PENERAPAN MANAJEMEN PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN AL-AMANAH AL-GONTORY PARIGI BARU PONDOK AREN KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh ILLIYYEN FARIDAH 1111053000036 KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M S ABSTRAK ILLIYYEN FARIDAH, NIM 1111053000036, Penerapan Manajemen pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory Parigi Baru Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, Pembimbing: Lili Bariadi, MM. M.Si. Keberhasilan manajemen pada koperasi tidak dapat dipisahkan dari kemampuan unsur manajemen (pengurus dan pengelola/ manajer) dalam mengelola koperasi. Manajemen merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam sebuah organisasi koperasi serta badan usaha lainnya, termasuk pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, Kopontren Al-Amanah AlGontory dinilai sudah menerapkan sistem manajemen yang cukup baik, dilihat dari unsur-unsur manajemen, serta fungsi manajemen dalam organisasi yang dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory ini. Kopontren Al-Amanah Al-Gontory memiliki peranan yang sangat penting dalam mensejahterakan anggota yang sebagian besar masyarakat pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory. Peran penting tersebut antara lain dalam pemenuhan kebutuhan Anggota Koperasi (Santri dan Non-Santri) dan dalam mengembangkan wirausaha santri. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan manajemen pada koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, bagaimana peranan koperasi bagi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dalam pemenuhan kebutuhan anggota koperasi (Santri dan Non-Santri) dan bagaimana peran koperasi dalam mengembangkan jiwa wirausaha santri. Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan empiris. Penelitian ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa manajemen koperasi pada Kopontren Al-Amanah Al-Gontory sudah cukup baik dalam menerapkan sistem manajemennya, Kopontren Al-Amanah Al-Gontory juga menerapkan asas kekeluargaan dalam budaya organisasinya (kesadaran dari hati nurani setiap anggota untuk mengerjakan segala sesuatu kegiatan koperasi dengan baik dan berguna untuk semua anggota koperasi/ saling membantu dalam hal apapun antara pondok pesantren dengan koperasi), serta unsur-unsur manajemen yang baik, karena dengan adanya unsur-unsur manajemen serta fungsi manajemen sangat menunjang bagi kegiatan manajemen sehingga tujuan yang diinginkan tercapai dengan baik. Kata kunci: Manajemen Koperasi Pondok Pesantren i KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT tuhan semesta alam yang selalu memberikan nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, serta atas segala Ilmu dan Hidayah-Nya sampai kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan dan do’a dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr. Raudhonah, MA selaku Wakil Dekan II, Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah dan Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah. 3. Bapak Fauzun Jamal, Lc, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Bapak Lili Bariadi, MM. M.Si selaku Dosen Pembimbing Super Baik dan Perhatian yang selalu bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, masukan, kritik, saran, nasihat, motivasi dan pemikirannya yang sangat bermanfaat bagi penulis dari masa perkuliahan hingga skripsi ini terselesaikan. ii 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya jurusan Manajemen Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas waktu, pengalaman, motivasi dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama ini. 6. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan dalam melengkapi referensi-referensi yang penulis butuhkan selama kuliah dan penulisan skripsi ini. 7. Keluarga besar Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, khususnya Ustadz. Muhammad Taufiq S.Pd.I selaku Ketua Kopontren Ustdz. Asep Suhendra selaku Bendahara, Ustadz Ahmad Kharizal selaku Sekretaris, Ustdzah Siti Khoirunnisa S.Pd.I selaku Pembimbing Koperasi Santri serta para Asatidzah yang berkenan menjadi informan dalam penelitian ini dan meluangkan waktunya untuk memberikan informasi yang penulis butuhkan. 8. Teristimewa Ayah dan Mama tercinta Abdul Hamid dan Suryamah, Nenek, Uwa, Tante ros, Aa Adnan Syafi’i, Kk Ipar Nur Zannah, Keponakan M. Saiful Ilmi, Dd Nurul ‘Aliyyah, Dd M. Haekal Al-Qarni serta Keluarga Besar Ayah dan Mama tersayang yang selalu memberikan dukungan, semangat, kasih sayang, pengorbanan, serta do’a yang terus menerus kepada Ananda selama ini. Sehingga Ananda mendapat kekuatan untuk menyelesaikan skripsi ini hingga akhir. iii 9. Teristimewa Calon Suami Try Rizky Nur Fadhilah yang selalu memberikan semangat, perhatian serta do’anya hingga skripsi ini selesai. 10. Sahabat penulis Rantina Khairunnisa, Resti Hedi Juanti tersayang dan Uje yang selalu membantu, meluangkan waktu, do’a, pemikirannya dan motivasi kepada penulis dari awal penulisan proposal skripsi hingga skripsi ini selesai. 11. Sahabat-sahabat penulis Ebach, Epoy, Boneng, Mapho, Sitot, Dudul, Ccy, Bos dan Mam Cla tersayang yang selalu memberikan semangat dan do’a, bersedia meluangkan waktunya untuk menghibur (jalan-jalan & makan bareng) dan berbagi cerita dikala penulis lelah dengan skripsi yang tak kunjung usai. 12. Sahabat seperjuangan kuliah penulis Rantina Khairunnisa, Hana Fauziyah, Euis Sri Mulyani dan Sri Utami yang selalu memberikan do’a, semangat serta waktunya untuk bermain, belajar dan berbagi cerita selama dalam perkuliahan. 13. Seluruh teman-teman seperjuangan Manajemen Dakwah angkatan 2011 yang sudah menemani dan berbagi ilmu pengetahuan selama berjalannya perkuliahan. 14. Para sahabat, teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis atas segala bantuan, dukungan dan do’a yang telah diberikan. iv v DAFTAR ISI Lembar Persetujuan Pembimbing Lembar Pernyataan Keasliaan Skripsi Abstrak ............................................................................................................ i Kata Pengantar ............................................................................................. ii Daftar Isi ....................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7 D. Review Studi Terdahulu .......................................................... 8 E. Metodelogi Penelitian ............................................................. 11 F. Sistematika Penelitian ............................................................. 15 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 18 A. Manajemen ............................................................................. 18 1. Pengertian Manajemen ......................................................... 18 2. Macam-macam Manajemen .................................................. 20 3. Unsur-unsur Manajemen ....................................................... 25 4. Fungsi Manajemen ................................................................ 26 B. Koperasi .................................................................................. 28 vi 1. Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia...................... 28 2. Pengertian Koperasi .............................................................. 30 3. Perangkat Organisasi Koperasi ............................................. 33 4. Fungsi Koperasi .................................................................... 38 5. Tujuan Koperasi .................................................................... 40 6. Bentuk dan Jenis Koperasi .................................................... 42 7. Permodalan Koperasi ............................................................ 48 8. Sisa Hasil Usaha ................................................................... 50 C. Manajemen Koperasi .............................................................. 51 1. Fungsi-fungsi Manajemen Koperasi ...................................... 51 2. Manajemen Koperasi yang Efektif ........................................ 60 BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI PONDOK PESANTREN AL-AMANAH AL-GONTORY................................................ 63 A. Sejarah Berdiri, Visi dan Misi ................................................ 63 B. Usaha-usaha Koperasi ............................................................. 70 C. Legalitas Koperasi ................................................................... 70 D. Struktur Organisasi ................................................................. 71 E. Bagan Struktur Organisasi....................................................... 73 BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................ 74 A. Penerapan Manajemen Koperasi pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory ......................................... 74 vii B. Peranan Koperasi bagi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dalam Pemenuhan Kebutuhan Anggota Koperasi (Santri dan Non-Santri) ......................................................... 95 C. Peran Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dalam mengembangkan Wirausaha Santri ............................. 99 BAB V PENUTUP ................................................................................ 105 A. Kesimpulan ........................................................................... 105 B. Saran ..................................................................................... 106 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 107 LAMPIRAN-LAMPIRAN viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu manajemen diperlukan oleh hampir semua jenis profesi, baik yang bekerja di swasta, pemerintah, yayasan maupun lembaga swadaya masyarakat. Ilmu manajemen diperlukan dalam pengelolaan setiap organisasi, baik organisasi sekolah, politik, sosial, bahkan organisasi bisnis.1 Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pengetahuan akan manajemen sangat diperlukan oleh hampir setiap manusia. Disadari ataupun tidak, masyarakat sangat dekat dengan organisasi dan pada prinsipnya organisasi adalah dua atau lebih orang yang bekerjasama secara terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu.2 Contohnya seperti organisasi bisnis, pada prinsipnya organisasi bisnis harus memperhatikan sistem manajemen di dalam perjalanan bisnis tersebut agar organisasi bisnis dapat berjalan dengan baik. Setiap organisasi bisnis atau badan usaha pasti akan berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu setiap badan usaha harus mempunyai sistem manajemen, karena badan usaha yang baik adalah badan usaha yang mempunyai sistem manajemen 1 Dian Wijayanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 1. 2 Dian Wijayanto, Pengantar Manajemen, hlm. 39. 1 2 yang baik. Yang mana fungsi manajemen adalah untuk perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Semua itu harus berjalan dengan teratur dan sistematis, hal ini karena keempat fungsi manajemen tersebut merupakan kunci bagi keberhasilan suatu badan usaha.3 Adapun badan usaha mempunyai beberapa bentuk, antara lain Perusahaan Perseorangan, Perusahaan Firma, Perseroan Komanditer, Perseroan Terbatas, Koperasi, Usaha Patungan dan lain-lain.4 Sebagaimana yang disebutkan di atas bahwa salah satu bentuk usaha yang banyak didirikan di Indonesia adalah koperasi, yang merupakan suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota dan dioperasikan oleh anggota dan untuk anggota atas dasar nirlaba atau atas dasar biaya.5 Mengetahui bahwa proses usaha di dalam koperasi itu sama saja dengan apa yang terjadi dalam badan-badan usaha yang lain yaitu meliputi proses pemasaran, produksi, keuangan, personalia, akuntansi dan administrasi, apapun jenis koperasinya.6 Menurut Undang-undang Nomer 25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Adapun tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada 3 Indo Yama Nasarudin, dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen, (Jakarta: LPP UIN Jkt, 2006), hlm. 33-34. 4 Nurochim & Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2010), hlm. 80-84. 5 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 39. 6 Sukanto Reksohadiprodjo, Manajemen Koperasi, (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm. 67. 3 umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.7 Para anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.8 Secara tidak langsung koperasi juga menumbuhkan solidaritas bagi sesama masyarakat, dan hal ini sesuai dengan firman Allah, Dan bekerjasamalah dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah saling bekerjasama dalam dosa dan permusuhan.” (Al-Maidah: 2). Koperasi tidak hanya didirikan di dalam masyarakat luas, lembaga pendidikan pun banyak yang mendirikan koperasi, seperti pondok pesantren. Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia sebagaimana menjadi kesepakatan para peneliti sejarah pendidikan di negeri yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini. Pada mulanya pesantren didirikan oleh para penyebar Islam sehingga kehadiran pesantren kini diyakini mengiringi dakwah Islam di negeri ini, kendati bentuk sistem pendidikannya belum selengkap pesantren sekarang. Pada dataran subtantif pesantren telah 7 Sukanto Reksohadiprodjo, Manajemen Koperasi, hlm. 1. Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, 8 hlm. 43. 4 berdiri pada awal masa Islam di Indonesia, tetapi pada dataran bentuk mengalami perubahan yang signifikan.9 Ada beberapa ciri khas yang membedakan pondok pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya, yang sekaligus ciri tersebut menunjukkan unsurunsur pokok pondok pesantren, antara lain adalah: 1. Pondok 2. Mesjid 3. Santri 4. Kyai 5. Kitab-kitab klasik.10 Perbedaan persepsi para ahli tentang keberadaan pesantren sebenarnya lebih dipengaruhi faktor-faktor tersebut. Bagi mereka yang mengamati pesantren dari segi substansinya, akan cenderung menegaskan bahwa pesantren itu lahirnya beriringan dengan masuknya Islam di Indonesia. Sedangkan bagi mereka yang mengamatinya dari parameter pesantren yang ada sekarang ini tentu memandang pesantren baru saja pada abad belakangan ini.11 Sebagai suatu proses, pendidikan membutuhkan lembaga (institusi), yang salah satu artinya adalah badan (organisasi) yang tujuannya melakukan 9 Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta: Erlangga, Tt), hlm. 61. 10 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 47-48. 11 Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, hlm. 61. 5 penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. Oleh karena itu lembaga pendidikan merupakan organisasi yang bertugas menyelenggarakan kegiatan proses belajar-mengajar.12 Salah satu badan usaha yang dibuat oleh pondok pesantren adalah koperasi santri. Koperasi santri ini merupakan suatu badan usaha yang melakukan simpan pinjam bagi anggota pondok pesanten dan juga menjual berbagai macam kebutuhan para santri. Selain itu koperasi santri juga sebagai badan usaha pondok pesantren untuk meningkatkan ekonomi pondok pesantren. Selain sebagai badan usaha koperasi santri juga sebagai sarana belajar berorganisasi dan berwirausaha bagi para santri. Manajemen koperasi santri dikelola oleh Asatidz beserta para santri, mulai dari keorganisasian, pembelanjaan, pengembangan dan keuanganya. Salah satu Pondok Pesantren yang memiliki koperasi santri adalah Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory yang berlokasi di Pondok Aren Jl. Taman Makam Bahagia ABRI, Perigi Baru - Tangerang Selatan - Banten. Keberadaan koperasi santri di pondok pesantren ini sangat penting karena seluruh santri hanya dapat berbelanja keperluan sehari-hari di koperasi ini. Setiap tahun jumlah santri di pondok ini semakin bertambah, tentunya koperasi santri di pondok pesantren inipun semakin berkembang. Keberadaan koperasi santri sebagai pusat perbelanjaan bagi para santri di pondok pesantren tentunya menjadi badan usaha yang sangat menghasilkan, dan 12 Mujamil Qomar, “Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi”, hlm. 86. 6 tentunya hal ini mempengaruhi perkembangan koperasi dari masa yang semakin meningkat. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengangkat tema tersebut kedalam tulisan (skripsi) dengan judul “Analisis Manajemen pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory Parigi Baru, Pondok ArenTangerang Selatan”. B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan yang menjadi fokus dalam pembatasan skripsi ini. Untuk mengefektifkan dan memudahkan pembahasan, maka penulis membatasi permasalahan dalam penulisan skripsi ini pada pembahasan mengenai manajemen pada koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan manajemen koperasi pada koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory? 7 2. Bagaimana peranan koperasi bagi Pondok Pesantren Al-Amanah AlGontory dalam pemenuhan kebutuhan anggota koperasi (Santri/ NonSantri)? 3. Bagaimana peran koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dalam mengembangkan jiwa wirausaha santri? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen koperasi pada koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory. b. Untuk mengetahui bagaimana peranan koperasi bagi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dalam pemenuhan kebutuhan anggota koperasi (Santri/ Non-Santri). c. Untuk mengetahui bagaimana peran koperasi Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory dalam mengembangkan jiwa wirausaha santri. 2. Manfaat Penelitian a. Dalam bidang akademik penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen dalam sebuah koperasi. b. Bagi masyarakat luas penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam dan meyakinkan tentang pentingnya manajemen dalam sebuah koperasi. 8 D. Review Studi Terdahulu 1. Identitas Nur Muchamad, Program studi Manajemen Dakwah 2012, UIN Jakarta. Judul Skripsi Analasis Manajemen Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang dalam Pelayanan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Substansi Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya pengaruh signifikan antara kemampuan manajerial pengurus terhadap kualitas pelayanan anggota Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang Jakarta Selatan. Perbedaan Fokus pembahasannya mengenai manajemen koperasi Salapa Polri Pinang dalam pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. 2. Identitas Putri Puspitasari, Program studi Kesejahteraan Sosial 2014, UIN Jakarta. Judul Skripsi Peran Koperasi Berkah Mentari dalam Meningkatkan Usaha Mikro pada Tangerang Selatan. Masyarakat Pamulang Kota 9 Substansi Penelitian ini menyimpulkan bahwa koperasi Berkah Mentari sangat berperan penting bagi masyarakat pamulang terutama dalam peminjaman modal yang sangat membantu masyarakat mengurangi beban dan kesulitan dalam mencari modal usaha dan yang terjerat oleh hutang rentenir. Hal ini dapat di lihat dari kepuasan para nasabah yang sudah lebih dari satu tahun melakukan pinjaman modal usaha dan merka dapat mengembangkan usaha mikro mereka dengan kelebihan modal dan keuntungan yang ada untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun membuka usaha yang baru. Akan tetapi faktor penghambat dalam memberikan pinjaman modal usaha yang sering di rasakan oleh koperasi Berkah Mentari adalah kesulitannya nasabah mengembangkan usaha mereka sendiri walaupun sudah di berikan modal usaha dan motivasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan dalam pemilihan informan menggunakan metode purposive sampling. Perbedaan Fokus pembahasannya mengenai peranan koperasi Berkah Mentari dalam meningkatkan usaha mikro pada masyarakat Pamulang Kota Tangerang Selatan 10 3. Identitas Silvia Khairunnisa, Program Studi Manajemen Pendidikan 2014, UIN Jakarta. Judul Skripsi Peran Koperasi Sekolah dalam Menumbuhkan Karakter Wirausahawan pada Siswa di SMKN I Kota Tangerang Substansi Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran koperasi sekolah dalam menumbuhkan karakter wirausahawan pada diri siswa sudah baik sesuai dengan 6 indikator karakteristik wirausahawan dalam hal jiwa kepemimpinan, berorientasi tugas dan hasil, orientasi masa depan, kreativitas, pengambilan risiko, dan percaya diri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Perbedaan Fokus pembahasannya mengenai peranan koperasi sekolah dalam menumbuhkan karakter wirausahawan pada siswa di SMKN 1 Kota Tangerang. 