regresi Linear Berganda Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk melihat pengaruh pendapatan yaitu Pertumbuhan Ekonomi/PDRB,PAD, DAU, dan SiLPA terhadap pengeluaran pemerintah yang berupa alokasi belanja modal Data diolah dengan bantuan software SPSS seri 20.00. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda yaitu variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus persamaan regresi linier berganda yaitu : Y1= a + b1X1+ b2X2+ b3X3 +b4X4+e1 Dimana : Y1 = Belanja Modal X1 = Pertumbuhan Ekonomi/PDRB X2 = PAD X3 = DAU X4 = SiLPA β1β2β3 = Koefisiensi regresi untuk masing-masing variabel X Sedangkan metode yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan pendapatan dan belanja daerah yaitu dengan menggunakan model Analisis varians pendapatan, Derajat Desentralisasi, Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah, Rasio Efektivitas dan Efisiensi PAD, Analisis varians belanja, Rasio efisiensi belanja, Rasio belanja daerah terhadap PDRB.