februari 2017 - Ginsi Jateng

advertisement
KHUSUS UNTUK ANGGOTA
Buletin GINSI Jateng
1
BULETIN
GINSI
JATENG
Edisi Februari 2017 : 886 TAHUN KE - XXXIX
Sekretariat : Jl. Abdul Rahman Saleh No. 226 H Semarang
Telp/Fax : 024 – 76432943
Email : [email protected] // Website : www.ginsijateng.com
FEBRUARI 2017
NOMOR : 886 TAHUN KE - XXXIX
DAFTAR ISI













Menko Darmin Panggil Menteri yang Bikin Lambat Izin Ekspor-Impor ………………………………………..
Permudah Ekspor, Jokowi Luncurkan Fasilitas untuk IKM ………………………………………………………….
RI Perlu Lakukan Proteksionisme pada Produk China …………………………………………………………………
2017, TPKS Targetkan Jumlah Kapal Sandar 725 Ships Call ………………………………………………………...
Pemerintah diminta perbaiki mekanisme impor barang ……………………………………………………………..
Empat Permintaan Indonesia Kepada Pemerintah Jepang ……………………………………………………………
Registrasi Kepabeanan ………………………………………………………………………………………………………………
Kemendag Cabut Izin 4 Importir Nakal ……………………………………………………………………………………….
Impor dan Eksporlah Barang Sesuai Kebutuhan …………………………………………………………………………
Makanan Halal Asal Impor Akan Diperiksa BPOM ………………………………………………………………………
Impor Baja Dikenakan Bea Masuk 15 Persen ………………………………………………………………………………
Tata Cara Pengajuan Klasifikasi Barang Impor ……………………………………………………………………………
Impor Barang Mewah yang Selama Ini Bebas Bea Masuk Dikenakan PPN ……………………………………
2
3
6
7
9
10
11
12
13
14
15
17
18
*** dihimpun dari berbagai sumber
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
2
Menko Darmin Panggil Menteri yang
Bikin Lambat Izin Ekspor-Impor
Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menkeu Sri Mulyani, Menhub Budi Karya Sumadi melihat proses layanan dwelling
time di kantor pengelola portal Indonesia National Single Window (INSW), Jakarta, Senin (6/2). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
M
enteri Koordinator Bidang Perekonomian
Darmin Nasution akan mengumpulkan
sejumlah menteri untuk membahas
percepatan arus barang ekspor impor. Saat ini
masih ada kementerian yang membutuhkan waktu
lama dalam pengurusan izin ekspor-impor
tersebut.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi
tak memberikan keterangan secara rinci terkait
kementerian mana yang masih lama dalam
pengurusan dokumen tersebut. Namun, dia
memastikan
sejumlah
kementerian
akan
dikumpukan oleh menetri koordinator untuk
kemudian mencari solusi dari kendala di masingmasing kementerian.
"Masih ada keluhan tentang arus barang
sama dokumen ini tidak bersama. Kadang-kadang
dokumen lebih lama, Pak Menko akan kumpulkan
lagi beberapa menteri untuk melihat dokumen apa
yang lama," kata dia di Kantor Indonesia National
Single Window (INSW) Jalan Pramuka Jakarta,
Senin (6/2/2017).
Kementerian yang masih bermasalah dalam
proses ekspor-impor itu akan dikumpulkan pada
pekan depan. Budi menuturkan, seharusnya
pengurusan dokumen bisa dipersingkat berkaca di
beberapa negara lain.
"Mestinya bisa, kalau tidak bisa nanti
dijelasin, mana yang terlambat mana yang tidak
terlambat. Pak Darmin akan mengumpulkan
mungkin 2-3 kementerian yang paling signifikan
kontribusi relatif belum sesuai harapan," jelas dia.
Di samping itu, Budi Karya juga mengatakan
Menko Darmin juga bakal memanggil kementerian
yang belum terlibat dalam INSW.
Untuk diketahui, INSW sendiri telah
dikembangkan sejak tahun 2006. INSW merupakan
sistem penyelesaian dokumen ekspor-impor secara
elektronik.
"Tadi belum dibahas, makanya minggu ini
akan dibahas. Pak Darmin akan mengumpulkan lagi
tapi mungkin akan dikumpullkan mereka-mereka
yang signifikan," tukas dia.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
3
Permudah Ekspor, Jokowi
Luncurkan Fasilitas untuk IKM
Presiden Joko Widodo bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menghadiri peluncuran fasilitas
kebijakan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor untuk Industri Kecil dan Menengah (KITE IKM) di Tumang, Boyolali, Jawa Tengah.
P
residen Joko Widodo meluncurkan fasilitas
kemudahan impor tujuan ekspor bagi
industri kecil dan menengah (KITE IKM) di
Sentra Kerajinan Tembaga Tumang, Kabupaten
Boyolali, Senin, 30 Januari 2017. Program tersebut
guna membantu meningkatkan ekspor hasil
produksi industri skala kecil dan menengah
nasional.
KITE IKM diluncurkan bersamaan dengan
penandatanganan nota kesepahaman antara
Menteri Keuangan dan Menteri Perindustrian
tentang Pengembangan Industri Kecil dan Industri
Menengah (IKM) dalam lingkup Pembiayaan
Penjaminan Asuransi serta Jasa Konsultasi IKM
Berorientasi Ekspor.
Menteri Koperasi dan Usaha KecilMenengah Anak Agung Gde Ngurah Puspayoga
menyatakan bakal memberikan fasilitas KITE UKM.
"UKM produktif ini nanti kami fasilitasi bagaimana
bahan-bahan baku yang datang dari luar atau
impor ini bisa kami beri insentif," ucap Puspayoga
dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 30
Januari 2017.
Ia berharap KITE IKM dapat memberikan
bantuan kepada pelaku usaha yang bergerak di IKM
agar dapat meningkatkan ekspor. Sebab, kontribusi
IKM Indonesia terhadap ekspor nasional masih
relatif rendah dibanding negara-negara di kawasan
Asia-Pasifik.
Contohnya,
kontribusi
ekspor
Indonesia pada 2015 hanya 15,8 persen, lebih kecil
dibanding IKM Thailand sebesar 29,5 persen dan
Filipina 20 persen jauh lebih kecil dibandingkan
dengan negara-negara sekawasan di Asia Tenggara.
Dengan diluncurkannya Fasilitas KITE IKM
ini diharapkan dapat memberikan bantuan kepada
para pelaku usaha yang bergerak di industri kecil
dan menengah agar dapat meningkatkan ekspor.
Fasilitas ini dimaksudkan untuk membantu IKM
dalam menggiatkan sektor usahanya.
Menurut Puspayoga, insentif fiskal dan
kemudahan prosedur bertujuan membuat IKM
lebih bergairah. Hal itu untuk meningkatkan
ekspor, kontribusi terhadap produk domestik bruto
lebih besar, penyerapan tenaga kerja lebih tinggi,
serta menciptakan desa-desa wisata IKM. "Ada satu
badan usaha yang mengelola dalam bentuk
koperasi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, KITE adalah insentif fiskal
yang diberikan pemerintah melalui Direktorat Bea
dan Cukai berupa pembebasan atau pengembalian
bea masuk atau cukai yang tidak dipungut atas
impor barang. “KITE dibutuhkan UKM yang
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
4
berorientasi ekspor untuk mendukung kemudahan
usaha,” tuturnya.
Fasilitas KITE Tidak Rugikan Pendapatan
Negara
Fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor
(KITE) yang membebaskan bea masuk, pajak
pertambahan nilai, serta pajak pertambahan nilai
barang mewah impor, diperhitungkan tidak akan
kurangi pendapatan negara.
Justru Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru
Pambudi, mengatakan dengan fasilitas ini akan
meningkatkan
pendapatan
negara
serta
mengembangkan ekonomi nasional melalui
peningkatan daya saing.
