penerapan manajemen pada koperasi pondok

advertisement
PENERAPAN MANAJEMEN PADA KOPERASI
PONDOK PESANTREN AL-AMANAH AL-GONTORY
PARIGI BARU PONDOK AREN
KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
ILLIYYEN FARIDAH
1111053000036
KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
S
ABSTRAK
ILLIYYEN FARIDAH, NIM 1111053000036, Penerapan Manajemen pada
Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory Parigi Baru Pondok
Aren Kota Tangerang Selatan, Pembimbing: Lili Bariadi, MM. M.Si.
Keberhasilan manajemen pada koperasi tidak dapat dipisahkan dari
kemampuan unsur manajemen (pengurus dan pengelola/ manajer) dalam
mengelola koperasi. Manajemen merupakan salah satu bagian yang sangat penting
dalam sebuah organisasi koperasi serta badan usaha lainnya, termasuk pada
Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, Kopontren Al-Amanah AlGontory dinilai sudah menerapkan sistem manajemen yang cukup baik, dilihat
dari unsur-unsur manajemen, serta fungsi manajemen dalam organisasi yang
dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory ini.
Kopontren Al-Amanah Al-Gontory memiliki peranan yang sangat penting
dalam mensejahterakan anggota yang sebagian besar masyarakat pondok
pesantren Al-Amanah Al-Gontory. Peran penting tersebut antara lain dalam
pemenuhan kebutuhan Anggota Koperasi (Santri dan Non-Santri) dan dalam
mengembangkan wirausaha santri.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan
manajemen pada koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, bagaimana
peranan koperasi bagi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dalam
pemenuhan kebutuhan anggota koperasi (Santri dan Non-Santri) dan bagaimana
peran koperasi dalam mengembangkan jiwa wirausaha santri.
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan empiris. Penelitian ini sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa manajemen koperasi
pada Kopontren Al-Amanah Al-Gontory sudah cukup baik dalam menerapkan
sistem manajemennya, Kopontren Al-Amanah Al-Gontory juga menerapkan asas
kekeluargaan dalam budaya organisasinya (kesadaran dari hati nurani setiap
anggota untuk mengerjakan segala sesuatu kegiatan koperasi dengan baik dan
berguna untuk semua anggota koperasi/ saling membantu dalam hal apapun antara
pondok pesantren dengan koperasi), serta unsur-unsur manajemen yang baik,
karena dengan adanya unsur-unsur manajemen serta fungsi manajemen sangat
menunjang bagi kegiatan manajemen sehingga tujuan yang diinginkan tercapai
dengan baik.
Kata kunci: Manajemen Koperasi Pondok Pesantren
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT tuhan semesta alam yang
selalu memberikan nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, serta atas segala
Ilmu dan Hidayah-Nya sampai kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam senantiasa terlimpah curahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dukungan dan do’a dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan, Suparto, M.Ed, Ph.D
selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr. Raudhonah, MA selaku Wakil Dekan II, Dr.
Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah dan Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah.
3. Bapak Fauzun Jamal, Lc, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Bapak Lili Bariadi, MM. M.Si selaku Dosen Pembimbing Super Baik dan
Perhatian yang selalu bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan
arahan, masukan, kritik, saran, nasihat, motivasi dan pemikirannya yang
sangat bermanfaat bagi penulis dari masa perkuliahan hingga skripsi ini
terselesaikan.
ii
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
khususnya jurusan Manajemen Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
atas waktu, pengalaman, motivasi dan ilmu yang telah diberikan kepada
penulis selama ini.
6. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pelayanan dalam melengkapi referensi-referensi yang penulis
butuhkan selama kuliah dan penulisan skripsi ini.
7. Keluarga besar Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory,
khususnya Ustadz. Muhammad Taufiq S.Pd.I selaku Ketua Kopontren
Ustdz. Asep Suhendra selaku Bendahara, Ustadz Ahmad Kharizal selaku
Sekretaris, Ustdzah Siti Khoirunnisa S.Pd.I selaku Pembimbing Koperasi
Santri serta para Asatidzah yang berkenan menjadi informan dalam
penelitian ini dan meluangkan waktunya untuk memberikan informasi
yang penulis butuhkan.
8. Teristimewa Ayah dan Mama tercinta Abdul Hamid dan Suryamah,
Nenek, Uwa, Tante ros, Aa Adnan Syafi’i, Kk Ipar Nur Zannah,
Keponakan M. Saiful Ilmi, Dd Nurul ‘Aliyyah, Dd M. Haekal Al-Qarni
serta Keluarga Besar Ayah dan Mama tersayang yang selalu memberikan
dukungan, semangat, kasih sayang, pengorbanan, serta do’a yang terus
menerus kepada Ananda selama ini. Sehingga Ananda mendapat kekuatan
untuk menyelesaikan skripsi ini hingga akhir.
iii
9. Teristimewa Calon Suami Try Rizky Nur Fadhilah yang selalu
memberikan semangat, perhatian serta do’anya hingga skripsi ini selesai.
10. Sahabat penulis Rantina Khairunnisa, Resti Hedi Juanti tersayang dan Uje
yang selalu membantu, meluangkan waktu, do’a, pemikirannya dan
motivasi kepada penulis dari awal penulisan proposal skripsi hingga
skripsi ini selesai.
11. Sahabat-sahabat penulis Ebach, Epoy, Boneng, Mapho, Sitot, Dudul, Ccy,
Bos dan Mam Cla tersayang yang selalu memberikan semangat dan do’a,
bersedia meluangkan waktunya untuk menghibur (jalan-jalan & makan
bareng) dan berbagi cerita dikala penulis lelah dengan skripsi yang tak
kunjung usai.
12. Sahabat seperjuangan kuliah penulis Rantina Khairunnisa, Hana Fauziyah,
Euis Sri Mulyani dan Sri Utami yang selalu memberikan do’a, semangat
serta waktunya untuk bermain, belajar dan berbagi cerita selama dalam
perkuliahan.
13. Seluruh teman-teman seperjuangan Manajemen Dakwah angkatan 2011
yang sudah menemani dan berbagi ilmu pengetahuan selama berjalannya
perkuliahan.
14. Para sahabat, teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan
kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis
atas segala bantuan, dukungan dan do’a yang telah diberikan.
iv
v
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Pembimbing
Lembar Pernyataan Keasliaan Skripsi
Abstrak ............................................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................... vi
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7
D. Review Studi Terdahulu .......................................................... 8
E. Metodelogi Penelitian ............................................................. 11
F. Sistematika Penelitian ............................................................. 15
BAB II
LANDASAN TEORI ................................................................. 18
A. Manajemen ............................................................................. 18
1. Pengertian Manajemen ......................................................... 18
2. Macam-macam Manajemen .................................................. 20
3. Unsur-unsur Manajemen ....................................................... 25
4. Fungsi Manajemen ................................................................ 26
B. Koperasi .................................................................................. 28
vi
1. Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia...................... 28
2. Pengertian Koperasi .............................................................. 30
3. Perangkat Organisasi Koperasi ............................................. 33
4. Fungsi Koperasi .................................................................... 38
5. Tujuan Koperasi .................................................................... 40
6. Bentuk dan Jenis Koperasi .................................................... 42
7. Permodalan Koperasi ............................................................ 48
8. Sisa Hasil Usaha ................................................................... 50
C. Manajemen Koperasi .............................................................. 51
1. Fungsi-fungsi Manajemen Koperasi ...................................... 51
2. Manajemen Koperasi yang Efektif ........................................ 60
BAB III
GAMBARAN UMUM KOPERASI PONDOK PESANTREN
AL-AMANAH AL-GONTORY................................................ 63
A. Sejarah Berdiri, Visi dan Misi ................................................ 63
B. Usaha-usaha Koperasi ............................................................. 70
C. Legalitas Koperasi ................................................................... 70
D. Struktur Organisasi ................................................................. 71
E. Bagan Struktur Organisasi....................................................... 73
BAB IV
PEMBAHASAN ........................................................................ 74
A. Penerapan Manajemen Koperasi pada Koperasi Pondok
Pesantren Al-Amanah Al-Gontory ......................................... 74
vii
B. Peranan Koperasi bagi Pondok Pesantren Al-Amanah
Al-Gontory dalam Pemenuhan Kebutuhan Anggota Koperasi
(Santri dan Non-Santri) ......................................................... 95
C. Peran Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory
dalam mengembangkan Wirausaha Santri ............................. 99
BAB V
PENUTUP ................................................................................ 105
A. Kesimpulan ........................................................................... 105
B. Saran ..................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 107
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Ilmu manajemen diperlukan oleh hampir semua jenis profesi, baik yang
bekerja di swasta, pemerintah, yayasan maupun lembaga swadaya masyarakat.
Ilmu manajemen diperlukan dalam pengelolaan setiap organisasi, baik organisasi
sekolah, politik, sosial, bahkan organisasi bisnis.1 Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa pengetahuan akan manajemen sangat diperlukan oleh hampir
setiap manusia. Disadari ataupun tidak, masyarakat sangat dekat dengan
organisasi dan pada prinsipnya organisasi adalah dua atau lebih orang yang
bekerjasama secara terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu.2 Contohnya
seperti organisasi bisnis, pada prinsipnya organisasi bisnis harus memperhatikan
sistem manajemen di dalam perjalanan bisnis tersebut agar organisasi bisnis
dapat berjalan dengan baik.
Setiap organisasi bisnis atau badan usaha pasti akan berusaha
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan mendapatkan keuntungan.
Oleh karena itu setiap badan usaha harus mempunyai sistem manajemen, karena
badan usaha yang baik adalah badan usaha yang mempunyai sistem manajemen
1
Dian Wijayanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012),
hlm. 1.
2
Dian Wijayanto, Pengantar Manajemen, hlm. 39.
1
2
yang baik. Yang mana fungsi manajemen adalah untuk perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Semua itu harus berjalan
dengan teratur dan sistematis, hal ini karena keempat fungsi manajemen tersebut
merupakan kunci bagi keberhasilan suatu badan usaha.3
Adapun badan usaha mempunyai beberapa bentuk, antara lain Perusahaan
Perseorangan, Perusahaan Firma, Perseroan Komanditer, Perseroan Terbatas,
Koperasi, Usaha Patungan dan lain-lain.4 Sebagaimana yang disebutkan di atas
bahwa salah satu bentuk usaha yang banyak didirikan di Indonesia adalah
koperasi, yang merupakan suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan
dikendalikan oleh anggota dan dioperasikan oleh anggota dan untuk anggota atas
dasar nirlaba atau atas dasar biaya.5 Mengetahui bahwa proses usaha di dalam
koperasi itu sama saja dengan apa yang terjadi dalam badan-badan usaha yang
lain yaitu meliputi proses pemasaran, produksi, keuangan, personalia, akuntansi
dan administrasi, apapun jenis koperasinya.6
Menurut Undang-undang Nomer 25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Adapun tujuan koperasi
adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
3
Indo Yama Nasarudin, dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen, (Jakarta:
LPP UIN Jkt, 2006), hlm. 33-34.
4
Nurochim & Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2010), hlm. 80-84.
5
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
(Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 39.
6
Sukanto Reksohadiprodjo, Manajemen Koperasi, (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm. 67.
3
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.7 Para anggota koperasi pada dasarnya juga
merupakan anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi
ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.8 Secara tidak langsung
koperasi juga menumbuhkan solidaritas bagi sesama masyarakat, dan hal ini
sesuai dengan firman Allah,
Dan bekerjasamalah dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah
saling bekerjasama dalam dosa dan permusuhan.” (Al-Maidah: 2).
Koperasi tidak hanya didirikan di dalam masyarakat luas, lembaga
pendidikan pun banyak yang mendirikan koperasi, seperti pondok pesantren.
Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia
sebagaimana menjadi kesepakatan para peneliti sejarah pendidikan di negeri
yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini. Pada mulanya pesantren
didirikan oleh para penyebar Islam sehingga kehadiran pesantren kini diyakini
mengiringi dakwah Islam di negeri ini, kendati bentuk sistem pendidikannya
belum selengkap pesantren sekarang. Pada dataran subtantif pesantren telah
7
Sukanto Reksohadiprodjo, Manajemen Koperasi, hlm. 1.
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
8
hlm. 43.
4
berdiri pada awal masa Islam di Indonesia, tetapi pada dataran bentuk mengalami
perubahan yang signifikan.9
Ada beberapa ciri khas yang membedakan pondok pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya, yang sekaligus ciri tersebut menunjukkan unsurunsur pokok pondok pesantren, antara lain adalah:
1. Pondok
2. Mesjid
3. Santri
4. Kyai
5. Kitab-kitab klasik.10
Perbedaan persepsi para ahli tentang keberadaan pesantren sebenarnya
lebih dipengaruhi faktor-faktor tersebut. Bagi mereka yang mengamati pesantren
dari segi substansinya, akan cenderung menegaskan bahwa pesantren itu lahirnya
beriringan dengan masuknya Islam di Indonesia. Sedangkan bagi mereka yang
mengamatinya dari parameter pesantren yang ada sekarang ini tentu memandang
pesantren baru saja pada abad belakangan ini.11
Sebagai suatu proses, pendidikan membutuhkan lembaga (institusi), yang
salah satu artinya adalah badan (organisasi) yang tujuannya melakukan
9
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi,
(Jakarta: Erlangga, Tt), hlm. 61.
10
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996),
hlm. 47-48.
11
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi,
hlm. 61.
5
penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. Oleh karena itu lembaga
pendidikan merupakan organisasi yang bertugas menyelenggarakan kegiatan
proses belajar-mengajar.12
Salah satu badan usaha yang dibuat oleh pondok pesantren adalah
koperasi santri. Koperasi santri ini merupakan suatu badan usaha yang
melakukan simpan pinjam bagi anggota pondok pesanten dan juga menjual
berbagai macam kebutuhan para santri. Selain itu koperasi santri juga sebagai
badan usaha pondok pesantren untuk meningkatkan ekonomi pondok pesantren.
Selain sebagai badan usaha koperasi santri juga sebagai sarana belajar
berorganisasi dan berwirausaha bagi para santri. Manajemen koperasi santri
dikelola oleh Asatidz beserta para santri, mulai dari keorganisasian,
pembelanjaan, pengembangan dan keuanganya.
Salah satu Pondok Pesantren yang memiliki koperasi santri adalah
Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory yang berlokasi di Pondok Aren Jl.
Taman Makam Bahagia ABRI, Perigi Baru - Tangerang Selatan - Banten.
Keberadaan koperasi santri di pondok pesantren ini sangat penting karena
seluruh santri hanya dapat berbelanja keperluan sehari-hari di koperasi ini. Setiap
tahun jumlah santri di pondok ini semakin bertambah, tentunya koperasi santri di
pondok pesantren inipun semakin berkembang.
Keberadaan koperasi santri sebagai pusat perbelanjaan bagi para santri di
pondok pesantren tentunya menjadi badan usaha yang sangat menghasilkan, dan
12
Mujamil Qomar, “Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Institusi”, hlm. 86.
6
tentunya hal ini mempengaruhi perkembangan koperasi dari masa yang semakin
meningkat.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengangkat tema tersebut
kedalam tulisan (skripsi) dengan judul “Analisis Manajemen pada Koperasi
Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory Parigi Baru, Pondok ArenTangerang Selatan”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu adanya
pembatasan yang menjadi fokus dalam pembatasan skripsi ini. Untuk
mengefektifkan dan memudahkan pembahasan, maka penulis membatasi
permasalahan dalam penulisan skripsi ini pada pembahasan mengenai
manajemen pada koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan manajemen koperasi pada koperasi Pondok
Pesantren Al-Amanah Al-Gontory?
7
2. Bagaimana peranan koperasi bagi Pondok Pesantren Al-Amanah AlGontory dalam pemenuhan kebutuhan anggota koperasi (Santri/ NonSantri)?
3. Bagaimana peran koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory
dalam mengembangkan jiwa wirausaha santri?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen koperasi
pada
koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory.
b. Untuk mengetahui bagaimana peranan koperasi bagi Pondok Pesantren
Al-Amanah Al-Gontory dalam pemenuhan kebutuhan anggota koperasi
(Santri/ Non-Santri).
c. Untuk mengetahui bagaimana peran koperasi Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory dalam mengembangkan jiwa wirausaha santri.
2. Manfaat Penelitian
a.
Dalam bidang akademik penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
pengembangan ilmu manajemen, khususnya manajemen dalam sebuah
koperasi.
b.
Bagi masyarakat luas penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan pemahaman yang mendalam dan meyakinkan tentang
pentingnya manajemen dalam sebuah koperasi.
8
D. Review Studi Terdahulu
1.
Identitas
Nur Muchamad, Program studi Manajemen Dakwah
2012, UIN Jakarta.
Judul Skripsi
Analasis Manajemen Koperasi Selapa Polri Pondok
Pinang
dalam
Pelayanan
untuk
Meningkatkan
Kesejahteraan Anggota
Substansi
Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya pengaruh
signifikan
antara
kemampuan
manajerial
pengurus
terhadap kualitas pelayanan anggota Koperasi Selapa
Polri Pondok Pinang Jakarta Selatan.
Perbedaan
Fokus pembahasannya mengenai manajemen koperasi
Salapa
Polri
Pinang
dalam
pelayanan
untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota.
2.
Identitas
Putri Puspitasari, Program studi Kesejahteraan Sosial
2014, UIN Jakarta.
Judul Skripsi
Peran Koperasi Berkah Mentari dalam Meningkatkan
Usaha
Mikro
pada
Tangerang Selatan.
Masyarakat
Pamulang
Kota
9
Substansi
Penelitian ini menyimpulkan bahwa koperasi Berkah
Mentari sangat berperan penting bagi masyarakat
pamulang terutama dalam peminjaman modal yang
sangat membantu masyarakat mengurangi beban dan
kesulitan dalam mencari modal usaha dan yang terjerat
oleh hutang rentenir. Hal ini dapat di lihat dari kepuasan
para nasabah yang sudah lebih dari satu tahun melakukan
pinjaman modal usaha dan merka dapat mengembangkan
usaha mikro mereka dengan kelebihan modal dan
keuntungan yang ada untuk memenuhi kebutuhan hidup
maupun membuka usaha yang baru. Akan tetapi faktor
penghambat dalam memberikan pinjaman modal usaha
yang sering di rasakan oleh koperasi Berkah Mentari
adalah kesulitannya nasabah mengembangkan usaha
mereka sendiri walaupun sudah di berikan modal usaha
dan motivasi. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif dan dalam pemilihan informan
menggunakan metode purposive sampling.
Perbedaan
Fokus
pembahasannya
mengenai
peranan
koperasi
Berkah Mentari dalam meningkatkan usaha mikro pada
masyarakat Pamulang Kota Tangerang Selatan
10
3.
Identitas
Silvia
Khairunnisa,
Program
Studi
Manajemen
Pendidikan 2014, UIN Jakarta.
Judul Skripsi
Peran Koperasi Sekolah dalam Menumbuhkan Karakter
Wirausahawan pada Siswa di SMKN I Kota Tangerang
Substansi
Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran koperasi
sekolah dalam menumbuhkan karakter wirausahawan
pada diri siswa sudah baik sesuai dengan 6 indikator
karakteristik
wirausahawan
dalam
hal
jiwa
kepemimpinan, berorientasi tugas dan hasil, orientasi
masa depan, kreativitas, pengambilan risiko, dan percaya
diri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Perbedaan
Fokus
pembahasannya
mengenai
peranan
koperasi
sekolah dalam menumbuhkan karakter wirausahawan
pada siswa di SMKN 1 Kota Tangerang.
4.
Identitas
Ahmad Zaelani, Program Studi Manajemen Dakwah
2015, UIN Jakarta.
Judul Skripsi
Optimalisasi
Sistem
Operasional
Koperasi
Dalam
Kesejahteraan Ekonomi Anggota Di Kopontren AlAmanah Al-Gontory.
Subtansi
Penelitian ini menyimpulkan bahwa optimalisasi yang
dilakukan oleh pengurus kopontren Al-Amanah Al-
11
Gontory untuk dapat mencapai kondisi yang terbaik
adalah dengan memanfaatkan sebaik mungkin komponenkomponen yang ada didalam sistem operasionalnya yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk
mencapai tujuan yang diinginkan oleh kopontren. Dalam
mengukur
tingkat
kesejahteraan
ekonomi
anggota,
kopontren Al-Amanah Al-Gontory mengukurnya dengan
indicator pendapatan SHU dan kegiatan-kegiatan usaha
kopontren. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif.
Perbedaan
Fokus pembahasannya mengenai Optimalisasi Sistem
Operasional Koperasi Dalam Kesejahteraan Ekonomi
Anggota Di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan empiris.
Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy Moeloeng penelitian ini
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.13 Dalam hal
13
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
hlm. 4.
12
ini penulis melakukan penelitian lapangan dengan mewawancarai pengurus
koperasi
Pondok
Pesantren
Al-Amanah
Al-Gontory untuk
mengetahui
bagaimana manajemen koperasi di Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory.14
Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis berharap dapat memperoleh data
yang lengkap dan akurat. Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis
menggunakan metode deskriptif yang mana metode deskriptif merupakan
penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis atau produksi.15
2. Subyek Penelitian
a. Subyek Penelitian ini adalah pengurus dan anggota beserta jajaran koperasi
Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory.
b. Obyek Penelitian ini adalah Manajemen Koperasi Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory.
3. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory, Pondok Aren Jl. Taman Makam Bahagia ABRI, Parigi
Baru, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
14
Herman Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
1992), hlm. 10.
15
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analistik Statistik
(Bandung: PT. Rosdakarya, 2002), hlm. 24.
13
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data Primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara terhadap pengurus serta
anggota koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, dan buku-buku
utama yang menjadi rujukan dalam penelitian ini seperti buku Ekonomi Koperasi
Teori dan Manajemen (2012) yang di tulis oleh Jochen Ropke dan di
terjemahkan oleh Sri Djatnika, Ekonomi Skala Kecil/Menengah & Koperasi
(2004) yang di tulis oleh Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono,
Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek (2003) yang ditulis oleh Sonny
Sumarsono.
Data Sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai dokumen yang
berkaitan dengan permasalahan yang berkaitan dengan penelitian yang didapat
dari buku-buku, artikel ilmiah, berita-berita di media masa dan lainnya.16
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi, yaitu pengamatan secara sistematis dana analisa yang
memegang peranan penting untuk meramalkan tingkah laku sosial,
sehingga hubungan antara satu peristiwa dengan yang lainnya menjadi
jelas. Dan aspek-aspek yang diamati, sifat pribadi, interaksi verbal, non
verbal, aktifitas, pengaturan, keahlian professional, sarana dan alat yang
16
Fahmi Muhammad Ahmadi, dan Jaenal Aripin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hlm. 17-18.
14
digunakan, afektif, kognitif, dan sosiologis.17 Dalam hal ini penulis
mengadakan pengamatan langsung terhadap Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory sehingga dapat memperoleh kelengkapan data akurat
yang sesuai dengan tujuan penelitian.
b. Wawancara, yaitu merupakan bagian dari observasi pula karena
wawancara adalah salah satu cara untuk memperoleh data melalui
informasi yang didengarnya dengan panca indra pendengaran, yang
sebelumnya ditanyakan terlebih dahulu kepada responden. Wawancara
dilakukan penulis terhadap pihak-pihak yang berwenang pada Pondok
Pesantren Al-Amanah Al-Gontory .
c. Studi Dokumenter. Dokumentasi, data-data yang diperlukan dicari,
dikumpulkan, dibaca dan dipelajari dari sumber-sumber berupa arsip,
buku, artikel, diktat dan lain-lain yang berhubungan dengan Koperasi
Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk
yang lebih mudah dibaca atau mudah dipahami dan diinformasikan kepada orang
lain.18 Pada tahapan analisis data, data diolah dan dimanfaatkan sedemikian rupa
hingga dapat menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk
menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian. Adapun data-data tersebut
17
Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006), hlm. 8.
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2004),
hlm. 244.
15
dianalisis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu menganalisis dan
menjelaskan suatu permasalahan dengan memberikan suatu gambaran secara
jelas sehingga menemukan jawaban yang diharapkan.
7. Teknik Penulisan Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini berpedoman pada standar penulisan skripsi
pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)”
yang diterbitkan CeQDA (Center For Quality Development and Assurance)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007. Cet.
Ke-I.19
F. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini penulis membagi dalam lima bab, yang
masing-masing bab terdiri dari sub bab yang disesuaikan dengan isi dan maksud
tulisan ini. Pembagian ke dalam beberapa bab dan sub bab adalah bertujuan
untuk
memudahkan
pembahasan
terhadap
isi
penulisan
ini.
Adapun
pembagiannya adalah sebai berikut:
19
Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi,
(CeQDA(Center For Quality Development and Assurance Center) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2007), Cet. Ke-1.
16
BAB I
PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Meliputi pengertian manajemen, macam-macam manajemen,
fungsi-fungsi manajemen. Dan pembahasan mengenai koperasi
yang meliputi sejarah berdirinya koperasi, pengertian koperasi,
perangkat organisasi koperasi, fungsi koperasi, tujuan koperasi,
bentuk dan jenis koperasi, permodalan koperasi, sisa hasil
usaha, manajemen koperasi, fungsi-fungsi manajemen koperasi
dan manajemen koperasi yang efektif.
BAB III
GAMBARAN
UMUM
KOPERASI
PONDOK
PESANTREN AL- AMANAH AL- GONTORY
Meliputi sejarah berdirinya Pondok Pesantren serta Koperasi
Al-Amanah Al-Gontory, legalitas koperasi Pondok Pesantren
Al-Amanah Al-Gontory, usaha-usaha yang dilakukan koperasi
Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, dan struktur
organisasi koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory.
BAB IV
PEMBAHASAN
17
Meliputi penerapan manajemen koperasi Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory, peranan koperasi bagi Pondok Pesantren
Al-Amanah Al-Gontory dalam pemenuhan kebutuhan anggota
(Santri dan Non-Santri)
BAB V
PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran, penulis mengakhiri penulisan
ini dengan memberikan beberapa kesimpulan dan juga
menyampaikan beberapa saran yang berhubungan dengan
kajian penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen sama tuanya dengan peradaban di Yunani kuno dan
Kerajaan Romawi, ditemukan banyak bukti dari manajemen dalam arsip
sejarah pemerintahan, tentara dan pengadilan lain-lain. Manajemen berasal
dari kata kerja dalam bahasa Inggris to manage yang artinya mengurus,
mengatur, melaksanakan dan mengelola.1
Arti manajemen menurut Ricky W. Griffin merupakan suatu
rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengendalian) yang diarahkan
pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi)
untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien”.2
Menurut George R. Terry dan Leslie W. Rue “Manajemen adalah
suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional
atau maksud-maksud yang nyata”.3
Sedangkan, James A. F. Stoner mendefinisikan bahwa manajemen
ialah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian
1
Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: ALFABETA, 2012),
hlm. 2.
2
Ricky W. Griffin, Manajemen (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 8.
George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen , (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), hlm.3.
3
18
19
upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.4
Para pemikir kontemporer menyatakan bahwa manajemen mempunyai
tiga karakteristik utama yaitu:
a. Manajemen merupakan sebuah proses atau serangkaian kegiatan yang
berlanjut dan berkaitan.
b. Menejemen menyangkut dan memusatkan pada pencapaian tujuan
organisasi.
c. Manajemen mencapai tujuan ini dengan cara bekerja bersama dan
melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.5
Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu
pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami
mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan
system kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Menurut Gullick
manajemen telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah diorganisasi
menjadi suaru rangkaian teori. Teori-teori ini masih terlalu umum dan
subjektif. Tetapi teori manajemen selalu diuji dalam praktek, sehingga
manajemen sebagai ilmu selalu berkembang.6
Secara umum ada beberapa tujuan serta manfaat yang diharapkan
dengan dipergunakannya ilmu manajemen sebagai pendukung dalam
mengelola organisasi, baik organisasi profit dan non-profit. Adapun tujuan
serta manfaat dengan diterapkannya ilmu manajemen pada suatu organisasi
4
Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, hlm. 2.
Nurochim & Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2007), hlm. 11-12.
6
Hani Handoko, Manajemen, cet. Ke-26 (Yogyakarta: BPFE, 2014), hlm.11.
5
20
adalah mampu memberikan arah pencapaian kinerja secara terukur dan
sistematis sehingga diharapkan pekerjaan dapat dikerjakan tepat waktu,
mampu
menempatkan
perusahaan
dalam
kerangka
kerja
yang
mengedepankan konsep efesiensi7 dan efektifitas8, membuat perusahaan telah
menerapkan konsep manajemen yang memenuhi standar-standar aturan yang
telah disepakati sehingga para klien dan mitra bisnis menaruh simpati serta
kepercayaan pada perusahaan.9
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
manajemen ialah suatu rangkaian kegiatan berupa proses perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan, pengendalian dan penilaian (dalam hal ini
organisasi) untuk mencapai tujuan.
2. Macam-macam Manajemen
Menurut Made Pidarta, manajemen apabila dilihat dari berbagai sudut
pandang sebagai berikut:
a. Manajemen by objective
Manajemen by objective (manajemen sasaran) yaitu manajemen
berdasarkan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai. Dalam manajemen
sasaran ini, seluruh komponen yang ada diintegrasikan secara terpadu dan
diarahkan sepenuhnya pada sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.10
7
Efisiensi dilihat dari segi biaya yang dipergunakan sesuai dengan alokasi yang
dianggarkan bahkan jika memungkinkan lebih rendah dari yang teralokasi. Lebih lanjut lihat Irham
Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, hlm. 2-3.
8
Efektifitas melihat pada sisi penghematan waktu yang bisa dilakukan, artinya suatu
pekerjaan mampu dilaksanakan dan terselesaikan secara tepat waktu yang direncanakan. Lebih
lanjut lihat Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, hlm. 2-3.
9
Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, hlm. 3.
10
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 55.
21
b. Manajemen by structures
Manajemen by structure yaitu manajemen yang menggunakan
pendekatan struktural yang juga merupakan manajemen normatif. Manajemen
ini berawal dari pandangan bahwa organisasi adalah struktur yang harus
dilihat serta dikelola secara struktural. 11
c. Manajemen by technique
Manajemen by technique adalah manajemen dengan mengutamakan
teknik pegelolaan organisasi. Optimalisasi cara-cara pelaksanaan kegiatan
organisasi yang diarahkan pada tercapainya tujuan organisasi dengan efektif
dan efisien.12
d. Manajemen by people
Manajemen by people ialah manajemen pada aspek personal, yaitu
manajemen yang mengutamakan orang sebagai pelaksana seluruh rencana
organisasi. Dalam hal ini, orang-orang yang bekerja dalam perusahaan atau
organisasi disebut personalia.13
e. Manajemen by information
Manajemen by information atau manajemen dan pendekatan
informasi adalah pengelolaan organisasi yang berpusat pada peran pentingnya
informasi bagi kemajuan dan kinerja organisasi. Informasi merupakan media
yang menghubungkan organisasi dengan pihak-pihak yang penting untuk
dijadikan relasi maupun sebagai data untuk mengetahui secara keseluruhan
keadaan organisasi yang sesungguhnya.14
11
Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen, hlm. 60.
Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen, hlm. 65.
13
Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen, hlm. 66.
14
Anton Athoillah, Dasar-dasar Manajemen, hlm. 69.
12
22
f. Manajemen by environment
Manajemen by environment atau biasa disebut lingkungan organisasi
ialah segala sesuatu yang ada disekeliling organisasi. Lingkungan ini meliputi
tempat organisasi itu berada, yakni lingkungan di dalam (internal) dan
lingkungan di luar organisasi (eksternal). Lingkungan internal dan eksternal
ikut berperan dalam menentukan keberhasilan organisasi.15
Macam-macam manajemen dilihat berdasarkan bidang fungsionalnya,
terdiri atas:
a. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Menurut Malayu S.P Hasibuan, MSDM ialah ilmu dan seni mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.16
b. Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan
fungsinya untuk mengahasilkan produk yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin.17
c. Manajemen Permodalan Atau Pembiayaan,
Manajemen pembiayaan atau permodalan juga disebut dengan
manajemen keuangan, menurut Erni Trisnawati adalah kegiatan manajemen
berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa
15
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 71.
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), hlm.10.
17
Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005), hlm. 14.
16
23
kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis,
yaitu diukur berdasarkan profit.18
d. Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di
mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang
bernilai (products of value) dengan orang atau kelompok lain.19
e. Manajemen Strategis
Manajemen Strategis ialah suatu proses untuk menempatkan posisi
organisasi pada titik strategis agar perkembangannya senantiasa memperoleh
keuntungan atau kemakmuran.20
Dilihat dari model manajemen yang biasa diterapkan manajemen
terdiri atas beberapa jenis berikut:
a. Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah adalah manajemen yang didasarkan kepada
persyaratan-persyaratan ilmiah. Yang dimaksud persyaratan ilmiah disini
ialah segala sesuatu yang disusun secara sistematis dan logis, berdasarkan
kepada observasi yang objektif, empiris, dapat diteliti dan diuji validitasnya,
memiliki teori yang dapat digunakan sebagai kerangka analisis, bersifat
dialektis, mengandung kebenaran relative, berdiri sendiri sesuai dengan
18
19
hlm. 89.
20
Nurochim & Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, hlm. 169.
Indo Yama Nasarudin, dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen,
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 85.
24
disiplin keilmuannya, rasional dan dapat diterapkan sesuai dengan jenis
keilmuannya.21
b. Manajemen Paternalistik atau Kebapaan
Manajemen paternalistik adalah manajemen yang dalam pelaksanaan
manajerialnya berpusat pada petunjuk dan kehendak pimpinan sebagai
penguasaan tunggal. Seorang manajer atau leader dalam organisasi akan
memandang bahwa
semua
pegawai
adalah
anak-anak
yang harus
diperhatikan, diayomi, dan tidak diberikan kepercayaan sepenuhnya.
Pengawasan kepada pegawai seperti mengawasi anak sendiri.22
c. Manajemen Tradisional
Manajemen tradisional adalah proses manajerial organisasi yang
berpegang pada aturan-aturan yang telah lama berlaku secara turun-temurun.
Tradisi yang sudah berusia ratusan tahun dijadikan satu-satunya model
pengelolaan organisasi.23
d. Manajemen Sistematis
Manajemen sistematis adalah manajemen yang melakukan praktik
manajerial terhadap jalannya roda organisasi dengan merangkai seluruh
kegiatan secara tersusun sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kegiatan disusun
dengan tertib, diklasifikasi menurut urutan yang telah disepakati. Proses
pelaksanaan aktivitas organisasi tidak boleh serampangan atau tumpang
tindih, tetapi sepenuhnya harus mengikuti rangkaian kegiatan yang sesuai
dengan jadwal pelaksanaannya.24
21
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 87.
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 87.
23
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 88.
24
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 88.
22
25
e. Manajemen Terbuka
Manajemen terbuka atau open manajemen ialah pelaksanaan
manajerial suatu organisasi yang dapat diketahui oleh seluruh komponen
organisasi. Seluruh manajer dan karyawan organisasi diajak bermusyawarah
dan membahas seluruh perencanaan dan pelaksanaan kegiatan hingga pada
laporan pertanggungjawaban yang terbuka.25
f. Manajemen Demokratis
Manajemen demokratis memiliki sifat yang sama dengan manajemen
terbuka. Dalam manajemen demokratis, seluruh karyawan organisasi
memiliki hak berpendapat dan memberikan kritik konstruktif bagi
organisasi.26
3. Unsur-unsur Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat
sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil
yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6 M, yaitu:27
a. Man, orang atau para pekerja
b. Money, uang atau modal pembiayaan
c. Methods, teknik dan teknis mengerjakan kegiatan organisasi
d. Materials, bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
e. Machines, alat-alat yang dibutuhkan untuk mempercepat proses produksi
dan mencapai tujuan
25
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 88.
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 88.
27
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 77.
26
26
f. Markets, pasar sebagai tempat untuk mendistribusikan produk, pasar
sebagai sarana terjadinya jual beli barang.
Dalam manajemen, manusia sebagai tenaga kerja, uang sebagai alat
untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan permodalan, pembelian
maupun penjualan dan produksi, metode sebagai cara-cara untuk mencapai
tujuan, material atau bahan-bahan yang dibutuhkan, mesin sebagai alat untuk
mempercepat proses tercapainya tujuan, dan pasar sebagai tempat untuk
menjual produk yang dihasilkan.28
4. Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi
manajemen
adalah
serangkaian
kegiatan
yang
dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan
mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. 29 Yang
terdiri dari:
a. Perencanaan
Perencanaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang
telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di
masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Definisi sederhana di atas sesungguhnya
mengandung empat pokok pikiran sebagai berikut.
Pertama: Suatu rencana tidak akan timbul dengan sendirinya melainkan lahir
sebagai hasil pemikiran yang bersumber pada hasil penelitian yang akan
28
29
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, hlm. 77.
Nurochim & Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, hlm. 13.
27
dilakukan. Artinya, kegiatan penelitian harus mendahului perencanaan, atau
paling sedikit sebagai bagian integral dari keseluruhan kegiatan perencanaan.
Kedua: para manajer selaku perencana mutlak perlu memiliki keberanian
mengambil keputusan dengan segala resikonya.
Ketiga: orientasi suatu rencana ialah masa depan. Perlu ditekankan bahwa
perencanaan bukanlah usaha untuk meramalkan suatu masa depan secara
umum, melainkan menentukan bentuk dan sifat masa depan yang diinginkan
oleh organisasi.
Keempat: rencana harus mempunyai makna bahwa apabila rencana itu
dilaksanakan, ia akan mempermudah usaha yang akan dilakukan dalam
pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan.30
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orangorang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian
rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaiann tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.31
Proses pengorganisasian dalam manajemen dapat dilakukan melalui
enam tahapan, yaitu menetapkan tujuan organisasi, menetapkan tugas-tugas
pokok anggota organisasi, melakukan pembagian tugas-tugas pokok menjadi
tugas-tugas yang lebih rinci, mengalokasikan sumber daya yang tersedia,
30
Sondang P.Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007),
hlm. 35-37.
31
Sondang P.Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, hlm. 60.
28
memberikan arahan-arahan untuk tugas-tugas dan melakukan evaluasi atas
hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang telah dilakukan.32
c. Penggerakan
Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara,
teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan
ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efisien, efektif, dan ekonomis.33
d. Pengawasan
Pengawasan adalah proses pengamatan dari seluruh kegiatan
organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.34
e. Penilaian
Penilaian ialah pengukuran dan pembandingan hasil-hasil yang
nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.35
B. Koperasi
1. Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia
Pada masa penjajahan Belanda diberlakukan culturstelsel (sistem
tanam paksa) yang mengakibatkan penderitaan bagi rakyat, terutama para
petani dan golongan bawah. Peristiwa tersebut menimbulkan gagasan dari
seorang Patih Purwokerto: Raden Ario Wiraatmadja untuk membantu
mengatasi kemelaratan rakyat. Kegiatannya diawali dengan menolong
32
Ais Zakiyudin, Teori dan Praktik Manajemen Sebuah Konsep yang Aplikatif disertai
Profil Wirausaha Sukses, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), hlm. 34.
33
Sondang P.Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, hlm. 95.
34
Sondang P.Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, hlm. 125.
35
Sondang P.Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, hlm. 152.
29
pegawai
dan
orang
kecil
dengan
mendirikan:
Hulpen
Spaaren
Landbouwcrediet, didirikan juga rumah-rumah gadai, lumbung desa, dan
bank-bank desa.36
Pada tahun 1908 lahir perkumpulan Budi Utomo yang dalam
programnya memanfaatkan sektor perkoperasian untuk mensejahterakan
rakyat miskin dimulai dengan koperasi industri kecil dan kerajinan. Ketetapan
kongres Budi Utomo di Yogyakarta adalah antara lain memperbaiki dan
meningkatkan kecerdasan rakyat melalui pendidikan, serta mewujudkan dan
mengembangkan gerakan berkoperasi. Telah didirikan “Toko Adil” sebagai
langkah pertama Pembentukan Koperasi Konsumsi.37
Tahun 1915 lahir UU Koperasi yang pertama Verordening op de
Cooperative Vereeniging dengan Koninklijk Besluit 7 April 1912 stbl 431
yang bunyinya sama dengan UU Koperasi di Negara Belanda (tahun 1876)
yang kemudian diubah tahun 1925. Kesulitannya bagi rakyat Indonesia,
anggaran dasar koperasi tersebut harus dalam bahasa Belanda dan dibuat
dihadapan notaris.38
Tahun-tahun selanjutnya diusahakan perkembangan koperasi oleh
para pakar dan politisi nasional. Di zaman pendudukan Jepang (1942-1945)
usaha-usaha koperasi dikoordinasikan/ dipusatkan dalam badan-badan
36
Tiktik Sartika,dan Abd Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan
Koperasi,(Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 49.
37
Tiktik Sartika,dan Abd Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan
Koperasi, hlm. 49.
38
Tiktik Sartika,dan Abd Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan
Koperasi, hlm. 49.
30
koperasi disebut Kumiai yang berfungsi sebagai pengumpul barang-barang
logistik untuk kepentingan perang.39
Setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945, usaha pengembangan koperasi
mengalami pasang surut mengikuti perkembangan politik. Kongres-kongres
koperasi, munas-munas dan lain-lain untuk pengembangan koperasi yang pada
dasarnya berisi tentang tatacara pembentukan, pengelolaan koperasi. Terbit
peraturan-peraturan
pemerintahan
yang
maksudnya
mendorong
mengembangan koperasi dengan fasilitas-fasilitasnya yang menarik (PP dari
Mendikbud tahun 1959: mewajibkan pelajar menabung dan berkoperasi).40
2. Pengertian Koperasi
Koperasi merupakan sebuah badan usaha yang memungkinkan para
pemiliknya yang juga sebagai pengguna barang atau jasa mendapatkan
kembali sisa hasil usaha sesuai dengan partisipasinya.41
Menurut Soeriaatmadja, “Koperasi sebagai suatu perkumpulan dari
orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak
memandang ilmuan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar
memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan
bersama”.42
39
Tiktik Sartika,dan Abd Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan
Koperasi, hlm. 49.