4. Identitas Ahmad Zaelani, Program Studi Manajemen Dakwah 2015, UIN Jakarta. Judul Skripsi Optimalisasi Sistem Operasional Koperasi Dalam Kesejahteraan Ekonomi Anggota Di Kopontren AlAmanah Al-Gontory. Subtansi Penelitian ini menyimpulkan bahwa optimalisasi yang dilakukan oleh pengurus kopontren Al-Amanah Al- 11 Gontory untuk dapat mencapai kondisi yang terbaik adalah dengan memanfaatkan sebaik mungkin komponenkomponen yang ada didalam sistem operasionalnya yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh kopontren. Dalam mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi anggota, kopontren Al-Amanah Al-Gontory mengukurnya dengan indicator pendapatan SHU dan kegiatan-kegiatan usaha kopontren. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Perbedaan Fokus pembahasannya mengenai Optimalisasi Sistem Operasional Koperasi Dalam Kesejahteraan Ekonomi Anggota Di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory. E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan empiris. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy Moeloeng penelitian ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.13 Dalam hal 13 Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 4. 12 ini penulis melakukan penelitian lapangan dengan mewawancarai pengurus koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory untuk mengetahui bagaimana manajemen koperasi di Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory.14 Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis berharap dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan metode deskriptif yang mana metode deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau produksi.15 2. Subyek Penelitian a. Subyek Penelitian ini adalah pengurus dan anggota beserta jajaran koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory. b. Obyek Penelitian ini adalah Manajemen Koperasi Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory. 3. Tempat Penelitian Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory, Pondok Aren Jl. Taman Makam Bahagia ABRI, Parigi Baru, Pondok Aren, Tangerang Selatan. 14 Herman Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 10. 15 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analistik Statistik (Bandung: PT. Rosdakarya, 2002), hlm. 24. 13 4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara terhadap pengurus serta anggota koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, dan buku-buku utama yang menjadi rujukan dalam penelitian ini seperti buku Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen (2012) yang di tulis oleh Jochen Ropke dan di terjemahkan oleh Sri Djatnika, Ekonomi Skala Kecil/Menengah & Koperasi (2004) yang di tulis oleh Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek (2003) yang ditulis oleh Sonny Sumarsono. Data Sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang berkaitan dengan penelitian yang didapat dari buku-buku, artikel ilmiah, berita-berita di media masa dan lainnya.16 5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi, yaitu pengamatan secara sistematis dana analisa yang memegang peranan penting untuk meramalkan tingkah laku sosial, sehingga hubungan antara satu peristiwa dengan yang lainnya menjadi jelas. Dan aspek-aspek yang diamati, sifat pribadi, interaksi verbal, non verbal, aktifitas, pengaturan, keahlian professional, sarana dan alat yang 16 Fahmi Muhammad Ahmadi, dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hlm. 17-18. 14 digunakan, afektif, kognitif, dan sosiologis.17 Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory sehingga dapat memperoleh kelengkapan data akurat yang sesuai dengan tujuan penelitian. b. Wawancara, yaitu merupakan bagian dari observasi pula karena wawancara adalah salah satu cara untuk memperoleh data melalui informasi yang didengarnya dengan panca indra pendengaran, yang sebelumnya ditanyakan terlebih dahulu kepada responden. Wawancara dilakukan penulis terhadap pihak-pihak yang berwenang pada Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory . c. Studi Dokumenter. Dokumentasi, data-data yang diperlukan dicari, dikumpulkan, dibaca dan dipelajari dari sumber-sumber berupa arsip, buku, artikel, diktat dan lain-lain yang berhubungan dengan Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory. 6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca atau mudah dipahami dan diinformasikan kepada orang lain.18 Pada tahapan analisis data, data diolah dan dimanfaatkan sedemikian rupa hingga dapat menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian. Adapun data-data tersebut 17 Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hlm. 8. 18 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2004), hlm. 244. 15 dianalisis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu menganalisis dan menjelaskan suatu permasalahan dengan memberikan suatu gambaran secara jelas sehingga menemukan jawaban yang diharapkan. 7. Teknik Penulisan Skripsi Dalam penulisan skripsi ini berpedoman pada standar penulisan skripsi pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)” yang diterbitkan CeQDA (Center For Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007. Cet. Ke-I.19 F. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini penulis membagi dalam lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab yang disesuaikan dengan isi dan maksud tulisan ini. Pembagian ke dalam beberapa bab dan sub bab adalah bertujuan untuk memudahkan pembahasan terhadap isi penulisan ini. Adapun pembagiannya adalah sebai berikut: 19 Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi, (CeQDA(Center For Quality Development and Assurance Center) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), Cet. Ke-1. 16 BAB I PENDAHULUAN Meliputi latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Meliputi pengertian manajemen, macam-macam manajemen, fungsi-fungsi manajemen. Dan pembahasan mengenai koperasi yang meliputi sejarah berdirinya koperasi, pengertian koperasi, perangkat organisasi koperasi, fungsi koperasi, tujuan koperasi, bentuk dan jenis koperasi, permodalan koperasi, sisa hasil usaha, manajemen koperasi, fungsi-fungsi manajemen koperasi dan manajemen koperasi yang efektif. BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI PONDOK PESANTREN AL- AMANAH AL- GONTORY Meliputi sejarah berdirinya Pondok Pesantren serta Koperasi Al-Amanah Al-Gontory, legalitas koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, usaha-usaha yang dilakukan koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, dan struktur organisasi koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory. BAB IV PEMBAHASAN 17 Meliputi penerapan manajemen koperasi Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory, peranan koperasi bagi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dalam pemenuhan kebutuhan anggota (Santri dan Non-Santri) BAB V PENUTUP Meliputi kesimpulan dan saran, penulis mengakhiri penulisan ini dengan memberikan beberapa kesimpulan dan juga menyampaikan beberapa saran yang berhubungan dengan kajian penulisan. BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Manajemen sama tuanya dengan peradaban di Yunani kuno dan Kerajaan Romawi, ditemukan banyak bukti dari manajemen dalam arsip sejarah pemerintahan, tentara dan pengadilan lain-lain. Manajemen berasal dari kata kerja dalam bahasa Inggris to manage yang artinya mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola.1 Arti manajemen menurut Ricky W. Griffin merupakan suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien”.2 Menurut George R. Terry dan Leslie W. Rue “Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata”.3 Sedangkan, James A. F. Stoner mendefinisikan bahwa manajemen ialah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian 1 Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: ALFABETA, 2012), hlm. 2. 2 Ricky W. Griffin, Manajemen (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 8. George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen , (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.3. 3 18 19 upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.4 Para pemikir kontemporer menyatakan bahwa manajemen mempunyai tiga karakteristik utama yaitu: a. Manajemen merupakan sebuah proses atau serangkaian kegiatan yang berlanjut dan berkaitan. b. Menejemen menyangkut dan memusatkan pada pencapaian tujuan organisasi. c. Manajemen mencapai tujuan ini dengan cara bekerja bersama dan melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.5 Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan system kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Menurut Gullick manajemen telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah diorganisasi menjadi suaru rangkaian teori. Teori-teori ini masih terlalu umum dan subjektif. Tetapi teori manajemen selalu diuji dalam praktek, sehingga manajemen sebagai ilmu selalu berkembang.6 Secara umum ada beberapa tujuan serta manfaat yang diharapkan dengan dipergunakannya ilmu manajemen sebagai pendukung dalam mengelola organisasi, baik organisasi profit dan non-profit. Adapun tujuan serta manfaat dengan diterapkannya ilmu manajemen pada suatu organisasi 4 Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, hlm. 2. Nurochim & Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2007), hlm. 11-12. 6 Hani Handoko, Manajemen, cet. Ke-26 (Yogyakarta: BPFE, 2014), hlm.11. 5 20 adalah mampu memberikan arah pencapaian kinerja secara terukur dan sistematis sehingga diharapkan pekerjaan dapat dikerjakan tepat waktu, mampu menempatkan perusahaan dalam kerangka kerja yang mengedepankan konsep efesiensi7 dan efektifitas8, membuat perusahaan telah menerapkan konsep manajemen yang memenuhi standar-standar aturan yang telah disepakati sehingga para klien dan mitra bisnis menaruh simpati serta kepercayaan pada perusahaan.9 Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen ialah suatu rangkaian kegiatan berupa proses perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, pengendalian dan penilaian (dalam hal ini organisasi) untuk mencapai tujuan. 2. Macam-macam Manajemen Menurut Made Pidarta, manajemen apabila dilihat dari berbagai sudut pandang sebagai berikut: a. Manajemen by objective Manajemen by objective (manajemen sasaran) yaitu manajemen berdasarkan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai. Dalam manajemen sasaran ini, seluruh komponen yang ada diintegrasikan secara terpadu dan diarahkan sepenuhnya pada sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.10 7 Efisiensi dilihat dari segi biaya yang dipergunakan sesuai dengan alokasi yang dianggarkan bahkan jika memungkinkan lebih rendah dari yang teralokasi. Lebih lanjut lihat Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, hlm. 2-3. 8 Efektifitas melihat pada sisi penghematan waktu yang bisa dilakukan, artinya suatu pekerjaan mampu dilaksanakan dan terselesaikan secara tepat waktu yang direncanakan. Lebih lanjut lihat Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, hlm. 2-3. 9 Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, hlm. 3. 10 Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 55. 21 b. Manajemen by structures Manajemen by structure yaitu manajemen yang menggunakan pendekatan struktural yang juga merupakan manajemen normatif. Manajemen ini berawal dari pandangan bahwa organisasi adalah struktur yang harus dilihat serta dikelola secara struktural. 11 c. Manajemen by technique Manajemen by technique adalah manajemen dengan mengutamakan teknik pegelolaan organisasi. Optimalisasi cara-cara pelaksanaan kegiatan organisasi yang diarahkan pada tercapainya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.12 d. Manajemen by people Manajemen by people ialah manajemen pada aspek personal, yaitu manajemen yang mengutamakan orang sebagai pelaksana seluruh rencana organisasi. Dalam hal ini, orang-orang yang bekerja dalam perusahaan atau organisasi disebut personalia.13 e. Manajemen by information Manajemen by information atau manajemen dan pendekatan informasi adalah pengelolaan organisasi yang berpusat pada peran pentingnya informasi bagi kemajuan dan kinerja organisasi. Informasi merupakan media yang menghubungkan organisasi dengan pihak-pihak yang penting untuk dijadikan relasi maupun sebagai data untuk mengetahui secara keseluruhan keadaan organisasi yang sesungguhnya.14 11 Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen, hlm. 60. Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen, hlm. 65. 13 Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen, hlm. 66. 14 Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen, hlm. 69. 12 22 f. Manajemen by environment Manajemen by environment atau biasa disebut lingkungan organisasi ialah segala sesuatu yang ada disekeliling organisasi. Lingkungan ini meliputi tempat organisasi itu berada, yakni lingkungan di dalam (internal) dan lingkungan di luar organisasi (eksternal). Lingkungan internal dan eksternal ikut berperan dalam menentukan keberhasilan organisasi.15 Macam-macam manajemen dilihat berdasarkan bidang fungsionalnya, terdiri atas: a. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Menurut Malayu S.P Hasibuan, MSDM ialah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.16 b. Manajemen Produksi Manajemen produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk mengahasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin.17 c. Manajemen Permodalan Atau Pembiayaan, Manajemen pembiayaan atau permodalan juga disebut dengan manajemen keuangan, menurut Erni Trisnawati adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa 15 Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 71. Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm.10. 17 Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), hlm. 14. 16 23 kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis, yaitu diukur berdasarkan profit.18 d. Manajemen Pemasaran Manajemen Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai (products of value) dengan orang atau kelompok lain.19 e. Manajemen Strategis Manajemen Strategis ialah suatu proses untuk menempatkan posisi organisasi pada titik strategis agar perkembangannya senantiasa memperoleh keuntungan atau kemakmuran.20 Dilihat dari model manajemen yang biasa diterapkan manajemen terdiri atas beberapa jenis berikut: a. Manajemen Ilmiah Manajemen ilmiah adalah manajemen yang didasarkan kepada persyaratan-persyaratan ilmiah. Yang dimaksud persyaratan ilmiah disini ialah segala sesuatu yang disusun secara sistematis dan logis, berdasarkan kepada observasi yang objektif, empiris, dapat diteliti dan diuji validitasnya, memiliki teori yang dapat digunakan sebagai kerangka analisis, bersifat dialektis, mengandung kebenaran relative, berdiri sendiri sesuai dengan 18 19 hlm. 89. 20 Nurochim & Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, hlm. 169. Indo Yama Nasarudin, dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen, Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 85. 24 disiplin keilmuannya, rasional dan dapat diterapkan sesuai dengan jenis keilmuannya.21 b. Manajemen Paternalistik atau Kebapaan Manajemen paternalistik adalah manajemen yang dalam pelaksanaan manajerialnya berpusat pada petunjuk dan kehendak pimpinan sebagai penguasaan tunggal. Seorang manajer atau leader dalam organisasi akan memandang bahwa semua pegawai adalah anak-anak yang harus diperhatikan, diayomi, dan tidak diberikan kepercayaan sepenuhnya. Pengawasan kepada pegawai seperti mengawasi anak sendiri.22 c. Manajemen Tradisional Manajemen tradisional adalah proses manajerial organisasi yang berpegang pada aturan-aturan yang telah lama berlaku secara turun-temurun. Tradisi yang sudah berusia ratusan tahun dijadikan satu-satunya model pengelolaan organisasi.23 d. Manajemen Sistematis Manajemen sistematis adalah manajemen yang melakukan praktik manajerial terhadap jalannya roda organisasi dengan merangkai seluruh kegiatan secara tersusun sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kegiatan disusun dengan tertib, diklasifikasi menurut urutan yang telah disepakati. Proses pelaksanaan aktivitas organisasi tidak boleh serampangan atau tumpang tindih, tetapi sepenuhnya harus mengikuti rangkaian kegiatan yang sesuai dengan jadwal pelaksanaannya.24 21 Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 87. Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 87. 23 Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 88. 24 Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 88. 22 25 e. Manajemen Terbuka Manajemen terbuka atau open manajemen ialah pelaksanaan manajerial suatu organisasi yang dapat diketahui oleh seluruh komponen organisasi. Seluruh manajer dan karyawan organisasi diajak bermusyawarah dan membahas seluruh perencanaan dan pelaksanaan kegiatan hingga pada laporan pertanggungjawaban yang terbuka.25 f. Manajemen Demokratis Manajemen demokratis memiliki sifat yang sama dengan manajemen terbuka. Dalam manajemen demokratis, seluruh karyawan organisasi memiliki hak berpendapat dan memberikan kritik konstruktif bagi organisasi.26 3. Unsur-unsur Manajemen Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6 M, yaitu:27 a. Man, orang atau para pekerja b. Money, uang atau modal pembiayaan c. Methods, teknik dan teknis mengerjakan kegiatan organisasi d. Materials, bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan e. Machines, alat-alat yang dibutuhkan untuk mempercepat proses produksi dan mencapai tujuan 25 Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 88. Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 88. 27 Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 77. 26 26 f. Markets, pasar sebagai tempat untuk mendistribusikan produk, pasar sebagai sarana terjadinya jual beli barang. Dalam manajemen, manusia sebagai tenaga kerja, uang sebagai alat untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan permodalan, pembelian maupun penjualan dan produksi, metode sebagai cara-cara untuk mencapai tujuan, material atau bahan-bahan yang dibutuhkan, mesin sebagai alat untuk mempercepat proses tercapainya tujuan, dan pasar sebagai tempat untuk menjual produk yang dihasilkan.28 4. Fungsi Manajemen Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. 29 Yang terdiri dari: a. Perencanaan Perencanaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Definisi sederhana di atas sesungguhnya mengandung empat pokok pikiran sebagai berikut. Pertama: Suatu rencana tidak akan timbul dengan sendirinya melainkan lahir sebagai hasil pemikiran yang bersumber pada hasil penelitian yang akan 28 29 Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 77. Nurochim & Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, hlm. 13. 27 dilakukan. Artinya, kegiatan penelitian harus mendahului perencanaan, atau paling sedikit sebagai bagian integral dari keseluruhan kegiatan perencanaan. Kedua: para manajer selaku perencana mutlak perlu memiliki keberanian mengambil keputusan dengan segala resikonya. Ketiga: orientasi suatu rencana ialah masa depan. Perlu ditekankan bahwa perencanaan bukanlah usaha untuk meramalkan suatu masa depan secara umum, melainkan menentukan bentuk dan sifat masa depan yang diinginkan oleh organisasi. Keempat: rencana harus mempunyai makna bahwa apabila rencana itu dilaksanakan, ia akan mempermudah usaha yang akan dilakukan dalam pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan.30 b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orangorang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaiann tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.31 Proses pengorganisasian dalam manajemen dapat dilakukan melalui enam tahapan, yaitu menetapkan tujuan organisasi, menetapkan tugas-tugas pokok anggota organisasi, melakukan pembagian tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas yang lebih rinci, mengalokasikan sumber daya yang tersedia, 30 Sondang P.Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 35-37. 31 Sondang P.Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, hlm. 60. 