REKSA DANA NARADA KAPITAL INDONESIA Monthly Review — November 2014 Global Economic Review • GDP AS 3Q’14 direvisi naik ke 3.9% YoY dari 3.5% YoY, data non-farm payrolls AS bulan Oktober’14 menunjukkan penurunan penyerapan tenaga kerja sebesar 214K dibandingkan bulan sebelumnya yang bertambah 256K. Sementara itu, unemployment rate turun ke level 5,8% dari bulan sebelumnya 5,9%, serta tingkat Inflasi (CPI) AS bulan November’14 mengalami inflasi ke 0% (MoM) dari sebelumnya inflasi 0,1% (MoM). • The Fed Rate masih dipertahankan di level 0,25% dimana The Fed memberikan sinyal untuk menaikan suku bunganya di semester II-2015 • Presiden ECB Mario Draghi menyatakan siap meluncurkan kebijakan tambahan guna mendorong pemulihan ekonomi, inflasi zona Eropa hingga 2016 diprediksi masih akan jauh dari target 2% YoY. GDP zona Eropa 3Q’14 membaik ke 0,8% dari sebelumnya 0,7% YoY, sementara itu, inflasi zona Euro bertahan di 0,4% YoY. • GDP Jepang 3Q’14 membaik dari –7,1% YoY ke –1,6% YoY, namun demikian masih minusnya GDP Jepang berturut-turut membuat Jepang masuk ke masa resesi ekonomi. • Surplus neraca perdagangan China bulan Oktober naik dari USD 30,94 Miliar menjadi USD 45,41 Miliar. Sementara itu, tingkat Inflasi China bulan October’14 bertahan di level 1,6% YoY, data Manufacturing PMI China juga turun ke 50,3 dari sebelumnya 50,8. • Bank sentral China memangkas suku bunga pinjaman 1 tahun ke 0,4% ke 5,6%, sementara suku bunga deposito 1 tahun dipangkas 0,25% ke 2,75%. kebijakan ini diambil guna menstimulus perekonomian China yang menunjukkan perlambatan. Hal ini memicu kenaikan indeks Shanghai yang signifikan di bulan Nov’14. Domestic Economic Review • Inflasi Indonesia bulan November’14 tercatat sebesar 1,5% (MoM) meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,47% (MoM) dan Inflasi secara tahun kalender tercatat sebesar 5,75% (Ytd) dari sebelumnya 4,19% (Ytd). Peningkatan ini disebabkan adanya kenaikan harga BBM. • Neraca perdagangan Indonesia bulan October’14 mengalami surplus sebesar USD 23,2 juta dengan ekspor mencapai USD 15,35 miliar dan impor USD 15,33 miliar. Surplus perdagangan ini dipicu oleh surplusnya sektor non migas sebesar USD 1,13 miliar. Indonesia Equity Market Close JCI 5,149.88 YTD 20.49 Foreign Net Buy/Sell (bn Rp) 5,277.95 EIDO 27.51 Government Bond Yield (%) Close Indonesia IDR 5yr 7.67 Indonesia IDR 10yr 7.84 US Treasury 10yr 2.17 Macroeconomic Data Period BI Rate (%) Nov'14 CPI (YoY%) Nov'14 CPI (MoM%) Okt'14 GDP (YoY%) 3Q'14 Reserves Assets (USD bn) Okt'14 Market Indices Close DJIA (USA) 17,828 S&P 500 (USA) 2,068 FTSE 100 (UK) 6,723 CAC (France) 4,390 DAX (Germany) 9,981 Nikkei 225 (Japan) 17,460 Hang Seng (HK) 23,987 SHCI (Shanghai) 2,683 Strait Times (Singapore) 3,351 BSE SENSEX (India) 28,694 BSET (Thailand) 1,594 PSE (Phillippine) 7,294 Commodities Last Tin 3m (USD/MT) 20,250 Gold (USD/t.oz) 2,172 CPO (RMS/ton) 64 Crude Oil WTI (USD/bbl) 66.30 Soybean Oil 32 Corn 389 Wheat 578 Others Close USD/IDR 12,206 Reks a Da na Na ra da Saha m 1,165.84 % Chg (MoM) 1.19 (0.22) % Chg (MoM) (0.23) (0.32) (0.17) Last 7.75 6.23 1.50 5.01 111.97 % Chg (MoM) 2.52 2.45 2.69 3.71 7.01 6.37 (0.04) 10.85 2.33 2.97 0.62 1.09 % Chg (MoM) 2.90 86.28 (97.21) (17.67) (7.69) 3.56 8.92 % Chg (MoM) 1.00 2.16 Indones i a (Rp/unit) Source : Diolah dari berbagai sumber Rekening Pembelian Unit Penyertaan, atas nama REKSA DANA NARADA SAHAM INDONESIA : • • • Deutsche Bank AG, Cab. Jakarta , No. Rek. 0087767009 BCA, Cab. SCBD Sudirman-Jakarta No. Rek. 0063276666 Bank Mandiri, Cab. BEI-Jakarta No. Rek. 1040004431768 PT NARADA KAPITAL INDONESIA Plasa Asia Lt. 17, Jl. Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190 Tel : +62 21 51400023 Fax : +62 21 51400026 Email : [email protected] www.naradakapital.com Analisa dan informasi ini ditulis, diproduksi dan didistribusikan oleh PT Narada Kapital Indonesia. Semua informasi didapat dari data-data yang tersedia untuk publik dan dari berbagai sumber. PT Narada Kapital Indonesia tidak bertanggung jawab atas kelengkapan data-data dari informasi tersebut. REKSA DANA NARADA KAPITAL INDONESIA Monthly Review — November 2014 • • Cadangan devisa Indonesia bulan Oktober’14 tercatat naik tipis sebesar USD 0,77 miliar menjadi USD 111,97 miliar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 111,16 miliar. GDP Indonesia 3Q’14 melambat ke 5,01% YoY dari sebelumnya 5,12% YoY, sementara itu defisit transaksi berjalan pada 3Q’14 menyempit menjadi USD 6,8 miliar atau 3,1% terhadap GDP. Sementara itu, Pemerintah kembali memangkas estimasi GDP 2014 menjadi 5,2% YoY dan cadangan devisa naik ke USD 112 miliar. • BI menaikkan tingkat suku bunga acuannya di bulan November’14 pada level 7,75% untuk merespon kebijakan pengalihan subsidi BBM. • Pemerintah telah menaikkan harga BBM bersubsidi jenis premium dari Rp6.500 per liter menjadi Rp8.500 per liter dan solar dari Rp5.500 per liter menjadi Rp7.500 per liter. Pemerintah menyatakan bahwa dana alokasi subsidi BBM akan dialihkan ke sektor yang produktif seperti infrastruktur. Industry Review • • Wapres Jusuf Kalla menyatakan bahwa program LCGC tetap dilanjutkan, volume penjualan mobil di bulan Oktober’14 tercatat sebesar 105k unit, naik 3% MoM dan turun 6% YoY. Sementara itu penjualan motor tercatat sebesar 676k unit, turun 4% MoM dan turun 6% YoY. Pertemuan OPEC gagal menyepakati pemangkasan produsi minyak dunia yang saat ini sebesar 30 juta barrel. Hal ini mendorong koreksi harga minyak mentah dunia hingga mencapai 25% ke level USD 65/barrel dan menyentuh titik terendahnya dalam lima tahun terakhir. JCI 5400 5200 5000 4800 4600 4400 4200 4000 3800 LQ45 950 900 850 800 750 700 Market Review Pada bulan November, IHSG tercatat menguat sebesar 0,93% ke level 5.149,89 dengan sektor agrikultur dan properti&konstruksi sebagai sektor yang mengalami penguatan terbesar masing-masing sebesar +13,77% dan +8,59%, sementara sektor perdagangan dan infrastruktur menjadi sektor yang mengalami pelemahan terbesar sebesar –2,99% dan –1,11%. Investor asing membukukan akumulasi pembelian bersih di seluruh pasar sebesar Rp 5,3 triliun. Inflasi bulan November mencapai 1,50% (YoY), sementara neraca perdagangan bulan Oktober mengalami surplus sebesar USD 23 juta dollar. Pemerintah resmi menaikkan harga BBM (Premium +31% dan Solar +36%) yang ditanggapi positif oleh pasar. Sementara itu, BI menaikkan suku bunganya sebesar 0,25% untuk mengantisipasi lonjakan inflasi pasca kenaikkan BBM. Dari eksternal, Bursa AS kembali mencetak rekor tertinggi barunya dipicu rilis data revisi GDP AS 3Q’14 yang diatas ekspektasi serta positifnya laporan kinerja keuangan emiten. Perhatian pasar juga tertuju pada terkoreksinya harga minyak dunia hingga menyentuh titik terendahnya dalam lima tahun terakhir menyusul keenganan OPEC untuk mengurangi produksinya. USD/IDR 12600 12100 11600 11100 10600 10100 9600 Analisa dan informasi ini ditulis, diproduksi dan didistribusikan oleh PT Narada Kapital Indonesia. Semua informasi didapat dari data-data yang tersedia untuk publik dan dari berbagai sumber. PT Narada Kapital Indonesia tidak bertanggung jawab atas kelengkapan data-data dari informasi tersebut.