43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam kegiatan pembelajaran menerapkan model pembelajaran Discovery, berupa data aktivitas belajar siswa serta data hasil belajar siswa yang berupa nilai pre-test dan pos-test. Hasil dari penelitian tersebut akan diuraikan satu persatu sebagai berikut. 4.1.1. Deskripsi Data Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar siswa yang diamati berupa aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa tersebut meliputi: aktivitas mengamati objek biologi, mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan mengkomunikasikan. Data hasil pengamatan menunjukan adanya perbedaan tingkat aktivitas belajar antara siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol selama proses pembelajaran. Hasil aktivitas belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 Tabel 4.1 Persentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol Aktivitas Mengamati Mengidentifikasi Mengklasifikasi Mengkomunikasi Presentase % Kelas Eksperimen SB B C 43.3 16.6 40 10 26.6 63.3 46.6 23.3 30 13.3 33.3 53.3 K 0 0 0 0 Presentase % Kelas Kontrol SB B C K 3.33 20 73.3 10 6.67 16.6 60 23.3 13.3 43.3 66.6 3.33 13.3 13.3 70 13.3 43 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 44 Berdasarkan tabel 4.1, dapat dikeahui bahwa semua kategori pencapaian aktivitas belajar siswa terwakili oleh kelas eksperimen dan control dengan tingkatan kategori yang bervariasi, penecapaian kelas eksperimen pada aktivitas belajar siswa menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Perbedaan tersebut ditunjukkkan dengan histogram seperti berikut. 80 Aktivitas Mengamati 80 70 70 60 60 50 50 40 eksperimen 30 kontrol 40 eksperime n 30 kontrol 20 20 10 10 0 0 SB 80 70 Aktivitas Mengidentifikasi B C K SB B Aktivitas Mengklasifikasikan 60 80 70 C K Aktivitas Mengkomunikasikan 60 50 50 40 eksperimen 30 kontrol 40 eksperime n 30 kontrol 20 20 10 10 0 0 SB B C K SB B C K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 45 4.1.2. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa berupa nilai pre-test dan pos-test yang digunakan untuk mengetahui sebaran nilai pre-test dan pos-test. Data tersebut disajikan pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.2. Tabel 4.2 Distribusi frekuensi nilai pre-testdan pos-test kelas eksperimen dan kelas kontrol NILAI PRETEST NILAI POSTEST INTERVAL KELAS EKSPERIMEN 91 - 100 0 0 0 0 81 - 90 2 0 2 1 71 - 80 7 0 4 5 61 - 70 14 13 19 10 51 - 60 6 15 5 13 41 - 50 1 2 0 1 20 NILAI PRETEST KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN 5 20 KONTROL NILAI POSTEST KELAS KONTROL DAN EKSPERIMEN 15 15 10 KONTROL EKSPERIMEN KONTROL EKSPERIME N 10 5 KONTROL EKSPERIME N 0 0 41 - 51 - 61 - 71 - 81 - 91 50 60 70 80 90 100 41 - 51 - 61 - 71 - 81 - 91 50 60 70 80 90 100 Gambar 4.2 Grafik distribusi frekuensi nilai pre-test dan pos-test kelas eksperimen dan kelas kontrol PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 46 Berdasarkan perbandingan data distribusi frekuensi nilai pre-test dan pos-test diperoleh perbandingan rata-rata nilai pre-test dan pos-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.3 dan Gambar 4.3. Tabel 4.3 Perbandingan nilai rata-rata hasil pre-test dan pos-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. KELAS PRETEST POSTEST EKSPERIMEN 67,67 67,67 KONTROL 60,11 64,12 RATA - RATA NILAI PRETEST POSTTEST 68 66 EKSPERIME N 64 62 KET: 1 : PRETEST 2 : POSTTEST 60 58 56 1 2 Gambar 4.3 Grafik perbandingan nilai rata–rata pre-test dan postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 47 Hasil perbandingan rata-rata nilai pre-test dan pos-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa rata–rata hasil belajar pada siswa kelas eksperimen jauh lebih baik dibanding dengan siswa kelas kontrol. 