40
Tiktik Sartika,dan Abd Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan
Koperasi, hlm. 49.
41
Ais Zakiyudin, Teori dan Praktik Manajemen Sebuah Konsep yang Aplikatif disertai
Profil Wirausaha Sukses, hlm. 70.
42
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 39.
31
Menurut Marvin A. Schaars, “Koperasi adalah suatu badan usaha
yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga
pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir
laba atau atas dasar biaya”.43
Fay menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perserikatan dengan
tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang ekonominya lemah dan
diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri, sehingga
masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan
mendapatkan imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap
organisasi. Ekonomi lemah menurut Fay mengandung unsur-unsur kerja sama,
tidak mementingkan kepentingan diri sendiri dan adanya unsur demokrasi,
yang dapat dilihat dari pernyataan bahwa imbalan jasa kepada anggota
diberikan
sesuai
dengan
jasa-jasa
atau
partisipasi
anggota
dalam
perkumpulan.44
Menurut Paul Hubert Casselman, “Koperasi adalah suatu sistem,
ekonomi yang mengandung unsur sosial”.
45
Definisi Casselman di atas
nampak sederhana, tetapi di dalamnya terkandung makna yang luas. Koperasi
mengandung dua unsur, yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial. Koperasi
merupakan suatu sistem dan sebagaimana diketahui sistem itu merupakan
himpunan komponen-komponen atau bagian yang saling berkaitan yang
43
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 39.
44
Hendrojogi, Koperasi Asas-asas, Teori dan Praktik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
hlm. 20-21.
45
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 39.
32
secara bersama-sama berfungsi mencapai tujuan. 46 Tujuan yang dimaksud
adalah tujuan ekonomi atau dengan perkataan lain bahwa koperasi harus
bekerja berdasarkan motif ekonomi/ mencari keuntungan, sedangkan bagianbagian yang saling berkaitan tersebut merupakan unsur-unsur ekonomi, seperti
digunakannya sistem pembukuan yang baku, diadakannya pemeriksaan secara
periodik, adanya cadangan dan sebagainya. 47 Sedangkan unsur sosial yang
terdapat dalam definisi tersebut bukan dalam arti kedermawanan philantropis,
tetapi lebih untuk menerangkan kedudukan anggota dalam organisasi,
hubungan antarsesama anggota dan hubungan anggota dengan pengurus.48
Koperasi juga diartikan sebagai badan usaha yang beranggotakan
orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan.49
Sedangkan, arti koperasi menurut R.M. Margono Djojohadikoesoemo,
adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri
hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya”.50
Dari berbagai definisi-definisi koperasi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa koperasi ialah suatu badan usaha berdasarkan asas
kekeluargaan didalamnya anggota saling bekerjasama melakukan suatu usaha
46
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 39.
47
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 39.
48
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 39.
49
Ais Zakiyudin, Teori dan Praktik Manajemen Sebuah Konsep yang Aplikatif disertai
Profil Wirausaha Sukses, hlm. 70.
50
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 39.
33
atau kegiatan berdasarkan prinsip koperasi dengan tujuan mensejahterakan
ekonomi anggota.
3. Perangkat Organisasi Koperasi
Perangkat organisasi koperasi terdiri dari: Rapat Anggota, Pengurus,
dan Pengawas, sedangkan unsur lain yang melengkapi organisasi koperasi
adalah: unsur penasehat, unsur pelaksana, manajer dan karyawan-karyawan
koperasi.51
a. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi. Tetapi bukan berarti rapat anggota bersifat tak terbatas. Kekuasaan
tertinggi suatu rapat anggota tetap ada batasnya yaitu prinsip koperasi dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga jika misalnya rapat
anggota mengambil keputusan yang bertentangan dengan prinsip koperasi dan
perundang-undangan yang berlaku maka keputusan itu akan gugur.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 23, rapat
anggota menetapkan:
1. Anggaran dasar
2. Kebijaksanaan umum
3. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawasan
4. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
serta pengesahan laporan keuangan
51
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2003), hlm. 25.
34
5. Pengesahan
pertanggungjawaban
pengurus
dalam
pelaksanaan
tugasnya
6. Pembagian sisa hasil usaha
7. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
Rapat Anggota koperasi berhak meminta keterangan dan pertanggung
jawaban pengurus dan pengawas mengenai pengelolaan koperasi dan
diadakan sedikitnya sekali dalam satu tahun.
Rapat anggota koperasi dibedakan 2 macam, yaitu rapat anggota biasa
dan rapat anggota luar biasa.52
a. Rapat Anggota biasa, adalah rapat anggota tahunan dengan tujuan
untuk mengesahkan pertanggung jawaban pengurus. Batas waktu
penyelenggaraan rapat anggota tahunan ini yaitu paling lambat enam
bulan
setelah
tahun
buku
lampau,
namun
demikian
dalam
pelaksanaannya diusahakan secepatnya.
b. Rapat Anggota luar biasa, adalah rapat anggota yang diadakan apabila
keadaan mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya
ada pada rapat anggota. Rapat anggota luar biasa ini dapat diadakan
atas permintaan sejumlah anggota koperasi atau atas keputusan
pengurus yang pelaksanaanya diatur dalam anggaran dasar:
1. Permintaan rapat anggota luar biasa oleh anggota dilakukan karena
berbagai alasan, terutama apabila anggota menilai bahwa pengurus
telah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan
koperasi dan menimbulkan kerugian terhadap koperasi. Jika
52
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 27-28.
35
permintaan tersebut telah dilakukan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar, maka pengurus harus memenuhinya.
2. Rapat Anggota luar biasa atas keputusan pengurus biasanya
dilaksanakan untuk kepentingan pengembangan koperasi.
Secara hukum anggota koperasi adalah pemilik dari koperasi dan
usahanya, dan anggotalah yang mempunyai wewenang mengendalikan
koperasi bukan pengurus dan bukan pula manajer.
Tugas dan peran rapat anggota dapat dirumuskan sebagai berikut:53
1. Mengesahkan/ menetapkan penyusunan dan perubahan anggaran dasar/
Anggaran Rumah Tangga, sesuai dengan keputusan-keputusan rapat.
2. Memilih mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus dan
pengawas.
3. Memberikan persetujuan atas perubahan dalam masalah struktur
permodalan organisasi dan arah kegiatan-kegiatan usahanya.
4. Mensyaratkan agar Pengurus, manajer dan karyawan memahami
ketentuan dalam Anggaran Dasar.
5. Menetapkan/
mengesahkan
Rencana
Kerja,
Rencana
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Organisasi.
6. Menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha.
7. Menetapkan penggabungan, pemecahan dan pembubaran organisasi.
8. Memberikan
penilaian
terhadap
pertanggung
jawaban
menerima atau menolak.
53
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 30.
pengurus:
36
b. Pengurus
Pengurus dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat
menentukan bagi keberhasilan koperasi sebagai organisasi ekonomi yang
berwatak sosial. Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi
dalam rapat anggota dan masa jabatan pengurus paling lama 5 (lima) tahun,
tentang persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota
pengurus ditetapkan dalam anggaran dasar.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 30 tentang
perkoperasian, tugas wewenang pengurus adalah sebagai berikut:
1. Mengelola koperasi dan usahanya
2. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran
pendapatan dan belanja koperasi
3. Menyelenggarakan rapat anggota
4. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas
5. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus, sedangkan pengurus
berwenang:
a. Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan
b. Memutuskan
penerimaan
dan
penolakan
anggota
baru
serta
pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar
c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan
koperasi sesuai denga tanggung jawabnya dan keputusan rapat
anggota.
37
Pengurus didalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab pada
rapat anggota, jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya akan
dinilai oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.54
c. Pengawas
Pengawasan atau yang dalam bahasa Inggris disebut Controlling
adalah merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Pengawasan yang
bertujuan untuk mencegah kesalahan yang mungkin adalah lebih bijaksana
dari pada memberi hukuman dan peringatan. Jadi tugas pengawas (UU No. 25
Tahun 1992 Pasal 39), ayat (1):
1. Melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
kebijaksanaan
dan
pengelolaan koperasi
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. Juga pengawas
mempunyai wewenang, ayat (2): (a) meneliti catatan yang ada pada
koperasi dan (b) mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
Disamping itu, karena pengawasan yang bersifat mencegah itu lebih
baik dan lebih bijaksana, maka tugas pengawas hendaknya bertujuan:
1. Memberikan bimbingan kepada pengurus, karyawan kearah keahlian dan
keterampilan
2. Mencegah pemborosan bahan, waktu dan tenaga supaya tercapai efisiensi
usaha
3. Menilai hasil kerjasama dengan rencana yang sudah ditetapkan
4. Mencegah terjadinya penyelewengan
5. Menyelesaikan administrasi secara menyeluruh.
54
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 39-40.
38
Pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat
anggota. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota
pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar. Pengawas bertanggung jawab
kepada rapat anggota.55
4. Fungsi Koperasi
Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 4 menjelaskan fungsi dan
peran koperasi. Fungsi dan peran koperasi adalah:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosialnya.
b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan
perekonomian
nasional
dengan
koperasi
sebagai
sokogurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.56
Gambaran dari fungsi dan peran koperasi Indonesia dapat diuraikan
sebagai berikut.
a. Koperasi dapat mengurangi tingkat pengangguran.
55
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 49.
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
56
hlm. 43.
39
Kehadiran koperasi, misalnya diharapkan dapat menolong nasib
mereka yang membutuhkan pekerjaan, karena dengan adanya koperasi
tersebut akan dibutuhkan banyak pekerja untuk mengelola usahanya.
b. Koperasi dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat.
Misalnya KUD yang bergerak di bidang pertanian. KUD tersebut dapat
menyediakan alat-alat pertanian yang dibutuhkan petani dengan harga
lebih murah, sehingga petani akan membeli kebutuhan tersebut di
KUD dan dapat meningkatkan usahanya.
c. Koperasi dapat berperan ikut meningkatkan pendidikan rakyat,
terutama pendidikan perkoperasian dan dunia usaha.
Koperasi dapat memberikan pendidikan kepada para anggota dan
kemudian secara berantai para anggota koperasi dapat mengamalkan
pengetahuannya tersebut kepada masyarakat di sekitarnya.
d. Koperasi dapat berperan sebagai alat perjuangan ekonomi.
Sikap ketergantungan koperasi terhadap bantuan dan fasilitas dari
pemerintah harus dihilangkan. Koperasi harus dapat mandiri, sehingga
mampu bersaing dengan badan usaha yang lain. Majunya koperasi
akan dapat memberi dorongan untuk meningkatkan taraf hidup para
anggota dan masyarakat.
e. Koperasi Indonesia dapat berperan menciptakan demokrasi ekonomi.
Demokrasi ekonomi yang dimaksud adalah demokrasi berdasar
pancasila dan UUD 1945, di mana demokrasi ekonomi tersebut
menekankan peran aktif masyarakat dalam pembangunan, sedangkan
pemerintah hanya wajib memberi dorongan, pengarahan dan
40
bimbingan. Hal ini telah ditegaskan dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN). Demokrasi ekonomi sebagai dasar pelaksanaan
pembangunan memiliki ciri-ciri positif yang perlu terus menerus
dikembangkan.57
5. Tujuan Koperasi
Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 3 dikatakan bahwa:
“koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.58
Pada pasal 3 dijelaskan, bahwa koperasi hendak memajukan
kesejahteraan anggota terlebih dahulu. Dan sekiranya nanti mempunyai
kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat di
sekitarnya. Karena para anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan
anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut
berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.59
Dalam tujuan tersebut dikatakan bahwa, koperasi memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Pernyataan ini mengandung arti bahwa, meningkatkan kesejahteraan anggota
adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha. Jadi,
57
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 43-44.
58
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 42.
59
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 43.
41
pelayanan anggota merupakan prioritas utama dibandingkan dengan
masyarakat umum.60
Dengan demikian, keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya
dapat diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan bermakna
sangat luas dan juga bersifat relatif, karena Manusia pada dasarnya adalah
makhluk yang tidak pernah merasa puas, karena itu kesejahteraan akan terus
dikejar tanpa batas.61
Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial
ekonomi anggotanya akan lebih mudah diukur, apabila aktivitas ekonomi yang
dilakukan oleh anggota dilakukan melalui koperasi, sehingga peningkatan
kesejahteraannya akan lebih mudah diukur. Dalam pengertian ekonomi,
tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnnya pendapatan
riil. Apabila pendapatan riil seseorang atau masyarakat meningkat, maka
kesejahteraan ekonomi seseorang atau masyarakat tersebut meningkat pula.
Berkaitan dengan jalan pikiran tersebut, maka apabila tujuan koperasi adalah
meningkatkan kesejahteraan anggotanya, maka berarti pula tujuan koperasi itu
diwujudkan dalam bentuk meningkatnya pendapatan (riil) para anggotanya.
Dalam pengertian ekonomi, pendapatan dapat berbentuk pendapatan
nominal 62 dan pendapatan riil 63 . Apabila pendapatan nominal seseorang
meningkat, sementara harga-harga barang/ jasa tetap (tidak naik), maka orang
60
Arifin Sitio, dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, (Jakarta: Erlangga,
2001), hlm. 19.
61
Arifin Sitio, dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 19.
62
Pendapatan nominal adalah pendapatan seseorang diukur dalam jumlah satuan uang
yang diperoleh. Lebih lanjut lihat Arifin Sitio, dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan
Praktik, hlm. 20.
63
Pendapatan riil adalah pendapatan seseorang yang diukur dalam jumlah barang dan jasa
pemenuh kebutuhan yang dapat dibeli, dengan membelanjakan pendapatan nominalnya (uangnya).
Lebih lanjut lihat Arifin Sitio, dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 20.
42
tersebut akan lebih mampu membeli barang/ jasa untuk memenuhi
kebutuhannya, yang berarti tingkat kesejahteraannya meningkat pula.64
6. Bentuk dan Jenis Koperasi
Ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992
pasal 15 dan 16 beserta penjelasannya, maka dapat diketahui empat tingkatan
koperasi yang didasarkan atau disesuaikam dengan tingkat daerah administrasi
pemerintahan, yaitu sebagai berikut.
a. Koperasi primer, dibentuk sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang
telah
telah
memenuhi
syarat-syarat
keanggotaan
sebagaimana
ditentukan dalam undang-undang.
b. Pusat koperasi, terdiri dari sekurang-kurangnya 5 (lima) koperasi
primer yang berbadan hukum. Koperasi ini daerah kerjanya adalah
daerah tingkat II (tingkat kabupaten).
c. Gabungan koperasi, terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) pusat
koperasi yang berbadan hukum. Gabungan koperasi ini daerah
kerjanya adalah daerah tingkat I (tingkat provinsi).
d. Induk koperasi, terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) gabungan
koperasi yang berbadan hukum. Induk koperasi ini daerah kerjanya
adalah Ibukota Negara RI (tingakat nasional).65
Sesuai ketentuan yang terdapat dalam UU RI No. 25 Tahun 1992
pasal 16 beserta penjelasannya dinyatakan bahwa “jenis koperasi didasarkan
pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya”. Dasar untuk
64
Arifin Sitio, dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 20.
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
65
hlm. 61.
43
menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan
kebutuhan ekonomi anggotanya, seperti antara lain koperasi simpan pinjam,
koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran, dan koperasi
jasa. Khusus koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional seperti
pegawai negeri, anggota ABRI, karyawan dan sebagainya, bukan merupakan
jenis koperasi tersendiri.66
Penjenisan koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pendekatan,
antara lain sebagai berikut.
a. Berdasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan
sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka dikenal jenis-jenis koperasi
sebagai berikut:
1.
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang para anggotanya menjual
produk dari usahanya sendiri. Jika produk yang dibeli dari suatu badan
usaha merupakan barang konsumen akhir dan konsumen tersebut adalah
orang yang sama dengan pemilik badan usahanya. Organisasi tersebut
dapat dinamakan koperasi konsumsi.67
2. Koperasi produksi dapat disefinisikan sebagai suatu badan usaha yang
dimiliki oleh para karyawan/ pekerjanya (koperasi produsen).68
3. Koperasi jasa diorganisir untuk dapat melayani para anggotanya
pelayanan yang lebih meningkat. Pelayanan yang dapat diusahakan
meliputi: asuransi, kredit, telepon, irigasi, dan pengairan (drainase), rumah
sakit, auditing, fasilitas computer pemrosesan data, dan lain-lain. Karena
66
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 62.
67
Sri Djatnika, Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), hlm. 16.
68
Sri Djatnika, Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, hlm. 16.
44
para pengguna jasa badan usaha, bertindak sebagai konsumen, koperasi
jasa dianggap sebagai sebuah subtype dari koperasi pembelian.69
4. Koperasi Desa/Koperasi Serba Usaha Yang dimaksud dengan koperasi
desa adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari penduduk desa
yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.
Koperasi desa menjalankan aneka usaha dalam suatu lingkungan. Jadi,
koperasi ini dapat menjalankan beberapa macam usaha (multipurpose)
sesuai dengan keperluan masyarakat dan lingkungan.70
b. Berdasarkan golongan fungsional, maka dikenal jenis-jenis koperasi
sebagai berikut:
1. Koperasi Pegawai Negeri (KPN).
2. Koperasi Angkatan Darat (Kopad).
3. Koperasi Angkatan Laut (Kopal).
4. Koperasi Angkatan Kepolisian (Koppol).
5. Koperasi pensiunan Angkatan Darat.
6. Koperasi pensiunan.
7. Koperasi karyawan (Kopkar).
8. Koperasi Sekolah.
Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah tercermin dari asas dan tujuan yang merupakan
dasar dari setiap kegiatan koperasi. Koperasi sekolah sebagai badan usaha
69
Sri Djatnika, Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, hlm. 16.
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
70
hlm. 65.
45
tidak berbadan hukum. Hal ini disebabkan pelajar, siswa atau
dipersamakan dianggap belum mampu melakukan tindakan hukum.71
Koperasi sekolah ini didirikan dengan tujuan:
a. Mendidik, menanamkan dan memelihara suatu kesadaran hidup bergotong
royong dan setia kawan diantara para murid,
b. Memupuk rasa cinta kepada sekolah,
c. Memelihara dan mengembangkan usaha, mempertinggi mutu pengetahuan
dan keterampilan,
d. Menanamkan dan memupuk rasa tanggung jawab murid dalam hidup
bergotong royong dalam masyarakat,
e. Memelihara hubungan baik dan saling pengertian yang mendalam diantara
keluarga sekolah.72
c. Berdasarkan lapangan usaha, maka dikenal beberapa jenis koperasi antara
lain sebagai berikut.
1) Koperasi Desa.
2) Koperasi Pertanian.
3) Koperasi Peternakan.
4) Koperasi Perikanan.
5) Koperasi Kerajinan/ Industry.
6) Koperasi Simpan Pinjam.
7) Koperasi Asuransi.
8) Koperasi Unit Desa.73
71
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 63.
72
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 63.
46
1) Koperasi konsumsi adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam bidang
konsumsi. Untuk melaksanakan tugas itu, maka mungkin hanya koperasikoperasi primer yang memiliki pusat/ gabungan/ induk yang mampu
menyalurkan barang-barang kepada konsumen dengan harga lebih murah
karena pusat/ gabungan/ induk membeli langsung dari produsen atau
mengimpor sendiri dan lalu menyalurkannya ke koperasi-kopersi primer.74
2) Koperasi pertanian adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
petani pemilik tanah, penggarap, buruh tani dan orang-orang yang
berkepentingan serta mata pencahariannya berhubungan dengan usaha
pertanian yang bersangkutan.75
3) Koperasi peternakan adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri
dari pengusaha dan buruh peternakan yang berkepentingan dan mata
pencahariannya langsung berhubungan dengan peternakan. Koperasi
peternakan dapat didirikan sesuai jenis ternak.76
4) Koperasi perikanan adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri
dari pengusaha, pemilik alat perikanan, buruh/ nelayan yang kepentingan
serta mata pencahariannya langsung berhubungan dengan usaha
perikanan.77
73
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 65.
74
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 66.
75
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 68.
76
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 66-67.
77
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 67.
47
5) Koperasi kerajinan/ industry adalah koperasi yang anggota-anggotanya
terdiri dari pengusaha, pemilik alat-alat produksi dan buruh yang
berkepentingan serta mata pencahariannya langsung berhubungan dengan
kerajinan/ industry yang bersangkutan.78
6) Koperasi simpan pinjam (koperasi kredit) adalah koperasi yang
anggota-anggotanya setiap orang yang mempunyai kepentingan langsung
di bidang perkreditan. Dan untuk menambah modal koperasi, maka
sebagian keuntungan tidak dibagikan kepada anggota, tetapi dicadangkan.