"Inilah nanti yang akan meng-generate
revenue dalam bentuk yang lain. Jadi, kita itu tidak
boleh mikir sektoral, tapi bagaimana mendorong
ekonomi nasional dan menghasilkan uang dan
pajak dalam bentuk yang lain," ujar Heru di Boyolali
pada Senin, 30 Januari 2017.
Sementara untuk mengawasi implementasi
pemanfaatkan KITE industri kecil menengah (IKM)
ini, pihaknya telah menunjuk agen fasilitas.
Tugasnya adalah mengawal IKM dari mulai
pembukuan administrasi hingga berkoordinasi
dengan kementerian dan lembaga secara birokrasi.
"Agen fasilitas ini jemput bola dan tidak
sebatas begitu udah dikasih kita enggak asistensi.
Karena ibaratnya kita nanam itu kita rawat.
Tumbuhnya pun kita monitor," ucapnya.
Sedangkan, syarat IKM untuk dapat
manfaatkan fasilitas KITE adalah paling tidak harus
dapat ekspor sebesar 75 persen. Ketentuan
tersebut seperti yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Keuangan nomor 177/2016 tentang
pembebasan bea dan tidak dipungut pajak
pertambahan nilai atau pajak pertambahan nilai
dan pajak penjualan atas barang mewah atas impor
barang dan/atau bahan, dan/atau mesin yang
dilakukan oleh industri kecil dan menengah tujuan
ekspor (IKME).
"Yang jelas begini, syaratnya ini adalah IKM.
Kedua mereka melakukan ekspor dan atas bahan
bakunya yang impor diberikan fasilitas (dengan
mekanisme pelabuhan logistik berikat)," tuturnya.
KITE IKM ini untuk menggenjot nilai ekspor
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam
negeri yang masih rendah berkontribusi terhadap
produk domestik bruto dalam negeri, sebesar
USD24,7 miliar atau memberikan kontribusi 24,8
persen terhadap total ekspor industri non-migas,
pada Januari-November 2016.
Presiden Jokowi (kiri) melihat hasil kerajinan tembaga saat
peluncuran fasilitas kebijakan KITE IKM di Tumang, Boyolali.
Rajin Ekspor, 22 IKM Dapat Kemudahan Impor
Fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor
atau KITE untuk industri kecil dan menengah, pada
tahap awal telah diberikan untuk 22 IKM
perwakilan dari seluruh Indonesia. Antara lain dari
Tumang, Pekalongan, Semarang, Yogyakarta, Bali,
dan Mataram, dengan kerajinan tembaga, pakaian
muslim, mutiara, rambut palsu dan beberapa
bidang usaha lainnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
menjelaskan, fasilitas ini menyasar untuk IKM yang
berdiri secara mandiri ataupun yang membentuk
konsorsium berupa badan usaha, IKM koordinator,
atau koperasi.
Sementara, barang-barang yang dapat
diberikan fasilitas KITE IKM merupakan bahan
baku atau bahan penolong, mesin, atau barang
contoh yang digunakan dalam menunjang proses
produksi yang nantinya akan diekspor kembali.
"Di sini banyak perajin tembaga yang
produksinya diekspor sampai ke Eropa, tapi bahan
bakunya selama ini diperoleh melalui distributor,"
ujarnya menjelaskan.
Fasilitas KITE IKM menurutnya, akan
memotong biaya pasok, bea masuk dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), serta impornya juga
dibebaskan. Sehingga, dapat menurunkan biaya
produksi sebesar 20-25 persen. Kemudian, harga
produk IKM bertujuan ekspor nantinya akan lebih
kompetitif karena ongkos bahan baku bisa dihemat.
Lebih Lanjut dia mengatakan, estimasi
efisiensi produksi dari fasilitas KITE bagi IKM di
wilayah Tumang bisa mencapai Rp l5,51M per
tahun. Sedangkan di Bali ada IKM yang
mendapatkan efisiensi senilai Rp500 juta per tahun,
di Bantul bisa mencapai Rp180 juta per tahun.
Dengan begitu, biaya yang tadinya
dialokasikan untuk membayar pajak dapat
dialihkan untuk pengembangan bisnis. Seperti
menambah jumlah produksi, meningkatkan
kualitas produksi, dan menurunkan harga barang.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
Sehingga produk-produk IKM dapat semakin
bersaing di pasar internasional.
Sebagai informasi, saat ini, kontribusi Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) sendiri tercatat
sebesar 61,41 persen. Kemudian kemampuan
sektor usaha ini dalam menyerap tenaga kerja
mencapai 97 persen.
Melalui KITE Usaha Kecil Efisiensi Biaya Hingga
25 Persen
Pemerintah berupaya tingkatkan efisiensi
produksi sebesar 20 hingga 25 persen untuk
industri kecil dan menengah berpotensi ekspor,
dengan luncurkan program Kemudahan Impor
Tujuan Ekspor, atau KITE.
Efisiensi Industri Kecil Menengah (IKM) ini
dilakukan dengan impor langsung bahan baku dari
negara importir ke eksportir melalui pusat logistik
berikat (PLB), yang dapat memangkas rantai
distribusi. Lalu, pajak impor yang sebesar 10
persen dan bea masuk yang sebesar 5-10 persen
juga dihilangkan.
"Persaingan dagang global semakin sengit.
Saat ini, juga ekonomi dunia makin menurun, sebab
itu KITE IKM ini diharapkan dapat memberikan
5
dorongan motivasi. Kalau KITE ini benar-benar
berjalan, paling tidak cost produksi IKM bisa
ditekan turun," kata Presiden Joko Widodo di Desa
Tumang, Boyolali pada Senin 30 Januari 2017.
Selain itu, Presiden mengimbau kepada
seluruh pejabat kementerian/lembaga terkait yang
hadir untuk dapat mulai fokus membantu efisiensi
produksi IKM yang berpotensi ekspor. Tidak hanya
berkutat untuk kepentingan pengusaha besar.
Menurut Presiden, selama ini fasilitas PLB
hanya masih digunakan oleh pengusaha besar dan
belum menyentuh IKM. "Kalau yang kecil tidak kita
urus dengan baik, mereka akan kalah bersaing
dengan negara-negara lain," ucapnya.
Kemudian,
ia
meminta
Menteri
Perindustrian
Airlangga
Hartarto
untuk
mencarikan
desainer
kelas dunia, untuk
memberikan pelatihan kepada para pengerajin,
atau pelaku usaha logam di desa ini.
"Saya minta ke Menperin untuk ini carikan
desainer untuk pengerajin Tumang dari Italia, atau
Prancis, agar desainnya enggak monoton," ujarnya.
Pada dasarnya produk seni logam Tumang
ini sudah unggul dan telah mampu ekspor di
beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan
Jepang. Namun, desainnya masih dinilai monoton
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
6
RI Perlu Lakukan Proteksionisme
pada Produk China
P
emerintah Indonesia disarankan untuk
menerapkan
kebijakan
proteksionisme
serupa dengan Pemerintah Amerika Serikat.
Indonesia perlu melakukan negosiasi yang lebih
komprehensif terhadap produk China, yang
berpotensi membanjiri Indonesia pada 2017.
Menurut
Ketua
Komite
Tetap
Pengembangan Ekspor Kamar Dagang dan Industri
Indonesia, Handito Joewono, pada dasarnya sikap
proteksionisme Presiden AS Donald Trump
terhadap China adalah untuk menjaga nilai
proposional produk domestiknya.
Apalagi, di tengah persaingan global saat
ini, khususnya China yang masih mendominasi
pasar dunia. Namun, Indonesia tidak perlu
melakukan proteksi seekstrim Trump.