4.1.3. Uji Prasyarat Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat terhadap nilai pre-test dan pos-test yang bertujuan untuk mengetahui data yang dianalisis terdistribusi secara normal dan homogen, yaitu melalui uji normalitas dan uji homogenitas. a) Uji Normalitas Hasil perhitungan uji normalitas data kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan SPSS 16 dengan taraf kepercayaan 5% seperti yang tercantum pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.4. Penentuan data signifikan atau tingkat normalitas menggunakan kriteria sebagai berikut (Riduwan, 2011): Jika sig ≥ 0.05, maka data signifikan atau bersifat normal. Jika sig ≤ 0.05, maka data tidak signifikan atau bersifat tidak normal. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 48 Tabel 4.4 Distribusi hasil uji normalitas pada kelas eksperimen dan kontrol Nilai Pre test Kelas Probabilitas Eksperimen 0,284 Kontrol 0,203 Signifikansi Tingkat Hubungan Normal Normal >0,050 Post test Eksperimen 0,218 Normal Kontrol 0,125 Normal Gambar 4.4 Grafik distribusi hasil uji normalitas pada kelas eksperimen dan kontrol. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 49 Hasil uji normalitas pada taraf signifikasi 0.050 atau 5% menunjukkan adanya hubungan yang signifikan baik antara nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol serta nilai pos-test baik kelas eksperimen dan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. b) Uji Homogenitas Hasil perhitungan uji homogenitas menggunakan SPSS 16 dengan taraf kepercayaan 5% menunjukkan bahwa data pos-test kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi secara homogen seperti yang tercantum pada tabel Tabel 4.5. Penentuan data signifikan atau tingkat homogenitas menggunakan kriteria sebagai berikut (Riduwan, 2011): Jika sig ≥ 0.05, maka data signifikan atau bersifat homogen. Jika sig ≤ 0.05, maka data tidak signifikan atau bersifat tidak homogen. Tabel 4.5 Uji Homogenitas Nilai Pre test Kelas Probabilitas Signifikansi Eksperimen 0,283 Kontrol 0,210 Tingkaat Hubungan Homogen Homogen >0,050 Post test Eksperimen 0,066 Homogen Kontrol 0,120 Homogen Dari hasil Tabel 4.5 Hasil uji taraf signifikasi menunjukkan bahwa data pre-test serta pos-test kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 50 Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas data nilai pretest dan pos-test kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing terdistribusi secara normal dan homogen. 1.1.4 Uji Hipotesis Data nilai post-test yang terdistribusi secara normal dan homogen, kemudian dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi (rxy) dan uji t sederhana dengan menggunakan program SPSS 16.0 (Riduwan, 2011). Pengujian hipotesis yang dilakukan antara lain: a. Uji Kolerasi Model Pembelajaran terhadap Akivitas Belajar Siswa Uji kolerasi yang dilakukan yaitu uji kolerasi model pembelajaran Discovery terhadap aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional terhadap aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol. Aktivitas belajar siswa tersebut meliputi aktivitas mengamati, mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan mengkomunikasikan. Data hasil korelasi disajikan pada Tabel 4.6. Penentuan data signifikan atau tingkat korelasi menggunakan kriteria sebagai berikut (Riduwan, 2011): Jika Sig < 0.050, maka data signifikan. Jika Sig > 0.050, maka data tidak signifikan. Kriteria interpretasi korelasi data adalah sebagai berikut: (Riduwan, 2011) : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 51 Interval koefisien Tingkat hubungan 0.80 – 1.000 0.60 – 0.799 Sangat kuat Kuat 0.40 – 0.599 0.20 – 0.399 0.00 – 0.199 Cukup Rendah Sangat rendah Tabel 4.6 Hasil uji kolerasi model pembelajaran Discovery (kelas eksperimen) dan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol) terhadap aktivitas belajar siswa. 