Bila modal koperasi besar, kemungkinan pemberian kredit kepada anggota
dapat diperluas. Untuk mencapai tujuan pemberian kredit, perlu adanya
pengawasan terhadap penggunaan kredit yang telah diberikan sehingga
penyelewengan dapat dihindarkan.79
7) Koperasi asuransi adalah usaha untuk menumbuhkan asuransi secara
koperatif telah diberikan gagasan dan dianjurkan oleh Menteri
Nakertranskop tahun 1975. Tujuan asuransi untuk memperkecil resiko
serta melalui usaha koperasi dapat mengumpulkan dana yang besar.
Pengertian asuransi adalah suatu persetujuan antara pihak yang berjanji
menjamin terhadap pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang
premi ganti kerugian akan diterima oleh yang menjamin terhadap akibat
terjaadi peristiwa yang belum tentu. Asuransi koperasi Indonesia
dimaksudkan untuk menjamin kesejahteraan anggota. Salah satu contoh
koperasi asuransi adalah koperasi asuransi Indonesia (KAI) yang pada
78
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 67.
79
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 68.
48
akhir tahun 1995 telah mempunyai 2.567.798 pemegang polis, menduduki
peringkat empat dalam deretan asuransi-asuransi jiwa di Indonesia dalam
hal jumlah penjualan polis.80
8) Koperasi
unit
terlaksananya
desa
produksi
(KUD)
adalah bertujuan
program
peningkatan
untuk menjamin
produksi
pertanian
khususnya produksi pangan secara efektif dan efisien, memberikan
kepastian bagi petani produsen khususnya, serta masyarakat desa pada
umumnya, bahwa mereka tidak hanya mempunyai tanggung jawab untuk
ikut serta meningkatkan produksi sendiri, tetapi juga secara nyata dapat
memetik dan menikmati hasilnya guna meningkatkan taraf hidup serta
kesejahteraannya.81
7. Permodalan Koperasi
Modal koperasi dibutuhkan untuk membiayai usaha dan organisasi
koperasi. Yang menjadi acuan pembahasan permodalan koperasi di Indonesia
adalah Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 41, tentang Perkoperasian.
Disebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari: modal sendiri dan modal
pinjaman.82
Modal sendiri bersumber dari:
a. Simpanan pokok anggota, ialah sejumlah uang yang sama banyaknya, yang
wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi pada saat
masuk dan menjadi anggota. Simpanan pokok ini sifatnya permanen,
80
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 68.
81
Muhammad Firdaus, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
hlm. 69.
82
Arifin Sitio, dan Hlmomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 84.
49
artinya tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota.
b. Simpanan wajib, yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama
banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada
periode tertentu. Simpanan wajib ini tidak dapat diambil selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota.
c. Dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha dan dicandangkan untuk menutup kerugian koperasi bila
diperlukan.
d. Donasi atau hibah, yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu
yang disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada suatu ikatan atau
kewajiban untuk mengembalikannya.83
Sedangkan modal pinjaman atau modal luar, bersumber dari:
a. Anggota, yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi
yang bersangkutan.
b. Koperasi lainnya dan/ atau anggotanya, pinjaman dari koperasi lainnya
dan/ atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerja sama antar
koperasi.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pinjaman dari bank dan
lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
83
Arifin Sitio, dan Hlmomoan Tamba , Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 84.
50
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, yaitu dana yang diperoleh
dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota yang
dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum.84
8. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Dari aspek legalistik, pengertian SHU menurut UU No. 25 Tahun1992,
tentang Perkoperasian, pasal 45 adalah sebagai berikut.
a. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
b. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan
koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan
keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
c. Besarnya pembukuan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat
Anggota.
Perlu diketahui bahwa penetapan besarnya pembagian kepada para
anggota dan jenis serta jumlahnya untuk keperluan lain, ditetapkan oleh Rapat
Anggota sesuai dengan AD/ ART Koperasi.
Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda,
tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap
84
Arifin Sitio, dan Halomoan Tamba , Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 84-85.
51
pembentukan pendapatan koperasi. Dan dijelaskan bahwa ada hubungan linear
antara transaksi usaha anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU.
Artinya, semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan
koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.85
C. Manajemen Koperasi
Manajemen merupakan salah satu bagian penting dari organisasi
koperasi. Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan
kerja dalam bidang manajemennya. Apabila orang-orang dalam manajemen
ini memiliki kejujuran, kecakapan dan giat dalam bekerja maka besarlah
kemungkinannya koperasi akan maju pesat atau setidak-tidaknya jika terjadi
kebangkrutan dapat ditanggulangi. Tetapi sebaliknya, apabila orang-orang ini
tidak cakap, curang atau tidak berwibawa tentulah koperasi akan mundur atau
tidak semaju seperti yang diharapkan.86
Sering terjadinya kesulitan-kesulitan dalam soal keuangan, soal yang
menarik perhatian anggota pada koperasi, pemasaran barang-barang,
organisasi yang kacau dan sebagainya. Kesulitan-kesulitan itu pangkal
persoalannya karena ketidak beresan pada manajemen. Manajemen memang
bukanlah satu-satunya unsur yang menentukan gagal tidaknya suatu usaha,
tetapi bagaimanapun orang-orang yang duduk dalam manajemen ini
mempunyai peranan penting. Lebih-lebih dalam organisasi koperasi yang
bukan kumpulan modal uang melainkan kumpulan orang-orang. Sehingga
85
86
Arifin Sitio, dan Hlmomoan Tamba , Koperasi: Teori dan Praktik, hlm. 87-88.
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 71.
52
dari sekian banyak koperasi yang gagal banyak diantaranya yang disebabkan
oleh kekacauan dalam bidang manajemen.87
Koperasi sebagai bentuk badan usaha yang bergerak dibidang
perekonomian, mempunyai tatanan manajemen yang berbeda dengan badan
usaha non koperasi. Perbedaan tersebut terletak pada asas koperasi yang
bersifat demokratis dimana pengelolaan koperasi adalah dari, oleh dan untuk
anggota.88
Peranan manajemen adalah membuat koperasi berhasil dalam
mencapai tujuannya, baik tujuan para anggotanya, seperti misalnya: untuk
mencapai perbaikan tingkat hidup atau sedikitnya meringankan biaya hidup
sehari-hari, maupun tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal
yang pertama, manajemen merupakan unsur pembuat keputusan yang telah
digariskan oleh Rapat Anggota. Dalam hal yang kedua, pemerintah
menetapkan bahwa koperasi bertujuan menambah kesejahteraan anggota dan
masyarakat dalam rangka mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.89
Manajemen merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi.
Sebagaimana diketahui, hakikat manajemen adalah mencapai tujuan melalui
tangan orang lain. Pencapaian tujuan melalui tangan orang lain itu dilakukan
oleh manajemen dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu
fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, dan fungsi
87
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 71-72.
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 74.
89
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 75.
88
53
pengawasan. Dengan demikian, keberhasilan manajemen sebuah organisasi
akan sangat tergantung pada pelaksanaan masing-masing fungsi tersebut.90
Walaupun tingkat kerumitan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
beragam antar satu organisasi dengan organisasi yang lainnya, namun tidak
ada organisasi yang ingin mencapai tujuannya secara tidak efektif, dan tidak
dapat mengelak dari keharusan melaksanakan fungsi-fungsi tersebut. Hal yang
sama berlaku pula pada koperasi. Hanya dengan melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen itulah sebuah koperasi akan dapat mencapai tujuan-tujuan yang
mulianya secara efektif. Berikut ini akan kita lihat bagaimana penerapan
fungsi-fungsi manajemen tersebut dalam pengelolaan koperasi.91
1. Fungsi-fungsi Manajemen Koperasi
a. Perencanaan Koperasi
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penentuan terlebih dahulu
apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan dan siapa yang
mengerjakan. Dalam perencanaan ini terlibat unsur penentuan, yang
berarti bahwa dalam perencanaan tersebut tersirat pengembilan keputusan.
Karena itu perencanaan dapat dilihat sebagai suatu proses dalam
mengembangkan suatu kerangka untuk mengambil keputusan dan
penyusunan rangkaian tindakan selanjutnya dimasa depan.92
Perencanaan adalah suatu proses perumusan program beserta
anggarannya, yang harus dilakukan oleh sebuah koperasi sebagai tindak
lanjut dari pelaksanaan strategi yang hendak dilaksanakan. Sebagai tindak
90
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 73-74.
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 74.
92
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 76.
91
54
lanjut dari strategi, maka pelaksanaan fungsi perencanaan dalam sebuah
koperasi harus secara konsisten mengacu pada tujuan dan misi koperasi
tersebut. Dengan kata lain, perencanaan bukanlah sekedar pengungkapan
keinginan, melainkan merupakan pengejawantahan dari strategi yang telah
dipertimbangkan secara cermat.93
Rencana yang baik akan merumuskan tujuan dan sasaran apa yang
ingin dicapai. Penentuan tujuan atau sasaran adalah penting bagi setiap
organisasi karena:
1) Tujuan atau sasaran bersifat memberikan arah
Dengan adanya tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan akan membantu
orang-orang dalam organisasi untuk memotivasi diri.
2) Tujuan dan sasaran akan memfokuskan usaha koperasi
Sebagaimana kita ketahui keberadaan sumber daya umumnya adalah
terbatas. Dengan adanya tujuan atau sasaran kita bisa memprioritaskan
pengalokasian sumber daya untuk tujuan atau sasaran yang telah
ditetapkan.
3) Tujuan atau sasaran menjadi pedoman bagi penyusunan rencana
strategis maupun rencana operasional organisasi serta pemilihan
alternatif-alternatif keputusannya.
4) Tujuan atau sasaran membantu mengevaluasi kemajuan yang dicapai.
Ini berarti bahwa tujuan atau sasaran yang ingin dicapai itu bisa
dipakai sebagai tolok ukur.94
93
94
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 76-77.
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 77.
55
Dengan demikian bahwa setiap koperasi yang ingin berhasil dalam
usahanya harus membuat rencana. Adapun langkah-langkah yang biasanya
dijalankan pada waktu membuat rencana adalah:
1) Menetapkan tujuan kerjasama yang hendak dicapai untuk memberikan
arah kemana koperasi itu harus dipimpin. Rencana yang baik biasanya
bercirikan: jelas apa yang hendak dicapai, seimbang antara bagianbagiannya, serta fleksibel dalam arti dapat diubah dengan tanpa
mengurangi kelancaran pekerjaan.
2) Menentukan cara-cara untuk mencapai tujuan. Tetapi jangan
melupakan kemungkinan perubahan-perubahan yang akan terjadi.
Untuk itu perlu ditentukan cara-cara mendapatkan jalan keluar yang
aman terhdap kemungkinan perubahannya.
3) Sesudah diketahui macam-macam cara untuk mencapai tujuan, maka
diputuskan alternative yang akan diambil. Keputusan tersebut diambil
setelah
terlebih
dahulu
dilakukan
penilaian
berdasarkan
pengalamannya sendiri dimasa lampau. Tentunya alternative tersebut
adalah yang terbaik menurut pertimbangan pengurus. Barulah
kemudian rencana itu disusun.
4) Kelanjutan dari pengambilan keputusan suatu cara atau alternative
adalah menunjuk orang-orang yang diperlukan.
5) Merinci tanggung jawab dan kekuasaan dari masing-masing orang
yang ditunjuk itu, sehingga masing-masing orang tersebut sudah
mengetahui dengan jelas apa tugasnya sampai dimana kekuasaannya
dan bertanggung jawab kepada siapa.
56
6) Mengecek apakah hasil akhir operasi koperasi sudah cocok dengan
apa yang telah direncanakan. Jika tidak maka haruslah diadakan
tindakan-tindakan untuk memperbaikinya.95
b. Pengorganisasian Koperasi
Pengorganisasian adalah pembagian tugas dan wewenang dalam
koperasi diantara pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
rencana-rencana koperasi itu. Walaupun secara umum perangkat
organisasi koperasi, pengelolaan teknis koperasi, dan dewan penasihat,
namun dalam melaksanakan fungsi kepengurusannya, pengurus koperasi
memiliki kewajiban untuk menyusun organisasi kepungurusan koperasi
secara lebih rinci.96
Pengorganisasian adalah proses manajerial yang berkelanjutan.
Sebagaimana kita ketahui teknologi selalu berkembang, lingkungan
organisasi dapat berubah, untuk para manjer harus menyesuaikan strategi
yang telah disusunnya, sehingga tujuan dari organisasi tetap dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Demikian pula halnya dengan struktur
organisasinya, dapat atau perlu diredesain kembali, disesuaikan dengan
perubahan lingkungan yang terjadi sehingga tujuan dari organisasi dapat
dicapai secara efektif dan efisien.97
Tujuan dari pengorganisasian ini adalah untuk mengelompokan
kegiatan, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dimiliki
koperasi agar pelaksanaan dari suatu rencana dapat dicapai secara efektif
dan ekonomis. Langkah pertama yang amat penting dalam peng95
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 80.
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 81.
97
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 81.
96
57
organisasian ini yang umumnya harus dilakukan sesudah perencanaan,
adalah proses mendesain organisasi yaitu penentuan struktur organisasi
yang paling memadai untuk strategi, orang, teknologi dan tugas
organisasi.98
Organizing atau organisasi dapat berarti: merinci kewajibankewajiban dan tanggung jawab personal, melaksanakan rencana yang
sudah dibuat lebih dulu, membagi-bagi tugas, tanggung jawab dan
wewenang.
Setelah rencana ditentukan, sebagaimana
yang telah
disebutkan diatas selanjutnya ditentukan orang-orang yang akan
melaksanakannya, kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab orang-orang
tersebut ditentukan sesuai dangan keahlian masing-masing. Disinilah
selanjutnya, manajer membagi-bagi pembagian tugas pada karyawankaryawannya yang dianggap mampu. Karena semua tugas itu tidak
mungkin dilaksanakan oleh seorang manajer maka harus dibantu oleh
karyawan-karyawannya.
Dengan
adanya
pembagian tugas
beserta
tanggung jawabnya, maka organisasi itu timbul. Apabila semua tugas
dijalankan sendiri oleh manajer, maka berarti tidak ada organisasi.99
c. Pengarahan Koperasi
Pengarahan koperasi ini adalah pengarahan agar para karyawan
lebih mengonsentrasikan diri dalam bertugas. Mereka diarahkan pada
tujuan koperasi yang sudah ditetapkan. Melalui pengarahan ini bukan
berarti karyawan bergerak sendiri dalam menuju arah ini tetapi mereka
harus mengerjakan pekerjaan yang diserahkan padanya sebaik-baiknya.
98
99
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 81.
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 82-83.
58
Mereka mengerjakan pekerjaan itu didalamnya sudah ada mekanisme yang
akan mengarahkannya pada tujuan usaha. Pengurus koperasi yang
biasanya diwakili manajer dalam menangani tugas-tugas itu hanya
mengarahkan jika ada penyimpangan-penyimpangan, sebagai hasil maka
dalam bekerjanya ada yang kurang baik.100
d. Pelaksanaan Koperasi
Pelaksanaan koperasi adalah proses penerapan rencana-rencana
koperasi. Aspek terpenting pada tahap pelaksanaan ini adalah aspek
koordinasi dan monitoring. Dengan melakukan koordinasi maka berbagai
unsur-unsur dalam organisasi diupayakan untuk bekerja saling bahumembahu dalam mencapai tujuan-tujuan koperasi. Dalam garis besarnya,
unsur-unsur yang terlibat pada tahap pelaksanaan ini terdiri dari anggota,
penasihat, pengawas, pengurus, pengelola dan karyawan koperasi. Dalam
hal ini, perlu dijelaskan hubungan antara pengurus dengan pengelola perlu
dijelaskan secara ringkas.101
Secara keseluruhan, tanggung jawab fungsi pelaksanaan memang
merupakan tanggung jawab pengurus koperasi. Akan tetapi, karena dalam
kenyataannya pengurus tidak dapat melakukan semua tugasnya tanpa
bantuan orang lain, maka pengurus memiliki wewenang untuk
mengangkat pengelola sebagai pelaksana sehari-hari manajemen koperasi.
Sehubungan dengan tugas yang dipikulnya itu, maka seorang pengelola
harus mempunyai wawasan dan kemampuan bisnis koperasi dengan
sebaik-baiknya. Dalam hal ini, karena kunci keberhasilan koperasi akan
100
101
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 83.
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 90.
59
sangat tergantung pada kemampuan para pengelola, maka setidak-tidaknya
pengurus memliki kewajiban untuk memilih pengelola yang benar-benar
dapat diandalkan untuk memajukan usaha koperasi.102
Sedangkan dalam aspek monitoring yang terpenting adalah
diselenggarakannya sistem pencatatan yang tertib dan cermat dalam
pelaksanaan seluruh kegiatan koperasi. Baik sistem pencatatan yang
menyangkut peristiwa-peristiwa non-keuangan, maupun pencatatan yang
menyangkut
transaksi-transaksi
keuangan
atau
sistem
akuntansi
koperasi.103
e. Pengawasan Koperasi
Pengawasan adalah upaya yang dilakukan oleh kewenangan yang
lebih tinggi, untuk mengukur tingkat kesesuaian antara rencana yang telah
ditetapkan dengan hasil yang telah dicapai, atau upaya untuk memastikan
bahwa kebijakan yang telah dirumuskan telah dilaksanakan dengan baik
oleh bawahan. Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UndangUndang No. 25 Tahun 1992, pengawasan atas pelaksanaan kegiatan usaha
koperasi dilaksanakan oleh pengawas. Sedangkan kegiatan pengawasan
terutama sekali dilakukan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
usaha koperasi. Dengan demikian pengawas diharapkan dapat mencegah
atau mengurangi kemungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang serta
penggunaan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh koperasi secara
tidak bertanggung jawab.104
102
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 90.
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 91.
104
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 87.
103
60
Jadi tujuan utama dari pengendalian koperasi adalah memastikan
bahwa hasil kegiatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan atau
dengan kata lain mengusahakan agar usahanya selalu berjalan dengan baik
dan mulus.
Pengawas dalam RAT (Rapat Anggota Tahunan), yang umumnya
diadakan setahun sekali oleh koperasi memberikan laporan evaluasi
tentang kebijaksanaan dan langkah-langkah yang telah diambil oelh
pengurus selama tahun buku yang bersangkutan. Tetapi disamping itu
pengawas dapat sewaktu-waktu mengadakan pemeriksaan dan penilaian
terhadap kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang telah diambil oleh
pengurus dalam satu kurun waktu tertentu, yang biasanya dilakukan 3
bulan sekali, seperti yang dilakukan oleh Induk Koperasi Pegawai
Negeri.105
2. Manajemen Koperasi yang Efektif
Marry Parker Follet memberikan batasan manajemen sebagai seni
untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang-orang. Definisi ini memang
sesuai dengan kenyataan. Para manajer itu tidak melakukan sendiri tugastugas yang harus diselesaikan, tetapi dengan cara mengatur orang-orang lain
melakukannya.106
Memberikan batasan tentang apakah manajemen koperasi itu, kita
harus memperhatikan hal yaitu: apa yang menjadi tujuan dari koperasi, asasasas kopersi, azas manajemen usaha, karena koperasi adalah organisasi
105
106
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 88.
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 88.
61
ekonomi. Dengan mendasarkan pada faktor-faktor diatas, maka manajemen
koperasi dapat didefinisikan sebagai cara pemanfaatan segala sumber daya
koperasi sebagai suatu ekonomi, secara efektif dan efisien dengan
memperhatikan lingkungan organisasi dalam rangka usaha mencapai tujuan
organisasi dengan mendasarkan pada asas-asas koperasi.107
Manajemen koperasi mempunyai sifat-sifat yang khusus, yang tidak
ditemukan pada Perseroan Terbatas, yang semuanya ini bersumber pada sifatsifat khusus dari tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh koperasi. Sifatsifat khusus yang tidak ditemukan pada Perseroan Terbatas tersebut
diantaranya adalah:
a. Tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi mengutamakan pemberian
pelayanan kepada anggota-anggotanya.
b. Agar pengendalian koperasi tetap berada di tangan anggota sebagai
perwujudan dari sifat demokrasi dari koperasi dan menghindari terjadinya
konsentrasi kekuasaan berada di beberapa tangan.
Agar para anggota pelanggan mampu melaksanakan kekuasaan
pengawasannya secara efektif dan berpartisipasi secara aktif dalam
kebijaksanaan manajemen dari koperasi yang terkait, mereka harus diberi
informasi tentang pengelolaan dan kegiatan usaha. Selain itu mereka harus
mengikuti perkembangan serta masalah-masalah yang dihadapi koperasi. Di
lain pihak, manajemen koperasi harus bisa memberikan kesempatan adanya
pertukaran pikiran secara tetap dan terbuka dengan anggota-anggota dan
mendorong agar mereka berani mengemukakan pikiran-pikiran dan
107
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 88-89.
62
pendapatnya demi kepentingan anggota.
Sifat
yang pertama yaitu
memberikan pelayanan kepada tersirat dalam tujuan koperasi sedangkan sifat
yang kedua agar pengawasan tetap berada di tangan anggota tersurat dan
tersirat dalam asas koperasi yaitu asas demokrasi koperatif.108
108
Sonny Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek, hlm. 89-90.
