Tahun Baru Di Ambang Pintu

advertisement
Tahun Baru Di Ambang Pintu
Ditulis oleh Saumiman Saud
Kamis, 30 April 2009 13:54
Setiap
detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahun yang kita lewati
memberi
pertanda bahwa TUHAN hendak mengajarkan kepada kita bahwa
peristiwa-peristiwa
yang sudah lalu itu tidak perlu terlalu dikenang
kembali. TUHAN mengajarkan kepada
kita melihat ke arah depan kita,
masih banyak tugas yang harus kita kerjakan.
Perkara-perkara di
depan juga perlu menguras banyak tenaga dan pikiran kita. Bersyukurlah kalau sampai hari ini TUHAN masih memberi kita
kesempatan untuk
masuk dalam kancah hari-harinya, karena pasti ada
rencana besar yang sudah
dirancang buat kita.
Tahun yang baru kita lewati itu mempunyai warna tersendiri,
ada yang
melewati dengan penuh warna warni yang indah, dan ia boleh
menikmati dengan suka
cita yang mendalam dan masih belum terhapus di
dalam ingatannya, namun ada juga
yang melewati dengan warna gelap
dan kelabu, yang artinya ada banyak masalah dan
kesulitan serta
kegagalan
atau malapetaka
yang dihadapi, namun
bersama TUHAN ia telah membawa kita melewati
semua yang penuh tragis itu dengan
penuh kemenangan.
Tanpa
terasa waktu terus menuntun kita melangkah masuk ke tahun 2005, nam
un bagi orang percaya kita tidak sendirian.. Melihat
hari-hari depan kita yang penuh
misteri ini, maka kalau kita hanya
mengandalkan kemampuan diri kita sendiri itu berarti
kita sedang
mencari kesulitan sendiri. Kita tidak mungkin menghadapi hari depan
ini tanpa pegangan yang kuat, yakni tuntunan dari tangan TUHAN.
Segala sesuatu
yang ada di dunia ini termasuk orang-orang yang
paling dekat dengan kita tidak dapat
menjamin kita untuk melangkah
mulus di tahun yang baru ini. Janji manusia yang begitu
manis
kelihatannya pun ternyata dapat dibatalkan dengan segera, hanya
sebab
hanya janji TUHAN yang abadi.
Coba
kita perhatikan Alkitab kita dalam Lukas 9:62 “Tetapi
Yesus berkata:
"Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi
menoleh ke belakang, tidak layak untuk
Kerajaan Allah."
Kira-kira
lima atau enam tahun yang lalu saya pernah berkali-kali
membesuk seorang kakek yang sudah berumur 96 tahun, saya
masih ingat kalau
bertemu dengan beliau maka banyak ia suka sekali
bercerita tentang masa lalunya,
mulai dari beliau baru pertama kali
mendarat di Indonesia dari Tiongkok. Lalu ia
bercerita lagi
bagaimana sulitnya ia berjuang untuk mendapat sesuap nasi, harus
kerja mati- matian, harus banting tulang, kemudian ia mulai usaha
kecil-kecilan sampai
sekarang boleh menikmati hasil yang gemilang.
Lalu dia katakan saat ini ia sudah tua
1/6
Tahun Baru Di Ambang Pintu
Ditulis oleh Saumiman Saud
Kamis, 30 April 2009 13:54
dan tidak berguna lagi,
tinggal menunggu mati.
Memang
masa lalu itu mempunyai pelajaran tersendiri sebagai pengalaman bagi
kita, tetapi firman TUHAN mengingatkan kita jangan menoleh ke
belakang yang berarti,
janganlah terbuai dengan kesenangan atau
kesuksesan masa lalu, atau kegagalan
masa lalu, sehingga lupa akan
sekarang yang nyata di depan mata ini.
Semua
orang tentu rindu kalau setiap saat bertambah
maju di dalam Dia.
Dalam tahun ini banyak hal-hal yang tidak
diinginkan terjadi dalam dunia ini, dan
TUHAN rupanya mengijinkan
itu terjadi di dalam hidup kita.
