(UMK) di Wilayah Kota dan Kabupaten Bogor Ujang

advertisement
Vol.13, No.1, January 2016: 107-121
Faktor-Faktor Penumbuh Usaha Mikro-Kecil (UMK) di Wilayah Kota dan
Kabupaten Bogor
Ujang Sehabudin1
Amiruddin Saleh2
Warcito3
1
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut
Pertanian Bogor
2
Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Institut
Pertanian Bogor
3
Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Institut Pertanian Bogor
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengaji faktor-faktor penumbuh UMK di masyarakat, dengan
kasus UMK di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor, khususnya UMK yang tergabung dalam Pos
Pemberdayaan Keluarga (posdaya). Jumlah responden 100 orang yang tergabung dalam 20
Posdaya, masing-masing 10 Posdaya di Kota Bogor dan 10 Posdaya di Kabupaten Bogor.
Responden masing-masing Posdaya berjumlah 5 orang. Penelitian berlangsung dari bulan Juni –
September 2015. Pendekatan (metode) yang digunakan adalah metode sustainable business, yang
terdiri dari aspek sosial (tingkat pendidikan, akses informasi, motivasi, pengalaman usaha, manfaat
bagi lingkungan), aspek ekonomi (pemilikan asset/permodalan, akses pembiayaan, askses bahan
baku/barang, pemupukan modal, jaringan usaha), dan aspek lingkungan (penanganan limbah,
pemanfaatan libah, perijinan/legalitas usaha, penciptaan wirausaha baru), dengan metode analisis
menggunakan metode skoring dengan bobot yang seragam untuk setiap aspek dan masing-masing
variabel.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penumbuhan usaha
dan bisnis masyarakat adalah faktor sosial, faktor ekonomi, dan faktor lingkungan. Sedangkan
dominasi proses dan pola penumbuhan usaha dan bisnis masyarakat di Posdaya dipengaruhi oleh
faktor warisan atau turunan. Selanjutnya penumbuhan UMK dipengaruhi oleh motivasi, pengalaman
usaha, manfaat bagi masyarakat, pemilikan asset, akses sumber bahan baku, pemupukan modal,
jaringan pemasaran, dan penciptaan wirausaha baru. Dalam rangka pengembangan UMK perlu
dilakukan pendampingan dan pelatihan bagi pelaku usaha UMK dalam mengakses teknologi,
informasi, pasar, dan pembiayaan. Diperlukan upaya untuk meningkatkan motivasi wirausaha di
kalangan keluarga dan masyarakat melalui pendampingan, pelatihan dan pemagangan. Fasilitasi
pemerintah daerah sangat diharapkan untuk melengkapi aspek perijinan/legalitas usaha dalam
meningkatkan dayasaing UMK.
Kata kunci: faktor penumbuh usaha, UMK, Posdaya
107
Faktor-Fator Penembuh … (Ujang S., Amiruddin S, dan Warcito)
1.
PENDAHULUAN
besar dalam misi sosial dengan disiplin,
Pengembangan usaha dan bisnis
inovasi, dan keteguhan seperti yang lazim
masyarakat khususnya usaha mikro-kecil
berlaku
(UMK) bertujuan untuk meningkatkan
kewirausahaan
kesejahteraan dan kemandirian masyarakat
kegiatan: (a) yang tidak bertujuan mencari
dengan cara meningkatkan kemampuan
laba, (b) melakukan bisnis untuk tujuan
pelaku usaha agar mampu memenuhi
sosial, dan (c) campuran dari kedua tujuan
kebutuhannya sendiri maupun kebutuhan
itu, yakni tidak untuk mencari laba, namun
bersama. Proses pengembangan UMK
untuk tujuan sosial.
dilakukan melalui peningkatan kapasitas
UMK
agar
dapat
menggali
potensi
di
dunia
bisnis.
sosial
Kegiatan
dapat
meliputi
Isu penting dalam pengembangan
ekonomi masyarakat adalah melakukan
masyarakat sehingga dapat maju dan
upaya
berkembang secara bersama-sama. Proses
kewirausahaan
tersebut akan berjalan efektif jika terlebih
berkelanjutan bagi para pelaku usaha agar
dahulu dapat diketahui faktor-faktor yang
mampu mengakses pasar, pembiayaan,
dapat mendorong pengembangan UMK.