Pemerintahan Indonesia harus lebih dapat
bersinergi mendorong adanya imbal balik dagang
dari China atas banyak produknya masuk ke dalam
negeri.
"Pimpinan negara kita, tidak hanya
presiden, tetapi juga kabinet kerjanya, harus dapat
menekan China untuk lebih banyak membeli
produk Indonesia.
Perdagangan bebas harus dimaksimalkan
manfaatnya dengan tidak hanya membuka, dan
memberi kesempatan produk negara lain masuk,
tapi sepatutnya meminta adanya imbal dagang,"
ujar Handito kepada VIVA.co.id pada Rabu 25
Januari 2017.
Hal
itu, ia
katakan, akan
lebih
memungkinkan. Bila melalui cara lain, seperti
mengurangi jumlah nilai impor dari China, akan
sangat sulit.
Dikarenakan sudah ada kecenderungan
pola konsumsi masyarakat Indonesia bergantung
pada produk asal tirai bambu, yang relatif lebih
murah. Jika, mengurangi impor masuk dinilai akan
cenderung kontraproduktif.
"Memang ini PR kita bersama. Produk China
masuk ke negara lain itu memang besar tidak hanya
di Indonesia. Yang harus dilawan itu dengan cara
meningkatkan ekspor kita, kalau mengurangi impor
kita itu sulit," ujarnya.
Sebagai
informasi,
Kementerian
Perdagangan mencatat nilai impor China pada
Januari hingga November 2016, sebesar US$27,548
miliar. Sedangkan nilai ekspor ke China, sebesar
US$12,233 miliar. Sehingga, ada defisit US$15,315
miliar.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
7
2017, TPKS Targetkan Jumlah
Kapal Sandar 725 Ships Call
SEMARANG – Terminal Peti Kemas
Semarang (TPKS) menargetkan jumlah kapal yang
bersandar untuk tahun 2017 sebanyak 725 ships
call. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2015
sebanyak 701 ships call dan tahun 2016 sebanyak
709 ships call.
Untuk mencapai target tersebut TPKS
mengawali tahun 2017 berhasil menambahkan
beberapa kapal yang bersandar di dermaganya.
Kapal baru pertama yang sandar di dermaga TPKS
adalah Star river berbendera Panama rute ChinaSemarang, Semarang-China. Kapal seberat 32.200
gross ton itu melakukan kegiatan bongkar muat
terhadap 343 kontainer atau sebanyak 497 TEUs.
General Manager TPKS Erry Akbar
Panggabean mengatakan penambahan kapal ini
menjadi jawaban atas harapan dan kebijakan
strategi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan
dan mendukung logistik ekspor impor Jawa
Tengah.
“Bahwa
TPKS
mampu
mengimplementasikan rute langsung dari ChinaSemarang, Semarang-China,” katanya saat press
realease di Kantor TPKS, Jumat (20/1).
Nantinya juga terdapat dua kapal lagi yang
direncanakan sandar dan melakukan kegiatan
bongkar muat di TPKS yaitu SITC Surabaya dan
Wana Bhum yang rencananya akan sandar tanggal
23 dan 24 Januari 2017 dengan rute internasional
Qingdao China- Semarang, Semarang-Qingdao
China.
Dengan adanya kunjungan kapal yang baru
ini dapat meningkatkan throughput TPKS. Di tahun
2015 mencapai 608.201 TEUs, naik di tahun 2016
menjadi 615.132 ribu TEUs dan 2017 ditargetkan
naik menjadi 650 ribu TEUs.
“Jika disandingkan dalam boks kinerja
tahun 2015 sebesar 375 ribu, 2016 sebesar 384
ribu sehingga ada peningkatan signifikan dari
jumlah boxnya,” jelasnya.
Erry menjelaskan pasar ekspor terbesar
Jawa Tengah adalah ke Amerika Serikat lalu Eropa
dan negara Asia sehingga kapal-kapal itu nantinya
sampai ke Pelabuhan Qingdao China akan
terkonektifitas ke Amerika Serikat dan Eropa.
Sedangkan impor 42 persen dari China bisa datang
langsung ke Semarang sehingga menghemat biaya
logistik dan kecepatan pengolahan bahan baku.
“Jateng impor dari China sedangkan ekspor
ke Amerika, impor bisa langsung sedangkan ekspor
berganti kapal untuk koneksi ke Amerika dan
Eropa,” jelasnya.
Dengan ini TPKS mendukung pemerintah
untuk mewujudkan jalur logistik yang capable,
lebih murah dan lebih cepat sehingga tidak perlu
menunggu ke Singapura, Malaysia maupun negara
lainnya.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
Kegiatan ekspor impor di Terminal Peti
Kemas Semarang
TPKS Tambah Dua Kapal Ekspor Impor
Kapal Star River yang bersandar di
Dermaga Terminal Petikemas Semarang (TPKS)
telah memberi kontribusi dalam perputaran
perekonomian di Jawa Tengah.
Kapal berbendera Panama berbobot 32.200
Gross Ton (GT) itu melakukan bongkar muat
sebanyak 343 box muatan atau setara dengan 497
TEUs.
General Manager TPKS Erry Akbar
Panggabean mengatakan, menjelang akhir Januari
2017, akan ada penambahan dua kapal sandar yang
melakukan kegiatan bongkar muat. Dua kapal
tersebut adalah SITC Surabaya dan Wanna Bum.
Kedua kapal direncanakan sandar pada 2324 Januari 2017 dan melayai rute HochiminhJakarta-Semarang-Makassar-Xiamen-QingdaoShanghai-Ningbo.
Kehadiran dua kapal sandar itu diharapkan
bisa meningkatkan jalur logistik di Jawa Tengah.
Selain itu, diharapkan proses bongkar muat di TPKS
bisa menjadi lebih cepat.
Erry seperti dilansir dari Radio Idola, Sabtu,
(21/1), mengatakan, penambahan kapal ini
nantinya otomatis akan menambah kinerja TPKS
pada tahun 2017.
“Kami juga akan mencoba mendekati kapal
pelayaran internasional lain dengan rute lebih
8
bervariasi,” kata Erry seperti dilansir dari Radio
Idola, kemarin.
Selama 2016, angka bongkar muat di TPKS
mencapai 615.132 TEUs naik dibanding tahun
sebelumnya yang hanya 608.201 TEUs. Sementara,
untuk ships call di dermaga TPKS juga terjadi
peningkatan dari sebelumnya 701 ships call
menjadi 709 ships call. Sedangkan untuk kapasitas
tonasenya juga meningkat cukup pesat di 2016,
dari sebelumnya 10.548.541 GT menjadi
11.616.498 GT.
Pengusaha Daerah Diimbau Manfaatkan
Layanan TPKS
Terminal Petikemas Semarang (TPKS)
Pelabuhan Tanjung Emas siap berkontribusi
mewujudkan tol laut, program dari Presiden Joko
Widodo. Adanya tol laut ini nantinya diharapkan
memudahkan distribusi barang dari satu pulau ke
pulau lainnya di Tanah Air, dan memangkas biaya
transportasi.
General Manager TPKS Erry Akbar
Panggabean mengatakan, pemerintah daerah harus
bisa mendorong para pengusaha daerah,
memanfaatkan sarana yang sudah disediakan TPKS.
“Kami sudah membuka akses untuk jalur
distribusi, sayang kalau tidak dipakai. Sekarang
tinggal bagaimana pemerintah daerah mendorong
para pengusaha melakukan aktivitas ekspor impor
lewat TPKS,” kata Erry, seperti dilansir dari Radio
Idola, baru-baru ini.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
9
Pemerintah diminta perbaiki
mekanisme impor barang
P
emerintah diminta untuk memperbaiki
mekanisme impor agar industri dalam negeri,
termasuk kosmetika, terus berkembang.