BAB III
GAMBARAN UMUM
KOPERASI PONDOK PESANTREN AL-AMANAH AL-GONTORY
A. Sejarah Berdiri, Visi dan Misi
Sejarah berdirinya koperasi pondok pesantren (Kopontren) AlAmanah Al-Gontory tidak terlepas dari sejarah berdirinya Pondok Pesantren
Al-Amanah Al-Gontory pada tahun 1992 yang diawali dengan adanya
keinginan Almarhum Bapak H. Nadjih Bin H. Idup selaku Waqif Pondok
Pesantren Al-Amanah Al-Gontory sekaligus pembina Yayasan Al-Urwatul
Wutsqo Untuk mewakafkan tanahnya seluas 5,2 hektar guna mendirikan
lembaga pendidikan seperti Pondok Modern Gontor di wilayah Tangerang
Selatan. Saat ini yayasan tersebut berubah menjadi Yayasan Al-Amanah AlGontory yang diketuai oleh Ustadz Syahril Shiddiq, S.Ag, M.M.Pd.1
Berpola pendidikan ber-asrama 24 jam dan pengajaran yang
sistematis, terarah dan terpadu, untuk membina dan mendidik akal, budi, jiwa
dan raga santri ke arah terwujudnya Iman, Ilmu dan Amal. Dengan tenaga
Pendidik dari Alumni Pondok Modern Gontor dan Pondok Pesantren
Alumni. Juga sarjana-sarjana lulusan dari berbagai perguruan tinggi, baik
dalam maupun luar negeri membimbing para santri putra dan putri. Pesantren
memadukan 2 (dua) komponen ilmu pengetahuan yaitu ilmu pendidikan
agama (Diniy) dan ilmu pengetahuan umum (Kauniy). Setiap hari pagi, siang,
1
Ari Iskandar, “Sejarah Pondok,” artikel diakses pada 30 Agustus 2012 dari
www.amanahgontory.sch.id
65
66
sore dan malam para santri wajib berkomunikasi dengan bahasa Arab dan
Inggris. Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory memiliki Komitmen
untuk, meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran berbasis kompetensi
unggul. Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory mengemban visi dan misi
pendidikan, mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa. Melalui sistem
pendidikan ber-asrama 24 jam, santri dididik agar tumbuh berakhlak mulia,
berpengetahuan luas, terampil dan bermanfaat bagi diri dan masyarakatnya .
Seluruh kehidupan di Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory didasarkan
pada nilai-nilai yang dijiwai oleh suasana-suasana yang dapat disimpulkan
dalam Panca Jiwa, Panca Jiwa adalah lima nilai yang mendasari kehidupan
Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, yaitu:2
-
Panca Jiwa Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory
1. Jiwa Keikhlasan
2. Jiwa Kesederhanaan
3. Jiwa Berdikari
4. Jiwa Ukhuwah Diniyyah
5. Jiwa Bebas
-
Motto Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory
Pendidikan
Pondok
Modern
Al-amanah
menekankan
kepada
pembentukan pribadi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat,
berpengetahuan luas dan berfikiran bebas. Kriteria atau sifat-sifat utama ini
merupakan motto pendidikan di Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory:3
2
Ari Iskandar, “Akademi”,
www.amanahgontory.sch.id
3
Ari Iskandar, “Akademi.”
artikel
diakses
pada
30
Agustus
2012
dari
67
1. Berbudi tinggi
2. Berbadan sehat
3. Berpengetahuan luas
4. Berpikiran bebas
Santri adalah pemimpin masa depan, tumbuh dalam lingkungan
pendidikan yang nyaman dan asri. Santri dididik, dibina, diasuh dan dibekali
wawasan ilmu pengetahuan agama dan umum secara terpadu, tak terkecuali
beragam ketrampilan kecakapan hidup (life Skill) urut ditumbuhkan. Sehingga
nantinya santri mampu hidup berjiwa mandiri kelak di masyarakat nanti
saatnya santri berdaya saing tinggi.4
Berangkat dari santri dengan jumlah 5 santri putra dan dewan guru 8
orang, namun berkat usaha, kerja keras semua pihak dan kepemimpinan yang
baik serta kerjasama yang solid, maka Pondok Pesantren Al-Amanah AlGontory mulai mendapat nama yang baik di mata masyarakat. Dukungan
alumni dan masyarakat memberikan andil yang besar dalam perkembangan
Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory selanjutnya. Dari tahun ketahun
jumlah santri bertambah dan alumni yang melanjutkan ke perguruan tinggi di
dalam maupun luar negeri semakin meningkat serta peran aktif para alumni di
masyarakat, hal ini semakin memperbaiki citra Pondok Pesantren Al-Amanah
4
Rahmatullah HMHA Rasyid, “Pondok Pesantren Al Amanah Al-Ghontory Maju
Bersama menuju Masyarakat Berakhlakul Karimah”. Artikel diakses pada tanggal 6 November
2014 dari http://sudutangsel.blogspot.co.id/2014/11/pondok-pesantren-al-amanah-al-gontory.html
jam 12.36
68
Al-Gontory, pada tahun 2001 Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory
menerima Santriwati hingga saat ini.5
Sejarah berdirinya Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory
dengan seiring berkembangnya Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dan
tuntutan masyarakat maka berdirilah Kopontren Al-Amanah Al-Gontory yang
bermula dari sebuah koperasi pelajar pesantren Al-Amanah Al-Gontory yang
bergerak di bidang koperasi konsumen yang beranggotakan sebagian besar
ustadz & ustdzah yang mengajar di Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory
dan Karyawan. Kopontren Al-Amanah Al-Gontory didirikan dengan tujuan
untuk meningkatkan sumber daya dan manajemen koperasi dengan harapan
dapat membantu ekonomi Pondok Pesantren dan Para Guru serta Karyawan
sehingga dibuatlah “KOPONTREN AL-AMANAH AL-GONTORY.”6
Koperasi Al-Amanah Al-Gontory didirikan sejak 22 November 1999
dijadikan berbadan hukum oleh Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan
Menengah Kabupaten/ Kodya Tangerang. Anggotanya 20 orang dan sempat
vakum dari tahun 1999-2010 sebab kurangnya tenaga professional dan lainlain. Pada bulan November 2010 para guru-guru berinisiatif untuk rapat dan
ingin menghidupkan dan mengembangkan kembali koperasi yang sempat
vakum, lalu dibuatlah pengurus yang baru dan sampai saat ini jumlah anggota
selalu meningkat setiap tahunnya.
5
Ari Iskandar, “Sejarah Pondok”.
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra, 30 Nopember 2015, di kantor
Gontory Mart, jam 20.30 WIB.
6
69
Adapun Visi dan Misi dari Kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah:
a. Visi Koppotren Al-Amanah Al-Gontory
Mengangkat Ekonomi Pesantren.
Mensejahterakan Anggota.
b. Misi dari kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah: “Memenuhi
Kebutuhan Masyarakat Pondok Pesantren”.7
Kopontren Al-Amanah Al-Gontory bergerak dalam bentuk usaha
Pertokoan, Perlengkapan santri, Kalender, Pinjaman Anggota, Dapur dan
Fotocopy. Prinsip Koperasi adalah oleh, dari dan untuk anggota, sehingga
maju atau mundurnya koperasi juga sangat ditentukan oleh peran serta
anggotanya, koperasi
ini berdiri memang karena ingin membantu
meningkatkan perekonomian masyarakat terutama ekonomi pondok pesantren
dan para guru di Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory, koperasi ini
merupakan jenis Koperasi Konsumen. Dalam kegiatan ini anggota merupakan
sumber utama sebagai pelaku operasional koperasi, maka perlu ditingkatkan
pelayanan dan kerjasama anggota.8
Banyaknya santri yang setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan
dari segi jumlahnya, memberikan keuntungan yang baik dari kegiatan usaha
kopontren. Selanjutnya dengan fasilitas tempat lokasi berbelanja yang
memadai, memudahkan bagi pengurus kopontren untuk menjalankan usaha
kopontrennya, karena kopontren berada di tengah-tengah kawasan pesantren,
7
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Kharizal, 2 Desember 2015, di kantor
Gontory Mart, jam 11.30 WIB.
8
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra.
70
kemungkinan besar sudah memiliki pelanggan yang tetap, yaitu para
santriwan, santriwati dan ustadz, ustadzah yang bermukim didalam pondok.9
B. Usaha-usaha Koperasi
Kopontren Al-Amanah Al-Gontory bergerak dalam usaha yang dititik
beratkan pada, Usaha Pokok:10
a. Pertokoan
b. Perlengkapan Santri
c. Kalender
d. Pinjaman Anggota
e. Penyediaan Kebutuhan Dapur
f. Jasa Fotocopy.
C. Legalitas Koperasi
1. Nama, Tempat dan Legalitas Koperasi
a. Nama Koperasi: Koperasi Serba Usaha Al-Amanah Al-Gontory
Kota Tangsel
b. Badan Hukum
Nomor
: 35/BH/PAD/KDK.10.4/IX/1999
Tanggal
: 22 Nopember 1999
c. Surat Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP )
9
Nomor
: 503.I/000398/30-08/PK/IV/2013
Tanggal
: 8 April 2013
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra.
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra.
10
71
d. Surat Ijin Tempat Usaha ( SITU )
Nomer
: 518/06/SKDU/Kel.Prg.B/2008
Tanggal
: 20 Maret 2013
Berlaku s/d
: 20 Maret 2018
e. Tanda Daftar Perusahan ( TDP )
Nomor
: 30.08.2.47.00096
Tanggal
: 8 April 2013
Berlaku s/d
: 8 April 2018
f. NPWP
: 24.065.304.8-411-000.11
D. Struktur Organisasi
Organisasi yang ada di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah
sebagai berikut:
Sebagaimana dimaklumi sesuai dengan ketetapan RAT dan Rapat
Pengurus Susunan Pengurus dan Pengawas Kopontren Al-Amanah AlGontory 2014-2015 adalah:
1. Kepengurusan
Ketua
: Muhammad Taufik S.Pd.I
Sekertaris
: Drs. Muhamidan Wijaya, M.M
Bendahara
: Asep Suhendra
Wakil Bendahara
: Ahmad Kharizal
2. Kepengawasan
Penasehat
11
: KH. Sundusi Ma’mun
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
10 Januari 2015.
72
Ketua
: Drs. Abdussyakur M.MPd
Sekretaris
: Syahril Shidiq S.Ag, M.MPd
Anggota
: H. Aditya Warman SE, M.M
3. Karyawan dan Kasir
Pengurus dalam menjalankan operasional kopontren dibantu oleh
karyawan tetap sebanyak 2 orang yaitu Sofyan dan Saefuddin.
4. Keanggotaan
Jumlah total Anggota dari tahun 2011 adalah 100 Anggota dan jumlah
total yang keluar 12 Anggota.12 Adapun keadaan anggota saat ini sebagai
berikut:
Jumlah anggota per 31 Desember 2013 berjumlah
: 80 Anggota
Masuk dalam tahun buku 2014 berjumlah
: 12 Anggota +
Jumlah keseluruhannya
92 Anggota
Keluar dalam tahun buku 2014
: 4 Anggota
Jumlah per 31 Desember 2014
: 88 Anggota
12
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
10 Januari 2015.
Struktur Organisasi Koperasi Al-Amanah Al- Gontory
RAPAT ANGGOTA
PEMBINA
Dinas Koperasi Kota Tangerang
Selatan & Dinas Koperasi
Provinsi Banten
PENGURUS
Ketua
: Muhammad Taufiq, S.Pd.I
Sekretaris
: Drs. Muhammidan Wijaya, M.M
Bendahara
: Asep Suhendra
Wakil Bendahara
: Ahmad Kharizal
PENGAWAS
Ketua
: Drs. Abdussyakur, M.MPd
Sekretaris
: Syahril Shiddiq, S.Ag. M.Pd
Anggota
: H. Aditya Warman, S.E. M.M
PENASIHAT
KH. Sundusi Ma’mun
ANGGOTA
73
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Penerapan Manajemen Koperasi pada Koperasi Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory
Pengurus dan pengawas koperasi serba usaha Al-Amanah Al-Gontory
mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan tugas terhadap kelancaran
kegiatan-kegiatan koperasi. Pengurus dan pengawasan menjalani tugas dalam
pengawasan dan pemeriksaan dilakukan sebagai bentuk pertanggung jawaban
dalam menjalankan amanahnya mengawasi pengelolaan perkoperasian demi
adanya transparansi, ketertiban organisasi serta administrasi sehingga apabila
terdapat hal yang menyimpang segera dapat diketahui dan diperbaiki.1
Pengelolaan koperasi sebagai pertimbangan bagi pengurus untuk
mengetahui sejauh mana adanya keseimbangan dalam pemenuhan kewajiban
para anggota didalam memelihara dan mengembangkan koperasi.2
A.1 . Unsur-unsur Manajemen
Unsur-unsur manajemen Kopontren Al-Amanah Al-Gontory sebagai
berikut:
1. Man sebagai tenaga kerja (Pelaku/ yang terlibat), yaitu Pimpinan (KH.
Sundusi Ma’mun dan Drs. Abd. Syakur, M.M.Pd) Yayasan (Pondok
Pesantren Al-Amanah Al-Gontory sebagai penanggung jawab dan
1
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra, 30 Nopember 2015, di Kantor
Gontory Mart, jam 20.30 WIB.
2
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra.
74
75
pelindung), dan Anggota Kopontren (Ustadz, Ustadzah, dan para Staf
Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory).3
2. Money (Uang/ Modal/ Dana), Kopontren memperoleh modal dari:
a. Modal Sendiri, berupa simpanan pokok (simpanan pokok
Kopontren
Al-amanah
Al-Gontory
pada
tahun
2013
Rp.
8.000.000,00 mengalami peningkatan menjadi Rp. 8.800.000,00
pada tahun 2014), simpanan wajib (simpanan wajib Kopontren
pada tahun 2013 Rp. 17.200.000,00 mengalami peningkatan
menjadi Rp. 42.800.000,00 di tahun 2014), cadangan koperasi juga
mengalami peningkatan dari Rp. 102.892.590,00 menjadi Rp.
130.438.350,00, dana hibah tetap pada angka sebesar Rp.
65.000.000,00, kemudian SHU mengalami penurunan dari Rp.
137.728.800,00 menjadi Rp. 130.505.500,00.4
Tabel 1
Kondisi Keuangan Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory
Periode 2013-2014
Uraian
3
Tahun Buku 2013
Tahun Buku 2014
Simpanan Pokok
Rp. 8.000.000,00
Rp. 8.800.000,00
Simpanan Wajib
Rp. 17.200.000,00
Rp. 42.800.000,00
Cadangan Koperasi
Rp. 102.892.590,00
Rp. 130.438/350,00
Dana Hibah
Rp. 65.000.000,00
Rp. 65.000.000,00
SHU Tahun Berjalan
Rp. 137.728.800,00
Rp. 130.505.500,00
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq, 16 Januari 2016, di
Kantor Putra, jam 14.00 WIB.
4
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
10 Januari 2015.
76
b. Modal Luar, berupa dana-dana SHU, simpanan sukarela dan
hutang-hutang.5
Kondisi keuangan koperasi serba usaha Al-Amanah Al-Gontory pada
akhir tahun 2013 meningkat bila dibandingkan dengan keadaan keuangan
pada tahun 2014. Terlihat dari total aset di tahun 2013 sebesar Rp.
588.045.040,00 mengalami penurunan Rp. 501.819.440,00 di tahun 2014.6
Penyebab tidak maksimalnya SHU di tahun 2014 karena ada pembengkakan
biaya listrik, mobil dan karyawan serta menurunnya laba almari karna
kenaikan harga upah dan barang.7
Tabel 2
Keadaan Harta/ Total Aset Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory
Periode 2013-2014
Uraian
Aktiva Lancar
Investasi Jangka Panjang
Tahun Buku 2013
Rp. 406.732.040,00
-
Tahun Buku 2014
Rp. 333.137.440,00
-
Aktiva Tetap
Rp. 181.313.000,00
Rp. 168.682.000,00
Jumlah
Rp. 588.045.040,00
Rp. 501.819.440,00
Kondisi keuangan Kopontren dipengaruhi oleh fluktuasi kondisi
ekonomi santri dan anggota. Kesejahteraan pondok sangat mempengaruhi
kondisi Kopontren. Ketika Kopontren mengalami kesulitan keuangan maka
Kopontren akan mendapatkan bantuan berbentuk pinjaman dari pondok,
sebaliknya koperasi membantu pondok dalam pemenuhan kebutuhan pondok.
5
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
10 Januari 2015.
6
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
10 Januari 2015.
7
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
10 Januari 2015.
77
Semua kegiatan Kopontren tidak terlepas dari pondok, karena Kopontren
berdiri di dalam pondok.8
3. Methods (teknik dan teknis mengerjakan kegiatan Kopontren), dalam
hal ini teknik dan teknis yang membedakan Kopontren dengan
koperasi biasa ialah dengan mengikuti aturan dan kebijakan dari Dinas
Koperasi Tangerang Selatan dan Dinas Koperasi Provinsi. Kopontren
telah memiliki Pengesahan Akta Pendirian dari Departemen Koperasi,
Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.9
4. Materials, Materials disini ialah prasarana berupa gedung untuk
tempat kegiatan Kopontren, mobil untuk kegiatan pembelanjaan,
pendataan, pembuatan laporan dana keluar dan dana masuk
menggunakan komputer, juga terdapat brankas sebagai tempat
penyimpanan uang dan bahan lainnya yang dapat mendukung kegiatan
Kopontren.
5. Machines (alat), Kopontren memiliki komputer, printer, mobil,
telepon, dan lain-lain yang menunjang Kopontren dalam menjalankan
kegiatan usaha Kopontren.
6. Markets (penguasaan pasar), pangsa pasar Kopontren hanya terfokus
pada masyarakat pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory.
8
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq.
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
10 Januari 2015.
9
78
A. 2. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan
dalam pengelolaan koperasi. Berikut fungsi Manajemen yang ada pada
Kopontren Al-Amanah Al-Gontory.
a. Fungsi Perencanaan
Dalam membahas fungsi perencanaan Kopontren maka perlu
diketahui terlebih dahulu Tujuan Kopontren Al-Amanah Al-Gontory.
Koperasi Al-Amanah Al-Gontory bertujuan memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undangundang Dasar tahun 1945.10
Untuk mencapai tujuan koperasi tersebut maka Kopontren di tahun
2014 melakukan skema perencanaan yang terdiri dari:11
1. Perencanaan Jangka Panjang
a.
Pengadaan kantor sekretariat dan kelengkapannya. Pada awal tahun
2015 pengadaan kantor sekretariat sudah terlaksana namun untuk
kelengkapannya masih belum sempurna.
b.
Pelatihan dan kursus-kursus perkoperasian. Dinas koperasi Provinsi
memberikan pembekalan berupa pelatihan terhadap Kopontren dengan
10
Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha
Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 3.
11
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
10 Januari 2015.
79
cara mengundang Kopontren untuk pembekalan tersebut di dinas
koperasi, pembekalan tersebut ialah pelatihan manajemen Kopontren.
c.
Mengadakan studi komperatif. Melakukan studi koperatif disini
seperti studi komperatif ke tempat pembuatan roti sebagai
pembelajaran kewirausahaan, studi komparatif ketempat laundry
(untuk mengetahui cara perawatan mesin diketahui dari studi
komperatif ke tempat laundry).
d.
Membuat laporan keuangan per semester. Dalam pembuatan laporan,
sekretaris dan bendahara membahas untuk pembuatan laporan.
Bendahara memberikan laporan pengeluaran dan pemasukan atau
neraca koperasi, sekretaris bertugas untuk mengetik membuat data
laporan. Kemudian ketua melaporkan perkembangan Kopontren pada
yayasan. Berdasarkan laporan tersebut yayasan terkadang memberi
kebijakan dan masukan terhadap keuangan Kopontren.
Memaksimalkan fungsi perbankan, Perbaikan sistem simpan pinjam,
Penambahan tenaga pegawai toko, Mengupayakan kredit elektronik dan
motor.
Masih banyak lagi perencanaan jangka panjang Kopontren seperti
memaksimalkan fungsi perbankan (belum terlaksana), perbaikan sistem
simpan pinjam (berjalan), penambahan tenaga pegawai toko, mengupayakan
kredit elektronik dan motor (berjalan). Adapula Perencanaan jangka panjang
yang juga merupakan harapan bagi Kopontren untuk pondok pesantren Al-
80
Amanah Al-Gontory yaitu ikut andil dalam perekonomian pondok. Tujuannya
agar keuangan pondok tidak tercampur aduk.12
2. Perencanaan Jangka Pendek
a.
Penertiban administrasi keanggotaan
b.
Penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan
c.
Pembinaan Karyawan Koperasi
d.
Menyempurnakan sistem pembukuan keuangan
e.
Menyempurnakan Simpan pinjam masa peminjaman 3, 6, 10 bulan
f.
Mengusahakan sistem komputerisasi
g.
Meningkatkan usaha toko
h.
Mengusahakan terbentuknya layanan grosir
i.