akses
Faktor yang merupakan kunci atau prioritas
peningkatan manajemen usaha. Tentunya
kemudian diperkuat melalui pembinaan,
kemampuan wirausaha perlu didukung oleh
pelatihan,
kemampuan
yang
teknologi
dan
kemampuan
memadai
informasi
serta
fasilitasi
melibatkan
seluruh
pemasaran dan pengendalian mutu produk
stakeholders terkait, seperti pemerintah
serta manajemen yang terkait dengan proses
daerah, perguruan tinggi maupun dunia
tranformasi pengetahuan dan teknologi
usaha. Pengembangan usaha dan bisnis
(knowledge management). Oleh karena itu,
masyarakat
dengan
wirausaha perlu memiliki kemampuan
pengembangan kewirausahaan sosial (Dees,
dalam mencari dan menangkap peluang
1998), menyatakan bahwa kewirausahaan
usaha
sosial merupakan kombinasi dari semangat
memediasi dan memfasilitasi para pelaku
108
dengan
berkaitan
berproduksi,
dan
dan
lainnya
pedampingan,
pengembangan
sehingga
pengolahan,
diperlukan
upaya
Vol.13, No.1, January 2016: 107-121
usaha
melalui
proses
pendampingan
Penelitian
ini
menggali
dan
konsultasi, fasilitasi dan bimbingan dalam
mengungkapkan faktor-faktor penumbuh
kegiatan usahanya. Disisi lain, model bisnis
usaha khususnya UMK pada anggota
masyarakat
Posdaya di wilayah Kota dan Kabupaten
ini
perlu keberlangsungan
seperti yang dikemukakan oleh Gras,
Bogor.
Mosakowski,
(2011)
hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai
menyatakan bahwa salah satu topik (dari 27
pengembangan UMK (Saleh, A dkk 2014,
topik) penelitian kewirausahaan sosial yang
Muljono dkk 2013, Warcito 2014, Bahtiar,
penting dan menarik. Model bisnis dan
R dkk, 2014, Sadono, D dkk 2013,
bentuk
berpengaruh
Saharuddin dkk 2013, Rahmawati 2012,
terhadap kemampuan perusahaan sosial
Muljono dkk 2010), maka penelitian
untuk tumbuh dan berkembang secara
tersebut penting dilakukan. Hasil penelitian
berkelanjutan.
diharapkan dapat memberikan rekomendasi
dan
organisasi
Kondisi
Lumpkin
sangat
wirausaha
Berdasarkan latar belakang dan
tersebut,
bagi UMK dan pihak terkait seperti
umumnya terjadi pada usaha mikro-kecil
pemerintah daerah, lembaga pembiayaan,
yang
dan perguruan tinggi untuk turut serta
dihadapkan
pada
berbagai
keterbatasan sebagaimana diungkapkan di
berpartisipasi
mengembangkan
UMK
atas, mencakup akses pembiayaan terhadap
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
lembaga keuangan formal, akses pasar, dan
masing-masing.
akses teknologi dan informasi. Di samping
itu, umumnya produk yang dihasilkan
UMK
belum
terstandardisasi,
sangat
variatif, dan belum memiliki aspek legalitas
seperti
perijinan,
sertifikasi
P-IRT,
sehingga daya saing produk relatif rendah
dibandingkan produk manufaktur.
2.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di wilayah
Kota dan Kabupaten Bogor, dengan unit
analisis adalah UMK yang tergabung dalam
Posdaya.
Jumlah responden adalah 100
UMK yang tergabung dalam 20 Posdaya,
masing-masing 10 Posdaya di Kota Bogor
dan 10 Posdaya di Kabupaten Bogor.
109
Faktor-Fator Penembuh … (Ujang S., Amiruddin S, dan Warcito)
Jumlah responden untuk masing-masing
pembiayaan, askses bahan baku/barang,
Posdaya
Penelitian
pemupukan modal, dan jaringan usaha), dan
berlangsung dari bulan Juni – September
aspek lingkungan (penanganan limbah,
2015.
pemanfaatan
adalah
5
orang.