Dengan begitu, produk dalam negeri bisa menjadi
raja di negeri sendiri.
Alasannya, Peraturan Menteri Perdagangan
(Permendag) 87 tahun 2015 tentang Ketentuan
Impor Produk Tertentu dan Permendag 70 tahun
2015 tentang Angka Pengenal Importir, telah
membuat Indonesia kebanjiran aneka barang
impor, termasuk produk kosmetika. Aturan ini juga
tidak tepat lantaran menghilangkan wajib verifikasi
di pelabuhan.
"Dengan dihilangkannya wajib verifikasi
impor kosmetika di pelabuhan, dimana kosmetika
satu-satunya sektor yang didiskriminasikan, maka
terbukti impor kosmetika yang dilakukan secara
'legal' pun meningkat," ujar Ketua Umum
Perhimpunan Perusahaan dan Asoasiasi Kosmetika
Indonesia (PPA Kosmetika) Putri K. Wardhani, di
Jakarta, Rabu (1/2).
Akibat aturan Permendag itu, katanya,
impor kosmetika yang dilakukan secara ilegal juga
lebih meningkat. Bahkan, lebih banyak lagi
daripada yang legal.
"Ini membuktikan bahwa kebijakan
mengecualikan wajib verifikasi bagi sektor
kosmetika adalah hal yang tidak tepat," tegasnya.
Dia mengingatkan, Presiden Jokowi dan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, telah
mencanangkan pertumbuhan ekonomi untuk
bertumpu pada pasar dalam negeri terutama saat
ekonomi dunia masih sedang lesu.
Alhasil, kebijakan menghilangkan verifikasi
di pelabuhan, tidak sejalan dengan arah kebijakan
yang dicanangkan Presiden Jokowi. Ada banyak
kerugian, jika kebijakan itu tidak segera dicabut.
Antara lain, kerugian pendapatan fiskal pemerintah
akibat masuknya barang-barang ilegal semakin
membanjir.
"Kerugian
bagi
pengusaha-pengusaha
formal, legal dan patuh karena kehilangan pasar,
dan terakhir keamanan kesehatan konsumen tidak
terjamin," tegasnya.
Menurut data BPOM, saat ini produk impor
menguasai pasar kosmetik hampir 60 persen.
Selama periode 2013-2014, kosmetik impor
menunjukkan peningkatan dominasi pangsa pasar
sedangkan
kosmetik
domestik
mengalami
penurunan.
Berdasarkan data BPS, ketika ketentuan
verifikasi impor kosmetik masih diberlakukan,
terjadi penurunan impor sebesar 14 persen dari
2013 hingga 2015. Namun, ketika ketentuan
verifikasi dihilangkan pada Desember 2015, terjadi
peningkatan sekitar 7 persen hanya dalam waktu
satu tahun.
Untuk itu, Direktur Eksekutif Institute for
Development of Economics and Finance (Indef),
Enny Sri Hartarti mengingatkan, agar pemerintah,
memberi dukungan nyata bagi industri dalam
negeri. Jangan sampai, berbagai kebijakan atau
deregulasi yang dikeluarkan, justru malah
membuat produk dari negara lain kian mudah
masuk.
Hasil analisa Indef, banyak kebijakan yang
bisa diidentifikasikan justru melemahkan industri
dalam negeri. Kebijakan yang tidak sinkron lintas
kementerian ini melemahkan industri dalam negeri,
terutama berkaitan dengan kebijakan perdagangan
dan importasi.
"Begitu dibebaskan untuk impor, maka sulit
mendeteksi jenis, spesifikasi produk, karena
tercampur. Itu memberikan peluang kebocoran,
produk-produk
yang
mestinya
dilakukan
pengendalian, tercampur dengan produk lain,"
pungkas Enny.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
10
Empat Permintaan Indonesia
Kepada Pemerintah Jepang
K
etika melakukan pertemuan dengan Perdana
Menteri Shinzo Abe di Istana Bogor,
Presiden Joko Widodo menyampaikan
empat permintaan. “Pertama, Indonesia juga
meminta kiranya Jepang dapat membuka akses
produk pertanian dan perikanan Indonesia, kedua
menyelesaikan review perjanjian penghindaran
pajak berganda, ketiga meningkatkan akses dan
kapasitas keperawatan Indonesia untuk dapat
memenuhi pasar tenaga kerja di Jepang dan
keempat, dimulainya general review Indonesia
Japan Economic Partnership Agreement pada tahun
ini,” ujar Presiden Jokowi saat konferensi pers
bersama PM Shinzo Abe bersama rombongan di
Istana Bogor (15/1).
PM Shinzo Abe melakukan kunjungan resmi
ke Indonesia pada 15-16 Januari 2017. Ia
membawa sekitar 30 direktur utama perusahaanperusahaan besar Jepang untuk meningkatkan
kerjasama bidang politik, ekonomi, maritim, sosial
dan budaya. “Di tengah belum membaiknya
perekonomian global kita telah mencatat
peningkatan investasi Jepang yang sangat
siginifikan,” tambah Presiden Jokowi.
Menurut Presiden, dari Januari-September
2016, investasi Jepang telah tercatat mencapai USD
4,498 milyar atau meningkat hampir 2 kali lipat
dibanding tahun 2015. “Saya senang bertemu
kembali PM Abe pada awal 2017. Ini kunjungan
pemimpin negara pertama di Indonesia tahun ini.
Dalam kurun waktu dari dua tahun saya dengan PM
sebanyak 6 kali. Hal ini tentu dapat dimaknai
komitmen kedua negara untuk terus meningkatkan
hubungan bilateral,” jelas Presiden.
Selanjutnya ditambahkan Presiden Jokowi,
pertemuan keduanya berlangsung sangat hangat,
terbuka, dan produktif. “Tentunya peningkatan
upaya kerja sama tersebut harus selalu disertai
prinsip saling menguntungkan.“ Sementara PM
Shinzo Abe mengaku senang dengan sambutan
Presiden Jokowi dan masyarakat Indonesia di
Istana Bogor. “Saya merasa sangat senang dapat
beretemu kembali dengan Presiden Joko di Istana
Bogor yang melimpah denga hijau pepohonannya.
Pertemuan ini adalah pertemuan antara
saya dengan Presiden Joko yang keenam. Kami
sepakat untuk bersama-sama memperdalam kerja
sama di berbagai bidang untuk lebih lanjut
meningkatkan kemitraan strategis masing-masing
negara,” kata PM Abe melelui penerjemah. Menurut
PM Abe, ia dan Presiden Jokowi salinbg berbagi
nilai-nilai dasar dan kepentingan strategis.
Sektor Maritim
Dalam jumpa pers itu, Perdana Menteri
(PM) Jepang menyatakan, sektor maritim menjadi
prioritas utama kerjasama Jepang dan Indonesia.
“Sebagai sesama negara maritim, maka Jepang dan
Indonesia kerjasama di bidang kemaritiman adalah
prioritas paling utama dalam kerjasama kedua
negara,” tambah Shinzo Abe. PM Abe menjadi tamu
negara pertama yang diterima Presiden Jokowi,
pada awal 2017. Selain itu, PM Abe juga menjadi
pemimpin negara pertama yang diterima Presiden
Jokowi di Istana Bogor. Pada pertemuan itu, kedua
pemimpin juga membahas berbagai hal di bidang
ekonomi, perdagangan, investasi, politik, dan
keamanan. Selain itu, Presiden Jokowi dan PM Abe
juga membahas sejumlah isu regional, seperti
sengketa Laut Tiongkok Selatan, pengembangan
senjata nuklir dan peluru kendali Korea Utara, serta
isu regional menyangkut kepemimpinan ASEAN
pada 2017.
