i. pendahuluan

advertisement
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang timbul karena kadar glukosa darah
tinggi (hiperglikemia) akibat defisiensi insulin absolut maupun relatif. Hiperglikemia
kronis dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit kardiovaskuler, retinopati,
nefropati, dan neuropati (ADA, 2012; WHO, 2012). Hiperglikemia dapat mengakibatkan
gangguan keseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein (Boden &
Laakso, 2004). International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan pada 2013
terdapat 382 juta penderita diabetes dan 316 juta jiwa menderita gangguan toleransi
glukosa dan berisiko tinggi menderita diabetes. Hasil tersebut diperkirakan mengalami
kenaikan menjadi 471 juta pada 2035 dan bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat,
kurang dari 25 tahun diperkirakan 592 juta orang menderita diabetes (IDF, 2013).
Terapi penanggulangan DM seringkali melibatkan penggunaan obat sintetik
antihiperglikemia dan antihiperlipidemia konvensional. Jumlah penderita DM yang terus
meningkat dan efek samping obat sintetik memicu eksplorasi alternatif agen yang lebih
aman dan relatif murah dengan efek samping minimal (Krentz & Bailey, 2005). Serat
pangan telah memperoleh banyak perhatian dikarenakan manfaatnya untuk kesehatan.
Serat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar lemak darah, menurunkan risiko penyakit
kardiovaskuler, meningkatkan imunitas gastrointestinal dan kesehatan usus besar, serta
menurunkan kadar glukosa darah (Brownlee, 2011; Jenkins et al., 2000).
Alginat adalah poliuronik sakarida berupa serat terisolasi yang dapat diekstraksi
dari dinding sel bakteri dan dinding sel alga cokelat. Alginat dimanfaatkan secara luas
dalam bidang pangan sebagai pengental (saus, sirup, topping es krim), pembentuk gel
(gel formation) (jeli, krim pengisi kue, pie buah) dan penstabil (McHugh, 2003).
Pemanfaatan
di
bidang
farmasi
diantaranya
untuk
menanggulangi
penyakit
gastrointestinal (Dettmar et al., 2011), menghambat aktivitas pepsin untuk
penanggulangan penyakit reflux (Strugala et al., 2005), mengurangi hypercalciuria
pada urolithiasis, dan penanggulangan esophagitis (Bhakuni & Rawat, 2005). Serat
dalam alginat mereduksi absorbsi nutrisi intestinal dan mengurangi kadar kolesterol
1
sehingga membantu penanggulangan DM tipe 2 dan
obesitas (Ren et al., 1994;
Jimenez-Escrig & Sanche-Muniz, 2000; Brownlee et al., 2005), penyakit kardiovaskuler
dan mengurangi faktor risiko sistemik pada pasien diabetes (Ren et al., 1994; JimenezEscrig & Sanche-Muniz, 2000).
Penelitian in vitro dan in vivo memanfaatkan polisakarida hasil ekstrak alga
untuk menanggulangi diabetes semakin banyak dilakukan. Uji in vitro yang sering
dilakukan adalah uji kemampuan polisakarida dalam menghambat inhibisi α-amilase dan
α-glukosidase sehingga menurunkan perilisan glukosa dan absorbsi dalam usus kecil
yang berakibat menekan hiperglikemia postprandial (Hanhineva et al., 2010). Ikeda dan
Kusano (1983) menggunakan berbagai macam polisakarida (xylan, agar, pektin, Naalginat) untuk menghambat α-amilase, tripsin, α-kemotripsin, pepsin, dan steapsin.
Lakshmanasenthil et al.(2014) melakukan uji penghambatan aktivitas α-amilase
menggunakan fucoidan dari T.ornata. Penelitian Ren et al. (1998) menggunakan serbuk
kering dari 26 spesies rumput laut dan 6 jenis polisakarida menunjukkan polisakarida
lebih efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total, menurunkan LDL-c, menaikkan
kadar HDL-c, dan menurunkan kadar trigliserida pada tikus hiperkolesterolemia
dibanding serbuk kering rumput laut. Wikanta et al. (2008) menggunakan қ-karagenan
dan ί-karagenan untuk menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes. Wikanta et al.
(2003) meneliti pengaruh Na-alginat dengan tingkat viskositas berbeda terhadap
penurunan kolesterol total tikus.
Penelitian dan informasi mengenai pemanfaatan Na-alginat dari T.ornata untuk
menghambat aktivitas enzim penghidrolisis karbohidrat maupun penelitian in vivo pada
tikus diabetes masih terbatas. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk
menguji aktivitas penghambatan alginat dari T.ornata terhadap α-amilase dan αglukosidase serta uji in vivo pada tikus diabetes. Diharapkan penelitian ini dapat
memberikan informasi mengenai pengaruh Na-alginat dari T.ornata terhadap aktivitas αamilase dan α-glukosidase serta pengaruh Na-alginat terhadap kadar glukosa darah,
kolesterol total, HDL-c, LDL-c, dan trigliserida pada tikus diabetes.
2
B. Perumusan Masalah
1. Apakah Na-alginat dari T. ornata memiliki aktivitas penghambatan terhadap αamilase dan α-glukosidase?
2. Apakah Na-alginat dari T.ornata berpengaruh pada kadar glukosa darah pada
tikus DM yang diinduksi aloksan, baik terhadap kadar glukosa darah preprandial
maupun postprandial?
3. Apakah Na-alginat dari T.ornata berpengaruh pada profil lemak (kadar kolesterol
total, HDL-c, LDL-c, dan trigliserida) pada tikus DM yang diinduksi aloksan?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui rendemen, kadar air, dan viskositas Na-alginat dari T.ornata.
2. Mengetahui aktivitas penghambatan Na-alginat dari T.ornata terhadap aktivitas
α-amilase dan α-glukosidase.
3. Mengetahui pengaruh Na-alginat dari T.ornata terhadap berat, kadar glukosa
darah (preprandial dan postprandial), dan profil lemak (kolesterol total, HDL-c,
LDL-c dan trigliserida) pada tikus DM yang diinduksi dengan aloksan.
D. Manfaat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh Naalginat dari T.ornata terhadap enzim penghidrolisis karbohidrat (α-amilase dan αglukosidase) serta pengaruhnya terhadap kadar glukosa darah postprandial dan
preprandial, kadar kolesterol total, kadar HDL-c, kadar LDL-c serta trigliserida.
Sehingga Na-alginat dari T.ornata dapat digunakan lebih luas dalam pemanfaatannya
baik sebagai pangan fungsional maupun manfaat ilmiah lainnya.
3
Download