1. Eksperimen Kelas Eksperimen No Aktivitas yang diamati rxy 1 Mengamati 0,386 Rendah 0,035 Signifikan 2 Mengidentifikasi 0,374 Rendah 0,042 Signifikan 3 5 Mengklasifikasi Mengkomunikasikan 0,400 0,402 Cukup Cukup 0,029 0,028 Signifikan Signifikan Tingkat Probabilitas Signifikansi Hubungan 2. Kontrol Kelas Kontrol No Aktivitas yang diamati rxy 1 Mengamati 0,294 2 Mengidentifikasi 0,154 3 Mengklasifikasi 0,341 5 Mengkomunikasikan 0,293 Tingkat Probabilitas Signifikansi Hubungan Tidak Rendah 0,114 Signifikan Sangat Tidak 0,415 Rendah Signifikan Tidak Rendah 0,065 Signifikan Tidak Rendah 0,116 Signifikan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 52 Hasil uji korelasi (rxy) menunjukkan adanya hubungan yang bersifat korelasi antara aktivitas belajar siswa dengan hasil atau nilai belajar yang signifikan untuk siswa kelas eksperimen dan tidak signifikan untuk siswa kelas kontrol. 1. Uji Komparasi Uji komparasi dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang digunakan pada uji komparasi yaitu data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kaidah – kaidah dalam uji komparasi ( Ghozali, 2011) sebagai berikut: - Jika nilai α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Sig.(2sided), maka Ho diterima dan Ha ditolak atau menunjukkan ada perbedaan. - Jika nilai α = 0,05 lebih besar dengan nilai Sig.(2-sided), maka Ha diterima dan Ho ditolak atau menunjukkan tidak ada perbedaan. - Jika nilai Sig.(2-sided), maka Ho diterima dan Ha ditolak atau menunjukan ada perbedaan. Hasil uji komparasi tersebut disajikkan pada tabel 4.7. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 53 Tabel 4.7 Hasil uji komparasi terhadap aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. No 1 2 Aktivitas Belajar Siswa Eksperimen Kontrol N Mean 30 30 2,43 2,28 Sig(2tailed) 0,013 0,014 Hasil Signifikan Signifikan Tabel 4.8 hasil uji komparasi diatas dapat dikatakan bahwa nilai posttest kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dengan ditunjukkan hasil signifikansinya yaitu kurang dari 0,05. 4.2 Pembahasan Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya perbedaan data aktivitas antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol (Tabel 4.6). Perbedaan tersebut yaitu pada kelas eksperimen hasilnya signifikan, sedangkan pada kelas kontrol hasilnya tidak signifikan. Perbedaan tersebut terjadi karena pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Discovery, dimana siswa berpartisipasi secara aktif di dalam kegiatan belajarnya, siswa diarahkan sehingga dapat memahami suatu konsep. Selain itu,siswa juga dipandu dengan materi ajar dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang berisi langkah-langkah dan permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. LKS yang dapat melibatkan peran siswa secara aktif untuk melatih dan membiasakan diri dalam meningkatkan aktivitas belajar sehingga siswa memperoleh pemahaman terhadap materi dan hasil belajar yang meningkat. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 54 Aktivitas belajar siswa yang pertama yaitu kemampuan mengamati objek biologi. Kemampuan mengamati dapat merangsang pikiran siswa dalam menganalisis materi. Kemampuan mengamati merupakan kemampuan utama siswa untuk mengumpulkan informasi. Siswa diharapkan memperhatikan objek dengan seksama sehingga mampu mendapatkan informasi (Djamarah, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswakelas eksperimen berada pada persentase yang lebih baik daripada siswa kelas kontrol (Tabel 4.1). Suastra (2013), berpendapat bahwa aktivitas mengamati menjadi keterampilan fundamental yang menjadi dasar utama dari pertumbuhan sains. selain itu, aktivitas mengamati merupakan dasar dari pengembangan aktivitas belajar siswa yang lain, sehingga informasi yang diperoleh dari hasil mengamati akan menuntun siswa ke jenjang aktivitas belajar siswa dasar yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena siswa yang melakukan pengamatan akan menggunakan seluruh alat inderanya untuk mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, sehingga