BAB I - ETD UGM

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Hiperglikemia merupakan suatu tanda terjadinya gangguan pada
metabolisme karbohidrat di dalam tubuh. Gangguan metabolisme karbohidrat
terjadi karena ketidakmampuan pankreas untuk mensekresikan insulin atau
akibat resistensi insulin sehingga dapat menimbulkan penyakit diabetes. Hasil
riset kesehatan dasar oleh Kementrian Kesehatan pada tahun 2013
menunjukkan bahwa 6,8% atau sekitar 12 juta penduduk Indonesia usia ≥15
tahun menderita diabetes mellitus (Anonima, 2013; Anonima, 2014).
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menangani diabetes
adalah pengobatan, peningkatan aktivitas fisik, dan pengelolaan diet
(konsumsi makanan). Dalam pengelolaan diet, makanan berindeks glikemik
rendah (Marsono et al., 2013; Gellar et al., 2009; Lai et al., 2014) dan
mengandung resistant starch/RS (Shih et al., 2007; Kwak et al.¸2012; Zhou
et al., 2015) terbukti dapat memperbaiki kadar glukosa darah pada tikus dan
penderita diabetes. Selain itu, antioksidan dari bahan makanan juga terbukti
dapat memperbaiki kadar glukosa darah pada tikus dan penderita diabetes
(Gandhi et al., 2011; Jung et al., 2007; Herawati et al., 2013; Pramitasari,
2014).
1
Beras merupakan makanan pokok utama yang dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Hasil survei sosial ekonomi nasional tahun 2007-2013
menunjukkan bahwa konsumsi rata-rata beras di Indonesia mencapai 85.514
kg per kapita pada tahun 2013 (Anonimb, 2013). Beras merah dan beras putih
merupakan dua jenis beras yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Beras merah memiliki IG (43,30) lebih rendah dibanding beras putih
(69,96) (Harini et al., 2010; Widowati et al., 2009). Selain itu, hasil penelitian
Galuh et al. (2013) menunjukkan bahwa kandungan dan aktivitas antioksidan
beras merah lebih tinggi dibanding beras putih. Berdasarkan komposisi kimia
bahan tersebut, beras merah lebih berpotensi digunakan sebagai diet untuk
penanganan diabetes dibanding beras putih.
Penurunan IG bahan dapat dilakukan dengan meningkatkan kadar RS
melalui proses pengolahan bahan. Hasil penelitian Marsono (2002) dan
Lubijarsih (2001) menyebutkan bahwa pengolahan bahan dengan melibatkan
proses retrogradasi pati menyebabkan peningkatan kadar RS dan penurunan
IG bahan. Pengolahan precooked yang melibatkan retrogradasi pati pada
beras dapat dilakukan sebagai
upaya meningkatkan kadar RS sehingga
menghasilkan IG beras yang lebih rendah. Pengolahan precooked pada
penelitian ini dilakukan dengan merebus beras (80 °C selama 10 menit)
dilanjutkan dengan pendinginan (4 °C selama 1 jam).
Menurut Gibson (1995), RS merupakan colonic food yang dapat
difermentasi menjadi short chain fatty acids (SCFA) oleh mikrobiota.
Konsumsi RS terbukti meningkatkan kadar asam asetat, butirat, dan propionat
2
pada sekum babi (Haenen et al., 2013), luminal tikus (Kleessen et al., 1997)
dan feses manusia (Phillips et al., 1995). Hasil penelitian Yadav et al. (2013)
membuktikan bahwa peningkatan kadar SCFA yaitu asam butirat di feses
berkaitan dengan penurunan kadar glukosa darah tikus diabetes.
RS juga dapat menstimulasi pertumbuhan serta metabolisme
mikrobiota secara tidak spesifik sehingga dapat dimanfaatkan oleh mikrobiota
yang menguntungkan maupun yang berpotensi merugikan/patogen (Gibson,
1995). Hasil penelitian membuktikan bahwa konsumsi RS mampu
menstimulasi pertumbuhan Faecalibacterium prausnitzii di kolon babi
(Haenen et al., 2013); dan Bifidobacteria serta meningkatkan populasi
Lactobacilli
dan Enterobacteria di sekum tikus (Kleessen et al., 1997).
Selain itu, konsumsi RS mampu menurunkan populasi Escherichia coli dan
Pseudomonas spp. di kolon babi (Haenen et al., 2013).
Adanya potensi peningkatan RS pada beras merah dan beras putih
setelah pengolahan precooked, serta potensi RS untuk menstimulasi
pertumbuhan bakteri di kolon dan menurunkan kadar glukosa darah tikus
hiperglikemia melalui pembentukan SCFA mendasari pemikiran perlunya
dilakukan penelitian ini. Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan
terhadap populasi Lactobacilli dan E. coli digesta. Pada penelitian ini juga
akan dilakukan pengamatan terhadap kadar SCFA digesta dan glukosa darah
untuk mengetahui potensi hubungan antara penurunan glukosa darah dengan
peningkatan SCFA, khususnya butirat dan propionat pada digesta tikus
hiperglikemia.
3
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang penelitian yang diuraikan di atas dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah pengolahan precooked mampu meningkatkan kadar RS, dan
menurunkan EIG beras merah dan beras putih?
2. Bagaimana pengaruh diet beras merah dan beras putih precooked
terhadap kadar glukosa darah puasa tikus Wistar hiperglikemia?
3. Bagaimana pengaruh diet beras merah dan beras putih precooked
terhadap kadar SCFA digesta tikus Wistar hiperglikemia?
4. Bagaimana pengaruh diet beras merah dan beras putih precooked
terhadap populasi bakteri Lactobacilli dan E. coli digesta tikus Wistar
hiperglikemia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah membandingan efek pemberian
diet beras merah dan beras putih precooked terhadap penurunan kadar
glukosa darah serta mengetahui adanya hubungan antara penurunan kadar
glukosa darah puasa dengan peningkatan kadar SCFA digesta tikus Wistar
hiperglikemia. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh pengolahan precooked terhadap peningkatan kadar
RS, dan penurunan EIG beras merah dan beras putih.
2. Mengetahui pengaruh diet beras merah dan beras putih precooked
terhadap kadar glukosa darah puasa tikus Wistar hiperglikemia.
4
3. Mengetahui pengaruh diet beras merah dan beras putih precooked
terhadap kadar SCFA digesta tikus Wistar hiperglikemia.
4. Mengetahui pengaruh diet beras merah dan beras putih precooked
terhadap populasi bakteri Lactobacilli dan E. coli digesta tikus Wistar
hiperglikemia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bidang Ilmu Pengetahuan
Manfaat penelitian ini di bidang ilmu pengetahuan adalah
memberikan informasi mengenai pengaruh pengolahan precooked
terhadap kadar RS, dan EIG beras merah dan beras putih. Selain itu,
penelitian ini juga memberikan informasi mengenai efek pemberian diet
beras merah dan beras putih precooked terhadap penurunan kadar
glukosa darah tikus Wistar hiperglikemia.
2. Bidang Kesehatan dan Masyarakat
Manfaat penelitian ini di bidang kesehatan dan bagi masyarakat
adalah memberikan informasi mengenai potensi pengolahan beras
precooked sebagai bahan makanan alternatif untuk penurunan kadar
glukosa darah khususnya bagi penderita diabetes.
5
Download