Pengadaan pulsa elektrik
j.
Pembelian perlengkapan ATK
k.
Pengadaan gudang
l.
Meningkatkan usaha simpan pinjam
m. Pengadaan mesin fotocopy
3. Perencanaan Per Semester
a.
Penyelenggaraan rapat kerja Pengurus. Rapat kerja pengurus
diselenggarakan setiap hari rabu secara rutin satu minggu sekali,
bertujuan untuk mengetahui kendala apa saja dalam satu minggu ini
dan kekurangan apa saja yang ada di Kopontren Al-Amanah AlGontory.
b.
12
Penyelenggaraan rapat koordinasi dengan pengawas.
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq.
81
4. Perencanaan Bulanan
a.
Rapat rutin Pengurus
b.
Pembinaan Karyawan
Kegiatan yang ada pada perencanaan baik perencanaan jangka
panjang maupun pendek tidak hanya dikerjakan pengurus, Kopontren
melakukan pembagian tugas untuk terlaksananya perencanaan. Usaha-usaha
yang dilakukan Kopontren untuk mencapai tujuan dan merealisasikan
perencanaan-perencanaan tersebut ialah sebagai berikut :
a) Pengadaan atau penyaluran sembako dan kebutuhan sekunder lainnya
untuk kepentingan anggota dan masyarakat.
b) Menyelenggarakan unit simpan pinjam.
c) Menjalankan usaha dibidang perdagangan umum termasuk grosir,
distributor dan supplier.
d) Mengadakan usaha warung serba ada (Waserda), wartel, fotocopy,
sarana dan peralatan para santri dan katerinng.
e) Menjalankan usaha dibidang pertanian, peternakan, perikanan, bidang
agribisnis, jasa kontraktor dan jasa-jasa lainnya.
f)
Melaksanakan kerjasama atau kemitraan baik dengan pihak ke-3 dan
koperasi lainnya dalam rangka pengembangan usaha.
g) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan perkoperasian dalam
rangka peningkatan sumberdaya manusia.13
13
Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha
Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 3.
82
b. Fungsi Pengorganisasian
Seperti perkoperasian pada umumnya, Kopontren al-amanah AlGontory menerapkan asas kekeluargaan dalam budaya organisasinya.
Organisasi adalah wadah kegiatan dari pada orang-orang yang bekerjasama
dalam usahanya untuk mencapai tujuan. Dalam wadah kegiatan itu setiap
orang harus jelas tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, hubungan dan
tata kerjanya. Itulah sebabnya struktur organisasi sangat diperlukan dalam
organisasi yang baru dibentuk, dalam keadaan berkembang maupun yang
sudah mapan.
1. Perangkat Organisasi Kopontren serta Struktur dan perincian tugas
organisasi Kopontren Al-amanah Al-Gontory
a.
Rapat Anggota Tahunan
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
Kopontren. Rapat Anggota diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam
satu tahun, diselenggarakan paling lambat setelah tahun buku lampau.
Namun demikian, pelaksanaanya dapat diusahakan secepatnya. Rapat
anggota dapat diadakan atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya dari 1
hingga 10 anggota dari jumlah anggota dan atas keputusan pengurus.
Tanggal dan tempat serta acara rapat anggota harus diberitahukan
sekurang-kurangnya 7 hari terlebih dahulu kepada anggota-anggotanya
dengan tidak mengurangi kewajiban setiap anggota untuk hadir dalam
rapat anggota. Mengingat dari besarnya jumlah anggota, keadaan dan sifat
83
pekerjaan anggota maka pengaturannya diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.14
Pada Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, Rapat Anggota Tahunan
tahun buku 2013 diselenggarakan pada tanggal 27 Januari 2014 dengan
jumlah anggota 80 orang, yang menghadiri rapat sebanyak 64 orang, yang
aktif berbicara pada rapat tersebut sebanyak 21 orang, pengurus dan
pengawas yang hadir sebanyak 8 orang dan undangan sebanyak 3 orang.15
b.
Pengurus
Pengurus Kopontren dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat
anggota, pemilihan pengurus diatur secara demokratis dan tata cara
pemilihannya
diatur
dalam
Anggaran
Rumah
Tangga.
Pengurus
merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Pengurus dipilih untuk masa
jabatan 3 tahun. Anggota pengurus yang masa jabatannya telah lampau
dapat dipilih kembali.16
Pada ketetapan RAT dan Rapat pengurus susunan pengurus
koperasi serba usaha Al-Amanah Al-Gontory pada periode 2011-2014
adalah sebagai berikut: Muhammad Taufik S.Pd.I sebagai Ketua, Drs.
14
Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha
Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 5.
15
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
10 Januari 2015.
16
Kepala De`partemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha
Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 8-9.
84
Muhammidan Wijaya, M.M sebagai sekretaris, Asep Suhendra sebagai
bendahara dan Ahmad Kharizal sebagai wakil bendahara.17
Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Kopontren AlAmanah Al-Gontory, tugas dan kewajiban pengurus Kopontren ialah
sebagai berikut:
1. Memimpin organisasi dan usaha koperasi
2. Menyelenggarakan rapat anggota dan rapat pengurus serta
mempertanggungjawabkan kepada rapat anggota mengenai
pelaksanaan tugas kepengurusannya
3. Menyelenggarakan administrasi organisasi antara lain:
a) Melakukan pencatatan dan memelihara buku daftar
anggota, daftar pengurus, daftar pengawas, notulen rapat
anggota dan rapat pengurus dan buku-buku lainnya yang
diperlukan
b) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris
secara tertib dan teratur
c) Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan
dan belanja koperasi
d) Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta
pemberhentian anggota
e) Membantu
pengawas
dalam
melakukan
pengawasan
dengan memberikan keterangan, memperlihatkan segala
17
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
10 Januari 2015.
85
buku, warkat, persediaan barang, alat-alat perlengkapan dan
sebagaianya yang diperlukan
f) Memberikan penjelasan kepada anggota agar supaya segala
ketentuan dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga,
peraturan khusus dan keputusan rapat anggota dan lain=lain. Diketahui dan dimengerti oleh segenap anggota
g) Memelihara kerukunan antar anggota dan mencegah segala
hal-hal yang menyebabkan timbulnya perselisihan paham.
h) Menanggung segala kerugian yang diderita oleh koperasi
sebagaimana akibat karena kelalaiannya.18
c.
Pengawas
Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota.
Pengawas bertanggungjawab kepada rapat anggota. Pengawas dipilih
untuk masa jabatan 3 tahun.19
Pada ketetapan RAT dan Rapat pengurus, susunan pengawas
koperasi serba usaha Al-Amanah Al-Gontory pada periode 2011-2014
adalah sebagai berikut: KH. Sundusi Ma’mun sebagai Penasehat,
Drs.Abdussyakur, M.M.Pd sebagai ketua dan Syahril Shidiq S, Ag, M.
M.Pd. dan H.Aditya Warman, SE, M.M. sebagai anggota pengawas. 20
18
Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha
Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 8-9.
19
Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha
Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 11-12.
20
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2014 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
10 Januari 2015.
86
d.
Manajer dan karyawan
Pengurus
dapat
megangkat
manajer dan karyawan untuk
melaksanakan usaha koperasi setalah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh pengurus. Manajer dan karyawan diangkat dan
diberhentikan oleh pengurus serta hubungan kerja antara pengurus dan
manajer/ karyawan dituangkan dalam kontrak kerja yang ditandatangani
oleh pengurus dan manajer/ karyawan yang bersangkutan. Manajer
bertanggung jawab kepada pengurus koperasi.21
Saat ini manajer Kopontren Al-Amanah Al-Gontory yang juga
sebagai ketua pengurus koperasi ialah Ustadz Muhammad Taufiq.
Sedangkan, karyawan terdiri dari Karyawan dari luar (karyawan yang
bukan dari kalangan masyarakat pondok) yang bekerja khusus untuk
melakukan kegiatan Kopontren dan Karyawan dari dalam masyarakat
pondok yang bekerja khusus untuk pengecekan dana, penginputan data,
dan laporan dilakukan oleh orang dari dalam Kopontren.22
e.
Dewan Penasehat
Rapat anggota Kopontren mengangkat Dewan Penasehat untuk
kepentingan koperasi. Dewan penasihat Kopontren Al-Amanah AlGontory sejak tahun 2011 hingga saat ini masih KH. Sundusi Ma’mun.
Dewan penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang
jasa sesuai dengan keputusan
21
rapat anggota. Dewan Penasehat dapat
Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha
Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 13.
22
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq.
87
menghadiri rapat anggota atau rapat pengurus dan mempunyai hak bicara
tetapi, tidak mempunyai hak suara. Dewan penasehat dapat memberi saran
atau pendapat kepada pengurus untuk kemajuan koperasi, baik diminta
maupun tidak diminta dan saran-sarannya tidak mutlak diterima atau
dilaksanakan oleh pengurus.23
f.
Keanggotaan
Anggota Kopontren adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa
Kopontren. Anggota Kopontren harus dicatat dalam buku daftar anggota.
Syarat untuk menjadi anggota Kopontren ialah warga Negara republik
Indonesia yang mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan
hukum, dewasa, tidak dalam perwalian, sehat jasmani dan rohani,
bertempat tinggal di Kabupaten Tangerang, mata pencaharian/ pekerjaan
sebagai pengasuh, Pembina, ustadz-ustadzah atau guru, staff administrasi
dan santri pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory, termasuk tukangtukang bangunan sebagai pekerja pondok. Persyaratan selanjutnya ialah
telah membayar simpanan pokok sebagaimana ditetapkan dalam anggaran
dasar, telah menyetujui isi anggaran dasar, anggaran rumah tangga,
keputusan rapat anggota dan peraturan-peraturan perkoperasian yang
berlaku. Keanggotaan koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan
dengan catatan dalam buku daftar anggota.24
23
Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha
Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 13-14.
24
Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha
Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 3.
88
Seseorang yang akan masuk menjadi anggota Kopontren AlAmanah Al-Gontory harus mengajukan surat permohonan secara tertulis
kepada pengurus. Dalam waktu yang telah ditentukan pengurus harus
memberi jawaban apakah permintaan itu diterima atau ditolak.
Berakhirnya keanggota, mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan
catatan dalam buku daftar anggota. Permintaan berhenti sebagai anggota
harus diajukan secara tertulis kepada pengurus.25
2. Kegiatan Organisasi Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
Seperti organisasi pada umumnya, Kopontren melakukan kegiatan
keorganisasian seperti adanya penyelenggaraan rapat kerja pengurus untuk
membahas kondisi Kopontren dan kendala yang dihadapi setiap
minggunya rutin dilakukan pada hari rabu. Setelah diselenggarakan rapat
pengurus, maka diselenggarakanlah rapat koordiansi dengan pengawas
(ketua memberikan laporan kondisi Kopontren pada pengawas dan
penasehat). Kopontren memberikan pembinaan karyawan berupa pelatihan
dan kursus-kursus perkoperasian dan studi komperatif, menambah tenaga
pegawai toko.26
Kegiatan rapat tersebut menghasilkan laporan, ketua memberikan
laporan pada pengawas, dewan penasehat. Berdasarkan laporan tersebut
yayasan terkadang memberi kebijakan dan masukan terhadap keuangan
25
Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha
Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 3-4.
26
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq.
89
Kopontren. Kemudian, Kopontren melakukan pembagian tugas untuk
terlaksananya perencanaan dan tercapainya tujuan. 27
c. Fungsi Pelaksanaan
Pelaksanaan disini merupakan keseluruhan kegiatan atau aksi
(actuating) Kopontren untuk menjalankan usaha Kopontren. Sesuai ketentuan
yang terdapat dalam Undang-undang No. 25 Tahun 1992 pasal 16 tentang
penjenisan koperasi, maka jika dilihat dari pendekatan kegiatan usahanya,
jenis kegiatan usaha Kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah sebagai
koperasi konsumen, karena menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari.
Adapun jika dilihat dari latar belakang anggota adalah sebagai koperasi
sekolah, dan jika dilihat dari jenis koperasi berdasarkan kondisi anggotanya
adalah sebagai koperasi primer.28
Kopontren Al-Amanah Al-Gontory bergerak dalam usaha yang dititik
beratkan pada, Usaha Pokok:
1. Pertokoan
Perkembangan Kopontren banyak dipengaruhi oleh perkembangan
pondok yang cukup pesat baik dari segi jumlah masyarakat pondok yang
setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, serta sarana dan prasarana.
Seiring dengan perkembangan ini maka kebutuhan yang dibutuhkan oleh
masyarakat pondok pun menjadi meningkat. Waserba (warung serba ada)
27
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq.
Ahmad Zaelani, Optimalisasi Sistem Operasional Koperasi Dalam Kesejahteraan
Ekonomi Anggota Di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, hlm. 58.
28
90
adalah salah satu bagian dari unit usaha yang di kelola oleh Kopontren
dengan menjual berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari, dan lainlainnya yang diperlukan oleh masyarakat pondok.29 Dalam hal ini
bekerjasama dengan agen-agen di pasar dan sales, kemudian sales datang ke
pondok menawarkan barang.
2. Perlengkapan Santri
Unit usaha ini menjual berbagai macam perlengkapan-perlengkapan
yang wajib dimiliki bagi santri. Seperti halnya kebutuhan sehari-hari,
perlengkapan sholat, dan lain-lain.30
3. Kalender
Pembuatan kalender adalah kegiatan rutin yang setiap tahunnya
diproduksi oleh Kopontren dan bekerjasama dengan salahsatu percetakan
dalam pembuatan kalendernya, setiap santri diwajibkan membeli kalender
karena hal ini juga bisa menjadi ajang promosi bagi Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory dalam rangka penerimaan pendaftaran santri baru ke
tetangga, saudara santri Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory serta
masyarakat umum.31
29
Ahmad Zaelani, Optimalisasi Sistem Operasional Koperasi Dalam Kesejahteraan
Ekonomi Anggota Di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015), hal. 60.
30
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra.
31
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra.
91
4. Pinjaman Anggota
Pinjaman anggota adalah koperasi memberikan pinjaman uang bagi
anggota Kopontren yang membutuhkan dengan jumlah maksimal sebesar dua
juta rupiah, dengan jangka waktu pengembalian satu tahun.32
5. Penyediaan Kebutuhan Dapur
Penyediaan kebutuhan dapur adalah keperluan yang dibutuhkan oleh
dapur disediakan oleh Kopontren dalam hal ini Kopontren baru menyediakan
beras saja.33
6. Jasa Fotocopy.
Unit usaha ini menyediakan jasa fotocopy memudahkan para anggota
koperasi, para santri, ustadz, dan masyarakat pondok lainnya, jadi tidak perlu
jauh-jauh keluar pondok untuk memfotocopy.34
Terkadang pendapatan minim, untuk pembelanjaan bentrok dengan
jam mengajar karena sebagian besar ustadz dan ustadzahlah yang mengurusi
koperasi, namun Kopontren mengatasi kendala bentrok jadwal ini dengan
membagi tugas. Dengan adanya pembagian tugas seminggu sekali, kegiatan
di koperasi bisa ditangani dengan baik.35
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi anggota Kopontren
Al-Amanah Al-Gontory tidak hanya dilihat dari kegiatan usahanya saja,
namun juga dapat dilihat dari SHU (Sisa Hasil Usaha).
32
Ahmad Zaelani, Optimalisasi Sistem Operasional Koperasi Dalam Kesejahteraan
Ekonomi Anggota Di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, hlm. 62.
33
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra.
34
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra.
35
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq.
92
SHU Kopontren disesuaikan dengan Akta perubahan anggaran dasar
yaitu SHU ialah pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya, termasuk pajak dalam tahun
buku yang bersangkutan.
SHU yang diperoleh , pembagiannya diatur sebagai berikut :
a. 25% cadangan koperasi,
b. 25% untuk anggota berjasa
c. 25% untuk anggota penyimpan (partisipasi modal)
d. 10% untuk dana pengurus dan pengawas
e. 5% untuk dana kesejahteraan pegawai/karyawan koperasi
f. 5% untuk dana pendidikan
g. 2 ½ % untuk dana sosial
h. 2 ½ % untuk dana pembangunan daerah kerja.
Pembagian dan prosentase dapat dirubah sewaktu-waktu
sesuai
keputusan rapat. Uang cadangan adalah kekayaan koperasi yang disediakan
untuk menutup kerugian sehingga tidak boleh dibagikan diantara anggota dan
disetujui oleh anggota rapat. Rapat anggota dapat memutuskan untuk
mempergunakan paling tinggi 75% dari jumlah cadangan untuk perluasan
usaha koperasi. Sekurang-kurangnya 25% dari uang cadangan harus disimpan
dengan bersifat giro pada bank pemerintah.36
36
Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha
Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 11-12.
93
Kopontren menginduk dibawah naungan Dinas Koperasi Tangerang
Selatan Dan Provinsi. Dinas memberikan bantuan dalam bentuk pengadaan
barang-barang yang mendukung usaha koperasi seperti pengadaan laptop,
printer, lemari kabinet. Pihak Kopontren mengajukan kebutuhan terhadap
pengadaan barang barulah di anggarkan di akhir tahun dan di keluarkan dana
tersebut dalam bentuk barang dari Dinas Koperasi Provinsi Banten. Dinas
Koperasi Tangerang Selatan memberikan bantuan terhadap Kopontren
dengan mempertimbangkan sirkulasi keuangan, laporan, pendataan dan
pembukuan di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory. Sudah banyak bantuan
yang diberikan Dinas dalam bentuk pengadaan barang seperti kulkas, AC,
gerinda, kompresor, pemotong besi, bor, lemari kabinet, printer, computer
kasir. Kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah salah satu Kopontren yang
diunggulkan di Dinas Tangerang Selatan.37
d. Fungsi Pengawasan
Sistem
Kopontren
Al-Amanah
Al-Gontory
ini
aturan
dan
kebijakannya mengikuti Dinas Tangerang Selatan dan Provinsi Banten.
Menginduk dibawah naungan Dinas Tangerang Selatan dan Provinsi Banten.
Kopontren melakukan laporan rutin setiap bulan ke Dinas Tangerang Selatan.
Dinas Tangerang Selatan melakukan laporan tentang situasi sirkulasi
keuangan yang terjadi di Kopontren ke Dinas Provinsi Banten Banten.38
Ketua, dan pengurus saling mengawasi dan dalam kegiatan yang
dilakukan Kopontren pun diawasi oleh Yayasan. Dalam pengawasan
37
38
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq.
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq.
94
Kopontren ini, tugas pengawas sangatlah penting. Pengawas bertugas untuk
melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi
sekurang-kurangnya 3 bulan sekali, membuat laporan tertulis tentang hasil
pengawasannya dan disampaikan kepada pengurus serta dilaporkan kepada
forum rapat anggota. Pengawas berwenang meneliti catatan dan pembukuan
yang ada pada koperasi, mendapatkan segala keterangan yang diperlukan,
memberi
koreksi,
saran
dan
peringatan
kepada
pengurus.
Dalam
melaksanakan tugasnya, pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan,
berkas, barang-barang, uang serta bukti lainnya yang diperlukan yang ada
pada koperasi. Dalam hal-hal tertentu pengawas bisa meminta bantuan kantor
akuntan publik/ koperasi jasa audit dengan persetujuan pengurus, biaya jasa
audit ditanggung oleh koperasi dan dianggarkan dalam rencana anggran
pendapatan belanja (RAPB) koperasi, terhadap pihak ke-3 pengawas
diharuskan merahasiakan hasil pemeriksaannya.39
Pengawasan pada Kopontren juga didapatkan dari luar Kopontren
yaitu Dinas Koperasi Tangerang Selatan melakukan pengawasan dengan
melakukan survey terhadap Kopontren secara mendadak dan tidak diketahui
sebelumnya oleh pihak Kopontren. Pengawasan untuk kepengurusan
dilakukan oleh ketua. Pengarahan dilakukan bagi karyawan yang memiliki
kinerja kurang baik maka Kopontren melakukan kegiatan pengamatan
kinerja, peneguran dengan pemanggilan, dan terakhir di musyawarahkan.40
39
Kepala Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
Pengesahan Akta Pendirian/ Perubahan, (Tangerang: Kantor Departemen Koperasi Pengusaha
Kecil dan Menengah, 1999), hlm. 11-12.
40
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq.
95
B. Peranan Koperasi bagi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dalam
Pemenuhan Kebutuhan Anggota Koperasi (Santri dan Non-Santri)
Peranan utama koperasi pesantren ialah mensejahterakan anggota
yang pada umumnya adalah masyarakat pondok baik Santri maupun NonSantri. Non-Santri disini ialah para pekerja dan Ustadz-ustadz Pondok
Pesantren yang termasuk ke dalam keanggotan Koperasi Pondok Pesantren
Al-Amanah Al-Gontory. Namun, peranan koperasi dinilai masih kurang,
karena kegiatan koperasi tidak terfokus pada seluruh kebutuhan santri
melainkan hanya pada kegiatan pertokoan, perlengkapan santri, penyediaan
kalender, pinjaman anggota, jasa fotocopy dan persediaan dapur. Sementara
untuk penyediaan seragam sekolah, buku sekolah serta almari tidak termasuk
didalam kegiatan koperasi pesantren (Kopontren).41
Selain
dalam
pelayanan,
Kopontren
juga
berperan
dalam
perkembangan pembangunan Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory
dengan menyumbangkan sebesar 10% keuntungan yang didapat koperasi.42
Yayasan pondok pesantren memiliki harapan untuk Kopontren dalam
peran Kopontren membantu perekonomian pondok, harapan tersebut ialah
ingin Kopontren berkembang mandiri dan maju sendiri, mandiri disini artinya
pendistribusian kebutuhan pondok sudah mencakup keseluruhan masyarakat
pondok, bahkan guru-guru dari luar dan lingkungan sekitar pondok, dan lebih
41
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra, 30 Nopember 2015, di
Kantor Gontory Mart, jam 20.30 WIB.