PM Abe mengatakan, Jepang akan secara
aktif akan mendorong kerja sama di bidang
keamanan laut dan pengembangan di pulau-pulau
terpencil di Indonesia melalui forum maritim
Indonesia-Jepang, yang dibentuk pada bulan
Desember lalu. Sementara itu, dalam rangka
kontribusi bagi pembangunan daerah di Indonesia,
Jepang
memutuskan
akan
menciptakan
kesempatan bisnis dengan nilai total sekitar 74
milyar yen untuk bidang irigasi dan konservasi
pantai. “Saya dengan Presiden Jokowi melakukan
tukar pendapat yang bermakna mengenai
perkembangan situasi kawasan,” kata PM Abe.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
11
Registrasi Kepabeanan
K
ementerian
Keuangan
(Kemenkeu)
melakukan registrasi kepabeanan sejak
akhir
Desember
2016.
Registrasi
kepabeanan yang diatur melalui Peraturan Menteri
Keungan (Permenkeu) No. 179/PMK.04/2016 itu
dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pelayanan,
pengawasan dan kepastian hukum dalam
memberikan pelayanan di bidang kepabeanan.
Sebelumnya, ketentuan tata cara registrasi
kepabeanan telah diatur dalam Permenkeu No.
59/PMK.04/2014 serta ketentuan mengenai
pengusaha pengurusan jasa kepabeanan telah
diatur dalam Permenkeu nNo.65/PMK.04/2017
tentang Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan
(PPJK).
Pengguna jasa yang akan melakukan
kewajiban pabean harus melakukan pemenuhan
registrasi kepabeanan ke Ditjen Bea dan Cukai
untuk diberikan akses kepabeanan. Pengguna jasa
yang belum mempunyai NPWP, pengguna jasa
harus mendaftarkan diri untuk mendapatkan
NPWP ke Ditjen Pajak sesuai ketentuan. Untuk
pengguna jasa yang bertindak sebagai PPJK, selain
wajib memenuhi persyaratan utama, juga harus
memiliki ahli kepabeanan. Syarat kewajiban itu
juga berlaku bagi pengguna jasa yang memasukkan
atau mengeluarkan barang ke dan dari kawasan
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas atau
mengangkut orang ke dan dari kawasan
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.
Ketentuan mengenai kewajiban untuk
melakukan registrasi kepabeanan dikecualikan
terhadap pengguna jasa yang melakukan
pemenuhan kewajiban pabean impor yang
berkaitan dengan barang-barang perwakilan
negara asing dan badan internasional beserta
pejabatnya yang bertugas di Indonesia. Barang
pribadi penumpang, awak sarana pengangkut,
pelintas batas, barang kiriman dan barang
pindahan, dll.
Registrasi dilakukan dengan mengajukan
permohonan ke Ditjen Bea dan Cukai melalui media
elektronik, Portal Indonesia National Single
Window (INSW) atau Portal Ditjen Bea dan Cukai.
Pengajuan permohonan dapat dilakukan setelah
pengguna jasa memperoleh keterangan status
wajib pajak dengan status valid. Pejabat Bea dan
Cukai melakukan penelitian terhadap kelengkapan
permohonan registrasi paling lama 1 hari kerja
berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian, Dirjen
memberikan persetujuan atau penolakan dalam
jangka waktu paling lama 1 hari kerja terhitung
sejak permohonan diterina secara lengkap. Jika
permohoanan ditolak, karena kurang kelengkapan,
pengguna jasa dapat mengajukan kembali dengan
melakukan perbaikan seperlunya. Pengguna jasa
kepabeanan yang bertindak sebagai PPJK wajib
memberitahukan perubahan data yang terkait
dengan ahli kepabeanan.
Akses kepabeanan yang diberikan kepada
pengguna jasa kepabeanan dapat diblokir atau
dicabut untuk seluruh atau sebagian kegiatan jasa
kepabeanan oleh Dirjen. Pemblokiran untuk
keseluruhan kegiatan kepabeanan dilakukan
apabila pengguna jasa tidak memberitahukan
perubahan data terkait dengan eksistensi atau
susunan penanggungjawab, kemudian pengguna
jasa tidak aktif selama 12 bulan berturut-turut dan
kalau berdasarkan rekomendasi Ditjen Pajak, yang
bersangkutan tidak memenuhi kewajiban. Antara
lain, tidak menyampaikan surat pemberitahuan
tahunan pajak penghasilan selama 2 tahun atau
tidak menyampaikan surat pemberitahuan masa
pajak pertambahan nilai selama 3 tahun apabila
yang bersangkutan mempunyai status sebagai
pengusaha kena pajak.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
12
Kemendag Cabut Izin 4 Importir Nakal
JAKARTA - Mendag Enggartiasto Lukita
mengatakan, pihaknya telah melaksanakan
pencabutan angka pengenal importir (API)
terhadap sejumlah empat perusahaan. Pencabutan
itu dilakukan terkait erat dengan hasil audit oleh
surveyor
independen
terutama
mengenai
pemenuhan persyaratan yang ditentukan. Ternyata
impor bersangkutan tidak memiliki gudang untuk
dapat melakukan kegiatan impor di Indonesia. Ada
beberapa sebab lainnya.
Selain mereka impor tapi gudang tidak ada,
juga alamatnya sudah berubah dan tidak
melaporkan. Sementara importir tersebut masih
aktif melakukan kegiatan impor. “Saya cabut API
importir bersangkutan,” ujar Enggar saat Rakernas
Pertanian 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta (5/1).
Kemudian dijelaskan Enggar, dari total empat yang
bermasalah, dua perusahaan sudah dicabut API
mereka dan dua perusahaan masih dalam proses
pencabutan. Dari beberapa importir yang dicabut
API mereka, diantaranya merupakan importir
hortikultura. “Suah kami cabut saja. Saya sudah
bilang bukan hanya nama PT saja, namun direksi
dan pemegang sahamnya juga kami blacklist,”
ungkap Mendag. Dengan dicabutnya API importir
bersangkutan, maka perusahaan tersebut dengan
sendirinya dilarang melakukan kegiatan impor
selama dua tahun.
Serap Horti Lokal
Dalam
suatu
kesempatan
Mendag
Enggartiasto Lukita meminta importir hortikultura
agar secara sukarela menyerap produksi sayuran
dan buah lokal. Selanjutnya Enggar berencana
untuk membuat regulasi untuk mendorong
penyerapan produksi lokal oleh importir. Enggar
pun mengumpulkan importir hortikultura untuk
memberikan dorongan agar menyerap produksi
domestik (11/1).
Lebih jauh Enggar mnejelaskan tentang
mekanisme penyerapan dan kepatuhan terhadap
imbauan tersebut, dan Enggar memberikan waktu
kepada importir untuk menyusun sendiri peta
bisnisnya. “Prinsipnya, mereka tertarik dulu.
Pemerintah mau mengetuk hati mereka untuk
terlibat bersama,” kata Enggar. Selanjutnya Enggar
mengaku tidak memberikan batasan waktu sampai
kapan importir akan melaksanakan imbauan
pemerintah.
Tetapi dia yakin importir yang mengikuti
sosialisasi akan memberikan laporan penyerapan
komoditas dalam negeri. Kalau imbauan ini tidak
sampai efektif, dia pun menyiapkan rencana untuk
membuat regulasi wajib serap komoditas lokal
bersama Kementan. “Sama dengan regulasi yang
tengah kami siapkan, yaitu wajib serap susu segar.
Jadi (regulasi) ini terus bertahap. Sehingga
peternak/petani kita ada jaminan pemasarannya,”
jelas Enggar. “Kalau kita tidak menjamin, mereka
tidak ada keinginan untuk bercocok tanam dan
beternak,” tambah Enggar.