Pendekatan
digunakan
adalah
(metode)
metode
yang
libah,
perijinan/legalitas
sustainable
usaha, penciptaan wirausaha baru). Metode
business, yang mencakup aspek sosial
analisis menggunakan metode skoring
(tingkat
informasi,
dengan bobot yang seragam untuk setiap
motivasi, pengalaman usaha, dan manfaat
aspek dan masing-masing variabel (Tabel
bagi
1).
pendidikan,
lingkungan),
(pemilikan
akses
aspek
ekonomi
asset/permodalan,
akses
Tabel 1. Nilai skoring dan kontribusi masing-masing variabel
Aspek
Variabel
Skora
Frekuensib
1. Pendidikan (S-1)
Sosial (S)
2. Akses informasi (S-2)
3. Motivasi (S-3)
4. Pengalaman usaha (S-4)
5. Manfaat bagi masyarakat (S-5)
Jumlah skor aspek sosial
1. Pemilikan asset usaha/modal (E-1)
Ekonomi (E)
2. Akses pembiayaan (E-2)
3. Akses bahan baku/saprodi (E-3)
3. Pemupukan modal (E-4)
4. Jaringan/akses pasarE(S-5)
Jumlah skor aspek ekonomi
1. Penanganan limbah (L-1)
Lingkungan
2. Pemanfaatan limbah (L-2)
(L)
3. Perijnan/legalitas usaha (L-3)
4. Penciptaan wirausaha baru
Jumlah skor aspek lingkungan
Total Skor Seluruh aspek
Keterangan :
a
Skor : 1=rendah, 2=sedang, 3=tinggi
110
b
c
Frekuensi = jumlah responden
Total skor = skor x frekuensi
Total Skorc
TSS
TSE
TSL
TST
Vol.13, No.1, January 2016: 107-121
TSS=total skor aspek sosial;
TSE= total skor aspek ekonomi;
TSL = total skor aspek lingkungan;
TST = total skor seluruh aspek = TSS
+ TSE + TSL
per
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mayoritas reponden berada pada
kisaran usia 31-50 tahun, usia yang
tergolong produktif, dengan mayoritas
berpendidikan SLTA dan jenis kelamin
perempuan. Responden selain sebagai ibu
rumah tangga, umumnya memiliki usaha
(wirausaha) sehingga sangat membantu
keluarga.
responden
Walaupun
menjadi
mayoritas
anggota
Pos
Pemberdayaan Keluarga (Posdaya), 1-2
Karateristik Responden
perekonomian
keluarga.
Jumlah
tanggungan keluarga mayoritas 3-4 orang
tahun, namun jumlah responden yang
menjadi anggota Posdaya ≥ 5 tahun yaitu
sejak Posdaya dibentuk (2009) cukup besar.
Posdaya bagi responden merupakan wadah
atau
tempat
berkonsultasi
anggota
dan
berkumpul,
berdiskusi
untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan
yang dihadapi oleh anggota termasuk
pelaku usaha.
Karakeristik responden
anggota Posdaya disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Karakeristik responden UMK anggota Posdaya
Karakteristik
1-30
Umur (tahun)
31-50
51-60
≥ 61
SD/MI
SMP/MTs sederajat
Pendidikan
SMA/MA sederajat
Diploma 1,2,3
Strata 1
Perempuan
Jenis Kelamin
Laki-laki
0
Jumlah (orang)
10
63
22
5
24
18
48
2
8
63
37
3
Persentasi (%)
10.00
63.00
22.00
5.00
24.00
18.00
48.00
2.00
8.00
63.00
37.00
3.00
Sumber : diolah (2015)
111
Faktor-Fator Penembuh … (Ujang S., Amiruddin S, dan Warcito)
Jumlah Tanggungan
(orang)
Keanggotaan Posdaya
(tahun)
Pekerjaan utama
1-2
3-4
≥5
38
41
18
38.00
41.00
18.00
1-2
3-4
≥5
Petani
Wirausaha
Karyawan
PNS/TNI/POLRI
Tidak bekerja
Ibu rumah tangga
44
31
25
11
71
1
4
4
9
44.00
31.00
25.00
11.00
71.00
1.00
4.00
4.00
9.00
Mayoritas responden berwirausaha
sosial dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
karena faktor turunan atau melanjukan
akses
usaha orang tua, mecapai 48%, sedangkan
pengalaman usaha dan manfaat bagi
karena factor lainnya adalah lingkungan
masyarakat.