Mungkin ini merupakan pelajaran pengalaman pahit kita, ada
janji yang manis yang
bakal diberikan kepada kita kelak, asalkan
kita tetap teguh berpegang pada janji-Nya.
Suka-duka yang kita alami di dalam hidup ini ibarat
bumbu di dalam hidup ini, sehingga hasilnya adalah kenikmatan
hidup, tentunya hidup
itu akan lebih bernilai lagi kalau di dalamnya
ada TUHAN yang menopang kita
sepenuhnya.
Walaupun
masa lalu kita ada nilai plus maupun minus, kita
tidak lagi
memandang ke belakang, sebab TUHAN melihat hari ini. Apa
yang kita lakukan dan
kerjakan saat ini sangat menentukan. Adapun
alasan-alasan mengapa kita harus
beranjak dari masa lalu kita karena
:
1. TUHAN SUDAH MEMBERESKAN DOSA-DOSA KITA
Firman TUHAN tidak pernah menipu kita, kalau di situ
dikatakan apabila
dosamu merah seperti kirmizi maka akan putih
seperti salju, maka semua ini bukan
omong kosong belaka. Namun
inilah kenyataan, itu sebabnya alasan mengapa TUHAN
YESUS harus
datang ke dunia ini dan
mati
di atas kayu salib. Injil
Yoha
nes
1:7-9
mencatat
"
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama
seperti Dia ada di dalam terang, maka kita
2/6
Tahun Baru Di Ambang Pintu
Ditulis oleh Saumiman Saud
Kamis, 30 April 2009 13:54
beroleh persekutuan
seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan
kita dari pada segala dosa. Jika kita berkata, bahwa kita tidak
berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada
di dalam kita. Jika
kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan
adil, sehingga Ia akan mengampuni
segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan".
Bersyukurlah kalau di dalam kesempatan hidup di dunia yang
sementara ini
kita sempat mengenal Allah dan boleh datang serta
percaya kepada Dia, terus terang
saja dosa kita sudah diampuni.
Seperti seorang ibu yang risih kalau anaknya masih
belum mandi, lalu
ia bakal marah sekali kalau ternyata sang anak sudah dimandiin
masih
saja bermain lumpur. TUHAN juga tidak ingin kita demikian bukan?
Alkitab mencatat bahwa ALLAH mengampuni SEGALA dosa kita, yang
artinya tidak ada
yang tersisa. Nah kalau ALLAH sudah mengampuni
dosa kita, masakan kita tidak
disadarkan bahwa kita mesti melakukan
sesuatu yang terbaik buat DIA. Apakah hidup
kita begitu kebal
sehingga tidak mengetahui kalau ALLAH sedang menunggu kita
supaya
kita boleh memperbaharui hidup ini? Hanya di dalam Yesus yang
memampukan kita beranjak dari kebobrokan hidup ini. Demikain juga
hanya Yesuslah
yang memampukan kita menghadapi dunia yang rumit ini.
2. KESALAHAN MASA
LALU BUKAN UNTUK DIKENANG, TETAPI SEBAGAI
PELAJARAN DAN PENGALAMAN
Kalau
kita membiarkan kesalahan-kesalahan itu selalu membayangi kehidupan
kita, bagaimanakah kita akan mendapatkan masa depan yang cerah dalam
kehidupan
ini. Yang Allah inginkan ialah janganlah sampai
kesalah-kesalahan itu selalu mengikuti
kehidupan kita, sehingga
membuat diri kita selalu merasa bersalah terus-menerus, dan
tidak
pernah membangkitkan kita kembali dari kehancuran itu. Mazmur 37:23,24
TUHAN
menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya
berkenan kepada-Nya; apabila ia
jatuh, tidaklah sampai tergeletak,
sebab TUHAN menopang tangannya.
Bahwa kini kita memiliki Allah,
meskipun kita pernah jatuh, meskipun kita tidak mampu
lagi mengatasi
hal-hal yang menimpa kehidupan kita, Dia bersedia mengangkat
kehidupan kita kembali, supaya di dalam memasuki tahun
yang akan datang kita akan mendapatkan hari-hari yang lebih
yang lampau. Begitukan yang kita
harapakan?