Menurut Enggar, strategi untuk melibatkan
importir dalam merangsang produksi pertanian ini
juga didorong alasan jaringan pemasaran. Menurut
dia, sebagai importir, mereka memiliki jaringan
distribusi yang luas. Dengan demikian diharapkan
produksi petani/peternak lokal juga bisa lebih
banyak terserap pasar domestik. Bahkan , lanjut
Eggartiasto beberapa importir juga melakukan
aktivitas ekspor. “Khusus bagi mereka ini, importir
yang juga eksportir, kami menyampaikan negaranegara potensial tujuan eskpor yang bisa menyerap
produk pertanian kita,” ujar dia.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
13
Impor dan Eksporlah Barang
Sesuai Kebutuhan
itu, atau mungkin menutupnya dengan plastik,”
ucapnya. Selain itu, Pemprov Jatim memastikan
bekerjasama dengan Perhutani untuk menanami
klaster cabai di kawasan Jember, Banyuwangi dan
Lumajang karena masih kosong sampai saat ini.
Gubernur Jatim, Soekarwo
SURABAYA - Berbicara mengenai imporekspor, Gubernur Jatim Soekarwo berpesan kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan
agar
membiasakan mengimpor atau mengekspor
berdasarkan kebutuhan, termasuk cabai yang saat
ini harganya melonjak. “Kalau saya, jangan halal
atau haramkan ekspor maupun impor, Karena
terpenting harga terjangkau, terutama cabai yang
sekarang ini,” ujarnya kepada awak media di
Surabaya (11/01).
Dilanjutkan Soekarwo, kalau di Indonesia
kekurangan, tak ada salahnya impor, begitu juga
saat kelebihan, seharusnya melakukan ekspor.
Soekarwo mengaku sudah berbicara dengan
Mendag terkait hal ini dan menyerahkan
sepenuhnya karena merupakan kewenangan
Pemerintah Pusat. Memperhatikan perkembangan
harga cabai yang tinggi di pasaran, Soekarwo sudah
memerintahkan
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan untuk mencari cabai dari luar Jatim,
salah satunya Gorontalo, meski jumlahnya terbatas.
Selanjutnya, harus dilakukan riset karena
yang membuat cabai dengan kualitas jelek adalah
jamur setelah hujan sehingga keropos dan mudah
kusut. “Harus ada riset bagaimana mengatasi jamur
Impor Barang Modal
Menanggapi perkembangan perekonomian
global yang akhir-akhir ini cenderung melambat,
ekonom
INDEF
Ahmad
Heri
Firdaus
mengemukakan akhir tahun 2016 (29/12),
lambatnya pertumbuhan ekonomi saat ini
memberikan dampak negatif kepada kegiatan
ekspor Indonesia. Karena itu terjadi kontraksi
terhadap industri dalam negeri dan impor barang
modal turun.
“Akibat dari perlambatan ekonomi global,
kontraksi industri domestik, impor bahan baku dan
barang modal menurun. Artinya, permintaan
barang kebutuhan industri turun,” ujar dia. Dengan
menurunnya impor dan melemahnya ekspor
Indonesia menyebabkan surplus yang terjadi
berjalan dengan tidak sehat. Dengan demikian,
surplus yang terjadi tahun ini adalah surplus tidak
sehat karena bukan ditopang dari peningkatan
ekspor, tapi dibantu oleh penurunan impor. Surplus
yang tidak baik. Tahun depan, hal seperti itu tidak
boleh terjadi lagi,” ujar Heri.
Di sisi lain, impor produk konsumsi
mengalami peningkatan dibanding impor lainnya.
Hal itu menurut Heri menjadi masalah tambahan.
“Rapuhnya pengendalian impor, menyebabkan
impor barang konsumsi tinggi akibat minimnya
hambatan non tarif yang diterapkan, Indonesia
semakin liberal dan terbuka. Di sisi lain sulitnya
produk Indonesia masuk ke pasar ekspor,” jelas dia.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
14
Makanan Halal Asal Impor
Akan Diperiksa BPOM
JAKARTA - Kehalalan produk-produk
impor, sekalipun sudah berlabel “halal” dari negara
eksportir bersangkutan, namun tetap akan
diperiksa oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM), karena acuan sertifikasi halal itu tetap
berasal dari MUI. “Kita tegaskan kami tidak melihat
label halal. Tapi kami akan melihat dari bahannya,
kalau bahannya terkandung bahan yang tidak halal,
kami akan panggil,” kata Kasubdit Inspeksi Produk
Berlabel Halal BPOM, Meutia dalam acara diskusi
“Peran Produk Halal dalam rangka Memperkuat
Daya Saing Ekonomi Indonesia : Produk Asing
Halalkah ? “ di Jakarta akhir tahun lalu (28/12).
Meutia mengatakan produk-produk impor
yang mencurigakan akan diperiksa di laboratorium
BPOM. Jika benar mengandung bahan yang tidak
halal, maka perusahaan produsen maupun
pengedar produk tersebut akan dipanggil. “Kalau
meragukan bahannya kami uji di laboratorium
kami. Misalnya kalau ada bahan babi, monggo
dicantumkan logo babi besar berwarna merah,
supaya bisa dilihat konsumen. Kalau tidak mau
yang dilarang,” katanya.
Sementara itu, Direktur Executive Indonesia
Halal Watch (IHW) Ikhsan Abdullah menyatakan
produk halal itu berbeda dengan sertifikasi halal. Ia
mencontohkan seperti minuman mineral adalah air
putih. “Dan air putih itu sudah pasti halal, tapi tetap
harus ada sertifkasi halalnya,” katanya. Majelis
Ulama Indonesia Kabupaten Siak menggelar
sosialisasi Gerakan Masyarakat Sadar Halal untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat setempat
akan pentingnya pemahaman terhadap produk
non-halal.
“Sebagian besar Muslim Indonesia belum
menyadari bahwa mereka dikelilingi oleh produk
haram seperti terbuat dari daging atau bulu babi,”
kata Ketua MUI Kabupaten Siak, Sofwan Saleh,
dalam sosialisasi di Siak, Jumat (23/12). Dia
mengatakan sosialisasi Gerakan Sadar Halal ini
dalam rangka mewujudkan kabupaten Siak sebagai
daerah destinasi halal. “Semua restoran, rumah
makan, hotel-hotel dan produsen yang ada di
Kabupaten Siak harus memiliki dan mencantumkan
label halal di tempat usahanya yang akan
dikeluarkan sertifikasinya oleh MUI setelah uji coba
produk laboratorium,” ucapnya.
Wajib Sertifikasi Halal
Wajib sertifikasi halal efektif akan berlaku
pada tahun 2019 sejak lima tahun UU tentang
Jaminan Produk Halal (JHP) diterbitkan. Namun, isu
yang membayangi mencakup belum jelasnya
kriteria , segmen dan jenis produk yang harus
dibekali sertifikat halal. “Ujung-ujungnya pasar kita
jadi sasaran empuk bagi eksportir dari negara lain.
Ya bagaimana kita mau ekspor produk halal, kalau
di dalam negeri saja tidak menguasai pasar,” ujar
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan
Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi
Lukman pada “CEO Gathering” di Kemenperin
Jakarta (19/1).