(28%) dan motivasi (24%).
pendidikan, semakin baik akses informasi,
Tingginya
terhadap
informasi,
Semakin
tinggi
semakin
karena
berpengalaman, dan semakin besar manfaat
responden
dalam
kegiatan usaha keluarga.
motivasi,
tingkat
proporsi faktor turunan ini lebih disebabkan
keterlibatan
tinggi
motivasi,
semakin
bagi masyarakat maka keberlanjutan usaha
akan
semakin
terjamin.
Motivasi
merupakan variabel yang kontribusinya
Faktor Penumbuh Usaha
Penumbuhan usaha UMK anggota
paling
tinggi
dalam
aspek
sosial
Posdaya dalam rangka proses kemandirian
penumbuhan usaha, sedangkan terendah
usaha dipengaruhi oleh tiga faktor utama,
adalah tingkat
yaitu faktor sosial, faktor ekonomi dan
terhadap informasi. Kontribusi masing-
faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut
masing variabel sosial disajikan pada Tabel
saling
3.
bersinergi
dan
mendorong
pengembangan usaha masyarakat. Faktor
112
pendidikan dan akses
Vol.13, No.1, January 2016: 107-121
Tabel 3. Nilai skor dan kontribusi masing-masing variabel sosial
Variabel
1. Pendidikan
Skor
Frekuensi
1
2
3
42
48
10
Sub-jumlah
54
22
24
Sub-jumlah
3
11
86
Sub-jumlah
48
20
32
Sub-jumlah
26
61
13
Sub-jumlah
1
2
3
2. Akses terhadap informasi
1
2
3
3. Motivasi
1
2
3
4. Pengalaman Usaha
1
2
3
5. Manfaat bagi masyarakat
Total Skor
Kontribusi (%)
42
96
30
168
54
44
72
170
3
22
258
283
48
40
96
184
26
122
39
187
992
Total
16.94
17.14
28.53
18.55
18.85
100.00
Sumber: Data primer, diolah (2015)
Tingginya
variabel
umumnya jenis usaha yang dilakukan
bahwa
respoden adalah kegiatan perdagangan /
munculnya wirausaha di masyarakat sangat
home industri yang merupakan sektor
ditentukan oleh motivasi atau keinginan
informal sehingga tidak mensyaratkan
kuat dari pelaku yang mau berusaha,
pendidikan
walaupun pengalaman usahanya relatif
memerlukan keterampilan teknis yang
masih
diperoleh melalui pelatihan atau magang.
motivasi
ini
terbatas.
kontribusi
menunjukkan
Tingkat
pendidikan
kontribusinya tergolong terendah dalam
Oleh
formal,
karenanya,
upaya
namun
lebih
meningkatkan
penumbuhan wirausaha, hal ini karena
113
Faktor-Fator Penembuh … (Ujang S., Amiruddin S, dan Warcito)
keterampilan
teknis
UMK
merupakan
prioritas untuk pengembangan UMK.
masyarakat sekitar ini menempati urutan
kedua dari segi kontribusi setelah motivasi.
Akses informasi termasuk informasi
Aspek ekonomi merupakan aspek
pasar dan harga merupakan variabel yang
kedua penumbuh usaha yang mencakup
kontribusinya masih rendah sebagai faktor
variabel pemilikan asset/permodalan usaha,
penumbuh usaha. Hal ini karena secara
akses pembiayaan, akses sumber bahan
umum lingkup kegiatan dan target pasar
baku/saprodi/barang, pemupukan modal
produk UMK responden berada di sekitar
(capital
tempat tinggal atau lingkungan. Namun
usaha/pemasaran. Semakin tersedia dan
demikian dalam rangka pengembangan
atau semakin tinggi akses terhadap kelima
UMK di masa mendatang, fasilitasi akses
variabel tersebut, semakin cepat usaha
informasi ini perlu digalakkan terutama
dapat tumbuh. Variabel yang kontribusinya
untuk kepentingan informasi pasar dan
tertinggi
harga, baik harga sarana produksi maupun
aset/pemodalan.
harga produk atau jasa yang dihasilkan. Di
variabel ini menunjukkan bahwa UMK
samping itu, informasi juga dapat berperan
memerlukan permodalan atau asset yang
dalam pengembangan jaringan usaha.
cukup memadai pada awal mulai usaha,
Kegiatan usaha yang dilakukan
responden
memberikan
manfaat
bagi
tanpa
formation),
dan
adalah
pemilikkan
Tingginya
permodalan
melakukan
jaringan
usaha.
awal
kontribusi
akan
Kontribusi
sulit
masing-
masyarakat sekitar, antara lain penyerapan
masing variabel dalam aspek ekonomi
tenaga
disajikan pada Tabel 4.
kerja
dan
pemanfaatan
sumberdaya/sarana produksi atau bahan
baku lokal.