28 memberikan arahan-arahan untuk tugas-tugas dan melakukan evaluasi atas hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang telah dilakukan.32 c. Penggerakan Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif, dan ekonomis.33 d. Pengawasan Pengawasan adalah proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.34 e. Penilaian Penilaian ialah pengukuran dan pembandingan hasil-hasil yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.35 B. Koperasi 1. Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia Pada masa penjajahan Belanda diberlakukan culturstelsel (sistem tanam paksa) yang mengakibatkan penderitaan bagi rakyat, terutama para petani dan golongan bawah. Peristiwa tersebut menimbulkan gagasan dari seorang Patih Purwokerto: Raden Ario Wiraatmadja untuk membantu mengatasi kemelaratan rakyat. Kegiatannya diawali dengan menolong 32 Ais Zakiyudin, Teori dan Praktik Manajemen Sebuah Konsep yang Aplikatif disertai Profil Wirausaha Sukses, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), hlm. 34. 33 Sondang P.Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, hlm. 95. 34 Sondang P.Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, hlm. 125. 35 Sondang P.Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, hlm. 152. 29 pegawai dan orang kecil dengan mendirikan: Hulpen Spaaren Landbouwcrediet, didirikan juga rumah-rumah gadai, lumbung desa, dan bank-bank desa.36 Pada tahun 1908 lahir perkumpulan Budi Utomo yang dalam programnya memanfaatkan sektor perkoperasian untuk mensejahterakan rakyat miskin dimulai dengan koperasi industri kecil dan kerajinan. Ketetapan kongres Budi Utomo di Yogyakarta adalah antara lain memperbaiki dan meningkatkan kecerdasan rakyat melalui pendidikan, serta mewujudkan dan mengembangkan gerakan berkoperasi. Telah didirikan “Toko Adil” sebagai langkah pertama Pembentukan Koperasi Konsumsi.37 Tahun 1915 lahir UU Koperasi yang pertama Verordening op de Cooperative Vereeniging dengan Koninklijk Besluit 7 April 1912 stbl 431 yang bunyinya sama dengan UU Koperasi di Negara Belanda (tahun 1876) yang kemudian diubah tahun 1925. Kesulitannya bagi rakyat Indonesia, anggaran dasar koperasi tersebut harus dalam bahasa Belanda dan dibuat dihadapan notaris.38 Tahun-tahun selanjutnya diusahakan perkembangan koperasi oleh para pakar dan politisi nasional. Di zaman pendudukan Jepang (1942-1945) usaha-usaha koperasi dikoordinasikan/ dipusatkan dalam badan-badan 36 Tiktik Sartika,dan Abd Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan Koperasi,(Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 49. 37 Tiktik Sartika,dan Abd Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan Koperasi, hlm. 49. 38 Tiktik Sartika,dan Abd Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan Koperasi, hlm. 49. 30 koperasi disebut Kumiai yang berfungsi sebagai pengumpul barang-barang logistik untuk kepentingan perang.39 Setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945, usaha pengembangan koperasi mengalami pasang surut mengikuti perkembangan politik. Kongres-kongres koperasi, munas-munas dan lain-lain untuk pengembangan koperasi yang pada dasarnya berisi tentang tatacara pembentukan, pengelolaan koperasi. Terbit peraturan-peraturan pemerintahan yang maksudnya mendorong mengembangan koperasi dengan fasilitas-fasilitasnya yang menarik (PP dari Mendikbud tahun 1959: mewajibkan pelajar menabung dan berkoperasi).40 2. Pengertian Koperasi Koperasi merupakan sebuah badan usaha yang memungkinkan para pemiliknya yang juga sebagai pengguna barang atau jasa mendapatkan kembali sisa hasil usaha sesuai dengan partisipasinya.41 Menurut Soeriaatmadja, “Koperasi sebagai suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang ilmuan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama”.42 39 Tiktik Sartika,dan Abd Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan Koperasi, hlm. 49. 40 Tiktik Sartika,dan Abd Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan Koperasi, hlm. 49. 41 Ais Zakiyudin, Teori dan Praktik Manajemen Sebuah Konsep yang Aplikatif disertai Profil Wirausaha Sukses, hlm. 70. 42 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 39. 31 Menurut Marvin A. Schaars, “Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir laba atau atas dasar biaya”.43 Fay menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang ekonominya lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapatkan imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi. Ekonomi lemah menurut Fay mengandung unsur-unsur kerja sama, tidak mementingkan kepentingan diri sendiri dan adanya unsur demokrasi, yang dapat dilihat dari pernyataan bahwa imbalan jasa kepada anggota diberikan sesuai dengan jasa-jasa atau partisipasi anggota dalam perkumpulan.44 Menurut Paul Hubert Casselman, “Koperasi adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur sosial”. 45 Definisi Casselman di atas nampak sederhana, tetapi di dalamnya terkandung makna yang luas. Koperasi mengandung dua unsur, yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial. Koperasi merupakan suatu sistem dan sebagaimana diketahui sistem itu merupakan himpunan komponen-komponen atau bagian yang saling berkaitan yang 43 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 39. 44 Hendrojogi, Koperasi Asas-asas, Teori dan Praktik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 20-21. 45 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 39. 32 secara bersama-sama berfungsi mencapai tujuan. 46 Tujuan yang dimaksud adalah tujuan ekonomi atau dengan perkataan lain bahwa koperasi harus bekerja berdasarkan motif ekonomi/ mencari keuntungan, sedangkan bagianbagian yang saling berkaitan tersebut merupakan unsur-unsur ekonomi, seperti digunakannya sistem pembukuan yang baku, diadakannya pemeriksaan secara periodik, adanya cadangan dan sebagainya. 47 Sedangkan unsur sosial yang terdapat dalam definisi tersebut bukan dalam arti kedermawanan philantropis, tetapi lebih untuk menerangkan kedudukan anggota dalam organisasi, hubungan antarsesama anggota dan hubungan anggota dengan pengurus.48 Koperasi juga diartikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.49 Sedangkan, arti koperasi menurut R.M. Margono Djojohadikoesoemo, adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya”.50 Dari berbagai definisi-definisi koperasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi ialah suatu badan usaha berdasarkan asas kekeluargaan didalamnya anggota saling bekerjasama melakukan suatu usaha 46 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 39. 47 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 39. 48 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 39. 49 Ais Zakiyudin, Teori dan Praktik Manajemen Sebuah Konsep yang Aplikatif disertai Profil Wirausaha Sukses, hlm. 70. 50 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 39. 33 atau kegiatan berdasarkan prinsip koperasi dengan tujuan mensejahterakan ekonomi anggota. 3. Perangkat Organisasi Koperasi Perangkat organisasi koperasi terdiri dari: Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas, sedangkan unsur lain yang melengkapi organisasi koperasi adalah: unsur penasehat, unsur pelaksana, manajer dan karyawan-karyawan koperasi.51 a. Rapat Anggota Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Tetapi bukan berarti rapat anggota bersifat tak terbatas. Kekuasaan tertinggi suatu rapat anggota tetap ada batasnya yaitu prinsip koperasi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga jika misalnya rapat anggota mengambil keputusan yang bertentangan dengan prinsip koperasi dan perundang-undangan yang berlaku maka keputusan itu akan gugur. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 23, rapat anggota menetapkan: 1. Anggaran dasar 2. Kebijaksanaan umum 3. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawasan 4. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan 51 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003), hlm. 25. 34 5. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya 6. Pembagian sisa hasil usaha 7. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi. Rapat Anggota koperasi berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas mengenai pengelolaan koperasi dan diadakan sedikitnya sekali dalam satu tahun. Rapat anggota koperasi dibedakan 2 macam, yaitu rapat anggota biasa dan rapat anggota luar biasa.52 a. Rapat Anggota biasa, adalah rapat anggota tahunan dengan tujuan untuk mengesahkan pertanggung jawaban pengurus. Batas waktu penyelenggaraan rapat anggota tahunan ini yaitu paling lambat enam bulan setelah tahun buku lampau, namun demikian dalam pelaksanaannya diusahakan secepatnya. b. Rapat Anggota luar biasa, adalah rapat anggota yang diadakan apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada rapat anggota. Rapat anggota luar biasa ini dapat diadakan atas permintaan sejumlah anggota koperasi atau atas keputusan pengurus yang pelaksanaanya diatur dalam anggaran dasar: 1. Permintaan rapat anggota luar biasa oleh anggota dilakukan karena berbagai alasan, terutama apabila anggota menilai bahwa pengurus telah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan koperasi dan menimbulkan kerugian terhadap koperasi. Jika 52 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 27-28. 35 permintaan tersebut telah dilakukan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar, maka pengurus harus memenuhinya. 2. Rapat Anggota luar biasa atas keputusan pengurus biasanya dilaksanakan untuk kepentingan pengembangan koperasi. Secara hukum anggota koperasi adalah pemilik dari koperasi dan usahanya, dan anggotalah yang mempunyai wewenang mengendalikan koperasi bukan pengurus dan bukan pula manajer. Tugas dan peran rapat anggota dapat dirumuskan sebagai berikut:53 1. Mengesahkan/ menetapkan penyusunan dan perubahan anggaran dasar/ Anggaran Rumah Tangga, sesuai dengan keputusan-keputusan rapat. 2. Memilih mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus dan pengawas. 3. Memberikan persetujuan atas perubahan dalam masalah struktur permodalan organisasi dan arah kegiatan-kegiatan usahanya. 4. Mensyaratkan agar Pengurus, manajer dan karyawan memahami ketentuan dalam Anggaran Dasar. 5. Menetapkan/ mengesahkan Rencana Kerja, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi. 6. Menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha. 7. Menetapkan penggabungan, pemecahan dan pembubaran organisasi. 8. Memberikan penilaian terhadap pertanggung jawaban menerima atau menolak. 53 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 30. pengurus: 36 b. Pengurus Pengurus dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan bagi keberhasilan koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota dan masa jabatan pengurus paling lama 5 (lima) tahun, tentang persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota pengurus ditetapkan dalam anggaran dasar. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 30 tentang perkoperasian, tugas wewenang pengurus adalah sebagai berikut: 1. Mengelola koperasi dan usahanya 2. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi 3. Menyelenggarakan rapat anggota 4. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas 5. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus, sedangkan pengurus berwenang: a. Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai denga tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota. 37 Pengurus didalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab pada rapat anggota, jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya akan dinilai oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.54 c. Pengawas Pengawasan atau yang dalam bahasa Inggris disebut Controlling adalah merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Pengawasan yang bertujuan untuk mencegah kesalahan yang mungkin adalah lebih bijaksana dari pada memberi hukuman dan peringatan. Jadi tugas pengawas (UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 39), ayat (1): 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi 2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. Juga pengawas mempunyai wewenang, ayat (2): (a) meneliti catatan yang ada pada koperasi dan (b) mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Disamping itu, karena pengawasan yang bersifat mencegah itu lebih baik dan lebih bijaksana, maka tugas pengawas hendaknya bertujuan: 1. Memberikan bimbingan kepada pengurus, karyawan kearah keahlian dan keterampilan 2. Mencegah pemborosan bahan, waktu dan tenaga supaya tercapai efisiensi usaha 3. Menilai hasil kerjasama dengan rencana yang sudah ditetapkan 4. Mencegah terjadinya penyelewengan 5. Menyelesaikan administrasi secara menyeluruh. 54 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 39-40. 38 Pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota.55 4. Fungsi Koperasi Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 4 menjelaskan fungsi dan peran koperasi. Fungsi dan peran koperasi adalah: a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosialnya. b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.56 Gambaran dari fungsi dan peran koperasi Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut. a. Koperasi dapat mengurangi tingkat pengangguran. 55 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 49. Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, 56 hlm. 43. 39 Kehadiran koperasi, misalnya diharapkan dapat menolong nasib mereka yang membutuhkan pekerjaan, karena dengan adanya koperasi tersebut akan dibutuhkan banyak pekerja untuk mengelola usahanya. b. Koperasi dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat. Misalnya KUD yang bergerak di bidang pertanian. KUD tersebut dapat menyediakan alat-alat pertanian yang dibutuhkan petani dengan harga lebih murah, sehingga petani akan membeli kebutuhan tersebut di KUD dan dapat meningkatkan usahanya. c. Koperasi dapat berperan ikut meningkatkan pendidikan rakyat, terutama pendidikan perkoperasian dan dunia usaha. Koperasi dapat memberikan pendidikan kepada para anggota dan kemudian secara berantai para anggota koperasi dapat mengamalkan pengetahuannya tersebut kepada masyarakat di sekitarnya. d. Koperasi dapat berperan sebagai alat perjuangan ekonomi. Sikap ketergantungan koperasi terhadap bantuan dan fasilitas dari pemerintah harus dihilangkan. Koperasi harus dapat mandiri, sehingga mampu bersaing dengan badan usaha yang lain. Majunya koperasi akan dapat memberi dorongan untuk meningkatkan taraf hidup para anggota dan masyarakat. e. Koperasi Indonesia dapat berperan menciptakan demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi yang dimaksud adalah demokrasi berdasar pancasila dan UUD 1945, di mana demokrasi ekonomi tersebut menekankan peran aktif masyarakat dalam pembangunan, sedangkan pemerintah hanya wajib memberi dorongan, pengarahan dan 40 bimbingan. Hal ini telah ditegaskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Demokrasi ekonomi sebagai dasar pelaksanaan pembangunan memiliki ciri-ciri positif yang perlu terus menerus dikembangkan.57 5. Tujuan Koperasi Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 3 dikatakan bahwa: “koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.58 Pada pasal 3 dijelaskan, bahwa koperasi hendak memajukan kesejahteraan anggota terlebih dahulu. Dan sekiranya nanti mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat di sekitarnya. Karena para anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.59 Dalam tujuan tersebut dikatakan bahwa, koperasi memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa, meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha. Jadi, 57 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 43-44. 58 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 42. 59 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 43. 41 pelayanan anggota merupakan prioritas utama dibandingkan dengan masyarakat umum.60 Dengan demikian, keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan bermakna sangat luas dan juga bersifat relatif, karena Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas, karena itu kesejahteraan akan terus dikejar tanpa batas.61 Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya akan lebih mudah diukur, apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh anggota dilakukan melalui koperasi, sehingga peningkatan kesejahteraannya akan lebih mudah diukur. Dalam pengertian ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnnya pendapatan riil. Apabila pendapatan riil seseorang atau masyarakat meningkat, maka kesejahteraan ekonomi seseorang atau masyarakat tersebut meningkat pula. Berkaitan dengan jalan pikiran tersebut, maka apabila tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya, maka berarti pula tujuan koperasi itu diwujudkan dalam bentuk meningkatnya pendapatan (riil) para anggotanya. Dalam pengertian ekonomi, pendapatan dapat berbentuk pendapatan nominal 62 dan pendapatan riil 63 . Apabila pendapatan nominal seseorang meningkat, sementara harga-harga barang/ jasa tetap (tidak naik), maka orang 60 Arifin Sitio, dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 19. 61 Arifin Sitio, dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 19. 62 Pendapatan nominal adalah pendapatan seseorang diukur dalam jumlah satuan uang yang diperoleh. Lebih lanjut lihat Arifin Sitio, dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 20. 63 Pendapatan riil adalah pendapatan seseorang yang diukur dalam jumlah barang dan jasa pemenuh kebutuhan yang dapat dibeli, dengan membelanjakan pendapatan nominalnya (uangnya). Lebih lanjut lihat Arifin Sitio, dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 20. 42 tersebut akan lebih mampu membeli barang/ jasa untuk memenuhi kebutuhannya, yang berarti tingkat kesejahteraannya meningkat pula.64 6. Bentuk dan Jenis Koperasi Ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 15 dan 16 beserta penjelasannya, maka dapat diketahui empat tingkatan koperasi yang didasarkan atau disesuaikam dengan tingkat daerah administrasi pemerintahan, yaitu sebagai berikut. a. Koperasi primer, dibentuk sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang telah telah memenuhi syarat-syarat keanggotaan sebagaimana ditentukan dalam undang-undang. b. Pusat koperasi, terdiri dari sekurang-kurangnya 5 (lima) koperasi primer yang berbadan hukum. Koperasi ini daerah kerjanya adalah daerah tingkat II (tingkat kabupaten). c. Gabungan koperasi, terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) pusat koperasi yang berbadan hukum. Gabungan koperasi ini daerah kerjanya adalah daerah tingkat I (tingkat provinsi). d. Induk koperasi, terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) gabungan koperasi yang berbadan hukum. Induk koperasi ini daerah kerjanya adalah Ibukota Negara RI (tingakat nasional).65 Sesuai ketentuan yang terdapat dalam UU RI No. 25 Tahun 1992 pasal 16 beserta penjelasannya dinyatakan bahwa “jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya”. Dasar untuk 64 Arifin Sitio, dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 20. Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, 65 hlm. 61. 43 menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya, seperti antara lain koperasi simpan pinjam, koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran, dan koperasi jasa. Khusus koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional seperti pegawai negeri, anggota ABRI, karyawan dan sebagainya, bukan merupakan jenis koperasi tersendiri.66 Penjenisan koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pendekatan, antara lain sebagai berikut. a. Berdasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka dikenal jenis-jenis koperasi sebagai berikut: 1. Koperasi pemasaran adalah koperasi yang para anggotanya menjual produk dari usahanya sendiri. Jika produk yang dibeli dari suatu badan usaha merupakan barang konsumen akhir dan konsumen tersebut adalah orang yang sama dengan pemilik badan usahanya. Organisasi tersebut dapat dinamakan koperasi konsumsi.67 2. Koperasi produksi dapat disefinisikan sebagai suatu badan usaha yang dimiliki oleh para karyawan/ pekerjanya (koperasi produsen).68 3. Koperasi jasa diorganisir untuk dapat melayani para anggotanya pelayanan yang lebih meningkat. Pelayanan yang dapat diusahakan meliputi: asuransi, kredit, telepon, irigasi, dan pengairan (drainase), rumah sakit, auditing, fasilitas computer pemrosesan data, dan lain-lain. Karena 66 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 62. 