Sementara itu, pada kesempatan itu Dirjen
Industri Agro Kemenperin Anggah Susanto, tidak
menampik mengenai adanya resistensi dari
kalangan produsen terhadap wajib sertifakasi halal
tersebut. Pengesahan aturan itu dinilai terburuburu sehingga pengesahan UU dan kebijakannya
tersebut dinilai kurang matang. Sementara, ada
beberapa peserta yang mengemukakan, sekarang
ini bukan makanan atau kosmetik saja yang banyak
tidak halal, juga barang dari kulit mulai dari tas,
alas kaki dan juga berbagai jenis sikat, termasuk
sikat gigi. Jadi, kriteria halal ini harus meliputi
semua . Seperti di Malaysia dan Singapura, barang
dari kulit harus dicantumkan terbuat dali kulit babi
(pig leather), agar konsumen muslim tidak
membelinya, Dalam kaitan itu disarankan, agar
dalam peraturan pelaksanaannya nanti, hal-hal
yang belum jelas supaya diperjelas.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
15
Impor Baja Dikenakan Bea
Masuk 15 Persen
Kementerian Perindustrian, dikatakannya
berkomitmen melindungi industri nasional di
tengah gempuran baja impor. Sejumlah upaya
disiapkan mulai dari penerapan SNI wajib, trade
remedies, kenaikan tarif bea masuk, serta
penurunan harga gas dan komponen kenaikan
dasar listrik (TDL). Dewasa ini jumlah perusahaan
industri baja nasional tercatat 352 pabrik, tersebar
di beberapa daerah, antara lain Pulau Jawa,
Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Tenaga kerja
sedikitnya 250.000 orang dengan kapasitas
produksi sekitar 14 juta ton per tahun.
M
enteri
Perindustrian
Saleh
Husin,
mengatakan bahwa dari 170 pos tari
industri hilir baja, dimana 130 tarif
diantaranya diusulkan untuk dikenakan bea masuk
15%. Sementara, 40 pos tarif di industri hulu baja
sedang dibahas untuk dikenakan bea masuk 15%
tersebut. “Sehingga akan dapat mendorong dan
meningkatkan kapasitas serta kinerja industri baja
nasional,” kata Saleh Husin, saat melakukan
kunjungan ke pabrik baja di Cikarang Barat, Bekasi,
Jawa Barat, beberapa waktu yang lalu.
Menurut Saleh, nilai impor baja pada tahun
lalu mencapai USD 12,58 milyar (Rp 161 triliun,
kurs Rp 12.850 per dolar), turun tipis dibanding
2013 yang mencapai USD 12,60 milyar. Nilai impor
tersebut jauh di atas ekspor baja nasional yang
tercatat hanya USD 2,23 milyar (Rp 28,6 triliun)
atau naik 16,9% dibanding 2013 yang hanya USD
1,9 milyar. Melonjaknya baja nasional sementara
produksi dalam negeri belum memadai.
Kebutuhan baja dalam negeri menurut
Saleh, diperkirakan akan terus meningkat sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Industri
besi dan baja merupakan industri prioritas yang
memegang peranan penting bagi pengembangan
industri galangan kapal (marine construction),
industri disektorial dan gas, industri alat berat,
automotif, dan elektronika. “Industri ini salah satu
pendukung utama dalam rangka pembangunan
jalan, bandara, pelabuhan, rel kereta api, dan
beberapa fasiltas lainnya,” tegas Saleh.
Impor dari China
Pemerintah mengenakan bea masuk
tambahan atas produk besi atau baja dari China
yang terbukti dumping dengan tarif 11,95%.
Ketentuan itu tertuang dalam Peraturan Menteri
Keuangan (Permenkeu) No. 242/PMK.010/2015
tentang Pengenaan Bea Masuk Anti Dumping
terhadap Impor Produk H Section dan I Section dari
Negara Republik Rakayat Tiongkok (RRT). Bleid
tersebut terbit atau diundangkan pada tanggal 23
Desember 2015.
Pengenaan tarif bea masuk anti dumping
(BMAD) merupakan tambahan atas bea masuk
umum (most favoured nation) dan bea masuk
preferensi yang berlaku sesuai perjanjian
perdagangan internasional. Permenkeu ini berlaku
selama 3 tahun terhitung sejak tanggal
diundangkan. H section dan I section merupakan
produk besi atau baja bukan paduan yang tdak
dikernakan lebih lanjut, selain dicanai panas,
ditarik panas atau diekstrusi, dengan tinggi 80
milimeter (mm) atau lebih.
Menkeu Sri Mulyani mengatakan kebijakan
ini diambil sesuai dengan hasil rekomendasi
Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) yang
berhasil membuktikan bahwa eksportir produk
besi dan baja section H dan section I asal China
telah melakukan praktik dumping. Pengenaan
BMAD merupakan kebijakan lanjutan atas produk
serupa yang telah diberlakukan sejak tahun 2011.
Langkah ini dianjurkan karena impor produk
tersebut hingga kini masih merugikan pelaku
industri sejenis di dalam negeri.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
Impor Besi dan Baja Dibatasi
Di bagian lain Menteri Perdagangan
(Mendag) melalui Peraturan Menteri Perdagangan
(Permendag)
No.82/DAG/PER/12/2016
menetapkan pembatasan impor besi dan baja, baja
paduan dan produk turunannya. Produk tersebut
hanya dapat diimpor oleh perusahaan pemilik
Angka Pengenal Importir Umum (API-U) dan
pemilik Angka Pengenal Importir Produsen (API-P)
yang telah mendapat persetujuan impor dari
menteri.
Menteri
dapat
mendelegasikan
kewenangan penerbitan pesrsetujuan impor
kepada Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Dirjen
Daglu).
Persetujuan impor berlaku selama 1 tahun
terhitung sejak tanggal diterbitkan bagi perusahaan
pemilik API-P dan selama 6 bulan bagi perusahaan
pemilik API-U. Masa berlaku persetujuan impor
dapat diperpanjang paling lama 30 hari. Untuk
memperoleh
perpanjangan
masa
berlaku
persetujuan impor, perushaan harus mengajukan
permohonan secara elektronik kepada Dirjen
Daglu, dengan melampirkan dokumen asli
persetujaun impor yang masih berlaku, asli kartu
kendali realisasi impor, bill of lading (BL) dan
dokumen manifest (BC1.1). Terhadap permohonan
tersebut, Dirjen menerbitkan perpanjangan masa
berlaku persetujuan impor paling lama 3 hari kerja
terhitung sejak permohonan diterima secara
lengkap dan benar.
16
Importir besi atau baja, baja paduan dan
produk turunannya wajib melaporkan setiap
perubahan yang terkait dengan dokumen tersebut
dan
mengajukan
permohonan
perubahan
persetujuan impor. Importir dapat mengajukan
permohonan perubahan persetujuan impor dalam
hal terdapat perubahan mengenai pos tarif/ HS,
jenis, jumlah. Negara asal dan pelabuhan muat atau
pelabuhan
tujuan
impor.
Permohonan
perpanjangan dan perubahan persetujuan impor
harus disampaikan secara elektronik melalui
http://inatrade.kemendag.go.id. Tetapi bila terjadi
keadaan memaksa
(force majeure) yang
mengakibatkan sistem elektronik tidak berfungsi,
pengajuan permohonan disampaikan secara
manual.
Perusahaan
pemilik
API-P
dilarang
memperdagangkan atau memindahtangankan
produk yang diimpor kepada pihak lain.
Perusahaan
pemilik
API-U
hanya
dapat
memperdagangakan atau memindahtangankan besi
atau baa, baja panduan yang diimpornya kepada
perusahaan sesuai dengan kontrak penjualan atau
bukti pemesanan. Setiap pelaksana impor harus
terlebih dahulu dilakukan verifikasi atau
penelusuran
teknis
di
pelabuhan
muat.
Pelaksanaan verifikasi dilakukan oleh surveyor
yang ditetapkan oleh Menteri.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
17
Tata Cara Pengajuan
Klasifikasi Barang Impor
M
enteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani
Indrawati
menetapkan
tata
cara
pengajuan dan penetapan klasifikasi
barang impor sebelum penyerahan pemberitahuan
pabean. Dirjen Bea dan Cukai dapat menetapkan
klasifikasi barang atas barang impor sebagai
permohonan dengan ketentuan bahwa importir
tersebut memiliki nomor identitas untuk dapat
melakukan kegiatan kepabeanan. Importir yang
bersangkutan juga tidak sedang mengajukan
pemberitahuan pabean impor atas barang yang
diajukan penetapan klasifikasi dan atas barang
yang diajukan penetapan klasifikasi tidak sedang
dalam proses keberatan atau banding di pengadilan
pajak.