Manfaat lainnya adalah
mendorong munculnya wirausaha baru,
baik
di
lingkungan
masyarakat.
114
Manfaat
keluaga
usaha
maupun
bagi
Vol.13, No.1, January 2016: 107-121
Tabel 4. Nilai skoring dan kontribusi masing-masing variabel ekonomi
Variabel
Skor
Frekuensi
Total Skor
1
2
3
1. Pemilikan asset/permodalan
usaha
2. Akses pembiayaan
3. Akses sumber bahan
baku/sarana produsi/barang
4. Pemupukan modal (capital
formation)
5. Jaringan pemasaran produk/jasa
11
35
54
Sub-jumlah
1
43
2
51
3
6
Sub-jumlah
1
26
2
30
3
44
Sub-jumlah
1
22
2
18
3
60
Sub-jumlah
1
49
2
11
3
40
Sub-jumlah
Kontribusi (%)
11
70
162
243
43
102
18
162
26
60
132
218
22
36
180
238
49
22
120
191
1052
Total
23.10
15.40
20.72
22.62
18.16
100.00
Sumber: Data primer, diolah (2015)
Variabel
yang
pembiayaan
akses
responden,
hanya
pembiayaan, menunjukkan bahwa pelaku
mengakses
pembiayaan
dari
UMK umumnya menghadapi kendala akses
perbankan,
yaitu
BJB,
terhadap
sektor
Danamon dan BMT atau 17,5% dari jumlah
perbankan, karena terbatasnya atau tidak
responden yang mendapatkan pinjaman.
adanya jaminan (agunan) sebagai salah satu
Sumber pinjaman mayoritas yang dapat
persyaratan
diakses responden adalah Koperasi Posdaya
kontribusinya
ekonomi
terendah
pembiayaan
utama
adalah
terutama
memperoleh
perbankan.
11%
BRI,
Dari
total
yang
telah
lembaga
BTPN,
115
Faktor-Fator Penembuh … (Ujang S., Amiruddin S, dan Warcito)
Indonesia (KPI) yang mencapai 68% dari
umumnya dicirikan dengan keragaman
jumlah responden yang dapat mengakses
kualitas dengan jaminan kesehatan atau
pinjaman (Tabel 5).
keamanan pangan yang masih rendah. Di
Oleh karena itu, peningkatan akses
samping itu seringkali unit cost produk
pembiayaan yang mudah dan murah mutlak
UMK lebih tinggi sehingga sulit bersaing
disiapkan pemerintah untuk mendorong
dengan
pengembangan sektor UMK di masa
menyebabkan
mendatang, misalnya melalui penyediaan
menembus
kredit bersubsidi atau kredit tanpa agunan.
tradisional sekalipun.
Jika tidak difasilitasi pemerintah, maka
upaya kemitraan dengan pihak lain melalui
akselerasi pengembangan sektor UMK akan
fasilitasi pemerintah sangat diperlukan
sulit terwujud.
untuk membuka jaringan pasar sehingga
Variabel ekonomi lainnya yang
kontribusinya cukup rendah adalah jaringan
pemasaran (akses pasar).
produk
manufaktur.
produk
pasar,
Hal
UMK
termasuk
dihasilkan manufaktur.
Pembiayaan Usaha
Sumber pembiayaan usaha (%)
2
Lembaga sumber pembiayaan
(%)
3
Besar pinjaman (Rp juta)
Sumber: data primer, diolah (2015)
116
pasar
dapat bersaing dengan produk sejenis yang
Produk UMK
1
sulit
Oleh karena itu,
Tabel 5. Sumber pembiayaan usaha responden
No
ini
Modal sendiri
Pinjaman
Bank
Bantuan program
Keluarga
KPI
Koperasi lainnya
Bank
Bantuan/kredit program
KPI
Keluarga
Koperasi lainnya
Jumlah
53
47
17,5
4,8
1,6
66,7
9,5
2,5 – 200
25 - 200
0,25 - 20
1
0,25 - 15
Vol.13, No.1, January 2016: 107-121
Terhadap
usaha,
pinjaman
jumlah
pembiayaan
responden
yang
dibenahi, walaupun mayoritas responden
menyatakan
mengungkapkan bahwa jumlah realisasi
besarnya
pinjaman
administrasi
lebih
rendah
dari
cukup
bunga
baik.