67 Sri Djatnika, Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 16. 68 Sri Djatnika, Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, hlm. 16. 44 para pengguna jasa badan usaha, bertindak sebagai konsumen, koperasi jasa dianggap sebagai sebuah subtype dari koperasi pembelian.69 4. Koperasi Desa/Koperasi Serba Usaha Yang dimaksud dengan koperasi desa adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari penduduk desa yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama. Koperasi desa menjalankan aneka usaha dalam suatu lingkungan. Jadi, koperasi ini dapat menjalankan beberapa macam usaha (multipurpose) sesuai dengan keperluan masyarakat dan lingkungan.70 b. Berdasarkan golongan fungsional, maka dikenal jenis-jenis koperasi sebagai berikut: 1. Koperasi Pegawai Negeri (KPN). 2. Koperasi Angkatan Darat (Kopad). 3. Koperasi Angkatan Laut (Kopal). 4. Koperasi Angkatan Kepolisian (Koppol). 5. Koperasi pensiunan Angkatan Darat. 6. Koperasi pensiunan. 7. Koperasi karyawan (Kopkar). 8. Koperasi Sekolah. Koperasi Sekolah Koperasi sekolah tercermin dari asas dan tujuan yang merupakan dasar dari setiap kegiatan koperasi. Koperasi sekolah sebagai badan usaha 69 Sri Djatnika, Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, hlm. 16. Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, 70 hlm. 65. 45 tidak berbadan hukum. Hal ini disebabkan pelajar, siswa atau dipersamakan dianggap belum mampu melakukan tindakan hukum.71 Koperasi sekolah ini didirikan dengan tujuan: a. Mendidik, menanamkan dan memelihara suatu kesadaran hidup bergotong royong dan setia kawan diantara para murid, b. Memupuk rasa cinta kepada sekolah, c. Memelihara dan mengembangkan usaha, mempertinggi mutu pengetahuan dan keterampilan, d. Menanamkan dan memupuk rasa tanggung jawab murid dalam hidup bergotong royong dalam masyarakat, e. Memelihara hubungan baik dan saling pengertian yang mendalam diantara keluarga sekolah.72 c. Berdasarkan lapangan usaha, maka dikenal beberapa jenis koperasi antara lain sebagai berikut. 1) Koperasi Desa. 2) Koperasi Pertanian. 3) Koperasi Peternakan. 4) Koperasi Perikanan. 5) Koperasi Kerajinan/ Industry. 6) Koperasi Simpan Pinjam. 7) Koperasi Asuransi. 8) Koperasi Unit Desa.73 71 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 63. 72 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 63. 46 1) Koperasi konsumsi adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam bidang konsumsi. Untuk melaksanakan tugas itu, maka mungkin hanya koperasikoperasi primer yang memiliki pusat/ gabungan/ induk yang mampu menyalurkan barang-barang kepada konsumen dengan harga lebih murah karena pusat/ gabungan/ induk membeli langsung dari produsen atau mengimpor sendiri dan lalu menyalurkannya ke koperasi-kopersi primer.74 2) Koperasi pertanian adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari petani pemilik tanah, penggarap, buruh tani dan orang-orang yang berkepentingan serta mata pencahariannya berhubungan dengan usaha pertanian yang bersangkutan.75 3) Koperasi peternakan adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari pengusaha dan buruh peternakan yang berkepentingan dan mata pencahariannya langsung berhubungan dengan peternakan. Koperasi peternakan dapat didirikan sesuai jenis ternak.76 4) Koperasi perikanan adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari pengusaha, pemilik alat perikanan, buruh/ nelayan yang kepentingan serta mata pencahariannya langsung berhubungan dengan usaha perikanan.77 73 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 65. 74 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 66. 75 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 68. 76 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 66-67. 77 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 67. 47 5) Koperasi kerajinan/ industry adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari pengusaha, pemilik alat-alat produksi dan buruh yang berkepentingan serta mata pencahariannya langsung berhubungan dengan kerajinan/ industry yang bersangkutan.78 6) Koperasi simpan pinjam (koperasi kredit) adalah koperasi yang anggota-anggotanya setiap orang yang mempunyai kepentingan langsung di bidang perkreditan. Dan untuk menambah modal koperasi, maka sebagian keuntungan tidak dibagikan kepada anggota, tetapi dicadangkan. Bila modal koperasi besar, kemungkinan pemberian kredit kepada anggota dapat diperluas. Untuk mencapai tujuan pemberian kredit, perlu adanya pengawasan terhadap penggunaan kredit yang telah diberikan sehingga penyelewengan dapat dihindarkan.79 7) Koperasi asuransi adalah usaha untuk menumbuhkan asuransi secara koperatif telah diberikan gagasan dan dianjurkan oleh Menteri Nakertranskop tahun 1975. Tujuan asuransi untuk memperkecil resiko serta melalui usaha koperasi dapat mengumpulkan dana yang besar. Pengertian asuransi adalah suatu persetujuan antara pihak yang berjanji menjamin terhadap pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi ganti kerugian akan diterima oleh yang menjamin terhadap akibat terjaadi peristiwa yang belum tentu. Asuransi koperasi Indonesia dimaksudkan untuk menjamin kesejahteraan anggota. Salah satu contoh koperasi asuransi adalah koperasi asuransi Indonesia (KAI) yang pada 78 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 67. 79 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 68. 48 akhir tahun 1995 telah mempunyai 2.567.798 pemegang polis, menduduki peringkat empat dalam deretan asuransi-asuransi jiwa di Indonesia dalam hal jumlah penjualan polis.80 8) Koperasi unit terlaksananya desa produksi (KUD) adalah bertujuan program peningkatan untuk menjamin produksi pertanian khususnya produksi pangan secara efektif dan efisien, memberikan kepastian bagi petani produsen khususnya, serta masyarakat desa pada umumnya, bahwa mereka tidak hanya mempunyai tanggung jawab untuk ikut serta meningkatkan produksi sendiri, tetapi juga secara nyata dapat memetik dan menikmati hasilnya guna meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraannya.81 7. Permodalan Koperasi Modal koperasi dibutuhkan untuk membiayai usaha dan organisasi koperasi. Yang menjadi acuan pembahasan permodalan koperasi di Indonesia adalah Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 41, tentang Perkoperasian. Disebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari: modal sendiri dan modal pinjaman.82 Modal sendiri bersumber dari: a. Simpanan pokok anggota, ialah sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi pada saat masuk dan menjadi anggota. Simpanan pokok ini sifatnya permanen, 80 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 68. 81 Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek, hlm. 69. 82 Arifin Sitio, dan Hlmomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 84. 49 artinya tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. b. Simpanan wajib, yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada periode tertentu. Simpanan wajib ini tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. c. Dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha dan dicandangkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. d. Donasi atau hibah, yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada suatu ikatan atau kewajiban untuk mengembalikannya.83 Sedangkan modal pinjaman atau modal luar, bersumber dari: a. Anggota, yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang bersangkutan. b. Koperasi lainnya dan/ atau anggotanya, pinjaman dari koperasi lainnya dan/ atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerja sama antar koperasi. c. Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 83 Arifin Sitio, dan Hlmomoan Tamba , Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 84. 50 d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, yaitu dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. e. Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum.84 8. Sisa Hasil Usaha (SHU) Dari aspek legalistik, pengertian SHU menurut UU No. 25 Tahun1992, tentang Perkoperasian, pasal 45 adalah sebagai berikut. a. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. b. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. c. Besarnya pembukuan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. Perlu diketahui bahwa penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya untuk keperluan lain, ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ ART Koperasi. Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap 84 Arifin Sitio, dan Halomoan Tamba , Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 84-85. 51 pembentukan pendapatan koperasi. Dan dijelaskan bahwa ada hubungan linear antara transaksi usaha anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU. Artinya, semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.85 C. Manajemen Koperasi Manajemen merupakan salah satu bagian penting dari organisasi koperasi. Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dalam bidang manajemennya. Apabila orang-orang dalam manajemen ini memiliki kejujuran, kecakapan dan giat dalam bekerja maka besarlah kemungkinannya koperasi akan maju pesat atau setidak-tidaknya jika terjadi kebangkrutan dapat ditanggulangi. Tetapi sebaliknya, apabila orang-orang ini tidak cakap, curang atau tidak berwibawa tentulah koperasi akan mundur atau tidak semaju seperti yang diharapkan.86 Sering terjadinya kesulitan-kesulitan dalam soal keuangan, soal yang menarik perhatian anggota pada koperasi, pemasaran barang-barang, organisasi yang kacau dan sebagainya. Kesulitan-kesulitan itu pangkal persoalannya karena ketidak beresan pada manajemen. Manajemen memang bukanlah satu-satunya unsur yang menentukan gagal tidaknya suatu usaha, tetapi bagaimanapun orang-orang yang duduk dalam manajemen ini mempunyai peranan penting. Lebih-lebih dalam organisasi koperasi yang bukan kumpulan modal uang melainkan kumpulan orang-orang. Sehingga 85 86 Arifin Sitio, dan Hlmomoan Tamba , Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 87-88. Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 71. 52 dari sekian banyak koperasi yang gagal banyak diantaranya yang disebabkan oleh kekacauan dalam bidang manajemen.87 Koperasi sebagai bentuk badan usaha yang bergerak dibidang perekonomian, mempunyai tatanan manajemen yang berbeda dengan badan usaha non koperasi. Perbedaan tersebut terletak pada asas koperasi yang bersifat demokratis dimana pengelolaan koperasi adalah dari, oleh dan untuk anggota.88 Peranan manajemen adalah membuat koperasi berhasil dalam mencapai tujuannya, baik tujuan para anggotanya, seperti misalnya: untuk mencapai perbaikan tingkat hidup atau sedikitnya meringankan biaya hidup sehari-hari, maupun tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal yang pertama, manajemen merupakan unsur pembuat keputusan yang telah digariskan oleh Rapat Anggota. Dalam hal yang kedua, pemerintah menetapkan bahwa koperasi bertujuan menambah kesejahteraan anggota dan masyarakat dalam rangka mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.89 Manajemen merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi. Sebagaimana diketahui, hakikat manajemen adalah mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pencapaian tujuan melalui tangan orang lain itu dilakukan oleh manajemen dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, dan fungsi 87 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 71-72. Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 74. 89 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 75. 88 53 pengawasan. Dengan demikian, keberhasilan manajemen sebuah organisasi akan sangat tergantung pada pelaksanaan masing-masing fungsi tersebut.90 Walaupun tingkat kerumitan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen beragam antar satu organisasi dengan organisasi yang lainnya, namun tidak ada organisasi yang ingin mencapai tujuannya secara tidak efektif, dan tidak dapat mengelak dari keharusan melaksanakan fungsi-fungsi tersebut. Hal yang sama berlaku pula pada koperasi. Hanya dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen itulah sebuah koperasi akan dapat mencapai tujuan-tujuan yang mulianya secara efektif. Berikut ini akan kita lihat bagaimana penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut dalam pengelolaan koperasi.91 1. Fungsi-fungsi Manajemen Koperasi a. Perencanaan Koperasi Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penentuan terlebih dahulu apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan dan siapa yang mengerjakan. Dalam perencanaan ini terlibat unsur penentuan, yang berarti bahwa dalam perencanaan tersebut tersirat pengembilan keputusan. Karena itu perencanaan dapat dilihat sebagai suatu proses dalam mengembangkan suatu kerangka untuk mengambil keputusan dan penyusunan rangkaian tindakan selanjutnya dimasa depan.92 Perencanaan adalah suatu proses perumusan program beserta anggarannya, yang harus dilakukan oleh sebuah koperasi sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan strategi yang hendak dilaksanakan. Sebagai tindak 90 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 73-74. Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 74. 92 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 76. 91 54 lanjut dari strategi, maka pelaksanaan fungsi perencanaan dalam sebuah koperasi harus secara konsisten mengacu pada tujuan dan misi koperasi tersebut. Dengan kata lain, perencanaan bukanlah sekedar pengungkapan keinginan, melainkan merupakan pengejawantahan dari strategi yang telah dipertimbangkan secara cermat.93 Rencana yang baik akan merumuskan tujuan dan sasaran apa yang ingin dicapai. Penentuan tujuan atau sasaran adalah penting bagi setiap organisasi karena: 1) Tujuan atau sasaran bersifat memberikan arah Dengan adanya tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan akan membantu orang-orang dalam organisasi untuk memotivasi diri. 2) Tujuan dan sasaran akan memfokuskan usaha koperasi Sebagaimana kita ketahui keberadaan sumber daya umumnya adalah terbatas. Dengan adanya tujuan atau sasaran kita bisa memprioritaskan pengalokasian sumber daya untuk tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. 3) Tujuan atau sasaran menjadi pedoman bagi penyusunan rencana strategis maupun rencana operasional organisasi serta pemilihan alternatif-alternatif keputusannya. 4) Tujuan atau sasaran membantu mengevaluasi kemajuan yang dicapai. Ini berarti bahwa tujuan atau sasaran yang ingin dicapai itu bisa dipakai sebagai tolok ukur.94 93 94 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 76-77. Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 77. 55 Dengan demikian bahwa setiap koperasi yang ingin berhasil dalam usahanya harus membuat rencana. Adapun langkah-langkah yang biasanya dijalankan pada waktu membuat rencana adalah: 1) Menetapkan tujuan kerjasama yang hendak dicapai untuk memberikan arah kemana koperasi itu harus dipimpin. Rencana yang baik biasanya bercirikan: jelas apa yang hendak dicapai, seimbang antara bagianbagiannya, serta fleksibel dalam arti dapat diubah dengan tanpa mengurangi kelancaran pekerjaan. 2) Menentukan cara-cara untuk mencapai tujuan. Tetapi jangan melupakan kemungkinan perubahan-perubahan yang akan terjadi. Untuk itu perlu ditentukan cara-cara mendapatkan jalan keluar yang aman terhdap kemungkinan perubahannya. 3) Sesudah diketahui macam-macam cara untuk mencapai tujuan, maka diputuskan alternative yang akan diambil. Keputusan tersebut diambil setelah terlebih dahulu dilakukan penilaian berdasarkan pengalamannya sendiri dimasa lampau. Tentunya alternative tersebut adalah yang terbaik menurut pertimbangan pengurus. Barulah kemudian rencana itu disusun. 4) Kelanjutan dari pengambilan keputusan suatu cara atau alternative adalah menunjuk orang-orang yang diperlukan. 5) Merinci tanggung jawab dan kekuasaan dari masing-masing orang yang ditunjuk itu, sehingga masing-masing orang tersebut sudah mengetahui dengan jelas apa tugasnya sampai dimana kekuasaannya dan bertanggung jawab kepada siapa. 56 6) Mengecek apakah hasil akhir operasi koperasi sudah cocok dengan apa yang telah direncanakan. Jika tidak maka haruslah diadakan tindakan-tindakan untuk memperbaikinya.95 b. Pengorganisasian Koperasi Pengorganisasian adalah pembagian tugas dan wewenang dalam koperasi diantara pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana-rencana koperasi itu. Walaupun secara umum perangkat organisasi koperasi, pengelolaan teknis koperasi, dan dewan penasihat, namun dalam melaksanakan fungsi kepengurusannya, pengurus koperasi memiliki kewajiban untuk menyusun organisasi kepungurusan koperasi secara lebih rinci.96 Pengorganisasian adalah proses manajerial yang berkelanjutan. Sebagaimana kita ketahui teknologi selalu berkembang, lingkungan organisasi dapat berubah, untuk para manjer harus menyesuaikan strategi yang telah disusunnya, sehingga tujuan dari organisasi tetap dapat dicapai secara efektif dan efisien. Demikian pula halnya dengan struktur organisasinya, dapat atau perlu diredesain kembali, disesuaikan dengan perubahan lingkungan yang terjadi sehingga tujuan dari organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.97 Tujuan dari pengorganisasian ini adalah untuk mengelompokan kegiatan, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dimiliki koperasi agar pelaksanaan dari suatu rencana dapat dicapai secara efektif dan ekonomis. Langkah pertama yang amat penting dalam peng95 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 80. Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 81. 97 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 81. 96 57 organisasian ini yang umumnya harus dilakukan sesudah perencanaan, adalah proses mendesain organisasi yaitu penentuan struktur organisasi yang paling memadai untuk strategi, orang, teknologi dan tugas organisasi.98 Organizing atau organisasi dapat berarti: merinci kewajibankewajiban dan tanggung jawab personal, melaksanakan rencana yang sudah dibuat lebih dulu, membagi-bagi tugas, tanggung jawab dan wewenang. Setelah rencana ditentukan, sebagaimana yang telah disebutkan diatas selanjutnya ditentukan orang-orang yang akan melaksanakannya, kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab orang-orang tersebut ditentukan sesuai dangan keahlian masing-masing. Disinilah selanjutnya, manajer membagi-bagi pembagian tugas pada karyawankaryawannya yang dianggap mampu. Karena semua tugas itu tidak mungkin dilaksanakan oleh seorang manajer maka harus dibantu oleh karyawan-karyawannya. Dengan adanya pembagian tugas beserta tanggung jawabnya, maka organisasi itu timbul. Apabila semua tugas dijalankan sendiri oleh manajer, maka berarti tidak ada organisasi.99 c. Pengarahan Koperasi Pengarahan koperasi ini adalah pengarahan agar para karyawan lebih mengonsentrasikan diri dalam bertugas. Mereka diarahkan pada tujuan koperasi yang sudah ditetapkan. Melalui pengarahan ini bukan berarti karyawan bergerak sendiri dalam menuju arah ini tetapi mereka harus mengerjakan pekerjaan yang diserahkan padanya sebaik-baiknya. 98 99 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 81. Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 82-83. 58 Mereka mengerjakan pekerjaan itu didalamnya sudah ada mekanisme yang akan mengarahkannya pada tujuan usaha. Pengurus koperasi yang biasanya diwakili manajer dalam menangani tugas-tugas itu hanya mengarahkan jika ada penyimpangan-penyimpangan, sebagai hasil maka dalam bekerjanya ada yang kurang baik.100 d. Pelaksanaan Koperasi Pelaksanaan koperasi adalah proses penerapan rencana-rencana koperasi. Aspek terpenting pada tahap pelaksanaan ini adalah aspek koordinasi dan monitoring. Dengan melakukan koordinasi maka berbagai unsur-unsur dalam organisasi diupayakan untuk bekerja saling bahumembahu dalam mencapai tujuan-tujuan koperasi. Dalam garis besarnya, unsur-unsur yang terlibat pada tahap pelaksanaan ini terdiri dari anggota, penasihat, pengawas, pengurus, pengelola dan karyawan koperasi. Dalam hal ini, perlu dijelaskan hubungan antara pengurus dengan pengelola perlu dijelaskan secara ringkas.101 Secara keseluruhan, tanggung jawab fungsi pelaksanaan memang merupakan tanggung jawab pengurus koperasi. Akan tetapi, karena dalam kenyataannya pengurus tidak dapat melakukan semua tugasnya tanpa bantuan orang lain, maka pengurus memiliki wewenang untuk mengangkat pengelola sebagai pelaksana sehari-hari manajemen koperasi. Sehubungan dengan tugas yang dipikulnya itu, maka seorang pengelola harus mempunyai wawasan dan kemampuan bisnis koperasi dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini, karena kunci keberhasilan koperasi akan 100 101 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 83. Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 90. 59 sangat tergantung pada kemampuan para pengelola, maka setidak-tidaknya pengurus memliki kewajiban untuk memilih pengelola yang benar-benar dapat diandalkan untuk memajukan usaha koperasi.102 Sedangkan dalam aspek monitoring yang terpenting adalah diselenggarakannya sistem pencatatan yang tertib dan cermat dalam pelaksanaan seluruh kegiatan koperasi. Baik sistem pencatatan yang menyangkut peristiwa-peristiwa non-keuangan, maupun pencatatan yang menyangkut transaksi-transaksi keuangan atau sistem akuntansi koperasi.103 e. Pengawasan Koperasi Pengawasan adalah upaya yang dilakukan oleh kewenangan yang lebih tinggi, untuk mengukur tingkat kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan hasil yang telah dicapai, atau upaya untuk memastikan bahwa kebijakan yang telah dirumuskan telah dilaksanakan dengan baik oleh bawahan. Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UndangUndang No. 25 Tahun 1992, pengawasan atas pelaksanaan kegiatan usaha koperasi dilaksanakan oleh pengawas. Sedangkan kegiatan pengawasan terutama sekali dilakukan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan usaha koperasi. Dengan demikian pengawas diharapkan dapat mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang serta penggunaan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh koperasi secara tidak bertanggung jawab.104 102 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 90. Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 91. 104 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 87. 103 60 Jadi tujuan utama dari pengendalian koperasi adalah memastikan bahwa hasil kegiatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan atau dengan kata lain mengusahakan agar usahanya selalu berjalan dengan baik dan mulus. Pengawas dalam RAT (Rapat Anggota Tahunan), yang umumnya diadakan setahun sekali oleh koperasi memberikan laporan evaluasi tentang kebijaksanaan dan langkah-langkah yang telah diambil oelh pengurus selama tahun buku yang bersangkutan. Tetapi disamping itu pengawas dapat sewaktu-waktu mengadakan pemeriksaan dan penilaian terhadap kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang telah diambil oleh pengurus dalam satu kurun waktu tertentu, yang biasanya dilakukan 3 bulan sekali, seperti yang dilakukan oleh Induk Koperasi Pegawai Negeri.105 2. Manajemen Koperasi yang Efektif Marry Parker Follet memberikan batasan manajemen sebagai seni untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang-orang. Definisi ini memang sesuai dengan kenyataan. Para manajer itu tidak melakukan sendiri tugastugas yang harus diselesaikan, tetapi dengan cara mengatur orang-orang lain melakukannya.106 Memberikan batasan tentang apakah manajemen koperasi itu, kita harus memperhatikan hal yaitu: apa yang menjadi tujuan dari koperasi, asasasas kopersi, azas manajemen usaha, karena koperasi adalah organisasi 105 106 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 88. Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 88. 61 ekonomi. Dengan mendasarkan pada faktor-faktor diatas, maka manajemen koperasi dapat didefinisikan sebagai cara pemanfaatan segala sumber daya koperasi sebagai suatu ekonomi, secara efektif dan efisien dengan memperhatikan lingkungan organisasi dalam rangka usaha mencapai tujuan organisasi dengan mendasarkan pada asas-asas koperasi.107 Manajemen koperasi mempunyai sifat-sifat yang khusus, yang tidak ditemukan pada Perseroan Terbatas, yang semuanya ini bersumber pada sifatsifat khusus dari tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh koperasi. Sifatsifat khusus yang tidak ditemukan pada Perseroan Terbatas tersebut diantaranya adalah: a. Tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi mengutamakan pemberian pelayanan kepada anggota-anggotanya. b. Agar pengendalian koperasi tetap berada di tangan anggota sebagai perwujudan dari sifat demokrasi dari koperasi dan menghindari terjadinya konsentrasi kekuasaan berada di beberapa tangan. Agar para anggota pelanggan mampu melaksanakan kekuasaan pengawasannya secara efektif dan berpartisipasi secara aktif dalam kebijaksanaan manajemen dari koperasi yang terkait, mereka harus diberi informasi tentang pengelolaan dan kegiatan usaha. Selain itu mereka harus mengikuti perkembangan serta masalah-masalah yang dihadapi koperasi. Di lain pihak, manajemen koperasi harus bisa memberikan kesempatan adanya pertukaran pikiran secara tetap dan terbuka dengan anggota-anggota dan mendorong agar mereka berani mengemukakan pikiran-pikiran dan 107 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 88-89. 62 pendapatnya demi kepentingan anggota. Sifat yang pertama yaitu memberikan pelayanan kepada tersirat dalam tujuan koperasi sedangkan sifat yang kedua agar pengawasan tetap berada di tangan anggota tersurat dan tersirat dalam asas koperasi yaitu asas demokrasi koperatif.108 108 Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 89-90. BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI PONDOK PESANTREN AL-AMANAH AL-GONTORY A. Sejarah Berdiri, Visi dan Misi Sejarah berdirinya koperasi pondok pesantren (Kopontren) AlAmanah Al-Gontory tidak terlepas dari sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory pada tahun 1992 yang diawali dengan adanya keinginan Almarhum Bapak H. Nadjih Bin H. Idup selaku Waqif Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory sekaligus pembina Yayasan Al-Urwatul Wutsqo Untuk mewakafkan tanahnya seluas 5,2 hektar guna mendirikan lembaga pendidikan seperti Pondok Modern Gontor di wilayah Tangerang Selatan. Saat ini yayasan tersebut berubah menjadi Yayasan Al-Amanah AlGontory yang diketuai oleh Ustadz Syahril Shiddiq, S.Ag, M.M.Pd.1 Berpola pendidikan ber-asrama 24 jam dan pengajaran yang sistematis, terarah dan terpadu, untuk membina dan mendidik akal, budi, jiwa dan raga santri ke arah terwujudnya Iman, Ilmu dan Amal. Dengan tenaga Pendidik dari Alumni Pondok Modern Gontor dan Pondok Pesantren Alumni. Juga sarjana-sarjana lulusan dari berbagai perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri membimbing para santri putra dan putri. Pesantren memadukan 2 (dua) komponen ilmu pengetahuan yaitu ilmu pendidikan agama (Diniy) dan ilmu pengetahuan umum (Kauniy). Setiap hari pagi, siang, 1 Ari Iskandar, “Sejarah Pondok,” artikel diakses pada 30 Agustus 2012 dari www.amanahgontory.sch.id 65 66 sore dan malam para santri wajib berkomunikasi dengan bahasa Arab dan Inggris. Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory memiliki Komitmen untuk, meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran berbasis kompetensi unggul. Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory mengemban visi dan misi pendidikan, mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa. Melalui sistem pendidikan ber-asrama 24 jam, santri dididik agar tumbuh berakhlak mulia, berpengetahuan luas, terampil dan bermanfaat bagi diri dan masyarakatnya . Seluruh kehidupan di Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory didasarkan pada nilai-nilai yang dijiwai oleh suasana-suasana yang dapat disimpulkan dalam Panca Jiwa, Panca Jiwa adalah lima nilai yang mendasari kehidupan Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, yaitu:2 - Panca Jiwa Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory 1. Jiwa Keikhlasan 2. Jiwa Kesederhanaan 3. Jiwa Berdikari 4. Jiwa Ukhuwah Diniyyah 5. Jiwa Bebas - Motto Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory Pendidikan Pondok Modern Al-amanah menekankan kepada pembentukan pribadi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berfikiran bebas. Kriteria atau sifat-sifat utama ini merupakan motto pendidikan di Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory:3 2 Ari Iskandar, “Akademi”, www.amanahgontory.sch.id 3 Ari Iskandar, “Akademi.” artikel diakses pada 30 Agustus 2012 dari 67 1. Berbudi tinggi 2. Berbadan sehat 3. Berpengetahuan luas 4. Berpikiran bebas Santri adalah pemimpin masa depan, tumbuh dalam lingkungan pendidikan yang nyaman dan asri. Santri dididik, dibina, diasuh dan dibekali wawasan ilmu pengetahuan agama dan umum secara terpadu, tak terkecuali beragam ketrampilan kecakapan hidup (life Skill) urut ditumbuhkan. Sehingga nantinya santri mampu hidup berjiwa mandiri kelak di masyarakat nanti saatnya santri berdaya saing tinggi.4 Berangkat dari santri dengan jumlah 5 santri putra dan dewan guru 8 orang, namun berkat usaha, kerja keras semua pihak dan kepemimpinan yang baik serta kerjasama yang solid, maka Pondok Pesantren Al-Amanah AlGontory mulai mendapat nama yang baik di mata masyarakat. Dukungan alumni dan masyarakat memberikan andil yang besar dalam perkembangan Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory selanjutnya. Dari tahun ketahun jumlah santri bertambah dan alumni yang melanjutkan ke perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri semakin meningkat serta peran aktif para alumni di masyarakat, hal ini semakin memperbaiki citra Pondok Pesantren Al-Amanah 4 Rahmatullah HMHA Rasyid, “Pondok Pesantren Al Amanah Al-Ghontory Maju Bersama menuju Masyarakat Berakhlakul Karimah”. Artikel diakses pada tanggal 6 November 2014 dari http://sudutangsel.blogspot.co.id/2014/11/pondok-pesantren-al-amanah-al-gontory.html jam 12.36 68 Al-Gontory, pada tahun 2001 Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory menerima Santriwati hingga saat ini.5 Sejarah berdirinya Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dengan seiring berkembangnya Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dan tuntutan masyarakat maka berdirilah Kopontren Al-Amanah Al-Gontory yang bermula dari sebuah koperasi pelajar pesantren Al-Amanah Al-Gontory yang bergerak di bidang koperasi konsumen yang beranggotakan sebagian besar ustadz & ustdzah yang mengajar di Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dan Karyawan. Kopontren Al-Amanah Al-Gontory didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan sumber daya dan manajemen koperasi dengan harapan dapat membantu ekonomi Pondok Pesantren dan Para Guru serta Karyawan sehingga dibuatlah “KOPONTREN AL-AMANAH AL-GONTORY.”6 Koperasi Al-Amanah Al-Gontory didirikan sejak 22 November 1999 dijadikan berbadan hukum oleh Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Kabupaten/ Kodya Tangerang. Anggotanya 20 orang dan sempat vakum dari tahun 1999-2010 sebab kurangnya tenaga professional dan lainlain. Pada bulan November 2010 para guru-guru berinisiatif untuk rapat dan ingin menghidupkan dan mengembangkan kembali koperasi yang sempat vakum, lalu dibuatlah pengurus yang baru dan sampai saat ini jumlah anggota selalu meningkat setiap tahunnya. 5 Ari Iskandar, “Sejarah Pondok”. Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra, 30 Nopember 2015, di kantor Gontory Mart, jam 20.30 WIB. 6 69 Adapun Visi dan Misi dari Kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah: a. Visi Koppotren Al-Amanah Al-Gontory Mengangkat Ekonomi Pesantren. Mensejahterakan Anggota. b. Misi dari kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah: “Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Pondok Pesantren”.7 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory bergerak dalam bentuk usaha Pertokoan, Perlengkapan santri, Kalender, Pinjaman Anggota, Dapur dan Fotocopy. Prinsip Koperasi adalah oleh, dari dan untuk anggota, sehingga maju atau mundurnya koperasi juga sangat ditentukan oleh peran serta anggotanya, koperasi ini berdiri memang karena ingin membantu meningkatkan perekonomian masyarakat terutama ekonomi pondok pesantren dan para guru di Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, koperasi ini merupakan jenis Koperasi Konsumen. Dalam kegiatan ini anggota merupakan sumber utama sebagai pelaku operasional koperasi, maka perlu ditingkatkan pelayanan dan kerjasama anggota.8 Banyaknya santri yang setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan dari segi jumlahnya, memberikan keuntungan yang baik dari kegiatan usaha kopontren. Selanjutnya dengan fasilitas tempat lokasi berbelanja yang memadai, memudahkan bagi pengurus kopontren untuk menjalankan usaha kopontrennya, karena kopontren berada di tengah-tengah kawasan pesantren, 7 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Kharizal, 2 Desember 2015, di kantor Gontory Mart, jam 11.30 WIB. 8 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra. 70 kemungkinan besar sudah memiliki pelanggan yang tetap, yaitu para santriwan, santriwati dan ustadz, ustadzah yang bermukim didalam pondok.9 B. Usaha-usaha Koperasi Kopontren Al-Amanah Al-Gontory bergerak dalam usaha yang dititik beratkan pada, Usaha Pokok:10 a. Pertokoan b. Perlengkapan Santri c. Kalender d. Pinjaman Anggota e. Penyediaan Kebutuhan Dapur f. Jasa Fotocopy. C. Legalitas Koperasi 1. Nama, Tempat dan Legalitas Koperasi a. Nama Koperasi: Koperasi Serba Usaha Al-Amanah Al-Gontory Kota Tangsel b. Badan Hukum Nomor : 35/BH/PAD/KDK.10.4/IX/1999 Tanggal : 22 Nopember 1999 c. Surat Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ) 9 Nomor : 503.I/000398/30-08/PK/IV/2013 Tanggal : 8 April 2013 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra. Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra. 10 71 d. Surat Ijin Tempat Usaha ( SITU ) Nomer : 518/06/SKDU/Kel.Prg.B/2008 Tanggal : 20 Maret 2013 Berlaku s/d : 20 Maret 2018 e. Tanda Daftar Perusahan ( TDP ) Nomor : 30.08.2.47.00096 Tanggal : 8 April 2013 Berlaku s/d : 8 April 2018 f. NPWP : 24.065.304.8-411-000.11 D. Struktur Organisasi Organisasi yang ada di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah sebagai berikut: Sebagaimana dimaklumi sesuai dengan ketetapan RAT dan Rapat Pengurus Susunan Pengurus dan Pengawas Kopontren Al-Amanah AlGontory 2014-2015 adalah: 1. Kepengurusan Ketua : Muhammad Taufik S.Pd.I Sekertaris : Drs. Muhamidan Wijaya, M.M Bendahara : Asep Suhendra Wakil Bendahara : Ahmad Kharizal 2. Kepengawasan Penasehat 11 : KH. Sundusi Ma’mun Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 10 Januari 2015. 72 Ketua : Drs. Abdussyakur M.MPd Sekretaris : Syahril Shidiq S.Ag, M.MPd Anggota : H. Aditya Warman SE, M.M 3. Karyawan dan Kasir Pengurus dalam menjalankan operasional kopontren dibantu oleh karyawan tetap sebanyak 2 orang yaitu Sofyan dan Saefuddin. 4. Keanggotaan Jumlah total Anggota dari tahun 2011 adalah 100 Anggota dan jumlah total yang keluar 12 Anggota.12 Adapun keadaan anggota saat ini sebagai berikut: Jumlah anggota per 31 Desember 2013 berjumlah : 80 Anggota Masuk dalam tahun buku 2014 berjumlah : 12 Anggota + Jumlah keseluruhannya 92 Anggota Keluar dalam tahun buku 2014 : 4 Anggota Jumlah per 31 Desember 2014 : 88 Anggota 12 Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 10 Januari 2015. Struktur Organisasi Koperasi Al-Amanah Al- Gontory RAPAT ANGGOTA PEMBINA Dinas Koperasi Kota Tangerang Selatan & Dinas Koperasi Provinsi Banten PENGURUS Ketua : Muhammad Taufiq, S.Pd.I Sekretaris : Drs. Muhammidan Wijaya, M.M Bendahara : Asep Suhendra Wakil Bendahara : Ahmad Kharizal PENGAWAS Ketua : Drs. Abdussyakur, M.MPd Sekretaris : Syahril Shiddiq, S.Ag. M.Pd Anggota : H. Aditya Warman, S.E. M.M PENASIHAT KH. Sundusi Ma’mun ANGGOTA 73 BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Manajemen Koperasi pada Koperasi Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory Pengurus dan pengawas koperasi serba usaha Al-Amanah Al-Gontory mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan tugas terhadap kelancaran kegiatan-kegiatan koperasi. Pengurus dan pengawasan menjalani tugas dalam pengawasan dan pemeriksaan dilakukan sebagai bentuk pertanggung jawaban dalam menjalankan amanahnya mengawasi pengelolaan perkoperasian demi adanya transparansi, ketertiban organisasi serta administrasi sehingga apabila terdapat hal yang menyimpang segera dapat diketahui dan diperbaiki.1 Pengelolaan koperasi sebagai pertimbangan bagi pengurus untuk mengetahui sejauh mana adanya keseimbangan dalam pemenuhan kewajiban para anggota didalam memelihara dan mengembangkan koperasi.2 A.1 . Unsur-unsur Manajemen Unsur-unsur manajemen Kopontren Al-Amanah Al-Gontory sebagai berikut: 1. Man sebagai tenaga kerja (Pelaku/ yang terlibat), yaitu Pimpinan (KH. Sundusi Ma’mun dan Drs. Abd. Syakur, M.M.Pd) Yayasan (Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory sebagai penanggung jawab dan 1 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra, 30 Nopember 2015, di Kantor Gontory Mart, jam 20.30 WIB. 2 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra. 74 75 pelindung), dan Anggota Kopontren (Ustadz, Ustadzah, dan para Staf Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory).3 2. Money (Uang/ Modal/ Dana), Kopontren memperoleh modal dari: a. Modal Sendiri, berupa simpanan pokok (simpanan pokok Kopontren Al-amanah Al-Gontory pada tahun 2013 Rp. 8.000.000,00 mengalami peningkatan menjadi Rp. 8.800.000,00 pada tahun 2014), simpanan wajib (simpanan wajib Kopontren pada tahun 2013 Rp. 17.200.000,00 mengalami peningkatan menjadi Rp. 42.800.000,00 di tahun 2014), cadangan koperasi juga mengalami peningkatan dari Rp. 102.892.590,00 menjadi Rp. 130.438.350,00, dana hibah tetap pada angka sebesar Rp. 65.000.000,00, kemudian SHU mengalami penurunan dari Rp. 137.728.800,00 menjadi Rp. 130.505.500,00.4 Tabel 1 Kondisi Keuangan Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory Periode 2013-2014 Uraian 3 Tahun Buku 2013 Tahun Buku 2014 Simpanan Pokok Rp. 8.000.000,00 Rp. 8.800.000,00 Simpanan Wajib Rp. 17.200.000,00 Rp. 42.800.000,00 Cadangan Koperasi Rp. 102.892.590,00 Rp. 130.438/350,00 Dana Hibah Rp. 65.000.000,00 Rp. 65.000.000,00 SHU Tahun Berjalan Rp. 137.728.800,00 Rp. 130.505.500,00 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq, 16 Januari 2016, di Kantor Putra, jam 14.00 WIB. 4 Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 10 Januari 2015. 76 b. Modal Luar, berupa dana-dana SHU, simpanan sukarela dan hutang-hutang.5 Kondisi keuangan koperasi serba usaha Al-Amanah Al-Gontory pada akhir tahun 2013 meningkat bila dibandingkan dengan keadaan keuangan pada tahun 2014. Terlihat dari total aset di tahun 2013 sebesar Rp. 588.045.040,00 mengalami penurunan Rp. 501.819.440,00 di tahun 2014.6 Penyebab tidak maksimalnya SHU di tahun 2014 karena ada pembengkakan biaya listrik, mobil dan karyawan serta menurunnya laba almari karna kenaikan harga upah dan barang.7 Tabel 2 Keadaan Harta/ Total Aset Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory Periode 2013-2014 Uraian Aktiva Lancar Investasi Jangka Panjang Tahun Buku 2013 Rp. 406.732.040,00 - Tahun Buku 2014 Rp. 333.137.440,00 - Aktiva Tetap Rp. 181.313.000,00 Rp. 168.682.000,00 Jumlah Rp. 588.045.040,00 Rp. 501.819.440,00 Kondisi keuangan Kopontren dipengaruhi oleh fluktuasi kondisi ekonomi santri dan anggota. Kesejahteraan pondok sangat mempengaruhi kondisi Kopontren. Ketika Kopontren mengalami kesulitan keuangan maka Kopontren akan mendapatkan bantuan berbentuk pinjaman dari pondok, sebaliknya koperasi membantu pondok dalam pemenuhan kebutuhan pondok. 5 Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 10 Januari 2015. 6 Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 10 Januari 2015. 7 Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 10 Januari 2015. 77 Semua kegiatan Kopontren tidak terlepas dari pondok, karena Kopontren berdiri di dalam pondok.8 3. Methods (teknik dan teknis mengerjakan kegiatan Kopontren), dalam hal ini teknik dan teknis yang membedakan Kopontren dengan koperasi biasa ialah dengan mengikuti aturan dan kebijakan dari Dinas Koperasi Tangerang Selatan dan Dinas Koperasi Provinsi. Kopontren telah memiliki Pengesahan Akta Pendirian dari Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.9 4. Materials, Materials disini ialah prasarana berupa gedung untuk tempat kegiatan Kopontren, mobil untuk kegiatan pembelanjaan, pendataan, pembuatan laporan dana keluar dan dana masuk menggunakan komputer, juga terdapat brankas sebagai tempat penyimpanan uang dan bahan lainnya yang dapat mendukung kegiatan Kopontren. 