Importir yang mengajukan permohonan
harus melampirkan data teknis untuk keperluan
identifikasi barang. Berupa merk dagang,
gambar/brosure, katalog, product specification,
mill certificate, alur proses produksi, material
safety data sheet, certificate of analysis. Selain itu
harus pengujian dari laboratorium Bea dan Cukai
atau laboratorium lainnya serta dokumen lainnya
yang dapat memberikan informasi sebagai bahan
pertimbangan dalam penetapan klasifikasi barang.
Importir juga harus menyerahkan data tambahan,
yaitu contoh barang untuk keperluan identifikasi
atau informasi lainnya yang diminta oleh pejabat
Bea dan Cukai dalam jangka waktu paling lama 14
hari kerja terhitung setelah tanggal surat
permintaan data tambahan diterima. Kalau tidak
menyerahkan contoh barang untuk keperluan
identifikasi,
permohonan
penetapan
yang
bersangkutan klasifikasi ditolak.
Direktur atas nama Dirjen menerbitkan
surat keputusan Dirjen mengenai PKSI atau surat
penolakan dalam jangka waktu palling lama 30 hari
kerja terhitung setelah tanggal diterimanya
permohonan secara lengkap atau tanggal
diterimanya data tamabahan, contoh barang untuk
keperluan identifikasi. Kalau permohonanan
ditolak, Direktur atas nama Dirjen menyampaikan
surat penolakan dengan menyebutkan alasan
penolakan. Keputusan Dirjen tidak berlaku dalam
hal terdapat perubahan ketentuan mengenai
klasifikasi barang dalam Permenkeu. Kemudian,
identifikasi barang yang diimpor berbeda dengan
yang tercantum dalam Keputusan Dirjen mengenai
PKSI serta keputusan Dirjen mengenai PKSI diganti
atau dibatalkan.
Penetapan tarif atas barang impor sebelum
penyerahan
pemberitahuan
pabean
yang
diterbitkan
sebelum tanggal ditetapkannya
Permenkeu No.194/PMK.04/2016 ini masih tetap
berlaku sampai dengan masa berlakunya
penetapan tarif atas barang impor sebelum
penyerahan pabean yang dimaksud, untuk
penetapan tarif atas barang impor sebelumnya
penyerahan
pemberitahuan
pabean
yang
menyebutkan masa berlakunya. Atau 1 tahun
setelah berlakunya Permenkeu ini, untuk
penetapan tarif atas barang impor sebelum
penyerahan pemberitahuan pabean yang tidak
menyebutkan masa berlakunya. Terhadap importir
yang mengajukan penetapan klasifikasi dan belum
mendapatkan keputusan pada saat berlakunya
Permenkeu ini, dilakukan pemrosesan berdasarkan
peraturan ini. Permenkeu ini mulai berlaku 30 hari
setelah diundangkan tanggal 20 Desember 2016.
Edisi Februari 2017
Buletin GINSI Jateng
18
Impor Barang Mewah yang Selama Ini
Bebas Bea Masuk Dikenakan PPN
D
alam rangka meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan merealisasikan potensi ekspor
produk industri kecil menengah, Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui Peraturan
Menteri
Keuangan
(Permenkeu)
No
196/PMK.010/2016 melakukan perubahan kelima
atas Keputusan Menteri Keuangan (Kepmenkeu)
No 231/KMK.03/2011 tentang Perlakuan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah Atas Impor Barang Kena Pajak yang
dibebaskan dari pungutan Bea Masuk. Permenkeu
ini telah berubah beberapa kali terakhir dengan
Permenkeu No 14/PMK.010/2005.
Menurut ketentuan baru pasal 2 Permenkeu
ini bahwa terhadap impor barang kena pajak yang
selama ini dibebaskan dari pungutan bea masuk
tetap dipungut Pajak Pertambahan Nilai atas
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah berdasarkan ketentuan perundangundangan perpajakan yang berlaku. Barang kena
pajak yang dibebaskan dari pengutuan bea masuk,
meliputi barang perwakilan negara asing beserta
pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan
atas timbal balik. Barang untuk keperluan badan
internasional yang diakui dan terdaftar pemerintah
Indonesia beserta pejabatnya yang bertugas di
Indonesia dan tidak memegang paspor Indonesia.
Kemudian, barang kiriman hadiah untuk
keperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan
atau barang untuk kepentingan penanggulangan
bencana alam. Barang untuk keperluan museum,
kebun binatang dan tempat lain semacam itu yang
terbuka untuk umum serta barang untuk
konservasi alam. Barang untuk keperluan
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Barang untuk khusus kaum tunanetra dan
penyandang cacat lainnya. Barang pindahan tenaga
kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri,
mahasiswa yang belajar di luar negeri, pegawai
negeri sipil, anggota TNI, anggota Polri yang
bertugas di luar negeri, sekurang-kurangnya
selama 1 tahun, sepanjang barang tersebut tidak
untuk
diperdagangkan
dan
mendapatkan
rekomendasi dari perwakilan RI setempat. Barang
yang diimpor oleh pemerintah pusat dan daerah
yang ditujukan untuk kepentingan umum, dll.
Belum bisa diproduksi
Failitas tidak dipungut PPN atau PPn-BM
dapat diberikan terhadap barang kena pajak,
sepanjang pada saat ekspor barang kena pajak
dimaksud dinyatakan akan diimpor kembali.
Kriteria barang-barang tersebut belum dapat
diproduksi di dalam negeri. Meski barang tersebut
diproduksi di dalam negeri, namun belum
memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan atau barang
tersebut jumlahnya belum mencukupi kebutuhan
dalam negeri. Untuk memperoleh fasilitas itu wajib
pajak harus mengajukan permohonan untuk
memperoleh pembebasan bea masuk dengan
dilampiri Rencana Impor Barang (RIB) yang telah
disetujui dan ditandasahkan oleh Dirjen Migas atau
Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi
Energi, Kemenetrian ESDM.
Bila dalam jangka waktu 4 tahun sejak
impor, barang kena pajak yang dibebaskan dari
pungutan bea masuk, digunakan tidak sesuai tujuan
semula atau dipindahtangankan sebagian atau
seluruhnya, PPN atau PPn-BM wajib dibayarkan
oleh orang pribadi atau badan yang melakukan
importasi. PPN yang telah dibayar tidak dapat
dikreditkan sebagai pajak masukan. Kewajiban
pembayaran PPN atau Pajak Penjualan atas Barang
Mewah wajib dilakukan dalam jangka waktu 1
bulan sejak barang kena pajak itu dialihkan
penggunaannya. Kalau kewajiban pembayaran
tidak dipenuhi, Dirjen Pajak menerbitkan Surat
Ketetepan Pajak Kurang Bayar, ditambah dengan
sanksi adminstrasi bunga sebesar 2% per bulan
paling lama 24 bulan dihitung sejak saat
terhutangnya pajak sampai tanggal penerbitan
surat ketetapan pajak kurang bayar.
Kalau pembayaran dilakukan setelah lewat
jangka waktu dan kepada wajib pajak belum
diterbitkan surat ketetapan pajak kurang bayar,
Dirjen Pajak menerbitkan surat tagihan pajak untuk
menagih sanksi administrasi bunga sebesar 2%
perbulan yang dihitung sejak berakhirnya jangka
waktu pembayaran sampai yang tanggal
pembayaran. Ketentuan ini mulai berlaku setelah
diundangkan
Dirjen
Peraturan
Perundnagundangan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia, tanggal 20 Januari 2017.
Edisi Februari 2017
Download