3. MARI BERANJAK,
indah dari pada hari-hari
JANGAN MANDEK DI MASA LALU
3/6
Tahun Baru Di Ambang Pintu
Ditulis oleh Saumiman Saud
Kamis, 30 April 2009 13:54
Sama
seperti orang orang-orang Israel sewaktu mereka berada di dalam
perjalanan dari Mesir menuju ke Kanaan, tatakala menghadapi sedikit
saja kesulitan
mereka selalu mengenang kenikmatan sewaktu berada di
Mesir. Mereka itu lupa bahwa
kenikmatan di Mesir itu bersifat
sementara, sedangkan apa yang bakal mereka capai ini
sifatnya
permanen. Itu sebabnya tidak heran kalau kita menemukan ada orang
yang berfikir bahwa sebelum mengenal Tuhan Yesus rasanya hidup ini
lebih baik
daripada sekarang. Pengkotbah 7:10 Janganlah
mengatakan: "Mengapa zaman dulu
lebih baik dari pada zaman
sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau
menanyakan
hal itu. Firman Allah mengatakan bahwa sebenarnya masa yang dahulu
bukan masa yang lebih baik dari masa sekarang, masa lalu itu
bersifat sementara
saja, yang di depan mata kita ini adalah masa
kini. Bahkan masa lalu sudah lewat dan
kita tidak pernah akan
kembali ke masa lalu kita.
Terlalu
sering kita hanya mengingat kesuksesan kita pada masa lampau, lalu
kita terbuai dengan itu semua, kita lupa bahwa kita berada pada saat
ini. Benar masa
lampau kita penuh gemilang, tetapi itu semua sudah
berlalu. Kalau kita kembali pada
masa lampau apakah kita akan
mendapat kemenangan? Apakah kita akan masuk ke
tanah perjanjian yang
sudah Allah sediakan? Kalau kita kembali pada masa lampau
yang penuh
dengan dosa apakah kita akan masuk kepada perkara-perkara yang Allah
sediakan? Kelihatannya menyenangkan tapi tidak dapat dibandingkan
dengan apa
yang Allah sediakan untuk masa yang akan datang. Amsal
24:14 Ketahuilah, demikian
hikmat untuk jiwamu: Jika engkau
mendapatnya, maka ada masa depan, dan
harapanmu tidak akan hilang.
Masa
yang akan datang adalah manis seperti madu. Kalau kita memiliki
hikmat
yaitu Yesus dalam kehidupan kita, maka kita memiliki masa
depan dan harapan, masa
depan kita manis bagaikan madu yang akan
kita rasakan dalam kehidupan kita. Apabila
kita kembali pada masa
lampau kita, apakah kemanisan di dalam Allah di dalam Yesus
itu akan
kita rasakan dalam kehdupan kita? Memang ada tantangan, namun bukan
berarti kita harus berlari pada yang lain di luar Yesus karena dunia
ini tidak dapat
memberikan harapan, dunia tidak dapat memberikan
kehidupan yang manis bagai
makan madu yang seperti Tuhan sediakan.
Terlebih-lebih apabila kita tetap saja
menoleh ke belakang kita
tidak layak untuk masuk kerajaan Allah yang sudah
disediakan itu.
Pandanglah ke depan, fokuskan, tidak ada godaan pun yang boleh
menggoyahkan kita.
4.
INI
KESUKSESAN MASA LAMPAU TELAH BERLALU, KITA BERADA PADA HARI
4/6
Tahun Baru Di Ambang Pintu
Ditulis oleh Saumiman Saud
Kamis, 30 April 2009 13:54
Tatkala
klita masih dikuasai dosa, kita berpikir bahwa hidup kita pada waktu
itu
begitu enaknya, mengapa harus menderita mengikut Yesus? Bukankah
banyak orang
bilang kalau ikut Yesus itu harus menderita. Sudah
cukuplah penderitaan kita selama
ini, sekarang waktunya bersenangsenang, berfoya-foya, berpesta-pesta. Inilah konsep
yang salah di
dalam kehidupan ini. Bagi
rasul Paulus, kehidupan lamanya itu
bagaikan sampah, itulah sebanya
di dalam surat Filipi ia berkata demikian “
Saudara-saudara,
aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya,
tetapi
ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan
mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari
kepada tujuan untuk
memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari
Allah dalam Kristus Yesus.