Mengenai
dan
persyaratan
pinjaman,
mayoritas
pengajuan/kebutuhan, persentasi mencapai
responden
menyatakan
cukup
17%. Demikian pula halnya dengan jangka
ringan.
waktu pinjaman dan lamanya proses
pinjaman disajikan pada Tabel 6.
bahkan
Persepsi responden terhadap
pengajuan sampai realisasi masih perlu
Tabel 6. Persepsi responden terhadap pinjaman
Aspek Pinjaman
Kesesuaian Pinjaman
Tanggapan terhadap bunga/jasa
Tanggapan terhadap Jangka waktu
Tanggapan persyaratan
Tanggapan lama pengajuan
Persentasi
(%)
Penilaian
Lebih rendah dari
pengajuan
Sesuai dgn pengajuan
Berat
Cukup
Ringan
Singkat
Cukup
Lama
Berat
Cukup
Ringan
Lambat
Cukup
Singkat
29.31
70.69
3.45
24.14
72.41
17.24
60.34
22.41
1.72
17.24
81.03
12.07
22.41
65.52
Sumber: data primer, diolah (2015)
Faktor penumbuh usaha berikutnya
dan penciptaan wirausaha baru. Aspek
adalah faktor lingkungan yang mencakup
lingkungan
saat
ini
merupakan
penanganan limbah, pemanfaatan limbah,
pertimbangan
khusus
pemenuhan aspek legalitas usaha/perijinan,
rangka perdagangan produk antar negara.
terutama
dalam
117
Faktor-Fator Penembuh … (Ujang S., Amiruddin S, dan Warcito)
Slogan produk ramah lingkungan atau
pasar ekspor, seperti CPO untuk memasuki
environmental friendly merupakan salah
pasar Uni Eropa. Kontribusi masing-masing
satu syarat suatu produk untuk memasuki
variabel lingkungan disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Nilai skor dan kontribusi masing-masing variabel lingkungan
Variabel
Skor
1. Penanganan limbah produksi
Frekuensi Total Skor
1
2
3
1
2
3
2. Pemanfaatan limbah
1
2
3
3. Perijinan/legalitas usaha
4. Penumbuhan wirausaha baru
1
2
3
67
14
19
Sub-jumlah
74
13
13
Sub-jumlah
86
14
0
Sub-jumlah
44
25
31
Sub-jumlah
Kontribusi (%)
67
28
57
152
74
26
39
139
86
28
0
114
44
50
93
187
592
Total
25.68
23.48
19.26
31.59
100.00
Sumber: Data primer, diolah (2015)
Variabel penumbuhan wirausaha
baru
merupakan
kontribusinya
pengembangan
Dengan
UMK
di
demikian,
masyarakat
memerlukan trigger terutama dari pelaku
lingkungan dibandingkan variabel lainnya.
usaha yang sudah berjalan yang ada di
Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan
sekitarnya. Jika terdapat pelaku usaha yang
UMK
tumbuhnya
sukses, maka akan ditiru oleh orang lain di
wirausaha baru di lingkungan keluarga atau
sekitarnya. Kondisi ini dapat dimanfaatkan
sekitar
dengan
118
tempat
dalam
yang
berada.
aspek
dapat
terbesar
variabel
tersebut
mendorong
tinggal
dimana
usaha
baik
untuk
menumbuhkan
Vol.13, No.1, January 2016: 107-121
wirausaha baru melalui pemanfaatan atau
pemasaran terutama jika produk dipasarkan
fasilitasi pelaku usaha yang ada yang sudah
di pasar modern bahkan pasar ekspor.
terlebih
dahulu
berjalan
melalui
4.
pendampingan atau magang.