dapat mencari persamaan dan perbedaan dari objek yang sedang diamati. Selain itu, model pembelajaran Discovery yang diterapkan di kelas eksperimen memberikan kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan secara lebih detail dan rinci. Hal ini bertujuan agar siswa tidak hanya belajar dengan cara menghafal tetapi siswa lebih diarahkan untuk membangun dan memahami konsep itu sendiri. Didukung dengan LKS yang mengarah pada kegiatan mengamati objek biologi dapat membantu siswa untuk mengamati, menyebutkan, menjelaskan dan menyampaikan data yang diperoleh kepada PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 55 siswa lain. Berbeda dengan pembelajaran yang diterapkan pada siswa kelas kontrol, LKS yang diberikan hanya dikerjakan siswa hanya sebatas untuk mematuhi perintah guru sehingga aktivitas kemampuan mengamati objek biologi tidak dapat berkembang. Kemampuan yang kedua yaitu kemampuan siswa dalam mengidentifikasi hasil dari pengamatan. Kegiatan mengidentifikasi merupakan kegiatan menarik kesimpulan sementara dari data yang dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak di identifikasi. Oleh karena itu, setelah mengamati objek biologi secara langsung, kegiatan berikutnya yaitu mencatat setiap pengamatan secara terpisah, kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri pegamatan, dan akhirnya siswa membuat kesimpulan. Kemampuan mengidentifikasi hasil pengamatan pada kelas eksperimen berada pada persentase yang lebih baik daripada kelas kontrol (Tabel 4.1). Hal ini dikarenakan pemberian LKS dengan menggunakan model pembelajaran Discovery memberikan kesempatan kepada siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran menggunakan pembelajaran searah yaitu metode ceramah, tanya jawab dan eksperimen. Siswa hanya cenderung mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru tanpa melibatkan siswa secara keseluruhan sehingga aktivitas belajar siswa secara keseluruhan belum berkembang. Pernyataan Ningsihdkk, (2012) yang menyatakan bahwa aktivitas mendeskripsikan yang diawali dengan mengamati suatu permasalahan yang telah disedikaan oleh guru dalam bentuk PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 56 LKS dapat meningkatkan siswa lebih aktif dalam menemukan konsep biologi tersebut. Kemampuan yang ketiga yaitu kemampuan siswa dalam mengklasifikasi. Aktivitas mengklasifikasi pada (Tabel 4.1) menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan ditunjukkan sebaran kategori pencapaian aktivitas mengklasifikasi pada kelas eksperimen berkisaran pada SB, B, dan C, sedangkan kelas kontrol pencapaiannya pada kategori B, C, dan K. Aktivitas mengklasifikasi ini dapat melatih siswa dalam menemukan kosep biologi dan melatih siswa berpikir kritis dalam Ningsih dkk, (2012). Aktivitas ini juga dapat melatih siswa dalam mengklasifikasi suatu permasalahan yang ada didalam LKS dan dapat memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Kemampuan yang terakhir adalah mengkomunikasikan hasil pengamatan. Kemampuan mengkomunikasikan hasil pada kelas eksperimen berada pada presentase yang lebih baik daripada kelas kontrol (Tabel 4.1). Hal ini dikarenakan pada penggunaan model pembelajaran Discovery siswa dilatih untuk tidak ketergantungan pada guru melainkan dapat bertukar fikiran dengan sesama anggota kelompoknya untuk menggali atau menemukan konsep berdasarkan hasil pengamatan. Selain itu, dengan adanya komunikasi yang baik antara guru dan siswa pada kelas ekperimen akan menciptakan suasana yang kondusif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran menggunakan model Discovery memberikan siswa permasalahan yang disajikan dalam LKS. Permasalahan yang disajikan berupa permasalahan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 57 kontekstual berkaitan dengan materi pembelajaran. Permasalahan yang telah dipecahkan tersebut kemudian dipresentasikan dengan siswa lain, sehingga terjadi komunikasi antar siswa menyebabkan kemampuan mengkomunikasikan pada siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontrol hanya menggunakan pembelajaran searah melalui metode ceramah sehingga yang lebih aktif guru. Siswa hanya cenderung mendengarkan penjelasan guru tanpa didorong untuk mengemukakan pendapat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran discovery selain berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa juga berpengaruh dalam hasil belajar siswa.Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan ratarata hasil belajar yang tersaji dalam tabel 4.3 yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal tersebut terjadi karena pada kelas eksperimen yang menggunakkan model pembelajaran discovery yang menekankan siswa untuk aktif dalam memecahkan masalah sampai menemukan konsep dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam memecahkan masalah dapat menyebabkan siswa lebih paham dan berkesan dibandingkan materi yang diberikan secara langsung oleh guru. Kurangnya guru dalam melibatkan siswa dalam memecahkan masalah atau dalam meteri yang sedang dibahas dalam proses pembelajaran berdampak terhadap hasil belajar yang kurang optimal. Proses pembelajaran konvensional yang hanya guru memberi materi kesiswa mengakibatkan siswa sering tidak paham akan materi yang disampaiakan oleh guru dan pembelajaran PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 58 yang berlangsung kurang memebekas dan siswa mudah lupa, sehingga berdampak pada hasil belajar yang kurang optimal pada kelas kontrol. Data hasil uji normalitas dan homogentitas terhadap nilai pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan homogen yang tersaji pada tabel 4.5. Hal ini terlihat dari probabilitas pada kelas eskperimen dan kontrol yang menunjukkan >0,050 yang berarti data pre-test dan post-test normal. Dalam data uji normalitas data sebaran ditunjukkan dari bentuk kurva yang menyerupai bentuk seperti lonceng. Artinya sebaran tersebut merupakan sebaran yang berada disekitar rata-rata nilai kelas yang memiliki frekuensi tinggi. Uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai pre-test dan post-test yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa data tersebut homogen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai yang diperoleh siswa memiliki sebaran yang merata dari interval nilai terendah sampai nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Secara garis besar kelas eksperimen menunjukkan hasil belajar yang lebih baik daripada kelas kontrol sesuai dengan hasil perhitungan. Hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh pemahaman konsep yang baik. Pada kegiatan pembelajaran, siswa secara aktif dilibatkan secara langsung sehingga siswa yang pasif di dalam kelas berusaha aktif sehingga mampu mengembangkan aktivitas belajar siswa. Dengan berkembangnya aktivitas belajar siswa, pembelajaran menjadi aktif dan terjadi interaksi antara guru dan siswa. Kurang berkembangnya aktivitas belajar siswa dikelas kontrol, salah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016 59 satunya diakibatkan karena kurangnya setting atau pengaturan dalam kegiatan pembelajaran yang mengarahkan siswa dalam mengasah berbagai macam aktivitas belajar siswa. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Hasil belajar ditunjukkan dengan perbedaan nilai rata-rata pos-test kelas eksperimen sebesar 67.67 sedangkan pada kelas kontrol 64.12 (Tabel 4.3). Berdasarkan analisis seluruh hasil penelitian yang diperoleh melalui beberapa metode yaitu observasi, angket, wawancara, dan tes menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Discovery pada mata pelajaran IPA materi biologi berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Sumbang. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...,ROSFITA RIYANI, PEND. BIOLOGI FKIP, UMP 2016