5. Machines (alat), Kopontren memiliki komputer, printer, mobil, telepon, dan lain-lain yang menunjang Kopontren dalam menjalankan kegiatan usaha Kopontren. 6. Markets (penguasaan pasar), pangsa pasar Kopontren hanya terfokus pada masyarakat pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory. 8 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq. Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 10 Januari 2015. 9 78 A. 2. Fungsi Manajemen Fungsi manajemen merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan dalam pengelolaan koperasi. Berikut fungsi Manajemen yang ada pada Kopontren Al-Amanah Al-Gontory. a. Fungsi Perencanaan Dalam membahas fungsi perencanaan Kopontren maka perlu diketahui terlebih dahulu Tujuan Kopontren Al-Amanah Al-Gontory. Koperasi Al-Amanah Al-Gontory bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undangundang Dasar tahun 1945.10 Untuk mencapai tujuan koperasi tersebut maka Kopontren di tahun 2014 melakukan skema perencanaan yang terdiri dari:11 1. Perencanaan Jangka Panjang a. Pengadaan kantor sekretariat dan kelengkapannya. Pada awal tahun 2015 pengadaan kantor sekretariat sudah terlaksana namun untuk kelengkapannya masih belum sempurna. b. Pelatihan dan kursus-kursus perkoperasian. Dinas koperasi Provinsi memberikan pembekalan berupa pelatihan terhadap Kopontren dengan 10 Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 3. 11 Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 10 Januari 2015. 79 cara mengundang Kopontren untuk pembekalan tersebut di dinas koperasi, pembekalan tersebut ialah pelatihan manajemen Kopontren. c. Mengadakan studi komperatif. Melakukan studi koperatif disini seperti studi komperatif ke tempat pembuatan roti sebagai pembelajaran kewirausahaan, studi komparatif ketempat laundry (untuk mengetahui cara perawatan mesin diketahui dari studi komperatif ke tempat laundry). d. Membuat laporan keuangan per semester. Dalam pembuatan laporan, sekretaris dan bendahara membahas untuk pembuatan laporan. Bendahara memberikan laporan pengeluaran dan pemasukan atau neraca koperasi, sekretaris bertugas untuk mengetik membuat data laporan. Kemudian ketua melaporkan perkembangan Kopontren pada yayasan. Berdasarkan laporan tersebut yayasan terkadang memberi kebijakan dan masukan terhadap keuangan Kopontren. Memaksimalkan fungsi perbankan, Perbaikan sistem simpan pinjam, Penambahan tenaga pegawai toko, Mengupayakan kredit elektronik dan motor. Masih banyak lagi perencanaan jangka panjang Kopontren seperti memaksimalkan fungsi perbankan (belum terlaksana), perbaikan sistem simpan pinjam (berjalan), penambahan tenaga pegawai toko, mengupayakan kredit elektronik dan motor (berjalan). Adapula Perencanaan jangka panjang yang juga merupakan harapan bagi Kopontren untuk pondok pesantren Al- 80 Amanah Al-Gontory yaitu ikut andil dalam perekonomian pondok. Tujuannya agar keuangan pondok tidak tercampur aduk.12 2. Perencanaan Jangka Pendek a. Penertiban administrasi keanggotaan b. Penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan c. Pembinaan Karyawan Koperasi d. Menyempurnakan sistem pembukuan keuangan e. Menyempurnakan Simpan pinjam masa peminjaman 3, 6, 10 bulan f. Mengusahakan sistem komputerisasi g. Meningkatkan usaha toko h. Mengusahakan terbentuknya layanan grosir i. Pengadaan pulsa elektrik j. Pembelian perlengkapan ATK k. Pengadaan gudang l. Meningkatkan usaha simpan pinjam m. Pengadaan mesin fotocopy 3. Perencanaan Per Semester a. Penyelenggaraan rapat kerja Pengurus. Rapat kerja pengurus diselenggarakan setiap hari rabu secara rutin satu minggu sekali, bertujuan untuk mengetahui kendala apa saja dalam satu minggu ini dan kekurangan apa saja yang ada di Kopontren Al-Amanah AlGontory. b. 12 Penyelenggaraan rapat koordinasi dengan pengawas. Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq. 81 4. Perencanaan Bulanan a. Rapat rutin Pengurus b. Pembinaan Karyawan Kegiatan yang ada pada perencanaan baik perencanaan jangka panjang maupun pendek tidak hanya dikerjakan pengurus, Kopontren melakukan pembagian tugas untuk terlaksananya perencanaan. Usaha-usaha yang dilakukan Kopontren untuk mencapai tujuan dan merealisasikan perencanaan-perencanaan tersebut ialah sebagai berikut : a) Pengadaan atau penyaluran sembako dan kebutuhan sekunder lainnya untuk kepentingan anggota dan masyarakat. b) Menyelenggarakan unit simpan pinjam. c) Menjalankan usaha dibidang perdagangan umum termasuk grosir, distributor dan supplier. d) Mengadakan usaha warung serba ada (Waserda), wartel, fotocopy, sarana dan peralatan para santri dan katerinng. e) Menjalankan usaha dibidang pertanian, peternakan, perikanan, bidang agribisnis, jasa kontraktor dan jasa-jasa lainnya. f) Melaksanakan kerjasama atau kemitraan baik dengan pihak ke-3 dan koperasi lainnya dalam rangka pengembangan usaha. g) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan perkoperasian dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia.13 13 Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 3. 82 b. Fungsi Pengorganisasian Seperti perkoperasian pada umumnya, Kopontren al-amanah AlGontory menerapkan asas kekeluargaan dalam budaya organisasinya. Organisasi adalah wadah kegiatan dari pada orang-orang yang bekerjasama dalam usahanya untuk mencapai tujuan. Dalam wadah kegiatan itu setiap orang harus jelas tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, hubungan dan tata kerjanya. Itulah sebabnya struktur organisasi sangat diperlukan dalam organisasi yang baru dibentuk, dalam keadaan berkembang maupun yang sudah mapan. 1. Perangkat Organisasi Kopontren serta Struktur dan perincian tugas organisasi Kopontren Al-amanah Al-Gontory a. Rapat Anggota Tahunan Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Kopontren. Rapat Anggota diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun, diselenggarakan paling lambat setelah tahun buku lampau. Namun demikian, pelaksanaanya dapat diusahakan secepatnya. Rapat anggota dapat diadakan atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya dari 1 hingga 10 anggota dari jumlah anggota dan atas keputusan pengurus. Tanggal dan tempat serta acara rapat anggota harus diberitahukan sekurang-kurangnya 7 hari terlebih dahulu kepada anggota-anggotanya dengan tidak mengurangi kewajiban setiap anggota untuk hadir dalam rapat anggota. Mengingat dari besarnya jumlah anggota, keadaan dan sifat 83 pekerjaan anggota maka pengaturannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.14 Pada Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, Rapat Anggota Tahunan tahun buku 2013 diselenggarakan pada tanggal 27 Januari 2014 dengan jumlah anggota 80 orang, yang menghadiri rapat sebanyak 64 orang, yang aktif berbicara pada rapat tersebut sebanyak 21 orang, pengurus dan pengawas yang hadir sebanyak 8 orang dan undangan sebanyak 3 orang.15 b. Pengurus Pengurus Kopontren dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota, pemilihan pengurus diatur secara demokratis dan tata cara pemilihannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 tahun. Anggota pengurus yang masa jabatannya telah lampau dapat dipilih kembali.16 Pada ketetapan RAT dan Rapat pengurus susunan pengurus koperasi serba usaha Al-Amanah Al-Gontory pada periode 2011-2014 adalah sebagai berikut: Muhammad Taufik S.Pd.I sebagai Ketua, Drs. 14 Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 5. 15 Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 10 Januari 2015. 16 Kepala De`partemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 8-9. 84 Muhammidan Wijaya, M.M sebagai sekretaris, Asep Suhendra sebagai bendahara dan Ahmad Kharizal sebagai wakil bendahara.17 Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Kopontren AlAmanah Al-Gontory, tugas dan kewajiban pengurus Kopontren ialah sebagai berikut: 1. Memimpin organisasi dan usaha koperasi 2. Menyelenggarakan rapat anggota dan rapat pengurus serta mempertanggungjawabkan kepada rapat anggota mengenai pelaksanaan tugas kepengurusannya 3. Menyelenggarakan administrasi organisasi antara lain: a) Melakukan pencatatan dan memelihara buku daftar anggota, daftar pengurus, daftar pengawas, notulen rapat anggota dan rapat pengurus dan buku-buku lainnya yang diperlukan b) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib dan teratur c) Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi d) Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota e) Membantu pengawas dalam melakukan pengawasan dengan memberikan keterangan, memperlihatkan segala 17 Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 10 Januari 2015. 85 buku, warkat, persediaan barang, alat-alat perlengkapan dan sebagaianya yang diperlukan f) Memberikan penjelasan kepada anggota agar supaya segala ketentuan dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan khusus dan keputusan rapat anggota dan lain=lain. Diketahui dan dimengerti oleh segenap anggota g) Memelihara kerukunan antar anggota dan mencegah segala hal-hal yang menyebabkan timbulnya perselisihan paham. h) Menanggung segala kerugian yang diderita oleh koperasi sebagaimana akibat karena kelalaiannya.18 c. Pengawas Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota. Pengawas bertanggungjawab kepada rapat anggota. Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 tahun.19 Pada ketetapan RAT dan Rapat pengurus, susunan pengawas koperasi serba usaha Al-Amanah Al-Gontory pada periode 2011-2014 adalah sebagai berikut: KH. Sundusi Ma’mun sebagai Penasehat, Drs.Abdussyakur, M.M.Pd sebagai ketua dan Syahril Shidiq S, Ag, M. M.Pd. dan H.Aditya Warman, SE, M.M. sebagai anggota pengawas. 20 18 Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 8-9. 19 Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 11-12. 20 Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 10 Januari 2015. 86 d. Manajer dan karyawan Pengurus dapat megangkat manajer dan karyawan untuk melaksanakan usaha koperasi setalah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pengurus. Manajer dan karyawan diangkat dan diberhentikan oleh pengurus serta hubungan kerja antara pengurus dan manajer/ karyawan dituangkan dalam kontrak kerja yang ditandatangani oleh pengurus dan manajer/ karyawan yang bersangkutan. Manajer bertanggung jawab kepada pengurus koperasi.21 Saat ini manajer Kopontren Al-Amanah Al-Gontory yang juga sebagai ketua pengurus koperasi ialah Ustadz Muhammad Taufiq. Sedangkan, karyawan terdiri dari Karyawan dari luar (karyawan yang bukan dari kalangan masyarakat pondok) yang bekerja khusus untuk melakukan kegiatan Kopontren dan Karyawan dari dalam masyarakat pondok yang bekerja khusus untuk pengecekan dana, penginputan data, dan laporan dilakukan oleh orang dari dalam Kopontren.22 e. Dewan Penasehat Rapat anggota Kopontren mengangkat Dewan Penasehat untuk kepentingan koperasi. Dewan penasihat Kopontren Al-Amanah AlGontory sejak tahun 2011 hingga saat ini masih KH. Sundusi Ma’mun. Dewan penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa sesuai dengan keputusan 21 rapat anggota. Dewan Penasehat dapat Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 13. 22 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq. 87 menghadiri rapat anggota atau rapat pengurus dan mempunyai hak bicara tetapi, tidak mempunyai hak suara. Dewan penasehat dapat memberi saran atau pendapat kepada pengurus untuk kemajuan koperasi, baik diminta maupun tidak diminta dan saran-sarannya tidak mutlak diterima atau dilaksanakan oleh pengurus.23 f. Keanggotaan Anggota Kopontren adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa Kopontren. Anggota Kopontren harus dicatat dalam buku daftar anggota. Syarat untuk menjadi anggota Kopontren ialah warga Negara republik Indonesia yang mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum, dewasa, tidak dalam perwalian, sehat jasmani dan rohani, bertempat tinggal di Kabupaten Tangerang, mata pencaharian/ pekerjaan sebagai pengasuh, Pembina, ustadz-ustadzah atau guru, staff administrasi dan santri pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory, termasuk tukangtukang bangunan sebagai pekerja pondok. Persyaratan selanjutnya ialah telah membayar simpanan pokok sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar, telah menyetujui isi anggaran dasar, anggaran rumah tangga, keputusan rapat anggota dan peraturan-peraturan perkoperasian yang berlaku. Keanggotaan koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam buku daftar anggota.24 23 Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 13-14. 24 Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 3. 88 Seseorang yang akan masuk menjadi anggota Kopontren AlAmanah Al-Gontory harus mengajukan surat permohonan secara tertulis kepada pengurus. Dalam waktu yang telah ditentukan pengurus harus memberi jawaban apakah permintaan itu diterima atau ditolak. Berakhirnya keanggota, mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam buku daftar anggota. Permintaan berhenti sebagai anggota harus diajukan secara tertulis kepada pengurus.25 2. Kegiatan Organisasi Kopontren Al-Amanah Al-Gontory Seperti organisasi pada umumnya, Kopontren melakukan kegiatan keorganisasian seperti adanya penyelenggaraan rapat kerja pengurus untuk membahas kondisi Kopontren dan kendala yang dihadapi setiap minggunya rutin dilakukan pada hari rabu. Setelah diselenggarakan rapat pengurus, maka diselenggarakanlah rapat koordiansi dengan pengawas (ketua memberikan laporan kondisi Kopontren pada pengawas dan penasehat). Kopontren memberikan pembinaan karyawan berupa pelatihan dan kursus-kursus perkoperasian dan studi komperatif, menambah tenaga pegawai toko.26 Kegiatan rapat tersebut menghasilkan laporan, ketua memberikan laporan pada pengawas, dewan penasehat. Berdasarkan laporan tersebut yayasan terkadang memberi kebijakan dan masukan terhadap keuangan 25 Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 3-4. 26 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq. 89 Kopontren. Kemudian, Kopontren melakukan pembagian tugas untuk terlaksananya perencanaan dan tercapainya tujuan. 27 c. Fungsi Pelaksanaan Pelaksanaan disini merupakan keseluruhan kegiatan atau aksi (actuating) Kopontren untuk menjalankan usaha Kopontren. Sesuai ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang No. 25 Tahun 1992 pasal 16 tentang penjenisan koperasi, maka jika dilihat dari pendekatan kegiatan usahanya, jenis kegiatan usaha Kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah sebagai koperasi konsumen, karena menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari. Adapun jika dilihat dari latar belakang anggota adalah sebagai koperasi sekolah, dan jika dilihat dari jenis koperasi berdasarkan kondisi anggotanya adalah sebagai koperasi primer.28 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory bergerak dalam usaha yang dititik beratkan pada, Usaha Pokok: 1. Pertokoan Perkembangan Kopontren banyak dipengaruhi oleh perkembangan pondok yang cukup pesat baik dari segi jumlah masyarakat pondok yang setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, serta sarana dan prasarana. Seiring dengan perkembangan ini maka kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat pondok pun menjadi meningkat. Waserba (warung serba ada) 27 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq. Ahmad Zaelani, Optimalisasi Sistem Operasional Koperasi Dalam Kesejahteraan Ekonomi Anggota Di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, hlm. 58. 28 90 adalah salah satu bagian dari unit usaha yang di kelola oleh Kopontren dengan menjual berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari, dan lainlainnya yang diperlukan oleh masyarakat pondok.29 Dalam hal ini bekerjasama dengan agen-agen di pasar dan sales, kemudian sales datang ke pondok menawarkan barang. 2. Perlengkapan Santri Unit usaha ini menjual berbagai macam perlengkapan-perlengkapan yang wajib dimiliki bagi santri. Seperti halnya kebutuhan sehari-hari, perlengkapan sholat, dan lain-lain.30 3. Kalender Pembuatan kalender adalah kegiatan rutin yang setiap tahunnya diproduksi oleh Kopontren dan bekerjasama dengan salahsatu percetakan dalam pembuatan kalendernya, setiap santri diwajibkan membeli kalender karena hal ini juga bisa menjadi ajang promosi bagi Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory dalam rangka penerimaan pendaftaran santri baru ke tetangga, saudara santri Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory serta masyarakat umum.31 29 Ahmad Zaelani, Optimalisasi Sistem Operasional Koperasi Dalam Kesejahteraan Ekonomi Anggota Di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015), hal. 60. 30 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra. 31 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra. 91 4. Pinjaman Anggota Pinjaman anggota adalah koperasi memberikan pinjaman uang bagi anggota Kopontren yang membutuhkan dengan jumlah maksimal sebesar dua juta rupiah, dengan jangka waktu pengembalian satu tahun.32 5. Penyediaan Kebutuhan Dapur Penyediaan kebutuhan dapur adalah keperluan yang dibutuhkan oleh dapur disediakan oleh Kopontren dalam hal ini Kopontren baru menyediakan beras saja.33 6. Jasa Fotocopy. Unit usaha ini menyediakan jasa fotocopy memudahkan para anggota koperasi, para santri, ustadz, dan masyarakat pondok lainnya, jadi tidak perlu jauh-jauh keluar pondok untuk memfotocopy.34 Terkadang pendapatan minim, untuk pembelanjaan bentrok dengan jam mengajar karena sebagian besar ustadz dan ustadzahlah yang mengurusi koperasi, namun Kopontren mengatasi kendala bentrok jadwal ini dengan membagi tugas. Dengan adanya pembagian tugas seminggu sekali, kegiatan di koperasi bisa ditangani dengan baik.35 Untuk mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi anggota Kopontren Al-Amanah Al-Gontory tidak hanya dilihat dari kegiatan usahanya saja, namun juga dapat dilihat dari SHU (Sisa Hasil Usaha). 32 Ahmad Zaelani, Optimalisasi Sistem Operasional Koperasi Dalam Kesejahteraan Ekonomi Anggota Di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, hlm. 62. 33 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra. 34 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra. 35 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq. 92 SHU Kopontren disesuaikan dengan Akta perubahan anggaran dasar yaitu SHU ialah pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya, termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU yang diperoleh , pembagiannya diatur sebagai berikut : a. 25% cadangan koperasi, b. 25% untuk anggota berjasa c. 25% untuk anggota penyimpan (partisipasi modal) d. 10% untuk dana pengurus dan pengawas e. 5% untuk dana kesejahteraan pegawai/karyawan koperasi f. 5% untuk dana pendidikan g. 2 ½ % untuk dana sosial h. 2 ½ % untuk dana pembangunan daerah kerja. Pembagian dan prosentase dapat dirubah sewaktu-waktu sesuai keputusan rapat. Uang cadangan adalah kekayaan koperasi yang disediakan untuk menutup kerugian sehingga tidak boleh dibagikan diantara anggota dan disetujui oleh anggota rapat. Rapat anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 75% dari jumlah cadangan untuk perluasan usaha koperasi. Sekurang-kurangnya 25% dari uang cadangan harus disimpan dengan bersifat giro pada bank pemerintah.36 36 Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 11-12. 