42
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Asep Suhendra.
96
baiknya lagi menjadi induk dari grosiran di lingkungan pesantren lebih
tepatnya grosiran perekonomian pondok.43
Perekonomian pondok untuk saat ini dinilai stabil. Keadaan stabil
pada perekonoimian ini tidak lepas dari peranan Kopontren yaitu Membantu
perekonomian pesantren untuk memenuhi kebutuhan santri. Sebelum ada
Kopontren perekonomian pondok dinilai sangatlah sulit dalam pemenuhan
kebutuhan santri dan segala sesuatunya tidak tersistem karena tidak dibantu
oleh Kopontren dalam pengaturan keuangan pondok masih tercampur aduk
antara pembangunan dan kebutuhan santri, dan banyak keterlambatan dalam
pemenuhan kebutuhan santri. Semenjak ada Kopontren, Kopontren dapat
membackup keuangan pondok dan mengatur dana untuk kebutuhan pondok.
peran Kopontren secara umum bagi masyarakat pondok itu sendiri ialah :
a. Mensejahterakan guru.
b. Mensejahterakan anggota Kopontren.
c. Membantu perekonomian pondok.
d. Membantu keuangan anggota dalam hal peminjaman barang dan
peminjaman uang.
e. Mempermudah dalam pembayaran.44
Kopontren membantu pembangunan pondok, perekonomian pondok,
pemberian fasilitas terbaik untuk pondok. Yang membedakan dengan
koperasi biasa yaitu kepedulian Kopontren terhadap pondok, Kopontren
43
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq, 20 Januari 2016, di
Kantor Putra, jam 12.00 WIB.
44
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq.
97
melihat situasi dan kondisi pondok. Seperti contohnya, pondok sedang
melakukan pembangunan dan membutuhkan bantuan, Kopontren dapat
membantu dalam pengadaan semen atau dana untuk penyelesaian
pembangunan.
Namun,
dalam
hal
ini
Kopontren
terlebih
dahulu
mempertimbangkan kondisi keuangan Kopontren.45
Dalam hal pembayaran, Kopontren melakukan penalangan uang pada
pondok, Pondok tidak harus membayar secara tunai, karena Kopontren
mengetahui keuangan pondok. Tidak semua santri setiap bulan membayar
penuh. Karena kebutuhan pondok lebih banyak dari kebutuhan Kopontren,
pondok harus melakukan pembangunan, pembagian gaji guru, tukang dan
pembayaran listrik, prawatan, pembayaran tidak sama dengan apa yang
Kopontren
pinjamkan.
Disitulah
peranan
Kopontren,
yaitu
dalam
mempermudah pemenuhan kebutuhan pesantren yang juga merupakan
perwujudan kepedulian Kopontren terhadap pesantren Al-Amanah AlGontory.46
Bagi para santri, Kopontren sangatlah penting dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari seperti tersedianya sabun, buku serta seragam. Hargaharga yang ditawarkan Kopontren juga terjangkau bagi para santri dan
ustadz-ustadzah pondok.
Dalam bidang sosial, Kopontren banyak membantu dan bersinergi
dengan pondok dalam kegiatan bakti sosial. Bakti sosial yang dilakukan
45
46
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq.
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq.
98
tahunan pada pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory yang ada di
lingkungan pondok, disini Kopontren membantu dalam hal keuangan dan
berupa barang apabila dalam kegiatan bakti sosial pondok tersebut memiliki
kekurangan dana. Membantu dalam kegiatan bakti sosial ini merupakan
peranan Kopontren dalam bentuk program jangka panjang. Kopontren juga
memberikan bantuan untuk Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory
berdasarkan penghasilan Sisa hasil usaha.47
47
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Muhammad Taufiq.
99
C. Peran Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory dalam
Mengembangkan Wirausaha Santri
Mengahadapi zaman era globalisasi yang penuh dengan persaingan
sekarang ini, persaingan yang sangat ketat dalam memperoleh pekerjaan
maka solusi yang paling baik adalah dengan mengembangkan keterampilan
berwirausaha bagi remaja dan pemuda. Pendidikan keterampilan hidup harus
dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan, seperti Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory yang membekali para santrinya dengan pendidikan
keterampilan bagi para santri. Jiwa kemandirian yang telah tumbuh di
lingkungan pondok pesantren merupakan modal berharga yang harus terus
dikembangkan bagi para santri.
Peran Kopontren dalam mengembangkan Kewirausahaan santri dapat
terlihat dari kegiatan dan program koperasi santri. Santri terlibat menjadi
Pengurus koperasi, pengurus terdiri dari santri kelas 5 (kelas 2 MA) dan di
bantu sebagai asisten dari santri kelas 4 (kelas 1 MA). Pengelolaan uang
masuk, belanja dan barang-barang, persediaan makanan, dilakukan oleh santri
kelas 5 dan kelas 4 hanya membantu menjaga ketika koperasi buka.48
Sistem pemilihan pengurus dilakukan dengan cara memberikan angket
pada santri yang didalamnya terdapat bagian-bagian dimulai dari ketua,
sekretaris, bendahara hingga bagian keamanan. Sebelum diadakan pemilihan
dari pengasuhan, para ustadzah pembimbing membagikan angket kepada
santri calon pengurus. Santri dapat memilih untuk masuk bagian yang mereka
48
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Siti Khairunnisa, 27 Januari 2016, di
Kantor Putri, jam 14.00 WIB.
100
pilih, mereka memilih dua bagian yang mereka inginkan. Dan dari pihak
pengasuhan bertugas mempertimbangkan santri untuk masuk dalam bagianbagian yang mereka pilih. Dalam memilih pengurus, pihak pengasuhan
melihat pada kelayakan, kesehatan dan dari cara belajar santri calon
pengurus. Pembimbing juga mempertimbangkan apakah kegiatan ini
mengganggu bagi santri yang ingin jadi pengurus atau tidak.49
Bakat kewirausahaan santri dapat dikembangkan melalui kegiatan
perdagangan setiap harinya. Santri sebagai pengurus diberikan modal oleh
pondok kemudian diberi kebebasan untuk membelanjakan kebutuhan para
santri sendiri supaya para pengurus dapat mengekspresikannya melalui sikap
dan prilaku kreatif dan inovatif untuk mengembangkan koperasi santri.
Pengurus diangkat dari OSPA (Organisasi Santri Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory), karena koperasi ini masuknya kedalam kegiatan
organisasi santri OSPA, didalam organisasi santri tersebut terdapat bagian
koperasi yang bertugas khusus dalam perkoperasian santri. Penguruslah yang
mengelola koperasi, waktu sudah dijadwalkan oleh pondok dan barangbarang sudah sesuai dengan kebutuhan santri, juga terdapat pembimbing yang
mengatur siklus uang masuk dan uang keluar. Namun, yang menentukan uang
masuk dan uang keluar tetap pengurus. Dari awal jabatan, pengurus diberikan
modal untuk membeli perlengkapan/ kebutuhan santri. Modal tersebut
didapatkan dari keuntungan koperasi pada masa jabatan sebelumnya.
Pengurus mencatat sendiri pembukuan, uang masuk, uang keluar hingga
pembelanjaan. Setiap buka koperasi, uang disetorkan kepada pembimbing/
49
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Siti Khairunnisa.
101
ustadzah. Pembimbing bertugas untuk membantu memegang uang dan
mengarahkan kegiatan. Apabila mereka membutuhkan atau terdapat
kekurangan
dalam
pemenuhan
kebutuhan
maka
pembimbing
yang
menganggarkan, kemudian pengurus yang membelanjakan uang tersebut.
Setiap harinya dari keuntungan koperasi santri tersebut wajib menyisihkan
pendapatan sebesar Rp. 250.000 sebagai tabungan koperasi untuk kebutuhan
sewaktu-waktu apabila koperasi membutuhkan dana/ modal yang besar dalam
menjalankan usaha koperasi.50
Pondok
pesantren
Al-Amanah
Al-Gontory tidak
memberikan
pelajaran teori tentang kewirausahaan secara langsung terhadap pengurus.
Namun,
di
Madrasah
Aliyah
para
santri
terdapat
kegiatan
PKL
kewirausahaan, dari kelas 1 MA santri sudah diajarkan kewirausahaan.
Santri-santri pengurus juga tergabung dalam kepanitiaan Bakti sosial, dalam
mencari dana mereka mengeluarkan bakat wirausaha mereka seperti
berdagang untuk mendapatkan keuntungan dan dari keuntungan tersebut dana
yang dikumpulkan hanya untuk kegiatan Bakti Sosial.51
Aktivitas, disiplin, kerjasama dan tanggungjawab pengurus koperasi
sesuai dengan ketentuan OSPA ialah sebagai berikut:
a. Aktivitas : Mengadakan perkumpulan dengan staf koperasi sewaktuwaktu, Membersihkan koperasi setiap seminggu sekali
50
51
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Siti Khairunnisa.
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Siti Khairunnisa.
102
b. Disiplin: Melarang santriwati membuang sampah didalam koperasi
dan sekitarnya, melarang santriwati yang menitipkan barang tanpa
seizin bagian koperasi, melarang santriwati yang membeli barang
bukan pada waktu yang telah ditentukan tanpa seizin bagian koperasi,
melarang santriwati dan dewan guru berhutang di koperasi.
c. Kerjasama dengan bagian-bagian OSPA, pihak luar, dewan guru pada
acara-acara tertentu.
d. Tanggung jawab: Mencatat laporan sirkulasi keuangan dan diserahkan
kepada ustdzah pembimbing, mencatat keluar masuknya barang,
mencatat kejadian-kejadian penting, berkonsultasi pada ustadzah
pembimbing, melayani santriwati dengan bahasa resmi, bersopan
santun dan ramah, mendata barang yang telah habis, menjaga dan
menambah barang dan inventaris bagian koperasi, membersihkan dan
merapihkan koperasi sebelum dan sesudah berjualan, meningkatkan
jumlah barang koperasi dan melengkapinya, lebih meneliti kualitas
barang, membuat jadwal tugas membuka koperasi untuk staf koperasi,
membuka koperasi pada waktu yang telah ditentukan :
a. Pagi hari pukul 06.00 s/d 06.30 WIB,
b. Pada waktu istirahat pukul 09.30 s/d 10.00 WIB,
c. Siang hari pada waktu makan siang,
d. Sore hari pukul 16.00 s/d 17.00 WIB,
e. Malam hari pada waktu istirahat pukul 21.30 s/d 22.00 WIB.52
52
OSPA (Organisasi Santri Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory), “Tentang
Program Kerja Bagian Koperasi, 2015.
103
Kegiatan kewirausahaan santri ini bermodal dari pondok dan
pendapatannya dikembalikan untuk pondok bukan untuk pengurus. Pengurus
tidak diberikan upah akan tetapi, pengurus hanya diberi fasilitas konsumsi
Rp. 10.000 sehari itu mereka boleh makan makanan yang di koperasi untuk
mereka yang berjaga pada hari itu dan untuk cuci baju di laundry juga
dibayarkan oleh koperasi santri. Koperasi santri juga mengadakan rapat atau
evaluasi setiap malam selasa. Bagian koperasi dengan pembimbing
membahas kendala-kendala yang dialami dalam 1 minggu tersebut antara lain
dari jadwal buka koperasi, penggunaan bahasa di koperasi serta kemudian
pembimbing memberikan solusi yang terbaik bagi kelancaran kegiatan
koperasi untuk kewirausahaan santri ini.
Adapun harapan dari Pembimbing dari kegiatan koperasi santri untuk
para pengurusnya adalah jika di masa mendatang mereka ingin mengelola dan
mengembangkan usaha sendiri, mereka sudah mempunyai pengalaman dan
pengetahuan tentang berwirausaha, dari bagaimana cara memutar balik modal
dan keuntungan, melihat pangsa pasar dan sebagainya. Dan harapan untuk
koperasi santrinya sendiri adalah mempunyai bangunan koperasi yang lebih
memadai, barang-barang kebutuhan yang lengkap sehingga yang berbelanja
bukan hanya dari kalangan santri dan masyarakat pondok tetapi dari kalangan
masyarakat sekitar pondok juga bisa, sehingga santri tidak perlu lagi membeli
kebutuhan dari luar asrama pondok pesantren.53
53
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadzah Siti Khairunnisa.
104
Dari kegiatan dan program santri tersebut dapat disimpulkan secara
umum peran kopontren dalam mengembangkan kewirausahaan santri sebagai
berikut:
1. Mengenalkan santri pada kegiatan kewirausahan,
2. Memberikan pengalaman kepada santri dalam mengelola koperasi
dan mengatur keuangan,
3. Memberikan
kesempatan
pada
santri
untuk
aktif
dalam
kepemimpinan,
jiwa
berorganisasi,
4. Meningkatkan
jiwa
kemandirian,
kewirausahaan, serta keterampilan sehingga menjadi motor
kehidupan sosial ekonomi dan santri di bekali pengetahuan agama
dengan sebaik-baiknya dan keimanan serta ketaqwaan yang kuat,
5. Meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dapat
dimanfaatkan untuk berwirausaha guna meningkatkan penghasilan
yang layak untuk para santri di masa mendatang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang berkaitan dengan perumusan masalah
dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagai koperasi pondok pesantren, kopontren Al-amanah Al-Gontory
dinilai sudah menerapkan sistem manajemen. hal ini dapat terlihat dari :
a. Sudah memiliki unsur-unsur sebagai suatu sistem manajemen,
unsur-unsur tersebut ialah Pimpinan (KH. Sundusi Ma’mun dan
Drs. Abd. Syakur, M.M.Pd) Yayasan (Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory sebagai penanggung jawab dan pelindung),
dan Anggota kopontren (Ustadz, Ustadzah, dan para Staf Pondok
Pesantren Al-Amanah Al-Gontory) sebagai unsur Man (pelaku),
modal sendiri dan modal dari luar sebagai unsur Money (uang),
teknik dan teknis yang berpedoman pada Dinas koperasi
Tangerang Selatan dan Dinas Koperasi Provinsi Bantern, sudah
memiliki sarana dan prasarana, dan memiliki pangsa pasar di
wilayah pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory.
b. Kopontren menjalankan fungsi-fungsi manajemen diantaranya
fungsi perencanaan (pada fungsi perencanaan kopontren memiliki
skema perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka pendek,
perencanaan per-semester dan perencanaan bulanan.), fungsi
pengorganisasian (didalam fungsi ini kopontren menerapkan asas
105
106
kekeluargaan pada budaya organisasinya, struktur dan perincian
tugas organisasi disesuaikan dengan Anggaran Dasar Kopontren),
fungsi pelaksanaan kopontren ialah kegiatan keseluruhan usaha
kopontren untuk mensejahterakan anggota, pengawasan dilakukan
dari eksternal kopontren (dari dinas koperasi Tangerang Selatan
dan Dinas Koperasi Provinsi Banten) dan internal kopontren
(pengawas dan yayasan).
2. Kopontren memiliki peranan yang sangat penting dalam mensejahterakan
anggota yang pada umumnya adalah masyarakat pondok. Dalam bidang
sosial Kopontren ikut serta dalam kegiatan bakti sosial, kopontren juga
memberikan bantuan dana/ barang dalam pembangunan pondok.
3. Peran kopontren dalam mengembangkan kewirausahaan santri sangat
penting karena santri disini mendapat pengalaman dalam mengelola
koperasi dan mengatur keuangan, serta kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan kewirausahaan guna meningkatkan penghasilan yang layak untuk
para santri di masa mendatang, sehingga bisa menjadi motor kehidupan
sosial ekonomi di masyarakat luas.
B. Saran
Berdasarkan hasil wawancara dengan para Santriwati persediaan
kebutuhan sehari-hari masih dinilai kurang/ sedikit sehingga alangkah lebih
baiknya bila persediaannya diperbanyak. Koperasi Santri alangkah lebih
baiknya juga menerapkan Modal serta SHU kepada seluruh santri (sebagai
anggota) sama seperti di Kopontren, hanya saja ada perbedaan dalam
pembagian SHU nya yaitu dengan cara memberikan diskon belanja.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Fahmi Muhammad dan Aripin, Jaenal. Metode Penelitian Hukum.
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010.
Athoillah, Anton. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Djatnika, Sri. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012.
Fahmi, Irham. Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: ALFABETA,
2012.
Firdaus, Muhammad dan Susanto, Agus Edhi. Perkoperasian Sejarah, Teori, &
Praktek. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004.
Griffin, Ricky W. Manajemen. Jakarta: Erlangga, 2004.
Handoko, Hani. Manajemen. Cet ke-26. Yogyakarta: BPFE, 2014.
Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1996.
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. edisi revisi. Jakarta:
Bumi Aksara, 2007.
Hendrojogi. Koperasi Asas-asas, Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif.
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Moeloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
Nasarudin, Indo Yama dan Fauzan, Hemmy. Pengantar Bisnis dan Manajemen.
Jakarta: LPP UIN Jkt, 2006.
Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan
Disertas. CeQDA(Center For Quality Development and Assurance Center)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Cet. Ke-1.
Nurochim, dan Purwanto, Iwan. Manajemen Bisnis. Ciputat: Lembaga Penelitian
UIN Jakarta, 2010.
107
108
Qomar, Mujamil. Pesantren Dari Transformasi
Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga, Tt.
Metodologi
Menuju
Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analistik
Statistik. Bandung: PT. Rosdakarya, 2002.
Reksohadiprodjo, Sukanto. Manajemen Koperasi. Yogyakarta: BPFE, 2010.
Sartika, Tiktik. dan Soejoedono, Abd Rachman. Ekonomi Skala Kecil/ Menengah
dan Koperasi. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004.
Siagian, Sondang P. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.
Sitio, Arifin. dan Tamba, Halomoan. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta:
Erlangga, 2001.
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta, 2004.
Sule, Erni Tisnawati dan Saefullah, Kurniawan. Pengantar Manajemen. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005.
Sumarsono, Sonny. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2003.
Terry, George R. dan Rue, Leslie W. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, 1992.
Wasito, Herman. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1992.
Wijayanto, Dian. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2012.
Zakiyudin, Ais. Teori dan Praktik Manajemen Sebuah Konsep yang Aplikatif
disertai Profil Wirausaha Sukses. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.
PERTANYAAN WAWANCARA
Nama
: Muhammad Taufiq S.Pd.I
Pekerjaan/Jabatan
: Ketua Kopontren
Tanggal
: Rabu, 20 Januari 2016
Jam
: 12.00 WIB
Tempat
:Kantor Sekretariat Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
1. Peranan koperasi terhadap pondok pesantren ?
Membantu perekonomian pesantren untuk memenuhi kebutuhan santri dan
anggota.
2. Apa yang dibutuhkan santri dan belum terpenuhi oleh oleh kopontren?
Kebutuhan harian seperti seragam, kebutuhan bulanan seperti
fasilitas di
koperasinya masih kurang,
3. kopontren telah berjasa apa saja?
a. Mensejahterakan guru
b. Mensejahterakan anggota kopontren
c. Membantu perekonomian pondok
d. Membantu keuangan anggota dalam hal peminjaman barang dan peminjaman
uang
e. Mempermudah dalam pembayaran.
4.
Apa peran kopontren untuk hal sosial?
Dalam bidang sosial, kopontren juga banyak membantu dan bersinergi dengan
pondok dalam kegiatan bakti sosial tahunan pondok pesantren Al-Amanah AlGontory yang ada dilingkungan pondok, disni kopontren membantu dalam hal
keungan apabila dalam kegiatan bakti sosial pondok tersebut memiliki
kekurangan dana. Membantu dalam kegiatan bakti sosial ini merupakan peranan
kopontren dalam bentuk program jangka panjang. Kopontren juga memberikan
bantuan untuk pondok berdasarkan penghasilan Sisa hasil usaha.
5. Begaimana keadaan pondok sesudah ada kopontren ?
Sebelum ada kopontren perekonomian pondok dinilai sangat sulit dalam
pemenuhan kebutuhan santri dan segala sesuatunya tidak tersistem karena tidak
dibantu oleh kopontren. Dan banyak keterlambatan dalam pemenuhan kebutuhan
santri. Semenjak ada koperasi, koperasi dapat membackup keuangan pondok dan
mengatur dana untuk kebutuhan pondok.