(Filipi 3 :13,14)
Sebagai
seorang Rasul yang dipakai Allah ia tidak menganggap bahwa dirinya
sudah mencapai apa yang diharapkan dalam hidup ini. Apabila kita
sudah aktif ke
gereja, rajin melayani, bahkan memberi banyak
persembahan, jangan kita langsung
menganggap bahwa kita sudah
mencapai standar yang dituntut oleh TUHAN, belum
tentu. Bisa saja
kita ke gereja karena terpaksa, karena pacar, karena kebetulan tidak
ada kegiatan di rumah, lalu kita terlibat melayani karena hobby,
karena
dibayar/diberi honor dan kita memberi persembahan yang banyak
karena memang uang
kita banyak. Sering ditemukan orang yang seperti disebutkan di atas,
akhirnya
mencoba untuk berhenti mengerjakan sesuatu untuk TUHAN,
karena menganggap diri
sudah melakukan cukup banyak untuk TUHAN.
Kita
harus belajar dari Rasul Paulus, ia katakan “aku
sendiri tidak menggap
bahwa aku telah menangkapnya, aku melupakan
apa yang ada di belakangku, dan
mengarahkan diriku pada apa yang di
depanku.
Bukan karena aku
telah memperoleh hal itu atau telah sempurna, tapi aku mengejarnya
kalau-kalau aku akan dapat menangkapnya karena aku telah ditangkap
oleh
Kristus Yesus”.
Jangan menganggap kalau kita sudah
menangkan jiwa, kita sudah diselamatkan, sudah
merasa cukup, dengan
keberhasilan-keberhasilan kita, itu sudah cukup. Dalam
memasuki
tahun-tahun yang akan datang, jangan kita merasa puas, jangan
meremehkan ibadah yang benar, jangan mengharapkan perkara yang akan
datang
tidak lebih baik dari pada masa lampau. Kalau kita di dalam
Kristus, berharap di dalam
Dia, maka kehidupan kita akan terasa
manis bagaikan madu. Apabila pengharapan kita
ditujukan pada dunia,
maka dunia itu jahat, banyak sekali akal busuknya. Berharaplah di
dalam Dia karena ada masa depan dan pengharapan yang pasti di dalam
Yesus.
5/6
Tahun Baru Di Ambang Pintu
Ditulis oleh Saumiman Saud
Kamis, 30 April 2009 13:54
Ibrani
12:1,2 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan
yang
mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan
dosa yang begitu
merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam
perlombaan yang diwajibkan bagi
kita. Marilah kita melakukannya
dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang
memimpin kita dalam
iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,
yang
dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang
disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan tahta
Allah.
Ada
pengajaran yang indah bagi kita semua saat ini. Kalau ada yang merasa
berbeban berat untuk melayani pekerjaan
TUHAN tentu beban ini tidak dapat menjadi
berkat bagi orang lain.
Pada saat ini fokus kita hanya tertuju pada TUHAN YESUS, IA
sudah berkorban untuk
kita, maka tidak ada beban yang terlalu berat
bagi kita yang boleh menjadi alasan untuk
enggan melayani DIA.
Kadang keinginan daging begitu mengikat kita sehingga
membuat kita
sulit untuk berinisiatif melayani TUHAN. Mari, ambillah TEKAD untuk
menghancurkan penghalang itu. Kalau tahun 2004 ada kegagalan, mari
kita ambil itu
sebagai pelajaran yang berharga untuk memperbaikinya.
Sebaliknya kalau tahun 2004
yang lalu kita sukses besar, jangan
terbuai dan terlena, kita tidak tahu apa yang bakal
terjadi besok.
Namun yang paling pasti adalah menaruh pengharapan sepenuhnya
kepada
TUHAN YESUS, tentu ini bukanlah
pilihan
yang salah.
San Jose, 22 Desember 2004
Saumiman
Saud
6/6
Download