93 Kopontren menginduk dibawah naungan Dinas Koperasi Tangerang Selatan Dan Provinsi. Dinas memberikan bantuan dalam bentuk pengadaan barang-barang yang mendukung usaha koperasi seperti pengadaan laptop, printer, lemari kabinet. Pihak Kopontren mengajukan kebutuhan terhadap pengadaan barang barulah di anggarkan di akhir tahun dan di keluarkan dana tersebut dalam bentuk barang dari Dinas Koperasi Provinsi Banten. Dinas Koperasi Tangerang Selatan memberikan bantuan terhadap Kopontren dengan mempertimbangkan sirkulasi keuangan, laporan, pendataan dan pembukuan di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory. Sudah banyak bantuan yang diberikan Dinas dalam bentuk pengadaan barang seperti kulkas, AC, gerinda, kompresor, pemotong besi, bor, lemari kabinet, printer, computer kasir. Kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah salah satu Kopontren yang diunggulkan di Dinas Tangerang Selatan.37 d. Fungsi Pengawasan Sistem Kopontren Al-Amanah Al-Gontory ini aturan dan kebijakannya mengikuti Dinas Tangerang Selatan dan Provinsi Banten. Menginduk dibawah naungan Dinas Tangerang Selatan dan Provinsi Banten. Kopontren melakukan laporan rutin setiap bulan ke Dinas Tangerang Selatan. Dinas Tangerang Selatan melakukan laporan tentang situasi sirkulasi keuangan yang terjadi di Kopontren ke Dinas Provinsi Banten Banten.38 Ketua, dan pengurus saling mengawasi dan dalam kegiatan yang dilakukan Kopontren pun diawasi oleh Yayasan. Dalam pengawasan 37 38 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq. Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq. 94 Kopontren ini, tugas pengawas sangatlah penting. Pengawas bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi sekurang-kurangnya 3 bulan sekali, membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya dan disampaikan kepada pengurus serta dilaporkan kepada forum rapat anggota. Pengawas berwenang meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi, mendapatkan segala keterangan yang diperlukan, memberi koreksi, saran dan peringatan kepada pengurus. Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan, berkas, barang-barang, uang serta bukti lainnya yang diperlukan yang ada pada koperasi. Dalam hal-hal tertentu pengawas bisa meminta bantuan kantor akuntan publik/ koperasi jasa audit dengan persetujuan pengurus, biaya jasa audit ditanggung oleh koperasi dan dianggarkan dalam rencana anggran pendapatan belanja (RAPB) koperasi, terhadap pihak ke-3 pengawas diharuskan merahasiakan hasil pemeriksaannya.39 Pengawasan pada Kopontren juga didapatkan dari luar Kopontren yaitu Dinas Koperasi Tangerang Selatan melakukan pengawasan dengan melakukan survey terhadap Kopontren secara mendadak dan tidak diketahui sebelumnya oleh pihak Kopontren. Pengawasan untuk kepengurusan dilakukan oleh ketua. Pengarahan dilakukan bagi karyawan yang memiliki kinerja kurang baik maka Kopontren melakukan kegiatan pengamatan kinerja, peneguran dengan pemanggilan, dan terakhir di musyawarahkan.40 39 Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 11-12. 40 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq. 95 B. Peranan Koperasi bagi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dalam Pemenuhan Kebutuhan Anggota Koperasi (Santri dan Non-Santri) Peranan utama koperasi pesantren ialah mensejahterakan anggota yang pada umumnya adalah masyarakat pondok baik Santri maupun NonSantri. Non-Santri disini ialah para pekerja dan Ustadz-ustadz Pondok Pesantren yang termasuk ke dalam keanggotan Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory. Namun, peranan koperasi dinilai masih kurang, karena kegiatan koperasi tidak terfokus pada seluruh kebutuhan santri melainkan hanya pada kegiatan pertokoan, perlengkapan santri, penyediaan kalender, pinjaman anggota, jasa fotocopy dan persediaan dapur. Sementara untuk penyediaan seragam sekolah, buku sekolah serta almari tidak termasuk didalam kegiatan koperasi pesantren (Kopontren).41 Selain dalam pelayanan, Kopontren juga berperan dalam perkembangan pembangunan Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dengan menyumbangkan sebesar 10% keuntungan yang didapat koperasi.42 Yayasan pondok pesantren memiliki harapan untuk Kopontren dalam peran Kopontren membantu perekonomian pondok, harapan tersebut ialah ingin Kopontren berkembang mandiri dan maju sendiri, mandiri disini artinya pendistribusian kebutuhan pondok sudah mencakup keseluruhan masyarakat pondok, bahkan guru-guru dari luar dan lingkungan sekitar pondok, dan lebih 41 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra, 30 Nopember 2015, di Kantor Gontory Mart, jam 20.30 WIB. 42 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra. 96 baiknya lagi menjadi induk dari grosiran di lingkungan pesantren lebih tepatnya grosiran perekonomian pondok.43 Perekonomian pondok untuk saat ini dinilai stabil. Keadaan stabil pada perekonoimian ini tidak lepas dari peranan Kopontren yaitu Membantu perekonomian pesantren untuk memenuhi kebutuhan santri. Sebelum ada Kopontren perekonomian pondok dinilai sangatlah sulit dalam pemenuhan kebutuhan santri dan segala sesuatunya tidak tersistem karena tidak dibantu oleh Kopontren dalam pengaturan keuangan pondok masih tercampur aduk antara pembangunan dan kebutuhan santri, dan banyak keterlambatan dalam pemenuhan kebutuhan santri. Semenjak ada Kopontren, Kopontren dapat membackup keuangan pondok dan mengatur dana untuk kebutuhan pondok. peran Kopontren secara umum bagi masyarakat pondok itu sendiri ialah : a. Mensejahterakan guru. b. Mensejahterakan anggota Kopontren. c. Membantu perekonomian pondok. d. Membantu keuangan anggota dalam hal peminjaman barang dan peminjaman uang. e. Mempermudah dalam pembayaran.44 Kopontren membantu pembangunan pondok, perekonomian pondok, pemberian fasilitas terbaik untuk pondok. Yang membedakan dengan koperasi biasa yaitu kepedulian Kopontren terhadap pondok, Kopontren 43 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq, 20 Januari 2016, di Kantor Putra, jam 12.00 WIB. 44 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq. 97 melihat situasi dan kondisi pondok. Seperti contohnya, pondok sedang melakukan pembangunan dan membutuhkan bantuan, Kopontren dapat membantu dalam pengadaan semen atau dana untuk penyelesaian pembangunan. Namun, dalam hal ini Kopontren terlebih dahulu mempertimbangkan kondisi keuangan Kopontren.45 Dalam hal pembayaran, Kopontren melakukan penalangan uang pada pondok, Pondok tidak harus membayar secara tunai, karena Kopontren mengetahui keuangan pondok. Tidak semua santri setiap bulan membayar penuh. Karena kebutuhan pondok lebih banyak dari kebutuhan Kopontren, pondok harus melakukan pembangunan, pembagian gaji guru, tukang dan pembayaran listrik, prawatan, pembayaran tidak sama dengan apa yang Kopontren pinjamkan. Disitulah peranan Kopontren, yaitu dalam mempermudah pemenuhan kebutuhan pesantren yang juga merupakan perwujudan kepedulian Kopontren terhadap pesantren Al-Amanah AlGontory.46 Bagi para santri, Kopontren sangatlah penting dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti tersedianya sabun, buku serta seragam. Hargaharga yang ditawarkan Kopontren juga terjangkau bagi para santri dan ustadz-ustadzah pondok. Dalam bidang sosial, Kopontren banyak membantu dan bersinergi dengan pondok dalam kegiatan bakti sosial. Bakti sosial yang dilakukan 45 46 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq. Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq. 98 tahunan pada pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory yang ada di lingkungan pondok, disini Kopontren membantu dalam hal keuangan dan berupa barang apabila dalam kegiatan bakti sosial pondok tersebut memiliki kekurangan dana. Membantu dalam kegiatan bakti sosial ini merupakan peranan Kopontren dalam bentuk program jangka panjang. Kopontren juga memberikan bantuan untuk Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory berdasarkan penghasilan Sisa hasil usaha.47 47 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq. 99 C. Peran Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dalam Mengembangkan Wirausaha Santri Mengahadapi zaman era globalisasi yang penuh dengan persaingan sekarang ini, persaingan yang sangat ketat dalam memperoleh pekerjaan maka solusi yang paling baik adalah dengan mengembangkan keterampilan berwirausaha bagi remaja dan pemuda. Pendidikan keterampilan hidup harus dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan, seperti Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory yang membekali para santrinya dengan pendidikan keterampilan bagi para santri. Jiwa kemandirian yang telah tumbuh di lingkungan pondok pesantren merupakan modal berharga yang harus terus dikembangkan bagi para santri. Peran Kopontren dalam mengembangkan Kewirausahaan santri dapat terlihat dari kegiatan dan program koperasi santri. Santri terlibat menjadi Pengurus koperasi, pengurus terdiri dari santri kelas 5 (kelas 2 MA) dan di bantu sebagai asisten dari santri kelas 4 (kelas 1 MA). Pengelolaan uang masuk, belanja dan barang-barang, persediaan makanan, dilakukan oleh santri kelas 5 dan kelas 4 hanya membantu menjaga ketika koperasi buka.48 Sistem pemilihan pengurus dilakukan dengan cara memberikan angket pada santri yang didalamnya terdapat bagian-bagian dimulai dari ketua, sekretaris, bendahara hingga bagian keamanan. Sebelum diadakan pemilihan dari pengasuhan, para ustadzah pembimbing membagikan angket kepada santri calon pengurus. Santri dapat memilih untuk masuk bagian yang mereka 48 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Siti Khairunnisa, 27 Januari 2016, di Kantor Putri, jam 14.00 WIB. 100 pilih, mereka memilih dua bagian yang mereka inginkan. Dan dari pihak pengasuhan bertugas mempertimbangkan santri untuk masuk dalam bagianbagian yang mereka pilih. Dalam memilih pengurus, pihak pengasuhan melihat pada kelayakan, kesehatan dan dari cara belajar santri calon pengurus. Pembimbing juga mempertimbangkan apakah kegiatan ini mengganggu bagi santri yang ingin jadi pengurus atau tidak.49 Bakat kewirausahaan santri dapat dikembangkan melalui kegiatan perdagangan setiap harinya. Santri sebagai pengurus diberikan modal oleh pondok kemudian diberi kebebasan untuk membelanjakan kebutuhan para santri sendiri supaya para pengurus dapat mengekspresikannya melalui sikap dan prilaku kreatif dan inovatif untuk mengembangkan koperasi santri. Pengurus diangkat dari OSPA (Organisasi Santri Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory), karena koperasi ini masuknya kedalam kegiatan organisasi santri OSPA, didalam organisasi santri tersebut terdapat bagian koperasi yang bertugas khusus dalam perkoperasian santri. Penguruslah yang mengelola koperasi, waktu sudah dijadwalkan oleh pondok dan barangbarang sudah sesuai dengan kebutuhan santri, juga terdapat pembimbing yang mengatur siklus uang masuk dan uang keluar. Namun, yang menentukan uang masuk dan uang keluar tetap pengurus. Dari awal jabatan, pengurus diberikan modal untuk membeli perlengkapan/ kebutuhan santri. Modal tersebut didapatkan dari keuntungan koperasi pada masa jabatan sebelumnya. Pengurus mencatat sendiri pembukuan, uang masuk, uang keluar hingga pembelanjaan. Setiap buka koperasi, uang disetorkan kepada pembimbing/ 49 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Siti Khairunnisa. 101 ustadzah. Pembimbing bertugas untuk membantu memegang uang dan mengarahkan kegiatan. Apabila mereka membutuhkan atau terdapat kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan maka pembimbing yang menganggarkan, kemudian pengurus yang membelanjakan uang tersebut. Setiap harinya dari keuntungan koperasi santri tersebut wajib menyisihkan pendapatan sebesar Rp. 250.000 sebagai tabungan koperasi untuk kebutuhan sewaktu-waktu apabila koperasi membutuhkan dana/ modal yang besar dalam menjalankan usaha koperasi.50 Pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory tidak memberikan pelajaran teori tentang kewirausahaan secara langsung terhadap pengurus. Namun, di Madrasah Aliyah para santri terdapat kegiatan PKL kewirausahaan, dari kelas 1 MA santri sudah diajarkan kewirausahaan. Santri-santri pengurus juga tergabung dalam kepanitiaan Bakti sosial, dalam mencari dana mereka mengeluarkan bakat wirausaha mereka seperti berdagang untuk mendapatkan keuntungan dan dari keuntungan tersebut dana yang dikumpulkan hanya untuk kegiatan Bakti Sosial.51 Aktivitas, disiplin, kerjasama dan tanggungjawab pengurus koperasi sesuai dengan ketentuan OSPA ialah sebagai berikut: a. Aktivitas : Mengadakan perkumpulan dengan staf koperasi sewaktuwaktu, Membersihkan koperasi setiap seminggu sekali 50 51 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Siti Khairunnisa. Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Siti Khairunnisa. 102 b. Disiplin: Melarang santriwati membuang sampah didalam koperasi dan sekitarnya, melarang santriwati yang menitipkan barang tanpa seizin bagian koperasi, melarang santriwati yang membeli barang bukan pada waktu yang telah ditentukan tanpa seizin bagian koperasi, melarang santriwati dan dewan guru berhutang di koperasi. c. Kerjasama dengan bagian-bagian OSPA, pihak luar, dewan guru pada acara-acara tertentu. d. Tanggung jawab: Mencatat laporan sirkulasi keuangan dan diserahkan kepada ustdzah pembimbing, mencatat keluar masuknya barang, mencatat kejadian-kejadian penting, berkonsultasi pada ustadzah pembimbing, melayani santriwati dengan bahasa resmi, bersopan santun dan ramah, mendata barang yang telah habis, menjaga dan menambah barang dan inventaris bagian koperasi, membersihkan dan merapihkan koperasi sebelum dan sesudah berjualan, meningkatkan jumlah barang koperasi dan melengkapinya, lebih meneliti kualitas barang, membuat jadwal tugas membuka koperasi untuk staf koperasi, membuka koperasi pada waktu yang telah ditentukan : a. Pagi hari pukul 06.00 s/d 06.30 WIB, b. Pada waktu istirahat pukul 09.30 s/d 10.00 WIB, c. Siang hari pada waktu makan siang, d. Sore hari pukul 16.00 s/d 17.00 WIB, e. Malam hari pada waktu istirahat pukul 21.30 s/d 22.00 WIB.52 52 OSPA (Organisasi Santri Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory), “Tentang Program Kerja Bagian Koperasi, 2015. 103 Kegiatan kewirausahaan santri ini bermodal dari pondok dan pendapatannya dikembalikan untuk pondok bukan untuk pengurus. Pengurus tidak diberikan upah akan tetapi, pengurus hanya diberi fasilitas konsumsi Rp. 10.000 sehari itu mereka boleh makan makanan yang di koperasi untuk mereka yang berjaga pada hari itu dan untuk cuci baju di laundry juga dibayarkan oleh koperasi santri. Koperasi santri juga mengadakan rapat atau evaluasi setiap malam selasa. Bagian koperasi dengan pembimbing membahas kendala-kendala yang dialami dalam 1 minggu tersebut antara lain dari jadwal buka koperasi, penggunaan bahasa di koperasi serta kemudian pembimbing memberikan solusi yang terbaik bagi kelancaran kegiatan koperasi untuk kewirausahaan santri ini. Adapun harapan dari Pembimbing dari kegiatan koperasi santri untuk para pengurusnya adalah jika di masa mendatang mereka ingin mengelola dan mengembangkan usaha sendiri, mereka sudah mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang berwirausaha, dari bagaimana cara memutar balik modal dan keuntungan, melihat pangsa pasar dan sebagainya. Dan harapan untuk koperasi santrinya sendiri adalah mempunyai bangunan koperasi yang lebih memadai, barang-barang kebutuhan yang lengkap sehingga yang berbelanja bukan hanya dari kalangan santri dan masyarakat pondok tetapi dari kalangan masyarakat sekitar pondok juga bisa, sehingga santri tidak perlu lagi membeli kebutuhan dari luar asrama pondok pesantren.53 53 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Siti Khairunnisa. 104 Dari kegiatan dan program santri tersebut dapat disimpulkan secara umum peran kopontren dalam mengembangkan kewirausahaan santri sebagai berikut: 1. Mengenalkan santri pada kegiatan kewirausahan, 2. Memberikan pengalaman kepada santri dalam mengelola koperasi dan mengatur keuangan, 3. Memberikan kesempatan pada santri untuk aktif dalam kepemimpinan, jiwa berorganisasi, 4. Meningkatkan jiwa kemandirian, kewirausahaan, serta keterampilan sehingga menjadi motor kehidupan sosial ekonomi dan santri di bekali pengetahuan agama dengan sebaik-baiknya dan keimanan serta ketaqwaan yang kuat, 5. Meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk berwirausaha guna meningkatkan penghasilan yang layak untuk para santri di masa mendatang. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang berkaitan dengan perumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebagai koperasi pondok pesantren, kopontren Al-amanah Al-Gontory dinilai sudah menerapkan sistem manajemen. hal ini dapat terlihat dari : a. Sudah memiliki unsur-unsur sebagai suatu sistem manajemen, unsur-unsur tersebut ialah Pimpinan (KH. Sundusi Ma’mun dan Drs. Abd. Syakur, M.M.Pd) Yayasan (Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory sebagai penanggung jawab dan pelindung), dan Anggota kopontren (Ustadz, Ustadzah, dan para Staf Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory) sebagai unsur Man (pelaku), modal sendiri dan modal dari luar sebagai unsur Money (uang), teknik dan teknis yang berpedoman pada Dinas koperasi Tangerang Selatan dan Dinas Koperasi Provinsi Bantern, sudah memiliki sarana dan prasarana, dan memiliki pangsa pasar di wilayah pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory. b. Kopontren menjalankan fungsi-fungsi manajemen diantaranya fungsi perencanaan (pada fungsi perencanaan kopontren memiliki skema perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka pendek, perencanaan per-semester dan perencanaan bulanan.), fungsi pengorganisasian (didalam fungsi ini kopontren menerapkan asas 105 106 kekeluargaan pada budaya organisasinya, struktur dan perincian tugas organisasi disesuaikan dengan Anggaran Dasar Kopontren), fungsi pelaksanaan kopontren ialah kegiatan keseluruhan usaha kopontren untuk mensejahterakan anggota, pengawasan dilakukan dari eksternal kopontren (dari dinas koperasi Tangerang Selatan dan Dinas Koperasi Provinsi Banten) dan internal kopontren (pengawas dan yayasan). 2. Kopontren memiliki peranan yang sangat penting dalam mensejahterakan anggota yang pada umumnya adalah masyarakat pondok. Dalam bidang sosial Kopontren ikut serta dalam kegiatan bakti sosial, kopontren juga memberikan bantuan dana/ barang dalam pembangunan pondok. 3. Peran kopontren dalam mengembangkan kewirausahaan santri sangat penting karena santri disini mendapat pengalaman dalam mengelola koperasi dan mengatur keuangan, serta kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan guna meningkatkan penghasilan yang layak untuk para santri di masa mendatang, sehingga bisa menjadi motor kehidupan sosial ekonomi di masyarakat luas. B. Saran Berdasarkan hasil wawancara dengan para Santriwati persediaan kebutuhan sehari-hari masih dinilai kurang/ sedikit sehingga alangkah lebih baiknya bila persediaannya diperbanyak. Koperasi Santri alangkah lebih baiknya juga menerapkan Modal serta SHU kepada seluruh santri (sebagai anggota) sama seperti di Kopontren, hanya saja ada perbedaan dalam pembagian SHU nya yaitu dengan cara memberikan diskon belanja. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Fahmi Muhammad dan Aripin, Jaenal. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010. Athoillah, Anton. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Pustaka Setia, 2010. Djatnika, Sri. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Fahmi, Irham. Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: ALFABETA, 2012. Firdaus, Muhammad dan Susanto, Agus Edhi. Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004. Griffin, Ricky W. Manajemen. Jakarta: Erlangga, 2004. Handoko, Hani. Manajemen. Cet ke-26. Yogyakarta: BPFE, 2014. Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996. Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Hendrojogi. Koperasi Asas-asas, Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers, 2010. Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Moeloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009. Nasarudin, Indo Yama dan Fauzan, Hemmy. Pengantar Bisnis dan Manajemen. Jakarta: LPP UIN Jkt, 2006. Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertas. CeQDA(Center For Quality Development and Assurance Center) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Cet. Ke-1. Nurochim, dan Purwanto, Iwan. Manajemen Bisnis. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2010. 107 108 Qomar, Mujamil. Pesantren Dari Transformasi Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga, Tt. Metodologi Menuju Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analistik Statistik. Bandung: PT. Rosdakarya, 2002. Reksohadiprodjo, Sukanto. Manajemen Koperasi. Yogyakarta: BPFE, 2010. Sartika, Tiktik. dan Soejoedono, Abd Rachman. Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan Koperasi. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004. Siagian, Sondang P. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007. Sitio, Arifin. dan Tamba, Halomoan. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga, 2001. Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta, 2004. Sule, Erni Tisnawati dan Saefullah, Kurniawan. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005. Sumarsono, Sonny. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003. Terry, George R. dan Rue, Leslie W. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, 1992. Wasito, Herman. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992. Wijayanto, Dian. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012. Zakiyudin, Ais. Teori dan Praktik Manajemen Sebuah Konsep yang Aplikatif disertai Profil Wirausaha Sukses. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013. PERTANYAAN WAWANCARA Nama : Muhammad Taufiq S.Pd.I Pekerjaan/Jabatan : Ketua Kopontren Tanggal : Rabu, 20 Januari 2016 Jam : 12.00 WIB Tempat :Kantor Sekretariat Kopontren Al-Amanah Al-Gontory 1. Peranan koperasi terhadap pondok pesantren ? Membantu perekonomian pesantren untuk memenuhi kebutuhan santri dan anggota. 2. Apa yang dibutuhkan santri dan belum terpenuhi oleh oleh kopontren? Kebutuhan harian seperti seragam, kebutuhan bulanan seperti fasilitas di koperasinya masih kurang, 3. kopontren telah berjasa apa saja? a. Mensejahterakan guru b. Mensejahterakan anggota kopontren c. Membantu perekonomian pondok d. Membantu keuangan anggota dalam hal peminjaman barang dan peminjaman uang e. Mempermudah dalam pembayaran. 4. Apa peran kopontren untuk hal sosial? Dalam bidang sosial, kopontren juga banyak membantu dan bersinergi dengan pondok dalam kegiatan bakti sosial tahunan pondok pesantren Al-Amanah AlGontory yang ada dilingkungan pondok, disni kopontren membantu dalam hal keungan apabila dalam kegiatan bakti sosial pondok tersebut memiliki kekurangan dana. Membantu dalam kegiatan bakti sosial ini merupakan peranan kopontren dalam bentuk program jangka panjang. Kopontren juga memberikan bantuan untuk pondok berdasarkan penghasilan Sisa hasil usaha. 5. Begaimana keadaan pondok sesudah ada kopontren ? Sebelum ada kopontren perekonomian pondok dinilai sangat sulit dalam pemenuhan kebutuhan santri dan segala sesuatunya tidak tersistem karena tidak dibantu oleh kopontren. Dan banyak keterlambatan dalam pemenuhan kebutuhan santri. Semenjak ada koperasi, koperasi dapat membackup keuangan pondok dan mengatur dana untuk kebutuhan pondok. 6. Apa program kopontren yang bertujuan untuk pengembangan pondok ? Membantu pembangunan pondok, perekonomian pondok pemberian fasilitas terbaik untuk pondok. Kami juga melihat situasi dan kondisi pondok. Seperti contohnya, pondok sedang melakukan pembangunan dan membutuhkan bantuan, kopontren dapat membantu dalam pengadaan semen atau dana untuk penyelesaian pembangunan.namun kami juga mempertimbangkan kondisi keuangan kopontren. 7. Upaya pengembangan pondok dari kopontren ? Tentu ada, namun butuh proses untuk penyempurnaan 8. Adakah kebijakan kopontren untuk pengembangan pondok pesantren Al-Amanah Al Gontory? Ketika pembayaran atau kopontren melakukan penalangan uang pada pondok, pondok tidak harus bayar secara cash, karena kami tahu kondisi pondok, tidak semua santri setiap bulan membayar penuh. Karena kebutuhan pondok lebih banyak dari kebutuhan kopontren, pondok harus melakukan pembangunan, pembagian gaji guru, tukang dan pembayaran listrik, perawatan , pembayaran tidak sama dengan apa yang kita pinjamkan.disitulah peranan kopontren, yaitu dalam mempermudah pemenuhan kebutuhan pesantren. 9. Bagaimana kondisi perekonomian pondok saat ini ? Perekonomian pondok saat ini dinilai masih stabil. 10. Apa harapan yayasan bagi kopontren itu sendiri ? Harapan yayasan yaitu ingin kopontren berkembang mandiri dan maju sendiri, mandiri disini artinya pendistribusian kebutuhan pondok sudah mencakup keseluruhan masyarakat pondok, bahkan guru-guru dari luar dan lingkungan sekitar pondok, dan lebih baiknya lagi menjadi induk dari grosiran di lingkungan pesantren, grosiran perekonomian pondok. PERTANYAAN WAWANCARA Nama : Muhammad Taufiq S.Pd.I Pekerjaan/Jabatan : Ketua Kopontren Tanggal : Sabtu, 16 Januari 2016 Jam : 14.00 WIB Tempat :Kantor Sekretariat Koppontren Al-Amanah Al-Gontory 1. Apa ada Perencanaan selain/diluar perencanaan yang tertera pada RAT ? Ya mungkin “ikut andil dalam perekonomian pondok” Tujuannya agar keuangan pondok tidak tercampur aduk. Uang sekolah untuk kebuantuhan sekolah, perlengkapan semua kebutuhan pondok dilengkapi oleh pihak koperasi, nanti untuk hasilnya barulah pondok hitung-hitungan dengan koperasi. Jadi semua kepentingan pondok seperi halnya kebutuhan ekonomi, pembiayaan dapur, kebutuhan TMI dan sekolah dan kebutuhan guru-guru seperti sembako, minyak dan beras koperasi yang mengurus. Yang mengerjakan kegiatan yang ada pada perencana baik perencanaan jangka panjang maupun pendek tidak hanya pengurus, kopontren melakukan pembagian tugas untuk terlaksananya perencanaan. 2. Siapa saja yang terlibat dalam perkoperasian pondok ini ? Untuk Pengurus koperasi dari pekerja luar/ karyawan yang bekerja khusus untuk melakukan kegiatan kopontren namun bukan orang dari dalam Pondok Pesantren. Namun khusus untuk pengecekan dana, penginputan data, dan laporan dilakukan oleh orang dari dalam kopontren. Kalau disebutkan maka ada banyak yang terlibat dalam kopontren ini seperti : a. Yayasan, sebagai pelindung kopontren b. Pimpinan, c. Staf koperasi d. Anggota koperasi : dewan guru termasuk tukang, setiap bulan kami minta iuran pada tukang 25000 per orang, nanti ketika ada SHU, di kelola keuangannya, anggota membantu koperasi dalam keuangan nanti mereka dapat dari SHU terkadang SHU nya setengah tahun, kadang satu tahun melihat situasi dan kondisinya menurut aturannya setahun sekali pertahun ajaran baru. 3. Dari mana sumber modal koperasi ? Yang sudah-sudah itu dari anggota dan sistem saham. Untuk saat ini terdapat modal sendiri dari anggota dari pondok dan dari yayasan. 4. Apa yang membedakan koperasi ini dengan koperasi dari lain ? Kalau sistem kopontren ini aturan dan kebijakannya mengikuti Dinas Koperasi Tangerang Selatan dan proinsi, terdapat akte pendirian. Menginduk dibawah naungan Dinas Koperasi Tangerang Selatan dan provinsi. Kami melakukan laporan rutin setiap bulan ke dinas. Dengan dinas melakukan laporan tentang situasi sirkulasi keuangan yang terjadi di kopotren dan dinas juga memberikan bantuan dalam bentuk pengadaan barang-barang yang mendukung usaha koperasi seperti pengadaan laptop, printer, lemari kabinet dari Dinas Koperasi Provinsi Banten. Pihak kopontren mengajukan kebutuhan terhadap pengadaan barang barulah di anggarkan di akhir tahun di keluarkan dana tersebut dalam bentuk barang dari Dinas Koperasi Provinsi Banten Dinas koperasi tidak secara cuma-cuma memberi bantuan, namun juga terdapat persyaratan-persyaratan tertentu. Dinas memberikan bantuan terhadap kopontren dengan mempertimbangkan sirkulasi keuangannya, laporannya, pendataannya, pembukuannya. Dinas Koperasi Tangerang Selatan melakukan pengawasan dan penilaian dengan melakukan survey terhadap kopontren secara mendadak dan ditidak diketahui sebelumnya oleh pihak kopontren. Dan Dinas Koperasi Tangerang Selatan memberikan laporan terhadap hasil pengawasan dan penilaian kepada Dinas Koperasi Provinsi Banten. Dinas koperasi juga memberikan pembekalan berupa pelatihan terhadap kopontren dengan cara mengundang pengurus kopontren untuk pembekalan tersebut di Dinas Koperasi, pembekalan tersebut berupa pelatihan manajemen kopontren. Sudah banyak bantuan yang diberikan Dinas dalam bentuk pengadaan barang seperti kulkas, AC, gerinda, kompresor, pemotong besi, bor, lemari cabinet, printer, computer kasir. kopontren Al-Amanah Al-Gontory salah satu kopontren yang diunggulkan di Dinas Tangerang Selatan. Pengawasan untuk kepengurusan dilakukan oleh ketua. Dan kami saling mengawasi, kami pula diawasi oleh Yayasan. 7. Bagaimana Kondisi Keuangan Kopontren? Kondisi keuangan kopontren dipengaruhi oleh fluktuasi kondisi ekonomi santri dan anggota. Kesejahteraan pondok sangat mempengaruhi kondisi kopontren. Ketika koperasi mengalami kesulitan keuangan maka koperasi akan mendapatkan bantuan berbentuk pinjaman dari pondok, dan koperasi membantu pondok dalam pemenuhan kebutuhan pondok. Semua kegiatan kopontren tidak terlepas dari pondok, karena kopontren berdiri di dalam pondok. 8. Kendala apa saja yang terjadi pada Manajemen Kopontren ? Terkadang pendapatan minim, untuk pembelanjaan terkadang bentrok dengan jam mengajar karena sebagian besar ustadz dan ustadzahlah yang mengurusi koperasi, namun kami mengatasi kendala bentrok jadwal ini dengan membagi tugas, dengan pembagian tugas seminggu sekali, kegiatan di koperasi bisa ditangani dengan baik. 9. Apa saja yang dibutuhkan dalam mengelola kopontren? (dalam hal ini alat dan bahan) Untuk mendukung jalannya kegiatan koperasi maka butuh alat dan bahan berupa komputer, dalam bentuk prasarana kami mendapatkan gedung dari yayasan, untuk pembelanjaan kami ada mobil, sedangkan untuk pendataan dan kegiatan keuangan kami gunakan komputer dan printer, adapula brangkas sebagai tempat menyimpan uang. 10. Bagaimana kemampuan ‘penguasaan pasar’ kopontren? Untuk saat ini kami belum keluar pesantren, kami hanya terfokus pada pemenuhan kebutuhan pondok pesantren.. Apabila, segala kebutuhan, persyaratan dan rencana jangka panjang serta jangka pendek terpenuhi dan terealisasikan dengan baik kami akan mencoba untuk memperluas jangkauan pasar untuk keluar. Untuk memperluas jangkauan pasar untuk keluar pesantren masih akan menghadapi kendala dalam uang, tenaga, personil dan waktu. 11. Bagaimana kegiatan keorganisasian pada kopontren ? Rapat kerja pengurus setiap rabu seminggu sekali secara rutin bertujuan untuk mengetahui ada kendala apa satu minggu ini dan kekurangan apa di kopontren. Dalam pembuatan laporan, di hari rabu ketua, sekretaris dan bendahara membahas untuk pembuatan laporan. Bendahara memberikan laporan pengeluaran dan pemasukan atau neraca koperasi dan sekretaris bertugas untuk mengetik membuat data laporan. Kemudian ketua melaporkan perkembangan kopontren pada yayasan. Yayasan terkadang memberi kebijakan terhadap keuangan koperasi. Budaya organisasi yang digunakan adalah kekeluargaan, Koperasi mengguakan prinsip keagamaan, saling PERTANYAAN WAWANCARA Nama : Asep Suhendra Pekerjaan/Jabatan : Bendahara Kopontren Tanggal : 30 Nopember 2015 Jam : 20.30 WIB Tempat :Kantor SekretariatKoppontren Al-Amanah Al-Gontory 1. Bagaimana sejarah berdirinya Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory? Visi dan Misinya? Jawab: kalo Kopontren mulanya dari koperasi pelajar pesantren Al-Amanah Al-Gontory yang bergerak di bidang koperasi konsumen yang anggotanya sebagian besar ustadz & ustdzah yang mengajar di Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory dan Karyawan. Visi dan Misi, adapun Visi dari Koppontren Al-Amanah Al-Gontory adalah: a. Mengangkat Ekonomi Pesantren. b. Mensejahterakan Anggota. Misi dari koppontren Al-Amanah Al-Gontory adalah: “Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Pondok Pesantren”. 2. Bagaimana perkembangan Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah AlGontory? Jawab: Perkembangannya itu ya dari dengan banyaknya santri yang setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan dari segi jumlahnya, memberikan keuntungan yang baik bagi kegiatan usaha kopontren. Dan sangat berpengaruh bagi perkembangan koperasi ini. 3. Bagaimana Struktur Organisasinya? Jawab: 1. Kepengurusan Ketua : Muhammad Taufik S.Pd.I Sekertaris : Drs. Muhamidan Wijaya, M.M Bendahara : Asep Suhendra Wakil Bendahara : Ahmad Kharizal Bisa dilihat di RAT ka kalo struktur 4. Apakah berbadan hukum dan tanggal berapa? Jawab: oh iya berbadan hukum pada tanggal 22 Nopember 1999. 5. Jenis koperasi apa? Jawab: koperasi ini jenis koperasi konsumen/ koperasi serba usaha. 6. Sumber dananya dari mana? Jawab: dananya dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan koperasi, dana hibah, SHU tahun berjalan, dana-dana SHU, simpanan sukarela. 7. Penjelasan mengenai usaha-usaha koperasi: a. Pertokoan - Belanjanya dimana dan bekerjasama dengan siapa aja? Bekerja sama dengan sales datang ke koperasi, belanja di agen, di pasar, barangbarangnya kebutuhan santri - Cara pembelian dan pembayaran barang, jawab: kalo sales tempo 2 minggu baru dibayar b. Perlengkapan santri, jawab: - biasanya nyari sendiri di kota, di ciledug kalo di sales untungnya dikit, bayarnya cash c. Kalender jawab: Bekerja sama dengan salahsatu percetakan d. Pinjaman anggota Jawab: Masa peminjaman biasanya dilihat dari berapa yang di pinjam PERTANYAAN WAWANCARA Nama : Ahmad Kharizal Pekerjaan/Jabatan : Wakil Bendahara Kopontren Tanggal : 2 Desember 2015 Jam : 11.30 WIB Tempat : Kantor SekretariatKoppontren Al-Amanah Al-Gontory 1. Bagaimana manajemen koperasinya apakah sudah memakai fungsi” manajemen? Jawab: 1. Perencanaan: berjalan dengan baik, bisa dilihat di RAT dan surat pengesahan pendirian perencanaan program-programnya. a. Pengadaan/penyaluran sembako dan kebutuhan sekunder lainnya untuk kepentingan anggota dan masyarakat, b. Menyelenggarakan unit simpan pinjam, c. Menjalankan usaha di bidang perdagangan umum termasuk grossir, distributor dan supplier, d. Mengadakan usaha di bidang pertanian, peternakan, perikanan, bidang agri bisnis, jasa kontraktor dan jasa-jasa lainnya, e. Mengadakan usaha serba ada (waserda), wartel, fotocopy, sarana dan peralatan santri/siswa dan catering, f. Melaksanakan kerjasama kemitraan, baik dengan pihak ketiga dan koperasi lainnya dalam rangka pengembangan usaha, g. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan perkoperasian dalam rangka peningkatan sumber daya manusia. 2. Penggorganisasian: organisasinya berjalan bagus dan selalu diadakan rapat sebulan sekali, untuk saat ini sudah ada pergantian pengurus. Nama : Siti Khoirunnisa, S.Pd Pekerjaan/Jabatan : Ustadzah / Pembimbing Koperasi Santriwati Tanggal : 27 Januari 2016 Jam : 14.00 WIB Tempat :Kantor Sekretariat Kopontren Al-Amanah Al-Gontory 1. Bagaimana koperasi dalam pengembangan wirausaha santri ? Untuk koperasi ini, mereka (santri) kami kasih modal, ada pengurusnya, pengurus itu dari OSPA (Organisasi Santri Pondok Pesantren Al-Amanah AlGontory), santri-santri. Koperasi ini masuknya kedalam kegiatan organisasi santri OSPA, di dalam organisasi santri tersebut terdapat bagian yang namanya bagian koperasi yang khusus dalam perkoperasian santri. Mereka yang mengelola koperasi, waktu sudah dijadwalkan oleh pondok dan barangbarang sudah sesuai dengan kebutuhan santri . Dan terdapat pembimbing yang mengatur siklus uang masuk dan uang keluar saja. Namun yang menentukan uang masuk dan uang keluar tetap mereka (santri). Dari awal jabatan, mereka diberikan modal untuk membeli perlengkapan/kebutuhan santri. Modal itu dari keuntungan koperasi pada masa jabatan sebelumnya. Setiap buka koperasi, mereka setor dan mereka mencatat sendiri pembukuannya, uang masuk, uang keluar dan pembelanjaan. Setiap buka koperasi, maka uang disetorkan ke pembimbing/ ustadzahnya. Ustadzahnya saya dan ustadzah Jannah. Tugas saya hanya membantu memegang uangnya saja karena pembimbing bertugas untuk membantu memegang uang dan mengarahkan kegiatan. Apabila mereka membutuhkan atau terdapat kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan maka kami yang menganggarkan. Mereka yang membelanjakan uangnya. Setiap harinya dari keuntungan koperasi santri tersebut, wajib disisihkan sebanyak Rp. 250.000 berupa tabungan koperasi untuk kebutuhan sewaktu-waktu apabila koperasi membutuhkan dana/ modal yang besar dalam menjalankan program-program koperasi. Koperasi ini khusus untuk kegiatan organisasi santri-santri dalam berwirausaha. Kami menadapatkan modal di awal dari pondok, kita belanjakan, untuk saat ini kami tinggal memutarkan keuntungan agar dapat menjadi modal saja. 2. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan organisasi kewirausahaan santri ini? Yang terlibat Pengurus koperasi bagian santri kelas 5 dan dibantu dari asisten santri dari kelas 4. Yang mengelola uang masuk, belanja dan barang-barang, supply makanan itu dilakukan oleh santri kelas 5 yang kelas 4 hanya membantu menjaga saja ketika koperasi buka. 3. Bagaiamana koperasi dalam pemilihan pengurus kegiatan wirausaha santri yang ada di koperasi pondok ini ? Untuk sistem pemilihan pengurus mereka (santri) diberikan angket yang didalamnya terdapat bagian-bagian dimulai dari ketua, sekretaris, bendahara hingga bagian keamanan. Sebelum diadakan pemilihan dari pengasuhan, kami bagikan mereka angket. Mereka dapat memilih untuk masuk bagian yang mereka pilih, mereka memilih dua bagian yang mereka mau. Dan dari pihak pengasuhan mencocokkan mereka dengan bagian-bagian yang mereka pilih. Dalam memilih pengurus, Pihak pengasuhan melihat pada kelayakan, kesehatan dari pembelajaran mereka. juga mempertimbangkan apakah kegiatan ini mengganggu bagi santri yang ingin jadi pengurus atau tidak. 4. Apakah para pengurus diberikan pembelajaran kewirausahaan: Tidak ada, paling dari mata pelajaran ekonomi, di SMA mereka ada kegiatan PKL kewirausahaan, dari kelas 4 mereka sudah diajarkan kewirausahaan. Mereka juga tergabung dalam kepanitiaan Bakti sosial, dalam mencari dana mereka mengeluarkan bakat wirausaha mereka seperti berdagang. Pada kegiatan PKL Kewirausahaan, mereka juga melakukan kegiatan kewirausahaan, mereka mencari modal, berdagang kemudian mendapatkan keuntungan dan mereka membuat laporan kegiatan mereka. 5. Arahan sebelum menjadi pengurus: Pada koperasi santri ini terdapat program kerja masing-masing. Seperti Penentuan jadwal, melarang santriwati belanja di koperasi selain pada waktunya. Mencatat uang masuk dan uang keluar. 6. Apakah koperasi dalam kegiatan kewirausahaan ini memberikan upah pada santri? Wirausaha ini bermodal dari pondok dan pendapatannya dikembalikan untuk pondok. mereka tidak diberikan upah. Mereka hanya diberi fasilitas konsumsi Rp.10.000 perharinya. Sehari itu mereka boleh makan makanan yang dikoperasi itu seharga Rp.10.000 untuk yang jaga hari itu. Untuk pengurus kita bayarkan laundry. 7. Apakah terdapat studi koperatif dalam kewirausahaan di kopersi ini? Paling kita belajar/ mengacu pada koperasi yang di Gontor. 8. Usaha apa saja untuk mengembangkan wirausaha santri ? Kegiatan koperasi, laundry sudah ada struktur, kegiatan dan program kerja yang jelas. Dan diadakannya pembelajaran dari adanya baksos. 9. Faktor pendukung dalam kegiatan kewirausahaan ? Faktor pendukungnya adalah Sudah ketahuan pangsa pasarnya, dan dapat menentukan sendiri kebutuhan-kebutuhan santri dan pasti laku. 10. Faktor penghambat dalam kegiatan kewirausahaan ? Penghambatnya paling dari modal di awal, namun itu pasti terselesaikan. 11. Bagaimana transparansi keuangan dalam kegitan ini ? Keuangan diawasi oleh ustadzah, dan uang tabungan yang 250000 per hari itu juga ustadzah yang pegang, di setorkan ke bank. 12. Bagaimana merancang program-program ? Program dari segi waktu, barang-barang dan lain-lain sudah dirancang dan diatur oleh pondok. tinggal dijalankan dan dikembangkan saja oleh para santri sebagai pengurus. 13. Apakah terdapat kegiatan evaluasi ? Terdapat rapat, atau evaluasi setiap malam selasa. Bagian koperasi dengan pembimbing membahas jadwal buka koperasi, penggunaan bahasa di koperasi. Dan lain-lain yang berkaitan dengan kegiatan koperasi untuk kewirausahaan santri ini. 14. Harapan apa saja untuk kegiatan kewirausahaan santri ini bagi santri dan koperasi santri? Jika di masa mendatang mereka ingin mengelola dan mengembangkan usaha sendiri, mereka sudah mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang berwirausaha, dari bagaimana cara memutar balik modal dan keuntungan, melihat pangsa pasar dan sebagainya. Dan harapan untuk koperasi santrinya sendiri adalah mempunyai bangunan koperasi yang lebih memadai, barangbarang kebutuhan yang lengkap sehingga yang berbelanja bukan hanya dari kalangan santri dan masyarakat pondok tetapi dari kalangan masyarakat sekitar pondok juga bisa, sehingga santri tidak perlu lagi membeli kebutuhan dari luar asrama pondok pesantren.