6. Apa program kopontren yang bertujuan untuk pengembangan pondok ?
Membantu pembangunan pondok, perekonomian pondok pemberian fasilitas
terbaik untuk pondok. Kami juga melihat situasi dan kondisi pondok. Seperti
contohnya, pondok sedang melakukan pembangunan dan membutuhkan bantuan,
kopontren dapat membantu dalam pengadaan semen atau dana untuk penyelesaian
pembangunan.namun kami juga mempertimbangkan kondisi keuangan kopontren.
7. Upaya pengembangan pondok dari kopontren ?
Tentu ada, namun butuh proses untuk penyempurnaan
8. Adakah kebijakan kopontren untuk pengembangan pondok pesantren
Al-Amanah Al Gontory?
Ketika pembayaran atau kopontren melakukan penalangan uang pada pondok,
pondok tidak harus bayar secara cash, karena kami tahu kondisi pondok, tidak
semua santri setiap bulan membayar penuh. Karena kebutuhan pondok lebih
banyak dari kebutuhan kopontren, pondok harus melakukan pembangunan,
pembagian gaji guru, tukang dan pembayaran listrik, perawatan , pembayaran
tidak sama dengan apa yang kita pinjamkan.disitulah peranan kopontren, yaitu
dalam mempermudah pemenuhan kebutuhan pesantren.
9. Bagaimana kondisi perekonomian pondok saat ini ?
Perekonomian pondok saat ini dinilai masih stabil.
10. Apa harapan yayasan bagi kopontren itu sendiri ?
Harapan yayasan yaitu ingin kopontren berkembang mandiri dan maju sendiri,
mandiri disini artinya pendistribusian kebutuhan pondok sudah mencakup
keseluruhan masyarakat pondok, bahkan guru-guru dari luar dan lingkungan
sekitar pondok, dan lebih baiknya lagi menjadi induk dari grosiran di lingkungan
pesantren, grosiran perekonomian pondok.
PERTANYAAN WAWANCARA
Nama
: Muhammad Taufiq S.Pd.I
Pekerjaan/Jabatan
: Ketua Kopontren
Tanggal
: Sabtu, 16 Januari 2016
Jam
: 14.00 WIB
Tempat
:Kantor Sekretariat Koppontren Al-Amanah Al-Gontory
1. Apa ada Perencanaan selain/diluar perencanaan yang tertera pada RAT
?
Ya mungkin “ikut andil dalam perekonomian pondok” Tujuannya agar keuangan
pondok tidak tercampur aduk. Uang sekolah untuk kebuantuhan sekolah,
perlengkapan semua kebutuhan pondok dilengkapi oleh pihak koperasi, nanti
untuk hasilnya barulah pondok hitung-hitungan dengan koperasi. Jadi semua
kepentingan pondok seperi halnya kebutuhan ekonomi, pembiayaan dapur,
kebutuhan TMI dan sekolah dan kebutuhan guru-guru seperti sembako, minyak
dan beras koperasi yang mengurus. Yang mengerjakan kegiatan yang ada pada
perencana baik perencanaan jangka panjang maupun pendek tidak hanya
pengurus,
kopontren
melakukan
pembagian
tugas
untuk
terlaksananya
perencanaan.
2. Siapa saja yang terlibat dalam perkoperasian pondok ini ?
Untuk Pengurus koperasi dari pekerja luar/ karyawan yang bekerja khusus untuk
melakukan kegiatan kopontren namun bukan orang dari dalam Pondok Pesantren.
Namun khusus untuk pengecekan dana, penginputan data, dan laporan dilakukan
oleh orang dari dalam kopontren. Kalau disebutkan maka ada banyak yang
terlibat dalam kopontren ini seperti :
a. Yayasan, sebagai pelindung kopontren
b. Pimpinan,
c. Staf koperasi
d. Anggota koperasi : dewan guru termasuk tukang, setiap bulan kami minta
iuran pada tukang 25000 per orang, nanti ketika ada SHU, di kelola
keuangannya, anggota membantu koperasi dalam keuangan nanti mereka
dapat dari SHU terkadang SHU nya setengah tahun, kadang satu tahun
melihat situasi dan kondisinya menurut aturannya setahun sekali pertahun
ajaran baru.
3. Dari mana sumber modal koperasi ?
Yang sudah-sudah itu dari anggota dan sistem saham. Untuk saat ini terdapat
modal sendiri dari anggota dari pondok dan dari yayasan.
4. Apa yang membedakan koperasi ini dengan koperasi dari lain ?
Kalau sistem kopontren ini aturan dan kebijakannya mengikuti Dinas Koperasi
Tangerang Selatan dan proinsi, terdapat akte pendirian. Menginduk dibawah
naungan Dinas Koperasi Tangerang Selatan dan provinsi. Kami melakukan
laporan rutin setiap bulan ke dinas. Dengan dinas melakukan laporan tentang
situasi sirkulasi keuangan yang terjadi di kopotren dan dinas juga memberikan
bantuan dalam bentuk pengadaan barang-barang yang mendukung usaha koperasi
seperti pengadaan laptop, printer, lemari kabinet dari Dinas Koperasi Provinsi
Banten. Pihak kopontren mengajukan kebutuhan terhadap pengadaan barang
barulah di anggarkan di akhir tahun di keluarkan dana tersebut dalam bentuk
barang dari Dinas Koperasi Provinsi Banten
Dinas koperasi tidak secara cuma-cuma memberi bantuan, namun juga terdapat
persyaratan-persyaratan tertentu. Dinas memberikan bantuan terhadap kopontren
dengan mempertimbangkan sirkulasi keuangannya, laporannya, pendataannya,
pembukuannya. Dinas Koperasi Tangerang Selatan melakukan pengawasan dan
penilaian dengan melakukan survey terhadap kopontren secara mendadak dan
ditidak diketahui sebelumnya oleh pihak kopontren.
Dan Dinas Koperasi
Tangerang Selatan memberikan laporan terhadap hasil pengawasan dan penilaian
kepada Dinas Koperasi Provinsi Banten. Dinas koperasi juga memberikan
pembekalan berupa pelatihan terhadap kopontren dengan cara mengundang
pengurus kopontren untuk pembekalan tersebut di Dinas Koperasi, pembekalan
tersebut berupa pelatihan manajemen kopontren. Sudah banyak bantuan yang
diberikan Dinas dalam bentuk pengadaan barang seperti kulkas, AC, gerinda,
kompresor, pemotong besi, bor, lemari cabinet, printer, computer kasir. kopontren
Al-Amanah Al-Gontory salah satu kopontren yang diunggulkan di Dinas
Tangerang Selatan. Pengawasan untuk kepengurusan dilakukan oleh ketua. Dan
kami saling mengawasi, kami pula diawasi oleh Yayasan.
7. Bagaimana Kondisi Keuangan Kopontren?
Kondisi keuangan kopontren dipengaruhi oleh fluktuasi kondisi ekonomi santri
dan anggota. Kesejahteraan pondok sangat mempengaruhi kondisi kopontren.
Ketika koperasi mengalami kesulitan keuangan maka koperasi akan mendapatkan
bantuan berbentuk pinjaman dari pondok, dan koperasi membantu pondok dalam
pemenuhan kebutuhan pondok. Semua kegiatan kopontren tidak terlepas dari
pondok, karena kopontren berdiri di dalam pondok.
8. Kendala apa saja yang terjadi pada Manajemen Kopontren ?
Terkadang pendapatan minim, untuk pembelanjaan terkadang bentrok dengan jam
mengajar karena sebagian besar ustadz dan ustadzahlah yang mengurusi koperasi,
namun kami mengatasi kendala bentrok jadwal ini dengan membagi tugas,
dengan pembagian tugas seminggu sekali, kegiatan di koperasi bisa ditangani
dengan baik.
9. Apa saja yang dibutuhkan dalam mengelola kopontren? (dalam hal ini
alat dan bahan)
Untuk mendukung jalannya kegiatan koperasi maka butuh alat dan bahan berupa
komputer, dalam bentuk prasarana kami mendapatkan gedung dari yayasan, untuk
pembelanjaan kami ada mobil, sedangkan untuk pendataan dan kegiatan
keuangan kami gunakan komputer dan printer, adapula brangkas sebagai tempat
menyimpan uang.
10. Bagaimana kemampuan ‘penguasaan pasar’ kopontren?
Untuk saat ini kami belum keluar pesantren, kami hanya terfokus pada
pemenuhan kebutuhan pondok pesantren.. Apabila, segala kebutuhan, persyaratan
dan rencana jangka panjang serta jangka pendek terpenuhi dan terealisasikan
dengan baik kami akan mencoba untuk memperluas jangkauan pasar untuk
keluar. Untuk memperluas jangkauan pasar untuk keluar pesantren masih akan
menghadapi kendala dalam uang, tenaga, personil dan waktu.
11. Bagaimana kegiatan keorganisasian pada kopontren ?
Rapat kerja pengurus setiap rabu seminggu sekali secara rutin bertujuan untuk
mengetahui ada kendala apa satu minggu ini dan kekurangan apa di kopontren.
Dalam pembuatan laporan, di hari rabu ketua, sekretaris dan bendahara
membahas
untuk
pembuatan
laporan.
Bendahara
memberikan
laporan
pengeluaran dan pemasukan atau neraca koperasi dan sekretaris bertugas untuk
mengetik membuat data laporan. Kemudian ketua melaporkan perkembangan
kopontren pada yayasan. Yayasan terkadang memberi kebijakan terhadap
keuangan koperasi. Budaya organisasi yang digunakan adalah kekeluargaan,
Koperasi mengguakan prinsip keagamaan, saling
PERTANYAAN WAWANCARA
Nama
: Asep Suhendra
Pekerjaan/Jabatan
: Bendahara Kopontren
Tanggal
: 30 Nopember 2015
Jam
: 20.30 WIB
Tempat
:Kantor SekretariatKoppontren Al-Amanah Al-Gontory
1. Bagaimana sejarah berdirinya Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah
Al-Gontory? Visi dan Misinya?
Jawab: kalo Kopontren mulanya dari koperasi pelajar pesantren Al-Amanah
Al-Gontory yang bergerak di bidang koperasi konsumen yang anggotanya
sebagian besar ustadz & ustdzah yang mengajar di Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory dan Karyawan. Visi dan Misi, adapun Visi dari
Koppontren Al-Amanah Al-Gontory adalah:
a. Mengangkat Ekonomi Pesantren.
b. Mensejahterakan Anggota.
Misi dari koppontren Al-Amanah Al-Gontory adalah: “Memenuhi Kebutuhan
Masyarakat Pondok Pesantren”.
2. Bagaimana perkembangan Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah AlGontory?
Jawab: Perkembangannya itu ya dari dengan banyaknya santri yang setiap
tahunnya selalu mengalami peningkatan dari segi jumlahnya, memberikan
keuntungan yang baik bagi kegiatan usaha kopontren. Dan sangat
berpengaruh bagi perkembangan koperasi ini.
3. Bagaimana Struktur Organisasinya?
Jawab: 1. Kepengurusan
Ketua
: Muhammad Taufik S.Pd.I
Sekertaris
: Drs. Muhamidan Wijaya, M.M
Bendahara
: Asep Suhendra
Wakil Bendahara
: Ahmad Kharizal
Bisa dilihat di RAT ka kalo struktur
4. Apakah berbadan hukum dan tanggal berapa?
Jawab: oh iya berbadan hukum pada tanggal 22 Nopember 1999.
5. Jenis koperasi apa?
Jawab: koperasi ini jenis koperasi konsumen/ koperasi serba usaha.
6. Sumber dananya dari mana?
Jawab: dananya dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan koperasi,
dana hibah, SHU tahun berjalan, dana-dana SHU, simpanan sukarela.
7. Penjelasan mengenai usaha-usaha koperasi:
a. Pertokoan
- Belanjanya dimana dan bekerjasama dengan siapa aja? Bekerja sama
dengan sales datang ke koperasi, belanja di agen, di pasar, barangbarangnya kebutuhan santri
- Cara pembelian dan pembayaran barang, jawab: kalo sales tempo 2
minggu baru dibayar
b. Perlengkapan santri, jawab:
- biasanya nyari sendiri di kota, di ciledug kalo di sales untungnya dikit,
bayarnya cash
c. Kalender
jawab: Bekerja sama dengan salahsatu percetakan
d. Pinjaman anggota
Jawab: Masa peminjaman biasanya dilihat dari berapa yang di pinjam
PERTANYAAN WAWANCARA
Nama
: Ahmad Kharizal
Pekerjaan/Jabatan
: Wakil Bendahara Kopontren
Tanggal
: 2 Desember 2015
Jam
: 11.30 WIB
Tempat
: Kantor SekretariatKoppontren Al-Amanah Al-Gontory
1. Bagaimana manajemen koperasinya apakah sudah memakai fungsi”
manajemen?
Jawab:
1. Perencanaan: berjalan dengan baik, bisa dilihat di RAT dan surat
pengesahan pendirian perencanaan program-programnya.
a. Pengadaan/penyaluran sembako dan kebutuhan sekunder lainnya
untuk kepentingan anggota dan masyarakat,
b. Menyelenggarakan unit simpan pinjam,
c. Menjalankan usaha di bidang perdagangan umum termasuk grossir,
distributor dan supplier,
d. Mengadakan usaha di bidang pertanian, peternakan, perikanan, bidang
agri bisnis, jasa kontraktor dan jasa-jasa lainnya,
e. Mengadakan usaha serba ada (waserda), wartel, fotocopy, sarana dan
peralatan santri/siswa dan catering,
f. Melaksanakan kerjasama kemitraan, baik dengan pihak ketiga dan
koperasi lainnya dalam rangka pengembangan usaha,
g. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan perkoperasian dalam
rangka peningkatan sumber daya manusia.
2. Penggorganisasian: organisasinya berjalan bagus dan selalu diadakan
rapat sebulan sekali, untuk saat ini sudah ada pergantian pengurus.
Nama
: Siti Khoirunnisa, S.Pd
Pekerjaan/Jabatan
: Ustadzah / Pembimbing Koperasi Santriwati
Tanggal
: 27 Januari 2016
Jam
: 14.00 WIB
Tempat
:Kantor Sekretariat Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
1. Bagaimana koperasi dalam pengembangan wirausaha santri ?
Untuk koperasi ini, mereka (santri) kami kasih modal, ada pengurusnya,
pengurus itu dari OSPA (Organisasi Santri Pondok Pesantren Al-Amanah AlGontory), santri-santri. Koperasi ini masuknya kedalam kegiatan organisasi
santri OSPA, di dalam organisasi santri tersebut terdapat bagian yang
namanya bagian koperasi yang khusus dalam perkoperasian santri. Mereka
yang mengelola koperasi, waktu sudah dijadwalkan oleh pondok dan barangbarang sudah sesuai dengan kebutuhan santri . Dan terdapat pembimbing yang
mengatur siklus uang masuk dan uang keluar saja. Namun yang menentukan
uang masuk dan uang keluar tetap mereka (santri). Dari awal jabatan, mereka
diberikan modal untuk membeli perlengkapan/kebutuhan santri. Modal itu
dari keuntungan koperasi pada masa jabatan sebelumnya. Setiap buka
koperasi, mereka setor dan mereka mencatat sendiri pembukuannya, uang
masuk, uang keluar dan pembelanjaan. Setiap buka koperasi, maka uang
disetorkan ke pembimbing/ ustadzahnya. Ustadzahnya saya dan ustadzah
Jannah. Tugas saya hanya membantu memegang uangnya saja karena
pembimbing bertugas untuk membantu memegang uang dan mengarahkan
kegiatan. Apabila mereka membutuhkan atau terdapat kekurangan dalam
pemenuhan kebutuhan maka kami yang menganggarkan. Mereka yang
membelanjakan uangnya. Setiap harinya dari keuntungan koperasi santri
tersebut, wajib disisihkan sebanyak Rp. 250.000 berupa tabungan koperasi
untuk kebutuhan sewaktu-waktu apabila koperasi membutuhkan dana/ modal
yang besar dalam menjalankan program-program koperasi. Koperasi ini
khusus untuk kegiatan organisasi santri-santri dalam berwirausaha. Kami
menadapatkan modal di awal dari pondok, kita belanjakan, untuk saat ini
kami tinggal memutarkan keuntungan agar dapat menjadi modal saja.
2. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan organisasi kewirausahaan santri
ini?
Yang terlibat Pengurus koperasi bagian santri kelas 5 dan dibantu dari asisten
santri dari kelas 4. Yang mengelola uang masuk, belanja dan barang-barang,
supply makanan itu dilakukan oleh santri kelas 5 yang kelas 4 hanya
membantu menjaga saja ketika koperasi buka.
3. Bagaiamana koperasi dalam pemilihan pengurus kegiatan wirausaha
santri yang ada di koperasi pondok ini ?
Untuk sistem pemilihan pengurus mereka (santri) diberikan angket yang
didalamnya terdapat bagian-bagian dimulai dari ketua, sekretaris, bendahara
hingga bagian keamanan. Sebelum diadakan pemilihan dari pengasuhan, kami
bagikan mereka angket. Mereka dapat memilih untuk masuk bagian yang
mereka pilih, mereka memilih dua bagian yang mereka mau. Dan dari pihak
pengasuhan mencocokkan mereka dengan bagian-bagian yang mereka pilih.
Dalam memilih pengurus, Pihak pengasuhan melihat pada kelayakan,
kesehatan dari pembelajaran mereka. juga mempertimbangkan apakah
kegiatan ini mengganggu bagi santri yang ingin jadi pengurus atau tidak.
4. Apakah para pengurus diberikan pembelajaran kewirausahaan:
Tidak ada, paling dari mata pelajaran ekonomi, di SMA mereka ada kegiatan
PKL kewirausahaan, dari kelas 4 mereka sudah diajarkan kewirausahaan.
Mereka juga tergabung dalam kepanitiaan Bakti sosial, dalam mencari dana
mereka mengeluarkan bakat wirausaha mereka seperti berdagang. Pada
kegiatan PKL Kewirausahaan, mereka juga melakukan kegiatan
kewirausahaan, mereka mencari modal, berdagang kemudian mendapatkan
keuntungan dan mereka membuat laporan kegiatan mereka.
5. Arahan sebelum menjadi pengurus:
Pada koperasi santri ini terdapat program kerja masing-masing. Seperti
Penentuan jadwal, melarang santriwati belanja di koperasi selain pada
waktunya. Mencatat uang masuk dan uang keluar.
6. Apakah koperasi dalam kegiatan kewirausahaan ini memberikan upah
pada santri?
Wirausaha ini bermodal dari pondok dan pendapatannya dikembalikan untuk
pondok. mereka tidak diberikan upah. Mereka hanya diberi fasilitas konsumsi
Rp.10.000 perharinya. Sehari itu mereka boleh makan makanan yang
dikoperasi itu seharga Rp.10.000 untuk yang jaga hari itu. Untuk pengurus
kita bayarkan laundry.
7. Apakah terdapat studi koperatif dalam kewirausahaan di kopersi ini?
Paling kita belajar/ mengacu pada koperasi yang di Gontor.
8. Usaha apa saja untuk mengembangkan wirausaha santri ?
Kegiatan koperasi, laundry sudah ada struktur, kegiatan dan program kerja
yang jelas. Dan diadakannya pembelajaran dari adanya baksos.
9. Faktor pendukung dalam kegiatan kewirausahaan ?
Faktor pendukungnya adalah Sudah ketahuan pangsa pasarnya, dan dapat
menentukan sendiri kebutuhan-kebutuhan santri dan pasti laku.
10. Faktor penghambat dalam kegiatan kewirausahaan ?
Penghambatnya paling dari modal di awal, namun itu pasti terselesaikan.
11. Bagaimana transparansi keuangan dalam kegitan ini ?
Keuangan diawasi oleh ustadzah, dan uang tabungan yang 250000 per hari itu
juga ustadzah yang pegang, di setorkan ke bank.
12. Bagaimana merancang program-program ?
Program dari segi waktu, barang-barang dan lain-lain sudah dirancang dan
diatur oleh pondok. tinggal dijalankan dan dikembangkan saja oleh para santri
sebagai pengurus.
13. Apakah terdapat kegiatan evaluasi ?
Terdapat rapat, atau evaluasi setiap malam selasa. Bagian koperasi dengan
pembimbing membahas jadwal buka koperasi, penggunaan bahasa di
koperasi. Dan lain-lain yang berkaitan dengan kegiatan koperasi untuk
kewirausahaan santri ini.
14. Harapan apa saja untuk kegiatan kewirausahaan santri ini bagi santri
dan koperasi santri?
Jika di masa mendatang mereka ingin mengelola dan mengembangkan usaha
sendiri, mereka sudah mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang
berwirausaha, dari bagaimana cara memutar balik modal dan keuntungan,
melihat pangsa pasar dan sebagainya. Dan harapan untuk koperasi santrinya
sendiri adalah mempunyai bangunan koperasi yang lebih memadai, barangbarang kebutuhan yang lengkap sehingga yang berbelanja bukan hanya dari
kalangan santri dan masyarakat pondok tetapi dari kalangan masyarakat
sekitar pondok juga bisa, sehingga santri tidak perlu lagi membeli kebutuhan
dari luar asrama pondok pesantren.
Download