Sementara
itu,
perijinan
Kesimpulan
usaha
Faktor-faktor yang mempengaruhi
merupakan variabel yang kontribusinya
paling rendah. Hal ini dapat dipahami
mengingat
sektor
UMK
umumnya
merupakan usaha informal yang umumnya
merupakan
usaha
keluarga,
sehingga
perijinan belum sepenuhnya dipahami dan
dilakukan, bahkan mayoritas tidak memiliki
ijin, kalaupun ada, hanya sebatas ijin
domisili dari desa atau kelurahan. Pelaku
usaha UMK selain menganggap belum
KESIMPULAN DAN SARAN
penumbuhan usaha UMK adalah faktor
sosial,
faktor
ekonomi,
dan
faktor
lingkungan. Motivasi merupakan variabel
yang
kontribusinya
tertinggi
terhadap
penumbuhan usaha untuk aspek sosial
sedangkan
variabel
pemilikan
asset/permodalan untuk aspek ekonomi,
dan variabel penumbuhan wirausaha baru
untuk aspek lingkungan.
memerlukan ijin, juga masih beranggapan
Saran
bahwa proses pengurusan perijinan seperti
Perlunya
upaya
meningkatkan
SIUP, TDP, PIRT dan sertifikat halal,
motivasi wirausaha di kalangan keluarga
memerlukan waktu dan biaya yang tidak
dan
murah. Oleh karena itu, pemerintah daerah
pendampingan dan pemagangan dengan
melalui
melibatkan
SKPD
terkait
seperti
Dinas
masyarakat
melalui
wirausaha
pelatihan,
yang
ada
di
Perdagangan, Dinas Perindustrian dapat
sekitarnya. Demikian pula halnya untuk
memfasilitasi proses perijinan sektor UMK
meningkatkan
tersebut.
diperlukan fasilitasi pemerintah daerah
Di samping itu, perlu adanya
permodalan
UKM,
sosialisasi pentingnya perijinan dalam
untuk
rangka penjaminan kualitas produk dan
terhadsap lembaga keuangan melalui kredit.
kemudahan
akses
pembiayaan
Demikian juga halnya dengan fasilitasi
119
Faktor-Fator Penembuh … (Ujang S., Amiruddin S, dan Warcito)
pemerintah
daerah
untuk
kemudahan
perijinan usaha perlu ditingkatkan.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan
untuk meningkatkan kapasitas pelaku UKM
di bidang penanganan dan pengolahan
limbah, peningkatan kemampuan teknis
produksi dan manajemen usaha, serta akses
pembiayaan dan akses informasi yang lebih
komprehensif.
120
Vol.13, No.1, January 2016: 107-121
Daftar Pustaka
Bahtiar, R dan Warcito. 2014. Peran Tabungan dan Kredit Pundi Sejahtera bagi Keluarga
Pra Sejahtera. Prosiding Seminar Nasional Universitas Trilogi, Jakarta.
Dees, G.J. 1998. The meaning of social Entreprenership, Paper, Stanford: Kauffman Center
for Entrepreneurial Leadership, Stanford University.
Gras, Mosakowski, Lumpkin. 2011. Gaining Insights from Future Research Topics in
Social Entrepreneurship: A Content-Analytic Approach, Emerald Group Publishing
Limited, pp.25–50
Muljono P, Burhanuddin, R.Virianita. 2013. Pemetaan Perkembangan Posdaya Untuk
Meningkatkan Kualitas Program Pemberdayaan Masyarakat. Laporan Penelitian.
Kerjasama Dikti dan IPB. Bogor
Muljono P, Clara M. Kusharto, N. Rochimawati. 2010. Pengembangan Pos Pemberdayaan
Keluarga (Posdaya): Upaya Pemberdayaan Masyarakat Lingkar Kampus. Laporan
Penelitian Strategis Aplikasi. Kerjasama Dikti dan IPB. Bogor.
Sadono, D, Saharudddin, Yusalina. 2013. Hubungan Pola Pendampingan Dengan
Kepuasan Masyarakat terhadap Program Posdaya. Laporan Penelitian. Kerjasama
Dikti dan IPB. Bogor
Saharuddin, D. Sadono, R. Virianita. 2013. Respon Masyarakat terhadap Forum
Pemberdayaan Masyarakat dengan Model Posdaya. Laporan Penelitian. Kerjasama
Dikti dan IPB. Bogor
Saleh, A. Rokhani, R.Bahtiar. 2014. Pengembangan Modal Sosial dan Kewirausahaan
melalui Posdaya. Laporan Penelitian. Kerjasama Dikti dan IPB. Bogor
Warcito. 2014. Analisis Strategi Pengembangan Program Pos Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya) Di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Jurnal Manajemen Universitas IBN
Khaldun, Bogor. Vol 5 No.2/2014.
121
Download